BAB II TINJAUAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORITIS Setiap negara memiliki kepentingan masing-masing untuk bisa membangun negara menjadi lebih baik. Kerjasama menjadi bagian terpenting di dalam hubungan antara satu negara dengan negara lain. Kerjasama internasional merupakan bagian lain dari konflik yang juga merupakan salah satu aspek di dalam ilmu hubungan internasional karena kerjasama sendiri menjadi bagian soft power yang buat oleh negara lain untuk mengintergrasi negara lain secara politik. Kerjasama dalam hal ini akan mempengruhi aspek lain seperti politik, budaya maupun aspek lainnya. Kerjasama yang terjalin antara satu negara dengan negara lainnya Hubungan luar negeri Indonesia dengan negara-negara lain sendiri sudah dimulai sejak kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dimana setalah kemerdekaan, Indonesia mulai mengembangkan forum kerjasama baik secara bilateral, regional/wilayah maupun multilateral sebagai bentuk negara berdaulat yang terus menegmbangkan negara menjadi lebih baik dalam bentuk soft power. Dalam kerjasama, Indonesia menjunjung tinggi nilai diplomasi dan juga non-intervensi selain itu juga sikap saling menghormati dan penolakan terhadap kekerasan dan kebijakan dalam mengmbil keputusan ditujunjukkan Indonesia saat bekerjasama. Hingga saat ini, Indonesia sudah menjalin kerjasama bilateral dengan 162 negara serta satu wilayah khusus yang berupa non-self governing territory. Negara-negara mitra kerjasama Indonesia ini terbagi dalam delapan kawasan 1. Salah satu negara kerjasama Indonesia yang berada di 1 kawasan yang sama adalah Timor Leste yang sampai saat ini kerjasama masih terjalin meskipun secara sejarah dulunya Timor Leste merupakan bagian dari Indonesia sampai akhirnya memilih untuk melepaskan diri dan berdiri sebagai negara baru yang berdaulat dibawah naungan PBB. Saat melakukan kerjasama dibutuhkan diplomasi yang baik dari masing-masing negara yang melakukan kerjasama dalam hal ini Timor Leste dan Indonesia. Menurut Sir Ernest Satow dalam tulisannya yang berjudul Guide to Diplomatic Practice : the aplication of intellegence and tact to conduct of official relations between the government of independent states (penerapan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi 1 (diakses pada 30 Juni 2016) 1

2 antara pemerintah negara-negara berdaulat) 2. Diplomasi merupakan salah satu bagian dari kerjasama internasional yang mendukung kepentingan politik dalam suatu negara. Indonesia melakukan diplomasi yang baik dengan Timor Leste sehingga menghasilkan banyak perusahaan swasta maupun BUMN yang berasal dari Indonesia yang berivestasi di Timor Leste Perekonomian Timor Leste Sebelum Bekerjasama Dengan Indonesia Setelah memilih untuk melepaskan diri dari Indonesia, Timor-Leste kemudian mengganti semua sistem pemerintahan yang sebelumnya mengikuti Indonesia menjadi sistem pemerintahan yang semi presidensial. Perubahan penggunaan mata uang pun dilakukan dari rupiah digantikan menjadi dolar Amerika Serikat setelah diusulkan oleh PBB dalam hal ini UNTANET untuk menyelamatkan APBN negara yang saat itu penghasilan negara berasal dari eksploitasi minyak bumi di celah Timor (Timor GAP). Akan tetapi terjadinya perubahan mata uang tersebut mengakibatkan daya beli masyarakat mengalami penurunan dibandingkan ketika masih menjadi bagian dari Indonesia. Selain itu juga Timor-Leste tidak bisa sepenuhnya bergantung kepada hasil minyak bumi saja mengingat celah Timor sendiri berbatasan langsung dengan Australia Kerjasama Bilateral Kerjasama bilateral merupakan kerjasama antara satu dengan lain dan dalam cakupan negara, kerjasama bilateral merupakan suatu kerjasama yang terjadi antara dua negara baik di dalam bidang politik, ekonomi, budaya, lingkungan maupun bidang lainnya yang berkaitan dengan kepentingan maisng-masing negara tersebut. Pada hubungan internasional, kerjasama bilateral menjadi hal yang umum yang dilakukan saat menjalin kerjasama baik negara dalam 1 kawasan yang sama maupun diluar kawasan. Dari kerjasama bilateral tersebut akan menghasilkan pertukaran perwakilan negara dalam hal ini adalah Duta Besar yang akan mewakilkan urusan kerjasama negara di luar negaranya yang sama-sama memiliki perjanjian politik maupun ekonomi. Perjanjian bilateral juga lebih memudahkan kerjasama antara dua negara yang saling bergantung. Contohnya negara A memiliki barang mentah sedangkan 2 menuhi_tugas_mata_kuliah_sejarah_politik_dan_hubungan_internasional (diakases pada 10 Agustus 2016) 2

3 negara B memiliki alat produksi, negara A akan membangun kerjasama secara bilateral dengan negara B untuk menghasilkan suatu produk barang yang akan menambah APBN negara Ekonomi Pembangunan Kemajuan ekonomi suatu daerah menunjukkan keberhasilan suatu pembangunan meskipun bukan merupakan satu-satunya indikator keberhasilan pembangunan (Todaro:2006) 3. Todaro (1987) dalam Budiman (2000) membedakannya lagi dengan ekonomi pembangunan ekonomi (Budiman, 2000: 10-11). Menurut Todaro, ekonomi pembangunan berurusan dengan mekanisme ekonomi, sosial dan institusional baik di sektor pemerintahan maupun swasta untuk menciptakan perbaikan-perbaikan secara luas dan cepat dalam taraf kehidupan masyarakat. Ekonomi pembangunan dengan demikian berurusan dengan perubahan struktural dan institusional yang cepat meliputi seluruh masyarakat supaya hasilhasil pembangunan bisa dilaksanakan dengan paling efisien untuk dibagikan kepada rakyat banyak. Ekonomi pembangunan menekankan peran pemerintah dalam membuat perencanaan ekonomi yang terkoordinir yang didasarkan pada dukungan yang luas baik dari dalam maupun luar negeri. Semua ini merupakan unsur yang dipelajari dalam ekonomi pembangunan Negara Dunia Ketiga Istilah negara dunia ketiga pertama kali diperkenalkan oleh seorang Ahli Demografi asal Perancis yaitu Alfred Sauvy untuk menggambarkan negara-negara yang baru muncul pada akhir perang dunia ke-2. Tetapi istilah ini sangat jarang digunakan karena lebih sering terdengar negara kaya dan negara miskin. Kebanyakan dari teori sistem dunia memiliki pendapat bahwa sebuah negara bergantung kepada kedudukannya di dalam sebuah sistem dunia secara keseluruhan di mana negara melihat posisi negara tersebut berada di core (inti), peri-peri atau semi peri-peri. Jika dilihat berdasarkan politik, dunia ketiga merupakan sebutan bagi negara-negara netral yang tidak memilih untuk bergabung di blok barat maupun blok timur, sedangkan jika dilihat berdasarkan ekonomi, negara dunia ketiga adalah sebutan bagi 3 lib.ui.ac.id/file?file=digital/ analisis%20pertumbuhan...pdf(diakses pada tanggl 13 Agustus 2016) 3

4 negara-negara miskin yang baru mengalami kedaulatan kemederdekaan dan membutuhkan kerjasama dengan negara lain untuk meningkatkan kapabilitas negaranya di semua sektor Soft Power Diplomacy Soft power menurut Joseph S.Nye, Jr adalah soft power is the ability to obtain what you want through cooperation and attraction (kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginlan melalui kerjasama dan melalui pemanfaatan kemampuan untuk menarik pihak lain). Soft Power biasanya digunakan di dalam merumuskan kesukesan dunia politik, tetapi soft power di dalam hal ini di gunakan sebagai kebijakan berdiplomasi suatu negara di dalam hal ini adalah Indonesia untuk tetap memiliki kerjasama yang baik di dalam hubungan internasional. Diplomasi Soft Power lahir dan menjadi bagian penting di dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Kebijakan diplomasi Soft Power diambil karena adanya kesadaran akan pentingnya aset nasional yang dapat di jadikan Soft Power Indonesia. Alasan peneliti menggunakan konsep diplomasi Soft Power ini kerena peneliti melihat kebijakan luar negeri yang dilakukan oleh Indonesia dan Timor Leste adalah melalui diplomasi Soft Power yang di mana Indonesia nantinya akan melakukan beberapa cara untuk tetap menarik perhatian dari Timor Leste agar tetap menjadikan Indonesia sebagai partner kerja yang sangat penting di negaranya terkait pembangunan ekonomi yang terjadi di Timor Leste Teori Liberalisme Pada dunia hubungan internasional dikenal beberapa teori yang digunakan untuk menganalisis perilaku suatu negara didalam menyelesaikan konflik, melakukan kerjasama dan berinteraksi dalam hubungan internasional salah satunya teori Liberalisme. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Imanuel Kant seorang filsuf Jerman dalam sebuah esai berjudul Perpetual Peace pada tahun Teori ini lebih menekankan kepada kooperatif dan damai sehingga tujuan bisa dicapai tanpa melalui konflik. Menurut Robert Jackson dan Georg Sorensen (1999) dalam buku yang diterjemahkan oleh Suryadipura (2005:177) dalam liberalisme terdapat beberapa argumen dari kaum liberal tentang hubungan internasional, yaitu : 4

5 1. Liberalisme Sosiologis : HI bukan hanya mempelajari hubungan antara pemerintah; tetapi juga mempelajari hubungan antara idividu, kelompok dan masyarakat swasta. Hubungan antara rakyat bersifat lebih kooperatif dibandingkan hubungan antar pemerintah. Dunia dengan sejumlah besar jaringan transnasional akan lebih damai. 2. Liberalisme interdepedensi : Modernisasi meningkatkan tingkat interdepedensi di antara negara-negara. Aktor-aktor transnasional semakin penting, kekuatan militer adalah instrumen yang kurang berguna, dan kesejahteraan, bukan keamanan, adalah tujuan dominan negara-negara. Interdepedensi kompleks menunjukkan suatu hubungan internasonal yang lebih damai. 3. Liberalisme institusional : Institusional internasional memajukan kerjasama di antara negara-negara. Institusi mengurangi masalah-masalah yang berkenaan dengan ketiadaan kepercayaan antara negara-negara dan mereka mengurangi kepercayaan negara satu sama lain. 4. Liberalisme republikan : Negara-negara demokrasi tidak berperang terhadap satu sama lain. Hal itu disebabkan pada budaya domestiknya atas penyelesaian konflik secara damai, pada nilai-nilai moral bersama, pada hubungan kerjasama ekonomi dan interdepedensinya yang saling menguntungkan. Alasan peneliti meggunakan teori ini adalah peneliti melihat kerjasama yang terjalin diantara kedua negara ini lebih kepada kerjasama yang sama-sama menguntungkan sama seperi konsep liberalisme yang lebih mengutamakan konsep damai daripada konflik atau perang Konsep Diplomasi Liberal Setiap negara memiliki tradisi diplomasi yang berbeda-beda, pandangan yang berbeda tentang bagaimana harus berada dalam hukum internasional yang dirasa penting untuk dijadikan agenda diplomasi. Menurut Ranny Emilia (2013:28-35) ada 3 prespektif yang bekerja dalam bidang doplomasi: realisme, liberalisme dan masyarakat internasional. Hal ini tidak berarti semua yang dipraktekkan di dunia diplomasi dapat dirumuskan dengan mengacu kepada teori-teori yang mereka buat. Realisme memberi batasan atas diplomasi sebagai penerapan kekuasaan untuk mengamankan dan melindungi kepentingan nasional masingmasing negara. Liberalisme meyakini hubungan antar negara diplomasi didominasi oleh 5

6 aktivitas-aktivitas perdagangan guna memenuhi tanggungjawab pemerintah dalam mengisi kebutuhan-kebutuhan mendesak sehari-hari. Opini liberalisme membentuk praktek diplomasi yang padat dengan hubungan transaksional, pancaharian keuntungan dari perdagangan komersial, sementara perang yang semula diharapkan akan lenyap, tetap mengisi prosesprosesnya. Pada masyarakat internasional, padangan terhadap diplomasi berbeda dari dunia politik pada umumnya. Semua di atur dengan sempurna, mulai dari gaya bahasa, sikap, prinsip-prinsip dan pendekatan yang dipakai, bahkan cara berpakaian pun memiliki aturanaturan khusus. Dunia diplomasi merupakan kegiatan politik yang dipraktekkan oleh masyarakat internasioanl, melalui perwakilan-perwakilannya yang sudah paham betul aturan main internasional, tahu norma-norma etika yang penting untuk keberhasilan diplomatik. Alasan peneliti menggunakan konsep ini adalah peneliti melihat kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan Timor Leste lebih kepada konsep diplomasi liberal dimana untuk mencapai sebuah kerjasama yang baik dan sama-sama menguntungkan diperlukan pendekatan diplomasi yang baik pula diantara kedua negara ini. Konsep ini nantinya akan membantu peneliti untuk menganalisis kepentingan Indonesia di Timor Leste yang berpengaruh kepada aktor-aktor yang berperan di dalam kerjasama bilateral dari Indonesia dan Timor Leste Teori Ketergantungan Theotonio Dos Santos (1970:231) dalam Budiman (2000:63) memberikan definisi sebagai berikut : yang dimaksud dengan ketergantungan adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara-negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekpansi dari kehidupan ekonomi negara-negara lain, dimana negara-negara tertentu hanya berperan sebagai penerima akibat saja. Hubungan saling tergantung antara dua sistem ekonomi atau lebih, dan hubungan antara sistem-sistem ekonomi ini dengan perdagangan dunia, menjadi hubungan ketergantungan bila ekonom beberapa negara (yang dominan) bisa berekspansi dan bisa berdiri sendiri sedangkan ekonomi negara-negara lainnya (yang bergantung) mengalami perubahan hanya sebagai akibat dari ekspansi tersebut baik positif maupun negatif. 6

7 Oleh para ahli yang menganut paham liberal, hubungan antara negara-negara pusat dan pinggiran ini dikatakan sebagai hubungan saling ketergantungan, di mana kedua belah pihak ada dalam posisi saling membutuhkan. Negara-negara pusat membutuhkan bahan mentah untuk industrinya, sedangkan negara-negara pinggiran membutuhkan barang-barang industri untuk pembangunannya. Karena itu, tidak bisa dikatakan yang satu mendominasi yang lainnya. Demikian seperti yang ditunjukkan oleh Dos Santos, negara-negara pusat berkembang secara mandiri. Jika ekonomi mereka bergerak maju, bisa terjadi bahwa ekonomi negara-negara pinggiran juga ikut bergerak maju. Tetapi bila negara-negara pusat sedang mengalami kesulitan, sudah dapat dipastikan bahwa negara-negara pinggiran akan mengalami kesulitan. Karena, ekonomi negara-negara pinggiran bergantung pada negaranegara pusat. Menurut Djelantik (2015:324) teori ketergantungan diterapkan degan sejumlah investasi besar untuk memulai jalannya pembangunan ekonomi negara. Hal ini menyebabkan negara tergantung pada bantuan asing untuk pembangunan. Ini jelas dalam teori ketergantungan di mana sejumlah negara yang baru berdiri akan terus-menerus mendapatkan bantuan dari negara berkembang dengan mengorbankan kepentingan negara itu sendiri. Ketergantungan sendiri menunjukkan bahwa program investasi yang dilakukan sedikit demi sedikit tidak akan mempengaruhi proses pertumbuhan sebanyak yang diisyaratkan untuk negara-negara berkembang karena negara-negara miskin akan semakin miskin dan kaya akan semakin kaya Teori Ketergantungan Klasik Teori ketergantungan muncul sebagai teori yang mengkritik teori modernisasi yang muncul dari negara dunia ketiga yang menuntut sebuah negara untuk bergantung kepada negara lain dalam memenuhi kebutuhan negara sebagai akibat dari perubahan masyarakat internasional dari tradisional menjadi modern. Tingginya konsumsi suatu negara terhadap pemenuhan kebutuhanya menyebabkan negara saling bekerjasama untuk sama-sama memenuhi kebutuhan negaranya dan menyebabkan ketergantungan pada negara-negara tersebut, ketergantungan ini biasanya terjadi pada negara-negara yang sebagian besar memiliki kesamaan dalam faktor produksi sehingga mereka akan melakukan diplomasi kerjasama agar sama-sama mendapatkan keuntungan yang absolut. 7

8 Dos Santos dalam Budiman (1995:69-72) membedakan ketergantungan kedalam tiga bentuk, yaitu : (1) Ketergantungan Kolonial. Disini terjadi dominasi politik, dalam bentuk penguasaan kolonial atau penjajahan dari negara pusat kepada negara pinggiran. Kegiatan utama dari perekonomian ialah perdagangan ekspor dari hasil bumi yang dibutuhkan oleh negara penjajah. Para penjajah memonopoli tanah, pertambangan dan tenaga kerja. Hubungan antara penjajah dan penduduk bersifat eksploitatif. (2) Ketergantungan finansial-industrial. Disini tidak ada dominasi politik dalam bentuk penjajahan. Negara pinggiran secara politis merdeka. Tetapi, dalam kenyataanya, negara pinggiran ini masih dikuasai oleh kekuatan-kekuatan finansial dan insustrial dari negara pusat, sehingga praktis ekonomi pinggiran merupakan satelit dari negara pusat. Seperti pada ketergantungan kolonial, negara pinggiran masih mengekspor bahan mentah bagi kebutuhan industri negara pusat. Negara pusat menanamkan modalnya, baik langsung atau melalui kerjasama dengan pengusaha lokal, untuk menghasilkan bahan baku ini. Dengan demikian, pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi, dalam bentuk kekuasaan finansialindustrial. (3) Ketergantungan teknologis-industrial. Ini adalah bentuk ketergantungan baru. Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk keperluan industri di negara pusat. Perusahaan-perusahaan multinasional dari negara pusat mulai menanamkan modalnya dalam kegiatan industri yang produknya ditujukan ke pasar dalam negeri dari negara pinggiran, bahkan seringkali dimiliki oleh pengusaha lokal, tetapi teknologinya ada di tangan perusahaan-perusahaan multinasional. Seringkali barang-barang modal berupa mesin industri yang ada tidak dijual sebagai komoditi, melainkan disewakan melalui perjanjian paten. Dengan demikian, penguasaan terhadap surplus industri dilakukan melalui monopoli teknologi-industrial. Dengan demikian, kata Dos Santos kapitalisme bukan kunci pemecahan masalahnya, melainkan penyebab timbulnya masalah ini. Alasan penulis menggunakan teori ini karena teori melihat adanya ketergantungan diantara kedua negara ini yang dimana lebih ditunjukkan oleh negara Timor-Leste kepada Indonesia. Dari teori tersebut dapat memberikan hubungan antara Indonesia dan Timor Leste dalam hubungan bilateral kedua negara tersebut. Terlepas dari pengaruh globalisasi yang 8

9 sudah mendunia, Timor-Leste masih tetap memilih Indonesia sebagai mitra kerjasama di segala bidang. Salah satunya adalah bidang ekonomi. Teori Ketergantungan juga akan membatu memberikan penjelasan terkait bagaimana proses ketergantungan tersebut terjadi setelah adanya kerjasama melalui perjanjian yang sudah disepakati oleh kedua negara yaitu Indonesia dan Timor Leste dan tidak memungkin juga ketergantungan Timor Leste terhadap negara dan aktor lain selain negara seperti NGO, MNC atau sebagainya Literature Review diantaranya : Penelitian ini melakukan perbandingan penelitian dengan beberapa peneliti terdahulu, No Judul Penelitian, Rumusan Tujuan Penelitian Teknik Kesimpulan Nama Peneliti Masalah Pengumpulan data 1. OPERASI 1. Bagaimana Tujuan penelitian Teknik peneliti melihat bahwa PERDAMAIAN peran dan strategi dalam penelitian ini pengumpulan keberhasilan yang dicapai BERKELANJUTA yang diterapkan adalah: peneliti data yang dalam operasi perdamaian N PBB PASCA oleh PBB di ingin mengetahui dilakukan PBB di Timor Leste dapat KONFLIK DI Timor Leste? peran dan strategi adalah deskriptif menjadi referensi cara dan TIMOR LESTE PBB serta dimana peneliti strategi operasi perdamaian TAHUN Apakah peran evolusinya di menjelaskan tempat lain nantinya tersebut dapat Timor-Leste dan proses yang Flavianus D. dijadikan model peneliti juga ingin dilakukan PBB PBB melakukan beberapa Mesasail, Staff operasi mengetahui pasca konflik di strategi yang akhirnya tetap pengajar Hubungan perdamaian PBB dampak peran Timor-Leste memperkuat peran PBB di Internasional, di lain signifikan PBB pada tahun Timor-Leste. Strategi peran Fakultas Ilmu tempat? dalam menangani ini dapat dimainkan karena Sosial dan Ilmu kasus perdamaian tidak terbatas pada ruang Komunikasi, di Timor-Leste atau wilayah tertentu. Di Universitas Kristen pasca konflik di sinilah pendekatan kultural Satya Wacana. Timor-Leste tahun dapat dimanfaatkan sebagai pendukung keberhasilan dalam operasi perdamaian. 9

10 Jurnal tersebut dengan demikian tidak mempunyai hubungan dengan penelitian yang penulis lakukan tentang peran kerjasama bilateral Indonesia dan Timor-Leste dalam pembangunan ekonomi di Timor-Leste, hanya lokasi penelitian yang sama karena dilakukan di negara Timor- Leste. 2 Studi kerjasama Solusi-solusi apa Untuk menjawab Jenis data yang Kesimpulan akhir yang konstruktif yang dapat masalah-masalah digunakan dicapai peneliti dalam pemerintah diambil yang dihadapi adalah data penelitian ini adalah : Indonesia dan pemerintah Pemerintah primer yang a. solusi tentang aset Timor-Leste dalam Indonesia dan Indonesia dan diperoleh pribadi dilakukan sesuai hubungan bilateral Timor-Leste Timor-Leste melalui konsep suksesi negara melaui Joint dalam tengang : wawancara secara murni dengan suatu Commission menghadapi a. aset-aset/harta dengan Ketua status politik Timor Leste (Komisi Bersama) masalah tentang : milik berkaitan Misi Perwakilan sebelum adanya suksesi Jose M. Da Costa, a. aset-aset/harta dengan teori Timor-Leste di negara, maka ada NIM : , milik suksesi negara; Jakarta, Pejabat pengalihan aset pribadi dari Mahasiswa b. perbatasan b. perbatasan Deplu RI dan warga asing Indonesia Fakultas Hukum, wilayahnya (darat wilayahnya (darat Timor-Leste, kepada negara Timor Leste. Universitas Kristen dan laut) dan laut) berkaitan Pejabat b. Aset berupa gedung- Satya Wacana. dengan perjanjian Kedutaan RI di gedung dan tempat fasilitas perbatasan dua Timor-Leste. umum menandakan adanya negara serta Sedangkan data proses peralihan yang wajar konvensi hukum sekunder dari Pemerintah Indonesia laut melalui studi kepada Timor Leste pustaka yang dilandasi prinsip suksesi terkait dengan negara dan dapat diterima 10

11 masalah yang diangkat. sesuai prinsip politik luar negeri Timor Leste yaitu Zero Enemy Most Friend ( Tidak ada musuh banyak teman) c. Aset pemerintah berupa badan usaha milik negara, solusi yang diambil adalah pertimbangan kerja sama dengan mengubah bentuk usahanya menjadi penanaman moda asing. d. solusi tentang penyelaian batas wilayah darat masih menggunakan perjanjian 1904 dan 1914 sebagai dasar perjanjian. e. solusi tentang batas laut belum dilaksanakan tetapi ada sekmaa perbatasan laut Indonesia-Timor Leste akan terpaku pada hukum laut internasional Skripsi tersebut dengan demikian tidak mempunyai hubungan dengan penelitian yang penulis lakukan tentang peran kerjasama bilateral Indonesia dan Timor-Leste dalam pembangunan ekonomi di Timor-Leste, hanya lokasi penelitian yang sama karena 11

12 dilakukan di negara Timor- Leste. 3. Gejolak Militer Pertanyaan Tujuan dari Teknik Salah satu tragedi yang Pasca pokok: penelitian ini pengumpulan akan menjadi pengisi Kemerdekaan Apa yang menjadi adalah peneliti data yang sejarah Timor Leste adalah Timor Leste, Ajito akar masalah ingin dilakukan oleh tragedi Konflik Militer Fernandes, NIM : terjadinya konflik menggambarkan peneliti adalah tahun Konflik besar , di tubuh F-DTL (deskriptif) dan penelitian besaran yang sesungguhnya Mahasiswa tahun 2006? menjelaskan kualitatif dengan berawal dari konflik Pascasarjana Pertanyaan (eksplanatoris) menggunakan internal di tubuh F-FDTL Magister Studi Pelengkap : bagaimana dan data primer tersebut dikatakan sebagai Pembangunan 1. Bagaimana mengapa konflik yaitu melalui tragedi karena konflik Universitas Kristen sejarah lahirnya dalam tubuh militer metode tersebut tidak hanya Satya Wacana F-FDTL? pada tahun 2006 di wawancara dan memorakporandakan dan 2. Seperti Apa Timor Leste juga melalui menghancurkan serta gambaran proses tersebut terjadi. observasi menghanguskan rumah dan dan akibat konflik dimana harta benda yang tidak yang terjadi pengamatan terhitung jumlahya, tetapi padatahun 2006 dilakukan secara juga merenggut puluhan tersebut? langsung di nyawa. Korbanpun tidak 3. Bagaimana lokasi penelitian hanya berasal dari kalangan pada akhirnya untuk sipil. konflik tersebut mengetahui Konflik tersebut terjadi bisa di secara lebih karena pertama, selesaikan? dekat fenomena menyangkut sosial yang profesionalisme para diteliti agar anggota F-FDTL. Kedua, peneliti masih kuatnya ikatan memiliki primordialisme di antara pengalaman para anggota F-FDTL. secara langsung Pada akhirnya pada dengan petisioner tersebut fonomena yang menempuh jalan damai akan diteliti. dengan mengutamakan Selain itu kompromi dalam 12

13 peneliti juga penyelesaian konflik menggunakan tersebut. Sebuah perang data sekunder yang pasti sangat tidak untuk lebih diinginkan oleh setiap memperkuat warga Timor Leste. data penelitian tersebut. Data Tesis tersebut dengan sekunder demikian tidak mempunyai didapatkan hubungan dengan melalui berbagai penelitian yang penulis sumber antara lakukan tentang peran lain : laporan- kerjasama bilateral laporan Indonesia dan Timor-Leste Internasional dalam pembangunan maupun ekonomi di Timor-Leste, nasional dan hanya lokasi penelitian berbagai instansi yang sama karena atau lembaga, dilakukan di negara Timor- berita koran, Leste dan juga data tentang internet, buku- konflik di Timor Leste pada buku penunjang. tahun Klandestin Dalam Apa faktor Mencari jawaban Teknik Gerakan Klandestin dapat Perjuangan penyebab yang mendalam Pengumpulan bertahan dan berhasil dalam Kemerdekaan munculnya lahir atas fenomena data yang mencapai kemerdekaan Timor-Leste, atau maunvulnya lahirnya gerakan dilakukan bukan kerena kekuatan Januario Soares, gerakan klandestin yang adalah dengan persenjataan tetapi lebih NIM : , klandestin di mampu bertahan menggunakan merupakan adanya harapan, Mahasiswa Distrik Dili, selama 24 tahun metode pengorganisasian, Program Baucau san untuk melawan penelitian leadership, peran Gereja Pascasarjana Viqueque? pendudukan militer kualitatif dengan Katholik, dan berakarnya Magister Studi Indonesia. alasana peneliti pejuang dalam masyarakat Pembangunan, ingin atau embeddedness. Artinya Universitas Kristen menggambarkan untuk memenangkan suatu Satya Wacana secara detail perjuangan bukan saja mungkin dengan kekuatan 13

14 bagaimana gerakan klandestin melakukan perlawanan dilokasi penelititian yaitu Distrik Dili, Baucau dan Vequque. Selain itu juga peneliti ingin menemukan secara lebih dalam realitas adanya kelompok atau gerakan klandestin yang mapu bertahan menghadapi segala kesulitan yang ada pada waktu itu. persenjataan yang kuat tetapi dengan gerakan Klandestin (underground moviment) pun bisa memenangkan perjuangan tanpa harus dukungan persenjataan yang kuat dan personil yang banyak. Tesis tersebut dengan demikian tidak mempunyai hubungan dengan penelitian yang penulis lakukan tentang peran kerjasama bilateral Indonesia dan Timor-Leste dalam pembangunan ekonomi di Timor-Leste, hanya lokasi penelitian yang sama karena dilakukan di negara Timor- Leste dan pada tesis tersebut peneliti lebih spesifik ke 3 tempat yaitu Distrik Dili, Baucau dan Vequeque. 14

15 2.10. Kerangka Pikir Penelitian Indonesia Timor Leste Kerjasama Bilateral Pembangunan Ekonomi di Timor Leste Peran Kerjasama Bilateral Indonesia dan Timor-Leste dalam pembagunan Ekonomi di Timor-Leste Teori Ketergantungan dan Teori Liberalisme Kesimpulan 15

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR- LESTE TENTANG AKTIFITAS KERJA SAMA DIBIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan dengan mengacu pada hipotesa yang peneliti tentukan sebelumnya, yaitu sebagai berikut: pertama, Kausalitas

Lebih terperinci

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang By Dewi Triwahyuni Jika Teori Modernisasi cenderung menjadikan negara2 maju/industri sebagai model pembangunan, sebaliknya teori dependensia

Lebih terperinci

Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup:

Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup: Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup: (1) Bertolak dari dua kutub dikotomis yaitu antara masyarakat modern (masyarakat negara-negara maju) dan masyarakat tradisional (masyarakat negara-negara berkembang);

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tugas-tugas pada posisinya tersebut. Apabila kita berbicara tentang tugas-tugas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tugas-tugas pada posisinya tersebut. Apabila kita berbicara tentang tugas-tugas BAB II KAJIAN PUSTAKA Sebagai sebuah mekanisme yang terus berfungsi, masyarakat harus membagi anggotanya dalam posisi sosial yang menyebabkan mereka harus melaksanakan tugas-tugas pada posisinya tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

DEPENDENCY THEORY (TEORI KETERGANTUNGAN)

DEPENDENCY THEORY (TEORI KETERGANTUNGAN) DEPENDENCY THEORY (TEORI KETERGANTUNGAN) Tokoh: Theotonio Dos Santos Raul Prebisch Paul Baran Andre Gunder Frank Apa itu Ketergantungan Ketergantungan adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi negara tertentu

Lebih terperinci

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan BAB V KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan pertama yaitu mengapa Kanada menggunakan norma keamanan manusia terhadap Afghanistan, serta pertanyaan kedua yaitu

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang Bab V KESIMPULAN Dalam analisis politik perdagangan internasional, peran politik dalam negeri sering menjadi pendekatan tunggal untuk memahami motif suatu negara menjajaki perjanjian perdagangan. Jiro

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

Kata diplomasi berasal dari Yunani, diploun. yang berarti melipat.

Kata diplomasi berasal dari Yunani, diploun. yang berarti melipat. Kata diplomasi berasal dari Yunani, diploun yang berarti melipat. Menurut Nicholson (seorang pengkaji dan ahli dalam diplomasi abad 20) pada masa kekaisaran Romawi semua paspor, yang melewati jalan milik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR-LESTE TENTANG KEGIATAN KERJA SAMA DI BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste atau Timor Timur (sebelum merdeka) yang bernama resmi Republik

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste atau Timor Timur (sebelum merdeka) yang bernama resmi Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Timor Leste atau Timor Timur (sebelum merdeka) yang bernama resmi Republik Demokratik de Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa e) adalah sebuah negara di Asia

Lebih terperinci

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI Hampir semua negara bekerja keras untuk melaksanakan pembangunan. Kemajuan ekonomi hanya menjadi salah satu komponen penting dalam pembangunan, namun perlu dipahami

Lebih terperinci

: Diplomasi dan Negosiasi : Andrias Darmayadi, M.Si. Memahami Diplomasi

: Diplomasi dan Negosiasi : Andrias Darmayadi, M.Si. Memahami Diplomasi Mata Kuliah Dosen : Diplomasi dan Negosiasi : Andrias Darmayadi, M.Si Memahami Diplomasi Pada masa kini dengan berkembang luasnya isu internasional menyebabkan hubungan internasional tidak lagi dipandang

Lebih terperinci

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI AKTOR HI. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI AKTOR HI. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI AKTOR HI Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si TEORI STATE CENTRIS TEORI TRANSNASIONAL CENTRIS TEORI GLOBAL CENTRIS TEORI STATE CENTRIS TEORI STATE

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Teori Struktural. Marxist (1) Teori Struktural. Marxist (2) Raul Prebisch. Teori Dependensi: Pendahulunya (1)

Teori Struktural. Marxist (1) Teori Struktural. Marxist (2) Raul Prebisch. Teori Dependensi: Pendahulunya (1) Marxist (1) Teori Struktural Disusun Oleh: Rino A Nugroho, S.Sos, M.T.I rinoan@gmail.com Ver 1.0 Updated 171006 Marx berpendapat bahwa pembangunan memiliki 3 tingkatan, yi: 1.Ancient/primitive communism,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang membawa akibat-akibat hukum yang sangat kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang membawa akibat-akibat hukum yang sangat kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suksesi negara adalah suatu keadaan di mana terjadi perubahan atau penggantian kedaulatan dalam suatu negara sehingga terjadi semacam pergantian negara yang membawa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA TENTANG KEGIATAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft

Lebih terperinci

Politik Global dalam Teori dan Praktik

Politik Global dalam Teori dan Praktik Politik Global dalam Teori dan Praktik Oleh: Aleksius Jemadu Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci

KERJASAMA INTERNASIONAL.

KERJASAMA INTERNASIONAL. KERJASAMA INTERNASIONAL TUJUAN PEMBELAJARAN Mendeskripsikan kerjasama internasional Mengidentifikasi tujuan kerjasama internasional Menganalisis kerjasama ekonomi internasional Mengidentifikasi dampak

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sejak awal integrasi ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun 1976, Timor Timur selalu berhadapan dengan konflik, baik vertikal maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada tulisan-tulisan yang berkaitan dengan peran organisasi internasional dalam peacebuilding.

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010. 100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan

Lebih terperinci

Teori Ketergantungan

Teori Ketergantungan Teori Ketergantungan Teori ini berpendapat bahwa kemiskinan yang terdapat di negara-negara berkembang yang mengkhususkan diri pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat. BAB IV KESIMPULAN Terjadinya Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat turut mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat. Salah satunya adalah sikap yang ditunjukkan

Lebih terperinci

Sejak Edisi Pertama diterbitkan pada tahun 2008 sudah banyak perubahan yang terjadi baik

Sejak Edisi Pertama diterbitkan pada tahun 2008 sudah banyak perubahan yang terjadi baik Politik Global; Dalam Teori dan Praktik Edisi 2 oleh Aleksius Jemadu Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id

Lebih terperinci

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN Slamet Widodo Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konteks hubungan internasional guna mengatasi berbagai masalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. konteks hubungan internasional guna mengatasi berbagai masalah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peluang kerjasama dalam era globalisasi saat ini sangat diperlukan dalam konteks hubungan internasional guna mengatasi berbagai masalah dengan meningkatkan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang optimal government terutama dibidang kerja sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang optimal government terutama dibidang kerja sama dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Republik Demokratik Timor Leste sebagai negara baru yang sedang berkembang memerlukan berbagai kebijakan pemerintahan di segala bidang dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN. Ke Sekretariat ASEAN dan Kedutaan Besar Malaysia. Sekretariat ASEAN

LAPORAN KUNJUNGAN. Ke Sekretariat ASEAN dan Kedutaan Besar Malaysia. Sekretariat ASEAN LAPORAN KUNJUNGAN Christoph. Ratno Nugroho Ke Sekretariat ASEAN dan Kedutaan Besar Malaysia Sekretariat ASEAN M. C. Abad, Jr. (Head of ARF Unit) June, 16 th 2006 Topik : Isu-Isu Kontemporer di Asia Tenggara

Lebih terperinci

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 100 1 BAB V: PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses penandatangan MoU Microsoft - RI. Proses tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses politisasi hak kekayaan intelektual

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PERDANA MENTERI PERANCIS, Y.M. FRANÃ

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009 Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, 8-12-09 Selasa, 08 Desember 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY DI GEDUNG MERDEKA,

Lebih terperinci

akan senantiasa terjalin dengan baik. Tanpa prinsip tersebut dapat mengarah kepada timbulnya hubungan tidak baik antar negara. Disamping itu juga, di

akan senantiasa terjalin dengan baik. Tanpa prinsip tersebut dapat mengarah kepada timbulnya hubungan tidak baik antar negara. Disamping itu juga, di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara merupakan alat (agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat atau menurut Roger H.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi dan proteksi Hak Asasi Manusia (HAM) boleh dikatakan telah menjadi agenda internasional. Jika sebelumnya, selama lebih dari 40 tahun, ide dan pelaksanaan HAM

Lebih terperinci

Pendekatan Historis Struktural

Pendekatan Historis Struktural Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kenajuan bagi negara dunia ketiga

Lebih terperinci

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid POLITIK LUAR NEGERI By design Drs. Muid Tujuan Pembelajaran Menjelaskan arti politik luar negeri yang bebas dan aktif Menunjukkan Dasar hukum politik luar negeri dengan Tidak bergantung pada orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bantuan luar negeri (foreign aid) digunakan saat suatu kawasan sedang dilanda bencana alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL

HUBUNGAN INTERNASIONAL BAB I HUBUNGAN INTERNASIONAL A. Pengertian Hubungan Internasional Hubungan internasional dapat diartikan sebagai hubungan antarbangsa, yang menyangkut hubungan di segala bidang yaitu di bidang politik,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON THE FRAMEWORK FOR

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional Runtuhnya Uni Soviet sebagai negara komunis utama pada tahun 1990-an memunculkan corak perkembangan Hubungan Internasional yang khas. Perkembangan pasca-

Lebih terperinci

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER) 1 Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER) Pemberdayaan (empowerment) adalah sebuah konsep yang berhubungan dengan kekuasaan (power) Dalam tulisan Robert Chambers 1, kekuasaan (power) diartikan sebagai kontrol terhadap

Lebih terperinci

Teori Ketergantungan

Teori Ketergantungan Teori Ketergantungan Teori ini berpendapat bahwa kemiskinan yang terdapat di negara-negara berkembang yang mengkhususkan diri pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam peneltian ini peneliti dapat melihat bahwa, Menteri Luar Negeri Ali Alatas melihat Timor Timur sebagai bagian

Lebih terperinci

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017 AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017 STATE Miriam Budiardjo: Negara sebagai suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini penulis menyajikan kesimpulan berdasakan hasil penelitian yang penulis peroleh. Kesimpulan ini memaparkan beberapa pikiran pokok yang merupakan

Lebih terperinci

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

(1) PENCERMATAN DAN PERNYATAAN

(1) PENCERMATAN DAN PERNYATAAN (1) PENCERMATAN DAN PERNYATAAN (1) Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia (Polri) dibentuk oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 19 Agustus 1945 (harap cermati : As Fajar, Inti

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika. KEWARGANEGARAAN Modul ke: GLOBALISASI DAN NASIONALISME Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan pengertian globalisasi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Cooperative Security: Studi Kasus Traktat Lombok antara Indonesia dan Australia TESIS

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Cooperative Security: Studi Kasus Traktat Lombok antara Indonesia dan Australia TESIS Cooperative Security: Studi Kasus Traktat Lombok antara Indonesia dan Australia TESIS Untuk memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Hubungan Internasional pada Program Magister Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298.

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298. 115 maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298. Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 tidak hanya memberi keuntungan-keuntungan ekonomi

Lebih terperinci

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions) Fakta dan Kekeliruan April 2009 DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions) Kekeliruan 1: Bergabung dengan Konvensi Munisi Tandan (CCM) menimbulkan ancaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan internasional diidentifikasikan sebagai studi tentang interaksi antara beberapa faktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekitar bandara juga memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekitar bandara juga memenuhi kebutuhan masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan Bandara Adisutjipto di Yogyakarta memberi keuntungan bagi masyarakat Yogyakarta maupun sekitar Yogyakarta, bahkan wisatawan luar negeri. Keberadaan

Lebih terperinci

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Melalui penelitian mengenai peran ASEAN dalam menangani konflik di Laut China Selatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sengketa di Laut China Selatan merupakan sengketa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pembahasan dari bab ini adalah kesimpulan dan saran yang merujuk pada jawaban-jawaban permasalahan penelitian yang telah dikaji. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRASETYA PERWIRA TENTARA NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004

KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004 KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004 1. Ketentuan UUD 1945: a. Pra Amandemen: Pasal 11: Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat

Lebih terperinci

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Permasalahan Pembangunan Ekonomi - Pendekatan perekonomian : Pendekatan Makro - Masalah dalam perekonomian : rendahnya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PIDATO DUTA BESAR RI HARSHA E. JOESOEF

PIDATO DUTA BESAR RI HARSHA E. JOESOEF PIDATO DUTA BESAR RI HARSHA E. JOESOEF PADA UPACARA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-65, BRATISLAVA, 17 AGUSTUS 2010 Kedutaan Besar Republik Indonesia Bratislava Slovakia 1 Bismillahirrahmanirrahim,

Lebih terperinci

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL PENDAHULUAN Kajian tentang strategi keamanan juga melandaskan diri pada perkembangan teori-teori keamanan terutama teori-teori yang berkembang pada masa perang dingin

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dampak globalisasi di bidang ekonomi memungkinkan adanya hubungan saling terkait dan saling memengaruhi antara pasar modal di dunia. Dampak globalisasi di bidang ekonomi diikuti

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI BARU Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Teori Dependensi Baru Teori ini

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG I. UMUM VETERAN REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

TEORI KETERGANTUNGAN DALAM KAJIAN GEOGRAFI. Nurhadi Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta INTISARI

TEORI KETERGANTUNGAN DALAM KAJIAN GEOGRAFI. Nurhadi Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta INTISARI TEORI KETERGANTUNGAN DALAM KAJIAN GEOGRAFI Nurhadi Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta INTISARI Banyak teori yang dapat dipakai sebgai acuan dalam pembangunan disuatu wilayah/ negara,

Lebih terperinci

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.103, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENGESAHAN. MOU. RI-Brunei Darussalam. Pertahanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5152) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a b c d e f bahwa sebagai Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

MISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA

MISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA MISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA 1. Menjadi institusi keilmuan yang unggul dalam pengkajian strategis, terutama di bidang kajian ilmu administrasi negara. 2. Menjadi institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh sangat besar bagi ekonomi dunia. Secara politik, Amerika Serikat merupakan negara demokrasi

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk Indonesia yang dinamakan Indonesian Commission dan merupakan bagian dari Pusat Tindak Pencegahan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah BAB IV PENUTUP Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah melalui bukti-bukti dari beberapa blue print, pidato dan peryataan-peryataan maupun penjelasan-penjelasan maka

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Oleh : Indah Astutik Abstrak Globalisasi ekonomi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistim ekonomi global yang

Lebih terperinci

penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan

penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global saat ini, sistem internasional telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Era globalisasi yang muncul bukan hanya memudarkan batas-batas negara

Lebih terperinci