TCE-02 SISTEM MANAJEMEN K-3 DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN

Transkripsi

1 TCE-02 SISTEM MANAJEMEN K-3 DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp Jakarta Selatan 1

2 NO. KODE JUDUL 1 TCE 01 UUJK, ETIKA PROFESI, ETOS KERJA DAN UUSDA 2 TCE - 02 SISTEM MANAJEMEN K3 DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN 3 TCE - 03 SPESIFIKASI PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR 4 TCE - 04 PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI 5 TCE - 05 PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK BAHAN 6 TCE - 06 DOKUMEN KONTRAK 7 TCE - 07 TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN 8 TCE - 08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU 9 TCE - 09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN 10 TCE - 10 PENGENALAN MANAJEMEN PROYEK 2

3 NOMOR MODUL TCE 02 JUDUL MODUL SISTEM MANAJEMEN K-3 DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp Jakarta Selatan 3

4 MATERI YANG AKAN DIBAHAS MELIPUTI BAGIAN KE SATU SISTEM MANAJEMEN K3 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 2. KEBIJAKAN, PEMBUATAN PROGRAM DAN ACUAN K3 BAB 3. SISTEM MANAJEMEN K3 BAB 4. PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN BAB 5. ADMINISTRASI DAN PELAPORAN K3 4

5 BAGIAN KE DUA PENGENDALIAN LINGKUNGAN BAB 1. PENDAHULUAN BAB 2. PENGERTIAN DASAR LINGKUNGAN HIDUP BAB 3. INTEGRASI ASPEK LINGKUNGAN PADA KEGIATAN PROYEK BAB 4. PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BAB 5. SOSIAL BUDAYA DAN HUBUNGAN MASYARAKAT BAB 6. ASPEK-ASPEK PENGADAAN TANAH 5

6 LEMBAR TUJUAN A. TUJUAN UMUM PELATIHAN MAMPU MELAKSANAKAN PEKERJAAN BANGUNAN IRIGASI SESUAI DENGAN GAMBAR DESAIN DAN SPESIFIKASI TEKNIK. B. TUJUAN KHUSUS PELATIHAN SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN PESERTA MAMPU: 1. MENGANALISIS GAMBAR DESAIN, SPESIFIKASI, RENCANA MUTU, METODE KERJA, SCHEDULLE, DAN MEMPELAJARI LINGKUNGAN UNTUK PEKERJAAN BANGUNAN IRIGASI. 6

7 2. MEMBUAT PROGRAM KERJA MINGGUAN, BERDASARKAN PROGRAM PROYEK. 3. MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN 4. MELAKSANAKAN PEKERJAAN BANGUNAN IRIGASI SESUAI GAMBAR DESAIN, SPESIFIKASI, METODE DAN SCHEDULLE. 5. MEMBUAT LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN HARIAN, MINGGUAN. 6. MELAKUKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI HASIL PEKERJAAN. 7

8 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) SETELAH MENGIKUTI MODUL INI, PESERTA MAMPU MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM PEKERJAAN KONSTRUKSI, PROSES PENGENDALIAN LINGKUNGAN DAN MENJAGA KELESTARIAN BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT SETEMPAT. 8

9 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) SETELAH MODUL INI DIAJARKAN PESERTA MAMPU : 1. MENJELASKAN SISTEM MANAJEMEN K3 2. MENJELASKAN PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN K3 3. MENJELASKAN SISTEM PELAPORAN DENGAN FORMULIR- FORMULIR STANDAR 9

10 4. MENGURAIKAN DASAR-DASAR DAN LANDASAN HUKUM PENGENDALIAN. 5. MENGURAIKAN PENGERTIAN AMDAL, ANDAL, RKL DAN RPL. 6. MENGURAIKAN MASALAH BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT YANG SANGAT BERAGAM DIPELOSOK NUSANTARA YANG PERLU DIJAGA AGAR TIDAK MENIMBULKAN MASALAH. 10

11 BAGIAN KE SATU SISTEM MANAJEMEN K-3 PENDAHULUAN - UMUM PENGGUNAAN TENAGA KERJA DALAM JUMLAH BESAR DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN RELATIF RENDAH TELAH MEMBUKTIKAN BAHWA SEKTOR INI MEMPUNYAI ANDIL YANG CUKUP DOMINAN DALAM HAL TIMBULNYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA 11

12 HAL INI PADA UMUMNYA DISEBABKAN : * TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJAAN YANG KURANG * KEBIASAAN BURUK YANG MELEKAT PADA DIRI PEKERJA * KURANG DISIPLIN * KONDISI TEMPAT KERJA YANG KURANG TERAWAT DENGAN BAIK HAL INI DAPAT DICEGAH, DIKENDALIKAN, DIMINIMALISIR DAN DITINDAK LANJUTI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MANAJEMEN K-3 SERTA MEMPERHATIKAN RKL DAN RPL 12

13 - SISTEM MANAJEMEN K3 MANAJEMEN K3 MERUPAKAN SIKLUS ATAU RANGKAIAN PROSES YANG DIMULAI DARI PERENCANAAN DILANJUTKAN DENGAN APLIKASI PEMANTAUAN TERHADAP APLIKASI DAN PENINJAUAN KEMBALI TERHADAP PERENCANAAN YANG TELAH DIBUAT. RANGKAIAN INI MERUPAKAN RANGKAIAN TERTUTUP DAN SEMANGAT PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN SERTA ADANYA KERJA SAMA ANATARA PELAKSANA LAPANGAN DAN KANTOR 13

14 SISTEM MANAJEMEN K3 YANG TELAH DIKENAL DIANTARANYA : * SMK3 PERMENAKER NO. 5/ 1996 * OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ASSESMENT SERIES (OHSAS) 18001, 1999 * CONSTRUCTION INDUSTRY OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY MANAGEMENT SYSTEMS (COHSMS) 14

15 KEBIJAKAN, PEMBUATAN PROGRAM DAN ACUAN K3 - KEBIJAKAN DASAR PEMBUATAN K3 ADALAH KOMITMEN YANG MERUPAKAN JANJI PIMPINAN PUNCAK SUATU ORGANISASI PERUSAHAAN 15

16 SECARA UMUM ISI DARI KOMITMEN TERSEBUT ADALAH : * LANDASAN KEBERHASILAN PROGRAM K3, MERUPAKAN PERNYATAAN SIKAP DAN DUKUNGAN MANAJEMEN TERHADAP PROGRAM K3 DALAM PERUSAHAANNYA. * MENGIKAT SEMUA PIHAK TERKAIT (STAKE HOLDER) MELIPUTI MANAJEMEN, KARYAWAN, PEMEGANG SAHAM, PELANGGAN DAN MASYARAKAT LUAS 16

17 - PEMBUATAN PROGRAM PROGRAM UMUM DIDALAMNYA MEMUAT STRATEGI PENCAPAIAN PENERAPAN SMK3 SECARA DETAIL, PROGRAM DAPAT DIAPLIKASIKAN DALAM BENTUK PROSEDUR DAN PENUNJUK KERJA. PRINSIP DASAR MK3 : * PENETAPAN KEBIJAKAN DAN PENJAMIN KOMITMEN K3 * PERENCANAAN PEMENUHAN KEBIJAKAN, TUJUAN DAN SASARAN PENERAPAN K3 17

18 * PENERAPAN RENCANA K3 SECARA EFEKTIF DENGAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN MEKANISME PENDUKUNG YANG DIPERLUKAN UNTUK MENCAPAI KEBIJAKAN, TUJUAN DAN SASARAN K3. * PENGUKURAN PEMANTAUAN DAN PENGEVALUASIAN KINERJA K3 * PENINJAUAN SECARA TERUKUR DAN PENINGKATAN PENERAPAN SMK3 SECARA BERKESINAMBUNGAN 18

19 - ACUAN K3 : ACUAN DAN RUJUKAN DIDASARKAN ATAS : * UU NO.1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA * UU NO.13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAAN KERJA * PERMENAKER NO. PER 01/MEN/1980 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KONSTRUKSI BANGUNAN * PERMENAKER NO. PER 05/MEN/1985 TENTANG PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT 19

20 * SURAT KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI TENAGA KERJA DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO. KEP 174/ MEN/ 1986, NO. 104/ KPTS/ 1986 TENTANG KESELAMATAN KERJA PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI * PEMENAKER NO. PER 05/ MEN/ 1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA * OHSAS OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ASSESSMENT SERIES 20

21 * OHSAS 18002:2000, GUIDELINE FOR THE IMPLEMENTATION OF OHSAS 18001:1999 * COHSMS, CONTRUCTION INDUSTRY OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY MANAGEMENT SYSTEMS * ILO, GUIDELINE ON OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH MANAGEMENT SYSTEM, 2001 * GUIDELINES FOR THE DEVELOPMENT AND APPLICATION OF HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL MANAGEMENT SYSTEMS 21

22 SISTEM MANAJEMEN K3 1. PENGEMBANGAN K3 PENERAPAN DAN KEBERHASILAN SMK3 ADA 3 TINGKAT : TINGKAT KEBERHASILAN (%) KETERANGAN 1. PERUSAHAAN KECIL - RESIKO RENDAH - MENEMPUH 64 KRITERIA 2. PERUSAHAAN SEDANG - RESIKO MENENGAH - MENEMPUH 122 KRITERIA 0 59 PELANGGARAN KENA SANKSI MENDAPAT BENDERA PERAK 3. PERUSAHAAN BESAR - RESIKO TINGGI - MENEMPUH 166 KRITERIA MENDAPAT BENDERA EMAS 22

23 2. ELEMEN DALAM SISTEM MK3 - LINGKUP ADA 5 PRINSIP DASAR PELAKSANAAN SMK3 YAITU: * KEBIJAKAN K3 * PERENCANAAN * PENERAPAN DAN OPERASI * PEMERISAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN * TINJAUAN MANAJEMEN DAN PERUBAHAN PERBAIKAN BERKELANJUTAN 23

24 Perbaikan berkelanjutan (Continual improvement) Kebijakan (Policy) Perencanaan (Planning) Tinjauan Manajemen (Management review) Penerapan dan operasionil (Implementation And operation) Pemeriksaan dan tindakan perbaikan(checking and corrective action) 24

25 * PELAKSANAAN AUDIT SMK3 ADA 12 ELEMEN AUDIT : PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN PENDOKUMENTASIAN STRATEGI PENINJAUAN ULANG PERANCANGAN (DESAIN) DAN KONTRAK PENGENDALIAN DOKUMEN PEMBELIAN 25

26 KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3 STANDAR PEMANTAUAN PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN PENGELOLAAN MATERIAL DAN PERPINDAHANNYA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN DATA AUDIT INTERNAL SMK3 TINJAUAN MANAJEMEN 26

27 - KOMITMEN DAN KEBIJAKAN TINJAUAN MANAJEMEN (MANAGEMENT REVIEW) AUDIT (PENGUKURAN KINERJA/ MEASURING PERFORMANCE) KOMITMEN DAN KEBIJAKAN UMPAN BALIK (FEEDBACK FROM AUDIT) PERENCANAAN (PLANNING) 27

28 - PERENCANAAN K3 KEBIJAKAN (POLICY) AUDIT PERENCANAAN (PLANNING) UMPAN BALIK & PENGUKURAN KINERJA (FEEDBACK FROM MEASURING PERFORMANCE) PENERAPAN DAN OPERASIONAL (IMPLEMENTASI AND OPERASIONAL) 28

29 - TUJUAN DAN SASARAN TARGET TUJUAN SERTA SASARAN SMK3 BERDASARKAN : * KEMAMPUAN PERUSAHAAN * TINGKAT RESIKO YANG ADA - SASARAN PENERAPAN SMK3 * SUMBER DAYA MANUSIA * SISTEM DAN PROSEDUR * SARANA DAN FASILITAS * PENCAPAIAN PRESPEKTIF * PEMBERDAYAAN, PERTUMBUHAN DALAM PENERAPAN K3 29

30 - PERENCANAAN IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO. ORGANISASI HARUS MENYUSUN DAN MEMELIHARA PROSEDUR TENTANG PERENCANAAN IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN PENGENDALIANNYA. 30

31 - PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA. ORGANISASI HARUS DAPAT MENYUSUN DAN MEMELIHARA DOKUMEN, PERUNDANGANUNDANGAN, PERATURAN- PERATURAN DAN PERSYARATAN-PERSYARATAN LAIN. 31

32 - TUJUAN DAN SASARAN DALAM MENETAPKAN TUJUAN DAN SASARAN SEKURANG KURANGNYA HARUS MEMENUHI KUALIFIKASI : * DAPAT DIUKUR, * SATUAN / INDIKATOR PENGUKURAN, * SASARAN PENCAPAIAN, * JANGKA WAKTU PENCAPAIANNYA 32

33 - INDIKATOR KINERJA MERUPAKAN INFORMASI MENGENAI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA - PROGRAM-PROGRAM MANAJEMEN K3 MELIPUTI : * PERENCANAAN AWAL * PERENCANAAN KEGIATAN YANG SEDANG BERLANGSUNG 33

34 - PENERAPAN RENCANA K3 PENERAPAN SECARA EFEKTIF DENGAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN Perencanaan K3 (Planning) Audit Penerapan dan Operasional (Implementation and operation) Umpan balik & pengukuran kinerja (Feedback from measuring performance) Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan (Checking and corrective action) 34

35 3. JAMINAN KEMAMPUAN - SUMBER DAYA MANUSIA, SARANA DAN DANA ORGANISASI PERUSAHAAN HARUS MENYEDIAKAN SDA, SARANA DAN DANA YANG MEMADAI - INTEGRASI SMK3 TERINTEGRASI DENGAN SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN - TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PENANGGUNG JAWAB TERTINGGI DALAM K3 ADALAH TOP MANAGEMENT 35

36 - KONSULTASI, KOMUNIKASI DAN KESADARAN ORGANISASI MENJAMIN INFORMASI K3 DIKOMUNIKASIKAN KEPADA DAN DARI KARYAWAN - PELATIHAN KOMPETENSI KERJA PENGURUS ORGANISASI HARUS MENJAMIN KOMPETENSI KERJA DAN PELATIHAN SETIAP TENAGA KERJA 36

37 4. KEGIATAN PENDUKUNG - KOMUNIKASI KOMUNIKASI DUA ARAH DAN PELAPORAN MUTU - PELAPORAN MEMASTIKAN BAHWA SMK3 DIPANTAU DAN KINERJANYA DITINGKATKAN 37

38 - PENDOKUMENTASIAN DOKUMEN SEPRAKTIS MUNGKIN - PENGENDALIAN DOKUMEN ARSIP BAIK DIEVALUASI DIREVISI YANG TIDAK PERLU DIPISAH - PENCATATAN DAN MANAJEMEN INFORMASI MENCATAT DESKRIPSI, ARSIP DAN HASIL EVALUASI 38

39 5. IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO - IDENTIFIKASI SUMBER DAYA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN : * KONDISI / KEJADIAN YANG MENIMBULKAN BAHAYA * JENIS KECELAKAAN 39

40 - PENILAIAN PENILAIAN RESIKO BERDASARKAN DARI : * JENIS KECELAKAAN * TINGKAT KERAPATAN * TINGKAT KEPARAHAN 40

41 - TINGKATAN PENGENDALIAN - PERANCANGAN (DESAIN) DAN REKAYASA - PENGENDALIAN ADMINISTRATIF - TINJAUAN ULANG KONTRAK - PEMBELIAN - PROSEDUR MENGHADAPI KEADAAN DARURAT ATAU BENCANA - PROSEDUR MENGHADAPI INSIDEN - PROSEDUR RENCANA PEMULIHAN KEADAAN DARURAT 41

42 6. PENERAPAN RENCANA K3 - INSPEKSI DAN PENGUJIAN - AUDIT DAN SISTEM MANAJEMEN K3 - TINDAKAN PEMERIKSAAN PERBAIKAN DAN PENERAPANNYA - PENGUKURAN PEMANTAUAN DAN PENGEVALUASIAN KINERJA K3 42

43 7. TINJAUAN ULANG DAN PENINGKATAN OLEH PIHAK MANAJEMEN Pemerikasaan dan Tindakan perbaikan (Checking and corrective action) Internal Factors (faktor internal) Tinjauan Manajemen (Management review Internal Factors (faktor eksternal) Kebijakan (Policy) 43

44 PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN 1. PENGERTIAN. PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN DISINI MAKSUDNYA ADALAH SUATU TATA CARA YANG MENGATUR BAGAIMANA MELAKSANAAN PEMERIKSAAN ATAS PELAKSANAAN PENERAPAN K3 44

45 2. PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN - PROSEDUR PEMERIKSAAN - TINDAKAN PERBAIKAN 3. PROSEDUR PENGENDALIAN MELIPUTI PROSES K3 YANG DIDASARKAN DENGAN ADANYA : - KINERJA MASING-MASING PROSES KEGIATAN DAN - SASARAN 45

46 4. SIKLUS PENANGANAN K3 1. SIKLUS HARIAN K3 2. SIKLUS MINGGUAN K3 3. SIKLUS BULANAN K3 46

47 ADMINISTRASI DAN PELAPORAN K3 1. ADMINISTRASI K3 - INTERNAL - EKSTERNAL * DINAS TENAGA KERJA KANTOR WILAYAH * SUKU DINAS TENAGA KERJA (SUDINNAKER) SETEMPAT - SURAT PENDAFTARAN PROYEK * ASTEK ASURANSI TENAGA KERJA (LEBIH DARI 10 ORANG TENAGA HARUS ADA BUKTI) 47

48 * ASURANSI LAIN - CAR (CONSTRUCTION ALL RISK) - PA (PERSONAL ACCIDENT) * KIMPRASWIL LALU LINTAS SETEMPAT (JEMBATAN) IJIN KANWIL PU * LAIK PAKAI - PESAWAT ANGKAT DAN LAIN-LAIN * SURAT IJIN OPERASI (SIO) DAN SERTIFIKAT KETERAMPILAN KERJA (OPERATOR HARUS MEMPUNYAI SIO DAN SKK) * PEMERINTAH / LINGKUNGAN SETEMPAT 48

49 2. PELAPORAN K3 - PELAPORAN DILAKUKAN KE : * SUKU DINAS TENAGA KERJA (SETEMPAT) * DINAS TENAGA KERJA WILAYAH - SECARA RUTIN DAN BERKALA - MEMAKAI FORMULIR YANG SUDAH DISIAPKAN - LAPORAN DISAHKAN KE : * SUKU DINAS TENAGA KERJA (SETEMPAT) * DINAS TENAGA KERJA WILAYAH (KALAU TIDAK ADA 1 DAN 2 DAPAT DILAKUKAN KE AHLI K3 KONSTRUKSI YANG ADA DAN SEDANG BERJALAN) 49

50 BAGIAN KE DUA PENGENDALIAN LINGKUNGAN PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP TELAH MENJADI ISU DI BERBAGAI NEGARA SEJAK ABAD XX DI INDONESIA MASALAH LINGKUNGAN HIDUP MENJADI PERHATIAN SEJAK KONFERENSI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA DISELENGGARAKAN DI STOCKHOLM TAHUN

51 2. MULAI PELITA II DIDALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN, FAKTOR LINGKUNGAN HIDUP SUDAH MULAI DIPERTIMBANGKAN DENGAN MEMBUAT RAMBU-RAMBU PENGAMAN DAN MELAKUKAN TINDAKAN REPRESIF TERHADAP KEGIATAN PEMBANGUNAN YANG TELAH MENIMBULKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN 51

52 3. DALAM GBHN 1993 DIGARISKAN KEMBALI KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, DENGAN PENDEKATAN YANG BERSIFAT KOMPREHENSIF INTEGRAL (HOLISTIK) YANG MENYENTUH SEMUA ASPEK LINGKUNGAN HIDUP BAHWA PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM SUPAYA SELALU MEMPERHATIKAN KESEIMBANGAN DAN KELESTARIA LINGKUNGAN HIDUP. 52

53 4. UNTUK ITU PEMERINTAH MENGELUARKAN PERATURAN DAN PERUNDANGAN ANTARA LAIN : - UU NO.4 TAHUN 1986 TENTANG KETENTUAN POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP - PP NO.29 TAHUN 1986 KEMUDIAN DISEMPURNAKAN DENGAN PP NO.51 TAHUN 1993 TENTANG AMDAL (ANALISA MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) - BERBAGAI KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN AMDAL. 53

54 5. PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANYAK TERDAPAT KEGIATAN YANG BERPOTENSI MERUSAK LINGKUNGAN HIDUP, KARENA ITU WAJIB DI LENGKAPI DENGAN AMDAL 54

55 PENGERTIAN DASAR LINGKUNGAN HIDUP 1. KONSEP LINGKUNGAN HIDUP - LINGKUNGAN HIDUP ADALAH KESATUAN RUANG DENGAN SEMUA BENDA, DAYA DAN KEADAAN, MAHLUK HIDUP TERMASUK MANUSIA DAN PERILAKUNYA YANG MEMPENGARUHI KELANGSUNGAN PERI KEHIDUPAN DAN KESEJAHTERAAN MANUSIA DAN MAHLUK LAINNYA (UU NO. 4 TAHUN 1982) 55

56 - DARI BERBAGAI DIMENSI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA LINGKUNGAN HIDUP PADA DASARNYA TERDIRI DARI 4 UNSUR YAITU : * MATERI * ENERGI * RUANG * KONDISI SETEMPAT 56

57 - ASPEK-ASPEK LINGKUNGAN HIDUP TERKAIT PEKERJAAN KONSTRUKSI ADALAH : * KOMPONEN FISIK KIMIA IKLIM : SUHU, LEMBAB, HUJAN, ANGIN DLL FISIOGRAFI : TOPOGRAFI, STRUKTUR GEOLOGI DLL HIDROLOGI: SUNGAI, DANAU, RAWA, EROSI DLL HIDROOCEANOLOGI : ARUS, PASANG SURUT, GELOMBANG DLL RUANG : TANAH, TATA GUNA LAHAN DLL 57

58 * KOMPONEN BIOLOGI FLORA FAUNA * KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA DEMOGRAFI SOSIAL EKONOMI SOSIAL BUDAYA KESEHATAN MASYARAKAT 58

59 2. EKOLOGI DAN EKOSISTEM - EKOLOGI ADALAH ILMU TENTANG HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MAHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA, BAIK, BIOTIS MAUPUN ABIOTIS (PROF. OTTO SUMARWOTO) - EKOSISTEM ADALAH HUBUNGAN TIMBAL BALIK YANG TERJALIN SANGAT ERAT ANTARA MAHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA DAN MEMBENTUK SUATU SISTEM 59

60 3. BAKU MUTU LINGKUNGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERUBAHAN KUALITAS LINGKUNGAN YAITU PENCEMARAN TERHADAP KOMPONEN FISIK KIMIA. PERLU STANDAR BAKU MUTU LINGKUNGAN YANG DITETAPKAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. - BAKU MUTU AIR BAKU MUTU AIR ADALAH BATAS KADAR ZAT/ BAHAN PENCEMAR DALAM AIR, SEHINGGA AIR TETAP BERFUNGSI SESUAI PERUNTUKANNYA - BAKU MUTU UDARA * BAKU MUTU UDARA AMBIEN * BAKU MUTU EMISI 60

61 INTEGRASI ASPEK LINGKUNGAN PADA KEGIATAN PROYEK 1. PENGERTIAN AMDAL ANALISA MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) ADALAH HASIL STUDI MENGENAI DAMPAK PENTING SUATU KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP YANG DIPERLUKAN BAGI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN 61

62 2. KEDUDUKAN AMDAL DALAM PROSES PENGEMBANGAN PROYEK. KEGIATAN AMDAL MERUPAKAN BAGIAN DARI PROSES DARI SETIAP TAHAPAN PEKERJAAN PROYEK YAITU PERENCANAAN UMUM, PRA STUDI KELAYAKAN, STUDI KELAYAKAN, PERENCANAAN TEKNIS, PELAKSANAAN KONSTRUKSI DAN PASCA KONSTRUKSI YAITU PENGOPERASIAN, PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN, YAITU : 62

63 - PENYARINGAN AMDAL PADA TAHAP PERENCANAAN UMUM - PELINGKUPAN DAN KA-ANDAL (KERANGKA ACUAN ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN) - STUDI ANDAL PADA TAHAP STUDI KELAYAKAN - PENJABARAN RKL (RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN) DAN RPL (RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN) PADA TAHAP PERENCANAAN TEKNIS - PELAKSANAAN RKL DAN RPL PADA * TAHAP PRA KONSTRUKSI DAN * TAHAP KONSTRUKSI - EVALUASI RKL DAN RPL PADA TAHAP PASCA KONSTRUKSI 63

64 PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI 1. PRINSIP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP - PRINSIP PENGELOLAAN LINGKUNGAN. PENGELOLAAN LINGKUNGAN ADALAH UPAYA TERPADU DALAM MELAKUKAN PEMANFAATAN, PENATAAN, PEMELIHARAAN, PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP, SEHINGGA PELESTARIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM TETAP DIPERTAHANKAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DAPAT DICEGAH 64

65 - PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DILAKUKAN MELALUI : * PENDEKATAN TEKNOLOGI * PENDEKATAN EKONOMI * PENDEKATAN INSTITUTIONAL / KELEMBAGAAN - MEKANISME RKL DAN RPL PELAKSANAAN RKL DAN RPL ADALAH TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMRAKARSA KEGIATAN 65

66 2. KOMPONEN PEKERJAAN KONSTRUKSI YANG MENIMBULKAN DAMPAK - TAHAP PERSIAPAN * MOBILISASI PERALATAN DLL - TAHAP PELAKSANAAN * PENGGALIAN DAN PENGANGKUTAN TANAH * PENCEMARAN AIR, UDARA 66

67 SOSIAL BUDAYA DAN HUBUNGAN MASYARAKAT 1. PENGERTIAN BUDAYA ADALAH SANGAT LUAS YAITU MELIPUTI : - KEHIDUPAN SPIRITUAL - BAHASA - KESUSASTERAAN - KESENIAN - SEJARAH - ILMU PENGETAHUAN (MENURUT ERNST CASSIER) 67

68 2. DI INDONESIA TERDAPAT ADAT ISTIADAT ATAU BUDAYA YANG BANYAK RAGAMNYA. TIAP SUKU YANG MELIPUTI PROPINSI, KABUPATEN BAHKAN DESA MEMPUNYAI TRADISI DAN ADAT ISTIADAT TERSENDIRI, YANG TETAP DIPELIHARA DAN DIHORMATI 68

69 3. DIDALAM MELAKUKAN PEMBANGUNAN DALAM ARTI MELAKUKAN KEGIATAN PROYEK / PEKERJAAN, HARUSLAH MEMPERHATIKAN DAN MENGINDAHKAN ADAT ISTIADAT MASYARAKAT SETEMPAT AGAR KEGIATAN TERSEBUT TIDAK BERBENTURAN APALAGI BERTETANGAN DENGAN BUDAYA MASYARAKAT TERSEBUT 4. HAL INI TERTUANG DALAM UU NO. 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAH DAERAH YAITU PERATURAN DAERAH WAJIB MENGHORMATI HAK, ASAL USUL DAN ADAT ISTIADAT DESA 69

70 ASPEK-ASPEK PENGADAAN TANAH 1. PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PENGAIRAN MEMERLUKAN BIDANG-BIDANG TANAH YANG CUKUP LUAS, OLEH KARENA ITU PENGADAANNYA PERLU DILAKUKAN DENGAN SEBAIK-BAIKNYA 2. PENGADAAN TANAH DILAKUKAN DENGAN MEMPERHATIKAN PERAN TANAH DALAM KEHIDUPAN MANUSIA DAN PRINSIP PENGHORMATAN TERHADAP HAK-HAK YANG SYAH ATAS TANAH, KARENA SEBAGIAN BESAR KEHIDUPANNYA BERGANTUNG PADA TANAH 70

71 3. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PENGAIRAN / SUMBER DAYA AIR, HARUS MEMIKIRKAN KOMPENSASI / GANTI RUGI TANAH YANG TIDAK MERUGIKAN MASYARAKAT 71

72 S E L E S A I T E R I M A K A S I H 72