Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,"

Transkripsi

1 Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 1

2 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VIII B Di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato Nindi djibu, * Zulaecha Ngiu, ** Sukarman Kamuli Nindidjibu@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui penggunaan Media Pembelajaran oleh guru PKn dalam Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato; Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan belum efektifnya Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran PKn pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Paguat; dan Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengefektifkan Penggunaan Media pembelajaran dalam Mata Pelajaran PKn pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Paguat. Metode penelitian yang digunakan, yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dimana peneliti mencoba memahami seluruh kegiatan dan peristiwaperistiwa yang ada hubungannya dengan obyek penelitian yaitu efektivitas penggunaan media pembelajaran dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII B di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Media pembelajaran dalam Mata Pelajaran PKn pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato belum efektif. Hal ini bisa kita lihat dalam kegiatan pebelajaran, media yang sering digunakan guru PKn berupa media chart dan buku cetak untuk penggunaan LCD memang sudah ada akan tetapi jarang digunakan oleh guru PKn karena menganggap terlalu rumit dan terbatasnya media bersangkutan. Faktorfaktor yang menyebabkan belum efektifnya penggunaan media pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh kemampuan guru PKn masih kurang dalam mengoperasikan media pembelajaran khususnya LCD, Pendidik lebih menyukai metode konvensional karena lebih muah dan praktis, sarana dan prasarana yang terbatas, dan pengawasan pimpinan. Adapun upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengefekifkan penggunaan media pembelajaran, yaitu melakukan pelatihan kepada pendidik dan meningkatkan manajeman penggunaan media pembelajaran, dan mengkomunikasikan rencana penggunaan media pembelajaran, dan mengkomunikasikan rencana penggunaan media pembelajaran modern di sekolah. Kata Kunci: Efektivitas dan Media Pembelajaran Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 2

3 Penggunaan media pembelajaran merupakan unsur yang sangat mendukung peningkatan prestasi belajar siswa di sekolah, karena media merupakan alat bantu dan narasumber belajar dalam proses pembelajaran, sehingga dapat melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran (Sadiman, 2010: 25). Berdasarkan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan media pada pembelajaran PKn pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato belum efektif dan belum sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena guru PKn dalam menyampaikan materi banyak menggunakan media chart dan buku teks, guru PKn jarang menggunakan media modern seperti LCD karena dianggap repot disamping itu LCD masih minim, sebagian besar guru PKn ketika mengajar lebih menikmati sistem ceramah, serta guru PKn beranggapan media itu hiburan membuat siswa bermain dan tidak serius dalam mengikuti pembelajaran, kurangnya pengawasan dari kepala sekolah kepada para pendidik dalam menggunakan media pembelajaran. Hal ini yag menyebabkan kurang efektifnya dalam penggunaan media pembelajaran pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato. Proses pembelajaran PKn yang berlangsung kurang berhasil apabila tidak mengunakan media pembelajaran sehingga akan berdampak pada proses pembelajaran yang kurang efektif dan efisien dan hasil tujuan pembelajarannya pun tidak sesuai dengan kompetensi dasar yang ditentukan. Dengan melihat permasalahan penggunaan media pembelajaran PKn di atas, maka upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan penggunaan media pembelajaran di sekolah diantaranya adalah dengan membuat perencanaan dan memaksimalkan penggunaan media pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa akan lebih mudah memahami pembelajaran PKn ini, sehingga tercapai hasil belajar yang optimal. Dengan penggunaan media pembelajaran membuat siswa lebih memahami, dan mengamati media pembelajaran pada mata pelajaran PKn akan Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 3

4 memudahkan siswa-siswi untuk bertanya sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirancang akan berhasil dengan baik. Pengunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat menarik minat dan memotivasi belajar siswa dan terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul tentang Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VIII B Di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato. KAJIAN TEORITIS Efektivitas Efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka penjang. Maksudnya adalah efektivitas merupakan suatu standar pengkuranuntuk menggambarkan tingkat keberhasilan. Emerson (dalam Handayanigrat, 2009:16). Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sasaran maupun tujuan. Mullins (dalam Rivai, 2009:14). Media Pembelajaran Secara etimologi, kata media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dan Bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata medium dapat diartikan sebagai antara atau sedang sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 4

5 pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. (Rohani, 2008:58). Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah atau perantara. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007: 3) secara garis besar menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi sehingga membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Arsyad, (2007 : 173) mengklasifikasi media sebagai berikut: 1. Media yang tidak diproyeksikan Media yang tidak diproyeksikan disebut juga media pameran atau displayed media. 2. Media yang diproyeksikan Media yang tergolong sebagai media yang diproyeksikan yang selama ini dikenal adalah overhead transparansi (OHT). OHT merupakan media proyeksi visual sederhana, yang penggunaannya diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor. Namun, dengan perkembangan teknologi telah memungkinkan computer dan video dapat diproyeksikan dengan menggunakan peralatan khusus, yaitu LCD (Liquid Crystal Display). 3. Media Audio Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. 4. Media Visual Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 5

6 Alat-alat visual merupakan media yang memperlihatkan rupa atau bentuk, yang kita kenal dengan alat peraga. 5. Media Audio Visual Audio visual adalah alat-alat yang audible artinya dapat didengar dan alat-alat visible artinya dapat dilihat. Media audio visual merupakan media pembelajaran yang penyampaian pesannya secara audio visual yang dapat didengar dan dilihat. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belum Efektifnya Penggunaan Media Pembelajaran Menurut Sadiman, (2010:70) ada beberapa hal yang mempengaruhi dalam pengguanaan media belum efektif, yaitu: 1. Kemampuan guru. Kemampuan orang yang menggunakannya. Betapapun tingginya nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi orang yang tidak mampu menggunakannya. guru sebagai operator harus mampu mengoperasikan perangkat keras dan perangkat lunak dan menyusun pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, keahlian guru dalam menyusun tampilan dalam pembelajaran dengan media pembelajaran sangat diperlukan. 2. Pendidik lebih menyukai metode konvensional Seharusnya seorang pendidik harus mengutakan dan mempertimbangkan keinginan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas bukan mengikuti keinginan dari pendidik. 3. Kurangnya sarana dan prasarana Sarana dan Prasarana merupakan salah faktor penting dalam peningkatan Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 6

7 kualitas pembelajaran. Hal tersebut disebabkan adanya perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan yang menuntut efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran. 4. Pengawasan dari pimpinan Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen lain dalam perancangan pembelajaran. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media itu tidak akan terjadi. Semua ini dapat terjadi dan berjalan dengan baik apabila ada pengawan dari pimpinan sekolah (kepala sekolah), sehingga pendidik ketika mengajar tidak mengikuti apa yang diinginkan oleh pendidik saja tetapi harus mengikuti apa yang diinginkan oleh siswa Upaya yang dilakukan untuk mengefektifkan penggunaan media pembelajaran. Menurut Sadiman (2010: 36) mengemukakan ada tiga cara untuk meningkatkan penggunaan media pembelajaran siswa yang harus dilakukan jika menghendaki tercapainya suatu penggunaan media pembelajaran yang baik, yaitu: 1. Melakukan pelatihan kepada Pendidik dan Meningkatkan Manajeman dalam penggunaan Media Pembelajaran Fungsi pelatihan adalah membantu pendidik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi dan mengembangkan media pembelajaran. Di lembaga sekolah, manajemen yang dilaksanakan harus bersifat sosial dan memperhatikan faktor psikologis, karena yang dihadapi adalah sejumlah individu yang terdiri dari latar belakang berbeda, baik ditinjau dari latar belakang sosial, latar belakang ekonomi, dan latar belakang agama. Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 7

8 2. Mengkomunikasikan Rencana penggunaan Media Pembelajaran kepada Peserta Didik. Ujung tombak dari kesuksesan pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Maka mengkomunikasikan rencana pemanfaatan media tertentu kepada peserta didik sangat penting. Karena pada hakikatnya tujuan pemanfaatan media adalah untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran sebagai subjek pembelajaran. Bukan semata hanya untuk memudahkan guru dalam mengajar. Serta terdapat kecenderungan pada siswa untuk menyukai atau tidak menyukai pada media pembelajaran tertentu sangat mungkin terjadi. 3. Mengkomunikasikan Rencana penggunaan Media Pembelajaran (Khususnya Media Modern) kepada Pengelola Fasilitas Media Pembelajaran Modern Sekolah. Tidak adanya komunikasi tentang rencana pemanfaatan media kepada pengelola fasilitas media dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran atau lebih fatal lagi adalah tertundanya rencana pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran modern untuk kepentingan pembelajaran METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi Penelitian adalah di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato selama 2 bulan yakni bulan Januari sampai Februari Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 8

9 HASIL PENELITIAN Penggunaan Media Pembelajaran Secara umum, berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan media pembelajaran, peneliti menemukan bahwa jenis jenis medial yang digunakan oleh guru PKn di SMP Negeri 3 Paguat antara lain: a. Media yang tidak diproyeksikan, contohnya buku cetak b. Media yang diproyeksikan, contohnya LCD c. Media Visual contohnya gambar atau chart Dari ketiga media di atas, guru lebih banyak menggunakan buku cetak dalam pembelajaran. Guru PPKn dalam Pembelajaran PPKn diharapkan mampu merancang dan menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran, sehingga mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa, pada menghasilkan mutu belajar siswa yang baik, akan tetapi di kelas VIII B SMP Negeri 3 Paguat Faktor-faktor yang menyebabkan belum efektifnya Penggunaan Media Pembelajaran. Kemampuan Guru. Guru sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan yang tinggi ketika memberikan suatu pembelajran. Guru PPKn harus memliki kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran di sekolah, karena dengan menggunakan media pembelajaran yang digunakan sebagai alat bantu mengajar yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar, sehingga para siswa tidak bosan dalam menerima pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru PPKn dalam menggunakan media Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 9

10 pembelajaran masih rendah, guru PPKn dalam mengajar masih menggunakan metode diskusi dan menggunakn media chart dan buku cetak, sehingga guru PPKn dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengoperasikan media pembelajaran baik perangkat lunak maupun perangkat keras. Rendahnya kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran disebabkan kurangnya pelatihan yang diberikan kepada mereka. Pelatihan mengenai penggunaan media sangat penting untuk melatih kemampuan guru untuk dapat menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Para guru lebih memilih menerapkan media yang mereka ketahui dan mudak untuk digunakan di dalam kelas. Pendidik Lebih Menyukai Metode Konvensional Guru sebagai inisiator menjadi pencetus ide-ide kemajuan dan pendidikan yang lebih kreatif dalam proses belajar yang dapat dicontoh oleh siswanya, akan tetapi Guru PPKn lebih menyukai metode konvensional daripada harus menggunakan media pembelajaran dalam mengajar seperti yang terjadi di kelas VIII B SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang menekankan pengembangan kemampuan atau keterampilan yaitu dengan menggunakan media pembelajaran dikalangan para siswa sebagai ganti dari metode ceramah dan dapat ditunjang oleh lingkungan yang kondusif dan pendidikan yang menjadikan siswasiswi dalam menerima pelajaran dari guru PPKn lebih kreatif. Guru harus mengenali apa yang disukai dalam pembelajaran terkadang lupa dengan siapa mereka berhubungan, sehingga guru tidak diremehkan dalam kelas dan apa yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik disamping itu guru jangan selalu berpikir untuk egois tetapi harus memperhatikan apa yang menarik untuk siswa. Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 10

11 Sarana dan Prasarana yang Terbatas Dengan semakin berkembangnya zaman, guru dituntut untuk lebih kreatif terutama dalam proses pembelajaran termasuk penggunaan media pembelajaran agar tercipta suatu pembelajaran yang baik, akan tetapi di sekolah tersebut masih sangat minim.berdasarkan hasi penelitan dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dan guru-guru sebaiknya segera melakukan evaluasi untuk kenyamanan siswa dalam proses pembelajaran di kelas VIII B SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato baik dari segi sarana prasarana dan efisiensi pembelajaran, sehingga dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai niscaya proses pembelajaran yang diterapkan yang kita harapkan bersama bisa mencapai sasaran. Pengawasan Pimpinan Media merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah dalam proses pembelajaran. Suatu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk pembelajaran yang lain. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan media dapat dikembangkan sesuai tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan atau kemampuan dan sifat-sifat karakteristik media, semua ini bisa berjalan dengan baik apabila didukung oleh suatu pengwasan dari pimpinan terutama kepala sekolah sebagai pemegang kendali dalam sekolah, Sesuai dengan kenyataan yang terjadi di SMP Negeri 3 Paguat penggunaan media pembelajaran masih rendah untuk pengawasan penggunaan media tersebut, sehingga guru ketika mengajar menggunakan sesuai kemauan pengajar tanpa melihat materi yang diajarkan. Kalau kita kaji media mutlak diperlukan atau tidak selalu diperlukan dalam pembelajaran sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai siswa. Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 11

12 Upaya yang Dilakukan Guru Untuk Mengefektifkan Penggunaan Media Pembelajaran Adapun upaya yang dilakukan unutk mengefektifkan penggunaan media pembelajaran yang harus dilakukan ada beberapa tahap, yaitu: Melakukan pelatihan kepada Pendidik dan Meningkatan Manajeman dalam penggunaan Media Pembelajaran. Program pelatihan adalah suatu proses yang di desain untuk memelihara ataupun meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugas dan kewajiban guru yang didesain untuk mengembangkan kecakapan yang diperlukan bagi aktivitas kerja dimasa datang. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kualitas belajar siswa khususnya di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato pada pelajaran PPKn maka diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan baik yang bersifat teknis maupun Non Teknis dengan harapan, terciptanya pengajaran yang terampil dan selanjutnya akan menciptakan hasil serta kualitas belajar siswa yang baik. Selain itu, kepala sekolah selaku pimpinan sekolah tertinggi di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato lebih tegas dalam memberikan sanksi kepada guru yang melanggar paraturan dan tanpa melupakan memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi serta kepala sekolah SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato harus senantiasa meminta laporan-laporan yang jelas mengenai tugas yang di bebankan kepada guru PPKn agar timbul rasa tanggungjawab atas tugas-tugas yang telah diberikan yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas belajar siswa pada pembelajaran PPKn. Mengkomunikasikan Rencana penggunaan Media Pembelajaran Dengan mengkomunikasikan rencaran penggunanaan media pembelajaran pada proses pembelajaran kepada siswa maka akan tercipta pembelajaran yang Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 12

13 lebih efektif dan efisien sehingga siswa-siswi SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato dapat memperoleh pembelajaran yang maksimal dan memuaskan. Guru mata pelajaran di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato pada pelajaran PPKn harus bisa mengkomunikasikan dengan para siswa tentang penggunaan media pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap guru PPKn ketika datang dan masuk kelas sudah mengkomunikasikan penggunaan media pembelajaran kepada para siswa sehingga siswa dapat mengerti, termotivasi dan memahami apa yang diajarkan nanti karena sangat berimbas pada kualitas belajar siswa bahkan kepala sekolah menginstruksikan agar dalam proses pembelajaran mengkomunikasikan media pembelajaran kepada para dan akan dievaluasi secara terus-menerus. Mengkomunikasikan Rencana penggunaan Media Pembelajaran Modern di Sekolah Penggunaan media pembelajaran khususnya media modern perlu dikomunikasikan kepada pengelola fasilitas sekolah agar bisa mengetahui media pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran PPKn. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa Pengkomunikasian suatu media sangat penting untuk diketahui karena dengan mengetahui suatu media pembelajaran berarti kita telah mengikuti perkembangan teknolgi. Guru PPKn telah mengkomunikasian dengan pengelola fasilitas sekolah agar pengelola bisa mengetahui media modern apa yang dibutuhkan oleh guru. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut: Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 13

14 Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato, akan tetapi belum efektif menggunakan media pembelajaran yang sesuai hal ini bisa kita lihat dalam kegiatan pembelajaran media yang sering digunakan berupa media chart dan buku cetak untuk penggunaan LCD memang sudah dipakai tetapi jarang digunakan oleh guru PPKn karena menggangap terlalu rumit dan masih terbatasnya media bersangkutan. Faktor-faktor yang menyebabkan belum efektifnya penggunaan media pembelajaran antara lain kemampuan guru PPKn masih kurang dalam mengoperasikan media pembelajaran khususnya LCD, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung guru hanya menggunakan media chart dan buku cetak, Pendidik lebih menyukai metode konvensional karena metode lebih mudah dan praktis, Kurangnya sarana dan prasarana sangat mempengaruhi dalam pencapaian tujuan pembelajaran sehingga sangat diperlukan adanya penambahan sarana dan prasarana pembelajaran untuk mendukung segala proses pembelajaran di sekolah tersebut yang tujuannya untuk memberikan pembelajaran yang lebih baik, dan kurangnya pengawasan dari pimpinan sangat mempengaruhi dalam pencapaian tujuan pembelajaran karena ketika mengajar lebih disesuaikan pada kemauan pengajar tanpa melihat materi yang diajarkan dan kemampuan siswa. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengefektifkan penggunaan media pembelajaran, yaitu Melakukan pelatihan kepada pendidik dan meningkatan manajeman dalam penggunaan media pembelajaran, mengkomunikasikan rencana penggunaan media pembelajaran, dan mengkomunikasikan rencana penggunaan media pembelajaran (khususnya media modern) kepada pengelola fasilitas media pembelajaran modern sekolah Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 14

15 mengemukakan saran yaitu sebagai berikut: Hendaknya kepala sekolah, guru dan pengelola fasililas sekolah agar kiranya lebih memperhatikan dan mengawasi pengevektivan dalam menggunakan media pembelaran dalam setiap pengajaran terutama guru PPKn di kelas VIII B di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato. Guru harus memiliki kemampuan untuk mengoperasikan media tersebut karena hal ini merupakan salah satu yang penunjang terpenting dalam melaksanakan suatu pembelajaran PPKn kelas VIII B di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato. Pemerintah setempat harus ikut berpartisipasi dan memperhatikan apa yang menjadi kekurangan dalam kebutuhan sekolah SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato agar apa yang diharapakan dalam mencapai kualitas belajar siswa yang baik terlaksana sesuai yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Azhar, Arzyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Handayanigrat,Soewarno Administrasi pemerintahan dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: Haji Masagung Rivai, Veithzal, Efektivitas Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Rajawali pers Sadiman, Arief S Media Pendidikan : Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatanya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kulaitatif Dan R&D. Bandung. Alfabeta. Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 15

BAB I PENDAHULUAN. tugas dari Tuhan Yang Maha Esa untuk beribadah. Manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. tugas dari Tuhan Yang Maha Esa untuk beribadah. Manusia sebagai makhluk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berpikir, bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam upaya mempertahankan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh pendidikan sangat dirasakan penting bagi

Lebih terperinci

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD Saudara mahasiswa PGSD yang kami cintai, selamat berjumpa lagi dalam pembahasan matero PKn. Dalam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA LCD PROYEKTOR TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALU

PEMANFAATAN MEDIA LCD PROYEKTOR TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALU 1 PEMANFAATAN MEDIA LCD PROYEKTOR TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALU Oleh : Moh. Akbar 1 Abduh H Harun 2 Imran 3 ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu yang bisa didapat dari pengajaran, pelatihan maupun pengalaman yang didapat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berarti membimbing atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berarti membimbing atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia dalam membina kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat, budaya, agama. dalam perkembanganya istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas adalah sebuah karya yang harmonis dalam pembelajaran yang berdasarkan tiga aspek cipta, rasa dan karsa yang akan menghasilkan sesuatu yang baru agar dapat

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR Anik Indramawan, Suhartono, Noor Hafidhoh Dosen Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk Abstrak Salah satu faktor keberhasilan dalam

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MATERI KEPUTUSAN BERSAMA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MATERI KEPUTUSAN BERSAMA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MATERI KEPUTUSAN BERSAMA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Candra Dewi IKIP PGRI Madiun candra.dewi16090@ikippgrimadiun.ac.id

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO A. Analisis Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMP Raudlatul Jannah Waru Sidoarjo Melihat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan Indonesia saat ini belum optimal karena banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan Indonesia saat ini belum optimal karena banyak faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan Indonesia saat ini belum optimal karena banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, diantaranya lingkungan sekolah, kurikulum pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Meyta Pritandhari Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro meyta.pritandhari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif dengan harapan tujuan

BAB V PEMBAHASAN. guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif dengan harapan tujuan BAB V PEMBAHASAN Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pembelajaran secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu kearah yang lebih baik secara utuh.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu kearah yang lebih baik secara utuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengerti dan memahami berbagai ilmu pengetahuan dari kegiatan pendidikan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengajar sering dikaitkan

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses berkelanjutan untuk mengubah tingkah laku peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

Kesulitan Guru PAUD Dalam Menggunakan Media Audio Visual Pada Kegiatan Pembelajaran di TK Pertiwi Banda Aceh

Kesulitan Guru PAUD Dalam Menggunakan Media Audio Visual Pada Kegiatan Pembelajaran di TK Pertiwi Banda Aceh Kesulitan Guru PAUD Dalam Menggunakan Media Audio Visual Pada Kegiatan Pembelajaran di TK Pertiwi Banda Aceh Israwati Dosen Prodi Paud FKIP Unsyiah Isra_paud60@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN Bayu Aji Pangestu Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Email: Bayupangestuaji7@gmail.com Abstrak: Media pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA DALAM BELAJAR MANDIRI MATERI BUNYI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA DALAM BELAJAR MANDIRI MATERI BUNYI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA DALAM BELAJAR MANDIRI MATERI BUNYI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Ninda Ekawati, Supurwoko, Daru Wahyuningsih Pendidikan Fisika, FKIP, UNS Jl. Ir. Sutami No. 36A,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci

Fatmawaty Damiti 1, Dr. Hamzah Yunus.,M.Pd 2, Hj. Irawati Abdul, SE.,M.Si 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK

Fatmawaty Damiti 1, Dr. Hamzah Yunus.,M.Pd 2, Hj. Irawati Abdul, SE.,M.Si 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN CHART DAN LCD PADA MATA PELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XI AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 BATUDAA Fatmawaty Damiti 1, Dr. Hamzah Yunus.,M.Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: ) layanan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: ) layanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Bimbingan Konseling terdapat 9 (sembilan) Layanan Bimbingan Konseling. Salah satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:259-260)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia dan berdasar kepada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai bidang sudah merupakan tuntutan dunia global yang tidak dapat di tunda. Di masa persaingan globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang terjadi akan menentukan keberhasilan dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan merupakan bab awal dalam penelitian. Adapun yang akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan untuk mencerdaskan bangsa adalah melalui dunia pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan untuk mencerdaskan bangsa adalah melalui dunia pendidikan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan nasional negara Indonesia yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 45 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu jalan untuk mencerdaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu mata pelajaran yang penting bagi pembentukan karakter penerus bangsa, dalam proses pembelajarannya PKn harus dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah sekolah dimana

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat pendidikannya.

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat pendidikannya. BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka suatu bangsa akan menuju kearah kesejahteraan hidup. Karena

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu 93 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu adanya analisis hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dihasilkan tersebut dapat dilakukan interprestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TANAH LIAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN BENTUK DASAR TIGA DIMENSI BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENGGUNAAN TANAH LIAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN BENTUK DASAR TIGA DIMENSI BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENGGUNAAN TANAH LIAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN BENTUK DASAR TIGA DIMENSI BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Milla Anggamala Supriatna 1 ABSTRAK Alat permainan yang edukatif dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. butuhkan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Semua

I. PENDAHULUAN. butuhkan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Semua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari, setiap manusia membutuhkan media informasi dan komunikasi, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, baik

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik, Melalui pendidikan dapat dibentuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hasil Belajar Hasil Belajar Matematika merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses kerja antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari siswa seperti minat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didiknya, ia harus kreatif terlebih dahulu. Umumnya guru yang kreatif itu

BAB I PENDAHULUAN. didiknya, ia harus kreatif terlebih dahulu. Umumnya guru yang kreatif itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa yang ingin memajukan bidang pendidikannya, tentu menempatkan aspek pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan. Berbekal pendidikan yang

Lebih terperinci

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR Arrofa Acesta *Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kuningan arrofa.acesta@uniku.ac.id Abstrak Media pembelajaran yang dikemas dengan

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan 5 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang dan mengartikan

Lebih terperinci

MEDIA ULAR TANGGA SEGITIGA PADA MATERI LUAS DAN KELILING SEGITIGA

MEDIA ULAR TANGGA SEGITIGA PADA MATERI LUAS DAN KELILING SEGITIGA E-ISSN : 2579-9258 Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 1, No. 2, November 2017, pp. 35-40 MEDIA ULAR TANGGA SEGITIGA PADA MATERI LUAS DAN KELILING SEGITIGA Malalina FKIP Universitas Tamansiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkarya seni, setiap individu selalu ingin mengkomunikasikan karyanya kepada orang lain dan sekaligus memuaskan orang lain tersebut. Individu tidak akan

Lebih terperinci

Jurnal Review Pendidikan Islam. Volume 01, Nomor 02, Desember 2014

Jurnal Review Pendidikan Islam. Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 Jurnal Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POLITIK (MONOPOLI MATEMATIKA) PADA MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN BERAT DI MIN MANISREJO KOTA

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang dimanapun dan kapan pun orang itu berada. Pendidikan sangat penting, karena tanpa adanya pendidikan manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan telah semakin maju, peserta didik semakin berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat ini umumnya lebih

Lebih terperinci

Oleh: I Wayan Sirna Program Studi Magister Dharma Acarya RESUME

Oleh: I Wayan Sirna Program Studi Magister Dharma Acarya RESUME PEMANFAATAN MULTIMEDIA PRESENTASI DAN MEDIA CETAK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Pendahuluan Oleh:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika mendengar kata motivasi yang muncul dalam angan-angan adalah pada suatu keadaan seseorang yang mempunyai semangat tinggi, rajin, mampu bekerja keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah banyak memberi pengaruh pada dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan merupakan dasar dalam membentuk seorang anak agar lebih dapat mengenal tentang pembelajaran yang dipelajarinya di sekolah. Pada proses belajar

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN EKOSISTEM MELALUI MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2008/2009

POKOK BAHASAN EKOSISTEM MELALUI MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2008/2009 POKOK BAHASAN EKOSISTEM MELALUI MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terbukti dengan adanya pembangunan pada sektor pendidikan seperti munculnya sekolah-sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2009 : 174) menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah suasana pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Selama ini guru hanya mengacu pada bagaimana materi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha

BAB I PENDAHULUAN. mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Aktivitas dalam mendidik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Hampir semua orang akan dikenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih. bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih. bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 KARTASURA

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 KARTASURA UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Naskah Artikel Publikasi Diajukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT MENGGUNAKAN CAMTASIA STUDIO

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT MENGGUNAKAN CAMTASIA STUDIO PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT MENGGUNAKAN CAMTASIA STUDIO 8 UNTUK SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH REJEKI L SITUMORANG NIM RRA1C110009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 10 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 10 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 10 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menulis,

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara Siarni, Marungkil Pasaribu, dan Amran Rede Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

: GADING MEGA MAWARTI NIM: A

: GADING MEGA MAWARTI NIM: A PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 Mualif Siswanto *) mualifsiswanto@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan sumber daya manusia dengan menghasilkan lulusan yang siap pakai adalah Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

PEMETAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 KOTA MOJOKERTO

PEMETAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 KOTA MOJOKERTO PEMETAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 KOTA MOJOKERTO Vita Nurmayasari Joni Susilowibowo Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kegiatan yang tidak akan pernah berhenti dari detik demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk mengenal dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Pada prakteknya mentransfer pengetahuan, pengalaman dan gagasan (ide) guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci