PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Jembatan Suramadu merupakan jembatan nasional terpanjang di Indonesia. Panjang jembatan mencapai 5,41 kilometer. Jembatan yang menghubungkan Pulau Madura dan Pulau Jawa ini menjadi ikon Jawa Timur dan menjadi harapan rakyat Madura. Tujuan dibangunnya jembatan ini secara tidak langsung untuk pemerataan dan meningkatkan pembangunan di Madura mengingat perekonomian Madura yang cukup tertinggal dan lambat perkembangannya. Dengan kemudahan transportasi berupa adanya jembatan penghubung dua pulau ini diharapkan ekonomi Madura mampu tumbuh dan mampu bersaing dengan daerah lain yang berada di Jawa Timur. Jembatan yang diresmikan pada tahun 2009 berada di bawah lembaga khusus yakni BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura) dalam pengelolaan dan pengembangannya. Bekerja sama dengan empat Pemkab yang berada di Madura dan Pemkot Surabaya untuk sisi Surabaya. Adapun wilayah akses Jembatan Suramadu sisi Madura yakni 600 Ha yang disebut dengan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sisi Madura (KKJS sisi Madura). Hingga tahun 2015, kawasan kaki jembatan khususnya di sisi Surabaya telah berbenah dan tertata rapi. Bagian pinggir pantai sisi Surabaya dimanfaatkan sebagai area perdagangan lokal dan beberapa area ruang publik yang dilengkapi jogging track serta median jalan yang hijau dan terawat. Berbeda kondisi di sisi Madura dimana perkembangan lebih lambat. Ruang publik disediakan di sisi kanan dan kiri jembatan yang berlokasi di pinggir pantai. Namun kondisinya tidak terawat dan rumput dibiarkan meninggi. Pada kanan dan kiri akses jalan di KKJS sisi Madura merupakan area perdagangan lokal yang berkembang sejak diresmikannya Jembatan Suramadu. Kios atau warung warung tersebut menjual aneka makanan khas Madura beserta souvenir sebagai buah tangan pengunjung. Di jalur Surabaya-Madura pada KKJSM terdapat rest area yang 1

2 dibangun untuk memfasilitasi pengunjung beristirahat. Sayangnya, kondisi rest area dan perdagangan lokal kurang tertata dengan baik. Kurang nya penataan ruang menjadi salah satu latar belakang penyusunan tugas akhir ini. Konsep ruang kreatif dipilih sebagai konsep umum rencana karena mampu menciptakan kegiatan positif dan aktif serta berkelanjutan. Melalui indicator atau indeks kreatif, konsep ini memicu dan merangsang peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui desain ruang sehingga lebih kritis dan lebih inovatif. Hal ini tentunya mampu menarik pengunjung ke Pulau Madura sehingga dapat meningkatkan kegiatan maupun perekonomian wilayah dan tentunya lambat laun mampu mereduksi ketimpangan sosial ekonomi Madura melalui perencanaan ruang yang bersifat kreatif, kearifan budaya dan identitas lokal. 1.2 Permasalahan Permasalahan yang menjadi sorotan tugas akhir terkait Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS) di sisi Madura adalah kualitas visual kawasan melalui analisis elemen visual koridor dan ruang ruang terbengkalai yang berada dalam kawasan. Gambar 1.1 Potret Visual Kawasan Perencanaan. Sumber : Survei Penulis 2015 Berdasarkan permasalahan diatas, timbul pertanyaan umum perencanaan yakni bagaimana perencanaan ruang di Kaki Jembatan Suramadu tersebut dalam 2

3 mendukung rencana induk KKJS sebagai kawasan pariwisata dengan menggunakan konsep ruang kreatif dalam pemanfaatan dan pengembangannya sehingga mampu meningkatkan kualitas visual kawasan dan menjadi ruang yang aktif. Berikut ini merupakan pertanyaan khusus terkait permasalahan tersebut : 1. Bagaimana kondisi empiris lost space dan elemen pembentuk ruang terhadap kawasan? 2. Bagaimana mendesain lost space dan elemen ruang kawasan dalam meningkatkan kualitas visual kawasan? 1.3 Tujuan Perencanaan Tujuan perencanaan ini yakni merencanakan dan menata ruang fisik di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS) sisi Madura sebagai penunjang pengembangan Madura sehingga dapat memicu terciptanya kegiatan baru, menjadi ikon dan landmark Madura, serta terciptanya kualitas visual kawasan yang baik. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari perencanaan ruang kreatif yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Lokasi Adapun lokasi yang akan direncanakan yakni di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sisi Madura (KKJSM). Berada di kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan. Jarak dari lokasi menuju pusat kota atau pusat kegiatan Kabupaten yakni kurang lebih 18 kilometer. 3

4 Gambar 1.2 : Lokasi Kawasan Rencana Sumber : BPWS (2015) dengan Modifikasi (2015) Adapun KKJSM yang telah ditetapkan yakni seluas 600 Ha, sementara kawasan yang menjadi lokasi untuk perencanaan pada penulisan ini adalah 300 Ha. Hal ini ditetapkan dengan batas fisik kawasan yakni jembatan layang di sisi utara dan batas laut Selat Madura di sisi selatan. Selain itu, kawasan dijadikan fokus perencanaan karena merupakan pusat perkembangan bagi kawasan di sekitarnya Fokus Perencanaan ini terfokus pada perencanaan ruang dengan konsep umum ruang kreatif yang diterapkan di KKJS sebagai penunjang kegiatan pariwisata Kawasan Kaki Jembatan Suramadu dan peningkatan visual kawasan yang lebih baik Periode Waktu Periode waktu untuk tugas akhir perencanaan ini adalah Desember 2014 hingga Desember

5 1.5 Perencanaan dan Penelitian Terkait Tabel 1.1 Perencanaan Ruang Kreatif yang Pernah Dilakukan Sebelumnya Nama Tahun Judul Lokasi Fokus Adi Luwi 2010 Alun-alun Kabupaten Meneliti pemanfaatan Wahyu Wonosobo sebagai Wonosobo, alun-alun Wonosobo Ruang Kreatif Jawa sebagai ruang kreatif Tengah bagi masyarakat di sekitarnya. Miranti 2009 Komparasi London - Komparasi penerapan Manisyah Pengembangan Bandung konsep kota kreatif di Konsep Kota London dan Bandung Kreatif di London dan Bandung Made Bhela 2013 Lapangan Puputan Denpasar, Meneliti verifikasi Shanji Buana Badung sebagai Bali ruang kreatif publik Ruang Kreatif pada lapangan Publik bagi Puputan Badung Pengembangan sebagai ruang kreatif Kota Kreatif publik dan Denpasar menjabarkan faktor faktor utama dalam ruang kreatif publik. Mikhta Farid 2012 Pemanfaatan Ruang Tanjung Karakter dan potensi Alkadri Kolong Jembatan Barat ruang yang ada di Layang Sebagai kolong jembatan Ruang Publik. layang dalam konteks Bersambung 5

6 Lanjutan tabel 1.1 ruang publik serta mengkaji penggunaan ruang publik dibawah kolong jembatan berdasarkan beberapa studi kasus. Sumber : Penulis Adi Luwi Wahyu Alun Alun Wonosobo sebagai Ruang Kreatif. Penelitian ini berfokus pada penggunaan dan pemanfaatan alun alun Wonosobo, Jawa Tengah sebagai ruang kreatif bagi masyarakat di sekitarnya. 2. Miranti Manisyah Komparasi Pengembangan Konsep Kota Kreatif di London dan Bandung. Penelitian berisi komparasi dan pembahasan mengenai penerapan dan pengembangan konsep kota kreatif di London dan Bandung. 3. Made Bhela Shanji Buana Lapangan Puputan Badung sebagai Ruang Kreatif Publik bagi Pengembangan Kota Kreatif. Penelitian mengenai verifikasi ruang kreatif publik pada lapangan Puputan Badung sebagai ruang kreatif publik. Penelitian ini juga menjabarkan faktor faktor apa saja dalam pembentukan dan peruntukan ruang kreatif publik. 4. Miktha Farid Alkadri Pemanfaatan Ruang Kolong Jembatan Layang sebagai Ruang Publik. Studi kasus ruang kolong jembatan Tanjung Barat. Penelitian ini mengenai karakter ruang publik dan potensi kolong jembatan sebagai ruang publik. Penelitian ini juga mengkaji pemanfaatan ruang publik kolong jembatan di beberapa negara. 6