PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN PEMERINTAH KAB/KOTA BIDANG KESEHATAN (GIZI DAN KIA)
|
|
- Yuliani Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN PEMERINTAH KAB/KOTA BIDANG KESEHATAN (GIZI DAN KIA) Disampaikan pada : SEMILOKA REVISI PP 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN DAN NSPK YOGYAKARTA, 30 JUNI 2 JULI 2011 oleh : SEKRETARIS DITJEN BINA GIKIA
2 SISTIMATIKA 1. RESTRUTURISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2. KEBIJAKAN, SASARAN STRATEGIS, DAN KEGIATAN POKOK DITJEN BINA GIKIA 3. PEMBAGIAN URUSAN KESEHATAN BIDANG GIKIA 4. NSPK
3 1. RESTRUTURISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2. SASARAN STRATEGIS, KEBIJAKAN, DAN KEGIATAN POKOK DITJEN BINA GIKIA 3. PEMBAGIAN URUSAN BIDANG GIKIA 4. NSPK
4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TANGGAL : 19 Agustus Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas Kelembagaan &Desentralisasi; 5. Staf Ahli Bid. Mediko Legal. INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN STAF AHLII SEKRETARIAT ITJEN MENTERI KESEHATAN BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL BIRO KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI BIRO UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN DIT DIREKTORAT SEKRETARIAT DITJEN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN DIREKTORAT DIT SEKRETARIAT DITJEN DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DIT DIREKTORAT SEKRETARIAT DITJEN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DIT DIREKTORAT SEKRETARIAT DITJEN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PUSAT SEKRETARIAT BADAN BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN PUSAT SEKRETARIAT BADAN PUSAT DATA DAN INFORMASI PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI PUSAT PUSAT PENANGGULANGAN PEMBIAYAAN DAN KRISIS KESEHATAN JAMINAN KESEHATAN PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK PUSAT PROMOSI KESEHATAN PUSAT INTELIGENSIA KESEHATAN PUSAT KESEHATAN HAJI
5 STRUKTUR ORGANISASI DITJEN BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU & ANAK DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Bina Gizi Direktorat Bina Kesehatan Ibu Direktorat Bina Kesehatan Anak Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer Direktorat Bina Kesehatan Kerja Dan Olahraga UPT: BKTM UPT: BKOM
6 KEDUDUKAN DAN TUGAS DITJEN GIKIA (Permenkes 1144/MENKES/PER/VIII/2010) 1. KEDUDUKAN, Direktorat Jenderal adalah unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan dan dipimpin oleh Direktur Jenderal 2. TUGAS, merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak.
7 FUNGSI DITJEN GIKIA (Permenkes 1144/MENKES/PER/VIII/2010) 1. PERUMUSAN KEBIJAKAN di bidang pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak; 2. PELAKSANAAN KEBIJAKAN di bidang pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak; 3. PENYUSUNAN NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA di bidang pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak; 4. PEMBERIAN BIMBINGAN TEKNIS DAN EVALUASI di bidang pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak; dan 5. PELAKSANAAN ADMINISTRASI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
8 TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT BINA GIZI A. Tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina gizi. B. Fungsi 1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina gizi makro, gizi mikro, gizi klinik, dan konsumsi makanan, serta kewaspadaan gizi; 2. pelaksanaan kegiatan di bidang bina gizi makro, gizi mikro, gizi klinik, dan konsumsi makanan, serta kewaspadaan gizi; 3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina gizi makro, gizi mikro, gizi klinik, dan konsumsi makanan, serta kewaspadaan gizi; 4. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang bina gizi makro, gizi mikro, gizi klinik, dan konsumsi makanan, serta kewaspadaan gizi; 5. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina gizi makro, gizi mikro, gizi klinik, dan konsumsi makanan, serta kewaspadaan gizi; 6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
9 TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT BINA KESEHATAN IBU A. Tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina kesehatan ibu. B. Fungsi 1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina kesehatan ibu hamil, bina kesehatan ibu bersalin dan nifas, bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, bina keluarga berencana, serta bina perlindungan kesehatan reproduksi; 2. pelaksanaan kegiatan di bidang bina kesehatan ibu hamil, bina kesehatan ibu bersalin dan nifas, bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, bina keluarga berencana, serta bina perlindungan kesehatan reproduksi; 3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina kesehatan ibu hamil, bina kesehatan ibu bersalin dan nifas, bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, bina keluarga berencana, serta bina perlindungan kesehatan reproduksi; 4. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang bina kesehatan ibu hamil, bina kesehatan ibu bersalin dan nifas, bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, bina keluarga berencana, serta bina perlindungan kesehatan reproduksi; 5. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina kesehatan ibu hamil, bina kesehatan ibu bersalin dan nifas, bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, bina keluarga berencana, serta bina perlindungan kesehatan reproduksi; dan 6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
10 TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK A. Tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang bina kesehatan anak B. Fungsi 1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina kelangsungan hidup bayi, bina kelangsungan hidup anak balita dan pra sekolah, bina kewaspadaan penanganan balita berisiko, bina kualitas hidup anak usia sekolah dan remaja, serta bina perlindungan kesehatan anak; 2. pelaksanaan kegiatan di bidang bina kelangsungan hidup bayi, bina kelangsungan hidup anak balita dan pra sekolah, bina kewaspadaan penanganan balita berisiko, bina kualitas hidup anak usia sekolah dan remaja, serta bina perlindungan kesehatan anak; 3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina kelangsungan hidup bayi, bina kelangsungan hidup anak balita dan pra sekolah, bina kewaspadaan penanganan balita berisiko, bina kualitas hidup anak usia sekolah dan remaja, serta bina perlindungan kesehatan anak; 4. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang bina kelangsungan hidup bayi, bina kelangsungan hidup anak balita dan pra sekolah, bina kewaspadaan penanganan balita berisiko, bina kualitas hidup anak usia sekolah dan remaja, serta bina perlindungan kesehatan anak; 5. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina kelangsungan hidup bayi, bina kelangsungan hidup anak balita dan pra sekolah, bina kewaspadaan penanganan balita berisiko, bina kualitas hidup anak usia sekolah dan remaja, serta bina perlindungan kesehatan anak; dan 6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
11 TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT TRADKOM A. Tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer. B. Fungsi 1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina pelayanan kesehatan tradisional keterampilan, bina pelayanan kesehatan tradisional ramuan, bina pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer, bina penapisan dan kemitraan; 2. pelaksanaan kegiatan di bidang bina pelayanan kesehatan tradisional keterampilan, bina pelayanan kesehatan tradisional ramuan, bina pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer, bina penapisan dan kemitraan; 3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina pelayanan kesehatan tradisional keterampilan, bina pelayanan kesehatan tradisional ramuan, bina pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer, bina penapisan dan kemitraan; 4. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang bina pelayanan kesehatan tradisional keterampilan, bina pelayanan kesehatan tradisional ramuan, bina pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer, bina penapisan dan kemitraan; 5. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina pelayanan kesehatan tradisional keterampilan, bina pelayanan kesehatan tradisional ramuan, bina pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer, bina penapisan dan kemitraan; dan 6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
12 TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT KESJA DAN OLAH RAGA A. Tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina kesehatan kerja dan olahraga. B. Fungsi 1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina pelayanan kesehatan kerja, bina kapasitas kerja, bina lingkungan kerja, bina kemitraan kesehatan kerja, dan bina kesehatan perkotaan dan olahraga; 2. pelaksanaan kegiatan di bidang bina pelayanan kesehatan kerja, bina kapasitas kerja, bina lingkungan kerja, bina kemitraan kesehatan kerja, dan bina kesehatan perkotaan dan olahraga; 3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina pelayanan kesehatan kerja, bina kapasitas kerja, bina lingkungan kerja, bina kemitraan kesehatan kerja, dan bina kesehatan perkotaan dan olahraga; 4. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang bina pelayanan kesehatan kerja, bina kapasitas kerja, bina lingkungan kerja, bina kemitraan kesehatan kerja, dan bina kesehatan perkotaan dan olahraga; 5. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina pelayanan kesehatan kerja, bina kapasitas kerja, bina lingkungan kerja, bina kemitraan kesehatan kerja dan bina kesehatan perkotaan dan olahraga; dan 6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
13 MDG Tujuan RPJMN PERPRES No: 5/2010 INDIKATOR MDG s 2015 Poverty & Hunger Maternal Health Menurunnya AKB menjadi 24 per 1000 KH 23 per 1000 KH EDUCATION Comm. Diseases Menurunnya AKI menjadi 118 per kh 102 per KH GENDER ENVIRONMENT Menurunnya prevalensi gizikurang pada anak balita menjadi 15%. 15% pada anak balita CHLD HEALTH PARTNERSHIP
14 1. RESTRUTURISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2. SASARAN STRATEGIS, KEBIJAKAN, DAN KEGIATAN POKOK DITJEN BINA GIKIA 3. PEMBAGIAN URUSAN BIDANG GIKIA 4. NSPK
15 SASARAN STRATEGIS (1) N O INDIKATOR TARGET 2011 TARGET 2012 TARGET Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) 70% 75% 85% 2 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100% 100% 100% 3 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 67% 70% 80% 4 Persentase 6-59 bulan dpt kapsul vitamin A 78% 80% 90% 5 Persentase ibu hamil mendapat Fe 86% 90% 95% 6 Persentase RT yang mengonsumsi garam beryodium 77% 80% 90% 7 Persentase bulin ditolong nakes (cakupan Pn) 86% 88% 90% 8 Persentase bumil mendapat ANC (cakupan K1) 96% 9 Persentase bumil ANC 4 kali (cakupan K4) 88% 90% 95% 10 Persentase faskes yan KB sesuai standar 40% 75% 100% 15
16 SASARAN STRATEGIS (2) N O INDIKATOR TARGET 2011 TARGET 2012 TARGET Persentase bufas dapat pelayanan (cakupan KF) 86% 12 Persentase komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas yang ditangani (cakupan PK) 63% 13 Persentase PUS menjadi peserta KB aktif (CPR) 62% 14 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 86% 88% 90% 15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 85% 86% 90% 16 Cakupan Pelayanan Kesehatana Anak Balita 80% 81% 85% 17 Cakupan SD/MI melaksanakan Penjaringan Siswa Kelas 1. 90% 92% 95% 16
17 SASARAN STRATEGIS (3) N O INDIKATOR TARGET 2011 TARGET 2012 TARGET Persentase Kab/Kota yang memiliki minimal 4 Puskesmas mampu laksana PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) 60% 70% 90% 19 Persentase kab/kota yang memiliki 2 puskesmas yang mampu tatalaksana kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA) 40% 60% 90% 20 Jumlah Puskesmas yang melaksanakan upaya kesehatan kerja di wilayah industri Jumlah Puskesmas yang melaksanakan upaya kesehatan olahraga
18 SASARAN STRATEGIS (4) NO INDIKATOR TARGET 2011 TARGET 2012 TARGET Cakupan kab/kota yang menyelenggarakan program bina yankestrad 20% 30% 50% 23 Jumlah RS yang menyelenggarakan yankestrad yang aman dan bermanfaat sebagai pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer
19 KEBIJAKAN DITJEN BINA GIZI DAN KIA 1. Integrasi pelayanan gizi, KIA, kesehatan kerja & olahraga, serta kestradkom untuk menjamin tercapainya universal coverage program gizi dan KIA dengan pendekatan pelayanan perawatan secara terus menerus 2. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya/dana untuk menjamin pencapaian akses dan kualitas pelayanan kesehatan gizi dan KIA oleh masyarakat secara berkualitas dan berkeadilan 19
20 KEBIJAKAN DITJEN BINA GIZI DAN KIA (2) 3. Meningkatkan manajemen program pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dalam melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif guna mencapai cakupan semesta program gizi dan KIA berkualitas. 4. Meningkatkan pemberdayaan, pengetahuan dan perilaku keluarga dan masyarakat dalam lingkup terkait Gizi dan KIA 20
21 STRATEGI 1. Menerapkan pelayanan integratif dengan pendekatan pelayanan/perawatan yang terus menerus dalam pelayanan kesehatan yang berbasis: pelayanan/perawatan yang terus menerus sesuai dengan siklus kehidupan. pelayanan/perawatan yang terus menerus sesuai dengan alur yang ada, sesuai/meliputi tempat pelayanan dan rujukan 2. Menyelesaikan peraturan turunan UU 36/2009 dan Penyusunan NSPK 21
22 KEGIATAN POKOK (1) 1. Perbaikan status gizi masyarakat, melalui: a) Pendidikan gizi masyarakat terutama tentang ASI Eksklusif, Makanan Pendamping ASI, Pemantauan Pertumbuhan dan Gizi Seimbang; b) Suplementasi gizi terutama kapsul vitamin A untuk anak 6-59 bulan dan ibu nifas, serta tablet Fe untuk inu hamil; c) Tatalaksana kasus gizi kurang dan gizi buruk melalui pemberian makanan tambahan pemulihan dan tatalaksana gizi buruk rawat 22
23 KEGIATAN POKOK (2) 2. Peningkatan kesehatan ibu dan reproduksi: a) Peningkatan pelayanan antenatal berkualitas dalam mendukung Jampersal b) Peningkatan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam mendukung Jampersal c) Penanganan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas di tingkat pertama dalam mendukung rujukan ke tingkat lanjutan d) Pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan dalam mendukung Jampersal e) Pelayanan kesehatan reproduksi terpadu yang responsif gender, termasuk pelayanan KB
24 KEGIATAN POKOK (3) 3. Upaya penurunan AKB & AK Balita, melalui: a) Peningkatan kualitas yankes bayi baru lahir b) Peningkatan Cakupan pelayanan kesehatan bayi dan balita 4. Upaya peningkatan kualitas hidup anak usia sekolah & remaja, melalui: a) Usaha Kesehatan Sekolah b) Puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) 5. Upaya peningkatan akses pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus, melalui: a) Puskesmas mampu menangani korban kekerasan, membina anak cacat, panti &
25 KEGIATAN POKOK (4) 6. Peningkatan kesehatan kerja dan olahraga: a) Perluasan jangkauan kesehatan reproduksi di tempat kerja b) Peningkatan kapasitas SDM c) Pemberdayaan masyarakat pekerja dan komunitas olahraga d) Kemitraan e) Penguatan desentralisasi upaya kesehatan kerja dan olahraga
26 1. RESTRUTURISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2. SASARAN STRATEGIS, KEBIJAKAN, DAN KEGIATAN POKOK DITJEN BINA GIKIA 3. PEMBAGIAN URUSAN KESEHATAN BIDANG GIKIA 4. NSPK
27 PP 38 TAHUN Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan. 2.Kesehatan adalah urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.
28 PP 38 TAHUN 2007 Pasal 4 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan teknis untuk masing-masing sub bidang atau sub sub bidang urusan pemerintahan diatur dengan peraturan menteri/kepala lembaga pemerintahan non departemen yang membidangi urusan pemerintahan yang bersangkutan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.
29 PP 38 TAHUN 2007 SUBBIDANG SUB-SUB BIDANG 1 Upaya Kesehatan a Pencegahan dan pemberantasan Penyakit b Lingkungan Sehat c d Perbaikan Gizi Masyarakat Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Masyarakat 2 Pembiayaan Kesehatan a Pembiayaan Kesehatan Masyarakat 3 Sumber Daya Manusia Kesehatan a Peningkatan Jumlah, Mutu dan Penyebaran Tenaga Kesehatan
30 PP 38 TAHUN 2007 SUB BIDANG 4 Obat dan Perbekalan Kesehatan a SUB-SUB BIDANG Ketersediaan, Pemerataan, Mutu Obat dan Keterjangkauan Harga Obat Serta Perbekalan Kesehatan 5 Pemberdayaan Masyarakat a Pemberdayaan Individu, Keluarga dan Masyarakat Berperilaku Hidup Sehat dan Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) 6 Manajemen Kesehatan a Kebijakan
31 UU NOMOR 36 TAHUN pelayanan kesehatan; 2. pelayanan kesehatan tradisional; 3. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit; 4. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan; 5. kesehatan reproduksi; 6. keluarga berencana; 7. kesehatan sekolah; 8. kesehatan olahraga; 9. pelayanan kesehatan pada bencana; 10. pelayanan darah; 11. kesehatan gigi dan mulut; 12. penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran; UPAYA KESEHATAN 13. kesehatan matra; 14. pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan; 15. pengamanan makanan dan minuman; 16. pengamanan zat adiktif; 17. bedah mayat. 18. Kesehatan ibu, bayi, anak, Remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat 19. Gizi 20. Kesehatan Kerja 21. Kesehatan jiwa 22. Penyakit menular dan tidak menular 23. Kesehatan lingkungan
32 PERUBAHAN LAMPIRAN PP 38 TAHUN UPAYA PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL, ALTERNATIF, DAN KOMPLEMENTER 2. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN PERLINDUNGAN 3. UPAYA KESEHATAN IBU 4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 5. UPAYA KESEHATAN KERJA DAN OLAH RAGA
33 Kewenangan: UPAYA PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL, ALTERNATIF, DAN KOMPLEMENTER PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 1. Pembuatan kebijakan bidang Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer 1. Koordinasi, pengelolaan, dan fasilitasi bidang Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer 1. Penyelenggaraan dan fasilitasi bidang Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer
34 UPAYA PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL, ALTERNATIF, DAN KOMPLEMENTER (1) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 2. Pengelolaan Upaya Pelayanan Kesehatan Tradisional skala nasional 3. Pengelolaan upaya pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer skala nasional 2. Pengelolaan dan koordinasi Upaya Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan dan Ramuan skala provinsi 3. Pengelolaan dan bimbingan upaya pelayanan kesehatan alternatif dan komplenter skala provinsi 2. Penyelenggaraan dan evaluasi upaya pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan dan Ramuan skala kabupaten/kota 3. Penyelenggaraan dan evaluasi upaya Pelayanan Kesehatan Alternatif dan Komlplementer skala kabupaten/kota
35 UPAYA PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL, ALTERNATIF, DAN KOMPLEMENTER (2) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 4. Pengelolaan, pemantauan, evaluasi, penapisan dan kemitraan pelayanan kesehatan tradisional skala nasional 5. Pengelolaan pemberdayaan dalam pemanfaatan TOGA dan pengobatan mandiri (selfcare) secara tradisional skala nasional 6. Membuat sistem pelaporan upaya pelayanan kesehatan tradisional, alternative dan komplementer 4. Pengelolaan dan Bimbingan penapisan dan kemitraan pelayanan kesehatan tradisional skala provinsi 5. Pengelolaan dan Bimbingan dalam pemanfaatan TOGA dan pengobatan mandiri (selfcare)secara tradisonal skala provinsi 6. Bimbin gan dan fasilitasi sistem pelaporan upaya pelayanan kesehatan tradisional, alternative dan komplementer 4. Identifikasi dan evaluasi pelayanan tradisional spesifik daerah dan kemitraan skala Kabupaten/Kota 5. Penyelenggaran d bimbingan dan evaluasi pemanfaatan TOGA dan pengobatan mandiri (selfcare)secara tradisional skala kabupaten/kota 6 Menyelenggarakan sistem pelaporan upaya pelayanan kesehatan tradisional, alternative dan komplementer
36 UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN PERLINDUNGAN Kewenangan: PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 1. Pembuatan kebijakan pelayanan kesehatan di bidang kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan skala nasional dan lintas provinsi 1. Pengelolaan dan fasilitasi di bidang kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan skala provinsi dan lintas kabupaten/kota 1. Pengelolaan dan Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
37 UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN PERLINDUNGAN (1) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 2. Pembinaan manajemen kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan tentang perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi skala nasional dan lintas provinsi 3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan sistem rujukan kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan skala nasional dan lintas provinsi 2. Pembinaan manajemen kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan tentang perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi skala provinsi dan lintas kabupaten/kota 3. Penyelenggaraan, fasilitasi dan Pembinaan sistem rujukan kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan skala provinsi dan lintas kabupaten/kota 2. Penyelenggaraan manajemen kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan tentang perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi sesuai standar. 3. Penyelenggaraan dan fasilitasi sistem rujukan kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan skala kabupaten/kota (fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, pemerintah dan swasta)
38 UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN PERLINDUNGAN (2) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 4. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan sistem informasi kesehatan anak skala nasional dan lintas provinsi 4. Penyelenggaraan, fasilitasi, Pembinaan dan melaksanakan sistem informasi kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan skala provinsi dan lintas kabupaten/kota 4. Penyelenggaraan, fasilitasi dan melaksanakan sistem informasi kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan skala kabupaten/kota (fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, pemerintah dan swasta) 5. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan sistem surveilans kesehatan bayi dan anak skala nasional dan lintas provinsi 5. Pembinaan dan fasilitasi sistem surveilans kesehatan bayi dan anak skala provinsi dan lintaskabupaten/ kota 5. Penyelenggaraan surveilans kesehatan bayi dan anak skala kabupaten/ kota
39 UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN PERLINDUNGAN (3) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 6. Koordinasi dan advokasi dukungan SDM/sarana/pra sarana/pembiayaan penyelenggaraan upaya kesehatan anak skala nasional dan lintas provinsi 6. Penyediaan dokter spesialis anak di seluruh rumah sakit provinsi dan kabupaten/kota dengan peringkat IPKM 100 besar terbawah 6. Penyediaan dokter spesialis anak di seluruh rumah sakit kabupaten/kota 7. Pemetaan ketersediaan dokter spesialis anak, dokter, bidan dan/atau perawat serta regulasi dan koordinasi penempatan dan mutasi lintas kabupaten/kota 7. Penyediaan dokter umum di seluruh puskesmas. 8. Penyediaan buffer stock obat essensial, vaksin dan alat kesehatan sesuai kebutuhan program kesehatan anak 8. Penyediaan bidan dan/atau perawat di seluruh puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, poskesdes.
40 UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN PERLINDUNGAN (4) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 9. Koordinasi dan advokasi dukungan SDM/sarana/ pra sarana/ pembiayaan penyelenggaraan upaya kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan skala provinsi dan lintas kabupaten/kota 9. Penyediaan obat essensial, vaksin dan alat kesehatan sesuai kebutuhan program kesehatan anak 10. Penyediaan sarana, pra sarana, pembiayaan penyelenggaraan upaya kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan skala kabupaten/kota
41 Kewenangan: UPAYA KESEHATAN IBU PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 1. Pembuatan kebijakan pelayanan kesehatan di bidang kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam skala nasional dan lintas provinsi 1. Pengelolaan program, bimbingan, koordinasi, dan fasilitasi di bidang kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam skala provinsi dan lintas kabupaten/kota dalam provinsi 1. Penyelenggaraan dan fasilitasi pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan tingkat kabupaten/kota
42 UPAYA KESEHATAN IBU (1) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 2. Pembinaan dan evaluasi manajemen kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi yang meliputi aspek perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi dalam skala nasional dan lintas provinsi 2. Pembinaan dan evaluasi manajemen program kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi yang meliputi aspek perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi skala provinsi dan lintas kabupaten/kota dalam provinsi 2. Penyelenggaraan manajemen kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam yang meliputi aspek perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi sesuai standar di tingkat kabupaten/kota.
43 UPAYA KESEHATAN IBU (2) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan sistem rujukan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi dalam skala nasional dan lintas provinsi 3. Pengelolaan, koordinasi dan pembinaan sistem rujukan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam skala provinsi dan lintas kabupaten/kota dalam provinsi 3. Penyelenggaraan sistem rujukan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam skala kabupaten/kota (fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, pemerintah dan swasta)
44 UPAYA KESEHATAN IBU (3) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 4. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan sistem informasi kesehatan ibu, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dalam skala nasional dan lintas provinsi 4. Pengelolaan, koordinasi dan pembinaan sistem informasi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam skala provinsi dan lintas kabupaten/kota dalam provinsi 4. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam skala kabupaten/kota (fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, pemerintah dan swasta)
45 UPAYA KESEHATAN IBU (4) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 5. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan sistem surveilans kesehatan ibu, kesehatan reproduksi, dan keluarga berencana dalam skala nasional dan lintas provinsi 5. Pengelolaan, koordinasi dan pembinaan sistem surveilans kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam skala provinsi dan lintas kabupaten/kota dalam provinsi 5. Penyelenggaraan surveilans kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam skala kabupaten/ kota
46 PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 6. Koordinasi dan advokasi dukungan SDM, sarana dan pra sarana, serta pembiayaan penyelenggaraan upaya kesehatan ibu, kesehatan reproduksi, dan keluarga berencana dalam skala nasional dan lintas provinsi 6. Pemetaan dan penyediaan tenaga dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, dan bidan di seluruh rumah sakit tingkat provinsi UPAYA KESEHATAN IBU (4) 6. Penyediaan dokter spesialis anak di seluruh rumah sakit kabupaten/kota 7. Penyediaan buffer stock obat essensial program kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi dan alat kesehatan sesuai kebutuhan program kesehatan ibu dalam skala provinsi. 7. Pemetaan dan penyediaan tenaga dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan, dan perawat di seluruh rumah sakit kabupaten/kota.
47 PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 8. Koordinasi dan advokasi dukungan SDM, sarana dan pra sarana, serta pembiayaan penyelenggaraan upaya kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam skala provinsi dan lintas kabupaten/kota dalam provinsi UPAYA KESEHATAN IBU (5) 8. Pemetaan dan penyediaan tenaga dokter umum, bidan, dan perawat di seluruh Puskesmas di kabupaten/kota. 9. Pengelolaan Audit Maternal Perinatal tingkat provinsi 9. Pemetaan dan penyediaan tenaga bidan di desa bagi seluruh desa/kelurahan di kabupaten/kota, termasuk penyediaan rumah dinas atau tempat tinggal yang layak bagi bidan di desa.
48 UPAYA KESEHATAN IBU (6) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 10. Penyediaan buffer stock obat essensial program kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi dan alat kesehatan sesuai kebutuhan program kesehatan ibu dalam skala kabupaten/kota. 11. Penyediaan sarana, prasarana, serta pembiayaan penyelenggaraan upaya kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatan reproduksi dalam skala kabupaten/kota 12. Penyelenggaraan Audit Maternal Perinatal tingkat kabupaten/kota
49 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Kewenangan: PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 1. Penetapan kebijakan bidang gizi 1. Pengelolaan, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi bidang gizi 1.Penyelenggaraan dan fasilitasi gizi skala kabupaten/kota 2. Pengelolaan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi survailans kewaspadaan gizi skala nasional 2. koordinasi, fasilitasi dan evaluasi survailans gizi skala provinsi 2.a.Penyelenggaraan penangulangan gizi buruk skala kabupaten/kota b.perbaikan gizi keluarga dan masyarakat
50 UPAYA PE PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT (1) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 3. Pengelolaan penanggulangan gizi buruk skala nasional 3. Pemantauan penanggulangan gizi buruk skala provinsi
51 Kewenangan: UPAYA KESEHATAN KERJA DAN OLAH RAGA (1) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 1. Penetapan kebijakan di bidang kesehatan kerja 1. Pengelolaan kesehatan kerja lintas batas 1. Menyelenggaraka n upaya kesehatan kerja 2. Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang kesehatan kerja 2. Pengelolaan perizinan fasilitas kesehatan pemeriksaan CTKI 2. Menyelenggaraka n bimbingan, pengendalian kesehatan kerja
52 UPAYA KESEHATAN KERJA DAN OLAH RAGA (2) PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA 3. Bimbingan dan evaluasi di bidang kesehatan kerja 3. Pengelolaan rujukan pelayanan kesehatan kerja 3. Penyelenggaraan perizinan pelayanan kesehatan kerja 4. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan kerja 4. Peningkatan kapasitas SDM bidang kesehatan kerja 5. Melaksanakan kajian kesehatan kerja
53 1. RESTRUTURISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2. KEBIJAKAN DITJEN BINA GIKIA 3. PEMBAGIAN URUSAN KESEHATAN BIDANG GIKIA 4. NSPK
54 NSPK BERDASARKAN PASAL 4 PP 38 DI SUSUN : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Upaya Kesehatan Ibu Dan Kesehatan Reproduksi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Upaya Kesehatan Anak 3. Peraturan Menteri Kesehatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 4. Peraturan Menteri Kesehatan Upaya Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif Dan Komplementer 5. Peraturan Menteri Kesehatan Upaya Kesehatan Kerja Dan Oleh Raga
55 SEKIAN TERIMA KASIH
STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas
Lebih terperinciPENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,
BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRevisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.
Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN
PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN WALIKOTA BALIKPAPAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 60 ayat (6),
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.3-/216 DS71-99-46-4 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN
SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
Lebih terperinciWALIKOTA PANGKALPINANG
WALIKOTA PANGKALPINANG Menimbang PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR
Lebih terperinciLAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013
LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa
Lebih terperinciTabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan
Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan 2013 2018 No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1575/Menkes/SK/XI/2005 TANGGAL : 16 November 2005 MENTERI KESEHATAN STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciPerencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya
Lebih terperinciMODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI
MODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... A. Deskripsi Singkat... 1 B. Tujuan Pembelajaran... 2 C. Pokok
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SAM MEDIKO LEGAL Disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (RAKORPOP) 30 November 2015 PERATURAN PER UU DASAR PERTIMBANGAN ROADMAP
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015
PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran : 2015 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN 1
Lebih terperinci4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.
No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/ LEMBAGA : KEMENTERIAN KESEHATAN 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan Meningkatnya koordinasi
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Sasaran Strategis sebagai diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran
Lebih terperinciTugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENGAWASAN DI BIDANG KESEHATAN
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENGAWASAN DI BIDANG KESEHATAN OLEH; Nursal SH.M,Hum BIRO HUKUM DAN ORGANISASI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN Sentul, 1 Agustus 2017 1 UUD 45 Pasal
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt
jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 86 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang
Lebih terperinciKepala Dinas mempunyai tugas :
Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan
Lebih terperinciPERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
Lebih terperinciMATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011
MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/497/2016 TENTANG PANITIA PENYELENGGARA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL KE-52 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciINDIKATOR RENCANA STRATEGIK TAHUN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN TARGET. 14 Angka kematian ibu
INDIKATOR RENCANA STRATEGIK TAHUN 0-05 VISI : TERWUJUDNYA KARANGASEM SEHAT 0 MENUJU JAGADHITA YA CA ITI DHARMA MISI :Melindungi Kesehatan Masyarakat dengan Menjamin Tersedianya Upaya Kesehatan yang Paripurna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa sebagai
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA PADANG,
Lebih terperinciPEMERINTAH. 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional.
B. PEMBAGIAN URUSAN AN KESEHATAN - 15-1. Upaya 1. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional. 1. Penyelenggaraan survailans epidemiologi,
Lebih terperinciPERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi
Lebih terperinciB. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN
- 12 - B. PEMBAGIAN URUSAN AN KESEHATAN 1. Upaya 1. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional. 2. Pengelolaan pencegahan dan penanggulangan
Lebih terperinciKONDISI GEOGRAFIS 26% 69% Terdiri dari : - 11 Kecamatan - 9 Kelurahan Desa LUAS WILAYAH : ,96 KM2 JUMLAH PENDUDUK : 497.
KONDISI GEOGRAFIS LUAS WILAYAH : 14.265,96 KM2 JUMLAH PENDUDUK : 497.864 JIWA Terdiri dari : - 11 Kecamatan - 9 Kelurahan - 218 Desa BATAS DAERAH : Utara : Provinsi Jambi Selatan : Kabupaten Muara Enim
Lebih terperinciOleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan
Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 93 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PEKANBARU DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN
BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016
UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Lebih terperinciMODUL KEDUDUKAN DAN STRUKTUR ORGANISASI
MODUL KEDUDUKAN DAN STRUKTUR ORGANISASI PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, atas segala
Lebih terperinciBagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta
BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub
Lebih terperinciLaporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2016 dapat disusun sebagai
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015
UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS
Lebih terperinciTUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi
Lebih terperincisuplemen Informasi Jampersal
suplemen Informasi Jampersal A. Apa itu Jampersal? Jampersal merupakan kependekan dari Jaminan Persalinan, artinya jaminan pembiayaan yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Balikpapan, 8 Januari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Dr. Balerina JPP, MM NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-nya jua kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Tahun 2016 sesuai
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016
RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciPRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan
PRA-MUSRENBANGNAS RKP Kelompok Pembahasan: Kesehatan Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Jakarta, 16-24 April 2015 Buku I: STRATEGI PEMBANGUNAN NORMA PEMBANGUNAN 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam
Lebih terperinciB A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. PROMOSI KESEHATAN dan PERAN SERTA MASYARAKAT Kondisi keaktifan posyandu tahun 2016 100 % dari 121 posyandu dimana se-kecamatan Tebet terdapat 95,87% posyandu mandiri
Lebih terperinciURAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN No 1 Kepala Dinas membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Lebih terperinciTabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data
Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112
PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp 0748.21052 SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112 Organisasi Bidang Seksi Program KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TAHUN ANGGARAN 2013 : Dinas
Lebih terperinciWALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan
WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1381 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB III INDIKATOR PEMANTAUAN
BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA, seperti yang diuraikan dalam
Lebih terperinciA. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN,
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciDINAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 57
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 57 Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam pelaksanaan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dan
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA,
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang
Lebih terperinciStandar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA
- 1- PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MURUNG RAYA SEHAT 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
-1- KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/312/2016 TENTANG TIM KESEHATAN PADA ARUS MUDIK LEBARAN DAN NATAL TAHUN 2016, SERTA TAHUN BARU TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015
PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran : 2015 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN
BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.
Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN
Lebih terperinci-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 439/MENKES/PER/VI/2009 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 439/MENKES/PER/VI/2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/XI/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KESEHATAN MENTERI
Lebih terperinci