BAB II KAJIAN PUSTAKA. contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya."

Transkripsi

1 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Azhar Arsyad (2015: 3) menyatakan bahwa secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sanjaya (2012: 57) menyatakan bahwa media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan alat atau benda yang berfungsi membantu menyampaikan informasi antar manusia, bertujuan untuk mempermudah dalam menyampaikan pesan yang disampaikan. Kesimpulan urain di atas bahwa media adalah alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari pengirim kepenerima pesan agar lebih efektif. Siswa lebih mudah memahami materi secara konkret dengan bantuan media pembelajaran. Sanjaya (2012: 61) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, 6

2 7 mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya. Sri Anitah (2009: 2) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menyampaikan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang kelancaran komunikasi antara guru dengan siswa. Media pembelajaran dimanfaatkan dengan harapan dapat mendorong minat belajar siswa. Siswa yang memiliki minat belajar, akan terdorong untuk memperhatikan apa yang sedang dijelaskan. Siswa akan lebih cepat memahami materi yang sedang diajarkan. b. Jenis-Jenis Media pembelajaran Media pembelajaran mengalami perubahan mengikuti perkembangan teknologi. Azhar Arsyad (2015: 31) menyatakan bahwa berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dikelompokan ke dalam empat kelompok yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil audio-visual, media hasil teknologi berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

3 8 Sudjana dan Rivai (2005: 3) menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis media pengajaran, diantaranya: 1) Media grafis (dua dimensi), seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. 2) Media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model susun, model kerja, diorama dan lain-lain. 3) Media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan lain-lain. 4) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran. Kosasih dan Angkowo (2007: 13) menyatakan bahwa dalam menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran perlu diketahui terlebih dahulu jenis-jenis media yang ada, adapun jenis media sebagai berikut: 1) Media grafis. Media grafis ini meliputi: gambar, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta/globe. 2) Media audio. Media audio meliputi radio, alat perekam pita magnetik. 3) Media proyeksi diam. Media proyeksi diam ialah media yang harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Misalnya bingkai, film rangkai, overhead proyektor (transparasi), dan opaque projector (proyektor tak tembus cahaya). Berdasarkan beberapa pendapat di atas tentang jenis atau macammacam media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran terdiri dari media grafis, media tiga dimensi, media proyeksi, media audio dan lingkungan sebagai media pengajaran yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar baik menggunakan teknologi modern maupun tradisional.

4 9 2. Pengelolaan Media Pembelajaran Media pembelajaran perlu dikelola agar dapat menciptakan tertib administrasi. Koswara dan Suryadi (2007: 2) menyatakan bahwa pengelolaan dapat diartikan sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan ketatausahaan. Berdasarkan uraian di atas bahwa pengelolaan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan ketatausahaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan dalam memanfaatkan sumber yang tersedia dengan baik. Pengelolaan media pembelajaran memerlukan sebuah manajemen yang tepat agar dapat mengatur dan menjaga media pembelajaran sehingga dapat memberikan kontribusi secara hoptimal dan bermanfaat saat pembelajaran berlangsung. Pihak sekolah harus bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana pendidikan, salah satunya media pembelajaran terutama kepala sekolah. Kebijakan kepala sekolah sangat menentukan keberhasilan pengelolaan media pembelajaran di sekolah. Pihak sekolah bersama-sama merawat media pembelajaran yang tersedia di sekolah, agar pemanfaatannya dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Asiyai dalam artikel Assessing School Facilities in Public Secondary Schools in Delta State, Nigeria (2012: 193) menyatakan bahwa: The study recommended that school administrators, teachers and students should develop and inculcate good maintenance culture, government should budget for facilities maintenance and allocate more funds to schools for effective management and maintenance of school facilities.

5 10 Berdasarkan hasil penelitan tersebut menyatakan bahwa peran pengelola sekolah dalam memelihara fasilitas sekolah salah satunaya media pembelajaran meliputi pemeriksaan berkala sumber belajar dan desentralisasi pemeliharaan. Pihak sekolah harus membiasakan budaya pemeliharaan media pembelajaran yang optimal. Pemerintah juga harus menganggarkan dana untuk pengoptimalan pemeliharaan fasilitas dan mengalokasikan dana lebih banyak kepada berbagai sekolah. Dana tersebut digunakan untuk anggaran pengelolaan agar lebih baik, misalnya pemeliharaan fasilitas sumber belajar salah satunya media pembelajaran. Media pembelajaran yang dikelola dengan baik akan berdampak positif terhadap siswa dalam proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Media pembelajaran perlu dikelola agar lebih terpelihara dan jelas kegunaannya. Depdiknas (2007: 3) menyatakan bahwa diperlukan kepala sekolah yang mampu dan memahami tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Berdasarkan uraian tersebut maka kepala sekolah harus memiliki kemampuan mengelola sarana dan prasarana sekolah salah satunya harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan media pembelajaran. Kepala sekolah seyogyanya dapat mengelola media pembelajaran sebagai bagian dari sarana pembelajaran agar dapat difungsikan secara maksimal. a. Perencanaan kebutuhan media pembelajaran Perencanaan diperlukan dalam proses pengadaan media pembelajaran agar terdapat kesesuaian dengan kebutuhan sekolah. Suparto dalam artikel Manajemen sarana dan prasarana dalam

6 11 meningkatkan kualitas pendidikan (2014: 98) menyatakan bahwa perencanaan sarana dan prasarana persekolahan didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan dalam hal ini, merupakan kegiatan merencanakan pengadaan media pembelajaran dengan tujuan agar media tersebut dapat mendukung mengoptimalkan kegiatan pembelajaran. Matin dan Nurhattati (2016: 7) menyatakan bahwa terdapat dua hal penting yang harus dilakukan ketika akan merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, diantaranya menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana yang ada, dan memproyeksikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dimasa depan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar harus dipertimbangkan melalui proses analisis dan memproyeksikan kebutuhan media pembelajaran. Bertujuan agar dalam pengadaan media pembelajaran pihak sekolah dapat menyesuaikan kebutuhan siswa, sehingga tepat guna dan ideal dalam mendukung proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat diadakan melalui pertimbangan agar sesuai

7 12 dengan kebutuhan sekolah. Depdiknas (2007: 8) menuliskan bahwa kejelasan suatu rencana terdiri dari: 1) Tujuan dan sasaran yang terdiri dari perkiraan biaya/harga keperluan pengadaan. 2) Jenis dan bentuk tindakan yang akan dilaksanakan. 3) Petugas pelaksana. 4) Bahan dan peralatan yang dibutuhkan. 5) Kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan. 6) Perencanaan harus realistis. Berdasarkan uraian di atas maka proses perencanaan media pembelajaran harus memiliki tujuan dan sasaran biaya yang jelas, sehingga dalam proses pengadaan ditahap selanjutnya dapat realistis. Perencanaan media pembelajaran harus menentukan jenis media yang dibutuhkan dan tindakan yang akan dilaksanakan. Perencanaan media pembelajaran juga harus menentukan waktu pelaksanaan yang tepat berdasarkan berbagai pertimbangan. Ibrahim Bafadal (2008: 28) menyatakan bahwa pada latar sekolah dasar, langkah pertama perencanaan pengadaan perelengkapan sekolah adalah pembentukan panitia yang dapat dipimpin langsung oleh kepala sekolah atau seorang guru. Perencanaan media pembelajaran sebagai bagian dari perlengkapan sekolah harus membentuk panitia, agar dalam proses perencanaan pengadaan selanjutnya dapat berjalan dengan lebih tertib. Kegiatan perencanaan media pembelajaran agar dapat dengan lancar, semua pihak atau yang ditunjuk sebagai panitia perencanaan pengadaan media pembelajaran di sekolah perlu mengetahui dan mempertimbangkan program pendidikan, perlengkapan media yang sudah dimiliki, dana atau sumber dana, dan harga pasar.

8 13 b. Pengadaan media pembelajaran Tahap selanjutnya setelah melakukan perencanaan, dilanjut dengan pengadaan. Suparto dalam artikel Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan (2014: 99) mengatakan dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang dan jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pengadaan media pembelajaran dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dianalisis dan diproyeksikan untuk menunjang pembelajaran. Pengadaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran. Bandono, dkk dalam artikel Pengelolaan Sarana dan Prasarana di Sekolah Dasar Negeri 01 Tahudan Karanganyar (2014: 8) mengatakan bahwa kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus menyesuaikan dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi jumlah, waktu maupun tempat, harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan kriteria pengadaan media pembelajaran sebagai salah satu sarana penunjang pembelajaran. Tujuan penyesuaian dalam pengadaan media pembelajaran dapat difungsikan sesuai dengan kebutuhan untuk pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan dasar kurikulum yang berlaku.

9 14 Pengadaan media pembelajaran dapat melalui berbagai cara. Ibrahim Bafadal (2008: 32) menyatakan bahwa ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh pengelola perlengkapan sekolah untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan antaralain dengan cara membeli, hadiah atau sumbangan, tukar menukar, meminjam. Pengadaan sarana dan prasarana salah satunya media pembelajaran dapat melalui pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan hibah atau bantuan, penyewaan, pinjaman, pendaurulangan, penukaran, perbaikan atau rekondisi. Pengadaan media pembelajaran melalui pembelian maupun membuat sendiri secara berkala dan disesuaikan dengan anggaran dana yang dimiliki sekolah. c. Inventarisasi media pembelajaran Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan harus dilengkapi dengan data administrasi yang jelas. Depdiknas (2007: 41) menyatakan bahwa inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan seluruh aset sekolah, diantaranya media pembelajaran dengan tujuan agar lebih terkontrol dan lebih mudah diawasi secara terperinci. Kegiatan inventarisasi media pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai aspek agar tercipta ketepatan dalam pendataan. Megasari dalam artikel Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk Meningkatan Kualitas Pembelajaran di SMPN

10 15 5 Bukittinggi (2014: 647) mengatakan bahwa tujuan dari inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapkan terciptanya ketertiban, penghematan keuangan, mempermudah pemeliharaan dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa inventarisasi media pembelajaran di sekolah bertujuan untuk menciptakan tertib adiministrasi media, pedoman pendataan fasilitas media pembelajaran, dan memudahkan pengawasan serta pengendalian pemanfaatan media agar lebih terkontrol. Data inventaris juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses perencanaan pengadaan media pembelajaran selanjutnya. Inventarisasi media pembelajaran bermanfaat untuk mempermudah mencari informasi untuk merancang kebutuhan dan menyusun rencana pengadaan media yang belum maupun yang sudah tersedia. Data inventaris media mempermudah dalam melakukan pengecekan ketika akan memanfaatkan media dalam proses pembelajaran. Data inventarisasi juga bermanfaat sebagai informasi keadaan media, misalnya dalam keadaan (tua, rusak, kurang, lebih) sebagai dasar informasi pengelola sarana dan prasarana pendidikan. Data inventaris harus dikerjakan dengan tahap yang sistematik agar lebih mudah dalam tahap pengelolaan selanjutnya. Tanggela dalam artikel Analisis Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah Di SMP Negeri 2 Batu (2013: 32) menyatakan bahwa terdapat tiga kegiatan utama dalam proses inventarisasi, yakni pencatatan, pemberian kode, dan pelaporan. Berdasarkan hasil penelitian di atas

11 16 inventarisasi media pembelajaran diawali dengan pencatatan media yang tersedia di sekolah, dilanjut dengan pemberian kode terhadap masingmasing jenis media agar lebih mudah dalam pencarian data, dan terakhir pelaporan data administrasi media pembelajaran kepada pihak yang diberi wewenang. Inventarisasi media memerlukan peralatan, misalnya sejumlah buku dan kartu barang inventaris yang akan digunakan, misalnya buku induk media inventaris, buku golongan media inventaris, buku catatan media non inventaris dan mutasi media inventaris. d. Pemeliharaan media pembelajaran Pemeliharaan media pembelajaran ialah kegiatan perawatan media pembelajaran yang bertujuan untuk memperpanjang pendayagunaan media tersebut. Bandono dalam artikel Pengelolaan Sarana dan Prasarana di Sekolah Dasar Negeri 01 Tohudan Karanganyar (2014: 10) menyatakan bahwa pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka pemeliharaan adalah suatu kegiatan penjagaan dari proses kerusakaan media pembelajaran. Siswanto, dkk dalam artikel Pengelolaan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 3 Boyolali (2016: 14) menyatakan bahwa perawatan media berperan penting agar media tidak dimanfaatkan hanya sekali, sebab perawatan dan pemeliharaan yang baik memungkinkan penggunaan media pembelajaran secara berkelanjutan. Berdasarkan pendapat di atas, maka pemeliharaan media pembelajaran yang baik juga dapat dilakukan secara sederhana dimulai ketika pemakaian barang harus dilakukan dengan hatihati. Pemeliharaan secara terkontrol dapat dilakukan oleh petugas

12 17 pengelola media pembelajaran, sehingga ketika akan digunakan kondisinya dalam keadaan baik dan siap untuk dimanfaatkan. Media pembelajaran yang dipelihara bertujuan untuk pengoptimalan usia pakai dan menjamin ketersedian media apabila dibutuhkan ketika proses pembelajaran. Suparto dalam artikel Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan (2014: 100) menyatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan diantaranya untuk mengoptimalkan asas kemanfaatan peralatan media yang telah tersedia, untuk mengoptimalkan hasil apabila sewaktu-waktu dipergunakan dan untuk menjamin keselamatan yang menggunakan. Ibrahim Bafadal (2008: 49) menyatakan bahwa dengan pemeliharaan secara teratur semua perlengkapan pendidikan di sekolah selalu enak dipandang, mudah digunakan, dan tidak cepat rusak. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan media pembelajaran bertujuan untuk menghambat terjadinya kerusakaan media pembelajaran, memudahkan pengelola dalam mengontrol media pembelajaran sehingga dapat terhindar dari kejadian kehilangan, dan pemeliharaan yang baik terhadap media dapat menciptakan penyimpanan media yang nyaman dipandang karena tersimpan dengan rapi. Media pembelajaran dapat dilakukan pemeliharaan secara bertahap. Ibrahim Bafadal (2008: 53) menyatakan bahwa ditinjau dari sifatnya, ada empat macam pemeliharaan, yaitu (1) pemeliharaan bersifat pengecekan;

13 18 (2) pemeliharaan yang bersifat pencegahan; dan (3) pemeliharaan yang bersifat perbaikan. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa, pemeliharaan media pembelajaran dibedakan secara teknik dan waktu. Teknik pemeliharaan media pembelajaran dapat dengan pengecekan secara berkala. Penggunaan media pembelajaran sesuai aturan sehingga dapat membantu dalam pencegahan kerusakan. Perbaikan media pembelajaran untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. e. Penyimpanan media pembelajaran Penyimpanan adalah kegiatan menampung hasil pengadaan barang milik negara baik hasil (pembelian, hibah, hadiah) di tempat yang tersedia. Matin dan Nurhattati (2016: 119) menyatakan bahwa penyimpanan sarana pendidikan adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik berupa perabotan, alat tulis kantor, surat-surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru, maupun rusak yang dapat dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang ditugaskan oleh lembaga pendidikan. Penyimpanan media pembelajaran sangat penting untuk memelihara kondisi media pembelajaran agar tetap terjaga. Media pembelajaran seharusnya disimpan di tempat yang terjangkau dan aman. Kuswinarni dalam artikel Pengelolaan Sumber Belajar di SD Negeri 9 Boyolali (2013: 11) menyatakan bahwa dalam rangka kegiatan penyimpanan sarana pendidikan khususnya media pembelajaran perlu dipersiapkan tempat khusus, seperti rak-rak untuk

14 19 meletakkan barang, lemari tertutup untuk menyimpan barang atau buku yang tidak digunakan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyimpanan media pembelajaran yang baik dapat memungkinkan terpeliharanya kondisi media pembelajaran. Penyimpanan media pembelajaran yang rapi dapat memudahkan guru dan siswa ketika akan menggunakannya. f. Penghapusan media pembelajaran Media pembelajaran yang sudah tidak layak pakai dapat dihapuskan. Matin dan Nurhattati (2016: 127) menyatakan bahwa penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah merupakan proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan sarana dan prasarana pendidikan dari daftar inventaris barang, karena sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan uraian pendapat di atas maka telah menjelaskan bahwa penghapusan media pembelajaran dapat dilakukan apabila fungsi suatu media tertentu tidak dapat dimanfaatkan lagi dalam proses pembelajaran. Tujuan penghapusan media pembelajaran diantaranya mengurangi biaya perawatan media yang tidak dapat dipakai, meringankan beban kerja pengelola dan mengurangi ruangan dari penumpukan media yang tidak dipergunakan lagi. Penghapusan media pembelajaran dapat dilakukan jika keadaan media sudah rusak parah sehingga tidak dapat diperbaiki.

15 20 3. Pemanfaatan Media Pembelajaran Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab XII Pasal 45 tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan ayat (1) berbunyi: setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Penyelenggaraan pendidikan membutuhkan fasilitas yang menunjang. Fasilitas yang menunjang khususnya dalam proses pembelajaran salah satunya media pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa baik secara perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual dan kejiwaan siswa. Media pembelajaran dapat mempermudah penyampaian konsep atau materi pelajaran kepada siswa. Triyanto, dkk dalam artikel Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran (2013: 230) menyatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas, maka media pembelajaran menunjang keberhasilan proses pembelajaran sesuai indikator pembelajaran. Media pembelajaran merupakan fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan siswa serta guru.

16 21 Media pembelajaran dapat mempermudah persepsi dan pemahaman siswa. Azhar Arsyad (2015: 19) menyatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Berdasarkan pendapat di atas, maka media pembelajaran dapat memberikan kontribusi positif diantaranya merangsang dan memotivasi semangat belajar siswa, dengan demikian siswa akan lebih cepat memahami materi yang sedang diajarkan. Sudjana dan Rivai (2005: 2) menyatakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah dipahami siswa. c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar. untuk: Sanjaya (2012: 70) menyatakan bahwa media pembelajaran bermanfaat a. Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu. b. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan beberapa uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bermanfaat untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan inovatif. Media pembelajaran mempermudah dalam penyampaian materi pelajaran. Siswa lebih mudah dalam memahami materi.

17 22 Media pembelajaran dapat merangsang dan memotivasi minat belajar siswa. Media pembelajaran dapat menciptakan pembelajaran yang interaktif yang berpusat pada siswa. Media pembelajaran memfasilitasi gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Media pembelajaran memudahkan penyampaian materi kepada siswa. Siswa akan terbantu dalam memahami materi yang kompleks. Media pembelajaran memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Siswa tidak hanya menghafal materi, sekaligus juga paham yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran. Jatmika dalam artikel Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar (2005: 91) menyatakan bahwa dalam penggunaan media pembelajaran guru dituntut untuk selalu kreatif memanfaatkan atau menciptakan media tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut, maka guru seharusnya terdorong untuk mengoptimalkan kreativitas pemanfaatan media agar dapat menunjang proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan komponen pembelajaran. Tanpa media pembelajaran, maka proses pembelajaran akan berjalan kurang efektif. Hasnida (2015: 48) menyatakan bahwa media pembelajaran mengandung nilai-nilai sebagai berikut: a. Mengkonkretkan konsep yang abstrak. b. Menghadirkan objek berbahaya atau sukar didapat di lingkungan belajar. c. Menampilkan objek yang terlalu besar maupun kecil. d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. e. Memungkinkan keseragaman persepsi belajar pada masing-masing anak. f. Membangkitkan motivasi belajar anak.

18 23 Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mengandung nilai-nilai yang sangat membantu guru memudahkan proses pembelajaran. Siswa lebih mudah dalam memahami materi yang abstrak dan merangsang motivasi belajar siswa. kehadiran media pembelajaran juga memberikan kontribusi dalam menyamakan persepsi materi pelajaran dalam proses pembelajaran. a. Cara pemilihan media pembelajaran yang tepat Pemilihan media pembelajaran menyesuaikan berbagai faktor agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Azhar Arsyad (2015: 74) menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor pertimbangan dalam memilih media diantaranya: 1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep. 3) Guru terampil dalam menggunakannya. 4) Pengelompokan sasaran sesuai dengan jumlah siswa. Asep. H. H, dkk (2008: 40) menyatakan bahwa dalam menggunakan media pembelajaran dianjurkan untuk memperhatikan beberapa faktor seperti rencana pembelajaran, sasaran belajar, tingkat keterbacaan media, situasi dan kondisi, dan objektivitas. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru perlu mempertimbangkan pemilihan media yang tepat untuk proses pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan penyesuaian media dengan tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, ketersediaan peralatan media yang dibutuhkan, sesuai dengan taraf berpikir siswa,

19 24 dan kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pembelajaran. Jadi, guru harus mengkorelasikan tujuan pembelajaran dengan kondisi siswa serta ketersediaan media di sekolah. Media pembelajaran tidak harus dimanfaatkan dalam setiap proses pembelajaran. Sudjana dan Rivai (2005: 6) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran dapat digunakan apabila situasi sebagai berikut: 1) Perhatian siswa terhadap pelajaran sudah berkurang akibat kebosanan mendengarkan uraian guru. 2) Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa. 3) Terbatasnya sumber pengajaran. 4) Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui penuturan verbal akibat terlalu lelah disebabkan mengajar terlalu lama. Berdasarkan penjelasan di atas, maka media pembelajaran wajib digunakan ketika guru kesulitan dalam mengajar secara verbal. Media pembelajaran dapat digunakan ketika siswa merasa jenuh karena terlalu sering menerima penjelasan secara verbal, dan pemahaman siswa yang masih bersifat konkret. Media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap kualitas belajar siswa. b. Langkah-langkah penggunaan media dalam pembelajaran Guru harus merencanakan proses pembelajaran, jika akan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat dimanfaatkan apabila memiliki relevansi dengan tujuan pembelajaran.

20 25 Anitah.S. (2009: 93) menyatakan bahwa terdapat langkah-langkah penting dalam penggunaan media pembelajaran sebagai berikut: 1) Persiapan sebelum menggunakan media. Persiapan dalam penggunaan media misalnya mempelajari petunjuk penggunaan media, menyiapkan peralatan media sebelum digunakan agar tidak mengganggu pembelajaran yang bersifat teknis dan perhatikan pengaturan ruang maupun pembelajar sehingga memungkinkan semua pebelajar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2) Pelaksanaan penggunaan media. Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan media, guru harus berusaha memfasilitasi pembelajar agar dapat mengakses media yang sedang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berlangsung. 3) Evaluasi. Kegiatan evaluasi misalnya, guru menyediakan tes yang harus dikerjakan oleh pembelajar sebagai umpan balik. 4) Tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut misalnya guru dapat meminta pembelajar untuk memperdalam materi dengan berbagai cara seperti diskusi tentang hasil tes, mempelajari referensi yang dilanjut untuk membuat rangkuman, observasi dan lain-lain. Smaldino, dkk (2012: ) menyatakan bahwa terdapat tahapan dalam menggunakan teknologi, media dan materi. Adapun intisari dari penjelasannya sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi media sesuai dengan siswa dan tujuan belajar. 2) Menyiapkan media yang mendukung pembelajaran. Diantaranya menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, menentukan urutan penggunaan media yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan, dan lain-lain. 3) Menyiapkan lingkungan dimana tempat untuk penggunaan teknologi, media dan materi yang akan dijelaskan agar menciptakan keefektifan dalam proses belajar mengajar. Misalnya ruangan yang tepat, sumber tenaga listrik yang baik jika media tersebut memerlukan listrik, menyesuaikan lingkungan dimana agar siswa dapat mendengar dan melihat dengan baik. 4) Menyiapkan pembelajar. Misalnya menjelaskan konten mata pelajaran yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran, memberikan pernyataan memotivasi semangat belajar siswa. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan kesiapan siswa untuk belajar. 5) Menyediakan pengalaman belajar melalui pemanfaatan media yang konkret.

21 26 Berdasarkan beberapa pendapat di atas telah dijelaskan bahwa dalam penggunaan media, guru perlu memperhatikan langkah tertentu agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas tentang langkah-langkah penggunaan media pembelajaran bahwa seorang guru yang akan menggunakan media pembelajaran perlu melakukan pemilihan terhadap media dan persiapan terhadap media. Pertama, pengecekan kelayakan kondisi media dan cara penggunaan media. Kedua, merancang pembelajaran yang memiliki korelasi dengan media yang akan digunakan. Ketiga, proses pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran yang diakhiri dengan evaluasi. B. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan media pembelajaran di Sekolah Dasar, diantaranya penelitian oleh : 1. Siswanto, dkk. (2016). Pengelolaan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 3 Boyolali. Surakarta: UMS Hasil penellitian di SD N 3 Boyolali menyatakan proses pengelolaan media pembelajaran di sekolah memiliki tiga hasil diantaranya melakukan perencanaan media pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran serta pemeliharaan media pembelajaran yang sudah cukup baik. Ketiga komponen tersebut sangat berpengaruh satu sama lain terhadap kesuksesan pembelajaran di sekolah. Pengelolaan media pembelajaran yang maksimal dapat mempermudah guru dalam proses pembelajaran, selain itu juga dapat mambantu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

22 27 2. Kuswinarni, dkk. (2013). Pengelolaan Sumber Belajar di SD Negeri 9 Boyolali. Surakarta: UMS Penelitian di SDN 9 Boyolali dengan judul pengelolaan sumber belajar dengan tiga komponen pokok yang dihasilkan bahwa terdapat perencanaan sumber belajar yang baik, pemanfaatan sumber belajar yang maksimal dan pemeliharaan sumber belajar yang baik sebagai percontohan bagi sekolah lainnya. Sumber belajar yang dikelola dengan baik, dapat memudahkan dalam pemanfaatan dan memungkinkan pemakaian sumber belajar dalam waktu yang lama, sebab terdapat sistem pemeliharaan yang tepat. Penelitian di atas dikatakan relevan karena fokus dalam penelitian ini sama-sama membahas terkait dengan pengelolaan sumber belajar khususnya media pembelajaran. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang relevan sebelumnya adalah bahwa penelitian sebelumnya membahas percontohan pengelolaan sumber belajar yang baik, sedangkan penelitian ini akan mencari tahu terkait tentang alasan pengeloaan dan pemanfaatan media pembelajaran yang terlihat belum maksimal. C. Kerangka Berpikir Media pembelajaran berfungsi memudahkan komunikasi penyampaian materi pembelajaran agar lebih efektif. Media pembelajaran yang telah tersedia diberbagai sekolah masih cukup banyak yang kurang dimanfaatkan secara maksimal. Berdasarkan pengamatan peneliti, salah satunya di SD Muhammadiyah Pasir Kidul telah memiliki fasilitas media pembelajaran yang cukup bervariasi, namun akibat sistem pengelolaan yang terlihat kurang baik maka media pembelajaran kurang diberdayagunakan. Pihak sekolah dalam mendayagunakan dimulai melalui pengelolaan yang baik sesuai tata aturan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. Apabila media pembelajaran telah dikelola dengan baik,

23 28 maka media pembelajaran akan lebih mudah ketika akan dimanfaatkan. Media pembelajaran bermanfaat untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Peneliti telah melakukan observasi di SD Muhammadiyah Pasir Kidul yang memiliki media pembelajaran yang bervariasi. Peneliti akan mencari tahu peranan sekolah dalam melaksanakan pengelolaan media pembelajaran agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam proses belajar mengajar. Selain itu, guru juga harus meningkatkan kreativitas dalam menggunakan media disamping mengelola media pembelajaran agar dapat digunakan secara optimal. Maka penting dilakukan penelitian ini untuk mencari tahu sistem pengelolaan media pembelajaran yang tepat sehingga dapat berdampak pada pemanfaatan media pembelajaran secara optimal dalam proses pembelajaran. Adapun bagan alur dari kerangka berpikir pada penelitian ini tergambar dalam gambar 2.1 berikut: Media Pembelajaran Pengelolaan Media Pembelajaran Pemanfaatan Media Pembelajaran 1. Perencanaan 2. Pengadaan 3. Inventarisasi 4. Pemeliharaan 5. Penyimpanan 6. Penghapusan Cara Pemilihan Media Pembelajaran Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran Gambar 2.1 Kerangka Pikir

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin ABSTRAK Media dalam pengertian umum merupakan sarana komunikasi. Sedangkan dalam pendidikan media dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran seni di sekolah, merupakan suatu proses belajar mengajar yang membuat siswa mampu menginterpretasikan pengalamannya, serta mengembangkan kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat menjadikan siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu 93 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu adanya analisis hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dihasilkan tersebut dapat dilakukan interprestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Aktivitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua makhluk hidup. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah keaktifan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep, dan operasi serta prinsip. Semua objek tersebut harus dipahami secara benar oleh siswa, karena

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA

PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA MEDIA PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA MARET, 2004 PENGERTIAN MEDIA MEDIA ADALAH PERANTARA ATAU PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terbukti dengan adanya pembangunan pada sektor pendidikan seperti munculnya sekolah-sekolah

Lebih terperinci

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN MEDIA 2 DIMENSI Disusun oleh: SAIFUL AMIEN sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar 1. Media Grafis 2. Media bentuk papan 3. Media

Lebih terperinci

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN MEDIA PEMBELAJARAN APA ITU MEDIA? APA ITU MEDIA PEMBELAJARAN? ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU 2. 3. GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Menurut Slavin (dalam Trianto, 2010: 57), model pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.1.1 Pengertian IPS Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok, salah satunya yaitu mata pelajaran IPS. Sapriya,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR

PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR Enita Istriwati Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Pos-el: info@balaibahasajateng.web.id Pos-el penulis:nicole_helan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB. II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas adalah semua kegiatan seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan baik secara kelompok maupun perorangan atau individu. Menurut

Lebih terperinci

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah JPK 3 (2) (2017): 244-252 Jurnal Profesi Keguruan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah Isnarto 1), Abdurrahman 2), Sugianto

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn Mukhamad Murdiono, M. Pd. Jurusan PKn dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Yang saya dengar, saya lupa Yang saya lihat, saya ingat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Partisipasi Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah ketrelibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah suasana pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Selama ini guru hanya mengacu pada bagaimana materi

Lebih terperinci

MAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M.

MAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M. MAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M. Pd Disusun Oleh: Madinatul Munawaroh (14144600187) Puput Wulandari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga pengisi

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga pengisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur yang memiliki peranan dalam membentuk dan mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Pendidikan diharapkan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. Proses pembelajaran sangat terkait dengan berbagai komponen yang

Lebih terperinci

02. Konsep Dasar Media

02. Konsep Dasar Media 02. Konsep Dasar Media Standar Kompetensi Memahami dan membuat salah satu media pembelajaran biologi untuk sekolah menengah Kompentesi dasar menjelaskan tentang konsep dasar media, pembelajaran, sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak hanya berbicara

Lebih terperinci

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Mengapa media pembelajaran diperlukan? PEMBELAJARAN BELAJAR MEMBELAJARKAN Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat. jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat. jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah yang bisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan. 1. Pengertian Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan. 1. Pengertian Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Manajeman Sarana dan Prasarana Pendidikan Manajeman itu merupakan suatu proses yang terdiri atas kegiatankegiatan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan baik dalam ekonomi, sosial,

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

BAB VI MEDIA PENGAJARAN

BAB VI MEDIA PENGAJARAN BAB VI MEDIA PENGAJARAN 6.1. Pendahuluan Konsep teknologi pengajaran dapat dicari jejaknya sejak zaman Yunani Purba. Sekalipun batasan, konsep, model dan teorinya sudah tidak cocok dengan pengajaran masa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG Kegiatan Belajar 5 : Media Pembelajaran Penulis: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si Penelaah: Prof. Dr. rer. nat. Sadjidan, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang 11 TINJAUAN PUSTAKA A. Media maket Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran 3. bantu saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran 3. bantu saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran 3. Menurut Heinich, dkk dalam

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Hasruddin Abstrak Perkembangan biologi sebagai sains murni dan aplikasinya dalam teknologi yang semakin pesat mendorong upaya-upaya inovasi pemanfaatan hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan yang selalu berkembang

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR Anik Indramawan, Suhartono, Noor Hafidhoh Dosen Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk Abstrak Salah satu faktor keberhasilan dalam

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Disampaikan pada : Pelatihan Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah se Wilayah Gugus Tugas SDN Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Malang Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang kompleks terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saja. Proses belajar di sekolah misalnya, interaksi yang terjadi selama proses

I. PENDAHULUAN. saja. Proses belajar di sekolah misalnya, interaksi yang terjadi selama proses I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Faktor-faktor internal ini meliputi fisiologis dan psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Faktor-faktor internal ini meliputi fisiologis dan psikologis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran [Artikel: Media Pembelajaran STKIP Nurul Huda 2018] Thoha Firdaus (Kandidat Doktor UPI) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Teknologi & Media Pembelajaran

Teknologi & Media Pembelajaran Teknologi & Media Pembelajaran Oleh: Khairul Umam dkk 1.1 Pengertian Secara etimologi, kata "media" merupakan bentuk jamak dari "medium", yang berasal dan Bahasa Latin "medius" yang berarti tengah. Sedangkan

Lebih terperinci

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH Disusun sebagai UJIAN UAS Mata Kuliah : Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengajar sering dikaitkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, materi tembang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, materi tembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, materi tembang macapat merupakan salah satu materi yang terdapat dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman/

Lebih terperinci

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. 7 II.KAJIAN PUSTAKA A. Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki karakteristik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR 162 PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR M. Ridwan*, Indrati Kusumaningrum**, Risma Apdeni*** Email: mhdridwan33@yahoo.com ABSTRACT Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif dengan harapan tujuan

BAB V PEMBAHASAN. guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif dengan harapan tujuan BAB V PEMBAHASAN Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pembelajaran secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Johannes Jefria Gultom Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN ( 5 JP

MEDIA PEMBELAJARAN ( 5 JP Selamat datang dalam MEDIA PEMBELAJARAN ( 5 JP ) BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP Tujuan Setelah Kegiatan Bimtek Peserta dapat : 1. Menjelaskan konsep media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Hampir semua orang akan dikenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian pada SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 1 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VIII B Di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato Nindi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBACAAN CERPEN BERMUATAN BUDAYA NASIONAL INDONESIA UNTUK KOMPETENSI MENELAAH KARYA SASTRA BAGI PEMELAJAR BIPA

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBACAAN CERPEN BERMUATAN BUDAYA NASIONAL INDONESIA UNTUK KOMPETENSI MENELAAH KARYA SASTRA BAGI PEMELAJAR BIPA PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBACAAN CERPEN BERMUATAN BUDAYA NASIONAL INDONESIA UNTUK KOMPETENSI MENELAAH KARYA SASTRA BAGI PEMELAJAR BIPA Lerry Alfayanti 1, Sarwiji Suwandi 2, Retno Winarni 3

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh pengalaman. Sebagaimana dikemukakan oleh Triyanto (2009:7) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Bahasa Inggris merupakan bahasa kedua di Indonesia setelah Bahasa Indonesia. Bahasa Inggris dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang

Lebih terperinci