Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31 BAB III METODOLOGI Dalam bab ini akan di jelaskan bagaimana metodologi dalam pembuatan layout, standar operasional prosedur, workshop equipment sehingga layout, Formulir, tagging, dan Solvent Stand ini nanti bisa bekerja sesuai dengan fenomena penerapan Kontrol kontaminasi dan K3L (Keselamatan keamanan kerja pada Lingkungan). 3.1 Perencanaan Layout Pembuatan layout pada tugas akhir ini merupakan satu rancangan keputusan yang menentukan efisiensi sebuah operasi bengkel dalam jangka panjang dan untuk memudahkan mahasiswa dalam menjalankan aktifitas praktek yang baik efektif dan efisien Bentuk Layout Bengkel Layout workshop yang dibuat pada tugas akhir ini adalah yang dapat memudahkan proses mahasiswa dalam menjalankan kegiatan praktek secara efisien dan terstruktur. Dan bentuk layout ini berdasarkan kondisi tata letak ruangan bengkel alat berat Politeknik Negeri Padang Karakteristik Desain Layout Bengkel Layout bengkel yang dibuat harus memiliki karakteristik yang sesuai pada manajemen bengkel yang harus diperhatikan, yaitu : a) Tata letak ruangan yang sesuai dengan alur pekerjaan. b) Alat bantu pekerjaan yang mudah di jangkau dan memadai c) Tersedianya peralatan dan perlengkapan safety serta medis d) Nyaman, bersih dan rapi 16

32 3.2 Perencanaan Standar Operasional Prosedur Bengkel Bengkel harus memiliki prosedur keselamatan dalam menjalankan operasionalnya. Tujuan dari prosedur keselamatan adalah untuk meminimalkan dampak buruk akibat kecelakaan kerja. Untuk menciptakan kondisi standar operasional prosedur yang baik di bengkel alat berat Politeknik Negeri Padang, perlu adanya alur kerja yang efektif serta didukung oleh dokumen-dokumen analisa pekerjaan yang akan membantu mahasiswa dalam melakukan aktifitas praktek mata kuliah di area bengkel Alur Kerja (Flow Chart) Alur kerja ini merupakan langkah atau tahapan prosedur dalam melakukan pekerjaan pada penggunaan area bengkel untuk membantu memudahkan mahasiswa dalam aktifitas prakteknya. Alur kerja ini diisi oleh elemen-elemen yang terlibat dalam proses aktifitas praktek di bengkel serta hal-hal yang di perlukan dalam melakukan praktek mata kuliah mahasiswa dalam menganalisa kemungkinan kecelakaan kerja yang akan terjadi Formulir Analisa Keselamatan Kerja Dalam melakukan pekerjaan atau praktek mahasiswa perlu mengetahui potensi kecelakaan kerja pada aktifitas pekerjaan yang diberikan oleh instruktur atau dosen. Lembar formulir analisa keselamatan kerja ini berfungsi untuk memudahkan dalam menyelesaikan proses pekerjaan dibengkel dan untuk mengidentifikasi kemungkinan segala kecelakaan kerja yang akan muncul. 17

33 3.2.3 Formulir Kontrol Kontaminasi Dalam melakukan pekerjaan juga harus memperhatikan dan mengidentifikasi kontaminan atau kebersihan pada area kerja yang mampu mempengaruhi aktifitas pekerjaan atau praktek mahasiswa. Lembar formulir kontrol kontaminasi ini berfungsi untuk memudahkan dalam menyelesaikan proses pekerjaan di workshop dengan memperhatikan hal hal kebersihan pada saat bekerja Tagging (Penanda) Pada proses pekerjaan hal yang perlu diperhatikan adalah kerja sama dan komunikasi yang efektif, komunikasi yang efektif dapat memberikan gambaran serta kondisi pekerjaan yang di lakukan oleh mahasiswa pada saat bekerja. Tagging (penanda) adalah sebuah penanda dalam proses pekerjaan dalam bentuk kertas yang dilengkapi pengait atau tali yang dapat di tempatkan atau di letakkan pada komponen, unit, machine bahkan engine untuk menjelaskan kondisi pekerjaan pada objek yang diberi tagging tersebut. 3.3 Workshop Equipment Untuk mendukung standar operasional prosedur pada pekerjaan, salah satunya adalah tersedianya peralatan dan perlengkapan yang memadai agar dapat membantu memudahkan pekerjaan mahasiswa. Banyak jenis peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan bengkel, salah satunya Solvent stand, solvent stand ini termasuk kedalam jenis power tools Pengertian Solvent Stand Solvent stand adalah sebuah alat yang dapat digunakan sebagai media pencuci komponen yang menggunakan solar sebagai fluida cuci yang mampu membersihkan komponen. pada tugas akhir ini solvent stand dapat dipergunakan untuk proses praktek mahasiswa dan sebagai alat pendukung dalam penerapan analisa keselamatan kerja dan kontrol kontaminasi yang sistematis dalam pelaksanaanya. 18

34 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Layout Penerapan layout di bengkel yang benar merupakan kondisi tata letak ruangan dan fasilitas yang terdapat pada bengkel untuk menentukan tahapan prosedur pelaksanaan praktek mahasiswa yang tepat dan benar sesuai dengan standar operasional serta peran dalam menerapkan K3L (Keselamatan Kesehatan Kerja di Lingkungan) dan Kontrol kontaminasi di bengkel. Berikut gambar (4.1) adalah gambar dari layout yang telah saya buat beserta keteranganya. Gambar 4.1. Layout bengkel alat berat Keterangan Layout Keterangan layout ini merupakan penjelasan dari warna serta huruf yang terdapat pada layout yang saya buat. 19

35 Warna a. Kuning, warna kuning menjelaskan bahwa area tersebut adalah area kerja. Pada layout terdapat empat area kerja yang di beri warna kuning, yaitu: A, B, C dan D. b. Abu-abu, warna abu-abu pada layout merupakan warna yang menjelaskan suatu ruangan. Pada layout terdapat tujuh ruangan, yaitu : E, F, G, H, I, J, dan K c. Hijau, warna hijau pada layout merupakan warna yang menjelaskan bahwa warna tersebut adalah jalan. d. Abu-abu gelap, warna abu-abu gelap pada layout merupakan warna yang menjelaskan bahwa warna tersebut adalah tangga Huruf a. A adalah suatu area kerja yang merupakan lokasi khusus melakukan pekerjaan assembly transmisi. b. B adalah area kerja yang menjelaskan bahwa area tersebut merupakan area kerja dari pekerjaan rebuil engine I. c. C adalah area kerja yang menjelaskan bahwa area tersebut merupakan area kerja dari pekerjaan rebuil engine II. d. D adalah area kerja yang menjelaskan bahwa area tersebut merupakan area kerja dari pekerjaan disassembly/assembly komponen. e. E merupakan suatu ruangan yaitu ruangan instruktur serta teknisi pada bengkel tersebut. f. F merupakan ruangan yang berfungsi sebagai ruangan Tool Room atau ruangan yang berisi peralatan dan literature alat berat. g. G merupakan ruangan yang berfungsi sebagai ruangan Small componen, ruangan small component ini merupakan tempat pekerjaan dari komponen yang berukuran kecil, seperti : FIP, komponen Electrical, Turbhocharger dll. h. H merupakan suatu ruangan yang berfungsi sebagai storage atau gudang penyimpanan komponen. 20

36 i. I merupakan ruangan yang berfungsi sebgai tempat kamar mandi atau WC untuk wanita. j. J merupakan ruangan yang berfungsi sebgai tempat kamar mandi atau WC untuk pria. k. K merupakan ruangan yang berfungsi sebgai tempat medis atau ruangan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) di bengkel Aplikasi Layout Layout ini merupakan tata letak dari bengkel alat berat yang di desain sessuai dengan standar operasional prosedur yang benar pada bengkel. Berikut adalah contoh alur penggunaan bengkel alat berat saat melakukan praktek mata kuliah Engine rebuild untuk menciptakan kondisi kontrol kontaminasi dan keselamatan kesehatan kerja di lingkungan (K3L) bengkel alat berat. 1. Pada saat mahasiswa akan melaksanakan praktek mata kuliah engine rebuild di bengkel alat berat, mahasiswa harus masuk melalui gerbang bengkel yang telah di tunjukan oleh arah panah pada layout dan mahasiswa langsung berkumpul menuju area kerja yang telah di tentukan oleh instruktur praktek mata kuliah engine rebuild. Pada layout area kerja rebuild diberi keterangan (A) dan (B). 2. Setelah mahasiswa telah berada di area kerja, mahasiswa harus melaksanakn briefing (rapat singkat) dengan rekan kerja serta instruktur dan teknisi bengkel yang berada di bengkel untuk membicarakan mengenai persiapan praktek dan pekerjaan yang di berikan serta juga potensi bahaya dan kontaminasi yang akan muncul. 3. Untuk mengidentifikasi kemungkinan bahaya dan kontaminasi yang timbul, mahasiswa harus mengisi formulir JSA dan formulir CC. Hal ini agar mahasiswa dapat menemukan potensi-potensi yang akan terjadi pada saat bekerja dan terhindar dari bahaya tersebut. 4. Apabila telah melakukan pengisian formulir tersebut, mahasiswa akan di tinjau ulang oleh intruktur dan teknisi bengkel, apabila formulir yang telah diisi di setujui oleh instruktur dan teknisi, mahasiswa langsung bekerja di area kerja yang telah di tentukan sesuai jenis pekerjaan yang telah di berikan (engine rebuild). 5. Pada saat melakukan pekerjaan, mahasiswa memerlukan tool pendukung dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, mahasiswa dapat melakukan peminjaman di tool room yaitu pada layout di beri dengan keterangan (F). 21

37 6. Untuk menciptakan kondisi yang aman dibengkel, apabila pada saat melaksankan rebuild engine, komponen-komponen engine yang di lepas harus di beri tagging dan disimpan di storage (gudang). Dalam layout, storage tersebut di beri keterangan (H). Hal ini di lakukan agar komponen yang di lepas dapat terhindar dari kontaminan dan proses pekerjaan menjadi rapi. 7. Apabila mahasiswa telah selesai melaksanakan praktek, mahasiswa harus melakukan housekeeping untuk membersihkan area kerja dan setelah itu mahasiswa harus melakukan briefing (rapat singkat) kembali untuk mereview hasil pekerjaan yang telah di laksanakan kepada instruktur dan teknisi bengkel. 8. Kemudian apabila telah melaksanakan housekeeping dan briefing (rapat singkat) mahasiswa dapat melakukan pembersihan diri ditoilet, toilet pada layout diberi keterangan (J) dan (I). 9. Dan setelah itu mahasiswa dapat meninggalkan bengkel melalui gerbang utama bengkel Fungsi Layout a. Memudahkan peserta dalam menentukan ruangan sesuai kebutuhan pekerjaan b. Untuk menciptakan kondisi area kerja pada bengkel yang nyaman, terstruktur, dan rapi 22

38 4.2 Penerapan Standar Operasional Prosedur Penerapan Standar Operasional Prosedur merupakan penjelasan, fungsi dan petunjuk pengisian dari Alur kerja, formulir cc, formulir JSA dan tagging Alur Kerja (Flow Chart) Penerapan alur kerja di bengkel yang benar merupakan langkah untuk menentukan tahapan prosedur pelaksanaan praktek yang tepat dan benar sesuai dengan standar operasional serta peran dalam menerapkan konsep K3L (Keselamatan kesehatan kerja lingkungan) dan kontrol kontaminasi di bengkel. Berikut gambar (4.2) merupakan gambar dari alur kerja yang telah saya buat. Gambar 4.2. Flow chart Fungsi Alur kerja a) Memudahkan peserta praktek untuk memulai pekerjaan b) Untuk mencapai kondisi dan karakter kerja yang profesional c) Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan etika dalam bekerja 23

39 Pelaksana Alur kerja Pelaksana alur kerja merupakan orang-orang yang terlibat dalam alur kerja tersebut, berikut adalah siapa saja yang terlibat dalam alur kerja tersebut : a) Kepala workshop Kepala workshop yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan praktek mahasiswa. b) Instruktur/Dosen Instruktur/Dosen sebagai pembimbing mata kuliah praktek mahasiswa. c) Teknisi bengkel Teknisi sebagai yang mengawasi kegiatan praktek mahasiswa. d) Mahasiswa Mahasiswa sebagai yang menjalankan aktifitas praktek mata kuliah dengan menerapkan alur kerja yang benar dan tepat Alur kerja a) Langkah 1 Dalam mengawali praktek, mahasiswa wajib untuk membuat formulir keselamatan kerja dan kontrol kontaminasi yang bisa di dapatkan dari bagian administrasi program studi alat berat namun sebelum itu mahasiswa harus terlebih dahulu untuk melakukan briefing atau rapat singkat untuk menjelaskan pengisian dari formulir cc dan jsa. b) Langkah 2 Kepala workshop dan instruktur berperan menentukan apakah diperlukan pengisian formulir keselamatan kerja dan kontrol kontaminasi sesuai dengan kegiatan praktek mata kuliah mahasiswa, apabila tidak diperlukan, mahasiswa langsung melaksanakan kerja, dan jika iya, lakukan pengisian formulir keselamatan kerja dan kontrol kontaminasi. 24

40 c) Langkah 3 Setelah melakukan pengisian formulir keselamatan kerja dan kontrol kontaminasi, lakukan pemeriksaan oleh instruktur lalu di kumpulkan kepada teknisi bengkel untuk mengijinkan proses pelaksanaan praktek. d) Langkah 4 Berdoa, dan laksanakan perintah kerja. e) Langkah 5 Setelah selesai melaksanakan pekerjaan/praktek, perhatikan area kerja dalam kondisi rapi kembali seperti awal sebelum melaksanakan kerja (house keeping), f) Langkah 6 Setelah melakukan house keeping lakukan rapat kecil kembali atau briefing untuk menutup kegiatan praktek atau pekerjaan yang telah di laksanakan Formulir Analisa Keselamatan Kerja Formulir analisa keselamatan kerja adalah sebuah metode yang banyak digunakan oleh berbagai pekerja untuk menentukan potensi bahaya yang ada dalam setiap tahapan pekerjaan dan pengendalian terhadap bahaya tersebut. Setiap pekerja akan mampu untuk membuat formulir analisa keselamatan kerja ini apabila mengerti bagaimana tahap-tahap membuat formulir analisa keselamatan kerja. Berikut gambar (4.3) dan (4.4) adalah contoh formulir analisa keselamatan kerja dan petunjuk pengisianya, Untuk bentuk dari formulir analisa keselamatan kerja terdapat pada lampiran. 25

41 Gambar 4.3. Formulir analisa keselamatan kerja Gambar 4.4. Petunjuk pengisian Formulir analisa keselamatan kerja 26

42 Petunjuk Pengisian Formulir Analisa Keselamatan Kerja a) Isilah profil pekerjaan. Bagian paling atas formulir biasanya mencakup nomor tugas, nama pekerjaan, nomor formulir analisa keselamatan kerja,dan tanggal pekerjaan tersebut dikerjakan. b) Isilah identitas penyusun formulir analisa keselamatan kerja. Yang mencakup mulai dari, nama penyusun, kelas dan nomor Bp, lokasi kerja, jurusan dan prodi. serta instruktur yang mengawasi atau membimbing aktifitas pekerjaan. c) Isilah kolom APD ( Alat Pelindung Diri). Kolom ini diisi dengan segala perlengkapan pelindung diri yang akan digunakan pada saat bekerja. d) Isilah tahap-tahap pekerjaan dengan rinci. Setiap pekerjaan pasti memiliki tahapan dari persiapan hingga selesai. Sebutkan semua detail pekerjaan dan pastikan jangan sampai ada yang terlewat. e) Isilah kolom kemungkinan bahaya untuk setiap masing-masing tahap pekerjaan tersebut. Bahaya adalah suatu potensi yang dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja. f) Isilah kolom pengendalian. Setelah menentukan kemungkinan resiko bahaya yang akan timbul, kita harus menentukan pengendalian yang efektif untuk mengurangi resiko bahaya tersebut Aplikasi Formulir Analisa Keselamatan Kerja Aplikasi dari formulir analisa keselamatan kerja ini merupakan contoh penggunaan formulir dalam melaksanakann salah satu pekerjaan praktek mata kuliah di bengkel alat berat. Yaitu, PM 500. Berikut gambar (4.5) adalah contoh formulir analisa keselamatan kerja pada saat melakukan PM

43 Gambar 4.5. Formulir analisa keselamatan kerja PM 500 PM atau Preventive Maintanance merupakan pekerjaan perawatan berkala yang dilakukan pada unit atau engine yang beroperasi sesuai jam operasi kerja unit atau engine tersebut. Dalam melaksanakan pekerjaan preventive maintanance, seorang teknisi wajib mengisi formulir analisa keselamatan kerja, hal ini berfungsi untuk mengidentifikasi bahaya yang akan muncul pada pekerjaan tersebut. Karena pada pekerjaan preventive maintanance banyak potensi-potensi bahaya. Antara lain: tereleset, terbentur dan terjatuh Fungsi Formulir Analisa Keselamatan Kerja a) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan b) Mewujudkan kondisi kerja yang nyaman dan aman. c) Menciptakan kualitas kerja yang profesional 28

44 4.2.3 Formulir Kontrol Kontaminasi Formulir kontrol kontaminasi adalah sebuah metode yang banyak digunakan oleh berbagai pekerja untuk menentukan potensi kontaminan atau partikel asing yang bukan pada bagian dari system. Setiap pekerja akan mampu untuk membuat formulir kontrol kontaminasi ini apabila mengerti bagaimana tahap-tahap membuat formulir kontrol kontaminasi. Berikut gambar (4.6) dan (4.7) adalah contoh formulir kontrol kontaminasi dan petunjuk pengisianya, Untuk bentuk dari formulir kontrol kontaminasi terdapat pada lampiran. Gambar 4.6. Formulir kontrol kontaminasi Gambar 4.7. Petunjuk pengisian Formulir kontrol kontaminasi 29

45 Petunjuk Pengisian Formulir Kontrol Kontaminasi a) Isilah profil pekerjaan. Bagian paling atas formulir biasanya mencakup nomor tugas, nama pekerjaan, nomor formulir kontrol kontaminasi,dan tanggal pekerjaan tersebut dikerjakan. b) Isilah identitas penyusun formulir kontrol kontaminasi. Yang mencakup mulai dari, nama penyusun, kelas dan nomor Bp, lokasi kerja, jurusan dan prodi. serta instruktur yang mengawasi atau membimbing aktifitas pekerjaan. c) Isilah kolom CC tool yang diperlukan. Kolom ini diisi dengan segala perlengkapan dan alat penangulangan apabila terjadi kontaminasi pada area kerja yang akan digunakan pada saat bekerja. d) Isilah tahap-tahap pekerjaan dengan rinci. Setiap pekerjaan pasti memiliki tahapan dari persiapan hingga selesai. Sebutkan semua detail pekerjaan dan pastikan jangan sampai ada yang terlewat. e) Isilah kolom kemungkinan potensi kontaminasi untuk setiap masingmasing tahap pekerjaan tersebut. kontaminasi adalah suatu potensi yang dapat menimbulkan bahaya dan efisiensi kerja bagi pekerja. f) Isilah kolom direkomendasikan. pengendalian Setelah atau menentukan penangulangan kemungkinan yang potensi kontaminasi yang akan timbul, kita harus menentukan pengendalian yang efektif untuk menanggulangi potensi kontaminasi tersebut Aplikasi Formulir Kontrol Kontaminasi Aplikasi dari formulir kontrol kontaminasi ini merupakan contoh penggunaan formulir dalam melaksanakann salah satu pekerjaan praktek mata kuliah di bengkel alat berat. Sama dengan formulir analisa keselamatan kerja Yaitu, PM 500. Berikut gambar (4.8) adalah contoh formulir kontrol kontaminasi pada saat melakukan PM

46 Gambar 4.8. Formulir kontrol kontaminasi pada PM 500 PM atau Preventive Maintanance merupakan pekerjaan perawatan berkala yang dilakukan pada unit atau engine yang beroperasi sesuai jam operasi kerja unit atau engine tersebut. Dalam melaksanakan pekerjaan preventive maintanance, seorang teknisi wajib mengisi formulir kontrol kontaminasi, hal ini berfungsi untuk mengidentifikasi kontaminan yang akan muncul pada pekerjaan tersebut. Karena pada pekerjaan preventive maintanance banyak potensi-potensi kontaminan. Antara lain: oli tercecer, grease tumpah dll Fungsi Formulir Kontrol Kontaminasi a) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan kontrol kontaminasi b) Mewujudkan kondisi kerja yang nyaman dan aman. c) Menciptakan kualitas kerja yang profesional d) Melindungi alat, unit dan komponen dari partikel asing 31

47 4.2.4 Tagging (Penanda) Tagging adalah sebuah metode yang banyak digunakan oleh berbagai pekerja untuk menentukan kondisi kerja dan kondisi alat atau komponen yang sedang dalam masa pekerjaan. setiap pekerja akan mampu untuk membuat tagging ini apabila mengerti bagaimana tahap-tahap membuat tagging. Berikut gambar (4.9) dan (4.10) adalah contoh Tagging dan petunjuk pengisianya, Untuk bentuk dari tagging terdapat pada lampiran. Gambar 4.9. Tagging Gambar Petunjuk pengisian Tagging 32

48 Petunjuk Pengisian Tagging a) Identitas Isilah identitas penyusun atau pengisi tagging. 1) Nama 2) Bp 3) Kelas b) Date atau Tanggal Menjelaskan mengenai waktu dan tanggal pekerjaan dimulai dari tanggal mulai bekerja sampai tanggal akhir selesai bekerja. c) Description Menjelaskan mengenai keterangan serta catatan penting mengenai kondisi alat, unit atau komponen yang sedang dikerjakan. d) Qty (Quantity) Menjelaskan mengenai jumlah unit, alat atau komponen yang sedang di kerjakan. e) Status Menjelaskan kondisi dari alat, unit atau komponen tersebut pada saat di kerjakan, misalnya : 1) Assembly 2) Dissasembly 3) Remove/instal 4) Testing adjusting, Dll 33

49 waktu pembuatan Tagging Tagging dibuat ketika kondisi unit, alat atau komponen dalam keadaan : a) Pekerjaan berlanjut b) Pekerjaan belum selesai c) Yang melakukan pekerjaan tidak bisa digantikan Penempatan Tagging Apabila telah melakukan pengisian tagging, tagging tersebut kemudian di tempelkan atau di ikat pada komponen, unit atau alat yang sedang dikerjakan menggunakan tali yang telah tersedia pada tagging tersebut Aplikasi Tagging Tagging merupakan alat komunikasi dengan menggunakan media kertas yang di tempelken atau di letakkan pada komponen yang sedang dalam melakukan pekerjaan untuk memberi keterangan dan status pekerjaan pada komponen tersebut. Berikut gambar (4.11) merupakan contoh pengisisan tagging pada komponen water pump. Gambar Pengisian Tagging pada waterpump Fungsi Tagging a) Menciptakan manajemen kerja yang baik dan benar. b) Memudahkan mahasiswa dalam bekerja. c) Menciptakan kualitas kerja mahasiswa yang profesional. 34

50 4.3 Workshop Equipment Dalam mendukung penerapan Standar Operasional prosedur yang baik, workshop equipment sangat diperlukan. Oleh karena itu saya membuat alat,yaitu solvent stand, solvent stand ini sebagai alat yang nantinya akan membantu proses pekerjaan mahasiswa dan untuk mendukung standar operasional di bengkel alat berat Solvent Stand Solvent stand yang telah berhasil dibuat pada tugas akhir ini adalah alat pendukung penerapan analisa keselamatan kerja dan kontrol kontaminasi yang menjadi landasan masalah pada tugas akhir yang saya buat. Berikut gambar (4.12) dan (4.13) adalah bentuk dari solvent tank yang telah saya buat. Gambar Solvent stand tampak depan Gambar Solvent stand tampak atas 35

51 System solvent stand Rangkaian sistem dari solvent stand ini menggunakan rangkaian sederhana, yang terdiri dari, tangki, fiter, base filter, pompa dan selang output line. Sistem ini bekerja dengan bersirkulasi dengan secara terus menerus menggunakan fluida yang ada pada tangki. Gambar (4.14) merupakan rangkaian sistem dari solvent stand. Gambar sistem Solvent stand Ukuran Solvent Stand Solvent stand ini memiliki ukuran : a) Tinggi : 1 meter b) Lebar penyangga : 58 cm c) Lebar meja : 20 cm d) Luas wadah pencuci : 58 cm e) Daya tampung solvent tank : ma x 8 Kg Sketsa ukuran dari solvent stand yang saya buat ada pada lampiran 36

52 Cara mengaktifkan solvent stand Cara mengaktifkan solvent stand yang saya buat cukup sederhana dan mudah untuk digunakan, namun ada beberapa hal yang harus diketahui, yaitu : Safety Sebelum mengoperasikan solvent stand. Terlebih dahulu harus memperhatikan safety dalam penggunaan solvent stand ini. Hal ini bertujuan agar pengguna terhindar dari kemungkinan resiko bahaya yang timbul pada saat pengoperasian solvent tank, dan hal yang perlu di perhatikan mengenai safety antara lain : a) Sarung tangan Sarung tangan berguna untuk melindungi tangan dari fluida yang digunakan. Dan usahakan menggunakan sarung tangan silicone yang tidak dapat menyerap zat cair. Gambar (4.15) dibawah adalah gambar sarung tangan yg digunakan ketika mencuci komponen. Gambar Sarung tangan 37

53 b) Kaca mata Kaca mata berfungsi untuk melindung pengguna dari percikan fluida pada saat mengoperasikan solvent stand atau dalam keadaan pada saat membersihkan komponen. Gambar (4.16) di bawah merupakan gambar dari kacamata yang digunakan pada saat menggunakan solvent stand. Gambar Kaca mata c) Masker Masker berfungsi untuk menghindari pengguna solvent stand dari aroma zat kimia yang di keluarkan oleh fluida solvent stand. Gambar (4.17) di bawah adalah masker yang digunakan saat mencuci komponen dengan solvent stand. Gambar Masker 38

54 Fluida Fluida yang digunakan pada solvent stand yang saya buat ini menggunakan solar. Saya memilih menggunakan solar pada solvent stand ini karena solar sangat bagus menjadi alternatif sebagai pengganti cairan solvent yang sebenarnya. Gambar (4.18) di bawah adalah solar yang digunakan pada solvent stand. Gambar Solar Klasifikasi muatan solvent stand Komponen-komponen yang masuk kedalam kategori layak yang dapat di cuci pada solvent stand adalah : a) Komponen berukuran kecil kurang dari 2 kg b) Piston c) Connecting rod d) Injektor, nozle,baut dll 39

55 4.3.4 Pengoperasian solvent stand Langkah-langkah dalam mengoperasikan solvent stand adalah : a) Pastikan level solar di tangki pada kondisi penuh, disini menggunakan tangki berukuran 10 liter. Gambar Solar di tangki terisi penuh b) Pastikan filter dalam kondisi tidak tersumbat c) Pastikan adaptor solvent stand terhubung dengan sumber listrik Gambar Solvent stand terhubung dengan sumber listrik 40

56 d) Gunakan perlengkapan alat pelindung diri Gambar Alat pelindung diri yang digunakan e) Tekan tombol aktif/on pada panel solvent stand Gambar Tombol on pada saklar di panel solvent stand Perawatan solvent stand Perawatan solvent stand bertujuan untuk menjaga kondisi solvent stand agar awet dan tahan lama dalam pengoperasianya. Adapun beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam metode perawatan solvent stand tersebut adalah : 41

57 Ganti filter a) Filter secondary : 3 bulan sekali b) Filter primary : 1 bulan sekali Kebersihan Setiap menggunakan solvent stand bersihkan kembali kondisi wadah dan meja solvent stand dari kotoran-kotoran yang berada pada solvent stand tersebut dan bersihkan saringan pada saluran buang setiap selesai menggunakan solvent stand. 42

58 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembuatan tugas akhir Aplikasi kontrol kontaminasi dan keselamatan kesehatan kerja di lingkungan (K3L) workshop Alat berat, suatu kegiatan atau pekerjaan memang perlu menerapkan adanya prosedur yang benar dan terstandarrisasi. Hal tersebut dapat membantu dan mempermudah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Negeri Padang terutama pada prodi teknik alat berat dalam melakukan aktifitas praktek di ruang bengkel. Dengan adanya layout, standar operasional prosedur dan workshop equipment yang di dukung alat yang membantu pekerjaan mahasiswa dalam mengontrol kontaminasi, yaitu solvent stand. Mahasiswa dapat mengidentifikasi segala kemungkinan hal yang dapat terjadi pada saat melaksanakan praktek mata kuliah di bengkel alat berat dan mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman dan aman. 5.2 Saran Berdasarkan aplikasi kontrol kontaminasi dan keselamatan kesehatan kerja di lingkungan masih terdapat permasalahan dalam proses pembuatan formulir kontrol kontaminasi, formulir analisa keselamatan kerja, tagging dan pembuatan solvent stand. Sehingga dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut: 1. Kurangnya desain dan tampilan pada formulir kontrol kontaminasi dan analisa keselamatan kerja. Dengan menggunakan desain yang lebih baik dan menarik sehingga dalam proses penerapanya jauh lebih mudah. 2. Pengembangan dan inspirasi atau ide yang berkelanjutkan untuk membuat media, alat dan konsep untuk meningkatkan pola aplikasi kontrol kontaminasi dan keselamatan kesehatan kerja di lingkungan. 43

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN 4. 1 Aspek Dampak Lingkungan Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal toilet, kamar mandi, pencucian pakaian, wastafel, kegiatan membersihkan lantai dan aktifitas

Lebih terperinci

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan Kuliah Awal Semester Lab Instruksional Teknik Kimia Keselamatan Kerja, Kesehatan & Perlindungan Lingkungan (K3L) Lab Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan Sadari! Area Labtek X (termasuk Lab Pilot & Bengkel2

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYEMPROTAN RACUN DISUSUN OLEH: KLK AGRISERVINDO 12/02/2016 KLK AGRISERVINDO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYEMPROTAN RACUN DISUSUN OLEH: KLK AGRISERVINDO 12/02/2016 KLK AGRISERVINDO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYEMPROTAN RACUN DISUSUN OLEH: KLK AGRISERVINDO 1 TUJUAN 2 Setelah pelatihan ini peserta diharapkan: Mengetahui dan mampu melakukan penyemprotan sesuai dengan standar

Lebih terperinci

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 NOMOR 2014 TENTANG STANDAR USAHA TAMAN REKREASI STANDAR USAHA TAMAN REKREASI I. PRODUK A. Tempat dan Ruang B. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Selama Bekerja Pengetahuan selama bekerja 1. Selalu bekerja dengan

Lebih terperinci

PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA

PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA JSA Worksheet Form PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA No DESKRIPSI PEKERJAAN POTENSIAL BAHAYA MITIGASI si Penangkal Petir Menggunakan sarung tangan kain dan APD wajib lainnya seperti Safety Helmet,Safety Shoes,

Lebih terperinci

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik A. Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis NEUTRALIZER 25 05 Januari 2015 1. Pengantar NEUTRALIZER 25 adalah produk yang berbentuk bubuk (powder), produk ini secara khusus diformulasikan sebagai

Lebih terperinci

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Apa itu 5R? 5R merupakan kegiatan menata tempat kerja sehingga diperoleh lingkungan kerja yang nyaman dan

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH RSU BINA KASIH RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH I. LATAR BELAKANG Ketidaksiapan beberapa Rumah Sakit dalam menanggulangi bencana gempa bumi, tsunami, wabah penyakit

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI Halaman : 1 dari 7 INCINERATOR Pasokan sampah organik dari kampus UGM ke PIAT UGM masih terdapat sampah anorganik sekitar 20%. Dari sisa sampah anorganik yang tidak bisa diolah menggunakan pirilosis, dibakar

Lebih terperinci

LEAN SIGMA BEARING PROJECT (Tail Bearing, Saddle Bearing, Wristpin Bearing)

LEAN SIGMA BEARING PROJECT (Tail Bearing, Saddle Bearing, Wristpin Bearing) IBU-SMO-HO-MFE-WFM- MECH-PU Repair Baearing Assy LEAN SIGMA BEARING PROJECT (Tail Bearing, Saddle Bearing, Wristpin Bearing) Approval: Foreman : Reno Widodo Rev. No. 01 Qualified Standard Operation Procedure

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis RUST PREVENTIVE OIL 05 Januari 2015 1. Pengantar RUST PREVENTIVE OIL adalah bahan kimia yang diformulasikan khusus sebagai anti karat yang bersifat mudah

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT

BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT 4.1. Proses Pembuatan 4.1.1. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan peralatan lengan front shovel perlu diperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

GOOD MANUFACTURING PRACTICES GOOD MANUFACTURING PRACTICES. Manajemen Mutu 11/17/2011

GOOD MANUFACTURING PRACTICES GOOD MANUFACTURING PRACTICES. Manajemen Mutu 11/17/2011 GOOD MANUFACTURING PRACTICES GOOD MANUFACTURING PRACTICES Manajemen Mutu Definisi: Prosedur dalam perusahaan yang menggaransi keamanan produksi Presenter: Nur Hidayat Manajer Mutu Lab Sentral Ilmu Hayati

Lebih terperinci

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan Pekalongan PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman STANDAR Adalah proses penanganan linen yang telah dipergunakan oleh pasien, yang tidak terkontaminasi

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA Nama : Fidhini Nurfidiah Firanti NPM : 33413439 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis DERUSTER 250 N 05 Januari 2015 1. Pengantar DERUSTER 250 N adalah pembersih metal dan penghilang karat bersifat asam yang mengandung phosphoric acid-solvent-detergent

Lebih terperinci

4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU. Panduan Perencanaan

4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU. Panduan Perencanaan 4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU Panduan Perencanaan 4 langkah untuk mewujudkan kitchen set baru Anda Brosur ini membantu Anda membuat pengukuran, perencanaan, pemesanan dan pemasangan kitchen set IKEA

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN LABORATORIUM KIMIA DAN BIOKIMIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) RUANG LINGKUP LABORATORIUM

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN LABORATORIUM KIMIA DAN BIOKIMIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) RUANG LINGKUP LABORATORIUM RUANG LINGKUP LABORATORIUM Fungsi Pengertian Tugas dan Tanggung Jawab Wadah untuk melakukan praktik atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan di lingkungan Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM ISSN 1979-2409 Penanganan Llmbah Radioaktif Padat Aktivitas Rendah Pasca Penggantian Hepa Filter Di IRM (Susanto, Sunardi, Bening Farawan) PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG 5.. Program Dasar Perencanaan Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap ini meliputi: 1. Survei pendahuluan lokasi untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN Area Renovasi : Tanggal pemantauan : KELAS III N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM Alat Pelindung Diri adalah salah satu alat yang harus tersedia di laboratorium. Digunakan untuk perlindungan badan, mata, pernapasan dan kaki. Peralatan dan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pedoman observasi. Kisi-kisi pertanyaan penelitian

Lampiran 1. Pedoman observasi. Kisi-kisi pertanyaan penelitian Lampiran 1 Pedoman observasi Kisi-kisi pertanyaan penelitian 90 Pedoman Observasi No Aspek Indikator Deskripsi 1. Lingkungan yang mendukung K3 a. Penerangan yang baik b. Sirkulasi udara c. Ruangan yang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

Nokia Mini Speakers MD-4

Nokia Mini Speakers MD-4 Nokia Mini Speakers MD-4 Pengeras suara stereo yang ringkas ini menawarkan audio berkualitas tinggi sewaktu Anda mendengarkan musik atau radio pada telepon Nokia atau perangkat audio yang kompatibel. Pengeras

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

PANDUAN PEMASANGAN KAMAR MANDI

PANDUAN PEMASANGAN KAMAR MANDI PANDUAN PEMASANGAN KAMAR MANDI Panduan tahap pemasangan kamar mandi baru Brosur ini adalah panduan bagi Anda saat menyiapkan dan memasang sendiri kamar mandi baru. Di dalamnya, Anda akan menemukan tips

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 6 BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 TUJUAN Tugas kerja praktek ini bertujuan menyelesaikan studi kasus mengenai aspek teknik mesin atau laporan suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di perusahaan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK) BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK) 3.1. Start-Up IPAL Sebelum IPAL dioperasikan seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam keadaan berjalan dengan baik dan siap untuk dioerasikan. Peralatan-peralatan

Lebih terperinci

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE For EXPOSE Concrete Products www.exposeconcrete.com CONTENTS General Instructions 2 Preparations 3 Adhesives & Fixing 4 Cement base 5 Polymer base 8 After Fixing

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis PRECOAT 5 Juni 2015 1. Pengantar PRECOAT adalah bahan kimia hexavalent yang tidak mengandung chromate diformulasikan khusus untuk permukaan alumunium,

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HS- 91W ini telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang 7 menit dibutuhkan Tujuan station Menilai kemampuan prosedur perawatan jenazah HIV/AIDS di RS Area kompetensi 1. Komunikasi efektif pada

Lebih terperinci

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 1. TUJUAN & PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini antara lain menguraikan tanggung jawab, evaluasi bahaya, jenis alat pelindung diri dan pemilihannya, kualifikasi fisik,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada Pasal 23

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis ZINC PHOSPHATE 5 Juni 2015 1. Pengantar Zinc Phosphate adalah bahan kimia yang di formulasikan untuk merawat/melapisi permukaan besi dan/atau berlapis

Lebih terperinci

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. besar dalam pencapaian keselamatan, kesehatan kerja dan pemeliharaan

BAB IV HASIL PENELITIAN. besar dalam pencapaian keselamatan, kesehatan kerja dan pemeliharaan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Limbah B3 PT Saptaindra Sejati ialah salah satu kontraktor yang bergerak di bidang pertambangan mineral khususnya batubara mempunyai peranan yang besar dalam pencapaian

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

60 Ari Wahyu Rismawati, et al

60 Ari Wahyu Rismawati, et al 60 Ari Wahyu Rismawati, et al Vol II No.2 Desember 2016 Penerapan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan (K3) Kerja Pada Pelaksanaan Praktik Membatik Di SMK Negeri 3 Tasikmalaya Ari Wahyu Rismawati 1, Tati,

Lebih terperinci

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis Mn 201 05 Januari 2015 1. Pengantar Proses treatment metal dengan menggunakan MANGANESE PHOSPHATE 201 (Mn-201) memberikan lapisan kristal yang menyelubungi

Lebih terperinci

STANDAR USAHA WISATA ARUNG JERAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I PRODUK A. Paket Arung Jeram.

STANDAR USAHA WISATA ARUNG JERAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I PRODUK A. Paket Arung Jeram. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA WISATA ARUNG JERAM STANDAR USAHA WISATA ARUNG JERAM I PRODUK A. Paket Arung Jeram.

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA Nomor dan Nama Pekerjaan Nomor dan Nama Jabatan 068 & Memeriksa Alat pemadam api ringan (APAR) Tanggal 28 Desember 2008 No JSA : JSA/SHE/068 Safety Officer Disusun Oleh Tanda tangan No Revisi 0 Seksi/Departemen

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB I KONSEP PENILAIAN BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja

Lebih terperinci

PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan STETOSKOP

PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan STETOSKOP Halaman : 1 dari 5 PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan 1. Ruang Lingkup Petunjuk ini berisi prosedur perawatan yang berlaku pada alat Tensimeter Raksa RIESTER (Mercurial Sphygmomanometers

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST

PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST PENGERTIAN IKL Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan salah satu unit kerja yang

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB) MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB) Material safety data sheet (MSDS) atau dalam SK Menteri Perindustrian No 87/M-IND/PER/9/2009 dinamakan Lembar Data Keselamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada daerah khatulistiwa sangat potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada daerah khatulistiwa sangat potensial untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada daerah khatulistiwa sangat potensial untuk mengembangkan sumber energi matahari sebagai sumber energi alternatif. Energi matahari digunakan

Lebih terperinci

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif 1) dan A.C. Prasetyowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, Serpong,

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW

ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW NAMA : Rangga Erlangga NPM : 15411866 FAKULTAS : Teknologi Industri JURUSAN

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM

KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM menyangkut keselamatan orang yang melakukan kegiatan di laboratorium dan keselamatan alat-alat laboratorium yang digunakannya Keselamatan kerja di laboratorium perlu diperhatikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa proses pembuatan kaos

Lebih terperinci

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami.

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Bahasa Indonesia Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Agar alat ini dapat berfungsi dengan baik, mohon baca dan simpan buku petunjuk penggunan ini dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis PAINT REMOVER 40 05 Januari 2015 1. Pengantar PAINT REMOVER 40 adalah bahan kimia yang bersifat asam yang sangat efektif untuk menghilangkan cat 2. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

Fasilitas Produksi Semi Permanen

Fasilitas Produksi Semi Permanen Fasilitas Produksi Semi Permanen 1. Konstruksi Kolam a) Desain dan denah - Lampiran 1a - Lampiran 1b b) Volume dan luas area kolam Panjang : 6m Lebar : 4m Tinggi : 1m Luas area : 24m 2 Volume : 24m 3 c)

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1. Metode Penilaian oleh

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

LAYANAN PBM LABORATORIUM M. Bruri Triyono (Pelatihan Tenaga Teknisi PT/SMK)

LAYANAN PBM LABORATORIUM M. Bruri Triyono (Pelatihan Tenaga Teknisi PT/SMK) 1 LAYANAN PBM LABORATORIUM M. Bruri Triyono (Pelatihan Tenaga Teknisi PT/SMK) Mata diklat Layanan Proses Belajar Mengajar (PBM) secara umum berisi tugas dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan oleh tenaga

Lebih terperinci

Biologycal Safety Cabinet

Biologycal Safety Cabinet Biologycal Safety Cabinet Oleh: Mahasiswa Farmasi Unsoed Angkatan 2008 Mata Kuliah: Perbekalan Steril Kelas BSC terdir dari BSC kelas I, BSC kelas II, BSC kelas III. Kabinet kelas I Kabinet melindungi

Lebih terperinci