KATA PENGANTAR. Semoga dokumen dapat bermanfaat secara internal bagi Dinas maupun semua pihak yang berkepentingan (stake holders).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Semoga dokumen dapat bermanfaat secara internal bagi Dinas maupun semua pihak yang berkepentingan (stake holders)."

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun ini. Telah tersusunnya dokumen Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar Tahun menjadi pedoman utama pembangunan di Kota Blitar selama kurun waktu 5 tahun mendatang. Dalam Perubahan RENSTRA ini dinyatakan Tujuan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang akan menjadi fokus pencapaian pembangunan pertanian, perikanan dan peternakan di Kota Blitar selama kurun waktu lima tahun kedepan. Dokumen ini diharapkan mampu menjadi pedoman yang kuat bagi pelaksanaan program dan kegiatan agar tetap berada di koridor pembangunan daerah yang telah ditetapkan. Semoga dokumen dapat bermanfaat secara internal bagi Dinas maupun semua pihak yang berkepentingan (stake holders). Blitar, 5 Juli 2017 KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN KOTA BLITAR Ir. RODIYAH Pembina Utama Muda NIP DINAS PERTANIAN DAERAH KOTA BLITAR

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud & Tujuan Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Sumber Daya Organisasi Sumber Daya Manusia Sarana Prasarana Kinerja Pelayanan OPD Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan 33 Fungsi Pelayanan SKPD Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah 34 dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Telaan Renstra Kementrian dan Lembaga Terkait Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian 49 Lingkungan Hidup Strategis Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Strategi dan Kebijakan BAB V BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA BLITAR BAB VII PENUTUP Lampiran : 1. Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun Tabel 5.2. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun Tabel 5.3. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun Matriks Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun DINAS PERTANIAN DAERAH KOTA BLITAR

4 BAB I. PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan utama pembangunan daerah yaitu mewujudkan kemajuan dan peningkatan kemakmuran masyarakat secara bertahap, berkelanjutan dan berkeadilan. Tugas dan fungsi strategis ini hanya dapat terwujud jika proses pembangunan dilakukan dengan perencanaan yang transparan, responsive, terukur, komprehensif dan akuntabel melalui tahapan yang jelas dengan mempertimbangkan seluruh aspek pembangunan yang terkait dan potensi yang dimiliki Kota Blitar. Perencanaan juga disusun dengan memperhatikan keselarasan dan kesinambungan antara rencana Dokumen perencanaan pembangunan menengah daerah terdiri dari Rencana Pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan dokumen Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD). Penyusunan dokumen RPJMD dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sedangkan penyusunan Renstra PD disusun oleh Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannnya. Perangkat Daerah merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi misi organisasi. Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku bahwa setiap Perangkat Daerah perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) PD sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah. Renstra PD disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah serta berpedoman pada RPJM daerah dan bersifat indikatif. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Blitar Tahun telah disahkan sebagai pedoman utama arah pembangunan jangka panjang Kota Blitar. Untuk menjadikan pelaksanaan pembangunan tersebut lebih sistematis, efektif dan terfokus maka dibutuhkan perencanaan jangka menengah yang dituangkan dalam dokumen Rencana Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 1

5 Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang kemudian dijabarkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) masing-masing OPD. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah di Kota Blitar berkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra). Rencana strategis disusun sebagai langkah awal untuk melaksanakan RPJM Kota Blitar, yang dalam penyusunannya dilakukan analisis lingkungan baik internal maupun eksternal dengan memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan (threats). Rencana strategis dimaksudkan untuk mengembangkan strategi secara efektif dan efisien demi terciptanya landasan bagi pengambilan keputusan dalam menghadapi kondisi yang terus berubah. Rencana strategis memuat tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian sesuai dengan Peraturan Walikota Blitar Nomor 71 Tahun 2016 dan berpedoman kepada RPJMD, serta bersifat indikatif. RENSTRA Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tahun disusun untuk menjadi pedoman arah pembangunan bidang pangan, perikanan dan pertanian serta merupakan gambaran wujud pelayanan yang diberikan hingga 5 (lima) tahun mendatang. Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian di susun dengan mempertimbangkan berbagai aspek strategis, yaitu sumber daya yang dimiliki, proyeksi kebutuhan dan tantangan bidang pangan, perikanan dan pertanian selama lima tahun ke depan. Penyusunan RENSTRA ini dilakukan secara partisipatif dengan memperhatikan masukan-masukan dari stake holders bidang pertanian. Selain itu, dalam penyusunan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian juga dilaksanakan review terhadap RPJMD, Renstra Provinsi dan Renstra Kementerian Pertanian dan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan guna keserasian keterpaduan,sinkronisasi dan integrasi pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, lebih lanjut dalam pelaksanaannya Renstra Dinas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 1

6 Ketahanan Pangan dan Pertanian dijabarkan dalam Rencana Kerja (RENJA) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang merupakan perencanaan pembangunan tahunan. Hubungan antara Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun dengan dokumen perencanaan lainnya ditunjukkan oleh gambar sebagaimana yang tertera dibawah ini : Gambar.1.1. Hubungan antar Dokumen Perencanaan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan RKP Pedoman Nasional. Nasional Diacu Diperhatikan Diserasikan mell. Musrenbang RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan RKP Pedoman Daerah Daerah Daerah Pedoman Diacu RENSTRA Pedoman RENJA SKPD SKPD 1.2. Landasan Hukum Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 2

7 Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar didasarkan pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003, nomor 47,(tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4287). b. Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 104, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421 ). c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. d. Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 ).rah e. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. f. Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah g. Peraturan pemerintah No 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah. k. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah. l. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan nomor 21 tahun m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 3

8 tentang tahapan tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 08 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD). o. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 03 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah provinsi Jawa Timur tahun p. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 05 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur tahun q. Peraturan Daerah Kota Blitar nomor 12 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Blitar tahun r. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 02 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Blitar Tahun s. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 04 tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah. t. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 6. tahun 2017 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 2 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar tahun u. Peraturan Walikota Blitar Nomor 71 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar. v. Peraturan Walikota Blitar Nomor 31 Tahun 2017 Tentang Perubahan Peraturan Walikota Blitar Nomor 81 Tahun 2016 Tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Kota Blitar Maksud dan Tujuan a. Maksud Maksud disusunnya Rencana Strategis ini adalah untuk dijadikan pedoman pelaksanaan kinerja dalam penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar pada Tahun Anggaran b. Tujuan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 4

9 Tujuan penyusunan Rencana Strategis Tahun ini adalah : - Memberikan gambaran tentang arah kebijakan pembangunan bidang pangan, perikanan dan pertanian di Kota Blitar selama periode Tahun Sebagai pedoman penyusunan program dan kegiatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar selama Tahun Anggaran Sebagai instrumen penilaian kinerja dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan RENSTRA. BAB II. GAMBARAN PELAYANAN OPD Berisi uraian tentang tugas, fungsi, struktur organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar. BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Mengemukakan identifikasi permasalahan yang dihadapi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dalam menjalankan tugas pokok fungsinya disertai telaah visi misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, RENSTRA Lembaga vertikal, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Blitar serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk menentukan isu-isu strategis bidang pangan, perikanan dan pertanian. BAB IV. TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 5

10 Memuat tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian untuk kurun waktu pembangunan pertanian 5 tahun ke depan. BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Menguraikan rencana program dan kegiatan selama 5 tahun ke depan, disertai penjabaran indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif per tahun. BAB VI. INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Menunjukkan keterkaitan antara indikator kinerja RENSTRA Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dengan tujuan dan sasaran RPJMD Kota Blitar BAB VII. PENUTUP Menguraikan kesimpulan dan kaidah pelaksanaan RENSTRA OPD. BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 6

11 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi OPD Tugas pokok Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar berdasarkan Peraturan Walikota Blitar Nomor 71 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Ketahanan Pangan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian : a. Perumusan kebijakan teknis urusan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan berdasarkan peraturan perundang-undangan b. Pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang ketahana pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan d. Pelaksanaan administrasi dinas di bidang ketahanan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan e. Pengkajian pemberian izin serta pencabutan izin bidang ketahanan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan f. Pelaksanaan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) g. Peremajaan data dalam bidang ketahanan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan untuk tingkat kota h. Koordinasi penyediaan infrasertuktur dan pendukung di bidang ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan i. Pengembangan sarana prasarana pertanian j. Pengawasan mutu, peredaran dan pengendalian penyediaan benih tanaman, benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak k. Pembinaan produksi di bidang pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 7

12 l. Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit tanaman dan penyakit hewan m. Pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian n. Pelaksanaan penyuluhan pertanian o. Pelaksanaan pengendalian, pengawasan dan pembinaan di bidang administrasi kepegawaian, kearsipan, ketatalaksanaan, katatausahaan, pengelolaan anggaran, perlengkapan, kehumasan p. Pelaksanaan pengembangan kemapuan organisasi meliputi pembinaan personil, administrasi umum, ketatalaksanaan dan sarana prasarana kerja q. Penyenggaraan keamanan, kebersihan dan kenyamanan bekerja di lingkungan kantor r. Penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayana Publik (SPP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) s. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) t. Pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodic yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pelayanan u. Pengelolaan pengaduan masyarakat v. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian secara berkala melalui sub domain website Pemerintah Daerah w. Pelaksanaan evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian x. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh wali kota terkait dengan tugas dan fungsinya Kewenangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian : a. Penetapan visi, misis, tujuan dan sasaran perumusan kebijakan teknis, penyusunan program, pengendalian, pembinaan dan pengawasan di bidang ketahanan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 8

13 b. Perencanaan operasional program ketahanan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan; c. Sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional bidang ketahanan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan, di tingkat kota; d. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana bidang ketahanan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan. Susunan Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian terdiri dari: a. Kepala Dinas b. Sekretariat membawahi : 1) Sub Bagian Program dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Umum. Keuangan dan Penatausahaan Barang. c. Bidang Ketahanan Pangan dan Perikanan, membawahi : 1) Seksi Budidaya Perikanan ; 2) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan 3) Seksi Ketahanan Pangan; d. Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Penyuluhan, membawahi : 1) Seksi Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian; 3) Seksi Penyuluhan; e. Bidang Peternakan, membawahi : 1) Seksi Produksi Peternakan ; 2) Seksi Kesehatan Hewan; 3) Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner. f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; g. Kelompok Jabatan Fungsional. Fungsi Sekretariat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian : a. Pengkoordinasian perumusan kebijakan teknis berdasarkan peraturan perundang undangan dan kebijakan kepala dinas b. Pengkoordinasian dan penyiapan bahan penyusunan perencanaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 9

14 dan program kerja unit kerja secara terpadu; c. Pengkoordinasian dan fasilitasi kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi bidang bidang dilingkungan dinas; d. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dan penyusunan program / kegiatan sekretariat; e. Pengkooordinasian dan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA) dan penyusunan Kinerja Tahunan (RKT); f. Pengkoordinasian dan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) g. Pengkoordinasian penyusunan dan pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA); h. Fasilitasi penyusunan Penetapakn Kineja (PK); i. Pengkoordinasian dan fasilitasi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD); j. Pengkoordinasian internal dan eksternal serta pembinaan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana organisasi dinas; k. Pengkoordinasian dan fasilitasi pengelolaan urusan rumah tangga dan tata usaha Dinas; l. Pengkoordinasian dan fasilitasi administrasi perjalanan dinas, tugas tugas keprotokolan dan kehumasan; m. Pengkoordinasian dan fasilitasi pengelolaan administrasi perlengkapan, sarana prasarana, keamanan kantor dan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; n. Fasilitasi pelaksanaan pembelian / pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; o. Fasilitasi pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; p. Fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah di lingkungan dinas; q. Pengkoordinasian pengusulan penataan organisasi, tata laksana dan produk hukum lainnya; r. Penyelenggaraan, pembinaan dan pengendalian pelayanan administrasi umum, kepegawaian, kearsipan dan penataausahaan keuangan; s. Fasilitasi pelaksanaan verifikasi Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 10

15 keuangan; t. Pengkoordinasian penyusunan tindak lanjut hasil pemeriksaan; u. Fasilitasi dan kooordinasi penyusunan Standar Operasional Proseur (SOP) masing masing bidang dan Standar Pelayanan Publik (SPP); v. Fasilitasi pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP); w. Fasilitasi pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang berrtujuan untuk memperbaiki kualitas pelayanan; x. Fasilitasi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD); y. Pengkoordinasian dan fasilitasi pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang ketahanan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan; z. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan bidang ketahanan pangan, bidang pertanian serta bidang kelautan dan perikanan secara berkala melalui sub domain website Pemerintah Daerah; aa. Penyelenggaraan dan pengkoordinasian pelaksanaan pelayanan informasi dan publikasi; bb. Pengkoordinasian penyusunan pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporna kinerja Dinas; cc. Pelaksanaan tugas kedinasan yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Ketahanan Pangan dan Perikanan menjalankan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan panagan dan perikanan berdasarkan peraturan perundang undangan dan kebijakan kepala dinas; b. Penyusunan proogram / kegiatan di bidang ketahanan pangandan perikanan ; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 11

16 c. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang ketersediaan pangan, distribusi pangan dan kerawanan pangan; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang ketersediaan panagn, distibusi pannagn dan kerawanan pangan; e. Penyiapan koodinasi penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan lainnya dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan; f. Melakukan penyiapan data dan informasi untuk penghitungan pola pangan harapan (PPH) ketersediaan pangan; g. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang konsumsi pangan, promosi, penganekaragaman konsumsi pangan, dan pengembangan pangan lokal; h. Melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawasan keamanan pangan dan kerja sama dan nformasi keamanan pangan; i. Peremajaan data dalam sistem informasi bidang perikanan untuk tingkat kota; j. Perumusan bahan, pelaksanaan bimbingan teknis budidaya, produksi, olahan dan pemasaran hasil perikanan; k. Pelaksanaan bimbingan teknis dan pengawasan kegiatan pencegahan, perlindungan, pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit ikan; l. Pelaksanaan bimbingan teknis pengolahan dan pemasaran haasil perikanan; m. Identifikasi dan inventarisasi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana perikanan; n. Pengkoordinasian, pelaksanaan fasilitasi dan pengembangan kegiatan perikanan; o. Pelaksanaan sosialisasi dan implementasi bidang periakanan; p. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan pelayanan bidang ketahanan pangan dan perikanan; q. Perencanaan, pengolahan, pendataan bidangan ketahanan pangan dan perikanan; r. Pembinaan, pengendalian dan pelaporan kinerja bidang ketahanan pangan dan perikanan; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 12

17 s. Pelaksanaan koordinasi kerjasama dengan lembaga dan instansi lain dibidang ketahanan pangan dan perikanan; t. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Penyuluhan menjalankan fungsi : a. penyusunan program / kegiatan di bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura b. perumusan bahan program dan kebijakan teknis di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan ; c. penyusunan pedoman teknis dan pelaksanaan bimbingan teknis produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan; d. pemantauan, pengawasan dan evaluasi penyediaan sarana dan prasarana pertanian; e. pelaksanaan bimbingan teknis pengendalian hama dan penyakit tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan; f. pelaksanaan bimbingan teknis dan pengembangan inovasi penanganan pasca panen dan pengolahan hasil produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan; g. pembinaan pemasaran hasil produksi dan produk olahan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan; h. pengkoordinasian dan penyelenggaraan pelayanan bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura; i. perencanaan, pengolahan, pendataan Tanaman Pangan dan Hortikultura ; j. pembinaan, pengendalian dan pelaporan kinerja bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura; k. pelaksanaan koordinasi kerjasamadengan lembaga dan instansi lain dibidang Tanaman Pangan dan Hortikultura; l. pelaksanaantugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidangnya. Bidang Peternakan menjalankan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang peternakan berdasarkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 13

18 peraturan perundang undangan dan kebijakan kepala dinas; b. Penyusunan dan pelaksanaan program / kegiatan di bidang peternakan; c. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana bidang peternakan; d. Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi bidang peternakan sesuai kewenangannya; e. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan benih/bibit ternak, pakan ternak, dan benih/bibit hijauan pakan ternak; f. Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi ternak; g. Pengendalian penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; h. Pengawasan peredarandan penggunaa serta sertifikat benih/bibit ternak, pakan, hijauan pakanternak dan obat hewan; i. Pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan, dan produk hewan; j. Pelaskanaan sertifikasi persyaratan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan; k. Pemberian izin / rekomendasi di bidang peternaka, kesehatan hewan kesehatan masyarakat veteriner; l. Pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang peternakan; m. Pembinaan, pengendalian dan pelaporan kinerja di Bidang Peternakan; n. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan peraturan perundangan Sumber Daya Perangkat Daerah Sumber Daya Organisasi Kinerja suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh dukungan sumber daya yang dimilikinya. Pelaksanaan kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar didukung dengan keberadaan SDM dan Sarana dan Prasarana yang memadai. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 14

19 Sumber Daya Manusia Berdasarkan data kepegawaian per Januari 2016 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar didukung keberadaan 52 orang PNS Daerah dengan rincian sebagai berikut : Tabel 2.1. Data Pegawai Menurut Golongan No. Golongan Jumlah Pegawai (orang) 1 IV 9 2 III 30 3 II 10 4 I 3 JUMLAH 52 Tabel 2.2. Data Pegawai Menurut Jabatan No. Jabatan Jumlah Pegawai (orang) 1 Jabatan Struktural 20 2 Jabatan Fungsional 15 Umum (Staf) 3 Jabat Funsional Khusus 17 JUMLAH 52 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 15

20 Tabel 2.3. Data Pegawai Menurut Pendidikan No. Pendidikan Jumlah Pegawai (orang) 1 Pasca Sarjana (S-2) 1 2 Kedokteran Hewan 3 3 Sarjana (S-1) 27 4 D-III 1 5 D-II - 6 D-I - 7 SLTA 16 8 SLTP 1 9 SD 3 JUMLAH 52 Tabel 2.4. Data Pegawai Menurut Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Pegawai (orang) 1 Laki-laki 34 2 Perempuan 18 JUMLAH 52 Sedangkan struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar digambarkan sebagai berikut : Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 16

21 KLP. JABATAN FUNGSIONAL Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 17

22 2.2.3.Sarana dan Prasarana Selain kualitas dan kuantitas SDM yang memadai, ketersediaan sarana dan prasarana juga sangat menunjang kinerja organisasi. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar memiliki beberapa aset tanah dan bangunan yang didukung sarana penunjang agribisnis yang cukup memadai. Jumlah aset tanah dan bangunan yang dikuasai sampai dengan awal tahun 2016 disajikan Tabel 2.5 berikut. Tabel 2.5. Data Aset Tanah & Gedung Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian No. Jenis Aset Jumlah 1 Tanah di Lokasi BBI Rembang & Kebun Produksi m 2 Hortikultura 2 Tanah di Lokasi PIAIH 3.881m 2 3 Tanah di Lokasi BPP Sananwetan 1.454m 2 4 Bangunan Gedung Kantor Dinas Pertanian 1 unit 5 Bangunan Gedung Kantor UPTD BBI & PIAIH 2 unit 6 Bangunan Gedung Kantor Kebun Bibit 1 unit Hortikultura 7 Bangunan Gedung Kantor BPP 3 unit 8 Bangunan Gedung Aula BPP 1 unit 9 Bangunan Gedung RPH 1 unit 10 Bangunan Gedung Laboratorium Kesehatan Ikan 1 unit 11 Bangunan Gedung Outlet produk ikan 1 unit 12 Bangunan Gedung Kios Ikan Hias 14 unit 13 Bangunan Gedung Mushola 1 unit 14 Bangunan Kolam Permanen 12 unit 15 Bangunan Kolam Semi Permanen 6 unit 16 Bangunan Kolam Filter 4 unit 17 Bangunan Greenhouse 2 unit 18 Bangunan Tempat Pengolahan Pupuk Organik 1 unit 19 Bangunan Gazebo 2 unit Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 18

23 20 Bangunan Tempat Penimbangan Ternak 1 unit 21 Bangunan Kandang Karantina Ternak 1 unit 22 Bangunan Tempat Penyembelihan Darurat 1 unit 23 Bangunan Instalasi Pengelolaan Limbah Cair 1 unit RPH 24 Bangunan Rumah Pemotongan Hewan Unggas 1 unit (RPHU) 2.3. Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar selama tahun berpedoman pada RENSTRA Tahun Sebagian besar target yang ditetapkan dalam RENSTRA Distankannak Tahun dapat tercapai dengan baik. Target dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Ketahanan Pangan tercapai dengan cukup baik. Pada Indikator ketersediaan energi dan protein per kapita, dari nilai target Nasional 90%, terealisasi capaian Kota Blitar Tahun 2015 sebesar %. Indikator penguatan cadangan pangan, dari nilai target Nasional 60%, terealisasi capaian Kota Blitar Tahun 2015 sebesar 100%. Indikator ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di Daerah, dari nilai target Nasional 90%, terealisasi capaian Kota Blitar Tahun 2015 sebesar 81,79%. Indikator stabilitas harga dan pasokan pangan, nilai target Nasional 90%, terealisasi capaian Kota Blitar Tahun 2015 sebesar 100%. Indikator skor pola pangan harapan (PPH), dari nilai target Nasional 90%, realisasi capaian Kota Blitar Tahun 2015 sebesar 80.48%. Indikator pengawasan dan pembinaan keamanan pangan, dari nilai target Nasional 80%, terealisasi capaian Kota Blitar Tahun 2015 sebesar 100%. Akan tetapi pada indikator penanganan daerah rawan pangan, nilai target Nasional 60%, realisasi capaian Kota Blitar Tahun 2015 sebesar 0%. Hasil pemantauan kondisi pangan melalui Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) Kota Blitar pada Bulan Desember Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 19

24 Tahun 2015, terdapat 2 kecamatan (Sukorejo dan Sananwetan) yang masih berada pada skala warna MERAH atau BERESIKO BERAT ditinjau dari segi penyediaan pangan hasil produksi dalam wilayah. Hal ini terjadi karena pada Bulan Desember luasan panen tanaman pangan dari lahan sawah di kedua wilayah tersebut tidak terlalu banyak sehingga produksinya tidak mampu memenuhi jumlah yang dibutuhkan untuk konsumsi masyarakat. Guna mengatasi masalah tersebut, perlu penambahan luasan tanam dengan cara peningkatan indeks pertanaman, dari pola tanam padi-padi-palawija menjadi pola tanam padi-padi-padi. Untuk meningkatkan indeks pertanaman diperlukan dukungan infrastruktur jaringan irigasi dan penyediaan sumur bor dan pompa air untuk menjamin ketersediaan air irigasi pada sepanjang musim. Oleh karena itu, pada Tahun 2015 telah dilaksanakan pembangunan jaringan irigasi dan penyediaan pompa air bagi petani melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian. Kota Blitar memiliki ketersediaan energi dan protein pangan berlebih yang siap dikonsumsi masyarakat, akan tetapi belum diimbangi dengan pola konsumsi masyarakat yang sesuai harapan. Diharapkan pola konsumsi masyarakat bisa terus ditingkatkan, tidak hanya mengkonsumsi pangan dalam jumlah banyak, tetapi lebih memperhatikan asupan gizi yang menyumbang energi dan protein, sehingga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kota Blitar. Harus dilakukan diversifikasi pangan, yaitu memanfaatkan potensi sumber-sumber karbohidrat alternatif selain beras, agar tidak terjadi ketergantungan terhadap beras. Konsumsi ikan sebagai sumber protein yang relatif lebih murah dibanding sumber protein yang lain juga harus ditingkatkan. Untuk itu, telah dilakukan upaya mendorong kesadaran masyarakat antara lain melalui introduksi pengolahan makanan berbahan non beras, lomba pangan olahan, lomba cipta menu non beras, lomba memasak menu berbahan ikan serta berbagai penyuluhan/sosialisasi tentang Gerakan Pangan 3BSA (Beragam, Bergizi, Berimbang, Sehat dan Aman). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 20

25 Peran Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam penyediaan pangan dan gizi keluarga perlu ditingkatkan melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai penghasil sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral untuk konsumsi keluarga. Guna mewujudkan hal tersebut sejak Tahun 2012 telah dilaksanakan program Pengembangan Rumah Pangan Lestari (KRPL) baik yang berasal dari dana APBD maupun non APBD. Sampai dengan Tahun 2015, telah diluncurkan bantuan hibah optimalisasi lahan pekarangan kepada 42 KWT. Perlu terus dilakukan pembinaan dan pendampingan agar program tersebut dapat berjalan baik dan lebih berkembang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga masing-masing anggota, akan tetapi dapat membawa manfaat secara ekonomi guna menambah pendapatan keluarga. Target dalam indikator kinerja kunci (IKK) urusan pertanian, perikanan dan ketahanan pangan berupa keberadaan regulasi ketahanan pangan, ketersediaan pangan utama, produksi perikanan, konsumsi perikanan dan produktivitas pertanian dapat tercapai dengan rasio capaian berkisar antara 0,68 1,00. Produk regulasi ketahanan pangan di Kota Blitar diwujudkan dengan adanya SK Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kota Blitar yang diketuai oleh Walikota Blitar dan beranggotakan Kepala-kepala OPD terkait. Target penyediaan pangan Kota Blitar selama tahun juga tercapai dengan rasio 0,91, yaitu 0,29 ton/jiwa/th pada Tahun Target produksi ikan sebesar 179 ton juga tercapai dengan rasio capaian 1. Sementara itu, angka konsumsi ikan baru tercapai 67,6% dari target Daerah. Ini berarti masih perlu banyak upaya untuk meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan. Target dalam Indikator Kinerja Utama dalam RENSTRA Dinas Pertanian Tahun juga tercapai. Peningkatan produktivitas padi dari 6,92 ton/ha menjadi 8,02 ton/ha, produktivitas jagung meningkat dari 5,51 ton/ha menjadi 6,11 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 21

26 ton/ha dan produktivitas kacang-kacangan juga meningkat dari 1,54 ton/ha menjadi 1,88 ton/ha. Target peningkatan ketersediaan air irigasi dicapai melalui pembangunan dan rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) sepanjang meter di 38 titik lokasi serta pembangunan 22 unit pintu air/dam parit selama Tahun Selain itu, penyediaan irigasi air tanah terutama untuk kebutuhan di musim kemarau juga telah diusahakan dengan dibangunnya 20 titik sumur bor lengkap dengan pompa air diesel, pompa air portabel beserta rumah pompa di lahan sawah aset Pemerintah Kota Blitar. Sampai dengan akhir Tahun 2015 dari total lahan baku sawah seluas hektar telah 100% memakai irigasi teknis, tetapi baru 80% (877,6 ha) yang terjangkau Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) permanen dan lahan baku sawah yang terairi irigasi secara penuh selama 3 Masa Tanam baru mencapai 19%, yaitu lahan sawah di Kelurahan Ngadirejo dan Tanggung. Produksi dan konsumsi perikanan Kota Blitar juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama tahun Angka produksi ikan konsumsi Kota Blitar pada tahun mengalami peningkatan dari 159,09 ton menjadi 179,01 ton. Sedangkan produksi ikan hias meningkat dari ekor pada tahun 2011 menjadi ekor pada tahun Meskipun angka konsumsi ikan masih belum sesuai target Daerah, tetapi telah mengalami peningkatan, dari 10,42 kg/kapita/tahun pada tahun 2011 menjadi 11,09 kg/kapita/tahun pada tahun Peningkatan produksi dan konsumsi ikan di Kota Blitar didukung oleh peningkatan sarana dan prasarana perikanan, pembinaan UPR Perikanan serta sosialisasi tentang pentingnya mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein tinggi. Pada Tahun 2015 terjadi peningkatan produksi hasil peternakan berupa daging, telur dan susu dari 16 jenis komoditas (penghasil daging : sapi potong, sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging, itik, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 22

27 entok ; penghasil telur : ayam buras, ayam petelur, itik, entok dan puyuh ; penghasil susu : sapi perah) dengan capaian 1,6%. Peningkatan daya saing produk hasil pertanian, perikanan dan peternakan diukur dengan jumlah produk yang dihasilkan kelompok tani binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar yang memenuhi kriteria LAYAK DIPASARKAN, yaitu : mutu produk baik & konsisten, bersih, menggunakan kemasan sesuai standar keamanan pangan dan desain kemasan menarik. Dari 12 produk yang ditargetkan, pada Tahun 2015 baru tercapai 7 produk yang LAYAK DIPASARKAN. Peningkatan pemasaran produk hasil pertanian, perikanan dan peternakan diukur dengan rata-rata omzet penjualan produk yang dihasilkan kelompok tani binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar berdasarkan quisioner yang dibagikan kepada kelompok binaan yang difasilitasi untuk mengikuti berbagai event promosi di dalam maupun luar Kota Blitar selama Tahun Rata-rata omzet penjualan produk mereka adalah Rp ,- per bulan per jenis produk, ini berarti telah mencapai 85% dari yang ditargetkan, yaitu Rp ,- per bulan per jenis produk. Pengawasan mutu dan keamanan Bahan Asal Hewan (BAH) diukur dengan Prosentase produk Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang mendapat jaminan ASUH (Aman, Sehat Utuh, Halal). Daging yang diproduksi di RPH Kota Blitar selama Tahun 2015 harus mendapat jaminan ASUH dengan kriteria : 1. Telah melalui pemeriksaan antemortem (pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong). 2. Telah melalui pemeriksaan postmortem (pemerikasaan kesehatan produk hewan setelah dipotong). 3. Telah mandapat Sertifikasi HALAL dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selama Tahun 2015 di RPH Kota Blitar terdapat pemotongan sapi sebanyak ekor dan seluruhnya (100%) telah dijamin ASUH. Kualitas SDM petani diukur dengan indikator prosentase petani yang terlatih melalui pelatihan/sekolah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 23

28 lapangan/pembinaan/penyuluhan teknis pertanian yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar. Selama Tahun 2015, telah dilakukan peningkatan SDM dengan berbagai jenis pelatihan yang diikuti oleh 300 orang petani dan peternak Kota Blitar. Jumlah itu sama dengan 6,1% jika dibandingkan dengan total jumlah Rumah Tangga Petani (RTP) di Kota Blitar sesuai hasil Sensus Pertanian Tahun 2013 (4.938 RTP). Kondisi ketahanan pangan secara umum dapat digambarkan melalui pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. : 65/PERMENTAN/OT.140/12/2010. Dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan, terdapat empat jenis pelayanan dasar yang wajib diselenggarakan dalam urusan Ketahanan Pangan dengan tujuh indikator, dengan capaian rata-rata sebesar 92,52%. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 24

29 Tabel Pencapaian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi OPD 1 Ketersediaan energi protein per kapita 2 Prosentase penguatan cadangan pangan 3 Prosentase ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan 4 Stabilitas harga dan pasokan pangan 5 Skor Pola Pangan Harapan konsumsi (PPH) Satu an Target SPM (2015) Target IKK (2015) Target IKU (2015) Target Renstra OPD Tahun Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun keke % ,6 2,1 1,9 3,3 2,0 % ,7-0,5-0,6-0,5 1,7 % ,7 3,1 1,1 1,0 0,9 % ,0 1,7 1,4 1,3 1, ,4 1,3 1,1 1,0 0,9 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 25

30 No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi OPD 6 Prosentase pengawasan keamanan pangan 7 Prosentase penanganan daerah pangan rawan 8 Ada SK Walikota tentang Dewan Ketahanan Pangan Kota Blitar 9 Penyediaan pangan wilayah : Jumlah penduduk 10 Angka produksi ikan konsumsi : target Kota Blitar X 100% Satu an Target SPM (2015) Target IKK (2015) Target IKU (2015) Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- % ,0 0,0 0,0 1,4 1,3 % ,0 0,0 0,0 0,0 0,0 - - Ada - Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada ton/ jiwa/ th - 0,33-0,29 0,3 0,31 0,32 0,33 0,29 0,28 0,3 0,29 0,3 1 0,93 0,97 0,91 0,91 % Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 26

31 No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi OPD 11 Angka konsumsi ikan : target Kota Blitar X 100% 12 Produktivitas padi per hektar Satu an Target SPM (2015) Target IKK (2015) Target IKU (2015) Target Renstra OPD Tahun Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun keke % ,5 64,6 61,2 67,5 67,6 0,64 0,65 0,61 0,68 0,68 ton/ ha - 7,98 7,98 7,18 7,54 7,92 7,95 7,98 6,92 7,54 7,92 7,95 8,02 0, ,01 13 Produktivitas jagung per hektar ton/ ha - - 6,70 5,79 6,07 6,38 6,45 6,70 5,51 6,07 6,38 6,41 6,11 0, ,99 0,91 14 Produktivitas kacang tanah per hektar 15 Prosentase luas sawah yang terjangkau Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) permanen ton/ ha - - 1,87 1,62 1,70 1,78 1,85 1,87 1,54 1,92 1,78 1,81 1,88 0,95 1,13 1 0,98 1,01 % ,6 72,4 72,9 77,1 80 0,99 1,01 0,99 1,01 1,03 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 27

32 No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi OPD Satu an Target SPM (2015) Target IKK (2015) Target IKU (2015) Target Renstra OPD Tahun Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun keke Jumlah produksi ikan konsumsi Kota Blitar 17 Jumlah produksi ikan hias Kota Blitar 18 Jumlah produksi ikan hias di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Blitar 19 Prosentase ratarata peningkatan produksi daging, telur, susu ton ,96 0,96 0,98 1,03 1,01 ekor - - ekor ,07 1,12 1,03 1,03 0,98 1,07 1,58 0,91 1,29 1,18 % Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 28

33 No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi OPD 20 Jumlah produk olahan kelompok binaan Dinas yang layak dipasarkan 21 Rata-rata omzet penjualan produk hasil pertanian per bulan per jenis produk 22 Prosentase produk Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang mendapat jaminan Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) Satu an prod uk Rp./ bula n/ jenis prod uk Target SPM (2015) Target IKK (2015) Target IKU (2015) Target Renstra OPD Tahun Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun keke ,33 0,63 0,7 0, ,1 0,75 0,5 0,5 0,85 % Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 29

34 23 Prosentase petani terlatih 24 Prosentase ratarata capaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Ketahanan Pangan % ,67 1,25 1,4 1,17 % ,83 0,74 1,06 1,02 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 30

35 Sedangkan kinerja pengelolaan pendanaan mulai tahun 2011 sampai tahun 2015, digambarkan dalam tabel berikut : Tabel 2.7. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun Uraian Anggaran pada Tahun Realisasi Anggaran Rasio antara Realisasi Rata-rata ke- pada Tahun ke- dan Anggaran Tahun Pertumbuhan ke Anggaran Realisasi Prog. Pengembangan dan pengelolaan jarigan irigasi, rawa & sumber air lainnya ,0 0,9 1,0 1,0 1,0 46,7 43,0 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 31

36 Prog. Peningkatan produksi pertanian / perkebunan ,9 0,8 1,0 1,0 0,6 96,7 103,7 Prog. Peningkatan penerapan 0,9 0,2 1,0 1,0 9,6 107,6 763,5 teknologi pertanian Prog. Pembinaan lingkungan sosial 0,0 0,0 0,0 1,0 1,1 0,0 0,0 (pertanian) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 32

37 Prog. Peningkatan Kualitas Bahan 0,0 0,0 0,0 0,9 0,0 0,0 0,0 Baku Prog. Peningkatan pemasaran hasil 1,0 0,9 0,9 1,0 1,1 327,5 339,8 produksi pertanian Prog. Pengembangan budidaya 0,9 0,9 0,9 1,0 1,0 14,0 13,1 perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 33

38 Prog. Pembinaan lingkungan sosial 0,0 0,0 0,0 0,0 0,9 0,0 0,0 (perikanan) Prog. Peningkatan produksi hasil 0,0 1,0 0,9 1,0 0,5 0,0 0,0 peternakan Prog. Peningkatan Pemasaran Hasil 1,0 0,9 1,0 1,0 0,0 1839,9 1671,4 Produksi Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 34

39 Prog. Pembinaan lingkungan sosial (peternakan) 0,0 0,0 0,0 0,0 0,9 0,0 0, Prog. Pencegahan dan penanganan 0,9 0,9 1,0 0,9 1,1 51,0 57,1 penyakit ternak Prog. Peningkatan kesejahteraan 0,5 0,5 0,9 0,9 0,8 69,9 126,5 petani Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 35

40 Prog. Pemberdayaan Petugas 0,9 1,0 0,9 0,9 0,5 114,6 43,4 Penyuluh Lapangan Pertanian/Perkebunan Prog. Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) ,9 1,4 1,0 1,0 0,8 141,7 120,1 Prog. Pembinaan lingkungan sosial (ketahanan pangan) ,0 0,0 0,0 0,0 0,9 0,0 0,0 Prog. Pelayanan Administrasi 0,9 1,3 0,9 2,4 2,1 5,1 46,7 Perkantoran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 36

41 Prog. Peningkatan Sarana dan 0,9 0,8 0,9 0,6 1,6-3,6 27,9 Prasarana Aparatur Prog. Peningkatan Pengembangan 0,9 0,0 1,1 2,3 3,8 5,0 0,0 Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan TOTAL ,6 28,3 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 37

42 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian ke depan antara lain : Penanganan penduduk rawan pangan di Kota Blitar belum dapat dilakukan secara efektif. Penurunan luas lahan pertanian akibat alih fungsi lahan tidak memungkinkan adanya ekstensifikasi budidaya. Perdagangan bebas komoditas pertanian mensyaratkan adanya standarisasi produk untuk mampu bersaing. Pengaruh iklim ekstrim terhadap penurunan produksi tanaman serta serangan berbagai hama penyakit tanaman, ternak dan ikan. Sedangkan peluang pengembangan pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian ke depan antara lain : Telah diundangkannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang adanya bentuk kelembagaan yang lebih efektif untuk melaksanakan penyelenggaraan urusan pangan, perikanan dan pertanian. Terjalinnya hubungan yang baik antara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar dengan instansi-instansi vertikal terkait. Terjalinnya hubungan yang baik antara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar dengan mitra kerja (petani, pelaku agribisnis, penyedia saprodi, dll.) Antusiasme petani terhadap perkembangan-perkembangan baru di bidang pertanian yang diakomodasi dalam programprogram Dinas. Tanggapan positif petani terhadap isu pertanian berwawasan lingkungan dan isu peningkatan daya saing produk pertanian. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 38

43 BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD Tugas pokok Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Ketahanan Pangan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Dinas meliputi urusan pangan, pertanian dan perikanan. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangan urusan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian disajikan pada Tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas, Fungsi dan Kewenagan Urusan OPD No. Tugas, Fungsi dan Kewenangan Urusan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 1 perumusan kebijakan di bidang Perikanan, Permasalahan Pertanian, belum tertata dan kurang terpadu Peternakan antar unit kerja, sehingga bahan dan Ketahanan Pangan untuk perumusan kebijakan berdasarkan perundang-undangan 2 pengkoordinasian Sistem penyediaan data base peraturan kurang memadai. penyelenggaraan urusan vertikal sudah cukup baik, tetapi pemerintahan dan koordinasi internal pelayanan umum di OPD masih lemah, sehingga bidang Perikanan, dan Ketahanan Pangan Koordinasi dengan instansi Pertanian, menghambat di lingkup penyelenggaraan Peternakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum. 3 pembinaan dan Manajemen internal di lingkup pengendalian OPD baik manajemen organisasi, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 39

44 pelaksanaan tugas di SDM maupun pengelolaan asset bidang Pertanian, masih lemah, sehingga Perikanan, Peternakan menghambat pelaksanaan tugas. dan Ketahanan Pangan 4 Penyelenggaraan urusan - Ketersediaan pangan belum pangan mencukupi kebutuhan masyarakat sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG). - Cadangan pangan di tingkat pemerintah dan di tingkat rumah tangga belum terpantau. - Pemantauan dan penanganan penduduk rawan pangan belum maksimal. - Pola konsumsi pangan masyarakat belum memenuhi target SPM. - Pemantauan dan pengendalian distribusi, harga dan pasokan bahan pangan belum terpadu dengan instansi terkait. - Cakupan pengawasan keamanan pangan masih perlu ditingkatkan. - Peran dan komitmen Dewan Ketahanan Pangan belum optimal. 5 Penyelenggaraan urusan - Peningkatan produksi pertanian komoditas pertanian dan peternakan terkendala penurunan luas lahan pertanian. - Produk hasil pertanian masih kurang berdaya saing di era Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 40

45 perdagangan bebas. 6 Penyelenggaraan urusan perikanan - Penjaminan kesehatan hewan dan produk Bahan Asal Hewan (BAH) mutlak dilakukan sebagai kewajiban pemerintah untuk melindungi masyarakat. - Peningkatan produksi komoditas perikanan terkendala keterbatasan luas lahan budidaya perikanan. - Produk hasil perikanan masih kurang berdaya saing di era perdagangan bebas Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih a. Visi Kota Blitar : Masyarakat Kota Blitar Semakin Sejahtera melalui APBD Pro Rakyat pada Tahun 2021 b. Misi Kota Blitar : 1. Meningkatkan aktualisasi nilai-nilai religius dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Meningkatkan kualitas SDM yang cerdas dan berdaya saing tinggi. 3. Meningkatkan kemandirian ekonomi yang berorientasi pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan. 4. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berbasis sistem pelayanan berkualitas dan partisipatif. 5. Meningkatkan keharmonisan sosial dengan semangat rukun agawe santoso. 6. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan professional. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 41

46 Faktor penghambat dan pendorong pelayanan OPD yang dapat mempengaruhi pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disajikan pada Tabel 3.2 berikut : Tabel 3.2. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan OPD terhadap Pencapaian Visi Misi Walikota dan Wakil Walikota Blitar Visi : Masyarakat Kota Blitar Semakin Sejahtera melalui APBD Pro Rakyat pada Tahun 2021 No. Misi Walikota & Wakil Walikota Terpilih 1 Meningkatkan kemandirian ekonomi yang berorientasi pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan. Permasalahan Pelayanan OPD Kemandirian ekonomi di sektor pertanian sangat berkaitan dengan kondisi ketahanan pangan masyarakat. Kegiatan perekonomian di pertanian, perikanan dan peternakan sangat dipengaruhi Penghambat Penanganan urusan pangan belum optimal, sehingga kondisi ketahanan pangan belum mantap. Luas pertanian sektor menurun alih fungsi. Faktor Telah Pendorong diundangkannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang adanya bentuk kelembagaan yang lebih efektif untuk melaksanakan penyelenggaraan urusan pangan, perikanan dan pertanian lahan - Telah dirintisnya terus akibat regulasi Lahan Pangan tentang Pertanian Berkelanjutan(LP2 B) untuk mengendalikan alih fungsi lahan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 42

47 oleh ketersediaan lahan. pertanian. - Penerapan intensifikasi pertanian dan peningkatan kapasitas SDM pertanian dapat meningkatkan produktivitas tanaman, ikan maupun ternak meskipun pada lahan yang terbatas. Daya saing Alih informasi dan Perkembangan produk hasil alih teknologi teknologi pertanian pengolahan dan pengolahan pangan masih rendah. pemasaran hasil modern serta pertanian kurang teknologi informasi optimal. memungkinkan peningkatan daya saing produk pertanian Telaahan Renstra Kementrian dan Lembaga Terkait 1. Renstra Kementrian Pertanian RI Tahun (PERMENTAN No. 19/Permentan/HK.140/4/2015) : Agenda prioritas di bidang pertanian terdiri dari dua hal, yaitu : (1) Peningkatan Agroindustri (2) Peningkatan Kedaulatan Pangan. (1) Peningkatan Agroindustri, sebagai bagian dari agenda 6 Nawa Cita (Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional). Sasaran dari peningkatan agroindustri adalah : Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 43

48 a. meningkatnya PDB Industri Pengolahan Makanan dan Minuman serta produksi komoditas andalan ekspor dan komoditas prospektif, b. meningkatnya jumlah sertifikasi untuk produk pertanian yang diekspor, dan c. berkembangnya agroindustri terutama di perdesaan. Komoditi yang menjadi fokus dalam peningkatan agroindustri diantaranya kelapa sawit, karet, kakao, teh, kopi,kelapa, mangga, nenas, manggis, salak, kentang. Untuk mencapai sasaran pokok peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditi pertanian yang telah ditetapkan tersebut, maka arah kebijakan difokuskan pada : (1) peningkatan produktivitas dan mutu hasil pertanian komoditi andalan ekspor, potensial untuk ekspor dan substitusi impor; dan (2) mendorong pengembangan industri pengolahan terutama di perdesaan serta peningkatan ekspor hasil pertanian. Untuk itu strategi yang akan dilakukan meliputi : a. Revitalisasi perkebunan dan hortikultura rakyat, b. Peningkatan mutu, pengembangan standardisasi mutu hasil pertanian dan peningkatan kualitas pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati, c. Pengembangan agroindustri perdesaan, d. Penguatan kemitraan antara petani dengan pelaku/pengusaha pengolahan dan pemasaran, e. Peningkatan aksesibilitas petani terhadap teknologi, sumbersumber pembiayaan serta informasi pasar dan akses pasar f. Akselerasi ekspor untuk komoditas-komoditas unggulan serta komoditas prospektif. (2) Peningkatan Kedaulatan Pangan adalah bagian dari agenda 7 Nawa Cita (Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik). Kedaulatan pangan dicerminkan pada kekuatan untuk mengatur masalah pangan secara mandiri, yang perlu didukung dengan : (i) ketahanan pangan, terutama kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 44

49 (ii) pengaturan kebijakan pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri; (iii) mampu melindungi dan mensejahterakan pelaku utama pangan, terutama petani dan nelayan. Arah kebijakan umum kedaulatan pangan dalam RPJMN adalah: pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan peningkatan produksi pangan pokok, stabilisasi harga bahan pangan, terjaminnya bahan pangan yang aman dan berkualitas dengan nilai gizi yang meningkat serta meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha pangan. Arah kebijakan Pemantapan Kedaulatan Pangan tersebut dilakukan dengan 5 strategi utama, meliputi: a. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam negeri, yang meliputi komoditas padi, jagung, kedelai, daging, gula, cabai dan bawang merah. b. Peningkatan kualitas Distribusi Pangan dan Aksesibilitas Masyarakat terhadap Pangan. c. Perbaikan kualitas Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat d. Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan dilakukan terutama mengantisipasi bencana alam dan dampak perubahan iklim dan serangan organisme tanaman dan penyakit hewan. e. Peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, maka Kementerian Pertanian menyusun dan melaksanakan Tujuh Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan (P3KP) sebagai berikut : 1. Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan 2. Peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian 3. Pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit 4. Penguatan kelembagaan petani 5. Pengembangan dan penguatan pembiayaan pertanian 6. Pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 45

50 7. Penguatan jaringan pasar produk pertanian Selain tujuh strategi utama, terdapat Sembilan Strategi Pendukung sebagai berikut : 1. Penguatan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian 2. Peningkatan dukungan perkarantinaan 3. Peningkatan dukungan inovasi dan teknologi 4. Pelayanan informasi publik 5. Pengelolaan regulasi 6. Pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi 7. Pengelolaan perencanaan 8. Penataan dan penguatan organisasi 9. Pengelolaan sistem pengawasan Kebijakan Kementerian Pertanian Kebijakan pembangunan Kementerian Pertanian dibagi dua yaitu kebijakan umum dan kebijakan teknis. Kebijakan Umum A. Kebijakan peningkatan swasembada beras, jagung dan kedelai, serta peningkatan produksi daging dan gula B. Kebijakan pengembangan produk berdaya saing, ekspor, substitusi impor serta bahan baku bioindustri C. Kebijakan penguatan sistem dan kelembagaan perbenihan/pembibitan, petani, teknologi, penyuluhan, perkarantinaan dan ketahanan pangan D. Kebijakan pengembangan kawasan pertanian E. Kebijakan fokus komoditas strategis F. Kebijakan pengembangan sarana, infrastruktur dan agroindustri di perdesaan sebagai landasan pengembangan bioindustri berkelanjutan G. Kebijakan tatakelola kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 46

51 Kebijakan Teknis Operasional A. Kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, penanganan pasca bencana alam serta perlindungan tanaman B. Kebijakan re-orientasi multi produk pertanian C. Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan subsidi dan kredit pembiayaan usaha pertanian D. Kebijakan pengelolaan program tematik mendukung pembangunan pertanian E. Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati Sasaran utama prioritas nasional bidang pangan pertanian periode adalah: a. Tercapainya peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri. Produksi padi diutamakan ditingkatkan dalam rangka swasembada agar kemandirian dapat dijaga. Produksi kedelai diutamakan untuk mengamankan pasokan pengrajin dan kebutuhan konsumsi tahu dan tempe. Produksi jagung ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan keragaman pangan dan pakan lokal. Produksi daging sapi untuk mengamankan konsumsi daging sapi di tingkat rumah tangga, demikian pula produksi gula dalam negeri ditargetkan untuk memenuhi konsumsi gula rumah tangga. b. Terwujudnya peningkatan distribusi dan aksesibilitas pangan yang didukung dengan pengawasan distribusi pangan untuk mencegah spekulasi, serta didukung peningkatan cadangan beras pemerintah dalam rangka memperkuat stabilitas harga. c. Tercapainya peningkatan kualitas konsumsi pangan sehingga mencapai skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 92,5(2019). d. Terbangunnya dan meningkatnya layanan jaringan irigasi 600 ribu Ha untuk menggantikan alih fungsi lahan. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 47

52 e. Terlaksananya rehabilitasi 1,75 juta Ha jaringan irigasi sebagai bentuk rehabilitasi prasarana irigasi sesuai dengan laju deteriorasi. f. Beroperasinya dan terpeliharanya jaringan irigasi 2,95 juta Ha. g. Terbangunnya 132 ribu Ha layanan jaringan irigasi rawa untuk pembangunan lahan rawa yang adaptif dengan menyeimbangkan pertimbangan ekonomi dan kelestarian lingkungan. 2. Renstra Kementrian Kelautan dan Perikanan RI Tahun (PERMEN-KP No. 25/PERMEN-KP/2015) : Strategi pembangunan nasional yang terkait dengan tugas Kementrian Kelautan dan Perikanan adalah : 1. Agenda/Nawa Cita ke-1 : Sub Agenda : Memperkuat Jati Diri sebagai Negara Maritim a. Meningkatkan pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara terpadu. b. Menyempurnakan sistem penataan ruang nasional dengan memasukkan wilayah laut sebagai satu kesatuan dalam rencana penataan ruang nasional/regional. c. Menyusun dan mengimplementasikan Rencana Aksi Pembangunan Kelautan dan Maritim untuk penguasaan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan maritim untuk kesejahteraan rakyat. d. Meningkatkan sarana prasarana, cakupan pengawasan, dan peningkatan kelembagaan pengawasan sumber daya kelautan. e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan. f. Mengintensifkan penegakan hukum dan pengendalian Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing serta kegiatan yang merusak sumberdaya kalautan dan perikanan. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 48

53 2. Agenda/Nawa Cita ke-4: Sub Agenda : Pemberantasan Perikanan Illegal/ IUU Fishing a. Peningkatan koordinasi dalam penanganan pelanggaran tindak pidana perikanan. b. Penguatan sarana sistem pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan. c. Penataan sistem perizinan usaha perikanan tangkap. d. Peningkatan penertiban ketaatan kapal di Pelabuhan Perikanan. 3. Agenda/Nawa Cita ke-6 : Sub Agenda : Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Hasil Perikanan a. Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi teknologi perikanan. b. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana perikanan. c. Penyempurnaan tata kelola perikanan. d. Pengelolaan perikanan berkelanjutan. 4. Agenda/Nawa Cita ke-7 : Sub Agenda: Peningkatan Kedaulatan Pangan melalui Peningkatan Produksi Perikanan a. Ekstensifikasi dan intensifikasi usaha perikanan untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi. b. Penguatan faktor input dan sarana prasarana pendukung produksi. c. Penguatan keamanan produk pangan perikanan. Sub Agenda : Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan a. Pemanfaatan sumber daya kelautan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir. b. Penyediaan data dan informasi sumberdaya kelautan yang terintegrasi (one map policy) dalam rangka mendukung pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 49

54 c. Pemeliharaan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya hayati laut. d. Pengembangan SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas dan meningkatnya wawasan dan budaya bahari. e. Peningkatan harkat dan taraf hidup nelayan dan masyarakat pesisir. Arah kebijakan Kementrian Kelautan dan Perikanan disusun menjabarkan 3 pilar dalam misi pembangunan kelautan dan perikanan sebagai berikut : a. Membangun kedaulatan yang mampu menopang kemandirian ekonomi dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan. b. Menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang bertanggungjawab, berdaya saing, dan berkelanjutan. c. Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian dalam menjaga keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan. Tabel Sasaran Pokok Nasional Kementrian Kelautan dan Perikanan No. Sasaran pokok Indikator Kondisi 2015 Target Kedaulatan Produksi ikan 12,4 18,8 Pangan (juta ton) 2 Maritim dan kelautan - Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar Meningkatnya ketaatan pelaku usaha perikanan Pengembangan Produksi hasil Ekonomi Maritim dan Kelautan perikanan (termasuk rumput laut) (juta ton) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 50

55 Pengembangan Pelabuhan Perikanan (unit) Peningkatan luas kawasan konservasi laut (juta ha) Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun : Strategi Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur Tahun Strategi pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur bertumpu pada pemberdayaan rakyat dan menempatkan strategi pro poor sebagai prioritas utama untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat, seperti hak atas pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, pekerjaan, secara merata, berkualitas, dan berkeadilan. Revitalisasi pertanian dan ekonomi pedesaan, serta usaha mikro dan kecil menjadi ujung tombak penting, karena sebagian besar penduduk Jawa Timur menggantungkan nafkah hidup mereka pada sektor tersebut. Pemerataan pendapatan, melalui revitalisasi pertanian dan ekonomi pedesaan, pengembangan infrastruktur pedesaan, akan meningkatkan penciptaan lapangan kerja, sehingga pada gilirannya dapat mengentas penduduk miskin. Dengan adanya pemerataan, maka akan tercipta landasan lebih luas bagi pertumbuhan, dan akan menjamin pertumbuhan berkelanjutan. Berdasarkan isu strategis saat ini serta hasil identifikasi potensi, peluang, maupun permasalahan bidang pertanian untuk lima tahun kedepan, maka dapat ditetapkan strategi pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura sebagai berikut : 1. Mempertahankan swasembada Padi dan Jagung secara berkelanjutan dan mewujudkan swasembada kedelai dan Tanaman Pangan Utama Lainnya; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 51

56 2. Perluasan areal tanam padi serta optimalisasi pemanfaatan lahan dan air melalui JITUT/JIDES; 3. Pengamanan produksi tanaman pangan dan hortikultura; 4. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura; 5. Peningkatan mutu produk tanaman pangan dan hortikultura berbasis sumberdaya lokal yang berkelanjutan; 6. Peningkatan kualitas SDM petani, kelembagaan petani untuk meningkatkan akses petani terhadap faktor produksi, teknologi, informasi, pemasaran maupun akses permodalan. Kebijakan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur Tahun Pembangunan tanaman pangan dan hortikultura harus merupakan holistic policy, baik secara vertikal maupun horizontal. Untuk itu, dibutuhkan integrasi maupun sinkronisasi program, baik antar tingkatan pemerintahan maupun koordinasi antarlembaga / unit satuan kerja dan dunia usaha beserta organisasi profesi lainnya. Secara umum, Kebijakan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur diarahkan untuk : 1. Pemanfaatan spesifikasi teknologi yang tepat guna 2. Penyediaan sarana produksi (benih / bibit dan pupuk) memenuhi syarat 6 tepat dan pengembangan pupuk organik; 3. Pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian; 4. Perlindungan tanaman dari serangan OPT dan fenomena iklim; 5. Peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian; 6. Pengembangan agroindustri pedesaan berbasis tanaman pangan dan hortikultura; 7. Pengembangan kawasan komoditas tanaman pangan dan hortikultura unggulan dan kawasan agropolitan; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 52

57 8. Pengembangan SDM petugas melalui pembinaan teknis PPHP dan Penerapan sistem jaminan mutu; 9. Pemberdayaan petani; 10. Penguatan Kelembagaan petani. Sasaran Strategis Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur sebagai berikut : 1) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama dan Unggulan Sasaran produksi dan produktivitas diperoleh dengan menentukan sasaran luas areal panen dan untuk memperoleh sasaran luas panen harus ditentukan sasaran luas areal tanam terutama pada tanaman padi. Implementasi dari upaya peningkatan produksi : Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) selain untuk meningkatkan luas areal tanam padi sekaligus untuk mengendalikan perubahan jenis sawah sebagaimana amanat Undang-Undang (UU) Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan seluas ,73 hektar (Lahan Irigasi ,9 hektar, Lahan Kering ,83 hektar). Pengendalian Serangan OPT dan DPI pada Areal Tanam Tanaman Pangan dan Hortikultura 4. Renstra Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Tahun : Isu-isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur sebagai berikut : a. Menurunnya stok sumberdaya ikan. b. Belum optimalnya sarana dan prasarana perikanan. c. Belum optimalnya daya saing produk hasil perikanan. d. Kurangnya kapasitas kelembagaan usaha perikanan dan kelautan. e. Belum meratanya kualitas SDM pelaku usaha di bidang perikanan dan kelautan. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 53

58 Kebijakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur yang relevan dilaksanakan di Kota Blitar : a. Pengembangan perikanan budidaya b. Peningkatan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan 5. Renstra Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun : Isu-isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sebagai berikut : a. Adanya tuntutan perlakuan terhadap hewan ternak hendaknya mengikuti prinsip-prinsip kesejahteraan hewan (kesrawan). Pengabaian terhadap kesrawan berpotensi menjadi salah satu hambatan dalam perdagangan internasional. Perlu untuk mempercepat penerapan kesejahteraan hewan agar mampu meningkatkan daya saing produk di pasar bebas. b. Liberalisasi perdagangan dunia menimbulkan ancaman membanjirnya produk impor yang dapat mengancam kelangsungan usaha peternak lokal. Usaha peternakan Jawa Timur masih didominasi oleh para peternak skala kecil dan merupakan mata pencaharian salah satu dari sub sistem pertanian, dimana karakteristiknya adalah mempunyai lahan sempit, bermodal kecil dan produktivitas yang rendah. Diperlukan penumbuhan daya saing produk peternakan lokal. c. Perubahan iklim global menyebabkan wabah penyakitpenyakit hewan yang baru muncul dan yang muncul kembali (emerging and re-emerging animal diseases) yang dapat menular ke manusia (zoonosis). Wabah Zoonosis dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap aspek ekonomi, sosial, atau pertahanan dan keamanan. Diperlukan pengendalian penyakit hewan menular yang lebih intensif. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 54

59 d. Terjadi penurunan populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau sebesar 24,1% berdasarkan hasil Sensus Pertanian Penurunan populasi ini dapat berpengaruh pada produksi hasil peternakan. Diperlukan usaha peningkatan populasi. e. Belum terintegrasinya usaha peternakan dengan potensi lahan usaha yang tersedia, akibat belum terpadunya pengembangan wilayah dengan penetapan komoditas unggulan disetiap Kabupaten, sehingga menyulitkan dalam mengalokasikan kegiatan yang tepat untuk masing-masing wilayah/ tidak fokus serta menyebabkan input produksi menjadi relatif tinggi dan menurunkan daya saing produk, sehingga perlunya pemetaan dan penetapan kawasan sesuai dengan potensi wilayahnya. f. Berdasarkan ketentuan UU No 18 Tahun 2009, pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di Rumah Potong yang berstandar NKV guna menjamin terpenuhinya standar aman, sehat, utuh dan halal. Namun masih banyak pemotongan illegal diluar RPH serta masih sedikit RPH yang ber-nkv. g. Pertumbuhan sektor peternakan melambat, dari 3,92% tahun 2009 menjadi 1,03% tahun Demikian pula kontribusi terhadap PDRB menurun dari 3,07% tahun 2009 menjadi 2,25% tahun Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur periode sebesar 7-8%, kontribusi dari sub sektor peternakan ditargetkan sebesar lebih dari 4 % per tahun. STRATEGI a. Intensifikasi kualitas peternakan meliputi komoditas, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana b. Meningkatkan usaha penanganan pasca-panen, dan pengolahan hasil peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 55

60 c. Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan peternak secara berkelanjutan dan terpadu KEBIJAKAN a. Peningkatan produksi dan produktivitas perternakan untuk meningkatkan surplus bahan pangan guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dan bahan baku industri pengolahan (agroindustri) b. Peningkatan mutu produk peternakan yang aman dikonsumsi masyarakat yang memenuhi standar kesmavet, kesrawan dan kesehatan hewan c. Revitalisasi sarana dan prasarana peternakan dan kesehatan hewan d. Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia peternakan dan kesehatan hewan e. Perluasan dan pengembangan produk peternakan meliputi penambahan komoditas prioritas dari semula 12 menjadi 15, side product, dan waste product f. Penetapan kawasan sentra peternakan berdasarkan potensinya g. Peningkatan kualitas pengolahan hasil peternakan h. Optimalisasi dan pemberdayaan kelembagaan peternak untuk meningkatkan akses terhadap faktor produksi, teknologi, informasi, pemasaran maupun akses permodalan 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Strategi pengembangan kegiatan pertanian perkotaan sesuai Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Blitar Tahun meliputi : a. meningkatkan dan mengembangkan kawasan agrowisata di bagian selatan kota; b. meningkatkan sarana dan prasarana pertanian; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 56

61 c. mengendalikan alih fungsi lahan sawah yang menjadi potensi lahan pertanian pangan berkelanjutan; dan d. mendorong peran serta masyarakat dan swasta dalam penyediaan dan pengelolaan kawasan pertanian perkotaan. Rencana kawasan pertanian terdiri atas lahan sawah dan lahan bukan sawah, dengan rincian : 1. Luas lahan sawah sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 huruf a kurang lebih 677 (enam ratus tujuh puluh tujuh) Ha meliputi : a. Kecamatan Kepanjenkidul dengan luas kurang lebih 247 (dua ratus empat puluh tujuh) Ha; b. Kecamatan Sananwetan dengan luas kurang lebih 244 (dua ratus empat puluh empat) Ha; dan c. Kecamatan Sukorejo dengan luas kurang lebih 186 (seratus delapan puluh enam) Ha. Lahan sawah tersebut ditetapkan sebagai kawasan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. 2. Luas lahan bukan sawah sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 huruf b kurang lebih 138 (seratus tiga puluh delapan) Ha meliputi: a. Kecamatan Kepanjenkidul dengan luas kurang lebih 56 (lima puluh enam) Ha; b. Kecamatan Sananwetan dengan luas kurang lebih 50 (lima puluh) Ha; dan c. Kecamatan Sukorejo dengan luas kurang lebih 32 (tiga puluh dua) Ha. Lahan bukan sawah ditetapkan sebagai lahan cadangan pengembangan lahan terbangun. Ketentuan tentang Zonasi Wilayah untuk Kawasan Pertanian terdiri atas lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan sawah diarahkan untuk budidaya tanaman pangan dengan ketentuan umum kegiatan : 1. Pengijinan kegiatan pendukung pertanian. 3. Pengijinan pembangunan jaringan utilitas. 4. Pelarangan alih fungsi kawasan lahan pertanian beririgasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 57

62 5. Pelarangan kegiatan budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan kualitas tanah; dan 6. Pelarangan pendirian bangunan pada kawasan lahan pertanian beririgasi. Lahan bukan sawah diarahkan untuk budidaya tanaman pangan dengan ketentuan umum kegiatan : 1. Pengijinan pembangunan jaringan utilitas. 2. Pengijinan kegiatan pendukung pertanian lahan kering. 3. Pelarangan aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan kualitas tanah. Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kota Blitar Tahun menempatkan Isu Penurunan Luas Lahan Pertanian sebagai salah satu isu strategis pembangunan berkelanjutan tahun Data menunjukkan selama kurun waktu tahun telah terjadi pengurangan luas lahan pertanian sebesar 75 hektar akibat alih fungsi lahan yang tidak terkendali karena belum ada regulasi pengendalian alih fungsi lahan pertanian serta tuntutan dinamika perkembangan kota. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan berpotensi menurunkan produksi pertanian yang berimplikasi terhadap penurunan kondisi ketahanan pangan daerah. Tabel Permasalahan Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No Rencana Tata Ruang Wilayah/Kajian Lingkungan Hidup Strategis terkait Tugas dan Fungsi SKPD Permasalahan Pelayanan SKPD Penghambat Faktor Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 Strategi Pengembangan Kawasan Pertanian Perkotaan Menurunnya luas lahan pertanian karena alih fungsi lahan Belum adanya Perda tentang Lahan Pertanian Pangan Adanya zonasi wilayah untuk kawasan pertanian dan pembatasan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 58

63 Berkelanjutan (LP2B) alih lahan fungsi Masih tingginya minat masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan kawasan pertanian perkotaan 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis Dalam menentukan isu-isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan antara lain : a. Gambaran pelayanan OPD. b. Sasaran jangka menengah pada Renstra Kementrian/Lembaga terkait. c. Sasaran jangka menengah pada Renstra OPD Provinsi. d. Implikasi RTRW bagi pelayanan OPD. e. Implikasi KLHS bagi pelayanan OPD. Berdasarkan faktor-faktor di atas, selanjutnya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar menentukan isuisu strategis dalam Renstra dengan menggunakan konsep dan prinsip manajemen analisis SWOT yang meliputi : Kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Oportunities) serta Tantangan (Threats). Isu Strategis yang akan ditangani dalam RENSTRA Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tahun ditentukan sebagai berikut : 1. Kondisi ketahanan pangan daerah masih belum mantap, karena produksi komoditas pertanian, peternakan dan perikanan terkendala terbatasnya luas lahan pertanian dan kurangnya kualitas konsumsi pangan masyarakat. 2. Produk hasil pertanian dan perikanan kurang berdaya saing dalam perdagangan bebas. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 59

64 BAB IV. TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD Dalam RENSTRA OPD ini terdapat 2 (dua) pernyatan Tujuan. Tujuan Pertama dalam RENSTRA OPD ini mengacu pada Sasaran dalam RPJMD Kota Blitar, dan Tujuan Kedua merupakan tujuan tambahan untuk menjawab isu strategis yang dihadapi OPD. Indikator Tujuan RENSTRA sekaligus menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian selama Tahun Sasaran RENSTRA merupakan penjabaran atau implementasi dari Tujuan RENSTRA, dan Indikatornya menjadi Indikator Sasaran Strategis selama Tahun Dalam RENSTRA OPD ini terdapat 6 (enam) pernyataan Sasaran. Gambaran mengenai Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut : Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 60

65 Tabel Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tahun 2016 No. Tujuan Indikator Rumus Realisasi Sasaran Indikator Rumus Perhitungan Realisasi Tujuan Perhitungan 2016 sasaran 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Meningkatkan ketahanan pangan daerah 1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan 2.Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi komposisi kelompok pangan utama yang bila tersedia dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Skor PPH Ideal = 100 (Permentan 65 Tahun 2010 tentang SPM) komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Skor PPH Ideal = 100 (Permentan 65 Tahun 2010 tentang SPM) 80,4 1. Meningka tnya ketersedi aan dan keamana n pangan daerah. 1. Jumlah ketersediaa n pangan utama 81,32 2.Prosentas e produk pangan yang aman dikonsumsi Ketersediaan = Produksi + Impor - Ekspor - Pakan - Bibit Tercecer Pangan Utama = 8 kelompok pangan, yaitu : Padi-padian, Umbi-umbian, Pangan Hewani, Minyak dan Lemak, Buah/biji berminyak, Gula, Sayuran/buah dan Lainnya Sample yg aman dikonsumsi x 100% Sample yang diuji Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya 4376 ton 100% Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 61

66 masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. (UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan). 3.Prosentase peningkatan produksi padi (Produksi padi tahun ini - Produksi padi tahun lalu) : Produksi padi tahun lalu X 100% -3,3% 2.Meningka tnya luas tanam padi. 3.Meningka tnya kapasitas SDM pertanian. 3. Indeks Pertanaman (IP) Padi 4.Prosentas e penyuluh pertanian berkinerja BAIK Luas tanam total padi selama 1 th Luas total lahan baku sawah Juml. Penyuluh berkinerja BAIK x 100 % Juml. Penyuluh PNS Penjelasan : Kinerja BAIK berdasarkan hasil evaluasi kinerja penyuluh (Permentan No.91/Permentan/OT.140/9/20 13) % 5. Prosentase peningkata n kelas kelompok tani n (n-1) x 100 % (n-1) Ket : n = Juml.klp tani yg naik kelas tahun ini n-1 = Juml.klp tani yg naik kelas tahun lalu (Penjelasan) Peningkatan kelas kelompok adalah meningkatnya kelas 0% Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 62

67 kelompok dari kelompok pemula menjadi madya dan madya menjadi utama 6. Prosentase petani terlatih Juml. petani terlatih x 100 % Juml. Rumah Tangga Petani (RTP) Penjelasan : Juml. RTP sesuai SP BPS 2013 = 4938 Petani terlatih adalah petani yang mendapat pelatihan/sekolah lapangan/ffd yang diselenggarakan oleh Dinas. 8 % 4.Prosentase rata-rata peningkatan produksi ikan (ikan konsumsi, ikan hias dan benih ikan) Rata-rata (prosentase peningkatan produksi ikan konsumsi + prosentase peningkatan produksi ikan hias + prosentase peningkatan produksi benih ikan) 9,80% 4.Meningka tnya mutu pembudida yaan dan pembeniha n ikan. 7.Prosentas e usaha budidaya ikan yang bersertifikat CBIB dan/atau CPIB (%) Jumlah usaha budidaya ikan bersertifikat CBIB dan/atau CPIB : Jumlah Total usaha budidaya ikan x 100% 4% Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 63

68 5. Prosentase rata-rata peningkatan produksi hasil ternak (daging, telur & susu) Rata-rata (prosentase peningkatan produksi daging + prosentase peningkatan produksi susu + prosentase peningkatan produksi telur) 4,24% 5.Meningka tnya kesehatan hewan dan jaminan keamanan Bahan Asal Hewan (BAH). 8. Prosentase kejadian penyakit menular hewan yang ditangani sesuai prosedur. Juml. kejadian penyakit yg ditangani sesuai prosedur x 100% Juml. total kejadian penyakit 100% 9. Prosentase produk Rumah Pemotonga n Hewan (RPH) yang dijamin Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Juml. hewan yg dipotong di RPH yg lulus pemeriksaan antemortem, postmortem & tersertifikasi HALAL MUI Juml. total hewan yang dipotong di RPH 100% Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 64

69 2 Meningkatka n daya saing produk hasil pertanian dan perikanan. 6. Prosentase rata-rata nilai tambah produk olahan hasil pertanian dan perikanan. (nilai produk hasil pertanian dan perikanan setelah di olah - nilai produk hasil pertanian dan perikanan sebelum di olah) : nilai produk hasil pertanian dan perikanan sebelum di olah x 100 % 30% 6.Meningka tnya mutu produk hasil pertanian dan perikanan. 10. Jumlah produk pertanian yang memenuhi kriteria layak dipasarkan (produk). Kriteria layak dipasarkan : mutu baik, konsisten, bersih, kemasan sesuai standar keamanan pangan, desain kemasan menarik, mempunyai legalitas usaha minimal Keterangan Domisili/SIUPP, mempunyai sertifikasi produk minimal PIRT untuk produk kering, minimal BPPOM untuk produk basah, minimal keterangan varietas untuk bibit tanaman atau minimal keterangan jenis untuk ikan hias. kemasan disertai label tanggal kadaluwarsa dan komposisi bahan. 6 produk 11. Jumlah produk hasil perikanan yang memenuhi kriteria Kriteria layak dipasarkan : mutu baik, konsisten, bersih, kemasan sesuai standar keamanan pangan, desain kemasan menarik, mempunyai legalitas usaha 4 produk Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 65

70 layak dipasarkan (produk). minimal Keterangan Domisili/SIUPP, mempunyai sertifikasi produk minimal PIRT untuk produk kering, minimal BPPOM untuk produk basah, minimal keterangan varietas untuk bibit tanaman atau minimal keterangan jenis untuk ikan hias. kemasan disertai label tanggal kadaluwarsa dan komposisi bahan. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 66

71 Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian No. Tujuan Indikator Tujuan Rumus Perhitungan Target Tujuan (2021) Sasaran Indikator sasaran Rumus Perhitungan Target Kinerja Sasaran Pada Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 Meningkatkan komposisi 85 1.Meningkat 1. Jumlah ketahanan pangan daerah kelompok pangan nya ketersediaa ketersediaan pangan utama ton ton ton ton ton 1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan utama yang bila tersedia dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Skor PPH Ideal = 100 (Permentan 65 Tahun 2010 tentang SPM) n keamanan pangan daerah. dan Ketersediaan = Produksi + Impor - Ekspor - Pakan - Bibit Tercecer Pangan Utama = 8 kelompok pangan, yaitu : Padi-padian, Umbi-umbian, Pangan Hewani, Minyak dan Lemak, Buah/biji berminyak, Gula, Sayuran/buah dan Lainnya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 67

72 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 2.Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Skor PPH Ideal = 100 (Permentan 65 Tahun 2010 tentang SPM) 86 2.Meningkat 2. Tingkat nya konsumsi Diversifikasi energi dan kualitas perkapita (%) konsumsi pangan Jumlah konsumsi energi (kkal/kapita/h ari) : Jumlah Angka Kecukupan Energi (Kkal/kapita/ hari) x 100% 81,45 81,77 82,23 82,68 83,14 Angka Kecukupan Energi (AKE) = Kkal/kapita/h ari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 68

73 4.3. Strategi dan Kebijakan Strategi merupakan cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan kedalam kebijakan kebijakan dan program. Dalam menentukan Strategi, dilakukan analisis SWOT sebagaimana pada Tabel 4.1. berikut : Tabel 4.1 Matriks SWOT untuk Penentuan Strategi INTERNAL EKSTERNAL KEKUATAN (S) - Tersedianya SDM OPD yang berkualitas sesuai bidang teknisnya. - Tersedianya anggaran, sarana & prasarana yang memadai - Adanya tugas pokok dan fungsi yang jelas dan resmi. KELEMAHAN (W) - Manajemen internal OPD masih lemah. - Koordinasi antar personel OPD lemah. - Sistem penyediaan data belum tertata dan kurang terpadu. PELUANG (O) - Terjalinnya hubungan yang baik antara OPD dengan instansi vertikal maupun stake holders pertanian, perikanan dan peternakan. - Antusiasme petani dan pelaku usaha pertanian terhadap perkembangan baru di sektor pertanian. Strategi S+O - Mengoptimalkan semua sumber daya organisasi yang ada serta kondisi positif yang terjalin secara vertikal maupun horizontal untuk pengembangan sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Strategi W+O - Menjadikan kondisi positif yang sudah terjalin dengan instansi vertikal maupun horizontal sebagai motivasi dan contoh dalam memperbaiki manajemen organisasi internal OPD. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 69

74 TANTANGAN (T) - Kondisi ketahanan pangan daerah (meliputi sub sistem : ketersediaan pangan, cadangan dan distribusi pangan, pola konsumsi pangan serta keamanan pangan) belum mantap. - Produksi komoditas pertanian, perikanan dan peternakan terkendala penurunan luas lahan pertanian. - Produk hasil pertanian, perikanan dan peternakan kurang berdaya saing dalam pasar perdagangan bebas. Strategi S+T - Memanfaatkan semua sumber daya organisasi yang ada secara lebih efektif untuk : 1. Meningkatkan kondisi ketahanan pangan daerah di semua sub sistemnya. 2. Menerapkan intensifikasi pertanian di lahan terbatas untuk peningkatan produktivitas pertanian. 3. Meningkatkan kapasitas SDM pertanian untuk alih teknologi & penguatan kelembagaan petani. 4. Menerapkan teknologi untuk meningkatkan mutu pembudidayaan ikan. 5. Menjamin kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner. 6. Meningkatkan alih teknologi pengolahan Strategi W+T - Memperbaiki manajemen organisasi internal OPD dalam pelaksanaan tugas menjawab berbagai tantangan penyelenggaraan urusan pangan, pertanian dan perikanan. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 70

75 dan pemasaran hasil pertanian & perikanan untuk meningkatkan daya saing produk. Kebijakan adalah suatu arah tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu, kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan tujuan dan sasaran satuan kerja perangkat daerah. Berdasarkan Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD kemudian ditentukan Strategi dan Kebijakan sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.2. berikut : Tabel 4.2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan 1.Meningkatkan ketahanan pangan daerah 1.Meningkatnya ketersediaan dan keamanan pangan daerah. Memanfaatkan semua sumber daya organisasi yang ada secara lebih efektif untuk menerapkan intensifikasi dan teknologi peningkatan produksi pertanian, perikanan dan - Pengarahan sumber daya organisasi OPD untuk Menjamin penyediaan dan pengawasan sarana produksi pertanian, penyediaan air irigasi, pengendalian dan penanggulangan serangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 71

76 peternakan serta meningkatkan alih teknologi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian & perikanan untuk meningkatkan daya saing produk. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), penerapan teknologi pertanian. - Pemberdayaan SDM penyuluh pertanian untuk alih teknologi bagi peningkatan kapasitas SDM petani dan lembaga petani. - Pendampingan intensif bagi kelompok petani ikan untuk mencapai sertifikasi mutu budidaya perikanan (CBIB & CPIB). Sertifikat CBIB = Cara Budidaya Ikan yang Baik Sertifikat CPIB = Cara Pembenihan Ikan yang Baik - Pelayanan peningkatan kesehatan hewan untuk peningkatan produksi hasil ternak. - Pengawasan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 72

77 keamanan Bahan Asal Hewan untuk menjamin kesehatan masyarakat veteriner. - Pemanfaatan teknologi pengolahan pangan modern untuk meningkatkan mutu produk. - Pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan pemasaran produk. 2. Meningkatnya Diversifikasi dan kualitas konsumsi pangan Memanfaatkan semua sumber daya organisasi yang ada secara lebih efektif untuk meningkatkan kondisi ketahanan pangan daerah di semua sub sistemnya Koordinasi efektif semua stake holder dalam pemantauan, pengendalian dan penanganan kondisi ketahanan pangan di semua sub sistemnya. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 73

78 BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis sebagaimana telah diuraikan dalam Bab IV, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar menetapkan program program yang selanjutnya dijabarkan dalam kegiatan. Rencana Program dan Kegiatan Tahun disajikan dalam Tabel 5.1.,Tabel 5.2. dan Tabel 5.3 yang tercantum dalam Lampiran dokumen Perubahan RENSTRA ini. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 74

79 BAB VI. INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA BLITAR Keterkaitan RENSTRA Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar dengan RPJMD Kota Blitar Tahun adalah pada : Misi ketiga : Meningkatkan kemandirian ekonomi yang berorientasi pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan. Tujuan kesatu : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sasaran kelima : Meningkatnya ketahanan pangan daerah. Indikator Sasaran dalam RPJMD tersebut kemudian menjadi Indikator Tujuan dalam RENSTRA sekaligus menjadi Indikator Kinerja Utama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun Indikator Kinerja OPD yang mengacu pada RPJMD dapat dilihat pada Tabel 6.1. berikut : Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 75

80 Tabel 6.1 Indikator Kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Tahun 2016 No. Indikator Sasaran RPJMD Indikator Tujuan Renstra Kondisi Kinerja pada awal Periode RPJMD (2016) Th Th Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan 79,91 80,4 2 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi 3 Prosentase peningkatan produksi padi 4 Prosentase rata-rata peningkatan produksi ikan (ikan konsumsi, ikan hias dan benih ikan) 5 Prosentase rata-rata peningkatan produksi hasil ternak (daging, telur & susu) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi 80,48 81,3 Prosentase peningkatan produksi padi ton -3,30% Prosentase rata-rata peningkatan produksi ikan (ikan konsumsi, ikan hias dan benih ikan) Prosentase rata-rata peningkatan produksi hasil ternak (daging, telur & susu) prod.ikan konsumsi 179,02 ton ; prod. ikan hias ekor ; prod. benih ikan prod. benih ikan = ekor. prod. daging 3.264,98 ton ; prod. telur 2.477,27 ton ; prod. susu liter 9,80% 4,24% Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 76

81 Tabel 6.2 Indikator Kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Tahun No. Indikator Sasaran RPJMD Indikator Tujuan Renstra Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi kinerja pada akhir periode RPJMD Th Th Th Th Th Th Th Skor Pola Pangan Skor Pola Pangan 80, Harapan (PPH) Harapan (PPH) Ketersediaan Ketersediaan 2 Skor Pola Pangan Skor Pola Pangan 81, Harapan (PPH) Harapan (PPH) Konsumsi Konsumsi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 77

82 Tabel 6.3 Indikator Kinerja Utama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Tahun No. Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Formulasi Perhitungan Target Capaian Setiap Tahun Th Th Th Th Meningkatnya Skor Pola Pangan komposisi kelompok pangan Ketahanan Pangan Daerah Harapan (PPH) Ketersediaan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi utama yang bila tersedia dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Skor PPH Ideal = 100 (Permentan 65 Tahun 2010 tentang SPM) komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Skor PPH Ideal = 100 (Permentan 65 Tahun 2010 tentang SPM) Th Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 78

83 RENSTRA BAB VII. PENUTUP Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar disusun sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renstra OPD, adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Strategis memuat tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan selama tahun yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi OPD serta berpedoman kepada RPJMD Daerah dan bersifat indikatif. Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar tahun ditetapkan dengan Peraturan Walikota Blitar. Rencana Strategis dimaksud merupakan pedoman dalam penyusunan rencana kerja tahunan yaitu Rencana Kerja (Renja) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar. Selain itu, Rencana Strategis juga merupakan dasar evaluasi dan pelaporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan. Apabila terjadi perubahan Struktur Organisasi dan Tata Rencana Kerja (SOTK), maka akan dilakukan Perubahan Strategis dengan berpedoman pada kewenangan urusan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Blitar, 5 Juli 2017 KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN Ir. R O D I Y A H Pembina Utama Muda NIP Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 79

INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2015 VISI : Mewujudkan pertanian berdaya saing ekonomi dan menunjang ketahanan pangan pada tahun 2015. MISI : 1.

Lebih terperinci

RENSTRA BAB I. PENDUHULUAN

RENSTRA BAB I. PENDUHULUAN Lampiran I : Keputusan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Blitar Nomor : 188/47/41.11/216 Tanggal : 26 Sepetember 216 BAB I. PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan aspirasi serta cita-cita masyarakat dalam mencapai masa depan yang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Rencana Strategis 6 BAB I PENDAHULUAN.. Latar belakang Secara konseptual dan teknokratis, proses pembangunan dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan utama pembangunan yang ditetapkan yaitu mewujudkan

Lebih terperinci

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Blitar, 5 Juli 2017 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BLITAR

KATA PENGANTAR. Blitar, 5 Juli 2017 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BLITAR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2016 2021 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN TAHUN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BLITAR 1

BAB I PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN TAHUN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BLITAR 1 Lampiran I : Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Blitar Nomor : 188/ /410.202/2015 Tanggal : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan dinamika lingkungan strategis baik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 205 I. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) merupakan dokumen perencanaan yang disusun berpedoman kepada Rencana Strategis (Renstra) dan mengacu

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi akhir-akhir ini dimana setiap organisasi publik diharapkan lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 33 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 33 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK,

Lebih terperinci

RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN Meningkatkan Ketersediaan Beras 10.036 Ton, Jagung 463 Ketersediaan utama Ketahanan Ton, Kedelai 6.806 Ton, Daging Ketersediaan, Utama (Food Availability) (food availability) (/Perkebuna n) 24.547 Ton,

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN BHINNEKA TU NGGA L IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana kerja (RENJA) SKPD Tahun 2015 berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, yang penyusunan dengan memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Periode 2017 2021

Lebih terperinci

1 of 14 7/31/17, 9:07 AM

1 of 14 7/31/17, 9:07 AM 1 of 14 7/31/17, 9:07 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2017 (Belanja Langsung) s/d Juni DINAS PERTANIAN, PANGAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1,597,601,775

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa Rencana Kerja (Renja) Dinas Ketahanan Pangan APBD Perubahan Tahun 2017 ini dapat disusun tepat waktu, sehingga dokumen

Lebih terperinci

RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL

RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL RINCIAN TUGAS Kepala Badan Kepala Badan mempunyai tugas : a. memimpin penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan sesuai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON SALINAN RANCANGAN NOMOR 72 TAHUN 2016, SERI D. 21 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 72 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN (DKP2) Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam Telepon (0730) 623 545 Faximili (0730) 623 545 Email : dkpppagaralam@gmail.com

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 206-202 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG 206 PROVINSI BALI BUPATI BADUNG KEPUTUSAN

Lebih terperinci

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN.. Latar belakang Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Blitar merupakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BLITAR

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BLITAR RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BLITAR 20162021 Peraturan Walikota Blitar Nomor 31 Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Walikota Blitar Nomor 81 Tahun 2016 tentang Penetapan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN

PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN 2016-2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah subhanallahu wa ta ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-nya, sehingga penyusunan Rencana

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN SASARAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Prosentase layanan 100% Program Pelayanan Peningkatan dan Pengelolaan Input : Dana Rp 1.004.854.000,00 adminstrasi Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran : Terpenuhinya

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 14 Kabupaten/Kota, namun sejak tgl 25 April 2013 telah dikukuhkan Daerah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj.IP) LAPORAN KINERJA INSTANSI DINAS TANAMAN PEMERINTAH PANGAN DAN PETERNAKAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PACITAN LAPORAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR i2- TAHUN 2014 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA PEKANBARU DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1 [Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Pertanian ]

1.1 Latar Belakang. 1 [Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Pertanian ] 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat Edaran Bupati Nomor 050/190/408.46/2016 tentang Penyusunan Rancangan Rencana Strategis Satuan Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Kabupaten Pacitan Tahun 2016-2021 bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN SASARAN 1 : Meningkatkan ketersediaan pangan utama (food availability) SASARAN : INDIKATOR KINERJA : KINERJA PROGRAM : INDIKATOR KINERJA :

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 54 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Dalam rangka mendorong dan meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 - 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang telah selesai disusun.

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci