EFEKTIVITAS PENGAWET ALAMI KULIT KAYU MANIS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN KADAR VITAMIN-C MANISAN BUAH PEPAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS PENGAWET ALAMI KULIT KAYU MANIS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN KADAR VITAMIN-C MANISAN BUAH PEPAYA"

Transkripsi

1 Uji efektivitas (Wiwik S. dkk..) UJI EFEKTIVITAS PENGAWET ALAMI KULIT KAYU MANIS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN KADAR VITAMIN-C MANISAN BUAH PEPAYA (Effectiveness Test of Natural Preservatives of Cinamomum Bark on Decreasing Vitamin-C of Papaja Candied) Wiwik Supriati *, Indah Purwantini **, Endang Lukitaningsih ** *) Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta **) Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta Abstract The aims of this study were to find out the effectiveness natural preservative i.e. cinnamon ethanol extract and to know decrease of vitamin C content in papaya candied products added with preservative. Papaya candied products were processed in various methods, i.e. without preservative, added with cinnamon ethanol extract 0.1%, 0.2%, 0.3%, and added with sodium benzoate 0.1% as a control. The microbe number was analyzed by using pour plate method and the mold using surface method at 0, 7 and 14 days storage. The vitamin C content was obtained in fresh papaya and products at 14 days storage by using 2,6 dichlorophenol indophenol titration method. The result showed that sodium benzoate 0.1% more effective as a preservative than cinnamon ethanol extract up to 0.3%. Preservatives added into papaya-candied products influenced vitamin C content. Higher concentration of cinnamon ethanol extract added higher decrease of vitamin C content. Keywords: cinnamon ethanol extract, preservative, vitamin C content Naskah diterima tanggal 6 Nopember 2005, disetujui dimuat tanggal 1 Desember 2005 Alamat koresponden: FF UGM, Bulaksumur Skip Utara Jogjakarta, 55283, indah@yahoo.com PENDAHULUAN Indonesia sangat kaya akan sumber daya tanaman hortikultura termasuk aneka jenis tanaman buah-buahan, salah satunya adalah pepaya. Di Indonesia tanaman ini banyak diusahakan di pekarangan rumah, di tegalan atau di pematang sawah. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, pepaya juga dapat diolah menjadi berbagai bentuk produk seperti manisan, pasta, dan saus. Salah satu bentuk olahan yang dapat diproduksi dalam skala rumah tangga adalah manisan (1). Pada pembuatan manisan ini biasanya ditambahkan suatu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk memperpanjang masa simpan. Pada umumnya bahan pangan tidak steril dan mengandung populasi mikroba dari berbagai jenis. Jadi selain sebagai sumber nutrisi bagi manusia, bahan pangan juga merupakan media pertumbuhan yang baik bagi berbagai jenis mikroba (2). Adanya interaksi antara mikroba dan bahan pangan dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan, penyakit infeksi dan intoksikasi, serta dapat terjadi proses fermentasi pada bahan pangan tersebut. Kerusakan bahan pangan dapat dilihat dari penampakan fisik dan timbulnya komponen bahan pangan yang tidak diinginkan sehingga bahan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi (3). Mikroba yang berhubungan erat dengan bahan pangan adalah bakteri, kapang dan khamir/yeast. Bahan tambahan yang biasa digunakan adalah pengawet sintetik, misalnya natrium benzoat. Selain bahan pengawet sintetik ternyata terdapat bahan pengawet alami yang berasal dari rempahrempah. Menurut Fardiaz (4), rempah-rempah khas Indonesia yang dapat berfungsi sebagai pengawet alami antara lain kulit kayu manis, bawang, cabai, adas, dan kunyit. Hal ini disebabkan rempah-rempah tersebut memiliki aktivitas sebagai antimikroba (5). METODE Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging buah pepaya yang masih sedikit mengkal, kulit kayu manis, sukrosa, etanol 96%, media Plate Count Agar (PCA) dan Potato Dextrosa Agar (PDA), larutan NaCl fisiologis, vitamin C p.a, 298

2 Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN Vol. 5, No. 1, Januari ,6 diklorofenol indofenol p.a., asam asetat p.a., natrium hidrokarbonat p.a., akuadestilata. Alat Alat yang digunakan adalah alat penyari Soxhlet, cawan petri, inkubator, autoclave, blender, neraca listrik, buret, alat gelas, botol sebagai pengemas. Cara Kerja. Pembuatan ekstrak kulit kayu manis Serbuk kulit kayu manis sebanyak 30 gram diekstraksi dengan etanol 96% menggunakan alat Soxhlet. Ekstrak yang diperoleh diuapkan di atas penangas air sampai seluruh pelarut menguap. Pengolahan manisan pepaya Buah pepaya dicuci bersih, kemudian dikupas kulitnya, dibelah dan dibuang bijinya. Belahan buah pepaya dicuci sampai bersih kemudian dipotong dadu dengan ukuran 2x1x2 cm. Buah dikukus selama 1 menit dan dimasukkan ke dalam larutan gula 15%. Setelah itu pada produk manisan dibuat beberapa perlakuan: 1. Sampel tanpa gula dan bahan pengawet 2. Sampel manisan tanpa bahan pengawet (pepaya dalam larutan gula 15%) 3. Sampel manisan ditambah ekstrak etanol kulit kayu manis 0,1% 4. Sampel manisan ditambah ekstrak etanol kulit kayu manis 0,2% 5. Sampel manisan ditambah ekstrak etanol kulit kayu manis 0,3% 6. Sampel manisan ditambah natrium benzoat 0,1% Perhitungan angka bakteri Dibuat seri pengenceran sampel mulai dari 10-1, 10-2 dan seterusnya sampai diperoleh tingkat pengenceran yang dikehendaki. Setiap pengenceran sampel diambil sebanyak 1,0 ml larutan dan dimasukkan ke dalam piring petri. Sebanyak 15 ml media PCA cair yang bersuhu 50 o C dituangkan ke dalam piring petri tersebut, kemudian campuran diratakan dengan cara menggerakkan piring petri dengan gerakan memutar dan didiamkan sehingga media memadat. Kemudian piring petri diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Setelah akhir masa inkubasi, koloni bakteri yang terbentuk dihitung. Perhitungan angka kapang Media PDA dituangkan ke dalam piring petri dan dibiarkan memadat. Sebanyak 1,0 ml sampel yang telah diencerkan sesuai dengan yang dikehendaki seperti pada pengujian angka bakteri, ditanam pada media PDA dan diratakan. Piring petri diinkubasi pada suhu 37 o C selama 48 jam, kemudian koloni kapang yang terbentuk dihitung. Tabel I. Hasil pengamatan fisik produk manisan pepaya Hasil pengamatan fisik 1 Larutan putih keruh, berbuih, muncul gelembung udara dalam buah, timbul gas, berbau alkohol dan buah mempunyai tekstur lunak 2 Larutan berbuih, buah lunak, muncul gelembung udara dalam buah, timbul gas serta berbau alkohol 3 Larutan coklat jernih, setelah beberapa hari larutan berbuih dan timbul gas, buih lama kelamaan menjadi berkurang serta sedikit berbau alkohol 4 Larutan coklat jernih, setelah beberapa hari larutan mulai berbuih dan timbul gas, buih lama kelamaan berkurang, buih yang terbentuk lebih sedikit daripada sampel 3, serta sedikit berbau alkohol 5 Larutan coklat jernih, setelah beberapa hari larutan mulai berbuih dan timbul gas, buih lama kelamaan berkurang, buih yang terbentuk lebih sedikit daripada sampel 4, serta sedikit berbau alkohol 6 Larutan jernih, tidak berbuih, tidak timbul gas dan tidak berbau alkohol Keterangan: 1 : buah pepaya tanpa pengawet 2 : manisan pepaya tanpa pengawet 3 : manisan pepaya ditambah ekstrak etanol kulit kayu manis 0,1% 4 : manisan pepaya ditambah ekstrak etanol kulit kayu manis 0,2% 5 : manisan pepaya ditambah ekstrak etanol kulit kayu manis 0,3% 6 : manisan pepaya ditambah natrium benzoat 0,1% 299

3 Efektifitas Pengawet (Wiwik Supriati, dkk.) Penetapan kadar vitamin C (3) Buah pepaya dihancurkan menggunakan blender sampai diperoleh slurry, kemudian ditimbang sebanyak 30,0 gram, dimasukkan ke dalam gelas Beker dan ditambah dengan sedikit air kemudian disaring. Filtrat dimasukkan ke dalam labu takar kemudian ditambah dengan air sampai tepat 100 ml, kemudian larutan ditambah dengan 50,0 ml larutan asam metafosfat asetat dan digojok hingga rata. Diambil 10,0 ml aliquot dan dititrasi dengan 2,6 diklorofenol indofenol, dan dibuat titrasi blangko. Untuk menetapkan kadar vitamin C dalam air manisan dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 50,0 ml, dan selanjutnya penetapan kadar dilakukan seperti pada buah pepaya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini didahului dengan membuat ekstrak etanol kulit kayu manis menggunakan alat Soxhlet. Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena bersifat netral, tidak beracun, mudah menarik keluar zat aktif dari dalam sel, dan mudah untuk diuapkan sehingga ekstrak yang diperoleh dapat relatif bebas pelarut. Ekstrak yang diperoleh digunakan sebagai bahan pengawet pada produk manisan buah pepaya. Pengamatan fisik pada produk manisan pepaya dilakukan selama 14 hari. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel I. Dari hasil pengamatan fisik yang telah dilakukan terlihat pada sampel buah yang disimpan tanpa pengawet, manisan buah tanpa pengawet, manisan dengan penambahan ekstrak etanol kulit kayu manis 0,1%; 0,2% dan 0,3% timbul buih, timbul gas dan berbau alkohol. Hal ini dapat dikatakan bahwa produk olahan buah pepaya tersebut mengalami kerusakan dan mengalami proses fermentasi. Kerusakan bahan pangan ini kemungkinan besar disebabkan oleh mikroba, karena dalam sel mikroba terdapat enzim-enzim yang dapat mengubah karbohidrat menjadi asam, alkohol dan gas. Menurut Pelczar dan Chan (6), kebanyakan bahan makanan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba seperti bakteri, jamur dan khamir yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam hal rasa, bau serta sifat-sifat lain pada bahan makanan. Dari pengamatan tersebut juga tampak bahwa pada manisan dengan bahan pengawet natrium benzoat, mampu menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat dilihat dengan tidak adanya perubahan fisik yang berarti. Natrium benzoat ini mampu menghambat metabolisme sel mikroba dengan mengganggu atau merusak enzim-enzim yang dapat mengakibatkan kerusakan bahan makanan. Tabel II. Hasil perhitungan angka bakteri Angka bakteri (CFU/mL) Hari ke-0 Hari ke-7 Hari ke , , , , , , , , , , , , , , , , , , Tabel III. Hasil perhitungan angka kapang Angka kapang (CFU/mL) Hari ke-0 Hari ke-7 Hari ke , ,0.10 2** 1,0.10 2** 2 4, ,0.10 2** 0 ** 3 1, ,0.10 2** 0 ** 4 1, ,0.10 2** 0 ** 5 1, ,0.10 2** 5,0.10 1* 6 1, * 4,0.10 1* * : terdapat yeast dalam jumlah sedikit ** : terdapat yeast dalam jumlah banyak 300

4 Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN Vol. 5, No. 1, Januari 2006 Selain dilihat dari penampakan fisiknya, pada penelitian ini juga dilakukan pengujian mikrobiologi yaitu perhitungan angka bakteri dan angka kapang. Menurut Pelczar dan Chan (6), kandungan mikroorganisme suatu spesimen pangan dapat memberikan keterangan yang mencerminkan mutu bahan mentahnya, keadaan sanitasi pada pengolahan pangan tersebut serta keefektifan metode pengawetannya. Hasil perhitungan angka bakteri dan angka kapang tersaji pada tabel II dan III. Dari tabel di atas terlihat bahwa angka bakteri pada buah yang disimpan tanpa gula dan pengawet, manisan tanpa pengawet dan manisan ditambah dengan ekstrak etanol kulit kayu manis 0,1% menunjukkan angka yang tidak berbeda. Penambahan ekstrak kulit kayu manis 0,1% ternyata tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri, dan penambahan gula 15% pada produk ternyata tidak menyebabkan pertumbuhan bakteri yang sangat cepat. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Supratmi (7), yang menunjukkan hasil bahwa penambahan gula 15% pada produk buah kelengkeng menyebabkan kenaikan angka bakteri yang cukup tinggi. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh adanya perbedaan kadar kandungan karbohidrat dan senyawa lain yang merupakan media pertumbuhan bagi bakteri di dalam buah pepaya dan kelengkeng. Pada manisan dengan penambahan ekstrak kulit kayu manis 0,2% dan 0,3% telah tampak adanya penghambatan pertumbuhan bakteri, dan dari data di atas dapat dikatakan bahwa semakin besar kadar eksrak etanol kulit kayu manis yang ditambahkan maka pertumbuhan bakteri semakin sedikit. Hal ini dikarenakan senyawa antimikroba (ekstrak etanol kulit kayu manis) dengan konsentrasi yang besar akan menunjukkan aktivitas yang besar pula dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Angka bakteri pada manisan dengan pengawet natrium benzoat paling kecil dibandingkan dengan perlakuan yang lain, hal ini memperlihatkan bahwa natrium benzoat mempunyai efektivitas yang paling besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri dibandingkan dengan ekstrak kulit kayu manis sampai kadar 0,3%. Pada hari ke-7 selain terlihat adanya pertumbuhan kapang, juga terlihat adanya pertumbuhan mikroorganisme lain yang tampak seperti bakteri. Kemungkinan mikroorganisme tersebut merupakan koloni-koloni khamir/yeast, karena khamir merupakan salah satu jenis jamur yang bersifat uniseluler. Khamir yang tumbuh pada hari ke-7 penyimpanan ini diduga yang menyebabkan fermentasi seperti terlihat adanya buih dan timbul gas serta berbau alkohol pada hasil penampakan fisik (tabel I). Menurut Buckle et al (2), bahan pangan dengan kadar gula yang tinggi seperti selai, manisan, sirup seringkali dirusak terutama oleh khamir, yang mampu memfermentasi karbohidrat menjadi gula, alkohol dan karbondioksida. Pada perhitungan angka kapang hari ke-14, tampak bahwa pada buah yang disimpan tanpa pengawet, manisan tanpa pengawet dan manisan dengan penambahan ekstrak kulit kayu manis 0,1% dan 0,2% tidak tumbuh kapang tetapi tumbuah yeast yang sangat banyak. Adanya pertumbuhan yeast yang menyebabkan fermentasi ini, akan mengakibatkan lingkungan bersifat lebih asam sehingga dengan kondisi tersebut kapang sulit tumbuh. Pada manisan yang ditambah dengan ekstrak kulit kayu manis dan natrium benzoat tampak adanya pertumbuhan kapang dan yeast yang tumbuh lebih sedikit. Hal ini mungkin dikarenakan natrium benzoat mampu menekan pertumbuhan yaest tetapi kurang mampu menekan pertumbuhan kapang. Begitu pula ekstrak kulit kayu manis diduga mulai kadar 0,3% mampu menekan pertumbuhan yeast tetapi tidak pada kapang. Murdiati (8) dan Buckle et al (2) mengatakan bahwa natrium benzoat lebih efektif untuk menghambat yeast dan bakteri, akan tetapi kurang efektif untuk menghambat pertumbuhan kapang. Berdasarkan hasil pengamatan fisik, angka bakteri dan kapang terlihat bahwa natrium benzoat 0,1% memiliki keefektifan sebagai bahan pengawet yang lebih baik daripada ekstrak etanol kulit kayu manis sampai kadar 0,3%. Tabel IV. Hasil penetapan kadar vitamin C Kadar rata-rata (%) Penurunan kadar (%) 1 0, ,85 2 0, ,14 3 0, ,54 4 0, ,12 5 0, ,98 6 0, ,46 301

5 Efektifitas Pengawet (Wiwik Supriati, dkk.) Penetapan kadar vitamin C pada manisan buah pepaya dilakukan sebelum proses pengolahan yaitu pada buah pepaya segar dan setelah proses pengolahan serta penyimpanan, yang kemudian dihitung penurunan kadarnya. Dari hasil penetapan kadar vitamin pada buah segar diperoleh kadar sebesar 0,0363% dan kadar vitamin C setelah penyimpanan terlihat pada tabel IV. Dari hasil penetapan kadar, tampak bahwa terjadi penurunan kadar vitamin C setelah proses pengolahan manisan pepaya yang berkisar antara 50-92%. Penurunan kadar vitamin C ini mungkin disebabkan oleh adanya proses pemanasan, dalam hal ini adalah proses pengukusan atau blanching. Menurut Harris dan Karmas (9), pengukusan dapat menurunkan kadar vitamin C pada bahan pangan yang disebabkan oleh degradasi oksidatif atau degradasi panas. Selain itu penurunan kadar vitamin C dapat juga dikarenakan oleh adanya reaksi yang mungkin terjadi antara komponen-komponen yang terdapat di dalam manisan tersebut. Pada manisan yang ditambah dengan natrium benzoat menunjukkan penurunan kadar vitamin C paling besar dibandingkan sampel yang lain. Hal ini disebabkan natrium benzoat bersifat alkalis sehingga akan menyebabkan vitamin C tidak stabil dan mudah teroksidasi. Pada manisan pepaya tanpa pengawet terjadi penurunan kadar vitamin C yang paling kecil, hal ini dimungkin karena gula merupakan zat pereduksi begitu juga dengan vitamin C sehingga dalam manisan tersebut kemungkinan terjadinya reaksi redoks yang dapat menyebabkan rusaknya vitamin C lebih kecil. Hal tersebut juga terjadi pada manisan yang ditambah dengan ekstrak etanol kulit kayu manis, karena kandungan terbesarnya adalah sinamaldehid, yang juga merupakan senyawa pereduksi. KESIMPULAN Dari pengamatan fisik dan uji mikrobiologi, dapat disimpulkan bahwa natrium benzoat 0,1% lebih efektif digunakan sebagai pengawet dalam produk manisan buah pepaya dibandingkan penggunaan ekstrak kulit kayu manis sampai kadar 0,3%. Akan tetapi penambahan natrium benzoat 0,1% menyebabkan penurunan kadar vitamin C lebih besar dibandingkan dengan penambahan ekstrak etanol kulit kayu manis sampai kadar 0,3%. DAFTAR RUJUKAN 1. Rukmana, R., 1995, Pepaya, Budidaya dan Pasca Panen, Penerbit Kanisius, Jogjakarta 2. Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., Wootton, M., 1987, Ilmu Pangan, diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan Adiono, Universitas Indonesia Press, Jakarta 3. Anonim, 1993, Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemists, Association of Official Analytical Chemists, Washington D.C 4. Fardiaz, S., 1989, Mikrobiologi Pangan, Pusat Antar Studi Pangan dan Gizi, IPB, Bogor 5. Parhusip, A.J.N., 2001, Produksi Senyawa Antimikrobia dari Beberapa Jenis Rempahrempah Khas Sumatera Utara dan Aplikasinya sebagai Bahan Pengawet, Pusat Antar Studi Pangan dan Gizi, IPB, Bogor 6. Pelczar, Jr., M.J., Chan, E.C.S., 1988, Dasardasar Mikrobiologi 2, diterjemahkan oleh Ratna S.H dan Teja Imas, Universitas Indonesia Press, Jakarta 7. Supratmi, 2003, Uji efektifitas Pengawet Alami Ekstrak Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii Bl) pada Produk Buah Kelengkeng (Euphoria longan L) dan Penetapan Kadar Vitamin C, Skripsi, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta 8. Murdiati, 1988, Bahan Pengawet dalam Minuman Ringan yang Dikemas dalam Kantong Plastik, PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta 9. Harris, R.S., Karmas, E., 1989, Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan, diterjemahkan oleh Suminar Achmadi, Penerbit ITB, Bandung 302

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Dalam praktikum ini membahas mengenai inokulum tape. Tape adalah sejenis panganan yang dihasilkan dari proses peragian ( fermentasi). Tape bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Kefir adalah susu yang difermentasi dengan Kefir Grains yang terdiri dari berbagai jenis bakteri asam laktat dan ragi. Kefir, sejenis susu fermentasi yang terbuat dari bakteri hidup.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman sari buah atau nektar, produk roti, susu, permen, selai dan jeli

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian

Lebih terperinci

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan Kelompok 3 Ade Juwita (109096000012) Chitta Putri Noviani (109096000007) Galuh Ilmia Cahyaningtyas (109096000011) Hafiz Akhyar (109096000034) Rahmawati

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra 240210080133 BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra 240210080133 BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Aging Keju. Keju terbuat dari bahan baku susu, baik susu sapi, kambing, atau kerbau. Proses pembuatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahu adalah salah satu jenis makanan yang banyak digemari masyarakat Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan protein. Karena itu, tahu

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR Effect of Using Additive to Microbiology Activities of Mozzarella Cheese Storage

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini

Lebih terperinci

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang TEKNIK PELAKSANAAN PERCOBAAN PENGARUH KONSENTRASI GARAM DAN BLANCHING TERHADAP MUTU ACAR BUNCIS Sri Mulia Astuti 1 Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang berpotensi ekonomi tinggi karena

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Fermentasi Kombucha. Kombucha merupakan sebagai minuman hasil fermentasi seduhan teh bergula yang mempunyai

Lebih terperinci

Pebrin Manurung PEMBAHASAN

Pebrin Manurung PEMBAHASAN Pebrin Manurung 242009032 PEMBAHASAN Selain sebagai pemanis, gula juga berperan sebagai pengawet karena mengurangi nilai aktivitas air (Aw). Walaupun gula ini berperan sebagai pengawet, tetapi bakteri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Praktikum kali ini membahas mengenai isolasi khamir pada cider nanas. Cider merupakan suatu produk pangan berupa minuman hasil fermentasi dengan kandungan alkohol antara 6,5% sampai sekitar

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mulai Maret 2011 sampai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer di Indonesia. Buah naga mengandung antara lain vitamin C, betakaroten, kalsium,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu laboratoris (in vitro). In vitro adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan dalam tabung reaksi, piring

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rempah basah (bawang putih, bawang merah, lengkuas, kunyit, dan jahe) serta rempah kering (kemiri, merica,

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Dalam praktikum ini yaitu mengisolasi bakteri Propionibacterium dari keju. Keju sendiri merupakan makanan yang dibuat dari dadih susu yang dipisahkan, yang diperoleh dengan penggumpalan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak daun sirih merah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Februari 2012, bertempat di Laboratorium Pengawasan Mutu Hasil Pertanian Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM Komariah Tampubolon 1), Djoko Purnomo 1), Masbantar Sangadji ) Abstrak Di wilayah Maluku, cacing laut atau laor (Eunice viridis)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen murni (Pure Eksperimen) pada skala laboratorium, dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan survei serta rancangan deskriptif dan eksploratif. B. Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1. BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Dari keseluruhan penjual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Berbagai jenis makanan dan minuman yang dibuat melalui proses fermentasi telah lama dikenal. Dalam prosesnya, inokulum atau starter berperan penting dalam fermentasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III A. Jenis Penelitian METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak kelopak bunga mawar yang diujikan pada bakteri P. gingivalis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian perbedaan jenis kemasan terhadap total bakteri dan sifat organoleptik ikan Pari asap yang diproduksi di Bandarharjo Semarang adalah eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belimbing wuluh merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia dan daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui sebagai tanaman pekarangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Saus Cabai Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabai (Capsicum sp) yang matang dan baik, dengan atau tanpa penambahan

Lebih terperinci

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase MURNI SARI, IDA BAGUS NGURAH SWACITA, KADEK KARANG AGUSTINA Laboratorium Kesmavet, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill) 10 BAB III MATERI DAN METODE Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill) dengan 3 jenis pemanis alami, dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017 di Laboratorium Kimia dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Laboratorium Pangan dan Gizi, Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Ditujukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

SKRIPSI. Ditujukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan PENGARUH JENIS PENGAWET DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN MIKROBIOLOGI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) SELAMA PENYIMPANAN THE EFFECT OF PRESERVATIVES AND STORAGE TEMPERATURES

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis. BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak buah Asam Jawa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah permen jelly pepaya yang terbuat dari pepaya varietas IPB 1 dengan bahan tambahan sukrosa, ekstrak rumput

Lebih terperinci

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh : LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya Oleh : VIVIT NILASARI RINTHA AMELIA LUTHFIYAH NUR SAFITRI VINA AULIA P1337431214018 P1337431214023 P1337431214024 P1337431214033 Prodi D4 GIZI Politeknik

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang. 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, dan Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat A. Penggunaan Siapa yang tidak kenal dengan selai? Bahan pelengkap dalam menyantap roti atau singkong rebus ini memiliki rasa yang manis dan terbuat dari buah segar. Tak hanya itu, variasi rasa dari selai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap dan ulangan yang dilakukan sebanyak empat kali Faktor pertama:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lay out penelitian I

Lampiran 1 Lay out penelitian I LAMPIRAN 65 Lampiran 1 Lay out penelitian I 66 Lampiran 2 B. humidicola tanpa N (A), B. humidicola dengann (B), P. notatum tanpa N (C), P. notatum dengan N (D), A. compressus tanpa N (E), A.compressus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minuman Sari Buah 1. Definisi Minuman sari buah adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan makanan yang

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK Bayu Nor Khotib 1, Yuliana Prasetyaningsih 2, Fitri Nadifah 3 1,2,3 D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti variabel bebas yaitu konsentrasi kunyit dan lama penyimpanan nasi kuning, juga variabel terikat yaitu daya

Lebih terperinci

Praktikum Pengaweta Makanan Minuman PENGARUH MACAM DAN KADAR ZAT PENGAWET TERHADAP MASA SIMPAN MAKANAN/MINUMAN

Praktikum Pengaweta Makanan Minuman PENGARUH MACAM DAN KADAR ZAT PENGAWET TERHADAP MASA SIMPAN MAKANAN/MINUMAN Praktikum Pengaweta Makanan Minuman PENGARUH MACAM DAN KADAR ZAT PENGAWET TERHADAP MASA SIMPAN MAKANAN/MINUMAN. Tujuan Praktikum. Mengetahui pengaruh macam zat pengawet terhadap masa simpan makanan / minuman.

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 32 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Teknologi Pakan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan variabel hendak diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA Sandy Saputra 05031381419069 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian Penelitian yang saya lakukan ini adalah tentang pembuatan susu prebiotik ubi jalar yang mengacu pada (Suhartini,

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae) SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae) THE CHEMICAL NATURE AND LEVEL (HARD CANDY) SARI NUTMEG (Myristica fragrans houtt

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan

Lebih terperinci

MANISAN BASAH BENGKUANG

MANISAN BASAH BENGKUANG MANISAN BASAH BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan  Metode Penelitian Sampel 16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

STERILISASI COCKTAIL NENAS DALAM CUP PLASTIK. Fachraniah, Elfiana, dan Elwina *) ABSTRAK

STERILISASI COCKTAIL NENAS DALAM CUP PLASTIK. Fachraniah, Elfiana, dan Elwina *) ABSTRAK Vol. 3 No.5, Juni 25 ISSN 693-248X STERILISASI COCKTAIL NENAS DALAM CUP PLASTIK Fachraniah, Elfiana, dan Elwina *) ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan pengemasan buah nenas olahan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BENZALKONIUM KLORIDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SUSU SAPI. Saeful Hidayat, Rival Ferdiansyah, Akhmad Depi Juniarto

PENGARUH PENGGUNAAN BENZALKONIUM KLORIDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SUSU SAPI. Saeful Hidayat, Rival Ferdiansyah, Akhmad Depi Juniarto PENGARUH PENGGUNAAN BENZALKONIUM KLORIDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SUSU SAPI Saeful Hidayat, Rival Ferdiansyah, Akhmad Depi Juniarto Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Abstrak Telah diamati efektivitas

Lebih terperinci

Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan

Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan VI. PEMBAHASAN Mikroorganisme berdasarkan pengaruh hidupnya terhadap kehidupan manusia terbagi menjadi dua yaitu mikroorganisme pathogen dan mikroorganisme non- pathogen. Mikroorganisme pathogen adalah

Lebih terperinci

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam

Lebih terperinci

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam HUBUNGAN ANTARA KADAR GARAM DAN KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA PADA MAKANAN TRADISIONAL RONTO DARI KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Meiliana Sho etanto Fakultas Farmasi Meilianachen110594@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi buah tropis di Indonesia cukup beragam, salah satu buah yang dibudidayakan adalah buah nanas yang cukup banyak terdapat di daerah Lampung, Subang, Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah jamur Fusarium oxysporum. Penelitian eksperimen yaitu penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C, ORGANOLEPTIK, DAN DAYA SIMPAN SELAI BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum) DAN PEPAYA (Carica papaya) YANG DITAMBAHKAN GULA PASIR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15

Lebih terperinci

Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C

Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C ERNI FIRDAMAYANTI Email : firdamayantierni@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian 25 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium jurusan pendidikan kimia dan laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo.

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci