Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah
|
|
- Veronika Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Oleh : Diah Ayu Purnamasari Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa diahayupurnamasari45@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) sejarah perkembangan batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah, (2) makna simbolik yang terdapat dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah, dan (3) nilai filosofis yang terkandung dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah, (1) sejarah perkembangan batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah sejalan dengan motif batik lain dari Kabupaten Kebumen dan sangat erat hubungannya dengan sejarah perjuangan di Kebumen dalam rangka mengusir penjajah Belanda (2) makna simbolik yang terdapat dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen yaitu makna simbolik rante mempunyai makna suatu ikatan yang tidak terputus, beras wutah mempunyai makna kemakmuran, gringsing mempunyai makna kesehatan, kembang cengkeh bermakna keharuman, kopi pecah sama seperti kembang cengkeh, lung pakis maknanya tumbuh dengan penuh kedinamisan, warna hijau artinya ke Tuhanan,warna biru artinya ketinggian, warna sogan melambangkan warna tanah, dan (3) nilai filosofis yang terkandung dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah yaitu suatu keindahan yang mengikat, suatu persatuan dari perbedaan yang indah. Kata kunci: batik, srikit Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan. Beribu-ribu pulau di Indonesia, baik besar maupun kecil, tersebar dari Sabang sampai Merauke. Beribu-ribu pulau yang berjajar di Indonesia, menjadikan Indonesia kaya. Indonesia kaya akan keindahan alamnya, yang luar biasa. Kekayaan alam raya Indonesia dan segala kebudayaan yang mempesona menjadikan Indonesia kaya. Kekayaan Indonesia dengan beribu-ribu macam kebudayaan dan alam yang menghiasi hendaklah dipelihara, dijaga, dan dilestarikan. Memelihara, menjaga keutuhan Indonesia adalah tugas semua warga negara Indonesia, tidak hanya tugas anggota TNI saja. Menengok ke belakang untuk menggali nilai-nilai positif budaya lama, tidaklah berarti bahwa lantas akan tenggelam dalam kebesaran masa lalu yang melenyapkan semangat juang untuk membangun masa depan yang lebih baik. Penulis tertarik untuk mengkaji suatu warisan kebudayaan dari nenek moyang yang sudah diakui sebagai warisan budaya dunia, karena dunia sudah memakai hasil dari kebudayaan ini, yaitu BATIK. Hal ini terbukti dengan hari Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 7
2 Batik, diperingati sebagai hari Batik Internasional. Batik Indonesia oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009 (Anindito Prasetyo,2010: 1-2). Batik memiliki banyak motif dengan makna dan nilai filosofis yang berbeda-beda. Indonesia banyak daerah yang menghasilkan Batik. Kabupaten Kebumen adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang menghasilkan Batik. Kabupaten Kebumen Jawa Tengah adalah salah satu penghasil Batik yang memiliki kekhasan, kualitas yang bagus dan kaya akan motif batiknya, sehingga banyak pecinta batik dari Jawa, sampai luar negeri menginginkan Batik dari Kebumen. Salah satu motif batik Kebumen adalah Srikit yang namanya sama dengan nama Ratu dari negeri Thailand. Hal tersebut sangat menarik perhatian kerajaan Thailand sehingga pada kesempatan kunjungan ke Indonesia tanggal 26 Maret 2014 rombongan utusan keluarga Kerajaan Thailand mengagendakan pertemuan dan jamuan dengan Tim dari Kabupaten Kebumen yang dipimpin Ibu Ketua Dekranasda Kabupaten Kebumen di Yogyakarta. Motif batik Srikit atau nama lainnya Clorotan / Mancungan / Jengki, hanya ada di Kebumen yang merupakan hasil karya cipta masyarakat Kebumen. Batik Srikit dan motif klasik lain dari Kabupaten Kebumen sudah bisa menembus pasar dunia, namun eksistensi batik Srikit di Kabupaten Kebumen tidak seeksis di luar negeri. Banyak masyarakat Kebumen yang tidak mengetahui tentang batik Srikit, utamanya bagi para generasi muda dan masyarakat yang tidak berprofesi sebagi pengrajin Batik. Dengan adanya hal tersebut penulis semakin bersemangat untuk mengkaji tentang batik Srikit dari Kebumen dan mengangkat eksistensi batik Srikit di tengah masyarakat Kebumen sendiri dan masyarakat sekitar Kabupaten Kebumen. Kajian ini barjudul Sejarah Perkembangan, Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Metode Penelitian Pada penelitian Sejarah, Makna, dan Nilai Filosofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini cenderung pada pemaparan yang naturalistik. Sumber data dalam penelitian ini yaitu informan atau orang yang Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 8
3 memberikan informasi tentang sejarah perkembangan batik sirikit, makna batik sirikit, dan nilai filosofis batik sirikit. Sumber data tambahannya yaitu dokumen, artikel, buku, dan majalah tentang batik sirikit di Kabupaten Kebumen. Pada penelitian ini penentuan informan dengan metode snow-ball sampling dilakukan dengan menggunakan jaringan, yakni berdasarkan informasi yang diperoleh dari, Kepala Dinas Perindagsar Kabupaten Kebumen, Camat Kebumen, Camat Alian, dan Camat Pejagoan. Dari informan awal peneliti akan mendapat rekomendasi subjek dan informan lain yang dianggap mampu untuk memberikan informasi tenteng sejarah, makna, dan nilai filisofis batik sirikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: observasi partisipatif, wawancara semi terstruktur, dan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu ada 3 tahap yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Penyajian hasil analisis dengan menggunakan metode penyajian secara informal. Hasil Penelitian 1. Sejarah Perkembangan Batik Kebumen Kabupaten Kebumen merupakan Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kebumen terletak di pesisir pulau Jawa. Sebelah selatan Kabupaten Kebumen adalah Samudera Hindia. Kabupaten Kebumen memliki banyak kebudayaan. Kebudayaan batik yang awalnya hanya menjadi kebudayaan kerajaan dan keraton juga masuk ke Kebumen. Meluasnya pembatikan keluar dari keraton setelah berakhirnya perang Diponegoro dan banyaknya keluarga keraton yang pindah ke daerah-deerah luar Yogya dan Solo karena tidak mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial. Keluarga keraton itu membawa pengikut-pengikutnya ke daerah baru seperti di Kebumen. Di Kebumen karajinan batik terus dilanjutkan dan kemudian menjadi pekerjaan untuk pencaharian. Sejarah perkembangan batik di Kebumen erat hubungannya dengan sejarah perjuangan di Kebumen dalam rangka mengusir penjajah Belanda. Dalam catatan sejarah, batik di Kebumen memang dibawa oleh para pendatang yang berasal dari daerah Yogyakarta dalam misi mendakwahkan Agama Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 9
4 Islam. Disana para pendatang mewariskan ketrampilan dan kebiasaan membatik kepada penduduk sekitarnya hingga akhirnya dibeberapa wilayah timur sungai Lukulo menjadi area tetap bagi para pendatang. Perkembangan batik di Kebumen berpusat di daerah Desa Watubarut dan Desa Tanuraksan yang sekarang kedua desa tersebut bergabung menjadi satu dengan nama Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen. 2. Sejarah Perkembangan Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Sejarah perkembangan batik srikit tidak banyak yang mempublikasikan. Batik srikit berkembang bersama-sama dengan motif lain di Kebumen. Batik srikit yang menjadi motif khas Kabupaten Kebumen ini merupakan hasil kreasi dari pengrajin batik Kebumen. Batik srikit ini memang fenomenal karena namanya sama dengan nama Ratu Sirikit dari kerajaan Thailand. 3. Makna Simbolik Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Gambar 1 Gambar Motif Srikit Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 10
5 Gambar diatas adalah gambar motif batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Makna-makna yang terkandung dalam motif tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ditinjau dari warna a) Coklat Tembaga (sogan) Warna coklat memiliki makna atau manandakan bahwa kematian atau kehidupan akhir itu tetap berguna. Warna coklat juga melambangkan warna tanah. b) Warna Biru Kehitaman Warna biru kehitaman memiliki makna simbolik ketinggian di atas langit. Biru kehitaman merupakan warna keabadian. Jadi warna biru kehitaman memiliki makna bahwa orang yang meninggal itu masih mempunyai harga atau makna, kemuliaan, dimana badan kembali ke tanah dan roh kembali ke Rahmat Tuhan (langit). c) Warna Hijau Warna hijau pada batik srikit memiliki makna ke Tuhanan. Makna ke Tuhanan disini adalah bahwa manusia mati itu untuk kembali pada Tuhan. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang juga kembali ke Tuhan. 2. Ditinjau Dari Simbol Motif a) Lung Pakis Lung pakis memiliki makna tumbuh dengan penuh kedinamisan akan menimbulkan keindahan seperti yang tergambar dalam batik srikit. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 11
6 Gambar 2 Gambar Motif Lung Pakis Lung Pakis Gambar 3 Gambar Lung Pakis ( utf-8&oe=utf-8#q=gambar++pakis+haji) b) Gringsing Gringsing yaitu geringe sumingkir. Makna dari gringsing adalah bahwa orang yang sehat itu tidak gering atau tidak kurus artinya tidak berbadan kurus sehingga badan sehat, terhindar dari penyakit. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 12
7 Gringsing Gambar 4 Gambar motif gringsing c) Rantai Makna rantai adalah suatu ikatan yang tidak terputus tetap tersambung, sehingga rantai pada batik srikit memiliki makna simbol yang juga dikaitkan dengan gringsing yaitu bahwa suatau kesehatan itu tidak terputus antara kesehatan jasmani dan rohani ini mempunyai ikatan yang tidak terputus. Gambar 5 Gambar rantai Motif Ranten Gambar 6 Gambar Rante ( Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 13
8 d) Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh Bunga kopi dan bunga cengkeh memiliki makna yang sama yaitu bahwa keharuman hanya satu kali untuk selamanya. Bunga kopi dan bunga cengkeh mempunyai aroma yang khas yang enak, nikmat dan ketika bunga ini mekar akam mengeluarkan aroma yang khas dan aroma ini akan menjadi manfaat yang lama setelah mekar. Gambar 7 Gambar Motif Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh Bunga kopi dan bunga cengkeh Gambar 8 Gambar Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh ( keh) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 14
9 d) Beras Wutah (Beras Tumpah) Makna yang terkandung dalam beras wutah adalah suatu kemakmuran. Beras wutah Gambar 9 Gambar Motif Beras Wutah Gambar 10 GambarBeras ( 4. Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Batik srikit khas Kabupaten Kebumen memiliki nilai filosofis. Nilai filosofis dari batik srikit ditinjau dari asal katanya yaitu srikit, sri artinya indah dan kit artinya mengikat, jadi srikit artinya keindahan yang mengikat. Mengikat menjadi satu kesatuan yang indah. Dari arti katanya batik srikit memiliki nilai filosofis bahwa suatu persatuan atau suatu kesatuan dari beberapa perbedaan yang bersatu akan menjadi keindahan. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 15
10 Simpulan Dari hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti, mengenai sejarah perkembangan, makna, dan nilai filosofis batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Sejarah perkembangan Batik Kabupaten Kebumen erat hubungannya dengan sejarah perjuangan di Kebumen dalam rangka mengusir penjajah Belanda. Batik di Kebumen mengalami kejayaan pada tahun 1970-an hingga sekarang. Batik srikit di Kebumen berkembang sejalan dengan batik-batik lain yaitu tahun 1970-an hingga sekarang. 2. Makna simbolik dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen terdapat pada isenisen. a. Makna simbolik dari isen-isen yang terdapat pada batik srikit adalah sebagai berikut: (a) Lung pakis menggambarkan pertumbuhan yang dinamis akan menimbulkan keindahan (b) gringsing diartikan geringe sumingkir, terkandung maksud bahwa orang yang geringe sumingkir terhindar dari kurus berarti orang itu sehat, (c) Rante (ranten) menggambarkan bahwa suatu ikatan yang tak terputus tetap tersambung. (d) Bunga kopi dan bunga cengkeh menggambarkan suatu keharuman yang digambarkan dengan bunga kipo dan bunga cengkeh hanya satu kali aroma harum. Bunga ini akan mengeluarkan aroma yang khas yang memiliki banyak manfaat, (e) beras wutah atau beras tumpah menggambarkan suatu kemakmuran, karena beras sebagai makanan pokok orang Indonesia. b. Nilai filosofis yang terkandung dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen yaitu suatu keindahan yang mengikat. Dari banyak perbedaan yang tergambar dalam satu batik yaitu batik srikit yang menghasilkan suatu keindahan. Walaupun berbeda-beda tetap saling bersatu tumbuh dalam kedinamisan yang menjadikan keindahan. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 16
11 Daftar Pustaka J. Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Prasetyo, Anindito Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia. Yogyakarta: Pura Pustaka #q=gambar++ pakis+haji Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 17
SEJARAH PERKEMBANGAN, MAKNA, DAN NILAI FILOSOFIS BATIK SRIKIT KHAS KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH
SEJARAH PERKEMBANGAN, MAKNA, DAN NILAI FILOSOFIS BATIK SRIKIT KHAS KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Diah
Lebih terperinciKajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang
Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Oleh : Muhamad Arif Susanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa MuhamadArif347@yahoo.co.id Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dengan keanekaragaman suku bangsa, memiliki kekayaan berbagai ornamen yang diterapkan sebagai penghias dalam berbagai benda, seperti lukisan, sulaman,
Lebih terperinciPELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik telah menjadi salah satu ikon budaya asli Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi. Sejak dahulu membatik merupakan sebuah tradisi turun temurun yang diwarisan
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciTradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen
Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Oleh: Tri Raharjo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa trie.joejoe@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisis Estetika dan Semiotik Motif Batik Tulis di Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen
Analisis Estetika dan Semiotik Motif Batik Tulis di Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen Oleh: Maryani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa maryaniany66@yahoo.com Abstrak: Analisis Estetika dan
Lebih terperinciProsesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo
Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Oleh: Murti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Murti_tinah@yahoo.com.id Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman kekayaan alam, kesenian, dan budaya yang masih dipelihara dan dilestarikan oleh masyarakatnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tedi Fedriansah, 2015 SENI KERAJINAN GERABAH BUMIJAYA SERANG BANTEN Universitas Pendidikan Indonesia \.upi.edu perpustakaan.upi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Gerabah merupakan salah satu kerajinan tradisional yang perlu dilestarikan dan menjadi salah satu bentuk buah karya sekaligus tradisi nenek moyang yang dibuat turun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari berbagai daerah dan suku bangsa yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke, dan hampir di setiap daerah-daerah terdapat warisan hasil
Lebih terperinci2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cirebon termasuk wilayah Pantura, perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah, maka sangat memungkinkan terjadinya persilangan kebudayaan antara kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan bulan Oktober pertimbangan sebagai berikut: kategori usia dewasa awal.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu dalam penelitian ini telah berlangsung selama 13 (tiga belas) bulan, terhitung dari bulan Oktober 2013 sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UNESCO (United Nation Educational, Scientific, and Culture Organization) telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut penelitian Citra Pariwisata Indonesia pada tahun 2003, budaya menjadi elemen yang paling menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan untuk meneliti tentang zakat perniagaan emas (studi terhadap 7 pedagang emas di pasar besar kota Palangka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena, tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti
Lebih terperinciKajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap
Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Oleh: Sutarmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sutarmiyasa@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang merepresentasikan keluhuran dan ketinggian budaya masyarakat. Peninggalan sejarah yang tersebar
Lebih terperinciPola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap
Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Oleh: Andri Saputro Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Andrisaputro636@Gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen
Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Oleh: Mentari Nurul Nafifa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa mentarinurul.93@gmail.com
Lebih terperinciKajian Semantik Nama Julukan Orang di Desa Sidomulyo Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen
Kajian Semantik Nama Julukan Orang di Desa Sidomulyo Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen Oleh: Ali Muksin Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa chaley_pja06@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciKajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen
Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen Oleh: Heira Febriana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Febrianahera@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I 1.1. Latar belakang PENDAHULUAN Batik merupakan kain bergambar yang sangat identik dengan penggunaan teknik khusus yang dibuat mulai dari penggambaran motif, menerapkan malam (lilin) panas pada kain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata songket memiliki banyak definisi dari beberapa beberapa para ahli yang telah mengadakan penelitian dan pengamatan terhadap kain songket. Menurut para ahli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional maupun bahasa daerah. Masyarakatnya
Lebih terperinciKAJIAN ESTETIKA DAN PROSES PEMBUATAN KERIS KARYA SUTIKNO KANTHI PRASOJO KELURAHAN KLEDUNG KRADENAN KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH
KAJIAN ESTETIKA DAN PROSES PEMBUATAN KERIS KARYA SUTIKNO KANTHI PRASOJO KELURAHAN KLEDUNG KRADENAN KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH Oleh : Bustomi Ferdian program studi pendidikan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni kerajinan batik hingga kini tetap berkembang di daerah tertentu di tanah air. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis identitas budaya nasional ini mampu bertahan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Batik merupakan salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia yang telah menjadi warisan peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode studi kasus (case study), yaitu sebuah pencarian fakta dengan
53 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Penelitian pada skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus (case study), yaitu sebuah pencarian fakta dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini adalah Desa Wonorejo Kecamatan Sematu Jaya Kabupaten Lamandau.
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini sudah dilaksanakan selama ± 2 bulan dengan perencanaan alokasi waktu penyusunan dan konsultasi proposal, penelitian dilapangan
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011
SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011 Yang terhormat Ibu Ani Yudhoyono; Yang terhormat Ibu Herawati Budiono; Yang terhormat Ibu-Ibu dari Solidaritas Istri
Lebih terperinciOleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
FUNGSI TRADISI SRAKALAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT PADA TAHUN 1980 DAN TAHUN 2013 DI DESA PIYONO KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO (KAJIAN PERUBAHAN BUDAYA) Oleh: Ratna Lestari program studi
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Kesenian dan kerajinan ini merupakan aset penting budaya lokal yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kota Banyuwangi merupakan kota paling timur Pulau Jawa di Indonesia yang memiliki kesenian dan kerajinan yang beragam. Banyak jenis kesenian dan kerajinan yang terdapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian tentang tradisi masyarakat muslim dalam membagi harta warisan secara kekeluargaan di kecamatan Jekan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak dikeluarkannya surat ijin penelitian oleh STAIN Palangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal) diartikan hal-hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bulan, terhitung dari bulan Desember 2014 sampai dengan Oktober 2015.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Lokasi waktu dalam penelitian ini telah berlangsung selama 10 (Sepuluh) bulan, terhitung dari bulan Desember 2014 sampai dengan
Lebih terperinciTRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)
TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI) Oleh: Yuli Ernawati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Yuli.erna13@yahoo.com Abstrak:Rumusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak, yang dalam kehidupan sosialnya, tidak terlepas dari suatu tradisi yang disebut dengan
Lebih terperinciPandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren
Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren Oleh : Zuliatun Ni mah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa zuliatunikmah@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini, peneliti menguraikan metode dan teknik penelitian yang akan dijadikan acuan dalam menganalisis data. A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaraan suatu pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan tempat ini karena masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik, merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah sangat terkenal, baik lokal maupun di dunia internasional. Batik sudah diakui dunia sebagai salah satu
Lebih terperinciMUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan suatu bangsa tidak hanya merupakan suatu aset, namun juga jati diri. Itu semua muncul dari khasanah kehidupan yang sangat panjang, yang merupakan
Lebih terperinciBENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO
BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO Oleh : Dewi Kartikasari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian seperti pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari atau alat untuk penelitian. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan
Lebih terperinciEksistensi Penggunaan Ragam Bahasa Jawa Krama Pada Anak Usia 9-10 Tahun di Desa Tanjunganom Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo
Eksistensi Penggunaan Ragam Bahasa Jawa Krama Pada Anak Usia 9-10 Tahun di Desa Tanjunganom Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo Oleh: Winda Mei Puspita Dewi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut
BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis
Lebih terperinciPola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen
Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen Oleh: Riana Anggraeni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rianaanggraeni93@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini yaitu selama 2 bulan karena disesuaikan dengan permasalahan yang
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Bahwasanya waktu yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu selama 2 bulan karena disesuaikan dengan permasalahan
Lebih terperinciKerajinan dan Wirausaha Tekstil
Kerajinan dan Wirausaha Tekstil SEKOLAH TUNAS BANGSA KUBU RAYA PONTIANAK 2016/2017 Email : sitimustiani@gmail.com Web : http://www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasi karya kerajinan
Lebih terperinciKajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo
Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Oleh : Ahmad Muhlasin program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa a_muhlasin@ymail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pelanggaran prosedur perceraian bagi PNS di
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian tentang pelanggaran prosedur perceraian bagi PNS di Pengadilan Agama Palangka Raya dimulai sejak penerimaan judul
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tindakan. Di sini subjek dipandang secara holistik (menyeluruh) dengan cara
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena, tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Yakni
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, kebudayaan ini tersebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita
BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Setiap suku atau etnik yang terdapat pada Negara kita Indonesia pasti memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat
Lebih terperinciBENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG
BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Oleh: Dwi Priani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa dwi_ priani14@yahoo.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN BATIK KHAS KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan kebanggaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
Lebih terperinciNegara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul
Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul Oleh : Etmi Amaneti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa amanetyetmi@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Palangka Raya yaitu tanggal 4 Januari sampai tanggal 4 Maret 2016.
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam menggali data di lapangan adalah 2 (dua) bulan terhitung dari keluarnya surat rekomendasi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Bima Propinsi NTB adalah sebagian dari kesatuan NKRI, adalah sebuah daerah yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal
BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara
Lebih terperinciPEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian berdasarkan hasil data dari aparat desa, Pusat Kegiatan Belajar Masyarat PKBM Bina Cipta Ujungberung berada tepat di Kelurahan Cigending.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu dalam penelitian dilaksanakan dalam 6 bulan, 2
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu dalam penelitian dilaksanakan dalam 6 bulan, 2 bulan pertama untuk observasi dan menyusun proposal, 2 bulan kedua
Lebih terperinciTradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor)
Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor) Oleh : Dwi Cahya Ratnaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Ratna7faynz@gmail.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut:
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan peneliti untuk mempermudah dalam melakukan penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut: A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat diklasifikasikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencari dan menemukan data yang diperoleh dalam penelitian dan membuat analisis dengan maksud agar penelitian dan kesimpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif sebagai jenis penelitian. Data yang di kumpulkan terutama kata-kata,
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif sebagai jenis penelitian. Data yang di kumpulkan terutama kata-kata, kalimat atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya yang dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas, inovasi produk, dan
Lebih terperinciMITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO
MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Siti Nurfaridah program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa flowersfaragil@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (STAIN) Palangka Raya, terhitung sejak tanggal 7 Oktober sampai dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan sejak dikeluarkan surat izin penelitian oleh sekolah Tinggi Agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pengertian Judul: MONUMEN BATIK SOLO di Surakarta Sebagai wahana edukasi, rekreasi dan pelestarian budaya batik serta landmark kota Solo sesuai dangan visi kota
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dan menggunakan pendekatan kualitatif. Di dalam rancangan penelitian kualitatif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari. bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. 2. Tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yaitu penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia sangat beragam, mulai dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing kebudayaan memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Selain keberagaman kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu hasil kebudayaan lokal Indonesia yang telah menjadi sebuah ikon bahkan kebanggaan negara, yang pada tanggal 2 Oktober 2009 telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang di Gunakan Secara umum metode penelitian di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Untuk mendapatkan data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dari pihak IAIN Palangka Raya yakni tanggal 30 Maret 2015
BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN 1. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dalam 2 bulan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian dari pihak IAIN Palangka Raya yakni tanggal 30
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta
Lebih terperinci