BAB II KAJIAN TEORI. A. Layanan Perpustakaan Keberadaan perpustakaan pada saat ini bukan hanya sebagai tempat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. A. Layanan Perpustakaan Keberadaan perpustakaan pada saat ini bukan hanya sebagai tempat"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI A. Layanan Perpustakaan Keberadaan perpustakaan pada saat ini bukan hanya sebagai tempat mengumpulkan informasi, tetapi juga sebagai tempat mengolah, melayankan dan melestarikan informasi yang dimilikinya. Perpustakaan mengumpulkan informasiinformasi yang dibutuhkan pemustakanya, lalu diolah seperti pemberian nomor klasifikasi dan kelengkapan bahan pustaka agar dapat dilayankan kepada pemusta. Koleksi dilayankan kepada pemustaka agar dapat dimanfaatkan dengan melalui sistem terbuka maupun tertutup. Jika ada koleksi yang rusak, maka akan diperbaiki agar koleksi tersebut dapat digunakan kembali. Layanan ini diberikan oleh perpustakaan agar tujuan dan fungsi perpustakaan dapat tercapai. 1. Pengertian Layanan Perpustakaan Layanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti membantu menyiapkan atau menyediakan apa yang dibutuhkan seseorang. Jadi, layanan perpustakaan merupakan suatu usaha yang diberikan oleh pustakawan kepada pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Layanan perpustakaan berbeda dengan layanan lainnya meskipun memiliki kesamaan prinsip. Perbedaan tersebut terletak pada fungsi dan tugas dari masing-masing bidang tersebut (Manajemen Perpustakaan, 2006, hal. 190). Untuk memberikan layanan prima kepada pemustaka, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pustakawan yaitu siapa yang melayani dan dilayani, apa yang dilayankan, kapan layanan tersebut dilaksanakan, mengapa layanan tersebut 12

2 perlu dilaksanakan dan bagaimana cara melaksanakan layanan tersebut. Semua itu harus disesuaikan dengan jenis perpustakaan yang diterapkan sehingga tujuan dan fungsi perpustakaan dapat tercapai. 1. Sistem Layanan Perpustakaan a. Layanan Terbuka (Open Access) Layanan terbuka merupakan layanan dimana pemustaka boleh memilih sendiri bahan pustaka yang dibutuhkannya. Umumnya sistem layanan terbuka diterapkan untuk koleksi umum. Menurut Hafiah (Pengantar Layanan perpustakaan, 2009, hal. 21) kelebihan dari sistem layanan ini yaitu: 1) Pemustaka bebas memilih koleksi sesuai kebutuhan 2) Menghemat tenaga pustakawan 3) Dapat membandingkan isi koleksi dengan judul materi 4) Koleksi lebih bermanfaat Sedangkan kekurangan dari sistem ini yaitu: 1) Koleksi berantakan 2) Kemungkinan kehilangan koleksi lebih besar 3) Koleksi cepat rusak 4) Tidak semua pemustaka paham bagaimana menelusuri koleksi b. Layanan Tertutup (Close Access) Layanan tertutup yaitu layanan dimana koleksi yang dibutuhkan oleh pemustaka diambilkan oleh pustakawan. Kelebihan dan kekurangan dari sistem ini menurut Hafiah (2009, hal ) yaitu: 1) Koleksi tersusun rapi 2) Kemungkinan kehilangan koleksi lebih kecil 3) Bahan pustaka tidak cepat rusak 4) Pengawasan lebih longgar 13

3 14 5) Pemustaka tidak bebas menemukan koleksi 6) Bahan pustaka kadang tidak sesuai dengan keinginan pemustaka 7) Tidak semua koleksi dimanfaatkan c. Layanan Campuran Sistem layanan campuran yaitu menerapkan layanan tertutup dan layanan terbuka di perpustakaan. Biasanya layanan tertututup untuk koleksi khusus seperti karya ilmiah atau referensi sedangkan layanan terbuka untuk koleksi umum. d. Jenis Layanan Perpustakaan Menurut Hafiah (2009, hal ) terdapat 18 jenis layanan yang ada di perpustakaan. Layanan tersebut diantaranya yaitu layanan display dan promosi, layanan sirkulasi, layanan multimedia, layanan fotokopi koleksi, layanan baca di tempat dan layanan pendidikan pemustaka. Sedangkan menurut Sutarno NS (2006, hal ) jenis layanan yang dapat dikembangkan di perpustakaan yaitu layanan sirkulasi, layanan informasi, layanan penelitian, bimbingan pemustaka, layanan rekreasi, penelusuran literatur dan analisis kepustakaan. B. Pendidikan Pemustaka Pendidikan pemustaka merupakan salah satu layanan yang disediakaan oleh perpustakaan agar perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemustaka. Nancy Fjallbrant dan Ian Malley dalam bukunya User Education in Libraries mengungkapkan bahwa pendidikan pemustaka yaitu suatu pembelajaran yang mengarahkan pemustaka untuk menggunakan perpustakaan sebaik mungkin. Pendidikan pemustaka tidak hanya semata-mata mendorong pemustaka untuk menggunakan perpustakaan tetapi juga sebagai salah satu bagian dari sumber informasi. Pendidikan pemustaka berkaitan dengan keseluruhan proses informasi dan komunikasi dan satu bagian dari keterlibatan interaksi antara pengguna

4 15 dengan perpustakaan (1984, hal. 11). Sedangkan menurut Hafiah, pendidikan pemustaka merupakan layanan yang diberikan kepada pengunjung baru baik perseorangan maupun kelompok dalam mengetahui penggunaan yang tepat terhadap fasilitas yang ada di perpustakaan. Sutarno NS dalam bukunya Manajemen Perpustakaan menuliskan bahwa pendidikan pemustaka merupakan suatu kegiatan yang memberikan panduan dan penjelasan tentang penggunaan perpustakaan kepada sekelompok pengguna baru (2006, hal. 95). Menurut Sutarno NS dalam Tanggung Jawab Perpustakaan (2005, hal. 116) pendidikan pemustaka adalah suatu pengetahuan dan keterampilan mengenai sistem layanan, susunan koleksi, penggunaan kartu katalog, kegunaan klasifikasi dan nomor kode, dan berbagai kelengkapan koleksi yang selesai diolah dan disusun pada tempat rak serta berbagai petunjuk yang berkaitan dengan sumber informasi. Jadi dapat disimpulkan bahawa pendidikan pemustaka merupakan suatu layanan perpustakaan yang diberikan kepada pengguna baru baik individu maupun kelompok yang mengajarkan bagaimana penggunan fasilitas yang telah disediakan oleh perpustakaan. Saat ini keberadaan dan peran perpustakaan sangat penting dalam menunjang proses pendidikan, belajar dan mengajar serta penelitian. Untuk itu, pengguna perpustakaan harus mengetahui pengetahuan dasar dan menguasai keterampilan seputar penggunaan dan pemanfaatan fasilitas dan layanan yang telah disediakan oleh perpustakaan. Menurut Rice yang dikutip oleh Ade Abdul Hak (2005, hal. 102) bahwa informasi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pembelajar dan seharusnya sebuah lembaga pendidikan harus memperkuat koleksi perpustakaannya dan melakukan pendidikan pemustaka

5 16 karena terampil dalam memanfaatkan perpustakaan merupakan suatu hal yang harus dipelajari. 1. Tingkatan Pendidikan Pemustaka Terdapat tingkatan dalam pendidikan pemustaka sebagaimana yang ditulis oleh Ade Abdul Hak (2005, hal ). a. Orientasi Perpustakaan Materi yang diajarkan berupa pengenalan perpustakaan secara umum diantaranya kebijakan, gedung dan ruangan, layanan serta alat penelusuran informasi. b. Pengajaran Perpustakaan Materi yang diberikan lebih dalam lagi mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik misalnya teknik penggunaan indeks dan katalog, serta menemukan koleksi visual dan menggunakannya. c. Pengajaran Bibliografi Materi yang diajarkan lebih mengarah kepada persiapan pengadaan sebuah penelitian diantaranya yaitu macam-macam sumber untuk penelitian, teknikteknik membuat catatan dalam karya ilmiah dan gaya, catatan kaki, tujukan serta sumber bahan bacaan. 2. Tujuan Pendidikan Pemustaka Menurut Rahayuningsih (Pengelolaan Perpustakaan, 2007, hal. 126) tujuan yang hendak dicapai dengan diadakannya pendidikan pemustaka yaitu sebagai berikut. a. Memberi pengertian kepada pemustaka perpustakaan akan tersedianya informasi di perpustakaan dalam bentuk tercetak maupun non-cetak

6 17 b. Memperkenalkan kepada pemustaka perpustakaan jenis-jenis koleksi dengan ciri-ciri khususnya c. Agar pemustaka menggunakan perpustakaan dan informasi secara efektif dan efisien d. Agar pemustaka menggunakan sumber-sumber literatur dan dapat menemukan informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi e. Memberikan latihan atau petunjuk dalam menggunakan perpustakaan dan sumber-sumber informasi agar pemustaka mampu meneliti suatu masalah, menemukan materi yang relevan, mempelajari dan memecahkan masalah f. Mengembangkan minat baca pemustaka perpustakaan g. Memperpendek jarak antara pustakawan dengan penggunanya h. Mendidik pemustaka menjadi pemustaka perpustakaan yang tertib dan bertanggung jawab. Dengan diadakannya pendidikan pemustaka, pemustaka dapat memanfaatkan perpustakaan dalam mencari informasi secara mandiri yang akan digunakan dalam pendidikannya. Allah SWT telah memerintahkan hamba-nya untuk belajar dan menuntut ilmu. Perintah ini tidak hanya untuk satu ilmu tertentu saja tapi segala ilmu pengetahuan yang ada di dunia dan memberikan manfaat untuk kehidupan umat manusia. Sebagaimana diungkapkan dalam QS. Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi: Bacalah dengan (menyebut) Nama Rabb-mu yang menciptakan (1), Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah (2), bacalah dan Rabb-mulah Yang Paling Pemurah (3) yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (4) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5) Selain itu, di dalam QS. Al-Mujadillah ayat 11 juga disebutkan keutamaan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.

7 18 Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan Di dalam ayat ini terkadung makna bahwa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan merupakan orang yang derajatnya lebih tinggi dibandingkan orang yang beriman tapi tidak berilmu pengetahuan. Hal ini dikarekan orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola sesuatu. Sedangkan orang yang yang beriman tetapi tidak berilmu, dia akan lemah. Oleh karena itu, keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu tetapi tidak beriman, ia akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama. Lebih baik lagi ilmu yang dimiliki diajarkan kepada orang lain dengan memberitahukan faedah dari ilmu tersebut. Pengajaran dilakukan dengan cara yang baik dan menyenangkan sehingga meninggalkan kesan yang baik, sebagaimana yang tertulis di dalam QS. An-Nahl ayat 125 :

8 19 Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk Ayat ini menjelaskan bagaimana menyampaikan dakwah atau memberikan pengajaran (pendidikan pemakai) terhadap sasaran yang berbeda. Terhadap cendekiawan yang memiliki intektual tinggi diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yaitu berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian-kecerdasan mereka (sesuai antara perbuatan dan perkataan). Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan mau izhah yakni memberikat nasihat dan perumpamaan (pelajaran yang baik) yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang sederhana. Sedangkan terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama diperintahkan menggunakan jidal ahsan atau perdebatan (diskusi-musyawarah) dengan cara yang baik yaitu dengan logika dan retorika yang halus serta tidak ada kekerasan dan hinaan. Dari ketiga surat di atas, dapat dipahami bahwa untuk pendidikan pemakai dalam dan untuk memahami suatu masalah perlu dengan membacanya secara hatihati dan dengan membaca itu akan meningkatkan harkat dan martabat manusia dalam artian berilmu pengetahuan. Kemudian dengan ilmu tersebut akan dapat menjadikan pola pikirnya secara hikmah dan dengan pelajaran yang baik akan meningkatkan ilmu pengetahuannya baik dengan membaca sendiri ataupun

9 20 berguru kepada yang lain. Disinilah kaitannya antara pendidikan pemakai dengan ketiga surat tersebut. Ilmu pengetahuan tidak hanya didapatkan dari seorang pengajar melalui pendidikan formal. Alam dan lingkungan sekitar juga bisa memberikan seseorang pengetahuan dan wawasan tentang suatu hal. Sebagaimana pepatah Minangkabau yaitu alam takambang jadi guru. Alam memiliki makna yang mendalam dengan segala bentuk, sifat dan segala yang terjadi di dalamnya. Semua itu dapat dijadikan sebagai pedoman, ajaran dan guru. Alam sebagai ajaran dan pandangan hidup kata-kata yang menjadi pedoman hidup bagi manusia dalam berbuat, bertindak, dan berprilaku. 1. Metode Pendidikan Pemustaka Ada berbagai macam media dan metode yang dapat digunakan dalam memberikan layanan pendidikan pemustaka. Pemilihan media dan metode tergantung kepada kebutuhan dan kondisi lembaga tersebut. Di dalam User Education in Libraries (Fjallbrant & Malley, 1984) disebutkan metode pendidikan pemustaka antara lain yaitu: a. Kuliah/ceramah di kelas Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan sekelompok orang di kelas lali diberikan materi pengenalan dan pelayanan pemustaka secara umum (Hak, 2005, hal. 106). b. Seminar, tutorial dan demonstrasi Metode ini diberikan kepada kelompok yang lebih kecil dari metode kuliah. Hal ini memungkinkan untuk memberikan motivasi dan untuk melihat keaktifan dan keterlibatan dalam sebuah praktik.

10 21 c. Wisata Perpustakaan Wisata perpustakaan merupakan pendekatan tradisional dalam pengenalan perpustakaan. Pada metode ini pengguna/mahasiswa akan diberi tur singkat selama satu minggu pertama sebagai mahasiswa baru. Teknik yang dapat digunakan dalam wisata perpustakaan menurut Ade Abdul Hak diantaranya menciptakan suasana yang bersahabat dan informal, waktu yang digunakan tidak terlalu lama dan berusaha agar peserta tur ikut aktif dalam mencoba fasilitas perpustakaan. d. Penggunaan Audio Visual Metode ini biasanya digunakan untuk pendidikan pemustaka bagi perorangan. Media yang digunakan dapat seperti kaset, televisi, slide, video dan lain sebagainya. Keuntungan dari metode ini yaitu fleksibel dalam penggunaan, penyampaian materi tidak menyulitkan, kecepatan dalam presentasi dapat dikontrol dan mudah untuk di-update (Fjallbrant & Malley, 1984, hal. 50). e. Papan Petunjuk dan Informasi Perpustakaan mulai menerapkan sebuah sistem dimana penggunaan tanda yang berbeda untuk mengilustrasikan perbedaan fungsi seperti arah, identifikasi, perintah, larangan atau peraturan. Ketersediaan tanda ini akan memotivasi pengguna yang aktif mencari berbagai bentuk informasi. Tanda ini juga bisa digunakan untuk pemustaka yang malu bertanya kepada pustakawan (Fjallbrant & Malley, 1984, hal. 61). C. Media Pendidikan Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti media atau perantara. Gagne yang dikutip Arif S. Sadirman (Media Pendidikan, 2012, hal. 6)

11 22 menyatakan bahwa media adalah berbagai macam komponen yang terdapat di lingkungan sekitar seseorang yang dapat meransangnya untuk belajar. Arif S. Sadirman juga mengutip dari Asosiasi Pendidikan Nasional yang mengungkapkan bahwa media merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual dan peralatan yang digunakannya. Menurut Sanjaya (Media Komunikasi Pembelajaran, 2014, hal. 57), media yang dapat digunakan dalam penyaluran informasi yaitu televisi, video, komputer, gambar dan lain sebagainya. Media pendidikan atau media pembelajaran menurut Rossi dan Breidle yang dikutip Wina Sanjaya (Media Komunikasi Pembelajaran, 2014, hal. 58) adalah alat-alat dan bahan yang dapat digunakan sebagai media dalam menyampaikan materi pembelajaran atau untuk mencapai tujuan pendidikan. Alatalat tersebut seperti radio, televisi dan lain sebagainya dapat dikatakan media pendidikan jika mengandung unsur pendidikan. Menurut Azhar Arsyad (Media Pembelajaran, 2007, hal. 6-7) media pendidikan memiliki pengertian fisik dan nonfisik. Pengertian fisik atau hardware yaitu media pendidikan tersebut dapat dilihat dan diraba sedangkan pengertian nonfisik atau software ialah pesan yang terkandung atau yang disampaikan oleh media pendidikan tersebut. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pendidikan merupakan alat-alat yang terdapat dilingkungan seseorang/siswa yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi pada proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Media pendidikan dapat digunakan dalam rangka berkomunikasi dan berinteraksi antara pengajar dan pelajar. Sebuah media dapat

12 23 dikatakan sebagai media pendidikan jika terdapat unsur pendidikan. Media yang dapat digunakan seperti televisi, radio, gambar, film, slide dan lain sebagainya. 1. Ciri Media Pendidikan Gerlach dan Ely megemukakan tiga ciri media yang dikutip oleh Azhar Arsyad (Media Pembelajaran, 2007, hal ). a. Ciri Fiksatif Ciri ini menggambarkan kemampuan media dalam merekonstruksi, menyimpan dan melestarikan sebuah kejadian atau objek. b. Ciri Manipulatif Media mampu mentransformasi suatu objek atau peristiwa contohnya kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan dalam waktu dua tiga menit. c. Ciri Distributif Sebuah media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruangan dan disaksikan oleh orang banyak secara bersamaan. Sebuah media yang akan digunakan dalam penyampaian materi pelajaran harus memiliki tiga ciri utama sehingga dapat disebut sebagai media pendidikan. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, sebuah media pendidikan harus bisa menggambarkan kembali sebuah peristiwa atau objek sehingga dapat dilihat kembali suatu saat nanti atau dengan kata lain melestarikan peristiwa atau objek tersebut. Selain itu, sebuah media pendidikan harus bisa menyajikan suatu peristiwa dalam durasi yang lebih singkat dari sebenarnya. Media pendidikan

13 24 mampu menyajikan sebuah peristiwa atau objek melalui ruangan dan diperlihatkan kepada orang banyak. 2. Fungsi Media Pendidikan Ada empat fungsi media pembelajaran yang dikutip Azhar Arsyad dari Levie dan Lenz (2007, hal. 17). a. Fungsi Atensi Media berfungsi untuk menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap materi pelajaran yang disajikan. b. Fungsi Afektif Fungsi ini dapat dilihat dari tingkat ketertarikan siswa ketika belajar teks bergambar yang akan memancing sikap dan emosi siswa tentang berbagai masalah yang disajikan. c. Fungsi Kognitif Fungsi ini terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual dapat memperlancar dalam memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam gambar tersebut. d. Fungsi Kompensatoris Media dapat menyediakan sarana bagi siswa yang lemah dalam memahami pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks ataupun verbal. 3. Manfaat Media Pendidikan Wina Sanjaya (Media Komunikasi Pembelajaran, 2014, hal ) menuliskan manfaat dari media pendidikan diantaranya yaitu: a. Menangkap objek atau peristiwa tertentu b. Memanipulasi keadaan atau objek c. Menambah semangat dan motivasi dalam belajar

14 25 Sedangkan menurut Arif S. Sadiman (Media Pendidikan, 2012, hal ) kegunaan dari media pendidikan yaitu: a. Memperjelas penyajian pesan b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera c. Memungkinkan interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan d. Menyamakan pengalaman e. Menimbulkan persepsi yang sama f. Menimbulkan semangat belajar g. Memungkinkan siswa belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya 4. Jenis Media Pendidikan Berikut jenis-jenis media yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar di Indonesia menurut Arif S. Sadiman (Media Pendidikan, 2012, hal. 28): a. Media Grafis Media grafis merupakan media visual sehingga menggunakan indera penglihatan untuk menangkap pesan yang disampaikan dalam bentuk simbolsimbol komunikasi visual. Media ini relatif mudah dibuat dan irit dari segi biaya. Macam-macam media grafis diantaranya yaitu: 1) Gambar/Foto 2) Sketsa 3) Diagram 4) Bagan/Chart 5) Grafik 6) Kartun 7) Poster 8) Peta dan Globe 9) Papan Flanel 10) Papan Buletin

15 26 b. Media Audio Media audio berkaitan dengan indera pendengaran dimana pesan disampaikan dalam lambang-lambang auditif baik verbal maupun nonverbal. Jenis media audio yaitu: 1) Radio 2) Alat Perekam Pita Magnetik 3) Laboratorium Bahasa c. Media Proyeksi Diam Media proyeksi diam memiliki kesamaan dengan media grafis yaitu samasama menggunakan indera penglihatan, namun ada juga media proyeksi diam menggunakan rekaman audio. Sedangkan perbedaannya yaitu media proyeksi diam harus diproyeksikan dulu agar dapat dilihat. Berikut jenis dari media proyeksi diam. 1) Film Bingkai 2) Film Rangkai 3) Media Transparansi 4) Proyektor Tak Tembus Pandang 5) Mikrofis 6) Film 7) Film Gelang 8) Televisi 9) Permainan dan Simulasi 10) Video D. Video sebagai Media Pembelajaran Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, video merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pendidikan. Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu video-vidi-visum yang artinya melihat. Video merupakan salah satu media audio visual yang mengandalkan indera penglihatan dan pendengaran. Menurut Lasa (Kamus Istilah Perpustakaan, 1998, hal. 126) video atau rekaman

16 27 video merupakan suatu rekaman yang berisi gambar-gambar visual atau yang dapat dilihat untuk diproyeksikan dan diperagakan kembali dengan pesawat televisi. Pengertian video menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1980) yaitu rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan melalui pesawat televisi atau bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi. Video sering dipahami oleh banyak orang dengan dua pengertian. Pertama, video sebagai sebuah rekaman gambar yang bergerak lalu ditayangkan. Hal ini membuat masyarakat menyamakan video dengan film. Kedua, video sebagai teknologi dimana gambar-gambar yang bergerak tersebut dihasilkan melalui teknologi pemrosesan sinyal elektronik (Video sebagai Media Pembelajaran, 2013). Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa video berkaitan dengan apa yang dapat dilihat yaitunya rekaman gambar-gambar yang bergerak dimana pada proses perekaman, pengeditan dan penayangannya menggunakan teknologi. Video merupakan media yang tepat dalam penyampaian pesan dalam bentuk audio visual. Video pembelajaran akan sangat membantu siswa dalam mengikuti, mencontoh dan memahami apa-apa saja yang harus dikuasai di suatu pelajaran terutama dalam pelajaran praktek. 1. Karakteristik Video Pembelajaran Menurut Cheppy Riyana (2007, hal. 8-11) untuk menghasilkan video pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka harus memperhatikan karakteristik dan kriterianya. a. Kejelasan pesan dari media video sehingga pengguna dapat memahami pesan atau materi yang disampaikan secara utuh.

17 28 b. Materi yang disampaikan dalam media video tidak bergantung pada bahan ajar yang lain atau tidak harus digunakan secara bersama-sama dengan bahan ajar lain. Dengan kata lain media video harus bisa berdiri sendiri c. Video harus user friendly. Hal ini dapat dicapai dengan penggunaan bahasa yang sederhana dan kemudahan dalam mengaksesnya. d. Video harus memiliki kualitas resolusi yang tinggi namun support untuk setiap komputer. e. Media video dapat digunakan secara individu 2. Tujuan dan Fungsi Menurut Cheppy Riyana (2007, hal. 6) tujuan dan fungsi dari penggunaan video sebagai media pembelajran yaitu a. Memperjelas dan mempermudah penyampaian materi b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan kemampuan peserta didik c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi d. Dapat menarik perhatian e. Membantu pemahaman materi bagi peserta didik yang lemah dalam membaca 3. Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan media video diantaranya yaitu: a. Melatih peserta didik untuk meningkatkan daya imajinasi yang abstrak b. Dapat meransang partisipasi pada peserta didik c. Menyajikan pesan dan informasi yang serempak kepada semua peserta d. Mengontrol arah dan kecepatan belajar peserta didik Adapun kelemahan dari media video yaitu: a. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya b. Guru kurang kreatif dalam penyampaian materi pelajaran kerena sudah dibantu oleh media video c. Hanya mampu melayani dengan baik untuk mereka yang sudah mampu berpikir abstrak.

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN MEDIA PEMBELAJARAN APA ITU MEDIA? APA ITU MEDIA PEMBELAJARAN? ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU 2. 3. GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH :

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : Dzati Rohmatika (21401072015) Muliana (21401072020) Laily Angga Miyanti (21401072022) Kunti Farhatana T.S (21401072029)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR

BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR A. Karakteristik Pembelajaran Siswa SD Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

Lebih terperinci

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN Seiring dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) peranan media dalam pembelajaran tengah mendapat perhatian yang serius. Belajar dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Mawarni, Huber Yaspin Tandi, Dan Rizal Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Sekolah Menengah Pertama oleh Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 1 MEDIA DAN SUMBER

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Johannes Jefria Gultom Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dipilih

Lebih terperinci

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN Bambang Hermawan Pustakawan Universitas Islam Indonesia bambang18hermawan@gmail.com Abstrak Universitas dalam acara pengenalan kampus atau

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Ferlianus Telaumbanua Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Septian Arista Maulana, Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

BAB I PENDAHULUAN. Septian Arista Maulana, Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang, peneliti menemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran IPS

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu 93 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu adanya analisis hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dihasilkan tersebut dapat dilakukan interprestasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SATUAN ACARA PERKULIAHAN Pertemuan: 1-2 dapat menjelaskan konsep dasar media ekonomi dan koperasi Hakekat media Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn Mukhamad Murdiono, M. Pd. Jurusan PKn dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Yang saya dengar, saya lupa Yang saya lihat, saya ingat

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Bahasa Arab pada Anak Prasekolah Berbasis Multimedia (Studi Kasus Tk Uswatun Hasanah Yogyakarta), mengemukakan

Lebih terperinci

Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN

Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN APA YANG PERLU DIKETAHUI & DIPAHAMI GURU TENTANG MEDIA? Media sebagai alat komunikasi efektivitas PBM Fungsi media mencapai tujuan pendidikan & pembelajaran Seluk-beluk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengembangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (2008: 414)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab,

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB II PENDIDIKAN PEMAKAI PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB II PENDIDIKAN PEMAKAI PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI BAB II PENDIDIKAN PEMAKAI PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI 2.1 Pendidikan Pemakai Secara umum istilah pendidikan pemakai dalam konteks ilmu Perpustakaan adalah memiliki pengertian yang sama dengan istilah

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar. MEDIA PEMBELAJARAN Anak Berkebutuhan Khusus Pengertian Media Pembelajaran Media Pembelajaran Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Mengapa Media Penting bagi ABK? Kegunaan media Kontribusi media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN: Perencanaan Program Pendidikan Pemakai Bagi Mahasiswa Baru STMIK AKAKOM Yogyakarta. Intisari

PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN: Perencanaan Program Pendidikan Pemakai Bagi Mahasiswa Baru STMIK AKAKOM Yogyakarta. Intisari PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN: Perencanaan Program Pendidikan Pemakai Bagi Mahasiswa Baru STMIK AKAKOM Yogyakarta Publish: 08 Mei 2017 (Sri Wahyuni/ Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta) Intisari Pendidikan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran [Artikel: Media Pembelajaran STKIP Nurul Huda 2018] Thoha Firdaus (Kandidat Doktor UPI) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung A. Pengertian Media Hand Out TEP-PLB MEDIA PENDIDIKAN (Ishartiwi-UNY) 1. Kata media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 2. AECT (1977): Membatasi media sebagai segala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Lebih terperinci

TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1

TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1 TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN 1 Oleh: Delipiter Lase A. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangar berpengaruh terhadap penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEMESTER IV PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

EVALUASI PENGGUNAAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEMESTER IV PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO EVALUASI PENGGUNAAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEMESTER IV PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Meyta Pritandhari 1) Triani Ratnawuri 2) Pendidikan Ekonomi FKIP

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung

MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA 2013 Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung Mendengarkan merupakan suatu proses rumit yang melibatkan 4 unsur, yaitu: - Mendengar

Lebih terperinci

02. Konsep Dasar Media

02. Konsep Dasar Media 02. Konsep Dasar Media Standar Kompetensi Memahami dan membuat salah satu media pembelajaran biologi untuk sekolah menengah Kompentesi dasar menjelaskan tentang konsep dasar media, pembelajaran, sistem

Lebih terperinci

Teknologi & Media Pembelajaran

Teknologi & Media Pembelajaran Teknologi & Media Pembelajaran Oleh: Khairul Umam dkk 1.1 Pengertian Secara etimologi, kata "media" merupakan bentuk jamak dari "medium", yang berasal dan Bahasa Latin "medius" yang berarti tengah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan menyebutkan, bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Media Secara etimologi, kata media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dan bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA

PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA MEDIA PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA MARET, 2004 PENGERTIAN MEDIA MEDIA ADALAH PERANTARA ATAU PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh pendidikan sangat dirasakan penting bagi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Video Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan), dapat melihat (Prent dkk., Kamus Latin Indonesia, 1969:926).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda dapat membuat teroboan-terobosan baru dalam dunia tekhnologi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda dapat membuat teroboan-terobosan baru dalam dunia tekhnologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal terpenting dari suatu bangsa. Karena dengan adanya pendidikan yang mumpuni, akan menjadikan generasi penerus bangsa yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah JPK 3 (2) (2017): 244-252 Jurnal Profesi Keguruan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah Isnarto 1), Abdurrahman 2), Sugianto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lainnya, seperti kurikulum, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lainnya, seperti kurikulum, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Pengembangan Media Menurut Rayandra Asyhar (2012: 94) Pengembangan media pembelajaran merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan penyusunan dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR Anik Indramawan, Suhartono, Noor Hafidhoh Dosen Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk Abstrak Salah satu faktor keberhasilan dalam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI

PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir 101 BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir Wonodadi Blitar Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan

Lebih terperinci

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB. II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas adalah semua kegiatan seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan baik secara kelompok maupun perorangan atau individu. Menurut

Lebih terperinci

Strategi Memaksimalkan Layanan Melalui Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Guest [Pick the date]

Strategi Memaksimalkan Layanan Melalui Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Guest [Pick the date] Strategi Memaksimalkan Layanan Melalui Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Guest [Pick the PENDAHULUAN Keberadaan perpustakaan pada suatu lembaga pendidikan terutama pendidikan tinggi mutlak ada dan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas bangsa indonesia setelah merdeka dan membentuk negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan falsafah pancasila dan UUD 1945, adalah mewujudkan

Lebih terperinci

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan KOMUNIKASI YANG BERHASIL F F F MEDIA F Media Kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh positif baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru adanya

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh positif baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang terjadi antara guru dengan murid, agar proses komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat tercapai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia sesungguhnya telah menjadi program nasional yang dituangkan dalam UU No. 20/2003 salah satu cara meningkatkan kualitas sumber

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Sadiman, dkk. (2008: 17-18) mengatakan

Lebih terperinci

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: 1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum dan mata pelajaran.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.

Lebih terperinci

sarana yang disebut pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau

sarana yang disebut pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau Pengertian Media Pembelajaran Menurut Santoso S. Hamidjojo, media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar idea, sehingga gagasannya sampai pada penerima. Menurut Mc Luhan, media adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan 5 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang dan mengartikan

Lebih terperinci

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Peranan User Education Dalam Memahami Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Abstrak : Pendidikan pemustaka adalah salah satu faktor dominan untuk membantu pemustaka melakukan penelusuran secara cepat,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman atau latihan. Perubahan perilaku yang terjadi setelah belajar bisa. sesuatu, dan perilaku lainnya (Khairani, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman atau latihan. Perubahan perilaku yang terjadi setelah belajar bisa. sesuatu, dan perilaku lainnya (Khairani, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Perubahan perilaku yang terjadi setelah belajar bisa bermacam-macam, misalnya

Lebih terperinci

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR Arrofa Acesta *Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kuningan arrofa.acesta@uniku.ac.id Abstrak Media pembelajaran yang dikemas dengan

Lebih terperinci

Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi. Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd.

Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi. Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd. Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd. CURRICULUM VITAE Laksmi Dewi, M.Pd, lahir di Cianjur 13 Juni 1977 Saat ini tinggal di Kompleks CGH Jl. Citra VI No. 10 Tanjungsari

Lebih terperinci

Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 1 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VIII B Di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato Nindi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertanggungjawab dan mampu mewujudkan masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. bertanggungjawab dan mampu mewujudkan masyarakat yang adil dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa hakikatnya pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya, yang berarti mempersiapkan bangsa Indonesia untuk

Lebih terperinci

Pembelajaran memiliki tujuan utama, yaitu mengubah tingkah laku seseorang agar menjadi dewasa.

Pembelajaran memiliki tujuan utama, yaitu mengubah tingkah laku seseorang agar menjadi dewasa. Mengembangkan Pembelajaran Tata Cara Wudhu Dengan Menggunakan Media Audio Visual Bagi Anak Sd Mega Dewi Anjarsari (172071000035), Hanifatul Mukarromah (172071000039) Mahasiswa Fakultas Agama Islam, Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sugiyono (2011) penelitian dan pengembangan (research and

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sugiyono (2011) penelitian dan pengembangan (research and BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Menurut Sugiyono (2011) penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode penelitian dengan tujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji

Lebih terperinci

MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Presented By: Nurratri Kurnia Sari, M. Pd Pengertian Media Media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seseorang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Alat Peraga 1. Pengertian alat peraga (media) Alat peraga bisa dikatakan sebagai media, media berasal dari bahasa Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Hasruddin Abstrak Perkembangan biologi sebagai sains murni dan aplikasinya dalam teknologi yang semakin pesat mendorong upaya-upaya inovasi pemanfaatan hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media pembelajaran dalam dunia pendidikan. Teknologi telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN JR503 ENDING KHOERUDIN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 Topik bahasan : Konsep media umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah banyak memberi pengaruh pada dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses

Lebih terperinci

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hlm.54. 2

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hlm.54. 2 Pengembangan Video Pembelajaran Rizal Farista, Ilham Ali M Mahasiswa Fakultas Agama Islam, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo A. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran

Lebih terperinci