BAGIAN ILMU KESEHATAN DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS JULI 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAGIAN ILMU KESEHATAN DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS JULI 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN"

Transkripsi

1 BAGIAN ILMU KESEHATAN SKRIPSI DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS JULI 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG CARA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) YANG BENAR DI PUSKESMAS TAMALANREA OLEH: SOPNA KRISHNASAMY (C ) PEMBIMBING: dr. MUH. IKHSAN MADJID,MS,PKK DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 i

2 PANITIA SIDANG UJIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Skripsi dengan judul "PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG CARA PEMBERIAN AIR SUSU IBU(ASI) YANG BENAR DI PUSKESMAS TAMALANREA" telah diperiksa, disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Hari / Tanggal : 1 Agustus 2013 Waktu : WITA Tempat :Ruang Seminar IKM-IKK FKUH PB. 622 Ketua Tim Penguji : (dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS, PKK) Anggota Tim Penguji Anggota I Anggota II (Dr. dr. A. ArmynNurdin, M.Sc) (Dr.dr. Sri Ramadhany, M.Kes ) ii

3 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK Judul Skripsi: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG CARA PEMBERIAN AIR SUSU IBU(ASI) YANG BENAR DI PUSKESMAS TAMALANREA Makassar, 29 Juli 2013 Pembimbing, dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS, PKK iii

4 Sopna Krishnasamy, C SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Juli, 2013 dr. Muh. Ikhsan Madjid,MS,PKK Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Pengetahuan Tentang Cara Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Yang Benar Di Puskesmas Tamalanrea (XXXV jumlah halaman) ABSTRAK Latar belakang: ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama. Ibu memberikan makan bayi dengan ASI bukan hanya memberinya awal kehidupan yang sehat dan bergizi, tetapi juga merupakan cara yang hangat, penuh kasih, dan menyenangkan. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian ASI sejak usia dini. ASI adalah makanan berstandar emas yang tidak bisa dibandingkan dengan susu formula atau makanan buatan apapun. ASI mengandung zat kekebalan (kolostrum) yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit (Anwar, 2009). Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik karena bertujuan menganalisa, menjelaskan suatu hubungan, menguji berdasarkan teori yang ada dan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat dan tidak ada tindak lanjut. Sampel berjumlah 50 yang merupakan para ibu yang datang berobat di puskesmas Tamalanrea selama 2 minggu dan bersetuju mengisi kuisioner. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analyze Chi Square. Hasil: Hasil dari analisa data, didapati bahwa tidak terdapat pengaruh pendidikan para ibu terhadap cara pemberian ASI yang benar di mana dalam uji Chi-Square hitung adalah lebih tinggi dari nilau Chi-Square tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol(ho) diterima.. Kesimpulan: Tidak terdapat pengaruh tingkat pendidikan para ibu terhadap tingkat pengetahuan cara pemberian ASI yang benar dimana pendidikan seharusnya menjadi media salah satu faktor meningkatnya tahap pengetahuan seorang. Kata kunci: Pendidikan, Pengetahuan ASI iv

5 KATA PENGANTAR Terima kasih, puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada tuhan, atas segala rahmat, hidayah, dan izin-nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG CARA PEMBERIAN AIR SUSU IBU(ASI) DI PUSKESMAS TAMALANREA Selesainya penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. dr. Muh Ikhsan Madjid, MS, PKK, sebagai pembimbing yang banyak memberikan arahan dan petunjuk dalam menyelesaikan penelitian ini. 2. Semua responden yang sudi untuk mengisi kuesioner dan memberikan kerjasama sepanjang penelitian dijalankan. 3. Kepala Bagian dan seluruh Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 4. Seluruh rekan-rekan coass di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 5. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. 6. Orang Tua dan keluarga saya yang telah banyak membantu saya sepanjang proses melakukan penelitian. Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada saya mendapat pahala kebaikan di sisi tuhan. v

6 Penulis menyadari, penelitian yang disusun ini tidak luput dari ketidaksempurnaan, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan penelitian sampai pada tahap penyelesaian. Semoga dapat dimaklumi dan akan menjadi bahan introspeksi kami pada penelitian selanjutnya. dari tuhan. Akhirnya semoga yang saya lakukan ini dapat bermanfaat dan mendapat kurnia Makassar, Juli 2013 Penulis vi

7 DAFTAR ISI Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Persetujuan... i ii iii Abstrak... iv Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Lampiran... v vii x xi BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus... 2 D Manfaat Penelitian Manfaat Praktis Manfaat Ilmiah Manfaat Peneliti... 3 TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Fisiologi Pendidikan Fungsi Pendidikan Tingkat Pendidian... 6 vii

8 B. Pengetahuan Jenis Pengetahuan... 8 C. Air Susu Ibu(ASI Pengertian Tujuan Pemberian ASI Manfaat pemberian ASI Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Memberikan ASI pada Bayi Komposisi ASI Volume ASI Tanda-tanda Bahwa Bayi Mendapat Cukup ASI Langkah-langkah Menyusui yang Benar Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep B. Variabel Penelitian C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 1. Pendidikan Pengetahuan D. Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Waktu Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Sumber Data Penelitian E. Kriteria Seleksi F. Teknik Pengolahan Data G. Etika Penelitian viii

9 BAB V LATAR BELAKANG LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografi B. Keadaan Demografi C. Visi dan Misi BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Lampiran ix

10 DAFTAR TABEL 1. Tabel 5.1:Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan di Kelurahan Tamalanrea Kecamatan Tahun Tabel 5.2: Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tamalanrea Kecamatan Tahun Tabel 6.1: Distribusi frekuensi responden terhadap umur Tabel 6.2: Distribusi frekuensi responden terhadap pendidikan Tabel 6.3: Distribusi frekuensi responden terhadap pekerjaan Tabel 6.4: Distribusi frekuensi jawaban responden Tabel 6.5: Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan Tabel 6.6: Tabel Realibilitas Statistik Tabel 6.7: Crosstabulation Tabel 6.8: Chi-Square Test x

11 DAFTAR LAMPIRAN 1. Jadwal Penelitian 2. Kuisioner Penelitian 3. Master tabel 4. Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALITBANGDA) Propinsi Sul-Sel 5. Surat Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Makassar 6. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Makassar 7. Riwayat Hidup Penulis xi

12 A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama. Ibu memberikan makan bayi dengan ASI bukan hanya memberinya awal kehidupan yang sehat dan bergizi, tetapi juga merupakan cara yang hangat, penuh kasih, dan menyenangkan. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian ASI sejak usia dini. ASI adalah makanan berstandar emas yang tidak bisa dibandingkan dengan susu formula atau makanan buatan apapun. ASI mengandung zat kekebalan (kolostrum) yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit (Anwar, 2009). Unsur-unsur yang terkandung di dalam ASI antara lain hidrat arang, protein, lemak, mineral, dan vitamin (Purwanti, 2004). Manfaat utama pemberian ASI eksklusif bagi bayi sangat banyak, antara lain sebagai nutrisi terbaik, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan jalinan kasih sayang. Manfaat ASI tidak hanya bagi bayi, tetapi Juga bermanfaat bagi ibu, keluarga dan negara (Suradi dan Roesli, 2008). Bayi yang diberikan makanan pendamping atau susu selain ASI akan mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare dan 3 4 kali lebih besar kemungkinan terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI (WHO, 2000). Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003, hanya 3,7% bayi memperoleh ASI pada hari pertama, sedangkan pemberian ASI pada usia 2 bulan pertama 64%, yang kemudian menurun pada periode berikutnya umur 3 bulan 45.5%, pada umur 4-5 bulan 13,9% dan umur 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu ada peningkatan penggunaan pengganti air susu ibu (PASI) yang biasa disebut dengan.formula atau susu formula tiga kali lipat dalam kurun waktu 1997 dari 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002, hal ini mungkin diakibatkan kurangnya pemahaman, dukungan keluarga dan lingkungan akan pemberian ASI secara eksklusif (Sianturi, 2001). 1

13 Sebenarnya menyusui, khususnya secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah. Namun, seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi bahkan seringkali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, tenung bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif. serta perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli, 2000). Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka peneliti merasakan perlunya dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu terhadap pengetahuan tentang cara pemberian ASI. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang disebutkan diatas, maka rumusan masalah yang ingin diteliti adalah Apakah terdapat pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap pengetahuan tentang pemberian ASI di puskesmas BTP C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tingkat pendidikan seorang ibu terhadap tingkat pengetahuan tentang cara pemberian ASI 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pendidikan ibu. b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI. c. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap cara pemberian ASI 2

14 D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Praktis Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dalam menentukan perencanaan program pendidikan kesehatan terutama dalam pemilihan jenis media pendidikan yang tepat. 2. Manfaat Ilmiah Sebagai suatu masukan dan pedoman kepada para wanita terutama para ibu tentang cara pemberian ASI yang benar.kepada para wanita. 3. Manfaat bagi Peneliti a. Salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Kedokteran dan menambah wawasan, ilmu pengetahuan bagi penulis dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. b. Untuk melatih penulis mengadakan penelitian langsung ke masyarakat sehingga penulis memiliki pengetahuan seberapa besar pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI yang benar. 3

15 A. Pendidikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 1. Fisiologi Pendidikan Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya. Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. 2. Fungsi Pendidikan a. Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut: 1) Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. 2) Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat. 3) Melestarikan kebudayaan. 4) Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. 4

16 b. Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut. 1) Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah. 2) Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka. 3) Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya. 4) Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya. c. Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut: 1) Transmisi (pemindahan) kebudayaan. 2) Memilih dan mengajarkan peranan sosial. 3) Menjamin integrasi sosial. 4) Sekolah mengajarkan corak kepribadian. 5) Sumber inovasi social 5

17 3. Tingkat pendidikan a. Pra Sekolah Dari kelahiran sampai usia 3 tahun, kanak-kanak Indonesia pada umumnya tidak memiliki akses terhadap pendidikan formal. Dari usia 3 sampai 4 atau 5 tahun, mereka memasuki taman kanak-kanak. Pendidikan ini tidak wajib bagi warga negara Indonesia, tujuan pokoknya adalah untuk mempersiapkan anak didik memasuki sekolah dasar. Dari taman kanakkanak yang ada di Indonesia, 99,35% diselenggarakan oleh pihak swasta. Periode taman kanak-kanak biasanya dibagi ke dalam "Kelas A" (atau Nol Kecil) dan "Kelas B" (atau Nol Besar), masing-masing untuk periode satu tahun. b. Sekolah Dasar Kanak-kanak berusia 6 11 tahun memasuki sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtidaiyah (MI). Tingkatan pendidikan ini adalah wajib bagi seluruh warga negara Indonesia berdasarkan konstitusi nasional. Tidak seperti taman kanak-kanak yang sebagian besar di antaranya diselenggarakan pihak swasta, justru sebagian besar sekolah dasar diselenggarakan oleh sekolah-sekolah umum yang disediakan oleh negara (disebut "sekolah dasar negeri" atau "madrasah ibtidaiyah negeri"), terhitung 93% dari seluruh sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang ada di Indonesia. Sama halnya dengan sistem pendidikan di Amerika Serikat dan Australia, para siswa harus belajar selama enam tahun untuk menyelesaikan tahapan ini. Beberapa sekolah memberikan program pembelajaran yang dipercepat, di mana para siswa yang berkinerja bagus dapat menuntaskan sekolah dasar selama lima tahun saja. c. Sekolah Menengah Pertama Sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) adalah bagian dari pendidikan dasar di Indonesia. Setelah tamat dari SD/MI, para siswa dapat memilih untuk memasuki SMP atau MTs selama tiga tahun pada kisaran usia Setelah tiga tahun dan tamat, para siswa dapat meneruskan pendidikan mereka ke sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), atau madrasah aliyah (MA). 6

18 d. Sekolah Menengah Atas Di Indonesia, pada tingkatan ini terdapat tiga jenis sekolah, yaitu sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah (MA). Siswa SMA dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, sedangkan siswa SMK dipersiapkan untuk dapat langsung memasuki dunia kerja tanpa melanjutkan ke tahapan pendidikan selanjutnya. Madrasah aliyah pada dasarnya sama dengan sekolah menengah atas, tetapi porsi kurikulum keagamaannya (dalam hal ini Islam) lebih besar dibandingkan dengan sekolah menengah atas. Jumlah sekolah menengah atas di Indonesia sedikit lebih kecil dari buah. e. Pendidikan Tinggi Setelah tamat dari sekolah menengah atas atau madrasah aliyah, para siswa dapat memasuki perguruan tinggi. Pendidikan tinggi di Indonesia dibagi ke dalam dua kategori: yakni negeri dan swasta. Kedua-duanya dipandu oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Terdapat beberapa jenis lembaga pendidikan tinggi; misalnya universitas, sekolah tinggi, institut, akademi, dan politeknik. Ada beberapa tingkatan gelar yang dapat diraih di pendidikan tinggi, yaitu Diploma 3 (D3), Diploma 4 (D4), Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), dan Strata 3 (S3). B. Pengetahuan Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip danprosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. 7

19 Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki. 1. Jenis Pengetahuan Khususnya dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, terdapat dua jenis utama pengetahuan bila dilihat dari perihal eksplisitasnya: a. Pengetahuan Implisit Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit. Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan 8

20 keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya. b. Pengetahuan Eksplisit Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit. Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia. Bagaimana membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen Pengetahuan. c. Pengetahuan Empiris Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi. 9

21 d. Pengetahuan rasionalisme Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi. 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah: a) Pendidikan Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. b) Media Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah. c) Informasi Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi. 10

22 C. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar air susu ibu (Sianturi, 2001) ASI eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk; madu, air teh. air putih, dan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit. bubur nasi, dan tim setidaknya sampai usia 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan (Roesli, 2000). 2. Tujuan Pemberian ASI a. ASI nilai gizinya, baik dalam jumlah maupun macamnya, sesuai dengan kebutuhan bayi. b. Tidak memberatkan kerja pencemaan dan ginjal bayi c. Terhindar dari pencemaran kuman d. Memberikan kehangatan hubungan bayi dengan ibunya (Widodo, 2003). 3. Manfaat Pemberian ASI: a. Bagi Bayi 1) ASI sebagai nutrisi 2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh 3) ASI meningkatkan kecerdasan 4) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang b. Bagi Ibu 1) Mengurangi pendarahan setelah melahirkan 2) Mengurangi terjadinya anemia 11

23 3) Menjarangkan kehamilan 4) Mengecilkan rahim 5) Lebih cepat langsing kembali 6) Mengurangi kemungkinan menderita kanker 7) Lebih ekonomis/murah 8) Tidak merepotkan dan hemat waktu 9) Portable dan praktis 10) Memberi kepuasan bagi ibu c. Bagi Negara Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran negara karena: 1) Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu. 2) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit saluran nafas. 3) Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan. 4) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun bangsa. 5) Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia. d. Bagi Lingkungan 1) ASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di dunia. dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton dan kertas pembungkus. botol plastik dan dot karet. 12

24 2) ASI juga tidak menambah polusi udara, karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap, tidak memerlukan alat transportasi yang mengeluarkan asap, juga tidak perlu menebang hutan untuk membangun pabrik susu yang besar-besaran (Roesli, 2000). 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Memberikan ASI pada Bayi a. Perubahan sosial budaya 1) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya. 2) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yamg memberikan susu botol 3) Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. b. Faktor psikologis 1) Takut kehilangan daya tarik sebagai wanita 2) Tekanan batin c. Faktor fisik ibu 1) Ibu sakit apabila menyusui bayinya karena payudaranya terasa nyeri apabila digunakan untuk menyusui. d. Kurangnya petugas kesehatan 1) Sedikitnya jumlah petugas kesehatan membuat masyarakat kurang mendapatkan penerangan atau dorongan tentang manfaat memberikan ASI. e. Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI f. Keterangan yang salah 1) Keterangan yang salah datangnya dari petugas kesehatan yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng (Suraatmaja, 1997). g. Pengetahuan yang kurang 13

25 5. Komposisi ASI ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Komposisi ASI ternyata tidak tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu. Jadi, disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu. Diantara faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu: a. Kolostrum Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti-infeksi dan berprotein tinggi yang keluar dari han pertama sampai hari ke-4/ke-7. "cairan emas" yang encer dan sering kali bewarna kuning atau jernih lebih menyerupai darah dari pada susu, sebab mengandung sel hidup yang menyerupai "sel darah putih" yang dapat membunuh kuman penyakit dan sebagai pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matang. Mengandung zat anti Infeksi kali lebih banyak dibanding ASI yang matang. Kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan ASI matang. Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matang. Volume kolostrum antara ml/24 jam. Kolostrum hams diberikan pada bayi. b. ASI Transisi/Peralihan ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang, yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14. Beberapa karakteristik ASI peralihan meiiputi, kadar protein makin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan kolostrum serta volume ASI peralihan lebih tinggi dibandingkan dengan kolostrum. c. ASI Matang (Mature) ASI mature merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya. Komposisi ASI masa ini relatif konstan (Roesli, 2000). 14

26 6. Volume ASI Produksi ASI akan meningkat segera setelah lahir sampai usia 4 sampai 6 minggu dan setelah itu produksinya menetetap. Produksi ASI pada hari pertama dan kedua sangat sedikit tetapi akan meningkat menjadi ± 500 ml pada hari ke-5, 600 sampai 690 ml pada minggu kedua, dan kurang lebih 750 ml pada bulan ke-3 sampai ke-5. Produksi ASI ini akan menyesuaikan kebutuhan bayi. Jika saat itu bayi mendapat tambahan makanan dari luar (misalnya susu formula), maka kebutuhan bayi akan ASI berkurang dan berakibat produksi ASI akan turun. ASI sebanyak ml/hari menghasilkan energi kkal/hari, yaitu setara dengan energi yang diperlukan bayi dengan berat badan 5-6 kg (Mexitalia, 2010). 7. Tanda-tanda Bahwa Bayi Mendapat Cukup ASI a. Produksi ASI akan "berlimpah" pada hari ke-2 sampai ke-4 setelah melahirkan, nampak dengan payudara bertambah besar, berat, lebih hangat dan sering kali ASI menetes dengan spontan. b. Bayi menyusu 8-12 kali sehari, dengan pelekatan yang benar pada setiap payudara dan menghisap secara teratur selama minimal 10 menit pada setiap payudara. c. Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan seringkali tertidur pada saat menyusui, terutama pada payudara yang kedua. d. Frekuensi buang air kecil (BAK) bayi > 6 kali sehan. Urin bewarna jernih, tidak kekuningan. Butiran halus kemerahan (yang mungkin berupa kristal urat pada urin) merupakan salah satu tanda ASI kurang. e. Frekuensi buang air besar (BAB) > 4 kali sehari dengan volume paling tidak 1 sendok makan, tidak hanya berupa noda membekas pada popok bayi, pada bayi usia 4 hari sampai 4 minngu. Sering ditemukan bayi yang BAB setiap kali menyusu, dan hal ini merupakan hal yang normal. 15

27 f. Feses bewarna kekuningan dengan butiran-butiran bewarna putih susu diantaranya, setelah bayi berumur 4 sampai 5 hari. Apabila setelah bayi berumur 5 hari, fesesnya masih berupa mekoneum (bewarna hitam), atau transisi antara bayi kurang mendapat ASI. g. Puting payudara akan terasa sedikit sakit pada hari-hari pertama menyusui. Apabila sakit ini bertambah dan menetap setelah 5-7 hari, lebih-lebih apabila disertai dengan lecet, hal ini merupakan tanda bahwa bayi tidak melekat dengan baik saat menyusu. Apabila tidak segera ditangani dengan membetulkan posisi dan pelekatan bayi maka hal ini akan menurunkan produksi ASI. h. Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10% dibanding berat lahir. i. Berat badan bayi kembali seperti berat lahir pada usia 10 sampai 14 hari setelah lahir. 8. Langkah-langkah Menyusui yang Benar a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara, ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi mcnempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang. 16

28 c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan putting susu atau areolanya saja. d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara: Menyentuh pipi dengan puting susu atau, menyentuh sisi mulut bayi. Setelah bayi membuka mulut, e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi (Suparyanto, 2010). 9. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui a. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI. b. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya. c. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah keberhasilan menyusui. d. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (30-60 menit setelah lahir). e. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara. f. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman tambahan Iain sejak lahir. g. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi. h. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi. i. Tidak memberikan dot atau kempeng. j. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan 17

29 A. Kerangka Konsep BAB III KERANGKA KONSEP Tingkat Pendidikan Ibu Pengetahuan cara pemberian ASI Variabel independent Variabel dependent B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas (independent) Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan para ibu. 2. Variabel terikat (dependent) Variabel terikat pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan tentang cara pemberian ASI. C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 1. Pendidikan: Yang dimaksud adalah pendidikan terakhir yang pernah diikuti oleh responden setelah memenuhi ujian dengan memiliki tanda kelulusan. Skala ukur : Kuisioner Cara ukur : Dinilai dari pengisian identitas pada kuisioner Hasil ukur : Tinggi : Jika pendidikan terakhir responden SMA ke atas Rendah : Jika pendidikan terakhir responden SMP ke bawah 18

30 2. Pengetahuan Yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI. Skala ukur Alat ukur : Kuisioner : Kuesioner sebanyak 15 pertanyaan. Pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban: a. jawaban yang benar diberi skor 1 b. jawaban yang salah diberi skor 0 Hasil ukur : Pertanyaan yang diberikan sebanyak 15 pertanyaan yang berupa kuisioner. Aspek kategori pengukuran pengetahuan yaitu: a. Baik : Apabila responden menjawab dengan benar dengan skor %, dengan nilai b. Cukup : Apabila responden menjawab dengan benar dengan skor 60-75%, dengan nilai c. Kurang : Apabila responden mendapat skor < 60 %, dengan nilai < 9 19

31 D. Hipotesis 1. Hipotesis Nol (Ho): Tingkat pendidikan tidak mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan tentang cara pemberian ASI. 2.Hipotesis Alternatif (Ha): Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan tentang cara pemberian ASI. 20

32 BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik karena bertujuan menganalisa, menjelaskan suatu hubungan, menguji berdasarkan teori yang ada dan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat dan tidak ada tindak lanjut. B. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 3 Juni Agustus 2013 (Jadwal penelitian terlampir) C. Lokasi Penelitian Tempat penelitian di Puskesmas Tamalanrea. D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Para ibu yang datang berobat di Puskesmas Tamalanrea. 2. Sampel Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden. Responden ini adalah para ibu yang berada di lokasi yaitu di Puskesmas Tamalanrea pada saat berlangsung penelitian serta kesediaan mereka untuk untuk mengisi kuisioner yang disediakan baik dari sisi waktu dan pemikiran. Sampel ini diambil dalam periode 1 Juli Juli

33 E. Sumber Data Penelitian Sumber penelitian diperoleh dari data primer, dengan menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan yang didesain khusus untuk penelitian ini. Adapun pertanyaan yang diberikan adalah berupa pertanyaan dengan jawaban tertutup. Pada pertanyaan tertutup responden diberi pilihan antara ya atau tidak. F. Kriteria Seleksi 1. Kriteria Inklusi Semua ibu yang datang berobat ke puskesmas BTP saat dilakukan penelitian. 2. Kriteria Eksklusi Para ibu yang tidak ingin mengisi kuesioner dan yang tidak mengembalikan kuisioner. G. Teknik Pengolahan Data 1. Editing Dalam penelitian ini digunakan data primer di mana data diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan kepada responden, Memeriksa data dengan cara melihat kembali hasil pengumpulan data untuk menghindari kesalahan data. 2. Entry Proses pemasukan data dalam suatu program computer. 3. Tabulating Menyusun data dengan mengorganisir data sesuai variabel yang diteliti. H. Etika Penelitian 1.Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak pemerintah sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian setempat 22

34 2.Setiap subjek penelitian akan mendapatkan penjelasan secara lisan, setelah subjek bersedia secara lisan, maka diberikan kuesioner untuk selanjutnya di isi. 3.Setiap informasi yang diberikan subjek yang bersifat pribadi akan dirahasiakan, sehingga diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang dilakukan. 23

35 BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografi Kecamatan Tamalanres merupakan sebagian kecil dari pemerintahan Walikota Makassar yang terdiri dari beberapa wilayah kelurahan, sedangkan wilayah kerja puskesmas Tamalanrea meliputi 1 kelurahan yang berada 12km dari Kota Makassar, dengan luas wilayah kerjanya 425,6 Ha. Yang terdiri dari 23 RW dan 139 RT, wilayah kerja yang dimaksud meliputi: Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea adalah: 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kapasa. 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tamalanrea Jaya. 3) Sebelah Barat berbatasan dengan Tamalanrea Indah. 4) Sebelah Timur berbatasan dengan Paccerakkang. B. Keadaan Demografi 1) Kependudukan Berdasarkan data primer yang dikumpulkan tahun 2011 jumlah penduduk Kelurahan Tamalanrea sebanyak jiwa. Dengan rincian sebagai berikut: laki-laki 26,716 jiwa dan perempuan jiwa dengan kepala keluarga sebanyak Kepadatan penduduk sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat khususnya kesejahteraan anak, masalah indikasi gizi yang berhubungan dengan lingkungan perumahan, sanitasi yang kotor serta sebagai indikator perkembangan suatu daerah. Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas, kepadatan penduduk adalah 90 jiwa/km. 24

36 2) Sosial Ekonomi Mata pencaharian di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.1: Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan di Kelurahan Tamalnrea Kecamatan Tamalanrea Tahun 2011 Pekerjaan N (Jumlah) Persentasi (%) PNS ,53 TNI ,54 Wiraswasta ,00 P. Swasta 27 0,13 Buruh ,11 Pensiunan ,69 Jumlah ,00 Sumber:Data primer 3) Tingkat Pendidikan Tabel 5.2: Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan di Kelurahan Tamalanrea Kecamatan Tahun 2011 Pendidikan N(Jumlah) %(Persentasi) Tidak Sekolah ,03 Tidak Tamat SD 744 3,22 SD ,27 SLTP ,78 SLTA ,02 PT ,68 Total ,00 Sumber: Data primer Berdasarkan data primer yang diperoleh pada 2011, didapati bahwa pendidikan SLTP mencatat angka yang paling tinggi yaitu 5950 orang (25,78%) manakala tingkat pendidikan dengan angka yang paling rendah adalah yang tidak tamat SD yaitu sebanyak 744 orang (3,22%). 25

37 C. Visi dan Misi Puskesmas Tamalanrea 1) Visi Puskesmas Sehat ) Misi a. Pelayanan kesehatan terdepan b. Melaksanakan pelayanan prima c. Mengutamakan peningkatan status kesehatan 26

38 BAB VI HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Tamalanrea, Bumi Tamalanrea Permai, Makassar, Sulawesi Selatan yang dimulai pada tanggal Juli Dalam penelitian ini dibagikan kuesioner yang diisi oleh 50 orang responden dimana mereka adalah para ibu yang datang berobat di Puskesmas Tamalanrea. Seluruh sampel penelitian diperoleh dengan cara cross sectional analitic. Data yang diperoleh kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil pengolahan data secara lengkap disajikan sebagai berikut: 1. Tabel 6.1: Distribusi frekuensi responden terhadap umur Umur F(frekuensi) %(persentasi) < , , ,0 > ,0 Total ,0 Sumber: Data primer Pada tabel 6.1 didapati bahwa responden yang berusia tahun mencatat angka yang paling tinggi yaitu sebanyak 19 responden (38 %). Responden yang berumur <25 tahun dan >34 mencatat angka yang sama yaitu sebanyak 8 orang (16%) masingmasing. 2. Tabel 6.2: Distribusi frekuensi responden terhadap pendidikan Pendidikan F(frekuensi) %(persentasi) Rendah 8 16,0 Tinggi 42 84,0 Total ,0 Sumber:Data primer 27

39 Tabel 6.2 menunjukkan bahwa pendidikan tinggi yaitu dari tingkat SMA hingga Perguruan Tinggi memberikan persentasi terbesar yaitu 84 % sebanyak 42 responden. Manakala, pendidikan rendah yaitu dari tingkat Tidak Sekolah hingga SMP memberikan persentasi yang rendah yaitu hanya 8 respondedn dengan 16%. 3. Tabel 6.3: Distribusi frekuensi responden terhadap pekerjaan Pekerjaan F(frekuensi) % Bekerja 12 24,0 Tidak Bekerja 38 76,0 Total ,0 Sumber: Data Primer Tabel 6.3 menunjukkan para ibu yang tidak bekerja memberikan frekuensi terbesar yaitu 38 orang (76%). Para ibu yang bekerja adalah 12 orang (24%) 4. Tabel 6.4: Distribusi frekuensi jawaban responden Skorsing Benar Salah No Pengetahuan F % F % 1 Sebelum menyusui, 29 58, ,0 2 Saat menyusui, bayi harus 35 70, ,0 3 Saat menyusui, ibu harus 47 94,0 3 6,0 4 Pilih jawaban yang benar , ,0 5 Saat menyusui, bayi 46 92,0 4 8,0 6 Bagaimana posisi tangan bayi yang benar saat menyusui? 41 82,0 9 18,0 7 Pilih kalimat yang benar , ,0 8 Apakah telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus saat menyusui? 33 66, ,0 9 Apakah yang harus dilakukan oleh seorang ibu saat menyusui? 46 92,0 4 8,0 10 Bagaimana cara memegang payudara ibu saat menyusui? 35 70, ,0 11 Apakah harus ditekan puting susu untuk memeras susu keluar? 29 58, ,0 Bagaimana cara bayi diberi rangsangan untuk membuka 12 mulut? 29 58, ,0 13 Apakah yang harus dilakukan setelah bayi membuka mulut? 32 64, ,0 14 Pilih kalimat yang benar ,0 8 16,0 Haruskah payudara ibu masih dipegang setelah bayi mulai 15 menghisap , ,0 Sumber:Data primer 28

40 Pada tabel 6.4 tersebut, dapat dilihat bahwa soal yang dijawab benar yang paling banyak adalah nomor soal 3 dengan jumlah 47 (94%), dan soal yang dijawab benar yang paling kurang adalah nomor soal 14 dengan jumlah 24 (48%). Soal yang dijawab salah yang paling banyak adalah nomor soal 1,11,dan 12, dengan jumlah sebanyak 21 (42%) dan soal yang dijawab salah yang paling kurang adalah nomor soal 5 dan 9 sebanyak 4 (8%). 5. Tabel 6.5: Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan Tingkat pengetahuan F(frekuensi) %(persentasi) Baik 12 24,0 Cukup 38 76,0 Total ,0 Sumber:Data Primer Dari tabel 6.5 tersebut dapat dilihat bahwa pengetahuan dengan kategori baik memiliki persentase 24% sebanyak 12 orang, pengetahuan yang dikategorikan cukup 76% sebanyak 38 orang. Jadi dapat disimpulkan tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI di Puskesmas Tamalanrea adalah cukup. 6. Pengaruh Tingkat Pendidikan dengan Cara Pemberian ASI yang Benar Untuk mencari pengaruh tingkat penelitian dengan cara pemberian ASI yang benar, dilakukan uji statistik menggunakan SPSS. Jenis-jenis uji yang dilakukan adalah uji validitas, uji realibitas dan uji Chi-Square. a. Uji validitas: Interpretasi dari hasil uji validitas menunjukkan bahwa indikator yang digunakan adalah signifikan pada taraf 5% dan juga indikator yang digunakan adalah valid pada 1%. 29

41 b. Uji reliabilitas: Tabel 6.6 Tabel Reliabilitas Statistik Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Sumber: Data Primer Dari hasil uji reliabilitas, didapati nilai Cronbach's Alpha adalah 0,663 yang berarti hasil tersebut lebih besar daripada 0,6 pada selang kepercayaan 5%. Dengan demikian data yang digunakan adalah valid dan memiliki reliabilitas yang baik. c. Uji Chi-Square: Tabel 6.7: Crosstabulation Pengetahuan Pendidikan Crosstabulation Pendidikan Rendah Tinggi Total Pengetahuan Baik Count Expected Count Cukup Count Expected Count Total Count Sumber: Data Primer Expected Count

42 Tabel 6.8: Chi-Square Test Value df Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1- sided) Fisher's Exact Test N of Valid Cases 50 a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table Sumber: Data Primer Interpretasi hasil: Nilai Chi-Square hitung didapat dari Pearson Chi-Square yaitu 3,008. Nilai Chi- Square tabel diperoleh melalui rumus, DF = (c-1)(r-1), di mana c adalah kolum dan r adalah row. Nilai yang diperoleh adalah 1. Ini menunjukkan nilai Chi-Square hitung adalah lebih tinggi dari nilai Chi-Square tabel, maka dapat diartikan bahwa, hipotesis nol (Ho) diterima. B. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap pengetahuan tentang cara pemberian ASI yang benar, khususnya pada para ibu yang datang berobat ke Puskesmas Tamalanrea. Dalam penelitian ini, responden seluruhnya ada para ibu yang datang berobat ke Puskesmas Tamalanrea dan juga bersetuju untuk mengisi kuisioner. Sebelum diberi kuisioner, para ibu dikasi tahu tentang tujuan penelitian dan juga cara mengisi kuisioner. Seterusnya, para ibu diminta persetujuan untuk megikuti penelitian ini. Kuisioner yang dibuat terdiri dari identitas responden dan dilanjutkan dengan soal-soal berhubungan cara pemberian ASI yang benar. Pada identitas responden dibuat dengan 31

43 rangka untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu yang terdiri dari tingkat tinggi dan rendah. Manakala, soal-soal dibuat dalam rangka mengetahui tahap pengetahuan para responden yang terdiri dari baik,cukup dan rendah. Hasilnya kemudian diolah dan dianalisis. Tahap analisa pertama adalah dengan melakukan uji validitas untuk menentukan indikator yang digunakan adalah valid atau tidak. Pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh ibu. Setelah dilakukan analisis statistik dengan uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap cara pemberian ASI yang benar di Puskesmas, artinya bahwa pendidikan formal ibu tidak berpengaruh terhadap tindakan nyata cara ibu memberikan ASI yang benar untuk anak mereka. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi (42 orang) dimana pendidikan mereka adalah SMA dan ke atas. Daripada jumlah ini, hanya 2 orang yang mempunyai tahap pengetahuan tentang cara pemberian ASI yang rendah. Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang ibu ketahui tentang cara pemberian ASI yang benar. Setelah dilakukan analisis, didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh antara pengetahuan terhadap cara pemberian ASI yang benar di Puskesmas Tamalanrea. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup (38 orang). Kondisi ini berarti bahwa masyarakat cukup memahami atau mengetahui cara pemberian ASI yang benar yang secara langsung menepati hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini. Hasil penelitian adalah berbeda dengan hasil penelitian yang dibuat oleh saudari Winda Apriani pada Februari 2012 di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta 2011 dengan hasil penelitian bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan dengan cara pemberian ASI yang sama. Hasilnya berbeda kemungkinan karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini masih tidak cukup sehingga korelasi antara dua varibel ini tidak dapat diteliti dengan tepat. 32

44 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini adalah tinggi yaitu sebanyak 42 orang (84%) manakala tingkat pendidikan rendah sebanyak 8 orang (16%). 2. Pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI yang benar rata-rata dalam kategori cukup yaitu 38 orang (76%) manakala kategori yang baik adalah sebanyak 12 orang (24%) 3. Tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu tentang cara pemberian ASI yang benar. B. Saran 1. Diharapkan agar pemerintah dan instansi terkait meninjau kembali program yang telah ada dengan lebih menekankan pada pentingnya cara ibu menyusui yang benar agar semua ibu, yang berpendidikan tinggi atau rendah, mengetahui cara pemberian yang benar supaya menjamin kesehatan bayi dan juga secara tidak langsung menambahkan sifat kasih sayang ibu kepada bayi. 2. Diharapkan para tenaga medis dan kader-kader rajin memberikan penyuluhan kepada masyarakat supaya dapat meningkatkan pengetahuan para ibu. 3. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan untuk dapat menambah variabel dan jumlah responden sehingga hasil penelitian yang dicapai lebih baik. 33

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil kata dasar "tahu" dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

2. Pendidikan : SD SLTA Perguruan Tinggi

2. Pendidikan : SD SLTA Perguruan Tinggi Petunjuk Pengisian : 1. Semua pertanyaan dalam kuesioner ini harus dijawab. 2. Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang telah disediakan. 3. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6 BULAN DI KELURAHAN DURIAN KECAMATAN BAJENIS I. Identitas Responden

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA LEMBAR KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA Ibu yang terhormat, saat ini kami mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

KUESIONER. 6. Pekerjaan ibu : 1. Ibu rumah tangga 2. Petani 3. Buruh 4. Pedagang/ Wiraswasta 5. PNS

KUESIONER. 6. Pekerjaan ibu : 1. Ibu rumah tangga 2. Petani 3. Buruh 4. Pedagang/ Wiraswasta 5. PNS KUESIONER JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI PADA BAYI 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINDAR RAYA KECAMATAN RAYA KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi diskriptif korelasi melelui metode pendekatan Cross

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015 Identitas Responden No. Responden : Nama Responden : Alamat Responden

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN I. Kuesioner Data Responden Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar sesuai dengan situasi dan kondisi anda saat ini, dengan memberikan tanda chek list ) ( pada kotak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. penelitian ini untuk menyelesaikan tugas akhir program DIII Kebidanan FIK

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. penelitian ini untuk menyelesaikan tugas akhir program DIII Kebidanan FIK Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Dengan hormat, Kepada Yth. Calon Responden Di tempat Saya sebagai mahasiswa program DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden :

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden : LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN Hubungan Akses KB Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal Pada Akseptor KB Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kec.Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 No. Responden : Petunjuk pengisian : Isilah titik-titik pada tempat yang tersedia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR ASI adalah satu-satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA BULAN DI PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2014

KUESIONER HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA BULAN DI PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2014 KUESIONER HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 12-24 BULAN DI PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2014 A. Karakteristik Ibu 1. Nama : 2. Umur : 3. Alamat : 4.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu untuk mencapai tujuan. Perilaku

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASI EKSKLUSIF TERHADAP IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 7-12 BULAN DI DESA

LEMBAR KUESIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASI EKSKLUSIF TERHADAP IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 7-12 BULAN DI DESA LEMBAR KUESIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASI EKSKLUSIF TERHADAP IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 7-12 BULAN DI DESA PANGIRKIRAN KEC. HALONGONAN KAB. PADANG LAWAS UTARA TAHUN 2015 Responden adalah ibu-ibu

Lebih terperinci

KUESIONER A DATA DEMOGRAFI

KUESIONER A DATA DEMOGRAFI KUESIONER A DATA DEMOGRAFI Petunjuk pengisisan Isilah jawaban pada pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (X) pada kotak yang tersedia. Data ini dirahasiakan dan hanya dibaca oleh peneliti. Coret

Lebih terperinci

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak PERBEDAAN STATUS EKONOMI DAN DUKUNGAN SUAMI ANTARA KELOMPOK IBU YANG MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DAN IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS WONOGIRI II Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ASI 2.1.1.1 Definisi ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY

PEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY No. Kuisioner : PEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY Petunjuk Pengisian : 1. Isilah semua pernyataan dalam kuisioner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia atau susu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran. KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DAN MOTIVASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS MAMAS KECAMATAN DARUL HASANAH KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERAN SERTA SUAMI DALAM MENDUKUNG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2014 No. Responden Tanggal I. Identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses menyusui memang proses alami bagi setiap wanita yang melahirkan, tetapi tidak jarang proses ini menjadi begitu membingungkan dan penuh perjuangan bagi ibu

Lebih terperinci

PENGETAHUAN ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH

PENGETAHUAN ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH PENGETAHUAN ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH A. Pengetahuan Ilmiah 1. Pengertian Pengetahuan Ilmiah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti segala sesuatu yg diketahui; kepandaian:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN Lilik Hidayanti 1, Nur Lina ABSTRAK Pemberian ASI secara eksklusif memiliki banyak manfaat

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner/Alat Ukur Penelitian PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN UJI VALIDITAS

Lampiran 1. Kuisioner/Alat Ukur Penelitian PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN UJI VALIDITAS LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Kuisioner/Alat Ukur Penelitian PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN UJI VALIDITAS Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan Hormat, Saya mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI Astri Wahyuningsih 1, Dian Windy 2 Abstrak : Menyusui

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan LAMPIRAN KUESIONER Identitas 1. Nama : 2. Alamat : 3. Umur : a. < 20 tahun b. 20-30 tahun c. 31-40 tahun d. > 40 tahun 4. Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah atau tidak tamat SD b. SD / sederajat

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013 No. Responden : Petunjuk pengisian : Isilah

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran KUESIONER PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR 12-19 TAHUN DI DESA PUJIMULIO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 No. Responden

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN Lampiran 1 NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN Saya Meiti Mahar Resy sebagai mahasiswi Universitas Esa Unggul akan melakukan penelitian Skripsi di RW 03 Kelurahan Pondok Kacang Timur Tangerang Banten.

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. I. Data Pribadi : Tami Fediani Tempat/ Tanggal Lahir : Pekanbaru/ 15 Februari 1991

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. I. Data Pribadi : Tami Fediani Tempat/ Tanggal Lahir : Pekanbaru/ 15 Februari 1991 Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Data Pribadi Nama : Tami Fediani Tempat/ Tanggal Lahir : Pekanbaru/ 15 Februari 1991 Agama : Islam Alamat : Kompleks Villa Setia Budi Garden No B-25 Pasar 2 Telepon :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI 1. Defenisi ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang berguna bagi makanan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FORMULIR PERMOHONAN MENJADI PENELITIAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FORMULIR PERMOHONAN MENJADI PENELITIAN LAMPIRAN 1 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FORMULIR PERMOHONAN MENJADI PENELITIAN Saya yang bernama Rizkiariati Widya Sari adalah

Lebih terperinci

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BIODATA MAHASISWA. : Jln Karya Setuju Gg Bilal no16 Medan TELEPON : : KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BIODATA MAHASISWA. : Jln Karya Setuju Gg Bilal no16 Medan TELEPON : : KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI BIODATA MAHASISWA NAMA : ZULAIDAH MAISYARO LUBIS NIM : 061000251 ALAMAT RUMAH : Jln Karya Setuju Gg Bilal no16 Medan TELEPON : 081362006916 PEMINATAN : KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI NAMA DOSEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a.

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBANTU BAKALAN KECAMATAN BUGUL KIDUL KOTA PASURUAN IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2.

Lebih terperinci

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Perawatan Masa Nifas Hari Tanggal : Waktu : Sasaran : Ibu nifas Tempat : I. Latar belakang Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu atau yang sering disingkat dengan ASI merupakan satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki komposisi gizi yang paling lengkap

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN JUMLAH KOLONI KUMAN PADA TELAPAK TANGAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN 2016

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI Endah Purwaningsih 1), Sri Wahyuni 2) Abstrak : Menyusui adalah memberikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian 90 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN Saya yang bernamaresky Arisda Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat akan melakukan penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang memengaruhi

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN 8 9 10 11 12 Lampiran 5 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa bidang studi ilmu keperawatan (PSIK) Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

- Umur : tahun. - Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Akademi/Diploma 5. Perguruan Tinggi

- Umur : tahun. - Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Akademi/Diploma 5. Perguruan Tinggi 73 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2014 A. Karakteristik Kader Nomor Responden : Nama Posyandu : Tgl.

Lebih terperinci

a. Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Umur (Tahun) Umur Valid Percent

a. Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Umur (Tahun) Umur Valid Percent LAMPIRAN 1. Gambaran Karakteristik Responden a. Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Umur (Tahun) Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid >=32 21 30,9 30,9 30,9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau

Lebih terperinci

Kepada Yth : Rekan rekan Perawat Bayi/VK. Di RS Budi Lestari Bekasi

Kepada Yth : Rekan rekan Perawat Bayi/VK. Di RS Budi Lestari Bekasi Kepada Yth : Rekan rekan Perawat Bayi/VK Di RS Budi Lestari Bekasi Sehubungan untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit dan untuk mengembangkan pola Inisiasi Menyusui Dini pada bayi baru lahir diruang

Lebih terperinci

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI BUKU PANDUAN KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Tahun Akademik 2014-2015 Tim Penyusun dr. A. Dwi Bahagia, Ph.D, SpA(K) dr. Ema Alasiry, SpA(K), IBCLC Editor dr. Elizabet

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Observasi Awal Penelitian

Lampiran 1. Surat Observasi Awal Penelitian Lampiran 1. Surat Observasi Awal Penelitian Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dan Pengumpulan Data Lampiran 3. Formulir Persetujuan Pengambilan Data Penelitian Lampiran 4. Formulir Bimbingan Skripsi Lampiran

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GURILLA PEMATANGSIANTAR

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GURILLA PEMATANGSIANTAR KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GURILLA PEMATANGSIANTAR No. Responden : (diisi oleh peneliti) Tanggal pengisian : I. KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian ASI (Air Susu Ibu ) adalah suatu cara pemberian makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan emosional yang unik bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010 No. Urut Responden : Alamat Responden : Tanggal Wawancara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI (Air Susu Ibu) 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai kira kira bayi berumur 6 bulan, dan ASI mempunyai banyak manfaatnya. Karena itu penting

Lebih terperinci

Tingkat Partisipasi Ibu Hadir Tidak Hadir

Tingkat Partisipasi Ibu Hadir Tidak Hadir Lampiran I KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian

Lebih terperinci

2. Menurut Ibu, apa saja yang termasuk imunisasi dasar (jawaban boleh lebih dari satu)?

2. Menurut Ibu, apa saja yang termasuk imunisasi dasar (jawaban boleh lebih dari satu)? Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2014 No. Kuesioner

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 1. SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Usia : Alamat : Pekerjaan : Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK Data dari profil kesehatan kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan Tahun 2012

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent)

LAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent) LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : Dengan sesungguhnya menyatakan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Miki Sutrisno Nim : 2008-33-029 Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENGENAI ASI EKSKLUSIF TERHADAP TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADA BULAN, KOTA MEDAN Data Demografi Nama ibu

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Kesediaan menjadi Responden UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lampiran 1. Surat Kesediaan menjadi Responden UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA LAMPIRAN 40 41 Lampiran 1. Surat Kesediaan menjadi Responden FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Kepada Yth. Ibu. di Tempat Assalamu alaikum Wr. Wb. Saya adalah mahasiswi Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN POLA MAKAN UNTUK PENCEGAHAN ANEMIA DI SMA SWASTA BINA BERSAUDARA MEDAN TAHUN 2014 No. Responden : A. IDENTITAS RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan tubuh yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. ASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang : a. bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah

Lebih terperinci

I. Identitas Informan 1. Nama : Umur : Pendidikan : Alamat :...

I. Identitas Informan 1. Nama : Umur : Pendidikan : Alamat :... Lampiran 1. Pedoman Wawancara PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP PERSEPSI ISTRI DALAM PENGGUNAN KB HORMONAL DAN NON HORMONAL DI DESA DURIN JANGAK KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 I. Identitas

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Fatimah / adalah mahasiswi D-IV Bidan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Fatimah / adalah mahasiswi D-IV Bidan Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Fatimah / 095102070 adalah mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN. Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur :

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN. Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur : 50 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur : Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dari penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : M. Taufik Alfyan Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Februari 1990 Agama Alamat : Islam : Jl. Tuba IV No.45 Medan Riwayat Pendidikan : 1. TK Harapan (1994-1996) 2. SD Swasta Harapan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

INSTRUMEN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN INSTRUMEN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN I. DATA DEMOGRAFI Petunjuk pengisian : TUNTUNGAN Jawablah pertanyaan di bawah

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014 A. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur :... Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Pada

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI RUSUNAWA FLAMBOYAN CENGKARENG JAKARTA BARAT

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI RUSUNAWA FLAMBOYAN CENGKARENG JAKARTA BARAT Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI RUSUNAWA FLAMBOYAN CENGKARENG JAKARTA BARAT No. Sampel : RT/RW : Pewawancara : Tanggal Wawancara : 1. IDENTITAS IBU/RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Pengalaman adalah kata dasarnya alami yaitu mengalami, melakoni, menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat, menyelami dan merasakan (Endarmoko,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan SK Pembimbing Skripsi

Lampiran 1. Surat Keterangan SK Pembimbing Skripsi 77 Lampiran 1. Surat Keterangan SK Pembimbing Skripsi 78 Lampiran 2. Surat Keterangan Izin Survei Pendahuluan 79 Lampiran 3. Surat Keterangan Izin Penelitian dari FKM USU 80 Lampiran 4. Surat Keterangan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

Lampiran 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Penelitian KUESIONER PENELITIAN Daftar pertanyaan ini bertujuan untuk pengumpulan data tentang faktor lingkungan dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA KADER POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH

HUBUNGAN KINERJA KADER POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH 85 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KINERJA KADER POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH A. Data Ibu 1. Umur :. 2. Pendidikan : 3. Pekerjaan :.. 4. Status perkawinan

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DI TELEVISI DAN KEBIASAAN MAKAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA PELAJAR SMA SWASTA CAHAYA MEDAN TAHUN 2013 I. INFORMASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan di Indonesia (Hidayat, 2008). Masalah kesehatan anak ditandai dengan tingginya angka kematian

Lebih terperinci

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI Padahal kita tahu Manfaat ASI bagi bayi Sebagai nutrisi Meningkatkan kecerdasan Meningkatkan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Bersama ini saya memohon kesediaan Ibu untuk membantu saya dalam pengisian dan

KUESIONER PENELITIAN. Bersama ini saya memohon kesediaan Ibu untuk membantu saya dalam pengisian dan Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN 1. Surat Permohonan Izin Penelitian Ibu balita yang terhormat...! Bersama ini saya memohon kesediaan Ibu untuk membantu saya dalam pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner

Lebih terperinci

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PROSES PERAWATAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2014 Kepada Yth : Bapak/Ibu

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan 45 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Eliska Mayasari / 105102072 adalah mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RSPONDEN. Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RSPONDEN. Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RSPONDEN Assalamualaikum Wr. Wb Dengan Hormat, Nama saya Putri Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN

INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN PENELITIAN PERBANDINGAN PERILAKU BERSERAGAM DINAS DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL ANTARA MAHASISWA TAHAP PENDIDIKAN PROFESI NERS JALUR A DAN JALUR B DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci