PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE B DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BELAWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE B DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BELAWAN"

Transkripsi

1 PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE B DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BELAWAN LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2016 / 2017 Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh : NONI NOVITA SINAGA DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

2 PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE B DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BELAWAN LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2016 / 2017 Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh : NONI NOVITA SINAGA DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

3 PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE B DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BELAWAN LAPORAN AKHIR SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur Pada Fakultas Teknik Oleh : NONI NOVITA SINAGA DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

4 PERNYATAAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE B DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BELAWAN SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, Oktober 2017 (Noni Novita Sinaga)

5 Judul Skripsi Nama Mahasiswa : TERMINAL BUS TIPE B DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BELAWAN : Noni Novita Sinaga Nomor Pokok : Program Studi : Arsitektur Menyetujui Dosen Pembimbing Dr. Achmad Delianur Nasution, S.T, M.T, IAI NIP Ketua Program Studi, Koordinator Skripsi, Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc. Ph.D NIP NIP

6 Tanggal Lulus : Juli 2015 Telah diuji pada Tanggal: 27 Juli 2015 Panitia Penguji Skripsi Ketua Komisi Penguji Anggota Komisi Penguji : Dr. Achmad Delianur Nasution, S.T, M.T, IAI : 1. Benny O.Y.M., S.T, M.T, Ph.D 2. Hajar Suwantoro, ST, MT

7 SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A) Nama : Noni Novita Sinaga NIM : Judul Proyek Tugas Akhir : TOD Belawan : Terminal Bus Tipe B Rekapitulasi Nilai : A B+ B C+ C D E Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan : No. Status Waktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing I Koordinator RTA Lulus Langsung 2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan Tanpa Sidang 4. Perbaikan Dengan Sidang 5. Tidak Lulus Medan, Oktober 2017 Ketua Departemen Arsitektur, Koordinator Tugas Akhir, Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc. Ph.D NIP NIP

8 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menjadi sumber pertolongan dan sukacita bagi saya dalam proses mengerjakan Perancangan Arsitektur 6 sampai pada pengerjaan skripsi ini. Tugas Akhir ini diproses dengan penuh duka dan suka cita yang tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa, semangat, dan perhatian yang tiada berhenti mengalir dari kedua orang tua, saudara, teman - teman, dan semua orang yang terlibat dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini, dengan dengan tulus dan kerendahan hati, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing PA 6 Bapak Achmad Delianur Nasution, ST, MT, IAI atas kesediaan dan kesabarannya dalam membimbing, brain storming, memotivasi, pengarahan dan waktu yang beliau berikan kepada saya, Ibu Benny O Marpaung, ST, MT dan Bapak Hajar Suwantoro, ST, MT selaku dosen penguji yang memberikan masukan-masukan yang membangun dan kritikankritikan yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Rasa hormat dan terimaksih yang sama juga penulis tujukan kepada : Ibu Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc. Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik. Keluarga saya terkasih atas segala doa, dukungan, motivasi, kesabaran dan segala pengorbanan selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. KTB Mission In Action (bang Manat, Astri, Donald, Fitri, Reni, dan Dicky) yang setia mendoakan saya. Kepada bang Tumpal 08, bang Royandi 07, dan bang Leo 07 yang telah menjadi mentor selama saya kuliah. Teman sekelompok sidang : Shella, Hana, Imam, Ridwan yang telah menjadi patner yang solid dan menyenangkan terlebih dalam hal makan.

9 Kepada Gunario, Rinaldo, Dana, Jeki, Fitri, Hana, Shella, dan Debora yang telah banyak memberi masukan kepada saya serta seluruh teman - teman seperjuangan stambuk 2011 yang telah menjadi keluarga selama di Arsitektur. Adik adik kelompok kecil saya : Kristov, Roger, Partogi, dan Erik yang telah membantu saya dalam menyelesaikan maket. Koordinasi UKM KMK USU UP FT yang mendoakan dan menguatkan saya. Seluruh keluarga dan teman teman saya yang senantiasa memotivasi, mendoakan, dan mendorong saya untuk berjuang menyelesaikan studi. Saya sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu saya membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan akhirnya saya berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU. Medan, Oktober 2017 Hormat saya, Noni Novita Sinaga

10 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Masalah Perancangan Pendekatan Lingkup / Batasan Manfaat Sasaran Kerangka Berfikir Sistematika Penulisan... 7 BAB II DESKRIPSI PROYEK Terminologi Judul Terminal Terminal Penumpang Klasifikasi Trayek Angkutan Tinjauan Khusus Deskripsi Proyek Kondisi Eksisting Terminal Belawan Studi Banding Proyek Sejenis South Long Distance Bus Station Shanghai ISBT Kashmere Gate ISBT, Sector 17, Chandigarh Perbandingan dan Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis BAB III ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN Lokasi Site Analisa Analisa Fisik Lingkungan Analisa Fisik Tapak Analisa Non Fisik / Fungsional Analisa Potensi Terminal Analisa Jumlah Penumpang Analisa Kapasitas Kamar Hotel Analisa Pertambahan Jumlah Penumpang oleh Penghuni Hotel Analisa Jumlah Bus, MPU, dan Angkot... 75

11 Analisa Jumlah Jumlah Penjemput / Pengantar Analisa Pengguna Analisa Kegiatan Analisa Kebutuhan Ruang Konsep Perancangan Program Ruang Konsep Perancangan Tapak Konsep Perancangan Fasad Konsep Struktur Konsep Sirkulasi Konsep Sustainability Energi BAB IV HASIL RANCANGAN Masterplan TOD Belawan Visualisasi Tiga Dimensi BAB V KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... xii

12 DAFTAR GAMBAR Gambar Diagram Kerangka Berfikir... 6 Gambar 2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Terminal Yang Terarah (Coach Terminal) Gambar 2.2. Kendaraan Jenis Mobil Penumpang Gambar 2.3. Kendaraan Jenis Penumpang Bonet Gambar 2.4. Kendaraan Jenis Minibus Gambar 2.5. Kendaraan Jenis Microbus Gambar 2.6. Kendaraan Jenis Small Bus Gambar 2.7. Kendaraan Jenis Bus Medium Gambar 2.8. Kendaraan Jenis Bus Besar Gambar 2.9. Pola parkir bus Gambar Pola platforms tegak lurus dan memanjang Gambar Pola platforms posisi miring Gambar Area Kedatangan dan Keberangkatan Gambar Parkir area kedatangan dan keberangkatan Gambar Perputaran Bus 180 o dan 90 o Gambar Perputaran Bus 180 o dan 90 o Gambar Site lokasi perancangan Gambar Batas - Batas Site Gambar Keadaan Existing Site Gambar South Long Distance Station Gambar Tempat Tunggu Penumpang Gambar Passengers Profile Gambar Petunjuk Arah Gambar Baggage Scanning Area Gambar Ruang Informasi Gambar Number of employees Gambar Kabin loker Gambar Terminal Departure Gambar Ticket Counters Gambar ISBT Kashmere Gate Google Plan dan View Sekitar Bangunan... 43

13 Gambar Ground Plan Kashmere Gate Gambar View Arrival Area Kashmere Gate Gambar Arrival Area Plan Gambar Section Plan Kashmere Gate Gambar Departure Area Plan Gambar ISBT, Sector 17, Chandigarh Google Plan dan View Sekitar Bangunan Gambar Section Konsep Gambar Floor Plan, Chandigarh Terminal Gambar 3.1. Lokasi Site Perancangan Gambar 3.2. Pemetaan Potensi Kawasan Sekitar Site Gambar 3.3. Pembagian Tata Guna Lahan Existing Gambar 3.4. Konsep Tata Guna Lahan Existing Gambar 3.5. Analisa Ruang Terbuka Hijau pada Site Gambar Analisa Iklim dan Cuaca pada Site Gambar Analisa Kebisingan di Sekitar Site Gambar Analisa Sampah Gambar Analisa Tiang Listrik Gambar Analisa Tiang Telepon Gambar Analisa Lampu Jalan Gambar Diagram Sirkulasi Keberangkatan Penumpang Gambar Diagram Sirkulasi Kedatangan Penumpang Gambar Diagram Sirkulasi Pengantar / Penjemput Gambar Diagram Sirkulasi Kedatangan Pengelola Gambar Masterplan TOD Belawan Gambar Letak RTH pada area Terminal Bus Gambar Suasana RTH Gambar Massa Bangunan Gambar Proses Pengembangan Fasad Gambar Ilustrasi Rigid Frame dan Core Gambar Konsep Sistem Struktur Gambar Garis Dilatasi Gambar Alur Sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki pada Terminal Gambar Diagram Penyaluran Energi Pada Solar Panel... 98

14 Gambar Posisi Solar Panel Gambar 4.1. Masterplan Gambar 4.2. View Terminal dari Permukiman Gambar 4.3. View Terminal dari Jalan Sumatera Gambar 4.4. View Terminal dari Jalan Sebelah Utara Gambar 4.5. View Skycross dan RTH Gambar 4.6. Interior Kamar Hotel Gambar 4.7. Interior Loket Tiket Gambar 4.8. Suasana Hall Keberangkatan Gambar 4.9. Suasana Hall Kedatangan

15 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tipologi Terminal Tabel 2.2. Area Analisis Tabel 2.3. Public Facilities Tabel 2.4. ISBT, Sector 17, Chandigarh Tabel 2.5. Penerapan Studi Banding Tabel 3.1. Data Kunjungan Wisatawan ke Sumatera Utara Tahun Tabel 3.2. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Menurut Tahun dan Kelas Hotel Tahun (%) Tabel 3.3. Jumlah Wisatawan dari Tahun Tabel 3.4. Prediksi Total Penumpang pada Hari Tersibuk Tahun Tabel 3.5. Prediksi Total Penumpang pada Jam Tersibuk Tahun Tabel 3.6. Prediksi Jumlah Bus, MPU, dan Angkot per Hari Tersibuk Tahun Tabel 3.7. Prediksi Jumlah Bus, MPU, dan Angkot per Jam Tersibuk Tahun Tabel 3.8. Kebutuhan Ruang Terminal Tabel 3.9. Program Ruang Tabel Perhitungan Kebutuhan Pelataran Bus Tabel Perhitungan Kebutuhan Luas Parkir Bus Sementara... 90

16 ABSTRAK Dengan ditetapkannya Belawan sebagai kawasan pusat pelayanan transportasi oleh pemerintah, maka pengembangan kawasan baru Belawan akan dikembangkan menjadi kawasan berbasis Transit-Oriented Development (TOD) yang akan mengintegrasikan beberapa fungsi utama yang berhubungan dengan moda transportasi yaitu : Stasiun Kereta Api Belawan, Pelabuhan Belawan, serta Terminal Bus Belawan untuk menciptakan lingkungan yang efisien dan walkable. Perancangan Terminal Bus Tipe B Belawan diharapkan dapat menunjang kebutuhan transportasi darat, menjadi pemecah permasalahan kepadatan lalu lintas, membantu mobilitas masyarakat, meningkatkan perekonomian dan meningkatkan periwisata daerah setempat. Pembangunan Terminal Bus Belawan juga menyediakan mall dan hotel transit sebagai fasilitas pendukung. Pada area mall disediakan retail, boutique, souvenir shop dan foodcourt makanan khas medan yang diharapkan dapat menjadi target tujuan wisatawan. Di area ruang terbuka hijau terdapat playground dan taman refleksi untuk pengunjung yang lelah setelah melakukan perjalanan jauh. Terminal di desain dengan konsep desain yang modern, sikulasi yang memadai, pola ruang yang jelas, serta memudahkan pencapaian dari segala arah dengan adanya skycross baik dari ruang terbuka hijau maupun dari bangunan yang berada disebelahnya. Kata Kunci : Transit Oriented Development, Terminal Bus Tipe B, Modern Architecture.

17 ABSTRACT Since the declaration of Belawan as a central transportation service by the government, the development of Belawan's new area will be developed into a Transit- Oriented Development (TOD) based area that will integrate some of the main functions related to the transportation modes such as: Belawan Train Station, Belawan Port, Belawan Bus Terminal. It is designate to create an efficient and walkable environment. The design of Belawan B-Type Bus Terminal is expected to support the needs of land transportation, to solve traffic congestion problems, to support community mobilities, to improve the economy and to improve local tourisms. The Belawan Bus Terminal also provides malls and transit hotels as supporting facilities. In the area of the mall provided retail, boutique, souvenir shop and foodcourt particular food that is expected to be a target tourist destination. In the green open spaces there is a playground and a reflection garden for tired visitors after a long journey. Terminal is designed with modern design concept, qualify circulations, clear spatial patterns, and ease the achievement from any direction with the skycross either from green open space or from another adjacent building. Keywords : Transit Oriented Development, Bus Terminal Type B, Modern Architecture.

18 BAB I PENDAHULUAN

19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Medan tahun , Belawan ditetapkan sebagai kawasan strategis bidang pertumbuhan ekonomi, bidang sosial budaya (dengan adanya stasiun KA Belawan sebagai bangunan heritage), fungsi dan daya dukung lingkungan hidup (Hutan Manggrove dan rawa), serta kawasan strategis nasional dan propinsi wilayah kota Medan (pangkalan TNI angkatan laut). 1 Belawan direncanakan menjadi pusat kegiatan perdagangan / bisnis, pusat pelayanan transportasi berbasis Transit Oriented Development (TOD), pusat kegiatan sosial budaya, serta pusat pelayanan pertahanan keamanan. Belawan sebagai pusat pelayanan transportasi (berbasis TOD) sewajarnya menyediakan sistem transportasi yang mampu mengintegrasikan berbagai moda transportasi (darat dan laut) untuk mengkoordinir proses pergerakan penumpang dan barang dengan cara mengatur komponen-komponennya yaitu prasarana sebagai media dan sarana sebagai alat yang digunakan dalam proses transportasi. Berdasarkan masterplan kawasan Belawan II (pada perancangan kawasan di Perancangan Arsitektur 6), ada beberapa fungsi transit yang direncanakan yaitu pelabuhan, stasiun KA, dan terminal bus. Fungsi transit tersebut dirancang saling terintegrasi. Terminal bus adalah salah satu prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. 2 1 Bab V Penetapan Kawasan Strategis (RTRW kota Medan) 2 1

20 Beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi proyek Terminal Bus Tipe B di Kawasan TOD Belawan diantaranya sebagai berikut : 1. Belawan merupakan daerah penghubung yang penting. Belawan merupakan titik simpul yang menghubungkan jalur transportasi laut (pelabuhan) dan darat (kereta api) menuju kota Medan dan sebaliknya. 2. Terminal Medan Kota Belawan di Jl. Dosomuko, Kelurahan Belawan I kurang memadai untuk menampung kebutuhan akan fungsi transit dan jaraknya terlalu jauh dari prasarana transportasi lainnya seperti Pelabuhan dan stasiun kereta api yang berada di Kelurahan Belawan II sehingga kurang efesien. 3. Untuk menciptakan pembangunan yang berorientasi pada Transit Oriented Development (TOD) dibutuhkan keterpaduan prasarana transportasi yang saling terintegrasi, sehingga terminal mutlak diperlukan untuk melengkapi prasarana transportasi yang sudah ada yaitu pelabuhan dan stasiun kereta api di Kelurahan Belawan II Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan direncanakannya proyek Terminal Bus Tipe B di Kawasan TOD Belawan adalah : 1. Memenuhi kebutuhan akan adanya suatu fasilitas publik, yaitu terminal bus tipe B sebagai tempat pemberhentian serta perpindahan / pergantian moda transportasi. 2. Merencanakan lingkungan yang sustainable (walkable) melalui konsep Transit Oriented Development (TOD) yang diterapkan dalam perencanaan kawasan Belawan II, terkhusus dalam perencanaan prasarana transportasi. 3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan Belawan, terkhusus Kelurahan Belawan II Masalah Perancangan Beberapa permasalahan dalam perancangan Terminal Bus Tipe B di 2

21 Kawasan TOD Belawan, antara lain : 1. Bagaimana perencanaan sirkulasi yang jelas dan efesien bagi manusia dan kendaraan. 2. Bagaimana penataan sirkulasi di dalam bangunan yang memadai dan arah yang jelas bagi pengguna untuk mencapai fasilitas dan ruang yang akan dituju. 3. Bagaimana mengintegrasikan ruang luar dan ruang dalam berkaitan dengan berbagai aktivitas yang berbeda, misalnya : a. Area penumpang dalam kota (keberangkatan dan kedatangan) b. Area pengelola terminal (administrasi, informasi, service, dan security). c. Area pendukung, misalnya : fasilitas komersial (pusat makanan dan retail), faslitas penginapan, dan fasilitas publik lainnya. 4. Bagaimana mengintegrasikan terminal dengan fungsi transit lainnya (Stasiun Kerata Api Belawan dan Pelabuhan Belawan) sehingga memudahkan akses dan pencapaian (walkable) Pendekatan Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan Terminal Bus Tipe B di Kawasan TOD Belawan dilakukan berbagai pendekatan desain sebagai berikut : 1. Studi Literatur a. Mengumpulkan data sekunder (referensi buku dan internet) yang berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan, dan perancagan fasilitas terminal bus. b. Mempelajari berbagai proyek dan tema sejenis baik proyek real (nyata) maupun fiktif. 2. Observasi Lapangan a. Melakukan survei site/lokasi perancangan untuk menganalisa potensi dan permasalahan proyek. b. Melakukan survei ke terminal bus yang ada di kota Medan untuk melihat 3

22 situasi dan kondisi terminal dan membandingkannya dengan referensi yang sudah dikumpulkan. 3. Wawancara a. Melakukan wawancara kepada warga sekitar site untuk mengetahui respon masyarakat mengenai proyek ini. b. Melakukan wawancara kepada oknum pemerintah setempat (Kantor Kelurahan Belawan II) untuk memperoleh saran maupun masukan mengenai lingkungan proyek. 4. Analisis a. Mengolah/ mengkaji data yang sudah dikumpulkan untuk keperluan perancangan. 5. Sintesis a. Menggabungkan semua data yang telah dianalisis untuk kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan Lingkup / Batasan Lingkup pelayanan proyek ini terbagi berdasarkan pengguna terminal dan aktiivitas yang berlangsung didalamnya, antara lain : 1. Berdasarkan jenis pengguna a. Masyarakat umum (pengunjung terminal), yang menggunakan moda transpotasi darat sebagai alat pergerakannya. b. Pemerintah (sebagai pengelola terminal), yang mengelola Terminal Amplas ini nantinya. c. Swasta (investor atau penanam modal), sebagai investor atau penanam modal. 2. Berdasarkan aktivitas objek rancang ini nantinya akan mewadahi aktivitas terminal: a. Aktivitas kedatangan b. Aktivitas keberangkatan c. Aktivitas transit 4

23 d. Aktivitas perdagangan dan jasa 1.6. Manfaat Beberapa manfaat dari pembangunan proyek Terminal Bus Tipe B di Kawasan TOD Belawan, antara lain : 1. Peningkatan kualitas pelayanan terminal dalam kota, khususnya AKDP. 2. Konsep TOD mewujudkan sebuah keterpaduan moda tranportasi dalam suatu kawasan (terminal bus, stasiun kereta api, dan pelabuhan) dan saling terintegrasi, akan menciptakan suatu kawasan yang lebih walkable (sustainable). 3. Menjadi pemicu meningkatnya perekonomian di kecamatan Belawan, khususnya Kelurahan Belawan II Sasaran Adapun beberapa sasaran yang hendak dicapai oleh pelayanan terminal diantaranya : 1. Penumpang AKDP yang akan melakukan perjalanan melalui terminal Belawan untuk berbagai keperluannya. 2. Penumpang dalam kota yang akan melakukan perjalanan melalui terminal Belawan. 3. Penumpang yang ingin berpindah/berganti moda transportasi (dari Pelabuhan Belawan dan Stasiun Kereta Api Belawan) ke Terminal Belawan dan sebaliknya. 5

24 1.8. Kerangka Berfikir Adapun kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 1.1 Gambar Diagram Kerangka Berfikir Sumber : Data Pribadi 6

25 1.9. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut : BAB I. Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, rumusan masalah, metode perancangan, lingkup/batasan perancangan, asumsi BAB II. Deskripsi Proyek Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis. BAB III. Analisa dan Konsep Perancangan Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema beserta konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah dan kesimpulan. BAB IV. Hasil Perancangan Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur BAB V. Kesimpulan Berisi kesimpulan dari hasil penulisan laporan BAB VI. Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek. LAMPIRAN 7

26 BAB II DESKRIPSI PROYEK

27 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1. Terminologi Judul Judul proyek ini adalah TERMINAL BUS TIPE B DI KAWASAN TOD BELAWAN. Secara terminologi, judul ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Terminal Terminal penumpang adalah prasarana transportasi untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. 2. Bus Bus adalah kendaraan bermotor, angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih, yang dapat memuat banyak penumpang. 3. Tipe B Pengertian tipe adalah contoh / model / corak B. 4. Kawasan Pengertian kawasan yaitu daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dan lain - lain. 5. TOD ( Transit Oriented Development ) Suatu kawasan mixed - use dimana kita dapat berjalan kaki dengan radius ±600m (sesuai dengan kondisi keadaaan lingkungan negara TOD) dari pusat pemberhentian transit dan area inti komersial. 6. Belawan Belawan salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. 8

28 Jadi, berdasarkan beberapa pengertian diatas, Terminal Bus Tipe B di Kawasan TOD Belawan dapat diartikan sebagai suatu prasarana transportasi darat berupa terminal bus tipe B yang mengakomodir angkutan umum untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang yang terletak di kawasan TOD Belawan. Tinjauan umum membahas tentang terminal dan unsur-unsur di dalamnya, termasuk terminal penumpang secara umum Terminal Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka ditempat-tempat tertentu perlu dibangun dan diselenggarakan terminal. Morlok (1978) menyatakan bahwa terminal dapat dianggap sebagai alat untuk memproses muatan dan penumpang dan lain-lain dari sistem transportasi yang akan mengangkut lalu lintas. Dalam proses tersebut, terminal melakukan berbagai fungsi seperti memuat penumpang atau barang ke dalam kendaraan dan sebagainya. Proses ini memerlukan prosedur untuk mengatur operasi dan untuk menjamin bahwa semua fungsi dilakukan dengan cara yang sesuai dan urutan yang benar. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu wujud simpul jaringan transportasi. senada dengan UU No 14 Tahun 1992, dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 Tentang angkutan jalan umum, terminal adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu simpul jaringan transportasi. 9

29 Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal Transportasi merupakan: 1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. 2. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu lintas. 3. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang. 4. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan kota. a. Fungsi Terminal Pengelolaan terminal yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan, terkendali dan terarah (coach terminal) berkaitan dengan : perencanaan, infrastruktur, sistem manajemen dan informasi, lingkungan dan kerjasama serta pengaturan bebagai kepentingan yang aktif dalam kawasan terminal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan terminal yang terarah dapat dilihat pada gambar 2.1 Berbagai kepentingan yang ada dalam terminal adalah aktivitas transit, kewenangan, sistem pengendalian serta berbagai kepentingan yang mempengaruhi pengelolaan terminal secara terarah dan terkendali sesuai dengan tuntutan perkembangan di masa depan. Secara umum, fungsi dari terminal sebagaimana dijelaskan oleh Morlok (1978) adalah sebagai berikut : 1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transpor (atau pita transpor, rangkaian pipa, dan sebagainya) serta membongkar atau menurunkannya. Memindahkan dari satu kendaraan ke kendaraan lain. 2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat. Kemungkinan untuk memproses barang, membungkus untuk diangkut. Menyediakan kenyamanan penumpang (misalnya pelayanan makan dan sebagainya). 10

30 3. Menyiapkan dokumentasi perjalanan. Menimbang muatan, menyiapkan rekening dan memilih rute. Menjual tiket penumpang, memeriksa pesanan tempat. 4. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara dan menentukan tugas selanjutnya. 5. Mengumpulkan penumpang dan barang di dalam grup-grup berukuran ekonomis untuk diangkut (misalnya untuk memenuhi kereta api atau pesawat udara) dan menurunkan mereka sesudah tiba di tempat tujuan. 6. Fungsi terminal adalah sebagai pelayanan umum antara lain berupa tempat untuk naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang, untuk mengendalikan lalu lintas dan angkutan kendaraan umum, serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur: 1. Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi. 2. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan umum. 3. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalah pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan. 11

31 Gambar 2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Terminal Yang Terarah (Coach Terminal) Sumber: Google b. Jenis Terminal Terminal adalah bagian dari infrastruktur transportasi yang merupakan titik lokasi perpindahan penumpang ataupun barang. Pada lokasi itu terjadi konektivitas antar lokasi tujuan, antar modal, dan antar berbagai kepentingan dalam system transportasi dan infrastruktur. Pengelolaan pada berbagai hal tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk pengembangan manajemen terminal. Kegiatan pengelolaa, regulasi (peraturan) dan norma norma yang disepakati akan menentukan perkembangan terminal secara terarah (coach terminal). Terminal dibagi beberapa kategori yang meliputi : 1. Terminal Penumpang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikan penumpang, perpindahan intra/atau moda transportasi serta mengatur kedatangan pemberangkatan kendaraan 12

32 angkutan penumpang umum; Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut : a. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. b. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan. c. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Unsur penting bagi eksistensi sebuah terminal penumpang adalah adanya angkutan umum dan penumpang, tanpa keduanya terminal tidak bermakna apapun hanya sebatas sebuah bangunan. Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif. Angkutan umum yang biasa beroperasi dalam terminal meliputi : angkot, bis, ojek, bajaj, taksi dan metromini. Penumpang adalah masyarakat yang menaiki atau menggunakan jasa angkutan (bus). Jadi ruang transit penumpang adalah bangunan peneduh terbuka besar yang berfungsi sebagai tempat istirahat sementara atau duduk - duduk, menunggu bus, menunggu teman, membaca koran serta mengobrol santai yang berada dalam terminal. 2. Terminal Barang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra/atau moda transportasi angkutan barang; 3. Terminal Peti Kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas yang lebih besar lagi. Terminal peti kemas yang berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah Terminal peti kemas JICT, KOJA di Jakarta, 13

33 TPS di Surabaya, TPK Semarang, TPK Belawan Terminal Penumpang a. Persyaratan Terminal Penumpang Penentuan lokasi terminal penumpang dilakukan dengan memperhatikan rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum jaringan transportasi jalan. Lokasi terminal penumpang tipe A, tipe B dan tipe C, ditetapkan dengan memperhatikan: 1. Rencana umum tata ruang; 2. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal; 3. Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda; 4. Kondisi topografi lokasi terminal; 5. Kelestarian lingkungan. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A harus memenuhi persyaratan: 1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lalu lintas batas negara; 2. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas IIIA; 3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya; 4. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lainnya; 5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B harus memenuhi persyaratan: 1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi; 2. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang- 14

34 kurangnya kelas IIIB; 3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30 km di Pulau lainnya; 4. Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau lainnya; 5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe C harus memenuhi persyaratan: 1. Terletak di dalam wilayah Kabupaten daerah Tingkat II dan dalam jaringan trayek pedesaan; 2. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas IIIA; 3. Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan; 4. Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari terminal, sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal. b. Kriteria Pembangunan Terminal Penumpang Pembangunan terminal penumpang harus dilengkapi dengan: 1. rancang bangun terminal; 2. analisis dampak lalu lintas; 3. analisis mengenai dampak lingkungan. Pembuatan rancang bangun harus memperhatikan: 1. Fasilitas penumpang yang disyaratkan. 2. Pembatasan yang jelas antara lingkungan kerja terminal dengan lokasi peruntukkan lainnya, misalnya pertokoan, perkantoran, sekolah dan sebagainya. 3. Pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di dalam 15

35 terminal. 4. Pemisahan yang jelas antara jalur angkutan antar kota antar propinsi, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Manajemen lalu lintas di dalam terminal dan di daerah pengawasan terminal. c. Kriteria Perencanaan Terminal Penumpang Kriteria perencanaa terminal terdiri dari : 1. Sirkulasi lalu lintas Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar, dan dapat bergerak dengan mudah. Jalan masuk dan keluar calon penumpang kendaraan umum harus terpisah dengan keluar masuk kendaraan. Kendaraan di dalam terminal harus dapat bergerak tanpa halangan yang tidak perlu. Sistem sirkulasi kendaraan di dalam terminal ditentukan berdasarkan: a. Jumlah arah perjalanan b. Frekuensi perjalanan c. Waktu yang diperlukan untuk turun/naik penumpang Sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur bus/kendaraan dalam kota dengan jalur bus angkutan antar kota. 2. Fasilitas utama Fasilitas utama terminal terdiri dari: a. jalur pemberangkatan kendaraan umum b. jalur kedatangan kendaraan umum c. tempat tunggu kendaraan umum d. tempat istirahat sementara kendaraan umum e. bangunan kantor terminal f. tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar, menara pengawas, loket penjualan karcis, rambu-rambu dan papan informasi, yang memuat petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan, pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi. 16

36 g. kamar kecil/toilet h. musholla i. kios/kantin j. ruang pengobatan k. ruang infromasi dan pengaduan telepon umum l. tempat penitipan barang m. Taman. n. Kegiatan sirkulasi penumpang, pengantar, penjemput, sirkulasi barang dan pengelola terminal. o. Macam tujuan dan jumlah trayek, motivasi perjalanan, kebiasaan penumpang dan fasilitas penunjang. 3. Fasilitas penunjang Fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap dalam pengoperasian terminal antara lain: a. Turun naik penumpang dan parkir bus harus tidak mengganggu kelancaran sirkulasi bus dan dengan memperhatikan keamanan penumpang. b. Luas bangunan ditentukan menurut kebutuhan pada jam puncak berdasarkan kegiatan adalah: c. Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus memberikan kesan yang nyaman dan akrab. 4. Luas pelataran parkir Luas pelataran parkir terminal tersebut di atas ditentukan berdasarkan kebutuhan pada jam puncak berdasarkan: a. Frekuensi keluar masuk kendaraan b. Kecepatan waktu naik/turun penumpang c. Kecepatan waktu bongkar/muat barang d. Banyaknya jurusan yang perlu di tampung dalam sistem jalur Sistem parkir kendaraan di dalam terminal harus ditata sedemikian rupa sehingga rasa aman, mudah dicapai, lancar dan tertib. Ada beberapa jenis sistem tipe dasar pengaturan platform, teluk dan parkir adalah: 17

37 a. Membujur, dengan platform yang membujur bus memasuki teluk pada ujung yang satu dan berangkat pada ujung yang lain. Ada tiga jenis yang dapat digunakan dalam pengaturan membujur yaitu satu jalur, dua jalur, dan shallow saw tooth. b. Tegak lurus, teluk tegak lurus bus-bus diparkir dengan muka menghadap ke platform, maju memasuki teluk dan berbalik keluar. Ada beberapa jenis teluk tegak lurus ini yaitu tegak lurus terhadap platform dan membentuk sudut dengan platform. d. Alternatif Standar Terminal Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyatakan dengan jumlah arus minimum kendaraan per satu satuan waktu mempunyai ciriciri sebagai berikut: 1. Terminal tipe A kendaraan/jam 2. Terminal tipe B kendaraan /jam 3. Terminal tipe C 25 kendaraan/jam e. Persyaratan Teknis, Luas, Akses Dan Pejabat Penentu Lokasi Pembangunan Terminal Persyaratan teknis, luas, akses dan pejabat penentu lokasi pembangunan terminal dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Luas Terminal Penumpang Untuk masing-masing tipe terminal memiliki luas berbeda, tergantung wilayah dan tipenya, dengan ketentuan ukuran minimal: a. Untuk terminal tipe A di pulau Jawa dan Sumatra seluas 5 Ha, dan di pulau lainnya seluas 3 Ha. b. Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa dan Sumatra seluas 3 Ha, dan dipulau lainnya seluas 2 Ha. c. Untuk terminal tipe C tergantung kebutuhan. 18

38 2. Akses Terminal Penumpang a. Akses jalan masuk dari jalan umum ke terminal, berjarak minimal: b. Untuk terminal tipe A di pulau Jawa 100 m dan di pulau lainnya 50 m, c. Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa 50 m dan di pulau lainnya 30 m, d. Untuk terminal penumpang tipe C sesuai dengan kebutuhan. 3. Penentuan Lokasi Terminal Penumpang Penentuan lokasi dan letak terminal penumpang dilaksanakan oleh: a. Direktur Jenderal setelah mendengar pendapat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, untuk Terminal penumpang Tipe A, b. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal, untuk terminal penumpang tipe B, c. Bupati Kepala Daerah/Walikotamadya daerah Tingkat II setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I terminal penumpang tipe C. f. Daerah Kewenangan / Pengelolaan Terminal Daerah kewenangan/pengelolaan terminal terdiri dari: 1. Daerah lingkungan kerja terminal, merupakan daerah yang diperuntukkan untuk fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal, 2. Daerah pengawasan terminal, adalah daerah di luar daerah lingkungan kerja terminal yang diawasi oleh petugas terminal untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas di sekitar terminal. g. Penyelengaraan Terminal Penumpang Penyelenggaraan terminal penumpang meliputi kegiatan pengelolaan, pemeliharaan, dan penertiban terminal. Kewenangan pengelolaan terminal berada pada Pemerintah Daerah Tingkat II dengan Dinas LLAJ sebagai penyelengaranya, sedang Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sebagai pembinanya. 19

39 h. Pengelolaan Terminal Penumpang Pengelolaan terminal penumpang yang harus dilakukan adalah meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan pengawasan pengoperasian terminal. 1. Perencanaan Kegiatan perencanaan terminal meliputi: a. Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan, b. Penataan fasilitas penumpang, c. Penataan fasilitas penunjang terminal, d. Penataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal, e. Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan, f. Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkn kartu pengawasan, g. Pengaturan jadwal petugas di terminal, h. Evaluasi sistem pengoperasian terminal. 2. Pelaksanaan Pengoperasian Terminal Kegiatan pelaksanaan pengoperasian terminal penumpang meliputi: a. Pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum di dalam terminal, b. Pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan menurut jadwal yang telah ditetapkan, c. Pemungutan jasa pelayanan terminal penumpang, d. Pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum kepada penumpang, e. Pengaturan arus lalu lintas did aerah pengawasan terminal. 3. Pengawasan Pengoperasian Terminal Kegiatan pengawasan pengoperasian, terminal penumpang meliputi: a. Pemantauan pelaksanaan tarif, b. Pemeriksaan kartu pengawasan dan jadwal perjalanan, c. Pemeriksaan kendaraan yang secara jelas tidak memenuhi kelaikan jalan, d. Pemeriksaan batas kapasitas muatan yang diijinkan, e. Pemeriksaan pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa angkutan, 20

40 f. Pencatatan dan pelaporan pelanggaran yang terjadi, g. Pemeriksaan kewajiban pengusaha angkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, h. Pemantauan pemanfaatan terminal serta fasilitas penunjang sesuai dengan peruntukkannya, i. Pencatatan jumlah kendaraan dan penumpang yang datang dan berangkat. 4. Pemeliharaan Terminal Terminal penumpang harus senantiasa dipelihara sebaik-baiknya untuk menjamin agar terminal tetap bersih, teratur, tertib, rapi serta berfungsi sebagaimana mestinya. Pemeliharaan terminal meliputi: a. Menjaga kebersihan bangunan beserta perbaikannya, b. Menjaga kebersihan pelataran terminal, perawatan tanda-tanda dan perkerasan pelataran, c. Merawat saluran-saluran air yang ada, d. Merawat instalasi listrik dan lampu-lampu penerangan, e. Menjaga dan merawat alat komunikasi, f. Menyediakan dan merawat sistem hidrant atau alat pemadam kebakaran lainnya yang siap pakai. Untuk keperluan pemeliharaan terminal sebagaimana dimaksud diatas, harus dialokasikan anggaran pemeliharaan terminal. i. Tipologi Terminal Secara tabelaris tipologi terminal dapat disarikan menjadi Tabel 2.1 sebagai berikut: 21

41 Tabel 2.1. Tipologi Terminal Ketentuan Tipe A Tipe B Tipe C Fungsi Terminal (KM 31 Melayani kendaraan umum untuk angkutan Melayani kendaraan umum untuk angkutan Melayani angkutan pedesaan. tahun 1995 pasal 2 dan 3) antar kota antar propinsi dan atau angkutan lintas batas Negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Fasilitas Jalur pemberangkatan dan kedatangan Tempat parkir Kantor terminal Tempat tunggu Menara pengawas Loket penjualan tiket Rambu rambu dan papan informasi Pelataran parker pengantar atau taksi Jalur pemberangkatan dan kedatangan Tempat parkir Kantor terminal Tempat tunggu Menara pengawas Loket penjualan tiket Rambu rambu dan papan informasi Pelataran parkir pengantar /taksi Jalur pemberangkatan dan kedatangan Kantor terminal Tempat tunggu Rambu rambu dan papan informasi 22

42 Lokasi Terletak dalam Terletak dalam Terletak didalam Terminal jaringan trayek jaringan trayek wilayah (KM 31 tahun 1995) pasal 11, 12, dan 13 antar kota antar propinsi dan / atau angkutan lintas batas Negara. antar kota dalam propinsi. Terletak dijalan arteri dengan kelas jalan kabupaten Dati II dan dalam trayek pedesaan. Terletak dijalan arteri dengan Terletak dijalan sekurang kelas jalan arteri dengan kurangnya kelas sekurang kelas jalan IIIB. kurangnya kelas sekurang Jarak antar dua IIIC. kurangnya kelas penumpang tipe Luas lahan yang IIIA. A. tersedia sesuai Jarak antar dua Luas lahan yang dengan terminal tersedia sekurang permintaan penumpang tipe kurangnya 3 ha. angkutan. sekurang Mempunyai Mempunyai kurangnya 20km akses jalan masuk akses jalan di Pulau Jawa. atau jalan keluar masuk atau jalan Luas lahan yang ke dan dari keluar ke dan tersedia terminal dengan dari terminal sekurang jarak sekurang sesuai dengan kurangnya 5 ha. kurangnya 50 m. kebutuhan. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar dari terminal dengan jarak sekurang kurangnya 100m. Instansi Dirjend HubDar Gubernur setelah Bupati setelah Penetap mendengar mendengar mendengar 23

43 Lokasi pendapat pendapat dan pendapat dari Terminal Gubernur dan Kepala Kanwil Kepala Kanwil (KM 31 Kepala Kanwil DepHub dan DepHub dan tahun 1995) DepHub mendapat mendapat pasal 14 setempat. persetujuan dari persetujuan dari Dirjend. Gubernur. Penyelengara Direktorat Gubernur Bupati Terminal Jenderal (KM 31 tahun 1995) pasal Klasifikasi Trayek Angkutan Trayek Angkutan adalah lintasan kendaraan umum atau rute untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang baik diperkotaan, antar kota dalam propinsi ataupun antar kota antar propinsi. a. Jenis Jenis Angkutan Berdasarkan Jenis Trayek Ijin trayek angkutan umum jalan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dikelompokkan atas Angkutan trayek tetap dan teratur dan angkutan tidak dalam trayek yang dikenal sebagai izin operasi: 1. Angkutan Trayek Tetap dan Teratur Angkutan Trayek Tetap dan Teratur melayani lintasan/rute yang tetap dari terminal yang telah ditetapkan ke terminal tujuan yang telah ditetapkan dan dilayani dengan frekuensi tertentu/dilengkapi dengan jadwal perjalanan. 24

44 a. Angkutan Lintas Batas Negara Angkutan Lintas Batas Negara adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melewati lintas batas negara dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek. b. Angkutan Antar Kota Antar Propinsi Angkutan Antar Kota Antar Propinsi adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota yang melalui lebih dari satu daerah Propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek. c. Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota dalam satu daerah Propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek. d. Angkutan Kota Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah Kota atau wilayah ibukota Kabupaten atau dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek. e. Angkutan Perdesaan Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempat/desa ke tempat lain dalam satu daerah Kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota Kabupaten dengan mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum/angkot yang terikat dalam trayek. 2. Angkutan Tidak Dalam Trayek a. Angkutan Taksi Angkutan Taksi adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas. b. Angkutan Sewa Angkutan Sewa adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang 25

45 umum yang melayani angkutan dari pintu ke pintu, dengan atau tanpa pengemudi, dalam wilayah operasi yang tidak terbatas, diluar dikenal sebagai car rentals / rent a car seperti Avis, Budget. Angkutan seperti ini sering mempunyai perwakilan di Bandara. c. Angkutan Pariwisata Angkutan Pariwisata adalah angkutan dengan menggunakan mobil bus umum yang dilengkapi dengan tanda-tanda khusus untuk keperluan pariwisata atau keperluan lain diluar pelayanan angkutan dalam trayek, seperti untuk keperluan keluarga dan sosial lainnya. d. Angkutan Lingkungan Angkutan Lingkungan adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang dioperasikan dalam wilayah operasi terbatas pada kawasan tertentu, di berbagai daerah Indonesia dikenal sebagai Angkot / Angkutan Kota, yang biasanya menggunakan mobil penumpang (kapasitas penumpang kurang dari 9 orang). b. Dimensi Angkutan Bus Berdasarkan PP No. 4 Tahun 1993 Kendaraan angkutan penumpang di bedakan menjadi 2 kriteria utama yaitu: 1. Mobil Penumpang Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, yang disebut dengan mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyakbanyaknya 8 tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Yang termasuk dalam kriteria kendaraan ini antara lain sebagai berikut : a. Mobil Penumpang Mobil penumpang dapat dilihat dari gambar

46 Gambar 2.2. Kendaraan Jenis Mobil Penumpang Sumber: Google b. Kendaraan Penumpang Bonet Mobil penumpang bonet dapat dilihat dari gambar 2.3 Gambar 2.3. Kendaraan Jenis Penumpang Bonet Sumber: Google 2. Mobil Bus Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Secara garis besar Jenis Mobil bus terbagi menjadi : a. Mini Bus Umumnya populasi kendaraan jenis ini dioperasionalkan oleh pengusaha angkutan Antar Jemput (Travel). Sesuai dengan kegunaan dan kebutuhannya, kenyamanan penumpang lebih terjamin. Populasi kendaraan ini terbanyak menggunakan kendaraan Mitsubishi L - 300, akhir-akhir ini produsen dari Korea turut meramaikan pasar tipe ini yaitu : 27

47 KIA dan Hyundai. Kapasitas kendaraan jenis ini adalah 9 sampai dengan 10 tempat duduk (termasuk pengemudi). Contoh kendaraan Mini Bus dapat dilihat pada gambar 2.4. Gambar 2.4. Kendaraan Jenis Minibus Sumber: Google b. Mikro Bus Jenis kendaraan ini diciptakan untuk memenuhi permintaan pasar yang membutuhkan sebuah angkutan yang dapat diisi lebih banyak penumpang. Umumnya kendaraan jenis ini berbasis chassis kendaraan Light Truck yang dimodifikasi menjadi kendaraan Microbus. Dalam kategori ini terdapat dua jens model kendaraan yaitu : Model Microbus dan Bus Kecil. Untuk jenis yang tersebut terakhir, terbanyak populasinya adalah di daerah Jawa Tengah. Kapasitas kendaraan jenis ini adalah 10 sampai dengan 17 tempat duduk (termasuk pengemudi). Contoh kendaraan Mini Bus dapat dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5. Kendaraan Jenis Microbus Sumber: Google 28

48 Gambar 2.6. Kendaraan Jenis Small Bus Sumber: Google 3. Bus Sedang Bus sedang merupakan kendaraan angkutan penumpang yang mempunyai kapasitas 15 sampai dengan 30 tampat duduk (termasuk pengemudi). Bus Sedang ini dibangun dari chassis kendaraan Medium Truck atau Chassis Bus. Contoh kendaraan medium bus dapat dilihat pada gambar 2.7. Kendaraan jenis ini dapat digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut : a. Bus Kota b. Bus Karyawan c. Bus Pariwisata d. Bus Antar Kota Gambar 2.7. Kendaraan Jenis Bus Medium Sumber: Google 4. Bus Besar Bus Besar merupakan kendaraan angkutan penumpang yang mempunyai kapasitas 28 sampai dengan 60 tempat duduk (termasuk pengemudi). Bus Besar dibangun dari Chassis Bus yang telah diproduksi oleh ATPM di 29

49 Indonesia. Contoh kendaraan medium bus dapat dilihat pada gambar 2.7. Kendaraan jenis digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut : a. Bus Kota b. Bus Pariwisata c. Bus Antar Kota Gambar 2.8. Kendaraan Jenis Bus Besar Sumber: Google c. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang terminal bus terdiri dari: 1. Pola parkir bus Dalam rancangan terminal bus di Belawan ini menggunakan pola parkir tegak lurus dan kemiringan 45 karena disesuaikan dengan kebutuhan parkir. Pola parkir dengan kemiringan 45 & tegak lurus dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9. Pola parkir bus Sumber: Data Arsitek 30

50 2. Pola platforms, area kedatangan & keberangkatan bus Standar pola-pola platform untuk area kedatangan dan keberangkatan bus dapat dilihat pada gambar 2.10 dan Gambar Pola platforms tegak lurus dan memanjang Sumber: Data Arsitek Gambar Pola platforms posisi miring Sumber: Data Arsitek 31

51 Contoh pola platform area kedatangan dan area keberangkatan bus dapat dilihat pada gambar 2.12 Gambar Area Kedatangan dan Keberangkatan Sumber: Data Arsitek 3. Standar parkir dan perputaran untuk bus Standar parkir dan perputaran untuk bus dapat dilihat pada gambar 2.13, 2.14 dan Gambar Parkir area kedatangan dan keberangkatan Sumber: Data Arsitek 32

52 Gambar Perputaran Bus 180 o dan 90 o Sumber: Data Arsitek Gambar Perputaran Bus 180 o dan 90 o Sumber: Data Arsitek 33

53 2.2. Tinjauan Khusus Deskripsi Proyek Adapun deskripsi proyek yang ada yaitu : Judul Pemilik Proyek Sumber Dana Sifat Proyek Lokasi : Terminal Bus Tipe B di Kawasan TOD Belawan : Dinas Perhubungan (Dishub) : Departemen Dinas Perhubungan, dan Swasta : Fiktif : Jl. Sumatera, Kel. Belawan II, Kec. Belawan, Kodya Medan, Sumatera Utara, Indonesia Kondisi Eksisting Terminal Belawan Lokasi terminal berada di Jalan Sumatera, Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan yang berada di utara Kota Medan yang berfungsi sebagai terminal kelas B yang melayani penumpang MPU dan AKDP. Berdasarkan masterplan yang direncanakan, kelurahan Belawan II direncanakan menjadi kawasan TOD (Transit Oriented Development). Adapun fungsi transit yang diintegrasikan yaitu Pelabuhan, Stasiun KA, dan Terminal Bus. Batas-batas lokasi perancangan terminal dapat dilihat pada gambar 2.16 dan 2.17 berupa: 1. Utara : Pelabuhan Belawan, Permukiman masyarakat 2. Selatan : Permukiman (Rusun dan single housing) 3. Barat : Stasiun KA Belawan 4. Timur : Permukiman (single housing) 34

54 Gambar Site lokasi perancangan Sumber : Buku Masterplan TOD Belawan Gambar Batas - Batas Site Sumber : Data Pribadi 35

55 Foto- foto eksisting site 2.18 Gambar Keadaan Existing Site Sumber : Data Pribadi 2.3. Studi Banding Proyek Sejenis South Long Distance Bus Station Shanghai Area : km 2, luas banngunan km 2 Populasi : 22 juta Jumlah Bus : sekitar Metro : 420 km dengan 269 stasiun Dari penggunaan transportasi umum: 33% 36

56 Gambar South Long Distance Station Sumber: Google South Long distance Bus Station didirikan pada bulan Mei 30 Desember Dengan lima pemilik /stakeholder yaitu: 1. Shanghai J.Y. Group Company 2. Shanghai South Railway Station Square Investment Co. Ltd. 3. Dazhong Transportation (Group) Co. Ltd. 4. Shanghai Jiaoyun Bus Passenger (Group) Co. Ltd. 5. Shanghai Jinjiang Automobile Service Co. Ltd. Perusahaan ini memiliki modal dasar sebesar 75 juta dan bisnis utama meliputi manajemen stasiun, antar - provinsi express, antar - provinsi, transportasi bus sewa, agen kargo dan manajemen properti dengan total luas bangunan m 2. Perusahaan ini memiliki 6 departemen: 1. General manager assistant office 2. Finance department 3. Marketing department 4. Department of social security 5. Customer service department 6. Safety and Supervision Department 37

57 Stasiun ini mulai beroperasi pada tanggal 10 Desember 2005, saat ini melayani trayek 15 provinsi dan lebih dari 200 daerah. Stasiun bus terintegrasi dengan kereta bawah tanah maupun bus lokal. Stasiun bus didasarkan pada Shanghai Urban Master Plan dan Shanghai Highway Main Hub General Planning. 1. Detail Hall tiket seluas 1000 m 2, menyediakan 14 tempat loket tiket, ruang tunggu dengan luas 2000 m 2, dapat menampung 1600 penumpang sambil menunggu untuk berdiri dilengkapi dengan 100 m 2 layanan ruang tunggu VIP. Pada arus puncak penumpang juga dapat menggunakan pintu kecil, pengiriman tepat waktu dari tiket penumpang, bisnis stasiun, bank, restoran, toko-toko, dan ruang duduk penumpang sudah tersedia. Ruang pengiriman paket seluas 700 m 2, m 2 parkir di luar, bisa memarkir 80 bus, 24 bus memuat pada saat yang bersamaan. Shanghai South Long - distance passenger transport station berbentuk bulan, dengan Shanghai South Railway Station dengan gaya arsitektur kubah menghadap matahari, bulan dan Tong - hui untuk membentuk the art of body, mencerminkan masyarakat saling tergantung dengan solid, saling melengkapi, kemampuan untuk bekerja sama, desain yang interkoneksi. 2. Fasilitas South Long distance Bus Station merupakan stasiun penumpang yang cerdas. Outlet, jaringan logistik, drift mobil, Internet, jaringan OA terkait dengan lima jaringan cerdas dan efisien yang membentukan sistem manajemen terpadu, yang mencakup sistem animasi, sistem pengawasan, sistem alarm pencuri, sistem jaringan komunikasi, sistem jaringan computer untuk membangun sistem kontrol otomatisasi. Bagian pemeriksaan, tiketing, check-in, keamanan kendaraan, kebersihan, dan semua menerapkan operasi manajemen yang cerdas dari masuk dan keluarnya penumpang dengan menggunakan 'kartu', sehingga terdeteksi kondisi dan catatan 38

58 waktu masuk dan keluar. Terdapat tempat sistem pemantauan untuk mencapai semua tempat yaitu pusat pengelolaan dan pemantauan. Sebanyak 120 pengunjung hanya dalam hitungan detik dideteksi melalui sistem jaringan dan cara lain untuk mendapatkan informasi permintaan / demand, kereta api, jalur bus dan real time traffic dan panduan informasi perjalanan. Transfer penumpang di Shanghai South Long-distance passenger transport station dilengkapi dengan konsep baru dalam perangkat tiket otomatis, koleksi tarif otomatis, sehingga menimbulkan penghematan yang signifikan dalam tenaga kerja, sangat memudahkan kecepatan penumpang lalu lintas, dan meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan - kesalahan, sehingga industri transportasi penumpang jarak jauh jarak jauh memasuki tahap baru. 3. Modal Kapital Untuk kebutuhan konstruksi jumlah total telah diinvestasikan dalam pelaksanaannya, dibayar oleh dari pemerintah dan diambil dalam bentuk pinjaman. Setelah 5 tahun beroperasi, perusahaan telah mendapat kembali modal Pendekatan Pasar Stasiun Bus mengikuti sasaran pendekatan pasar seperti melayani penumpang yang tidak dilayani oleh kereta api dan pesawat. 5. Profil Penumpang Tempat tunggu penumpang dibuat nyaman dan sangat informatif dengan adanya petunjuk arah setiap 20 m (gambar 2.20 dan 2.22). Penumpang dapat mencapai 30% - 40% kapasitas terminal di waktu normal dan bisa mencapai 60% sampai 70% di waktu sibuk. Persentase penumpang terbesar adalah untuk bisnis dengan tingkat persentase 50% dan diikuti dengan penumpang yang akan pulang ke rumah dengan tingkat persentase 30% (gambar 2.21). 39

59 Gambar Tempat Tunggu Penumpang Sumber: Google Gambar Passengers Profile Sumber: Google Gambar Petunjuk Arah Sumber: Google 40

60 Stasiun bus menangani penumpang dan mengelola bus dalam satu hari. Pada tahun 2009, mengirimkan bus dengan total penumpang 6,03 juta. Terminal ini memiliki fasilitas scan bagasi di area antar provinsi dan international (gambar 2.23), dan ruang informasi yang sangat mudah di akses oleh penumpang (gambar 2.24). Gambar Baggage Scanning Area Sumber: Google Gambar Ruang Informasi Sumber: Google 6. Operational Bus dan Tenaga Kerja Sebanyak 70% dari perusahaan yang menggunakan jasa stasiun adalah perusahaan publik. Ada beberapa kriteria kualifikasi dan perusahaan bus harus menawarkan tingkat tertentu dari bisnis. Perusahaan bus harus mengoperasikan 41

61 bus sesuai spesifikasi teknis dan teknologi yang dikeluarkan oleh manajer stasiun. 7. Number of Employees Perusahaan ini memliki 360 staff. Sekitar 160 staff regular (regular staff, manager dan ticker counters staff) dan 200 outsourced (security fan cleaning service) yang dapat dilihat pada gambar Gambar Number of employees Sumber: Google Perusahaan ini memiliki loker penyimpanan ditempatkan di stasiun bus. Penumpang dapat menempatkan bagasi mereka di loker dengan membayar biaya. Semua kabin ini terkunci dengan sandi khusus seperti pada gambar Terminal ini juga memiliki ATM center, terminal departure information dan loket tiket (gambar 2.27, 2.28 dan 2.29). Gambar Kabin loker Sumber: Google 42

62 Gambar Terminal Departure Sumber: Google Gambar Ticket Counters Sumber: Google ISBT Kashmere Gate ISBT Kashmere Gate (gambar 2.30) di design oleh V.P. Dhamija dan R.A. Jinderkumar dan selesai pada tahun 1973 dengan luas area 11 hektar. Gambar ISBT Kashmere Gate Google Plan dan View Sekitar Bangunan Sumber: Google 43

63 1. Mode Perhubungan Ruang Dalam blok keberangkatan dua landai dan dua tangga disediakan untuk menghubungkan ruang utama. Sebuah jembatan penyeberangan juga disediakan untuk menghubungkan bangunan terminal antar negara untuk blok DTC. Sebuah kereta bawah tanah untuk mengakses bus DTC telah disediakan, yang mensegregasikan gerakan untuk penumpang yang menggunakan bus lokal dan antar negara (gambar 2.31). Gambar Ground Plan Kashmere Gate Sumber: Google 2. Sirkulasi Sebuah pola sirkulasi yang efisien diterapkan dalam ISBT tersebut. Ada pemisah antar sirkulasi bus dan non - bus (kendaraan ringan lainnya) karena perbedaan dalam karakter gerakan. Entri dan exit point terpisah untuk layanan bus antar-kota dan intra-kota. Terdapat pemisah yang tepat untuk kendaraan dan gerakan pejalan kaki. 3. Prinsip Desain Prinsip desain terdapat 3 yaitu : a. Pemisahan berbagai modus transportasi dan kegiatan. b. Pemisahan dari pencahayaan dan platform asrama. 44

64 c. Pemisahan penumpang masuk dan keluar pada dua tingkat. 3. Fungsi per Lantai Lantai dasar adalah area kedatangan memiliki 19 peron untuk menurunkan penumpang (gambar 2.32), ceruk sudut di area kedatangan disediakan untuk menurunkan penumpang yang terlihat pada gambar 2.33, ruang kontrol, ruang penyelidikan dan ruang informasi. Ruang terasa membosankan dan gelap karena cahaya alami tidak cukup. Ada cukup banyak fasilitas umum yang disediakan di daerah ini. Ada banyak tempat makan tetapi tidak ada outlet asap yang disediakan. Enterance utama dilantai pertama menghubungkan teras keluar masuk. Lounge dan fasilitas seperti kantor pos, penyelidikan dan bank disediakan pada tingkat ini. Pemeliharaan dan staf administrasi ditampung di lantai dua dan berbagai kantor perusahaan transportasi dan staf terminal lainnya di lantai ketiga dan keempat. Pada tingkat keempat, atap koridor telah diturunkan untuk mengakomodasi layanan pipa lantai lima. Gambar View Arrival Area Kashmere Gate Sumber: Google 45

65 Gambar Arrival Area Plan Sumber: Google Lantai kelima ini dirancang untuk mengakomodasi hotel transit bagi penumpang yang bermalam. Lantai keenam telah dirancang untuk hunian oleh staf 24 jam dan beberapa staf administrasi dengan fasilitas kamar tidur ganda dan kamar tidur single. Jalur hiasan pada jendela telah disediakan untuk akomodasi hidup yang lebih baik. 4. Link Block Link block adalah blok yang menghubungkan antara kedatangan dan keberangkatan blok di tingkat lantai pertama. Blok ini dirancang untuk loket penjualan tiket. Skylight digunakan untuk cahaya alami di daerah link block. Skylight berbentuk lingkaran dan kerucut. Kolom berongga yang bertindak sebagai skylight untuk blok kedatangan dibawah. Area skylight dapat dilihat pada gambar Ruang tunggu di area link block tidak sering digunakan karena penumpang lebih memilih untuk menunggu di dekat peron keberangkatan bus. Counter tiket di link block ini hanya digunakan untuk fasilitas pemesanan tiket. 46

66 Gambar Section Plan Kashmere Gate Sumber: Google 5. Area Keberangkatan Area keberangkatan terbagi menjadi dua tingkat, yang lebih rendah untuk penumpang dan bus keluar, dan tingkat atas untuk kedatangan, mezzanine juga disediakan untuk kantor dan toilet dari kru bus. Kios dan warung terletak antara ceruk bus dan ruang tunggu, menarik banyak penumpang untuk datang (gambar 2.35). Gambar Departure Area Plan Sumber: Google Ceruk sudut disediakan untuk memuat peron yang efisien untuk memuat operasi dan membutuhkan lebih sedikit area. Ceruk sudut disediakan untuk memuat peron, sehingga: a. Penumpang memiliki pendekatan yang jelas untuk pintu masuk, b. Area yang dibutuhkan per kendaraan berkurang. 47

67 Gambar Ramp Connet to Upper Lounge, Natural Light in Departure Block Sumber: Google Ramp menghubungkan lantai pertama dengan lounge bagian atas untuk melayani kebutuhan kaum berkebutuhan khusus (difable). Ramp tersebut dapat terlihat pada gambar Seluruh bangunan ini cukup dingin di musim panas karena sangat banyak secondary skin di semua sisi yang mencegah sinar matahari langsung, mencegah pemanasan langsung dari daerah internal. Atap area keberangkatan yang terbuka sangat membantu penerangan secara alami. Tetapi bangunan menjadi sangat dingin di musim dingin, karena terbuka pada semua sisi, dan tidak ada perlindungan dari rancangan dingin. 6. Area Analisis Luas ruang ruang yang ada di terminal Kashmere Gate dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2. Area Analisis Total built up floor area SQFT (7.72 ACRES) Area of arrival block SQFT Area of departure block SQFT Area of link block SQFT Area of 1 st floor 2.19 ACRES Area of toilets / urinals 0.38 ACRES Ticket counters 5 SQM 48

68 7. Fasilitas Publik Fasilitas-fasilitas publik yang ada di terminal Kashmere Gate dapat di lihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3. Public Facilities Toilet GENTS 74 NOS. LADIES - 64 NOS. Water points 75 NOS. Public address system 01 NO. Police post 01 NO. Cloak rooms 01 NO. Enquiry & booth 02 NO. Deluxe toilets GENTS 03 NOS. LADIES - 02 NOS. Water coolers 10 NOS. Diesel generator set 02 NOS ISBT, Sector 17, Chandigarh Terminal bus dikembangkan untuk melayani sebagai simpul transportasi utama untuk kota Chandigarh. Kedua ISBT sektor 43 untuk memenuhi permintaan armada bus yang datang dari luar stasiun. Gambar ISBT, Sector 17, Chandigarh Google Plan dan View Sekitar Bangunan Sumber: Google 49

69 Kota ini terletak 2-3 km dari stasiun kereta api jalan. Terminal Chandigarh terdapat di persimpangan jalan V3 (gambar 2.37). Tabel 2.4. ISBT, Sector 17, Chandigarh Operator Chandigarh Transport Undertaking Architect Aditya Prakash Completed in 1957 Total area of site 8.5 Acres (now increased to 10 acres) Building structure Max.G+1 1. Detail Komponen Struktur utama agak terletak di bangunan utama berupa hall pusat ruang tunggu, semua penumpang dan fasilitas staf berada disekitar hall. Kolom dan struktur balok dengan grid persegi 17'3" x 17'3", Fasad mengunakan expose bata. 2. Prinsip Desain Masuk dan keluar dari bus antar negara disediakan secara eksklusif dari jalur bus. Memisahkan tempat parkir untuk bus kota, kendaraan pribadi, taksi, sepeda dan becak terpisah dengan entri untuk bus antar kota. Prinsip desain dapat dilihat pada gambar Gambar Section Konsep Sumber: Google 50

70 3. Konsep Perencanaan Koridor Bermain cahaya dengan menggunakan atap dengan tingkat tingkat yang berbeda. Halaman terbuka telah disediakan untuk cahaya alami dan ventilasi bangunan. Restoran di lantai pertama tidak pernah sepenuhnya dimanfaatkan alasannya karena penumpang tidak dapat menemukan dan jika duduk di restoran, tidak bisa mengawasi bus. Cahaya dan ventilasi cukup baik di bangunan kecuali toilet di mana ventilasi disediakan tapi sinar matahari langsung tidak masuk. Ground Floor terdiri dari : waiting hall, kantin, loading bays, counter tiket, toilet, makanan, dan toko buku, enquiry office, kamar ganti (Gambar 2.39). First Floor terdiri dari : pemesanan kantor kereta api, kantor pos, pos polisi, stasiun room supervisor, tourist information office, restaurant, tourist rest room, Dinas Pariwisata Chandigarh dan lain lain. Gambar Floor Plan, Chandigarh terminal Sumber: Google 51

71 2.4. Perbandingan dan Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis Perbandingan dari studi banding sejenis di buat dalam tabel 2.5. Tabel 2.5. : Penerapan Studi Banding No. Nama Bangunan Penerapan 1. South Long Distance Bus Mengaplikasikan smart terminal. Pembentukan Station sistem manajemen terpadu yang mencakup sistem animasi, sistem pengawasan, sistem alarm pencuri, sistem komunikasi kabel, sistem jaringan komputer, membangun sistem otomatisasi. Perusahaan yang menggunakan jasa stasiun adalah perusahaan publik. Ada beberapa kriteria kualifikasi dan perusahaan bus harus menawarkan tingkat tertentu dari bisnis. Stasiun bus terintegrasi dengan rel / kereta / bus lokal. 2. ISBT Kashmere Gate Sebuah pola sirkulasi yang efisien. Ada pemisah antar sirkulasi bus dan non bus (kendaraan ringan lainnya) karena perbedaan karakter gerakan. Ada entri terpisah dan exit point untuk layanan bus. Ada pemisah yang jelas antara jalur kendaraan dan pejalan kaki. Pemisah penumpang masuk dan keluar pada 2 tingkat. Konsep adanya hotel transit bagi penumpang yang bermalam dan asrama untuk staff yang bekerja disana. 3. ISBT, Sector 17, Memisahkan tempat parkir untuk bus kota, Chandigarh kendaraan pribadi, taksi, dan sepeda motor. 52

72 Dari studi banding yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Proyek terminal bus tidak hanya harus memperhatikan faktor sirkulasi dan ruang di dalamnya, tetapi sirkulasi kendaraan bus dan non - bus serta sirkulasi transportasi dengan pejalan kaki di ruang luar. 2. Aplikasi ruang di dalam terminal tidak hanya terpusat pada area tunggu, keberangkatan maupun service, tapi juga dapat dijadikan sebagai area pendukung yang dapat digunakan ataupun disewakan sewaktu-waktu, seperti ruang serba guna, maupun retail komersial yang tidak mengganggu aktivitas utama keberangkatan dan kedatangan pengunjung, 3. Stasiun bus dapat diintegrasikan dengan infrastruktur lainnya untuk meningkatkan efisiensi pergerakan manusia didalamnya. 4. Smart Terminal bisa membantu pengawasan terminal dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap penumpang. 53

73 BAB III ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN

74 BAB III ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN 3.1. Lokasi Site Sesuai buku Masterplan Kawasan Transit Oriented Develpoment (TOD) Belawan tugas PA 6 Kelompok tiga, sarana pendukung fungsi transit berupa terminal bus seluas ± m 2. Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah : 1. Judul proyek : TOD Belawan (Terminal Bus Tipe B ) 2. Lokasi Proyek : Jl. Sumatera Batas Site: a. Utara : Pelabuhan Belawan, Permukiman masyarakat b. Selatan : Permukiman (Rusun dan single housing) c. Barat : Stasiun KA Belawan d. Timur : Permukiman (single housing) 3. Luas Site : ± m 2 4. Status Proyek : Fiktif 5. Pemilik Proyek : Dinas Perhubungan Noni Novita Sinaga Gambar 3.1. Lokasi Site Perancangan Sumber: Data Pribadi 54

75 3.2. Analisa Pada tahap analisa ini, perancang menganalisa berdasarkan buku Masterplan Kawasan Transit Oriented Develpoment (TOD) Belawan tugas PA 6 Kelompok III serta mengaitkannya terhadap eksisting yang sudah ada diluar masterplan. Berikut ini akan dijabarkan tentang analisa-analisa yang berkenaan dengan proyek, baik fisik maupun non - fisik Analisa Fisik Lingkungan Analisa Potensi Kawasan Sekitar Gambar 3.2. Pemetaan Potensi Kawasan Sekitar Site Sumber: Data Pribadi Noni Novita Sinaga

76 Dari gambar diatas dapat dilihat bahawa site perancangan mempunyai prospek untuk dikembangkan. Site yang akan dirancang terminal bus dekat dengan fungsi sejenis yaitu fungsi transit seperti stasiun KA dan pelabuhan sehingga mendukung untuk pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD). Site juga memiiki potensi sosial ekonomi kerena berada dekat dengan permukiman, pasar, dan pabrik Analisa Potensi Tata Guna Lahan Gambar 3.3. Pembagian Tata Guna Lahan Existing Noni Novita Sinaga Sumber : Data Pribadi 56

77 Tata Guna Lahan merupakan rancangan dua dimensi berupa denah peruntukan lahan sebuah kota. Ruang-ruang tiga dimensi (bangunan) akan dibangun di tempat-tempat sesuai dengan fungsi bangunan tersebut. Prinsip Land Use adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga kawasan tersebut berfungsi dengan seharusnya (Sumber: Perancangan Kota, Urban Desain). Gambar diatas menjelaskan tata guna lahan kawasan perancangan dan eksiting. Pada gambar analisa tata guna lahan di atas, terlihat bahwa fungsi transit (Pelabuhan dan Stasiun Belawan) tidak diintegrasikan dengan baik. Setiap fungsi terpusat, dengan jangkauan yang relatif jauh, sehingga kurang efesien untuk ditempuh berjaan kaki. Koefisien area hijau mendominasi namun kurang terencana karena memusat, seharusnya setiap zoning fungsi memiliki area hijau. Noni Novita Sinaga Gambar 3.4. Konsep Tata Guna Lahan Existing Sumber : Data Pribadi 57

78 Konsep tata guna lahan menganut konsep TOD. Seperti yang tergambar pada konsep TOD, fungsi transit berada pada bagian sentral. Fungsi transit dikelilingi oleh fungsi-fungsi lainnya. Fungsi transit dikelilingi oleh fungsi residensial, publik, dan komersial. Hal ini dibuat untuk menerapkan kawasan yang lebih walkable dan saling terintegrasi. Pada dasarnya, letak fungsi transit yang sudah ada tetap dipertahankan (Pelabuhan dan Stasiun Kereta Api Belawan) karena merupakan bangunan herritage. Dengan adanya fungsi transit pelabuhan dan stasiun maka ini akan mendukung untuk pengembangan fungsi transit terminal bus. Fungsi transit direncanakan terpusat atau berada dalam satu kesatuan jangkauan kawasan. Sehingga terminal bus direncanakan berada dekat dengan fungsi transit lainnya Analisa Ruang Terbuka Gambar 3.5. Analisa Ruang Terbuka Hijau pada Site Noni Novita Sinaga Sumber : Data Pribadi 58

79 Bangunan yang mendominasi area perancangan adalah permukiman padat dan kumuh. Tidak ditemukan open space yang baik karena kawasan ini dipenuhi oleh perumahan dan permukiman. Selain itu di sekitar rel kereta api juga banyak ditemukan bangunan non permanen yang jaraknya sangat dekat dengan rel yaitu sekitar 2 m 2,5 m dari rel. Massa bangunan yang tidak teratur serta jarak antar bangunan yang dekat menghasilkan permukiman padat sehingga sirkulasi udara terhambat dan tidak dapat menyebar, ditambah tidak adanya ruang terbuka hijau di dalam kawasan mengakibatkan kawasan menjadi gersang dan tidak asri. Rekomendasi untuk analisa Ruang Terbuka Hijau adalah dengan menghadirkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan perancangan agar kawasan menjadi lebih asri dan hijau Analisa Sirkulasi dan Parkir Gambar 3.6. Analisa Sirkulasi dan Parkir pada Site Sumber : Data Pribadi Noni Novita Sinaga

80 Jalur sirkulasi di Kawasan Belawan II ini masih buruk karena jalur sirkulasi yang ada sangat kecil dan pedestrian yang sangat buruk dan tidak terhubung satu sama lain. Ada tiga jenis jalan yang ada di Kawasan ini yaitu jalan primer, jalan sekunder, jalan tersier. Jalan primer dikawasan ini terletak dijalan Sumatera atau terletak tepat didepan stasiun jalur ini dapat dilewati oleh kendaraan roda empat atau lebih, sepeda motor dan lain lain namun dijalan ini pedestriannya sangat buruk dan tanpa vegetasi yang menaunginya. Jalur ini tidak terdapat area parkir yang memadai sehingga banyak kendaraan yang parkir dibadan jalan. Pada jalur sekunder hanya dapa dilewati kendaraan roda empat dan sepeda motor karena lebarnya yang sempit serta tidak adanya area parkir sehingga banyak kendaraan yang parkir dibadan jalan sehingga membuat kemacetan. Dijalan ini juga tidak ada pedestrian dan juga vegetasi yang sangat minim serta kondisi yang sangat kumuh. Begitu juga dengan jalur Tersier yang hanya dapat dilewati oleh sepeda motor dan pejalan kaki karena lebarnya yang hanya 1 m 2 m dan kondisinya sangat kumuh dan padat karena diapit oleh pemukiman penduduk. Sementara untuk area parkir didaerah ini sangat minim dan banyak kendaraan yang parkir dibadan jalan jalan sehingga menyebabkan kemacetan. Untuk kondisi eksisting jalan dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Gambar 3.7. Ilustrasi Penempatan Parkir pada bangunan Sumber : Data Pribadi Noni Novita Sinaga

81 Dan untuk konsep parkir sendiri setiap bangunan harus memiliki area parkir yang cukup untuk menampung semua kendaraan yang akan menggunakan bangunan tersebut. Area parkir dapat diletakkan pada basement maupun di ground pada bangunan tersebut dengan sirkulasi dan arah yang jelas agar jalur masuk dan jalur keluar parkir tidak menyebabkan kemacetan Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 3.8. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki pada Site Sumber : Data Pribadi Noni Novita Sinaga

82 Kawasan site yang akan dirancang sebuah kawasan TOD harus dapat merangsang para pengunjung untuk mau berjalan kaki sehingga dapat menghadirkan citra Walkable City. Keadaan pedestrian tentunya berperan penting dalam merangsang pengunjung agar mau berjalan kaki, sementara keadaan pedestrian di kawasan site tidak layak bagi pejalan kaki, serta tidak memberikan suasana yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki untuk melakukan kegiatan berjalan. Rekomendasi untuk masalah sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan bermotor ini adalah dengan menciptakan sistem struktur ruang yang baru dan menetapkan ukuran jalan, tipe jalan, menambahkan jalur khusus sepeda, dan memperlebar jalur pejalan kaki. Konsepnya sama dengan konsep pada analisa Sirkulasi Jalan dan Parkir yaitu dengan pembagian jalan menjadi 3 jenis yaitu jalan primer, sekunder dan tersier Analisa Struktur Bangunan Sekitar Gambar 3.9. Analisa Struktur Bangunan Sekitar Site Sumber : Data Pribadi Noni Novita Sinaga

83 Keadaan massa bangunan disekitar kawasan cenderung tidak memiliki ciri khas. Mayoritas bangunan yang berada di kawasan memiliki fungsi tempat tinggal dan fungsi komersil (warung) sebagai tambahan mata pencaharian penduduk. Tata Ruang wilayah sangat padat (high on density) dan tidak ada keserasian dalam penataan bangunan pada area permukiman warga menyebabkan kawasan menjadi kawasan permukiman kumuh. Rekomendasi untuk permasalahan bentuk dan massa bangunan adalah penataan massa bangunan yang teratur dengan jarak yang tidak mengganggu sirkulasi udara dan menciptakan pola kawasan yang baru karena tidak adanya identitas pola kawasan di lokasi perancangan Analisa Struktur Preservasi Preservasi adalah kegiatan untuk melestarikan sesuatu untuk tujuan tertentu. Kegiatan preservasi bisa diartikan merawat (maintain), dan membangun ulang (rebuild). Sehingga Preservasi bisa diartikan adalah melestarikan suatu objek, baik dengan merawat (jika objek tersebut masih utuh sesuai aslinya) maupun membangun ulang objek tersebut (jika objek tersebut sudah rusak/hilang sama sekali). Untuk di Kawasan Kelurahan Belawan II sendiri terdapat sebuah Stasiun Kereta Api yang merupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda dan pada saat ini bangunan ini menjadi salah satu bangunan bersejarah dan bangunan Heritage PT. KAI. Stasiun ini difungsikan sebagai Stasiun terakhir dari pengangkutan beberapa jenis barang seperti, Minyak Kelapa Sawit, Lateks, Bahan Bakar Minyak dan lain lain yang kemudian nantinya akan diangkut Ke Pelabuhan Barang Belawan. Namun pada saat ini Stasiun ini tidak lagi melayani pengangkutan penumpang karena sepinya peminat. Bangunan Stasiun Kereta Api Belawan sudah dipugar oleh PT. KAI pada tahun 2014 lalu seperti yang tercantum di Website resmi PT. KAI. Bangunan Stasiun Kereta Api Belawan kini berwarna putih dipdukan dengan warna abu Noni Novita Sinaga

84 abu, namun sangat disayangkan bangunan ini hanya difungsikan sebagai kantor pengelola saja tanpa adanya area komersil yang dapat menjadi daya tarik pengunjung agar masyarakat mengetahui bahwa bangunan ini merupakan bangunan bersejarah, hal ini juga dikarenakan Stasiun Kereta Api Belawan pada saat ini tidak lagi mengangkut penumpang. Gambar Analisa Bangunan Preservasi pada Site Sumber : Data Pribadi Lokasi Stasiun ini sangat strategis karena terletak pas didepan Pelabuhan Penumpang Belawan sehingga dapat dijadikan sebagai area Pusat Trasnsportasi Noni Novita Sinaga

85 Terpadu, namun lingkungan sekitar yang tidak mendukung juga menjadi permasalahan dari lokasi Stasiun Kereta Api ini bangunan ini pada sisi kanan, kiri dan belakang diapit oleh pemukiman kumuh dan padat penduduk. Gambar Konsep Perencanaan Kawasan Sumber : Data Pribadi Dalam merancang terminal bus ini harus memperhatikan bangunan stasiun sebagai bangunan heritage dari segi visual agar tidak terjadi ketimpangan. Bangunan lama dan bangunan baru termasuk terminal bus saling akan terhubung melalui sky cross. Gambar 3.11 menggambarkan bagaimana bangunan terminal akan terhubung dengan pelabuhan, stasiun, shopping mall, dan rusun. Di terminal bus tersebut terdapat sebuah hotel transit sehingga terminal ini dapat berfungsi optimal dengan fasilitas fasilitas pengunjungnya. Noni Novita Sinaga

86 3.2.2 Analisa Fisik Tapak Analisa Iklim dan Cuaca Gambar Analisa Iklim dan Cuaca pada Site Sumber : Data Pribadi Meskipun sisi terpanjang site perancangan menghadap arah utara namun dengan kondisi suhu di kawasan Belawan II yang terbilang panas terutama pada siang hari maka dari sisi lain juga perlu diperhatikan. Bagian barat site sebagai bagian yang terkena efek langsung matahari dapat dikurangi dengan pemakaian vegetasi (seperti: lidah mertua, beringin, akasia, dan lain-lain) dan double skin building. Pemanfaatan daylight secara optimal sangat memungkinkan di bagian timur dan skylight di bagian utara dan selatan site Analisa Iklim dan Cuaca Sumber kebisingan pada site perancangan berasal dari kendaraan sepanjang Jalan Sumatera, stasiun KA dan permukiman penduduk. Namun kebisingan yang bersumber dari rel KA yang bersebelahan di sebelah Utara site mendominasi. Perencanaan pepohonan yang rindang disekitar jalur rel KA akan Noni Novita Sinaga

87 meredam kebisingan. Serta perlu memperhatikan penempatan ruang-ruang privat agar direncanakan jauh dari sumber kebisingan Analisa Utilitas Gambar Analisa Kebisingan di Sekitar Site Sumber : Data Pribadi Noni Novita Sinaga Gambar Analisa Sampah Sumber : Data Pribadi 67

88 Kawasan Belawan II di dominasi oleh slum area sehingga banyak di dapati sampah yang berserakan di daerah permukiman penduduk. Meskipun banyak hunian yang sudah mempunyai tempat sampah pribadi namun sampah masih berserakan dikawasan ini. Masyarakat Belawan juga juga belum mengenal sistem pemisahan sampah organic dan non organik. Tempat pembuangan sampah penduduk ditumpuk di pinggiran jalan raya. Sehingga sangat mengganggu kenyamanan pengguna jalan raya. Analisa sampah kawasan perancangan dapat dilihat pada gambar Gambar Analisa Tiang Listrik Sumber : Data Pribadi Tidak hanya di blok permukiman, di jalan utama ditemukan perletakan tiang listrik yang tidak rapi menyebabkan kabel kabel listrik juga menjadi semrawut. Hal ini tentu mengganggu pemandangan dan cenderung riskan bagi masyarakat sekitar. Analisa jaringan listrik kawasan perancangan dapat dilihat pada gambar Tidak hanya kabel listrik, jaringan kabel telepon juga sama halnya. Tiang jaringan telepon tidak safety dan jaringan kabel berantakan. Analisa jaringan telepon kawasan perancangan dapat dilihat pada gambar Noni Novita Sinaga

89 Gambar Analisa Tiang Telepon Sumber : Data Pribad Di kawasan Belawan II lampu jalan beragam modelnya sehingga kawasan ini tidak memiliki identitas. Dan banyak didapati lampu jalan yang tidak lagi berfungsi. Analisa lampu jalan dapat dilihat pada gambar Noni Novita Sinaga Gambar Analisa Lampu Jalan Sumber : Data Pribadi 69

90 3.3. Analisa Non Fisik / Fungsional Analisa Potensi Terminal Terminal memiliki potensi yang sangat besar jika di padukan dengan hotel. di karenakan kawasan perancangan merupakan kawasan Transit Oriented Development (TOD) yang menimbulkan kebutuhan perpindahan moda transportasi yang memadai termasuk salah satunya terminal bus. Terminal diharapkan mampu menampung kebutuhan masyarakat / wisatawan akan peralihann moda transportasi dari stasiun kereta api, pelabuhan, maupun bandara. Potensi terminal dapat dilihat pada gambar Gambar Diagram Hubungan Terminal Belawan dengan Sarana Transportasi Lain Sumber : Data Pribadi Hotel yang disediakan adalah hotel bintang tiga(***) dengan pertimbangan perekonomian pengguna. Pengguna hotel di terminal biasanya digunakan oleh penumpang dengan tingkat perekonomian menengah. Hal ini disebabkan karena penumpang dengan tingkat menengah ke atas akan lebih memilih sarana transportasi lain yang lebih cepat seperti taxi dan sewa mobil. Noni Novita Sinaga

91 Analisa Jumlah Penumpang Analisa jumlah penumpang dihitung berdasarkan jumlah penumpang pada hari tersibuk yang berasal dari pelabuhan dan stasiun ditambah dengan persentase jumlah penduduk Belawan II yang melalukan perjalanan ke luar kota pada hari tersibuk. 1. Jumlah Penumpang Terminal yang berasal dari Penumpang Stasiun Jumlah penumpang stasiun pada hari tersibuk adalah 750 penumpang. Dengan asumsi 40% (300 penumpang) menuju Belawan II dan 60% (450 penumpang) melakukan perjalanan ke luar kota melalui terminal. 2. Jumlah Penumpang Terminal yang berasal dari Penumpang Pelabuhan Jumlah penumpang pelabuhan pada hari tersibuk adalah penumpang (berdasarkan muatan kapal). Dengan asumsi 10% (400 penumpang) menuju Belawan II, 30 % (1.200 penumpang) menuju kota Medan melalui terminal dan 60% (2.400 penumpang) melakukan perjalanan ke luar kota melalui terminal. 3. Jumlah Penumpang Terminal yang berasal dari Masyarakat Belawan II Jumlah penduduk daerah Belawan II menurut data kelurahan setempat berkisar jiwa. Dengan asumsi jiwa melakukan perjalanan pada hari tersibuk. Dari jiwa tersebut diasumsikan 40% (1.200 penumpang) menuju kota Medan dan 60% (1.800 penumpang) melakukan perjalanan ke luar kota melalui terminal. 4. Total Jumlah Penumpang Terminal Maka dari asusmsi persentase diatas, jumlah penumpang terminal hari tersibuk yaitu sebagai berikut: a. Penumpang terminal yang berasal dari stasiun = 450 penumpang b. Penumpang terminal yang berasal dari pelabuhan = penumpang Noni Novita Sinaga

92 c. Penumpang terminal yang berasal dari Belawan II = penumpang d. Maka perkiraan jumlah penumpang terminal pada hari tersibuk adalah penumpang/hari Analisa Kapasitas Kamar Hotel Berdasarkan data BPS dari Medan Dalam Angka 2014, Jumlah wisatawan yang datang ke Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.3. Tabel 3.1. Data Kunjungan Wisatawan ke Sumatera Utara Tahun Tahun Jumlah Wisatawan Pertumbuhan (orang) (%) , , , , ,47 Rata-Rata Pertumbuhan 10,79 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (2015) Tabel 3.2. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Menurut Tahun dan Kelas Hotel Tahun (%) Tahun Bintang 1 Bintang 2 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 5 Rata-rata ,53 41,04 55,35 47,87 49,74 47, ,24 46,21 55,54 57,38 47,44 51, ,70 79,39 56,49 60,36 50,02 53, ,86 31,07 51,68 48,46 47,04 42, ,21 29,05 48,98 48,74 50,43 42, ,88 28,71 44,28 47,53 48,63 39,41 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (2015) Noni Novita Sinaga

93 Dari tabel di atas dengen mengasumsikan jumlah wisatawan yang datang bersifat linier setiap tahunnya, maka didapat rata rata nilai pertambahan jumlah wisatawan sebesar: Dari rata rata jumlah wisatawan, maka dapat diperkirakan jumlah wisatawan tahun Rata rata jumlah wisatawan tahun 2033 dapat dilihat pada table 3.3. Tabel 3.3. Jumlah Wisatawan dari Tahun Tahun Jumlah Wisatawan (orang) Noni Novita Sinaga

94 Berdasarkan proyeksi pertumbuhan wisatawan di Medan maka ditentukan jumlah kebutuhan kamar hotel bintang 3 (tiga) di Medan pada tahun Dimana : K = jumlah kapasitas kebutuhan kamar N = proyeksi jumlah wisatawan yang telah dikalikan oleh lama tinggal wisatawan R = tingkat hunian rata rata r = tingkat hunian kamar ganda Dengan demikian kapasitas kamar hotel bintang 3 (tiga) pada tahun 2033 di Medan : Dari perhitungan tersebut maka didapatkan kebutuhan kamar hotel bintang 3 (tiga) di Medan sebesar kamar pada tahun Maka pertambahan jumlah kamar hotel dari tahun 2014 ke tahun 2033 adalah jumlah kamar hotel bintang 3 tahun 2033 dikurangi jumlah kamar tahun Pertambahan jumlah kamar hotel bintang 3 (tiga) : = 1693 buah. Untuk proyek pembangunan Terminal Tipe B Kecamatan Belawan yang terintegrasi dengan hotel transit, maka diasumsikan hotel akan mengakomodasi sebanyak 10 % pertumbuhan jumlah kamar hotel yaitu 168 kamar Analisa Pertambahan Jumlah Penumpang oleh Penghuni Hotel Rata rata tingkat hunian kamar hotel adalah 52% dengan rata rata tamu per kamar hotel 1,62 orang. Maka jumlah penghuni rata rata = 52% x 118 kamar x 1,62 orang = 99 orang. Noni Novita Sinaga

95 Asumsi penghuni yang menggunakan jasa transportasi di terminal sebanyak 2 kali dalam sehari, maka jumlah penumpang dari penghuni hotel per hari adalah 198 orang. Prediksi jumlah penumpang per hari = = orang. Rincian prediksi jumlah penumpang per hari dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5. Tabel 3.4. Prediksi Total Penumpang pada Hari Tersibuk Tahun 2033 No. Jenis Angkutan Total Penumpang Persentase Jumlah pada Hari Penumpang Tersibuk 1. Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) % 2. AKDP MPU % 3. Angkot % Total % Tabel 3.5. Prediksi Total Penumpang pada Jam Tersibuk Tahun 2033 No. Jenis Angkutan Total Penumpang Persentase Penumpang pada Jam Jumlah pada Hari Tersibuk = 1/18 Penumpang Tersibuk 1. Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) % 2. AKDP - MPU % 3. Angkot % Total % Analisa Jumlah Bus, MPU, dan Angkot Banyaknya jumlah bus, MPU, dan angkot sangat mempengaruhi pelataran bus, parker sementara bus, pelataran MPU, parker sementara MPU, pelataran angkot dan parker sementara angkot. Noni Novita Sinaga

96 Jumlah angkutan tahun 2033 dapat diperkirakan melalui perkiraan jumlah penumpang tahun 2033 yang dapat dilihat pada tabel 3.6 dan 3.7. Tabel 3.6. Prediksi Jumlah Bus, MPU, dan Angkot per Hari Tersibuk Tahun 2033 No Jumlah Standar Jenis Jumlah Jumlah Berangkat Tiba Penumpang Kapasitas Angkutan Bus Penumpang per Bus Kendaraan Angkutan Kota Dalam orang orang Propinsi (AKDP) AKDP orang 8 orang MPU 3. Angkot orang 12 orang Tabel 3.7. Prediksi Jumlah Bus, MPU, dan Angkot per Jam Tersibuk Tahun 2033 No Jumlah Standar Jenis Jumlah Jumlah Berangkat Tiba Penumpang Kapasitas Angkutan Bus Penumpang per Bus Kendaraan Angkutan Kota Dalam orang orang Propinsi (AKDP) AKDP orang 8 orang MPU 3. Angkot orang 12 orang Noni Novita Sinaga

97 Analisa Jumlah Jumlah Penjemput / Pengantar Persentase penumpang yang dijemput maupun diantar sebanyak 10% - 20% dengan setiap penumpang didampingi 1 2 orang pengunjung. Sehingga jumlah penumpang berangkat dan tiba dalam 1 (satu) jam tersibuk yaitu 336 orang. Maka jumlah penjemput dan pengantar diprediksi maksimal = 10% x 336 x 1 orang = 34 orang Analisa Pengguna Pengguna pada terminal terdiri dari 4 (empat) kelompok besar, yaitu: 1. Pengelola Terminal Pengelola terminal bus di terminal adalah Dinas Perhubungan Kota Medan. Adapun struktur pengelola terminal adalah sebagai berikut: Kepala Teminal : 1 orang Kepala Unit Pelaksana Teknik : 1 orang Sekretaris : 1 orang Kepala Tata Usaha : 1 orang Staff Tata Usaha : 5 orang Administrasi : 5 orang Bagian Informasi : 7 orang Penjualan Tiket : 15 orang Pemeriksa Tiket : 3 orang Pengurus Bagasi : 5 orang Keamanan : 40 orang Petugas Karantina : 5 orang Buruh Angkut/Porter : 30 orang TOTAL : 117 orang Noni Novita Sinaga

98 2. Penumpang Penumpang adalah orang-orang yang menggunakan jasa terminal untuk naik dan atau turun bus dan melanjutkan ke moda transportasi lainnya. Terdapat 2 (dua) jenis penumpang di terminal, yaitu: Penumpang antar kota dalam provinsi + mobil penumpang umum (MPU) Penumpang AKDP adalah penumpang yang menggunankan jasa transportasi bus dengan rute dalam provinsi. Penumpang AKDP kemudian dibagi menjadi dua jenis lagi: a. Penumpang AKDP keberangkatan b. Penumpang AKDP kedatangan 2. Penumpang angkutan kota (angkot) 3. Pengantar/Penjemput Pengantar atau penjemput adalah orang-orang yang mengantar dan menjemput penumpang, baik yang datang ataupun yang tiba. Secara umum karakteristik pengantar atau penjemput dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu : a. Kelompok 1 : menunggu di koridor luar bangunan b. Kelompok 2 : menunggu di hall kedatangan 4. Pemilik Usaha di Terminal Untuk memenuhi kebutuhan para pengguna terminal serta fakta bahwa terminal beroperasi selama 24 jam sehari, maka selain fungsi utama sebagai terminal, terminal akan memiliki beberapa fungsi penunjang lainnya, diantaranya: Retail : 30 unit x 4 karyawan = 120 orang Internet cafe : 1 unit x 2 karyawan = 2 orang Minimarket : 1 unit x 6 karyawan = 6 orang Restoran : 1 unit x 30 karyawan = 30 orang Kantin (Cafe) : 2 unit x 12 karyawan = 24 orang Food Court : 1 unit x 50 karyawan = 50 orang Noni Novita Sinaga

99 Fast Food : 2 unit x 15 karyawan = 15 orang Biro Travel : 2 unit x 4 karyawan = 8 orang ATM Center : 1 unit x 2 karyawan = 2 orang Money Changer : 2 unit x 2 karyawan = 4 orang Book Store : 1 unit x 4 karyawan = 4 orang Puskesmas Satelit : 1 unit x 4 karyawan = 4 orang Hotel : 1 unit x 100 karyawan = 100 orang TOTAL = 369 orang Analisa Kegiatan Analisa kegiatan terbagi atas beberapa macam yaitu: 1. Sirkulasi dan Proses Keberangkatan Penumpang Sirkulasi dan proses keberangkatan penumpang diilustrasikan seperti gambar 4.4. Gambar Diagram Sirkulasi Keberangkatan Penumpang Noni Novita Sinaga Sumber : Data Pribadi 79

100 2. Sirkulasi dan Proses Kedatangan Penumpang Sirkulasi dan proses kedatangan Penumpang penumpang diilustrasikan seperti gambar 4.5. Gambar Diagram Sirkulasi Kedatangan Penumpang Sumber : Data Pribadi 3. Sirkulasi dan Proses Pengantar / Penjemput Sirkulasi dan proses pengantar / penjemput diilustrasikan seperti gambar 4.6. Gambar Diagram Sirkulasi Pengantar / Penjemput Noni Novita Sinaga Sumber : Data Pribadi 80

101 4. Sirkulasi dan Proses Kedatangan Pengelola Terminal gambar 4.7. Sirklasi dan proses kedatangan pengelola terminal diilustrasikan seperti Gambar Diagram Sirkulasi Kedatangan Pengelola Sumber : Data Pribadi Analisa Kebutuhan Ruang Analisis tentang kebutuhan ruang pengguna dan aktivitasnya dengan fungsi-fungsi yang berbeda digambarkan pada tabel 3.4. Kelompok Ruang Ruang Utama Tabel 3.8. Kebutuhan Ruang Terminal Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang Penumpang Mengantar / menjemput Loket Membeli tiket penumpang Menunggu R. informasi Berpindah angkutan R. Tunggu Mencari informasi Hall Naik / turun angkutan R. peralatan Ke toilet Toilet R. pengawas Noni Novita Sinaga

102 Karyawan Mengatur kelancaran lalu lintas angkutan Memasukkan / mengambil barang di bagasi Mengawasi kelancaran lalu lintas angkutan Memeriksa tiket Ruang Pendukung Penumpang Belanja Makan Telepon Mengambil uang Menukar mata uang Mengecek kesehatan Sholat Membeli tiket dari biro travel Baca buku Menginap Karyawan Menyajikan makanan Memasak makanan Ruang Hotel Pengunjung Menginap Makan Istirahat Membeli tiket dari biro travel Menukar mata uang Mengambil uang Olahraga Retail / Kios Café Restauran Wartel Telepon umum ATM Center Puskesmas satelit Biro travel Musholla Book store Kamar tidur Restauran Bar Lobby hotel Front office Café Spa Noni Novita Sinaga

103 Rekreasi Karyawan Menyajikan makanan Memasak makanan Pengelola Pengelola Bekerja Istirahat Menyimpan arsip Membuat laporan Rapat Memeriksa keuangan Memeriksa keamanan Ke toilet Mechanical & Karyawan Treatment peralatan Electrical teknis Supir Bus Supir Makan Istirahat dan toilet Memeriksa Kendaraan Mengisi minyak Kolam enang Fitness Gudang R. binatu R. keamanan R. Kepala R. Sekretaris R. Administrasi R. Rapat R. Pengawas R. Istirahat Toilet R. AHU R. Genset R. Pompa R. Chiller R. Panel R. PABX R. Pemadam kebakaran R. Makan R. Istirahat Galon minyak Bengkel Noni Novita Sinaga

104 3.4. Konsep Perancangan Program Ruang Program ruang terminal di rancang berdasarkan kebutuhan ruang, kapasitas pengunjung dan kapasitas kendaraan di dalam terminal yang dirangkum dalam tabel 3.9. Tabel 3.9. Program Ruang No. Kebutuhan Jumlah Total Kapasitas Standar Luas Ruang Ruang Luas unit per jam A. Kegiatan umum Lobby + Atrium 50% jumlah kedatangan = 1,2 m 2 / orang 202 m m 2 NAD 168 orang R. Loket AKDP 1 orang 5 m 2 / orang 5 m m 2 NAD R. Antrian 30 orang 4,5 m 2 / 6 orang 22,5 m m 2 NAD R. Informasi 3 orang 8 m 2 / orang 24 m m 2 NAD R. Tunggu AKDP 50 orang 1,2 m 2 /orang 60 m m 2 NAD R. Tunggu Angkot 134 orang 1,2 m 2 /orang 161 m m 2 NAD R. Tunggu AKDP VIP 35 orang 2,5 m 2 /orang 87,5 m ,5 m 2 Asu Pemeriksaan Tiket AKDP 1 unit 0,75 m 2 /orang 0,75 m 2 3 unit 202 m 2 Asu Toilet Pria Toilet Wanita Urinoir 5 orang 5 orang 3 orang 0,96 m 2 /orang 0,96 m 2 /orang 0,6 m 2 /orang 5,76 m 2 5,76 m 2 3 m ,6 m 2 NAD Wastafel Toilet Khusus 10 orang 1 orang 0,6 m 2 /orang 5 m 2 /orang 6 m 2 5 m 2 Sub total (m 2 ) 1.579,1 m 2 Sirkulasi 20% 315,82 m 2 Total 1.894,92 m 2 No. Kebutuhan Jumlah Total Kapasitas Standar Luas Ruang Ruang Luas unit per jam B. Kegiatan pengelola R. Kepala unit Pelaksana Teknik 1 orang 25 m 2 / orang 25 m m 2 NAD R. Kepala Terminal 1 orang 25 m 2 / orang 25 m m 2 NAD R. Kepala Tata Usaha 1 orang 25 m 2 / orang 25 m m 2 NAD Noni Novita Sinaga

105 R. Sekretaris 1 orang 4,5 m 2 / orang 4,5 m 2 1 4,5 m 2 NAD R. Staf Administrasi 5 orang 4,5 m 2 /orang 22,5 m ,5 m 2 NAD R. Staff Tata Usaha 5 orang 4,5 m 2 /orang 22,5 m ,5 m 2 NAD R. Rapat 15 orang 2,4 m 2 /orang 36 m m 2 NAD R. tunggu tamu 5 orang 1,5 m 2 /orang 7,5 m 2 1 7,5 m 2 NAD R. Loker 1 unit 20 m 2 /unit 20 m m 2 Asu R. Pantry 1 unit 4 m 2 /unit 4 m m 2 Asu R. Istirahat 1 unit 12 m 2 /unit 12 m m 2 Asu Toilet 4 unit 3 m 2 /unit 12 m m 2 Asu Kantor petugas keamanan 5 orang 2,4 m 2 /orang 12 m m 2 Asu R. Karantina 5 orang 2,4 m 2 /orang 12 m m 2 Asu Sub total (m 2 ) 240 m 2 Sirkulasi 20% 48 m 2 Total 288 m 2 No. Kebutuhan Jumlah Total Kapasitas Standar Luas Ruang Ruang Luas unit per jam C. Kegiatan pendukung Fasilitas Terminal Retail 1 unit 16 m 2 / unit 16 m m 2 NAD Boutique 1 unit 30 m 2 / unit 30 m m 2 Asu ATM Center 1 unit 1,2 m 2 / unit 1,2 m m 2 NAD Biro Perjalanan 1 unit 16 m 2 / unit 30 m m 2 Asu Internet Cafe 1 unit 32 m 2 / unit 32 m m 2 Asu Puskesmas Satelit 1 unit 32 m 2 / unit 32 m m 2 Asu Book Store 1 unit 64 m 2 / unit 64 m m 2 Asu Money Changer 1 unit 6 m 2 / unit 6 m m 2 Asu Drug Store 1 unit 16 m 2 / unit 16 m m 2 Asu Mini Market R. Display Kasir Area Penitipan R. Karyawan Gudang 30 orang 1 unit 1 unit 4 orang 1,3 m 2 /orang 3,84 m 2 /orang 8 m 2 /orang 2,4 m 2 /orang 30% display 39 m 2 3,48 m 2 8 m 2 9,6 m 2 11,7 m ,78 m 2 NAD NAD Asu Asu Asu Café R. Makan 30 orang 1,3 m 2 /orang 26 m 2 Dapur 1 unit 20% R. Makan 5,2 m 2 Kasir 1 unit 3,84 m 2 /unit 3,84 m ,28 m 2 NAD Gudang 1 unit 50% dapur 2,6 m 2 Restauran R. Makan 40 orang 1,3 m 2 /orang 52 m ,44 m 2 NAD Noni Novita Sinaga

106 Dapur Kasir Gudang Food Court R. Makan Kasir Kios Fast Food R. Makan Dapur Kasir Gudang Musholla R. Shalat R. Wudhu Pria R. Wudhu Wanita 1 unit 1 unit 1 unit 200 orang 1 unit 6 unit 40 orang 1 unit 1 unit 1 unit 25 orang 10 orang 10 orang 20% R. Makan 3,84 m 2 /unit 50% dapur 1,3 m 2 /orang 3,84 m 2 /unit 12 m 2 /orang 1,3 m 2 /orang 20% R. Makan 3,84 m 2 /unit 50% dapur 1,25 m 2 /orang 0,8 m 2 /orang 0,8 m 2 /orang 10,4 m 2 3,84 m 2 5,2 m m 2 3,84 m 2 72 m m 2 10,4 m 2 3,84 m 2 5,2 m 2 31,5 m ,84 m 2 142,88 m 2 8 m ,5 m 8m 2 Sub total (m 2 ) 1.724,72 m 2 Sirkulasi 20% 344,94 m 2 Total 2.069,66 m 2 NAD NAD NAD No. Kebutuhan Jumlah Total Kapasitas Standar Luas Ruang Ruang Luas unit per jam D. Kegiatan servis dan utilitas R. Mekanikal dan Elektrikal R. Genset - 20 m 2 20 m m 2 SBT R. Trafo - 40 m 2 40 m m 2 SBT R. Chiller - 40 m 2 40 m m 2 SBT R. Ahu - 20 m 2 20 m m 2 SBT R. Pompa air & Reservoir - 20 m 2 20 m m 2 SBT R. Panel - 40 m 2 40 m m 2 SBT R. Fire Safety - 20 m 2 20 m m 2 SBT R. Petugas - 20 m 2 20 m m 2 SBT R. PABX - 40 m 2 40 m m 2 SBT R. CCTV - 30 m 2 30 m m 2 SBT R. Chief Security 3 4,5 m 2 13,5 m ,5 m 2 NAD R. Staff 5 4,5 m 2 22,5 m ,5 m 2 NAD Pos Satpam 2 6 m 2 12 m m 2 Asu Sub total (m 2 ) 422 m 2 Sirkulasi 20% 84,4 m 2 Total 506,4 m 2 Noni Novita Sinaga

107 No. Kebutuhan Jumlah Total Kapasitas Standar Luas Ruang Ruang Luas unit per jam E. Hotel Kamar Hotel Standard Deluxe Suite 1 unit 1 unit 1 unit 21,9 m 2 29 m 2 52 m 2 21,9 m 2 29 m 2 52 m m m m 2 NAD NAD NAD Lobby Entrance Hall Resepsionis Area duduk Area Lift Bellman Counter 200 orang 3 orang 10 orang 8 orang 4 orang 0,6 m 2 /orang 1,2 m 2 /orang 2 m 2 /orang 0,6 m 2 /orang 0,6 m 2 /orang 120m 2 3,6 m 2 20 m 2 4,8 m 2 2,4 m m 2 3,6 m 2 20 m 2 4,8 m 2 2,4 m 2 NAD NAD NAD NAD Asu Toilet Pria Toilet Wanita Urinoir 5 orang 5 orang 3 orang 0,96 m 2 /orang 0,96 m 2 /orang 0,6 m 2 /orang 5,76 m 2 5,76 m 2 3 m ,52 m 2 NAD Wastafel Toilet Khusus 10 orang 1 orang 0,6 m 2 /orang 5 m 2 /orang 6 m 2 5 m 2 ATM Center 1 unit 1,2 m 2 /unit 1,2 m m 2 NAD Biro Perjalanan 1 unit 16 m 2 /unit 30 m m 2 Asu Money Changer 1 unit 6 m 2 /unit 6 m m 2 Asu Drug Store 1 unit 16 m 2 /unit 16 m m 2 Asu Restauran R. Makan 200 orang 1,3 m 2 /orang 260 m 2 Dapur 1 unit 20% R. Makan 52 m 2 Kasir 1 unit 3,84 m 2 /unit 3,84 m 2 1 Gudang 1 unit 50% dapur 26 m 2 Bar and Lounge R. duduk 50 orang 2 m 2 /orang 100 m 2 1 R. dansa 20 orang 2 m 2 /orang 40 m 2 1 Dapur 1 unit 20% R. duduk 16 m 2 1 Gudang 1 unit 50% dapur 8 m 2 1 Kasir 1 unit 7,5m 2 7,5 m 2 1 Bar Counter 15 orang 1,5 m 2 /orang 22,5 m ,84 m m 2 40 m 2 16 m 2 8 m 2 7,5 m 2 22,5 m 2 NAD NAD Asu NAD NAD Asu Asu Fitness Center 30 orang 2 m 2 /orang 60 m m 2 NAD Spa dan Sauna R. Tunggu R. Ganti R. Spa R. Sauna Resepsionis 6orang 3 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1,5 m 2 /orang 1 m 2 /orang 30 m 2 /orang 16m 2 /orang 7,5 m 2 /orang 9 m 2 3 m 2 30 m 2 16 m 2 7,5 m m 2 6 m 2 60 m 2 16 m 2 7,5 m 2 NAD NAD Asu Asu Asu Noni Novita Sinaga

108 Sub total (m 2 ) 3.993,66 m 2 Sirkulasi 20% 798,73 m 2 Total 4.792,39 m 2 No. Kebutuhan Jumlah Total Kapasitas Standar Luas Ruang Ruang Luas unit per jam F. Fasilitas Supir Bus R. Makan 20 orang 1,3 m 2 /orang 26 m 2 Dapur 1 unit 20% R. Makan 5,2 m 2 Kasir 1 unit 3,84 m 2 /unit 3,84 m ,28 m 2 NAD Gudang 1 unit 50% dapur 2,6 m 2 R. Istirahat 1 unit 30 m 2 /unit 30 m m 2 Asu SPBU 1 unit 1500 m 2 /unit 1500 m m 2 Asu Bengkel 1 unit 60 m 2 /unit 60 m m 2 Asu Toilet Pria 5 orang 0,96 m 2 /orang 5,76 m 2 Toilet Wanita 5 orang 0,96 m 2 /orang 5,76 m 2 Urinoir 15 orang 0,6 m 2 /orang 9 m ,04 m 2 NAD Wastafel 10 orang 0,6 m 2 /orang 6 m 2 Sub total (m 2 ) 1.958,32 m 2 Sirkulasi 20% 391,66 m 2 Total 2.349,98 m 2 Kebutuhan Pelataran Bus Kebutuhan pelataran bus dapat dilihat pada tabel Tabel Perhitungan Kebutuhan Pelataran Bus No. Jenis Jumlah Bus Lama Jumlah Luas Standar Transportasi per jam Berhenti Peron Peron Sumber 1. AKDP Kedatangan menit 3 15 x 3 m m 2 NAD 2. AKDP Keberangkatan menit 3 15 x 3 m m 2 NAD 3. Angkot x 2,5 m m 2 Asu Sub total (m 2 ) m 2 Sirkulasi 20% 252 m 2 Total 1512 m 2 Keterangan sumber : NAD = Neufert, Ernest Data Arsitek, Jilid 1 dan 2 TSS = De Chiara, Joseph and John Calender Time Saver Standard for Building Types SBT = Sistem Bangunan Tinggi Asu = Asumsi dan Pengamatan Studi Noni Novita Sinaga

109 Kebutuhan Area Parkir Kebutuhan parkir pengunjung Pengunjung yang parkir : 1. Pengunjung dan penjemput penumpang 2. Penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi (menitipkan kendaraannya). Dengan asumsi : Penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi diasumsikan 0,5% / hari dengan rata rata parkir 3 hari. Maka = 0,5% x x 3 hari = 91 tempat parkir Dengan asumsi : 1. 70% penumpang menggunakan sepeda motor = 70 % x 91 = 64 parkir roda % penumpang menggunakan mobil = 30 % x 91 = 27 parkir roda 4. Pengantar dan penjemput penumpang = 34 orang / jam Rata rata lama pengunjung parker diperkirakan 2 jam, maka parkir harus memadai untuk 68 orang. Dengan asumsi : 1. 70% penumpang menggunakan sepeda motor = 70 % x 68 = 48 orang Rata rata pengantar dan penjemput per sepeda motor 1 orang, maka kebutuhan parkir sepeda motor = 48/1 = 48 tempat parkir roda % penumpang menggunakan mobil = 30 % x 68 = 20 orang Rata rata pengantar dan penjemput per mobil 2 orang, maka kebutuhan parkir sepeda motor = 20/2 = 10 tempat parkir roda 4. Kebutuhan Parkir Pengelola dan Karyawan Jumlah karyawan = 117 orang, dengan asumsi : % menggunakan transportasi umum = 82 orang % menggunakan sepeda motor = 29 orang (29 tempat parkir) 3. 5 % menggunakan mobil = 6 orang (6 tempat parkir) Noni Novita Sinaga

110 Kebutuhan Parkir Penghuni Hotel Menurut SBT (Sistem Bangunan Tinggi), standar parkir untuk hotel bintang 3 dihitung 1 slot parkir per 7 kamar hotel. Jadi jumlah parkir hotel yang memiliki 118 kamar yaitu 118/7 = 17 tempat perkir roda 4. Total parkir mobil = = 43 tempat parkir mobil. Total parkir sepeda motor = = 141 tempat parkir sepeda motor. Luas parkir = (43 x 12,5) + (141 x 1,5) = 537, ,5 = 749 m 2 Sirkulasi parker 30 % = 224,7 m 2 Total = 973,7 m 2 Kebutuhan Parkir Sementara Bus Parkir sementara bus digunakan untuk menunggu antrian masuk ke peron dan untuk istirahat sebelum berangkat, kebutuhan luas parker bus dapat dilihat pada tabel Tabel Perhitungan Kebutuhan Luas Parkir Bus Sementara No. Jenis Bus Lama Parkir Jumlah Bus Standar Luas Parkir Sumber 1. AKDP 1 jam 9 45 m m 2 NAD 2. AKDP - MPU 1 jam 9 12,5 m 2 112,5 m 2 Asu 3. Angkot 1 jam 13 12,5 m 2 112,5 m 2 Asu Sub total (m 2 ) 630 m 2 Sirkulasi 40% 252 m 2 Total 882 m Konsep Perancangan Tapak Konsep Perencanaan tapak pada kawasan perancangan TOD Belawan ini adalah dengan menciptakan pola baru pada kawasan, dengan menambahkan dan mengintegrasikan fungsi transit untuk mempermudah penumpang dalam aktivitas berpindah moda transportasi yaitu fungsi terminal bus, Pelabuhan, dan stasiun kereta api juga fungsi perbelanjaan dan rekreasi (Shopping Center) serta fungsi residensial (Rusun). Fungsi Transit awal yang ada pada kawasan direvitalisasi dan dirancang ulang agar saling berkesinambungan, serta dilengkapi dengan Noni Novita Sinaga

111 adanya sky-cross yang menciptakan suatu kawasan dengan tema Pedestrian Level 2. Pada gambar 3.23 dibawah ini menggambarkan bagaimana setiap fungsi terintegrasi dengan adanya skycross pada level 2 setiap fungsi dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berada di tengah menjadi pusat sirkulasi level 2. Gambar Masterplan TOD Belawan Sumber : Buku Masterplan TOD Belawan Konsep perencanaan tapak pada bangunan Terminal Bus ini sendiri adalah dengan merancang ruang terbuka hijau (di pinggiran Jl. Sumatera pada gambar 3.24) sebagai plaza dari bangunan serta sebagai fasilitas / sarana transportasi yang mampu memenuhi perhentiam / pergantian moda transportasi penumpang. Noni Novita Sinaga

112 Gambar Letak RTH pada area Terminal Bus Sumber : Data Pribadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ini diharapkan menarik banyak pengunjung dan penduduk sekitar agar lebih banyak berjalan kaki dan mengitari kawasan dengan sepeda, menghasilkan sebuah kawasan yang walkable yang merupakan salah satu prinsip perancangan berbasis Transit Oriented Development (TOD). Noni Novita Sinaga Gambar Suasana RTH Sumber : Buku Masterplan TOD Belawan 92

113 Bangunan Terminal berada pada bagian ujung selatan dari masterplan perancangan (lihat gambar 3.23). Pada perancangan masterplan, bangunan yang berada di ujung kawasan harus lebih tinggi dibandingkan bangunan lainnya. Hal ini dirancang agar menciptakan bentukan skyline yang menarik pada tampak kawasan perancangan. Bangunan Terminal Bus merupakan fungsi dengan jumlah lantai yang paling banyak dibanding fungsi lainnya yaitu 13 lantai. Dimana fungsi ini merupakan puncak skyline dari perancangan kawasan ini. Lantai dasar dan lantai 2 dipergunakan untuk menampung fungsi terminal dan sebagian komersial. Lantai 3 untuk ruang pertemuan dan office, lantai 4 untuk spa dan sauna serta fitness center, lantai 5 sampai dengan 13 diperuntukkan untuk fungsi hunian berupa hotel transit. Gambar Massa Bangunan Sumber : Data Pribadi Noni Novita Sinaga

114 Konsep Perancangan Fasad Terminal Bus Tipe B yang lokasi site perancangannya berada di Belawan diharapkan agar dapat menunjukkan image dan citra Belawan sehingga dapat menjadi landmark bagi kawasan Belawan itu sendiri. Belawan sangat kuat kaitannya dengan pelabuhan dan dermaganya yang merupakan salah satu pelabuhan dengan mobilitas yang cukup sibuk. Selain itu kawasan ini sangat dekat dengan laut dan banyak penduduk memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Keberadaan laut adalah penunjuk bahwa inilah kawasan Belawan. Sungai Belawan yang menciptakan ciri khas dari wilayah Belawan. Pelabuhan dan Sungai erat pula kaitannya dengan gelombang air, yang mana gelombang inilah yang dikembangkan untuk menjadi tema pada perancangan desain fasad bangunan Terminal Bus Tipe B Belawan ini. Pola bangunan terbentuk dari susunan gelombang air yang ada di sungai Belawan mencerminkan pola yang dinamis dan mengalir. Pola gelombang air ini diterapkan pada tower bangunan. Pola gelombang air ini diharapkan akan menjadi ikon di kawasan Belawan. Noni Novita Sinaga Gambar Proses Pengembangan Fasad Sumber : Data Pribadi 94

115 Konsep Struktur Sistem struktur yang dipakai dalam konstruksi bangunan adalah kombinasi bagunan tiggi dan bentang lebar. Sistem struktur yang digunakan yaitu rangka kaku dan inti (rigid frame dan core) dimana sistem struktur yang paling sering digunakan karena sangat ekonomis dan efisien untuk sistem konstruksi bangunan di bawah 20 lantai (material beton) dan 30 lantai (material baja). Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur terdiri dari balok horizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku (rigid). Gambar Ilustrasi Rigid Frame dan Core Sumber : Data Pribadi Pada atap bentang lebar digunakan struktur rangka batang (truss frame) untuk menumpu atap berbahan zicalume.rangka batang merupakan batang batang lurus yang berhubungan pada simpul (titik kumpul) yang terletak di setiap ujung batang. Gambar Konsep Sistem Struktur Sumber : Data Pribadi Noni Novita Sinaga

116 Menyesuaikan dengan panjang bangunan sepanjang 284,8 meter dan posisi tower, maka sistem rigid frame disini dibagi menjadi 2 bagian utama dengan 2 titik garis dilatasi, yang menggunakan sistem dilatasi kolom. Dimensi kolom baja yang digunakan adalah kolom induk berukuran 40 x 80 cm. Gambar Garis Dilatasi Sumber : Data Pribadi Konsep Sirkulasi Seperti yang disebutkan pada kesimpulan bab II bahwa terminal ini harus mampu mewadahi sirkulasi kendaraan dan manusia, maka dalam perancangan lantai ground digambarkan skenario alur sirkulasi kendaraan dan manusia seperti pada gambar 3.31 berikut. Gambar Alur Sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki pada Terminal Sumber : Data Pribadi Noni Novita Sinaga

117 Zona pergerakan penumpang terbagi menjadi 2 yaitu : zona keberangkatan dan kedatangan. Jalur non bus berada diseberang zona kedatangan dan zona keberangkatan, ini dimaksudkan untuk memudahkan sirkulasi penumpang non bus yang ingin segera berangkat dapat dengan mudah masuk ke area tunggu keberangkatan dan untuk penumpang yang berada pada area kedatangan untuk berganti moda transportasi menggunakan transportasi non bus (angkot / taksi / becak). Sedangkan bagi penumpang yang tiba dan ingin mengunjungi fasilitas komersil untuk makan atau berbelanja pada area kedatangan disediakan escalator menuju lantai 2 bangunan terminal. Bagi penumpang yang ingin menginap menuju hotel transit dapat mudah mencapai pintu masuk karena lobby hotel berada diantara area kedatangan dan keberangkatan juga disediakan pintu masuk dari kedua area tersebut Konsep Sustainability Energi Indonesia merupakan negara tropis dengan pasokan energi matahari yang banyak serta curah hujan yang tinggi. Kecamatan Belawan sendiri sangat terkenal akan cuaca yang sangat panas dikarenakan terik matahari serta berada dekat dengan laut. Selain itu angin yang kencang juga banyak bertiup di daerah ini. Keadaan Belawan yang sarat akan sinar matahari ini yang sangat mendukung untuk adanya pemakaian solar panel pada bangunan. Selain pasokan listrik dari PLN, bangunan Belawan Terminal Bus juga menggunakan pasokan energi listrik yang berasal dari energi matahari yang ditangkap oleh solar panel. Solar panel ini diletakkan di rooftop untuk memaksimalkan penyerapan sinar matahari. Fungsi panel surya sebagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah bagian yang menangkap cahaya matahari mengubah energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik. Bagian ini terdiri dari komponen panel surya berupa unit sel surya kecil-kecil yang tersusun menjadi sebuah rangkaian panel surya. Fungi Noni Novita Sinaga

118 sel surya adalah sel fotovoltaik yang merupakan unit kecil ini merupakan tempat berlangsungnya efek fotovoltaik. Sehingga fungsi panel surya pada sel surya hanyalah sebagai pemersatu. Sel surya ini adalah kunci efektivitas dalam menangkap energi dari sinar matahari menjadi listrik. Secara keseluruhan, fungsi sel surya ini akan menjadi sebuah fungsi panel surya. Gambar Diagram Penyaluran Energi Pada Solar Panel Sumber : Data Pribadi Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil karena panel surya tidak memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbon dioksida. Panel surya tidak memberikan kontribusi terhadap polusi suara dan bekerja dengan sangat diam. Gambar Posisi Solar Panel Sumber : Data Pribadi Noni Novita Sinaga

119 BAB IV HASIL RANCANGAN

120 BAB IV HASIL RANCANGAN 4.1. Masterplan TOD Belawan Gambar 4.1. Masterplan Sumber : Buku Masterplan TOD Belawan 98

121 Masterplan menunjukkan perancangan struktur ruang kawasan TOD yang terdiri dari 3 fungsi transit utama (Stasiun Kereta Api, Pelabuhan, Terminal Bus), fungsi perbelanjaan dan rekreasi (Shopping Center), fungsi hunian (Rusunami), serta fungsi pendukung lainnya (Sekolah, Pasar Tradisional, Balai Warga). Tiaptiap lantai 2 bangunan digabungkan dengan sky-cross untuk menciptakan bangunan yang hidup dan padat dilalui oleh para pengunjung Visualisasi Tiga Dimensi Visualisasi Terminal Bus dapat dilihat pada gambar 4.2. sampai dengan gambar 4.9. Gambar 4.2. View Terminal dari Permukiman Sumber : Data Pribadi Gambar 4.3. View Terminal dari Jalan Sumatera Sumber : Data Pribadi 99

122 Gambar 4.4. View Terminal dari Jalan Sebelah Utara Sumber : Data Pribadi Gambar 4.5. View Skycross dan RTH Sumber : Data Pribadi 100

123 Gambar 4.6. Interior Kamar Hotel Sumber : Data Pribadi Gambar 4.7. Interior Loket Tiket Sumber : Data Pribadi 101

124 Gambar 4.8. Suasana Hall Keberangkatan Sumber : Data Pribadi Gambar 4.9. Suasana Hall Keberangkatan Sumber : Data Pribadi 102

125 BAB V KESIMPULAN

126 BAB V KESIMPULAN Kesimpulan dari penulisan laporan ini adalah berupa keberhasilan perancangan yang menghasilkan sebuah bangunan fungsi transit berupa terminal bus tipe B di kawasan TOD Belawan sebagai fungsi pendukung / pergantian moda transportasi bagi fungsi-fungsi transit lainnya seperti stasiun dan pelabuhan. Terminal Belawan di kawasan TOD terhubung melalui skycross dengan beberapa jenis fungsi transportasi yang tersedia di kawasan TOD Belawan yaitu Stasiun Kereta Api dan Pelabuhan Belawan agar proses perpindahan / pergantian moda transportasi lainnya dapat berjalan dengan efektif dan nyaman. Desain Terminal Bus dengan luas total sekitar m 2 memiliki 2 zona utama yaitu zona bus (kedatangan dan keberangkatan) dan zona non bus (angkutan umum seperti agkot, taksi, dan becak). Untuk kenyamanan pengguna, terminal ini juga menyediakan lahan parkir baik untuk pengunjung maupun penjemput di area ground maupun basement. Dalam menarik minat pengunjung, terminal ini menambahkan fungsi pendukung yaitu komersial berupa café, restauran, retail dan lain lain dan fungsi rekreasi berupa ruang terbuka hijau yang sangat mudah diakses melalui skycross. Untuk menjawab kebutuhan akan tempat tinggal sementara selama perjalanan, terminal ini menyediakan fasilitas hotel transit dengan empat tipe kamar yaitu : standar, deluxe (single bed dan double bed), junior suite, dan family suite. 107

127 DAFTAR PUSTAKA PENYUSUNAN PENYEMPURNAAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN TAHUN Calthrope, Peter. The Next American Metropolis. New York; Princeton Architectural Press, Inc, 1993 Neufert, Ernst, Data Arsitek I, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993 Neufert, Ernst, Data Arsitek II, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993 De Chiara, Yoseph, Time Saver Standards For Building Types Second Edition, Mc.Graw Hill Book Company, New York, 1987 Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996 Antoniades, Anthony C, Poetics of Architecture; Theory of design. Van Nostrand Reinhold,New York, 1990 MARTA (Metropolitan Atlanta Rapid Transit Authority) Transit Oriented Development Guidelines General Plan. Adopted with amendments, July 20, xii

128 LAMPIRAN xii

129 LAMPIRAN xiii

130 LAMPIRAN xiv

131 LAMPIRAN xv

132 LAMPIRAN xvi

133 LAMPIRAN xvii

134 LAMPIRAN xviii

135 LAMPIRAN xix

136 LAMPIRAN xx

137 LAMPIRAN xxi

138 LAMPIRAN xxii

139 LAMPIRAN xxiii

140 LAMPIRAN xxiv

141 LAMPIRAN xxv

142 LAMPIRAN xxvi

143 LAMPIRAN xxvii

144 LAMPIRAN xxviii

145 LAMPIRAN xxix

146 LAMPIRAN xxx

147 LAMPIRAN xxxi

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur: TERMINAL Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem

Lebih terperinci

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto Terminal Halte Bandara Pelabuhan Simpul Tranportasi Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan

Lebih terperinci

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng TERMINAL DEFINISI TERMINAL Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal Transportasi merupakan: 1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. 2. Tempat pengendalian,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang: a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminal Menurut Abubakar I, dkk (1995) bahwa terminal transportasi merupakan : 1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagi pelayanan umum. 2. Tempat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG T E R M I N A L DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas) A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2007 SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJALENGKA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminal Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang sangat penting dalam sistem transportasi. Morlok (1991) menjelaskan terminal dapat dilihat sebagai alat untuk proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminal Terminal dapat dianggap sebagai alat pemroses, dimana suatu urutan kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu-lintas ( kendaraan, barang, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Terminal Morlok (1978) mendefinisikan bahwa terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Terminal Terminal dapat dianggap sebagai alat pemroses, dimana suatu urutan kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu lintas (kendaraan, barang,

Lebih terperinci

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NO.13/C,2001 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa terminal merupakan fasilitas

Lebih terperinci

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal sebagai simpul transportasi membantu peningkatan pelayanan operasi transportasi jalan raya. Dengan adanya terminal sebagai tempat keberangkatan, pemberhentian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kepadatan penduduknya dengan berada ditingkat keempat. Angka kepadatan penduduk yang terus

Lebih terperinci

PERANCANGAN MIXED-USE SHOPPING MALL DAN OFFICE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI

PERANCANGAN MIXED-USE SHOPPING MALL DAN OFFICE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI PERANCANGAN MIXED-USE SHOPPING MALL DAN OFFICE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Terminal Morlok E.K (1988) menyatakan bahwa terminal merupakan lokasi atau tempat bagi para penumpang dan barang yang masuk atau keluar dari suatu sistem yang merupakan

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. NAMA : ALAN GARCIA SANGAJI SOUW

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI PROYEK

BAB II. DESKRIPSI PROYEK BAB II. DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Judul proyek ini adalah TERMINAL TERPADU AMPLAS. Secara terminologi, judul ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Terminal Pengertian Terminal ialah Perhentian

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK - 8 - BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek Dalam perancangan proyek ini mendapat isu yaitu relokasi masyarakat sinabung dimana masyarakat yang direlokasi

Lebih terperinci

TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 13 TAHUN 1999 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS Menimbang Mengingat : a. bahwa terminal transportasi jalan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO) KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003 Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO) DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 9 Tahun 200 Lampiran : (satu) berkas TENTANG TATALAKSANA PENYELENGGARAAN PELAYANAN DI TERMINAL BIS - KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELAYANAN TERMINAL TIPE C PADA TERMINAL PADANGAN DI KABUPATEN MOJOKERTO

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELAYANAN TERMINAL TIPE C PADA TERMINAL PADANGAN DI KABUPATEN MOJOKERTO EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELAYANAN TERMINAL TIPE C PADA TERMINAL PADANGAN DI KABUPATEN MOJOKERTO FERI ANDRI SELFIAN Mahasiswa Program DIII Manajemen Transportasi Program Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 5 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 20007 PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI

Lebih terperinci

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan wisata perekonomian, perdagangan, pariwisata, pendidikan khususnya di Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan luas wilayah 265 km 2 dan jumlah penduduk 2.602.612 pada tahun 2013. Pertumbuhan Kota Medan yang

Lebih terperinci

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I 4 PENDAHULUAN REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI 1.1 Latar Belakang Stasiun adalah salah satu tempat perpindahan moda, dimana dalam jumlah besar manusia dan kendaraan berkumpul

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG KO T A P R A D J A JO J G A TA R A K LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

Lebih terperinci

PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO)

PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO) PENTINGNYA MASTER PLAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS: MASTER PLAN TERMINAL ULU DI KABUPATEN KEPULAUAN SITARO) Sisca V Pandey Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi

Lebih terperinci

LHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION ERWIN MUNTAZAR

LHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION ERWIN MUNTAZAR LHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION (METAFORA) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta ) KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta ) Gatot Nursetyo Abstrak Terminal merupakan bagian dari jaringan pelayanan transportasi sebagai simpul dari suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini dibedakan

III. METODE PENELITIAN. Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini dibedakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini dibedakan atas dua jenis yaitu: a) Data primer Data primer atau data pokok ini merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2008 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 1 Tahun 2000 Seri : C ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

yaitu apabila bangkitan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar

yaitu apabila bangkitan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Asal kata parkir dari park yang berarti taman, dan menurut Kamus Besar Indonesia sebagai tempat penyimpanan. Menurut Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN TERMINAL TINGKIR DENGAN ADANYA JALAN LINGKAR CEBONGAN BLOTONGAN SALATIGA

STUDI KELAYAKAN TERMINAL TINGKIR DENGAN ADANYA JALAN LINGKAR CEBONGAN BLOTONGAN SALATIGA Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 STUDI KELAYAKAN TERMINAL TINGKIR DENGAN ADANYA JALAN LINGKAR CEBONGAN BLOTONGAN SALATIGA Diyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan berkembangnya kehidupan masyarakat, maka semakin banyak pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi penilaian. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah 2.2 Angkutan Undang undang Nomer 22 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG Disusun Oleh : Nadhila Hastrina 21020113130074 Dosen Koordinator Ir. B. Adji Murtomo, MSA Dosen Pembimbing I Septana

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 8 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai daerah otonom dan memiliki status sebagai Kota Metropolitan, pembangunan Kota Medan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERANCANGAN HOTEL MIXED-USE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD ) BINJAI

PERANCANGAN HOTEL MIXED-USE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD ) BINJAI PERANCANGAN HOTEL MIXED-USE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD ) BINJAI LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015 Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Kota Surakarta sebagai kota budaya dan pariwisata, diikuti dengan kemajuan pesat khususnya bidang perekonomian membuat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efektifitas dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan tinggi sekalipun tetap terdapat orang yang membutuhkan dan menggunakan angkutan umum penumpang. Pada saat

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat bagi seluruh kegiatan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak-pihak yang berkepentingan di Indonesiamenempatkan kantor utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa. Aktivitas ekonomi

Lebih terperinci

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR Oleh : Khoirunnisa D. Ayu, Septana Bagus Pribadi, Sukawi Sistem transportasi menjadi bagian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan normatif Definisi dan istilah Kendaraan Bermotor Mobil Penumpang...

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan normatif Definisi dan istilah Kendaraan Bermotor Mobil Penumpang... DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup...3 2. Acuan normatif...3 3. Definisi dan istilah...3 3.1 Kendaraan Bermotor...3 3.2 Mobil Penumpang...4 3.3 Mobil Bus...4 3.4 Jumlah Berat yang Diperbolehkan...4 3.5 Jumlah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA 165 EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA An Nuurrika Asmara Dina, Wisnu Setiawan Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani

Lebih terperinci

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL TRANSPORTASI JALAN DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.306, 2015 KEMENHUB. Terminal. Penumpang Angkutan jalan. Pelayanan. Standar. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL TRANSPORTASI JALAN DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2012 Tentang Pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup bandar udara, 1. kebandarudaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Terminal angkutan umum penumpang merupakan penyedia jasa angkutan umum yang berfungsi untuk dapat memberikan pelayanan kemudahan, kenyamanan dan rasa aman kepada pengguna jasa

Lebih terperinci

TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM (ARSITEKTUR SIMBOLIS) DITA ANDIANI

TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM (ARSITEKTUR SIMBOLIS) DITA ANDIANI TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM (ARSITEKTUR SIMBOLIS) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TERMINAL ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DALAM KABUPATEN ACEH TAMIANG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Transportasi 2. 1. 1 Pengertian Transportasi Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan (destination). Perjalanan adalah pergerakan

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM DI KECAMATAN TOBELO TENGAH

EVALUASI KELAYAKAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM DI KECAMATAN TOBELO TENGAH EVALUASI KELAYAKAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM DI KECAMATAN TOBELO TENGAH Meyanti Sartin Gumabo 1, Dr. Ir. James Timboeleng, DEA², & Ir. Papia J.C. Franklin, MSi 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

TAHUN : 2006 NOMOR : 04

TAHUN : 2006 NOMOR : 04 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2006 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 402 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN SUB UNIT PENGELOLAAN TERMINAL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) TERMINAL DINAS

Lebih terperinci

C merupakan terminal Watukelir, terminal Mojolaban,

C merupakan terminal Watukelir, terminal Mojolaban, ` Kartasura, terminal tipe C merupakan terminal Watukelir, terminal Mojolaban, terminal Tawangsari dan Sub terminal Sukoharjo. Sumber: Analisis Gambar 5.143. Peta Lokasi Titik Terminal Secara umum gambaran

Lebih terperinci

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH C-1 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH C-2 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH 1. Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. 2. Awak

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API SOLO- BALAPAN DENGAN FASILITAS PENDUKUNG SHOPPING MALL DAN HOTEL BINTANG TIGA DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat ini objek tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dapat ditempuh melalui jalan laut, udara dan darat. Namun demikian pelayanan transportasi darat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bandar Udara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah Sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar Udara

Lebih terperinci

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5468 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 108 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

6.1 Program Dasar Perencanaan

6.1 Program Dasar Perencanaan BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TIDAR DI KOTA MAGELANG 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Kelompok Ruang Luar ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar 1 - Area Penurunan Penumpang

Lebih terperinci

PUSAT TRANSPORTASI BELAWAN

PUSAT TRANSPORTASI BELAWAN PUSAT TRANSPORTASI BELAWAN (ARSITEKTUR HIGH-TECH) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490- STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012/2013 Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh ANISA

Lebih terperinci

TERMINAL BIS KOTA BEKASI

TERMINAL BIS KOTA BEKASI LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BIS KOTA BEKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : BUDI NUR ROCHMAN L2B 002 196 Periode

Lebih terperinci

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM) INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa pengusaha

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa peranan transportasi memiliki posisi yang

Lebih terperinci

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi industri dan perdagangan merupakan unsur utama perkembangan kota. Kota Jakarta merupakan pusat pemerintahan, perekonomian,

Lebih terperinci

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh : WYDIA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API MEDAN BAMBANG HERAWAN

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API MEDAN BAMBANG HERAWAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API MEDAN ( ARSITEKTUR HIGH-TECH ) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Lebih terperinci

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini, akan dibahas mengenai, pengertian dan esensi judul, latar belakang munculnya gagasan atau ide dan judul, tujuan dan sasaran perencanaan dan perancangan, permasalahan

Lebih terperinci

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN MAHASISWA: AMELIA LESTARI (NIM: 41211010044) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BANGUNAN TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SIBISA SKRIPSI

BANGUNAN TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SIBISA SKRIPSI BANGUNAN TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SIBISA SKRIPSI OLEH ADRIAN RENALDO 130406068 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 BANGUNAN TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,

Lebih terperinci