DAFTAR ISI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Assalamu alaikum War. Wab. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-nya Laporan Akhir Strategi Sanitasi (SSK) Kabupaten Kepulauan Selayar telah dapat diselesaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar. Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu kabupaten peserta Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) pada tahun 2016, sehingga diwajibkan untuk menyususun Strategi Sanitasi (SSK) sebagai gambaran Riil tentang potret sanitasi di Kabupaten Kepulauan Selayar. Strategi Sanitasi (SSK) Kabupaten Kepulauan Selayar ini merupakan dokumen yang menggambarkan kondisi riil sanitasi KaSSKbupaten Kepulauan Selayar, dimana dalam proses penyusunan Strategi Sanitasi (SSK) ini Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar difasilitasi oleh PPSP Provinsi Sulawesi Selatan melalui City Fasilitator (CF) yang ditempatkan di Kabupaten Kepulauan Selayar. Penentuan wilayah prioritas pembangunan sanitasi dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen antara lain hasil study Environmental Health Risk Assesment (EHRA), data sekunder yang tersedia, dan dari persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang secara langsung menangani pembangunan sektor sanitasi. Sehingga dengan metode ini diharapkan dapat memberi gambaran yang utuh tentang potret sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar. Meskipun demikian, kami menyadari bahwa Dokumen Strategi Sanitasi (SSK) Kabupaten ini, masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaannya. Dengan selesainya Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi (SSK) Kabupaten Kepulauan Selayar ini kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada para pihak yang telah memberikan sumbangan ide, gagasan yang cukup bermanfaat bagi terselesinya dokumen ini Semoga Strategi Sanitasi (SSK) Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar, sehingga bermanfaat bagi pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar. Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalam alaikum War.Wab. 12 November 2016 BUPATI KEPULAUAN SELAYAR MUH. BASLI ALI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

4 DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

5 DAFTAR ISI RINGKASAN EKSUKITIF Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat yang ercermin dari perilaku masyarakat saat ini akan menjawab tantangan pembangunan sanitasi dalam RPJMN tahun yaitu Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka pengamanan air minum. Tingkat cakupan layanan air limbah domestik di Kabupaten Kep. Selayar masih cukup rendah yaitu sistem setempat (on-site system) yaitu 207 KK (13,16% dari populasi) dan sistem komunal 100 KK (6,37% dari populasi). Sampa i saat ini, tingkat cakupan layanan persampahan meliputi layanan pengangkutan (RT-TPS-TPA) sebesar 35,5%. Luas genangan sebesar 36 Ha yang sebagian besar dipengaruhi oleh pasang surut. Area berisiko sanitasi air limbah domestik yang merupakan area berisiko sangat tinggi yaitu Kelurahan Benteng Kecamatan Benteng. Pada komponen persampahan dari 6 Desa Kelurahan,dan 12 yang masuk kategori berisiko sangat tinggi yaitu Kelurahan Benteng, Bentang Utara, Benteng Selatan,, Puta Bangun, Batangmta, Batangmata Sapo,. Kondisi topografi Kabupaten Kep. Selayar yang relatif bergelombang dan daerah datar yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga untuk komponen drainase Kelurahan Benteng dan Kelurahan Benteng Utara merupakan area berisiko sanitasi sangat tinggi. Indikasi kebutuhan biaya dan sumber pendanaan pengembangan sanitasi dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 Kabupaten Kep. Selayar adalah sebesar Rp dengan porsi pendanaan lebih besar dibebankan pada sub sektor Drainase yaitu sebesar Rp sebagai prioritas penanganan utama. Pada porsi pendanaan APBD Provinsi total pendanaan hingga tahun 2021 adalah Rp Sedangkan pada porsi pendanaan APBN total pendanaan adalah Rp Peran swasta/csr dalam pendanaan pengembangan sanitasi di Kabupaten Kep. Selayar sebesar Rp dan dukungan dari masyarakat hingga 5 tahun kedepan sebesar Rp Kegiatan monitoring dan evaluasi sebagai bagian dalam Perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar untuk mengetahui sejauh mana batasan kegiatan dan hasil dari pelaksanaan Strategi Sanitasi Kabupaten yang telah dicapai berdasarkan tahun kegiatan. Monitoring dan evaluasi ini perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar dimana digunakan sebagai kontrol untuk perencanaan program tahun berikutnya dan membahas penyelesaiaan kegiatan yang tertunda bahkan sebagai data dasar kegiatan dari perencanaan yang berkelanjutan Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat yang tercermin dari perilaku masyarakat saat ini akan menjawab tantangan pembangunan sanitasi dalam RPJMN tahun yaitu Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka pengamanan air minum. Tingkat cakupan layanan air limbah domestik di Kabupaten Kep. Selayar masih cukup rendah yaitu sistem setempat (on-site system) yaitu KK (69% dari populasi) dan sistem komunal 924 KK (3% dari populasi). Sampai saat ini, tingkat cakupan layanan persampahan meliputi layanan pengangkutan (RT-TPS-TPA) sebesar 93,24%. Luas genangan sebesar 46,92 Ha yang sebagian besar dipengaruhi oleh pasang surut. Area berisiko sanitasi air limbah domestik yang merupakan area berisiko sanga tinggi yaitu Kelurahan Benteng Kecamatan Benteng. Pada komponen persampahan dari 7 Kelurahan, Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

6 DAFTAR ISI yang masuk kategori berisiko sangat tinggi yaitu Kelurahan Bentewng, Benteng Selatan, Benteng Utara, Batangmata, dan Batangmata Sapo.. Kondisi topografi Kabupaten Kep. Selayar yang relatif bergelombang dan daerah datar yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga untuk komponen drainase Kelurahan Benteng dan Kelurahan Benteng Utara merupakan area berisiko sanitasi sangat tinggi. Indikasi kebutuhan biaya dan sumber pendanaan pengembangan sanitasi dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2021 Kabupaten Kep. Selayar adalah sebesar Rp dengan porsi pendanaan lebih besar dibebankan pada sub sektor Drainase yaitu sebesar Rp sebagai prioritas penanganan utama. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

8 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA.. ii Iii v vii iii BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Metodologi Penyusunan Dasar Hukum Sidtematikas Penulisan.. 10 BAB 2: PROFIL SANITASI SAAT INI Gambaran Umum Wilayah Kemajuan Pelaksnaan SSK Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Perkotaan Profila Sanitasi Saat ini Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Perkotaan Area Beresikoi BAB 3. KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI isi dan Misi Sanitasi Pentahapan Pengembangan Sanitasi Tahapan Pengembangan Sanitasi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Skenario Pencapaian Sasaran Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah BAB. 4..STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Air Limbah Domestik Persampahan Drainase BAB. 5. PROGRAM KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Ringkasn Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah APBD Kabupaten Kep. Selayar APBD Provinsi APBN Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumbert Pendanaan Swasta dan Masyarakat Swasta/CSR Masyarakat Antisipasi Funding Gap BAB. 6.. MONITORING DAN EALUASI PENCAPAIAN SSK Lampiran : Lampiran 1. Hasil Kajian Aspek Non-Teknis dan Lembar Beresiko; Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

9 DAFTAR ISI Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT Lampiran 3. Tavel Kerangka Kwerja Logis; : Lampiran 4. Hasil Pembahasan Program Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Lampiran 5. Deskripsi Program Kegiatan Lampiran 6. Daftar Perusahaan Penyelenggara CSR yang Potensial; Lampiran 7. Kesiapan Implementasi; Lampiran 8. R4ncana Kerja Tahunan. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Nama dan Luas Wilayah prt Kecamstan serta jumlah Desa/Kelurahan...16 Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun Kedepan Tabel 2.3. Jumlah Kepala Keluarga Saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun kedepan...19 Tabel 2.4. Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Saat ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun Kedepan Tabel 2.6. Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik Tabel 2.7. Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan Tabel 2.8. Kemajuan Pelaksanaa SSK untuk Drainase Perkotaan Tabel 2.9. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini di Kabupaten Kep. Selayar Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Penelolaan Air Limbah Domestik...34 Tabel Timbulan Sampah per Kecamatan...42 Tabel Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per Kecamatan...43 Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan Tabel Lokasi Genangan dan Luas Genangan Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan di Kabupaten Kep. Selayar.. 55 Tabel Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik Tabel Permasalahan Mendesak Pengelolaan Air Limbah Domestik Tabel Area Beresiko Sanitasi Persampahan...57 Tabel Permasalahan Mendesak Pengelolaan Persampahan...58 Tabel Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan...58 Tabel Permasalahan Mendesak Pengelolaan Drainase Perkotaan...59 Tabel 3.1. isi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar Tabel 3.2. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kep. Selayar Ta...bel 3.3. Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Kep. Selayar...65 Tabel 3.4. Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten Kep. Selayar...71 Tabel 3.5. Tujuan dab Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik...72 Tabel 3.6. Tujuan dab Sasaran Pengembangan Persampahan Tabel 3.7. Tujuan dab Sasaran Pengembangan Drainase Perkotaan Tabel 3.8. Skenario Pencapaian Sasaran...76 Tabel 3.9. Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kep. Selayar Tabel Perkiraan Besaran Pendanaan Sabtasi Kedepan...79 Tabel Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kep. Selayar Untuk Operasional.Pemeliharran Sanitasi...80 Tabel Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Kep. Selayar Untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun Hingga Tahun Tabel Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Kep. Selayar Dalam Mendanai Prohram Kegiatan SSK Tabel 5.1. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 Tahun Kedepan...91 Tabel 5.2. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 Tahun per Sumber Anggaran...92 Tabel 5.3. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Kep. Selayar...92 Tabel 5.4. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi...93 Tabel 5.5. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBN Tabel 5.6. Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR...93 Tabel 5.7. Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat...94 Tabel 5.8. Funding Gap...95 Tabel 6.1. Capaian Stratjik Tabel 6.2. Capaian Kegiatan Tabel 6.3. Evaluasi Tabel 6.4. Pelaporan Monev Implementasi SSK Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

12 DAFTAR ISI DAFTAR PETA Peta 2.1. Peta Wilayah Kajian SSK Kabupaten Kep. Selayar...15 Peta 2.2. Peta Rencana Strujtur Ruang Kabupaten Kep. Selayar Peta 2.3. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kep. Selayar Peta 2.4. Peta Cakupan Layanan Air Limbah Domestik...37 Peta 2.5. Peta Cakupan Layanan Persampahan...40 Peta 2.6. Peta Jaringan Drinase Perkotaan dan Luas Genangan...47 Peta 2.7. Peta Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik Peta 2.8. Peta Area Beresiko Sanitasi Persampahan Peta 2.9. Peta Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan Peta 3.1. Peta Thapan Pengembangan Air Limbah Domestik Peta 3.2. Peta Thapan Pengembangan Persampahan Peta 3.3. Peta Thapan Pengembangan Drainase Perkotaan Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

13 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

14 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Gambar 2.2. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Pwrsampahan Gambar Gambar 4.1. Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik...85 Gambar 4.2. Posisi Pengelolaan Persampahan...87 Gambar 4.3. Posisi Pengelolaan Drainase Perkotaan...89 Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

15 DAFTAR ISI D DAFTAR ISTILAH Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

16 DAFTAR ISI AFTAR ISTILAH MDGs : Millenium Development Goal s PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Pokja : Kelompok Kerja AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan BPS : Buku Putih Sanitasi SSK : Strategi Sanitasi Kota SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah RPJPN : Rencana Program Jangka Panjang Nasional RPJPD : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJMN : Rencana Program Jangka Menengah Nasional RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah PAD : Pendapatan Asli Daerah Setda : Sekretaris Daerah BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dinas PU : Dinas Pekerjaan Umum DTRPB : Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan DKP : Dinas Kebersihan dan Pertamanan BLHD : Badan Lingkungan Hidup Daerah Dinkes : Dinas Kesehatan BPMK : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah WC : Water Closet MCK : Mandi, Cuci, Kakus TPA : Tempat Pemrosesan Akhir TPS : Tempat Pembuangan Sementara TPST : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu ITF : Intermediate Treatment Facility 3R : Reduce, Reuse, dan Recycle PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun ODF : Open Defecation Free BABS : Buang Air Besar Sembarangan DED : Detail Engineer Desain RW : Rukun Warga RT : Rumah Tangga KK : Kepala Keluarga EHRA : Environmental Health Risk Assesment PAMSIMAS : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat SANIMAS : Sanitasi Masyarakat SPM : Standar Pelayanan Minimum Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

17 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

18 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan yang tidak menjadi prioritas utama, sehingga sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standar kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat yang tercermin dari perilaku masyarakat saat ini akan menjawab tantangan pembangunan sanitasi dalam RPJMN tahun yaitu Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka pengamanan air minum. Pentingnya pengelolaan air minum dan sanitasi untuk mencegah terganggunya kesehatan manusia dan pencemaran lingkungan, kondisi tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar untuk ikut serta dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Pemerintah Kabupaten Kep. Selayar dalam rangka melaksanakan program tersebut telah membentuk Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar pada tanggal 09 Februari 2015 melalui Surat Keputusan Bupati Kep. Selayar Nomor: 46 Tahun Mengingat kota/kabupaten Indonesia akan memerlukan waktu bertahun-tahun (multi years) untuk memiliki layanan sanitasi yang layak dan menyeluruh serta terkait dengan capaian target Universal Access di tahun Kabupaten Kep. Selayar akan melakukan pemutakhiran dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar tahun Strategi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kota/kabupaten. Dokumen ini dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Kep. Selayar dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan. Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten juga dibutuhkan sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasi Kabupaten Kep. Selayar. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

19 DAFTAR ISI Guna menghasilkan Strategi Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar sebagaimana tersebut di atas, maka diperlukan suatu kerangka kerja yang menjadi dasar dan acuan bagi penyusunan strategi sanitasi kota dengan tujuan agar strategi sanitasi tersebut, yang berupa rencana strategi berjangka menengah (5 tahun) memiliki dasar hukum yang jelas dan dapat di implementasikan. Kerangka kerja tersebut diharapkan mampu mengatasi kesenjangan kemampuan Pemerintah Kota dalam menyediakan sarana dan prasarana sanitasi bagi masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana sanitasi tersebut, merupakan tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Kep. Selayar agar mampu menyusun strategi untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi. Keterbatasan kemampuan pemerintah untuk mendanai program pembangunan merupakan salah satu faktor pendorong dalam menetapkan prioritas pembangunan. Strategi Sanitasi Kota akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak tahunan (annual action plan) yang berisikan informasi lebih rinci dari berbagai usulan program dan kegiatan pengembangan layanan sanitasi Kabupaten Kep. Selayar yang disusun sesuai tahun rencana pelaksanaannya. Pada tahun 2012 POKJA AMPL telah menyusun Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kep. Selayar dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan tahun Disamping dokumen tersebut, pemutakhiran dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar sangat berkaitan dengan berbagai dokumen perencanaan pembangunan, baik tingkat nasional, provinsi, maupun kota/kabupaten. Oleh karena itu, Strategi Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar disusun dengan memperhatikan keterkaitan, keselarasan, dan keterpaduan dengan berbagai dokumen yang dimaksud, dijelaskan sebagai berikut: 1. Memperhatikan RPJPN dan RPJMN dilakukan melalui penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Kep. Selayar dengan arah, kebijakan umum dan prioritas pembangunan nasional dan pembangunan kewilayahan. 2. Memperhatikan RPJPD dan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan melalui penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Kep. Selayar dengan kebijakan, strategi dan program pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Berpedoman pada RPJMD dan RTRW Kabupaten Kep. Selayar dilakukan dengan: (1)penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Kep. Selayar dengan visi, misi, arah, kebijakan pembangunan jangka menengah daerah; dan (2) penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Kep. Selayar dengan pemanfaatan struktur dan pola ruang Kabupaten Kep. Selayar. 4. Berpedoman pada Renstra SKPD terkait Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar dilakukan dengan penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Kep. Selayar dengan rencana dan strategi SKPD. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

20 DAFTAR ISI 1.2. Metodologi Penyusunan Metode yang digunakan dalam pemutakhiran penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar ini adalah studi dokumen dan pengumpulan data sekunder yang ada di masing-masing SKPD terkait, dan didukung dengan observasi objek yang relevan serta disusun berdasarkan karakteristik daerah, kapasitas kebijakan, melibatkan sebanyak mungkin pelaku dari berbagai unsur dan kepentingan berdasarkan kemampuan riil daerah, kesepakatan masyarakat, kepentingan daerah serta aturan perundang-undangan yang berlaku. Keterlibatan masyarakat secara aktif pada tahap penyusunan merupakan upaya untuk meningkatkan kepedulian terhadap sanitasi serta sebagai upaya melakukan perubahan perilaku masyarakat secara bertahap. Kepedulian masyarakat tidak saja akan melahirkan kesadaran dalam memelihara prasarana dan sarana, tetapi juga dalam menjaga keberlanjutannya, baik kuantitas maupun kualitasnya serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Metode pemutakhiran penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar, terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi Kabupaten Kep. Selayar. Menganalisa kondisi sanitasi yang ada saat ini dan permasalahan mendesak yang ada dalam pengelolaan layanan sanitasi yang meliputi: air limbah domestik, persampahan, drainase dan PHBS terkait sanitasi. Penentuan area berisiko sanitasi digunakan analisa kualitatif persepsi SKPD, analisa kuantitatif hasil studi EHRA, dan data sekunder. b. Melakukan penilaian terhadap kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kesenjangan digunakan untuk menentukan isu strategis dan kendala, tantangan serta hambatan yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan. c. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan yang akan dituangkan kedalam visi dan misi sanitasi kota serta merumuskan tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi dengan tetap mengacu pada RTRW dan RPJMD Kabupaten Kep. Selayar serta dokumen perencanaan lainnya. d. Merumuskan strategi sanitasi kota yang menjadi dasar dalam penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi kota jangka menengah 5 tahunan dengan menggunakan alat analisis SWOT. Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ini secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

21 DAFTAR ISI 1. Sumber Data a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta. b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa kajian terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), kajian peran serta swasta dalam penyedia layanan sanitasi, kajian kelembagaan dan keuangan, kajian komunikasi dan media, kajian peran serta masyarakat, dan kajian sanitasi sekolah. 2. Pengumpulan Data Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. Pengumpulan data menggunakan berbagai teknik antara lain : - Kajian Literatur - Observasi / wawancara responden - Forum Diskusi, lokakarya dan sebagainya 3. Jenis Data a. Data primer; yaitu data yang bersumber dari survey atau observasi lapangan yang dilakukan Pokja. Data primer dapat berupa rekaman hasil wawancara maupun potret/dokumentasi kondisi eksisting di lapangan. b. Data sekunder; yang diperoleh dari dokumen yang dimiliki tiap dinas/ SKPD yang terlibat dalam Pokja Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar secara umum Dasar Hukum Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar mengacu pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional/pusat maupun daerah. Strategi Sanitasi Kota (SSK) di Kabupaten Kep. Selayar didasarkan pada peraturan dan produk hukum yang meliputi : Undang-Undang 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

22 DAFTAR ISI 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan badan layanan Umum; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2007 tentang Mutu Air Limbah; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah; 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah (Air tanah harus dikelola secara terpadu, menyeluruh dan berwawasan lingkungan hidup); Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

23 DAFTAR ISI 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Kawasan Industri; 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai; 14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Keputusan dan Peraturan Presiden Republik Indonesia 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun Keputusan dan Peraturan Menteri Republik Indonesia 1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor Kep- 51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri; 2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor Kep- 51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri; 3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor Kep- 52/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel; 4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 58 Tahun1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit; 5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri; 6. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia Nomor 403 Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs SEHAT); Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

24 DAFTAR ISI 7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA); 9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Rumah Pemotongan Hewan; 10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan persampahan; 11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 16/PRT/M Tahun 2008 tentang Kebijakan Strategi Nasional Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman; 12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852 Tahun 2008 tentang Kebijakan Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; 13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air Pada Sumber-Sumber Air; 14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan; 16. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank sampah; 17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 19/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah; 18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 3/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; 19. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah. Peraturan Daerah 1. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Pengawasan Kualitas Air Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

25 DAFTAR ISI 2. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 05 Tahun 2007 Tentang Bangunan Gedung 3. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Selayar 4. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Selayar sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 10 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah KabupatenSelayar 5. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan 6. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar No. 10 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kab. Kepulauan Selayar Tahun Peraturan Daerah KabupatenKepulauanSelayarNomor 10 Tahun 2011tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir 8. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai 9. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum 10. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar No. 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kab. Kep. Selayar Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Peraturan Bupati 1. Peraturan Kabupaten Kep. Selayar Nomor 17 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kep. Selayar Tahun Surat Edaran Menteri 1. SE Mendagri Nomor 050/2020/SJ tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah; Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

26 DAFTAR ISI 2. SE Mendagri Nomor 660/4919/SJ tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Di Daerah Sistematika Penulisan meliputi : Sistematika penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar terdiri dari 6 bab yang Bab 1 Pendahuluan Berisikan latar belakang, metodologi penyusunan, dasar hukum, dan sistematika penulisan yang digunakan. Bab 2 Profil Sanitasi Saat Ini Dalam bab ini membahas gambaran wilayah, kemajuan pelaksanaan SSK, profil sanitasi saat ini, serta area berisiko dan permasalahan mendesak sanitasi Kabupaten Kep. Selayar. Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Membahas visi dan misi sanitasi Kabupaten Kep. Selayar, pentahapan pengembangan sanitasi yang meliputi: tahapan pengembangan sanitasi; tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi; skenario pencapaian sasaran serta membahas kemampuan pendanaan sanitasi daerah. Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi Berisikan penjelasan detail mengenai strategi pengembangan sanitasi yang meliputi: air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan drainase perkotaan. Bab 5 Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi Menyajikan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sanitasi yang meliputi: air limbah domestik, pengelolaan persampahan, drainase perkotaan, dan PHBS terkait sanitasi baik pendanaan yang bersumber dari pemerintah dan non pemerintah maupun funding gap. Bab 6 Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK Memberikan gambaran umum struktur monev capaian strategi sanitasi kota meliputi: capaian stratejik, capaian kegiatan, evaluasi dan pelaporan monev implementasi SSK. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

27 DAFTAR ISI BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

28 PROFIL SANITASI SAAT INI BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan wilayah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai wilayah kepulauan yang terletak di ujung selatan Pulau Sulawesi. Secara astronomis, wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar terletak antara dan LS dan dan BT. Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki jumlah pulau sebanyak 130, sedangkan luas wilayah ,69 km 2 meliputi luas daratan 1.357,03 km 2 dan luas wilayah perairan laut 9.146,66 km 2. Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Selayar adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba; Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores; Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur; Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Flores dan Selat Makassar. Pulau-pulau yang berjumlah 130 tersebut semuanya bernama dan hanya 34 pulau di antaranya yang berpenghuni.panjang garis pantai keseluruhan adalah 6.440,89 km Kondisi iklim wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar dan sekitarnya secara umum ditandai dengan curah hujan dan pengaruh angin musiman, sebab wilayahnya berbatasan langsung dengan laut lepas.pengkajian lebih lanjut terhadap sifat-sifat iklim di Kabupaten Kepulauan Selayar harus lebih rinci karena sangat berkaitan dengan aktivitas penduduknya sebagai nelayan. Menurut catatan pada Stasiun Meteorologi Benteng, rata-rata curah hujan per bulan 146,25 mm dan hari hujan per bulan 10 hari, sementara pada stasiun meteorologi Bontomatene rata-rata curah hujan per bulan 155,60 mm dan hari hujan per bulan 7 hari. Perbedaan curah hujan di suatu tempat dikarenakan oleh pengaruh iklim, keadaan geografi, dan perputaran/pertemuan arus udara. Kondisi hidrologi Pulau Selayar sangat berkaitan dengan tipe iklim dan kondisi geologi yang ada di pulau ini.kondisi hidrologi permukaan ditentukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun ````

29 PROFIL SANITASI SAAT INI sungai-sungai yang ada di Pulau Selayar.Pada umumnya, debit air sungai-sungai tersebut relatif kecil akibat sempitnya daerah aliran sungai sebagai wadah tadah hujan (catchment area) dan sistem sungainya. Sistem pengaliran langsung ke laut dan kondisi batuan yang berkelurusan (straight) rendah serta curah hujan yang tidak mendukung sungai-sungai yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar sehingga sulit diukur besaran debit airnya. Berdasarkan susunan stratigrafi dan struktur geologi, maka pada wilayah bagian tengah (yang merupakan sebaran endapan formasi Walanae) merupakan suatu formasi lapisan batuan pembawa air yang bersifat tertekan (aresian aquifes) dengan debit air kecil dampai sedang (kurang dari 1-3 liter/detik).air tanah bebas (watertable groundwater) dijumpai pada endapan alluvial dan endapan pantai, endapan formasi Walanae serta pada lembah-lembah yang ditempat oleh endapan batuan formasi Camba.Tingkat kedalaman air tanah sangat bervariasi tergantung pada keadaan alam dan jenis lapisan batuan. Pada endapan alluvial dan endapan pantai tingkat kedalaman muka air tanahnya berkisar antara 5 dan 6 meter yang sangat dipengaruhi oleh intrusi air laut. Air tanah bebas ini dapat dijumpai pada daerah yang ditutupi oleh endapan batu gamping Selayar dari formasi Walanae berupa aliran tanah terbatas rekahan ataupun ruang akibat pelarutan yang membentuk sungai bawah tanah. Sumber air yang sangat terbatas, sehingga hampir keseluruhannya telah termanfaatkan untuk memenuhi keperluan penduduk. Indikasi adanya mata air tersebut terdapat di beberapa wilayah antara lain Batangmata Sapo, Lembang Lembang, Bonto dan sebelah Timur Tile Tile, dengan besaran debit airnya relatif kecil sampai sedang (1 4 liter/detik). Sistem aliran hidrogeologi di Pulau Selayar menunjukkan adanya pergerakan air, baik air permukaan maupun air tanah menuju ke kawasan perairan (laut).akuifer pada umumnya terdapat pada lapisan pasir, pasir kerikil, dan lapisan tipis batu gamping terumbu yang berumur Holosen dengan pergerakan airnya melalui ruang antarbutir atau rongga-rongga.pada daerah yang ditempati satuan batu gamping, aliran air tanah terbatas pada rekahan ataupun ruang akibat pelarutan membentuk sungai-sungai bawah tanah. Ini dapat dijumpai di sekitar wilayah Tajuiya, Tamasongoia dengan debit air yang bervariasi. Terdapatnya air tanah pada satuan batu gamping ini dijumpai pada ```` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

30 PROFIL SANITASI SAAT INI beberapa tempat pada batas kontak dengan satuan batu gamping dan lempung pasiran dengan debit yang relatif kecil. Keterbatasan sumber air akibat cakupan luas DAS yang relatif sempit, struktur batuan permukaan dan catchment area sangat sempit menjadi tolak ukur untuk menggali potensi air. Oleh karena itu, arahan penggunaan lahan pada kawasan potensial resapan air dilimitasi untuk kawasan budidaya dan penggalian sumber air tanah khususnya kawasan utara. (Lihat Peta 2.1. Peta Wilayah Kajian SSK Kabupaten Kepulauan Selayar dan Tabel 2.1. Nama dan Luas Wilayah per-kecamatan serta Jumlah Kelurahan) ```` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

31 PROFIL SANITASI SAAT INI

32 PROFIL SANITASI SAAT INI Tabel 2.1. Nama dan Luas Wilayah per-kecamatan serta Jumlah Kelurahan Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/ Desa (Ha) Administrasi Luas Wilayah (%) Terhadap Total Administrasi (Ha) Terbangun (%) Terhadap Luas Adminitrasi Pasimarannu , ,12 Pasilambena , ,40 Pasimasunggu , ,37 Pasimasunggu Timur , ,43 Takabonerate , ,60 Bontosikuyu , ,39 Bontoharu , ,91 Benteng , ,30 Bontomanai , ,95 Bontomatene , ,61 Buki , ,32 Total ,88 Sumber: Kabupaten Kepulauan Selayar Dalam Angka Tahun 2015 Data menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar pada Tahun 2014 sebanyak jiwa yang tersebar pada 11 kecamatan. Kecamatan Benteng merupakan wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi, yakni mencapai jiwa dengan jumlah rumah tangga yang tercatat sebanyak KK. Penyebarannya juga tidak merata pada setiap kacamatan maupun kelurahan, sehingga kondisi demografi Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki tingkat kepadatan yang berbeda. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar setiap tahun mengalami peningkatan, baik yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar sendiri maupun migrasi dari daerah ```` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

33 PROFIL SANITASI SAAT INI sekitar Kabupaten Kepulauan Selayar. Pada dasarnya tingkat perkembangan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk mengestimasi perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Proyeksi jumlah penduduk dimasa yang akan datang dilakukan dengan pendekatan matematik dan menggunakan kecenderungan pertumbuhan penduduk 5 tahun terakhir. Metode proyeksi yang digunakan adalah metode matematik dengan rumus geometri. Rumus yang digunakan sebagai berikut: Pt = Po (1 + r) t Pt/Po = (1 + r) t log Pt/Po = log (1+r) t log Pt/Po = t log (1+r) 1/t log Pt/Po = log (1+r) antilog 1/t log Pt/Po = (1+r) antilog 1/t log Pt/Po -1 = r Keterangan: Po = jumlah penduduk tahun dasar Pt = jumlah penduduk akhir (tahun proyeksi) r = laju pertumbuhan penduduk (%) t = waktu (tahun) Kabupaten Kepulauan Selayar yang merupakan wilayah kepulauan dengan rata-rata pertumbuhan penduduk lima tahun terakhir dari tahun 2010 menunjukkan angka 1,46% pertahun. Proyeksi penduduk untuk 5 Tahun kedepan tahun 2020 diprediksikan penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar mencapai jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak KK, dimana setiap keluarga rata-rata memiliki anggota keluarga sebanyak 4 sampai 5 orang. Kecamatan Benteng memiliki jumlah penduduk terbesar di tahun 2020 yaitu jiwa sedangkan Kecamatan Buki dengan jumlah penduduk terendah yaitu jiwa. (Lihat Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun dan Tabel 2.3. Jumlah Kepala Keluarga Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun) ```` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

34 PROFIL SANITASI SAAT INI Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun No Nama Kecamatan Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kab. Kep. Selayar Tahun Jumlah Penduduk (Orang) Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total Tahun Tahun Tahun Pasimarannu Pasilambena Pasimasunggu Pasimasunggu Timur Takabonerate Bontosikuyu Bontoharu Benteng Bontomanai Bontomatene Buki Total ```` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

35 PROFIL SANITASI SAAT INI Tabel 2.3. Jumlah Kepala Keluarga Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun No Nama Kecamatan Jumlah KK Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total Tahun Tahun Tahun Pasimarannu Pasilambena Pasimasunggu Pasimasunggu Timur Takabonerate Bontosikuyu Bontoharu Benteng Bontomanai Bontomatene Buki Total Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2016 ```` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

36 PROFIL SANITASI SAAT INI Ditinjau dari tingkat kepadatan, pada tahun 2014 penduduk terpadat berada di Kecamatan Banteng, yakni 104 jiwa/ha dan yang paling rendah tingkat kepadatannya adalah Kecamatan Buki yakni hanya 40 jiwa/ha. Kepadatan penduduk didasarkan atas kondisi distribusi penduduk yang berkaitan dengan jumlah penduduk yang menghuni suatu wilayah berdasarkan batasan wilayah terbangun. Jumlah penduduk yang terdistribusi pada suatu wilayah akan mempengaruhi tingkat konsentrasi pelayanan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. (Lihat Tabel 2.4. Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun) Tabel 2.4. Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun No Nama Kecamatan Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (Orang/Ha) Tahun Tahun Pasimarannu 0,68 0,68 0,67 0,68 0, Pasilambena 1,85 1,85 1,85 1,85 1, Pasimasunggu 1,62 1,62 1,61 1,61 1, Pasimasunggu Timur 0,63 0,62 0,62 0,62 0, Takabonerate 1,68 1,67 1,68 1,68 1, Bontosikuyu 1,06 1,07 1,07 1,07 1, Bontoharu 1,33 1,32 1,32 1,33 1, Benteng 2,87 2,87 2,87 2,88 2, Bontomanai 0,86 0,86 0,86 0,86 0, Bontomatene 0,87 0,87 0,87 0,87 0, Buki 0,91 0,92 0,91 0,92 0, Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2016 Menurunnya angka kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Selayar adalah salah satu barometer penegakan komitmen pemerintah daerah, pelaku usaha dan segenap unsur masyarakat yang peduli dalam upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. Hal tersebut sesungguhnya merupakan ```` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

37 PROFIL SANITASI SAAT INI implementasi amanat konstitusi bagi pencapaian tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Batang Tubuh UUD 1945, Pasal 27 yakni setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Berdasarkan data dari Kabupaten dalam angka, angka kemiskinan pada tahun 2014 sebesar rumah tangga atau 56% dari rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Selayar. (Lihat Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Miskin Per-Kecamatan) Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Miskin Per-Kecamatan No Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (Rumah Tangga) 1 Pasimarannu Pasilambena Pasimasunggu Pasimasunggu Timur Takabonerate Bontosikuyu Bontoharu Benteng Bontomanai Bontomatene Buki 973 Total Sumber : Kabupaten Kepulauan Selayar dalam Angka Tahun 2015 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR Dalam konteks tata ruang, secara umum penataan ruang di Kabupaten Kepulauan Selayar bertujuan untuk : ```` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

38 PROFIL SANITASI SAAT INI 1. Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional; 2. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya; dan 3. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas. Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Rumusan tujuan penataan ruang ini akan berfungsi sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten, memberikan arahan bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kabupaten, dan sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. isi dan misi wilayah kabupaten; 2. Karakteristik wilayah kabupaten; 3. Isu strategis; 4. Kondisi obyektif yang diinginkan. Kriteria yang digunakan dalam perumusan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten adalah: 1. Tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang provinsi dan nasional; 2. Jelas dan dapat tercapai sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan; 3. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Dengan merujuk pada uraian di atas, tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar dirumuskan sebagai berikut : Penataan ruang KabupatenKepulauan Selayar bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan sektor unggulan Kabupaten Kepulauan Selayar pada aspek perikanan, pariwisata dan pertanian serta pertambangan sebagai wilayah kepulauan yang berbasis bahari dan maritim. ```` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

39 PROFIL SANITASI SAAT INI Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten KepulauanSelayar merupakan arahan tindakan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan wilayah ruang kabupaten. Kebijakan penataan ruang Kabupaten Kepulauan Selayar, terdiri atas: a. Pengembangan keterpaduan sistem perkotaan dan perdesaan; b. Pengembangan aksesibilitas jaringan transportasi kepulauan; c. Pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan berbasis konservasi serta mitigasi bencana d. Pemantapan fungsi kawasan lindung yang meliputi Taman Nasional Laut Takabonerate, hutan lindung, kawasan lindung, cagar alam laut dan lain-lain; e. Pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ramah lingkungan guna mendorong pengembangan ekonomi wilayah; f. Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan; g. Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro dan kelautan sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan h. Pengembangan kawasan pusat distribusi kebutuhan bahan pokok KTI dan pendukung perminyakan di Pamatata; i. Pengembangan kawasan industri perikanan terpadu dan pusat budidaya ikan karang nasional; dan j. Pengembangan pusat destinasi pariwisata bahari andalan nasional. k. Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang melibatkan potensi lokal SDM untuk mendukung peningkatan aspek bahari dan maritim di wilayah kabupaten Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun ````

40 PROFIL SANITASI SAAT INI l. Pengembangan aspek pertahanan dan keamanan pulau-pulau kecil di wilayah Kabupaten Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Strategi penataan ruang wilayah kabupaten penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkahlangkah operasional untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Strategi penataan ruang Kabupaten Kepulauan Selayar, terdiri atas : 1. Strategi pelaksanaan kebijakan pengembangan keterpaduan sistem perkotaan dan perdesaan, terdiri atas : a. Mengembangan perkotaan utama sebagai pusat pelayanan di Kabupaten Kepulauan Selayar di Benteng dan Pamatata, b. Mendorong dan mempersiapkan pengembangan kawasan perkotaan Kayuadi dan Bonerate sebagai PKL Promosi (PKLp) yang pada saatnya dapat disetarakan dengan PKL; c. Menjalin kerjasama dengan perkotaan di kabupaten lainnya yang berbatasan untuk menunjang dan mempercepat perkembangan sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar; dan d. Mendorong pengembangan Perkotaan Benteng, Pamatata, Kayuadi dan Bonerate sebagai PKL dan PKLp dalam sistem perkotaan secara nasional. e. Mengembangan kawasan perdesaan sesuai potensi kawasan yang dihubungkan dengan pusat kegiatan pada setiap kawasan perdesaan; f. Mengembangkan kawasan agropolitan dan minapolitan untuk mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar; dan g. Mengembangkan pusat desa mulai dari tingkat dusun sampai pusat desa secara berhirarki. 2. Strategi pelaksanaan kebijakan pengembangan aksesibilitas jaringan transportasi kepulauan, terdiri atas : Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun ````

41 PROFIL SANITASI SAAT INI a. Mengembangkan jaringan jalan secara hirarkis yang menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan dan antara pusat-pusat kegiatan dengan masingmasing wilayah pelayanan; b. Mengembangkan integrasi sistem intermoda dan perpindahan antar moda di seluruh wilayah kepulauan; c. Mengembangkan rute-rute pelayanan moda transportasi publik menjangkau seluruh wilayah kepulauan sesuai dengan intensitas aktivitas; dan d. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas layanan terminal umum, bandara, pelabuhan, dan pelabuhan penyeberangan sebagai simpul transportasi; 3. Strategi pelaksanaan kebijakan pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan berbasis konservasi serta mitigasi bencana,terdiri atas : a. Membangun prasarana dan sarana transportasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan berimbang; b. Membangun utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional dan memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat permukiman (kawasan); dan c. Menyusunan program dan membangun berbagai perangkat keras dan lunak untuk mitigasi berbagai bencana alam, seperti tsunami, gempa, longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman lainnya. 4. Strategi pelaksanaan kebijakan pemantapan fungsi kawasan lindung, terdiri atas : a. Menetapkan tata batas kawasan lindung dan budidaya untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi yang menjadi kewenangan daerah; Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun ````

42 PROFIL SANITASI SAAT INI b. Menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama pemulihan lingkungan yang berfungsi lindung; c. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan; d. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber keanekaragaman hayati; dan e. Memfasilitasi kerjasama regional, nasional dan internasional dalam rangka pemulihan fungsi kawasan yang berfungsi lindung. 5. Strategi pelaksanaan kebijakan pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ramah lingkungan guna mendorong pengembangan ekonomi wilayah, terdiri atas : a. Mengembangkan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti pembangkit listrik mikro hidro, tenaga uap, surya, gelombang laut dan biota laut dan lain-lain; b. Mengembangkan kegiatan konservasi yang bernilai lingkungan dan sekaligus juga bernilai sosial-ekonomi, seperti hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat dan hutan rakyat / hutan hak; dan c. Meningkatkan kapasitasmasyarakat dalam pemanfaatan sumber energi yang terbarukan(renewableenergy). 6. Strategi pelaksanaan kebijakan peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan,terdiri atas : a. Meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan melalui intensifikasi lahan; b. Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat; c. Meningkatkan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga terjadi Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun ````

43 PROFIL SANITASI SAAT INI peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi; dan d. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan melalui peningkatan sumber daya manusia dan kelembagaan serta fasilitas sertifikasi yang dibutuhkan. 7. Strategi pelaksanaan kebijakan pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro dan kelautan sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan,terdiri atas: a. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agroindustri dan agribisnis); b. Mengembangkan penelitian dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan sehingga menjadi kekuatan utama ekonomi masyarakat pesisir; dan c. Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih agresif dan efektif. 8. Strategi melaksanakan pengembangan pusat kawasan pusat distribusi kebutuhan bahan pokok KTI dan pendukung perminyakan di Pamatata,terdiri atas : a. Melakukan perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan secara lintas sektor; b. Memprioritaskan program jangka pendek (quick win) yang mampu memberikan efek berantai (multiplier effect) terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat; dan c. Menerapkan sistem pembiayaan oleh pemerintah dan swasta. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun ````

44 PROFIL SANITASI SAAT INI 9. Strategi pelaksanaan pengembangan kawasan industri perikanan terpadu dan pusat budidaya ikan karang nasional,terdiri atas : a. Mengembangkan industri pengolahan perikanan di Benteng, b. Mengembangkan budidaya perikanan berwawasan lingkungan, dan c. Mengembangkan industri perikanan terpadu dengan memberdayakan masyarakat lokal dan meningkatkan sinergi di kawasan regional. 10. Strategi pelaksanaan pengembangan pusat destinasi pariwisata bahari andalan nasional,terdiri atas : a. Mengembangkan ekowisata bahari di Kawasan Takabonerate. b. Mengembangkan wisata pantai dan bahari di Pulau Selayar dan sekitarnya. c. Melibatkan tokoh masyarakat dalam pengembangan pariwisata. d. Memberdayakan masyarakat melalui pengembangan homestay, desa wisata dan paket wisata lainnya. 11. Strategi pengembang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang melibatkan potensi lokal SDM untuk mendukung peningkatan aspek bahari dan maritim di wilayah kabupaten,terdiri atas : a. Meningkatkan keterkaitan antara pusat-pusat kegiatan di wilayah pesisir dan Pulau-pulau di wilayah Kabupaten Selayar dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi; b. Mendorong perkembangan kawasan dengan membuka akses transportasi bagi daerah yang terisolir; c. Meningkatkan kemampuan kawasan yang memiliki sektor unggulan pertanian untuk mencukupi kebutuhan di kawasannya sendiri serta memenuhi kebutuhan wilayah yang bertetangga; d. Meningkatkan pemasaran komoditas lokal yang didukung oleh akses transportasi yang memadai; Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun ````

45 PROFIL SANITASI SAAT INI e. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung dalam kegiatan ekonomi di wilayah pesisir; f. Meningkatkan fungsi kawasan sebagai penyedia pelayanan jasa dan pusat kegiatan ekonomi, khususnya terkait dengan pelayanan dalam sektor kelautan dan perikanan dan kegiatan masyarakat di sepanjang pantai; g. Meningkatkan penyediaan akses transportasi dari Pulaupulau tetangga dan dari Pulau-pulau kecil terluar menuju pusat-pusat kegiatan; h. Meningkatkan daya tarik pusat kegiatan di sepanjang pesisir pantai dengan keunikan keadaan geografis alam tropis, kondisi sosial budaya masyarakat nelayan dan kondisi khas lingkungan sekitar di kawasan pesisir pantai sehingga menarik wisatawan dan menjadikan kawasan sebagai daerah tujuan yang menarik dikunjungi wisatawan. 12. Peningkatan fungsi aspek pertahanan dan keamanan pulaupulau kecil di wilayah kabupaten,terdiri atas : a. Mendukung penetapan Kawasan Strategis Nasional dan fungsi khusus Pertahanan dan Keamanan; b. Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar Kawasan Strategis Nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; c. Mengembangkan Kawasan Lindung dan/atau Kawasan budi daya tidak terbangun disekitar Kawasan Strategis Nasional yang mempunyai fungsi khusus pertahanan dan keamanan dengan kawasan budi daya terbangun; d. Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/tni (Lihat Peta 2.2. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kepulauan Selayar) Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun ````

46 PROFIL SANITASI SAAT INI

47 PROFIL SANITASI SAAT INI RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR Substansi dari rencana pola pemanfaatan ruang meliputi batas-batas kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan lainnya (kawasan lindung dan kawasan budidaya). Rencana pola pemanfaatan ruang kawasan lindung bertujuan untuk mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan. Sedangkan kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia. Kawasan budidaya yang dimaksudkan meliputi kawasan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan kawasan perumahan, kawasan perdagangan/jasa, kawasan perkantoran, kawasan industri dan perdagangan, kawasan pariwisata, kawasan ruang terbuka non hijau, kawasan ruang evakuasi bencana, kawasan pertanian, kawasan pertambangan, kawasan peruntukan ruang sektor informal, kawasan pertahanan dan keamanan serta kawasan pelayanan umum. (Lihat Peta 2.3. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kepulauan Selayar) ```` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

48 PROFIL SANITASI SAAT INI

49 ```` PROFIL SANITASI SAAT INI 2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK Air Limbah Domestik Melihat kemajuan pelaksanaan pembangunan sanitasi dengan mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi, memantau dampak, hasil dan keluaran dari kegiatan sektor sanitasi kabupaten dan memastikan bahwa tujuan dan sasaran sanitasi, rencana pengembangan dan target tertentu sanitasi kabupaten, serta kepatuhan pada standar pelayanan minimum yang ada sudah dilaksanakan secara efektif. Perkembangan pelaksanaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang tertuang dalam dokumen strategi sanitasi kabupaten tahun 2012 penanganan BABs sebesar 13,15, berdasarkan data Dinas Kesehatan BABs masih menunjukkan angka 8,05% dimana tahun 2012 tercatat 21,20%. (Lihat Tabel 2.6. Tabel Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Air Limbah Domestik) Tabel 2.6. Tabel Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Air Limbah Domestik SSK Tahun Tahun 2017 SSK Tahun 2016 Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini Meningkatkan pelayanan pada masyarakat dalam bentuk perluasan Peningkatan pengelolaan air limbah melalui akses masyarakat terhadap BABs sebesar 21,20% akibat cakupan layanan air limbah Berdasarkan hasil data dari Dinas Kesehatan perilaku BABs sebesar 8,05% informasi dan akses layanan sistem setempat (on-site) dan terpusat (off-site) informasi dan pelayanan pengelolaan air limbah permukiman sistem setempat (onsite) dan terpusat (off-site) padat penduduk Meningkatkan kualitas lingkungan, derajat kesehatan Peningkatan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan PHBS pengelolaan air limbah sebesar 32,80% Tangki septik suspek aman sebesar 21,60% Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

50 ```` PROFIL SANITASI SAAT INI masyarakat, dan PHBS masyarakat menjadi 35% diakhir Tahun 2016 Meningkatkan PHBS melalui peran masyarakat (rumah Pencemaran karena SPAL masih cukup tinggi yaitu 69,30% tangga dan sekolah) pengelolaan air limbah dari 41,90% menjadi 80% Menata pengembangan perencanaan, peraturan perundangudangan, kelembagaan dan keuangan pengelolaan air limbah Pengembangan perencanaan dan penataan Peraturan Perundangundangan air Limbah Peningkatan tata kelola kelembagaan pemerintah dalam pengelolaan air limbah yang baik Belum adanya perda yang mengatur pengelolaan air limbah Belum ada lembaga yang secara khusus menangani pengelolaan air limbah Pengelolaan air limbah masih ditangani SKPD terkait, perda yang mengatur pengelolaan air limbah belum ada, yang ada perda retribusi jasa umum mengatur layanan penyedotan lumpur tinja Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengolahan air limbah, yang telah di gagas maupun yang direncanakan secara realistik Peningkatan pengelolaan air limbah melalui pemanfatan sumber daya Pendanaan pembangunan dalam penguatan ekonomi masyarakat Pihak swasta belum teridentifikasi secara maksimal Keterlibatan pihak swasta masih sangat rendah dalam pengelolaan air limbah Sumber : Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2012 Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

51 PROFIL SANITASI SAAT INI Cakupan Layanan Air Limbah KK

52 PROFIL SANITASI SAAT INI Persampahan Tabel 2.1. Dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pengelolaan persampahan di K kesesuain antara pelaksanaan dan perencanaan yang telah dibuat. Tingkat cakupan layan mencapai 93,24% dengan frekuensi pengangkutan sampah 72,70%. (Lihat Tabel 2.7. Tabel K Tabel 2.7. Tabel Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk P SSK Tahun Tahun 2017 Tujuan Sasaran Data Dasa Meningkatkan pelayanan pada masyarakat dalam bidang kebersihan, pertamanan dan penataan ruang terbuka hijau Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pengelolaan persampahan di tingkat masyarakat perkotaan dari 5,34% menjadi 50%. Efisiensi dan efektifitas pengelolaan persampahan ditingkat masyarakat perkotaan 5,3 Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pengelolaan persampahan di TPA dari 5,34% menjadi 50%. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha serta berkaitan dengan program kerja Kabupaten Kepulauan Selayar. Meningkatnya koordinasi intemal dan eksternal antar SKPD, sekertaris/bidang/seksi dalam menata perencanaan dan pengembangan kebijakan kelembagaan, Koordinasi su berjalan dala menata perencanaan pengembang kebijakan kelembagaan peraturan da perundangan

53 PROFIL SANITASI SAAT INI ] Tabel Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk SSK Tahun Tahun 2017 Sumber : Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Se Penilaian Profil Sanitasi merupakan gambaran lengkap dan menyeluruh baik teknis m sanitasi di Kabupaten Kepulauan Selayar baik yang bersumber dari data primer maupun d Tujuan Sasaran Data Dasa Meningkatkan Tersedianya dokumen Master plan pengelolaan drainase perencanaan sistem drainase belu secara terpadu drainase yang ada terintegrasi pada tahun 2013 Meningkatkan sarana Berkurangnya luas Luas genang dan prasarana fisik genangan di di Kabupaten perkotaan Kabupaten Kepulauan Kepulauan Selayar dari 42 ha Selayar sebe menjadi 15 ha pada 42 Ha akhir tahun Profil Sanitasi Saat Ini Kabupaten Kepulauan Selayar masih belum memadai Air Limbah Domestik Limbah domestik atau sering juga disebut limbah rumah tangga adalah limbah yan manusia. Seperti pada limbah pada umumnya limbah rumah tangga merupakan buanga terdapat bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut penyakit disentri, tipus, kolera, dan sebagainya. Air limbah harus dikelola untuk mengura dengan membuat saluran air kotor dan peresapan dengan memperhatikan beberapa hal, di daerah sekitarnya, tidak mengotori permukaan tanah sehingga bisa mengakibatkan terseb berkembang biaknya lalat dan serangga lainnya, tidak menimbulkan bau yang mengganggu Sistem pengolahan air limbah domestik yang terdiri atas black water yang beras Umumnya menggunakan jamban leher angsa dengan kontruksi penampungan dan pengum umumnya sistem pembuangan limbah non tinja ini dialirkan melalui lubang resapan yang d drainase atau ke sungai. Walaupun prasarana pendukung pengelolaan air limbah seperti tangki septik komun namun tingkat cakupan layanan air limbah domestik masih cukup rendah yaitu sistem sete

54 PROFIL SANITASI SAAT INI Gambar 2.1. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Lim Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Domestik Produk Input (A) User Interface (B) Pengumpulan dan Penampungan / Pengolahan Awal (C) Pengangkutan / Pengaliran Black Water dan Grey Water Black Water dan Grey Water

55 PROFIL SANITASI SAAT INI Tabel 2.9. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabu Akses Layak (KK) No Kecamatan Jumlah Penduduk (KK) Tangki Septik Individual On-Site Tangki Septik Komunal ( 10 KK) MCK Tangki Septik Komunal (>10 KK) Off-Site IPAL Komunal IPAL Kawasa (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) 1 Pasimarannu Pasilambena Pasimasunggu Pasimasunggu Timur Takabonerate Bontosikuyu Bontoharu Benteng Bontomanai Bontomatene Buki Sumber : Dinas Kesehatan dan Dinas PU Tahun 2015

56 PROFIL SANITASI SAAT INI Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kepulauan Selayar belum be diprakarsai oleh pemerintah, belum dilakukan oleh dunia usaha ataupun masyarakat. D pengangkut tinja dengan kapasitas 3 m 3 yang melayani Kecamatan Benteng Kabupaten K kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah dimana hal tersebut didasari oleh ket lumpur tinja. (Lihat Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik) Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air L No Jenis Satuan Jumlah/ Kapasitas Ko Berfungsi (i) (ii) (iii) (iv) (v) SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Tangki Septik Komunal < 10 KK Unit MCK Unit Truk Tinja Unit IPLT: kapasitas M 3 /hari 0 0 SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1 Tangki Septik Komunal > 10 KK Unit IPAL Komunal Unit IPAL Kawasan Unit IPAL Terpusat Unit 0 0 Sumber : Dinas PU tahun 2015 Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2010 tentang Penataan Ruang, maka koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaa yang bertanggung jawab di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, baik daerah pro Di Kabupaten Kepulauan Selayar pengelolaan air limbah domestik menjadi tupoksi li Dinas Pekerjaan Umum. Pengelolaan air limbah domestik juga berkaitan erat dengan tupo dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terutama dalam hal perumusan kebijakan, Institusi pemerintahan tersebut memiliki korelasi yang kuat, dimana Dinas Pekerjaan U lebih bersifat teknis dan Badan Lingkungan Hidup Daerah serta Badan Perencanaan regulator. Upaya-upaya preventif dan promotif menjadi bagian penting yang tidak terpisahka sehingga peran dari Dinas Kesehatan juga sangat penting.

57 PROFIL SANITASI SAAT INI Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar telah melayani persampahan secara meny tingkat cakupan layanan persampahan meliputi layanan pengangkutan (RT-TPS-TPA) seb Layanan Persampahan) Penanganan sampah dengan cara membakar secara terbuka (open burning) masih m Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang Juknis SPM B transportasi dan industri, kegiatan pembakaran terbuka dan kawasan permukiman juga mem Sebagian masyarakat menganggap pembakaran sampah bukanlah sesuatu yang d dengan luasan lahan yang masih sangat memadai, penggunaan bahan dan materi yang do terhadap kualitas udara. Padahal jika dihitung volume timbunan sampah yang dihasilkan se tersebut dibakar setiap harinya, maka dapat dibayangkan seberapa besar pengaruhnya terh 2.2. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan) Di Kabupaten Kepulauan Selayar volume timbulan sampah mencapai sekitar 503 m m 3 /hari. Dimana, sumber timbulan sampah terbesar adalah kawasan permukiman dan pe (Lihat Tabel Timbulan Sampah per Kecamatan dan Tabel Cakupan Akses dan Sistem Lay

58 PROFIL SANITASI SAAT INI Peta 2.5. Peta Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan

59 PROFIL SANITASI SAAT INI Gambar 2.2. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Per Diagram Sistem Sanitasi Persampahan Produk Input (A) User Interface (B) Pengumpulan Setempat (C) Penampungan Sementara (TPS) (D) Pengangku Sampah Organik dan Anorganik Sampah Organik dan Anorganik

60 PROFIL SANITASI SAAT INI Tabel Timbulan Sampah per Kecamata Nama Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Sampah Dikelola Mandiri di Sumber Sampah Terproses 3R T Sampa (%) (m 3 /hari) (%) (m 3 /hari) (%) Pasimarannu , Pasilambena , Pasimasunggu , Pasimasunggu Timur , Takabonerate , Bontosikuyu , Bontoharu , Benteng ,86 2,0 1,43 35 Bontomanai , Bontomatene , Buki , Sumber : DISTARHAN KP Tahun 2015 Pelayanan persampahan di Kabupaten Kepulauan Selayar saat ini didukung oleh keb masih terbatas. Jumlah sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Kepulauan S kendaraan pick up, dan 9 unit dump truck. Beroperasi dengan ritasi yang berbeda-bed berjumlah 9 TPS dan 3 Container sedangkan TPS 3R hanya ada di Kelurahan Benteng U Prasarana dan Sarana Persampahan) Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Persam No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah/ Luas Total Terpakai Kapasit as/ Daya Tampu ng Ritasi /hari m 3 (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) 1 2 Pengumpulan Setempat - Gerobak unit Motor Sampah unit Kendaraan Pick Up unit Tempat Penampungan Sementara (TPS)

61 PROFIL SANITASI SAAT INI Berdasarkan orientasi kerja dan kesepadanan tupoksi SKPD maka pengelolaan sub s dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan sedangkan Badan Lingkungan Hidup Daerah serta perencanaan secara makro. Pengelolaan sub sektor persampahan tidak cukup hany prasarana serta penyelamatan lingkungan tetapi juga sangat diintervensi oleh aspek penye Dinas Kesehatan juga memegang peranan penting terutama dalam tahap preventif dan prom Distarhan KP yang memiliki mandat tupoksi langsung untuk pengelolaan sub s merencanakan langkah-langkah teknik, menyusun konsep yang sifatnya teknis, melaksana evaluasi secara teknis kegiatan bidang kebersihan. Pengawasan Lingkungan, monitoring dan evaluasi adalah bidang pada Badan Penge erat dengan pengelolaan sub sektor persampahan. Hal tersebut tergambar dari tupoksi yan melaksanakan pembinaan, evaluasi implementasi program pencegahan dan pengendalia kemudian menempatkan Badan Lingkungan Hidup Daerah pada posisi regulator dalam peng Diluar SKPD tersebut umumnya penanganan masih bersifat internal. Perangkat persampahan baru pada pengaturan restribusi dan jalur pendistribusian sampah, seh pengelolaan persampahan belum bisa menjawab permasalahan persampahan di Kabupaten Drainase Lingkungan Sistem drainase lingkungan terdiri dari berbagai elemen yang seringkali dioperasikan d provinsi maupun kebupaten/kota. Masing-masing institusi seringkali menggunakan berbag elemen dari sistem sungai dan drainase. Dalam bidang Pekerjaan Umum sendiri, seringka minor. Sementara dari Pengelola Sumber Daya Air, hampir semua drainase perkotaan dip defenisi tersebut, pada dasarnya drainase merupakan prasarana yang berfungsi mengal bangunan resapan buatan, baik yang sifatnya primer, sekunder maupun tersier. Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan a kelebihan air dari suatu lingkungan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor dra (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya seperti gorong-gorong, siphon tando, dan stasiun pompa. Fungsi saluran drainase adalah diantaranya yaitu menge menimbulkan dampak negatif, mengalirkan air permukaan kebadan air penerima terdekat s dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan meresapkan air permukaan untuk menjaga ke Berdasarkan fungsi pelayanan, sistem drainase dibagi menjadi tiga bagian yaitu: a. Sistem drainase lokal, yang termasuk dalam sistem drainase lokal adalah sistem tertentu seperti kompleks permukiman, areal pasar, perkantoran, areal industry d Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengemb b. Sistem drainase utama, yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah bangunan kelengkapannya yang melayani kepentingan sebagian besar warga ma

62 PROFIL SANITASI SAAT INI Peta2.6 : Peta Jaringan Drainase dan Luas Genangan

63 PROFIL SANITASI SAAT INI Secara struktur drainase di kota Kabupaten Kepulauan Selayar dan sekitarnya pad yang kurang baik sehingga pendangkalan terjadi dan banyaknya sampah yang menum pengaliran di dalam saluran tersebut sehingga menimbulkan genangan di beberapa titik. (Lih Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase di Kabupaten Kepulauan Selayar) Tabel Lokasi Genangan dan Luas Genan Wilayah Genangan No Lokasi Genangan Luas Ketinggian Lama Frekuensi (Ha) (m) (jam/hari) (kali/tahun) 1 Bontobangun 4,0 0, kali 2 Putabangun 5,2 0, kali 3 Benteng Selatan 7,0 0, kali 4 Benteng 6,0 0, Kali 5 Benteng Utara 4,7 0, kali 6 Batangmata Sapo 3,5 0, kali 7 Batangmata 5,5 0, kali Sumber : Dinas PU Tahun 2016 Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase di Kabupate No Jenis Prasarana/ Satuan Bentuk Penampang Dimensi

64 PROFIL SANITASI SAAT INI Kondisi pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Kepulauan Selayar saat ini da maupun aspek non infrastruktur. Dari segi kualitas maupun kuantitas infrastruktur, masih be Kepulauan Selayar. Kegiatan pembangunan dan pemeliharaan di Kabupaten Kepulaua Kabupaten Kepulauan Selayar yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Tata R Selain dari itu sistem pengelolaan drainase juga melibatkan Badan Lingkungan Hid merupakan salah satu prioritas pada jenis pelayanan dasar bidang lingkungan hidup. Seba saja harus direncanakan dan dibangun sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimil lahan yang ada. Berdasarkan hal tersebut maka eksistensi Badan Perencanaan Pembangu terutama karena sistem pengelolaan drainase harus dipandang sebagai bagian dari sistem non fisik lainnya. Pembangunan dan pemeliharaan drainase di Kabupaten Kepulauan Selayar upaya m drainase sederhana berupa galian tanah depan rumah masing-masing dan biasanya tidak membuat drainase sederhana yang serupa. Asumsi yang terbentuk bahwa masalah dr amsyarakat tidak peduli dengan sistem drainase Area Berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi Risiko sanitasi dapat diartikan terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangu layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam penentuan area berisiko 1. Data Sekunder Penentuan area berisiko sanitasi berdasarkan data sekunder adalah kegiatan meni kelurahan berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD dan tersedia di sumber dat mengenai ketersediaan prasarana dan sarana air limbah, persampahan, dan draina wilayah, kepadatan penduduk, dan angka kemiskinan. 2. Penilaian SKPD Penentuan area berisiko berdasarkan penilaian SKPD diberikan berdasarkan peng dimiliki individu anggota pokja sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar yang mewak Umum, Dinas Kesehatan, Distarhan KP, dan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup D 3. Studi EHRA Penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan penilaian da pencemaran karena air limbah domestik, pengelolaan persampahan di tingkat rumah t higiene jamban, penanganan air minum, dan buang air besar sembarangan. Berdasarkan data Sekunder, Penilaian SKPD dan data studi EHRA, diperoleh gamb untuk pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan drainase. (Lihat Peta Peta Area Berisiko Sanitasi Persampahan, dan Peta 2.9. Peta Area Berisiko Sanitasi Drainase)

65 PROFIL SANITASI SAAT INI Peta 2.7. Peta Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik DesaMenara Indah DesaBungaiya DesaKayuBauk Desa Barat Lambongan KelurahanBatangmata DesaMaharayya DesaBuki DesaBontolempangan DesaBarugaiya DesaParak KelurahanBenteng Utara KelurahanBenteng KelurahanBenteng Selatan DesaBontoLebang DesaKahu-kahu DesaBontosunggu DesaBontoBorusu DesaPammatata DesaTanete DesaBontonaSaluk KelurahanBatangmataSapo Desa Onto DesaBalangButung DesaLalang Bata DesaKohala DesaBoneaMakmur DesaPolebunging DesaMare - Mare DesaBoneaTimur DesaJambuiya DesaBontomarannu KelurahanPutabangun DesaKalepadang KelurahanBontobangun DesaBontotangnga DesaPatilereng DesaPatikarya DesaHarapan DesaLaiyoloBaru DesaLaiyolo DesaBinangaSombaiya DesaLantibongan DesaLowa DesaAppatanah DesaLatondu DesaTarupa DesaRajuni DesaTambolongan

66 PROFIL SANITASI SAAT INI Peta 2.8 Peta Area Beresiko Persampahan DesaMenara Indah DesaBungaiya DesaKayuBauk Desa Barat Lambongan KelurahanBatangmata DesaMaharayya DesaBuki DesaBontolempangan DesaBarugaiya DesaParak KelurahanBenteng Utara KelurahanBenteng KelurahanBenteng Selatan DesaBontoLebang DesaKahu-kahu DesaBontosunggu DesaBontoBorusu DesaPammatata DesaTanete DesaBontonaSaluk KelurahanBatangmataSapo Desa Onto DesaBalangButung DesaLalang Bata DesaKohala DesaBoneaMakmur DesaPolebunging DesaMare - Mare DesaBoneaTimur DesaJambuiya DesaBontomarannu KelurahanPutabangun DesaKalepadang KelurahanBontobangun DesaBontotangnga DesaPatilereng DesaPatikarya DesaHarapan DesaLaiyoloBaru DesaLaiyolo DesaBinangaSombaiya DesaLantibongan DesaLowa DesaAppatanah DesaLatondu DesaTarupa DesaRajuni DesaTambolongan DesaPolassi

67 PETA AR PROFIL SANITASI SAAT INI Peta2.9 :Peta Area Beresiko Drainase

68 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Pada peta area berisiko sanitasi air limbah domestik yang merupakan area berisiko sangat tinggi yaitu Kelurahan Kampung Benteng Kecamatan Benteng dan 2 Kelurahan merupakan Kelurahan berisiko tinggi. Sedangkan Desa/Kelurahan lainnya merupakan area berisiko rendah dan sangat rendah. Hal ini dikarenakan, prasarana air limbah domestik belum memadai yang memicu perilaku buang air besar sembarangan. (Lihat Tabel Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik) Tabel Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik No Area Berisiko Kecamatan Wilayah Prioritas Air Limbah Kelurahan/Desa 1 Risiko 4 Benteng Benteng 2 Risiko 3 Benteng Benteng Selatan 3 Risiko 3 Benteng Benteng Utara Sumber : Penetapan Area Berisiko Sanitasi Tahun 2016 Dengan melihat kondisi sanitasi pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kepulauan Selayar, derajat permasalahan yang ada tergolong tinggi. Sebagian besar pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kepulauan Selayar mennggunakan on-site system dan sebagian limbah buangan langsung dialirkan tanpa pengelolaan terlebih dahulu sehingga mencemari air tanah dan sungai. Sistem kelembagaan sanitasi masih lemah, kondisi ini menuntut peningkatan kapasitas cakupan layanan pengelolaan air limbah, terutama dalam meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, sehingga tatanan pengelolaan air limbah domestik dapat memenuhi harapan. Dalam rangka mendorong peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat maka perlu dukungan media komunikasi dalam memberi informasi mengenai pentingnya hidup bersih dan sehat di masyarakat. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

69 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Permasalahan mendesak yang menjadi prioritas di Kabupaten Kepulauan Selayar pada sektor air limbah domestik lebih kepada penyediaan sarana dan prasarana seperti sarana Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan peningkatan fungsi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang sudah ada. (Lihat Tabel Permasalahan Mendesak Pengelolaan Air Limbah Domestik) Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

70 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Tabel Permasalahan Mendesak Pengelolaan Air Limbah Domestik Permasalahan Mendesak Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interfacepengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) ta Dokumen Perencanaan Teknis Perilaku BABS sebesar 8,05% Penmaran air tanah dan sungai dikarenakan buangan dari rumah 2 tangga langsung dialirkan tanpa pengelolaan terlebih dahulu. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha/ Swasta, serta Komunikasi Masih rendahnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat 1 perlunya dilakukan penyedotan lumpur tinja secara berkala. Pendanaan baik yang bersumber dari pemerintah maupun pihak 2 swasta tidak sebanding dalam memaksimalkan cakupan layanan air limbah yang aman terhadap lingkungan. Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2016 Area berisiko sanitasi untuk sub sektor persampahan dari 88 Desa/Kelurahan, yang masuk kategori berisiko sangat tinggi sebanyak 6 Desa/Kelurahan sedangkan area berisiko tinggi sebanyak 2 Kelurahan. Permasalahan utama yang ditemukan yakni belum teraturnya pengelolaan sampah rumah tangga dan masih ada masyarakat membuang sampah rumah tangga di lahan kosong, sungai, dan drainase. (Lihat Tabel Area Berisiko Sanitasi Persampahan) Tabel Area Berisiko Sanitasi Persampahan No Area Berisiko Wilayah Prioritas Persampahan Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

71 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Kecamatan Kelurahan/Desa Sumber : Penetapan Area Berisiko Sanitasi Tahun 2016 Pemilihan sampah mulai dari sumbernya dapat meminimalisir jumlah timbunan sampah, Keterbatasan dan masih kurang optimalnya sarana bangunan 3R menjadi salah satu permasalahan cukup penting selain dari perilaku masyarakat. Disamping itu, sampah yang sudah dipilah dijadikan satu kembali pada saat pengangkutan. (Lihat Tabel Permasalahan Mendesak Pengelolaan Persampahan) 1 Risiko 4 Pasimarannu Bonerate 2 Risiko 4 Pasimarannu Majapahit 3 Risiko 4 Pasilembana Garaupa 4 Risiko 4 Pasimasunggu Kembang Ragi 5 Risiko 4 Bontoharu Kahu Kahu 6 Risiko 4 Bontomanai Jambuiya 7 Risiko 3 Pasimasunggu timur Bontobulaeng 8 Risiko 3 Bonomatene Bungaiya Tabel Permasalahan Mendesak Pengelolaan Persampahan No Permasalahan Mendesak Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interfacepengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

72 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Penanganan sampah skala rumah tangga masih dengan 1 membakar dan membuang ke lahan kosong, saluran dan sungai. Sampah yang sudah dipilah disatukan kembali pada saat 2 pengangkutan. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha/ Swasta, serta Komunikasi Peran swasta dalam pengelolaan sampah dan penyediaan 1 bangunan TPS 3R belum optimal. Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2016 Kondisi topografi Kabupaten Kepulauan Selayar dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Nampak area berisiko sanitasi drainase sangat tinggi dan tinggi di 3 Desa/Kelurahan dari 88 Desa/Kelurahan di Kabupaten Kepulauan Selayar. (Lihat Tabel Area Berisiko Sanitasi Drainase) Tabel Area Berisiko Sanitasi Drainase No Area Berisiko Kecamatan Wilayah Prioritas Drainase Kelurahan/Desa 1 Risiko 4 Benteng Benteng Selatan 2 Risiko 4 Benteng Benteng 3 Risiko 3 Benteng Benteng Utara Sumber : Penetapan Area Berisiko Sanitasi Tahun 2016 Lingkungan permukiman yang memiliki drainase yang baik tidak menjamin terwujudnya lingkungan bersih dan sehat tapi juga diperlukan perilaku yang baik di masyarakat. Peran serta seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan untuk mendukung terpenuhinya prasarana drainase yang sesuai dengan harapan. Disamping itu, dalam menentukan arah kebijakan mengatasi genangan, Kabupaten Kepulauan Selayar belum memiliki peraturan-peraturan yang Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

73 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI mengatur tentang pengelolaan drainase secara teknis dan operasional. (Lihat Tabel Permasalahan Mendesak Pengelolaan Drainase) Tabel Permasalahan Mendesak Pengelolaan Drainase No Permasalahan Mendesak Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interfacepengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis Genangan yang dikarenakan pertemuan aliran permukaan 1 dengan pasang surut air laut sebesar 36 ha. Penyempitan penampang drainase, baik yang disebabkan oleh 2 sedimentasi maupun sampah. Aspek Non Teknis : Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha/ Swasta, serta Komunikasi Regulasi khusus drainase belum ada, yang mengatur layanan 1 secara teknis dan operasional. Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2016 Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

74 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

75 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. isi dan Misi Sanitasi isi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar dalam rangka mencapai visi dan misi Kabupaten Kepulauan Selayar. Keterkaitan antara visi dan misi Kabupaten Kepulauan Selayar dengan visi dan misi sanitasi sangat mendukung pencapaian misi Kabupaten terutama misi yang meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. (Lihat Tabel 3.1. isi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar) Tabel 3.1. isi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar ISI KABUPATEN MISI KABUPATEN ISI SANITASI KABUPATEN MISI SANITASI KABUPATEN Selayar sebagai Kabupaten Kepulauan yang Maju, Sejahtera dan Religius 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia 2. Meningkatkan infrastruktur 3. Memberdayakan ekonomi kerakyatan 4. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. 5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan dan penegakan hukum 6. Mengembangkan pembinaan kehidupan beragama. Terwujudnya Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar yang Bersih, Sehat, dan Ramah lingkungantahun 2020 Misi Air Limbah Domestik - Meningkatkan cakupan layanan pengelolaan air limbah - Meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan. Misi Persampahan - Meningkatkan cakupan layanan pengelolaan persampahan. - Meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat dalam pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan. Misi Drainase - Meningkatkan kuantitas dan kualitas saluran drainase. - Meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat dalam pengelolaan drainase secara mandiri. Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2016 Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

76 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI 3.2. Pentahapan Pengembangan Sanitasi Pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun dengan melakukan analisis terhadap kondisi wilayah saat ini serta arah pengembangan secara menyeluruh berdasarkan dokumen dokumen perencanaan yang telah ada. Perkembangan pembangunan yang cukup pesat memerlukan antisipasi pengelolaan agar tidak mencemari dan menurunkan kualitas lingkungan, terutama air tanah dan air permukaan. Untuk itu perlu disusun pentahapan pembangunan mulai dari jangka pendek, jangka menengah hingga pembangunan jangka panjang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pada masing-masing kawasan Tahapan Pengembangan Sanitasi Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam memecahkan permasalahan pengelolaan air limbah domestik adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah, karakteristik tata guna lahan, serta risiko kesehatan lingkungan. Analisis yang dilakukan menghasilkan suatu peta yang menggambarkan zona dan sistem pengelolaan air limbah yang akan menjadi bahan untuk tahapan pengembangan air limbah domestik. Berdasarkan kondisi tersebut serta memperhatikan faktor-faktor lain seperti rencana tata guna lahan dan kondisi tanah, maka sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Kepulauan Selayar dibagi ke dalam 3 zonasi sistem. (Lihat Peta 3.1. Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik) Berdasarkan Pemetaan tersebut dihasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kabupaten dalam merencanakan pengembangan sanitasi. Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut: Zona 1, merupakan area dengan tingkat kepadatan rendah yang dapat diatasi dalam jangka pendek melalui pilihan sistem setempat (on-site) dalam skala rumah tangga (household based). Dengan opsi teknologi Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

77 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Jamban tangki septik SNI dan penanganan untuk perubahan perilaku dengan pemicuan (CLTS). Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko sanitasi yang dapat diatasi dalam jangka menengah dengan perubahan perilaku. Karena merupakan daerah kepadatan penduduk kategori sedang maka pemilihan sistemnya adalah sistem komunal. Dengan opsi teknologi MCK++, tangki septik komunal dan IPAL komunal. Zona 3, merupakan kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan sedang dan daerah perdagangan yang harus diatasi dengan pilihan sistem terpusat (off-site) dalam jangka menengah. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

78 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Peta 3.1. Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Zona On Site Komunal yaitu kawasan Padat penduduk dan area kawasan komersial (CDB) Zona On Site Individual yaitu kawasan kepadatan penduduk sedang dan rendah Zona On Site Individual yaitu kawasan kepadatan penduduk sedang dan rendah

79 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Dengan ilustrasi dan deskripsi seperti digambarkan diatas maka tahapan pengembangan air limbah domestik dibagi dalam 3 tahapan, yaitu: 1. Tahapan Jangka Pendek Dalam 2 tahun, diharapkan akses sanitasi air limbah domestik yang layak dan berwawasan lingkungan untuk wilayah perdesaan mencapai 78,00% dan wilayah perkotaan sebesar 76,00%. 2. Tahapan Jangka Menengah Untuk Jangka menengah diharapkan cakupan layanan air limbah dapat ditingkatkan menjadi 98,00%. Diharapkan pula Kabupaten Kepulauan Selayar telah ODF 100% pada tahun Hal ini dapat di capai melalui program-program pemicuan dan kampanye kesehatan di tingkat kelurahan. 3. Tahapan Jangka Panjang Untuk Jangka Panjang diharapkan akses air limbah yang layak dapat ditingkatkan menjadi 100%. Untuk MCK++ tidak lagi dikembangkan mengingat kecenderungan masyarakat lebih memilih menggunakan jamban pribadi. (lihat Tabel 3.2. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kepulauan Selayar) Tabel 3.2. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kepulauan Selayar No Sistem Cakupan layanan eksisting (%) Target cakupan layanan (%) Jangka pendek (s/d 2018) Jangka menengah (s/d 2021) Jangka panjang (s/d 2026) (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wilayah Perdesaan A Buang Air Besar Sembarangan (BABs) B Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (On Site) 1 Cubluk dan sejenisnya Tangki Septik C Sistem Komunal MCK/MCK Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

80 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI 2 IPAL Komunal Tangki Septik Komunal D Sistem Pengolahan Air Limbah terpusat (Off- Site) Wilayah Perkotaan Sub Total A Buang Air Besar Sembarangan (BABs) B Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (On Site) 1 Cubluk dan sejenisnya Tangki Septik C Sistem Komunal MCK/MCK IPAL Komunal Tangki Septik Komunal D Sistem Pengolahan Air Limbah terpusat (Off- Site) Sub Total Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Tahapan Pengembangan Persampahan Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasikan. Ada dua kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan, yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah dan kepadatan penduduk. Kedua kriteria tersebut sangat berhubungan dengan aktivitas penghuninya yang akan mempengaruhi perhitungan jenis dan volume timbulan sampah. Dari hasil analisis yang didasarkan pada kedua kriteria tersebut, rencana pengembangan persampahan diilustrasikan sebagai berikut: Zona 1, merupakan area penanganan jangka menengah ke panjang, umumnya berada diarea-area dengan kepadatan penduduk lebih kecil 25 orang/ha dan bukan fungsi pelayanan jasa dan perdagangan dengan cakupan secukupnya. Pada zona ini, dikembangkan sistem penanganan sampah dengan cakupan pelayanan minimal 70% dengan metode tidak Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

81 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI langsung (TPS-TPA). Pengolahan sampah yang berbasis rumah tangga yang ditunjang dengan program sosialisasi pengolahan sampah yang ramah lingkungan, dengan opsi teknologi penyediaan sarana pengumpulan dan pengolahan sampah sementara. Zona 2, merupakan area pusat pelayanan dan kawasan permukiman padat dan kawasan perdagangan (CBD) yang harus ditangani secara jangka pendek dengan opsi pengembangan pelayanan persampahan hingga 100% dengan metode pengumpulan langsung (RT-TPS-TPA) serta pelayanan penyapuan jalan (street sweeper) dan pengolahan sampah 3R pada lokasi-lokasi publik seperti pasar, pusat pertokoan, dan terminal. (Lihat Peta 3.2. Peta Tahapan Pengembangan Persampahan) Berdasarkan ilustrasi seperti yang tergambarkan pada peta tahapan pengembangan persampahan maka tahapan pengembangan dibagi dalam 3 tahapan, yaitu: 1. Tahapan Jangka Pendek Untuk tahapan pengembangan persampahan jangka pendek, capain yang diharapkan untuk sampah yang terangkut baik secara langsung maupun tidak langsung mencapai 22,00%. 2. Tahapan Jangka Menengah Pada tahun 2021 cakupan layanan persampahan ditargetkan mencapai 33,00%. Dimana penanganan langsung (RT-TPS-TPA) serta pelayanan penyapuan jalan sebesar 15,00% dan pelayanan tidak langsung sebesar 18,00%. 3. Tahapan Jangka Panjang Cakupan layanan persampahan sampai saat ini masih tergolong rendah yaitu 16,00%, untuk capaian jangka panjang selama 10 tahun ditargetkan cakupan layanan persampahan mencapai 57,00% dengan kenaikan sebesar 41,00%. (Lihat Tabel 3.3. Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Kepulauan Selayar) Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

82 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Peta 3.2. Peta Tahapan Pengembangan Persampahan Zona pengembangan dengan system Full coverage (kawasan perkotaan) Zona pengembangan dengan system tidak langsung coverage > 70 % Zona pengembangan dengan system tidak langsung coverage > 70 %

83 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Tabel 3.3. Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Kepulauan Selayar No Sistem Cakupan layanan eksisting (%) Target cakupan layanan (%) Jangka pendek (s/d 2018) Jangka menengah (s/d 2021) Jangka panjang (s/d 2026) (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wilayah Perdesaan A Persentase Sampah Yang Terangkut Penanganan Langsung (direct) Penanganan Tidak Langsung (indirect) B Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani C 3R Wilayah Perkotaan Sub Total A Persentase Sampah Yang Terangkut Penanganan Langsung (direct) Penanganan Tidak Langsung (indirect) B Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani C 3R Sub Total Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Tahapan Pengembangan Drainase Pengembangan sub sektor drainase memerlukan analisis yang tepat untuk menentukan pengembangan sistem yang sesuai agar pengembangan sistem drainase dapat berjalan dengan efektif dan berkesinambungan. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan beberapa kriteria seleksi yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah, peruntukan wilayah serta risiko kesehatan lingkungan. Sistem pengembangan drainase dengan zona Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

84 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI penanganan jangka panjang terhadap genangan. (Lihat Peta 3.3. Peta Tahapan Pengembangan Drainase) Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

85 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Peta 3.3: Peta Tahapan Pengembangan Drainase Zona pengembangan jangka menengah Zona pengembangan jangka pendek Zona pengembangan jangka menengah Zona pengembangan jangka panjang Zona pengembangan jangka menengah Zona pengembangan Zona p jangka

86 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Target layanan drainase sesuai kondisi genangan seluas 36 ha yaitu berkurangnya genangan 90% pada tahun 2021 dan tidak terjadinya genangan 2 kali dalam setahun. Pencapaian akan dilakukan secara bertahap dengan prioritas penanganan berdasarkan area berisiko sanitasi drainase. (Lihat Tabel 3.4. Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Kepulauan Selayar) Tabel 3.4. Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Kepulauan Selayar No Titik Genangan di Area Permukiman Luas Genangan Eksisting di Area Permukiman (ha) Pengurangan Luas Genangan (ha) Jangka pendek (s/d 2018) Jangka menengah (s/d 2021) Jangka panjang (s/d 2026) (a) (b) (c) (d) (e) (f) 1 Bontobangun 4,0 4,0 1,5 0 2 Putabangun 5,2 5,2 3,0 1,2 3 Benteng Selatan 7,0 7,0 3,0 0 4 Benteng 6,0 2, Benteng Utara 4,7 1, Batangmata Sapo 3,5 3,5 1,0 0 7 Batangmata 5,5 5,5 2,1 0.5 TOTAL 35,9 28,9 10,6 1,7 Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Perumusan tujuan dan sasaran dalam pembangunan sanitasi dirumuskan berdasarkan visi sanitasi yang ingin dicapai dan melaksanakan misi sanitasi yang telah ditetapkan. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dan mengatasi permasalahan mendesak yang dihadapi. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu yang dirumuskan untuk mencapai tujuan. Dalam perumusan sasaran digunakan kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time Bound). Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

87 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Tujuan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar tahun adalah untuk mendukung pencapaian isi dan Misi Sanitasi Kabupaten. Selanjutnya, tujuan pembangunan sanitasi memberi arahan serta koridor untuk penetapan sistem dan zona sanitasi termasuk tingkat layanan sanitasi Tujuan dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik Pencemaran tinja/kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain penyebab diare. Derajat kesehatan dapat dilihat dari Umur Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Ibu melahirkan, dan Angka Kesakitan/Kematian karena penyakit tertentu serta status Gizi Masyarakat. Perumahan yang berada di pesisir pantai, dimana kondisi permukaan air tanahnya sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang berdampak terhadap sistem pengelolaan air limbah. Tujuan dan sasaran dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dan permasalahan yang ada. (Lihat Tabel 3.5. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik) Tabel 3.5. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan Sasaran Data Dasar (1) (2) (3) Meningkatkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat Pada tahun 2021 perilaku BABS menjadi 0% Jamban memiliki tangki septik yang sesuai syarat kesehatan meningkat sebesar 30,80% Masyarakat yang masih melakukan praktik BABS sebesar 8,05% Masyarakat yang memiliki jamban pribadi sebesar 85,13% Tangki septik suspek aman sebesar 54,20% MCK++ sebanyak 10 Unit dan Tangki Septik Komunal 19 Unit Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

88 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan Meningkatkan kinerja kelembagaan dalam pengelolaan air limbah Masyarakat lebih berperan aktif dalam pengelolaan air limbah secara mandiri SKPD terkait memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan air limbah Telah dibentuk KSM Pengelolaan Air Limbah SKPD yang menangani Dinas PU Tersusunnya regulasi yang Belum ada perda secara khusus mengatur pengelolaan air limbah pengelolan air limbah Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar tahun Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Prasarana dan sarana dasar persampahan yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar pada dasamya sudah melayani seluruh kabupaten tetapi masih belum optimal, hal ini disebabkan karena terbatasnya Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) persampahan yang ada. Prasarana dasar yang ada TPA di Desa Kaburu, armada sampah berupa Arm Roll dan Dump Truck, TPS 3R di Kelurahan Benteng Utara serta TPS di Kecamatan Benteng. Dalam mengatasi permasalahan sub sektor persampahan membutuhkan strategi dan usaha-usaha yang lebih konkrit dalam menangani persampahan di Kabupaten Kepulauan Selayar dan merumuskan tujuan yang dicapai dengan lebih tepat sasaran. (Lihat Tabel 3.6. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan) Tabel 3.6. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Tujuan Sasaran Data Dasar (1) (2) (3) Mengurangi volume timbulan sampah ke TPA Sampah yang terangkut ke TPA sebesar 85,00% pada tahun 2021 Sampah yang terlayani dan diangkut mencapai 35,5% Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

89 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga Meningkatkan kinerja kelembagaan dalam pengelolaan persampahan Fasilitas reduksi sampah mencapai 15% pada tahun 2021 Terbentuknya 20 kelompok masyarakat yang mengelola sampah secara terpadu Timbulan sampah dari sumbernya berkurang sampai 20% dengan penerapan konsep 3R SKPD terkait memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan persampahan TPS 3R di Kelurahan Benteng Utara Kecamatan Benteng Kelompok pengelola sampah dengan konsep 3R berjumlah 2 kelompok Pengolahan sampah setempat sebesar 3,40% SKPD yang menangani Distarhan KP Tersusunnya Perda yang Belum ada peraturan mengatur mengenai tentang Pengelolaan pengelolan persampahan Persampahan Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar tahun Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase Lingkungan Kondisi topografi Kabupaten Kepulauan Selayar yang unik, yaitu bagian timur merupakan daerah perbukitan dan bagian barat merupakan daerah pantai yang sangat landai menyebabkan sistem pembuangan air hujan terpusat di bagian barat. Hal ini menyebabkan daerah barat yang merupakan daerah pusat kegiatan perdagangan dan keramaian pada saat musim hujan sering terjadi genangan sesaat, terutama pada saat air laut dalam kondisi pasang sehingga air buangan yang berasal dari darat tidak bisa mengalir ke laut. Dengan kondisi tersebut, Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan drainase. (Lihat Tabel 3.7. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase Lingkungan) Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

90 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Tabel 3.7. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase Lingkungan Tujuan Sasaran Data Dasar (1) (2) (3) Meningkatkan fungsi drainase Luas genangan di Kabupaten Kepulauan Selayar dari 36 ha menjadi 10,6 ha pada akhir tahun 2021 Luas genangan sebesar 36 Ha. Dimana sebagian besar dipengaruhi oleh pasang surut Meningkatkan kualitas Mengembalikan fungsi Penyempitan penampang lingkungan dengan drainase sebagai drainase di 5 jalan utama pemberdayaan masyarakat pembuangan limpahan air yang disebabkan oleh hujan sedimentasi maupun tumpukan sampah Sumber: Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar tahun Skenario Pencapaian Sasaran Skenario pencapaian sasaran dalam pengelolaan air limbah, sebagai salah satu rujukan adalah peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman dalam rangka kesesuaian percepatan pembangunan strategi sanitasi nasional. Di dalam pencapaian tersebut telah ditentukan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah secara umum dengan sistem on-site maupun sistem off-site. Kriteria yang dipergunakan antara lain dalam penentuan prioritas pengembangan tersebut antara lain: Kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (urban high, urban medium, urban low, peri urban, dan rural), karakteristik tata guna lahan/ Central of Business Development (CBD) serta Resiko Kesehatan Lingkungan. Selanjutnya dari kriteria tersebut di atas kemudian dibuat suatu peta layanan yang menggambarkan kebutuhan pilihan sistem pengelolaan air limbah. Peta tersebut terbagi ke dalam beberapa zona, sekaligus sebagai dasar pengembangan perencanan jangka panjang pengelolaan air limbah Kabupaten Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

91 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Kepulauan Selayar. Target pencapaian akses air limbah domestik Kabupaten Kepulauan Selayar pada tahun 2020 adalah 98% dimana pengembangan sistem on-site sebesar 89% dan sistem off-site 9%. Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasikan. Ada 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu; 1). Tata guna lahan/klasifikasi wilayah : komersial/ Central of Business Development (CBD), pemukiman, fasilitas umum, terminal, dsb; 2). Kepadatan penduduk. Skenario pencapaian sasaran pengelolaan persampahan lebih fokus kepada pengurangan volume sampah yang diangkut ke TPA dengan dikembangkannya fasilitas reduksi sampah. Lingkup area perencanaan saluran drainase merupakan wewenang dan tanggung jawab pemerintah kabupaten. Tetapi, keterkaitannya dengan sistem yang lebih luas di atasnya maka dipandang perlu dintegrasikan dengan Pemerintah Provinsi, Pusat, atau institusi yang bertanggung jawab atas daerah aliran sungai (DAS) terkait. Pencapaian sasaran pada tahun 2020 berkurangnya area genangan hingga 81%. (Lihat Tabel 3.8. Skenario Pencapaian Sasaran) Tabel 3.8. Skenario Pencapaian Sasaran Komponen Tahun Air Limbah Domestik 63% 68% 72% 77% 100% Persampahan 21% 33% 43% 65% 100% Drainase 70% 72% 74% 75% 100% Sumber: Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar tahun Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah Faktor penting lain yang sangat menentukan penentuan sistem dan cakupan pelayanan sanitasi adalah faktor pembiayaan yang sangat tergantung Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

92 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI pada kemampuan keuangan daerah. Berdasarkan kebutuhan dan merujuk pada dokumen APBD 5 tahun terakhir, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar melakukan proyeksi dan perhitungan tentang pendanaan sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar 5 tahun kedepan. Kajian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran jelas mengenai kemampuan daerah dalam pendanaan sanitasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam dokumen ini. Untuk mendapatkan gambaran tersebut, maka analisis difokuskan pada aspek belanja dalam APBD Kabupaten Kepulauan Selayar. Perkiraan kebutuhan pendanaan sanitasi untuk tahun diproyeksikan berdasarkan asumsi bahwa proses pembangunan sanitasi diupayakan mengalami percepatan dengan indeks kenaikan proporsi anggaran mengikuti rata-rata progres pertumbuhan yang terjadi dalam kurun waktu masa penganggaran tahun Dalam masa penganggaran tahun , pertumbuhan rata-rata belanja APBD murni untuk sanitasi mencapai 37,69%.. Untuk mencapai percepatan pembangunan sanitasi, perkiraan besaran komitmen pendanaan sanitasi tahun 2016 sampai dengan tahun 2021 mencapai Rp (Lihat Tabel 3.9. Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar untuk Sanitasi dan Tabel Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan) Proyeksi kenaikan APBD murni terhadap sanitasi didasari pada pertumbuhan pengalokasian anggaran sanitasi 5 tahun terakhir dari belanja langsung APBD. Berdasarkan alokasi anggaran sanitasi diperkirakan besaran pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan aset sanitasi terbangun hingga tahun 2021 tiap sub sektor. Dimana, total perkiraan kebutuhan operasional/pemeliharaan sesuai aset sanitasi terbangun Rp ,56 (Lihat Tabel Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi dan Tabel Perkiraan besaran pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan aset sanitasi terbangun hingga tahun 2020) Kemampuan daerah untuk berkomitmen dalam penganggaran sanitasi diproyeksikan 1,50% pada tahun 2021 dari belanja langsung Kabupaten Kepulauan Selayar. Salah satu strategi Pokja Sanitasi dalam pemenuhan Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

93 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI kebutuhan pendanan sanitasi adalah mencari alternatif sumber pendanaan diluar APBD Kabupaten. (Lihat Tabel Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK) Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

94 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Tabel 3.9. Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar untuk Sanitasi No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata Pertumbuhan (%) 1 Belanja Sanitasi ( ) , , , , ,00 24, Air Limbah Domestik , , , , ,00 12, Sampah Rumah Tangga , , , , ,00 20, Drainase , , , , ,00 60,82 2 Dana Alokasi Khusus ( ) , ,00 0, , ,00 27, DAK Sanitasi , , , , ,00 14, DAK Lingkungan Hidup , , , , ,00 13, DAK Perumahan dan Permukiman , , , , ,00 15,66 3 Pinjaman/Hibah Untuk Sanitasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi (1-2-3) , , , , ,00 37,69 Total Belanja Langsung , , , , ,00 9,07 % APBD Murni Terhadap Belanja Langsung 0,27 0,37 0,47 0,50 0,75 Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut) 1,50 Sumber: Laporan Realisasi APBD Tahun , Bappeda ` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

95 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Tabel Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) Total Pendanaan 1 2 Perkiraan Belanja Langsung Perkiraan APBD Murni Untuk sanitasi Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Sumber: Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2016 ` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

96 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Tabel Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi No Uraian Belanja (Rp.) Rata-rata Pertumbuhan (%) 1 Belanja Sanitasi 1.1 Air Limbah Domestik Biaya Oprasional/Pemeliharaan (justified) 1.2 Sampah Rumah Tangga Biaya Oprasional/Pemeliharaan (justified) 1.3 Drainase , , , , ,00 43,36 Biaya Oprasional/Pemeliharaan (justified) Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun , Bappeda ` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

97 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Tabel Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020 No Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total Pendanaan 1 Belanja Sanitasi 1.1 Air Limbah Domestik Biaya Oprasional/Pemeliharaan (justified) , , , , , , Sampah Rumah Tangga Biaya Oprasional/Pemeliharaan (justified) , , , , , , Drainase Biaya Oprasional/Pemeliharaan (justified) , , , , , ,75 Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2016 ` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

98 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Tabel Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK No Uraian Pendanaan (Rp.) Total Pendanaan Perkiraan Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,02 5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1) , , , , , ,07 Sumber: Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2016 ` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

99 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun `

100 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu perumusan strategi, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap sub-sektor sanitasi berdasarkan isu strategis Air Limbah Domestik Untuk sub sektor air limbah domestik, pengelolaan sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT menunjukkan pengelolaan air limbah berada pada kuadran 3 yaitu posisi W-T. (Lihat Gambar 4.1. Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik) Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif Pertumbuhan Stabil Pemeliharaan Selektif Pertumbuhan cepat Internal Lemah (-) Internal Kuat (+) Air Limbah (-4;-1) Berputar Diversifikasi Besar-Besaran Ceruk Diversifikasi Terpusat Lingkungan tidak/ Kurang Mendukung (-) Gambar 4.1. Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun `

101 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi, dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari pengelolaan air limbah domestik dimana strategi yang digunakan adalah mengatasi kelemahan untuk mengantisipasi setiap ancaman. Strategi 1: Menyusun dokumen perencanaan air limbah yang terpadu dan berkelanjutan. Ketersediaan kebijakan daerah tentang pengelolaan air limbah sangat mendukung pencapaian tujuan meningkatkan kinerja kelembagaan dalam pengelolaan air limbah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah. Program air limbah sekarang menjadi isu sentral menuju pada target Universal Access cakupan akses sanitasi 100%. Kebijakan Teknis Infrastruktur tercantum pada Tupoksi SKPD Dinas PU Kabupaten Kepulauan Selayar terutama pembangunan parasarana air limbah baik pemberdayaan maupun non pemberdayaan. Namun, harus didukung dengan dokumen perencanaan air limbah yang terpadu dengan tersedianya outline plan air limbah. Strategi 2: Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana air limbah yang layak. Praktik buang air bersih sembarangan (BABS) menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat seiring tingginya pencemaran terhadap lingkungan. Kepemilikan jamban pribadi yang berdampak kepada praktik buang air bersih sembarangan memberikan dorongan untuk membangun akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana air limbah yang memenuhi standar kesehatan. Strategi 3: Mengoptimalkan kelembagaan dalam memelihara prasarana air limbah. Dalam memelihara prasarana air limbah yang telah terbangun di Kabupaten Kepulauan Selayar akan dibentuk UPTD PAL. Selain itu dituntut pula peran aktif masyarakat dalam pemeliharaan prasarana air limbah yang ada. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun `

102 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI 4.2. Persampahan Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT pengelolaan persampahan Kabupaten Kepulauan Selayar berada di kuadran 3. (Lihat Gambar 4.2. Posisi Pengelolaan Persampahan) Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif Pertumbuhan Stabil Pemeliharaan Selektif Pertumbuhan cepat Internal Lemah (-) Internal Kuat (+) Berputar Diversifikasi Besar-Besaran Persampahan (-3;-3) Ceruk Diversifikasi Terpusat Lingkungan tidak/ Kurang Mendukung (-) Gambar 4.2. Posisi Pengelolaan Persampahan Dengan berada pada posisi W-T, strategi yang akan dikembangkan yaitu bagaimana mengatasi kelemahan untuk mengantisipasi setiap ancaman. Dimana, membutuhkan strategi dan usaha-usaha yang lebih konkrit dalam menangani persampahan di Kabupaten Kepulauan Selayar. Ada 4 strategi yang telah dirumuskan untuk mencapai visi sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar dalam pengelolaan persampahan. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun `

103 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Strategi 1: Menyusun dokumen perencanaan persampahan yang terpadu dan berkelanjutan. Khusus pada kelembagan Distarhan KP, hal yang dihadapi dalam pengelolaan persampahan tentang kesesuaian dengan implementasinya. Ketersediaan kebijakan daerah tentang pengelolaan persampahan sangat mendukung pencapaian tujuan meningkatkan kinerja kelembagaan dalam pengelolaan persampahan. Belum adanya Master Plan pengelolaan persampahan sehingga berdampak pada manajerial pengolahan sampah di Kabupaten Kepulauan Selayar. Strategi 2: Mengoptimalkan masyarakat dalam pengolahan sampah konsep 3R. Proses pengolahan setempat cenderung membuang sampah disembarang tempat dan melakukan pembakaran sampah secara terbuka, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga dengan memberikan bimbingan pengolahan sampah konsep 3R (Reduce-Reuse- Recycle) adalah salah satu upaya untuk mengurangi timbulan sampah dari sumbernya. Strategi 3: Meningkatkan fasilitas reduksi sampah yang berasal dari rumah tangga, pasar dan terminal. Peningkatan laju timbulan sampah sangat berdampak pada kapasitas dan umur rencana TPA, mengurangi volume timbulan sampah ke TPA merupakan salah satu tujuan dalam strategi sanitasi kabupaten tahun ini. Pengembangan fasilitas reduksi sampah dengan bangunan 3R dinilai sangat efektif. Strategi 4: Mengoptimalkan kelembagaan dalam memelihara prasarana persampahan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja melalui Tupoksi SKPD, manajemen teknis dan OM kelembagaan berupa pelatihan dan bimbingan. Tuntutan peningkatan kapasitas dari sejumlah kelembagaan pembangunan seperti PKK, Posyandu dan Karang Taruna agar bisa mengimbangi permasalahan dalam pengelolaan persampahan yang semakin Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun `

104 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI dinamis dan kompleks. Selain itu keterlibatan perempuan perlu ditingkatkan yang merupakan pemanfaat sektor sanitasi yang dominan, diantaranya melalui pemberdayaan perempuan dengan mendorong terbentuknya pemberdayaan KSM perempuan Drainase Lingkungan Secara internal, pengelolaan drainase Kabupaten Kepulauan Selayar masih memerlukan perbaikan, meskipun resiko genangan relatif kecil. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis SWOT pengelolaan drainase berada pada kuadran 2 yaitu posisi W-O. (Lihat Gambar 4.3. Posisi Pengelolaan Drainase Lingkungan) Drainase (-2;1) Pemeliharaan Agresif Pertumbuhan Stabil Pemeliharaan Selektif Pertumbuhan cepat Internal Lemah (-) Internal Kuat (+) Berputar Diversifikasi Besar-Besaran Ceruk Diversifikasi Terpusat Lingkungan tidak/ Kurang Mendukung (-) Gambar 4.3. Posisi Pengelolaan Drainase Lingkungan Strategi yang harus dilaksanakan adalah adalah mengatasi kelemahan untuk meraih peluang. Dengan uraian kondisi tersebut, maka Pokja Sanitasi Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun `

105 KERANGKA PENGEMBANGN SANITASI Kabupaten Kepulauan Selayar telah merumuskan beberapa strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi 1: Menyusun dokumen perencanaan drainase yang terpadu. Arahan pola dan tata ruang pengelolaan drainase, pada prinsipnya perlu di implementasikan menjadi produk hukum dan perundang-undangan, seperti kebijakan tentang pelarangan penggunaan pembangunan di atas drainase, pembuangan sampah kedalam drainase, dan lalulintas kendaraan berat yang dapat merusak struktur bangunan drainase dan dengan adanya dokumen perencanaan drainase seperti master plan drainase, sistem drainase menjadi sebuah satu kesatuan antara wilayah sehingga dapat meningkatkan fungsi drainase untuk mengatasi genangan. Strategi 2: Mengoptimalkan pembangunan dan pemeliharaan sistem drainase sesuai fungsinya. Terjadinya pendangkalan dan penyempitan jaringan drainase akibat laju erosi permukaan dan sedimentasi yang berakibat penyusutan penampungan air di saluran drainase dan kondisi konstruksi drainase yang merupakan kontruksi bangunan lama sehingga ada beberapa bangunan drainase yang sudah rusak menuntut pembangunan dan pemeliharaan drainase secara rutin. Strategi 3: Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sistem drainase. Tupoksi mengenai pengelolaan drainase pada Dinas PU berada pada Bidang Cipta Karya, memiliki peran penting dalam pengelolaan sistem drainase disamping itu keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan drainase perlu ditingkatkan dengan pola pemberdayaan masyarakat. Dimana, komponen sampah padat akibat perilaku masyarakat itu sendiri dengan membuang sampah dan limbah lainnya yang dapat mengurangi daya alir air sesuai kapasitas normal dan jika terjadi hujan maka drainase menjadi tersumbat. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun `

106 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK BAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun ```

107 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK BAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI 5.1. Ringkasan Program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar disusun untuk mengatasi masalah sanitasi di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam 5 tahun ke depan. Indikasi kebutuhan biaya dan sumber pendanaan pengembangan sanitasi dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 Kabupaten Kepulauan Selayar adalah sebesar Rp dengan porsi pendanaan lebih besar dibebankan pada sub sektor drainase yaitu sebesar Rp sebagai prioritas penanganan utama. (Lihat Tabel 5.1. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun). No. 1 Uraian Kegiatan Air Limbah Domestik Tabel 5.1. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun Tahun Anggaran ( x Rp. 1 Juta ) Total Anggara n Persampahan Drainase Jumlah (a) Perkiraan APBD Murni untuk sanitasi (b) Perkiraan komitmen pendanaan sanitasi (c) Gap 1 (a b) Gap 2 (a c) Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tahun 2016 Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

108 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Pendanaan yang bersumber dari pemerintah yaitu APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN kebutuhan anggaran sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar sebesar Rp hingga tahun Peran swasta (CSR) dan masyarakat dalam pendanaan pengembangan sanitasi di Kabupaten Kepulauan Selayar hingga 5 tahun kedepan sebesar Rp (Lihat Tabel 5.2. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun per Sumber Anggaran). No. Tabel 5.2. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun per Sumber Anggaran Sumber Anggaran A. Pemerintah Tahun Anggaran ( x Rp. 1 Juta ) Total Anggaran 1 APBD Kabupaten APBD Provinsi APBN DAK Jumlah A B. Non-Pemerintah 1 CSR Swasta Masyarakat Jumlah B Total (A + B) Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tahun Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Dengan Sumber Pendanaan Pemerintah APBD Kabupaten Kepulauan Selayar Penganggaran sanitasi yang bersumber dari APBD Kabupaten hingga tahun 2021 sebesar Rp Dimana, proporsi penganggaran paling besar pada sub sektor persampahan Rp Penganggaran sanitasi paling besar dari APBD Kabupaten dalam 5 tahun sebesar Rp di tahun (Lihat Tabel 5.3. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar) Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

109 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Tabel 5.3. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Selayar No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran ( x Rp. 1 Juta ) Total Anggaran 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tahun APBD Provinsi Kebutuhan biaya yang bersumber dari APBD Provinsi untuk pembangunan sanitasi di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam jangka waktu 5 tahun adalah Rp (Lihat Tabel 5.4. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi) Tabel 5.4. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran ( x Rp. 1 Juta ) Total Anggaran 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tahun APBN Pendanaan yang bersumber dari APBN hingga tahun 2021 adalah sebesar Rp dengan pendanaan sub sektor air limbah domestik sebesar Rp , sub sektor persampahan Rp , dan sub sektor drainase sebesar Rp Berdasarkan tahapan Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

110 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK pengembangan air limbah akan dikembangkan sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kawasan dan pengembangan sistem setempat pada daerah yang tidak terlayani oleh sistem pengelolaan air limbah (SPAL) terpusat skala kawasan. (Lihat Tabel 5.5. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBN) Tabel 5.5. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBN No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran ( x Rp. 1 Juta ) Total Anggaran 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tahun DAK Penganggaran sanitasi yang bersumber dari DAK hingga tahun 2021 sebesar Rp Dimana, proporsi penganggaran paling besar pada sub sektor persampahan Rp Penganggaran sanitasi paling besar di tahun 2019 sebesar Rp (Lihat Tabel 5.6. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan DAK) Tabel 5.6. Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan DAK No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran ( x Rp. 1 Juta ) Total Anggaran 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tahun 2016 Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

111 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK 5.3. Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Dengan Sumber Pendanaan Non Pemerintah Swasta/CSR Peran swasta/csr dalam pendanaan pengembangan sanitasi di Kabupaten Kepulauan Selayar hingga tahun 2021 sebesar Rp Peran swasta dalam 5 tahun terakhir lebih berperan dalam penyediaan sarana persampahan dengan pembiayaan Rp (Lihat Tabel 5.7. Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR) Tabel 5.7. Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran ( x Rp. 1 Juta ) Total Anggaran 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tahun Masyarakat Peran masyarakat dalam pendanaan pengembangan sanitasi di Kabupaten Kepulauan Selayar hingga 5 tahun kedepan sebesar Rp (Lihat Tabel 5.8. Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Masyarakat) Tabel 5.8. Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran ( x Rp. 1 Juta ) Total Anggaran 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tahun Antisipasi Funding Gap Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

112 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Kemungkinan terjadinya Funding Gap bila jumlah anggaran yang dibutuhkan jauh lebih besar daripada yang tersedia. Gap dalam 5 tahun sebesar 25,44% dari total kebutuhan pendanaan sanitasi, dimana pada tahun 2018 Gap mencapai 29,93%. (Lihat Tabel 5.9. Funding Gap) Tabel 5.9. Funding Gap No. Uraian Tahun Anggaran ( x Rp. 1 Juta ) Total Anggaran 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Daftar Tunggu (Funding Gap) Kebutuhan Pendanaan Sanitasi Gap (%) 22,27 27,55 25,67 22,07 22,25 24,38 Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tahun 2016 Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

113 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK BAB 6 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

114 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK BAB 6 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Kegiatan monitoring dan evaluasi sebagai bagian dalam Perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar untuk mengetahui sejauh mana batasan kegiatan dan hasil dari pelaksanaan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yang telah dicapai berdasarkan tahun kegiatan. Selain itu, monitoring dan evaluasi juga merupakan kontrol untuk perencanaan program tahun berikutnya dan membahas penyelesaiaan kegiatan yang tertunda bahkan sebagai data dasar kegiatan dari perencanaan yang berkelanjutan. Strategi monitoring dan evaluasi merupakan salah satu strategi pendukung yang akan turut menentukan keberhasilan program pembangunan dibidang sanitasi. Monitoring adalah suatu cara untuk mengetahui apakah suatu kegiatan berjalan sesuai atau sedekat mungkin dengan rencana serta menggunakan sumber daya secara tepat. Evaluasi adalah penilaian tentang bagaimana program dijalankan, apakah proses dan dampaknya sudah sesuai dengan yang diharapkan, menelaah faktor-faktor penghambat yang dihadapi dan faktor-faktor pendukung yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, monitoring dan evaluasi adalah kegiatan untuk memeriksa, mengawasi, dan menilai jalannya program mulai dari tahap sosialisasi dan orientasi awal, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, hingga pada kegiatan penyelesaian pembangunan fisik dan pemeliharaannya. Sesuai dengan tujuan penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar, maka tujuan penyusunan strategi monitoring dan evaluasi sanitasi adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi, memantau dampak, hasil dan keluaran dari kegiatan sektor sanitasi kabupaten, untuk memastikan bahwa tujuan dan sasaran sanitasi, rencana pengembangan dan target tertentu sanitasi, serta kepatuhan pada standar pelayanan minimum yang ada sudah dilaksanakan secara efektif. Monitoring dan evaluasi ini perlu dilakukan secara rutin oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar. Hal tersebut dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan capaian sasaran pembangunan sanitasi dengan dilaksanakannya kegiatan pembangunan dalam Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

115 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati. Kegiatan dalam petunjuk praktis ini mencakup: - Menilai ulang kerangka hasil/kerangka SSK seperti tujuan, sasaran, input, kegiatan dan output. - Menetapkan mekanisme monitoring dan evaluasi implementasi SSK di tingkat pokja. - Memasukkan informasi kerangka hasil ke dalam sistem monev berbasis Nawasis PPSP. Dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Kepulauan Selayar, perlu ada keselarasan dan kesesuain antara pelaksanaan dan perencanaan yang telah dibuat. Dalam kaitan dengan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian program dari strategi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan demi menjamin tercapainya tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut yaitu obyektif, profesional, partisipasi, tepat waktu, transparan, akuntabel, berkesinambungan dan berbasis kinerja. Mekanisme monitoring dan evaluasi kondisi Sanitasi terdiri atas 4 komponen yaitu: 1. Pengumpulan data yang terdiri dari program yang berkaitan dengan sanitasi: kegiatan, lokasi kegiatan, jumlah yang terlibat, sasaran kegiatan dan hasil kegiatan. 2. Analisa data dan Pelaporan yang berisi penggambaran kondisi pelaksanaan Sanitasi di Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu keberhasilannya, dampak dan juga permasalahan yang timbul sehingga dapat dicarikan solusi yang terbaik bagi semua stakeholder. 3. Perencanaan dan pengambilan keputusan untuk rencana tindak lanjut tentang perkembangan program dan kegiatan sanitasi. 4. Tindakan pengimplementasian perencanaan dan keputusan yang telah diambil dari rangkaian tahap tersebut di atas. Untuk mempersiapkan startegi monitoring evaluasi Kabupaten Kepulauan Selayar ini maka perlu diperhatikan matriks kerangka logis yang telah disepakati bersama. Dari kerangka logis inilah maka Pokja dapat mengetahui kearah mana Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

116 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK dan sampai dimana tujuan serta sasaran yang ingin dicapai. (Lihat Tabel 6.1. Tabel Capaian Stratejik dan Tabel 6.2. Tabel Capain Kegiatan) Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

117 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Tabel 6.1. Tabel Capaian Stratejik AIR LIMBAH DOMESTIK Tujuan: 1. Meningkatkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan 3. Meningkatkan kinerja kelembagaan dalam pengelolaan air limbah Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahu Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Output Belanja (juta rupiah) Out come Out put Belanja (juta rupiah) Out come Output Belanja (juta rupiah) Out come Out put Belanja (juta rupiah) Out come Output Belanja (juta rupiah) Out come Out put Belanja (juta rupiah) Out come Output Belanja (juta rupiah) O c Sasaran: 1. Pada tahun 2021 perilaku BABS menjadi 0% 2. Jamban memiliki tangki septik yang sesuai syarat kesehatan meningkat sebesar 30,80% 3. Masyarakat lebih berperan aktif dalam pengelolaan air limbah secara mandiri 4. SKPD terkait memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan air limbah 5. Tersusunnya regulasi yang secara khusus mengatur pengelolan air limbah Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miski n Pembangu nan Tangki Septik Komunal Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa

118 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Pembanguna n MCK + SR Jiwa Jiwa Jiwa Operasi dan Pemeliharaan MCK + SR Jiwa Jiwa Jiwa Studi Kelayakan Jiwa Penyusunan Outline Plan dan DED IPLT Jiwa Pembangunan IPAL komunal Jiwa Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal Jiwa Jiwa Studi Kelayakan SPAL Terpusat Skala Kawasan Jiwa Perencanaan Teknis (DED) SPAL Terpusat Skala Kawasan Jiwa

119 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan Jiwa - Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Output Belanja (juta rupiah) Out come Out put Belanja (juta rupiah) Out come Output Belanja (juta rupiah) Out come Out put Belanja (juta rupiah) Out come Output Belanja (juta rupiah) Out come Out put Belanja (juta rupiah) Out come Output Belanja (juta rupiah) O c Sasaran: 1. Sampah yang terangkut ke TPA sebesar 85,00% pada tahun Fasilitas reduksi sampah mencapai 15% pada tahun Terbentuknya 20 kelompok masyarakat yang mengelola sampah secara terpadu 4. Timbulan sampah dari sumbernya berkurang sampai 20% dengan penerapan konsep 3R 5. SKPD terkait memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan persampahan 6. Tersusunnya Perda yang mengatur mengenai pengelolan persampahan Penyusunan Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan Jiwa Pengadaan Gerobak Sampah Jiwa Jiwa Jiwa 10 4 J Pengadaan Gerobak Sampah Bermotor Jiwa Pengadaan Perahu Motor Sampah unit unit unit 300 6

120 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Pengadaan Kontainer 90 3 unt 60 2 unit 90 3 Study :ingkungan Pemb. TPS 3R lokasi lokasi lokasi Pemicuan. TPS 3R 40 1 lokasi 40 1 lokasi 40 1 lokasi 40 1 Pembebasan Lahan. TPS 3R lokasi lokasi lokasi Pembangunan. TPS 3R lokasi lokasi lokasi Opeasi dan Pemeliharaan TPS 3R lokasi lokasi lokasi Pengadaan Dump Truck unit unit unit Operasi dan Oemeliharaan Dump Truck 60 1 unit 60 1 unit 60 1 unit 60 1 Pengadaan Amroll Truck unit unit Operasi danpemeliharaan` Amroll Truck 50 1 unit 50 1 unit 50 1 unit 50 1 Pengadaan Buldozer unit

121 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Pembangunan Jembatan Timbang TPA unit Operasi dan Pemeliharaan TPA dserta Fasilirasnya PelatihanPengelola an TPA paket paket paket paket Penyuluhan dan Bimbingan Masyaakat di sekitar TPA 30 1 paket 30 1 paket Fasilitasi Penyusunan Ranperda Penyusunan Perd Persampahana Fasilitasi kerjasama dengan Dunia Usaha Pembentukan Kelmbagaan TPA paket paket 60 1 paket 40 1 paket Monev Pelayanan Persampahan 40 1 paket 40 1 paket 40 1 paket 40 1 p Tujuan: 1. Meningkatkan fungsi drainase 2. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pemberdayaan masyarakat Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahu Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Output Belanja (juta rupiah) Out come Out put Belanja (juta rupiah) Out come Output Belanja (juta rupiah) Out come Out put Belanja (juta rupiah) Out come Output Belanja (juta rupiah) Out come Out put Belanja (juta rupiah) Out come Output Belanja (juta rupiah) O c

122 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK prencanaan Teknis DED Saluran Drainase Primer Paket Sosialisasi Rencana Pemb. Drainase Primer 50 1 paket paket 50 1 paket 50 1 Pembebasan Lahan iuntuk Saluran Drainase Primer paket paket paket Pembangunan Slaluran Drainase Primer m m Pengawsan Tknis dan Supervisi Pemb. Sakuran Dtainase m m 90 4 prencanaan Teknis DED Peningkatan Saluran Drainase Primer Paket Peningkatan Saluran Drainase Primer m m m Supervisi Peningkatan Saluran Drainase Primer m m m 30 3

123 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK prencanaan Teknis DED Peningkatan Saluran Drainase Sekunder dok dok Supervisi dan Peningkatan Saluran Drainase Sekunder m m m Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan 4/ m / m 4/ m Pemeliharaan Saluran Drainase Lingkungan m m m Pembentukan Kel. Masyarakat dlm Pengelolaan Sistem rainase Lingkungan 50 1 Kelompo k Sumber: HasAnalisa Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 201

124 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Sehubungan dengan mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi, hal yang terpenting adalah sanitasi merupakan permasalahan bersama dimana sistem monitoring dan evaluasi sanitasi harus terbuka dan melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan. Mekanisme monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan sanitasi untuk mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dari kebijakan sanitasi di tingkat kabupaten, yaitu dengan memonitor pelaksanaan kebijakan oleh berbagai pelaku melalui indikator keluaran dan manfaat serta mengevaluasi hasil-hasilnya melalui indikator dampak sebagai masukan perumusan kembali kebijakan dan program. Pelibatan stakeholders yang penting ada pada evaluasi hasil dan perumusan program sangat mendukung pelaksanaan monitoring dan evaluasi. (Lihat Tabel 6.3. Tabel Evaluasi dan Tabel 6.4. Tabel Pelaporan Monev Implementasi SSK) Tabel 6.3. Tabel Evaluasi Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi AIR LIMBAH DOMESTIK Masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar Stop BABS di tahun % penduduk memiliki jamban pribadi 4 Kegiatan Kegiatan Jamban pribadi memiliki tangki septik yang sesuai syarat kesehatan meningkat sebesar 40% 3 Kegiatan Pokja Sanitasi Tahun 2015

125 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Terbangunnya pengelolaan air limbah sistem offsite melayani KK untuk kawasan permukiman padat Tingkat pencemaran berkurang sebesar 30% 80% masyarakat yang lebih berperan aktif dalam pengelolaan air limbah 2 Kegiatan Kegiatan Kegiatan Pendanaan sanitasi dari APBD Kota mencapai 1,30% pada tahun Kegiatan Pihak swasta dan lembaga donor berkontribusi dalam pengelolaan air limbah SKPD terkait memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan air limbah Tersusunnya regulasi yang secara khusus mengatur mengenai pengelolan air limbah 3 Kegiatan Kegiatan Kegiatan PERSAMPAHAN Sampah yang terangkut ke TPA Lapadde sebesar 85,00% pada tahun Kegiatan Pokja Sanitasi Tahun

126 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Fasilitas reduksi sampah mencapai 15% pada tahun Kegiatan Terbentuknya 28 kelompok masyarakat yang mengelola sampah secara terpadu Timbulan sampah dari sumbernya berkurang sampai 20% dengan penerapan konsep 3R Pendanaan sanitasi dari APBD Kota mencapai 1,30% pada tahun Kegiatan Kegiatan Kegiatan Pihak swasta dan lembaga donor berkontribusi dalam pengelolaan persampahan SKPD terkait memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan persampahan Tersusunnya Perda yang mengatur mengenai pengelolan TPA 2 Kegiatan Kegiatan Kegiatan DRAINASE Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Kepulauan Selayar dari 46,92 ha menjadi 9 ha pada akhir tahun Kegiatan Pokja Sanitasi Tahun

127 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Saluran tanah sepanjang 4.183m dikembangkan menjadi saluran permanen Tersusunnya Perda tentang pengelolaan sistem drainase Mengembalikan fungsi drainase sebagai pembuangan limpahan air hujan 3 Kegiatan Kegiatan Kegiatan Sumber: Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2016 Pokja Sanitasi Tahun

128 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK Tabel 6.4. Pelaporan Monev Implementasi SSK Penanggung Jawab Pelaporan Obyek Pemantauan Penanggung jawab Utama Pengumpul Data dan Dokumentasi Pengolah Data/Pemantau Waktu Pelaksanaan Penerima Laporan Tabel Capaian Stratejik Bappeda Dinas PU, Distarhan KP dan Dinkes Dinas PU dan BPLHD Bulan Oktober s.d Desember tahun berjalan Bupati Kepulauan Selayar Tabel Capaian Kegiatan Bappeda Dinas PU, Distarhan KP dan Dinkes Dinas PU dan BPLHD Bulan Oktober s.d Desember tahun berjalan Bupati Kepulauan Selayar Tabel Evaluasi Bappeda Dinas PU, Distarhan KP dan Dinkes Dinas PU dan BPLHD Bulan Oktober s.d Desember tahun berjalan Sumber: Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2016 Bupati Kepulauan Selayar 141 Pokja Sanitasi Tahun 2015

129 MONITORING DAN EALUASI CAPAIAN SSK LAMPIRAN 1 KAJIAN NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA Pokja Sanitasi Tahun

130 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR ( Peraturan Daerah KabupatenKabupatenKepulauanSelayarNomor 10 Tahun 2010 tentangperubahanatasperatur tentangpembentukan, SusunanOrganisasidan Tata KerjaPerangkat Daerah KabupatenSelayar ) BUPATI WAKIL BUPATI DPRD SEKRETARIAT DAERAH STAF AHLI HukumdanPolitik Pemerintahan Pembangunan Kemasyarakatandan SDM EkonomidanKeuangan ASISTEN TATA PRAJA Bag. Tata Pemerintahan Bag. Hukum Bag. Organisasidan Kepegawaian ASISTEN EKBANG & KESEJAHTERAAN Bag. Ekonomi Bag. Pembangunan Bag. Olah Raga &Pemuda Bag. Kesejahteraan Rakyat KECAMATAN DINAS DAERAH 1. DinasPendidikanNasional 1. Ins

131 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Gambar 2 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN HUKUM DAN PERENCANAAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PENGEMBANGAN SDA & PRASWIL BIDANG SOSIAL BUDAYA BIDANG LITBANG DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI SUB BIDANG SARANA DAN PRASARANA SUB BIDANG PENGEMBANGAN KUALITAS MANUSIA SUB BIDANG LITBANG SUB BIDANG PEREKONOMIAN SUB BIDANG TATA RUANG DAN LINGK. HIDUP SUB BIDANG PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL SUB BIDANG INFORMASI DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN SUB BIDANG PERENCANAAN MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN UPTD Pokja Sanitasi Tahun 2016

132 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Gambar 3 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN HUKUM & PERENCANAAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG TATA RUANG BIDANG CIPTA KARYA BIDANG BINA MARGA BIDANG SUMBER DAYA AIR SEKSI PERENCANAAN TATA RUANG SEKSI PERUMAHAN & PEMUKIMAN SEKSI PEMBANGUNAN & PENINGKATAN JALAN SEKSI SARANA AIR BAKU SEKSI PEMANFAATAN & PENGENDALIAN TATA RUANG SEKSI BANGUNAN GEDUNG SEKSI PEMELIHARAAN JALAN & JEMBATAN SEKSI JARINGAN & KELEMBAGAAN IRIGASI SEKSI PENGAWASAN BANGUNAN SEKSI AIR BERSIH & SANITASI SEKSI BINTEK & LABORATORIUM SEKSI SUNGAI DAN PANTAI Pokja Sanitasi Tahun 2016 UPTD WILAYAH DARATAN UPTD WILAYAH KEPULAUAN

133 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Gambar 4 STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN HUKUM DAN PERENCANAAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG PENCEGAHAN PENYAKIT & PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT SEKSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR SEKSI PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR SEKSI KESEHATAN KELUARGA/KIA & LANSIA SEKSI FARMASI DAN MAKANAN SEKSI PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN SEKSI PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR SEKSI GIZI SEKSI OBAT ASLI INDONESIA SEKSI BINA USAHA DAN PENGAWASAN SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI PROMOSI & PEMBERDAYAAN MASY. SEKSI PERBEKALAN KESEHATAN UPTD 1. GUDANG FARMASI 2. PUSKESMAS Pokja Sanitasi Tahun 2016

134 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Gambar 5 STRUKTUR ORGANISASI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN HUKUM DAN PERENCANAAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG KEBERSIHAN BIDANG PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN BIDANG PENGELOLAAN DAN PEMBUANGAN SEKSI PERSAMPAHAN SEKSI PERTAMANAN DAN REKLAME SEKSI PENGELOLAAN TPA SEKSI KEBERSIHAN JALAN, SALURAN DAN SELOKAN SEKSI PEMAKAMAN SEKSI PENGELOLAAN TINJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS UPTD Pokja Sanitasi Tahun 2016

135 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Gambar 6. STRUKTUR ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR KEPALA KANTOR SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI PEMBINAAN & PELESTARIAN LINGKUNGAN SEKSI PENGAWASAN & PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN SEKSI PENGEMBANGAN INFORMASI DAN KEMITRAAN Pokja Sanitasi Tahun 2016

136 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Tabel 1. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Kep. Selayar Tahun No Realisasi Anggaran Tahun Rata-rata Pertumbuhan (%) A Pendapatan (a.1+a.2+a.3) ,81 a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ,06 a.1.1 Pajak Daerah ,37 a.1.2 Retribusi Daerah ,19 a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan ,76 a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah ,76 a.2 Dana Perimbangan (Transfer) ,05 a.2.1 Dana bagi hasil ,97 a.2.2 Dana alokasi umum ,66 a.2.3 Dana alokasi khusus ,55 a.3 Lain-lain pendapatan yang sah ,34 a.3.1 Hibah ,00 a.3.2 Dana darurat ,00 a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kota ,43 a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus ,90 a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya ,22 Pokja Sanitasi Tahun 2016

137 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah B Belanja (b.1+b.2) ,07 b.1 Belanja Tidak Langsung ,19 b.1.1 Belanja pegawai ,55 b.1.2 Bunga ,50 b.1.3 Subsidi ,00 b.1.4 Hibah ,26 b.1.5 Bantuan social ,37 b.1.6 Belanja bagi hasil ,00 b.1.7 Bantuan Keuangan ,38 b.1.8 Belanja tidak terduga ,49 b.2 Belanja Langsung ,89 b.2.1 Belanja pegawai ,12 b.2.2 Belanja barang dan jasa ,04 b.2.3 Belanja modal ,37 C Pembiayaan ,54 Surplus / Defisit Anggaran Pokja Sanitasi Tahun 2016

138 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Tabel 2. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Kep. Selayar Tahun No SKPD 1 Dinas Pekerjaan Umum-Cipta Karya Tahun Rata-rata Pertumbuhan (%) 1.a Investasi ,54 1.b Operasional / Pemeliharaan (OM) ,96 2 Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan 2.a Investasi ,15 2.b Operasional / Pemeliharaan (OM) ,48 3 BLHD 3.a Investasi ,00 3.b Operasional / Pemeliharaan (OM) ,95 4 Dinas Kesehatan 4.a Investasi ,25 4.b Operasional / Pemeliharaan (OM) ,00 5 Bappeda 5.a Investasi ,08 5.b Operasional / Pemeliharaan (OM) ,00 6 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan 6.a Investasi ,74 6.b Operasional / Pemeliharaan (OM) ,00 Pokja Sanitasi Tahun 2016

139 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah 7 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 7.a Investasi ,16 7.b Operasional / Pemeliharaan (OM) ,66 8 Belanja Sanitasi ,85 9 Pendanaan Investasi Sanitasi ,00 10 Pendanaan Operasional/Pemeliharaan (OM) ,33 11 Belanja Langsung ,89 12 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (8/11) 2,09 3,26 1,99 2,64 1,12 13 Proporsi Investasi Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (9/8) 91,68 92,72 88,64 84,42 92,00 14 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (10/8) 8,32 7,28 11,36 15,58 8,00 Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun , Bappeda Pokja Sanitasi Tahun 2016

140 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Tabel 3. Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Kep. Selayar Tahun Tahun Rata-rata No Uraian Pertumbuhan (%) 1 Belanja Sanitasi ( ) , Air Limbah Domestik , Sampah Rumah Tangga , Drainase Perkotaan , PHBS ,01 2 Dana Alokasi Khusus ( ) , DAK Sanitasi , DAK Lingkungan Hidup , DAK Perumahan dan Permukiman ,00 3 Pinjaman/Hibah Untuk Sanitasi ,00 4 Bantuan Keuangan Provinsi Untuk Sanitasi Belanja APBD Murni Untuk Sanitasi (1-2-3) , ,34 Total Belanja Langsung ,89 % APBD Murni Terhadap Belanja Langsung Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun , Bappeda 1,76 3,01 1,32 0,23 0,49 Pokja Sanitasi Tahun 2016

141 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Tabel 4. Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Kep. Selayar Tahun No Deskripsi Tahun Rata-rata 1 Total Belanja Sanitasi Kota (Rp.) Jumlah Penduduk (Jiwa) Belanja Sanitasi Perkapita (1/2) Sumber : Laporan Realisasi APBD dan Kabupaten Kep. Selayar Dalam Angka, Bappeda Pokja Sanitasi Tahun 2016

142 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Tabel 5. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Perkapita Kabupaten Kep. Selayar Tahun No SKPD 1 Retribusi Air Limbah Tahun Rata-rata Pertumbuhan (%) 1.a Realisasi Retribusi ,93 1.b Potensi Retribusi ,15 2 Retribusi Sampah 2.a Realisasi Retribusi ,66 2.b Potensi Retribusi ,73 3 Retribusi Drainase 3.a Realisasi Retribusi ,00 3.b Potensi Retribusi ,00 4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1.a+2.a+3.a) ,73 5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1.b+2.b+3.b) ,92 Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun , Bappeda 0,72 0,72 0,62 0,97 0,98 Pokja Sanitasi Tahun 2016

143 Lampiran 1.1. Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah Tabel 6. Peta Perekonomian Kabupaten Kep. Selayar Tahun No Deskripsi Tahun PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) , , , ,82 0,00 2 Pendapatan perkapita kota (Rp.) , , , ,16 0,00 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 8,41 7,79 7,92 8,47 0,00 Sumber : Pokja Sanitasi Tahun 2016

144 Lampiran Ringkasan Eksekutif Studi EHRA dan Peraturan Daerah Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga yang dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten sampai ke kelurahan.dan Desa. Dalam pelaksanaan studi EHRA menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan pengamatan. Target area survey EHRA mengambil sampel di setiap kelurahan yaitu 22 kelurahan di 4 kecamatan Kabupaten. Jumlah sampel per kelurahan adalah minimal 40 responden dan yang menjadi responden adalah Ibu atau anak yang sudah menikah, berumur antara 18 sampai dengan 60 tahun. Responden dalam studi EHRA di Kabupaten Kep. Selayar berjumlah 880 responden yang telah dilakukan random sampling dan terdistribusi dalam 7 kelurahan dan 68 Desa. Sebagian besar rumah tangga mengelola sampah dengan dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 35,5% dan 61,5% melakukan pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara dibakar, ditimbun, dibuang kelaut, serta di sungai. Praktik pemilahan sampah rumah tangga hanya sebesar 2,8% yang melakukan pemilihan sampah. Di Kabupaten yang menggunakan jamban pribadi cukup tinggi sebesar 83,1% dan menggunakan fasilitas MCK/WC umum sebesar 10,3% selebihnya masih ada yang dibuang kesungai, kebun, dan selokan sebesar 6,5%. Menggunakan tangki septik sebesar 52,2% dan cubluk sebesar 23,5% sebagai tempat pengolahan lumpur tinja dan 2% menggunakan IPAL komunal/pipa sewer. Kondisi topografi yang dominan dataran tinggi di Kabupaten secara langsung meminimalkan ancaman genangan/banjir. Hasil kajian menunjukkan bahwa 73,6% rumah tangga di Kabupaten tidak pernah mengalami genangan/banjir rutin. Untuk pengelolaan air bersih rumah tangga, sumber air utama adalah menggunakan air ledeng PDAM. Dimana, penggunaan air ledeng PDAM untuk Pokja Sanitasi Tahun 2016

145 Lampiran Ringkasan Eksekutif Studi EHRA dan Peraturan Daerah memasak sebesar 47,4% dan yang menggunakan air ledeng PDAM untuk air minum sebesar 35,7%. Perilaku mencuci tangan pakai sabun di Kabupaten masih tergolong sangat rendah yaitu sebesar 18,9% dan selebihnya 81,1% tidak melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun. Praktek buang air besar sembarangan dapat menjadi salah satu faktor risiko tercemarnya lingkungan termasuk sumber air, khususnya jika BAB dilakukan dengan sarana dan tempat yang tidak memadai. Anggota keluarga yang masih melakukan praktek BABS sebesar 33,1%. Indeks risiko ranitasi di tiap kelurahan Kabupaten tahun 2015 yaitu Kelurahan Lakessi menunjukkan IRS paling tinggi yaitu 235 sedangkan Kelurahan Bumi Harapan untuk IRS terendah yaitu 119. Indeks risiko tertinggi yang dikarenakan air limbah di Kelurahan Benteng dan yang disebabkan karena masalah persampahan di Kelurahan Benteng Utara sedangkan risiko karena genangan air di Kelurahan Batangmata.. Peraturan Daerah 12. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Pengawasan Kualitas Air 13. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 05 Tahun 2007 Tentang Bangunan Gedung 14. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Selayar; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Selayar sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 10 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasidan TataKerja Perangkat Daerah Kabupaten Selayar 16. Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan 17. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar No. 10 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kab. Kepulauan Selayar Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 10 Tahun 201 1tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir 19. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai 20. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum Pokja Sanitasi Tahun 2016

146 Lampiran Ringkasan Eksekutif Studi EHRA dan Peraturan Daerah 21. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan SelayarTahun Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar No. 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kab. Kep. Selayar Nomor 3 Th tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Pokja Sanitasi Tahun 2016

147 Lampiran Ringkasan Eksekutif Kajian Sanitasi Sekolah Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar Pemangku Kepentingan Fungsi Perencanaan Pengadaan Sarana Pengelolaan Pengaturan dan Pembinaan Monitoring dan Evaluasi Pemerintah Kota (Unit SKPD Pengelola) Dinas PU Dinas PU dan BPMK Dinas PU dan DKP BLHD dan Dinkes Bappeda dan BLHD Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Swasta Masyarakat Pemerintah Kota (Unit SKPD Pengelola) BLHD dan DKP BLHD dan DKP DKP BLHD dan Dinkes Bappeda dan BLHD Swasta Masyarakat Pemerintah Kota (Unit SKPD Pengelola) Dinas PU dan DTRPB Dinas PU dan DTRPB Dinas PU dan DTRPB Dinas PU dan DTRPB Bappeda dan Dinas PU Swasta Masyarakat Pokja Sanitasi Tahun 2016

148 Lampiran Ringkasan Eksekutif Kajian Sanitasi Sekolah Sumber: Bappeda Kabupaten Kep. Selayar T Tabel 2. Daftar Peraturan Sanitasi Kabupaten Kep. Selayar Substansi Peraturan Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Ketersediaan Pelaksanaan Ketersediaan Pelaksanaan Ketersediaan Pelaksanaan Target capaian pelayanan Mengacu kepada Perda nomor 5 tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Kep. Selayar tahun Belum Efektif Mengacu kepada Perda nomor 5 tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Kep. Selayar tahun Belum Efektif Mengacu kepada Perda nomor 5 tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Kep. Selayar tahun Belum Efektif Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten Belum tersedia - Belum tersedia Belum tersedia - Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat Belum tersedia - Belum tersedia Belum tersedia - Pokja Sanitasi Tahun 2016

149 Lampiran Ringkasan Eksekutif Kajian Sanitasi Sekolah Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha di kawasan komersial/ fasilitas sosial/fasilitas umum Pembagian kerja Belum tersedia - Belum tersedia Belum tersedia - Belum tersedia Belum tersedia Tata cara perijinan pembuangan air limbah/sampah Belum Tersedia - Belum tersedia Belum tersedia - Kerjasama Pemerintah Kota dengan swasta atau pihak lain Retribusi Belum tersedia - Belum Tersedia - Belum Tersedia - Belum tersedia Sumber: Bappeda Kabupaten Kep. Selayar Tercantum dalam Perda Nomor 12 Tahun 2008 tentang Retribusi samaph/kebersihan Tabel 9. Kegiatan Komunikasi Dalam Pembangunan Sanitasi Belum Efektif Belum tersedia - No Komponen Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran 1. Air Limbah Domestik Penyuluhan di masyarakat 2012 s.d. Dinas Kesehatan - Siswa Siswi Sekolah Dasar dapat melakukan Sekolah Dasar dan Masyarakat Dengan CTPS dan stop BABs, kita Menurunkan angka anak yang terserang Pokja Sanitasi Tahun 2016

150 Lampiran Ringkasan Eksekutif Kajian Sanitasi Sekolah tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Stop BABS 2015 CTPS dengan baik dan teratur - Masyarakat memahami pentingnya melakukan CTPS dan Stop BABs terhindar dari penyakit dan hidup lebih sehat diare Pemicuan STBM 2013 s.d Dinas Kesehatan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan layanan sanitasi dan membiasakan berperilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari Masyarakat di 22 Kelurahan Kabupaten Kep. Selayar Sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat meningkatkan risiko penyakit Pemicuan STBM perlu dilakukan secara rutin dalam menunjang Kabupaten Kep. Selayar sebagai Kota Sehat Penyuluhan Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi 2012 s/d Bappeda, Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan, dan Dinas Kesehatan Meningkat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi air minum yang memenuhi standar kesehatan dan pengelolaan sanitasi yang ramah lingkungan Masyarakat umum lokasi Pamsimas Pemenuhan air minum standar kesehatan dan pengelolaan sanitasi yang ramah lingkungan Program berbasis masyarakat lebih dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat Stimulan jamban keluarga 2013 s.d BPMK Sosialisasi penggunaan jamban yang sehat Keluarga miskin di Kabupaten Kep. Selayar Penggunaan jamban sehat untuk BAB Mengurangi perilaku BABS dan Meningkatkan kesejahteraan 2. Persampahan Pelatihan pengelolaan limbah ternak dan sampah rumah tangga 2012 dan 2015 BLHD Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan limbah ternak dan sampah rumah tangga Masyarakat Kabupaten Kep. Selayar Pengelolaan limbah ternak dan sampah rumah tangga Pengelolaan limbah ternak dan sampah rumah tangga tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan tapi dapat Pokja Sanitasi Tahun 2016

151 Lampiran Ringkasan Eksekutif Kajian Sanitasi Sekolah menambah pendapatan masyarakat 3. Drainase Penyuluhan menjaga kebersihan saluran drainase 2012 s.d Dinas PU dan Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan Kebersihan saluran drainase menjadi tanggung jawab bersama Masyarakat Kabupaten Kep. Selayar Drainase sebagai pembuangan limpahan air hujan sehingga perlu dijaga kebersihannya Kebersihan drainase guna menjaga penyempitan dimensi saluran drainase Sumber: Dinas Kesehatan, BPMK, Dinas PU, DTRPB dan BLHD Kabupaten Kep. Selayar Pokja Sanitasi Tahun 2016

152 Lampiran Ringkasan Eksekutif Kajian Sanitasi Sekolah Tabel 10 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi No Komponen Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas 1. Air Limbah Domestik Tribun Timur Pemuatan Artikel dan Pemberitaan Masyarakat Umum Kabupaten Kep. Selayar APBD Dinas Kesehatan Stop BABs Deklarasi ODF Stop BABs untuk perilaku hidup bersih dan sehat Artikel Parepare pos dapat menyebarluaskan informasi untuk tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABs) Website Kabupaten Kep. Selayar Pemuatan artikel dan pemberitaan Masyarakat Umum Kabupaten Kep. Selayar Program Kota Sehat Kabupaten Kep. Selayar Kabupaten Kep. Selayar berpredikat kota sehat di tahun 2015 Kabupaten Kep. Selayar sebagai Kota Niaga dan Jasa Pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan merupakan hal terpenting dalam mendukung Kabupaten Kep. Selayar sebagai salah satu Kota Sehat di Sulawesi Selatan 2. Persampahan Website Kabupaten Kep. Selayar Pemuatan artikel dan pemberitaan Masyarakat Umum Kabupaten Kep. Selayar Program Kota Sehat Kabupaten Kep. Selayar Kabupaten Kep. Selayar berpredikat kota sehat di tahun 2015 Kabupaten Kep. Selayar sebagai Kota Niaga dan Jasa Penanganan sampah merupakan hal terpenting dalam mendukung Kabupaten Kep. Selayar sebagai salah satu Kota Sehat di Sulawesi Selatan 3. Draina Harian Fajar Pemuatan Artikel dan Pemberitaan Masyarakat Umum Kabupaten Kep. Selayar APBD Dinas PU Peran serta masyarakat menjaga kebersihan saluran Lingkungan sehat tanpa genangan/banjir Kebersihan drainase dapat mencegah penyumbatan di saluran drainase Pokja Sanitasi Tahun 2016

153 Lampiran Ringkasan Eksekutif Kajian Sanitasi Sekolah Tabel 11. Daftar Program/Kegiatan dan Pengelolaan Sanitasi Oleh Masyarakat No Komponen Nama Program/ Kegiatan Pelaksana / PJ Lokasi Tahun Program/ Kegiatan Penerima Kondisi Sarana Saat Ini Manfaat Jumlah Sarana Tidak L P Berfungsi Berfungsi Lembaga Pengelola Kondisi 1. Air Limbah Domestik SLBM : MCK++ Dinas PU Kel. Benteng Orang 103 Orang 2 Unit 2 Unit - KSM Baik SLBM : MCK++ Dinas PU Kel. Benteng Utara Orang 347 Orang 3 Unit 2 Unit 1 Unit KSM Baik Sanimas : IPAL Komunal Dinas PU Kel. Benteng dan Kel. Benteng Selatan Orang 51 Orang 1 Unit 1 Unit - KSM Baik SLBM : MCK++ Dinas PU Kel Benteng Utara Orang 156 Orang 2 Unit 2 Unit - KSM Baik 2. Persampahan Drainase Sumber: Dinas Kesehatan, Dinas PU, DKP Kabupaten Kep. Selayar Pokja Sanitasi Tahun 2016

154 Kajian sanitasi sekolah dilakukan di 30 Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Kep. Selayar. Untuk perilaku higiene dan sanitasi, dilakukan wawancara pada 600 murid yang tersebar di 30 Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan guru dan murid, diperoleh kondisi sarana sanitasi sekolah dasar. Tabel 12. Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar Kondisi Sangat Baik % Baik % Kurang Baik % Toilet Guru Toilet Siswa Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Sarana Air Bersih Pengelolaan Sampah Drainase Ketersediaan dana Pendidikan Higiene dan Sanitasi Dari data kondisi sarana sanitasi, yang perlu mendapat perhatian adalah toilet siswa dan fasilitas cuci tangan pakai sabun. Sedangkan untuk tolilet guru, sarana air bersih dan pengelolaan sampah kondisinya dominan baik. Toilet guru menunjukkan 70% baik dan sarana air bersih 57% baik. Sedangkan untuk persampahan 8% SD mengelola sampah dengan sangat baik. Berdasarkan hasil survei, perilaku cuci tangan pakai sabun masih belum dilaksanakan dengan baik. 67% siswa masih belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun dengan benar. Sedangkan untuk Pokja Sanitasi Tahun 2016

155 penggunaan toilet/jamban serta perilaku buang sampah, sebagian besar siswa sudah melakukannya dengan baik dan benar. Tabel 12. Perilaku Higiene dan Sanitasi Perilaku Higiene dan Sanitasi Baik % Kurang Baik Cuci Tangan Pakai sabun Penggunaan Toilet/Jamban % Perilaku Buang Sampah Kajian sanitasi sekolah menunjukkan permasalahan sarana sanitasi terutama toilet siswa dan fasilitas CTPS menjadi prioritas untuk ditangani. Sedangkan untuk perilaku cuci tangan pakai sabun dengan benar, pengetahuan murid sekolah dasar masih perlu ditingkatkan. Pokja Sanitasi Tahun 2016

156 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI LAMPIRAN 2 ANALISA SWOT Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

157 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

158 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

159 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

160 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

161 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI ` Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

162 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

163 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

164 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

165 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

166 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

167 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

168 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

169 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI LAMPIRAN 3 HERANGKA KERJA LOGIS Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

170 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

171 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

172 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

173 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

174 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

175 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

176 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI LAMPIRAN 4 HASIL PEMBAHASAN PROGRAM KRGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

177 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

178 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

179 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

180 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

181 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

182 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

183 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

184 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

185 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

186 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

187 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

188 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

189 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

190 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

191 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

192 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

193 PENDAHULUAN LAMPIRAN 5 DESKRIPSI PROGRAM KEGIATAN Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

194 PENDAHULUAN DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan yang kurang penting, sehingga sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standar kualitas hidup masyarakat meningkat, dan semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menyebabkan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Masih sering dijumpai bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi seperti air limbah, persampahan dan drainase, serta penyediaan air bersih, masih berjalan sendiri-sendiri, tanpa adanya koordinasi yang terpadu. Masing-masing aspek tersebut ditangani secara terpisah, meskipun masuk dalam satu bidang pembangunan yaitu sanitasi, sehingga masih terdapat tumpang tindih kegiatan pembangunan bidang sanitasi oleh institusi yang berbeda, yang kadang-kadang membingungkan masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan. Di sisi lain, masih terdapat pelaksanaan pembangunan sanitasi yang berjalan secara parsial dan belum terintegrasi dalam suatu rencana besar yang sifatnya integratif dan memiliki sasaran secara menyeluruh serta dengan jangka waktu yang lebih panjang. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek jenis kegiatannya maupun dari aspek kewilayahan. Untuk itu perlu disusun suatu perencanaan sanitasi secara lebih integratif, aspiratif, inovatif dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat. Tahapan-tahapan proses perencanaan harus dilaksanakan secara berurutan, bertahap dan berkelanjutan, sehingga solusi yang ditawarkan juga akan tepat, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Permasalahan bidang sanitasi yang muncul tidak selalu disebabkan oleh aspek teknis, namun juga berhubungan dengan aspek ekonomi dan sosial, seperti tingginya tingkat kemiskinan dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi tantangan lain dalam pembangunan bidang sanitasi. Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

195 PENDAHULUAN Program PPSP berlangsung , dengan pembangunan sanitasi, yaitu : 1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di wilayah perkotaan dan perdesaan pada akhir 2020; 2) Peningkatan pengelolaan persampahan melalui implementasi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan penerapan pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) berwawasan lingkungan (sanitary landfill dan controlled landfill); 3) Pengurangan genangan air 100 kawasan strategis perkotaan seluas ha. Pada pengolahan air limbah (black water), Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja atau IPLT berada pada tahapan akhir untuk sistem off-site maupun on-site. Idealnya bila tangki septic sebuah rumah tinggal sudah berumur 5-7 tahun maka sudah harus dikuras agar tidak mencemari air tanah dan lingkungan sekitarnya. Jasa penyedotan tinja oleh pihak pemerintah sudah tersedia di Kab. Kepulauan Selayar. Hanya saja setelah tinja disedot, pembuangan akhirnya tidak diketahui kemana. Hal tersebut bisa disamakan dengan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Hal ini bisa dicegah dengan membangun atau merevitalisasi IPLT yang sementara ini belum ada untuk mengolah lumpur tinja dan menetralisir air buangannya sehingga bila air buangan dilepas ke sungai tidak menimbulkan pencemaran. Tentunya Revitalisasi IPLT ini harus didukung dengan regulasi yang tepat agar IPLT nantinya bukan hanya sebagai monumen yang terbengkalai dan tidak digunakan. Mewajibkan pengurasan tangki septik yang sudah berumur 5 tahun keatas adalah salah satu contoh regulasi pendukung Revitalisasi IPLT. MANFAAT PROGRAM Manfaat program revitalisasi IPLT ini antara lain : 1. Bagi Pemerintah Kab. Kepulauan Selayar a. Pengolahan Air Limbah Mempunyai sistem pengolahan air limbah yang memenuhi standar lingkungan Mewujudkan lingkungan bersih, sehat dan nyaman. IPLT bisa mendaur ulang lumpur tinja menjadi pupuk sehingga menghasilkan sebuah nilai ekonomis. b. Pengolahan Persampahan Mempunyai sistem pengolahan Persampahan yang memenuhi standar lingkungan Mewujudkan lingkungan bersih, sehat dan nyaman. Terwujudnya sistim persampahan dengan pola 3R Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

196 PENDAHULUAN Adanya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. c. Pembangunan Drainase Terdapatnya sistem saluran draianse yang memenuhi standar lingkungan Mewujudkan lingkungan bersih, sehat dan nyaman. Tidak adanya daerah genangan yang dapat menyebabkan terjadinya banjir. 2. Bagi masyarakat Kab. Kepulauan Selayar Menurunkan resiko pencemaran pada pasokan air tanah Mempunyai lingkungan yang bersih dan sehat Berpotensi berwirausaha dalam jasa penyedotan tinja Banjir dapat diatasi dengan sistim drainase yang baik Masyarakat dapat melakukan daur ulang sampah dengan sistim 3R RENCANA PENDANAAN Untuk mewujudkan percepatan pembangunan sanitasi permukiman ini membutuhkan dana yang cukup besar. Dengan terbatasnya dana APBD maka pemerintah Kab. Kepulauan Selayar akan mengajukan pendanaan ke APBN dan Dana Alokasi Khusus {DAK} untuk sub kegiatan pembangunan infrastruktur dan pengawasannya. Sedangkan untuk sub kegiatan perencanaan, sosialisasi, penyediaan lahan, operasional dan pemeliharaan akan dibiayai sendiri dari APBD Kab. Kepulauan Selayar. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah : RENCANA JADUAL PELAKSANAAN Pemerintah Kab. Kepulauan Selayar mempunyai rencana memulai tahapan percepatan pembangunan sanitasi permukiman mulai tahun Rencana ini akan berjalan dengan lancar bila mendapat dukungan dari pusat dan provinsi. Tabel Deskripsi Program Kegiatan Utama Air Limbah Nama Program/Kegiatan Pengembangan teknologi pengolahan air limbah Tujuan Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah yang sehat Sasaran Menurunnya prilaku BABS di Kab. Kepulauan Selayar hingga 0% di tahun 2021 Indikator Kinerja Pengurangan prilaku BABS sebesar 0% di Kab. Kepulauan Selayar Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

197 PENDAHULUAN pada Tahun 2021 Deskripsi Program/Kegiatan Lokasi Kegiatan Penerima Manfaat Instansi Pelaksana Rencana Implementasi olume kegiatan Perkiraan Biaya Sumber Pendanaan Keterangan Pengolahan air limbah (black water), Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja atau IPLT berada pada tahapan akhir untuk sistem off-site maupun on-site. Idealnya bila tangki septic sebuah rumah tinggal sudah berumur 5-7 tahun maka sudah harus dikuras agar tidak mencemari air tanah dan lingkungan sekitarnya. Jasa penyedotan tinja oleh pihak pemerintah sudah tersedia di Kab. Kepulauan Selayar. Hanya saja setelah tinja disedot, pembuangan akhirnya tidak diketahui kemana. (Peta terlampir) KK Dinas PU dan Kesehatan Tahun hektar dalam juta rupiah APBN Rencana Pembangunani IPLT pada tahun ini akan berjalan dengan lancar bila mendapat dukungan dari pusat dan propinsi Tabel Deskripsi Program Kegiatan Utama Persampahan Nama Program/Kegiatan Pengembangan teknologi pengolahan sistim Sanitary Landfilt Persampahan dengan Tujuan Meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan sehingga lingkungan bersih, sehat dan nyaman. Sasaran Meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman akibat pembuangan sampah tidak lagi disembarang tempat. Indikator Kinerja Meningkatnya layanan persampahan dari 77,78% menjadi 100% pada tahun 2021 Deskripsi Program/Kegiatan Lokasi Kegiatan Pengolahan persampahan yang optimal akibat prasarana dan belum memadai. Idealnya bila sampah dari setiap rumah dapat diangkut sehingga lingkungan sekitarnya bersih dan sehat. Jasa pengangkutan sampah oleh pihak pemerintah sudah tersedia di Kab. Kepulauan Selayar. Hanya saja setelah lokasi pembuangan akhir sampah belum tersedia. (Peta terlampir) Penerima Manfaat KK hingga tahun 2019 Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

198 PENDAHULUAN Instansi Pelaksana Rencana Implementasi olume kegiatan Perkiraan Biaya Sumber Pendanaan Dinas Kebersihan dan PU Tahun hektar dalam juta rupiah APBN Keterangan Rencana Pembangunani Jembatan Timbang untuk TPA pada tahun ini akan berjalan dengan lancar bila mendapat dukungan dari pusat dan propinsi Tabel Deskripsi Program Kegiatan Pembangunan Saluran Drainase Nama Program/Kegiatan Pengembangan sistim saluran Drainase Lingkungan yang lebih baik dan terpelihara secara optimal Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Deskripsi Program/Kegiatan Lokasi Kegiatan terdapatnya sistim drainase yang tesentralisir yang dapat mengatasi dampak genangan banjir pada setiap lokasi yang beresiko tinggi akan terjadinya banjir. Meningkatkan sistim drainase yang tesentralisir mulai dari drainase primer, sekunder dan tersier yang dapat mengatasi dampak genangan banjir pada setiap lokasi yang beresiko tinggi akan terjadinya banjir. Meningkatnya sistim drainase yang lebih optimal yang dapat mengenfalikan genangan banjir utamanya pada lokasi yang beresiko tinggi akan banjir. Pengembangan sistim drainase yang optimal akibat saluran deainase belum memadai. Idealnya bila saluran drainase yang lebih baik dan pembangaunannya merata maka dapat masayarakat akan terhindar dari resiko genangan banjir sehungga lingkungan disekitarnya bersih dan sehat. (Peta terlampir) Penerima Manfaat KK hingga tahun 2019 Instansi Pelaksana Rencana Implementasi DINAS PU Tahun 2017 s/d 2021 olume kegiatan Perkiraan Biaya Sumber Pendanaan Keterangan dalam juta rupiah APBD Kab, APBD Provinsi, APBN Rencana Pembangunani TPA pada tahun ini akan berjalan dengan lancar bila mendapat dukungan dari pusat dan provinsi Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

199 PENDAHULUAN LAMPIRAN 6 DAFTAR PERUSAHAAN PENYELENGGARA CSR YANG POTENSIL Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

200 PENDAHULUAN PENDAHULUAN CSR KABUPATEN KEP. SELAYAR CSR Kabupaten Jep. Selayar yang pitensial adalah 1. Bank Pembangunan Sul-Sel Cabang `Selayar 2. Bank Rakyat Indinesia {BRI{ Cabang Selayar 3. Bank Negara Indonesia {NI} Csbang Selayar Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

201 PENDAHULUAN LAMPIRAN 7 IMPLEMENTASI KEGIATAN Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

202 PENDAHULUAN Tabel 1. Kriteria Kesiapan Dalam Mekanisme Penganggaran Tahun 2017 Kegiatan / Sub Kegiatan Pemegang Mata Anggaran/ Sumber Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Reguler Renja SKPD Musrem bang APBN PU RPIIJM Konreg RKA DPA Penanggung Jawab / Tindak Lanjut AIR LIMBAH DOMESTIK Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin APBD Kota X - BPMK Pembangunan MCK+SR Operasi dan Pemeliharaan MCK+SR APBN X - APBD Kab. X - DKP DKP Pembangunan IPAL komunal APBN X X - Dinas PU Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal APBD Kab. Study Kekayakan IPLT APBD Kab. Penyusunan Outline Plan dan DED IPLT APBN X X - Dinas PU Studi Kelayakan SPAL Terpusat Skala Kawasan Perencanaan Teknis (DED) SPAL Terpusat Kawasan Penyusunan Perda Sistem Pengelolaan Air Limbah Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non Pemerintah di Kota Parepare Pemantauan Kualitas Lingkungan (Air Sungai dan Air Sumur) Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

203 PENDAHULUAN PERSAMPAHAN Penyusunan Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan APBN X X - DKP Biaya Operasi dan Pemeliharaan Gerobak Sampah bermotor APBD Kota X - DKP Biaya Operasi dan Pemeliharaan Mobil Pick Up Sampah APBD Kota X - DKP Supervisi dan Pembangunan TPS APBD Kota X - DKP Pengadaan Kontainer APBD Kota X - DKP Studi Lingkungan TPS 3R APBD Kota X - BLHD Pembebasan Lahan TPS 3R APBD Kota X - DKP Penyusunan DED TPS 3R APBD Kota X - DKP Pemicuan TPS 3R APBD Kota X - Bappeda Pengadaan Perahu Motor Sampah APBN X - DKP Supervisi dan Pembangunan TPS 3R APBN X X - DKP Pengadaan Dump Truck Terpilah APBD Kota X - DKP Operasi dan Pemeliharan Dump Truck APBD Kota X - DKP Operasi dan Pemeliharaan Amroll Truck APBD Kota X - DKP Pengadaan JembatanTimbang APBN X X - DKP Pengadaan Excavator APBN X X - DKP Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya APBD Kota X - DKP Peningkatan Operasional Persampahan APBD Kota X - BLHD Operasi dan Pemeliharaan Perahu Motor Sampah APBD Kota X - BLHD Peningkatan Operasional Bank Sampah APBD Kota X - BLHD Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan APBD Kota X - BLHD Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

204 PENDAHULUAN DRAINASE Penyusunan Data Base Sistem drainase APBD Kota X - Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) Drainase Primer APBD Kota X - Dinas PU Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer APBD Kota X - Bappeda Pembebasan lahan drainase primer APBD Kota X - Dinas PU Pembangunan Saluran Drainase Primer APBD Kota dan APBN - Dinas PU Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer APBD Kota X - Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Primer APBD Kota X - Dinas PU Peningkatan Saluran Drainase Primer APBD Kota, APBD Provinsi - Dinas PU dan APBN Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Saluran Drainase Primer APBD Kota X - Dinas PU Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Primer APBD Kota X - Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder APBD Kota X - Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Sekunder APBD Kota X - Dinas PU Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Sekunder APBD Kota X - Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) sistem Drainase Tersier APBD Kota X - DTRPB Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Tersier APBD Kota X - DTRPB Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Tersier APBD Kota X - DTRPB Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan APBD Kota, Saluran Drainase Tersier APBD Provinsi X - DTRPB Perencanaan Teknis (DED) Drainase Lingkungan APBN X X - Dinas PU Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

205 PENDAHULUAN Pembentukan Kelompok Masyarakat Pengelola Sistem Drainase Lingkungan Mandiri APBD Kota X - Bappeda Tabel 2. Kriteria Kesiapan Implementasi Infrastruktur Tahun 2016 Kegiatan / Sub Kegiatan Lokasi Surat Minat Surat Kesediaan Menerima Hibah Review RPIIJM Master Plan Dok. FS Dok. Studi Lingku ngan DED Lahan Kesiapan Masy. Kesiapan Lembaga Pengelola Penanggung Jawab / Tindak Lanjut AIR LIMBAH DOMESTIK Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin Kec. Bontosikuyu, Bontomanai, Buki, Pasimasunggu Kel. Lompoe X X X X X X X X BPMK Pembangunan MCK+SR Kec.Bontoharu, Bintomatene, Bukii X X X X X X X X DKP Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

206 PENDAHULUAN Operasi dan Pemeliharaan MCK+SR Kec.Bontoharu, Bintomatene, Bukii X X X X X X X X DKP Kec. Benteng, Bontoharu, Bontomatenel. X X Dinas PU Operasi dan Pememliharaan IPAL komunal Kec. Benteng, Bontoharu, Bontomatenel. X X Dinas PU Studi Kelayakan IPLT Penyusunan Outline Plan dan DED IPLT Studi Kelayakan SPAL skala Kawasan Perencanaan tejnis dan DED SPAL terpusat skala Kawasan Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non Pemerintah di Kab. Kep Selayar Pemantauan Kualitas Lingkungan (Air Sungai dan Air Sumur) PERSAMPAHAN Desa Kaburu Desa Kaburu Desa Kaburu Desa Kaburu X X X X X X X X Kab. Kep. Selayar X X Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Bappeda BLHD Penyusunan Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan Kab. Kep. X X X X X X X X X DKP Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

207 PENDAHULUAN Selayar Biaya Operasi dan Pemeliharaan Gerobak Sampah bermotor Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X DKP Biaya Operasi dan Pemeliharaan Mobil Pick Up Sampah Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X DKP Supervisi dan Pembangunan TPS Kec. Benteng, Bontomatene X X X X X DKP Pengadaan Kontainer Kab. Kep. Selayar X X X X X DKP Studi Lingkungan TPS 3R Kab. Kep. Selayar X X - X X X BLHD Pembebasan Lahan TPS 3R Kec. Benteng, dan Pasimassungg u X X - X X X X DKP Penyusunan DED TPS 3R Kec. Benteng, dan Pasimassungg u X X - X X X DKP Pemicuan TPS 3R Kec. Benteng, dan Pasimassungg X X X X X X Bappeda Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

208 PENDAHULUAN u Pengadaan Perahu Sampah Bermotor Kec. Benteng, Bontoharu, dan Kec. Bontomanai X X X X X X DKP Supervisi dan Pembangunan TPS 3R Kec. Benteng, dan Kec. Pasimasunggu - X - - DKP Pengadaan Dump Truck Terpilah Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X DKP Operasi dan Pemeliharan Dump Truck Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X DKP Operasi dan Pemeliharaan Amroll Truck Kab. Kep. Selayar X Enteng, X X X X X X DKP Operasi dan Pemeliharaan Perahu Sampah bermotor Pengadaan Excavator Kec. Benteng, Bontoharum dan Kec. Bintomanai Desa Kaburu X X X X - X X X X X X X X X DKP DKP Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya Peningkatan Operasional Persampahan Desa Kaburu Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X X X X X X X DKP BLHD Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

209 PENDAHULUAN X X X BLHD Peningkatan Operasional Bank Sampah Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan DRAINASE Kel. Benteng Utara X X Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X X X X X X X BLHD BLHD Penyusunan Data Base Sistem drainase Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) Drainase Primer Kab. Kep. Selayar X X X X X Dinas PU Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer Pembebasan lahan drainase primer Kab. Kep. Selayar X X Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X X X Bappeda Dinas PU Pembangunan Saluran Drainase Primer Kab. Kep. Selayar X X Dinas PU Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Primer Kawasan Kec. Benteng X X Kawasan Kec. Benteng X X X X X X X Dinas PU Dinas PU Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

210 PENDAHULUAN Peningkatan Saluran Drainase Primer Kawasan Kec. Benteng X X Dinas PU Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Saluran Drainase Primer Peningkatan Sedimen Saluran Drainase Primer Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kawasan Kec. Benteng X X Kec. Benteng X X Kaw Kec. Benteng X X X X X X X X X Dinas PU Dinas PU Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Sekunder Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Sekunder Perencanaan Teknis (DED) sistem Drainase Tersier Kec. Benteng Kec. Benteng Kec. Benteng Kec. Benteng X X X X X X X X X X X X X X Dinas PU Dinas PU DTRPB Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Benteng Kec. Benteng X X X X DTRPB Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Tersier Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Saluran Drainase Tersier Perencanaan Teknis (DED) Drainase Lingkungan Kec. Benteng Kec. Benteng Kec. Benteng X X X X X X X X X X X X X X DTRPB DTRPB DTRPB Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

211 PENDAHULUAN Pembentukan Kelompok Masyarakat Pengelola Sistem Drainase Lingkungan Mandiri Kota kab. Kep. Selayar X X X X X X X X X Bappeda Tabel 3 Kriteria Kesiapan Dalam Mekanisme Penganggaran Tahun 2018 Kegiatan / Sub Kegiatan Pemegang Mata Anggaran/ Sumber Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Reguler Renja SKPD Musrem bang APBN PU RPIIJM Konreg RKA DPA Penanggung Jawab / Tindak Lanjut AIR LIMBAH DOMESTIK Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin APBD Kota X - BPMK Pembangunan MCK+SR Operasi dan Pemeliharaan MCK+SR APBN X - APBD Kab. X - DKP DKP Pembangunan IPAL komunal APBN X X - Dinas PU Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal APBD Kab. Study Lingkungan IPLT APBD Kab. Penyusunan Outline Plan dan DED IPLT APBN X X - Dinas PU Studi Lingkungan SPAL Terpusat Skala Kawasan APBD KAB X - Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non Pemerintah di Kota Parepare APBD KAB X - Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

212 PENDAHULUAN Pemantauan Kualitas Lingkungan (Air Sungai dan Air Sumur) APBD KAB X - X - PERSAMPAHAN Biaya Operasi dan Pemeliharaan Gerobak Sampah bermotor APBD Kab/ X - DKP Biaya Operasi dan Pemeliharaan Mobil Pick Up Sampah APBD Kota X - DKP Supervisi dan Pembangunan TPS APBD Kota X - DKP Pengadaan Kontainer APBD Kota X - DKP Studi Kelayakan TPS 3R APBD Kota X - BLHD Pembebasan Lahan TPS 3R APBD Kota X - DKP Penyusunan DED TPS 3R APBD Kota X - DKP Pemicuan TPS 3R APBD Kota X - Bappeda Pengadaan Perahu Motor Sampah APBN X - DKP Supervisi dan Pembangunan TPS 3R APBN X X - DKP Pengadaan Dump Truck Terpilah APBD Kota X - DKP Operasi dan Pemeliharan Dump Truck APBD Kota X - DKP Operasi dan Pemeliharaan Amroll Truck APBD Kota X - DKP Pengadaan JembatanTimbang APBN X X - DKP Pengadaan Excavator APBN X X - DKP Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya APBD Kota X - DKP Peningkatan Operasional Persampahan APBD Kota X - BLHD Operasi dan Pemeliharaan Perahu Motor Sampah APBD Kota X - BLHD Peningkatan Operasional Bank Sampah APBD Kota X - BLHD Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan APBD Kota X - BLHD Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

213 PENDAHULUAN DRAINASE X - Dinas PU Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer APBD Kota X - Bappeda Pembebasan lahan drainase primer APBD Kota X - Dinas PU Pembangunan Saluran Drainase Primer APBD Kota dan APBN - Dinas PU Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase APBD Kota X - Dinas PU Primer Peningkatan Saluran Drainase Primer APBD Kota, APBD Provinsi dan APBN - Dinas PU Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Saluran Drainase Primer APBD Kota X - Dinas PU Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Primer APBD Kota X - Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder APBD Kota X - Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Sekunder APBD Kota X - Dinas PU Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Sekunder APBD Kota X - Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) sistem Drainase Tersier APBD Kota X - DTRPB Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Tersier APBD Kota X - DTRPB Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Tersier APBD Kota X - DTRPB Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan APBD Kota, Saluran Drainase Tersier APBD Provinsi X - DTRPB Perencanaan Teknis (DED) Drainase Lingkungan APBN X X - Dinas PU Pembentukan Kelompok Masyarakat Pengelola Sistem Drainase Lingkungan Mandiri APBD Kota X - Bappeda Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

214 PENDAHULUAN Tabel 4. Kriteria Kesiapan Implementasi Infrastruktur Tahun 2018 Kegiatan / Sub Kegiatan Lokasi Surat Minat Surat Kesediaan Menerima Hibah Review RPIIJM Master Plan Dok. FS Dok. Studi Lingku ngan DED Lahan Kesiapan Masy. Kesiapan Lembaga Pengelola Penanggung Jawab / Tindak Lanjut AIR LIMBAH DOMESTIK Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin Kec. Bontosikuyu, Bontomanai, Buki, Pasimasunggu Kel. Lompoe X X X X X X X X BPMK Pembangunan MCK+SR Kec.Bontoharu, Bintomatene, Bukii X X X X X X X X DKP Operasi dan Pemeliharaan MCK+SR Kec.Bontoharu, Bintomatene, Bukii X X X X X X X X DKP Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

215 PENDAHULUAN Kec. Benteng, Bontoharu, Bontomatenel. X X Dinas PU Operasi dan Pememliharaan IPAL komunal Kec. Benteng, Bontoharu, Bontomatenel. X X Dinas PU Studi Lingkunbgan IPLT Studi Lingkungan SPAL skala Kawasan Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non Pemerintah di Kab. Kep Selayar Pemantauan Kualitas Lingkungan (Air Sungai dan Air Sumur) PERSAMPAHAN Desa Kaburu Desa Kaburu Kab. Kep. Selayar X X Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Dinas PU Dinas PU Bappeda BLHD Biaya Operasi dan Pemeliharaan Gerobak Sampah bermotor Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X DKP Biaya Operasi dan Pemeliharaan Mobil Pick Up Sampah Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X DKP Supervisi dan Pembangunan TPS Kec. Benteng, Bontomatene X X X X X DKP Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

216 PENDAHULUAN Pengadaan Kontainer Kab. Kep. Selayar X X X X X DKP Studi Lingkungan TPS 3R Kab. Kep. Selayar X X - X X X BLHD Pembebasan Lahan TPS 3R Kec. Benteng, dan Pasimassungg u X X - X X X X DKP Penyusunan DED TPS 3R Kec. Benteng, dan Pasimassungg u X X - X X X DKP Pemicuan TPS 3R Kec. Benteng, dan Pasimassungg u X X X X X X Bappeda Pengadaan Perahu Sampah Bermotor Kec. Benteng, Bontoharu, dan Kec. Bontomanai X X X X X X DKP Supervisi dan Pembangunan TPS 3R Kec. Benteng, dan Kec. Pasimasunggu - X - - DKP Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

217 PENDAHULUAN Pengadaan Dump Truck Terpilah Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X DKP Operasi dan Pemeliharan Dump Truck Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X DKP Operasi dan Pemeliharaan Amroll Truck Kab. Kep. Selayar X Enteng, X X X X X X DKP Operasi dan Pemeliharaan Perahu Sampah bermotor Pengadaan Excavator Kec. Benteng, Bontoharum dan Kec. Bintomanai Desa Kaburu X X X X - X X X X X X X X X DKP DKP Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya Peningkatan Operasional Persampahan Desa Kaburu Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X X X X X X X X X X DKP BLHD BLHD Peningkatan Operasional Bank Sampah Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan DRAINASE Kel. Benteng Utara X X Kab. Kep. Selayar X X X X X X X X X X X X X X BLHD BLHD Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer Kab. Kep. Selayar X X X X X X Bappeda Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

218 PENDAHULUAN Pembebasan lahan drainase primer Kab. Kep. Selayar X X X X X X Dinas PU Pembangunan Saluran Drainase Primer Kab. Kep. Selayar X X Dinas PU Pengawasan Teknik dan Supervisi Saluran Drainase Primer Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Primer Peningkatan Saluran Drainase Primer Kawasan Kec. Benteng X X Kawasan Kec. Benteng X X Kawasan Kec. Benteng X X X X X X X Dinas PU Dinas PU Dinas PU Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Saluran Drainase Primer Peningkatan Sedimen Saluran Drainase Primer Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kawasan Kec. Benteng X X Kec. Benteng X X Kaw Kec. Benteng X X X X X X X X X Dinas PU Dinas PU Dinas PU Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Sekunder Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Sekunder Perencanaan Teknis (DED) sistem Drainase Tersier Kec. Benteng Kec. Benteng Kec. Benteng Kec. Benteng X X X X X X X X X X X X X X Dinas PU Dinas PU DTRPB Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

219 PENDAHULUAN Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Benteng Kec. Benteng X X X X DTRPB Perencanaan Teknis (DED) Peningkatan Saluran Drainase Tersier Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Saluran Drainase Tersier Perencanaan Teknis (DED) Drainase Lingkungan Pembentukan Kelompok Masyarakat Pengelola Sistem Drainase Lingkungan Mandiri Kec. Benteng Kec. Benteng Kec. Benteng Kota kab. Kep. Selayar X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X DTRPB DTRPB DTRPB Bappeda Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

220 PENDAHULUAN LAMPIRAN 8 \\ RENCANA KEGIATAN TAHUNAN Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

221 PENDAHULUAN Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2012

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang . Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai pentingnya Sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan

Lebih terperinci

Pendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Pendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG Pendahuluan 1 BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG Selama ini pembangunan di sektor sanitasi dan pengelolannya kurang mendapatkan perhatian dan prioritas di berbagai daerah di Indonesia, dimana baru 51

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, perilaku hidup bersih dan sehat,

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

S S K BAB 1 PENDAHULUAN

S S K BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan

Lebih terperinci

S S K STRATEGI SANITASI KABUPATEN MANGGARAI BARAT BAB 1 PENDAHULUAN

S S K STRATEGI SANITASI KABUPATEN MANGGARAI BARAT BAB 1 PENDAHULUAN TRATEGI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan

Lebih terperinci

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Takdir geografis Kabupaten Sleman yang merupakan bagian dari ekologi gunung api aktif Gunung Merapi, dari puncak hingga dataran lereng kaki, menjadikan keseluruhan

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Kabupaten Gunungkidul melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gunungkidul dilakukan karena usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan. Sanitasi yang tidak memadai atau kurang baik di Kabupaten Ciamis berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan

Lebih terperinci

I Pendahuluan

I Pendahuluan 1.1. Pendahuluan Secara umum sanitasi didefinisikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sedangkan pengertian yang lebih

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Aceh Singkil merupakan suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia merupakan usaha bersama terkoordinir dari semua tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM dan sektor swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi karena lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi : tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi yang mencakupi bidang air limbah, persampahan dan drainase merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Nasional Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang sangat serius dalam mencapai salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Bandung Barat adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi

1.1 Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Bandung Barat adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi 1.1 Latar Belakang Tahun 2016 Kabupaten Bandung Barat melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Bandung Barat dilakukan untuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur 2015-2019 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir 30% penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan (BABS), baik langsung maupun tidak langsung 18,1% diantaranya di perkotaan. Genangan di permukiman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013 Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kurangnya sikap kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Access) akses sanitasi layak di akhir tahun Dalam upaya untuk mencapai target 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Access) akses sanitasi layak di akhir tahun Dalam upaya untuk mencapai target 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Strategi pengembangan sanitasi yang dituangkan di dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini merupakan suatu dokumen perencanaan jangka menengah (5 Tahun)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Bone adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kota Mamuju adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat

Lebih terperinci

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S anitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kabupaten Karanganyar adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG. Pendahuluan 1

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG. Pendahuluan 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Selama ini pembangunan di sektor sanitasi dan pengelolaannya kurang mendapatkan perhatian dan prioritas di berbagai daerah di Indonesia, dimana baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Untuk mengembangkan layanan sanitasi Kabupaten/Kota memang tidak mudah mengingat permasalahan yang terjadi sangat komplek, dibutuhkan waktu yang lama, belum lagi persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010.

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Bab 1 1.1. Latar Belakang Penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah dan bertempat tinggal di kawasan padat dan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Deklarasi pembangunan milenium berpihak pada pemenuhan hak-hak dasar manusia yang mengarah kepada peningkatan kualitas hidup, dan dituangkan dalam tujuan-tujuan Millenium

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Tana Toraja dalam rangka mencapai visi dan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) POKJA SANITASI KABUPATEN BERAU Tahun 2011 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi didefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kota yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perilaku hidup bersih dan sehat setiap masyarakat adalah cermin kualitas hidup manusia. Sudah merupakan keharusan dan tanggung jawab baik pemerintah maupun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang 1 Bab : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Belajar dari pengalaman kegagalan berbagai daerah dalam mengelola pembangunan khususnya yang berkaitan dengan dampak negatif dari pembangunan yang kurang peduli terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun berisi hasil pengkajian dan pemetaan sanitasi awal yang memotret kondisi sanitasi dari berbagai aspek, tidak terbatas

Lebih terperinci

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan Tercapainya Lingkungan Bersih dan Sehat Melalui Pembangunan Sanitasi yang Partisipatif di Kabupaten Pesisir Selatan 2015 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pembangunan sanitasi di Kabupaten Hulu Sungai Utara masih banyak dilakukan secara parsial, dimana masing-masing SKPD melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas pokok

Lebih terperinci

Bab I : Pendahuluan Latar Belakang

Bab I : Pendahuluan Latar Belakang Bab I : Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan

Lebih terperinci

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sukoharjo adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat

Lebih terperinci