Noverita Sv. Staf Pengajar US-XII, Medan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Noverita Sv. Staf Pengajar US-XII, Medan"

Transkripsi

1 1 PENGARUH KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR NIPKA- PLUS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BABY KAYLAN (Brassica oleraceae L. Var. Acephala DC.) SECARA VERTIKULTUR Noverita Sv Staf Pengajar US-XII, Medan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk pelengkap cair Nipka-Plus dan jarak tanam, serta interaksi antara kedua perlakuan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kaylan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor konsentrasi pupuk cair Nipka Plus dengan interval tiap pemberian 4 hari yaitu: K0 = 0 cc/l air, K1 = 0,5 cc/l air, K2 = 1,0 cc/l air, K3 = 1,5 cc/l air dan K4 = 2,0 cc/l air. Faktor jarak tanam antar pot dalam satu tiang adalah: J1 = 20 cm, J2 = 25 cm dan J3 = 30 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi pupuk cair Nipka- Plus 2 cc/l air menghasilkan tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak, diameter batang yang lebih besar dan bobot kotor dan bersih per tanaman, serta bobot kotor dan bobot bersih per plot yang lebih berat. jarak tanam antar pot dalam satu tiang 30 cm (J3) menghasilkan tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak, diameter batang yang lebih besar dan bobot kotor dan bersih per tanaman, serta bobot kotor dan bobot bersih per plot yang lebih berat. Secara umum interaksi konsentrasi pupuk cair Nipka-Plus dan Pendahuluan dapat dilakukan secara vertikultur, Sebagaima diketahui lahan pertanian sema-kin lama semakin sempit. Faktor apalagi kalau sekedar untuk memenuhi kebutuhan sendiri akan sayuran atau pertambahan penduduk yang pesat buah-buahan semusim. Jenis tanaman disertai dengan kemajuan teknologi dan industri pada akhirnya akan menggeser fungsi lahan pertanian menjadi lahan yang cocok untuk dibudidayakan secara vertikultur adalah jenis tanaman semusim yang tingginya tidak melebihi satu meter perumahan dan industri. Kekurangan seperti cabai, tomat, terong, kubis, sawi, lahan menjadi masalah tersendiri. Lahan yang luas semakin sulit didapat. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan lahan adalah dengan jalan bercocok tanam selederi, daun bawang (Widarto, 1997). Di antara bermacam-macam jenis sayur, kaylan termasuk komoditas yang memiliki nilai komersial dan prospek yang secara vertikal atau dikenal dengan baik. Kaylan layak diusahakan karena metoda vertikultur. Sistem tanam vertikultur sangat cocok diterapkan, khususnya bagi para petani atau pengusaha yang memiliki lahan menyangkut kebutuhan orang banyak akan sayur (Rukmana, 1994). Menurut Setyawan (1984), sayuran mempunyai prospek cerah sebab permintaan sayuran sempit. Vertikultur dapat pula diterapkan cukup tinggi, sehingga tidak pada bangunan-bangunan bertingkat, mengherankan jika selalu tersedia di perumahan umum, atau bahkan pada pemukiman di daerah padat yang tidak pasar. Dalam 100 g tanaman kaylan punya halaman sama sekali. Dengan terkandung 85% air; 5 g protein; 0.7 g metode vertikultur ini, kita dapat lemak; 5 g karbohidrat; 250 mg kalsium; 4 memanfaatkan lahan semaksimal mg besi; 300 IU vitamin V; 0.1 mg thiamin; mungkin. Usaha tani secara komersial 1.5 mg serat; 0.3 mg riboflavin; 1,5 mg JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April

2 nikotinamida dan 100 mg asam askorbat (Rukmana, 19940). Pada budidaya tanaman sayuran, masalah yang sering dihadapi adalah rendahnya kesubu-ran tanah. Untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan melalui akar dan daun tanaman. Dalam pertanian modern, peng-gunaan pupuk adalah mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan. Pemberian pupuk pelengkap cair bertujuan untuk melengkapi penggunaan pupuk makro dan menambah unsur lain karena kandungan utamanya adalah unsur hara sekunder dan mikro, sehingga mendukung produktivitas tanaman yang maksimal. Pada umumnya, pupuk pelengkap cair ini digunakan dengan cara disemprotkan sehingga membutuhkan keakuratan dari konsentrasi, cara dan waktu penggunaannya (Marsono dan Sigit, 2000). Dalam pertanaman vertikultur sangat pen-ting diperhatikan jarak tanam antar pot dalam satu tiang. Jarak antar pot akan mempengaruhi intersepsi cahaya matahari ke daun tanaman. Berkurangnya sinar matahari pada daun tana-man dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pengaturan jarak antar pot sehingga daun tanaman yang tumbuh tidak saling tumpang tindih. Atas dasar uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian tentang pengaruh konsen-trasi pupuk cair Nipka- Plus dan jarak tanam terahdap pertumbuhan dan produksi tanaman kaylan secara vertikultur. Hipotesis yang diajukan adalah ada pengaruh konsentrasi pupuk pelengkap cair Nipka-Plus terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kaylan, ada pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kaylan, serta ada pengaruh interaksi konsentrasi pupuk pelengkap cair Nipka- Plus dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kaylan. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua factor. Faktor konsentrasi pupuk cair Nipka-Plus dengan interval tiap pemberian 4 hari yaitu: K0=0 cc/l air, K1=0,5 cc/l air, K2=1,0 cc/l air, K3=1,5 cc/l air dan K4=2,0 cc/l air. Faktor jarak tanam antar pot dalam satu tiang adalah: J1=20 cm, J2=25 cm dan J3=30 cm. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati, maka dilakukan penguji-an statistik dengan menyusun Daftar Sidik Ragam (DSR). Terhadap perlakuan yang berpengaruh nyata, dilakukan pengujian beda rataan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil dan Pembahasan Pertambahan Tinggi Tanaman Hasil uji BNJ pertambahan tinggi tanaman kaylan pada umur 9, 13, 17 dan 21 HSPT akibat perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap cair Nipka-Plus dan jarak tanam disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa, pada umur 21 HSPT, pertambahan tinggi tanaman terdapat pada perlakuan K4 berbeda sangat nyata dengan K0, K1, K2 dan K3. Nipka-Plus dengan tinggi tanaman kaylan disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Hubungan Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus terhadap Tinggi Tanaman 2

3 Kaylan pada Umur 21 Hari Setelah Pindah Tanam Tabel 1 juga menunjukkan bahwa umumnya pengamatan tinggi tanaman, tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan J3 berbeda sangat nyata dengan J1 dan J2. Demikian juga halnya dengan perlakuan J2 berbeda sangat nyata dengan perlakuan J1. Hubungan antara jarak tanam dengan ting-gi tanaman kaylan disajikan pada Gambar 2. Tabel 1. Rataan Pertambahan Tinggi Tanaman Kaylan Umur dan 21 Hari Setelah Pindah Tanam Akibat Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus dan Jarak Tanam Pertambahan tinggi tanaman pada umur (cm) 9 HSPT 13 HSPT 17 HSPT 21 HSPT K aa 1.03 aa 1.25 aab 1.07 aa K abab 1.20 bb 1.37 bbc 1.22 aa K abab 1.27 cc 1.23 aa 3.41 bb K abab 1.30 dc 1.45 bcc 3.57 bb K bb 1.34 ed 1.49 cc 4.39 cc BNJ BNJ J aa 1.24 aa 2.79 J bb 1.39 bb 2.65 J cc 1.44 bb 2.76 BNJ BNJ K0J aab 0.79 aa 1.05 aa 0.86 K0J aab 1.11 bb 1.30 bcdbcd 1.11 K0J aa 1.19 cc 1.40 cdecd 1.25 K1J abab 1.11 bb 1.33 bcdbcd 1.07 K1J abab 1.20 cc 1.26 abcabc 1.1 K1J abab 1.30 dd 1.51 defcd 1.5 K2J abab 1.11 bb 1.15 ababc 3.71 K2J aa 1.30 dd 1.45 cdefcd 3.2 K2J aa 1.39 ee 1.08 abab 3.33 K3J aab 1.21 cc 1.33 bcdbcd 3.71 K3J abab 1.29 dd 1.45 cdefcd 3.65 K3J aab 1.40 ee 1.57 efd 3.35 K1J aab 1.21 cc 1.33 bcdbcd 4.6 K1J abab 1.31 dd 1.50 defcd 4.2 K1J ab 1.49 ff 1.63 fd 4.37 BNJ BNJ Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil dan besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berda berdasarkan uji BNJ pada taraf 5% dan 1%. JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April

4 Nipka-Plus dengan jumlah daun tanaman kaylan disajikan pada Gambar 3. Gambar 2. Hubungan Jarak Tanah dengan Tinggi Tanaman Kaylan pada Umur 17 Hari Setelah Pindah Tanam Jumlah Daun Hasil uji BNJ jumlah daun tanaman kaylan pada umur 9, 13, 17 dan 21 HSPT akibat perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap cair Nipka-Plus dan jarak tanam disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa pada umur 13 HSPT, jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan K4 berbeda nyata dengan K0. Pada umur 17 dan 21 Gambar 3. Hubungan Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus terhadap Jumlah Daun Tanaman Kaylan pada Umur 21 Hari Setelah Pindah Tanam Gambar 3 menunjukkan bahwa, semakin tinggi konsentrasi pupuk cair Nipka-Plus yang diberikan jumlah daun tanaman kaylan semakin banyak. Tabel 2 juga menunjukkan bahwa pada umur 21 HSPT, jumlah daun Tabel 2. Rataan Jumlah Daun Tanaman Kaylan Umur 9, 13, 17 dan 21 Hari setelah Pindah Tanam Akibat Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus dan Jarak Tanam. Pertambahan tinggi tanaman pada umur (cm) 9 HSPT 13 HSPT 17 HSPT 21 HSPT K a 3,60 aa 4,42 aa K ab 3.67 aab 4,49 aab K an 3,67 aab 4,49 aab K ab 3,73 abab 4,71 abab K b 3.93 bb 4.91 bb BNJ 0, ,35 BNJ 0, J ab 3.63 aa 4.32 aa J a 3.67 aa 4.61 bab J b 3.87 bb 4.88 cb BNJ 0, BNJ 0, Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil dan besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda berdasarkan uji BNJ pada taraf 5% dan terbanyak terdapat pada perlakuan J3 berbeda sangat nyata de-ngan J1, tetapi tidak berbeda nyata dengan J2. Hubungan antara jarak tanaman dengan jumlah daun tanaman kaylan disajikan pada Gambar 4. HSPT, jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan K4 berbeda sangat nyata dengan K0, berbeda nyata dengan K1 dan K2, tetapi berbeda tidak nyata dengan K3. 4

5 Gambar 4. Hubungan Jarak Tanam dengan Jumlah Daun Tanaman Kaylan pada Umur 21 Hari Setelah Tanam Pertambahan Diameter Batang Hasil uji BNJ pertambahan diameter batang tanaman kaylan pada umur 9, 13, 17 dan 21 HSPT akibat perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap cair Nipka- Plus dan jarak tanam disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa, pada umur 21 HSPT, pertambahan diameter Gambar 5. Hubungan Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus Terhadap Pertambahan Diameter Batang Tanaman Kaylan pada umur 21 Hari Setelah Pindah Tanam. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa semua umur pengamatan, diameter batang tanaman terbesar terdapat pada perlakuan J3 berbeda sangat nyata dengan J1 dan J2. Hubungan antara jarak tanam dengan diameter batang tanaman kaylan disajikan pada Gambar 6. Tabel 3. Rataan Pertambahan Diameter Batang Tanaman Kaylan Umur dan 21 Hari setelah Pindah Tanam Akibat Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus dan Jarak Tanam. Pertambahan tinggi tanaman pada umur (cm) 9 HSPT 13 HSPT 17 HSPT 21 HSPT K aa 3.60 aa 4.42 aa K aa 3.67 aab 4.49 aab K ab 3.67 aab 4.49 aab K cc 3.73 abab 4.71 abab K bb 3.93 bb 4.91 bb BNJ BNJ J ab 1.49 aa 0.57 aa 4.16 aa J a 1.70 bb 0.71 bb 4.69 bb J b 1.78 cc 0.76 bb 4.83 bb BNJ BNJ Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil dan besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda berdasarkan uji BNJ pada taraf 5% dan batang terbe-sar terdapat pada perlakuan K4, berbeda sa-ngat nyata dengan perlakuan K0, K1, K2 dan K3. Nipka-Plus dengan pertambahan diameter batang tanaman kaylan disajikan pada Gambar 5. JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April

6 Gambar 6. Hubungan Jarak Tanam dengan Diamter Batang Tanaman Kaylan pada Umur 21 Hari Setelah Tanam Bobot Kotor Tanaman Hasil uji BNJ bobot kotor tanaman kaylan pada umur 21 HSPT akibat Tabel 4. Rataan Bobot Kotor Kaylan Akibat Konsentrasi Pupuk Cair Nipka- Plus dan Jarak Tanam Bobot Kotor Tanaman (g) J 1 J 2 J 3 Rataan K aa K bab Gambar 7. Hubungan Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus terhadap Bobot Kotor Tanaman Kaylan Gambar 7 menunjukkan bahwa, semakin tinggi pemberian pupuk cair Nipka-Plus bobot kotor tanaman semakin meningkat. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa, bobot kotor tanaman terberat terdapat pada perlakuan J3 berbeda sangat nyata dengan J1, tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan J0. Hubungan jarak tanam dengan konsentrasi bobot kotor tanaman kaylan dapat dilihat pada Gambar 8. K bcb K cdbc K dc Rataan 8.99 aa 9.69 bb 9.92 bb BNJ 0.05 (K) = 0.39 BNJ 0.05 (J) = 0.26 BNJ 0.01 (K) = 0.49 BNJ 0.01 (J) = 0.33 Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil dan besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda berdasarkan uji BNJ pada taraf 5% dan 1%. perlakuan konsen-trasi pupuk pelengkap cair Nipka-Plus dan jarak tanam disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa, bobot kotor tanaman kaylan terberat terdapat pada perlaku-an K4 berbeda sangat nyata dengan K0, K1 dan K2, akan tetapi berbeda tidak nyata dengan K3. Nipka-Plus dengan bobot kotor tanaman kaylan dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 8. Hubungan jarak Tanam dengan Bobot Kotor Tanaman Kaylan 6

7 Tabel 5. Rataan Bobot Bersih Kaylan Akibat Konsentrasi Pupuk Cair Nipka- Plus dan Jarak Tanam Bobot Kotor Tanaman (g) Rataan Bobot Bersih Tanaman Hasil uji BNJ bobot bersih tanaman kaylan akibat perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap cair Nipka-Plus dan jarak tanam disajikan pada Tabel 5. Nipka-Plus dengan bobot bersih tanaman kaylan dapat dilihat pada Gambar 9. J1 J2 J3 K aa K bb K cc K cc K dd Rataan 7.37 aa 8.14 bb 8.34 bb BNJ 0.05 (K) = 0.32 BNJ 0.05 (J) = 0.21 BNJ 0.01 (K) = 0.39 BNJ 0.01 (J) = 0.27 Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil dan besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda berdasarkan uji BNJ pada taraf 5% dan Jarak Tanam (J) Gambar 10. Hubungan Jarak Tanam dengan Bobot Bersih Tanaman Kaylan Gambar 9. Hubungan Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus terhadap Bobot Bersih Tanaman Kaylan Bobot Kotor per Polot Hasil uji BNJ bobot kotor per plot tanaman kaylan akibat perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap cair Nipka- Plus dan jarak tanam disajikan pada Tabel 6. Nipka-Plus dengan bobot kotor per plot dapat dilihat pada Gambar 11. Hubungan jarak tanam dengan konsentrasi bobot bersih tanaman kaylan dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 11. Hubungan Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus Terhadap Bobot Kotor per Plot Tanaman Kaylan JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April

8 Tabel 6. Rataan Bobot Kotor per Plot Akibat Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus dan Jarak Tanam Tabel 7. Rataan Bobot Bersih per Plot Akibat Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus dan Jarak Tanam Bobot Kotor Tanaman (g) Rataan Bobot Kotor Tanaman (g) Rataan J 1 J 2 J 3 J 1 J 2 J 3 K aa K bb K bb K bcbc K cc Rataan aa bb bb BNJ 0.05 (K) = 7.16 BNJ 0.05 (J) = 4.69 BNJ 0.01 (K) = 8.83 BNJ 0.01 (J) = 6.02 Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil dan besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda berdasarkan uji BNJ pada taraf 5% dan 1%. K aa K bb K cc K cc K dc Rataan aa bb bb dc BNJ 0.05 (K) = 7.16 BNJ 0.05 (J) = 4.69 BNJ 0.01 (K) = 8.83 BNJ 0.01 (J) = 6.02 Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil dan besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda berdasarkan uji BNJ pada taraf 5% dan 1%.. Hubungan jarak tanam dengan konsentrasi bobot kotor per plot tanaman kaylan dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Hubungan Jarak Tanam dengan Bobot Kotor per Plot Tanaman Kaylan Bobot Bersih per Plot Hasil uji BNJ bobot bersih per plot tanaman kaylan akibat perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap cair Nipka- Plus dan jarak tanam disajikan pada Tabel 7. Gambar 13. Hubungan Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus Terhadap Bobot Bersih per Plot Tanaman Kaylan Hubungan jarak tanam dengan konsentrasi bobot bersih per plot tanaman kaylan dapat dilihat pada Gambar 14. Nipka-Plus dengan bobot bersih per plot dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 14. Hubungaj Jarak Tanam dengan Bobot Bersih per Plot Tanaman Kaylan 8

9 Pembahasan Umum a. Pengaruh Pupuk Nipka-Plus Dari hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk cair Nipka-Plus berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot kotor dan bobot bersih per tanaman, serta bobot kotor dan bobot bersih per plot. Hal ini disebabkan pemberian pupuk melalui daun lebih cepat penyerapannya dibandingkan engan pemberian melalui akar, akan tetapi resiko kehilangan pemberian pupuk juga lebih besar jika kondisi cuaca tidak mendukung, seperti kondisi hujan dan panas terik matahari. Pertumbuhan tanaman kaylan dapat dilihat bahwa tanaman yang diberi pupuk cair Nipka-Plus lebih baik dibanding tanpa pemberian pupuk cair Nipka-Plus. Hal ini disebabkan pupuk cair Nipka-Plus mengandung unsur hara lengkap makro dan mikro yang sangat esensial bagi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tana-man yang baik sangat menentukan tinggi rendahnya produksi kaylan. Dengan tersedianya unsur hara makro dan mikro akibat pemberian pupuk Nipka- Plus selama pertumbuhan tanaman, dapat memacu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Peraka-ran tanaman yang baik maka pertumbuhan tanaman semakin baik akan semakin mening-katkan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan produksi tanaman. Di samping itu pemupukan melalui daun dengan bahanbahan gizi yang terkandung dalam Nipka Plus akan mendorong metabolis-me dalam tanaman dan dengan demikian merangsang diserapnya bahan-bahan gizi oleh akar. Dengan penyerapan unsur hara yang semakin baik akan mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. b. Pengaruh Jarak Tanam Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot kotor dan bobot bersih per tanaman, serta bobot kotor dan bersih per plot. Jarak tanam akan mempengaruhi pertumbuhan kanopi tanaman, sehingga akan mempe-ngaruhi besarnya cahaya matahari yang diteri-ma oleh tanaman. Pada perlakuan J1 yaitu jarak tanam antar plot dalam satu tiang 20 cm diperoleh pertumbuhan tanaman dan produksi yang lebih rendah. Hal ini disebabkan pada jarak tanam ini, daundaun dari setiap tanaman saling tumpang tindih, sehingga menutup ruang antar setiap tanaman. Daun tanaman yang saling tumpang tindih akan mengakibatkan tanaman tidak menerima cahaya matahari secara maksimal. Keadaan ini mengakibatkan fotosin-tesis berlangsung kurang optimal, karena fotosintesis sangat memerlukan cahaya dan proses tersebut hanya berlangsung di siang hari. Dengan fotosintesis yang kurang optimal, maka pertumbuhan tanaman juga akan terhambat, karena pertumbuhan tanaman berlangsung didasarkan pada jumlah fotosintat yang dihasil-kan oleh tanaman. Menurut Sastrahidajat dan Soemarno (1991), tanaman yang hidup menggunakan karbohidrat untuk respirasinya. Pertumbuhan tanaman tergantung pada imbangan fotosintesis yang membangun karbohidrat dan bahan tanaman dan respirasi yang menguraikan karbohidrat. Kalau fotosintesis melebihi respira-si, seperti yang lazim terjadi pada tanaman yang sedang tumbuh, akan terjadi pertumbuhan. Akan tetapi pada kondisi yang kurang cahaya, respirasi mungkin sama dengan fotosintesis dan pertumbuhan akan terhambat. c. Pengaruh Interaksi Konsentrasi Pupuk Cair Nipka-Plus dan Jarak Tanam Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi pupuk air Nipka-Plus dan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati. JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April

10 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan a. konsentrasi pupuk cair Nipka- Plus 2 cc/l air menghasilkan tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak, diameter daun yang lebih besar dan bobot kotor dan bersih per tanaman, serta bobot kotor dan bobot bersih per plot yang lebih berat. b. jarak tanam antar pot dalam satu tiang 30 cm (J3) menghasilkan tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak, diameter batang yang lebih besar dan bobot kotor dan bersih per tanaman, serta bobot kotor dan bobot bersih per plot yang lebih berat. c. Interaksi konsentrasi pupuk cair Nipka- Plus dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan diameter batang pada umur 17 HSPT, tetapi berbeda tidak nyata terhadap jumlah daun, bobot kotor dan bobot bersih per tanaman, serta bobot kotor dan bobot bersih per plot tanaman kaylan. Saran a. Untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi tanaman baby kaylan disarankan menggunakan pemberian konsentrasi pupuk cair Nipka-Plus dengan konsentrasi 2 cc/l air dengan jarak tanam antar pot dalam satu tiang 30 cm dalam pertanaman vertikultur. b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan penggunaan konsentrasi Nipka-Plus yang lebih tinggi, sehingga diperoleh konsentrasi optimum terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman baby kaylan. Daftar Pustaka Anonimus, Agribisnis Tulang Punggung Perekonomian Nasional. Jakarta. Marsono dan Paulus Sigit Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hal. Pracaya Bertanam Sayur dalam Pot. Penebar Swadaya. 57 hal. Rukmana, R Bertanam Kubis. Kanisius. Yogyakarta. 92 hal. Sastrahidayat, H. I. R. dan Soemarno, D. S Budidaya Tanaman Tropika. Usaha Nasional, Surabaya. 524 hal. Setyawan, A. I Bercocok Tanam Sayuran Dataran Tinggi: Budidaya dan Pengaturan Panen. Penebar Swadaya. Jakarta. 187 hal. Sutejo, dan A.G. Kartasaputra, Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta. 196 hal. Temmy, D., Yunia, A., Farida, F., Joesi. E. H Vertikultur. Teknik Bertanam di Lahan Sempit. PT. Agromedia Pustaka, Depok. Jakarta. Thomson and Kelly Vegetable Crops. Tata Mc Graw Hill Publ. Co. Ltd, New Delhi. 303 hal. Widarto, L Vertikultur Bercocok Tanam Secara Bertingkat. Penebar Swadaya, Jakarta. 130 hal. 10

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Volume 11 Nomor 2 September 2014 Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 HASIL

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Volume 9, No 1 : 1-6 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) Sri Susanti Ningsih

Lebih terperinci

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN : ANALISIS TUMBUH DUA VARIETAS TERUNG (Solanum melongena L.) PADA PERBEDAAN JENIS PUPUK ORGANIK CAIR (Growth Analysis of Two Eggplant (Solanum melongena L.) Varieties on Different Types of Liquid Organic

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti

Lebih terperinci

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mentimun adalah salah satu jenis sayuran yang digemari masyarakat. Salah satu jenis mentimun yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak dicari ialah mentimun Jepang

Lebih terperinci

MENENTUKAN KONSENTRASI MOLIBDENUM TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK

MENENTUKAN KONSENTRASI MOLIBDENUM TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Islami et al.: Menentukan konsentrasi molibdenum terbaik 347 Vol. 2, No. 3: 347 352, September 2014 MENENTUKAN KONSENTRASI MOLIBDENUM TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI Ubad Badrudin dan Bambang Suryotomo Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pengembangan pertanian selayaknya dilakukan secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha tersebut, maka produktivitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN KRINYU (Chromolaena odorata L.) Puja Kesuma, Zuchrotus Salamah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK Oleh : Ika Kartika Wati NPM 10712019 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Mengembangkan dan membudidayakan tanaman tomat membutuhkan faktor yang mendukung seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan tanah, dan lain-lain. Pemberian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti. kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990).

PENDAHULUAN. mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti. kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990). PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kubis merupakan tanaman asli daerah pesisir sungai sekitar mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti India, Nepal, Malaysia, Philipina

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Berdasarkan asal pembuatannya pupuk dibedakan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L) PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L) Safruddin Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNA,

Lebih terperinci

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK Magrobis Journal 28 PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) Oleh : Eka Rahmawati 1), Rina Wardani 2) dan Siti Rusmini 3) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI Nurhasanah 1, Hedi Heryadi 2 Universitas Terbuka nenganah@ut.ac.id Abstrak Penelitian pembuatan pupuk cair dari limbah udang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL Oleh : Rinda Dewi Lestari NPM 10712032 POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, diantaranya tanaman buah, tanaman hias dan tanaman sayur-sayuran. Keadaan

Lebih terperinci

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. ) Agrium, April 2014 Volume 18 No 3 PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. ) Suryawaty Hamzah Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial di daerah tropis. Hampir setiap hari produk ini

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK Arta

Lebih terperinci

Kajian Aplikasi Dosis Pupuk ZA dan Kalium Anak Agung Gede Putra 10

Kajian Aplikasi Dosis Pupuk ZA dan Kalium Anak Agung Gede Putra 10 KAJIAN APLIKASI DOSIS PUPUK ZA DAN KALIUM PADA TANAMAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM L) ANAK AGUNG GEDE PUTRA Fakultas Pertanian Universitas Tabanan ABSTRAKSI Tingkat kesuburan tanah yang rendah dan terbatasnya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM PETIK (Amaranthus hybridus L.) PADA BERBAGAI MEDIA KULTUR PASIR SEBAGAI PENUNJANG MATAKULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN

PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM PETIK (Amaranthus hybridus L.) PADA BERBAGAI MEDIA KULTUR PASIR SEBAGAI PENUNJANG MATAKULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN Rambitan, V.M.M. (2014). Pertumbuhan tanaman bayam petik pada berbagai media kultur pasir Jurnal ßIOêduKASI ISSN : 2301-4678 PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM PETIK (Amaranthus hybridus L.) PADA BERBAGAI MEDIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya kandungan karotin,

Lebih terperinci

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays) Agrium ISSN 082-1077(Print) ISSN 2442-7306 (Online) April 2017 Volume 20 No. 3 PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays) Erlita 1 dan Farida Hariani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BATANG. DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BATANG. DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Volume 5 No. 3 Oktober 2017 ISSN 2302-6944, e-issn 2581-1649 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BATANG PISANG (Musa sp.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 0 PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 10712017 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun pada tanaman sawi. 4.1 Tinggi Tanaman Hasil pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan sebagai bumbu masakan dan dapat dibuat olahan. Selain

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Nining Sri Sukasih Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan kelompok tanaman sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman sawi yang murah dan kandungan nutrisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah, serta meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran terutama sawi. Hal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena kaya kandungan gizi. Putri dkk., (2014) menyatakan

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA Roganda Panagaman Opusunggu 1), Nerty Soverda 2), dan Elly Indra Swari 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Program

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON 1) KETUT TURAINI INDRA WINTEN 2) ANAK AGUNG GEDE PUTRA 3) I PUTU WISARDJA Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya sayuran bagi kesehatan memicu peningkatan produk sayuran. Untuk menghasilkan sayuran segar, sehat dan bermutu tinggi, diperlukan penanganan yang baik

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN 1979 5777 55 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK FOSFOR Nurul Hidayat

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik merupakan suatu kegiatan budidaya pertanian yang menggunakan bahan-bahan alami serta meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat merusak

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN Jurnal Cendekia Vol 11 Nomor 2 Mei 2013 PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) VARIETAS HARMONY Oleh:

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM PLANT GROWTH AND PRODUCTION MUSTARD (Brassica juncea L) WITH GRANT OF MICROORGANISMS

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM 711. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan jenis sayuran yang sebagian besar daunnya bewarna hijau pucat dengan bentuk bulat serta lonjong. Sayuran ini mengandung vitamin

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sawi merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas. Sayur

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *) Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani

Lebih terperinci

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM J. Agroland 17 (2) : 144-148, Agustus 2010 ISSN : 0854 641X PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM The Growth and Yield of Spring Onion (Allium

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN SELANG WAKTU PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN SELANG WAKTU PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN SELANG WAKTU PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) Karterine Dewiˡ* ), Meihanaˡ, Nasrullahˡ Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Sriwigama Palembang *) Corresponding

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah. 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah. 1. Tinggi Tanaman Hasil pengamatan tinggi tanaman dan

Lebih terperinci

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Volume 8, No 3 : 38-42 TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP WAKTU PEMBERIAN DAN KONSENTRASI HERBAFARM

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP WAKTU PEMBERIAN DAN KONSENTRASI HERBAFARM Magrobis Journal 17 RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP WAKTU PEMBERIAN DAN KONSENTRASI HERBAFARM Oleh : Eka Rahmawati 1), Karno 2), dan Rizqi Amalia Agustina 3) ABSTRAK

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis Agritrop, 26 (3) : 105-109 (2007) issn : 0215 8620 C Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea var. Botrytis L.) TERHADAP APLIKASI BIO-7 DAN PUPUK KANDANG KAMBING DI POLIBAG

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea var. Botrytis L.) TERHADAP APLIKASI BIO-7 DAN PUPUK KANDANG KAMBING DI POLIBAG RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea var. Botrytis L.) TERHADAP APLIKASI BIO-7 DAN PUPUK KANDANG KAMBING DI POLIBAG Chairani 1, Cik Zulia 1, Zulfika 2 1 Staff Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

Lebih terperinci

PERANAN PLANT CATALYST 2006 DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI SAWI ( Brssica juncea, L ) SURTINAH

PERANAN PLANT CATALYST 2006 DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI SAWI ( Brssica juncea, L ) SURTINAH PERANAN PLANT CATALYST 26 DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI SAWI ( Brssica juncea, L ) SURTINAH Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning Jurusan Agronomi Jl. D. I. Panjaitan Km. 8 Rumbai Telp.

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L. TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK Marlita. H. Makaruku Fakultas Pertanian Universitas Pattimura - Ambon ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 2 SEPTEMBER 2014 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 2 SEPTEMBER 2014 ISSN AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 2 SEPTEMBER 2014 ISSN 1979 5777 84 PENGARUH TINGGI BEDENGAN PADA DUA VARIETAS LOKAL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Holish 1, Eko Murniyanto 2, Catur Wasonowati 2 1 Alumni Prodi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT Jurnal AgroPet Vol. 10 Nomor 1 Juni 2013 ISSN: 1693-9158 PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT Oleh: Endang Sri Dewi.HS. 1) RINGKASAN Peningkatan kebutuhan tomat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.

PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L. PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L) 1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L) Mantali Adrian. Azhar, Ikbal Bahua, Fitriah S. Jamin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, 1500 si vitamin A, 0,6 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5 mg

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, 1500 si vitamin A, 0,6 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5 mg 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan sayuran populer di Indonesia. Tomat mengandung komponen nutrisi terutama kaya akan vitamin dan mineral. Dalam satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

Fakultas Pertanian Universitas Asahan, ISSN

Fakultas Pertanian Universitas Asahan, ISSN Fakultas Pertanian Universitas Asahan, ISSN 0216-7689 PENGARUH APLIKASI PUPUK KANDANG AYAM PADA TANAH BEKAS GALIAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI KAILAN (Brassica oleraceae L. var. Acephala) DI POLIBAG

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah diameter pangkal, diameter setinggi dada (dbh), tinggi total, tinggi bebas cabang, tinggi tajuk, panjang

Lebih terperinci

Jurnal Viabel Pertanian Vol. 11 No.1 Mei 2017 p-issn: e-issn: Blitar,

Jurnal Viabel Pertanian Vol. 11 No.1 Mei 2017 p-issn: e-issn: Blitar, PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum Melongena L.) Yona Prastya 1) dan Palupi Puspitorini 2) 11) Mahasiswa Prodi Agroteknologi,

Lebih terperinci

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa jenis, diantaranya kangkung air (Ipomoea aquatica

I. PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa jenis, diantaranya kangkung air (Ipomoea aquatica I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kangkung merupakan salah satu anggota famili Convolvulaceae. Tanaman kangkung dapat digolongkan sebagai tanaman sayur. Kangkung terdiri dari beberapa jenis, diantaranya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan) merupakan salah satu tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari bagian utara India, tepatnya di lereng gunung Himalaya yang kemudian masuk ke wilayah mediterania, yaitu Cina. Pada

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO ABSTRAK Ernitha Panjaitan Staf Pengajar Fakultas Pertanian UMI Medan Percobaan untuk mengetahui respons

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.) J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 8 Jurnal Agrotek Tropika 6(1): 08-14, 2018 Vol. 6, No. 1: 08 14, Januari 2018 PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING

Lebih terperinci

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN : PENGARUH PERBEDAAN FORMULA PUPUK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleracea). (The Effect of Different Fertilizer Formula on Chinesse Kale (Brassica oleracea) Growth and Yield) Dewi Kumala Sari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan

Lebih terperinci

Edy Soenyoto Dosen Fakultas Pertanian UNISKA

Edy Soenyoto Dosen Fakultas Pertanian UNISKA PENGARUH UMUR PEMINDAHAN PERSEMAIAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL BIBIT ADENIUM (Adenium obesum) VARIETAS LOKAL Edy Soenyoto Dosen Fakultas Pertanian UNISKA ABSTRAK Adenium merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci