Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017"

Transkripsi

1 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017

2

3 DAFTAR ISI Contents KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... 3 BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Sasaran Landasan Penyusunan Sistematika Penulisan... 6 BAB II. SITUASI ORGANISASI DAN SITUASI KESEHATAN KELUARGA Kelembagaan Situasi Kesehatan Keluarga Permasalahan dan Tantangan BAB III. ARAH KEBIJAKAN Tujuan, Sasaran dan Indikator Tujuan Sasaran Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun BAB IV. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring Evaluasi BAB V. PENUTUP Kesimpulan Penutup... 22

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap Kementerian/ Lembaga perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Pembangunan kesehatan periode adalah Program lndonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Kesehatan menyusun dan telah menetapkan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun dengan Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor HK 02.02/Menkes/52/2015. Setelah Renstra ditetapkan, perlu dilakukan penjabaran dari program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra. Untuk itu setiap unit utama yang mengampu program pembangunan kesehatan dan setiap satuan kerja yang mengampu kegiatan pembangunan kesehatan, perlu menyusun Rencana Aksi Program atau Rencana Aksi Kegiatan. Didalam penjabaran per tahun Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga , maka dibuatlah dokumen Rencana Kinerja Tahunan yang tetap harus menjaga keselarasan terhadap dokumen-dokumen diatasnya (RAK, Renstra, dan RPJMN) 1.2. Tujuan Tujuan disusun Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 adalah. 1. Sebagai acuan dan arahan dalam dukungan manajemen dalam pelaksanaan tugas teknis pada program pembangunan kesehatan, mulai dari penyusunan kebijakan, rencana strategis, perencanaan, penganggaran, dan evaluasi program/kegiatan pada tahun Memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga pada tahun Sebagai dokumen pendukung dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga pada tahun 2017

5 1.3. Manfaat Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017 merupakan turunan langsung pertahun dari dokumen Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun Yang merupakan penjabaran dan mengacu dari RPJMN dan Rencana Strategis Kemenkes RKT adalah upaya untuk menjabarkan Rencana Aksi Kegiatan Kesehatan Keluarga dalam kurun waktu 1 tahun kedepan yaitu sepanjang tahun Melalui RKT ini diharapkan dapat menjamin keselarasan kegiatan pada tahun Ruang Lingkup RKT Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 memiliki ruang lingkup. Inventarisasi kegiatan dari Direktorat Kesehatan Keluarga, mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga yang mengacu pada RPJMN dan Renstra Kemenkes Sasaran Sasaran Buku RKT Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 meliputi : 1. lnternal Direktorat Kesehatan Keluarga meliputi struktural, dan Pejabat Fungsional, dan Aparatur sipil Negara lainnya 2. Lintas Program di Kementerian Kesehatan 3. Lintas Sektor terkait Pelaksanaan akuntabilitas Landasan Penyusunan RKT Direktorat Kesehatan Keluarga direncanakan, dianggarkan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan landasan-landasan sebagai berikut. 1. LANDASAN IDEAL PANCASILA Pancasila sebagai landasan ideal bagi masyarakat, menyebutkan adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, interaksi dengan masyarakat, interkasi dengan alam, interaksi dengan Negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan Tuhan Yang Maha Esa 2. LANDASAN KONSTITUSI : UUD 1945 UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan nilai. 3. LANDASAN OPERASIONAL : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panlang Nasional Tahun Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

6 Perencanaan Pembangunan Nasional. 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 6. PeraturanPemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun Kepmenkes No. 52 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Sistematika Penulisan Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga ditulis dengan sistematika sebagai berikut: 1. Kata Pengantar 2. Daftar Isi 3. BAB I. Pendahuluan 4. BAB II Analisis Situasi Organisasi dan Situasi Kesehatan Keluarga 5. BAB III. Arah Kebijakan 6. BAB IV. Monitoring dan Evaluasi 7. BAB VI. Penutup 8. Lampiran

7 BAB II SITUASI ORGANISASI DAN SITUASI KESEHATAN KELUARGA 2.1. Kelembagaan Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157, Direktorat Kesehatan Keluarga menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; dan f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Direktorat Kesehatan Keluarga terdiri atas: a. Subdirektorat Kesehatan Maternal dan Neonatal; b. Subdirektorat Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah; c. Subdirektorat Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja; d. Subdirektorat Kesehatan Usia Reproduksi;

8 e. Subdirektorat Kesehatan Lanjut Usia; f. Subbagian Tata Usaha; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. Gambaran struktur organisasi Direktorat Kesehatan Keluarga digambarkan pada gambar dibawah. STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL SUBDIREKTORAT KESEHATAN BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH SUBDIREKTORAT KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA SUBDIREKTORAT KESEHATAN USIA REPRODUKSI SUBDIREKTORAT KESEHATAN LANJUT USIA SEKSI KESEHATAN MATERNAL SEKSI KELANGSUNGAN HIDUP BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH SEKSI KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA DI DALAM SEKOLAH SEKSI AKSES KESEHATAN REPRODUKSI SEKSI AKSES KESEHATAN LANJUT USIA SEKSI KESEHATAN NEONATAL SEKSI KUALITAS HIDUP BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH SEKSI KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA DI LUAR SEKOLAH SEKSI KUALITAS KESEHATAN REPRODUKSI SEKSI KUALITAS KESEHATAN LANJUT USIA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 2.2. Situasi Kesehatan Keluarga Sesuai permenkes 64 tahun 2015, pada tahun 2016 terjadi perubahan struktur organisasi dan tata kelola di lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Dengan adanya struktur ini maka Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Ibu dan Beberapa Direktorat lainnya di restrukturisasi dan menjadi Direktorat Kesehatan Keluarga. Untuk tahun 2016, perubahan SOTK ini tidak merubah Renstra oleh karena itu program di dalam Renstra ditindaklanjuti dalam penugasan / pengalihkan program kepada struktur yang baru. Direktorat Kesehatan Keluarga ini memayungi beberapa program yaitu, Program Kesehatan Anak (yang dulu berada di bawah Direktorat Bina Kesehatan Anak), Program Kesehatan Ibu (berasal dari Direktorat Bina Kesehatan Ibu) dan Program Lanjut Usia (berasal dari Pelayanan Kesehatan). Adapun beberapa situasi kondisi terkait kesehatan keluarga antaralain sebagai berikut : 1. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN

9 dan SDGs. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada periode tahun yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup namun pada tahun 2012, Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per kelahiran hidup.untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun) dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan pada tahun 2015, berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305/ KH; AKB 22,23/ 1000 KH) 2. Dari sisi indikator, Renstra sebagai bagian didalam upaya penurunan AKI dan AKB juga menunjukan keberhasilan didalam mencapai target Renstra walaupun pencapaian ini juga masih memberikan gap bila dibandingkan dengan seluruh sasaran penduduk di Indonesia. 3. Pada tahun 2015 terjadi perubahan indikator. Perubahan ini dilakukan sebagai bentuk penajaman atas indikator yang ada didalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Penajaman indikator terjadi pada kunjungan antenatal dan kunjungan neonatal dari yang semula menitikberatkan pada akses, maka di menitikberatkan pada kualitas. Penajaman indikator juga terjadi pada indikator persalinan oleh nakes menjadi persalinan di fasilitas kesehatan. variable terkait kelas ibu hamil, P4K, dan penjaringan berubah menjadi puskesmas yang melaksanakan, dari yang semula menyasar sasaran dimasyarakat. Perubahan menjadi puskesmas melaksanakan di tetapkan untuk memonitor fungsi dan peran puskesmas (memonitor puskesmas telah melakukan proses dengan benar sesuai standar yang ditetapkan), melalui hal ini diharapkan kualitas pelayanan dapat lebih berkualitas. Adapun terkait kondisi indikator-indikator tersebut pada tahun 2015 tercantum dalam tabel dibawah.

10 Cakupan indikator kesehatan Ibu dan Anak tahun 2015 (Renstra ) No. Indikator Target Capaian Persentase (%) persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 75% 78,43% 2. Persentase (%) puskesmas yang melaksanakan kelas ibu 78% 86,92% hamil 3. Persentase (%) puskesmas yang melakukan orientasi 77% 79,60% program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi 4. Persentase (%) ibu hamil mendapatkan pelayanan 72% 83,39% antenatal minimal 4 kali (K4) 5 Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 75% 84% 6 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan 50% 57% kesehatan untuk peserta didik kelas I 7 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan 30% 48% kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X 8 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja 25% 32% 4. Pada tahun 2016, semua indikator kesehatan keluarga dapat dicapai walaupun terdapat beberapa hal yang ditindak lanjut yaitu : 1. Disparitas cakupan 2. Sistem informasi untuk menjamin pelaporan indikator Tabel cakupan kesehatan keluarga tahun 2016 No. Indikator Target Capaian Persentase (%) persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 75% 78,4% 2. Persentase (%) puskesmas yang melaksanakan kelas ibu 81% 88,9% hamil 3. Persentase (%) puskesmas yang melakukan orientasi 83% 84,9% program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi 4. Persentase (%) ibu hamil mendapatkan pelayanan 74% 75,5% antenatal minimal 4 kali (K4) 5 Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 78% 78,1% 6 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan 55% 76,2% kesehatan untuk peserta didik kelas I 7 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan 40% 64,3% kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X 8 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja 30% 43,9%

11 2.3. Permasalahan dan Tantangan 1. Pelaksanaan Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan masih belum optimal di tahun Ketepatan laporan triwulanan masih rendah, jejaring komunikasi data yang disediakan untuk kab/kota tingkat isian masih rendah sehingga unit teknis perlu berulang kali meminta laporan kepada dinas kesehatan provinsi. 2. Pelaporan berbasis puskesmas belum terintegrasi dengan laporan pelayanan kesehatan dirumah sakit. 3. Ditahun 2015 dengan adanya PP No. 46 tahun 2014 tentang system informasi kesehatan dan permenkes 92 tahun 2014 dimana system pelaporan diarahkan melalui 1 pintu, ternyata belum dapat terealisasi dikarenakan system informasi puskesmas yang rencananya akan mulai dilaksanakan pada tahun 2016 ternyata mundur menjadi tahun 2017 (kondisi system pelaporan yang selama ini dilaksanakan dengan adanya kebijakan tersebut sudah mulai di hentikan) 4. Belum optimalnya kerjasama antar sektor terkait, lintas program dan organisasi profesi serta perguruan tinggi untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga 5. Masih kurangnya komitmen anggaran dari pemerintah daerah dalam program peningkatan kesehatan keluarga 6. Terjadinya perubahan struktur dan pejabat di daerah yang berpengaruh dalam proses pelaksanaan program kesehatan keluarga. 7. Keterbatasan sumber daya strategis yang berkualitas untuk mendukung program kesehatan keluarga di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas. 8. Penggantian pengelola program cukup sering, sehingga mempengaruhi kelancaran pelaksanaan program di provinsi dan kabupaten/kota. 9. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan keluarga relatif masih rendah. 10. Akses dan kualitas pelayanan Kesehatan keluarga masih belum optimal dan masih perlu ditingkatkan. 11. Belum optimalnya jejaring dan regionalisasi rujukan maternal dan neonatal antara pelayanan primer Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan. 12. Kurang optimalnya pelibatan fasyankes swasta dalam hal peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan keluarga.

12 13. Kepatuhan terhadap standar pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan belum seperti yang diharapkan (antara lain karena kurangnya Bidan Kit, IUD Kit, Partus Kit, PONED Kit, dan PONEK Kit). 14. Dukungan LP/LS (contohnya dalah kemenag) terkait kesehatan reproduksi, UKS dan lain-lain masih belum optimal. 15. Belum optimalnya penguasaan data dan informasi manajemen Kesehatan Keluarga (PWS, AMP, DTPS, Supfas).

13 BAB III ARAH KEBIJAKAN 3.1. Tujuan, Sasaran dan Indikator Tujuan Tujuan sasaran Direktorat kesehatan Keluarga mengacu pada Renstra Kementerian Kesehatan RI tahun Direktorat Kesehatan Keluarga memiliki tujuan yang bersifat outcome bahkan dapat dikatakan bersifat dampak, yaitu : 1. Menurunnya angka kematian ibu dari 346 per kelahiran hidup (SP 2010), 359 per kelahiran hidup (SDKI 2012), menjadi 306 per kelahiran hidup diakhir tahun Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per kelahiran hidup diakhir tahun 2019 Didalam mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan strategi nasional dan arah kebijakan nasional yang kemudian juga menjadi tujuan (bersifat outcome) bagi Direktorat Kesehatan Keluarga yaitu : 1. Terjadinya Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas. 2. Peningkatan cakupan, mutu, dan keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut. Sasaran Didalam mencapai tujuan diatas Direktorat Kesehatan Keluarga melaksanakan kegiatan Pembinaan Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja dan Pembinaan Kesehatan Ibu dan Reproduksi yang memiliki sasaran : 1. meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bayi, anak dan remaja. 2. meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi Indikator Indikator pencapaian (diakhir tahun 2019) sasaran diatas adalah : 1. Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) sebesar 90%. 2. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I sebesar 70%.

14 3. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X sebesar 60%. 4. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja sebesar 45%. 5. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil sebesar 90%. 6. Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebesar 100%. 7. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) sebesar 80%. Target Indikator sasaran Direktorat Kesehatan Keluarga untuk tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah yang menggambarkan pencapaian indikator pertahun (mulai tahun 2015) untuk mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan pada akhir tahun Tabel Indikator Kesehatan Keluarga pada Renstra Kementerian Kesehatan tahun Kegiatan Sasaran Indikator Pembinaan Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja Pembinaan Kesehatan Ibu dan Reproduksi meningkatnya Persentase Kunjungan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bayi, anak dan remaja meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi Neonatal Pertama (KN1) Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) Target / tahun % 78% 81% 85% 90% 50% 55% 60% 65% 70% 30% 40% 50% 55% 60% 25% 30% 35% 40% 45% 78% 81% 84% 87% 90% 77% 83% 88% 95% 100% 72% 74% 76% 78% 80%

15 Terkait indikator Kinerja Utama Direktorat Kesehatan keluarga mengacu kepada dokumen RPJMN dan Indikator Program Kesehatan Masyarakat yang terdiri dari : Target / tahun Indikator IKU Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 75% 78% 81% 85% 90% Persentase Puskesmas yang 50% 55% 60% 65% 70% melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) 30% 40% 50% 55% 60% Persentase ibu hamil yang 25% 30% 35% 40% 45% mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4) Dan yang termasuk indikator kinerja kegiatan secara formal mengacu kepada turunan Renstra dan RAK Kesehatan Keluarga terkait kegiatan pembinaan kesehatan keluarga yang terdiri dari : Target / tahun Indikator IKK Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 75% 78% 81% 85% 90% Persentase Puskesmas yang 50% 55% 60% 65% 70% melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I Persentase Puskesmas yang 30% 40% 50% 55% 60% melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X Persentase Puskesmas yang 25% 30% 35% 40% 45% menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja Persentase Puskesmas yang 78% 81% 84% 87% 90% melaksanakan kelas ibu hamil Persentase Puskesmas yang melakukan 77% 83% 88% 95% 100% orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) 72% 74% 76% 78% 80%

16 Pada tahun 2017 terjadi perubahan konsep kebijakan perencanaan. Perubahan berupa penajaman kebijakan didalam penyusunan RKP. Penyusunan RKP dilaksanakan dengan pendekatan Holistik-tematik, integrative dan spasial, serta kebijakan anggaran money follow program. Implementasi kebijakan ini berupa, alokasi anggaran tidak didasarkan pada tugas dan fungsi organisasi, tetapi mengacu kepada kontribusi atas program prioritas nasional yang berlaku pada tahun Terkait penentuan program dan kegiatan juga berlaku batasan bahwa di tahun 2017 kegiatan diarahkan untuk langsung dapat dirasakan manfaatnya di masyarakat. Dengan adanya kebijakan baru pada tahun 2017, sebagaimana telah disampaikan diatas, memiliki dampak munculnya variabel-variabel penilaian kinerja selain dari variabel-variabel yang sudah ada (RPJMN, Renstra, dll). Variabel-variabel ini muncul karena dipandang sangat strategis didalam mendukung tema prioritas nasional tahun Variabel-variabel tersebut antara lain : 1. Buku Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin yang di ukur keberhasilannya dengan indikator, Jumlah buku saku tentang kesehatan reproduksi yang dicetak dan didistribusikan ke KUA, kegiatan ini muncul untuk mendukung kegiatan prioritas yang diadakan kementerian agama yaitu kursus calon pengantin sebagai bentuk upaya penurunan kematian ibu dan bayi pada periode masa sebelum hamil. 2. Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang di ukur keberhasilannya melalui indikator, Jumlah Buku KIA yang dicetak dan distribusikan. Kegiatan ini dianggap memiliki daya ungkit yang tinggi dalam menjaga kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan balita. 3. Terkait penjaringan kesehatan dimintakan untuk pelaksanaan penjaringan bagi peserta didik kelas 1, 7 & 10. Munculnya kegiatan ini adalah sebagai bentuk upaya menjangkau seluruh sasaran pada periode anak usia sekolah 4. Pelaksanaan persalinan di faskes yang kemudian di ukur dalam indikator, Persentase ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam rangka percepatan penurunan AKI, maka diharapkan seluruh ibu hamil mendapat akses pelayanan persalinan yang sesuai standar (Total coverage atau cakupan 100%). Pada kenyataannya, Target total coverage atau cakupan 100% dirasakan merupakan hal yang mustahil untuk dicapai pada tahun 2017, oleh karena itu sesuai hasil pembahasan pada trilateral meeting ditentukan target variabel pada

17 dokumen RKP 2017 ditingkatkan sebesar 2 poin menjadi 81% dari target RPJMN untuk tahun 2017 sebesar 79%. Peningkatan 2 poin ini didasarkan perhitungan logis pada rata-rata peningkatan indikator sebesar 2 poin pada tahun-tahun sebelumnya dan konsekuensi logis penajaman arah kegiatan yang berimplikasi pada pem-fokusan sumber daya. Dengan telah ditetapkannya target 81% pada dokumen RKP maka indikator kinerja Direktorat Juga ditingkatkan menjadi 81% sebagai bentuk dukungan dan penyelarasan kebijakan presiden pada tahun Pelayanan lanjut usia di ukur dalam indikator, Persentase usia lanjut (Usila) yang dilayani. Kondisi saat ini, berdasarkan dokumen perencanaan, lansia belum menjadi prioritas nasional walaupun ditingkat global sudah menjadi isu strategis. Direktorat Kesehatan Kelurga yang memiliki pendekatan siklus hidup secara intitusi memiliki tanggung jawab terkait kesehatan lanjut usia (permenkes 64/ 2015). Dengan kondisi ini, maka kegiatan lanjut usia masuk kedalam prioritas bidang kesehatan keluarga, sehingga walaupun tidak masuk kedalam prioritas nasional tetapi tetap harus di laksanakan kegiatannya sebagai bentuk komitmen Indonesia di tingkat global. Kelima indikator di atas harus dipantau dan dijadikan indikator kinerja, oleh karena itu dimasukan kedalam butir perjanjian kinerja, bersama dengan indikator yang sudah tercantum di renstra yaitu Kunjungan Neonatal Pertama dan Kunjungan Antenatal sebanyak 4 kali.

18 Tabel Indikator dalam Perjanjian Kinerja yang ditandatangi Direktur Kesehatan Keluarga TA 2017 No. Sasaran Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Target 1. Penyusunan Regulasi dan 1. Jumlah buku saku tentang kesehatan Kebijakan Pembinaan reproduksi yang dicetak dan Kesehatan Keluarga didistribusikan ke KUA 2. Sosialisasi/ Orientasi / 2. Persentase sekolah yang 50% Pelatihan Pembinaan mendapatkan pelayanan penjaringan Kesehatan Keluarga kesehatan bagi peserta didik kelas 1, 3. Koordinasi Peningkatan 7 & 10 Kesehatan Keluarga 3. Persentase ibu bersalin di fasilitas 81% 4. Monev/ Bimtek/ Fasilitasi pelayanan kesehatan Pembinaan Kesehatan 4. Persentase ibu hamil yang 85% Keluarga mendapatkan pelayanan antenatal 5. Surveilan Kesehatan minimal empat kali (K4) Keluarga 5. Persentase bayi baru lahir yang 81% 6. Dukungan Administrasi mendapatkan pelayanan kunjungan Pembinaan Kesehatan neonatal pertama (KN1) Keluarga 6. Persentase usia lanjut (Usila) yang 15% 7. Pengadaan Sarana dilayani Prasarana Pembinaan 7. Jumlah Buku KIA yang dicetak dan Kesehatan Keluarga distribusikan Hasil telusur beberapa dokumen perencanaan terdapat beberapa indikator yang menjadi / menjadi tanggung jawab Direktorat Kesehatan keluarga sebagaimana dapat dilihat dalam tabel dibawah Tabel Sandingan RPJMN, Renstra, RKP dan RKT / PK RPJMN Renstra RKP RKT / PK Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Jumlah buku saku tentang kesehatan reproduksi yang dicetak dan Jumlah buku saku tentang kesehatan reproduksi yang dicetak dan didistribusikan ke KUA didistribusikan ke KUA Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I Persentase sekolah yang mendapatkan pelayanan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1, 7 & 10 Persentase sekolah yang mendapatkan pelayanan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1, 7 & 10 Persentase Persentase Puskesmas yang Persentase ibu Persentase ibu bersalin di persalinan di fasilitas melaksanakan penjaringan bersalin di fasilitas fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan untuk peserta didik pelayanan kesehatan kesehatan kesehatan (PF) kelas VII dan X Persentase ibu hamil Persentase Puskesmas yang Persentase ibu hamil Persentase ibu hamil yang yang mendapatkan menyelenggarakan kegiatan yang mendapatkan mendapatkan pelayanan

19 pelayanan antenatal kesehatan remaja pelayanan antenatal antenatal minimal empat ke empat (K4) minimal empat kali kali (K4) (K4) Persentase Puskesmas yang Persentase bayi baru Persentase bayi baru lahir melaksanakan kelas ibu hamil lahir yang yang mendapatkan mendapatkan pelayanan kunjungan pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1) Persentase Puskesmas yang neonatal pertama Persentase usia lanjut melakukan orientasi Program (KN1) (Usila) yang dilayani Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Persentase ibu hamil yang Jumlah Buku KIA yang mendapatkan pelayanan dicetak dan distribusikan antenatal minimal 4 kali (K4) 3.2. Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 Indikator yang dibebankan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga merupakan indikator yang tidak menggambarkan kinerja langsung Direktorat Kesehatan Keluarga Sebagaimana Permenkes 64 tahun Indikator yang ada merupakan indikator yang terutama dilaksanakan di level puskesmas, sehingga indikator ini merupakan indikator bersama Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Melihat kondisi diatas maka Direktorat Kesehatan Keluarga sesuai tugas pokok dan fungsinya melakukan kegiatan yang nantinya akan mendukung pencapaian-pencapaian target diatas. Kegiatan ini muncul dalam indikator output yang kemudian terkait dengan anggaran. Indikator Output tersebut antara lain : 1. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal 2. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 3. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Kunjungan Neonatal Pertama 4. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Pelayanan Penjaringan Kesehatan Bagi Peserta Didik Kelas 1, 7, dan Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia 6. Dukungan Sarana Dan Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga.

20 Dan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tahun 2017 yang dinilai dari indikator output, Direktorat Kesehatan Keluarga Mengalokasikan sebesar Rp ,-. Rincian Kegiatan (terlampir). Pelimpahan wewenang pusat kepada provinsi untuk menjangkau program agar dapat lebih jauh sampai ke daerah, Direktorat Kesehatan Keluarga meluncurkan APBN melalui mekanisme dekonsentrasi ke 34 provinsi sebesar Rp. 76,395,000,000,-. Dengan menu dekon dan alokasi per provinsi terlampir.

21 BAB IV MONITORING DAN EVALUASI Rencana Kinerja Kegiatan / Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 ini disusun untuk memberikan panduan dan acuan bagi Direktorat Kesehatan Keluarga dalam dukungan manajemen dan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan perlu dilakukan monitoring untuk menjamin keselarasan kegiatan dan tercapainya target. Pelaksanaan monitoring dilakukan per triwulan (yang disebut dengan B03, B06, B09, dan B12) untuk kemudian dilakukan evaluasi dan ditentukan tindaklanjutnya. Terkait data yang bersumber dari daerah/ puskesmas, sesuai arahan permenkes 92 tahun 2015 yang mengamanahkan data 1 (satu) pintu maka direktorat melaksanakan kebijakan tersebut. Dan bilamana terjadi kondisi yang menyebabkan sistem tidak berjalan, maka bila dianggap perlu dapat melaksanakan kebijakan sementara untuk menjamin ketersediaan data Monitoring Monitoring adalah kegiatan pemantauan dan pengamatan yang berlangsung selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keselarasan pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan pencapaian target. Selain pencapaian indikator dan sasaran, monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas kegiatan maupun pemanfaatan dana yang telah dianggarkan. Untuk mempermudah melakukan monitoring tersebut diharuskan membuat laporan (progress report) dari masing-masing program yang telah dilakukan ataupun program yang berjalan. Salah satu sistem yang berlaku di Direktorat Kesehatan Keluarga yaitu 1. E-monev DJA (Direktorat Jenderal Anggaran) dibawah kementerian Keuangan dan 2. E-Monev Bappenas Evaluasi Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan dampak dari pelaksanaan program. Evaluasi dilakukan berkala sehingga dapat ditindaklanjuti dalam penentuan kebijakan selanjutnya. Evaluasi terhadap pelaksanaan RKT dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun

22 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Direktorat Kesehatan Keluarga adalah direktorat yang lahir pada tahun Direktorat Kesehatan Keluarga sebagai bagian dari unit yang ada di Kementerian Kesheatan RI diwajibkan untuk juga mendukung pencapaian tujuan-tujuan Kementerian Kesehatan RI. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 ini di susun sebagai bentuk penyelarasan dengan RAK Kesehatan Keluarga Dan merupakan dokumen acuan dalam penyusunan kegiatan pertahun di Direktorat Kesehatan Keluarga agar tetap selaras dengan tujuan-tujuan organisasi. Dalam pelaksanaan kegiatan dokumen ini juga dapat dijadikan acuan didalam melaksanakan monitoring dan evaluasi. Evaluasi terkait dokumen RKT ini dapat dilakukan sebagai bentuk penyelarasan terhadap dokumen diatasnya 5.2. Penutup Demikian telah kami susun dokumen Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun Masukan dan saran untuk perbaikan atau penyempurnaan RKT ini sangat kami harapkan. Untuk masukan dan saran dapat menghubungi sub bagian tata usaha Direktorat Kesehatan Keluarga. Akhir kata kami ucapkan, Selamat Berjuang dan Berkarya

23 Lampiran

24 Lampiran. 1 Rencana Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 KODE URAIAN VOL SAT JUMLAH Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 117,394,500, Pembinaan Kesehatan Keluarga 117,394,500, Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal 514 Kab./Kota 4,057,828, Meningkatkan Kapasitas SDM Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan Antenatal 2,835,428,000 A Orientasi KIE Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin bagi 34 Propinsi 1,247,312,000 B Orientasi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin di Puskesmas bagi 34 Provinsi 690,956,000 Orientasi dan Sosialisasi Penggunaan Buku KIA C bagi Pemegang Program KIA di Provinsi, Rumah Sakit dan Profesi 897,160, Sosialisasi, Koordinasi Dalam Rangka Pelayanan Antenatal 1,222,400,000 A Comparative Study on Maternal and Child Health Hand Book (TCTP) 256,400,000 B Kunjungan Lapangan Persiapan Comparative Study on Maternal and Child Health Hand Book 24,280,000 (TCTP) C Pertemuan Pembekalan Pemanfaatan Buku KIA Pada Mahasiswa 602,300,000 D Pendampingan Pemanfaatan Buku KIA 60,000,000 E Kajian Dampak Pendampingan Pemanfaatan Buku KIA 224,040,000 F Pertemuan Pembahasan Analisa Data Pemanfaatan Buku KIA 49,315,000 G Seminar Hasil Pemafaatan Buku KIA 6,065, Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas 514 Kab./Kota 6,089,190,000 Pelayanan Kesehatan 051 Menyusun NSPK dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 105,250,000 A Finalisasi Pedoman Kerja Pelaksanaan Kespro di Puskesmas 105,250, Meningkatkan Kapsitas SDM Dalam Rangka Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan 2,159,520,000 Kesehatan A Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal (Jkt) 804,200,000 B Pelatihan Bagi Pelatih Fasilitator Kelas Ibu 553,005,000 C Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 802,315, Sosialisasi, Koordinasi Dalam Rangka Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan 1,650,000,000

25 Kesehatan A Sosialisasi GERMAS Kesehatan Keluarga 1,322,300,000 B Pemeriksaan Kesehatan Kepada Masyarakat 327,700, A B C D E A B C D Melakukan Bimbingan Teknis, Monitoring Dan Evaluasi Pembinaan Kesehatan Keluarga 2,174,420,000 Fasilitasi dan Pendampingan Pusat dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan 885,000,000 Kesehatan Keluarga TA 2017 Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan Keluarga 428,000,000 Dukungan Perjalanan Lainya (Kunker, Penilaian, HKN, Harganas dll) 402,500,000 Evaluasi Pasca Latih TOT Pelayanan Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah di Puskesmas 177,000,000 Monitoring Pendampingan Pemanfaatan Buku KIA 281,920,000 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Kunjungan Neonatal 514 Kab./Kota 3,359,942,000 Pertama Meningkatkan Kapasitas SDM Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal 2,901,792,000 Pertama Pelatihan dalam Penanganan Kelainan Tumbuh Kembang Balita 464,752,000 TOT Surveilans Kelainan Bawaan bagi tenaga kesehatan RS dari 6 provinsi dan Penyegaran 554,194,000 bagi 6 Provinsi di Jakarta TOT Pelayanan Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah di Puskesmas di Pusat 624,930,000 Pelatihan Skrining Hipotiroid Kongenital bagi 817,240,000 Tenaga Kesehatan E Orientasi Bagi HIMPAUDI Dalam SDIDTK 440,676, Sosialisasi, Koordinasi Dalam Rangka Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama 458,150,000 A Seminar Anak Tahun ,150, Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Pelayanan Penjaringan Kesehatan Bagi 514 Kab./Kota 3,220,974,000 Peserta Didik Kelas 1, 7, dan Meningkatkan Kapasitas SDM Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Penjaringan Kesehatan 1,441,340,000 Bagi Peserta Didik Kelas 1, 7, dan 10 A Orientasi Tim Pembina UKS Tingkat Provinsi dalam Rangka Penerapan Model 598,090,000 Sekolah/Madrasah Sehat B Pelatihan Pelatih Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja 843,250,000 Sosialisasi, Koordinasi Dalam Rangka Pelayanan 053 Penjaringan Kesehatan Bagi Peserta Didik Kelas 1, 7 dan 10 1,779,634,000

26 A Jambore Konselor Sebaya Berprestasi 988,520,000 B Audiensi dan Penganugerahan Pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 791,114, Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia 514 Kab./Kota 1,286,370, Meningkatkan Kapasitas SDM Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia 521,410,000 A Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri 521,410, Sosialisasi, Koordinasi Dalam Rangka Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia 764,960,000 A Workshop Kesehatan Lansia 317,600,000 B Sosialisasi Pemanfaatan Lansia Kit dan Pedoman Pelayanan Kesehatan Lansia 315,360,000 C Operasional Pemeriksaan Kesehatan Lansia di Acara Car Fre Day di Jakarta 132,000, Dukungan Sarana Dan Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga Unit 94,426,136, Buku Saku Tentang Kesehatan Reproduksi 460,000, Mencetak Dan Mendistribusikan 460,000, Buku KIA 25,000,000, Mencetak Dan Mendistribusikan 25,000,000, Buku Dan Media KIE Kesehatan Keluarga 19,400,500, Mencetak Dan Mendistribusikan 19,400,500, Alat Dan KIT Kesehatan Keluarga 49,565,636, Menyediakan Alat Dan KIT Kesehatan Keluarga 49,565,636,000 B Alat Penggolah Data dan Informasi 48,000, Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 4,954,060, Layanan Operasional Satker 2,383,180,000 A Kelancaran Administrasi Kegiatan 2,383,180, Koordinasi Ketatausahaan 2,570,880,000 A Pertemuan Konsolidasi Ketatausahaan Dan Rumah Tangga 707,400,000 B Fasilitasi dan Koordinasi Kesehatan Keluarga 293,580,000 C Rapat dalam Kantor dalam Rangka Konsolidasi dan Koordinasi dengan LP/LS, Organisasi 830,400,000 Profesi, LSM dll D Pertemuan LP/LS, Organisasi Profesi, dll dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Keluarga 739,500,000

27 Lampiran. 2 Tabel. Alokasi Dekonsentrasi di 34 Provinsi No Provinsi/Kab/Kota Pagu DINKES PROV. DKI JAKARTA 1,393,215,000 2 DINKES PROV. JAWA BARAT 2,669,765,000 3 DINKES PROV. JAWA TENGAH 4,783,740,000 4 DINKES PROV. DI. YOGYAKARTA 1,024,770,000 5 DINKES PROV. JATIM 4,384,335,000 6 DINKES PROV. ACEH 2,027,860,000 7 DINKES PROV. SUMUT 4,186,000,000 8 DINKES PROV. SUMATERA BARAT 1,840,915,000 9 DINKES PROV. RIAU 1,901,415, DINKES PROV. JAMBI 1,827,605, DINKES PROV. SUMATERA SELATAN 3,228,785, DINKES PROV. LAMPUNG 3,704,920, DINKES PROV. KALIMANTAN BARAT 2,017,575, DINKES PROV. KALIMANTAN TENGAH 1,848,780, DINKES PROV. KALIMANTAN SELATAN 2,167,615, DINKES PROV. KALIMANTAN TIMUR 2,138,575, DINKES PROV. SULAWESI UTARA 2,275,305, DINKES PROV. SULAWESI TENGAH 2,338,830, DINKES PROV. SULAWESI SELATAN 3,857,380, DINKES PROV. SULAWESI TENGGARA 2,085,940, DINKES PROV. MALUKU 1,914,725, DINKES PROV. BALI 1,932,875, DINKES PROV. NTB 1,809,455, DINKES PROV. NTT 2,673,395, DINKES PROV. PAPUA 1,935,900, DINKES PROV. BENGKULU 1,869,955, DINKES PROV. MALUKU UTARA 1,912,305, DINKES PROV. BANTEN 1,846,965, DINKES PROV. BANGKA BELITUNG 1,409,550, DINKES PROV. GORONTALO 2,199,075, DINKES PROV. KEP. RIAU 1,375,065, DINKES PROV. PAPUA BARAT 1,627,955, DINKES PROV. SULAWESI BARAT 1,301,255, DINKES PROV. KALIMANTAN UTARA 883,200,000 TOTAL DEKON 76,395,000,000 PUSAT DIT KESGA 117, , 000 TOTAL 193,789,500,000

28 Lampiran. 3 Menu Dekonsentrasi Tahun 2017 NO KEGIATAN/KOMPONEN 1 Pelatihan terintegrasi pelayanan kesehatan keluarga 2 Orientasi KIE kesehatan reproduksi CATIN (Calon Pengantin) 3 Orientasi Tim Pembina UKS (Pengelola Kab/Kota, PKM dan Guru) 4 Orientasi Fasilitator Kelas Ibu 5 Orientasi pelayanan kesehatan lansia 6 Audit Maternal Perinatal 7 Pengiriman dan Pemeriksaan SHK (Skrining Hipotiroid Kongenital) 8 Biaya distribusi pedoman, dll (50 Juta/ Provinsi) 9 MONEV/BIMTEK/FASILITASI 10 Koordinasi Peningkatan Kesehatan Keluarga Peningkatan Cakupan Persalinan di Faskes Melalui Jampersal : 11 Pertemuan (sosialisasi, koordinasi, dan Evaluasi ), Pembinaan dan Penggerakan serta Monev Kegiatan lain untuk mendukung capaian indikator ataupun merupakan 12 kegiatan pengembangan/ inovasi

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq RENCANA AKSI KEGIATAN wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui DIREKTORAT

Lebih terperinci

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq RENCANA AKSI KEGIATAN wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui DIREKTORAT

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT)

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016 Kata Pengantar Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016, merupakan gambaran kegiatan Direktorat Kesehatan

Lebih terperinci

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq RENCANA AKSI KEGIATAN wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui DIREKTORAT

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. iii

IKHTISAR EKSEKUTIF. iii i ii IKHTISAR EKSEKUTIF Direktorat Kesehatan Keluarga mulai menjalankan tugas pokok dan fungsinya pada tahun 2016. Ruang lingkup sasaran kegiatan didasarkan pada siklus hidup mulai dari periode Ibu hamil

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.3-/216 DS71-99-46-4 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017

LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 1 LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2017 2 DAFTAR ISI Contents KATA PENGANTAR...1

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG DATA SASARAN PROGRAM KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas Nasional (PN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berbagai upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan terus dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam usahauntuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Lebih terperinci

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI Wiko Saputra Peneliti Kebijakan Publik Perkumpulan Prakarsa PENDAHULUAN 1. Peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) 359 per

Lebih terperinci

POLICY UPDATE WIKO SAPUTRA

POLICY UPDATE WIKO SAPUTRA POLICY UPDATE Arah dan Strategi Kebijakan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Indonesia WIKO SAPUTRA Peneliti Kebijakan Ekonomi dan Publik

Lebih terperinci

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017 BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017 13 LBKP PER PROVINSI TAHUN 2016 (I) No Provinsi Kab/Kota Kab/Kota yang % Puskesmas Puskesmas % Laporan 1 Aceh 23 4

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Direktur Kesehatan Keluarga

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Direktur Kesehatan Keluarga KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) merupakan laporankinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatuinstansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi tersebut. Direktorat

Lebih terperinci

Tahun LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2016 i

Tahun LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2016 i Tahun 2016 LAPORAN TAHUNAN DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA TA 2016 i KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016 merupakan laporan pelaksanaan kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga

Lebih terperinci

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016 Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016 Lampiran Perjanjian Kinerja Direktur Kesehatan Keluarga dengan Dirjen Kesehatan Masyarakat. Lampiran, Cakupan Indikator Kesehatan

Lebih terperinci

Penguatan Data Kesehatan dan SPM menuju Satu Data

Penguatan Data Kesehatan dan SPM menuju Satu Data Penguatan Data Kesehatan dan SPM menuju Satu Data Outline Upaya Penguatan Kebijakan Satu Data Kesehatan Data Kesehatan dan SPM Bidang Kesehatan Diseminasi Informasi UPAYA PENGUATAN KEBIJAKAN SATU DATA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

Kegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017

Kegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017 Kegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017 Disampaikan Pada : Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis Program Kesehatan Masyarakat Bekasi 14-17 Juni 2016 STATUS KESEHATAN PEREMPUAN Angka Kematian Ibu

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan 2013 2018 No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 48 menyatakan bahwa salah satu dari 17 upaya kesehatan komprehensif adalah Pelayanan Kesehatan Tradisional.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN PERENCANAAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015-2019 I. PERENCANAAN 2015-2019 A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Pelatihan SDM Kesehatan

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana Disampaikan dlm Pertemuan Medis Teknis Tingkat Provinsi Tahun 2011 Grandcity, 21 Maret 2011 Kerangka Penyajian o Situasi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Banten

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deklarasi pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang merupakan hasil kesepakatan 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2000

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.890, 2015 KEMENDIKBUD. Lembaga Jaminan Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.1-/215 DS8665-5462-5865-5297 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan. No.526, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PENGAWASAN RAPAT REGIONAL BIDANG KOPERASI DAN UKM Prama Sanur Beach Bali Hotel 1 3 Juni 2016 1 Peraturan Presiden Republik

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2016 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PEMERINTAHAN DESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI INPUT Kebijakan nasional Peraturan dan perundangan Pedoman /Juknis/Juklak Kurmod Bahan Advokasi Kit Pelatihan, Sosialisasi, Orientasi, Pembinaan Pencatatan dan

Lebih terperinci

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar IKHTISAR EKSEKUTIF Sebagai perwujudan dan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2016 dan

Lebih terperinci

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un No.225, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. BP-PAUD dan Dikmas. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI.

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI. SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MMMMMERNJHEDSOAHDCsiDHNsaolkiDFSidfnbshdjcb XZCnxzcxzn PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Gorontalo

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 Nama : Umur : Tahun Pendidikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN

Lebih terperinci

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah Pengantar D alam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak merupakan salah satu sasaran pokok pembangunan nasional. Untuk

Lebih terperinci

Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Jakarta, 22 Maret 2017 OUTLINE PENYAJIAN: 2 3 4 5 SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA NO JENIS LAYANAN DASAR MUTU

Lebih terperinci

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan prioritas pembangunan nasional karena kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan multidimensi, kemiskinan tidak terbatas sekedar pada ketikdakmampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

Disampaikan pada : PRA RAKERKESNAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Hotel Luwansa, Palangkaraya, 17 Februari 2016

Disampaikan pada : PRA RAKERKESNAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Hotel Luwansa, Palangkaraya, 17 Februari 2016 Disampaikan pada : PRA RAKERKESNAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Hotel Luwansa, Palangkaraya, 17 Februari 2016 1 GARIS BESAR PENYAJIAN 1.KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2.INDIKATOR PELAYANAN

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017 POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017 Kepala Subdirektorat Keuangan Daerah Bappenas Februari 2016 Slide - 1 KONSEP DASAR DAK Slide - 2 DAK Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

Lebih terperinci

PENGAWALAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DESA

PENGAWALAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DESA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PENGAWALAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DESA Sosialisasi Pengelolaan Dana Desa Bagi Pembina dan Pengawas Desa Tahun Anggaran 2017 DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PERMEN/M/2010 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1012, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Orta. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 86 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.917, 2011 BAPPENAS. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pelimpahan. Sebagian Urusan. Dekonsentrasi PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN PEMERINTAH KAB/KOTA BIDANG KESEHATAN (GIZI DAN KIA)

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN PEMERINTAH KAB/KOTA BIDANG KESEHATAN (GIZI DAN KIA) PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN PEMERINTAH KAB/KOTA BIDANG KESEHATAN (GIZI DAN KIA) Disampaikan pada : SEMILOKA REVISI PP 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN DAN NSPK YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa

Lebih terperinci

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes Kabupaten 9 Dokter spesialis 134 Kota 2 Dokter umum 318 Jumlah 11 Dokter gigi 97 Perawat 2.645 2 Jumlah

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 0221-0435-5800-5575 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 82/PER/B5/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.-/216 DS634-9258-3394-618 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016 MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP 27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI) kesehatan ibu dan anak, penyediaan SDM yang berkulitas dan penyediaan sarana dan prasarana dalam upaya percepatan penurunan AKI di Kabupaten Bangka Tengah. Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal,

Lebih terperinci