Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Fitria Putri Nastiti dan Utami Dewi,SIP, M.PP.)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Fitria Putri Nastiti dan Utami Dewi,SIP, M.PP.)"

Transkripsi

1 PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PEMBUDIDAYA IKAN AIR TAWAR MINO NGREMBOKO DI NGEMPLAK SLEMAN THE ECONOMIC EMPOWERMENT OF SOCIETY IN IMPROVING PROSPERITY FRESHWATER FISH FARMERS MINO NGREMBOKO IN NGEMPLAK SLEMAN Oleh: Fitria Putri Nastiti dan Utami Dewi, SIP, M.PP. FIS, UNY, Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui budidaya ikan air tawar serta untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat pemberdayaan ekonomi masyarakat di Dusun Bokesan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan air tawar Mino Ngremboko sudah dilaksanakan dengan baik namun perlu dioptimalkan. Pemberdayaan ekonomi dilakukan dengan mengembangkan permodalan dari Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman untuk membantu anggota KPI Mino Ngremboko dan UPI Bokesan, meningkatkan potensi SDM masyarakat Bokesan melalui P2MKP, menentukan manajemen usaha melalui pengelolaan produk berupa bibit ikan dan nila crispy, dan strategi pemasaran produk. Faktor pendukung dalam pemberdayaan ekonomi meliputi simpan pinjam anggota dengan pembayaran kontribusi kelompok yang rendah, kerjasama dalam meningkatkan kualitas SDM, bibit ikan berasal dari Balai Benih Ikan Cangkringan, dan terdapat pasar ikan dan gedung UPI Bokesan. Faktor penghambat dalam pemberdayaan ekonomi superego, tidak tersedianya unit khusus SDM UPI Bokesan, pengelolaan sumber air tidak efektif dan keterbatasan lahan, tenaga manual UPI Bokesan menyebabkan hasil produksi tidak efektif, waktu operasional pasar lele tidak efektif, dan permintaan pasar UPI Bokesan tidak tentu. Kata kunci: pemberdayaan ekonomi masyarakat, kesejahteraan masyarakat, minapolitan Abstract Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Fitria Putri Nastiti dan Utami Dewi,SIP, M.PP.) This research aimed to identify the economic empowerment of society through freshwater fish cultivation as well as to identify the supporting factors and obstacle factors in the economic empowerment in Bokesan Village. This research used qualitative approach with descriptive method. The data collecting techniques were interviews, observations and documentations. Source triangulationwas used to validate the data. The results showed that the society economic empowerment in improving prosperity freshwater fish farmers of Mino Ngremboko in Ngemplak Sleman had been implemented well but it needed to be optimized. The economic empowerment of society wasconducted by developing capital from D2KP Sleman to help members of KPI Mino Ngremboko and UPI Bokesan, increasing the potential human society Bokesan throught P2MKP Mino Ngremboko, determining the business management through the management of the fish seed product and crispy tilapia, and producing marketing strategy. Supporting factors of society economic empowerment included lending members with low contributions, cooperation in improving the quality of human resources, fish seeds came from Balai Benih Ikan Cangkringan, there is a fish market and UPI Bokesan flock. Obstacles factors in economic empowerment were selfish, no special unit to improve human resources UPI Bokesan,the management of water sources was ineffective and limited land, manual power UPIBokesan resulting ineffective production, operational time of catfish market was not effective, and demand for UPI Bokesan market was uncertain. Keywords: economic empowerment of society, public welfare, minapolitan 161

2 PENDAHULUAN Sumberdaya perikanan merupakan salah satu kekayaan alam yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka kesempatan kerja. Perikanan merupakan subsektor yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam pembangunan perekonomian masyarakat. Menurut Daryanto (2007) sumberdaya perikanan merupakan salah satu sumberdaya yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai penggerak utama (prime mover) perekonomian nasional. Upaya Pemerintah guna mengembangkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan melalui berbagai kebijakan, antara lain adalah dengan ditetapkannya Konsepsi Minapolitan. Konsepsi tersebut tertuang di dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan. Dalam Peraturan Menteri tersebut, Minapolitan didefinisikan sebagai sebuah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Minapolitan akan menjadi relevan dengan wilayah pengembangan perdesaan karena pada umumnya sektor perikanan dan pemanfaatan sumberdaya laut memang merupakan mata pencaharian utama dari sebagian besar masyarakat pesisir. Otoritas perencanaan dan pengambilan keputusan akan didesentralisasikan di desa-desa sehingga masyarakat yang tinggal di perdesaan pesisir akan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pekembangan dan pembangunan daerahnya sendiri. Pemerintah Kabupaten Sleman menetapkan dua Kawasan Minapolitan, yaitu Kecamatan Berbah melalui SK Bupati Nomor 215/Kep.KDH/A/2010 tentang Penetapan Kecamatan Berbah sebagai kawasan Minapolitan dan Kecamatan Ngemplak sebagai kawasan Minapolitan melalui SK Bupati Nomor 216/Kep.KDH/A/2010. Kecamatan Ngemplak terdiri dari 5 kelurahan yaitu Bimomartani, Sindumartani, Umbumartani, Wedomartani, dan Widodomartani. Sindumartani merupakan kelurahan yang pesat dalam perkembangan budidaya ikan air tawar di Kecamatan Ngempak. Kelurahan Sindumartani terdiri dari 11 dusun. Bokesan memiliki usaha perikanan yang pesat dari pada dusun yang lain, hal ini dapat dilihat dengan adanya kegiatan pembudidayaan ikan air tawar Mino Ngremboko dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan ekonomi kreatif budidaya ikan air tawar. Dusun Bokesan dipilih sebagai obyek penelitian karena dalam penelitian pemberdayaan ekonomi masyarakat ini Dusun Bokesan merupakan daerah yang ditetapkan sebagai kawasan Minapolitan yang terintegrasi di Kabupaten Sleman. Dengan ditetapkannya Dusun Bokesan sebagai kawasan Minapolitan secara tidak 162

3 langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat didasarkan pada konsep ekonomi kerakyatan menurut Suseno T.W. dkk (2005 : 14) yang terdiri dari 4 pilar utama yaitu permodalan, potensi SDM, manajemen usaha, dan pemasaran. Dusun Bokesan memiliki jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Sindumartani dengan jumlah penduduk sebesar 323 jiwa dengan jumlah KK 103. Istu Suhardjo selaku Kepala Dusun Bokesan mengatakan sebagian besar masyarakat bekerja sebagai pembudidaya air tawar dengan jumlah pembudidaya 67 anggota, jumlah tenaga tetap 10 orang, tenaga tidak tetap 20 orang totalnya 97 orang. Dengan melihat banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai pembudidaya ikan sehingga budidaya ikan air tawar dijadikan sebagai mata pencaharian pokok masyarakat Dusun Bokesan. Berkembangnya pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar berpengaruh pada berkurangnya jumlah pengangguran diwilayah Dusun Bokesan sebesar 85%( diakses pada tanggal 17 November 2016). Permasalahan pemberdayaan masyarakat pembudidaya ikan Mino Ngremboko ialah sulitnya masyarakat dalam menerima perubahan sistem budidaya ikan yang modern. Padahal masyarakat dituntut untuk mengetahui bagaimana cara pembenihan, pembesaran, pembuatan pakan, dan pengolahan ikan yang baik agar hasil dari produksi serta harga jual ikan meningkat. Hal ini dapat diatasi dengan adanya pendekatan, pelatihan, serta penyuluhan yang dilakukan oleh Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Mina Ngremboko yang bekerjasama dengan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman guna mengingkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberadaan budidaya ikan air tawar Mino Ngremboko tersebut didukung dengan adanya pasar benih ikan lele serta pasar ikan nila Mino Ngremboko. Namun dalam pemanfaatan pasar tersebut tidak maksimal. Hal ini dikarenakan terbatasnya berbagai fasilitas yang disediakan, seperti air bersih, timbangan, dan pendingin ikan. Selain itu waktu operasional pasar ikan lele tidak dilakukan setiap hari, sehingga akan mengurangi aktifitas jual beli antara pembudidaya ikan dan pembeli. Pemberdayaan ekonomi tidak sebatas tertuju pada pembudidaya ikan air tawar saja, namun juga melibatkan masyarakat seperti ibu-ibu PKK Dusun Bokesan. Pemberdayaan ibu-ibu PKK melalui kegiatan ekonomi kreatif dikelola oleh Unit Pengelola Ikan (UPI). Menurut Sri Rejeki selaku ketua UPI Bokesan, dalam pengelolaan nila crispy dan abon lele mencapai omzet Rp 11,5 miliar ( diakses pada tanggal 17 November 2016). Dengan melihat omzet yang tinggi dapat meningkatkan 163

4 perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan ibu-ibu PKK. Namun dalam memproduksi nila crispy dan abon lele masih menggunakan tenaga manusia sehingga hasil produksi yang dihasilkan tidak maksimal. Disisi lain ketersediaan lahan dan pengelolaan sumber air menjadi masalah yang dihadapi oleh pembudidaya ikan dalam mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar. Menurut Saptono selaku ketua P2MKP Mino Ngremboko lahan untuk budi daya ikan pada musim hujan seluas 30 hektare, namun jika di musim kemarau hanya 15 sampai 20 hektare( pembudidayaan-ikan-bokesan dikembangkandengan-konsep-wisata diakses pada 17 November 2016). Keterbatasan lahan yang dialami oleh KPI Mino Ngremboko dilatarbelakangi oleh perubahan alih fungsi lahan menjadi bangunan-bangunan permanen. Hal ini tentunya mempengaruhi hasil produksi ikan air tawar, mengingat banyaknya permintaan akan konsumsi ikan air tawar di Yogyakarta yang tidak di iringi oleh ketersediaan lahan. Selain itu pengelolaan sumber air ketika musim kemarau menjadi kendala dalam kegiatan budidaya ikan air tawar di Dusun Bokesan. Ketika datangnya musim kemarau dan berkurangnya sistem perairan akan mengakibatkan menurunnya produksi ikan air tawar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan air tawar Mino Ngremboko di Ngemplak Sleman serta memahami faktor pendukung dan faktor penghambar pemberdayaan ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian yang berfokus pada Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pembudidaya Ikan Air Tawar Mino Ngremboko Di Ngemplak Sleman. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penggunaan desain penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran lengkap bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan air tawar Mino Ngremboko di Ngemplak Sleman. Sehingga data yang diperoleh lebih mendalam. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) Mino Ngremboko, Unit Pengelola Ikan (UPI) Bokesan, Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Bokesan, Dusun Bokesan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan tanggal 29 Februari 2017 hingga 30 Maret

5 Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini adalah Staff Bagian Bina Usaha Perikanan di Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Ketua di Kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) Mino Ngremboko, Sie Permodalan di Kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) Mino Ngremboko, Bendahara di Kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) Mino Ngremboko, Ketua di Unit Pengelola Ikan (UPI) Bokesan, Ketua di Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Bokesan, Ibu- Ibu PKK Bokesan, dan pembudidaya ikan Mino Ngremboko. Sumber dan Jenis Data Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan observasi di lokasi penelitian. Sementara itu, sumber data sekunder diperoleh melalui pengambilan data tertulis dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan, Buku Profil Mino Ngremboko, Buku Profil Dusun Bokesan tahun 2015, Data Permodalan KPI Mino Ngremboko, Data Permodalan UPI Bokesan, Data jumlah anggota KPI Mino Ngremboko, Data Produksi KPI Mino Ngremboko, Data Keriteria Penilaian Kelembagaan Pelaku Utama Kegiatan Perikanan Dinas Pertanian, Perikanan, Kehutanan Kebupaten Sleman, dan Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Ikan. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri menggunakan alat bantu penelitian berupa pedoman observasi dan wawancara. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur, observasi non partisipan, dan dokumentasi. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber yang dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dan mengklarifikasi data yang diperoleh dari informan penelitian yang diperoleh dari data primer, sehingga peneliti dapat memperoleh data informasi yang valid untuk membantu dalam menganalisis pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan air tawar Mino Ngremboko di Ngemplak Sleman. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013:246) yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Pembudidayaa Ikan Ari Tawar Mino Ngremboko Sumberdaya perikanan merupakan salah satu kekayaan alam yang berperan penting dalam 165

6 mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka kesempatan kerja. Perikanan merupakan subsektor yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam pembangunan perekonomian masyarakat. Upaya Pemerintah guna mengembangkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan melalui berbagai kebijakan, antara lain adalah dengan ditetapkannya Konsepsi Minapolitan. Konsepsi tersebut tertuang di dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan. Dalam Peraturan Menteri tersebut, Minapolitan didefinisikan sebagai sebuah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Pengertian Minapolitan adalah kota perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha perikanan serta mampu melayani, mendorong, menarik, mengelola kegiatan pembangunan ekonomi daerah sekitarnya. Pemerintah Kabupaten Sleman menetapkan dua kawasan Minapolitan, yaitu Kecamatan Berbah melalui SK Bupati Nomor 215/Kep.KDH/A/2010 tentang Penetapan Kecamatan Berbah sebagai kawasan Minapolitan dan Kecamatan Ngemplak sebagai kawasan Minapolitan melalui SK Bupati Nomor 216/Kep.KDH/A/2010. Kecamatan Ngemplak terdiri dari 5 kelurahan yaitu Bimomartani, Sindumartani, Umbumartani, Wedomartani, dan Widodomartani. Sindumartani merupakan kelurahan yang pesat dalam perkembangan budidaya ikan air tawar di Kecamatan Ngempak. Kelurahan Sindumartani terdiri dari 11 dusun. Bokesan merupakan dusun yang memiliki usaha perikanan terintegrasi dari pada dusun yang lain, hal ini dapat dilihat dengan adanya kegiatan budidaya ikan air tawar Mino Ngremboko dan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ekonomi kreatif budidaya ikan air tawar. Pemberdayaan ekonomi masyarakat Dusun Bokesan didukung dengan adanya Kelompok Petani Ikan (KPI) dan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP). Selain itu agar hasil dari produksi serta harga jual ikan meningkat adanya kegiatan pengolahan hasil ikan air tawar yang dilakukan oleh Unit Pengelola Ikan (UPI) yang beranggotakan ibu-ibu PKK Dusun Bokesan. Dengan adanya inovasi berupa kegiatan ekonomi kreatif dapat meningkatakan pemberdayaan ibu rumah tangga serta meningkatakan kesejahteraan masyarakat Dusun Bokesan. Berikut analisis pemberdayaan ekonomi masyarakat budidaya ikan air tawar Mino Ngremboko menggunakan indikator permodalan, potensi SDM, manajemen usaha, dan pemasaran yang dijabarkan oleh Suseno T.W.dkk (2005:14) : 166

7 1. Permodalan Pemberdayaan dari segi permodalan yang dilakukan KPI Mino Ngremboko maupun UPI Bokesan dengan cara memanfaatkan program bantuan permodalan dari Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Program bantuan yang disediakan DP2K Kabupaten Sleman meliputi Dana Hibah, Bantuan Penguatan Modal, Bantuan Modal Unit Pelayanan Pengembangan Perikanan, dan Kredit Program Perbankan yang di subsidi oleh Pemerintah. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dilapangan terkait permodalan menunjukan bahwa Bantuan permodalan dari Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman dikembangkan secara mandiri oleh KPI Mino Ngremboko maupun UPI Bokesan menjadi kegiatan-kegiatan permodalan yang dapat membantu anggota mengambangkan usaha. KPI Mino Ngremboko dan UPI Bokesan mengembangkan bantuan permodalan dari DP2K Kabupaten Sleman berupa simpan pinjam anggota dengan pembayaran kontribusi kelompok rendah dan waktu jangka waktu pengembalian yang relatif lama.sehingga simpan pinjam anggota yang dikelola KPI dan UPI dapat menjadi modal utama anggota dalam mengembangkan usaha dalam bidang budidaya ikan. 2. Potensi SDM Pemberdayaan dari segi potensi SDM masyarakat Bokesan didukung dengan adanya Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Mino Ngremboko. P2MKP yang dimiliki Dusun Bokesan mewakili 5 P2MKP yang berada di Kabupaten Sleman, selain itu KPI Mino Ngremboko termasuk kelompok utama yang berada di Kabupaten Sleman.Hal tersebut menunjukkan bahwa SDM yang dimiliki masyarakat Bokesan khususnya pembudidaya ikan air tawar tergolong baik. Upaya P2MKP untuk memperbaiki SDM KPI Mino Ngremboko melalui kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan sosialisasi dalam rapat KPI Mino Ngremboko. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas SDM UPI Bokesan, P2MKP lebih berperan sebagai mediator/penghubung antara UPI dengan Dinas Perikanan Kabupaten Sleman. 3. Manajemen Usaha Keberhasilan pengelolaan produk untuk menghasilkan hasil yang maksimal harus didukung oleh kualitas SDM yang baik. KPI Mino Ngremboko berperan dalam manajemen pengelolaan produksi berupa 167

8 bibit ikan sedangkan untuk meningkatkan hasil jual UPI Bokesan berperan dalam mengelola hasil produksi bibit ikan menjadi nila crispy. Hal ini dapat dilihat bahwa SDM yang dimiliki KPI Mino Ngremboko dapat memanajemen pengunaan kolam dengan beralih profesi sebagai petani ketika musim kemarau dan dapat memanfaatkan manajemen waktu dan peluang yang ada. Sedangkan SDM yang dimiliki UPI Bokesan mampu mengolah bibit ikan nila menjadi produk nila crispy yang mempunyai nilai jual tinggi. 4. Pemasaran KPI Mino Ngremboko maupun UPI Bokesan mempunyai strategi masingmasing dalam memasarkan produknya. Strategi yang dimiliki KPI dalam memasarkan hasil panen anggotanya dengan memberi pungutan 10% untuk sekali panen. Dengan adanya kegiatan pemasaran yang dilakukan KPI dapat membantu anggota untuk menjual hasil panen dengan mudah, sehingga anggota secara langsung dapat menerima uang dari hasil panen. Sedangkan strategi pemsaran yang dimiliki UPI Bokesan adalah dengan cara pemasaran mandiri dan menitipkan hasil produk. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pembudidaya Ikan Air Tawar Mino Ngremboko 1. Faktor Pendukung a. Simpan pinjam dengan pembayaran kontribusi kelompok yang rendah. Simpan pinjam anggota yang dikelola oleh KPI Mino Ngremboko dan UPI Bokesan memiliki pungutan kotribusi untuk kelompok yang rendah dan jangka waktu pengembalian yang cukup lama. Simpan pinjam KPI Mino Ngremboko memiliki kontribusi sebesar 12% dengan waktu pengembalian satu tahun, sedangkan simpan pinjam UPI Bokesan dikenai kontribusi sebesar 12% dengan waktu pengembalian selama 6 bulan. Dengan adanya simpan pinjam tersebut dijadikan sebagai modal utama anggota KPI dan UPI untuk mengambangkan uasahanya. b. Kerjasama dalam meningkatkan kualitas SDM Kerjasama antara pihak swasta dengan P2MKP dalam kegiatan penyuluhan menyebabkan hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua pihak. Pihak swasta tidak hanya memberikan informasi mengenai budidaya ikan yang 168

9 baik, tetapi juga memberikan produk secara gratis kepada pembudidaya ikan, sedangkan timbal baliknya anggota KPI membantu pemasaran produk dari pihak swasta. c. Bibit ikan berasal dari Balai Benih Ikan Cangkringan Bibit ikan yang baik diperoleh dari induk ikan yang berkualitas. KPI Mino Ngremboko menggunkan induk dari Balai Benih Ikan Cangkringan untuk kegiatan budidaya ikan air tawar, dimana bibit kualitas induk BBI Cangkringan sudah lolos seleksi oleh Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman. d. Terdapat pasar ikan dan gedung UPI Bokesan Pemasaran oleh KPI dan UPI Bokesan di dukung dengan tersedianya fasilitas berupa pasar dan gedung pemasaran UPI Bokesan. Dengan adanya fasilitas tersebut dapat mempermudah kegiatan transaksi dengan calon konsumen. 2. Faktor Penghambat a. Superego Superego yang dimiliki anggota KPI Mino Ngremboko akan menimbulkan kepatuhan kepada diri seseorang sehingga sulit menerima perubahan. Sebagian besar anggota KPI Mino Ngremboko masih menggunakan cara tradisional dalam budidaya ikan, hal ini tidak diiringi dengan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, sehingga hasil yang diperoleh dalam budidaya ikan tidak maksimal. b. Tidak tersedia unit khusus SDM UPI Bokesan P2MKP mempunyai peran dalam meningkatkan SDM masyarakat Bokesan melalui KPI Mino Ngremboko dan UPI Bokesan. Namun dalam kenyataannya peran P2MKP lebih condong pada SDM KPI Mino Ngremboko, sedangkan untuk meningkatkan kualitas SDM UPI Bookesan P2MKP hanya berperan sebagai mediator/penghubung antara UPI dengan DP2K Kabupaten Sleman. c. Pengelolaan sumber air tidak efektif dan keterbatasan lahan Pengelolaan sumber air ketika musim kemarau dan keterbatasan lahan menjadi faktor penghambat dalam budidaya ikan air tawar. Mengingat sebagian besar anggota KPI mempunyai kolam berupa sawah sehingga ketika musim kemarau perairan pada kolam tidak mencukupi. Selain itu keterbatasan lahan yang dialami anggota KPI disebabkan oleh alih 169

10 fungsi lahan menjadi bangunan permanen, hal tersebut menyebabkan hasil produksi mejadi tidak maksimal. d. Tenaga manual UPI Bokesan menyebabkan hasil produksi tidak efektif Faktor penghambat pada produksi nila crispy yaitu masih menggunakan tenaga manusia, hal ini menyebabkan hasil produksi tidak maksimal dan memakan banyak waktu produksi. e. Waktu operasional pasar lele yang tidak efektif Waktu operasional pasar lele KPI Mino Ngremboko berbeda dengan waktu operasional pasar ikan nila.waktu oprasional pasar nila dilakukan pada hari senin sampai jumat, sedangkan waktu operasional pasar ikan lele dilakukan pada hari sabtu. f. Permintaan pasar UPI Bokesan yang tidak tentu Permintaan pasar yang tidak tentu menjadi faktor penghambat pada proses pemasaran UPI Bokesan. Permintaan pasar yang tidak tentu menyebabkan tidak stabilnya anggota UPI Bokesan dalam memproduksi nila crispy, sehingga menyebabkan pendapatan yang diperoleh UPI Bokesan menjadi tidak tetap. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembudidayaan ikan air tawar Mino Ngremboko di Ngemplak Sleman mempunyai pengaruh positif karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dusun Bokesan dilihat melalui 4 pilar utama yaitu permodalan, potensi SDM, manajemen usaha, dan pemasaran. Keberhasilan pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan air tawar dipengaruhi oleh faktor pendukung dan faktor pengahambat. Faktor pendukung dalam pemberdayaan ekonomi meliputi simpan pinjam anggota dengan pembayaran kontribusi kelompok yang rendah, kerjasama dalam meningkatkan kualitas SDM, bibit ikan berasal dari Balai Benih Ikan Cangkringan, dan terdapat pasar ikan dan gedung UPI. Sedangkan faktor penghambat dalam pemberdayaan ekonomi meliputi superego, tidak tersedianya unit khusus SDM UPI Bokesan, pengelolaan sumber air dan keterbatasan lahan, tenaga manual dalam produksi UPI Bokesan, waktu operasional pasar lele yang tidak efektif, dan permintaan pasar UPI Bokesan yang tidak tentu. Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan air Mino Ngremboko di Ngemplak Sleman, saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut: 170

11 1. Mengoptimalkan koordinasi antara Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman antara KPI Mino Ngremboko, UPI Bokesan, P2MKP masyarakat Dusun Bokesan dalam hal peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembudidayaan ikan air tawar. 2. Perlu dukungan berupa event khusus dari Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dalam membantu pemasaran produk nila crispy UPI Bokesan. 3. Perlu adanya tambahan unit atau organisasi dari pemerintah untuk membantu P2MKP dalam meningkatkan SDM UPI Bokesan. 4. Penambahan bantuan dari pemerintah berupa bak penampungan air hujan untuk mengatasi kurangnya ketersediaan air ketika musim kemarau datang. 5. Penambahan bantuan dari pemerintah terkait alat modern dalam membantu UPI Bokesan melakukan produksi nila crispy agar lebih efisien dan efektif. DAFTAR PUSTAKA Afrief Daryanto. (2007). Dari Klaster Menuju Peningkatan Daya Saing Industri Perikanan. Jakarta: Buletin Craby & Starky Kep Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2010 Moleong, J Lexy. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. SK Dirjen Perikanan Budidaya Nomor 45 tahun 2009 tentang Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Minapolitan Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuntitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta Suseno T.W. dkk. (2005).Reposisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Dalam Perekonomian Nasional, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma ( diakses tanggal 17 November 2016). ( didayaan-ikan-bokesan-dikembangkan-dengankonsep-wisata diakses pada 17 November 2016). ( diakses pada 17 November 2016). 171

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional menurut TAP. MPR No.IV/MPR/1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional menurut TAP. MPR No.IV/MPR/1999 adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional menurut TAP. MPR No.IV/MPR/1999 adalah merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,

Lebih terperinci

BAB II KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN

FAKTOR FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN FAKTOR FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN Tety Widyaningrum tetywidya1012@gmail.com Andri Kurniawan andri.kurniawan@ugm.ac.id Abstract The purpose of this study

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : NIM :

HALAMAN PERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : NIM : Saya yang bertanda tangan di bawah ini : HALAMAN PERNYATAAN Nama : Muh. Habieb Ikroman NIM : 20110520122 Program Studi Judul : S1 Ilmu Pemerintahan : Peran Dinas Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten

Lebih terperinci

RELASI AKTOR DALAM PROGRAM ASURANSI PERTANIAN DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN

RELASI AKTOR DALAM PROGRAM ASURANSI PERTANIAN DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN RELASI AKTOR DALAM PROGRAM ASURANSI PERTANIAN DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN The Relationship of Actors in Agricultural Insurance Program Implemented in Minggir District of Sleman. Oleh : Diana

Lebih terperinci

STRATEGI DAN DAMPAK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BERBASIS MINAPOLITAN (Studi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi)

STRATEGI DAN DAMPAK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BERBASIS MINAPOLITAN (Studi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi) STRATEGI DAN DAMPAK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BERBASIS MINAPOLITAN (Studi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi) Akbar Khamarullah, Abdul Juli Andi Gani, Riyanto Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perikanan tangkap Indonesia yang sebagian besar saat ini telah mengalami overfishing menuntut pemerintah untuk beralih mengembangkan perikanan budidaya. Perikanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kisah sukses Desa Wisata Pentingsari yang kini telah menjadi Desa Wisata

BAB III METODE PENELITIAN. kisah sukses Desa Wisata Pentingsari yang kini telah menjadi Desa Wisata BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini terletak di Desa Pentingsari Kelurahan Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA IKAN MINA PERSADA (KBI -MP) DI DUSUN PACAR DESA TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA IKAN MINA PERSADA (KBI -MP) DI DUSUN PACAR DESA TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL Pemberdayaan Masyarakat (Rizal Latief)279 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA IKAN MINA PERSADA (KBI -MP) DI DUSUN PACAR DESA TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL COMMUNITY GROUPS

Lebih terperinci

PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KULWARU KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KULWARU KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KULWARU KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

STUDI TENTANG UPAYA UPT

STUDI TENTANG UPAYA UPT ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1579-1588 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 STUDI TENTANG UPAYA UPT. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang memiliki penduduk yang padat, setidaknya mampu mendorong perekonomian Indonesia secara cepat, ditambah lagi dengan sumber daya

Lebih terperinci

KEBERADAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SIJUNJUNG DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT DI SIMPANG TANAH BADANTUANG JORONG GANTING NAGARI SIJUNJUNG

KEBERADAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SIJUNJUNG DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT DI SIMPANG TANAH BADANTUANG JORONG GANTING NAGARI SIJUNJUNG KEBERADAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SIJUNJUNG DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT DI SIMPANG TANAH BADANTUANG JORONG GANTING NAGARI SIJUNJUNG Oleh : *Retri dhanila, Erna Juita, S.Pd., M.Si**Farida,

Lebih terperinci

MINAPOLITAN DAN DESA LIMBANGAN, KETIKA KONSEP sdpembangunan DAN POTENSI KAWASAN DISATUKANcd ( oleh : Adi Wibowo)

MINAPOLITAN DAN DESA LIMBANGAN, KETIKA KONSEP sdpembangunan DAN POTENSI KAWASAN DISATUKANcd ( oleh : Adi Wibowo) MINAPOLITAN DAN DESA LIMBANGAN, KETIKA KONSEP sdpembangunan DAN POTENSI KAWASAN DISATUKANcd ( oleh : Adi Wibowo) Minapolitan mungkin merupakan istilah yang asing bagi masyarakat umum, namun bagi pelaku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam terutama dalam sektor pertanian. Besarnya

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Septi Ningsih NIM

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Septi Ningsih NIM DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BAGI WARGA BELAJAR DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT HARAPAN BANGSA, DESA PETIR, KECAMATAN KALIBAGOR, KABUPATEN BANYUMAS ARTIKEL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.12/MEN/2010 TENTANG MINAPOLITAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.12/MEN/2010 TENTANG MINAPOLITAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.12/MEN/2010 TENTANG MINAPOLITAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dusun Sremo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Lokasi tersebut dipilih sebagai lokasi dan

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PENELITIAN

BAB III LAPORAN PENELITIAN BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Gapoktan Kelompok Tani Bangkit Jaya adalah kelompok tani yang berada di Desa Subik Kecamatan Abung Tengah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MASTERPLAN MINAPOLITAN KABUPATEN BONDOWOSO. Endang Siswati

PENYUSUNAN MASTERPLAN MINAPOLITAN KABUPATEN BONDOWOSO. Endang Siswati PENYUSUNAN MASTERPLAN MINAPOLITAN KABUPATEN BONDOWOSO Endang Siswati ABSTRAK Judul Penelitian Penyusunan Masterplan Minapolitan Kabupaten Bondowoso. Tujuan dari penelitian ini adalah Meningkatkan produksi,

Lebih terperinci

KAJIAN PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DALAM MINA PADI DI DESA A. WIDODO KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

KAJIAN PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DALAM MINA PADI DI DESA A. WIDODO KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS KAJIAN PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DALAM MINA PADI DI DESA A. WIDODO KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS Study of The Development of The Aquaculture Business in Mina Paddy in A. Widodo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya air adalah salah satu karunia Tuhan Yang Maha Esa yang sangat besar manfaatnya bagi makhluk hidup. Dari jumlah air yang ada di bumi, 97 persennya adalah

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG

AKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG AKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG Awang Teja Satria dan Cahyo Sasmito Program Magister Administrasi Publik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Fauzil Husnah Mahasiswa Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. alamiah yang membatasi dan batas administratif yang mencakup daerah tersebut

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. alamiah yang membatasi dan batas administratif yang mencakup daerah tersebut IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Topografi 1. Lokasi Lokasi daerah merupakan suatu kedudukan daerah yang dilihat dari batas alamiah yang membatasi dan batas administratif yang mencakup

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997 menyebabkan banyak sektor usaha mengalami pailit yang secara langsung memberi andil besar bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya kelautan merupakan salah satu aset yang penting dan memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara fisik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. pekerjaan rumah bagi jajaran pemerintahan Indonesia. Masyarakat miskin berada

BAB I PENGANTAR. pekerjaan rumah bagi jajaran pemerintahan Indonesia. Masyarakat miskin berada BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan dan kemiskinan merupakan salah satu hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi jajaran pemerintahan Indonesia. Masyarakat miskin berada pada kondisi dimana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa

Lebih terperinci

PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KULWARU KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KULWARU KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO 108 Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol 5 No. 6 Tahun 2016 PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KULWARU KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO ROLE OF

Lebih terperinci

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN (FARMER CAPITAL POTENCIES FOR REPLANTING RUBBER PLANTATION IN MUSI RAWAS REGENCY SOUTH SUMATERA) Maya Riantini

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: KONTRIBUSI KOMPONEN TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN DESA WISATA MINA BOKESAN, DESA SINDUMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN Angki Intan Utami 1 *, Sri Wuryani, Siti Syamsiar 2 1,2 Program Studi Magister Agribisnis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013 C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Pembangunan pertanian khususnya sektor perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi, dalam hal ini sektor perikanan adalah sektor

Lebih terperinci

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015 URUSAN PEMERINTAHAN : 2.05. - KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

OPTIMALISASI BUDIDAYA DAN DIVERSIFIKASI PRODUK TURUNAN IKAN LELE

OPTIMALISASI BUDIDAYA DAN DIVERSIFIKASI PRODUK TURUNAN IKAN LELE Volume 23 No. 1, Januari Maret 2017 p-issn: 0852-2715 e-issn: 2502-7220 OPTIMALISASI BUDIDAYA DAN DIVERSIFIKASI PRODUK TURUNAN IKAN LELE Listiorini * ; Yani Suryani 2 ; Desi Ika 3 Prodi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Puron, Kelurahan Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki Karang Taruna unit yang bernama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian dan kelautan yang memiliki peran penting sebagai penggerak kemajuan perekonomian nasional di Indonesia. Selain menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan terkait dengan metode yang akan digunakan oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang ada dan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dengan panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Dengan panjang garis pantai sekitar 18.000 km dan jumlah pulau

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN 29 BAB II METODE PENELITIAN Penjabaran metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini sebagai berikut : A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian lapangan

Lebih terperinci

Oleh : ADE ARUM PERTIWI A

Oleh : ADE ARUM PERTIWI A STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PEMINAT DAN DAYA TARIK UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAK KE SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE Wahjoe Mawardiningsih Program Studi Komunikasi, Fakultkas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km. 5, Surakarta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo merupakan daerah yang terbentuk karena transmigrasi berasal dari Jawa pada tahun 1979. Desa Tegal Arum merupakan daerah

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN TARGET KEGIATAN

PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN TARGET KEGIATAN PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN TARGET

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai PENDAHULUAN Latar Belakang Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai aspek teknik budidaya rumput laut dan aspek manajerial usaha tani rumput laut. teknik manajemen usahatani.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Lebih terperinci

PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S.

PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S. PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S.Pi RINGKASAN Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dimana sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2008, juga tengah giat membangun daerahnya. Sebagai daerah yang masih

BAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2008, juga tengah giat membangun daerahnya. Sebagai daerah yang masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pringsewu sebagai sebuah Daerah Otonomi Baru (DOB) yang dibentuk berdasarkan Surat Keterangan Menteri Dalam Negeri (MENDAGRI) nomor 48 Tahun 2008,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DUMBO KUNCORO NGEMPLAK SLEMAN YOGAKARTA

MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DUMBO KUNCORO NGEMPLAK SLEMAN YOGAKARTA 356 Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol. 5, No.8 Tahun 2016. MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DUMBO KUNCORO NGEMPLAK SLEMAN YOGAKARTA KNOWLEDGE MANAGEMENT IN KUBE DUMBO KUNCORO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Lexy, 2002:9) mendefinisikan: Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN Oleh: Edmira Rivani, S.Si., M.Stat. Peneliti Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Implementasi Strategi Nine P s Of Marketing Mix dalam pemasaran biro

BAB III METODE PENELITIAN. Implementasi Strategi Nine P s Of Marketing Mix dalam pemasaran biro 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari atau alat untuk penelitian. Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana Implementasi Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km (Putra,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KULON PROGO Peneliti : Sugi Rahayu Utami Dewi Fajrul Falah MA (NIM: 0941144003)

Lebih terperinci

POLA PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG HIBRIDA. di KAB. SUMBA TIMUR

POLA PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG HIBRIDA. di KAB. SUMBA TIMUR POLA PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG HIBRIDA di KAB. SUMBA TIMUR Perekonomian Provinsi NTT secara sektoral, masih didominasi oleh aktivitas sektor pertanian. Apabila dilihat secara lebih khusus lagi, penggerak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif terlebih dahulu. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif terlebih dahulu. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai : 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif. Sebagai awalan dalam bahasan ini, diulas tentang definisi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pascapanen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pemanenan, pengolahan, sampai dengan hasil siap konsumsi (Hasbi, 2012:187). Sedangkan penanganan pascapanen adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah yang telah mengalami perubahan menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah yang telah mengalami perubahan menjadi Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah di negara Indonesia telah terlaksanakan lebih dari satu dasawarsa. Otonomi daerah di negara Indonesia pertama kali mulai diberlakukan melalui

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

Lebih terperinci

Oleh : Ulfatun Nisa Hidayati, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta,

Oleh : Ulfatun Nisa Hidayati, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, Kontribusi Pendapatan Budidaya... Ulfatun Nisa Hidayati KONTRIBUSI PENDAPATAN BUDIDAYA IKAN NILA TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA NGANJAT KECAMATAN POLANHARJO

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya

Lebih terperinci

Kebijakan Perikanan Budidaya. Riza Rahman Hakim, S.Pi

Kebijakan Perikanan Budidaya. Riza Rahman Hakim, S.Pi Kebijakan Perikanan Budidaya Riza Rahman Hakim, S.Pi Reflection Pembangunan perikanan pada dasarnya dititikberatkan pada perikanan tangkap dan perikanan budidaya Pada dekade 80-an perikanan budidaya mulai

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR SEBAGAI PENDORONG PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI KANAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR SEBAGAI PENDORONG PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI KANAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN 1 BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR SEBAGAI PENDORONG PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI KANAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan 7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan peralihan dari Dinas

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN MUTU TEKNIK PRODUKSI IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) BERDASARKAN METODE FORCE FIELD ANALYSIS (FFA)

PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN MUTU TEKNIK PRODUKSI IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) BERDASARKAN METODE FORCE FIELD ANALYSIS (FFA) PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN MUTU TEKNIK PRODUKSI IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) BERDASARKAN METODE FORCE FIELD ANALYSIS (FFA) Uyun Erma Malika 1, Tejasari 2 dan Evita Soliha Hani 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Melalui pendekatan ini dapat menarik suatu ciri atau

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Melalui pendekatan ini dapat menarik suatu ciri atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Melalui pendekatan ini dapat menarik suatu ciri atau gambaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak. ABSTRAK Ahmad Surya Jaya. NIM 1205315020. Dampak Program Simantri 245 Banteng Rene Terhadap Subak Renon di Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar. Dibimbing oleh: Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, SU dan Ir.

Lebih terperinci

Kiat Kiat Jurus Jitu Pengembangan Minapolitan

Kiat Kiat Jurus Jitu Pengembangan Minapolitan Kiat Kiat Jurus Jitu Pengembangan Minapolitan Dinas Kelautan, Perikanan dan Pengelola Sumberdaya Kawasan Segara Anakan (DKP2SKSA) Kabupaten Cilacap mengakui dengan memaparkan dalam gambaran umum di webnya,

Lebih terperinci

Pelaksanaan Public Relations... (Tusri Suharyadi)

Pelaksanaan Public Relations... (Tusri Suharyadi) 174 PELAKSANAAN PUBLIC RELATIONS DALAM RANGKA MENINGKATKAN CITRA LEMBAGA DI BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Penulis 1: Tusri Suharyadi Penulis 2: Muhyadi Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia menjadi titik berat dalam pembangunan bidang ekonomi. Konsep pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

SKRIPSI ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI SKRIPSI ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Oleh : Yuliandri 10981006594 JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera No.166, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ALAM. Pembudidaya. Ikan Kecil. Nelayan Kecil. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5719) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pembangunan pertanian memerlukan peran penyuluh pertanian sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Penelitian ini bersifat

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Jurnal Galung Tropika, 4 (3) Desember 2015, hlmn. 137-143 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Analysis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan hasil alam, kondisi

Lebih terperinci

P E R A N L E M B A G A MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN PETANI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

P E R A N L E M B A G A MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN PETANI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI P E R A N L E M B A G A MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN PETANI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI SKRIPSI Oleh: Faicha Donna Tunggal Dewi NIM. 091510601043 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya pelaku yang terlibat khususnya bidang produksi membuat harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya pelaku yang terlibat khususnya bidang produksi membuat harga-harga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perikanan budi daya ikan air tawar sebagai salah satu kegiatan agribisnis mulai disadari dan digarap dengan baik pada era 1990-an. Salah satu sentra kegiatan

Lebih terperinci

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT 7.1. Kinerja Lembaga Penunjang Pengembangkan budidaya rumput laut di Kecamatan Mangarabombang membutuhkan suatu wadah sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/Men/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/Men/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK Veronika Erlin Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI USAHATANI SAYURAN DENGAN SISTEM DIVERSIFIKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

OPTIMASI USAHATANI SAYURAN DENGAN SISTEM DIVERSIFIKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI OPTIMASI USAHATANI SAYURAN DENGAN SISTEM DIVERSIFIKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI Ade Maulana Farid 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian maulanafarid93@gmail.com Hj. Enok Sumarsih

Lebih terperinci

Perception Of Fish Farmers To Aquaculture Of Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) In Pond Tarp In The Village Hangtuah In Perhentian Raja District Kampar Regency Of Riau Province By Bagus Pirmansyah 1) ; Kusai

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Disusun Oleh: Via Marga Soewardi 11.02.8028 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jalan Ring Road Utara, Depok, Sleman Yogyakarta

Lebih terperinci