SIMULASI SISTEM EKSITASI UNTUK KONDENSATOR SINKRON PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN
|
|
- Sugiarto Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SIMULASI SISTEM EKSITASI UNTUK KONDENSATOR SINKRON PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN Tejo Sukmadi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT Tejo Sukmadi, in paper a model of wind energy power generation excitation system will be simulated. The focuse was on the modelling and parameters optimization of the DCA type excitation systems for synchronous condenser as voltage regulation on the power plant. Excitation system optimization is made by using genetic algorithms method. The parameters optimization should have the optimal combination and the voltage regulation of wind energy power plants model find the best vale when there is a change in the wind speed. The simulation and analysis found that systems with excitation system parameterized combination of genetic algorithms experiment using crossovers opportunities 0.6 and mutations opportunities 0.03, which Ka = , Ke = 0.66, Kf = 0.0, Ta = 0.0, Te = 0.0 and Tf = is the best combination of excitation parameters obtained. By generating the ITAE value, over shoot,54%, steady state 0,44 s, the smallest voltage value after wind speed change is pu and the largest voltage value after wind speed change is.005 pu. Keywords : wind energy power generation, excitation system, synchronous condenser, genetic algorithms. PENDAHULUAN Teknologi pembangkit listrik tenaga angin pada dua dekade ini berkembang sangat pesat. Energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin memiliki banyak manfaat namun agar dapat dimanfaatkan pada banyak aplikasi dan sesuai secara ekonomis maka proses pembangkitan listrik sistem ini sendiri harus andal. Sistem ini harus memiliki efisiensi tinggi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pembangkit alternatif lain yang ada saat ini. Namun energi angin memiliki karakteristik yang berubah-ubah sehingga apabila output generator induksi dihubungkan pada jaringan akan menyebabkan transfer daya dan tegangan yang berubah-ubah. Sehingga permasalahan ini perlu dianalisa dan dikembangkan solusi pemecahannya. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah pengaturan kestabilan tegangan menggunakan sinkron. Kondensator sinkron merupakan motor sinkron yang beroperasi tanpa beban dimana komponen utama pembentukan profil tegangan terminal adalah sistem eksitasinya. Sistem eksitasi merupakan komponen yang sangat penting dalam pengoperasian mesin sinkron. Secara keseluruhan sistem eksitasi ini berperan dalam pengaturan daya reaktif dan meningkatkan sistem kestabilan tenaga listrik dengan tenaga angin. Pengaturan sistem eksitasi yang tepat dari sebuah sistem eksitasi dapat meningkatkan kestabilan dan keandalan sistem tenaga listrik. Sebaliknya pengaturan parameter yang tidak tepat pada sistem eksitasi dapat menurunkan keandalan sistem tenaga listrik. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh parameter Ka, Ke, Kf, Ta, Te, dan Tf sistem eksitasi tipe DCA standar IEEE yang digunakan pada sinkron menggunakan metode algoritma genetika. Dan membandingkan unjuk kerja sistem eksitasi sinkron dengan parameter Ka, Ke, Kf, Ta, Te, dan Tf yang diperoleh menggunakan teknik komputasi algoritma genetika dengan parameter Ka, Ke, Kf, Ta, Te, dan Tf dari contoh parameter jurnal IEEE pada kondisi perubahan kecepatan angin. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah pemodelan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan sistem eksitasi sinkron kedalam bentuk model simulink perangkat lunak MATLAB kemudian dianalisa berdasarkan kondisi sebelum sistem eksitasi dioptimasi dan sesudah dioptimasi. Berikut adalah penjelasan proses pembuatan model dan program optimasi sistem. Rangkaian Simulasi Rangkaian simulasi dari pengaturan tegangan pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan sinkron dapat dilihat pada gambar dan. Spesifikasi model yang digunakan antara lain, model turbin angin digunakan untuk mengkonversi energi angin menjadi energi kinetik yang kemudian dikonversi lagi menjadi energi listrik oleh generator. Model mesin induksi tiga fasa tipe squirrel cage (mesin induksi rotor sangkar bajing) yang digunakan sebagai generator induksi dengan kemampuan menghasilkan daya 60 kva, tegangan antar fasa 380 volt dan frekuensi listrik 50 Hertz. Nilai R s, L ls, R r, L lr, L m, Inertia, pole, dan Friction Factor berturut-turut adalah 0,0379 pu, 0,04775 pu, GEMA TEKNOLOGI Vol. 6 No. 4 Periode Oktober 0 - April 0 94
2 0,00778 pu, 0,04775 pu,,46 pu, 0,36 pu, pasang, dan 0,00876 pu Gambar 3. Model eksitasi tipe DCA Gambar. Model simulink sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa sinkron Gambar. Model simulink sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan sinkron Daya kapasitor yang dipilih adalah 9,3 kvar Sedangkan Consumer Load yang digunakan adalah beban resiftif tiga fasa dengan besar daya 80 kw. Model mesin sinkron yang digunakan dalam simulasi ini adalah model mesin sinkron dalam satuan pu (per unit) dengan daya 00 kva, tegangan antar fasa 380 volt dan frekuensi listrik 50 Hertz. Kondisi awal pada model mesin sinkron ini berdasarkan nilai awal pada MATLAB yaitu nilai arus sebesar 0,87 pu untuk tiap-tiap fasa dan tegangan medan pada rotor atau eksitasi sebesar,7455 pu. Nilai masukan daya mekanis yang diberikan pada model mesin sinkron bernilai 0 kw. Pemodelan Sistem Eksitasi Fungsi utama sebuah sistem eksitasi adalah untuk menyediakan arus searah (AS/DC) ke kumparan medan mesin sinkron. Selain itu, sistem eksitasi melakukan kontrol dan fungsi perlindungan untuk kehandalan performa sistem listrik dengan cara mengatur tegangan medan dan arus medan. Dalam penelitian ini, sistem eksitasi yang dibahas adalah sitm eksitasi tipe DCA seperti yang diperlihatkan pada gambar 4. Model eksitasi tipe DCA merepresentasikan exciter DC komutator pengatur medan, dengan respon pengatur tegangan yang berkelanjutan. Eksitasi bisa saja merupakan eksitasi terpisah ataupun eksitasi tunggal, meskipun tipe eksitasi sendiri menjadi tipe yang lebih biasa. Jika eksitasi adalah eksitasi sendiri K E dipilih sehingga pada awalnya V R = 0, V R merepresentasikan aksi operator untuk melacak pengatur tegangan yaitu dengan secara periodik memangkas nilai error melalui setelan rheostat tipe shunt. Sinyal input utama ke masing-masing sistem eksitasi adalah output V C dari tranduser. Pada titik penjumlahan pertama, sinyal V C dikurangi dari referensi pengatur voltase V ref dan output V S dari sistem penstabil kekuatan, jika digunakan, ditambahkan untuk menghasilkan sinyal penggerak yang mengatur sistem eksitasi. Sinyal tambahan, seperti halnya pembatas output eksitasi (V UEL ), hanya berperan selama kondisi ekstrim atau tidak biasa. Di bawah keadaan stabil, V S =0 dan V R bernilai tidak biasa untuk kondisi mesin sinkron berbeban sehingga sinyal error menghasilkan medan voltase E fd ysng diperlukan. Perancangan model sistem eksitasi dalam penelitian ini merencanakan besar konstanta penguatan untuk sistem Amplifier (Ka dan Ta), Exciter (Ke dan Te), dan Stabilizer/Regulator (Kf dan Tf). Model standar yang digunakan adalah sistem eksitasi tipe DCA standar IEEE Model sistem eksitasi yang digunakan pada rangkaian simulasi MATLAB adalah sebagai berikut. Gambar 4. Model sistem eksitasi TIPE DCA pada MATLAB 95 GEMA TEKNOLOGI Vol. 6 No. 4 Periode Oktober 0 - April 0
3 Pembuatan Program Optimasi Pada penelitian ini, metodi optimasi yang digunakan adalah teknik komputaasi algoritma genetika. Algoritma genetika menggunakan analogi secara langsung dari kebiasaaan yang alami yaitu seleksi alam. Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri dari individu individu, yang masing masing individu mempresentasikan sebuah solusi yang mungkin bagi persoalan yang ada. Dalam kaitan ini, individu dilambangkan dengan sebuah nilai fitness yang akan digunakan untuk mencari solusi terbaik dari persoalan yang ada. Siklus dalam algoritma genetika dapat disederhanakan seperti terlihat pada gambar 5 berikut. IIIIIIII = tt ss tt=0,tt+ tt tt εε(tt) () dimana tt adalah lebar cuplikan waktu simulasi. Mulai Input data algoritma genetika Inisialisasi Populasi Awal Dekodekan Kromosom POPULASI AWAL EVALUASI FITNESS SELEKSI INDIVIDU Proses simulasi program Hitung Nilai Fitness Tidak Pemilihan Individu Terbaik POPULASI BARU PINDAH SILANG DAN MUTASI Linear Fitness Ranking Roulette Wheel Gambar 5. Siklus Algoritma Genetika Dalam penerapan algoritma genetika, ada beberapa parameter yang dilibatkan, di mana parameter ini menentukan kesuksesan suatu proses optimasi. Jenis parameter yang digunakan bergantung pada permasalahan yang diselesaikan, namun ada beberapa parameter yang menjadi standar, yaitu: Ukuran populasi (pop_size) Probabilitas crossover (p c ) Probabilitas mutasi (p m ) Program ini dibuat dalam 9 tahap, Tahap-tahap tersebut dirumuskan dalam diagram alir yang ditunjukkan oleh gambar 9. Pada program optimasi, fungsi objektif digunakan untuk mengetahui atau mengukur secara kualitatif seberapa baik solusi yang dihasilkan atau model yang terbentuk berdasarkan tujuan perencanaan sedangkan fungsi fitness digunakan untuk mengetahui secara kualitatif solusi yang dihasilkan berdasarkan fungsi objektif dan pelanggaran kendala (Constraints Violance). Dalam pemodelan sistem eksitasi fungsi objektif dibentuk berdasarkan akumulasi kesalahan tanggapan sistem dalam suatu durasi waktu simulasi tertentu. Teori yang mendukung pembentukan fungsi objektif adalah, kinerja suatu sistem kontrol terukur berdasarkan metode ITAE (Integral of Time Multiplied by Absolute Error) atau besar akumulasi kesalahan tanggapan sistem dikalikan dengan waktu untuk satu periode simulasi, secara matematis perhitungan diskrit dapat dirumuskan seperti pada persamaan berikut. Pindah Silang Mutasi Populasi Baru Generasi = Generasi Maksimum Ya Selesai Gambar 6. Diagram alir program optimasi PENGUJIAN DAN ANALISA Simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa sinkron dan dengan sinkron Simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa sinkron kondisi kecepatan angin tetap Gambar 7. Tegangan terminal (Vabc) pada simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa sinkron kondisi angin tetap GEMA TEKNOLOGI Vol. 6 No. 4 Periode Oktober 0 - April 0 96
4 Gambar 8. Daya generator turbin dan daya beban pada simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa sinkron kondisi angin tetap Simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa sinkron kondisi kecepatan angin berubah Gambar 9. Tegangan terminal (Vabc) pada simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa sinkron kondisi angin berubah Gambar 0. Daya generator turbin dan daya beban pada simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa sinkron kondisi angin berubah Simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan sinkron Gambar. Daya generator turbin dan daya beban pada simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan sinkron kondisi angin berubah Simulasi Optimasi Sistem Eksitasi Simulasi Optimasi Sistem Eksitasi Kombinasi Parameter Algen Pada simulasi ini, parameter sistem eksitasi sinkron pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin serta parameter algoritma genetika jumlah generasi (MaxG) dan jumlah populasi (UkPop) pada nilai awal.sedangkan peluang pindah silang (Psilang) dimasukkan sebesar 0,8 dan peluang mutasi (Pmutasi) sebesar 0,, 0,070, 0,048, 0,03, dan 0,06. Hasil dari simulasi diperoleh data seperti yang ditunjukkan tabel. Kombinasi parameter Ka, Ke, Kf, Ta, Te dan Tf terbaik dapat ditentukan dengan memilih kombinasi dengan nilai ITAE paling kecil. Dari tabel diatas diperoleh kombinasi terbaik adalah percobaan kedua kombinasi parameter algen dengan peluang pindah silang 0,8 dan peluang mutasi 0,03. Simulasi Optimasi Sistem Eksitasi Kombinasi Parameter Algen Pada simulasi ini, peluang pindah silang (Psilang) dimasukkan sebesar 0,7 dan peluang mutasi (Pmutasi) sebesar 0,, 0,070, 0,048, 0,03, dan 0,06. Hasil dari simulasi diperoleh data seperti yang ditunjukkan tabel. Dari tabel diatas diperoleh kombinasi terbaik adalah percobaan kedua kombinasi parameter algen dengan peluang pindah silang 0,7 dan peluang mutasi 0,048. Simulasi Optimasi Sistem Eksitasi Parameter Algen 3 Pada simulasi ini, peluang pindah silang (Psilang) dimasukkan sebesar 0,6 dan peluang mutasi (Pmutasi) sebesar 0,, 0,070, 0,048, 0,03, dan 0,06. Hasil dari simulasi diperoleh data seperti yang ditunjukkan tabel 3. Gambar. Tegangan terminal (Vabc) pada simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan sinkron kondisi angin berubah 97 GEMA TEKNOLOGI Vol. 6 No. 4 Periode Oktober 0 - April 0
5 Tabel Hasil simulasi optimasi sistem eksitasi dengan peluang pindah silang 0,8 Nilai peluang Percobaan ITAE Nilai parameter sistem eksitasi mutasi 7,366 Ka = 7,8469, Ke = 0,493, Kf = 0,0, Ta = 0,09, Te = 0,0, dan Tf = 0,384 0, 5,04 Ka = 5,9943, Ke = 0,5968, Kf = 0,048, Ta = 0,058, Te = 0,0, dan Tf 0 = 0,646 0,368 Ka = 65,06, Ke = 0,6084, Kf = 0,0, Ta = 0,048, Te = 0,09, dan Tf = 5 0,4808 0,070,355 Ka = 66,568, Ke = 0,6075, Kf = 0,09, Ta = 0,09, Te = 0,0, dan Tf = 0,7854,506 Ka = 90,6994, Ke = 0,694, Kf = 0,079, Ta = 0,446, Te = 0,0, dan Tf 4 = 0,936 0,048 0,940 Ka = 5,906, Ke = 0,797, Kf = 0,079, Ta = 0,093, Te = 0,0, dan Tf 7 =, ,078 Ka = 98,743, Ke = 0,688, Kf = 0,000, Ta = 0,09, Te = 0,000, dan 5 Tf = 0,668 0,03 5,95 Ka = 8,4043, Ke = 0,6007, Kf = 0,0, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan Tf = 4 0, ,49 Ka = 59,90, Ke = 0,60, Kf = 0,338, Ta = 0,0796, Te = 0,409, dan Tf = 0,7467 0,06 30,8 Ka = 86,748, Ke = 0,58, Kf = 0,338, Ta = 0,9894, Te = 0,055, dan 3 Tf = 0,9990 Tabel Hasil simulasi optimasi sistem eksitasi dengan peluang pindah silang 0,7 Nilai peluang Percobaan ITAE Nilai parameter sistem eksitasi mutasi 40,98 Ka = 43,444, Ke = 0,4973, Kf = 0,055, Ta = 0,087, Te = 0,0, dan 64 Tf = 0,696 0, 3,50 Ka = 57,7703, Ke = 0,5040, Kf = 0,058, Ta = 0,09, Te = 0,039, 88 dan Tf = 0,554 Ka = 97,7377, Ke = 0,6055, Kf = 0,09, Ta = 0,045, Te = 0,00, 3,96 dan Tf = 0,05 0,070 8,64 Ka = 45,4533, Ke = 0,5968, Kf = 0,0, Ta = 0,039, Te = 0,0, dan Tf 3 = 0,50 8,65 Ka = 98,404, Ke = 0,668, Kf = 0,0, Ta = 0,09, Te = 0.0, dan 3 Tf = 0,4934 0,048 6,49 Ka = 73,6064, Ke = 0,65, Kf = 0,0, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan Tf = 5 0,5659 7,90 Ka = 98,404, Ke = 0,4895, Kf = 0,0, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan Tf 38 = 0,435 0,03 30,94 Ka = 60,5354, Ke = 0,503, Kf = 0,058, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan 4 Tf = 0, ,53 Ka = 8,0543, Ke = 0,60, Kf = 0,0409, Ta = 0.08, Te = 0,0, dan 00 Tf = 0,075 0,06,96 Ka = 90,9508, Ke = 0,558, Kf = 0,078, Ta = 0,08, Te = 0,0, dan 8 Tf = 0,9884 GEMA TEKNOLOGI Vol. 6 No. 4 Periode Oktober 0 - April 0 98
6 Tabel 3 Hasil simulasi optimasi sistem eksitasi dengan peluang pindah silang 0,6 Nilai Percobaan ITAE Nilai parameter sistem eksitasi peluang mutasi 3, Ka = 4,934, Ke = 0,4953, Kf = 0,09, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan Tf 96 = 0,6887 0, 3,9 Ka = 64,8086, Ke = 0,5756, Kf = 0,039, Ta = 0,0, Te = 0,09, dan Tf 335 = 0,68 63,3 Ka = 85,693, Ke = 0,64, Kf = 0,045, Ta = 0,048, Te = 0,06, dan 008 Tf = 0,465 0,070 3, Ka = 83,66, Ke = 0,636, Kf = 0,039, Ta = 0,097, Te = 0,0, dan Tf 50 = 0,7844 5, Ka = 60,7867, Ke = 0,6336, Kf = 0,079, Ta = 0,5939, Te = 0,0, dan Tf 09 = 0,934 0,048 37,7 Ka = 99,4973, Ke = 0,6307, Kf = 0,338, Ta = 0,936, Te = 0,0409, dan 955 Tf = 0,993 93,6 Ka = 6,9994, Ke = 0,575, Kf = 0,338, Ta = 0,076, Te = 0,058, dan 303 Tf = 0,999 0,03 5,6 Ka = 97,350, Ke = 0,66, Kf = 0,0, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan Tf = 604 0,678 39,3 Ka = 89,9, Ke = 0,5060, Kf = 0,338, Ta = 0,9304, Te = 0,006, dan 446 Tf = 0,997 0,06 39,3 Ka = 3,68, Ke = 0,4654, Kf = 0,0338, Ta = 0,607, Te = 0,006, 54 dan Tf = 0,998 Tabel 4 Hasil simulasi optimasi sistem eksitasi dengan peluang pindah silang 0,5 Nilai Percobaan ITAE Nilai parameter sistem eksitasi peluang mutasi 40,9 Ka = 65,67, Ke = 0,500, Kf = 0,077, Ta = 0,09, Te = 0,006, 93 dan Tf = 0,4895 0, 3,8 Ka = 6,79, Ke = 0,584, Kf = 0,039, Ta = 0,068, Te = 0,097, 365 dan Tf = 0,707 9,0 Ka = 9,7049, Ke = 0,63, Kf = 0,0, Ta = 0,09, Te = 0,0, dan Tf = 0,4944 0,070 9,3 Ka = 5,3439, Ke = 0,577, Kf = 0,0, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan Tf = 64 0,47 6,8 Ka = 96,9836, Ke = 0,6384, Kf = 0,0, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan Tf = 33 0,703 0,048 9, Ka = 9,9563, Ke = 0,50, Kf = 0,068, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan Tf 377 = 0,6075 4,3 Ka = 7,035, Ke = 0,5040, Kf = 0,0, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan Tf = 595 0,4083 0,03 98,7 Ka = 45,37, Ke = 0,739, Kf = 0,079, Ta = 0,087, Te = 0,0, dan 30 Tf = 0,996 06, Ka = 8,6554, Ke = 0,353, Kf = 0,079, Ta = 0,0477, Te = 0,0, dan 099 Tf = 0,9845 0,06 38,6 Ka = 56,007, Ke = 0,49, Kf = 0,338, Ta = 0,3445, Te = 0,087, 56 dan Tf = 0, GEMA TEKNOLOGI Vol. 6 No. 4 Periode Oktober 0 - April 0
7 Tabel 5 Perbandingan performansi tegangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa dan dengan sinkron Pembangkit tanpa Pembangkit dengan No Performansi sinkron parameter sistem eksitas dari jurnal IEEE Rise time (s),45,4 Over Shoot (%) Steady state (s) -,5 4 Tegangan terkecil setelah perubahan 0, kecepatan angin (pu) 5 Tegangan terbesar setelah perubahan kecepatan angin (pu) 0,864,035 Tabel 6 Perbandingan performansi tegangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan sinkron parameter jurnal IEEE dan parameter hasil optimasi Model sistem Pem-bangkit parameter sistem eksitasi dari jurnal IEEE parameter sistem eksitasi kombinasi parameter sistem eksitasi kombinasi parameter sistem eksitasi kombinasi 3 parameter sistem eksitasi kombinasi 4 Performasi ITAE 840,698 5,954 6,495 5,6604 6,833 Rise time (s),4 0,64 0,7 0,7 0,7 Over Shoot (%) 4,8,64,54,33 Steady state (s),5 0,47 0,47 0,44 0,50 Tegangan terkecil setelah perubahan 0,96 0,9957 0,9955 0,9957 0,9958 kecepatan angin (pu) Tegangan terbesar setelah perubahan,035,006,006,005,003 kecepatan angin (pu) Dari tabel 3 diatas kombinasi terbaik adalah percobaan kedua kombinasi parameter algen dengan peluang pindah silang 0,6 dan peluang mutasi 0,03. Simulasi Optimasi Sistem Eksitasi Kombinasi Parameter Algen 4 Pada simulasi ini, peluang pindah silang (Psilang) dimasukkan sebesar 0,5 dan peluang mutasi (Pmutasi) sebesar 0,, 0,070, 0,048, 0,03, dan 0,06. Hasil dari simulasi diperoleh data seperti yang ditunjukkan tabel 4. Dari tabel 4 diatas diperoleh kombinasi terbaik adalah percobaan pertama kombinasi parameter algen dengan peluang pindah silang 0,5 dan peluang mutasi 0,048. Perbandingan Unjuk Kerja Perbandingan Performansi Tegangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa dan dengan sinkron Dari tabel 5, gambar dan 4 diketahui bahwa saat Pembangkit Listrik Tenaga Angin mulai beroperasi dengan kecepatan angin 0 m/s kedua membutuhkan waktu lebih dari s untuk mendekati nilai tegangan pu. Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan sinkron menunjukkan nilai rise time yang lebih baik yaitu,4 s dibandingkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa sinkron. Pada saat terjadi perubahan kecepatan angin, kedua model sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan respon yang berbeda. Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa sinkron menghasilkan tegangan yang mengikuti perubahan kecepatan angin, hal ini dikarenakan nilai GEMA TEKNOLOGI Vol. 6 No. 4 Periode Oktober 0 - April 0 00
8 tegangan yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Angin tanpa dipengaruhi langsung oleh besarnya torsi masukkan generator induksi dari turbin angin. Sedangkan pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan tegangan yang dihasilkan masih mendekati pu, dimana tegangan terkecilnya 0,96 pu dan terbesarnya,035 pu, hal ini dikarenakan adanya sinkron yang memberikan daya reaktif secara otomatis yang besarnya disesuaikan dengan perubahan tegangan terhadap nilai rujukan yaitu pu. Namun hasil ini masih bias diperbaiki karena osilasi dan penurunan saat perubahan melebihi %. Perbandingan Performansi Tegangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan sinkron Parameter Jurnal IEEE dan Parameter Hasil Optimasi Tabel 6 menunjukkan bahwa saat Pembangkit Listrik Tenaga Angin mulai beroperasi dengan kecepatan angin 0 m/s model sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan parameter sistem eksitasi sinkron dari jurnal IEEE membutuhkan waktu lebih dari s untuk mendekati nilai tegangan pu sedangkan model sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan parameter sistem eksitasi sinkron dari hasil optimasi hanya membutuhkan wakru kurang dari 0,8 s. Dari parameter lain juga menunjukkan bahwa dengan parameter model sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan parameter sistem eksitasi sinkron dari hasil optimasi memiliki performa lebih baik dibandingkan dengan s model sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan parameter sistem eksitasi sinkron dari jurnal IEEE. Pada saat terjadi perubahan kecepatan angin memberikan respon yang berbeda-beda. Perbedaan respon dari model sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dipengaruhi oleh kinerja sistem eksitasi sinkron yang menghasilkan daya reaktif, Besarnya nilai daya reaktif yang dihasilkan oleh sinkron secara otomatis disesuaikan dengan perubahan tegangan terhadap nilai rujukan yaitu pu. Semakin cepat respon dari sinkron memberikan nilai daya reaktif yang sesuai agar tegangan tetap mendekati pu, maka semakin baik performa dari sinkron tersebut. Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa dengan sinkron berparameter sistem eksitasi kombinasi 3 yang memberikan respon keluaran tegangan yang baik dibandingkan dengan yang lainnya. Gambar 3. Tegangan terminal (Vabc) pada simulasi optimasi sistem eksitasi sinkron Pembangkit Listrik Tenaga Angin kombinasi parameter algen 3 Gambar 4. Daya generator turbin dan daya beban pada simulasi optimasi sistem eksitasi sinkron Pembangkit Listrik Tenaga Angin kombinasi parameter algen 3 Model ini lebih baik dengan nilai ITAE paling kecil (5,6604), waktu steady state terbaik (0,44s) dan osilasi serta penurunan tegangan saat perubahan kecepatan angin kurang dari % (rata-rata 0,75%). KESIMPULAN Berdasarkan pengujian dan analisa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan sinkron berparameter sistem eksitasi kombinasi algoritma genetika 3 (percobaan kedua kombinasi parameter algen dengan peluang pindah silang 0,6 dan peluang mutasi 0,03) yaitu Ka = 97,350, Ke = 0,66, Kf = 0,0, Ta = 0,0, Te = 0,0, dan Tf = 0,678 merupakan kombinasi parameter eksitasi terbaik yang diperoleh pada pengujian. Model tersebut menunjukkan performasi yang lebih baik juga dari model sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan sinkron berparameter sistem eksitasi dari contoh parameter sistem eksitasi IEEE (Ka = 46, Ke =, Kf = 0,, Ta = 0.06, Te = 0,46, dan Tf =.0). Analisa perfomasi antara hasil optimasi dan sebelum optimas menunjukkan perbandingan nilai ITAE yaitu 5,6604 berbanding 840,698, rise time yaitu 0,7 s berbanding,4 s, over shoot yaitu,54% berbanding 4%, steady state yaitu 0,44 s berbanding,5 s, tegangan terkecil setelah perubahan kecepatan 0 GEMA TEKNOLOGI Vol. 6 No. 4 Periode Oktober 0 - April 0
9 angin yaitu 0,9957 pu berbanding 0,96 pu dan tegangan terbesar setelah perubahan kecepatan angin yaitu,005 pu berbanding,035 pu. Untuk pengembangan lebih lanjut diperlukan penelitian menggunakan menggunakan metode yang lain misalnya metode logika fuzzy atau dikembangkan lebih lanjut degan sistem eksitasi tipe lain selain tipe DCA. Atau pengembangan model Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan pengaturan frekuensi sistem dan besar beban yang berubah-ubah. DAFTAR PUSTAKA. Cahyo, R. Dwi. Robandi, Imam Optimisasi Parameter Sistem Eksitasi IEEE Type ST Menggunakan Genetic Algorithm. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 006 (SNATI 006). Yogyakarta, 7 Juni.. Elivina, Winna Analisa Karakteristik Pengaturan VAR Pada Generator Induksi Berpenguat Sendiri Menggunakan Kondensor Sinkron. Depok: Universitas Indonesia. 3. IEEE Recommended Practice for Excitation System Models for Power System Stability Studies,IEEE Standard , Kundur, Prabha Power System Stability and Control. California: McGraw- Hill. 5. Mobarak, Youssef A. A Simulink Multi-Band Power System Stabilizer. Egypt : South Valley University. 6. Nasution, Nasir Andi Hakim. 00. Pengaruh Pembebanan Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Generator Induksi Penguatan Sendiri Kompensasi Tegangan Menggunakan Kapasitor (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik Ft-USU). Medan : Universitas Sumatera Utara. 7. Saadat, Hadi Power System Analysis. Singapura : McGraw-Hill. 8. Suyanto Algoritma Genetika dalam MATLAB. Yogyakarta : Penerbit ANDI. 9. Wildi, Theodore. 98. Electrical Machines, Drives, And Power System, Third Edition. USA: Prentice Hall International, INC. 0. Yan, Chuan. 0. Hardware Implementation of an AIS-Based Optimal Excitation Controller for an Electric Ship. IEEE Transactions On Industry Applications, Vol.47, No., March/April 0. GEMA TEKNOLOGI Vol. 6 No. 4 Periode Oktober 0 - April 0 0
OPTIMASI PARAMETER SISTEM EKSITASI UNTUK KONDENSOR SINKRON SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB)
OPTIMASI PARAMETER SISTEM EKSITASI UNTUK KONDENSOR SINKRON SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU () Maman Suryawan, Tedjo Sukmadi, Susatyo Handoko 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER SISTEM EKSITASI UNTUK KONDENSOR SINKRON SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB)
OPTIMASI PARAMETER SISTEM EKSITASI UNTUK KONDENSOR SINKRON SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB) Maman Suryawan *), Tedjo Sukmadi *), Susatyo Handoko *) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID
JURNAL INTAKE---- Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2014 Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID Alamsyah Ahmad Teknik Elektro,
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON
ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON Indra Adi Permana 1, I Nengah Suweden 2, Wayan Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT
SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Gahara Nur Eka Putra NRP : 1022045 E-mail : bb.201smg@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciPERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU
PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU Heru Dibyo Laksono 1, Noris Fredi Yulianto 2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Andalas Email : heru_dl@ft.unand.ac.id
Lebih terperinciOptimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA)
Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA) TEKNIK SISTEM TENAGA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Generator sinkron merupakan alat listrik yang berfungsi mengkonversikan energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis berupa putaran tersebut
Lebih terperinciyaitu kestabilan sistem tenaga saat mengalami gangguan-gangguan yang kecil. mengganggu keserempakan dari sistem tenaga.
Pada penelitian ini jenis kestabilan yang diteliti adalah small signal stability, yaitu kestabilan sistem tenaga saat mengalami gangguan-gangguan yang kecil. Berbeda dengan gangguan transien yang jarang
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR
ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi
Lebih terperinciPemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil
Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Nyein Nyein Soe*, Thet Thet Han Yee*, Soe Sandar Aung* *Electrical Power Engineering Department, Mandalay Technological University,
Lebih terperinciperalatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,
1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik meningkat mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan pertumbuhan di segala sektor industri yang mengarah ke modernisasi. Dalam sebagian besar industri, sekitar
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Generator merupakan peralatan utama dalam proses pembangkitan tenaga listrik. Poin penting dalam menyuplai daya ke suatu sistem (beban). Proses pembangkitan tenaga
Lebih terperinciVol: 4, No.1, Maret 2015 ISSN: ANALISA PERFORMANSI TANGGAPAN TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER
Vol: 4, No.1, Maret 215 ISSN: 232-2949 ANALISA PERFORMANSI TANGGAPAN TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER Heru Dibyo Laksono 1, Adry Febrianda 2 1 Staff Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciOPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA
OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA I Made Wartana, Mimien Mustikawati Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi umat manusia. Tanpa energi listrik manusia akan mengalami kesulitan dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari.
Lebih terperinciRESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVENSIONAL DAN GOVERNOR FUZZY LOGIC
RESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVEIONAL DAN GOVERNOR FUY LOGIC Yusnaini Arifin* * Abstract This paper aims to know how the conventional and fuzzy logic governor respons by load/disturbance
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)
ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR) Indar Chaerah Gunadin Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin Abstrak Perubahan daya reaktif yang disuplai ke beban
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015
ANALISA KESTABILAN TANGGAPAN TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER DENGAN BANTUAN PERANGKAT LUNAK MATLAB Heru Dibyo Laksono 1 Doohan Haliman 2 Aidil Danas 3 ABSTRACT This journal
Lebih terperinciPERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.., No.2, September 20 PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Rika Favoria Gusa Dosen Jurusan Teknik Elektro UBB Bangka Belitung, Indonesia
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI
ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT USU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangkit tenaga listrik, kestabilan tegangan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi sistem tegangan. Ketidakstabilan
Lebih terperinciStudi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia
Lebih terperinciRancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)
Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative) Koko Joni* 1, Achmad Fiqhi Ibadillah 2, Achmad Faidi 3 1,2,3 Teknik Elektro,
Lebih terperinciPemodelan dan Analisa Sistem Eksitasi Generator
Vol. 2 No. Maret 24 ISSN : 854-847 Pemodelan dan Analisa Sistem Eksitasi Generator Heru Dibyo Laksono,*), M. Revan ), Azano Rabirahim ) ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang
Lebih terperinciJURNAL INTAKE---- Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2013 ISSN:
JURNAL INTAKE---- Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2013 ISSN: 2087-4286 Desain Proporsional Integrator Defferensiator (PID) Controller Dengan Tunning Firefly Algorithm Untuk Load Frequency Control (LFC) Pada Pembangkit
Lebih terperinciOptimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) Pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Firefly Algorithm (FA)
PROSEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, JUNI 23 Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) Pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Firefly Algorithm (FA)
Lebih terperinciTabarok et al., Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor... 35
Tabarok et al., Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor... 35 Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor pada Sistem Distribusi Radial Menggunakan Metode Genetic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kendali PID paling banyak digunakan dalam pengendalian di industri. Keberhasilan pengendali PID tergantung ketepatan dalam menentukan konstanta (penguatan) PID
Lebih terperinciPERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)
PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Wahri Sunanda 1), Rika Favoria Gusa 2) 1) 2) Teknik Elektro Universitas Bangka Belitung ABSTRAK PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK
Lebih terperinciOptimasi Kontrol Motor Induksi Menggunakan Metode Fuzzy Dan Algoritma Genetika
Optimasi Kontrol Motor Induksi Menggunakan Metode Fuzzy Dan Algoritma Genetika Rahman Aulia Universitas Sumatera Utara Medan, Indonesia rahmanaulia50@gmail.com Muhammad Zarlis Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Distributed generation adalah sebuah konsep teknologi pembangkit energi listrik dengan kapasitas kecil yang dapat dioperasikan dengan memanfaatkan potensi sumber
Lebih terperinciSISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam
SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan
Lebih terperinciTeknik Tenaga Listrik(FTG2J2)
Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1
Lebih terperinciPENEMPATAN FILTER PASIF PARALEL UNTUK MEREDUKSI HARMONISA TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA
PENEMPATAN FILTER PASIF PARALEL UNTUK MEREDUKSI HARMONISA TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Pramudya Nur Perdana *), Mochammad Facta, and Susatyo Handoko Jurusan Teknik
Lebih terperinciKeyword : capacitor, genetic algorithm, power factor, and voltage. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP Semarang 2
Makalah Seminar Tugas Akhir OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA DAN TEGANGAN Hadha Alamajibuwono 1, Tedjo Sukmadi 2, Susatyo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi listrik telah menjadi kebutuhan utama bagi industri hingga kebutuhan rumah tangga. Karena itu diperlukan suatu pembangkit tenaga listrik yang kontinu
Lebih terperinciPerancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel
Vol. 21 No. 3 Oktober 214 ISSN : 854-8471 Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel Heru Dibyo Laksono 1,*), M. Revan 1) 1 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA
PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,
Lebih terperinciDOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :
DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP : 2210105016 1. PENDAHULUAN 2. TEORI PENUNJANG 3. PEMODELAN SISTEM 4. ANALISA
Lebih terperinciOptimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi
Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Rahman Aulia Universitas Sumatera Utara Pasca sarjana Fakultas Ilmu Komputer Medan, Indonesia Rahmanaulia50@gmail.com Abstract
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA. Elfizon. Abstract
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA Elfizon Abstract This paper aimed to analyze the effect of changing excitation current to the armature
Lebih terperinciPemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Kendali Pi
Received : March 2017 Accepted: March 2017 Published : April 2017 Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Kendali Pi Hilmansyah 1, Risty Jayanti Yuniar 2, Ramli 3 1 Teknik Elektro, Politeknik
Lebih terperinciOPTIMISASI KONSUMSI DAYA MULTI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PENGGERAK POMPA AIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA
OPTIMISASI KONSUMSI DAYA MULTI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PENGGERAK POMPA AIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA ACHMAD SYAHID 220920 1 0 03 Dosen Pembimbing Prof. Ir. Mochamad Ashari, M. Eng, PhD. Heri Suryoatmojo,
Lebih terperinciKarakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron
Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron Oleh: Luthfi Rizal Listyandi I. Latar Belakang Salah satu potensi sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan guna mewujudkan
Lebih terperinciANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)
ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) Agus Supardi 1, Tulus Wahyu Wibowo 2, Supriyadi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciHamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,
Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Kontrol Fuzzy Logic Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, email: fikrihamzahahlul@gmail.com Subuh Isnur Haryudo Jurusan Tehnik
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban
JUNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-170 Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban Baghazta
Lebih terperinciDiah Ayu Oktaviani et al., PID Ziegler Nicholz Untuk Pengendalian Load Frequency Control PLTU Paiton Baru
1 PID ZIEGLER NICHOLS UNTUK PENGENDALIAN LOAD FREQUENCY CONTROL DI PLTU PAITON BARU (PID ZIEGLER NICHOLS FOR CONTROL LOAD FREQUENCY CONTROL IN PLTU PAITON BARU) Diah Ayu Oktaviani, Dedy Kurnia Setiawan,
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. mikrohidro (PLTMh) contohnya yang banyak digunakan di suatu daerah terpencil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Distributed generation (DG) banyak dikembangkan di seluruh dunia sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kelistrikan yang ada di daerah terpencil. Biasanya
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON
ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Irpan Rosidi Tanjung, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI
ANALISA ENGARUH BESAR NILAI KAASITOR EKSITASI TERHADA KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN ADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) ENGUATAN SENDIRI Muhammad Habibi Lubis, Masykur Sjani Konsentrasi Teknik
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah
Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah
Lebih terperinciKOORDINASI PENGENDALI EKSITASI DAN GOVERNOR DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstrak
Kode Makalah M-3 KOORDINASI PENGENDALI EKSITASI DAN GOVERNOR DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Toto sukisno * Agus Maman Abadi ** Giri Wiyono * * Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY Kampus Karangmalang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik di Indonesia pada umumnya merupakan pembangkit listrik thermal. Kebutuhan pembangkit thermal terhadap bahan bakar fosil dengan jumlah ketersediaan
Lebih terperinciSISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER
SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan industri pada zaman modern ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan energi listrik. Hampir seluruh peralatan penunjang industri
Lebih terperinciANALISIS PERFORMA GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TIGA PHASA PADA KONDISI STEADY STATE
TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMA GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TIGA PHASA PADA KONDISI STEADY STATE (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan membahas tentang pemodelan perancangan sistem, hal ini dilakukan untuk menunjukkan data dan literatur dari rancangan yang akan diteliti. Selain itu, perancangan
Lebih terperinciOPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN
OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Azimatul Khulaifah 2209 105 040 Bidang Studi Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Dosen Pembimbing : Dosen
Lebih terperinciSIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL
SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL Y. Arifin Laboratorium Mesin Mesin Listrik, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tadulako Email: yusnaini_arifin@yahoo.co.id Abstrak Tulisan
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T
PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT
SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Mart Christo Belfry NRP : 1022040 E-mail : martchristogultom@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciSimulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos
Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.
Lebih terperinciKata kunci : Governor, load frequency control, fuzzy logic controller
ABSTRAK Sistem tenaga listrik yang baik merupakan suatu sistem yang dapat melayani permintaan beban secara berkelanjutan serta tegangan dan frekuensinya stabil. Kondisi sistem yang stabil sebenarnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik dewasa ini menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Teknologi dan ilmu pengetahuan yang tidak pernah henti perkembangannya mendorong
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26
Analisa Perbandingan Efisiensi Energi Dari Penempatan Rangkaian Pengontrol Kecepatan Motor Induksi Kapasitor Running Satu Fasa, 220 Volt, 30 Watt, 1370 RPM, Yang Terhubung Pada Suplai Dengan Yang Terhubung
Lebih terperinciPENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP) PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Agung Warsito, Mochammad Facta, M Anantha B P a.warsito@elektro.ft.undip.ac.id,
Lebih terperinciOptimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar
Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar Soni Irawan Jatmika 2210 105 052 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. 2. Heri Suryoatmojo, ST. MT.
Lebih terperinciMARTUA NABABAN NIM:
TUGAS AKHIR ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUATAN SENDIRI DENGAN MENGGUNAKAN STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk dapat meraih suatu tujuan yang dikehendaki, akhir akhir ini dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat meliputi kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN SRM (switched reluctance motor) atau sering disebut variable reluctance motor adalah mesin listrik sinkron yang mengubah torsi reluktansi menjadi daya mekanik. SRM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya tambahan sumber pembangkit energi listrik baru untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring meningkatnya kebutuhan listrik oleh masyarakat maka diperlukan adanya tambahan sumber pembangkit energi listrik baru untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Generator Sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak mulanya. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian. 1.1.
Lebih terperinciJom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari Keyword : Synchronous Motors, Power Factor, Fuzzy Logic
Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Motor Sinkron Dengan Metode Fuzzy Logic Control Alvon Satria*Edy Ervianto** Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru
Lebih terperinciDESAIN RECURRENT NEURAL NETWORK - AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR PADA SISTEM SINGLE MESIN
Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 200 DESAIN RECURRENT NEURAL NETWORK - AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR PADA SISTEM SINGLE MESIN Widi Aribowo Fakultas
Lebih terperinciTeknik Tenaga Listrik(FTG2J2)
Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi lsitrik merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi salah satu faktor yang menentukan
Lebih terperinciPERANCANGAN MODEL PREDICTIVE TORQUE CONTROL (MPTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DENGAN ROBUST STATOR FLUX OBSERVER
PERANCANGAN MODEL PREDICTIVE TORQUE CONTROL (MPTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DENGAN ROBUST STATOR FLUX OBSERVER Halim Mudia 1), Mochammad Rameli 2), dan Rusdhianto Efendi 3) 1),
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB)
PENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB) Machmud Effendy *) Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas 246 Malang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan energi listrik meningkat dengan cepat, akan tetapi perkembangan pembangkit dan saluran transmisi dibatasi ketersediaan sumber daya dan masalah
Lebih terperinciOPTIMASI PENEMPATAN PEMBANGKIT TERDISTRIBUSI PADA IEEE 30 BUS SYSTEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA
OPTIMASI PENEMPATAN PEMBANGKIT TERDISTRIBUSI PADA IEEE 30 BUS SYSTEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Norudhol Hadra Sabilla 1), Agung Nugroho 2), Susatyo Handoko 3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam
Lebih terperinciMONITORING KESTABILAN SISTEM PEMBANGKIT MELALUI PENGATURAN EKSITASI
MONITORING KESTABILAN SISTEM PEMBANGKIT MELALUI PENGATURAN EKSITASI Julianus Gesuri Daud 1,, Muchdar Dg. Patabo 1 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Elektro, FTI-ITS Surabaya Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh
B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A121 Studi Analisa Stabilitas Transien Sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) 5kV Setelah Masuknya Pembangkit Paiton MW Pada Tahun 221
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan kebutuhan berbagai industri hingga kebutuhan rumah tangga. Oleh karena itu diperlukan suatu pembangkit tenaga listrik yang kontiniu
Lebih terperinciSISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS GENETIC ALGORITHM SKRIPSI
SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS GENETIC ALGORITHM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penyusun dalam melakukan penelitian skripsi ini antara lain: 1. Studi Pustaka, yaitu dengan cara mencari, menggali dan mengkaji
Lebih terperinciBambang Siswanto Pasca Sarjana Teknik Pengaturan
Bambang Siswanto 2208202004 Pasca Sarjana Teknik Pengaturan Latar Belakang Motor DC banyak dipakai pada proses industri Penggunaan kontroler PID pada motor industri Penggunaan metode Algoritma Genetik
Lebih terperinciANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan
ANALISIS SISTEM TENAGA Analisis Gangguan Dr. Muhammad Nurdin Ir. Nanang Hariyanto, MSc Departemen Teknik Elektro ITB Pendahuluan Sistem tenaga listrik pasti mengalami gangguan dengan arus yang besar Alat
Lebih terperinciBambang Sri Kaloko Jurusan Elektro Universitas Jember
SISTEM PENGATURAN LAJU ALIRAN AIR PADA PLANT WATER TREATMENT DENGAN KONTROL FUZZY-PID M. Riski Ekocahya F. ivan.mref@gmail.com Jurusan Elektro Universitas Jember Bambang Sri Kaloko bambangsrikaloko@yahoo.com
Lebih terperinciPERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN
PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
A. TUJUAN Setelah praktik, saya dapat : 1. Membuat rangkaian sistem tenaga listrik menggunakan software Power Station ETAP 4.0 dengan data data yang lengkap. 2. Mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi
Lebih terperinciPENGATURAN PITCH ANGLE TURBIN ANGIN BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY (Aplikasi Pada Data Angin Daerah Medan Tuntungan dan sekitarnya)
PENGATURAN PITCH ANGLE TURBIN ANGIN BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY (Aplikasi Pada Data Angin Daerah Medan Tuntungan dan sekitarnya) Emir Lutfi Pahlevi (1), Syiska Yana (2) Konsentrasi Teknik Energi Listrik,
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
TUGAS AKHIR PENGATURAN OUTPUT GENERATOR INDUKSI DENGANN STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR (STATCOM) PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana
Lebih terperinci