BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Ida Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut Fahmi (2013:55) adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau memperkuat modal perusahaan. Secara formal menurut Tandelilin (2010:26), pasar modal dapat didefinisikan sebagai: pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan menurutsjahrial (2009:13) pengertian pasar modal dalam arti luas adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bankbank komersial dan semua perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek. Selain menurut para ahli, terdapat pengertian pasar modal menurut UU No. 8 Tahun 1995 pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan sering dikenal sebagai bursa efek. Bursa Efek adalah lembaga/perusahaan yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan 9
2 penawaran jual dan beli efek dari pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. (Rivai, et al., 2013:90) Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan sangat bergantung pada kinerja perusahaan Efek. Untuk mengembangkan kegiatan usahanya perusahaan Efek dapat memperkenalkan produk serta pelayanan baru, melakukan transaksi langsung baik dengan pemodal maupun sesama perusahaan efek untuk semua jenis efek (Lubis, 2008:31). Instrumen yang ada di pasar modal Indonesia yaitu efek yang terdiri dari saham, obligasi dan obligasi konversi, bukti right, dan waran. Kegiatan di pasar modal adalah membeli produk (instrumen) yang diperdagangkan di pasar modal dengan harapan memperoleh return di masa yang akan datang (Sjahrial, 2009:19). Peran pasar modal sangat berpengaruh bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal yakni berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries) yang dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Sedangkan fungsi keuangan pasar modal adalah memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karekteristik investasi yang dipilih. Dalam pasar modal terdapat pasar perdana dan sekunder. Pasar perdana (primary market) adalah pasar untuk penerbitan baru. Dipasar inilah dana 10
3 dikumpulkan melalui penjualan arus sekuritas baru dari para pembeli sekuritas tersebut (sektor simpanan) kepada para penerbit sekuritas (sektor investasi). Sedangkan pasar sekunder menurut Brealey, et al, (2008:160) adalah pasar tempat sekuritas yang telah diterbitkan sebelumnya diperdagangkan diantara investor. Dipasar sekunder (secondary market), semua sekuritas yang telah ada dibeli dan dijual. (Horne dan Machowicz, 2007:322) Saham Definisi saham menurut Fahmi (2014:270) yaitu: a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan. b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya. c. Persediaan yang siap untuk dijual. Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahan yang artinya jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, itu berarti investor tersebut telah menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli (Fakhruddin, 2008:30). Menurut Rivai, et al., (2013:147), wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut. 11
4 Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperoleh laba perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham hanya berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan dipenuhi. Bagi pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa keuntungan sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima, yaitu: a. Memperoleh dividen yang akan diberikan pada setiap akhir tahun. b. Memperoleh capital gain. c. Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis saham biasa. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Ada beberapa jenis dividen yang merupakan realisasi dari pembayaran dividen menurut Fahmi (2014:273), yaitu: dividen tunai (cash dividend), dividen properti (property dividends), ataupun dividen likuidasi (liquidating dividends). Sedangkan capital gain adalah keuntungan pada saat saham akan yang dimiliki tersebut di jual kembali pada harga yang lebih mahal (Fahmi, 2014:276). Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor seperti ini bisa saja membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya kembali pada siang hari jika saham mengalami kenaikan harga. Selain return yang diperoleh investor, menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:10) juga terdapat risiko yang dapat terjadi dalam investasi saham, antara lain: a. Capital Loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara harga jual yang lebih rendah dari harga beli. 12
5 b. Tidak mendapat dividen, sebab perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan dan jika perusahaan mengalami kerugian maka perusahaan tidak dapat membagikan dividen. Dengan demikian potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut. c. Saham dikeluarkan dari bursa (delisting), berarti saham perusahaan di delisted dari bursa umumnya karena kinerja perusahaan yang buruk, misalnya mengalami kerugian beberapa tahun hingga tidak memberikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun. d. Saham suspend, berarti suatu saham diberhentikan (suspend) perdagangannya oleh otoritas bursa efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hinggal saham yang di suspend tersebut dicabut dari status suspend. e. Risiko likuidasi, berarti apabila perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oeh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapatkan prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan pernah memperoleh apa-apa. Ini merupakan risiko terberat dari seorang pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan dari saham perusahaan yang diperdagangkan di pasar modal. 13
6 2.1.3 Right Issue Pengertian Right Issue Horne dan Machowicz (2007:327) mendefinisikan Right Issue: Right issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) adalah penjualan sekuritas baru di mana pemegang saham lama diberikan keutamaan dalam pembelian sekuritas ini hingga sejumlah bagian saham biasa yang mereka miliki, disebut juga right offering. Sedangkan definisiright issue menurut Fahmi (2014:282) yaitu: Right issue adalah kebijakan perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara melakukan penjualan saham terbatas yang khusus diperuntukkan kepada pemegang saham lama, dan jika pemegang saham lama tidak membelinya maka hak tersebut akan hilang. Untuk mendapatkan saham tersebut, pemegang saham harus melaksanakan right pada tingkat harga yang telah ditentukan. Artinya, pemegang saham lama (exesting shareholder) diberikan hak (right) oleh emiten untuk membeli saham baru tersebut sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh emiten. Bukti right adalah hak memesan efek terlebih dahulu pada harga yang sudah ditetapkan selama periode waktu tertentu. Jika pemegang bukti right tidak menukarkan haknya, maka akan terjadi dilusi saham (penyusutan) nilai kepemilikan saham. Dengan memiliki bukti right, investor secara otomatis memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang sudah ditetapkan. Selain itu, bukti right memungkinkan investor memperoleh keuntungan (capital gain), manakala harga jual bukti right lebih tinggi daripada harga perolehannya. Namun demikian, 14
7 bukti right juga mengandung risiko dalam hal jika harga saham jatuh pada saat hari eksekusi. Karena dapat diperdagangkan di pasar sekunder, bukti right juga berpotensi untuk mengalami kerugian (capital loss) jika harga pasar lebih rendah dari harga perolehannya (Gumanti, 2011:36). Gumanti (2011:340) menyatakan bahwa right issue dalam banyak hal direspon kurang menarik oleh investor sabagai wujud dari ketidakyakinan investor atas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari alternatif lain yang lebih kompetitif. Bukti empiris secara keseluruhan cenderung mendukung bahwa adanya koreksi harga saham setelah dilakukan right issue Tujuan Right Issue Membeli right issue sama dengan melakukan investasi pada alat investasi lain, yaitu tidak ubahnya dengan menabung. Perbedaannya adalah surat tanda deposito tidak dapat diperjualbelikan, sedangkan right issue dapat diperjualbelikan dipasar modal. Investasi ini dipilih karena kemampuannnya memberikan penghasilan yang sama dengan membeli saham, tetapi dengan modal yang lebih rendah sebab harga saham hasil right issue lebih rendah (Rivai, et al., 2011:153). Tujuan perusahaan melakukan right issue adalah untuk menambah modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut dapat digunakan untuk kepentingan ekspansi, memperkuat struktur pendanaan (investasi) maupun pembayaran utang perusahaan (Darmadji danfakhruddin, 2006:134). Perusahaan mengeluarkan right issue disamping untuk menghemat biaya penjamin emisi, juga dimaksudkan untuk menambah jumlah saham yang diperdagangkan sehingga saham semakin likuid. 15
8 Penerbitan right akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham lama untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten. Suatu emiten yang melakukan right pada umumnya untuk mempertahankan persentase hak pemegang saham lama atas laba dan suara dalam perusahaan. Jika emiten langsung menjual saham baru langsung kepada pemegang saham baru maka hak atas laba dan suara yang dimiliki oleh pemegang saham lama akan beralih ke pemegang saham baru Dampak Dilakukannya Right issue Dengan adanya right issue, maka jumlah saham yang beredar akan bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan mempengaruhi komposisi kepemilikan pemegang saham lama. Jika pemegang bukti right tidak menukarkan haknya, maka akan terjadi dilusi saham (penyusutan) nilai kepemilikan saham (Gumanti, 2011:38). Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar akan mengakibatkan penurunan jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh oleh pemegang saham lama apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan tetap. Penurunan dividen per lembar saham dapat menimbulkan dampak negatif kepada minat investor, sehingga mengakibatkan harga saham menjadi turun. Darmadji dan Fakhruddin (2006:186) menyatakan bahwa harga saham akan terkoreksi dengan adanya right issue. Untuk mengukur berapa besar koreksi yang timbul harus memperhatikan informasi waktu, harga dan rasio penerbitan right issue tersebut. Harga saham perusahaan setelah emisi right secara teoritis akan 16
9 mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena harga pelaksana emisi right selalu lebih rendah daripada harga pasar. Ketika dana yang diperoleh dari right issue akan digunakan untuk hal yang menguntungkan seperti investasi maka pengaruh right issue menjadi positif terhadap harga saham. Sedangkan jika dana tersebut digunakan untuk hal yang tidak menguntungkan seperti pembayaran utang maka pengaruh right issue menjadi negatif terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan para investor menangkap sinyal bahwa pihak manajer memiliki ramalan yang buruk tentang risiko perusahaan di masa yang akan datang. Apabila pengumuman right issue memiliki kandungan infomasi penting, maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman tersebut yang ditunjukkan oleh adanya perubahan harga saham. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal returnkepada pasar dan sebaliknya jika tidak mengandung informasi, maka tidak akan memberikan abnormal return. Selain itu, right issue juga berdampak pada likuiditas saham yang dapat dilihat dari persentase bid-ask spread Return Saham Menurut Shook (2002:519)definisireturnadalah laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen. Sedangkan menurut Halim (2005:4) pengertian returnmerupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukan. 17
10 Return biasa diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasi. Return dapat berupa returnaktual ataupun returnindividu. Returnaktual (actual return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return aktual penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Return aktualdapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: Ri,t Pi,t R it = P it P it 1 P it 1 = Actual returnsaham i pada hari ke-t = Harga penutupan saham i pada hari ke-t Pi,t-1 = Harga penutupan saham i hari ke t-1 Sedangkan returnekspektasi adalah returnyang diharapkan yang akan diperoleh oleh investor dimasa yang akan datang, jadi sifatnya belum terjadi. Returnekspektasi juga disebut sebagai returnpasar yang dihitung berdasarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan indeks harga saham semua saham yang diperjual-belikan di Bursa Efek Indonesia. Return pasar dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: Rmt =returnpasar pada periode-t R mt = IHSG t IHSG t 1 IHSG t 1 IHSGt = Indeks harga saham gabungan penutupan pada periode t IHSGt-1= Indeks harga saham gabungan penutupan pada periode t-1 18
11 19Abnormal Return Menurut Sauders dan Cornet (2008:672) definisiabnormal returnadalah selisih dari tingkat return aktual dengan tingkat return yang diharapkan. Sedangkan menurut Jogiyanto (2010:94), abnormal returnmerupakan kelebihan dari imbal hasil yang sesungguhnya terjadi (actual return) terhadap imbal hasil normal (expected return). Reaksi pasar dapat diukur dengan melihat abnormal return. Abnormal returnsaham dihitung sebagai selisih dari aktual return saham individual dengan return pasar. Return pasar dihitung dengan menggunakan IHSG yang merupakan selisih IHSG pada akhir dan awal periode, yang dibagi dengan IHSG pada awal periode. Sedangkan return individual dihitung dengan menggunakan selisih harga penutupan pada akhir dan awal periode, yang dibagi dengan menggunakan harga penutupan pada awal periode. Abnormal returnmenurut Reilly, et al., (2003:309) dapat diukur dengan rumus sebagai berikut: AR t = R it Rm t Keterangan: ARt =abnormal return saham i saat t Rit =returnindividual saham i saat t = tingkat returnsaham saat t Rmt Abnormal returndikatakan positif pada saat tingkat keuntungan yang sebenarnya terjadi lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Sebaliknya, abnormal returndikatakan negatif pada saat tingkat keuntungan yang sebenarnya terjadi (actual return) lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Dapat dikatakan pasar akan 19
12 menerima abnormal returnapabila suatu pengumuman mempunyai kandungan informasi Likuiditas Saham Menurut Reilly, et al., (2003:92), likuiditas merupakan bagian dari karakteristik dari suatu pasar modal yang baik. Likuiditas saham adalah kemampuan untuk menjual dan membeli sekuritas saham secara lebih cepat dan pada harga yang telah diketahui atau dengan tersedianya informasi yang cukup. Likuiditas saham adalah ukuran jumlah transaksi suatu saham di pasar modal dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi saham tersebut, maka semakin tinggi pula likuiditas saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa saham tersebut semakin diminati investor. Bagi investor akan menguntungkan jika saham tersebut likuid karena mudah ditransaksikan sehingga terdapat peluang untuk mendapatkan capital gain. Namun pada kenyataannya tidak semua saham mudah ditransaksikan atau dengan kata lain mengalami kesulitan likuiditas. Saham yang tidak likuid dapat dikenakan delisting atau dikeluarkan dari Bursa Efek. Likuiditas saham dapat dilihat dari tingkat bid-ask spread suatu saham. Menurut Conroy, et al., bid-ask spread suatu saham merupakan salah satu parameter likuiditas saham. Demikian juga menurut Rose dan Marquis (2006) bahwa bid-ask spread suatu saham dalam pasar modal menunjukkan penyediaan akan likuiditas dari saham itu sendiri. Dewasa ini secara umum bid-ask spread sebuah sahamlah yang dijadikan sebagai ukuran likuiditas saham. Suatu transaksi dapat terjadi jika terdapat pertemuaan antara harga permintaan dan harga 20
13 penawaran. Menurut Jogiyanto (2010:41) mendefinisikan Bid adalah harga permintaan tertinggi untuk beli, sedangkan ask adalah harga penawaran terendah untuk jual. Bid-ask spread merupakan selisih antara bid price dan ask price. Bid-ask spread dijadikan sebagai ukuran likuiditas, dimana semakin kecil Bid-Ask Spread maka semakin likuid suatu saham. Seperti yang dikemukakan Ratnaningrum (2008) bahwa semakin rendah perbedaan antara kurs jual dan kurs beli suatu sekuritas dari pasar modal, maka semakin likuid saham tersebut. Hal yang sama juga diungkapkan Rusliati dan Farida (2010) bahwa Semakin kecil Bid-Ask Spread suatu perusahaan berarti saham semakin likuid. Bid-Ask Spread terkecil yang bernilai nol (0) disebabkan oleh saham yang mempunyai harga jual tertinggi sama dengan harga beli terendahnya artinya banyak investor yang tertarik untuk bertransaksi, banyaknya investor yang tertarik untuk bertransaksi akan menaikkan harga saham sehingga menaikkan likuiditas saham tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Bid-Ask Spread yang baik adalah yang memiliki nilai yang kecil. Semakin kecil nilainya maka likuiditas saham pun semakin meningkat Teori yang Berkaitan dengan Right Issue Signaling Theory dan Asimetri Informasi Menurut Gallagher dan Andrew (2003:25), signaling merupakan pesan yang dikirim perusahaan ataupun dugaan investor terhadap keputusan finansial perusahaan. Apapun informasi yang terjadi dari kondisi saham suatu perusahaan adalah selalu memberikan efek bagi keputusan investor sebagai pihak yang 21
14 menangkap sinyal tersebut. Konsep signaling theory di sini menjadi sangat berperan. Pengertian signaling theory menurut Fahmi (2014:295) adalah teori yang membahas tentang naik turunnya harga di pasar, sehingga akan memberi pengaruh pada keputusan investor. Teori ini mengasumsikan bahwa manajer memiliki informasi yang lengkap tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar, dan manajer adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan intensif yang diharapkannya. Kelebihan manajer daripada pihak luar (investor) yaitu informasi yang lengkap dan akurat yang dimiliki oleh manajer mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Right issue dianggap suatu sinyal oleh investor yang dapat mempengaruhi nilai saham mereka. Dengan adanya sinyal dari perusahaan menyebabkan investor melakukan antisipasi untuk menentukan investasi yang tepat. Asimetri informasi akan terjadi jika manajer tidak secara penuh menyampaikaan seluruh informasi yang diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar modal. Jika manajer menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap adanya kejadiantertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan risiko saham yang terjadi sebagai implikasinya Teori Struktur Modal Martono dan Harjito (2010:240) mendefinisikan struktur modal sebagai perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang 22
15 ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Hal ini dipertegas oleh Jones dalam Fahmi (2014:185) bahwa, struktur modal suatu perusahaan terdiri dari long-tern debt dan shareholder s equity, dimana stockholder equity terdiri dari preferred stock dan common equity, dan common equity itu sendiri adalah terdiri dari common stock dan retained earning. Penggunaan dana dari luar perusahaan ini dalam manajemen keuangan disebut struktur modal yang tampak di sisi kewajiban dan ekuitas pada neraca perusahaan. Tugas setiap manajer keuangan adalah menentukan struktur modal yang optimal yaitu yang akan meminimalkan biaya modal perusahaan sehingga memaksimalkan keuntungan perusahaan. Perubahan struktur modal berasal dari penerbitan obligasi dan pembelian kembali saham biasa atau penerbitan saham baru. Dalam teori ini diasumsikan bahwa walaupun suatu perusahaan memiliki struktur modal yang optimal, masih terjadi ketidakjelasan apakah hal tersebut dapat menjelaskan pengaruh negatif terhadap harga saham dihubungkan dengan penerbitan saham baru. Penambahan saham baru seharusnya memberikan dampak positif terhadap harga saham dan bukan sebaliknya, karena penambahan saham baru mencerminkan adanya perkembangan struktur modal yang optimal. Ghozali dan Solicin dalam Fahmi (2014:191) membenarkan bahwa right issue merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan yang telah terdaftar (listed) di bursa efek untuk memperoleh dana. Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar guna menambah modal perusahaan. 23
16 4Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa tinjauan terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara No. lain: Nama Peneliti dan Tahun 1. Otieno danochieng (2015) 2. Dewi dan Putra (2013) 3. Sugiana dan Surya (2013) 4. Malhotra, et al., (2012) 5. Miglani (2011) Judul Penelitian The effects of Rights Issue Announcements on Stock Returns for Firms Listed at the Nairobi Securities Exchange Pengaruh Pengumuman Right issue pada Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Implication Of Right Issue Cum And Ex- Date Announcement To The Stock Return(Empirical Study On Indonesia Stock Exchange Period: ) Liquidity changes around bonus and rights issue announcements: Evidence from manufacturing and service sectors in India An Emperical Analysis of Impact of Right Issue on Shareholders Returns of Indian Listed Companies Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Variabel Dependen: Abnormal Return Independen: Right issue Dependen: 1. Abnormal Return 2. Volume Perdagangan Saham Independen: Right issue Dependen: Abnormal Return Independen: Right Issue Dependen: Likuiditas Independen: 1. Bonus Issue 2. Right issue Dependen: Abnormal Return Independen: Right Issue Teknik Analisis Data Event Study Paired Sample T-test Event Study Parametric dan Non Parametric Tests. Event Study Hasil Penelitian Terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return saat pengumuman dengansebelum pengumuman right issue. 1. Tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah right issue 2. Terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah right issue Right issue bepengaruh negatif tehadap Abnormal return sebelum, pada saat dan setelah pengumuman. 1. Likuiditas saham mengalami penurunan yang signifikan setelah bonus issue dan right issue 2. Likuiditas harga saham mengalami penurunan pada saat bonus issue dan right issue Pengumuman right issue berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return pada hari pengumuman dan setelah pengumuman. 24
17 No. Nama Peneliti dan Tahun Lanjutan Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Variabel Teknik Analisis Data Hasil Penelitian 6. Rusdi dan Avianto, (2009) 7. Yusuf, et al., (2009) 8. Mulatsih, et al., (2009) 9. Ratnaningrum, (2008) Pengaruh Right issue terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham Emiten Di Bursa Efek Jakarta Analisis Reaksi Investor Terhadap Pengumuman Right Issue Di Bursa Efek Jakarta Analisis Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Right issue di Bursa Efek Jakarta (BEJ) (pengamatan terhadap Return, Abnormal return, Security Return Variability dan Trading Volume Activity) Pengaruh Right issue terhadap Likuiditas Saham Dependen: 1. Return 2. Abnormal Return 3. Volume Perdagangan Independen: Right Issue Dependen: 1. Return 2. Abnormal Return 3. Aktivitas Volume Perdagangan 4. Bid-Ask Spread Independen: Right issue Dependen: 1. Return Saham 2. Abnormal Return 3. Likuiditas saham 4. Variabilitas tingkat keuntungan Independen: Right issue Dependen: Likuiditas Saham Independen: Right issue Event Study 1. Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman Right issue 2. Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman right issue Two Paired Sample Test Two Paired Sample Test Two Paired Sample Test 1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara return dan abnormal return sebelum, pada saat dan setelah pengumuman Right issue 2. Ada perbedaan yang signifikan antara aktivitas volume perdagangan sebelum, pada saat dan setelah pengumuman right issue 3. Terdapat perbedaaan tetapi tidak signifikan antara bid-ask spread sebelum, pada saat dan setelah pengumuman right issue. 1. Ada perbedaanreturn sebelum dan saat pengumuman right issuedan tidak ada perbedaanreturn setelah pengumuman right issue. 2. Abnormal Returnsebelum dan setelahright issue tidak berbeda signifikan dengan rata-rata abnormal return pada saat pengumuman. 3. Ada perbedaan TVA yang signifikan sebelum dan pada saat pengumuman, sedangkan setelah pengumuman ada perbedaan tapi tidak signifikan. 4. Terdapat perbedaan Security Return Variability yang signifikan pada saat, sebelum dan sesudah Pengumuman right issue tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas saham. 25
18 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa reaksi dari peristiwa right issue. Jika peristiwa tersebut mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa tersebut terjadi. Sheehan, et al., dalam Purwanto (2004:72) berpendapat bahwa terdapat asimetri informasi diantara investor terhadap informasi right issue,sehingga pasar akan beraksi terhadap peristiwa right issue. Reaksi tersebut dalam penelitian ini dilihat dari besarnya perubahan pada abnormal returndan likuiditas saham. Bila terjadi reaksi terhadap peristiwa right issue maka akan terjadi perubahan abnormal returndan likuiditas saham. Apabila pengumuman right issue memiliki kandungan infomasi penting, maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman tersebut yang ditunjukkan oleh adanya perubahan harga saham. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal returnkepada pasar dan sebaliknya jika tidak mengandung informasi, maka tidak akan memberikan abnormal return. Hasil penelitian Yusuf, et al.,(2009) membuktikan bahwa rata-rata abnormal returnsebelum pengumuman right issue adalah 0,305%, saat pengumuman sebesar 4,196% sedangkan sesudah pengumuman sebesar 0,6855%. Hasil analisa statistik ini menunjukkan bahwa sebelum pengumuman right issue kemungkinan informasi tentang pengumuman right issue belum dapat diserap oleh investor sehingga pada periode sebelum abnormal returnsaham lebih rendah dari pada saat pengumuman right issue. 26
19 Likuiditas dapat diukur dengan bid-ask spread, yaitu selisih antara harga terendah yang pedagang bersedia jual dan harga tertinggi yang pembeli bersedia beli. Dengan demikian, spread akan semakin meningkatbila harga saham mengalami penurunan atau dengan kata lain spread memiliki hubungan negatif terhadap harga saham. Harga saham perusahaan secara teoritis setelah right issue akan mengalami penurunan. Karena harga pelaksana emisi right selalu lebih rendah daripada harga pasar. Maka kapitalisasi pasar saham akan naik dalam persentase lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham. Darmadji dan Fakhruddin (2006:135) menyatakan bahwa dengan adanya right issue jumlah saham yang beredar akan bertambah. Penambahan jumlah saham mempengaruhi kepemilikan pemegang saham lama apabila pemegang saham lama tidak melakukan konversi rights-nya. Volume perdagangan saham yang semakin besar menandakan bahwa saham tersebut aktif ditransaksikan, sehingga broker/dealer tidak perlu menyimpan saham tersebut terlalu lama sehingga menurunkan biaya pemilikan saham tersebut. Sehingga volume perdagangan saham berhubungan negatif dengan bid-ask spread. Dalam Jarrow, et al.,(2006:1061) dinyatakan bahwa persentase bid-ask spread meningkat sebelum dan pada saat pengumuman right issue dan menurun setelah pengumuman right issue. Namun berbeda oleh hasil penelitian Yusuf, et al., (2009) yang menemukan bahwa rata-rata bid-ask spread mengalami penurunan sebelum dan pada saat pengumuman right issue yakni sebesar 0,287 dan rata-rata bid-ask spread mengalami sedikit peningkatan setelah pengumuman right issue yakni sebesar 0,014. Terjadinya penurunan sebelum dan pada saat 27
20 pengumuman dimungkinkan adanya tingkat pengharapan yang tinggi untuk mendapatkan returnsesudah pengumuman sehingga investor melakukan aktivitas spekulasi. Sedangkan terjadinya peningkatan setelah pengumuman dimungkinkan prediksi investor tidak terbukti sehingga para investor sudah mulai melakukan aktivitas jual saham. Sedangkan hasil penelitianratnaningrum (2008) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada penawaran dan permintaan pada saat pengumuman dengan periode sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal ini terjadi dimungkinkan karena informasi right issue tidak mempunyai kandungan informasi yang cukup untuk mempengaruhi preferensi investor dalam membeli saham. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka likuiditas saham dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan bid-ask spread. Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu maka kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Dari gambar di atas dapat dilihat hubungan kausal antara right issue terhadap abnormal returndan likuiditassaham. Pengaruh hubungan right issue 28
21 terhadap abnormal returndan likuiditassaham dapat dilihat pada 5 hari sebelum, pada saat, dan 5 hari setelah pengumuman right issue. 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah: 1. Right Issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal returnsaham perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. 2. Right Issue berpengaruh signifikan terhadap likuiditassaham perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. 3. Terdapat korelasi yang signifikan antara abnormal returnsaham sebelum dengan abnormal returnsaham setelahright issue pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. 4. Terdapat korelasi yang signifikan antara likuiditas sahamsebelum dengan likuiditas saham setelahright issue pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. 29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1Right Issue 2.1.1.1 Pengertian Right Issue Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) merupakan salah satu upaya emiten
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA Landasan Teori Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Saham Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010:3). Menurut Strong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal di suatu negara sangat penting dikarenakan pasar modal merupakan salah satu indikator perkembangan ekonomi suatu negara. Dengan adanya pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut Undang-undang pasar modal No.8 tahun 1995 pasal 1 butir 13 adalah kegiatan yang berkenaan dengan penawaran umum dan perdagangan efek
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank. jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007).
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling
25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai fungsi ekonomi yaitu sebagai penyedia fasilitas yang mempertemukan dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang
14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara formal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal secara formal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis
10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk utama yang diperdagangkan di pasar modal (capital market)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Right Issue Produk utama yang diperdagangkan di pasar modal (capital market) adalah saham, dan memang merupakan tujuan utama pasar modal (capital market) suatu negara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan
8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Pasar Modal Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Pasar Modal Menurut Husnan (2003) pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan,
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. lainnya. Laporan neraca dapat menggambarkan posisi keuangan suatu
II. LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan diperlukan sebagai bahan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dan kondisi keuangan tersebut mengindikasikan kondisi keuangan secara umum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kondisi penduduk, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, kemajuan teknologi, sosial budaya, dan tentunya kondisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.
BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempertemukan antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap
37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperincimenyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.
Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dari data tahun 2012 menunjukan jumlah emiten
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Harga Saham 1. Pengertian Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal adalah sarana pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual-belikan
Lebih terperinciPDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dewasa ini menunjukan bahwa sejalan dengan semakin kompleksnya dunia usaha membawa dampak pada tingginya tingkat persaingan antara perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa hidup yang singkat, biasanya kurang dari enam bulan. Right issue di
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Right Issue 2.1.1 PengertianRight Issue Right merupakan efek turunan (derivatif) dari efek utama yang mempunyai masa hidup yang singkat, biasanya kurang dari enam bulan. Right
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam. Investasi dapat diartikan sebagai penanaman uang di suatu perusahaan dengan tujuan memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Dan Harga Saham 2.1.1.1 Saham Saham merupakan surat berharga jangka panjang yang diterbitkan perusahaan (emiten) ke publik untuk diperjualbelikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Return On assets (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir,
Lebih terperinciBAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah bentuk penanaman sejumlah dana pada suatu perusahaan yang diharapkan mendapat keuntungan di masa depan. Salah satunya adalah dengan penanaman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan wadah alternatif penghimpunan dana sebelum perbankan. Dimana di dalam pasar modal memungkinkan pemilihan sekuritas
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan
9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pasar modal, ada dua pihak yang memiliki kepentingan yaitu investor dan emiten. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternatif investasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi indonesia yang mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan variabel- variabel dalam penelitian, yaitu : Stock split (pemecahan saham),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini diantaranya adalah : 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Susanti, 2008) Fahmi (2012:116)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 membuat perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan ditandai dengan terdepresiasinya nilai tukar Rp terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi indonesia yang mengalami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Konsep Pasar Modal yang Efisien Konsep pasar modal yang efisien memang bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan,
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
22 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Basyori (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Return Saham. Sedangkan sampel penelitian ini perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal
A. Landasan Teori 1.Pasar Modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tidak TIDAK Lama Tidak Pengumuman ada Ada dan ADA Tidak abnormal Terjawab Pengumuman berkepanja-ngan KANDUNGAN ada Ada Efisien Cepat abnormal Peristiwa return Peristiwa BAB INFORMASI return II KAJIAN PUSTAKA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Teoritis 2.1.1 Deviden Deviden secara umum diartikan sebagai pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Besarnya deviden dan tata
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa dimana efek yang diperjualbelikan merefleksikan seluruh informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya alternatif pendanaan khususnya kebutuhan jangka panjang suatu. pendanaan perusahaan akan semakin bervariasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya tidak akan lepas dari masalah pendanaan. Sumber pendanaan bagi perusahaan berasal dari dua sumber yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian pasar modal sendiri menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal sebagai Kegiatan yang bersangkutan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peritiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memperbaiki iklim investasi adalah salah satu strategi pemerintah dalam rangka upaya meningkatkan perekonomian Indonesia. Salah satu bentuk perhatian pemerintah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham (Stock Splits) 2.1.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Menurut Abdul Halim (2007 : 98), stock split (pemecahan saham) adalah perubahan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor 13 dalam Standar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu cara pengelolaan dana untuk memberikan keuntungan bagi investor dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi yang telah diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham Menurut kamus investasi dan keuangan, peristiwa pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah jumlah saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan
Lebih terperincikewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat
BAB I PENDAHULUAN Return saham di pasar modal merupakan satu indikator yang penting untuk mengetahui tingkah laku pasar. Para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa
BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pasar modal Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya anatara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang yang umumnya lebih
Lebih terperinciPasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr
Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK
Lebih terperinciSkripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B
ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan go public di BEI periode 2010-2013) Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal menjadi sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian. Semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian, maka peran pasar modal menjadi sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan tersebut dapat diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu tempat di mana para investor menanamkan dananya dalam berbagai bentuk investasi. Selain itu pasar modal juga alternatif yang sangat diminati
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. URAIAN TEORITIS 1. Saham a. Pengertian saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi dikutip dari Sinar Harapan.Co).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang dengan jumlah masyarakat 254.862.034 orang (berdasarkan data statistik per September 2014 yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah: 2.1.1 Widayanti dan Haryanto (2013) Penelitian Widayanti dan Haryanto (2013)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan perbedaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wang Sutrisno (2000) dengan penelitian yang berjudul pengaruh stock split
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wang Sutrisno (2000) dengan penelitian yang berjudul pengaruh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Aliran kas menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 paragraf 05 adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Menurut Kieso
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) Informasi bersifat informatif apabila memiliki kriteria kelengkapan, relevansi dan tepat waktu sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA 2.1.1.1 Pengertian PBV (Price Book Value) Rasio PBV (Price Book Value) ini di definisikan sebagai rasio harga saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. surat berharga di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market). Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dimana bisa diperjualbelikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stock Split Menurut Baridwan (2002;241), stock split adalah usaha perusahaan untuk memperbanyak jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Pengurangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Lebih terperinciI Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
ANALISIS REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN STOCK SPLIT OLEH PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK. TAHUN 2013 (Studi Pada Perusahaan di Sektor Peternakan Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2013) I Putu Gede Brahmaputra
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan sebagai rujukan untuk mendukung teori-teori yang akan diujikan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan sebuah penelitian, diperlukan sebuah landasan teori yang digunakan sebagai rujukan untuk mendukung teori-teori yang akan diujikan. Salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Hal ini disebabkan karena laba perusahaan selain merupakan indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan tidak terlepas dari kebutuhan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan zaman saat ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat
23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana atau modal untuk mengembangkan
Lebih terperinciPENGARUH CURRENT RATIO
PENGARUH CURRENT RATIO, EARNINGS PER SHARE DAN RASIO PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 2014 AHSAN ARYA GUNA NPM: 141090292 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi perusahaan go public dituntut untuk meningkatkan daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan data historis tentang harga saham, jumlah lembar saham dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun
Lebih terperinci