PELATIHAN PELAKSANA TEROWONGAN MODUL : TCE 01 UUJK, ETIKA PROFESI, ETOS KERJA DAN UUSDA
|
|
|
- Suparman Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PELATIHAN PELAKSANA TEROWONGAN MODUL : TCE 01 UUJK, ETIKA PROFESI, ETOS KERJA DAN UUSDA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI 1
2 NO. KODE JUDUL MODUL 1 TCE 01 UUJK, ETIKA PROFESI, ETOS KERJA DAN UUSDA 2 TCE 02 SISTEM MANAJEMEN K3 DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN 3 TCE - 03 SPESIFIKASI PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR 4 TCE - 04 PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI 5 TCE - 05 PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK BAHAN 6 TCE - 06 DOKUMEN KONTRAK 7 TCE - 07 TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN 8 TCE - 08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU 9 TCE - 09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN 10 TCE - 10 PENGENALAN MANAJEMEN PROYEK 2
3 Materi yang akan dibahas : 1. Pengaturan Jasa Konstruksi 2. Usaha Jasa Konstruksi 3. Peran Masyarakat 4. Peningkatan Pekerjaan Konstruksi 5. Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi 6. Penyelesaian Sengketa 7. Etika Profesi 8. Etos Kerja 9. Wewenang dan Tanggung jawab Pengelolaan Sumber Daya Air 3
4 LEMBAR TUJUAN Judul Pelatihan : PELAKSANA TEROWONGAN A. TUJUAN UMUM PELATIHAN Mampu melaksanakan pekerjaan terowongan sesuai dengan metode pelaksanaan, gambar pelaksanaan dan spesifikasi teknik dengan mengarahkan para teknisi, mandor dan pekerja 4
5 B. TUJUAN KHUSUS PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu : 1. Menganalisis dan menguasai Gambar Pelaksanaan, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Pelaksanaan, Jadwal Pelaksanaan, MK3, RKL dan RPL untuk Pekerjaan Terowongan 2. Membuat rencana kerja harian dan mingguan setiap item berdasarkan program pelaksanaan kegiatan 3. Melaksanakan pekerjaan persiapan pelaksanaan terowongan 4. Melaksanakan dan mengawasi pekerjaan terowongan sesuai Gambar Pelaksanaan, Jadwal Pelaksanaan, MK3 RKL dan RPL 5. Membuat laporan harian 6. Melakukan pemantauan dan evaluasi hasil pekerjaan 5
6 UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI, ETIKA PROFESI, ETOS KERJA DAN UUSDA TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah selesai mengikuti modul ini peserta mampu menjelaskan ketentuan mengenai jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan, etika profesi dan etos kerja dan undang-undang SDA sebagai tenaga profesional serta mampu menerapkannya dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sumber daya air 6
7 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah modul ini diajarkan peserta mampu : 1. Menjelaskan lingkup undang-undang jasa konstruksi 2. Menjelaskan mengenai usaha jasa konstruksi 3. Menjelaskan mengenai peran masyarakat dalam penyelenggaraan jasa konstruksi 4. Menjelaskan mengenai pengikatan kontrak pekerjaan konstruksi 5. Menjelaskan dan menerapkan penyelenggaraan jasa konstruksi 6. Menjelaskan mengenai penyelesaian sengketa 7. Menjelaskan dan menerapkan etika profesi dan etos kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi 8. Menjelaskan UU SDA No. 7/2004 7
8 PENGATURAN JASA KONSTRUKSI GUNA PENGATURAN PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PADA TANGGAL 7 MEI 1999 TELAH DIUNDANGKAN : UU NO. 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI UNTUK PELAKSANAANNYA TELAH DITERBITKAN: PP NO. 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PP NO. 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PP NO. 30 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI 8
9 MAKSUD UUJK AGAR TERWUJUD IKLIM USAHA YANG KONDUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN KEMAMPUAN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL DENGAN MELENGKAPI : TERBENTUKNYA KEPRANATAAN USAHA DUKUNGAN PENGEMBANGAN USAHA BERKEMBANGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT TERSELENGGARANYA PENGATURAN PEMBERDAYAAN DAN PENGAWASAN OLEH PEMERINTAH DAN MASYARAKAT ADANYA MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI (ASOSIASI PERUSAHAAN DAN ASOSIASI PROFESI) 9
10 PENGERTIAN JASA KONSTRUKSI ADALAH LAYANAN KONSULTASI PERENCANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN KONSULTASI PENGAWASAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PIHAK YANG BERKEPENTINGAN DALAM UUJK 1. PENGGUNA JASA = PEMBERI TUGAS = PEMILIK PEKERJAAN = PROYEK 2. PENYEDIA JASA = KONTRAKTOR 10
11 RUANG LINGKUP PENGATURAN UUJK MELIPUTI : USAHA JASA KONSTRUKSI PENGIKATAN PEKERJAANKONSTRUKSI PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI KEGAGALAN BANGUNAN PERAN MASYARAKAT PEMBINAAN PENYELESAIAN SENGKETA SANKSI KETENTUAN PERALIHAN KETENTUAN PENUTUP 11
12 PENGATURAN JASA KONSTRUKSI BERLANDASKAN PADA ASAS : 1. KEJUJURAN DAN KEADILAN 2. MANFAAT 3. KESERASIAN 4. KESEIMBANGAN 5. KEMANDIRIAN 6. KETERBUKAAN 7. KEMITRAAN 8. KEAMANAN DAN KESELAMATAN 12
13 TUJUAN UUJK : MEMBERI ARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JASA KONSTRUKSI MEWUJUDKAN TERTIB PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI YANG MENJAMIN KESETARAAN KEDUDUKAN MEWUJUDKAN PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DI BIDANG JASA KONSTRUKSI 13
14 USAHA JASA KONSTRUKSI 1. KONDISI JASA KONSTRUKSI NASIONAL - KUANTITATIF BAIK - KWALITATIF BELUM SEBAB : a. FAKTOR INTERNAL MANAJEMEN, TEKNOLOGI, MODAL LEMAH TENAGA LEMAH b. FAKTOR EXTERNAL HUBUNGAN PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA JASA KURANG SERASI. BELUM MANTAP DIDALAM BERBAGAI SEKTOR BELUM MERATA PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI 14
15 2. IKLIM USAHA YANG KONDUSIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN USAHA JASA KONSTRUKSI a. TERBENTUKNYA KEPRANATAAN USAHA b. DUKUNGAN PENGENBANGAN USAHA c. BERKEMBANGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT d. TERSELENGGARANYA PERATURAN, PEMBERDAYAAN DAN PENGAWASAN e. PERLUNYA MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI DENGAN UNSUR ASOSIASI PERUSAHAAN DAN ASOSIASI PROFESI MEMBENTUK LEMBAGA UNTUK PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI 15
16 3. CAKUPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJAAN KONSTRUKSI YANG MERUPAKAN KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN RANGKAIAN KEGIATAN PERENCANAAN DAN/ ATAU PELAKSANAAN BESERTA PENGAWASAN MENCAKUP: a. PEKERJAAN ARSITEKTURAL b. PEKERJAAN SIPIL c. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL d. PEKERJAAN MEKANIKAL e. PEKERJAAN ELEKTRIKAL f. PEKERJAAN TATA LINGKUNGAN 16
17 4. BENTUK USAHA JASA KONSTRUKSI - BADAN USAHA BERSKALA BESAR (PT, KOPERASI DAN CV ATAU FIRMA) - ORANG PERORANGAN PEKERJAAN BERSKALA KECIL 17
18 PERSYARATAN USAHA JASA KONSTRUKSI BADAN USAHA IZIN USAHA DIBIDANG KONSTRUKSI MEMILIKI SERTIFIKAT KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI ORANG PERSEORANGAN PERENCANA KONSTRUKSI DAN PENGAWAS KONSTRUKSI - MEMILIKI SERTIFIKAT KEAHLIAN PELAKSANA KONSTRUKSI - MEMILIKI SERTIFIKAT KETERAMPILAN DAN KEAHLIAN BEKERJA DI BADAN USAHA - MEMILIKI SERTIFIKAT KEAHLIAN BEKERJA DI PELAKSANAAN KONSTRUKSI - MEMILIKI SERTIFIKAT KEAHLIAN KERJA DAN KETERAMPILAN KERJA 18
19 TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP HASIL PEKERJAANNYA SANKSI : - SANKSI PROFESI - SANKSI ADMINISTRASI - SANKSI PIDANA ATAU GANTI RUGI 19
20 PERAN MASYARAKAT 1. HAK MASYARAKAT UMUM MELAKUKAN PENGAWASAN MEMPEROLEH PENGGANTIAN YANG DIRUGIKAN BERHAK MENGGUGAT 2. KEWAJIBAN MASYARAKAT UMUM MENJAGA KETERTIBAN MENCEGAH TERJADINYA HASIL PEKERJAAN YANG MEMBAHAYAKAN 3. MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI MEMPERLUAS BAGIAN DARI MASYARAKAT YANG MEMPUNYAI KEPENTINGAN 20
21 4. FORUM JASA KONSTRUKSI ASOSIASI PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI ASOSIASI PROFESI JASA KONSTRUKSI ASOSIASI PERUSAHAAN BARANG MITRA JASA KONSTRUKSI MASYARAKAT INTELEKTUAL ORGANISASI KEMASYARAKATAN WAKIL KONSUMEN JASA KONSTRUKSI INSTANSI PEMERINTAH UNSUR-UNSUR LAIN YANG DIANGGAP PERLU 21
22 5. LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI BERANGGOTAKAN WAKIL-WAKIL DARI : ASOSIASI PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI ASOSIASI PROFESI JASA KONSTRUKSI PAKAR DAN PERGURUAN TINGGI YANG BERKAITAN DENGAN JASA KONSTRUKSI INSTANSI PEMERINTAH YANG TERKAIT 22
23 PENGIKATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI 1. PARA PIHAK PENGGUNA JASA PENYEDIA JASA 2. KETENTUAN PENGIKATAN DILAKUKAN BERDASARKAN PRINSIP PERSAINGAN YANG SEHAT MELALUI CARA PELELANGAN UMUM, TERBATAS, PEMILIHAN LANGSUNG DAN PENUNJUKAN LANGSUNG 23
24 3. KEWAJIBAN DAN HAK PARA PIHAK DALAM PENGIKATAN a. KEWAJIBAN PENGGUNA JASA 1. MENGUMUMKAN SECARA LUAS PEKERJAAN YANG DITENDERKAN 2. MENERBITKAN DOKUMEN TENDER 3. MENGUNDANG SEMUA YANG LULUS PRAKUALIFIKASI 4. MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG PEKERJAAN TERSEBUT 5. MEMBERIKAN TANGGAPAN TERHADAP SANGGAHAN 6. MENETAPKAN PENYEDIA JASA 24
25 7. MENGEMBALIKAN JAMINAN PENAWARAN BAGI YANG KALAH 8. MENUNJUKKAN BUKTI KEMAMPUAN MEMBAYAR 9. MENINDAKLANJUTI PENETAPAN TERTULIS (KONTRAK) 10. MENGGANTI BIAYA YANG DIKELUARKAN PENYEDIA JASA BILA BATAL 11. MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG RESIKO PEKERJAAN 25
26 b. HAK PENGGUNA JASA 1. MEMUNGUT BIAYA PENGADAAN DOKUMEN 2. MENCAIRKAN JAMINAN BILA PENYEDIA JASA TIDAK MEMENUHI KETENTUAN 3. MENOLAK SELURUH PENAWAR BILA SELURUH PENAWAR TIDAK TANGGAP 26
27 c. KEWAJIBAN PENYEDIA JASA 1. MENYUSUN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN BAIK DAN BENAR 2. MENYERAHKAN JAMINAN PENAWARAN 3. MENANDATANGANI KONTRAK SECARA HATI-HATI d. HAK PENYEDIA JASA 1. MEMPEROLEH PENJELASAN 2. MELAKUKAN PENINJAUAN LAPANGAN BILA PERLU 3. MENGAJUKAN SANGGAHAN 4. MENARIK JAMINAN PENAWARAN BILA KALAH 5. MENDAPAT PENGGANTIAN (GANTI RUGI) BILA DIBATALKAN 27
28 4. KONTRAK KERJA KONSTRUKSI (KKK) DIBEDAKAN BERDASARKAN BENTUK IMBALAN, JANGKA WAKTU PELAKSANAAN DAN CARA PEMBAYARAN HASIL PEKERJAAN a. KKK BERDASARKAN BENTUK IMBALAN 1. LUMP SUM 2. HARGA SATUAN 3. BIAYA TAMBAHAN IMBALAN JASA 4. GABUNGAN LUMP SUM DAN HARGA SATUAN 5. ALIANSI 28
29 b. KKK BERDASARKAN JANGKA WAKTU 1. TAHUN TUNGGAL 2. TAHUN JAMAK c. KKK BERDASARKAN CARA PEMBAYARAN HASIL KERJA 1. SESUAI KEMAJUAN PEKERJAAN 2. SECARA BERKALA 29
30 PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI (PPK) 1. KEGIATAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI a. KEGIATAN PENYIAPAN - KEGIATAN AWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN b. KEGIATAN PENGERJAAN - SERANGKAIAN KEGIATAN PERENCANAAN ATAU - SERANGKAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN c. KEGIATAN PENGAKHIRAN - PENYERAHAN LAPORAN AKHIR DAN PEMBAYARAN AKHIR - PENYERAHAN BANGUNAN DAN PEMBAYARAN AKHIR 30
31 2. KETENTUAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI a. KETEKNIKAN b. KEAMANAN, KESELAMATAN, DAN KESEHATAN c. PERLINDUNGAN SOSIAL TENAGA KERJA d. TATA LINGKUNGAN SETEMPAT DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 31
32 3. KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI a. DALAM KEGIATAN PENYIAPAN 1. PENGGUNA JASA - MENYERAHKAN DOKUMEN LAPANGAN - MEMBAYAR UANG MUKA 2. PENYEDIA JASA - MENYAMPAIKAN USULAN RENCANA KERJA - MEMBERIKAN JAMINAN UANG MUKA - MENGUSULKAN CALON SUB PENYEDIA JASA 32
33 b. DALAM KEGIATAN PENGERJAAN 1. PENGGUNA JASA - MEMENUHI TANGGUNGJAWABNYA SESUAI KONTRAK 2. PENYEDIA JASA - MELAKSANAKAN SEPENUHNYA SESUAI KONTRAK c. DALAM KEGIATAN PENGAKHIRAN 1. PENGGUNA JASA - MEMENUHI TANGGUNGJAWABNYA SESUAI KONTRAK 2. PENYEDIA JASA - MEMENUHI SECARA SEKSAMA - KESELURUHAN PEKERJAAN 33
34 4. SUB PENYEDIA JASA YANG MEMPUNYAI KEAHLIAN KHUSUS SESUAI TAHAPAN DENGAN KETENTUAN SBB : MEMPUNYAI IZIN USAHA, SERTIFIKAT (PERUSAHAAN, KETERAMPILAN DAN KEAHLIAN) MEMPUNYAI KEAHLIAN KHUSUS MENDAPAT PERSETUJUAN DARI PENGGUNA JASA MEMBERIKAN KESEMPATAN BAGI KEAHLIAN SPESIFIK PENYEDIA JASA WAJIB MEMENUHI HAK SUB PENYEDIA JASA SUB PENYEDIA JASA WAJIB MEMENUHI KEWAJIBAN-KEWAJIBANNYA 34
35 5. KEGAGALAN PEKERJAAN KONSTRUKSI KEGAGALAN AKIBAT KESALAHAN PENYEDIA JASA, PENYEDIA JASA WAJIB MENGGANTI ATAS BIAYA SENDIRI. PEMERINTAH BERWENANG UNTUK MENGAMBIL TINDAKAN BILA KEGAGALAN MENGGANGGU KEPENTINGAN UMUM : MENGHENTIKAN SEMENTARA MENERUSKAN DENGAN SYARAT MENGHENTIKAN SEBAGIAN 35
36 6. KEGAGALAN BANGUNAN KEGAGALAN SETELAH SERAH TERIMA PERTANGGUNG JAWABAN BERBENTUK : SANKSI ADMINISTRATIF SANKSI PROFESI PENGENAAN GANTI RUGI 36
37 6.1 JANGKA WAKTU PERTANGGUNGJAWABAN SESUAI DENGAN UMUR KONSTRUKSI PALING LAMA 10 TAHUN SEJAK PENYERAHAN : KEGAGALAN SEBELUM 10 TAHUN KENA SANKSI PROFESI DAN GANTI RUGI KEGAGALAN SESUDAH 10 TAHUN UMUR BANGUNAN KENA SANKSI PROFESI SAJA JANGKA WAKTU PERTANGGUNGJAWABAN ATAS KEGAGALAN HARUS DINYATAKAN DENGAN TEGAS DALAM KONTRAK 37
38 6.2 PENILAIAN KEGAGALAN BANGUNAN PENETAPAN KEGAGALAN BANGUNAN DILAKUKAN OLEH PIHAK KETIGA SELAKU PENILAI AHLI YANG PROFESIONAL,KOMPETEN DALAM BIDANGNYA SERTA INDEPENDEN. KETENTUAN BAGI SEORANG PENILAI AHLI: DIBENTUK PALING LAMBAT 1 (SATU) BULAN SETELAH DITERIMANYA LAPORAN PENILAI AHLI DI BIDANG KONSTRUKSI DISEPAKATI BERSAMA OLEH PENYEDIA JASA DAN PENGGUNA JASA MEMILIKI SERTIFIKAT KEAHLIAN DAN TERDAFTAR PADA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI 38
39 6.3 KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA MENYIMPAN DAN MEMELIHARA DOKUMEN PELAKSANAAN KONSTRUKSI SEBAGAI ALAT PEMBUKTIAN BILA TERJADI KEGAGALAN BANGUNAN SELAMA JANGKA WAKTU PERTANGGUNGAN DAN SELAMA-LAMANYA 10 (SEPULUH) TAHUN SEJAK DILAKUKAN PENYERAHAN AKHIR HASIL PEKERJAAN KONSTRUKSI. SUBPENYEDIA JASA BERBENTUK USAHA ORANG PERSEORANGAN DAN ATAU BADAN USAHA YANG DINYATAKAN TERKAIT DALAM TERJADINYA KEGAGALAN BANGUNAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PENYEDIA JASA UTAMA. 39
40 6.4 KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA WAJIB MELAPORKAN TERJADINYA KEGAGALAN BANGUNAN DAN TINDAKAN-TINDAKAN YANG DIAMBIL KEPADA MENTERI YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM BIDANG KONSTRUKSI DAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI. BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEGAGALAN BANGUNAN YANG DISEBABKAN OLEH KESALAHAN PENGGUNA JASA TERMASUK KARENA KESALAHAN DALAM PENGELOLAAN. APABILA HAL TERSEBUT MENIMBULKAN KERUGIAN BAGI PIHAK LAIN, MAKA PENGGUNA JASA WAJIB BERTANGGUNG JAWAB DAN DIKENAI GANTI RUGI. 40
41 6.5 GANTI RUGI DALAM HAL KEGAGALAN BANGUNAN DILAKUKAN DENGAN MEKANISME PERTANGGUNGAN PIHAK KETIGA ATAU ASURANSI, DENGAN KETENTUAN : PERSYARATAN, JANGKA WAKTU DAN NILAI PERTANGGUNGAN DITETAPKAN ATAS DASAR KESEPAKATAN; PREMI DIBAYAR OLEH MASING-MASING PIHAK, DAN BIAYA PREMI YANG MENJADI BAGIAN DARI UNSUR BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI. 41
42 7. GUGATAN MASYARAKAT BENTUK GUGATAN KE PENGADILAN SECARA : 1. ORANG PERSEORANGAN; 2. KELOMPOK ORANG DENGAN PEMBERIAN KUASA; 3. KELOMPOK ORANG TIDAK DENGAN KUASA MELALUI GUGATAN PERWAKILAN. GUGATAN MASYARAKAT BERUPA : 1. TUNTUTAN UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN TERTENTU; 2. TUNTUTAN BERUPA BIAYA ATAU PENGELUARAN NYATA; 3. TUNTUTAN LAIN. 42
43 8. LARANGAN PERSEKONGKOLAN PASAL 55 PP NO. 29/2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI DIATUR KETENTUAN MENGENAI LARANGAN PERSEKONGKOLAN DI ANTARA PARA PIHAK DALAM PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI. 43
44 PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA JASA DILARANG MELAKUKAN PERSEKONGKOLAN UNTUK : a. MENGATUR DAN ATAU MENENTUKAN PEMENANG DALAM PELELANGAN UMUM ATAU PELELANGAN TERBATAS b. MENAIKAN NILAI PEKERJAAN (MARK UP) 44
45 PENYELESAIAN SENGKETA DAN SANKSI 1. UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PASAL 36 UU NO. 18/1999 MENGATUR KETENTUAN BAHWA PENYELESAIAN SENGKETA JASA KONSTRUKSI DAPAT DITEMPUH MELALUI PENGADILAN ATAU DI LUAR PENGADILAN 45
46 2. PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR PENGADILAN DITEMPUH UNTUK : a. MASALAH-MASALAH YANG TIMBUL DALAM KEGIATAN PENGIKATAN DAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI; SERTA b. DALAM HAL TERJADI KEGAGALAN BANGUNAN. DILAKUKAN DENGAN CARA : a. MELALUI PIHAK KETIGA, YAITU : MEDIASI (YANG DITUNJUK OLEH PARA PIHAK ATAU OLEH LEMBAGA ARBITRASE DAN LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETAI; KONSILIASI; ATAU b. ARBITRASE MELALUI LEMBAGA ARBITRASE ATAU ARBITRASE AD HOC. 46
47 3. SANKSI SANKSI ADMINISTRATIF DENDA PIDANA 47
48 1. SANKSI ADMINISTRATIF a. PENYEDIA JASA BERUPA : - PERINGATAN TERTULIS - PENGHENTIAN SEMENTARA - PEMBATASAN KEGIATAN - PEMBEKUAN IZIN - PENCABUTAN IZIN b. PENGGUNA JASA BERUPA : - TERTULIS - PENGHENTIAN SEMENTARA - PEMBATASAN KEGIATAN - LARANGAN SEMENTARA - PEMBEKUAN IZIN MEMBANGUN - PENCABUTAN IZIN MEMBANGUN 48
49 2. SANKSI PIDANA DAN DENDA a. PERENCANA TIDAK MEMENUHI KETENTUAN TEKNIK SEHINGGA MENGAKIBATKAN KEGAGALAN b. PELAKSANA TIDAK MEMENUHI KETENTUAN TEKNIK SEHINGGA MENGAKIBATKAN KEGAGALAN c. PENGAWAS MEMBERI KESEMPATAN PADA PELAKSANA UNTUK TIDAK MEMENUHI. 49
50 ETIKA PROFESI ETIKA ASAL KATA ETHOS YANG MEMPUNYAI ARTI KEBIASAAN ATAU KARAKTER TENAGA KERJA: MEMILIKI ETIKA ATAS PERILAKU MORAL DAN KEPUTUSAN YANG MENGHORMATI LINGKUNGAN DAN MEMATUHI PERATURAN ETIKA MORAL MENUNJUK PADA KEADAAN UMUM DAN SERANGKAIAN PERATURAN DAN NILAI - NILAI FORMAL NILAI-NILAI ATAU PRINSIP -PRINSIP DIMANA SESEORANG SECARA PRIBADI MENJALANKANNYA 50
51 ASOSIASI MEMILIKI ETIKA PROFESI ; YANG DIBERLAKUKAN BAGI SETIAP ANGGOTANYA MISALNYA : AKI, GAPENSI - ASOSIASI PERUSAHAAN PII, HATHI - ASOSIASI PROFESI LAINNYA TENAGA PROFESIONAL ANGGOTA ASOSIASI: BERTINDAK BERDASARKAN KODE ETIK ASOSIASI TANGGUNG JAWAB PADA SETIAP TAHAPAN KEGIATAN KONSTRUKSI (PERENCANAAN, PELAKSANAAN & PENGAWASAN DAN OPERASIONAL/PEMANFAATAN 51
52 TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL SESUAI UUJK AZAS BERTANGGUNG JAWAB SESUAI DENGAN KAIDAH KEILMUAN, KEPATUHAN DAN KEJUJURAN INTELEKTUAL DALAM MENJALANKAN PROFESINYA DENGAN MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN UMUM JENIS TANGGUNG JAWAB - PADA TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI - KEGAGALAN PEKERJAAN KONSTRUKSI - SETELAH SELESAI PELEKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI - KEGAGALAN BANGUNAN SANKSI - SANKSI ADMINISTRASI - SANKSI PIDANA - GANTI RUGI PADA PIHAK YANG DIRUGIKAN 52
53 PENGAKUAN PROFESI SECARA HUKUM TANGGUNG JAWAB HUKUM UUJK Pasal 8 Badan Usaha harus memiliki sertifikat, UUJK Pasal 9 Orang perseorangan UUJK Pasal 11 Badan usaha dan orang perseorangan harus bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya UUJK Pasal 25 Pengguna jasa dan penyedia jasa wajib UUJK Pasal Perencanaan atau pengawas kontruksi wajib 2. Pelaksana konstruksi wajib UUJK Pasal 27 Pengguna jasa wajib PENGAKUAN PROFESI DAN TANGGUNG JAWAB HUKUM S A N K S I KEGAGALAN BANGUNAN S A N K S I UUJK Pasal 42 ADMINISTRATIF PROFESI UUJK Pasal 26, 27 GANTI RUGI UUJK Pasal 43 PIDANA SISTEM PERTANGGUNGAN UNTUK GANTI RUGI 53
54 ETOS KERJA MENGHAYATI MAKNA ETOS KERJA AKAN DAPAT MENGUNGKAPKAN SUATU PERSEPSI, APA DAN BAGAIMANA SEHARUSNYA MELAKSANAKAN TUGAS PEKERJAAN DENGAN SEBAIK-BAIKNYA. PARA PELAKUNYA MENGHAYATI BAHWA TUGAS PEKERJAAN YANG DIBEBANKAN DI ATAS PUNDAKNYA SEBAGAI AMANAH YANG HARUS DIPERTANGGUNG JAWABKAN DI DUNIA DAN AKHIRAT 54
55 TANGGUNG JAWAB YANG DIMAKSUD MELIPUTI : TANGGUNG JAWAB DI DUNIA AKAN DITANDAI DENGAN : TAAT DAN PATUH PADA KAIDAH NORMATIF YANG MENGIKAT YANG DIRUMUSKAN SEBAGAI : DISIPLIN KERJA. TANGGUNG JAWAB DI AKHIRAT DITANDAI DENGAN RASA TANGGUNG JAWAB KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN MENJALANKAN AJARAN AGAMA 55
56 DISIPLIN KERJA SUATU SIKAP YANG MENUNJUKKAN KESEDIAAN UNTUK MEMATUHI, MENEPATI DAN MENDUKUNG NILAI-NILAI DAN KAIDAH YANG BERLAKU DALAM SUATU MASYARAKAT TERTENTU DAN KURUN WAKTU TERTENTU NILAI-NILAI ADALAH SUATU KONSEPSI ABSTRAK TENTANG APA YANG DIANGGAP BAIK ATAU BURUK, SALAH ATAU BENAR, ADIL ATAU TIDAK ADIL BAGI SUATU MASYARAKAT KAIDAH ATAU PERATURAN ADALAH SUATU NILAI YANG DIBAKUKAN MENJADI PEDOMAN UNTUK BERPERILAKU DAN BERTINDAK TERHADAP SESAMA ANGGOTA MASYARAKAT DAN LINGKUNGANNYA 56
57 WUJUD DISIPLIN : TIDAK HANYA MEMATUHI, MENEPATI DAN MENDUKUNG KAIDAH ATAU PERATURAN YANG BERLAKU; TAPI HARUS NAMPAK PADA KEPATUHAN, KETEPATAN, DAN DUKUNGAN TERHADAP : FUNGSI LEMBAGA, TUJUAN LEMBAGA, PROGRAM KERJA, TUGAS DAN URAIAN KERJA 57
58 FUNGSI KAIDAH DAN PERATURAN SARANA PENGENDALIAN SOSIAL AGAR DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT TERCIPTA SUASANA KETERTIBAN DAN KETENTRAMAN PRASYARAT: - KAIDAH/PERATURAN HARUS JELAS DAN TEGAS - KESADARAN WARGA UNTUK MEMATUHI - SARANA HARUS MENUNJANG - PENEGAK PERATURAN HARUS ARIF (PROFESIONAL) 58
59 SIKAP KEADAAN MENTAL DI DALAM JIWA DAN DIRI INDIVIDU UNTUK BEREAKSI TERHADAP LINGKUNGANNYA BIASANYA DIPENGARUHI OLEH NILAI-NILAI BUDAYA; SERING BERSUMBER PADA SISTEM NILAI-BUDAYA MEMATUHI KAIDAH ATAU PERATURAN BERDASARKAN TEORI KEDAULATAN TUHAN BERDASARKAN TEORI PERJANJIAN MASYARAKAT BERDASARKAN TEORI KEDAULATAN RAKYAT BERDASARKAN TEORI KEDAULATAN HUKUM 59
60 TIPE KEPATUHAN DALAM MASYARAKAT KEPATUHAN INTERNAL KEPATUHAN EKSTERNAL KEPATUHAN SEMU MENEPATI ADALAH SALAH SATU WUJUD SESEORANG PATUH PADA KAIDAH ATAU PERATURAN MENDUKUNG ADALAH SIKAP PARTISIPASI AKTIF DALAM MELAKSANAKAN NILAI DAN KAIDAH 60
61 PARTISIPASI TIMBUL KARENA FAKTOR : KEBERADAAN DAN KEDAULATAN BAWAHAN DIHORMATI TUGAS DAN WEWENANG BAWAHAN DIAKUI ADANYA KOMUNIKASI YANG BAIK TERTANAMNYA PERASAAN, BAHWA KEIKUTSERTAAN BAWAHAN MEMPUNYAI ARTI YANG RELEVAN BAGI DIRINYA DAN LINGKUNGANNYA 61
62 PERMASALAHAN DISIPLIN : APAKAH KAIDAH ATAU PERATURAN SUDAH JELAS, TEGAS DAN BERFUNGSI? SUDAH ADAKAH KESADARAN ANGGOTA ORGANISASI? APAKAH SARANA DAN PRASARANYA SUDAH MENDUKUNG? APAKAH KELOMPOK MANAGEMEN SUDAH ARIF? ADAKAH FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI? 62
63 LANGKAH MENEGAKKAN DISIPLIN: MENATA KEMBALI PERATURAN, TUJUAN, PROGRAM KERJA DAN PENDISTRIBUSIANNYA; PENATAAN TERSEBUT HARUS MAMPU BERFUNGSI SEBAGAI PENGENDALI MELAKUKAN PENDEKATAN EDUKATIF DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN DISIPLIN BAWAHAN MENGOPTIMALKAN SARANA YANG ADA DAN MELENGKAPI YANG BELUM ADA MERUMUSKAN SISTEM PENGENDALIAN MENGHILANGKAN NILAI BUDAYA VERTIKAL 63
64 TANTANGAN EXTERNAL GLOBALISASI TANTANGAN INTERNAL DARI DIRI SENDIRI (PROFESIONALISME) - KESADARAN TERHADAP NILAI - KEPERCAYAAN - SIKAP PARA PELAKU JASA KONSTRUKSI PELAKSANAAN TUGAS SESUAI KOMPETENSINYA ETIKA SIKAP MORAL YANG TINGGI 64
65 Wewenang dan Tanggung Jawab Pengelolaan Sumber Daya Air Menurut Undang-Undang Sumber Daya Air (UU SDA No. 7/2004) Wewenang dan tanggung jawab pemerintah Wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah propinsi Wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/ kota 65
66 Wewenang dan tanggung jawab pengelolaan Sumber Daya Air berdasarkan UU SDA No. 7/2004 ditingkat pemerintah, propinsi, kabupaten/ kota Menetapkan pola pengelolaan, kebijakan dan rencana pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai serta mengatur dan memberi ijin atas penyediaan, penggunaan sumber daya air Memfasilitasi penyelesaian sengketa dan menetapkan standar, kriteria dan pedoman sumber daya air 66
67 Konservasi Sumber Daya Air Konservasi Sumber Daya Air ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung, daya tampung dan fungsi dengan mengacu pada pola pengelolaan SDA Perlindungan dan pelestarian sumber air Ditujukan untuk melindungi dan melestarikan sumber-sumber air dan lingkungan yang disebabkan oleh alam dan tindakan manusia 67
68 Pendayagunaan Sumber Daya Air Pendayagunaan SDA yang mengacu kepada pola pengelolaan SDA Penatagunaan SDA yang ditujukan untu menetapkan zona pemanfaatan sumber air Penetapan peruntukan air pada sumber air di setiap wilayah sungai Penyediaan sumber daya air yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan berbagai keperluan sesuai dengan kualitas dan kuantitas 68
69 Pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai ditujukan untuk peningkatan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air baku Pengusahaan sumber daya air dengan memperhatikan fungsi sosial dan kelestarian lingkungan 69
70 SELESAI TERIMA KASIH 70
DCE 01 ETIKA PROFESI, ETOS KERJA
1 PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN NOMOR MODUL DCE 01 JUDUL MODUL ETIKA PROFESI, ETOS KERJA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PELATIHAN JASA KONSTRUKSI
ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 ETOS KERJA DEPARTEMEN DEPARTEMEN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM BADAN BADAN PEMBINAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KONSTRUKSI DAN DAN SUMBER SUMBER DAYA DAYA MANUSIA
O H T UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA
O H T UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
HUKUM KONSTRUKSI. Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi. Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM :
HUKUM KONSTRUKSI Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM : 03115153 RINGKASAN UU NO 18 TAHUN 1998 TENTANG JASA KONSTRUKSI BAB I Ketentuan
PELATIHAN TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH
UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja SBW 01 = UUJK, ETIKA PROFESI, ETOS KERJA PELATIHAN TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Penjelasan Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran
PELATIHAN AHLI K3 KONSTRUKSI
CSE 01 = UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA PELATIHAN AHLI K3 KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Penyusun
UUJKEtika Profesi dan Etos Kerja KATA PENGANTAR Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang yang telah berkembang pesat di Indonesia, dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha
PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST CONTROLLER) PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR
CCE 01 = UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST CONTROLLER) PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
JASA KONSTRUKSI NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2006 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang :
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK
MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK (UU 2/2017 & PP 29/2000 Jo PP 54/2016) admikon2@gmail.com MODUL BIMBINGAN TEKNIS ADMINISTRASI KONTRAK KONSTRUKSI Modul 1 : Kebijakan Penyusunan Dok. Kontrak
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 9 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 9 TAHUN 2013... TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan jasa konstruksi
-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran
USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 18
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN 2009... TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa
PROPINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015 TENTANG JASA KONSTRUKSI
PROPINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW, Menimbang Mengingat : a. bahwa
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi merupakan salah
TCE-06 DOKUMEN KONTRAK
TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa layanan jasa konstruksi
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
- 1 - Walikota Tasikmalaya PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a.
BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO,
BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang : Mengingat : bahwa dalam rangka pemberdayaan
BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,
BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BUKITTINGGI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang :
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI
LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2012 NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI TANGGAL : 20 JULI 2012 NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG : IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI Sekretariat Daerah Kota Sukabumi Bagian
WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi
GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi daerah
PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENILAI AHLI BIDANG JASA KONSTRUKSI
PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENILAI AHLI BIDANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL,
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
JLN. HM. ARSYAD KM. 3 TELP. (0531) 21539 SAMPIT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 14 ayat (1) Peraturan
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan
2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 45 Tahun 2012 Seri E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 45 Tahun 2012 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA
UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : Mengingat : UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a.
BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JADWAL SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa usaha
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BALIKPAPAN,
BUPATI HULU SUNGAI TENGAH
1 BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI TENGAH, Menimbang :
BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal
BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa Konstruksi merupakan salah satu kegiatan bidang ekonomi yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan
WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, a.
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG Menimbang : Mengingat : NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, a. bahwa Jasa Konstruksi mempunyai peran strategis
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.61, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA IPTEK. Keinsinyuran. Profesi. Penyelenggaraan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang Mengingat : a. bahwa usaha jasa konstruksi
2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG \IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi merupakan salah
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 06 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. BUPATI BANDUNG BARAT, bahwa dalam rangka mengendalikan
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2014 NOMOR 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2014 NOMOR 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN TABALONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL
PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL No.01,2016 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul. PRASARANA. PEMBINAAN.JASA. KONSTRUKSI. Perubahan, Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 04 Tahun 2013 ( Penjelasan
TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN
TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya
WALIKOTA PALANGKA RAYA
1 WALIKOTA PALANGKA RAYA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA, Menimbang : a. bahwa usaha
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin ketertiban dalam
BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SANGGAU, Menimbang : Mengingat
WALIKOTA LUBUKLINGGAU
WALIKOTA LUBUKLINGGAU PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA LUBUKLINGGAU, Menimbang Mengingat : a. bahwa
WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG \IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH, Menimbang : a.
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN
BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
ASPEK HUKUM DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI
ASPEK HUKUM DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI Disampaikan dalam kegiatan Peningkatan Wawasan Sistem Manajemen Mutu Konsruksi (Angkatan 2) Hotel Yasmin - Karawaci Tangerang 25 27 April 2016 PENDAHULUAN
PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU
PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAMUJU, Menimbang Mengingat : a. bahwa penyedia
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONTRUKSI
1 BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya manusia dalam mengembangkan
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 14 Peraturan
1 of 29 27/04/2008 4:14 PM
1 of 29 27/04/2008 4:14 PM Menimbang : d. Mengingat : Menetapkan : UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : a. bahwa Jasa Konstruksi mempunyai
BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BANTUL
BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa jasa
PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON
RCF - 01 : UUJK, K3 DAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a.