TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA MENURUT KYAI KAMPUNG DI CIREBON

Transkripsi

1 TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA MENURUT KYAI KAMPUNG DI CIREBON KETUA: ABDUL BASIT, ANGGOTA ANWAR SANUSI, DAN MUHAMMAD MAIMUUN PRESENTASI PENELITIAN BOPTN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON, 2018

2 INDONESIA NEGARA MAJEMUK: AGAMA, BAHASA, DAN BUDAYA Seratus tiga puluh lima juta Penduduk Indonesia Terdiri dari banyak suku-bangsa Itulah Indonesia Ada Sunda, ada Jawa Aceh, Padang, Batak Dan banyak lagi yang lainnya Janganlah saling menghina Satu suku-bangsa dengan lainnya Karena kita satu bangsa Dan satu bahasa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika Lambang negara kita Indonesia Walaupun bermacam-macam aliran Tetapi satu tujuan (Rhoma Irama, 135 Juta) Latar Belakang Penelitian Menurut Azyumardi, homogenitas masyarakat dan agama tak menjamin sebuah bangsa-negara dapat hidup tanpa konflik. Dilihat dari jejak sejarah, hal itu terjadi pada dunia barat. Namun Di Indonesia, tidak ada konflik agama berkepanjangan Ada gap di Masyarakat antara Data Intoleransi Naik dan Turun Toleransi Indonesia Menjadi Model Toleransi Dunia Intoleransi di Cirebon rendah, tetapi potensi ada Cirebon menjadi tujuan belajar toleransi Kyai Kampung memiliki peran strategis dalam membangun harmonisasi pada level masyarakat.

3 INTOLERANSI DARI TAHUN KE TAHUN Koordinator Desk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) Komnas HAM Jayadi Damanik mengatakan, pada 2014, mencatat sebanyak 74 kasus intoleransi masuk dalam meja pengaduan Desk KBB. Tahun 2015, jumlah pengaduan meningkat, dengan total pengaduan sebesar 87 kasus. Tahun 2016 hampir 100 kasus.

4 INTOLERANSI DI JAWA BARAT DAN CIREBON Berdasarkan data The Wahid Foundation, kasus pelanggaran kemeredekaan beragama dan berkeyakinan (KBB) atau intoleransi di Indonesia tahun 2016, Jawa Barat paling tinggi. Sebanyak 28 kasus pelanggaran KBB terjadi di Jawa Barat. Namun, dari angka tersebut, pelanggaran KBB mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir ( ). Rinciannya, 2014 sebanyak 55 kasus, 2015 sebanyak 46 kasus dan 2016 sebanyak 28 kasus. Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menyebutkan hasil survei 2016 menunjukkan kecenderungan masyarakat untuk berpandangan dan berperilaku intoleran terus meningkat. Dari responden yang tersebar di Indonesia, 7,7 persen menyatakan bersedia berpartisipasi melibatkan kekerasan atas nama agama. Dalam Seminar dan Workshop Desa Inklusi Peran Pemerintah Lokal dalam Upaya Mendorong Inklusifisme di Masyarakat (Sumber: )

5 LANJUTAN Pelita Cirebon menjelaskan bahwa kondisi keagamaan di Cirebon relatif masih aman dari ancaman orang-orang yang intoleran. Kedamaian Cirebon hari ini tidak serta-merta bebas dari kasus intoleran. Menurut Marzuki Wakhit Kondisi Cirebon mutakhir relatif tidak ada gejolak dan tindakan pelangaran kebebasan dan keyakinan berkurang, (Sumber: )

6 TOLERANSI BERAGAMA INDONESIA JADI MODEL DUNIA Menteri Agama RI mengatakan "Indonesia layak menjadi model bagi dunia khususnya Asia melalui kaum mudanya untuk melihat bagaimana semestinya menyikapi keberagaman," kata Menteri Lukman dalam pembukaan "Asian Youth Day" ke 7 di Jogja Expo Center, Rabu 02 Agustu (Sumber 2gcs328-toleransi-beragama-indonesia-jadi-model-dunia)

7 POTENSI KEARIFAN LOKAL UNTUK MEWUJUDKAN HARMONISASI Azyumardi mengatakan, Indonesia tak pernah memiliki konflik agama maupun suku bangsa yang terjadi secara berkepanjangan. Bahkan, situasi seperti itu telah tercipta sejak nama Indonesia belum disematkan. Karena watak budaya Indonesia adalah watak budaya yang toleran. Kita beruntung dengan watak budaya yang akomodatif saling bisa menerima. Kita juga kaya dengan kearifan lokal yang membuat satu suku bangsa. Jadi ini betulbetul berkah, ujar Azyumardi. "Indonesia Negara Majemuk, Berkah atau Musibah bagi Pengembangan Iptek?",

8 HARMONISASI DI CIREBON DAN SIGNIFIKANSI PENELITIAN Mullah Afganistan belajara toleransi di Cirebon. Selain itu toleransi dan kerukunan antarumat beragama, ada banyak aspek yang digali dalam kunjungan tersebut, diantaranya sejarah Cirebon, persoalan gender dan demokrasi. "Mereka sangat antusias dan banyak bertanya soal sangat terjaganya toleransi dan kerukunannya, Beberapa kegiatan dilakukan dalam rangka mewujudkan harmonisasi di wilayah Cirebon, seperti Workshop dan seminar. Namun dalam kegiatan tersebut belum terlihat jelas, peran dan pendapat kyai kampung di Cirebon mengenai toleransi.

9 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah? 1. Bagaimana Kyai Kampung di Cirebon memahami Konsep Toleransi? 2. Bagaimana Kearifan Lokal yang diangkat Kyai Cirebon dalam menjelaskan Toleransi kepada masyarakat baik?

10 SIGNIFIKASI PENELLITIAN Signifikansi penelitian ini adalah pentingnya pemaknaan toleransi pada level kyai kampung ini menjadi penting dalam membumikan nilai-nilai toleransi. Kyai Kampung merupakan tokoh masyarakat yang terlibat langsung dalam menebarkan nilai-nilai toleransi dengan kearifan lokal untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis Pentingnya peran kyai kampung dalam Era digital khusunya tahun 2019 yang merupakan politik. Isu-isu Agama mudah disebar melalui media daring yang terkadang bisa menimbulkan persepsi berbeda yang berujung pada ganguan kerukunan umat beragama.

11 KERANGKA TEORI HERMENEUTIK HARMONISASI: INTEGRASI KEILMUAN TAFSIR TEKS- TEKS KEAGAMAAN HERMENEUTIK HARMONISASI ANTROPOLGI Etik dan Emik Lokal Wisdom SOSIO- HISTORIS Sosiologis Hsitoris- Geneologi Pengetahuan

12 LANJUTAN: TOLERANS AGAMA Daniel Dubuisson menulis buku The Western Construction of Religion (2003). Di buku tersebut, Daniel Dubuisson menegaskan bahwa agama merupakan konseptual yang dibangun berdasarkan sejarah dan budaya Barat. Barat yang menginvensi dan mengkonstruksi agama, dan lebih dari itu, konstruksi agama (Barat) tidak lain dari bangunan konsep (teologi) Kristen dan bangunan konsep kesarjanaan penjajah abad ke-19 (2003) Christopher R. Cotter dan David Robertson (2016) menyatakan bahwa agama dirumuskan berdasarkan pandangan etnosentris, merujuk pada konteks sejarah dan budaya khusus, yakni Barat, awalnya konteks Eropa. Agama adalah seperti yang didefinisikan Barat, sesuai dengan budaya Barat, dan untuk kepentingan (superioritas) Barat.

13 METODE PENELITIAN Metode Penelitian Kualitaatif bersifat field research (penelitian lapangan) Metode penentuan sumber data Sumber Data primer : Kyai Kampung di wilayah Cirebon Sumber Sekunder: buku-buku yang terkait dengan tema penelitian Metode Pengambilan Data Observasi Partisipant Wawancara Mendalam Dokumentasi Analisis Data Data penelitian akan dianalisis berdasarkan kerangka teori yang telah disusun. Dengan menganalisis persfektif etik dan emik, penelitian ini akan menganalisis pemahaman kyai kampung terkait dengan toleran

14 TERIMA KASIH