ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)"

Transkripsi

1 ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) Welin Kusuma*, Dessy Mulyani** *Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya **Program Pendidikan Akuntansi (PPAk) Universitas Surabaya ABSTRAK Krisis keuangan yang dipicu oleh krisis subprime mortgage securities di Amerika Serikat telah mempengaruhi perekonomian di seluruh dunia. Krisis tersebut ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia, salah satunya adalah sektor perbankan. Pada saat ini, sektor perbankan mengalami kesulitan likuiditas seiring dengan ketatnya likuiditas di pasar keuangan. Kesulitan tersebut juga terlihat di pasar modal dengan adanya penurunan harga saham di pasar modal. Salah satu bentuk analisis fundamental saham untuk pengambilan keputusan dalam membeli atau menjual saham yaitu dengan menggunakan teori Capital Asset Pricing Model (CAPM). Dengan konsep CAPM dapat diketahui imbal hasil yang dipersyaratkan ( required return) dari suatu saham dengan menggunakan nilai beta historis suatu saham. Dalam makalah ini penulis akan melakukan analisis fundamental terhadap saham berdasarkan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan melakukan perhitungan beta historis, imbal hasil yang dipersyaratkan (required return) saham dan membandingkan antara imbal hasil yang dipersyaratkan (required return) dengan imbal hasil aktual (actual return) untuk mengetahui apakah suatu saham dinilai terlalu murah (undervalued), dinilai wajar ( fairvalued) atau dinilai terlalu mahal ( overvalued). Penelitian ini dilakukan terhadap saham sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun Berdasarkan hasil penelitian ini, dari 14 saham bank yang menjadi subjek penelitian ini, terdapat delapan saham bank yang harganya dinilai terlalu murah (undervalued) dan enam saham bank yang harganya dinilai terlalu mahal ( overvalued) pada awal tahun Kata Kunci: CAPM, beta historis, saham sektor perbankan PENDAHULUAN Latar Belakang Sejalan dengan era globalisasi dan perdagangan bebas berbagai industri sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia. Industri perbankan merupakan salah satu sektor yang sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia seiring dengan semakin cepatnya arus keluar masuk modal dari suatu negara ke negara lainnya. Saat ini, sektor perbankan di Indonesia ikut mengalami kesulitan likuiditas akibat pengaruh krisis keuangan global yang ikut melanda Indonesia. Salah satu indikator kinerja perusahaan yang go public di pasar modal dapat tercermin dari harga saham perusahaan tersebut. Secara umum, terdapat dua analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis pergerakan harga saham, yaitu analisis

2 fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisis fundamental ini menitikberatkan pada data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat, sedangkan analisis teknikal adalah proses melakukan analisis harga di masa lalu dalam usaha untuk membantu memprediksi harga di masa depan. Ini dilakukan dengan cara membandingkan gerakan harga saat ini, yaitu harapan saat ini dengan gerakan harga di masa lalu yang sebanding untuk memprediksi harga di masa depan yang logis. (Salim, 2003: 3) Salah satu bentuk analisis fundamental saham menggunakan teori Capital Asset Pricing Model (CAPM). Konsep CAPM menyatakan bahwa hasil atau premi risiko atas saham akan ditentukan oleh kontribusi saham individu tersebut di dalam risiko dari portofolio saham. (Body, Kane & Markus, 2005: 289). Berdasarkan sifatnya, risiko saham dapat dibedakan menjadi dua, yaitu risiko tidak sistematik dan risiko sistematik. Risiko tidak sistematik adalah risiko yang dapat dihilangkan dengan jalan diversifikasi, sedangkan risiko sistematik adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan jalan diversifikasi. Oleh karena itu, risiko tidak sistematik tidak relevan diperhitungkan dalam menghitung tingkat keuntungan yang dipersyaratkan oleh investor dalam investasi yang membentuk suatu portofolio. Risiko sistematik ini diukur dengan beta, yaitu sudut kemiringan ( slope) yang menunjukkan hubungan tingkat keuntungan saham individu dengan tingkat keuntungan pasar saham secara keseluruhan. Dalam model ini hubungan antara tingkat keuntungan saham individu dan tingkat keuntungan pasar bersifat linear. Beta yang dihasilkan dari regresi tersebut disebut dengan beta historis. (Jogiyanto, 2000: 237) Dengan konsep CAPM dapat diketahui imbal hasil yang dipersyaratkan (required return) dari suatu saham dengan menggunakan nilai beta historis suatu saham. Beta merupakan ukuran risiko sistematik relatif individual saham terhadap risiko sistematis atau risiko pasar. (Jogiyanto, 2000: 237) Dalam penelitian ini penyusun akan melakukan analisis fundamental terhadap saham berdasarkan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan melakukan perhitungan beta historis, imbal hasil yang dipersyaratkan ( required return) saham dan membandingkan antara imbal hasil yang dipersyaratkan (required return) dengan imbal hasil aktual (actual return) untuk mengetahui apakah suatu saham dinilai terlalu murah (undervalued), dinilai wajar ( fairvalued) atau dinilai terlalu mahal ( overvalued). Penelitian ini dilakukan terhadap saham sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun Rumusan Masalah Berdasarkan fakta-fakta tersebut teridentifikasi beberapa masalah yang menarik untuk diteliti antara lain: a. Berapa nilai beta historis suatu saham individu dalam sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode ? b. Berapa imbal hasil yang dipersyaratkan ( required return) saham individu dalam sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode ? c. Apakah harga saham perusahaan di sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia awal tahun 2009 dinilai terlalu murah ( undervalued), dinilai wajar (fairvalued), atau dinilai terlalu mahal (overvalued)? A-26-2

3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menghitung nilai beta historis suatu saham individu dalam sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode b. Menghitung imbal hasil yang dipersyaratkan ( required return) saham individu dalam sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode c. Menentukan apakah harga saham perusahaan di sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia awalh tahun 2009 dinilai terlalu murah (undervalued), dinilai wajar (fairvalued), atau dinilai terlalu mahal (overvalued). METODA Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Berikut ini definisi operasional untuk masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini: a. Imbal hasil terealisasi / realized return (y) Imbal hasil terealisasi diukur dari perubahan harga pasar suatu saham dalam satu tahun ditambah dividen dibagi harga pasar suatu saham di awal tahun. Rumus: Imbal hasil terealisasi = Keterangan: P P 1 0 Dividen P 0 (Rumus 1.) P1 = harga saham penutupan di akhir tahun (annual closing price) P0 = harga saham pembukaan di awal tahun (annual opening price) Dividen = besar jumlah dividen yang dibayarkan terhadap pemegang saham b. Imbal hasil bebas risiko / risk free return (Rf) Imbal hasil bebas risiko diukur menggunakan rata-rata tahunan dari suku bunga SBI 1 bulan. c. Imbal hasil pasar / market return (RM) Imbal hasil pasar diukur menggunakan perubahan indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam satu tahun terhadap IHSG di pembukaan di awal tahun tersebut. Rumus: Tingkat imbal hasil pasar = Model Penelitian IHSG t IHSG IHSG t1 t1 (Rumus 2.) Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Model Regresi Linear untuk Perhitungan Beta Historis y = a + b x (Persamaan 1.) Keterangan: y = x = Imbal hasil terealisasi saham j; a = alfa saham j; b = beta historis saham j Imbal hasil pasar (perubahan IHSG dalam satu tahun terhadap IHSG di awal tahun) b. Model Perhitungan Imbal Hasil yang Dipersyaratkan (Required Return) Rj = Rf + βj (RM Rf) (Persamaan 2.) Keterangan: Rj = imbal hasil dipersyaratkan (required return) saham j A-26-3

4 Βj = beta historis saham j yang diperoleh dari perhitungan model sebelumnya Rf = tingkat bunga bebas risiko (rata-rata tahunan dari suku bunga SB1 1 bulan) RM = imbal hasil pasar (perubahan IHSG dalam satu tahun terhadap IHSG di awal tahun) c. Model Perhitungan Penilaian Harga Saham Selisih = y - Rj (Persamaan 3.) Jika selisih positif maka harga saham dinilai terlalu murah (undervalued). Jika selisih negatif maka harga saham dinilai terlalu mahal (overvalued). Jika selisih sama dengan nol maka harga saham dinilai wajar (fairvalued). Keterangan: y = imbal hasil terealisasi saham (realized return) j saat ini Rj = imbal hasil dipersyaratkan (required return) saham j Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah delapan tahun terakhir yaitu 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, dan Prosedur penentuan sampel dengan metode purposive sampling. Kriteria yang dilakukan dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember selama 8 tahun berturutturut dari tahun b. Perusahaan tersebut telah listing di Bursa Efek Indonesia sebelum tanggal 1 Januari 2001 dan masih tercatat sampai 31 Desember 2008 untuk memperoleh perusahaan dengan kelengkapan data dalam periode pengamatan. Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian Jenis data penelitian ini berjenis data rasio. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Bursa Efek Indonesia dalam bentuk harga saham penutupan dan dividen perusahaan-perusahaan sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan dari Bank Indonesia dalam bentuk suku bunga SBI 1 bulan. Cara pengumpulan data dengan menggunakan metode studi literatur dengan mencari data yang diperlukan dari laporan atau publikasi yang berhubungan dengan penelitian ini melalui Perpustakaan Lembaga Pasar Modal (LPM) GIKA di Gedung Medan Pemuda Lantai 3 Jalan Pemuda No Surabaya, website dan website Analisis Data Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Melakukan penyesuaian harga saham terhadap corporate action antara lain right issue, stock split, reverse stock, stock dividend, dan atau bonus shares. b. Menghitung imbal terealisasi ( realized return) masing-masing saham setiap tahun dengan menggunakan rumus 1.1. c. Menghitung imbal hasil pasar ( market return) dari selisih Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun dengan IHSG di awal tahun dibagi IHSG di awal tahun dengan menggunakan rumus 1.2. A-26-4

5 d. Menghitung beta historis dari masing-masing saham menggunakan program Microsoft Excel sesuai dengan model regresi linear untuk perhitungan beta historis dengan persamaan 2.1. e. Menghitung imbal hasil yang dipersyaratkan (required return) dari masing-masing saham dengan persamaan 2.2. f. Membandingkan imbal hasil terealisasi (realized return) masing-masing saham saat ini terhadap imbal hasil yang dipersyaratkan ( required return) dengan persamaan 2.3. untuk mengetahui suatu harga saham dinilai terlalu murah ( undervalued), dinilai wajar (fairvalued), atau dinilai terlalu mahal (overvalued). g. Melakukan analisis terhadap hasil tersebut. HASIL DAN DISKUSI Tabel 1. Tingkat Imbal Hasil Pasar Tahunan Dan Tingkat Imbal Hasil Bebas Risiko Tahunan Periode Tahun Tahun IHSG (RM) SBI 1 bulan (Rf) ,833% 16,42% ,394% 15,24% ,820% 10,23% ,564% 7,48% ,236% 9,04% ,296% 12,04% ,079% 8,73% ,784% 9,03% Penjelasan dari hasil yang diperoleh pada tabel 1 adalah sebagai berikut: Tingkat imbal hasil bebas risiko tahunan selalu bernilai positif, sedangkan tingkat imbal hasil pasar saham tahunan dapat bernilai positif maupun negatif, artinya investor yang berinvestasi pada instrumen investasi bebas risiko misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pasti selalu mendapatkan tingkat imbal hasil yang positif sedangkan investor yang berinvestasi pada instrumen saham dapat mendapatkan keuntungan atau tingkat imbal hasil yang positif tetapi juga dapat memperoleh kerugian atau tingkat imbal hasil yang negatif. Tingkat imbal hasil bebas risiko tahunan selama periode tahun berada antara 7,48% sampai 16,42% sedangkan tingkat imbal hasil pasar tahunan selama periode tahun berada antara -54,784% sampai 55,296%, artinya investasi pada instrumen saham memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan investasi pada instrumen SBI. Hal ini tercermin dari variabilitas tingkat imbal hasil pasar yang besar sedangkan variabilitas tingkat imbal hasil bebas risiko adalah nol karena tingkat imbal hasil investasi pada instrumen bebas risiko sudah pasti sebelumnya. Tingkat imbal hasil pasar tahunan selama periode tahun , enam tahun bernilai positif yaitu tahun 2002 sebesar 8,394%, tahun 2003 sebesar 62,820%, tahun 2004 sebesar 44,564%, tahun 2005 sebesar 16,236%, tahun 2006 sebesar 55,296%, tahun 2007 sebesar -54,784% dan dua tahun bernilai negatif, yaitu tahun 2001 sebesar -5,833% dan tahun 2008 sebesar -54,784% A-26-5

6 Tabel 2. Perhitungan Tingkat Imbal Hasil (Return) Saham Sektor Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode No Kode Nama Emiten BBCA Bank Central Asia Tbk 76.12% % 51.00% 86.77% 19.16% 57.94% 40.38% % 2 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk -4.95% 22.69% % 37.93% % 51.76% 5.35% % 3 BCIC Bank Century Tbk % % % % 14.29% % -1.38% % 4 BDMN Bank Danamon Tbk % 27.86% 22.83% % 13.22% 44.87% 18.52% % 5 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk % % 2.39% 36.77% 1.11% % -2.17% % 6 BNII Bank International Indonesia Tbk % 3.09% % 72.86% % 58.23% 18.75% 71.93% 7 BNLI Bank Permata Tbk % % 20.00% 0.00% -4.00% 20.83% 2.30% % 8 BVIC Bank Victoria International l. Tbk % 16.67% % 60.00% 0.00% 68.75% 68.89% % 9 INPC Bank Artha Graha Internasi. Tbk 14.29% % % 37.50% % % % % 10 LPBN Bank Lippo Tbk % % 73.08% 55.56% % 8.78% 35.09% % 11 MAYA Bank Mayapada Tbk % 60.43% 0.00% 48.15% % % % 64.58% 12 MEGA Bank Mega Tbk % 31.31% 52.75% 87.48% 59.29% 2.44% 50.00% 14.29% 13 NISP Bank OCBC NISP Tbk % 27.69% 88.06% % 8.31% 10.39% 7.92% % 14 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 8.82% -2.70% 64.57% 82.09% 0.00% % 17.24% % Tabel 3. Perhitungan Beta Historis, Tingkat Imbal Hasil Yang Dipersyaratkan (Required Return) Dan Harga Saham Sektor Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode No Kode Nama Emiten 2008 α β Rj2008 y2008-rj2008 Harga 1 BBCA Bank Central Asia Tbk % % % overvalued 2 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk % % % overvalued 3 BCIC Bank Century Tbk % % % undervalued 4 BDMN Bank Danamon Tbk % % -3.26% overvalued 5 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk % % -3.53% overvalued 6 BNII Bank Internati. Indonesia Tbk 71.93% % 88.82% undervalued 7 BNLI Bank Permata Tbk % % % overvalued 8 BVIC Bank Victoria Internati. l. Tbk % % 31.20% undervalued 9 INPC Bank Artha Graha Interna. Tbk % % % undervalued 10 LPBN Bank Lippo Tbk % % 2.02% undervalued 11 MAYA Bank Mayapada Tbk 64.58% % % undervalued 12 MEGA Bank Mega Tbk 14.29% % 31.13% undervalued 13 NISP Bank OCBC NISP Tbk % % -2.08% overvalued 14 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk % % 27.06% undervalued Keputusan Investasi: Saham overvalued jual Saham undervalued beli Penjelasan dari hasil yang diperoleh pada tabel 3 adalah sebagai berikut: Nilai beta historis dari 14 saham bank tersebut bernilai antara 0, sampai 4, Saham dengan beta historis terendah adalah saham Bank Mega Tbk (MEGA) dengan beta historis 0, sedangkan saham dengan beta historis tertinggi adalah saham Bank Artha Graha International Tbk (INPC) dengan beta historis 4, Tidak ada satu saham bank pun yang memiliki beta historis kurang dari -1. Gerakan harga saham yang memiliki nilai beta historis kurang dari -1 memiliki gerakan lebih tinggi dari pergerakan pasar dengan arah gerakan yang berlawanan dengan gerakan pasar. Arah gerakan yang berlawanan dengan gerakan pasar artinya apabila indeks A-26-6

7 harga saham gabungan (IHSG) mengalami kenaikan maka harga saham tersebut cenderung mengalami penurunan. Tidak ada satu saham bank pun yang yang memiliki beta historis lebih dari -1 dan kurang dari 0. Gerakan harga saham yang memiliki beta historis lebih dari -1 dan kurang dari 0 memiliki gerakan yang lebih rendah dari pergerakan pasar dengan arah gerakan yang berlawanan dengan gerakan pasar. Terdapat sepuluh saham bank yang memiliki beta historis lebih dari 0 dan kurang dari 1, yaitu saham Bank Mega Tbk (MEGA) dengan beta historis 0, ; saham Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) dengan beta historis 0, ; saham Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dengan beta historis 0, ; saham Bank Permata Tbk (BNLI) dengan beta historis 0, ; saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan beta historis 0, ; saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beta historis ; saham Bank Lippo Tbk (LPBN) dengan beta historis 0, ; saham Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dengan beta historis 0, ; saham Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) dengan beta historis 0, ; dan saham Bank Mayapada Tbk (MAYA) dengan beta historis Gerakan harga saham tersebut lebih rendah dari pergerakan pasar dengan arah yang searah dengan gerakan pasar. Terdapat empat saham bank yang memiliki beta historis lebih dari 1 yaitu saham Bank Danamon Tbk (BDMN) dengan beta historis , saham Bank Victoria International I. Tbk (BVIC) den gan beta historis , saham Bank Century Tbk (BCIC) dengan beta historis , saham Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) dengan beta historis Gerakan harga saham -saham tersebut lebih tinggi dari pergerakan pasar dengan arah yang searah dengan gerakan pasar. Dari 14 saham bank tersebut, terdapat delapan saham bank yang harganya dinilai terlalu murah ( undervalued) pada awal tahun 2009 dan enam saham bank yang harganya dinilai terlalu mahal (overvalued) pada awal tahun Saham bank yang dinilai terlalu murah ( undervalued) adalah saham Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC), saham Bank Century Tbk (BCIC), saham Bank Mayapada Tbk (MAYA), saham Bank International Indonesia Tbk (BNII), saham Bank Victoria International I. Tbk (BV IC), saham Bank Mega Tbk (MEGA), saham Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), dan saham Bank Lippo Tbk (LPBN), sedangkan saham bank yang dinilai terlalu mahal (overvalued) adalah saham Bank OCBC NISP Tbk (NISP), saham Bank Danamon Tbk (BDMN), saham Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), saham Bank Permata Tbk (BNLI), saham Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Dengan demikian investor sebaiknya menjual saham yang harganya dinilai terlalu mahal ( overvalued) tersebut dan membeli saham yang harganya dinilai terlalu murah ( undervalued) tersebut karena diharapkan harga saham yang dinilai terlalu murah (undervalued) tersebut dapat meningkat di kemudian hari. Tabel 4. R-Squared Model Persamaan Regresi Linear Saham Sektor Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode No Kode Nama Emiten R 2 1 BBCA Bank Central Asia Tbk 46.26% 2 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 34.05% 3 BCIC Bank Century Tbk 79.63% 4 BDMN Bank Danamon Tbk 41.78% A-26-7

8 No Kode Nama Emiten R 2 5 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 49.88% 6 BNII Bank International Indonesia Tbk 12.73% 7 BNLI Bank Permata Tbk 38.83% 8 BVIC Bank Victoria International l. Tbk 58.42% 9 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 19.88% 10 LPBN Bank Lippo Tbk 82.85% 11 MAYA Bank Mayapada Tbk 9.41% 12 MEGA Bank Mega Tbk 9.98% 13 NISP Bank OCBC NISP Tbk 18.54% 14 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 18.58% Penjelasan dari hasil yang diperoleh pada tabel 4 adalah sebagai berikut: Nilai R-Squared (R 2 ) menunjukkan nilai kontribusi imbal hasil pasar atau risiko sistematis (variabel independen) terhadap imbal hasil saham (variabel dependen) dalam persamaan regeresi. Dalam model penelitian ini, nilai R-Squared menunjukkan kontribusi risiko sistematis yang diukur dengan beta terhadap imbal hasil suatu saham. Sedangkan nilai yang tidak tercakup dalam model dikontribusikan oleh risiko individual saham atau risiko tidak sistematis. Dari penelitian ini diperoleh nilai R-Squared berada antara 9,41% sampai 82,85%. Nilai R-Squared terendah terdapat pada model persamaan regresi Bank Mayapada Tbk (MAYA) yaitu sebesar 9,41%, sedangkan nilai R-Squared tertinggi terdapat pada model persamaan regresi Bank Lippo Tbk (LPBN) yaitu sebesar 82,85%. Dari hasil penelitian ini nilai R-Squared yang diperoleh adalah sebagai berikut: Nilai R-Squared model persamaan regresi saham Bank Central Asial Tbk (BBCA) adalah sebesar 46,26%, artinya kontribusi imbal hasil pasar (risiko sistematis) terhadap imbal hasil saham tersebut adalah sebesar 46,26%, sedangkan kontribusi risiko tidak sistematis dari imbal hasil saham tersebut adalah 100% - 46,26% = 53,74%, demikian seterusnya untuk saham lainnya. Dari 14 model persamaan regresi tersebut, nilai R-Squared yang kurang dari 50% adalah sebanyak 11 model persamaan regresi sedangkan nilai R-Squared yang lebih dari 50% adalah sebanyak 3 model persamaan regresi. Hal tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak imbal hasil saham yang dikontribusikan oleh risiko tidak sistematis dibandingkan risiko sistematis. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Nilai beta historis dari 14 saham bank yang menjadi subjek penelitian ini bernilai antara 0, sampai 4, Saham dengan beta historis terendah adalah saham Bank Mega Tbk (MEGA) dengan beta historis 0, sedangkan saham dengan beta historis tertinggi adalah saham Bank Artha Graha International Tbk (INPC) dengan beta historis 4, Tidak terdapat satu pun saham bank yang memiliki beta historis kurang dari -1, yaitu gerakan harga saham tersebut lebih tinggi dari pergerakan pasar dengan arah gerakan yang berlawanan dengan gerakan pasar, tidak terdapat satu pun saham bank yang memiliki beta historis lebih dari -1 dan kurang dari 0, yaitu gerakan harga saham tersebut lebih rendah dari pergerakan A-26-8

9 pasar dengan arah gerakan yang berlawanan dengan gerakan pasar, sepuluh saham bank yang memiliki beta historis lebih dari 0 dan kurang dari 1, yaitu gerakan harga saham tersebut lebih rendah dari pergerakan pasar dengan arah yang searah dengan gerakan pasar, empat saham bank yang memiliki beta historis lebih dari 1, yaitu gerakan harga saham-saham tersebut lebih tinggi dari pergerakan pasar dengan arah yang searah dengan gerakan pasar. b. Imbal hasil yang dipersyaratkan ( required return) dari saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar -38,82%, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar - 33,46%, Bank Century Tbk (BCIC) sebesar -160,30%, Bank Danamon Tbk (BDMN) sebesar -63,93%, Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) sebesar -49,80%, Bank International Indonesia Tbk (BNII) sebesar -16,89%, Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar -31,19%, Bank Victoria Internasional Tbk (BVIC) sebesar %, Bank Artha Graha International (INPC) sebesar -269,40%, Bank Lippo Tbk (LPBN) sebesar -47,57%, Bank Mayapada Tbk (MAYA) sebesar -53,35%, Bank Mega Tbk (MEGA) sebesar -16,85%, Bank OCBC NISP Tbk (NISP) sebesar - 20,15%, dan Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) sebesar -50,59%. Dari 14 saham bank yang menjadi subjek penelitian ini, semua saham bank memiliki imbal hasil dipersyaratkan (required return) negatif. c. Dari 14 saham bank yang menjadi subjek penelitian ini, terdapat delapan saham bank yang harganya dinilai terlalu murah (undervalued) pada awal tahun 2009 dan enam saham bank yang harganya dinilai terlalu mahal (overvalued) pada awal tahun Saham bank yang harganya dinilai terlalu murah (undervalued) adalah saham Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC), saham Bank Century Tbk (BCIC), saham Bank Mayapada Tbk (MAYA), saham Bank International Indonesia Tbk (BNII), saham Bank Victoria International I. Tbk (BVIC), saham Bank Mega Tbk (MEGA), saham Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), dan saham Bank Lippo Tbk (LPBN), sedangkan saham bank yang dinilai terlalu mahal ( overvalued) adalah saham Bank OCBC NISP Tbk (NISP), saham Bank Danamon Tbk (BDMN), saham Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), saham Bank Permata Tbk (BNLI), saham Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Dari hasil tersebut berarti bahwa saham bank yang dinilai terlalu murah (undervalued) maupun yang dinilai terlalu murah ( overvalued) memiliki jumlah yang cukup merata. Dari hasil penelitian mengenai penilaian harga saham bank ini yang menentukan apakah suatu saham dinilai terlalu murah ( undervalued), dinilai sesuai ( fairvalued), atau dinilai terlalu mahal ( overvalued) dapat berguna bagi masyarakat terutama bagi para investor dalam memutuskan keputusan investasi pembelian saham di sektor perbankan ini. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z. (2005). Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Body, Z., Kane, A., & Markus. A.J. (2005). Investments. Boston: The McGraw-Hill Companies. Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Salim, L. (2003). Analisa Teknikal dalam Perdagangan Saham. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. A-26-9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam 7 hari sebelum dan sesudah tanggal 16 Agustus 2007 maka didapatkan perusahaan perbankan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) sampai tahun 2011, sektor perbankan ini mengalami fluktuasi pada harga

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) sampai tahun 2011, sektor perbankan ini mengalami fluktuasi pada harga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terdapat 29 perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) sampai tahun 2011, sektor perbankan ini mengalami fluktuasi pada harga sahamnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan tidak datang langsung ke perusahaan, melainkan mengunjungi dan mengunduh data melalui website Bursa Efek Indonesia,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 2012 No Kode Saham Nama Emiten Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk X - 2 BABP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran modal saat ini, untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang dilakukan dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap abnormal return saham-saham perusahaan perbankan (yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengambil keputusan-keputusan penting bagi kelangsungan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengambil keputusan-keputusan penting bagi kelangsungan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan perekonomian dan pembangunan nasional. Sehingga dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia secara makro dapat menjadi bahan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia secara makro dapat menjadi bahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia secara makro dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investor dalam penempatan dananya pada suatu jenis investasi.

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN III.METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yaitu salah satu desain statistik yang popular di bidang keuangan yang menggambarkan sebuah teknik riset yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. website Bursa Efek Indonesia dan

BAB III METODE PENELITIAN. website Bursa Efek Indonesia   dan 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data harga saham penutupan sektor keuangan khususnya perbankan selama periode penelitian yakni tahun 2011-2015.Data

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria No Kode Nama Perusahaan 1 2 3

LAMPIRAN. Daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria No Kode Nama Perusahaan 1 2 3 LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia populasi Kriteria No Kode Nama Perusahaan 1 2 3 Sampel 1 AGRO Bank Agroniaga Tbk x - 2 ANKB Bank Arta Niaga Kencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan penting yang dimiliki oleh pasar uang dalam resiko investasi terhadap pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan penulis dari bulan April sampai dengan Juni 2013. Dan yang menjadi objek penelitian adalah seluruh perusahaan perbankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian terhadap beberapa bank yang datanya diperoleh dari Indonesia Stock Exchange ( Bursa Efek Indonesia ), dan obyek

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar

METODE PENELITIAN. Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research) (Nazir, 1998). Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey terhadap objek penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan perusahaan kepada masyarakat/publik (go public).

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan perusahaan kepada masyarakat/publik (go public). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Kerangka Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan antara masingmasing variabel non performing loan (NPL), penyisihan penghapusan aktiva

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA SEKUNDER

LAMPIRAN I DATA SEKUNDER LAMPIRAN I DATA SEKUNDER A. HARGA SAHAM PERUSAHAAN 1. BANK ICB BUMIPUTERA TBK (BABP) Jan 90 131 56 120 145 Feb 87 145 56 120 148 Mar 80 125 56 120 148 Apr 81 84 53 122 142 Mei 112 117 85 122 123 Juni 118

Lebih terperinci

Nama : Audia Elfika Wardhani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Nama : Audia Elfika Wardhani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing PENGARUH RGEC TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2011-2015 Nama : Audia Elfika Wardhani NPM : 21212240 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan perbankan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia tahun 2010

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan perbankan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel penelitian Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karekteristik tertentu. Populasi pada penelitian ini meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tentu dibutuhkan metode yang tepat untuk dapat mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tentu dibutuhkan metode yang tepat untuk dapat mencapai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Perumusan desain penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Desain penelitian merupakan rancangan atau skema mengenai metode yang akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas

I. PENDAHULUAN. juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Oleh karena itu investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah dan tujuan yang dirumuskan, maka penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Penelitian kausatif berguna untuk menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk Gross Domestic Product. Perkembangan pasar modal akan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk Gross Domestic Product. Perkembangan pasar modal akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perbankan merupakan lembaga yang memegang peranan penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja perusahaan perbankan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana efektif sebagai penggalang dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Aktivitas pasar modal

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL

ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM (Studi pada Perusahaan-perusahaan Sektor Perbankan di BEI tahun 2009-2011) Aisyi Anggun Hidayati Suhadak Nengah Sudjana Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saham yang beredar ataupun harga yang bergerak di pasar (Darmadji dan Fakhruddin:

I. PENDAHULUAN. saham yang beredar ataupun harga yang bergerak di pasar (Darmadji dan Fakhruddin: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate action merupakan aktivitas emiten yang dapat mempengaruhi baik jumlah saham yang beredar ataupun harga yang bergerak di pasar (Darmadji dan Fakhruddin: 2001).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan Real Estate yang membagikan dividen kepada para pemegang saham secara tunai dan rutin selama

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN RISIKO PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS HASIL DAN RISIKO PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS HASIL DAN RISIKO PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA Nurul Hidayah 1 Peni Sawitri 1, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 1, {nurul_hidayah, peni}@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Fundamental Analisa Fundamental digunakan untuk mengevaluasi harga saham perdana PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, meliputi pendekatan deviden dan pendekatan pendapatan.

Lebih terperinci

Daftar Penentuan Sampel Penelitian

Daftar Penentuan Sampel Penelitian Lampiran i Daftar Penentuan Sampel Penelitian No Nama Perusahaan Kode Kriteria 1 2 3 Sampel 1 PT. Bank Agroniaga Tbk. AGRO X v x - 2 PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC X v v 3 PT. Bank Bukopin

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel 93 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel No Kode Perusahaan 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 3 BBCA Bank Central Asia Tbk 4 BBKP Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 (empat) Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 (empat) Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, sektor perbankan sangat berperan penting dalam memobilisasikan dana masyarakat untuk berbagai tujuan. Dahulu sektor perbankan tersebut tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek Penelitian Sumber data berasal dari perusahaan sector keuangan antara lain berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek Penelitian Sumber data berasal dari perusahaan sector keuangan antara lain berasal dari BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Sumber data berasal dari perusahaan sector keuangan antara lain berasal dari sub sektor pembiayaan, sub sektor lainnya, sub sektor bank, sub sektor perusaahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh informasi cash flow from operating per share (CFOPS), cash flow from investing

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan Yang Diteliti Perusahaan yang dijadikan sampel merupakan beberapa perusahaan yang go public karena begitu banyaknya perusahaan yang go public maka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 5.1.1 Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga SBI dan Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD dengan Rasio ROE, NIM, PLL, BOPO Bank Obyek Penelitian Tingkat suku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sesuai pengklasifikasian Indonesia Capital Market Directory (ICMD)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sesuai pengklasifikasian Indonesia Capital Market Directory (ICMD) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karekteristik tertentu. Populasi pada penelitian ini meliputi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dari data yang telah terkumpul. Data yang terkumpul berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ITEM PENGUNGKAPAN

KLASIFIKASI ITEM PENGUNGKAPAN LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Indikator Good Corporate Governance NO KLASIFIKASI ITEM PENGUNGKAPAN 1. Pemegang Saham 1. Uraian mengenai hak Pemegang Saham. 2. Penyertaan mengenaijaminan perlindungan hak atas

Lebih terperinci

LAMPIRAN DAFTAR NAMA PERBANKAN. Nama Bank

LAMPIRAN DAFTAR NAMA PERBANKAN. Nama Bank DAFTAR NAMA PERBANKAN Nama Bank 1. Bank Agroniaga Tbk 2. Bank ICB Bumiputera Tbk 3. Bank Capital Indonesia Tbk 4. Bank Ekonomi Raharja Tbk 5. Bank Central Asia Tbk 6. Bank Bukopin Tbk 7. Bank Negara Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di negara-negara maju sejak lama telah merupakan lembaga yang sangat diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi. Sama halnya dengan keadaan di Indonesia saat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) 45 laporan keuangan sebagai satu kesatuan, sehingga study setting dalam penelitian ini adalah lingkungan riil atau field setting (Hartono,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan. Tabel 4.1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan. Tabel 4.1. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2014.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data Pengumpulan data merupakan salah satu langkah penting didalam penelitian, karena biasanya data yang dikumpulkan akan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham, sehingga bursa saham terjun bebas. para ahli ekonomi menilai kecil kemungkinan krisis ini menjelma menjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham, sehingga bursa saham terjun bebas. para ahli ekonomi menilai kecil kemungkinan krisis ini menjelma menjadi krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter di Amerika Serikat kali ini menyebabkan dampak yang luar biasa terhadap ekonomi global. Hal ini dapat dilihat dari kepanikan investor dunia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efek Indonesia pada tahun Adapun objek yang diteliti ialah volume

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efek Indonesia pada tahun Adapun objek yang diteliti ialah volume 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 2009. Adapun objek yang diteliti

Lebih terperinci

(Sanusi, 2004). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

(Sanusi, 2004). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian analisis komparatif

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian analisis komparatif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan analisis komparatif. Penelitian kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Metode Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap penilaian saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) atau biasa disebut juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta biaya-biaya lainnya, akan tetapi juga digunakan untuk ekspansi

BAB I PENDAHULUAN. serta biaya-biaya lainnya, akan tetapi juga digunakan untuk ekspansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan utama berdirinya suatu badan usaha adalah memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh tersebut tidak saja digunakan untuk membiayai operasi

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan

Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan No Kode Bank Nama Bank 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk. 4 BBCA Bank Central

Lebih terperinci

LAMPIRAN. No. Peneliti Judul Variabel Kesimpulan. Ukuran. perusahaan. Corporate. Governance, Ukuran. Leverage,

LAMPIRAN. No. Peneliti Judul Variabel Kesimpulan. Ukuran. perusahaan. Corporate. Governance, Ukuran. Leverage, LAMPIRAN Lampiran 1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Variabel Kesimpulan 1. Juniarti dan Analisis Faktor-Faktor yang Ukuran Ukuran Carolina Berpengaruh Terhadap Perusahaan, tidak berpengaruh (2004)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang dikembangkan oleh Sharpe (1964), Lintner (1965), dan Mossin (1966) telah menjadi model utama dalam bidang keuangan sampai sekarang.

Lebih terperinci

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas Risiko Kredit. (23 Mei 2012).

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas Risiko Kredit.  (23 Mei 2012). 3) Situs WWW (World Wide Web) : Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. 2012. Risiko Kredit. http://id.wikipedia.org/wiki/risiko_kredit (23 Mei 2012). Fernbach, Finance and Risk Software. 2012.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Waktu kegiatan penelitian ini dilakukan pada tahun 2016, tempat dan lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamat di

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RETURN ON ASSET (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI) Oleh :

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RETURN ON ASSET (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI) Oleh : ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RETURN ON ASSET (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI) Oleh : RIZQI FAUZIYANSYAH NPM. 093403067 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang BAB III METODE PENELITIAN III.1. Desain Penelitian Erlina (2008) menyatakan bahwa desain penelitian merupakan rencana induk yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. pembahasan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis dan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. pembahasan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis dan 138 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan yang dibuat adalah pendapat singkat peneliti berdasarkan hasil dan pembahasan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Pengembalian Pasar Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai besarnya risiko tingkat pengembalian pada industri otomotif dan komponennya yang go public di Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan pebankan yang diperoleh melalui situs

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan pebankan yang diperoleh melalui situs BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan dengan menghitung Economic Value Added (EVA) dengan menggunakan data laporan keuangan bulanan pada perusahaan pebankan

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 ANALISIS PERFORMANCE DAN SYSTEMATIC RISK PORTOFOLIO INDEKS LQ-45 BERDASARKAN JENSEN MODEL Ferikawita Magdalena Sembiring Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis telah berkembang pesat ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. Dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah tingkat earning assets dan tingkat profitabilitas pada bank swasta nasional yang listing di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. publik yang melakukan pengungkapan sosial dalam annual report-nya dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. publik yang melakukan pengungkapan sosial dalam annual report-nya dan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data penelitian ini adalah sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber yang telah ada, yaitu data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1.Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Beta terhadap Return saham pada bank-bank yang tercatat di Bursa Efek Jakarta periode 2004 2006 baik secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis serta menganalisis dan tidak untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality relationship),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Sampel yang

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Sampel yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan mulai dari tahap persiapan penelitian sampai dengan penyusunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan mulai dari tahap persiapan penelitian sampai dengan penyusunan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Bursa efek indonesia, penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu kurang lebih selama 2 (dua) bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sahamnya terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun bank. (Gooneratne and Hoque, 2012, p.

BAB III METODE PENELITIAN. yang sahamnya terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun bank. (Gooneratne and Hoque, 2012, p. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan perbankan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian terhadap beberapa bank yang datanya diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia), dan objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penlitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dianalisa menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin majunya peradaban masyarakat, pilihan investasi pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indeks LQ 45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan kriteria yang dibutuhkan pada penelitian ini, emiten-emiten yang akan digunakan sebagai objek penelitian adalah Return saham Bank BNI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini, investasi dalam bentuk kepemilikan aset finansial mulai diminati oleh masyarakat di Indonesia. Salah satu aset finansial yang paling

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN BANK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN BANK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN BANK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE Agustya Lisdayanti 1 Siti Iqlima Zeinia 2 Wanda Anindita 3 1,2,3 Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan tujuan investasi yang dinyatakan dalam risiko maupun return. Investor harus memahami bahwa ada

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL Ida Roito Situmeang Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jln. Prof.Dr. Hamka Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Jika dilihat dari karakteristik masalah

BAB III METODOLOGI. angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Jika dilihat dari karakteristik masalah BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan penelitian dan analisis data, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif sebab penelitian menggunakan data yang dinyatakan dalam angka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 menyimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau BAB III METODELOGI PEELITIA 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitan yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti kunjungi adalah pusat referensi di pojok Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti kunjungi adalah pusat referensi di pojok Bursa Efek Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder (data yang diperoleh dari pihak kedua). Sehingga untuk lokasi penelitian yang akan peneliti

Lebih terperinci

HISTORY ANALISIS KASUS PORTOFOLIO DENGAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL ATAS SAHAM INDUSTRI PERBANKAN DI PT. BES DENGAN PT BEI

HISTORY ANALISIS KASUS PORTOFOLIO DENGAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL ATAS SAHAM INDUSTRI PERBANKAN DI PT. BES DENGAN PT BEI HISTORY ANALISIS KASUS PORTOFOLIO DENGAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL ATAS SAHAM INDUSTRI PERBANKAN DI PT. BES DENGAN PT BEI Dewi Pujiani 1) Kun Ismawati 2) 1,2) Fakultas Ekonomi, Universitas Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen/bebas dan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen/bebas dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen/bebas dan variabel dependen/terikat. Variabel independen/bebas dalam penelitian

Lebih terperinci