SEJARAH PERKEMBANGAN, MAKNA, DAN NILAI FILOSOFIS BATIK SRIKIT KHAS KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH PERKEMBANGAN, MAKNA, DAN NILAI FILOSOFIS BATIK SRIKIT KHAS KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH"

Transkripsi

1 SEJARAH PERKEMBANGAN, MAKNA, DAN NILAI FILOSOFIS BATIK SRIKIT KHAS KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Diah Ayu Purnamasari NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2015 i

2 ii

3 iii

4 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Diah Ayu Purnamasari NIM : Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Judul Skripsi : Keguruan dan Ilmu Pendidikan : Sejarah Perkembangan, Makna Dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai bahan acuan. Apabila terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, 13 Juli 2015 Yang membuat pernyataan, Diah Ayu Purnamasari iv

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO Semangat bekerja seakan akan kita akan hidup di dunia untuk selama-lamanya dan semangat beribadah kepada Allah Swt seakan-akan kita akan mati hari ini. (Penulis). PERSEMBAHAN: Karya sederhana ini peneliti persembahkan kepada : 1. Orang tua tercinta, Bapak Parikun dan Ibu Sumarsih yang selalu mendoakanku, memotivasi dan memberikan kasih sayang tiada ternilai. 2. Calon Imamku Akhmad Murtadho yang selalu mendoakanku, memotivasi, dan memberikan nasehat. 3. Adikku Cahyo Sujatmiko serta semua saudaraku yang selalu memberikan dorongan dalam menyusun skripsi ini. 4. Kakek Somataruna dan nenek Samikem yang selalu mendoakan saya untuk kelancaran sekolah saya. v

6 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Sejarah Perkembangan, Makna, dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Drs. H. Supriyono, M. Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Purworejo; 2. Drs. H. Hartono, M. M., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian dalam menyelesaikan skripsi ini; 3. Yuli Widiyono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ilmu selama peneliti menempuh studi; 4. Herlina Setyowati, M. Pd., selaku dosen pembimbing I dan Zuly Qurniawati, S.Pd. M. Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan vi

7 waktu dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati dalam membimbing, mengarahkan, memotivasi serta memberi petunjuk selama penyusunan skripsi; 5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ilmu kepada peneliti; 6. Kepala Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen yang telah bersedia memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di Desa Gemeksekti; 7. Kepala Desa Seliling, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen yang telah bersedia memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di Desa Alian; 8. Kepala Desa Jemur, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen yang telah bersedia memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di Desa Jemur; 9. Narasumber-narasumber yang telah memberikan informasi sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi ini; 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti hanya dapat berdoa semoga budi baik dan bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah Swt. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu peneliti mengharapkan doa, kritik, dan nasihat-nasihat yang membangun. Semoga vii

8 penelitian ini dapat memberikan manfaat, menambah ilmu pengetahuan pembaca dan berguna bagi perkembangan pendidikan selanjutnya. Purworejo, 19 Maret 2015 Peneliti Diah Ayu Purnamasari viii

9 ABSTRAK Diah Ayu Purnamasari. Sejarah Perkembangan, Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) sejarah perkembangan batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah, (2) makna simbolik yang terdapat dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah, dan (3) nilai filosofis yang terkandung dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu pengrajin dan pengusaha batik srikit, dan informan lain yang mengetahui tentang batik srikit, sumber data sekunder berupa buku-buku, rekaman, foto-foto, data monografi, serta referensi yang relevan dengan penelitian ini. Data primer dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara dengan narasumber, data sekunder berupa keterangan dari buku-buku, rekaman, foto-foto, data monografi, serta referensi yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara tak tersruktur, teknik dokumentasi yang berwujud foto-foto dan rekaman hasil wawancara dengan narasumber. Instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri dan dibantu dengan Handphone dan Camera Digital untuk menyimpan dokumen. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori. Data dianalisis secara interaktif. Penyajian data menggunakan teknik penyajian informal. Hasil dari penelitian ini adalah, (1) sejarah perkembangan batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah sejalan dengan motif batik lain dari Kabupaten Kebumen dan sangat erat hubungannya dengan sejarah perjuangan di Kebumen dalam rangka mengusir penjajah Belanda (2) makna simbolik yang terdapat dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen yaitu makna simbolik rante mempunyai makna suatu ikatan yang tidak terputus, beras wutah mempunyai makna kemakmuran, gringsing mempunyai makna kesehatan, kembang cengkeh bermakna keharuman, kopi pecah sama seperti kembang cengkeh, lung pakis maknanya tumbuh dengan penuh kedinamisan, warna hijau artinya ke Tuhanan,warna biru artinya ketinggian, warna sogan melambangkan warna tanah, dan (3) nilai filosofis yang terkandung dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah yaitu suatu keindahan yang mengikat, suatu persatuan dari perbedaan yang indah. Kata kunci: batik, srikit ix

10 SARIPATI Diah Ayu Purnamasari. Sejarah Perkembangan, Makna Dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo Panaliten punika nggadhahi ancas inggih punika njlentrehaken: (1) sejarah batik srikit khas Kabupaten Kebumen, (2) makna simbolik (isen-isen) ing batik srikit khas Kabupaten Kebumen, kaliyan (3) nilai filosofis ing batik srikit khas Kabupaten Kebumen. Jenis panaliten inggih punika deskriptif kualitatif. Sumber data primer wonten panaliten punika inggih menika pengrajin lan pengusaha batik srikit, kaliyan informan sanese ingkang mangertos babagan batik srikit, sumber data sekunder awujud buku-buku, rekaman, foto-foto, data monografi, lan referensi ingkang cocok kaliyan panaliten punika. Data primer wonten panaliten punika inggih menika asil wawancara kaliyan narasumber, data sekunder awujud katerangan saking buku-buku, rekaman, foto-foto, data monografi, lan referensi ingkang cocok kaliyan panaliten punika. Teknik pengempalan datanipun ngginakaken teknik observasi sanes terstruktur, teknik wawancara, kaliyan teknik dokumentasi ingkang awujud foto-foto, lan rekaman wawancara kaliyan narasumber. Alat kagem panaliten inggih punika paneliti piyambak kaliyan Handphone lan Camera Digital kangge nyimpen dokumen. Teknik keabsahan datanipun ngginakaken triangulasi sumber, metode, penyidik, lan teori. Data dipunanalisis ngagem cara interaktif. Penyajian data ngginakaken teknik penyajian informal. Asilipun panaliten inggih punika, (1) sejarah batik srikit ing Kabupaten Kebumen sesarengan kaliyan motik batik sanese ing Kabupaten Kebumen. (2) makna simbolik (isen-isen) ing batik srikit khas Kabupaten Kebumen inggih punika makna simbolik rante, beras wutah, gringsing, kembang cengkeh, kopi pecah, lung pakis, warna hijau,warna biru, warna sogan, warna putih, kaliyan (3) nilai filosofis batik srikit khas Kabupaten Kebumen inggih punika kaendahan kang kaiket, utawa persatuan saking benten-benten ingkang ndadosaken kaendahan. Kata kunci: Batik, Srikit. x

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... ix SARIPATI... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Batasan Masalah... 8 D. Rumusan Masalah... 8 E. Tujuan Penelitian... 8 F. Manfaat Penelitian... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka B. Kajian Teori Kebudayaan Seni Rupa Batik BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Instrumen Penelitian D. Sumber Data dan Data E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data H. Teknik Penyajian Hasil Analisis BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Sejarah Perkembangan Batik Srikit sebagai Batik xi

12 2. Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Makna Simbol Batik Srikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen B. Pembahasan Sejarah Perkembangan Batik Kebumen Sejarah Perkembangan Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Makna Simbolik Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Waktu Penelitian xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Motif Srikit Gambar 2. Motif Lung Pakis Gambar 3. Lung Pakis Gambar 4. Motif Gringsing Gambar 5. Motif Ranten Gambar 6. Rante Gambar 7. Motif Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh Gambar 8. Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh Gambar 9. Motif Beras Wutah Gambar 10. Beras Wutah xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Wawancara Lampiran 2. Catatan Lapangan Lampiran 3. Pedoman Observasi Lampiran 4. Pedoman Wawancara Lampiran 5. Surat Pernyataan Lampiran 6. Identitas Informan Lampiran 7. Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 8. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 10. Surat Keputusan Penetapan Dosen Penguji Skripsi xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Beribu-ribu pulau di Indonesia, baik besar maupun kecil, tersebar dari Sabang sampai Merauke. Baik pulau yang sudah berpenghuni maupun yang belum berpenghuni. Kekayaan alam Indonesia yang berupa jajaran pulau ini tergambar dalam salah satu lirik lagu berbunyi...berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia. Lirik lagu ini terdapat pada lagu dengan judul dari Sabang sampai Merauke yang menggambarkan, dan mengingatkan kekayaan alam Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang berjajar menjadi satu. Beribu-ribu pulau yang berjajar di Indonesia, menjadikan Indonesia kaya. Indonesia kaya akan keindahan alamnya, yang luar biasa. Keindahan alam raya Indonesia yang mempesona membuat para turis ingin berkunjung ke Indonesia. Beribu-beribu pulau, bermacam-macam suku, beraneka ragam budaya, beramacam- macam agama, dan beraneka ragam bahasa tetapi tetap satu Indonesia, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia yang sangat kaya dengan beraneka ragam suku, budaya, bahasa, agama, dan keindahan alamnya, tidak bisa dibeli dengan nilai rupiah, ataupun dolar. Kekayaan alam raya Indonesia dan segala kebudayaan yang mempesona menjadikan Indonesia kaya. Kekayaan Indonesia dengan beriburibu macam kebudayaan dan alam yang menghiasi hendaklah dipelihara, dijaga, dan dilestarikan. Walaupun tingkat ekonomi Indonesia dimata Dunia 1

17 2 masih kurang, akan tetapi banggalah dengan memiliki suatu kekayaan dengan harga yang tidak bisa dibeli dengan rupiah ataupun dolar yaitu kekayaan alam dan budayanya. Memelihara, menjaga keutuhan Indonesia adalah tugas semua warga negara Indonesia, tidak hanya tugas anggota TNI saja. Untuk memelihara dan menjaga tentunya harus mengetahui, mengerti, menyayangi, dan mencintai terhadap apa yang hendak dijaga dan dipelihara. Salah satu yang harus dijaga oleh warga negara Indonesia adalah kebudayaan suatu bangsa. Indonesia memiliki berbagai macam kebudayan dari beribu-ribu daerah. Kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia merupakan warisan dari nenek moyang. Banyak warisan dari nenek moyang di Indonesia menjadi warisan dunia. Salah satunya kebudayaan. Banyak kebudayaan di Indonesia yang merupakan warisan dari nenek moyang, ingin diakui dan diminta oleh negara lain. Inilah bangsa Indonesia yang kurang peduli terhadap budaya sebagai kearifan lokal suatu daerah yang tidak terjaga dan tidak terpelihara, sehingga memberikan kesempatan kepada bangsa lain untuk menguasainya. Namun hal ini tidak lepas dari ciri khas masyarakat Indonesia yang sangat ramah, terbuka, mudah percaya terhadap orang lain sehingga mempersilahkan siapapun untuk mengenal,mempelajari kebudayaan-kebudayaan di Indonesia dengan tidak memberi batasan. Menengok ke belakang untuk menggali nilai-nilai positif budaya lama, tidaklah berarti bahwa lantas akan tenggelam dalam kebesaran masa lalu yang melenyapkan semangat juang untuk membangun masa depan yang lebih baik.

18 3 Warga negara Indonesia dalam menjaga,memelihara serta melestarikan kebudayaan dari masing-masing daerah masih belum maksimal, khususnya untuk para generasi muda. Para generasi muda hanya sebatas mengetahui, malah tidak jarang generasi muda yang tidak kenal sama sekali dengan kebudayaan dari daerahnya. Fenomena seperti ini yang memprihatinkan Indonesia, sehingga menjadikan generasi muda gagap budaya dan menjadikan rawan terhadap pencurian-pencurian kearifan lokal budaya Indonesia oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Penulis tertarik untuk mengkaji suatu warisan kebudayaan dari nenek moyang yang sudah diakui sebagai warisan budaya dunia, karena dunia sudah memakai hasil dari kebudayaan ini, yaitu BATIK. Hal ini terbukti dengan hari Batik, diperingati sebagai hari Batik Internasional. Batik Indonesia oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009 (Anindito Prasetyo,2010: 1-2). Batik adalah budaya Indonesia, yang diakui oleh dunia. Batik telah dikukuhkan menjadi milik Indonesia, kita patut bangga. Namun, tak banyak orang Indonesia yang mengetahui seluk beluk batik atau mbatik. Sebagian besar masyarakat hanya bisa memakai, tetapi tidak mengetahui bagaimana proses membatik atau bahkan makna dibalik motif batik yang mereka kenakan. Sebagai orang Indonesia, sudah selayaknya kalau kita mengenal dan lebih memahami salah satu budaya kita yang telah diakui oleh dunia, yaitu batik (Tim Sanggar Batik Barcode, 2010: Batik Mengenal Batik dan Cara Mudah Membuat Batik).

19 4 Banyak generasi muda sekarang menyukai, dan menggemari Batik, akan tetapi mereka tidak tahu tentang sebuah batik secara lebih mendalam. Fenomena-fenomena seperti ini menjadikan penulis tertarik, mengkaji tentang bagaimana proses pembuatan batik, motif batik, makna motif-motif batik, nilai filosofis, daerah penghasil batik, dan lain-lain. Dengan mengetahui sedikit daripada sama sekali tidak mengetahui tentang yang disukai, digemari atau yang digunakan dalam hal ini adalah batik, tentu akan lebih percaya diri dalam menggunakannya. Batik merupakan hasil dari kebudayaan. Batik memiliki banyak motif dengan makna dan nilai filosofis yang berbeda-beda. Di Indonesia khususnya Jawa banyak daerah yang menghasilkan Batik. Dari setiap daerah penghasil batik memiliki ciri khas masing-masing-masing. Kabupaten Kebumen adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang menghasilkan Batik. Banyak motif batik klasik yang dihasilkan dari Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Motif-motif klasik yang memiliki nilai estetika juga mengandung makna dan nilai filosofis bagi masyarakat Kabupaten Kebumen Jawa Tengah khususnya. Namun, akibat mengikuti perkembangan zaman, Batik dari Kabupaten Kebumen Jawa Tengah banyak yang dihasilkan dengan motif baru dan warna yang lebih cerah dari warna batik klasik yang identik dengan warna soga (cokelat) yang cenderung gelap, hal ini dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen. Kabupaten Kebumen Jawa Tengah adalah salah satu penghasil Batik yang memiliki kekhasan, kualitas yang bagus dan kaya akan motif batiknya, sehingga banyak pecinta batik dari Jawa, sampai luar negeri menginginkan

20 5 Batik dari Kebumen. Salah satu motif batik Kebumen adalah Sirikit yang namanya sama dengan nama Ratu dari negeri Thailand. Hal tersebut sangat menarik perhatian kerajaan Thailand sehingga pada kesempatan kunjungan ke Indonesia tanggal 26 Maret 2014 rombongan utusan keluarga Kerajaan Thailand mengagendakan pertemuan dan jamuan dengan Tim dari Kabupaten Kebumen yang dipimpin Ibu Ketua Dekranasda Kabupaten Kebumen di Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut telah dilakukan peragaan beberapa kain batik Sirikit dan penyerahan cinderamata kain batik Sirikit kepada utusan kerajaan Thailand. Hal ini penulis ketahui dalam pertemuan penulis dengan tokoh Batik yaitu Ibu Suliantoro sehingga penulis tergugah untuk mengkaji tentang batik Sirikit dari Kabupaten Kebumen. Motif batik Sirikit atau nama lainnya Clorotan / Mancungan / Jengki, hanya ada di Kebumen yang merupakan hasil karya cipta masyarakat Kebumen. Menindaklanjuti hasil pertemuan Paguyuban Batik Indonesia Sekarjagad dengan keluarga Kerajaaan Thailand dan dengan pertimbangan bahwa batik Sirikit dan motif klasik lainnya sudah terdistribusi keluar negeri, maka warisan budaya hasil karya masyarakat Kebumen perlu diamankan dengan perlindungan hak cipta sebagai batik milik masyarakat Kebumen, hal ini sedang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen Dinas Perindustrian Perdagangan Dan Pengelolaan Pasar. Batik Sirikit dan motif klasik lain dari Kabupaten Kebumen sudah bisa menembus pasar dunia, namun eksistensi batik Sirikit di Kabupaten Kebumen tidak seeksis di luar negeri. Banyak masyarakat Kebumen yang

21 6 tidak mengetahui tentang batik Sirikit, utamanya bagi para generasi muda dan masyarakat yang tidak berprofesi sebagi pengrajin Batik. Dengan adanya hal tersebut penulis semakin bersemangat untuk mengkaji tentang batik Sirikit dari Kebumen dan mengangkat eksistensi batik Sirikit di tengah masyarakat Kebumen sendiri dan masyarakat sekitar Kabupaten Kebumen. Kabupaten Kebumen adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah dan tidak memiliki aliran kraton, seperti DIY dan daerah Solo yang masih kental dengan Kraton dan Raja, sehingga perkembangan Baatik DIY dan Solo lebih mudah dan cepat. Hal ini yang membuat eksistensi Batik di daerah Kabupaten Kebumen tidak merakyat dengan Masyarakat Kabupaten Kebumen sendiri utamanya daerah-daerah yang bukan penghasil Batik. Hal ini juga menjadikan berkurangnya daerah penghasil Batik di Kabupaten Kebumen, padahal Batik dari Kabupaten Kebumen tidak kalah dengan Batik dari Solo, Yogya, Pekalongan dan lain-lain. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu: 1. Batik Sirikit merupakan salah satu motif batik klasik yang khas dari daerah Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah yang namanya sama dengan nama Ratu dari Kerajaan Thailand, yaitu Ratu Sirikit. Ratu Sirikit sendiri sudah mengetahui keberadaan batik Sirikit di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah sehingga pemerintah Kabupaten Kebumen Jawa Tengah khawatir kalau batik Sirikit yang khas dari Kabupaten Kebumen Jawa

22 7 Tengah diakui oleh Ratu Thailand, maka pemerintah Kabupaten Kebumen Jawa Tengah sedang memproses untuk mematenkan bahwa batik Sirikit khas dari Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. 2. Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah sebagai daerah pengrajin Batik kaya dengan motif klasik salah satunya yaitu Sirikit, memiliki sejarah perkembangan Batik di daerah Kebumen, hingga terkenal di luar negeri. Namun sayangnya, hanya sebagian kecil masyarakat Kebumen yang mengenal keberadaan batik Siriki tersebutt. 3. Batik Sirikit dari daerah Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah merupakan hasil dari kebudayaan yang memiliki nilai filosofis, nilai estetika dan makna semiotik. Nilai-nilai tersebut semakin hari semakin kurang dipahami oleh masyarakat yang menggunakan ataupun masyarakat yang tidak menggunakan, sehingga para generasi muda jarang yang mengetahui bagaimana sejarah perkembangan dan nilai-nilai yang terkandung dalam batik Sirikit ini. 4. Kabupaten Kebumen Jawa Tengah merupakan daerah yang tidak memiliki aliran kraton seperti DIY dan Surakarta sehingga perkembangan batik di Kabupaten Kebumen sedikit tertinggal dan eksistensi dimasyarakat kurang, sehingga pemerintah dalam mengangkat batik dari wilayah Kabupaten Kebumen Jawa Tengah sedikit mengalami kesulitan. 5. Batik dari daerah Kabupaten Kebumen, khususnnya batik Sirikit merupakan motif klasik yang dalam pembuatannya membutuhkan waktu lama dan ketelitian yang tinggi dibanding motif yang lain, sehingga dalam

23 8 perkembangannya banyak pengrajin batik yang berusia muda tidak bisa mengerjakan batik Sirikit, sehingga menjadikan batik Sirikit terpuruk. Hanya pengrajin yang umurnya rata-rata di atas 50 tahun yang sanggup mengerjakan batik Sirikit. C. Batasan Masalah Peneliti membuat batasan masalah agar tidak menyimpang jauh dari masalah yang telah di identifikasi dan bisa memberikan gambaran yang jelas. Penelitian membatasi pada sejarah perkembangan, makna dan nilai filosofis batik sirikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah sejarah perkembangan batik Sirikit sebagai batik khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah? 2. Apakah makna simbol batik Sirikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah? 3. Apakah nilai filosofis batik Sirikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan batik Sirikit sebagai batik khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah.

24 9 2. untuk mengetahui apa makna symbol batik Sirikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. 3. untuk mengetahui apa nilai filosofis batik Sirikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. F. Manfaat Penelitian Secara teoretis penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan ilmu kajian seni budaya Batik dan pengembangan ilmu sastra jawa. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan: 1. sebagai referensi para peneliti selanjutnya 2. sebagai pengetahuan tentang kebudayaan daerah 3. sebagai masukan dan pertimbangan kepada masyarakat Kabupaten Kebumen khususnya pengrajin Batik dalam pemeliharaan dan pengembangan batik Sirikit supaya tetap mengembangkan batik Sirikit sehingga tidak hilang 4. para generasi muda mengetahui batik Sirikit sebagi batik khas daerah Kabupaten Kebumen. 5. bagi pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah khususnya bidang kebudayaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pelengkap dokumentasi seni budaya yang ada di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah.

25 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Kajian pustaka adalah penelaahan terhadap bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek yang sudah dilakukan oleh orang lain (Ratna, 2010: 276). Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian yang terdahulu untuk mengetahui perbedaan dan persamaan yang khas antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka dalam penelitian ini peneliti mengambil 2 judul penelitian, yaitu: 1. Penelitian yang berjudul Analisis Semiotik Motif Batik Gumelem di Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara, yang dilakukan oleh Mayan Awalina Mahmudati tahun 2013 di Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut mendeskripsikan tentang tradisi membatik dan menganalisis makna setiap motif batik Gumelem, serta membandingkan motif batik Gumelem dengan motif batik Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu metode kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayan Awalina Mahmudati (2013) yaitu mengenai, (1) asal-usul motif batik Gumelem di Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara berdasarkan: (a) kisah Kyai Ageng Giri Langan dan Kyai Ageng Gumelem sebagai pendiri Desa Gumelem; (b) Surakarta sebagai kiblat batik Gumelem; (c) motif batik Gumelem; (d) ciri khas motif batik Gumelem, (2) makna simbolik motif 10

26 11 batik Gumelem Kecamatan Susukan berdasarkan keadaan sekitar Desa Gumelem dan Banjarnegara, antara lain: (a) tumbuhan; (b) hewan; (c) pangan atau makanan; (d) bangunan; (e) alat; (f) keadaan alam; dan (g) model rambut. Penelitian yang dilakukan oleh Mayan Awalina Mahmudati memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaannya yaitu sama-sama mengkaji tentang asal usul motif batik dan analisis makna. Adapun perbedaannya yaitu terletak pada nilai filosofis serta objek penelitian yang diteliti. Peneliti akan meneliti motif batik sirikit di Kabupaten Kebumen, sedangkan Mayan Awalina Mahmudati meneliti motif batik Gumelem di Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. 2. Penelitian dengan judul Nilai Filosofis Motif Batik Jawa Dan Eksistensinya di Tengah Masyarakat Modern Akibat Globalisasi, oleh Dwi Hening Rahayu dan Ema Andriyani Jurusan Sastra Daerah, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012, yang menulis di Jurnal BABAD- IMBASADI. Hasil dari penelitian tersebut mendeskripsikan tentang; (1) beberapa motif batik dan makna filosofisnya (2) eksistensi batik di kalangan masyarakat modern. Dalam penelitiannya, Dwi Hening Rahayu dan Ema Andriyani menggunakan metode kepustakaan, metode wawancara, dan metode deskriptif. Hasil penelitian ini mendeskripsikan beberapa motif batik dan makna filosofisnya. Dwi Hening Rahayu dan Ema Andriyani menyebutkan 16 motif batik dengan makna

27 12 filosofisnya,yaitu: (1) ciptoning memiliki mkana filosofisnya kebijaksanaan (2) parang makna filosofisnya ketajaman berpikir, keberanian, kepemimpinan (3) segaran candi baruna makna filosofisnya mengajarkan makna hidup dan kehidupan (4) abimanyu, motif ini menyiratkan harapan agar pemakainya dapat memiliki sifat sifat ksatria seperti sang Abimanyu (5) kawung berupa empat lingkaran atau elips mengelilingi lingkaran kecil sebagai pusat, hal ini raja sebagai pusat yang dikelilingi rakyatnya. Kawung juga melambangkan kesederhanaan dari seorang raja yang senantiasa mengutamakan kesejahteraan rakyatnya (6) udan riris, mengharapkan rejeki yang datang terus-menerus seperti halnya hujan gerimis yang telah memberi kehidupan di bumi (7) gringsing, motif ini dipakai sebagai penolak malapetaka. Motif selanjutnya yang diuraikan dalam penelitian tersebut adalah sekar jagad, sido mukti, sido asih, sido mulyo, huk, sido luhur, grompol atau grombol, tambal, sloboq. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Hening Rahayu dan Ema Andriyani memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaannya yaitu sama-sama mengkaji tentang nilai filosofis motif batik. Selain objek penelitiannya adapun perbedaan dalam penelitian ini adalah jika penelitian yang dilakukan oleh Dwi Hening Rahayu dan Ema Andriyani khusus pada nilai filosofis motif batik dan eksistensi batik di kalangan masyarakat, sedangkan peneliti meneliti sejarah perkembangan, makna dan nilai filosofis batik sirikit khas Kabupaten Kebumen.

28 13 Penelitian yang dilakukan oleh Mayan Awalina Mahmudati, Dwi Hening Rahayu dan Ema Andriyani mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Persamaannya adalah sama-sama meneliti batik, sedangkan perbedaan dari kedua penelitian tersebut yaitu data dan permasalahannya. Penelitian yang peneliti lakukan mengkaji tentang sejarah perkembangan, makna, dan nilai filosofis batik sirikit khas Kabupaten Kebumen. B. Landasan Teori 1. Kebudayaan a. Pengertian Kebudayaan Pengertian kebudayaan banyak ragamnya. Sutadjo (2010: 10) mendefinisikan kebudyaan awalnya dari kata Yunani colore, culture, dalam bahasa Inggris disebut culture (kebudayaan) yang berbeda dengan kata civilization (peradaban). Kebudayaan (kultur) merupakan peradaban batiniah, ketinggian perkembangan ilmu pengetahuan dan kesenian. Selain definisi di atas Sutadjo (2010: 11-13) juga menguraikan beberapa definisi kebudayaan dari beberapa pakar, yaitu: 1) Clifford Geertz Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini kebenarannya oleh orang yang bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia

29 14 serta menjadi sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang berharga atau tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya. Jadi arti kebudayaan menurut Geertz dapat disimpulkan suatu pengetahuan manusia yang memiliki nilai-nilai keidupan dengan sumbernya adalah pandangan hidup manusia. 2) Koentjaraningrat Koentjaraningrat mendefinisikan budaya secara etimologi, budaya berasal dari kata buddhayah (Sansekerta) bentuk jamak dari buddhi budi/akal. Jadi kebudayaan dapat diartikan segala sesuatu yang berkaitan dengan akal,pikiran,dan perbuatan manusia. 3) Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa budaya berasal dari budi yaitu jiwa manusia yang telah masak; cerdas. Budi meliputi: cipta (buah pikiran atau ilmu pengetahuan, filsafat, pendidikan dan pengajaran), rasa (buah perasaan atau sifat keindahan dan keluhuran batin, kesenian, adat istiadat, keadilan, dan sebagainya), karsa (buah kemauan atau semua sifat perbuatan dan buatan manusia). Kebudayaan berarti buah budi manusia (kultur). Kata kultur berasal dari cultura (Latin) atau perubahan colere memelihara, memajukan serta memuja-muja. Imam Sutardjo menyimpulkan jadi kebudayaan bahwa kebudayaan selain terkandung buah budi juga memelihara dan memajukan dari sifat kodrati (natuur) kearah sifat kebudayaan (kultur).

30 15 Selain definisi kebudayaan yang telah diuraikan diatas, definisi kebudayaan juga sampaikan oleh Badudu-Zain (dalam Sujarwa, 2011: 27-28) yang berpendapat bahwa kebudayaan diartikan: 1) sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran akal dan budinya; 2) peradaban sebagai hasil akal budi manusia; 3) ilmu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberi manfaat kepadanya. Kebudayaan berarti segala sesuatu hasil dari pemikiran manusia yang kemudian dilakukannya dalam kehidupan dan memiliki manfaat bagi diri sendiri amupun orang lain. Berbeda dengan Koentjaraningrat, E.B. Tylor dalam Joko (1998: 30) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan suatu satu kesatuan dalam kehidupan yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hukum, adat-istiadat, dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan dimiliki oleh masyarakat tertentu, sehingga kebudayaan antar masyarakat berbeda. Berdasarkan definisi kebudayaan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan merupakan hasil pemikiran manusia dengan akal budinya yang memiliki nilai-nilai kehidupan. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang sempurna dibanding yang lain, manusia memiliki akal pikiran, manusia bisa membedakan antara yang baik dan buruk. Hal ini yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu dalam

31 16 baik dalam wujud ide,gagasan, yang memiliki nilai-nilai dalam kehidupan diri sendiri maupun untuk orang lain. Manusia memiliki ide gagasan yang diungkapkan dalam kehidupannya. Inilah yang mendasari manusia memiliki kebudayaan. Maka dapat disimpulkan dimana ada manusia baik berkelompok ataupun tidak maka disitu ada kebudayaan. Indonesia sebagai negara yang memiliki warga negara dengan bermacam-macam ide maka Indonesia memiliki beragam budaya. Indonesia dengan berbagai budaya dari daerah, seperti salah satu kota kecil di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Kebumen, memiliki hasil cipta rasa dan karsa yang artnya kebudayaan, yaitu salah satunya budaya batik. Batik merupakan hasil cipta,rasa dan karsa manusia yang diungkapkan dalam batik tulis, yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan. Sejatinya apapun kebudayaan suatu daerah asalkan kebudayaan yang positif artinya tidak merugikan keberlangsungan hidup masyarakat setempat hendaknya dipertahankan dan tetap dilestarikan. Batik sebagai hasil kebudayaan yang juga tumbuh di daerah Kabupaten Kebumen hendaknya dilestarikan. Pengertian dan definisi kebudayaan yang telah diuraikan di atas dapat dijadikan pedoman sebagai acuan penulis dalam penelitan ini. Kebudayaan bukan hanya segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau suatu uacara adat dari suatu daerah tertentu, namun kebudayaan sangatlah luas.

32 17 b. Wujud Kebudayaan Sutadjo (2010: 13) menyebutkan wujud kebudayaan ada tiga hal yaitu: 1) Sesuatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan. 2) Aktivitas kelakuan berpola dalam masyarakat. 3) Hasil karya manusia. Menurut Prof. Dr. Koentjoroningrat dalam Joko (1998: 32) menguraikan tentang wujud kebudayaan menjadi tiga macam, yaitu. 1) Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Wujud dari kebudayaan yang pertama adalah wujud ideal kebudayan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan difoto. Letaknya jauh berada dalam alam pikiran manusia. Namun, untuk saat ini lebih banyak tersimpan di dalam arsip-arsip komputer, pita komputer, dan lain sebagainya. Ide-ide serta gagasan manusia tidak dapat terlepas satu sama lain, melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem. 2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud kebudayaan yang kedua adalah sistem sosial, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistemnya bersifat konkret, sehingga bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasikan.

33 18 Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi dari waktu ke waktu dan tetap berpola. 3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan yang ketiga adalah kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil karya fisik manusia yang ada di masyarakat. Sifatnya sangat konkret sehingga bisa diraba, difoto, dan dilihat. Bentuk dari kebudayaan fisik adalah membentuk lingkungan hidup semakin menjauhkan dari lingkungan kehidupannya, sehingga bisa mempengaruhi pola pikir dan perbuatannya. Selain wujud kebudayaan terdapat pula (isi) pokok utama dari kebudayaan yang bersifat universal. Isi dari kebudayaan merupakan wujud yang abstrak ada di lingkungan masyarakat. Wujud tersebut merupakan ide serta gagasan manusia yang berupa sistem kemasyarakatan, ilmu pengetahuan, sistem religi, dan kesenian misalnya, seni suara, seni rupa, dan seni gerak. Dari uraian di atas, maka kesenian membatik khususnya untuk batik tulis Kebumen merupakan wujud kebudayaan sebagai bendabenda hasil karya manusia. Sifatnya konkret, dapat disentuh, dapat difoto, dapat didokumentasikan keberadaannya. Seni membatik harus dilestarikan keberadaannya agar tidak sirna oleh perubahan zaman yang terus berganti.

34 19 2. Seni Rupa Habib (1983: 44) menurut pendapat kami, seni rupa erat hubungannya dengan kebudayaan. Seni rupa adalah salah satu bagian daripada kesenian, dan kesenian merupakan salah satu unsur universal daripada kebudayaan. Seni rupa adalah karya seni yang nampak rupa yang dapat dihayati dengan indra mata. Ada kalanya juga seni rupa disamakan dengan seni plastik, yakni seni yang mengandung arti, mempunyai kemampuan untuk diberi bentuk, yang umumnya dibuat dari benda-benda atu bahan-bahan lunak seprti tanah liat, lilin, malam, dan sejenisnya. Teori di atas menunjukkan bahwa batik merupakan seni rupa, karena batik merupakan karya seni yang nampak, dapat diamati dengan indera mata, dan memiliki bentuk yang terbuat dari bahan-bahan seperti malam,kain, dan lain-lain. Batik merupakan hasil karya seni rupa yang termasuk dalam bagian dari kebudayaan, karena salah satu dari unsurunsur kebudayaan adalah seni. 3. Batik a. Pengertian Batik Dari uraian-uraian tentang teori kebudayaan, kemudian seni rupa, dan sekarang batik. Berdasrkan uraian teori diatas bahwa batik merupakan wujud suatu kebudayaan, berupa seni, yaitu seni rupa. Banyak definisi dan pengertian tentang batik yang disampaikan oleh para ahli yang berbeda dalam pendapatnya.

35 20 Anindito (2010: 3) mendefinisikan bahwa batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Batik merupakan suatu proses yang dilakukan untuk membuat suatu bahan yang hendak digunakan untuk membuat pakain. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Definisi batik yang diuraikan oleh Anindito diatas, bahwa batik adalah suatu cara untuk membuat bahan pakaian. Dalam pembuatannya dilakukan dengan melakukan pewarnaan pada kain dan menggunakan malam sebagai pencegah pewarnaan pada sebagian kain bahan pakain. Batik juga disebut kain yang dibuat dengan menggunakan teknik tersebut dengan memberikan motif-motif kepada kain. Definisi batik selanjutnya diungkapkan oleh Sutadjo (2010: 141). Membatik berasal dari kata batik, dan kata tersebut berasal dari akar kata (wod) tik. Karena hakikatnya batik dengan garis-garis dan tit berarti bertitik; membatik berarti membuat bertitik. Memang kain batik adalah kain yang diukir dengan garis-garis dan titik-titik yang dirangkai. Seni Batik merupakan istilah di Indonesia dan menjadi kebanggaan dari rakyatnya. Batik mulai berkembang bermula di pulau Jawa, terutama di daerah Solo (Surakarta) dan Yogyakarta.

36 21 b. Sejarah dan Perkembangan Batik Indonesia Batik merupakan warisan luhur nenek moyang yang sudah dinikmati dan dilestarikan. Batik di Indonesia sebagai warisan kebudayaan memiliki sejarah dan perkembangan. Perkembangan batik di Indonesia masih terus berkembang sampai sekarang. Batik semakin eksis pada masa Kerajaan Majapahit dengan wilayah dan kekuasaan yang sangat luas. Namun data yang lebih pasti tentang sejarah dan perkembangan batik di Indonesia mulai terekam jelas sejak masa Kerajaan Mataram Islam, yang bersumber dari keraton, seperti motif parang rusak, semen, rama, dan lain-lain.(ari, 2011: 12). Sejarah perkembangan batik juga dijelaskan oleh Abdul Aziz (2013:12) bahwa secara historis, sejarah batik erat hubungannya dengan Kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Masa kerajaan Mataram pada tahun batik meluas ke seantero Jawa. Ari (2011: 12) juga menguraikan sejarah perkembangan batik. Batik pada awal mulanya hanya digunakan sebagai hiasan pada daun lontar yang berisi naskah atau tulisan agar lebih menarik. Media membatik pada awalnya belum menggunakan kain. Mengikuti perkembangan zaman batik menggunakan kain. Namun penggunaan kain batik terbatas khusus untuk kalangan ningrat keraton. Sejarah pembatikan di Indonesia juga sering dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit dengan penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Hal ini

37 22 dibuktikan dengan penemuan arca dalam Candi Ngrimbi dekat Jombang yang menggambarkan sossok Raden Wijaya, raja pertama Majapahit, memakai kain batik bermotif kawung. Dari uraian di atas, maka dapat diyakini batik dikenal sejak kerajaan Majapahit, sampai sekarang secara turun temurun diwilayah kerajaan Majapahit pada masa itu dan terjadi penyebaran kepada masyarakat di luar kerajaan Majapahit. Hal ini bisa dikatakan sebagai perkembangan batik dengan melalui perjalanan panjang sampai saat ini masih dinikmati oleh masyarakan di seluruh dunia, khususnya Indonesia. banyak kota-kota di Indonesia yang tidak memiliki latar belakang karajaan atau keraton tetapi kebudayaan membatik, dengan memiliki motif khas dari daerahnya. Ari (2011: 12-52) juga menyebutkan beberapa kota di Indonesia yang memiliki riwayat, sejarah batik, serta kontribusi terhadap perkembangan batik di Indonesia yaitu Mojokerto, Tulungagung, Ponorogo, Yogya, Solo, Kebumen, Banyumas, Pekalongan, Tegal, Purworejo, Tasikmalaya, Ciamis, Cirebon, Garut, Jakarta, Padang, Riau, Jambi, Lampung, Pontianak, Toraja, Makasar, Bali, Flores, Ambon, Adepura (Papua). 1) Mojokerto dan Tulungagung Pusat kekuasaan kerajaan Majapahit berada di Jawa Timur, hal ini menjadikan daerah Mojokerto sebagi daerah yang memiliki sejarah dan riwayat yang panjang mengenai batik. Sedangkan

38 23 Tulungagung memiliki riwayat sejarah khusus tentang keberadaan batik dan Kerajaan Majapahit. Derah Tulungagung yang waktu itu sebagian terdiri dari rawa-rawa dikenal dengan nama Bonorowo yang dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak bergabung dibawah Majapahit. Namun adanya penyerangan Majapahit dan Adi Pati Kalang tewas, maka daerah Tulungagung masuk menjadi daerah kekuasaan Majapahit, maka masuklah batik di daerah Tulungagung. 2) Ponorogo Kyai Hasan Basri keturunan dari Majapahit, menyebarkan agama Islam ke Ponorogo dengan mendirikan pesantren serta mengajarkan ilmu ketatanegaraan, ilmu perang, dan kesusastraan. Kyai Hasan Basri kemudian menjadi menantu raja Keraton Solo. Lalu putri Keraton Solo diboyong ke Tegalsari, diikuti oleh para pengiringnya. Peristiwa inilah yang membawa seni batik keluar dari Keraton Solo menuju ke Ponorogo. 3) Yogya dan Solo Keberadaan batik di setiap daerah tidak lepas dari sejarah daerah tersebut. Yogyakarta yang dianggap sebagai cikal bakal batik dengan adanya batik keraton. Batik di Yogyakarta tidak dapat dilepaskan dari sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Islam oleh Panembahan Senopati. Daerah pembatikan pertama di daerah Yogya yaitu berada di desa Plered, Imogiri, Bantul.

39 24 4) Kebumen Batik di Kebumen dikenal sekitar pada awal abad XIX yang dibawa oleh pendatang-pendatang dari Yogya untuk berdakwah agama Islam. Hal ini yang menjadikan batik masuk di Kebumen. Para pendatang mengembangkan batik di Kebumen. Batik pertama di Kebumen dinamakan tengabang atau blambangan. 5) Banyumas Batik masuk di Banyumas dibawa oleh pengikut Pangeran Diponegoro setelah selesainya peperangan tahun Perkembangan batik berpusat di daerah Sokaraja dan pada akhir abad XIX, para pembatik di Banyumas dapat berdagang dan berhubungan langsung dengan para pembatik di daerah Solo dan Ponorogo. Asti dan Ambar (2011: 81) juga menguaraikan tentang sejarah batik di Kebumen dan mengelompokkan batik Kebumen pada batik pedalaman. Pembatikan di Kebumen dikenal sekitar abad ke-xix dibawa oleh pendatang-pendatang dari Yogya dalam rangka dakwah Islam antara lain oleh Penghulu Nusjaf yang menetap di timur sungai Lukulo. Daerah pembatikan di Kebumen dapat ditemukan antara lain di desa Watugarut dan Tanurekso. Dari uraian di atas banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki riwayat dan sejarah batik. Perkembangan batik disetiap daerah berbada-beda. Setiap daerah memiliki ciri khas motif batik.

40 25 Salah satu daerah yang disebutkan oleh Ari Wulandari yaitu Kebumen. Daerah yang dijadikan tempat penelitian penulis. Hal ini sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian. Sejarah perkembangan batik Indonesia memiliki banyak versi. Banyak para peneliti yang meneliti sejarah perkembangan batik di Indonesia. Batik sebagai warisan budaya yang sudah diakui oleh dunia, memiliki riwayat dalam perjalanannya sesuai dengan daerah masingmasing. Indonesia sebagai negara penghasil batik dan sebagai pemilik batik, memiliki banyak cerita, riwayat tentang batik sehingga dikenal oleh dunia. Sejarah dan perkembangan seni batik Indonesia juga dipaparkan oleh beberapa ahli (Widodo. 1983: 2-3). Perkembangan batik dapat ditinjau dari berbagai sisi. 1) Ditinjau dari sejarah kebudayaan Batik merupakan bentuk suatu kebudayaan, tentu sejarah perkembangannya tidak lepas dari sejarah perkembangan kebudayaan itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Prof. Dr. R. M. Sutjipto Wirjosuparta dalam Widodo BA (1983: 2) menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal tehnik membuat kain batik. Dari pendapat tersebut, Indonesia sudah mengenal tehnik pembuatan batik sejak sebelum kebudayaan India masuk ke Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa batik Indonesia asli belum terpengaruh dengan kebudayaan dari India.

41 26 2) Ditinjau dari design batik dan proses wax-resist technique a) Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan, bahwa telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang disebut Ro-kechi, di China pada zaman dinasti T ang, di Bangkok dan Turkestan Timur. Design batik dari daerah-daerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembnagan batik India mencapai puncaknya pada abad b) Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatra. c) Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia, dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, Garuda, dan isen-isen cecek serta sawut.(widodo BA (1983: 2) 3) Ditinjau dari Sejarah Sejarah perkembangan batik Indonesia juga ditunjau dari segi sejarah. Batik tidak bisa lepas dari sejarah suatu daerahnya, maka dari itu keberadaan batik di Indonesia akan diungkapkan dari segi sejarah Indonesia sendiri. Hal ini peneliti lihat pendapat Prof. M. Yamin dan Prof Dr. R. M. Sutjipto Wirjosuparta. Baik Prof. M.

42 27 Yamin maupun Prof Dr. R. M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T ang zaman Sriwijaya (abad 7-9). Di atas telah dijelaskan sejarah dan perkembangan batik Indonesi yang ditinjau dari 3 sisi. Dari penjelasan sejarah dan perkembangan batik Indonesia yang dilihat dari 3 sisi dapat disimpulkan bahwa batik Indonesia memiliki ciri khas sendiri dan tidak terpengaruh oleh bangsa lain seperti bangsa India, Jepang, China, dan Tiongkok, yang juga memiliki seni pembatikan. Batik Indonesia lebih banyak variasinya dibanding dengan bangsabangsa tersebut. Anindito (2010: 2) juga menguraikan sejarah batik di Indonesia. Di Indonesia, batik sudah ada sejak zaman Majapahit dan sangat populer pada abad XVIII atau awal abad XIX. Sampai abad XX, semua batik yang dihasilkan adalah batik tulis. Kemudian setelah perang dunia I, batik cap baru dikenal. Walaupun kata batik berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa tidaklah tercatat. G.P Rouffer berpendapat bahwa teknik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilanka pada abad ke-6 atau ke-7. Sehubungan dengan hal ini, Amri Yahya berpendapat bahwa masih banyak kesimpangsiuran mengenai asal batik Indonesia, yang diperkirakan berasal dari daratan India

43 28 khususnya disekitar pantai Koromandel dan Madura, sebab di sana sudah dikenal teknik tutup celup ibi sejak beberapa abad sebelum Masehi. Pendapat ini belum meyakinkan karena teknik batik tutupcelup yang digunakan India berbeda dengan Jawa. Keduanya memang menggunakan jenis alat yang hampir sama bentuknya, misalnya di India menggunakan sejenis kuas atau jagul dan di Jawa pun demikian. Amri Yahya dalam Asti dan Arini (2011: 4) menambahkan bahwa sebagian ahli berpendapat bahwa batik berasal dari daratan Cina. Kesaksian ini diperkuat dengan ditemukannya jenis batik dengan teknik tutup-celup sekitar tahun sebelum Masehi. Batik yang ditemukan tersebut menggunakan warna biru dan putih saja, dan sudah menggunakan teknik yang baik. Akan tetapi, artefak ini belum dapat dipercaya karena terdapat perbedaan alat serta bahan yang digunakan. c. Makna Filosofis Motif Batik Trijoto, dkk (2010: 56) mengungkapkan sumber inspirasi motif batik yang indah dan mengagumkan yang memiliki makna dan nilai filosofis adalah dari pepohonan yang mempesona, tunas-tunas dan relung-relung muda tetumbuhan yang bermunculan, bungabunga cantik, satwa liar di hutan dan seluruh isi alam semesta. Kemudian mereka tuliskan, lukiskan, pahatkan, ceritakan yang

44 29 kemudian lahirlah ka2rya-karya besar yang indah dan mengagumkan. Salah satunya yaitu batik. Batik merupakan hasil seni budaya yang memiliki keindahan visual dan mengandung makna filosofis pada setiapa motifnya. Penampilan sehelai batik tradisional, baik dari segi motifnya maupun warnanya, dapat mengatakan kepada kita dari mana batik tersebut berasal. Motif batik berkembang sejalan dengan waktu, tempat, peristiwa yang menyertai, serta perkembangan kebutuhan masyarakat. Sering kali lokasi memberi pengaruh yang cukup besar pada motif batik. Meskipun berasal dari sumber atau tempat yang sama, jika berkembang ditempat yang berbeda, motifnya akan berbeda pula. Contohnya adalah motif nitik. Motif nitik sebenarnya berasal dari pengaruh luar yang berkembang di pantai utara Laut Jawa, sampai akhirnya berkembang pula di pedalaman dan menjadi suatu motif yang sangat indah. (Ari, 2011: 117). Abdul Aziz (2013: 33) menjelaskan mengenai motif dan filosofi batik. Proses pembuatan batik tidak hanya berangkat ruang kosong belaka. Anggapan bahwa batik hanyalah sebuah seni melukis diatas kain, tanpa memiliki makna apa pun, adalah pemikiran yang salah. Setiap coretan diatas kain mori, dalam membatik memiliki makna filosofis tersendiri, tergantung siapa dan apa tujuan dari sang pembatik. Dalam proses pembuatan batik, khususnya batik tulis, melambangkan kesabaran dari pembuatnya. Setiap hiasan dibuat

45 30 dengan teliti dengan melalui proses yang panjang. Kesempurnaan motif menyiratkan ketenangan dari pembuatnya. Hal ini yang menjadikan batik memiliki nilai filosofis, dan menjadikan begitu dihargainya batik, khususnya batik tulis. Karena memang memerlukan kesabaran, ketelitian yang tinggi dalam pembuatannya. Berikut ini akan dipaparkan beberapa makna filosofis motif batik yang popular di kalangan masyarakat. 1) Motif Sawat Sawat berarti melempar. Pada zaman dulu, orang Jawa percaya dengan para dewa sebagai kekuatan yang mengendalikan alam semesta. Salah satu dewa tersebut adalah Batara Indra. Dewa ini mempunyai senjata yang disebut wajra atau bajra, yang berarti pula thathit (kilat). Senjata pusaka tersebut digunakan dengan cara melemparkannya (Jawa: nyawatake). Senjata pusaka Batara Indra ini diwujudkan ke dalam motif batik berupa sebelah sayap dengan harapan agar si pemakai selalu mendapatkan perlindungan dalam kehidupannya. 2) Motif Ceplok Bentuk pola ceplok sangat kuno adalah pola kawung. Pola dengan motif-motif ceplok ini terinspirasi oleh bentuk buah kawung (buah atap atau buah aren) yang dibelah empat. Keempat bagian buah bersama intinya itu melambangkan empat arah (penjuru) utama dalam agama Budha.

46 31 3) Motif Gurda Gurda berasal dari kata garuda. Dalam pandangan masyrakat Jawa, burung garuda mempunyai kedudukan yang sangat penting. Motif batik gurda ini juga tidak lepas dari kepercayaan masa lalu. Garuda merupakan tunggangan Batara Wisnu yang dikenal sebagai Dewa Matahari. Oleh masyarakat Jawa, garuda selain sebagai symbol kehidupan juga sebagai symbol kejantanan. 4) Motif Meru Kata meru berasal dari Gunung Mahameru. Gunung ini dianggap sebagai tempat tinggal atau singgasana bagi Tri Murti, yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma, dan Sang Hyang Siwa. Tri Murti ini dilambangkan sebagai sumber dari segala kehidupan, sumber kemakmuran, dan segala sumber kebahagian hidup di dunia. Oleh karena itu, meru digunakan sebagai motif agar si pemakai selalu mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan (Ari, 2011: ). Tim sanggar batik barcode (2010: 13-17) juga memaparkan makna simbolik tradisional, di antaranya sama seperti yang dipaparkan oleh Ari diatas, namun ada beberapa motif yang memiliki nilai filosofis yang tidak di paparkan oleh Ari, yaitu: motif semen.kata semen berarti semi atau tunas. Motf ini masih berhubungan dengan motif meru. Konon dipuncak Gunung Mahameru terdapat tumbuhan-tumbuhan yang selalu bersemi. Di antara pohon tersebut ada yang dianggap keramat, yaitu

47 32 seperti pohon sandilata (pohon hidup) pohon ynag dapat menghidupkan orang yang sudah mati, pohon soma yang dapat memberikan kesaktian, pohon jambu wreksa, pohon acwata, pohon plasa. Pohon-pohon tersebut dianggap sebagai simbol kehidupan manusia di dunia. Oleh karena itu ketika dijadikan motif batik diharapkan agar si pemakai selalu dapat berhubungan dengan Sang Maha Pencipta. Seni batik merupakan bentuk seni budaya yang kaya nilai nafas kehidupan manusia dan alam lingkungannya. Motif adalah corak atau pola. Setiap motif batik selalu diberi nama yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia Indonesia dan cita-citanya (Sutadjo, 2010:142). Pada msa lampau masyarakat mengenakan kain batik berdasarkan beberapa pilihan, antara lain: keindahan akan ragam hias/motif, latar belakang sejarah terjadinya, dan nilai-nilai filisofis ragam hias/motif tersebut. Setiap ragam hias/motif mempunyai latar belakang sejarah, nilai filosofis, dan inspirasi penciptaan yang berbeda (Purwadi, 2008: 155). Motif batik dapat tercipta dengan mendapatkan inspirasi dan ilham. Inspirasi dan iham dalam pembuatan motif batik didapat dari berbagai sumber. Sutadjo (2010: ) menjelaskan tentang sumber ilham atau aspirasi untuk membuat motif batik biasanya diilhami oleh.

48 33 1) Falsafah atau pandangan hidup Falsafah, pandangan dan jalan hidup manusia Indonesia banyak diungkapkan dalam setiap karya seni, termasuk batik. Jenis dan nama motif yang mengandung falsafah dan pandangan hidup masyarakat, bangsa dan negara yang berkembang ditengah-tengah masyarakat menggunakan nama yang luhur, tinggi dan mulia; yaitu motif batik: Sidaluhur, Sidamukti, Truntum, Jaya Kirana, Jentik Manis. 2) Burung atau Jenis Unggas Jenis burung atau unggas sering mendatangkan aspirasi atau ilham seni motif batik, karena burung melambangkan kebebasan jiwa yang tidak mau dijajah, lambing keperkasaan dan kekuatan; sehingga dalam motif batik klasik, bentuk burung merupakan bentuk yang banyak digambar sebagai motif batik. Motif-motif yang diilhami dari burung yaitu; motif batik Gurda (Garuda), motif batik Gurda Sisik, motif batik Iwak Langen. 3) Sumber Ilham Alam Semesta Sumber ilham alam semesta ini didapat ketika seorang desainer motif sangat dekat dan akrab dengan alam sekitar. Desainer sangat menyatu dengan kehidupan sekeliling, meresapi alam kehidupan, dan menikmati napas-napas kehidupan sekitar sehingga mendapatkan ilham dari alam semesta sekitar. Beberapa motif batik

49 34 yang diilhami dari alam semesta yaitu; motif batik pelangi, motif batik Ima-ima Thathit dan Thathit Samodra. Purwadi (2008: ) memaparkan bahwa penggunaan batik bagi masyarakat pada masa lampau didasari oleh nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalam ragam hiasnya. Karena sebagian ornament pokok yang terdapat dalam ragam hias banyak mengandung makna filosofis yang diharapkan dapat mendatangkan kesejahteraan hidup bagi pemakainya. Misalnya, penggunaan kain batik motif Sidoluhur dan motif Sidomukti bagi pengantin bermaksud agar kedua mempelai dalam hidupnya selalu memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan dari Yang Maha Kuasa. Batik memang eksis dengan nilai filosofis yang terkandung dalam motifnya. Asti dan Ambar (2011: 37-38) juga mengungkapkan bentuk filosofis batik. Dalam konsepsi kejawen batik lebih banyak berisikan konsepsi-konsepsi spiritual yang terwujud dalam bentuk simbol filosofis. Motif-motif batik erat dengan makna-makna yang simbolis. Ide dasar penciptaan atau lahirnya pola-pola motif batik adalah filosofi kehidupan dan kosmologi dari pembuatnya. Bentuk simbolis sangat dipengaruhi oleh akar budaya dan pengalaman indah dari penciptanya, sehingga terkadang sangat jauh dari realita, karena merupakan simbol dalam bentuk simbol. Motif batik merupakan lukisan yang menyimbolkan

50 35 suatu bentuk, kemudian mempunyai makna yang didalamnya terkandung nilai filosofis. Dari teori di atas dapat dijadikan pedoman oleh peneliti dalam mendapatkan data, mengolah data, dan penyajian data. Motif-motif batik Kabupaten Kebumen tentu dalam penciptaannya memiliki sumber inspirasi, dan ilham. Salah satu batik khas Kabupaten Kebumen yaitu batik Sirikit tentu memiliki sumber ilham dan inspirasi dalam pembuatannya. d. Makna Simbol Kata simbol berasal dari bahasa Yunani yaitu symbolon yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu kepada seseorang (Endraswara, 2006: 171). Simbol-simbol yang ada pada suatu objek menggambarkan pesan makna yang disampaikan oleh seniman. Pesan tersebut bisa berupa simbol yang mempunyai kemiripan dengan objek yang sebenarnya. Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan konvensional dengan yang ditandainya, seperti merah putih, bulan sabit, dengan yang dilambangkannya, dan sebagainya (Wijana dan Rohmadi, 2008: 12). Pemahaman seperti merah putih mempunyai makna bahwa warna merah melambangkan sifat yang gagah dan berani. Warna putih melambangkan kesucian. Sedangkan bulan sabit, dilambangkan dengan bulan yang berbentuk sabit.

51 36 Motif batik yang memiliki makna dan nilai didalamnya salah satunya yaitu makna sibol. Motif batik Sirikit khas Kabupaten Kebumen tentu memiliki makna simbol. Teori makna simbol dapat digunakan peneliti sebagai referensi dan pedoman dalam penyusunan data.

52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian Sejarah, Makna, dan Nilai Filosofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini cenderung pada pemaparan yang naturalistik. Seperti yang diugkapkan oleh Williams dalam Moleong (2011: 5) bahwa penelitian kualitatif merupakan pengumpulan data pada suatu latar yang alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah, tanpa suatu tekanan atau paksaan. Definisi ini jelas memberikan gambaran bahwa latar alamiah, metode alamiah, serta dilakukan oleh orang yang memiliki ketertarikan dan perhatian yang alamiah menjadi keutamaan dalam penelitian kualitatif. Penelitian ini mendiskripsikan suatu latar atau bisa disebut tempat yang alami tanpa ada suatu rekayasa secara sistematik dan faktual berdasarkan apa yang terjadi di lapangan, dan dalam pengumpulan data menggunakan metode alami dengan wawancara untuk menghasilkan data berupa kata-kata, bukan angka. Moleong (2011: 6) menyimpulkan mengenai definisi-definisi penelitian kualitatif yang diungkapkan oleh beberapa ahli seperti Williams, yaitu seperti yang telah diuraikan di atas. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena, fakta, kejadian nyata tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk 37

53 38 kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Kesimpulan ini jelas memberikan gambaran bahwa penelitian kualitatif memang mengutamakan hal yang alamiah, baik dari orangnya atau penelitinya, metodenya, konteks, tanpa ada suatu rekayasa, murni dari mengikuti fakta dilapangan. Tidak hanya definisi tentang penelitian kualitatif, Moleong (2011: 8-11) juga menyimpulkan tentang ciri penelitian kualitatif. Ciri penelitian kualitatif yang telah disimpulkan oleh Moleong yaitu; latar alamiah, manusia sebagai alat (instrumen), metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain yang bersifat sementara, hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Ciri penelitian kualitatif ini sangat membantu seorang peneliti dalam membedakan dengan jenis penelitian lainnya. Berdasarkan teori di atas penelitian Sejarah, Makna, dan Nilai Filosofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah merupakan jenis penelitian kualitatif, dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dimana peneliti dalam penelitiannya terjun langsung ke lapangan atau sebagai alat penelitian, pengumpulan data dilakukan dengan metode alamiah yaitu wawancara, untuk mendapatkan deskripsi fenomena budaya secara keseluruhan. Fenomena budaya yang diangkat dalam penelitian ini yaitu batik di Kabupaten Kebumen, lebih jelasnya bagaimana Sejarah, Makna, dan Nilai Filosofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi

54 39 Jawa Tengah. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, yang meliputi transkrip interview, catatan lapangan, fotografi,dan catatan lainnya yang mendukung serta berhubungan dengan Sejarah, Makna, dan Nilai Filosofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan dalam penelitian Sejarah, Makna, dan Nilai Filosofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah adalah dari bulan April Adapun tabel waktu penelitian adalah sebagi berikut: Tabel 1 Waktu Penelitian Dalam tahun 2014 No Jenis Kegiatan Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des 1. Observasi awal 2. Penyusunan Proposal 3. Observasi 4. Pengumpulan Data 5. Pengolahan data 6. Penyusunan

55 40 Laporan 7. Pelaporan hasil Penelitian 2. Tempat Penelitian Tempat penelitian dalam penelitian Sejarah, Makna, dan Nilai Filosofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah dilakukan di Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini peneliti mengambil beberapa daerah-daerah di Kabupaten Kebumen yang dijadikan tempat penelitian. Daerah tersebut di antaranya Kecamatan Kebumen, Kecamatan Pejagoan, dan Kecamatan Alian. Ketiga Kecamatan ini mendominasi perkembangan batik di Kabupaten Kebumen. C. Instrumen Penelitian Djam an dan Aan (2011: 61) berpendapat bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah orang yang melakukan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini penelitilah sebagai instrumen penelitian. Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan orang yang membuka kunci, menelaah, dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat, tertib dan leluasa, dan bahkan ada yang menyebutnya sebagai key instrument. Penelitian kualitatif akan dimulai atau akan berjalan ketika peneliti membuka kunci atau memulai

56 41 penelitian tersebut kemudian menelaah dan mengekplorasi seluruh ruang dengan cermat dan tertib serta leluasa tanpa ada pengaruh dan tekanan. Arikunto (2010: 192) menjelaskan bahwa instrumen adalah alat, sarana, atau media yang digunakan pada waktu penelitian, yaitu dengan menggunakan suatu metode. Metode yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data menggunakan metode wawancara, dalam pelaksanaan wawancara, pewawancara tentu menggunakan alat bantu. Alat bantu tersebut selain alat tulis, adalah berupa pedoman pertanyaan atau hal-hal yang hendak ditanyakan sebagai catatan. Pedoman ini disebut sebagai pedoman wawancara (interview guide), kemudian karena pedoman wawancara sebagai alat bantu, maka disebut juga instrumen pengumpulan data. Berdasarkan teori di atas, instrumen yang digunakan dalam penelitian Sejarah, Makna dan Nilai Filosofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah yaitu (1) peneliti sebagai instrumen utama akan turun langsung ke lapangan atau lokasi penelitian untuk memperoleh data, (2)daftar pertanyaan kunci sebagi pedoman wawancara, (3) alat tulis untuk menuliskan jawaban yang diterima dan mencatat data, (4) kamera untuk pendokumentasian data dengan tujuan memberikan gambar yang jelas tentang batik sirikit, (5)perekam suara untuk mempermudah jalannya wawancara.

57 42 D. Sumber Data dan Data 1. Sumber Data Arikunto (2010: 172) menjelaskan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun pertanyaan lisan. Menurut Lofland dalam Moleong (2011: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif yaitu kata-kata, dan tindakan, kemudian selebihnya merupakan data tambahan, seperti dokumen, buku-buku, artikel, dan lain-lain. Katakata dan tindakan sebagai sumber utama penelitian kualitatif yang dihasilkan oleh orang yang menjadi subjek atau jika dalam wawancara disebut responden, maka dapat disimpulkan sumber data penelitian kualitatif adalah narasumber atau informan yang dimintai keterangan atau data dan untuk sumber data tambahannya yaitu dokumen, buku-buku, majalah, artikel, dan lain-lain. Berdasarkan uraian teori di atas, maka sumber data dalam penelitian Sejarah, Makna, dan Nilai Filisofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah yaitu informan atau orang yang memberikan informasi tentang sejarah perkembangan batik sirikit, makna batik sirikit, dan nilai filosofis batik sirikit. Sumber data tambahannya yaitu dokumen, artikel, buku, dan majalah tentang batik sirikit di Kabupaten Kebumen.

58 43 2. Penentuan Informan Pada penelitian ini sumber data yang digunakan salah satunya adalah informan. Informan akan menjadi narasumber dalam wawancara untuk mengumpulkan data. Peneliti dalam mencari informan tentu tidak asal-asalan. Penentuan informan dalam peneltian ini peneliti lakukan dengan melakukan observasi awal. Menurut Endraswara (2006: 117) penggunaan informan dirancang sebagai langkah pengambilan data secara kualitatif, karena pada dasarnya manfaat informan jauh lebih penting dalam kajian kualitatif budaya. Umumnya, penelitian budaya menggunakan strategi pemilihan informan secara acak. Melalui sistem acak, informasi budaya akan terwakili. Hal ini penting, terutama dalam kajian budaya yang relatif singkat penentuan informan secara acak cukup beralasan. Acak bukan berarti semuanya sendiri, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek penting. Dalam penelitian ini untuk mencari informan peneliti menggunakan model snow-ball sampling, strategi ini dinilai tepat, karena yang menentukan jumlah dan tidak semata-mata oleh peneliti. Peneliti bekerjasama dengan informan, menentukan sampel berikutnya yang dianggap penting. Endraswara (2006: 116) menjelaskan bahwa teknik snow-ball sampling merupakan teknik dengan cara peneliti mencari relawan di lapangan, yaitu orang yang mampu diajak berbicara dan dari mereka data akan diperoleh. Dari relawan inilah akan ada penambahan sampel atau subjek, dengan rekomendasi dari informan yang menjadi

59 44 relawan, hal ini menjadikan peneliti melanjutkan ke subkjek lain. Jumlah sampel tidak ada batas minimal atau maksimal, yang penting adalah telah memadai dan mencapai data jenuh, yaitu tidak ditemukan informasi baru lagi dari subjek penelitian. Penentuan informan awal dalam penelitian tentu harus cermat. Seperti yang dijelaskan oleh Endraswara (2006: 118) bahwa penentuan informan awal akan menjadi penentu informan selanjutnya. Pada penelitian ini penentuan informan dengan metode snow-ball sampling dilakukan dengan menggunakan jaringan, yakni berdasarkan informasi yang diperoleh dari, Kepala Dinas Perindagsar Kabupaten Kebumen, Camat Kebumen, Camat Alian, dan Camat Pejagoan. Dari informan awal peneliti akan mendapat rekomendasi subjek dan informan lain yang dianggap mampu untuk memberikan informasi tenteng sejarah, makna, dan nilai filisofis batik sirikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. 3. Data Penelitian Dalam KBBI data adalah keterangan yang benar dan nyata, data kualitatif adalah data tidak berbentuk angka yang diperoleh dr rekaman, pengamatan, wawancara, atau bahan tertulis. Menurut Maryaeni (2008: 60) data penelitian kualitatif bisa berupa tulisan, rekaman ujaran secara lisan, video, gambar, angka, pertunjukkan kesenian, relief-relief, dan berbagai bentuk data lain yang bisa ditransposisikan atau dipindahkan bentuk sebagai teks. Jenis penelitian deskriptif kualitatif data penelitiannya segala sesuatu

60 45 yang bisa ditransposisikan atau dipindahkan ke dalam bentuk teks sebagi deskripsi data. Data dalam penelitian Sejarah, Makna, dan Nillai Filosofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah yaitu: 1) Data Primer Wujud data utama dalam penelitian ini berupa sejarah perkembangan batik sirikit, makna simbol batik sirikit, dan nilai filosofis batik siriki. Data dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara peneliti kepada informan, observasi, video, foto, dan rekaman tentang batik sirikit dan proses pembuatannya di Kabupaten Kebumen. 2) Data Sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buku-buku, majalah, artikel, media massa yang berkaitan dengan sejarah perkembangan, makna dan nilai filosofis batik sirikit sebagai batik khas Kabupaten Kebumen. E. Teknik Pengumpulan Data Maryaeni (2008: 66) mengatakan bahwa teknik pengambilan data kualitatif pada dasarnya bersifat tentatif artinya masih bersifat sementara, masih berubah-ubah, atau belum pasti, karena penggunaannya ditentukan oleh konteks permasalahan dan gambaran data yang diperoleh. Hal ini menunjukkan sifat dari teknik pengumpulan data menyesuaikan dengan data yang ingin diperoleh. Penelitian tentang batik sirikit dari Kabupaten Kebumen

61 46 ini, peneliti menginginkan hasil data yang sesuai dilapangan. Seperti yang dijelaskan Djam an dan Aan (2011: 103) bahwa pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur yang sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan melalui setting dari berbagai sumber, dan berbagai cara. Menurut Sugiyono (2009: 224) teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis, dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data sebagai langkah yang paling strategis dalam penelitian artinya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penelitian. Untuk mendapatkan data yang memenuhi standar data yang dditetapkan peneliti harus mengetahui teknik-teknik pengumpulan data. Bermacam-macam teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data ada beberapa teknik agar data yang diperoleh merupakan data yang valid dan memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: observasi partisipatif, wawancara semi terstruktur, dan dokumen. 1. Observasi Partisipatif Dalam observasi partisipatif, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang sedang digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti sambil melakukan pengamatan, ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi ini maka data yang diperoleh lebih lengkap, (Sugiyono, 2009: 227). Teknik observasi partisipatif, menjadikan

62 47 seorang peneliti turun langsung ke lapangan mengamati, mengikuti serta mengumpulkan data. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif. Observasi atau pengamatan dilakukan dengan mengamati langsung ke lokasi penelitian. Peneliti melakukan observasi secara partisipatif dengan mendatangi secara langsung tempat-tempat pembuatan batik Sirikit di Kabupaten Kebumen di antaranya di 3 Kecamatan yaitu: Kecamatan Kebumen, Kecamatan Alian, Kecamatan Pejagoan. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh data primer yang langsung diambil dari tempat pembuatan batik. Observasi secara partisipatif dilakukan agar peneliti mudah dalam memahami batik Sirikit. 2. Wawancara Semiterstruktur Sugiyono (2009: 231) menjelaskan wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang guna bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data oleh peneliti yang ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang tepat yang hendak diteliti, tetapi wawancara juga digunakan peneliti untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Pada penelitian ini selain menggunakan teknik observasi partisipatif untuk mengumpulkan data peneliti jug menggunakan teknik wawancara. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009: 232) yaitu bahwa penelitian kualitatif sering menggabungkan antara teknik

63 48 observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama peneliti melakukan observasi partisipatif peneliti juga melakukan interview atau wawancara kepada orang-orang yang ada di dalamnya. Dua teknik ini memang saling mendukung sehingga proses observasi menjadi hidup. Jenis wawancara yang peneliti gunakan yaitu wawancara semiterstruktur. Sugiyono (2009: 233) menyebutkan tujuan dari wawancara semiterstruktur adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Peneliti akan bebas dalam pelaksanaannya, dan peneliti akan fleksibel. Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam melakukan wawancara semiterstruktur adalah peneliti membuat pertanyaan kunci sebelum melakukan observasi sambil melakukan wawancara. Kemudian peneliti melakukan observasi sambil melakkukan wawancara. Dalam proses ini peneliti harus selalu ramah dan rendah hati. 3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini selain observasi partisipatif dan wawancara semiterstruktur adalah teknik dokumentasi. Menurut Sugiyono (2009: 240) dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar atau karyakarya monumental dari seseorang yaitu karya yang bersifat menimbul kesan. Bentuk dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain foto batik sirikit, buku-buku sajarah Kota Kebumen, buku-buku sejarah

64 49 batik, artikel dan majalah yang bisa dijadikan sumber tentang sejarah, makna, dan nilai filosofis batik sirikit. Dengan dokumentasi-dokumentasi dapat digunakan sebagi pendukung, pelengkap, dan penguat data primer yang diperoleh dari observasi partisipatif dan wawancara semiterstruktur. F. Teknik Analisis Data Analisis data menurut Moleong (2011: 280) adalah proses mengorganisasikan data dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Jadi proses pertama dari analisis data adalah mengorganisasikan data kemudian diurutkan kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar untuk menemukan tema. Berbeda dengan Moleong, Maryaeni (2008: 75) menguraikan beberapa kegiatan dalam analisis data yaitu (1) pengurutan data sesuai dengan rentang permasalahan atau urutan pemahaman yang ingin diperoleh; (2) pengorganisasian data dalam formasi, kategori, atau unit lain; (3) interpretasi peneliti berkenaan dengan signifikansi ataupun satuan data; (4) penilain atas butir ataupun satuan data sehingga menghasilkan kesimpulan. Uraian proses yang analisis data yang dijelaskan oleh Maryaeni di atas sangat membantu para peneliti ketika melakukan analisis data. Miles and Huberman dalam Sugiyono (2009: 246) menjelaskan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan dengan cara interaktif dan berlangsung secaa terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

65 50 Aktivitas ini meliputi, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. 1. Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memefokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, kompleks dan rumit, maka perlu dilakukan reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah pengumpulan data selanjutnya. Dalam mereduksi data, peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai, dan tujuan utama penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tak dikenal, belum memiliki pola, inilah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis menulis dan mengumpulkan data-data dari yang umum sampai khusus tentang sejarah, makna dan nilai filosofis batik sirikit khas Kabupaten Kebumen. Data dalam penelitian ini tentu sangat banyak karena banyak responden dan sumber data dalam penelitian ini, maka harus dilakukan reduksi data. 2. Data Display (Penyajian Data) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dilakukandalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam

66 51 penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam penelitian sejarah, makna, dan nilai filosofis batik sirikit dilakukan dalam bentuk uraian atau pemaparan dari apa yang sudah didapat dalam pengumpulan data yaitu, pada observasi partisipatif, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi. 3. Conclusion Drawing atau Verivication Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif adalah penerikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan setelah semua proses pengumpulan data dan penyusunan data berupa kata-kata hasil wawancara dengan narasumber, foto motif batik sirikit, dan foto tempat pembuatan batik sirikit. Peneliti akan mendeskripsikan sejarah batik sirikit, mendeskripsikan makna-makna simbolik dan nilai filosofis yang terdapat pada motif batik sirikit Kabupaten Kebumen. G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Menurut Widoyoko (2012: 141) data yang baik adalah data yang sesuai dengan kenyataan sebenarnya dan data tersebut bersifat tetap, ajeg dan dapat dipercaya. Data yang seperti ini disebut data yang valid. Artinya data tersebut murni sesuai dengan hasil pengamatan peneliti tanpa ada rekayasa. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.menurut Moleong (2011: 330) teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

67 52 yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik triangulasi waktu sangat mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel (Sugiyono, 2009: 274). Dalam rangka pengujian kredibilitas data nantinya dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam situasi yang berbeda. Agar data yang dihasilkan bersifat tetap, ajeg, dan dapat dipercaya sehingga ditemukan kepastian datanya. Data dianggap sah apabila data yang diperoleh relatif sama dari semua informan yang diwawancarai, kemudian dijadikan landasan untuk melakukan analisis, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik dan metodologi.

68 53 H. Teknik Penyajian Hasil Analisis Teknik yang digunakan untuk penyajian analisis dengan menggunakan metode penyajian secara informal. Metode penyajian secara informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya (Sudaryanto, 1993: 145). Langkah-langkah dari teknik informal ini, penulis mengumpulkan data yang berupa informasi terlebih dahulu, baik dari pustaka, wawancara, maupun observasi. Dengan menggunakan metode penyajian secara informal peneliti menyajikan sejarah perkembangan, makna dan nilai filosofis batik sirikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Data yang disajikan juga berupa foto-foto batik sirikit khas Kabupaten Kebumen.

69 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Pada bagian ini, peneliti akan menyajikan tiga data yaitu, (1) Sejarah perkembangan batik srikit sebagai batik khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah, (2) Makna simbol batik srikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah dan (3) Nilai filosofis batik srikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. 1. Sejarah perkembangan batik srikit sebagai batik khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Ada beberapa data yang peneliti peroleh mengenai Sejarah perkembangan batik srikit di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Berikut data menegenai Sejarah perkembangan batik srikit di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah: a. Hasil wawancara dengan Informan Bapak Ngumuludin Kalau srikit, menurut cerita yang kami tangkap, memang itu kan nama ratu dari Thailand, kalau jaman dulunya ya. Tentang kenapa diberi nama ratu kita pun tidak tau pasti, yang jelas pemberinya juga sampai saat ini siapa pemberi pertama sampai saat ini juga belum ketahuan. Cuma dari cerita tersebut akhirnya batik itu dinamakan srikit karena pesanan yang pertama kali memesan itu ratu dari Thailand. Bahkan sampai sekarang jadi koleksi disana. Sampai saat ini terkenalnya srikit. Bahkan tahun kemarin ada utusan dari kerajaan Thailand, apa betul apa tidak ini batiknya asli dari Kebumen apa betul apa tidak. Memang untuk motifnya khas Kebumen, dan pola dan warnanya khas Kebumen, cenderung ke coklat. 54

70 55 b. Hasil wawancara dengan Bapak Fadly Kuntadi Itu bentuknya begini, Sirikit itu aslinya adalah ide dari Bung Karno waktu tahun 60an Bung Karno itu terkenal di Dunia presiden RI pertama kita dan dia suka sekali melawat ke luar negeri terutama ke negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, Kamboja, China, Vietnam, Korea, Jepang dan sebagainya. Nah waktu di Thailand waktu itu kan yang namanya Thailand itu kerajaan ya, yang Menjadi Rajanya itu Bumi Doll Adul punya permaisuri yang namanya ratu Sirikit itu terkenal di asia kecantikannya, keanggunannya, nah waktu itu Ratu Sirikit berkunjung ke Indonesia dengan Rajanya Bumi Dol Adul disini diterima oleh Bung Karno, sebelumnya kan yang namanya pejabat Pemerintah kalau mau berkunjung ke negara lain itu pasti sebulan sebelumnya sudah memberitahukan melalui menteri luar negerinya atau duta besarnya maka disini diterima dengan baik Di Indonesia oleh Bung Karno akan diberi suatau cindera mata atau tanda mata dari bangsa Indonesia karena disini terkenal batiknya maka Bumng Karno mengusulkan kepada GKPI untuk memebuat suatu batik ayang sesuai dengan keinginan masyarakat Asia terutama Thailand khuusnya kalau dipakai Ratu Sirikit seperti apa begitu, lah terus ide-ide datang dari segala penjuru terutama dari pengusaha Batik dipilih-dipilih ada 3 nah yang bagus-bagus nah setelah itu di 3 ini diadakan suatu mana ini yang kira-kira Ratu Sirikit seneng gitu terus ada kepilih satu dan waktu dateng Sirikit kesini diberi hadiah Ratu Sirikit sangat seneng sekali diberi hadiah tapi Thailand itu ada juga Batik Cuma prosesnya tidak seprti di Indonesia dan kekayaan dari motifnya tidak seprti di Indonesia gitu, nah setelah diberi seperti itu maka ratu Sirikit dengan Bung Karno dan suaminya Bumi Doll Adul itu membuat ketetepan bahwa batik ini belum diberi namaya motifnya nah Bung Karno itu udah kalo gitu karena kamu itu seneng dengan batik ini udah namanya Batik Sirikit waduh laha itu, itu dari situ mulanya. c. Hasil wawancara dengan Bapak Prayogo Itu karena ini tadi sejarahnya karena orang tua kita ingin bahwa kehidupan di masyarakat tu gotong royong saling membantu didalam pluralisme nah sekarang ini sedang ee pluralisme itu sedang hilang sudah sektarian contohnya kehidupan ee nanti anda bisa membuat ilustrasinya di ajarannya Gusdur, Gusdur itu adalah orang humanis itu orang humanis ya inilah contohnya ya jadi anda tarik ke Gusdur boleh, ya saya juga pengagum ajarannya Gusdur karena dia pluralisme itu me menimbulkan keindahan nah ini dihubungkan kesitu nah orang tua kita tu

71 56 seperti itu terus kemudian ini, sekarang ini batik apa gitu ya? Apakah ini batik hindu apa ini batik apa ini batik muslim. Kenapa disebut batik muslim karena tidak menggambarkan satupun makhluk hidup binatang ngga ada manusia ngga ada hanya tetumbuhan ya atau tumbuhan bukan tumbuhan tetumbuhan, kalau tumbuhan itu barang sudah jadi tapi disini hanya potholan-potholan semua nah namaya tetumbuhan nah itu yang bisa saya baca, dalam satu kain cukup indahkan. 2. Makna simbol batik srikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Batik srikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah memiliki makna simbol, berikut informasi mengenai makna simbol batik srikit Kabupaten Kebumen yang peneliti peroleh dari Bapak Prayogo. Kita ambil satu persatu ya warna, warnanya coklat tembaga ya kalau orang bilang sogan, nah sogan berarti disini beda sogan Jogja sama sogan Kebumen, kalau sogan Kebumen itu seperti itu jadi warnanya seperti ke merah bukan ke kuning bukan ke coklat tapi coklat ke merah ya itu namanya coklat tembaga ya, nah itu menandakan bahwa ee apah kematian kematian kehidupan akhir itu tetep kehidupan akhir tetep berguna jadi makna sogan itu warna tanah, tembaga itu ada dalam tanah ya itu ya itu berharga, jadi itu yang pertama itu terus warna hitam ke biru warana hitam biru itu juga abadi, oh gini warna coklat ini aja dulu warna coklat, warna hitam ke biru, warna coklat tembaga, warna hitam ke biru itu warna abadi keabadian ya, ya gampang terus coklat melambangkan tanah coklat melambangkan tanah, hitam ke biru melambangkan ketinggian di atas langit. Keabadian, nah itu tadi orang yang meninggal seseorang yang meninggal itu masih memepunyai harga atau makna atau kemuliaan dimana badan jadi tanah roh kembali ke keesaan ke rahmat Tuhan itu yang satu satu ya satu warna kemudian yang simbol ada disitu simbolnya ada lung pakis ditulis disitu lung pakis lung, L U N G Lung. Lung pakis ada ukel pakis ada lung kembang nah kesemuanya itu yang lung-lung itu lung artinya lung lung artinya tunas tumbuh, lung itu artinya tunas dan tumbuh ya, ada lung pakis ada ukel pakis tumbuh yang penuh dengan dinamika tumbuh penuh dengan dinamika kehidupan yang penuh keindahan itu arti lung pakis ukel pakis ya lung kembang itu keindahan jadi pertumbuhan yang se pertumbuhan yang dinamis akan mendapatkan keindahan yah terus berikutnya ada gringsing ada motif gringsing

72 57 ada motif rante ada bunga cengkeh atau bunga itu ada dua macem bisa bunga cengkeh bisa bunga kopi ada jadi itu bisa dua karena mirip bunga cengkeh mirip bunga kopi yah nanti anda mau ke mana silahkan tapi dua duanya sama artinya ya, gringsing itu artinya geringe sumingkir atau ya geringe sumingkir itu wong Jawa ya bebas dari penyakit dalam kurung bebas dari sakit penyakit. Rantai, rantai itu ikatan yang tidak pernah terputus, ikatan yang tidak pernah terputus, terus kembang cengkeh dan kembang kopi ya sing bunderbunder itu bunga cengkeh itu bisa seperti itu bunga kopi ya seperti iu nek kopinya masuk kopi pecah jadi kopi yang mekar ya nah itu artinya bahwa keharuman hanya satu kali untuk selamanya. Gringsing rante itu kalau kita kemba apah kita jadikan satu makna ya kesehatan, kesehatan terikat dengan terikat dengan kesehatan rohani untuk selamanya nah bunga bunga kopi sama bunga cengkeh itu kan keluar aroma ya aromanya ya satu kali begitu mekar dia bau bau wangi hanya satu hari tidak ada lebih lah tapi selebihnya itu dia bermanfaat aaa artinya itu jadi kesehatan, bunga itu akan mekar kalau dia sehat dan tetep terikat ya yang akan menjadi satu kesatuan maka itu akan melambangkan apa kesehatan orang itu terikat oleh apa ya kesehatan itu terikat jadi wong nek ora sehat itu mempunyai aura gitu lho maksudnya aura ya jadi harum itu aura suatu aroma nah suatu kesan aura tu kesan lah sekarang arti keseluruhannya itu tinggal nggabungke ya itu digabungkan seluruhnya adalah ee pertumbuhan yang dinamis pertumbuhan yang dinamis dan pluralis akan menghasilkan keindahan yang mulia ya keindahan yang mulia itu harum. Ya itu arti keseluruhannya terus dibingkai itu ada lat apa ada apa pleret ya pleret putih, pleret putih ada gunungan ya, pleret putih dan gunungan itu me artinya bahwa ee manusia itu mengakui keesaan Tuhan lah itu kalau diikat dari arti yang tadi ya keabadian yang menghasilkan keharuman karena ini karena ya berdasarkan itu munculah seperti itu. 3. Nilai Filosofis Batik Srikit Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Informasi mengenai nilai filosofis batik srikit yang peneliti peroleh yaitu dari Bapak Parayogo, berikut hasil wawancara: Sri itu indah kit itu mengikat ya menjadi satu, menjadi satu keindahan itu lah kemauan yang membuat batik ini adalah satu persatuan yang satu persatuan yang berbeda tetapi menjadi satu keindahan itu filosofinya.

73 58 Batik merupakan warisan budaya nenek moyang. Kabupaten Kebumen merupakan salah satu daerah yang mewarisi batik. Kabupaten Kebumen tidak hanya sebagai pengguna atau penikmat batik, namun ada beberapa desa di Kabupaten Kebumen yang menjadi sentra pengrajin dan pengusaha batik. Tiga Desa yang menjadi sentra batik di Kebumen yaitu Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen, Desa Seliling Kecamatan Alian, dan Desa Jemur Kecamatan Pejagoan. Kabupaten Kebumen juga terdapat kampoeng batik di Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen.Kampoeng Batik di Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen merupakan hasil dari program Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLP-BK) PNPM- Mandiri Perkotaan tahun Pembangunan yang paling utama dari kegiatan ini adalah pembangunan Pusat Informasi Batik (PIB) di kompleks Balai Desa Gemeksekti Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen Batik Kebumen juga merupakan cikal bakal dari beberapa batik yang kini tersebar di wilayah Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat berasal dari Kebumen. Dalam catatan sejarah, batik Kebumen memang dibawa oleh para pendatang yang berasal dari daerah Yogyakarta dalam misi mendakwahkan agama Islam. Cikal bakal batik Kebumen berada di Desa Gemeksekti tepatnya di dukuh Watubarut. Sejarah perkembangan batik di Kebumen, mengalami banyak jatuh bangun. Sejarah kegiatan membatik di Watubarut Gemeksekti Kecamatan KebumenKabupaten Kebumen sangat

74 59 erat hubungannya dengan sejarah perjuangan di Kebumen dalam rangka mengusir penjajah Belanda. Batik Kebumen juga banyak mengalami kejayaan. Kejayaan batik Kebumen pada tahun 1970-an hingga sekarang. Motif batik Kebumen tidak kalah menarik dari batik yang ada di daerah lain. Motif batik Kebumen terus berkembang dan bervariasi. Jenis motif asli batik Kebumen antara lain Jagatan, Srikit, Kawung Jenggot, Pring Sedhapur, Ukel Canthel, Gringsing, Pugeran dan lain-lain. Motif jagatan dan srikit harganya cukup tinggi lantaran memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Bahkan motif srikit sudah menjadi koleksi di kerajaan Thailand. Batik srikit adalah salah satu motif batik asli Kabupaten Kebumen. Batik srikit memiliki sejarah yang sejalan dan tak lepas dengan sejarah membatik di Kebumen. Bahkan sejarah mengapa diberi nama srikit, dan sampai menjadi koleksi di kerajaan Thailand, juga banyak mengalami proses dan perjalanan. Hingga akhirnya pemerintah Kabupaten Kebumen mematenkan bahwa batik srikit adalah asli dari Kebumen, untuk mengantisipasi agar batik srikit tidak di klaim oleh pihak lain. Selain memiliki sejarah batik srikitjuga memiliki makna dan nilai filosofis.

75 60 B. Pembahasan Pada bagian ini, peneliti akan membahas tiga data yaitu, (1) Sejarah perkembangan batik srikit di Kabupaten Kebumen, (2) Makna simbolis batik srikit khas Kabupaten Kebumen, (3) Nilai filosofis batik srikitkhas Kabupaten Kebumen. 1. Sejarah Perkembangan Batik Kebumen Kabupaten Kebumen merupakan Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kebumen terletak di pesisir pulau Jawa. Sebelah selatan Kabupaten Kebumen adalah Samudera Hindia. Kabupaten Kebumen memliki banyak kebudayaan. Kebudayaan batik yang awalnya hanya menjadi kebudayaan kerajaan dan keraton juga masuk ke Kebumen. Meluasnya pembatikan keluar dari keraton setelah berakhirnya perang Diponegoro dan banyaknya keluarga keraton yang pindah ke daerahdeerah luar Yogya dan Solo karena tidak mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial. Keluarga keraton itu membawa pengikutpengikutnya ke daerah baru seperti di Kebumen. Di Kebumen karajinan batik terus dilanjutkan dan kemudian menjadi pekerjaan untuk pencaharian. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Fadly Kuntady pada tanggal 6 November 2014 yang menjelaskan tentang sejarah batik di Kabupaten Kebumen yang berpusat di Dusun Watubarut. Brikut penjelasan Bapak Fadly Kuntady dalam wawancara. Batik di Gemeksekti itu berawal, ketika, ketika Kebumen itu, ehmm, masih bernama Panjeroma. Panjeroma, jadi belum, belum, belum, bernama Kebumen, belum, itu sekitar, sekitar tahun seribu, seribu tujuh ratus akhir, jadi abad ke-18 akhir nggih, itu Kebumen masih

76 61 dipimpin oleh seorang Tumenggung yang namanya Tumenggung Kolopaking. Nah, eghm, waktu itu hampir sebelum perang Diponegoro ya, disini juga sebgai apa itu namanya ya? Eee, sebagai basis perlawanan terhadap Belanda di Bagelen. Jadi waktu itu sudah diberi mandat penuh oleh pemerintahan Yogyakarta Hamengkubuwono ke-3 oh Hamengkubuwono ke-2. Untuk mengadakan perlawanan terhadap Belanda, nah waktu itu kan, banyak sekali, Eee banyak sekali orang-orang dari Jogja yang sudah berpakaian batik gitu ya. Karena lamanya, lamanya perlawanan Diponegoro disini perlawanan dengan Belanda disini itu Laskar Diponegoro untuk Bagelen sebelah barat itu, ehm bala tentara dari Jogja itu banyak yang sudah berasimilasi ya. Bersatu dengan orangorang sini, sehingga hampir merupakan masyarakat sudah ber membaur dengan masyarakat di daerah sini dan disitu juga di, di ajarkan masalah membatik dan waktu itu versi Jogja (informan: Bapak Fadli K). Pendapat ini dipertegas oleh Tim Inti Perencanaan Partisipatif dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kampoeng Batik Kebumen, Desa Gemaeksekti Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Meluasnya kebudayaan batik keluar dari keraton setelah berakhirnya perang Diponegoro. Banyak keluarga keraton yang pindah keluar dari keraton. Keluarga keraton pindah ke daerah baru dan di daerah baru melanjutkan kebudayaan batik dan kemudian menjadi pekerjaan sebagai mata pencaharian. Sejarah perkembangan batik di Kebumen erat hubungannya dengan sejarah perjuangan di Kebumen dalam rangka mengusir penjajah Belanda. Tidak banyak publikasi mengenai batik Kebumen. Namun keberadaannya sendiri memang diyakini ada dan merupakan cikal bakal dari beberapa batik yang kini tersebar di wilayah Jawa Tengah dan sebagaian Jawa Barat berasal dari Kebumen. Dalam catatan sejarah, batik di Kebumen memang dibawa oleh para pendatang yang berasal dari daerah Yogyakarta dalam

77 62 misi mendakwahkan Agama Islam. Disana para pendatang mewariskan ketrampilan dan kebiasaan membatik kepada penduduk sekitarnya hingga akhirnya dibeberapa wilayah timur sungai Lukulo menjadi area tetap bagi para pendatang. Hal ini disampaika oleh informan Bapak Fadli Kuntady dalam wawancara pada tanggal 6 November Berikut kutipan wawancara dengan Bapak Fadli Kuntady. Kalau saya bilang tu ya itu tadi kan Watu Barut itu didatangi orangorang dari daerah Jogja Solo itu lho, ya waktu itu sampai ada petilasan di sana yang namanya mbah Prabu apa itu kan sebeulnya itu kan Pangeran Kajoran yang waktu jaman jamannya apa ini Sunan Tegal Arum Amangkurat pertama yang diberontak oleh anaknya Amangkurat Mas akhirnya melarikan diri sampai ke Tegal ninggal di sana anaknya Pengeran Amangkurat Mas itu kan mempunyai, mempunyai sahabat juga sama-sama memberontak dengan Amangkurat Tegal Arum namanya Pangeran Turnojoyo. Pangeran turnojoyo itu mempunyai mertua tu adiknya Amangkurat Tegal Arum yang namanya Pangeran Kajoran. Pangeran Kajoran itu pangkatnya di Kasunanan Solo apa itu sebagai ulama Keraton atau kalau sekarang menteri agamanya lah ya Keraton, dan waktu itu setealah Pangeran Tegal arum itu sudah melarikan diri meninggal di Tegal terus yang menggantikan anaknya menjadi Sunan Solo itu Amangkurat ke 2. Amangkurat ke 2 terus yang namanya Turnojoyo temennya ini nagih janji ndi katanya dulu kamu mau ngasih aku ini ini kalau misalnya kamu berhasil nah terus kamu minta apa?, saya minta ini-ini Amangkurat Mas Amangkurat ke 2 ni keberatan akhirnya terjadi perselisihan nah terjadi perselisihan Amangkurat Mas mau tidak mau minta bantuan Belanda dari Semarang akhirnya Turnojoyo kalah lari dan sampai terbunuh bunuh disana ketangkep dan dibunuh langsung disitu waktu itu yang namanya seorang berani terhadap pemerintahan memberontak dan sebagainya itu sampai ketangkap dan di jatuhi hukuman tu namanya istrinya anaknya mertuanya saudaranya pa semua walaupun tidak ikut harus dihukum juga nah termasuk yang namaya Pangeran Kajoran mertuanya ini juga mau ditangkap dia melarikan diri dengan pendhereknya ke barat, akhirnya sampai yang namanya gunung pecu itu. (Informan: Bapak Fadli K). Perkembangan batik di Kebumen berpusat di daerah Desa Watubarut dan Desa Tanuraksan yang sekarang kedua desa tersebut bergabung

78 63 menjadi satu dengan nama Desa Gemeksekti. Kebudayaan batik di desa Gemeksekti dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro setelah selesainya peperangan tahun Perkembangan pembatikan di daerah luar selain dari Yogyakarta dan Solo erat hubungannya dengan perkembangan sejarah kerajaan Yogya dan Solo itu sendiri., hal ini juga seperti apa yang dijelaskan oleh informan Bapak Fadli Kuntady diatas bahwa Gemaksekti memang menjadi pusat cikal bakal adanya batik di Kabupaten Kebumen pada masa selesainya perang Diponegoro. 2. Sejarah Perkembangan Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Batik srikit adalah salah satu motif batik khas Kabupaten Kebumen yang memiliki sejarah perkembangan. Batik srikit merupakan motif batik khas Kabupaten Kebumen yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, lantaran hal ini menjadikan batik srikitpun mempunyai harga yang cukup tinggi. Batik srikit ini sudah menjadi koleksi di kerajaan Thailand. Sejarah perkembangan batik srikittidak banyak yang mempublikasikan. Batik srikit berkembang bersama-sama dengan motif lain di Kebumen. Batik srikit yang menjadi motif khas Kabupaten Kebumen ini merupakan hasil kreasi dari pengrajin batik Kebumen. Batik srikit ini memang fenomenal karena namanya sama dengan nama Ratu Sirikit dari kerajaan Thailand. Ratu Sirikit adalah permaisuri Raja Bhumibol Adulyadej. Ratu Sirikit pernah berkunjung ke Indonesia semasa pemerintahan Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno.

79 64 Presiden Soekarno melakukan banyak persiapan untuk menyambut kedatangan Raja Bhumibol Adulyadej bersama permaisurinya Ratu Sirikit yang sebelumnya sudah memberi pemberitahuan. Waktu itu Indonesia sudah terkenal dengan batiknya di dunia. Presiden Soekarno pun menyiapkan menegnai cendera mata yang hendak diberikan kepada tamunya nanti. Karena Indonesia terkenal dengan batiknya maka Presiden Soekarno memerintahkan kepada seluruh pengrajin batik dengan perwakilan dari masing-masing daerah khususnya Jawa untuk berkumpul di Jakarta. Presiden Soekarno memerintahkan untuk kepada para pembatik untuk mendesain motif yang pantas untuk tamunya nanti yaitu Ratu Sirikit. Setelah dilakaukan pendesaianan oleh para pengrajin yang berkumpul di Jakarta maka ditemukan 3 motif ang bagus, kemudian ditentukan lah motif yang hendak dibuat sebagai cendera mata kepada Ratu Sirikit, yaitu yang akhirnya diberi nama dengan motif Srikit. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang disampaikan oleh informan Baapak Fadli Kuntady. Berikut kutipan dalam wawancara. Itu bentuknya begini, Sirikit itu aslinya adalah ide dari Bung Karno waktu tahun 60an Bung Karno itu terkenal di Dunia presiden RI pertama kita dan dia suka sekali melawat ke luar negeri terutama ke negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, Kamboja, China, Vietnam, Korea, Jepang dan sebagainya. Nah waktu di Thailand waktu itu kan yang namanya Thailand itu kerajaan ya, yang Menjadi Rajanya itu Bumi Doll Adul punya permaisuri yang namanya ratu Sirikit itu terkenal di asia kecantikannya, keanggunannya, nah waktu itu Ratu Sirikit berkunjung ke Indonesia dengan Rajanya Bhumibol Adulyadej disini diterima oleh Bung Karno, sebelumnya kan yang namanya pejabat Pemerintah kalau mau berkunjung ke negara lain itu pasti sebulan sebelumnya sudah memberitahukan melalui menteri luar negerinya atau duta besarnya maka disini diterima dengan baik Di Indonesia oleh Bung Karno akan diberi suatau cindera mata atau tanda

80 65 mata dari bangsa Indonesia karena disini terkenal batiknya maka Bung Karno mengusulkan kepada GKPI untuk memebuat suatu batik ayang sesuai dengan keinginan masyarakat Asia terutama Thailand khuusnya kalau dipakai Ratu Sirikit seperti apa begitu, lah terus ide-ide datang dari segala penjuru terutama dari pengusaha Batik dipilih-dipilih ada 3 nah yang bagus-bagus nah setelah itu di 3 ini diadakan suatu mana ini yang kira-kira Ratu Sirikit seneng gitu terus ada kepilih satu dan waktu dateng Sirikit kesini diberi hadiah Ratu Sirikit sangat seneng sekali diberi hadiah tapi Thailand itu ada juga Batik Cuma prosesnya tidak seprti di Indonesia dan kekayaan dari motifnya tidak seprti di Indonesia gitu, nah setelah diberi seperti itu maka ratu Sirikit dengan Bung Karno dan suaminya Bhumibol Adulyadej itu membuat ketetepan bahwa batik ini belum diberi namaya motifnya nah Bung Karno itu udah kalo gitu karena kamu itu seneng dengan batik ini udah namanya Batik Sirikit waduh laha itu, itu dari situ mulanya. (Informan: Bapak Fadly K). Kebumen tidak membuat sendiri bagaimana motif sirikit. Tetapi motif sirikit ini didapat oleh pengrajin batik Kebumen dari pada pertemuan rutin setiap tahun yang didatangi oleh pengurus koperasi batik se Indonesia. Dalam pertemuan ini diadakan beberapa pameran batik kuno, dan disitu ada motif sirikit. Pengurus dari Kebumen meniru dengan tidak sama persis dan masih berkembang sampai sekarang. Jadi beberapa pengusaha batik di seluruh Jawa terutama oleh Bung Karno itu suruh memebuat suatu batik dengan motif yang baru yang sesuai dengan kriteria dan keinginan dari orang Thailand itu, maka terpilih 3 yang akhirnya 1 dipilih itu nggen Sirikit. Nah setiap tahun pengurus batik dari setiap cabang itu kan diundang ke Jakarta ya apa namanya rapat kerja apa-apa waktu itu dipamerkan batik-batik batikbatik Jepang, batik Sirikit ada yang memfoto, foto itu dibawa ada yang ke Kebumen, ada yang Jogja, Surabaya, Malang nah di Kebumen itu oleh pengurus Kebumen kamu boleh membuat motif seperti ini sirikit tapi jangan persis seperti ini dasarnya boleh, pewarnaanya boleh cuma motifnya harus ditambahi dengan kekayaan alam di Kebumen itu, itu.

81 66 3. Makna Simbolik Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Gambar 1 Gambar Motif Srikit Gambar diatas adalah gambar motif batik srikit khas Kabupaten Kebumen Prvinsi Jawa Tengah. Makna-makna yang terkandung dalam motif tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ditinjau Dari Warna a) Coklat Tembaga (sogan) Warna coklat pada motif srikit adalah warna coklat tembaga, yaitu warna coklat yang kemerah-merahan, bukan kekuningkuningan. Warna coklat tembaga ini merupakan ciri khas warna batik Kebumen. Berbeda dengan Jogja yang warnanya coklat kekuningan atau coklat. Warna coklat memiliki makna atau manandakan bahwa kematian atau kehidupan akhir itu tetap berguna. Warna coklat juga melambangkan warna tanah.

82 67 Tembaga bersal dari dalam tanah, dan tembaga merupakan logam yang berharga. Jadi kematian atau kehidupan akhir yang kembali ke tanah masih merupakan hal yang berharga dalam perjalanan manusia. Hal ini dijelaskan oleh narasumber, berikut kutipannya. nah sekarang dari filosofi itu kita ambil satu persatu ya warna, warnanya coklat tembaga ya kalau orang bilang sogan, nah sogan berarti disini beda sogan Jogja sama sogan Kebumen, kalau sogan Kebumen itu seperti itu jadi warnanya seperti ke merah bukan ke kuning bukan ke coklat tapi coklat ke merah ya itu namanya coklat tembaga ya, nah itu menandakan bahwa ee apah kematian kematian kehidupan akhir itu tetep kehidupan akhir tetep berguna jadi makna sogan itu warna tanah, tembaga itu ada dalam tanah ya itu ya itu berharga ( informan: Bapak Prayoga). b) Warna Biru Kehitaman Batik srikit adalah motif batik yang memiliki lebih dari satu warna. Warna-warna dalam batik srikit memiliki makna yang tersirat. Salah satu warnanya adalah warna biru kehitaman. Berikut penjelasan Bapak Prayoga yang menjalaskan makna warna biru kehitaman pada batik srikit: hitam ke biru melambangkan ketinggian di atas langit. Keabadian, nah itu tadi orang yang meninggal seseorang yang meninggal itu masih memepunyai harga atau makna atau kemuliaan dimana badan jadi tanah roh kembali ke keesaan ke rahmat Tuhan Berdasarkan penjelasan diatas, warna biru kehitaman pada batik srikit dapat dimengerti maknanya. Warna biru kehitaman memiliki makna simbolik ketinggian di atas langit. Biru kehitaman merupakan warna keabadian. Jadi warna biru

83 68 kehitaman memiliki makna bahwa orang yang meninggal itu masih mempunyai harga atau makna, kemuliaan, dimana badan kembali ke tanah dan roh kembali ke Rahmat Tuhan (langit). c) Warna Hijau Selain warna coklat dan biru kehitaman, pada batik srikit juga terdapat warna hijau. Warna hijau pada batik srikit juga memiliki makna. Makna warna hijau pada batik srikit juga dijelaskan oleh Bapak Prayoga. Berikut adalah penjelasannya. warna hijau tadi warna hijau lupa warna hijau itu warna KeTuhanan jadi tanda ke Tuhanan ya, jadi kematian itu pasti ada salah satu badan jadi tanah abadi ke tanah terus jiwanya kembali ke Tuhan ya warna hijau warna hijau yang dibungkus dalam ee lung pakis lung pakis pakis haji. Berdasarkan penjelasan diatas warna hijau pada batik srikit memiliki makna ke Tuhanan. Makna ke Tuhanan disini adalah bahwa manusia mati itu untuk kembali pada Tuhan. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang juga kembali ke Tuhan. 2. Ditinjau Dari Simbol Motif Pada batik srikit terdapat banyak simbol motif yang memilki makna. Berikut simbol motif yang terdapat dalam batik srikit yang dapat terbaca maknanya. a) Lung Pakis Lung Pakis adalah tumbuhan yang memiliki tunas.pada batik srukit ada motif yang mengambil dari bentuk lung pakis. Lung

84 69 artinya tunas, tumbuh. Lung pakis memiliki makna tumbuh dengan penuh kedinamisan akan menimbulkan keindahan seperti yang tergambar dalam batik srikit. Lung pakis terlihat cantik dan indah. Hal ini dberdasarkan penjelasan dari Bapak Prayoga. Berikut kutipannya. kemudian yang simbol ada disitu simbolnya ada lung pakis ditulis disitu lung pakis lung, L U N G Lung. Lung pakis ada ukel pakis ada lung kembang nah kesemuanya itu yang lunglung itu lung artinya lung lung artinya tunas tumbuh, lung itu artinya tunas dan tumbuh ya, ada lung pakis ada ukel pakis tumbuh yang penuh dengan dinamika tumbuh penuh dengan dinamika kehidupan yang penuh keindahan itu arti lung pakis ukel pakis ya lung kembang itu keindahan jadi pertumbuhan yang se pertumbuhan yang dinamis akan mendapatkan keindahan yah

85 70 Lung Pakis Gambar 2 Gambar Motif Lung Pakis Gambar 3 Gambar Lung Pakis ( &ie=utf-8&oe=utf-8#q=gambar++pakis+haji)

86 71 b) Gringsing Gringsing yaitu geringe sumingkir. Makna dari gringsing adalah bahwa orang yang sehat itu tidak gering atau tidak kurus artinya tidak berbadan kurus sehingga badan sehat, terhindar dari penyakit. Gringsing Gambar 4 Gambar motif gringsing Berikut penjelasan informan tentang makna gringsing pada batik srikit. gringsing itu artinya geringe sumingkir atau ya geringe sumingkir itu wong Jawa ya bebas dari penyakit dalam kurung bebas dari sakit penyakit.

87 72 c) Rantai Pada batik srikit terdapat motif ranten atau rantai. Makna rantai adalah suatu ikatan yang tidak terputus tetap tersambung, sehingga rantai pada batik srikit memiliki makna simbol yang juga dikaitkan dengan gringsing yaitu bahwa suatau kesehatan itu tidak terputus antara kesehatan jasmani dan rohani ini mempunyai ikatan yang tidak terputus. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Prayoga, seperti pada kutipan dibawah. Rantai, rantai itu ikatan yang tidak pernah terputus, ikatan yang tidak pernah terputus, terus kembang cengkeh dan kembang kopi ya sing bunder-bunder itu bunga cengkeh itu bisa seperti itu bunga kopi ya seperti iu nek kopinya masuk kopi pecah jadi kopi yang mekar ya nah itu artinya bahwa keharuman hanya satu kali untuk selamanya. Gringsing rante itu kalau kita kemba apah kita jadikan satu makna ya kesehatan, kesehatan terikat dengan terikat dengan kesehatan rohani rantai Gambar 5 Gambar Motif Ranten Gambar 6 Gambar Rante (

88 73 d) Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh Bunga kopi dan bunga cengkeh memiliki makna yang sama yaitu bahwa keharuman hanya satu kali untuk selamanya. Bunga kopi dan bunga cengkeh mempunyai aroma yang khas yang enak, nikmat dan ketika bunga ini mekar akam mengeluarkan aroma yang khas dan aroma ini akan menjadi manfaat yang lama setelah mekar. Bunga kopi dan bunga cengkeh Gambar 7 Gambar Motif Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh Gambar 8 Gambar Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh ( ga+cengkeh)

89 74 Makna bunga cengkeh dan bunga kopi diatas berdasarkan penjelasan dari Bapak Prayoga, berikut kutipannya. terus kembang cengkeh dan kembang kopi ya sing bunderbunder itu bunga cengkeh itu bisa seperti itu bunga kopi ya seperti iu nek kopinya masuk kopi pecah jadi kopi yang mekar ya nah itu artinya bahwa keharuman hanya satu kali untuk selamanya. Gringsing rante itu kalau kita kemba apah kita jadikan satu makna ya kesehatan, kesehatan terikat dengan terikat dengan kesehatan rohani untuk selamanya nah bunga bunga kopi sama bunga cengkeh itu kan keluar aroma ya aromanya ya satu kali begitu mekar dia bau bau wangi hanya satu hari tidak ada lebih lah tapi selebihnya itu dia bermanfaat aaa artinya itu jadi kesehatan, bunga itu akan mekar kalau dia sehat dan tetep terikat ya yang akan menjadi satu kesatuan maka itu akan melambangkan apa kesehatan orang itu terikat oleh apa ya kesehatan itu terikat jadi wong nek ora sehat itu mempunyai aura gitu lho maksudnya aura ya jadi harum itu aura suatu aroma nah suatu kesan. e) Beras Wutah (Beras Tumpah) Pada batik srikit juga terdapat isen-isen dengan motif beras wutah. Makna yang terkandung dalam beras wutah adalah suatu kemakmuran. Beras sebagai makanan pokok orang Indonesia melambangkan suatu kemakmuran. Sebagai manusia yang berketuhanan kita tidak boleh menyia-nyiakan atau membuangbuang beras. Beras sebagai rezeki dari Tuhan hendaknya disyukuri, dijaga dan dinikmati dengan baik.

90 75 Gambar 9 Gambar Motif Beras Wutah Beras wutah Gambar 10 Gambar Beras ( beras&ie=utf-8&oe=utf-8)

91 76 4. Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Batik merupakan hasil seni budaya yang memiliki keindahan visual dan mengandung makna filosofis pada setiapa motifnya. Penampilan gambar pada sehelai kain dapat menjadikan para penikmatnya mengatakan indah, cantik, bagus dan sebagainya sehingga mereka tertarik untuk memeiliki dan mengenakannya. Kain batik yang penuh dengan titik titik yang saling bergandengan, bunga yang berhamburan dan motif lain yang bersatu padu menampilkan keindahan, kedamaian, kemesraan juga memiliki nilai filosofis yang tentu menambah nilai pada sehelai kain cantik asli Indonesia. Batik srikit khas Kabupaten Kebumen memiliki nilai filosofis. Nilai filosofis dari batik srikit ditinjau dari asal katanya yaitu srikit, sri artinya indah dan kit artinya mengikat, jadi srikit artinya keindahan yang mengikat. Mengikat menjadi satu kesatuan yang indah. Dari arti katanya batik srikit memiliki nilai filosofis bahwa suatu persatuan atau suatu kesatuan dari beberapa perbedaan yang bersatu akan menjadi keindahan. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak Prayogo, berikut kutipan hasil wawancara penulis. Sri itu indah kit itu mengikat ya menjadi satu, menjadi satu keindahan itu lah kemauan yang membuat batik ini adalah satu persatuan yang satu persatuan yang berbeda tetapi menjadi satu keindahan itu filosofinya.

92 77 Berbeda dengan Bapak Fadly yang menjelaskan nilai filosofis batik srikit tidak dari arti katanya, beliau menjelaskan berdasarkan dari sejarah batik srikit yang beliau ketahui, yaitu bahwa batik srikit memiliki nilai filosofis persahabatan antar dua negara. Nilai filosofis batik srikit ini diambil dari sejarah bahwa batik srikit menjadi oleh-oleh atau cindera mata yang disiapkan oleh Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno untuk Ratu Sirikit dari kerajaan Thailand yang pernah datang ke Indonesia. Berikut kutipan wawancara penulis dengan Bapak Fadly yang menjelaskan tentang nilai filosofis batik srikit. orang itu batik dari bukan dari Kebumen sih ya itu jadi kalau orang Kebumen bilang bahwa itu batik dari Gemeksekti itu sebenarnya salah, jadi filosofisnya itu ya persahabatan lah, suatu persahabatan antara 2 negara, pemimpin tertinggi Indonesia dan Thailand. Sebagai cendera mata yang kebetulan disukai oleh Ratu Sirikit, monggoh digawe sendiri njenengan kira-kira apa, ehehe filosofisnya gimana gitu. Dari penjelasan diatas nilai filosofis batik srikit dapat disimpulkan sama-sama mengangkat suatu persatuan yaitu tentang persahabatan dua negara yang berbeda dan saling bersahabat, hal ini menunjukkan bahwa suatu perbedaan yang dapat bersatu akan bersahabat dan menimbulkan suatu keindahan. Pendapat Bapak Fadly pun tidak disalahkan oleh Bapak Prayogo. Pendapat Bapak Fadly disetujui dan merupakan contoh suatu perbedaan yang bapat bersatu dan berhabat yang menjadi indah seperti srikit itu sendiri. hal ini berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Prayogo. Berikut kutipan wawancara,

93 78 ya, seperti ada gringsing diisi itu kaya gitu terus kalau makna filosofisnya katanya kan itu kan kabarnya beliau kan juga mengetahui kalau kabarnya itu buat Ratu Sirikititu Pak mungkin itu karena dulu itu untuk persahabatan PP: ooohh betul-betul ya betul karena pluralisme itu persahabatan betul nda salah itu pluralisme itu suatu persahabatan betul nah tapi bukan Ratu Sirikit. Nilai filosofis suatu batik kadang tak dimengerti oleh para pengrajin batik itu sendiri. Para pengrajin hanya menginginkan bagaimana batikannya nanti itu terlihat halus indah, dan cantik sehingga orang akan tertarik dan menyukainya. Hal ini adalah hal yang tidak dikagetkan lagi, karena banyak pengrajin batik yang masih muda yang hanya meneruskan atau mengikuti bagaimana motif yang sudah ada.

94 BAB V PENUTUP A. Simpulan Sesuai dengan pembahasan di atas mengenai sejarah perkembangan, makna, dan nilai filosofis batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Sejarah perkembangan Batik Kabupaten Kebumen erat hubungannya dengan sejarah perjuangan di Kebumen dalam rangka mengusir penjajah Belanda. Batik di Kebumen mengalami kejayaan pada tahun 1970-an hingga sekarang. Batik srikit di Kebumen berkembang sejalan dengan batik-batik lain yaitu tahun 1970-an hingga sekarang. 2. Makna simbolik dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen terdapat pada isen-isen. a. Makna simbolik dari isen-isen yang terdapat pada batik srikit adalah sebagai berikut: (a) Lung pakis menggambarkan pertumbuhan yang dinamis akan menimbulkan keindahan (b) gringsing diartikan geringe sumingkir, terkandung maksud bahwa orang yang geringe sumingkir terhindar dari kurus berarti orang itu sehat, (c) Rante (ranten) menggambarkan bahwa suatu ikatan yang tak terputus tetap tersambung. (d) Bunga kopi dan bunga cengkeh menggambarkan suatu keharuman yang digambarkan dengan bunga kipo dan bunga cengkeh hanya satu kali aroma harum. Bunga ini akan mengeluarkan aroma yang khas yang memiliki banyak manfaat, (e) beras wutah atau beras 79

95 80 tumpah menggambarkan suatu kemakmuran, karena beras sebagai makanan pokok orang Indonesia. b. Nilai filosofis yang terkandung dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen yaitu suatu keindahan yang mengikat. Dari banyak perbedaan yang tergambar dalam satu batik yaitu batik srikit yang menghasilkan suatu keindahan. Walaupun berbeda-beda tetap saling bersatu tumbuh dalam kedinamisan yang menjadikan keindahan. B. Saran Penelitian ini hanya membahas tentang sejarah perkembangan, makna, dan nilai filosofis yang terkandung dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen saja, sebenarnya masih banyak sekali rumusan masalah yang perlu dikaji tentang batik srikit, karena itu peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi peneliti diharapkan dapat memahami lebih jauh mengenai kebudayaan Jawa khususnya tentang batik agar batik tetap eksis dan tidak hilang seiring dengan perkembangan jaman sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu lengkap dengan sejarahnya. 2. Bagi masyarakat alangkah baiknya apabila manifestasi budaya yang tinggi itu dapat dilestarikan keberadaannya sebagai milik bersama. Batik merupakan aset kebudayaan yang harus dilestarikan. Masyarakat, khususnya kabupaten Kebumen tidak boleh melupakan nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam suatu motif batik.

96 81 3. Bagi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan supaya melestarikan budaya-budaya yang ada di Kabupaten Kebumen dengan menambahkan sarana dan prasarana yang menunjang, khususnya tentang batik Kebumen, sarana dan prasarana tersebut dapat berupa buku-buku tentang teori-teori batik, sanggar tempat pelatihan membatik agar dapat dijadikan sebagai sumber ilmu bagi penelitian selanjutnya dan tempat latihan anak-anak muda membatik.

97 82 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arini, Ambar. B dan Musman, Asti Batik Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: G-Media. Endraswara, Suwardi Metode, Teori, Teknik, Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Endraswara, Suwardi Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. J. Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mahmudati, Mayan Awalina Analisis Semiotik Motif Batik Gumelem Di Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Yogyakartya: Universitas Negeri Yogyakarta. Maryaeni Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara. Prasetyo, Anindito Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia. Yogyakarta: Pura Pustaka. Prasetyo, Joko Tri Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Purwadi Busana Jawa. Yogyakarta: Pura Pustaka. Rahayu, Hening Dwi dan Andriyani, Erna Nilai Filosofis Motif Batik Jawa Dan Eksistensinya di Tengah Masyarakat Modern Akibat Globalisasi. BABAD-IMBASADI Sa du, Abdul Aziz Buku Praktis Mengenal & Membuat Batik. Jogjakarta: Pusaka Santri. Satori, Djam an dan Komariah,Aan Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujarwa Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

98 83 Sutardjo, Imam Kajian Budaya Jawa. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Tim Sanggar Batik Barcode Batik Mengenal Batik dan Cara Mudah Membuat Batik. Jakarta: Kata Buku. Trijoto, dkk Mengenal Dan Membuat Motif Batik. Yogyakarta: Gama Media. Widodo Batik. Jakarta: P.T. Penebar Swadaya. Wijana, Dewa Putu dan Rohmadi, Muhammad Semantik. Surakarta: Yuma Pustaka. Wulandari, Ari Batik Nusantara. Yogyakarta: C. V Andi Offset. 8#q=gambar++pakis+haji

99 LAMPIRAN

100 Lampiran 1 85 HASIL WAWANCARA 1. Wawancara dengan Bapak Ngumuludin selaku Kepala Desa Gemeksekti a) Menawi sejarah batik srikit wonten Desa Gemeksekti menika pripun nggih Pak? Jawaban: kalau srikit, menurut cerita yang kami tangkap, memang itu kan nama ratu dari Thailand, kalau jaman dulunya ya. Tentang kenapa diberi nama ratu kita pun tidak tau pasti, yang jelas pemberinya juga sampai saat ini siapa pemberi pertama sampai saat ini juga belum ketahuan. Cuma dari cerita tersebut akhirnya batik itu dinamakan srikit karena pesanan yang pertama kali memesan itu ratu dari Thailand. Bahkan sampai sekarang jadi koleksi disana. Sampai saat ini terkenalnya srikit. Bahkan tahun kemarin ada utusan dari kerajaan Thailand, apa betul apa tidak ini batiknya asli dari Kebumen apa betul apa tidak. Memang untuk motifnya khas Kebumen, dan pola dan warnanya khas Kebumen, cenderung ke coklat. b) Tapi memang dulunya Ratu Srikit pernah datang ke Kebumen apa tidak Pak? Jawaban: Saya juga belum menggali lebih dalam. Kan itu sebenarnya batik klasik, batik yang jarang sekali ditemui, mungkin dulu-dulunya begitu kemungkinan.

101 86 c) Perkembngan batik srikit apa bebarengan dengan perkembangan batik yang lain Pak? Jawaban: ohhh kalau itu kayaknya duluan batik yang biasa, cuma fenomenanya baru-baru ini, karena itu motif-motif klasik, kalau dibikin untuk dipasarkan itu jarang yang membuat, karena pola dan isinya rumit banget, banyak sekali gabungan dari ukel, atau apa jadi itu untuk diproduksi secara ini, jarang yang memproduksi, maka dari batik-batik yang lain itu lebih berkembang batik yang lain kaya kawung jagat, sekar jagat, pring sedhapur, itu lebih berkembang dengan motif-motif biasa. d) Nopo sederenge enten fenomena menawi motif srikit niku sami kalih asmanipun ratu Thailand, motif srikit mempunyai nama lain? Jawaban: kami sendiri juga belum paham mbak, yang tentu mengerti itu pelaku sejarah batik, kami sendiri juga tahunya batik srikit sama dengan nama ratu Sirikit waktu peresmian griya pamer Kebumen 2. Wawancara dengan Bapak Fadly Kuntadi selaku sesepuh Desa Gemeksekti a) Nyuwun sewu, asmanipun Bapak? Jawaban: Kula, kula namine Pak Fadly Kuntadi b) Kula, badhe tanglet, menawi sejarah batik wonten desa Gemeksekti menika? Jawaban: sejarah c) Nggih sejarahe batik, wonten desa Gemeksekti menika pripun?

102 87 Jawaban: nggih, niki direkam langsung nggih? d) Nggih, Jawaban: Batik, pake bahasa Indonesia mawon nggih? e) Nggih Jawaban: batik di Gemeksekti itu berawal, ketika, ketika Kebumen itu, ehmm, masih bernama Panjeroma. Panjeroma, jadi belum, belum, belum, bernama Kebumen, belum, itu sekitar, sekitar tahun seribu, seribu tujuh ratus akhir, jadi abad ke-18 akhir nggih, itu Kebumen masih dipimpin oleh seorang Tumenggung yang namanya Tumenggung Kolopaking. Nah, eghm, waktu itu hampir sebelum perang Diponegoro ya, disini juga sebgai apa itu namanya ya? Eee, sebagai basis perlawanan terhadap Belanda di Bagelen. Jadi waktu itu sudah diberi mandat penuh oleh pemerintahan Yogyakarta Hamengkubuwono ke-3 oh Hamengkubuwono ke-2. Untuk mengadakan perlawanan terhadap Belanda, nah waktu itu kan, banyak sekali, Eee banyak sekali orang-orang dari Jogja yang sudah berpakaian batik gitu ya. Karena lamanya, lamanya perlawanan Diponegoro disini perlawanan dengan Belanda disini itu Laskar Diponegoro untuk Bagelen sebelah barat itu, ehm bala tentara dari Jogja itu banyak yang sudah berasimilasi ya. Bersatu dengan orangorang sini, sehingga hampir merupakan masyarakat sudah ber membaur dengan masyarakat di daerah sini dan disitu juga di, di ajarkan masalah membatik dan waktu itu versi Jogja. Versi Jogja

103 88 kebanyakan yang berwarna sogan coklat itu ya, tapi karena waktu itu di Kebumen masih awam masalah batik, sehingga yang pertama kali diciptakan oleh orang-orang sini itu hanya eee berwarna, warna 3 warna lah, antara dari merah, biru, coklat itu, istilahnya motif itu, sampai mana ya,,yang terkenal waktu itu pertama kali untuk slendhang itu namanya bango tulak, bango tulak, sehingga orang-orang sini semakin berkembang cara membatiknya terus semakin juga ditambaih diberi warna dari orang-orang dari jogja yang semakin banyak berkunjung kesini menetap disini karena ya mungkin dianggep Panjeroma waktu itu sebagai daerah yang subur yang bisa untuk menata kehidupan tuk selanjutnya dari orang wetan Jogja, nah disitu juga lantas berkembang tuk masalah perbatikan yang akhirnya mengenal batik-batik berwarna lain, eghmm waktu itu batiknya itu masih dari obat-obatan dari alam ya, obat-obatan dari alam, termasuk warna coklatnya warna kuningnya, warna hitamnya dan sebagainya itu semua dari alam tidak ada yang memakai kimia itu belum ada sama sekali termasuk apa itu waktu itu obat-obatan dari alam termasuk kemudu, kemudu itu dari kulit dan akar pace, kulit dan akar pace, terus yang kuning itu dari jirek terus kalau yang item semu biru itu dari nila dan sebagainya sehingga, eghmm,,itu berkembang sampai sekitar selesai perang diponegoro akhirnya Kebumen didatangi banyak sekali piyayi-piyayi dari Jogja termasuk yang namanya pangeran Bumi Dirjo ya,,akhirnya waktu itu pemerintahan, pemerintahan Tumenggung

104 89 Kolopaking dan Bumidirjo itu mempunyai kolaborasi yang bagus kalau Bumidirjo itu kan hanya utusan dari daerah Jogja dari Kesultanan Jogja kalau Kolopaking itu memang berdomisili di sini yang kalau sekarang tempatnya itu di dekat pasar itu, makanya pasarnya namanya pasar Tumenggungan sebalah utara itu namanya jalan Kolopaking itu lho. Perkembangan batik selanjutnya itu, eghm,,menginjak jaman kemerdekaan itu juga banyak sekali diwarnai pengaruh-pengaruh dari jogja dan solo terutama itu motif batik yang namanya sekar jagat, namanya gondo sumbing, namanya, apa namanya itu emmm rujak senthe dan sebagainya dan sebagainya itu adalah batik asli jaman waktu itu eee setelah ada perkembangan seperti itu banyak sekali pedagang-pedagang yang eee memasarkannya ke daerah Jawa Barat eghm eghm terkenal waktu itu namanya batik watubarutan bukan Gemeksekti, sebab waktu itu watubarut itu desa sendiri itu Tanuraksan desa sendiri akhirnya setelah jamannya Bupati Arungbinang digabung menjadi satu karena masing-masing desa mempunyai penduduk yang kurang memadai digabung menjadi satu menjadi desa Gemeksekti. Setelah menginjak masa kemerdekaan selang beberapa tahun pemerintahan sudah tertata lumayan baik walaupun masih ada gejolak politik dan sebagainya itu sekitar tahun lima puluh lima tahun lima puluh lima itu pemerintah menyarankan kepada para pembatik pengusaha batik itu untuk membuat suatu perkumpulan atau organisasi pengusaha batik yang waktu itu memang sudah berdiri di pusat Jakarta

105 90 yang namanya GKBI, GKBI itu singkatan dari Gabungan Koperasi Batik Indonesia itu juga saran daripada Presiden pertama Bung Karno, nah setelah terbentuknya GKBI maka tiap-tiap Kabupaten di seluruh Indonesia terutama di Jawa itu didirikan cabang koperasi batik di Jakarta itu cabangnya, nah itu namanya tergantung selera tiap-tiap Kabupaten, kalau di Kebumen namanya Koperasi Batik Sakti, di Kebumen, mungkin di Purworejo lain, di Banyumas lain Jogja Solo lain Pekalongan juga lain, itu nah waktu itu baru pengusaha batik mengenal obat-obatan dari kimia yang waktu itu terkenalnya dengan obat-obatan namanya Indigosol, naptol, namaya naptol. Naptol itu obat-obatan yang terkenal buatan Jerman ada yang buatan dari Korea Jepang, India dan sebagainya. Dan waktu itu kainnya kain mori itu juga didatangkan dari luar, kita belum bisa berproduksi, kain mori itu didatangkan dari India juga dari Jepang yang namanya kanebo, dari Korea terus dari Cina banyak sekali waktu itu membanjiri pasaran Indonesia masalah kain mori, jadi bahan baku dari pembuatan batik. Kalau masalah yang untuk membatiknya itu namanya malam, itu campuran dari lilin dan rentenya termasuk dari getah damar terus, terus itu dari ee pengeboran minyak yang namanya apa ya, jadi malam itu terdiri dari empat unsur ini nanati yang untuk membatik atau menulis ya, tapi bahan bakunya lilin, bahan bakunya lilin makanya kadangkadang orang yang nda ngerti itu kalau bilang malam itu lilin juga sebab banyak sekali unsurnya. Nah setelah itu perkembangan batik di

106 91 Kebumen itu banyak sekali kreasi-kreasi baru yang dipengaruhi oleh unsur-unsur alam dan unsur-unsur ee yang ada di sekitar kehidupan orang Kebumen, termasuk daripada tumbuh-tumbuhan itu motifnya ya, tumbuh-tumbuhan dari hewan juga dari alam sekitar lainnya termasuk awan atau mega dan sebagainya itu. Nah semakin kesini yang nmanya batik itu tentu saja banyak kreasi-kreasi baru ee seirama dengan bertambahnya apa ini pemikiran dan kreativitas daripada pembatikpembatik terutama pengusaha-pengusaha batiknya juga ee juga dipengaruhi oleh pembatik-pembatik dari kota-kota besar yang memang lebih pesat di dalam membuat pola-pola motif batik terutama dari Jogja Solo terus terutama itu. Jadi kejayaan batik di Gemeksekti itu sampai dengan berakhirnya masa pemerintahan Bung Karno, waktu itu masyarakat Gemeksekti, Watubarut dan Tanuraksan itu tidak ada yang tidak, semua pengusaha batik dan semuanya, semua pengusaha batik ini berhasil dan yang tadinya rumahnya dari papan kayu atau gedheg semua jadi pakai batau bata dan kokoh dan pada akhirnya di kenal di Kebumen bahwa Gemeksekti itu kampung batik yang berhasil masyrakatnya eghmm sehingga menciptakan apa itu ee ekonomi yang meningkat dengan pesat sehingga rata-rata setiap tahun yang berangkat naik haji itu paling banyak desa Gemeksekti tiap tahunnya. Akhirnya waktu tahun sekitar 62,61 atau 60an ya itu Bung Karno mencanangkan keluar dari PBB Indonesia keluar dari PBB, pernah jadi dan menyatakan diri pada masyarakat Indonesia dengan pidato 17

107 92 Agustus tahun 60an, yang berjudul berdikari, berdikari itu adalah berdiri di atas kaki sendiri, masyarakat itu tidak boleh apa ini eee tidak boleh mengandelkan ya pada negara-negara lain, import apa ya ngga ada, kalu bisa Indonesia eksport bukan import waktu itu bukan sekedar, makanya yang namanya mori, obat-obatan itu sebab ngga jual, atau pengusaha batik Indonesia berani, terutama di Kebumen berani buat pabrik mori namanya Pabrik Gambrih, Gambrih, Gai Gambrih itu ya, tapi masih berwujud kain blacu belum di, dipemutih atau belum jadi siap untuk dibatik dan akhirnya nanti prosesing terakhirnya itu di Medari Sleman Jogjakarta itu disitu, dari sini dikirim blacu yang sudah bal-balan itu di bawa ke Sleman Medari, disana setelah menjadi kain mori putih bagus dikirim lagi kesini menjadi ee bahan batik, tapi akhirnya juga karena udah kebiasaan dengan obatobatan kimia dan obat kimia di stop dari luar negeri nah kita kesulitan, banyak sekali yang mencari obatan, obat-obatan kimia itu secara ilegal dari luar negeri dari Malaysia, Singapur tentunya dengan harga yang sangat tinggi dan itu tidak terjangkau oleh pengusaha batik di Kebumen nah tapi lain lagi halnya dengan batik-batik yang dari pekalongan apa itu ya beralih, dari naptol beralih ke indigosol. Indigosol itu obat batik yang warnanya lebih cerah lebih muda dan tidak melalui proses yang lama itu kalau naptol itu kan harus pake apa itu proses yang lama kalau naptol itu ngga anu indigosol itu ngga, maka sampai sekarang Pekalongan itu dikenal dengan batiknya yang

108 93 ngejreng atau warnanya yang menyala, warna muda juga banyak disukai oleh masyarakat Indonesia terutama dari luar Jawa samapai sekarang pengussaha batik di Pekalongan itu masih berjaya tapi kalau Kebumen sudah mulai surut nah untuk tahun-tahun ini ada beberapa tokoh-tokoh yang ingin membangunkan ee Gemeksekti menjadi kampung batik yang sebenarnya seperti itu dulu, masyarakat diberi ruang diberi pelatihan dan sebagainya sampai ke ke Semarang eghm yang di Sponsori oleh dinas di Perindag, Perindustrian dan perdagangan lah seperti itu. Nah sekarang mulai grengseng lagi ini. Tapi dengan obat-obatan yang model sekarang yang namanya indigosol dan apa namanya itu ya,,yang lebih baru lagi ada ini. Obatobatan yang dulu itu naptol sudah ditinggalkan, padahal kalau masalah keawetan apa itu bagus naptol, cuman kan jaman sekarang tidak diperlukan masalah awet, yang penting cepet pemasaran. Terus apa ada pertanyaan apa lagi? f) Berarati ada banyak hubungan di sekitar Kabupaten Kebumen ya Pak yang berhubngan dengan F: Kabupaten lain Q: maksudnya dengan dengan perkembangan batik di Kebumen, seperti tadi kan ada kalau di yang namanya koperasi koperasi batik di Kebumen namanya koperasi Batik Sakti di Kebumen kemudian sekarang ada yang namanya sekolah Batik Sakti, dulu-dulunya itu

109 94 F: jadi gini waktu jaya-jayanya koperasi bataik sakti itu kan mempunyai keuntungan banyak ya dari anggota-anggotanya makanya ada beberapa dari pengurus yang memepunyai ide cemerlang yaitu untuk mendirikan ee namanya di bidang pendidikan ya dulu pertama kali itu baru TK. TK Batik Sakti Taman Kanak-kanak nah gedungnya juga di Batik Sakti 1. Nah setelah TK beberapa tahun itu ada ide lagi lebih canggih bisa bikin SMK waktu itu SMEA ya dan namaya juga Bakti Sakti, itu memang yang mendirikan itu tokoh-tokoh dari pengurus koperasi. Eghm tu Q: kalau mengenai tentang batik Sirikit sendiri itu bagaimana Pak? F: ooh batik Sirikit? Q: ya,,, F: itu bentuknya begini, Sirikit itu aslinya adalah ide dari Bung Karno waktu tahun 60an Bung Karno itu terkenal di Dunia presiden RI pertama kita dan dia suka sekali melawat ke luar negeri terutama ke negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, Kamboja, China, Vietnam, Korea, Jepang dan sebagainya. Nah waktu di Thailand waktu itu kan yang namanya Thailand itu kerajaan ya, yang Menjadi Rajanya itu Bumi Doll Adul punya permaisuri yang namanya ratu Sirikit itu terkenal di asia kecantikannya, keanggunannya, nah waktu itu Ratu Sirikit berkunjung ke Indonesia dengan Rajanya Bumi Dol Adul disini diterima oleh Bung Karno, sebelumnya kan yang namanya pejabat Pemerintah kalau mau berkunjung ke negara lain itu pasti sebulan

110 95 sebelumnya sudah memberitahukan melalui menteri luar negerinya atau duta besarnya maka disini diterima dengan baik Di Indonesia oleh Bung Karno akan diberi suatau cindera mata atau tanda mata dari bangsa Indonesia karena disini terkenal batiknya maka Bumng Karno mengusulkan kepada GKPI untuk memebuat suatu batik ayang sesuai dengan keinginan masyarakat Asia terutama Thailand khuusnya kalau dipakai Ratu Sirikit seperti apa begitu, lah terus ide-ide datang dari segala penjuru terutama dari pengusaha Batik dipilih-dipilih ada 3 nah yang bagus-bagus nah setelah itu di 3 ini diadakan suatu mana ini yang kira-kira Ratu Sirikit seneng gitu terus ada kepilih satu dan waktu dateng Sirikit kesini diberi hadiah Ratu Sirikit sangat seneng sekali diberi hadiah tapi Thailand itu ada juga Batik Cuma prosesnya tidak seprti di Indonesia dan kekayaan dari motifnya tidak seprti di Indonesia gitu, nah setelah diberi seperti itu maka ratu Sirikit dengan Bung Karno dan suaminya Bumi Doll Adul itu membuat ketetepan bahwa batik ini belum diberi namaya motifnya nah Bung Karno itu udah kalo gitu karena kamu itu seneng dengan batik ini udah namanya Batik Sirikit waduh laha itu, itu dari situ mulanya Q: itu tapi apa yang dipilih itu motif dari Kebumen apa gimana Pak? F: Kan saya tadi bilang bukan dari Kebumen, Kebumen hanya mencontoh ya,, Q: oohh berarti F: Tau, tau bahwa batik Sirikit seperti ini

111 96 Q: he emm.. F: jadi beberapa pengusaha batik di seluruh Jawa terutama oleh Bung Karno itu suruh memebuat suatu batik dengan motif yang baru yang sesuai dengan kriteria dan keinginan dari orang Thailand itu, maka terpilih 3 yang akhirnya 1 dipilih itu nggen Sirikit. Nah setiap tahun pengurus batik dari setiap cabang itu kan diundang ke Jakarta ya apa namanya rapat kerja apa-apa waktu itu dipamerkan batik-batik batikbatik Jepang, batik Sirikit ada yang memfoto, foto itu dibawa ada yang ke Kebumen, ada yang Jogja, Surabaya, Malang nah di Kebumen itu oleh pengurus Kebumen kamu boleh membuat motif seperti ini sirikit tapi jangan persis seperti ini dasarnya boleh, pewarnaanya boleh cuma motifnya harus ditambahi dengan kekayaan alam di Kebumen itu, itu Q: Berarti yang mungkin kalau, maaf ini ngga pakai ngga pakai motifnya, kalau motif sirikit kan sirikit sirikit seperti ini itu berarti identik dari sirikit memang seperti ini gitu Pak? F: yang mana? Q: yang kalau motif sirikit kemarin saya lihat itu ditempatnya di pas di Pameran itu kan kaya gini,yang kaya gini F: segitiga-segitiga itu Q: ya kaya itu, oh berarti itu yang me,, yang me,,, apa ya,,, F: melatarbelakangi motif asli Q: ya motif asli itu

112 97 F: ya itu segitiga-segitiga itu lancip-lancip nah tapi kekayaan motif lainnya dikembangkan ditambahi juga Q: sebenarnya berarti ngga ada makna apa ya, biasanya kalau, kalau itu batik-batik yang dari Jogja, yang gabah wutah itu kan ada maknanya kalau sirikit itu bagaimana dari motif sirikitnya? F: makna yang terkandung itu gimana ya, jadi ehehem,, Q: iya kalau barunya kadang kalau motif-motif batik yang lain yang pakem kan ada maknanya terus ada nilai filosofisnya, terus kalau batik sirikit itu? F: orang itu batik dari bukan dari Kebumen sih ya itu jadi kalau orang Kebumen bilang bahwa itu batik dari Gemeksekti itu sebenarnya salah, jadi filosofisnya itu ya persahabatan lah, suatu persahabatan antara 2 negara, pemimpin tertinggi Indonesia dan Thailand. Sebagai cendera mata yang kebetulan disukai oleh Ratu Sirikit, monggoh digawe sendiri njenengan kira-kira apa, ehehe filosofisnya gimana gitu. Q: ya kadang kalau lihat motif yang lain itu memiliki makna dan nilai filosofis gitu F: kalau yang asli ya asli ciptaan dari pemotif-pemotif dulu itu mempunyai makna, jadi ya itu tadi sudah saya katakan ada sekar jagad, gondo suli, rujak senthe dan sebagainya, itu asli, asli dari Jawa itu mempunyai filosofis tersendiri tapi kalau masalah sirikit itu yang membuat itu orang banyak dan tidak ada pengaruh dari penerusnya itu tentang alam sekitar jadi kalau sirikit batik motif pola sirikit dari

113 98 Kebumen terutama Gemeksekti itu mungkin bisa dari sirikit yang polanya sudah di modifikasi oleh Pekalongan atau Jogja dan sebagainya, lain lagi tapi namanya tetep gitu. Q: tapi mungkin selain dari Kebumen di daerah Pekalongan pun ada batik sirikit yang seperti itu ya Pak? F: banyak, itu ada, karena itu dari wakti itu yang namanya pengaruh Bung Karno luar biasa lah jadi setiap-tiap daerah itu mempunyai ee keinginan untuk membuat, yakarena apalah waktu itu yang namanya mot motif sirikit itu kelasnya tertinggi waktu itu kelas tertinggi boleh dibilang kalau biasanya batik biasa itu dengan bahan umpama kan ada mori biru, mori prima, primisima dan sebagainya itu, itu yang paling tinggi primisima tu, itu kain mori yang halus, itu harganya palingpaling umpama sekarang 400 atau tiga ratus sirikit bisa 1 juta itu jadi makanya boleh dikatakan tiap cabang koperasi batik itu berlombalomba akan membuat motif seprti itu karena dengan harganya atau dengan motif barunya Q: tapi kenapa malah sekarang di maksudnya yang penerus-penerus sekarang itu ngga ngga suka dengan batik sirikit maksudnya kurang kurang terkenal lho kurang populer dikalangan kita gitu lho Pak malah tentang batik sirikit F: itu banyak sekali penyebabnya satu perusahaan batik mulai tahun tahun 70 itu sudah mulai istilahnya bangkrut lah banyak sekali yang meninggalkan usahanya dari pengrajin batik dengan usaha lain itu

114 99 yang ke 2 juga tentang mode di Indonesia yang akhirnya apa, modemode kan di... kan boleh dibilang itu dikuasai oleh pemuda ya, Q: ya,,, F: pemuda itu, dengan pengaruh dari luar itu sukanya dengan warnawarna yang bagaimana gitu ya,,terus juga denagn pakaian-pakaian, kalau jaman dulu tu boleh dibilang masih 60% orang suka memakai jarit kain ya masih suka kami dulu masih sekitar tahun sebelum 70an kalau kondangan apa harus pakai, nah setelah kesini kan jarang sekali paling 10% ya, paling-paling yang menjadi panitianya, yang menjadi itunya kalau waktu hajatan apa yang pakai jarit kain itu lainnya ya udah pakain nasional biasa, nah itu yang menjadi perubahan, akhirnya bab yang terkenal akhirnya menjadi jalan yang ya, ya masih bagus nilainya masih tinggi Cuma tidak dipakai Cuma sebagi pajangan dan sebagainya. Eghm terutama dipakai itu di, itu apa namanya modelmodel kaya peragaan busana atau dan sebagainya itu nah tapi untuk umum jarang sekali Q: jadi memang malah jadi seperti baru dikenal lagi sekarang-sekarang lagi gitu ya Pak? F: karena pemerintahan akhir SBY itu memang menginginkan baitk itu tampil lagi makanya nah terus diteruskan oleh Jokowi itu juga menjadi apa itu menginginkan masih ee PNS apaan seminggu paling ngga 3 kali memakai seragam batik nah itu supaya apa, nah supaya eee peninggalan kebudayaan asli Indonesia itu jangan tersisihkan, tergerus

115 100 oleh jaman yang akhirnya nanti generasi penerus kita tidak tahu apa itu batik dan bagaimana cara pembuatannya dan lagi di Dunia batik sudah terkenal nah ini semuaa itu mempromosikan tentang batik dengan negara-negara lain jadi mulai yang namanya dulu hampir punah ilang motif-motif yang dulu pernah berjaya sekarang mulai dibuka lagi dicari lagi seperti motif yan namanya ini motifnya bagaimana dicari kemana-mana nah ini dikembangkan lagi dan lagi kalau sudah berhasil saya yakin itu batik tidak bisa seperti aslinya tapi ada perubahan atu perkembangan terutama masalah motifnya, jadi itu lho, jadi ya karena jaman lah Q: tapi kalau mengenai apa ya cikal bakal tempat yang dulu yang disini itu di desa Gemeksekti cikal bakalnya tumbuhnya batik itu di Watu Barut apa di Tanuraksan Pak? F: seharusnya bareng sama-sama, sama-sama jadi Tanuraksan juga ada disini juga ada tapi yang lebih berkembang pesat di Watu Barut makanya dulu tu ngga ada namanya istilahnya batik Tanuraksan nda ada, adanya batik Watubarutan dan ini dikenal di Jawa Barat terutama di daerah Pengandaran ke sini ee di Bandung, Pangandaran terus sampai Ciamis, luar Jawa itu daerah Lampung itu kalu orang bawa batik Watu Barutan aah ngga sampai seminggu abis. Belum ada istilahnya batik tanuraksan ngga ada, karena waktu itu tokoh-tokoh batik terutama dari Watu Barut memang makanya kalau ada pertanyaan apa yang menjawab orang Watu Barut

116 101 Q: tapi kalau yang pertama ya kira-kira yang memberi apa ya yang mengajari membuat batik di Watu Barut dulu tu siapa yan Pak? F: kalau saya bilang tu ya itu tadi kan Watu Barut itu didatangi orangorang dari daerah Jogja Solo itu lho, ya waktu itu sampai ada petilasan di sana yang namanya mbah Prabu apa itu kan sebeulnya itu kan Pangeran Kajoran yang waktu jaman jamannya apa ini Sunan Tegal Arum Amangkurat pertama yang diberontak oleh anaknya Amangkurat Mas akhirnya melarikan diri sampai ke Tegal ninggal di sana anaknya Pengeran Amangkurat Mas itu kan mempunyai, mempunyai sahabat juga sama-sama memberontak dengan Amangkurat Tegal Arum namanya Pangeran Turnojoyo. Pangeran turnojoyo itu mempunyai mertua tu adiknya Amangkurat Tegal Arum yang namanya Pangeran Kajoran. Pangeran Kajoran itu pangkatnya di Kasunanan Solo apa itu sebagai ulama Keraton atau kalau sekarang menteri agamanya lah ya Keraton, dan waktu itu setealah Pangeran Tegal arum itu sudah melarikan diri meninggal di Tegal terus yang menggantikan anaknya menjadi Sunan Solo itu Amangkurat ke 2. Amangkurat ke 2 terus yang namany Turnojoyo temennya ini nagih janji ndi katanya dulu kamu mau ngasih aku ini ini kalau misalnya kamu berhasil nah terus kamu minta apa?, saya minta ini-ini Amangkurat Mas Amangkurat ke 2 ni keberatan akhirnya terjadi perselisihan nah terjadi perselisihan Amangkurat Mas mau tidak mau minta bantuan Belanda dari Semarang akhirnya Turnojoyo kalah lari dan sampai terbunuh bunuh

117 102 disana ketangkep dan dibunuh langsung disitu waktu itu yang namanya seorang berani terhadap pemerintahan memberontak dan sebagainya itu sampai ketangkap dan di jatuhi hukuman tu namanya istrinya anaknya mertuanya saudaranya pa semua walaupun tidak ikut harus dihukum juga nah termasuk yang namaya Pangeran Kajoran mertuanya ini juga mau ditangkap dia melarikan diri dengan pendhereknya ke barat, akhirnya sampai yang namanya gunung pecu itu Q: gunung? F: gunung pencu, sebelah Praja Mukti Mega Biru, ada petilasan itu lah karena dia mulai lama kalu pelarian itu kalau pendhereknya ada yang sakit atau apa mesti berhenti memberi kesempatan untuk diobati atau gimana lah kalau meninggal lantas dimakamkan disitu, jadi di gunung pencu juga ada petilasannya di atas untuk mujahadah ini ee Pangeran Kajoran dan ada yang meninggal itu ada 4 dikubur dibawahnya terus dari situ meneruskan perjalanan sampai ke deket Mertokondo lari kesana ke gunung Tumpeng, Pondong yang terakhir itu sudah ngga kuat itu selesainya di Kecamatan Karanggayam desa Kajoran disana masih ada desa Kajoran itu ada peninggalannya tapi setelah disana juga ketangkep ada mata-mata dari Solo tadi, di ambil di bawa ke Solo lah itu yang me mengikuti perjalanan hijrahnya ini Pangeran Kajoran itu ada yang disini juga tidak kuat meneruskan karena sakit terus tidak ikut kesana dia dirawat oleh penduduk setempat terus disitu dia sampai

118 103 sembuh, hidup disitu berteman masyarakat sekitar lah itu juga membawa pengaruh juga maslah batik begitu dia orang Solo kan biasanya banyak sekali yang tau tentang batik, emm jadi menginspirasi sebagai pengusaha batik disitu daerah sini Q: jadi ada petilasan di.. F: ada, emm yang namanya Mbah Prabu Q: jadi berjalannya itu berarti apa itu ya perkembangan batik di Kebumen juga berkembangnya sama jaman perang-perang dulu gitu ya Pak: F: ya, jadi perkembangan namanya pengaruh batik juga ikut berkembang kemajuan motif-motifnya nah itu ada hubungannya dengan masalah masa perebutan kekuasaan yang lama dan itu pasti terjadi karena memang yang namanya itu kan namanya Belanda mempunyai sistem yang kurang itu apa coba, mengadu domba antar penguasa yang namanya Devide et impera yang namanya itu, ini diadu domba dengan ini, ini diadu dengan ini supaya bertempur nanti siapa yang butuh, yang ingin bantuan dari Belanda dengan perjanjian saya bantu kamu tapi kamu mengasih saya apa nanti gitu beri tanah apa apa gitu terutama di bagian pesisir makanya Belanda sering membuat benteng-benteng pertahanan di pesisir itu hasil daripada membantu pertikaian antara penguasa. Q: Bapak riyin nate anu dados nate nggih npo pengrajin batik F: saya

119 104 Q: nggih, nate dados pengusaha batik F: dulu iya saya punya batik antara apa, dulu batik itu belum seberapa, tapi ya warisan dari orang tua, orang tua Mbah saya pertama kali masih sederhana sekali batiknya, itu ada alat yang dari batu gedhe berlubang gerong itu untuk menggejlogan itu untuk mencuci kain mori yang baru dari pabrik untk dihilangkan obat-obatannya, jadi kain mori yang dari pabrik itu setelah direndem dengan air keras terus ada cairan dari ee apa itu minyak minyak nyamplung, nyamplung itu banyak sekali lah, kalau Ayamputih tau lah nyamplung itu yang buahnya kaya Q: nggih iya tau Pak F: itu dibikin minyak itu untuk membersihkan, kan mori dari pabrik itu masih banyak kanjinya itu ya, kanji dan sebagainya jadi kalau dibatik itu nanti bisa ngga masah batiknya itu diberi pewarna ngga masah, kainnya digeblugi dibersihkan diperes digeblug lagi nah setelah bersih baru dikasih kanji tipis-tipis kanjinya itu penting tapi kan kanjinya tidak mengandung zat kimia, yah itu penting sekali untuk supaya nanti kalau diberi begitu dibatik ee malam itu setelah ee selesai pembatikan di diberi pewarna dasar dan sebagainya itu malam itu harus di di godhog lagi batik itu digodhog diilangin malamnya itu, nah termasuk mori yang sudah dikasih kanji itu kalau dibatik dengan malam kanjinya itu cepet luntur hilang begitu, atau geblogan ada pipisan, pipisan itu batu segi empat untuk menghaluskan ini lebih kuno lagi ini pipisan lebih untuk menghaluskan obat-obatan saperti jirek dari kulit

120 105 mahoni, dari kulit pace, terus dari pini, dari nila itukan dulu berwujud benda harus di apa namanya, saya masih ada alatnya yang namanya itu yang untuk nggelut Q: di dirumah sini atau F: ahh ya di deket sini tu samping rumah Q: ohh, tapi sekarang masih apa maksudnya dari keluarga ada yang masih mengrajin batik ada yang jadi F: ini mulai, setelah ada ini kemaren sudah mulai, tapi sudah ngga pakai itu alatnya sudah modern ya, kalau mau lihat ya nanti boleh Q: tapi itu belum besok gampang kesini lagi, ambil gambarnya belum bawa kamera F: ohh gitu Q: ya, soalnya belum bawa kamera F: ya kalau mungkin ke petilasan ke sana tu nduwur nanti itu boleh Q: ya besok jangan sekarang F: ya, ngga sekarang besok Q: kalau itu di petilasan biasanya ada apa Pak?maksudnya sering ada acara F: ohh, bentar lagi ni besok besok jum at kliwon yaitu di Mbah Prabu itu jadi Suran, jadi artinya begini maksudnya baca tahlil disana untuk warga yang beragama Islam ee terutama mendoakan para arwah leluhur bukan Mbah Prabu bukan, ya leluhur kita cuma tempatnya disitu dengan membawa sedekahan ala kadarnya minuman makanan

121 106 kecil dan nasi dan sebaginya nanti dikepung bareng-bareng sama-sama setelah sholat jum at Q: Pak biasanya apa itu ada yang pakai batik gitu atau gimana ngga? F: batik,, Q: ya maksudnya disini kan terkenal batiknya apa gimana ada yang pakai seragamnya itu pakai batik apa gimana ngga selama ini kegiatan? F: belum, itu belum teroganisir dengan baik artinya kami yaitu pamong-pamong dan sebagainya Q: mbok sing anu ngagem agemane batik khas Gemeksekti F: ya tapi masyarakat umum organisasi belum ada, ya memang baru bangkit lah nanti mungkin kalau sudah eghm,, kemaren njenengan dugi mboten teng Q: nggih pas teng acara lounching batik niko ndherek teng mriko F: lha niki ibune lare niku malah gara-gara ketemu niku kula teng Pekalongan sedang pelatihan pola batik, kula nginepe teng umahe wong tuane niku, nggih yang namanya jodoh Q: nggih Pak F: hehe sampai sekarang deweke niku mbetoni batik saking Pekalongan dibetoni teng Jatijajar Q: heem berarti Ibune saking Pekalongan nggih saking batik,, F: keluarga batik

122 107 Q: nggih mpun Pak, ngenjang gampil kula anu mundhut gambare teng niku ngenjang malih mawon F: kapan-kapan kalau njenengan kepengin weruh niku nopo tapi anu sanes batik Watubarutan, Ibune ajeng mundhut batik teng Pekalongan ngenjing kathah, nek kepengin ngertos motif-motifnya tapi berupa pakaian sudah Q: kalau yang motif sirikit dari Pekalongan ada Pak? yang bentuknya sirikit-sirikit itu F: ada cuma,, gimana ya ngga terjangkau lah di masyarakat harganya terlalu tinggi Q: ya terlalu tinggi itu yang F: iya yang dibawa oleh ibunya ini kan yang harga menengah kalau itu Q: tapi sudah bentuk pakaian semua ngga ada yang bentuk kain jarit? F: ngga ada eghm pakaian Q: ya memang kalau yang motif sirikit itu terkenal tinggi banget harganya tinggi terus masih banyak yang bentuk jarit F: ya memang jarit asalnya jarit iya Cuma kalau sudah dipegang oleh desaigner-desaigner itu suda dirubah menjadi pakaian malam, terutama itu Aji Noto Negoro hehe lah sudah harganya selangit Q: ya Pak terus disini juga masih belum banyak yang me yang meminati tentang apa batik sirikit gitu ya Pak maksudnya kalau yang kalau kemarin yang F: produksi maksudnya

123 108 Q: kalau kemarin yang di di itu di tempat di Balai desa yang di Pusat Informasi Batik juga ngga ngaa ada yang ditampilkan batik sirikit ngga ditampilkan F: ngga ada kemarin ya? Q: ngga ada F: ohh mungkin sudah langka Q: batik-batik yang tua itu maksudnya batik yang sudah tua yang sirikit ngga ada Pak, mungkin apa karena dulu-dulu belum, maksudnya kurang banyak yang F: banyak yang bikin tapi kan yang namanya pengusaha kecil lah begitu selesai jadi kan langsung dijual tidak ada yang untuk koleksi ngga ada Q: berarti yang intinya yang dipakai sendiri ya yang... yang F: ahhhaha kalau tukang batik kadang-kadang pakaiannya juga bukan batik, tu jadi kalau nanti ini di Tanuraksan itu kan itu ada pembatik bagus itu yang biasanya bikin sirikit terus yang punya koleksi ya mungkin di Tanuraksan ada yang namanya mantan lurah kemaren Pak Imron haji Imron itu kaya mungkin dia punya koleksi batik sirikit Q: tapi ratu sirikit sekarang masih hidup ya Pak F: udah mati, Q: ooh tapi kemarin F: udah mati

124 109 Q: matinya ratu sirikit itu, apa ratu sirikit yang ket apa yang keturunanya ratu sirikit mungkin ya Pak F: oh namanya bangsane Solo Jogja itu kan ratu Sirikit kan permaisuri ya istrinya Bhumibol Adulyadej kalau di Indonesia itu Hamengkubuwono F: Hamengkubuwono berapa gitu ya Q: lah itu Ratu Sirikit mungkin itu Kanjeng Ratu Hemas kan gitu, kalau keturunannya ya ngga ada yang namanya sirikit ngga ada, ya keturunannya Hamengkubuwono 1 2 seperti itu Q: berarti disana ngga sirikit 1 2 gitu F: ngga ada sirikit orang perempuan jadi ngga punya pill keturunan perempuan ngga ada biasanya yang namanya garis keturunan itu dari laki-laki Q: tapi kemarin katanya itu ada utusan dari Thailand ke Indonesia ke Jogja untuk melihat tentang batik sirikit gitu F: ya mungkin Q: terus yang dari Jogja itu katanya cari ke Kebumen F: gitu,,, Q: ya F: oh ya jadi perkembangan sirikit selanjutnya di Kebumen ya? Q: ya mungkin yang masih eksis maksudnya yang masih mengembangkan sirikit itu di Kebumen gitu ya,, F: ya itu dulu Tanuraksan

125 110 Q: mungkin karena dari dari Thailand itu mungkin mengetahui kalau dulu itu Ratu Sirikit itu pernah datang ke Indonesia terus di diberi cendera mata itu terus mungkin sana juga pengin lihat kaya mungkin di disana itu sudah ngga ada batik sirikitnya F: yas masih cuma di musium kerajaan Q: kalau di Thailand, ohh ya mungkin masih ada F: lah mungkin keturunannya atau siapa itu melihat, mungkin dari mana ini, ini dari Indonesia, lah dia pengin tahu proses pembuatannya gitu, kemudian menelusuri, Q: mungkin meyuruh, menyuruh itu utusan untuk datang ke Indonesia terus minta di untuk melihat mana yang,, F: heem, pertamakali pertama kali yang ditelusuri itu adalah kota-kota batik mungkin Pekalongan Jogja Solo nah tanya-tanya masalah sirikit, nah mungkin Pekalongan Solo Jogja itu ngga punya ini Q: mungkin sudah tidak memproduksi batik sirikit F: sudah tidak gitu lho dan dengar-dengar mungkin kan ada beberapa pertemuan di Semarang mengenai pembatik Jawa Tengah termasuk Kebumen mungkin menampilkan sirikit gitu lah baru Jogja Solo tahu oh ini sirikit dari Kebumen, mungkin seperti itu Q: yayaya, ya kemarin katanya itu ada utusan dari Thailand terus mau cari tahu tentang batik sirikit itu F: ya itu, gimana kira-kira udah puas njenengan

126 111 Q: ya alham, ya trimakasih sudah puas ini sudah dijawab dengan banyak banget F: saya kira apa ini referensi dari saya ee itu mungkin sedesa hanya saya yang bisa Q: iya kemarin Pak lurah juga ngendika paling sesepuh disini yang tau soal sejarah batik yaitu Pak Fadly Kuntadi, njenengan sowan teng daleme,,wong Pak Lurah mawon nggih mboten ngertos maksude mboten.. F: padahal dia keluarga batik lho Q: nggih, tapi sejarahe pripun F: ngga ngerti, he kalau saya kan memang suka membaca suka mendengarkan ceritanya orang tua dari Mbah Bapak saya jadi apa itu ya saya cathet dalam pikiran, peninggalan-peninggalan orang tua apa itu yang diceritakan itu saya eling-eling bae mudah-mudahan bisa untuk mewarisi pada anak hehe yang masih berminat gitu kan hehe atau yang udah ngga berminat ya Q: udahlah yang dulu ya udah kaya gitu ya Pak, tapi kadang itu lho ya seperti ini ngga tau gimana dukunya jadinya ngerti, jadi tau kalau Tumenggungan pasar Tumenggungan itu ternyata karena dulu itu disitu ada Tumenggung F: ya Tumenggung Kolopaking Q: ya sebelah utaranya kan jalan Kolopaking

127 112 F: dan jangan apa ya anatara pa Kolopaking pertama itu keturunannya Panembahan Senopati Jogja Q: ya,, F: ya kalau nda salah dulu ada cerita masalah ee ini yang namanya Roro Pembayun itu putranya Panembahan Senopati yang disukai orang yang sakti karena apa itu dan orang sakti itu musuhnya Panembahan Senopati Ki Ageng Mangir tu, nah karena sudah terlanjur sudah jadi istrinya akhirnya ya sudah suruh sowan di Jogja Panembahan Senopati pertama kali mempunyai kerajaan di ini di Kota Gedhe Q: Kota Gedhe F: nggih bener Q: teng Makam-makam nggih onten teng makam-makam raja F: nah disitu kan akhirnya Ki Ageng Mangir dibunuh yang kepalanya dibenturkan sama Q: yang batu itu ya Pak: F: nah ya Q: ya kemaren saya juga kesana lihat di di itu, terus ada yang buat kaya buat apa lah, tempat duduknya disana juga masih ada F: sampai gerong Q: iya, katanya itu bek, bekas apa ya, bekas kepala yang dibenturkan F: kepalanya yang dibenturkan, makanya di Imogiri makam-makam raja dan warganya itu yang namanya Ki Ageng Mangir separo

128 113 badannya di dalam ini beteng makam separonya disini separonya di luar Q: ohh, berarti separonya masuk beteng makam separonya di luar, berri ngga masuk hehe F: ngga, maksudnya gini yang separo itu memang itu menantu yang separo musuh di luar seperti itu Q: tapi makamnya di Imogiri F: Imogiri, nah itu keturunannya itu yang sampai mengembara langsung sampai di Purworejo Kebumen yang menjadi penguasa disini yaitu Tumenggung Kolopaking keturunannya, nah termasuk saya dan lingkungan sini sekitar Masjid itu semua memang masih ada brembet dari Kolopaking dan Kolopaking ceritanya ini dengan Arum Binang itu musuh bebuyutan kenapa Kolopaking itu adalah anak buah dari Diponegoro yang selalu menentang dengan penjajahan Belanda lah Arum Binang antek-anteknya Belanda itu jadi kalau berhubungan,, jadi nonggo terserah masyarakat siapa yang dianggap nam apa itu pantes menjadi pahlawan disini siapa apa Arum Binang apa Kolopaking monggoh yang jelas Kolopaking adalah anti penjajahan anti Belanda Q: hemm, lha nek kalau Arum Binang sendiri itu keturunan apa F: kan begini Arum Binang waktu sekitar tahun seribu seribu tujuh ratusan itu ada adiknya Pangeran Solo kraton Sunan Solo yang suruh inveksi ke daerah Kebumen sebab sini termasuk jajahannya jadi Wates Kulon Progo itu ngulon itu milik Solo tapi Wates ngatan sampai Jogja,

129 114 Gunung Kidul, Sleman, Bantul itu wilayah Jogja nah Wates ngulon sampai Kebumen itu wilayahnya Solo makanya utusan dari Solo itu emm itu inveksi disini, inveksi disini di daerah Kebumen lhah di Kutowinangun itu di Demangken itu lhah itu melihat ada gadis centik begitu, jaman itu seorang Lurah demang atau apapun kalau anaknya diminati oleh seorang pejabat dari kraton sangat seneng ya dianggep tu derajatnya diangkat walaupun waktu itu sama sekali tidak ada acara pernikahan apa-apa ya akhirnya mungkin dengan pernikahan apa ngga ngerti ya akhirnya setelah sebualn dua bulan ditinggal pergi sama itu yang dari Solo lhah ini ibunya Arum Binang yang namanya dulu waktu kecil namanya Joko Sangkrib heem itu disitu hidup dengn kakeknya Demang Kutowinangun sering sakit-sakiten apa akhirnya bertemu keturunan orang hebat ya dari Solo dia suka bermeditasi bertapa dimana-mana akhirnya sampai disebelah barat Kutowinagun itu namanya apa, yang ke utara itu haduh.. Q: hemmh di Kutawinangun F: kulone Kutowinangun Q: Kambalan F: ada makam Q: yang Bulu Pitu F: nahh Bulu Pitu itu tu tapanya disitu pertama kali sampai 40 hari sampai penguasa Bulu Pitu itu bingung namanya Dewi Nawang Wulan apa itu kan akhirnya Joko Sangkrib diberi apa mintanya diberi

130 115 kesaktian dan sebagainya terus sampai di dinikah sama Nawang Wulan ya menikah punya anak dua walau sampai apa namanya antara jin manusia ya tapi Joko Sangkrib tapi itu terus meneruskan bertapanya di Ambal meneruskan ke pertapanya itu di Petanahan sama hampir di Ayah sana itu juga bekal dapat kesaktian baru senjata baru nah itu terus setelah bertahun muter-muter pulang nengok ibunya sama kakeknya di Kutawinangun itu baru diberitahu kamu itu bukan anaknya orang sembarangan bapakmu itu adiknya Sunan Solo nah koe kepengin ketemu? Ya kepengin, nek kepengin, sekarang kamu bikin gara-gara saja dulu jaman Diponegoro apa dulu jalan dari lewat Banyumas Cilacap itu ngga jadi sepertinya, lah sekarang namanya jalan itu kan Q: oh ya yang diselatan F: itu kalau orang dari Banyumas, orang dari Kebumen kulon tu kalau mau mbayar pajak ke Solo itu lewat itu nah terus ee Joko Sangkrib sama kakeknya dibilangin dah nanti kalau ada rombongan mbayar pajak atau pergi ke Solo cegat ambil semuanya dum kepada masyarakat nah terus kalau orang itu jangan dibunuh orang itu itu ngga papa suruh ke Solo aja suruh lapor bahwa yang menjadi perampok di daerah Kutowinamgun adalah Joko Sangkrib kalau mau nangkep tangkep Joko Sangkrib kesini nah betul tau ditangkep ee yang membawa upeti pajak-pajak ini meneruskan perjalanan laporan, setelah dilapori terus dikirim bala tentara kesini dan ditangkep bawa ke

131 116 Solo nah disana namanya diadili didepan pengadilan terus bilang kenapa kamu berlaku seperti ini? Ya karena saya pengin ketemu bapak saya, bapak kamu siapa? Bapak saya itu Pangeran dari Solo, kamu anaknya siapa? Saya anaknya Roro ini lah Mbah saya namanya demang Kutowinangun. Lah itu baru kaget itu yang bapaknya itu tadi lalu diinget-inget ohh adiku lanang saya ya sudah akhirnya, ya sudah kalau begitu ini ngga usah dihukum ini bawa ke rumah saya, akhirnya disitu wong masih remaja ya disolahkan diberi kedudukan apa ee diberi pelajaran mengenai tata cara kraton terus nikah disana, nikah disana mempunyai anak satu, anak satu terus anak itu dikirim ke Kebumen wong laki-laki setelah dewasa dikirim ke Kebumen disini diberi kedudukan menjadi Bupati pertama Kebumen itu Arum Binang, Arum Binanng yang ke 2 sebetulnya, yang pertama tetep di Solo tu begitu tapi disini sudah ada yang namanya Kolopaking sudah, Arum Binang itu setalah Kolopaking baru Arum Binang itu gara-gara itu karena keturunan Solo saja dan Kebumen wilayah Solo buakn wilayah Jogja. Eghmhmm itu nanti kalau ada 3. Wawancara dengan IbuTitin Nur Rokhmah Q: nggih nyuwun sewu niki anu nyuwun wekdale sekedhap anau badhe tanglet-tanglet batik Gemeksekti, nggih kan kula enten penelitian tapi judule niku batik sirikit T: srikt Q: nggih batik srikit, sejarahe kalih makna filosofis

132 117 T: sejarah batik srikit, klau saya, saya memang bukan generasi hanya generasi penerus memang orang tua saya berawal dari ee orang tua saya bekerja sebagai karyawan di Purworejo terus mereka pulang ke sini mendirikan usaha sendiri dan beliau juga untuk batik srikit itu hanya temurun dari dari orang tuanya, kalau semisal sejarahnya batik srikit yang bagaimana ee kok bisa dikatakan srikit itu klau saya belum paham betul tentang batik srikit yang ee difokuskan ke sirikitnya itu Q: tapi kalau mengenai apa ya kalau batik, batik sirikit itu ternyata sama dengan nama ratu Thailand itu sudah mengetahui sebelum sebelumnya udah pa belum bu? T: mungkin belum kalau semisal orang tua sini mungkin memang srikit kaya gitu kan oh giye pola srikit terus dari mulut ke mulut dari tangan ke tangan oh giye nek kaya giye motife srikit sama dengan semisal jagatan mereka pasti tidak tahu ee istilahnya ee itu dari mana asalnya datangnya hanya mereka ohh dilihat batiknya bagus ohh ternyata itu motifnya klasik bagus kalau sampai kesitu sih belum ee apa ya karena sekarang dunia itu bisa kita lihat jadi ee untuk mengetahui sirikit itu ohh ternyata sirikit itu malahan nama ratu ya, hehe nama ratu Q: jadi kalau nilai filosofisnya sendiri belum di, maksudnya orang-orang sini malah ekis maksudnya ngga mengetahui bagaimana nilai-nilai apa ya dari biasanya kan kalau itu ada nilai apa maknanya gitu, kalau kemeren kan yang beras wutah itu memiliki makna apa kalau srikit itu gimana bu? T: ee srikit

133 118 Q: klau Beras wutah kan kemaren kan pas lagi acara itu diceritakan apa ya maknanya ini ini misal itunya kalau sirikit? T: ya kalau semisal mungkin orang-orang tua ya paling jawabnya hanya lah wong itu cuma motif dari tetangga Mba seperti itu Q: tapi itu kalau kan seperti sirikit-sirikit gitu terus didalamnya apa, haduh Pak, lah niku kira-kira terinspirasi dari apa ya bu? Maksudnya kan kalau apa ya kalau berus wutah kan tadi terinspirasinya mungkin itu oh beras wutah yang mungkin itu T: gabah wutah wong srikit itu di dalam srikit itu juga ada terdapat yang namanya gabah wutah hnya motifnya itu kesana kasini seperti itu Q: ya yang T: malang migung kaya sirikit itu kan lebar terus mengecil terus nanti lebar mengecil seperti itu di dalam situ ingsen-ingsennya itu juga bermacam-macam itu ada gringsing, ada gabah wutah disitu juaga ada namanya ukel rambat dan sebagainya kalau semisal kaya semisal kalau srikit ya diibaratkan itu apanya ya mba, semisal muka lah ya haha muka oke lah semisal muka, kan muka itu bisa dipoles nag polesannya itu kan ada namanya oh ini ternyata eyeshadow ini namanya lipstik nah seperti itu nah srikitnya itu muka seperti itu, di dalam sirikit gabah wutah itu ada mba, Q: ohh nggih nggih T: nda ada sih ya saya punyanya apa Q: ada bu yang motif sirikit

134 119 T: oh ini mlah bukan sirikit je mba Q: kemarinkan banyak disitu yang motif sirikit T: iya, saya punya banyak kemarin terus eeh ndilalah payu ehehe iya tapi mungkin di rumah mbok nanti ada Q: tapi lebih ya apa ya kebanyakan msayarakat yang apa ya pemebelipembeli itu lebih tertarik yang apa itu lebih tertarik ke sirikit ngga bu? T: kurang, malahan kurang kalau kan sirikitnya itu hanya orang-orang tertentu kalau semisal sirikit lah bebeh jarit kesannya orang tua, nini-nini yang ee sambil nginang seperti itu dia itu memakai jarit tapi kalau semisal orang-orang Q: berarti yang memakai sirikit itu kebanyakan orang-orang yang orang tua T: tua, ya kebanyakan seperti itu tapi kan ee kaya malah kaya sekarang itu kalangan high klas jadi tahu oh ya batik sirikit itu batik yang halus terus nanti dikalangan ini nah karena belinya ee terlihat branded juga juga agak sirikit agak naik ketingkat ohh iya ternyata itu kalau semisal kita pakai sirikit terlihat ketika pakai kain itu kain branded seperti itu kalau yang tahu tapi kalau yang bagi orang yang seperti seketika saya pakai disekolahan lah kowe bocah enom kok nganggone nini-nini seperti itu nah mungkin mereka mbok ya pakai batik yang cerah batik-batik warna pink atau batikbatik warna hijau muda seperti itu. Sebetulnya hampir itu mba kalau masyarakat biasa sekarang sirikit itu agak naik, agak agak punya punya ee

135 120 nilai, nilai yang lebih tinggi daripada motif-motif yang lain memang kayanya lagi lagi ngin kaya gitu jadi hehe naik daun heeh Q: naik daun T: ya walaupun nanti daunnya nanti sampai atas kuning terus ambrol ya itu urusan, agak naik daun sedikit kalu semisal itu motif sirikit nah dari yang sirikit itu kan sekarang sirikit itu di tembak di tembak dengan yang printing yang bisa mee apa memprodiksi sekian lembar terus regane lagi agak sedikit itu kan belum itu lho mba baru-baru dari ada pinternaya, tapi sebenernya belumm booming, tapi ada, ada ada indikasi mau mau Q: tapi apa yang menjadi motif-motif yang dari Kebumen yang paling yang yang ibaratnya yang menjadi faforit itu motif pa bu? T: kalau sekarang memang kayaknya sih motif apa saja yang penting ada lawetnya itu kadang-kadang tapi tidak ada yang banget tetep orang-orang ee apa namanya memburu mbelok kesana kaya motif itu tidak rata lah rata lah kalau semisal sirikit ibarate wong sepuluh itu paling dua atau tiga seperti ini dua atau tiga Q: nopo ibu saged damel npo saged mbatik kados niko T: sing sirikit Q: nggih batik tulis npo mpun anu Bu, ibu nopo nante nggih maksude mbatik tulis T: mbatik, ya saya memang dulu mbatik jamane saya, memang saya dari keluarga Q: berarti sudah mahir ya Bu?

136 121 T: ya tidak, kalau saya tidak halus tidak bisa yang seperti ini bisane bisa mbatik cuman aku ora tlaten kaya gitu loh saya ya mbatik biasa bikin saya saya bisa Q: ini motif sirikit nggih Pak PL: iya walaupun motifnya berbeda Q: tapi itu batik tulis bukan ya PL: ini batik tulis Q: ngga bisa mmbedakan antara yang tulis sama PL: ini batik tulis walaupun ada birunya ini kan beda, yang ini namanya ukel, itu isen-isenannya beras wutah tapi tetap yang paling untuk mengetahui ini kan ada kaya gininya apa mbentuk apa giye lah Q: ini bentuknya masih jarit-jarit Bu/ T: heh? Q: masih bentuk jarit T: iya emang itu di desain jarit untuk nyamping Q: tapi nek di di ngge ageman nopo niku nggih T: banyak sekarang yang semisal tapi hampir itu lho ya bu mba motif maksude le nggathukaken Q: nggih niku sing rumit nggih T: tapi itu kan ada kaya gini lebar Pl: berarti jadi ee kan sirikit anu mucuk ya, yang jelas tidak ee yang tidak ketinggalan sing motif ana batasane ya pokoke kaya gue ya Q: niki sing kados gabah wutah nggih

137 122 T: lah iki, heeeh itu namanya kan ini yang ini gabah wutah Q: niki T: kalau ini kan biasanya ukel, ini ada mlinjon terus ini juga ana ngetumbar, gitu kalu ini namanya ukel rambat atau apa ya blarakan apa ya Pak, maksude kadang-kadang orang menamai itu beda-beda PL: ya yang terlihat dari sirikit pembatasnya ini kembang ini, nanti setiap kolom ini beda-beda ingsen-ingsenannya T: heeh jadikan bisa hidup mba tampa penggaris itu tidak hidup jika dijorkan ora di iseni ya elek orang yang tidak biasa bikin seperti itu nanti ya tidak jadi ini mojok ini amba, tapi kalau yang biasa itu tanpa penggaris pun itu udah bisa PL: giye wektune pirang minggu le nggawe T: ee kalau ini, giye kan alus mba sekitar dua bulan Q: dua bulan nek sing sanes sirikit pinten nek sing biasa-biasa niko? Kados jagatan nopo nopo nembe T: jagatan Q: nopo ngantos dua bulan T: ora, ada yang seminggu jadi tetp batik tulis PL: tapi KW KW berapa kaya gitu T: bolak balik mba itu dadine nutule kene tembus kene tembus di tutul ping loro Q: tapi tesih kathah sing anu sirikit pak maksude sing ndamel kathah

138 123 T: emang bitungku seneng dadi anu tukang mbatike nah tukang mbatike senengane mbatik sirikit Q:berarti hobi anu dados senengane nek kula mbatik sirikit nggih anu mpun sirikit T: haaah kan penak Q: anu mpun mahir teng sirikit nggih mpun lah T: lah mending mbatik sirikit lah daripada kan kalau tadi kan isine apal dadi isine cepet,ni nanti kan di kasih motif lainnya mumet gole mikir Q: mbok anu nopo, nopo mpun nggih gantos-gantos niku mboten nopo-nopo T: ya ada, ada aturannya semisal ya mba biru ini kan ya ini kan ada coklat ada ijo ada putih lah nek samene coklat kabeh ya ora urip nggih kan hehe ya kan ya harus beda, wong nanti semisal ibuku beli wong sing kae dodol mba gie giene aja diiseni sogan kene dideleih putih ben keton padhang. Ayo mab diunjuk Q: nggih T: trimakasih ini malah bawa oleh-oleh mba, monggolah kesini njenengan mau perlu butuh apa monggoh, heeh kalau semisal siang nanti njenengan mau mbatik ditempatnay ibu saya juga terbuka untuk ee istilahnya PL: kalau yang sudah-sudah yang penelitian disini nanti kudune nggawe batik T: ya, ya silahkan

139 124 PL: kaya mba Maryani wingi nggawe apa Bu taplak meja apa ya: T: taplak meja apa sapu tangan PL: sapu tangan ya T: ya ngga tau, nek arep nggawe batik kaya gie PL: kancane Maryani ni ya satu angkatan Q: nggih kula kalih Mba Maryani niko kan ming nek kula kan langsung spesifik teng batik sirikite niku nek niko kan sedanten T: tapi kaya e mudah kaya gitu lhoh mba Q: nggih mboten mumet nggih malah akeh banget nggene mendhet kan semua motif dari Kebumen ehh dari Gemeksekti kados niku lah nek sirikit mawon kadang mpun mumet hehe T: heeh kalau di ee Q: jadi lare-larene malah dereng ngerti maksude mboten, mboten ngertos nggih nek batik sirikit ternyata niku lebih mahal kados niku maksude lebih seg, seg brandeed kados niku nggih Bu, malah mboten T: iya memang, sajane mau lah mba kalau semisal kadang-kadang ya dulu itu Bu Tejo Bu sekcam kae PL: eehe T: ya saya itu lagi gandrung sama seperti ini sirikit, ketika dia pakai Q: niki sih anu gole nyadeni nggene nyadeni teng pundi mawon? T: Ibue kula, pasar kalau emang hariannya di pasar nganter di tokotoko batik kaya di toko aditya setiawan gue sing anu alusan karo cap

140 125 biasanya datang kemeren itu datang dari mana lah yang kemaren itu habis yang saya pajang di Q: di itu T: di heeh habis tinggal ini wong dapet hampir tiga juta Pak, ya di bawa anu bojone Mutia Pak, nang Khafid, ya gie nang pameran ora payu malah bali malahan laris hehe PL: Nah kan kita mengikuti ivent pameran atau apa jadi kita kadang menyebar kartu nama, kartu nama kadang untuk panitia apa kita kasih bonus satu ya jadi ee engko nang mburine ndilalah rejekine entuk akeh ndilalah T: ya iya Pl: kaya kemarin yang panitianya kasih satu T: saya betul-betul tidak tidak laku disana ya nggo nggo istilahe men nggo Q: wong kula kepengin kan dosene kamu kan katanya penelitian batik sirikit ko ra tau kok mboten nopo nggih mboten tau nggawa batik nopo-nopo jajal kados niku, ooh dereng niku Bu lah, penasaran wong katanya sama dengan Ratu Sirikitsih kaya apa batiknya penasaran, nggih kados niki tapi kan tetep tesih penasaran ngaten, nggih gampil ngenjang Bu, wong anu mahal T: Mahal Bu Q: lima ratus ribu Buu

141 126 T: kalau di On Line ya sejuta ya kan lihat saja, ya Pak ya, ada yang sirikit kainnya sutera Q: lah ini kain apa Bu? T: itu streming, stremeng itu sudah KW 2 ya Pak, bukan KW 1, ya yang KW 1 ya sutera Q: tapi nggene damel nopo nggih nopo nggih ndamele nggih anu gampil mboten? T: nek sutera? Q: nggih T: ohh justru malah muncul warnanya bagus banget, anu itu cuman kalau ditarik kan agak semune agak nyanthel-nyanthel mergane dia itu punya apa serat serat ya kalu sing kotak kotak kaya gitu Q: teus dugi pinten nek sing sutera? T: sutera, ya dua juta pa ya Pak ya? Dua juta ya? Wong krudung mba, aku kan hih krudung, krudung kan nda, Purworejo itu Mas rumahnya dimana sih ya itu wong Purworejo Mba, gue ya nduwe butik terus sing ngedrop-ngedropi nang Pemda itu dari punya saya Ridwan, di dropi nang kono nang perumahan wong Purworejo. Krudung sutera, ujarku ya seket ewu wah gie tak tuku aku ya monggoh berapa ini lima ratus Bu, asem hehehe krudung itu kalau yang sutera Q: sutera tadi di batik nggih T: di batik jadi kerudung, saya kira ya lah anu satus ewu apa sangang puluh ya tek tuku kaya gue hihi oalah

142 127 PL: ya kaya ini lah dari pusat produksinya emang ee murah tapi tidak ee begitu masuk galery, pinter-pintere wong galery T: heeh nggone wis anyes beda karo nang panas kaya gue, monggoh nek njenengan kober kan setiap hari ibu saya mbatik, nek mrenene awan mau tek sengi menganah kon mbatik Q: ngenjang bu gampil mriki malih PL: tek janjeni jam tengah lima, wong Ibu nang kene ana PKK T: ohh iya, aku ki sedina mba urung kae nang sekolahan bar meng sekolahan gari meng sekolahan meneh tekan jam tengah telu nang PKK Q: hehe kalih kula PL: sekitar tengah lima aja mba kaya gue, tapi untuk batik di Ibunya asal siang, kalau hanya menuju ke tempat kami disana di Batik Lukulo setiap saat bisa T: di ladeni lah, wong Bapak saya lah wong biyen nduwe anak krasa nduwe anak sekolah kaya gue PL: kalau khusus mau kesini kita ya paling siang Q: nggih teng batik lukulo niku T: bebas pagi sudah wae pagi lah jam 7 PL: lah wingi seka Karang Sambuung regudug muride akeh banget ora ana pemberitahuan dadi ujug-ujug mengeneh, mangkat nggawe kie lah

143 128 T: kadangan ya ada yang menolak ya di maklumi kadangan kan mereka sibuk kalau semisal disini lah beh ngladeni mba paling takon apa sih kaya gie kaya gie ada seperti itu Q: nopo anu dameli batik sirikit mboten nggih seg ndameli nopo batik sirikit mboten: T: oohh kalau ibuku itu cuman Q: kan kula nggih maksude ben mengkin saged mundhut gambare ngge sing seg mbatik sirikit ngaten PL: ohhh paling ya kae ya T: ehh ngarep umah mbatik sirikit ngarep umah gene Nurkhayati PL: ohhh T: ada mba nanti tek carikaan yang lagi mbatik Q: ohh nggih-nggih mundhut gambare kan ohh niki seg mbatik Sirikit T: oke ana-ana, soale nek gie tukang mbatike biyungku gue adoh kan wong jemur Pejagoan di Pejagoan tapi sana kalau bikin warna jelek dadi Ibuku ora gelem ee trima jadi, jadi ee tetep ee ibuku ki ngolah masih ngolah, ngko sing nutupi ya, biasane mama ya mbatiki jane tapi kan batik kaya gie kan telung wulan pisan, telung pisan, le mopoki ya mopok dhewek ora gelem dipopokna Q: nek seg awal-awal nopo mpun saged dados batik sing luwes ngaten, maksude seg pembatik awal T: Amatiran hehehe

144 129 Q: kala kan badhe blajaran saupami mangke nggih pinten wulan kinten-kinten dados mboten nggih? T: 3 bulan bisa, njenengan nek semisal arep gue, apa arep mbatik sirikit Q: hehe,, nggih mboten batik sirikit nggih mboten mengkin dados motif ohh kula nu mbatik kiambek kados niku ngge kenang-kenangan pas penelitian batik ohhh niki saged mbatik kados niki T: asal njenengan Q: maksude saged bentuk jarit ngaten mboten nggih, ya tapi kan nek kula anu mboten sanes nopo nggih anu mboten meksude nek ken nggambar-nggambar niku mboten patia, dados angel PL: ya motif apa, molan Q: dados nek anu ken nggambar-nggambar anu nopo nggih mboten enten jiwa senine mungkin dados T: lah siki kan gampang gambar ma jebred sogna nang ngisore digambar nganggo blat, belajar menulis permulaan, paling lah wong bocahku seminggu praktek, kan padha wedi nang panas Q: nggih mpun kados niku mawon gampil ngenjang paling nggih teng daleme bapake riyin 4. Wawancara Dengan Bapak Prayogo Museum Batik Jogja PP: Sri itu indah kit itu mengikat ya menjadi satu, menjadi satu keindahan itu lah kemauan yang membuat batik ini adalah satu persatuan yang satu

145 130 persatuan yang berbeda tetapi menjadi satu keindahan itu filosofinya nah sekarang dari filosofi itu kita ambil satu persatu ya warna, warnanya coklat tembaga ya kalau orang bilang sogan, nah sogan berarti disini beda sogan Jogja sama sogan Kebumen, kalau sogan Kebumen itu seperti itu jadi warnanya seperti ke merah bukan ke kuning bukan ke coklat tapi coklat ke merah ya itu namanya coklat tembaga ya, nah itu menandakan bahwa ee apah kematian kematian kehidupan akhir itu tetep kehidupan akhir tetep berguna jadi makna sogan itu warna tanah, tembaga itu ada dalam tanah ya itu ya itu berharga, jadi itu yang pertama itu terus warna hitam ke biru warana hitam biru itu juga abadi, oh gini warna coklat ini aja dulu warna coklat, warna hitam ke biru, warna coklat tembaga, warna hitam ke biru itu warna abadi keabadian ya, ya gampang terus coklat melambangkan tanah coklat melambangkan tanah, hitam ke biru melambangkan ketinggian di atas langit. Keabadian, nah itu tadi orang yang meninggal seseorang yang meninggal itu masih memepunyai harga atau makna atau kemuliaan dimana badan jadi tanah roh kembali ke keesaan ke rahmat Tuhan itu yang satu satu ya satu warna kemudian yang simbol ada disitu simbolnya ada lung pakis ditulis disitu lung pakis lung, L U N G Lung. Lung pakis ada ukel pakis ada lung kembang nah kesemuanya itu yang lung-lung itu lung artinya lung lung artinya tunas tumbuh, lung itu artinya tunas dan tumbuh ya, ada lung pakis ada ukel pakis tumbuh yang penuh dengan dinamika tumbuh penuh dengan dinamika kehidupan yang penuh keindahan itu arti lung pakis ukel pakis ya lung kembang itu keindahan jadi pertumbuhan

146 131 yang se pertumbuhan yang dinamis akan mendapatkan keindahan yah terus berikutnya ada gringsing ada motif gringsing ada motif rante ada bunga cengkeh atau bunga itu ada dua macem bisa bunga cengkeh bisa bunga kopi ada jadi itu bisa dua karena mirip bunga cengkeh mirip bunga kopi yah nanti anda mau ke mana silahkan tapi dua duanya sama artinya ya, gringsing itu artinya geringe sumingkir atau ya geringe sumingkir itu wong Jawa ya bebas dari penyakit dalam kurung bebas dari sakit penyakit. Rantai, rantai itu ikatan yang tidak pernah terputus, ikatan yang tidak pernah terputus, terus kembang cengkeh dan kembang kopi ya sing bunder-bunder itu bunga cengkeh itu bisa seperti itu bunga kopi ya seperti iu nek kopinya masuk kopi pecah jadi kopi yang mekar ya nah itu artinya bahwa keharuman hanya satu kali untuk selamanya. Gringsing rante itu kalau kita kemba apah kita jadikan satu makna ya kesehatan, kesehatan terikat dengan terikat dengan kesehatan rohani untuk selamanya nah bunga bunga kopi sama bunga cengkeh itu kan keluar aroma ya aromanya ya satu kali begitu mekar dia bau bau wangi hanya satu hari tidak ada lebih lah tapi selebihnya itu dia bermanfaat aaa artinya itu jadi kesehatan, bunga itu akan mekar kalau dia sehat dan tetep terikat ya yang akan menjadi satu kesatuan maka itu akan melambangkan apa kesehatan orang itu terikat oleh apa ya kesehatan itu terikat jadi wong nek ora sehat itu mempunyai aura gitu lho maksudnya aura ya jadi harum itu aura suatu aroma nah suatu kesan aura tu kesan lah sekarang arti keseluruhannya itu tinggal nggabungke ya itu digabungkan seluruhnya adalah ee pertumbuhan yang

147 132 dinamis pertumbuhan yang dinamis dan pluralis akan menghasilkan keindahan yang mulia ya keindahan yang mulia itu harum. Ya itu arti keseluruhannya terus dibingkai itu ada lat apa ada apa pleret ya pleret putih, pleret putih ada gunungan ya, pleret putih dan gunungan itu me artinya bahwa ee manusia itu mengakui keesaan Tuhan lah itu kalau diikat dari arti yang tadi ya keabadian yang menghasilkan keharuman karena ini karena ya berdasarkan itu munculah seperti itu monggoh tinggal anda yang pinter berbahasa diothak-athik buat bahasa yang puitis lebih indah itu gabungan beberapa arti jadi itu belum seluruhnya, terus mangapa dia dibuat seperti itu karena ini tadi sejarahnya karena orang tua kita ingin bahwa kehidupan di masyarakat tu gotong royong saling membantu didalam pluralisme nah sekarang ini sedang ee pluralisme itu sedang hilang sudah sektarian contohnya kehidupan ee nanti anda bisa membuat ilustrasinya di ajarannya Gusdur, Gusdur itu adalah orang humanis itu orang humanis ya inilah contohnya ya jadi anda tarik ke Gusdur boleh, ya saya juga pengagum ajarannya Gusdur karena dia pluralisme itu me menimbulkan keindahan nah ini dihubungkan kesitu nah orang tua kita tu seperti itu terus kemudian ini, sekarang ini batik apa gitu ya? Apakah ini batik hindu apa ini batik apa ini batik muslim. Kenapa disebut batik muslim karena tidak menggambarkan satupun makhluk hidup binatang ngga ada manusia ngga ada hanya tetumbuhan ya atau tumbuhan bukan tumbuhan tetumbuhan, kalau tumbuhan itu barang sudah jadi tapi disini hanya potholan-potholan semua nah namaya tetumbuhan nah itu yang bisa

148 133 saya baca, dalam satu kain cukup indahkan hehe lha disana infomasi anda apa? Q: kalau disana yang yang apa ya Pak dari yang bisa menjelaskan itu hanya satu orang dan itupun mereka tidak tidak berdasarkan pengetahuan tentang batik gitu lho Pak PP: kalau menurut sana apa Q: kalu menrut sana itu cuman sejarahnya cuma sejarah batik srikit di Kebumen itu seperti apa gitukan terus sana menjawabnya itu hanya karena di apa kan ada pertemuan apa itu Pak kaya pengurus koperasi batik di Jakarta mungkin itu ada mungkin ada pameran mba terus mereka mungkin moto terus kemudian dibawa kesini dan diberi isen-isen atau PP: motif kaya gitu Q: ya, seperti ada gringsing diisi itu kaya gitu terus kalu makna filosofisnya katanya kan itu kan kabarnya beliau kan juga mengetahui kalau kabarnya itu buat Ratu Sirikit itu Pak mungkin itu karena dulu itu untuk persahabatan PP: ooohh betul-betul ya betul karena pluralisme itu persahabatan betul nda salah itu pluralisme itu suatu persahabatan betul nah tapi bukan Ratu Sirikit Q: ya, ya terus saya tanyakan Pak kemarin juga ada kabarnya kalau ini hampir sama dengan nama Ratu Sirikit itu bagaimana, ohh ya itu paling dulu karena Ratu Sirikit pernah datang ke Indonesia dan sama Bung Karno

149 134 itu diberi cendera mata kain gitu terus karena belum ada namanya diberi nama sirikit gitu batiknya PP: yang betul namanya srikit bukan sirikit Q: ya kalau di Kebumen juga menyebutnya srikit PP: ya srikit sri itu indah kit itu menyatu mengikat yang bener itu Q: ya hanya sebagai persahabatan antar negara gitu mba kaya gitu PP: ohh dan ini baru batik baru itu hah iini batik tahun 70 an bukan tahun 60 an ni tahun 70 an muncul, lho mengapa tahu tahun 70 an karena batik kontemporer munculnya tahun 70 hanya ini ee ee meng apa orang bicara lho ini menjadi batik klasik karena warna sogan ya warna sogan terus ini warna hijau tadi warna hijau lupa warna hijau itu warna KeTuhanan jadi tanda ke Tuhanan ya, jadi kematian itu pasti ada salah satu badan jadi tanah abadi ke tanah terus jiwanya kembali ke Tuhan ya warna hijau warna hijau yang dibungkus dalam ee lung pakis lung pakis pakis haji Q: yang mana yang lung Pak PP: lung pakis ni nikan gambar pakis haji Q: ooohh, lha ini yang di yang srikitannya ini PP: yang dimaksud srikit itu ini hehehe itu yang dimaksud srikit itu, srikit itu bulu dari lung haji ya tentu saja jadi bulu apa lung haji itu, apa sih jenenge ya kui pakis haji pakis haji itu kan ada bulunya coklat-coklat halus lah itu, kadang-kadang orang nggambar, sing nggambar saya yang produksi anda terus yang ngomong ini kan teakn nggone beda kabeh kan gitu Q: ya yang nggambar ngga tau ngga tahu sama sekali malah ya hanya itu

150 Lampiran CATATAN LAPANGAN Oktober 2014 Pada hari ini saya mengantarkan surat penelitian ke kantor kepala desa Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Karena besok paginya tanggal 29 Oktober 2014 mau ada acara Lounching Kampoeng Batik saya disuruh datang untuk mengikuti. Kemudian ke Kesbangpol Kebumen minta surat ijin penelitian, tapi sedang mati lampu dan disuruh ditinggal berkas-berkasnya, besok harinya bisa diambil Oktober 2014 Pada hari ini saya bersiap-siap untuk mengikuti acara Lounching Kampoeng Batik Kebumen yang rencananya mengundang Bupati Kebumen Buyar Winarso untuk meresmikan Kampoeng Batik Kebumen dan Sanggar Batik Gemeksekti. Saya langsung menuju ke kantor Kepala Desa Desa Gemeksekti, karena acaranya di komplek kantor ini. Saya sampai di kantor Kepala Desa Desa Gemeksekti sekitar pukul WIB karena acara dimulai pukul Acara dibuka dengan tari selamat datang. MC pada acara ini yaitu Mas Ergi penyiar Radio Bimasakti Kebumen. Setelah selesai teri selamat datang kemudian dilanjutkan acara sambutan-sambtan dari ketua panitia, Bupati Kebumen tetapi tidak bisa hadir dan diwakilkan, dan kepala desa desa Gemeksekti. Setelah acara sambutan-sambutan dilanjutkan dengan peragaan busana dari kain batik Kebumen. Kemudian dilanjutkan penandatanganan prasasti peresmian gedung sanggar batik desa Gemeksekti dan dilanjutkan dengan melihat pameran-pameran yang ikut memeriahkan acara tersebut.

151 136 Setelah acara selesai saya tidak langsung pulang saya mennggu karena belum bisa pamitan sama Pak Lurah Gemeksekti. Setelah mengikuti acara ini saya menuju ke Kesbangpol untuk mengambil surat ijin penelitian, kemudian ke Bapeda Kebumen Mei 2011 Pada hari ini saya berkunjung ke rumah Kepala Desa Gemeksekti Bapak Ngumuludin. Kepala Desa Gemeksekti ini juga memiliki usaha batik, salah satunya yaitu ada batik srikit. Saya kesana pada sore hari, selain saya mau ketemu Pak Lurah saya juga akan ketemu Bu Lurah. Saya langsung menyampaikan tujuan saya, yaitu untuk mewawancarai Pak Lurah dan Bu Lurah mengenai batik srikit. Setelah wawancara selesai saya mohon pamit dan tak lupa saya ucapkan terimakasih dan mohon bantuannya selama saya penelitian di Desa Gemeksekti Mei 2015 Pada hari ini saya melanjutkan wawancara dengan Pak Fadly yaitu salah satu sesepuh Desa Gemeksekti dari dukuh Watubarut. Pak Fadly juga memiliki usaha batik sejak dia masih muda. Saya ke rumah Pak Fadly sendiri. Saya sesampai dirumahnya langsung menyampaikan tujuan saya, kemudian banyak penjelasan disampaikan oleh Bapak Fadly, setelah saya rasa cukup sayapun menyampaikan banyak terimakasih dan mohon maaf telah mengganggu. Kemudian saya lanjutkan ke tempat Bapak Supardi yang samasama dari dukuh Watubarut. Bapak Supardi dulu juga pernah menjadi pengusaha batik dan beliau juga sebagai ketua panitia dalam acara Lounching

152 137 Kaompoeng Batik Gemeksekti Kebumen. Disana saya mewanwancarai beliau tentang batik srikit, dan seperti narasumber yang telah saya wawancari Pak Pardi memberikan penjelasan yang beliau ketahui.

153 Lampiran PEDOMAN OBSERVASI 1. Tujuan Observasi Pada penelitian ini observasi dilakukan bertujauan untuk mengetahui bagaimana keberadaan batik sirikit di Kabupaten Kebumen, bagaimana proses pembuatan batik sirikit di Kabupaten Kebumen. 2. Hal-hal yang di Observasi Gambaran umum batik sirikit di Kabupaten Kebumen. a) Gambaran umum batik sirikit b) Sejarah dan perkembangan batik sirikit c) Proses pembuatan batik sirikit di Kabupaten Kebumen d) Daerah-daerah yang menghasilkan batik sirikit di Kabupaten kebumen. 3. Metode Observasi Dalam melaksanakan observasi peneliti lakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut. a) Mengamati daerah sentra pembuatan batik di Kabupaten Kebumen yaitu salah satunya di Kampung Batik di desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. b) Mengamati proses pembuatan batik sirikit di Kabupaten Kebumen c) Mengamati Dekranasda sebagai tempat pameran batik Kebumen. d) Mencari informan sebagai nara sumber penelitian terkait tentang batik sirikit. e) Menarik kesimpulan batik sirikit sebagai batik khas Kabupaten Kebumen.

154 Lampiran PEDOMAN WAWANCARA 1. Tujuan Wawancara Wawancara dilaksanakan untuk mengungkapkan sejarah batik sirikit di Kabupaten Kebumen, makna batik sirikit, nilai filosofis batik sirikit sebagai batik khas Kabupaten Kebumen. 2. Pembatasan Dalam melaksanakan wawancara peneliti tidak membatasi materi yang digunakan untuk wawancara. Peneliti menggunakan kata kunci sebagai materi wawancara. Materi kata kunci dakam wawancara sebagai berikut. a) Sejarah perkembangan batik sirikit di Kabupaten Kebumen b) Makna batik sirikit sebagai batik khas Kabupaten Kebumen c) Nilai filosofis batik sirikit. 3. Informan Peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan diantaranya sebagai berikut. a) Sejak kapan ada batik di Kabupaten Kebumen, khususnya batik Sirikit? b) Mengapa diberi nama batik sirikit? c) Bagaimana hubungan antara batik sirikit denan nama ratu Thailand yaitu ratu Sirikit? d) Makna simbol dari batik sirikit itu sendiri apa? e) Nilai filisofis apa yang terkandung dari batik sirikit?

155 140

156 141

157 142

158 143

159 144

160 145

161 146

162 147

163 148

164 149

165 150

Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah

Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Oleh : Diah Ayu Purnamasari Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa diahayupurnamasari45@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti

Lebih terperinci

2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON

2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cirebon termasuk wilayah Pantura, perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah, maka sangat memungkinkan terjadinya persilangan kebudayaan antara kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal) diartikan hal-hal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan budaya Indonesia seperti: ragam suku, ragam bahasa, dan ragam pakaian adat yang salah satunya berbahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti

Lebih terperinci

Written by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10

Written by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10 Pada awalnya batik dibuat di atas bahan berwarna putih yang dibuat dari kapas (kain mori). Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I 1.1. Latar belakang PENDAHULUAN Batik merupakan kain bergambar yang sangat identik dengan penggunaan teknik khusus yang dibuat mulai dari penggambaran motif, menerapkan malam (lilin) panas pada kain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Potensi Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang berarti keras, kuat. Dalam pemahaman

Lebih terperinci

KAJIAN MOTIF BATIK PAGI-SORE PEKALONGAN

KAJIAN MOTIF BATIK PAGI-SORE PEKALONGAN KAJIAN MOTIF BATIK PAGI-SORE PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan

Lebih terperinci

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek,

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek, 53 BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek, Kabupaten. Tuban. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekitar menyebut

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik

Lebih terperinci

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional dalam pandangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi

Lebih terperinci

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari lagu kedaerahan, pakaian adat, rumah adat sampai ke makanan

Lebih terperinci

KAJIAN BATIK WONOGIREN TRADISI TIRTOMOYO DENGAN PENDEKATAN ESTETIKA TIMUR SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KAJIAN BATIK WONOGIREN TRADISI TIRTOMOYO DENGAN PENDEKATAN ESTETIKA TIMUR SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KAJIAN BATIK WONOGIREN TRADISI TIRTOMOYO DENGAN PENDEKATAN ESTETIKA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Kriya Seni/ Tekstil Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Karya seni adalah merupakan salah satu produk budaya suatu bangsa, dengan sendirinya akan berdasar pada kebhinekaan budaya yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri,

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari berbagai daerah dan suku bangsa yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke, dan hampir di setiap daerah-daerah terdapat warisan hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aini Loita, 2014 Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aini Loita, 2014 Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan Indonesia dikenal unik oleh dunia dengan hasil kebudayaannya yang bersifat tradisional, hasil kebudayaan yang bersifat tradisional itu berupa seni rupa, seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

KAJIAN BATIK KHAS WONOGIREN SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN WONOGIRI

KAJIAN BATIK KHAS WONOGIREN SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN WONOGIRI KAJIAN BATIK KHAS WONOGIREN SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Kriya Tekstil Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya yang dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas, inovasi produk, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Yesi Setya Nurbaiti program studi pendidikan bahasa

Lebih terperinci

KAJIAN ESTETIKA BATIK TRADISI di DESA GIRILOYO, WUKIRSARI, BANTUL, YOGYAKARTA

KAJIAN ESTETIKA BATIK TRADISI di DESA GIRILOYO, WUKIRSARI, BANTUL, YOGYAKARTA KAJIAN ESTETIKA BATIK TRADISI di DESA GIRILOYO, WUKIRSARI, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Setiap negara memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Mulai dari bahasa, makanan, pakaian sampai kebudayaan yang beraneka ragam. Begitupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Batik merupakan salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia yang telah menjadi warisan peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak

Lebih terperinci

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan beberapa pertemuan

Lebih terperinci

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya

Lebih terperinci

MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN

MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN BAB II MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN II.1 Batik Batik merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang sudah ada sejak lama. Pengertian batik itu sendiri adalah suatu proses teknik pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pertunjukan yang ada di Indonesia sangat beragam bentuk dan jenisnya. Seni pertunjukan yang berada dalam suatu lingkungan masyarakat Indonesia tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan ikhwal kriya tekstil yang tak asing bagi orang Indonesia, bahkan telah menjadi simbol suatu bangsa Indonesia. Batik dikenal erat kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan

Lebih terperinci

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil Kerajinan dan Wirausaha Tekstil SEKOLAH TUNAS BANGSA KUBU RAYA PONTIANAK 2016/2017 Email : sitimustiani@gmail.com Web : http://www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasi karya kerajinan

Lebih terperinci

KAJIAN MOTIF BATIK KAPAL SANGGAT PADA BATIK JAMBI

KAJIAN MOTIF BATIK KAPAL SANGGAT PADA BATIK JAMBI KAJIAN MOTIF BATIK KAPAL SANGGAT PADA BATIK JAMBI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN Pengertian dasar sejarah kebudayaan yang dimaksudkan di sini adalah pembahasan umum mencakup pembahasan mengenai istilah dan definisi kebudayan, perbedaan kebudayaan

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran sebagai aktor, sebagimana manusia itu dapat memberikan sumbangan dan memfasilitasi kehidupan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Batik merupakan warisan bangsa tak benda dan merupakan kesenian budaya asli Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi. Menurut Irwan Tirta, pengertian batik

Lebih terperinci

PERANCANGAN BATIK DENGAN SUMBER IDE BAHARI DAN LINGKUNGAN RAJA AMPAT

PERANCANGAN BATIK DENGAN SUMBER IDE BAHARI DAN LINGKUNGAN RAJA AMPAT PERANCANGAN BATIK DENGAN SUMBER IDE BAHARI DAN LINGKUNGAN RAJA AMPAT PERANCANGAN KARYA TUGAS AKHIR Untuk memperoleh gelar Sarjana Seni pada Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: Nike Wijayanti C0910029

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai suku bangsa tentunya kaya akan budaya dan tradisi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Situasi

Lebih terperinci

KAJIAN PRODUK BATIK TEKNIK MALAM DINGIN DENGAN PENDEKATAN DESAIN

KAJIAN PRODUK BATIK TEKNIK MALAM DINGIN DENGAN PENDEKATAN DESAIN KAJIAN PRODUK BATIK TEKNIK MALAM DINGIN DENGAN PENDEKATAN DESAIN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik sebuah karya bangsa yang menyimpan nilai luhur budaya masyarakat Indonesia. Dalam buku Batik Filosofi, Motif & Kegunaan yang ditulis oleh Adi Kusrianto (2014),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab ini yang akan dibahas lebih terfokus pada metode yang digunakan dalam pengumpulan data, pemilihan data serta teknik pengolahan yang akan digunakan agar mendapatkan

Lebih terperinci

INOVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU SISWA DI SMP NEGERI 1 DURENAN TRENGGALEK (TAHUN AJARAN ) SKRIPSI

INOVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU SISWA DI SMP NEGERI 1 DURENAN TRENGGALEK (TAHUN AJARAN ) SKRIPSI INOVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU SISWA DI SMP NEGERI 1 DURENAN TRENGGALEK (TAHUN AJARAN 2015 2016) SKRIPSI OLEH : LIA RAHMAWATI NIM 2811123128 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS

Lebih terperinci

TRADISI KARO DI DESA NGADISARI TENGGER PROBOLINGGO DARI AWAL PERTUMBUHAN HINGGA TAHUN 2010

TRADISI KARO DI DESA NGADISARI TENGGER PROBOLINGGO DARI AWAL PERTUMBUHAN HINGGA TAHUN 2010 TRADISI KARO DI DESA NGADISARI TENGGER PROBOLINGGO DARI AWAL PERTUMBUHAN HINGGA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : Nining Winarsih NIM. 050210302260 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia sangat beragam, mulai dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing kebudayaan memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Selain keberagaman kebudayaan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kain batik sudah menjadi semacam identitas tersendiri bagi masyarakat Jawa. Motif dan coraknya yang beragam dan memikat memiliki daya jual yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakuan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk batik Indonesia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan bangsa yang mempunyai kekayaan tradisi dan budaya. Kekhasan serta kekayaan bangsa dalam tradisi dan budaya yang dimiliki, bukti bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas yang mewakili setiap suku bangsa di Indonesia dan dapat disebut juga

BAB I PENDAHULUAN. khas yang mewakili setiap suku bangsa di Indonesia dan dapat disebut juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam dan luar biasa.keberagaman budaya dari setiap suku bangsa merupakan aset yang harus dan sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi rajaraja yang memerintah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Kuda dalam perkembangannya telah ada ketika manusia mulai melakukan aktivitas produksi yang tidak dapat dipenuhi dari hasil produksinya sendiri. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Batik merupakan salah satu teknik pembuatan sandang secara secara tradisional yang ditemukan dan dimiliki bangsa Indonesia. Tradisi membentuk melewati kurun abad dan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : Internet Wawancara dengan owner Survey terhadap target audience 2.2 DATA UMUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

DINAMIKA PENGRAJIN KAIN BATIK DI WIJIREJO, PANDAK, KABUPATEN BANTUL

DINAMIKA PENGRAJIN KAIN BATIK DI WIJIREJO, PANDAK, KABUPATEN BANTUL DINAMIKA PENGRAJIN KAIN BATIK DI WIJIREJO, PANDAK, KABUPATEN BANTUL 1960-1997 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai pendahuluan. Pokok bahasan yang terdapat pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

Lebih terperinci

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Budaya lahir dan dibentuk oleh lingkungannya yang akan melahirkan berbagai bentuk pola tersendiri bagi masyarakat pendukungnya. Berbicara tentang kebudayaan

Lebih terperinci

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL Nama : Heru Hermawan NPM : 13110283 Kelas : 1KA34 PROGRAM PASCA SARJANA : SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali merupakan salah satu aspek kebudayaan Bali yang hidup dan berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu maka di Bali lahirlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/ 2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah batik. Batik juga merupakan produk khazanah budaya yang khas dari Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggiana Puspa Dewi, 2014 Ayo, Menari Jaipong Dengan Nyi Iteung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggiana Puspa Dewi, 2014 Ayo, Menari Jaipong Dengan Nyi Iteung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki kebudayaan yang melimpah dari Sabang hingga Merauke. Keanekaragaman etnis di Indonesia menjadi sumber terbentuknya musik dan tari daerah;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dengan keanekaragaman suku bangsa, memiliki kekayaan berbagai ornamen yang diterapkan sebagai penghias dalam berbagai benda, seperti lukisan, sulaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) KELAS VII Disusun Oleh : BAB I PENGENALAN BATIK 1.1 DEFINISI BATIK Dari segi etimologi (bahasa), Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis

Lebih terperinci

Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan

Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Progam Studi Kriya Tekstil Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, kebudayaan ini tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya

Lebih terperinci