BAB I PENDAHULUAN. Politik di Bali selalu menyertakan unsur-unsur kebudayaan lokal setempat,
|
|
- Yohanes Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik di Bali selalu menyertakan unsur-unsur kebudayaan lokal setempat, dimana peranan tokoh adat memliki peran menentukan konstelasi politik didalamnya. Peran tokoh adat inilah yang menjadikan politik di Bali memiliki nilai berbeda dengan daerah lainnya, di pihak lain Bali turut serta dalam penentu perkembangan dan pembangunan ekonomi Indonesia, tidak hanya ekonomi, sistem politik, hukum dan ham di Bali pun terus menjadi sorotan nasional dan internasional. Politik di Bali berkembang dengan pesat namun tanpa meninggalkan budaya-budaya lokal, peranan tokoh adat sangat menentukan percaturan politik di Bali. Memiliki beragam budaya dan adat bukanlah perkara mudah bagi masyarakat Bali, desa adat yang selama ini menjadi benteng kokohnya budaya Bali sampai saat ini masih terjaga dengan baik. Memiliki dua desa yakni desa adat dan desa dinas sesungguhnya tidak mudah, kemungkinan terjadinya diskoordinasi dapat menimbulkan konflik horizontal dimasyarakat, namun tidak bagi Bali, desa adat memiliki tugas sendiri untuk mengelola jalannya kegiatan adat dan spiritual dimasyarakat. Peranan adat sangat besar untuk Bali, bahkan masyarakat cenderung memanfaatkan adat sebagai wadah untuk mereka berlindung, karena adat di Bali memiliki tekanan yang dirasa lebih kuat ketimbang tekanan atas hukum formal.
2 2 Pemilihan umum merupakan suatu sistem yang sampai saat ini dipercaya sebagai alat penyalur aspirasi yang paling baik, berbagai macam pola kampanye bisa kita lihat menjelang terlaksananya pemilihan umum baik itu pemilukada maupun pemilu legislatif, kampanye formal sampai kampanye yang unik bisa kita jumpai di Indonesia, itu semua hanya bertujuan untuk meraih perhatian masyarakat sebesar-besarnya guna dapat meraup suara agar dapat terpilih sebagai pemimpin daerah dan wakil rakyat baik tingkat daerah ataupun pusat. Bali yang merupakan salah satu provinsi yang menjadi khas Indonesia memiliki beragam budaya yang mampu menarik perhatian masyarakat, dari budaya pelaksanaan upacara sampai permainan akhirnya menjadi cara kampanye kandidat utuk menarik perhatian masyarakat. Seperti kandidat yang masuk ke sanggah bahkan pura dengan dalih persembahyangan bersama disertai pemberian sumbangan atau yang disebut dana punia di Bali menjadi pola kampanye yang sangat banyak dilakukan oleh kandidat peserta pemilu, hal lain yang menjadi cara kampanye untuk menarik simpati masyarakat seperti menggelar pementasan sendratari, wayang hingga topeng bondres yang bernuansa menghibur untuk menyenangkan hati penonton serta disertai dengan promosi kandidat, dengan demikian diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal kandidat yang memberikan hiburan tersebut. Bukti nyata dari uraian diatas adalah lolosnya beberapa artis nasional menjadi wakil rakyat bermodalkan kepiawaian menghibur masyarakat, di Bali misalkan telah lolos Kadek Arimbawa sebagai senator dua periode yang profesinya sebagai pelawak Bali, artinya cara-cara kampanye seperti itu dapat
3 3 mengantarkan kandidat lolos dalam perhelatan pemilu dengan raihan suara yang tidak pas-pasan. Bali selain memiliki keberagaman hiburan daerah dan keragaman budaya yang acap kali dijadikan bahan kampanye guna menarik perhatian pemilih, ada hal menarik yang sekiranya bisa dijadikan suatu kajian karena memiliki keunikan tersendiri dan pola kampanye ini cenderung baru dilakukan, awalnya tahun 2009 senator Bali lolos atas nama Nengah Wirata dengan melakukan metode kampanye dengan menghimpun penghobi sabung ayam, serta di Tabanan dua periode anggota DPRD Bali atas nama Sudana daerah pemilihan tabanan lolos dengan menghimpun penghobi sabung ayam daerah tabanan (Arsana Atmaja Putu, ST). Mengacu pada pengalaman kandidat yang lolos melalui pola kampanye permainan lokal judi tersebut maka bermunculan kandidat untuk meniru pola kampanye tersebut dengan harapan dapat duduk sebagai wakil rakyat, seluruh kandidat itu lupa bahwa cara kampanye mereka pasti menyalahi Undang-Undang Negara Republik Indonesia pasal 303 tentang judi dengan ancaman kurungan 5 tahun penjara. Kandidat berdalih dan mencari alasan pembenar bahwa itu tidak melanggar hukum karena yang mereka adakan dalam kampanye adalah tabuh rah yang walaupun adu ayam atau sabung ayam tetapi tidak berisikan taruhan dan terbukti dengan itu mereka dapat dantarkan oleh para pecinta sabung ayam untuk duduk sebagai wakil rakyat. Fenomena permainan sebagai alat kampanye juga terjadi pada pemilihan umum legislatif 2014 dimana permainan kartu ceki aslinya dari china yang sudah masuk kebali dan menjadi suatu tradisi baru bagi
4 4 masyarakat Bali dalam penyelenggaraan upacara adat sebagai hiburan saat ini mulai dilirik sebagai alat kampanye atau mesin pedulang suara. Ceki sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai kartu judi berbentuk empat persegi panjang kecil-kecil berjumlah 180 helai (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kartu ini sering digunakan sebagai alat perekat persaudaraan ketika ada upacara adat di Bali, seperti pernikahan, kematian dan lain sebagainya. Atas dasar itu aktor politik mulai memiliki inisiatif mengumpulkan penghobi ceki untuk dijadikan lahan kampanye karena beliau menilai cekian ini cukup memiliki basis masa yang banyak dan fanatic. Selanjutnya berkembang beberapa kali pertemuan sampai pada proses perlombaan permainan ceki ini menjelang pemilihan umum legislatife 2014 sampai saat ini, tanpa memandang terhalang oleh pasal perjudian pola ini cukup menarik karena memiliki basis massa yang jelas karena tidak semua bisa memainkan permainan ini, berbeda bila seseorang memberikan hiburan yang sekalipun dinikmati oleh semua pihak tetapi massa panatiknya tidak sebesar cekian ini (kadek angga, kekeran buleleng 2015, ketua sekaa ceki). Judi sendiri didefinisakan apabila ada taruhan dalam sebuah permainan, maka ini merupakan cara kampanye yang unik yang diaplikasikan dalam pemilihan umum legislatife 2014, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana jejaring cekian ini dapat meloloskan Cokorda Oka Ratmadi dalam pemilihan umum legislatife 2014 sebagai anggota DPD RI , dan apakah para penghobi ini saja yang memilih atau melakukan mobilisasi kerabat terdekat/ atas dasar itulah saya ingin melakukan penelitian terkait permainan ceki yang mampu mengantarkan beliau sebagai anggota Dewan
5 5 Perwakilan Daerah Republik Indonesia, karena masyarakat khususnya kota Denpasar sudah mulai beranggapan bahwa Turnamen ceki inisiatornya adalah Cok Rat. Melihat pemain cekian yang memiliki penggemar yang berakar di Bali, hal tersebut dimanfaatkan oleh simpatisan partai dan para politisi guna mencapai tujuan politiknya dengan mengharapkan raihan suara dapat meningkat dengan tunjangan suara dari para penggemar cekian tersebut. Simpatisan bersama politisi mencoba untuk masuk berbaur dengan para penggemar ceki serta mulai ingin mencari tempat terbaik dengan cara menjadi aktor yang mengadakan perlombaan agar dapat menggambarkan dirinya betul-betul ada dipihak mereka para penggemar cekian. Tokoh simpatisan atau politisi yang masuk kedalam perkumpulan sekaa ceki ini memiliki latar belakang profesi yang berbeda, selain dari profesi yang berbeda latar belakang keluarga, trah atau garis keturunan adat merekapun berbeda, ini menandakan bahwa cekian ini dipandang mampu untuk mengumpulkan berbagai latar belakang masyarakat di Bali sehingga dipandang menjadi lahan kampanye yang cukup baik bagi para politisi. Mereka para simpatisan atau politisi yang masuk kedalam penggemar sekaa cekian ini sudah tentu memiliki modal kampanye yang cukup mumpuni, baik dari finansial maupun latar kekuasaan yang lainnya seperti tokoh adat atau tokoh puri yang memiliki garis perintah vertical pada masyarakat adat. Kekuasaan ini akan memunculkan hubungan yang lebih rekat dengan masyarakat karena ketika penguasa mampu berbaur maka masyarakat akan memandang bahwa penguasa tersbut akan mengayomi apa yang mereka lakukan, hal ini akan
6 6 memunculkan relasi atau jaringan yang akan terus berkembang dengan pola multi level yang dimana setiap individu diharapkan dapat menyebarkan jaringan berikutnya dibawah mereka. Kuatnya jaringan yang terbentuk melalui cekian ini karena pandangan bahwa aktor atau politisi dan tokoh adat serta permainan ini identic dalam setiap upacara adat yang mampu untuk memberikan perlindungan atau mampu menjadi pengayom bagi para cekian ini sangat menentukan kuatnya jaringan yang terbentuk di masyarakat melalui sekaa cekian ini. Mengacu pada arti elit politik lokal yang dikemukakan oleh Nurhasim dalam bukunya yang dimana elite politik lokal merupakan seseorang yang menduduki jabatan-jabatan politik (kekuasaan) di eksekutif dan legislatif yang dipilih melalui pemilu dan dipilih dalam proses politik yang demokratis ditingkat lokal (Nurhasim, 2003:8). Elit lokal dalam hal ini tokoh adat bersama masyarakat adat dapat dikatakan mengesampingkan peraturan formal terkait judi ii atau permainan kartu ceki ini, ada anggapan bahwa permainan ini bersifat situasional dan tidak setiap hari, ini yang menjadikan ceki sangat lekat dengan adat di Bali begitupun dengan permainan kartu lainnya, hingga lahirnya perlombaan dan paguyuban ceki seolah tidak merasa terhalang oleh undang-undang perjudian, karena jika merujuk pada arti judi pada pasal 303 ayat (3) KUHP adalah yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan
7 7 lainnya (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana). Turnamen ceki yang diadakan beberapa elit lokal bersama tokoh adat lainnya tidak memenuhi unsur pelanggaran pidana karena bersifat perlombaan, sehingga para sekaa cekian dapat dengan tenang untuk menyalurkan hobi mereka karena merasa mendapat pengayom baik dari segi politik maupu hukum, meskipun cekian bukan permainan asli Bali, namun akulturasi budaya yang membuat ceki selalu ada dalam setiap persiapan upacara adat di Bali menjadikan ceki memiliki keterikatan dengan masyarakat Bali, serta sekaa ceki juga menginginkan agar mereka bida menemukan ruang. Keterlibatan aktor politik terlebih merupakan elit politik lokal dalam penyelenggaran cekian ini dikarenakan adanya suatu peluang meraup simpati dan suara masyarakat. Terlibat secara langsung dan menjadi starter atau pemain pertama meruapakan kesempatan terbaik dan ingin dimiliki semua elit politik. Penyelenggaraan ini melibatkan berbagai pihak, bendesa adat sebagai orang nomor satu di adat sampai penjaagaan tradisional yaitu pecalang yang merupakan bagian dari budaya siaga (Nordholt,2010:xxii). Munculnya elit politik lokal kepermukaan dengan berbagai cara pendekatan kemasyarakat tidak terlepas dari lahirnya Undang-Undang 32 tahun 2004 yang dirubah menjadi Undang-Undang 23 tahun 2014 tentang Otonomi daerah yang tentu didalamnya memberikan ruang bagi daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Desentraisasi lahir sejak orde baru dan diperkuat dengan otonomi daerah, hal ini yang berperan besar dalam memunculkan aktor politik tersebut menonjol didaerahnya sendiri atau yang disebut dengan lokal strongmen (Agustino,2014:98). Desentralisasi dapat membangkitkan semangat daerah untuk mengeksplor apa yang dimiliki, mulai
8 8 dari budaya asli daerah atau hasil akulturasi, sehingga permainan ceki sangat strategis dipakai kandidat yang sampai saat ini telah berkembang kekabupaten lain di Bali melihat apa yang telah dilakukan para tokoh politik dan adat setelah mengadakan Turnamen ceki, sekalipun bukan sepenuhnya kemenangan beliau berasal dari sekaa cekian tersebut. Beragam budaya hingga permainan asli daerah dan hasil akulturasi budaya yang ada di Bali, maka dalam penelitian ini hanya difokuskan Turnamen ceki di kota Denpasar yang digagas pertama oleh Cokorda Oka Ratmadi. Penulis dalam kajian ini melihat adanya pergerakan jaringan tokoh atau relasi antar aktor dimana sekaa ceki bersama pihak penyelenggara. Penulis juga ingin melihat bagaimana pengaruh pergerakan jaringan antara penggemar ceki atau sekaa cekian dengan calon legislatif dalam hal ini pada Pemilihan Umum Legislatif Perolehan suara Cok Rat apakah ditunjang oleh sekaa cekian ini atau tidak, mengingat cok rat menggagas turnamen ceki yang dianggap baru oleh masyarakat kota Denpasar khususnya dan Bali pada umumnya. Turnamen ceki merupakan olahraga rekreasi yang digagas oleh Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia Bali (FORMI Bali). Terselenggaranya turnamen ceki ini memang tidak tepat pada saat pemilu, namun ketika ketua dari federasi ini adalah elit politik lokal dan Turnamen ini berlangsung hingga 2014 tepat dengan pemilihan umum legislatif, maka penulis melihat ini sebagai salah satu strategi jaringan kampanye. Fenomena ini terlihat mengarah pada sikap atau perilaku politik masyarakat, khususnya penggemar ceki hingga keluar dari kota Denpasar untuk mengadakan Turnamen ceki tersebut. Perilaku tersebut terlihat
9 9 dengan timbulnya respon emosional yang mengarah pada pemberian restu dan dukungan kepada calon dalam hal ini kepada elit yang terlibat langsung dalam cekian tersebut. Stigma bahwa judi melekat kuat pada permainan ceki Formi yang lahir atas keluarnya UU Nomor 3 tahun 2005 berupaya menjadikan permainan kartu sebagai olahraga rekreasi. Fenomena ini akan memperlihatkan kita bahwa feomena ini mengarah pada salah satu bentuk tipe budaya politik. Relasi jaringan antara satu individu dengan individu yang lain, antara aktor sangat besar peluangnya terjadi dalam wadah organisasi seperti ini, terlebih penyelenggaraan inisah dan diinisiatori oleh elit politik lokal yang juga tokoh masyarakat adat Bali, terlebih elit politik lokal ini ikut dalam perhelatan demokrasi pada pemilu 2014 di Bali. Perhelatan turnamen ceki dirasa tepat bagi beberapa kalangan karena merupakan hal baru dimasyarakat, karena selama ini belum ada yang menjadikan hal ini sebagai strategi politk untuk meraih suara atau simpati masyarakat, turnamen yang sudah diadakan lebih dari satu kali sebelum pileg 2014 dimulai dari 2012 ini menandakan bahwa turnamen cekian ini tidak memenhi unsur pelanggaran pidana dan peserta yang ikut merasa aman mengingat judi tidak dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum melainkan hanya sebatas pelanggaran. 1.2 Rumusan Masalah Bila melihat paparan dari pendahuluan diatas, maka dapat difokuskan pada pertanyaan atas dasar permasalahan yang ada, adapaun masalah yang akan
10 10 dibahas dalam penelitian ini adalah terkait dengan, bagaimana strategi pemenangan dalam pemilihan umum legislatif dalam jaringan cekian di Bali pada tahun 2014? 1.3 Batasan Masalah Untuk membatasi pembahasan agar tidak membias, penelitian ini akan terfokus pada jaringan antar tokoh atau aktor dalam turnamen cekian yang diselenggarakan oleh Formi yang notabenanya Cok Rat sebagai Ketua Formi dan Ketua DPRD Bali yang merupakan tokoh adat dan elit politik lokal, yang juga kegiatan ini menjelang pemilu legislatif 2014 dimana beliau juga merupakan kandidat calon DPD RI dan saat ini sudah menjadi senator untuk wakil Bali Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menegtahui jaringan atau relasi antar aktor dalam turnamen ceki di Bali pada tahun Mengetahui pengaruh politik di dalam turnamen ceki di Bali Tahun 2012 dalam pemilu legislatif tahun Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
11 11 1. Manfaat Teoritis: a. menjawab fenomena social politik yang ada dalam Turnamen cekian dan mengetahui proses politik dalam Turnamen ceki di Bali. b. Menunjukan secara ilmiah pengaruh politik dalam prnyelenggaraan Turnamen ceki c. Memperkaya kajian ilmu politik guna menegmbangkan keilmuan, khususnya politik lokal. 2. Manfaat Praktis: a. Memberikan pemahaman pada masyarakat melalui bahan rujukan dalam memahami politik secara nyata dan gambling melalui hal kecil yang dianggap tabu seperti dalam politik yanga ada pada Turnamen ceki di Bali pada tahun b. Memberi tambahan informasi kepada praktisi atau pengamat politik dalam memahami realitas politik ceki c. Sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
BAB I PENDAHULUAN. tradisionalnya. Tidak jarang tradisi serta kebudayaan dan kesenian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan wisata bagi wisatawan domestik maupun internasional, hal tersebut didukung dengan kebudayaan, tradisi, dan juga
Lebih terperinciSTRATEGI PEMENANGAN CALON DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 MELALUI JARINGAN CEKIAN DI BALI
STRATEGI PEMENANGAN CALON DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 MELALUI JARINGAN CEKIAN DI BALI I Gede Ngurah Aris Prasetya, Piers Andreas Noak, Tedy Erviantono Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang unik. Bali dipandang sebagai daerah yang multikultur dan multibudaya. Kota dari provinsi Bali adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah ditulis siapapun. Berdasarkan pengamatan penulis merujuk pada penelitian
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penulis telah melakukan kajian pustaka untuk memastikan bahwa penulisan proposal penelitian skripsi ini tidak plagiat atau memastikan belum pernah ditulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi adalah suatu cara atau taktik dalam meraih dan memperoleh sesuatu. Sehingga dalam wahana politik strategi merupakan sesuatu hal yang sangat urgen yang kianhari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengikutsertakan warga negaranya dalam proses politik, termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu negara dengan kemajuan teknologi yang pesat, indonesia tidak terlepas dari arus informasi global yang diperlukan untuk mengetahui fenomenafenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu instrumen terpenting dalam sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu parameter
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demokrasi merupakan suatu sistem yang mengatur pemerintahan berlandaskan pada semboyan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Untuk mewujudkan sistem demokrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partai politik merupakan sarana ataupun wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dalam kekuasaan atau pemerintahan di suatu negara. Di dalam bukunya Miriam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan lepas dari norma yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan lepas dari norma yang berada di masyarakat. melihat hal semacam ini, apabila masing-masing anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah
Lebih terperinci2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yang melibatkan birokrat masuk dalam arena pertarungan politik yang terjadi dalam
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung telah membawa dampak terhadap perilaku untuk masuk kedalam politik praktis ditubuh birokrasi. Walaupun ada ketentuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keinginan dan tuntutan adanya pemilihan langsung sebenarnya diilhami praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek politik
Lebih terperinci2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum. Sebagaimana diungkapkan oleh Rudy (2007 : 87)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai bagian dari Kebudayaan Indonesia yang bersifat Binneka Tunggal Ika (Berbedabeda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di Indonesia karena merupakan salah satu asset devisa Negara Indonesia yang cukup tinggi di bidang
Lebih terperinciJAKARTA, 11 Juli 2007
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI PENDAPAT TERHADAP RUU TENTANG PARTAI POLITIK DAN RUU TENTANG SUSDUK MPR, DPR, DPD, DAN DPRD JAKARTA, 11 Juli 2007 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Kantor MPR/DPR RI,
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan lapangan, terdapat beberapa persoalan mendasar yang secara teoritis maupun praksis dapat disimpulkan sebagai jawaban dari pertanyaan penelitian.
Lebih terperincisendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:
Saat ini, berbagai macam dan bentuk perjudian sudah meluas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sebagian masyarakat memandang bahwa perjudian sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan
BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Lebih terperinciBAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang
BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang diselenggarkan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil guna menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara lahir dan batin, yang oleh masyarakat disebut soroh. Soroh merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bali memiliki kekhasan sosial dalam membina kekerabatan secara lahir dan batin, yang oleh masyarakat disebut soroh. Soroh merupakan ikatan sosial dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan baru. Memilihan umum (pemilu) dalam era reformasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) sudah diambang pintu Salah satu tantangan baru. Memilihan umum (pemilu) dalam era reformasi dan demokrasi, merupakan suatu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan rakyat didalam konstitusinya. Hal ini menunjukkan bahwa kedaulatan rakyat merupakan suatu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Desa merupakan objek yang dijadikan pemerintah dalam usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa merupakan objek yang dijadikan pemerintah dalam usaha pembangunan yang sebesar-besarnya dalam memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat diwilayah sekitarnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan sebuah wacana yang dikembangkan dengan tujuan untuk menampung aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. Secara sederhana demokrasi dapat diartikan
Lebih terperinciPANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK
PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK I. PENGANTAR Pemilihan Umum adalah mekanisme demokratis untuk memilih anggota legislatif (DPR, DPD, DPRD), dan Eksekutif (Presiden-Wakil Presiden, serta kepala daerah). Pemilu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan adalah dimensi penting dari usaha United Nations Development Programme (UNDP) untuk mengurangi separuh kemiskinan dunia
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, telah teridentifikasi bahwa PDI Perjuangan di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan dan kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas atau jatidiri mereka. Kebudayaan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dilakukan secara berlebihan sebagaimana beberapa kandidat kepala daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kampanye Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi Ahok) Dalam Memenangi Pemilihan Gubernur DKI 2012 menarik untuk di kaji, karena sistem kampanye
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori permainan (game theory) adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini dikembangkan
Lebih terperinciDEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI
Daftar Isi i ii Demokrasi & Politik Desentralisasi Daftar Isi iii DEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI Oleh : Dede Mariana Caroline Paskarina Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki abad 21, hampir seluruh negara diberbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) menghadapi tantangan besar dalam upaya meningkatkan sistem demokrasi,
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh
BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh selama penelitian yaitu tentang bagaimana upaya PPP dalam meningkatkan perolehan hasil suara pada Pemilu tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan manusia dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga maupun bermasyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka.
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi 1998 menghadirkan perubahan proses demokrasi di Indonesia. Pemilihan Presiden/ Wakil Presiden hingga Kepala Daerah dilaksanakan secara langsung,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat, hal tersebut sebagaimana dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi dikenal dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi rakyat memberikan kesempatan yang sama dalam proses penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peralihan kekuasaan dari rezim Orde Baru ke Orde Reformasi merubah tata pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan tuntutan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. berasal dari dana mereka masing-masing. Di samping itu bantuan finansial dalam
BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan konsep sumber daya, maka peneliti dapat mendeskripsikan kesimpulan sebagai berikut : sumber daya yang menjadi faktor kekalahan dari caleg perempuan adalah informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga pada pemilu (Pemilu). Pada umumnya partai politik itu dapat dikatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang berdasarkan kepada kedaulatan rakyat. Hal ini berarti bahwa dalam setiap pembuatan keputusan/ kebijakan harus berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat
Lebih terperinciPengawasan politik uang dalam kampanye
Pengawasan politik uang dalam kampanye Topik Politik Uang Tujuan : Peserta memahami dan menguasai strategi dan tehnik pengawasan pembelanjaan dana kampanye Tujuan khusus: Peserta memahami hubungan antara
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
BAB V Kesimpulan Pembahasan untuk menjawab pertanyaan Bagaimana Strategi Marketing Politik Partai Amanat Nasional Kabupaten Banjarnegara dalam memenangkan pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan
Lebih terperinciPemilu yang ada bahkan tidak membawa perubahan orang. Sebagian besar akan tetap orang dan muka lama.
Pengantar: Pemilihan umum legislatif berlangsung 9 April. Banyak pihak berharap hasil pemilu bisa membawa perubahan bagi Indonesia. Bisakah itu terwujud? Dan bagaimana hukum syara tentang pemilu legislatif
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian studi kasus yang di lakukan di DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat ditemukan bahwa model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi Indonesia. Disebut tahun politik antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang melibatkan setidaknya
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.
BAB IV KESIMPULAN Pelaksanaan pemilu 2009 yang berpedoman pada UU No. 10 Tahun 2008 membuat perubahan aturan main dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Melalui UU tersebut diharapkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciMEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum
MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG Oleh : Nurul Huda, SH Mhum Abstrak Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, yang tidak lagi menjadi kewenangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena pemilih pemula selalu menarik untuk didiskusikan pada setiap momen pemilihan umum baik nasional maupun di daerah. Jumlah mereka yang sangat besar bagaikan
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK
BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga
BAB V KESIMPULAN Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga berdiri PDI-P, bisa dilihat dari dua aspek, yakni: antar unsur penyokong fusi dan hubungan profesional PDI dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multikultural yang tidak akan sama dengan kelompok sosial lainnya yang dimana Kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya kelompok sosial itu ada karena ingin mempertahankan hidup mereka. Kelompok sosial selalu mengalami perubahan dan perkembangan dalam masyarakat multikultural
Lebih terperinciNaskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di
BEBERAPA MASUKAN UNTUK PERUBAHAN UU PEMILU LEGISLATIF A. Umum Meski Pemilu 2004 dinilai berlangsung cukup lancar, namun banyak pihak yang merasa kecewa atas penyelenggaraan pemilihan umum tersebut, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah-daerah provinsi itu dibagi atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat, maka kekuasaan harus dibangun dari bawah. diantaranya adalah maraknya praktik-praktik money politics.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum hampir tidak mungkin dilaksanakan tanpa kehadiran partai-partai politik di tengah masyarakat. Keberadaan partai-partai politik juga merupakan salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang. motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan kepala desa atau pilkades adalah sebuah kata yang sudah tidak asing lagi dan diperbincangkan oleh sebagian besar masyarakat khususnya masyarakat pedesaan di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah (pemilukada) adalah rangkaian panjang dari proses penentuan kepala daerah yang bakal menjadi pemimpin suatu daerah untuk lima tahun (satu periode).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah organisasi masyarakat yang memiliki tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap kedudukan di pemerintahan dengan cara melakukan
Lebih terperinciPokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara
Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2 Oleh Dadang Juliantara Kalau (R)UU Kebudayaan adalah jawaban, apakah pertanyaannya? I. Tentang Situasi dan Kemendesakkan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat
Lebih terperinciPERUBAHAN SOSIAL DI PERDESAAN BALI
BAB 9 KESIMPULAN Dari apa yang telah diuraikan dan dibahas pada bab-bab sebelumnya, tergambarkan bahwa perdesaan di Tabola pada khususnya dan di Bali pada umumnya, adalah perdesaan yang berkembang dinamis.
Lebih terperinciPERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1
PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1 (Suatu Studi Di Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) Oleh : Meilisa Mustaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia dibangun dan dibentuk dari desa. Desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom dan berdaulat penuh. Desa telah memiliki sistem dan mekanisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pusat atau disebut pemerintah dan sistem pemerintahan daerah. Dalam praktik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dari zaman kemerdekaan hingga zaman reformasi bila dilihat berdasarkan pendekatan kesisteman, dapat di bedakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Indonesia merupakan sebuah negara multikultural dan plural, yang terdiri dari
113 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Indonesia merupakan sebuah negara multikultural dan plural, yang terdiri dari bermacam-macam suku, agama, ras dan antar golongan. Berdasar atas pluralitas keislaman di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu adalah Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah berakhirnya masa jabatan Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Republik Indonesia maka dimulai jugalah acara pesta demokrasi pemilihan umum untuk presiden
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Ilmu marketing dalam dunia politik sudah lazim digunakan terlebih dalam hal pemasaran ide, gagasan dan program kerja dari sebuah partai politik ataupun kandidat
Lebih terperinciPENDAPAT FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP TENTANG RUU TENTANG PEMILU DPR, DPD, DAN DPRD DAN RUU PEMILU PRESIDEN
PENDAPAT FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP TENTANG RUU TENTANG PEMILU DPR, DPD, DAN DPRD DAN RUU PEMILU PRESIDEN Disampaikan dalam Rapat Pansus Tanggal : 12 Juli 2007 Juru Bicara : H. RUSMAN HM.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan
56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa atau yang disebut dangan nama lainnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah suatu kesatuan masyarakat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang dikaji. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH I. UMUM Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebebasan media dalam memberitakan berita yang bertentangan dengan pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan bebas memberitakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.
BAB I PENDAHULUAN I. 1.Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan tulang punggung dalam demokrasi karena hanya melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan. Kenyataan ini
Lebih terperinciSeperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang. 1. Untuk mempertahankan pengaruh dan kekuasaan maka elit harus jeli
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dibangun dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Untuk mempertahankan pengaruh dan kekuasaan maka elit
Lebih terperinci