Rina S.E. Sitindaon Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan *

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBL) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA PENGAJARAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN THE EFFECTIVITY OF PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) WITH COOPERATIVE LEARNING MODEL TO INCREASE STUDENT S ACHIEVEMENT ON THE TEACHING SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT Rina S.E. Sitindaon Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan * rinasitindaon@gmail.com ABSTRACT The effectivity of problem-based learning model (PBL) with cooperative learning model to increase student s achievement on the teaching solubility and solubility product is explained in this paper. The purposes of this research to knowing the effectivity PBL model with cooperative learning to increse student s achievement in topic. The research is carried out on senior high school students in Medan by PBL with cooperative leaning model as experiment class and compared the results with those control class that is thougt by conventonal teaching. The experiment class can increase the student s achievement. The result showed of compared that student s achievement by using experimental class ((M= ) is higher than student s achievementby using conventional method (M = ), and both of class are significantly differnt (t count 9.87 > t tablel 1.70). It can be concluded that by using PBL with cooperative learning model more effective to increase student s achievement compared conventional method in teaching solubility and solubility product. and that is shown from different of value of experimental class with control class, and than t count more than t table. Keywords : PBL, cooperative learning, solubility, and solubility product. ABSTRAK Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMA pada pengajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan dijelaskan dalam tulisan ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keefektifan PBL dan model pembelajaran kooperatif untuk meeningkatkan prestasi siswa dalam materi. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA di Medan melalui perbandingan pengajaran siswa menggunakan PBL dan pembelajaran kooperatif untuk kelas eksperimen dengan pengajaran melalui metode konvensional untuk kontrol kelas. PBL dengan model pembelajaran kooperatif ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan. Dapat diketahui melalui hasil penelitian menunjukan perbandingan prestasi siswa kelas eksperimen (M= 87,8 39,7333) lebih tinggi dari prestasi siswa dengan menggunakan metode konvensional (M = 65, ,46667), dan kedua kelas berbeda secara signifikan (t hitung 9,87 > t tabel 1,7). Hal ini dapat di simpulkan bahwa pengajaran melalui strategi pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran kooperatif lebih effektif meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode konvensional dalam pengajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan. Dan dapat ditunjukkan melalui perbedaan nilai rata-rata nilai kelas eksperimen dengan kelas kontrol, juga besarnya nilai t hitung dibandingkan t tabel. Katakunci : PBL, pembelajaran kooperatif, kelarutan, dan hasil kali kelarutan. 595

2 1.PENDAHULUAN Mata pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang sulit untuk siswa. Banyak siswa yang membenci mata pelajaran ini. Mengerti tentang pelajaran kimia merupakan tantangan untuk beberapa siswa di sekolah. Ditambah lagi guru yang memberikan pengajaran kurang mememberikan perhatian bagi siswa yang memiliki kesulitan untuk mengerti. Guru memberikan perhatian yang rendah dalam proses belajar mengajar. Sebagian guru hanya menggunakan metode kontekstual, metode yang monoton dan metode yang membosankan. Akibatnya banyak siswa yang malas belajar dan merasa bosan mengikuti pelajaran kimia. Sehingga nilai yang diharapkan jauh dari perkiraan guru dan orang tua. Belajar kimia seharusnya dijadikan lebih menarik dan memiliki daya tarik yang besar untuk siswa. Karena semua pelajaran kimia sangat penting untuk dipelajari dan diketahui oleh siswa. Materi ilmiah tidak akan menjadikan kemampuan siswa berkembang dan berpikir kritis dan sistematik jika metode yang digunakan tidak sesuai.[1] Berdasarkan kebutuhan metode untuk mengajar tergantung pada materi yang dibawakan oleh guru. Banyak keuntungan yang diperoleh jika metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan mata pelajaran yang akan dibawakan. Keuntungannya, yang pertama yaitu bahwa siwa yang mengikuti pelajaran lebih bersemangat. Yang kedua yaitu bahwa siswa mengerti pelajaran lebih baik mengenai topik yang diajarkan. Yang ketiga yaitu rasa penasaran siswa meningkatkan rasa ingin tahu mengenai topik yang di pelajari. Pelajaran kimia yang dipelajari menjadi tantangan siswa untuk mengatasi persoalan yang susah dalam topik pelajaran. Salah satunya adalah topik kelarutan dan hasil kali kelarutan. Masalah yang ditemuan diantaranya menentukan ph larutan, jumlah massa zat yang terlarut, harga Ksp. Dalam prakteknya, banyak siswa yang kesulitan untuk mengerti dengan topik ini. Topik yang terdapat pada kelas sebelas MIPA semester dua ini harus diajarkan metode yang sesuai. Yaitu alternatif untuk mengubah kebiasaan lama dengan menggatinya dengan kebiasaan baru. Sebaik mungkin membuat siswa mengerti lebih tentang topik yang diajarkan yaitu melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran kooperatif. Oleh dilakukan penelitian untuk mengetahui keefektifan PBL dengan pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan. Dengan rumusan masalah bagaimana keefektifan PBl dengan pembelajaran kooperatif learning untuk meningkatkan 596

3 1.1 Metode Konvensional Metode konvensional adalah model pembelajaran yang paling tua yang mempergunakan kebanyakan alat pedagogik dasar yang diberikan oleh filsafat atau idealisme. Guru lebih aktif daripada siswa, akan tetapi guru menggunakan tanya jawab untuk menjaga mereka agar memberikan perhatian di kelas. Meskipun pengalaman dan penelitian pendidikan menunjukkan bahwa guru kurang efektif daripada metode kegiatan di tingkat sekolah, banyak guru menemukan diri mereka menghabiskan setidaknya 30 sampai 50 persen dari pengajaran mereka di pengajaran.[2] 1.2 Model Pembelajaran Berbasis Masalah Metode pembelajaran berbasis masalah dapat ditafsirkan sebagai metode pendekatan secara ilmiah[3]. Dalam prmasalahannya dalam model pembelajaran ini siswa diharapkan tdak hanya mendengar, menulis, dan mengingat pelajaran saja akan tetapi siswa diharapkan berpikir kreatif secara ilmiah. Berpikir dengan cara ini adalah menyelesaikan permasalahan dengan proses berpikir secara sitematik dan empirik[1]. Yang artinya secara sistematik yaitu merpikir secara bertahap-tahap, dan berpikir secara empirik yaitu berpikir menyelesaikan masalah berdasarkan data dan fakta. Kelebihan dari pembelajaran berbasis masalah yaitu : (1) memperkenalkan siswa dengan bentuk pembelajaran yang lebih alami; (2) menghadapi banyak sumber yang berbeda untuk mendorong siswa untuk berpikir kritis; (3) mempromosikan peningkatan hubungan guru dan siswa.[4] 1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif membawa kelebihan tterhadap siswa dan kelompok siswa, yaiyu kelompok siswa yang bekerja sama untuk melengkapi materi dan tugas. Kelompok siswa berbagi dengan siswa dalam kelompok lainnya. Proses pengajaran tambahan ini, siswa akan meningkatkan kemampuan akademiknya untuk meningkatkan topik pembelajaran lebih dalam. Belajar dengan kelompok juga akan mempengaruhi pembelajaran psikologi kognitif secara keseluruhan. Yang artinya pembelajaran ini menekankan pada jalannya proses berpikir.[5] Model pembelajaran berbasis masalah dikominasikan dengan model pembelajaran kooperatif diharapkan dapat efektif dalam pengajaran materi pokok kimia misalnya kelarutan dan hasik kali kelarutan. 597

4 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan diskusi dan dukungan dari kelompok belajar lainnya. Penilaian terhadap kinerja diskusi kelompok berbasis masalah adalah untuk mendasari siswa berpartisipasi dalam belajar kelompok[6]. Selain itu membuat siswa mampu bekerja sama dengan teman-temanya dari kelompok lain. Mereka bekerja sama dengan rekan-rekan selama waktu berdiskusi dan mengkomunikasikan pemecahan masalah mereka pada masing-masing kelompok mereka.[7] Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan cara "pretest-postest". Pretest dilakukan sebelum menggunakan metode. Dan postest dilakukan setelah menggunakan metode [8]. Hasil dari penelitian ini adalah terciptanya siswa yang bersosialisasi dan berpikir kritis. Sebelum mulai menggunakan metode, siswa di kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. setelah itu setiap diskusi kelompok tentang beberapa kasus. Setelah itu masingmasing kasus yang dibahas oleh kelompok akan dibahas. Masalah-masalah yang telah diberikan dibahas kelompok satu dengan kelompok lainnya. Setelah itu Pretest dan postest diberikan secara pribadi. Penelitian ini dilakukan di SMAN 11 siswa XI IPA. Kegiatan penelitian dilakukan secara bertahap sebagai berikut : populasi Sampel Kelas kontrol Kelas eksperimen Pre Test Pre Test Metode konvensional PBL dan metode pembelajaran kooperatif Post-test Data Analysis Conclusion Gambar 1. Kegiatan penelitian 598

5 Populasi yang berada di kelas XI-4 sebanyak 33 orang dan di kelas XI-6 sebanyak 34 orang. Kelas yang akan ditunjuk sebagai kelas eksperimen (menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah dan metode pembelajaran kooperatif) adalah kelas XI IPA 4. Dan sebagai kelas kontrol adalah XI IPA 6. Setiap kelas sampel adalah 15 orang. Dan kelas kontrol, akan diajarkan dengan metode konvensional. Dalam metode ini, guru hanya menjelaskan tanpa memahami keadaan pembelajaran di dalam kelas. Akibatnya, sebagian besar siswa mungkin tidak tahu tentang materi pelajaran yang disajikan. Berikut adalah bagan kegiatan penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 11 Medan dengan mengambil 2 kelas XI IPA. kelas XI IPA 4 adalah kelas eksperimen dan XI IPA 6 adalah kelas kontrol. Kelas eksperimen dilakukan dengan metode pembelajaran dasar masalah dan pembelajaran kooperatif. Kelas kontrol dilakukan dengan metode konvensional. Setiap kelas melakukan pretest dan postest untuk mengetahui efektivitas kelas eksperimen. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai tabel di bawah ini. Tabel 1. Hasil penelitan kelas Pretest (Mean) Postest (Mean) Eksperimen 39,73±8,37 87,80±5,18 kontrol 35,46±10,22 65,26±6,25 Dari hasil keseluruhan yang diperoleh ringkasan pada tabel di atas adalah bahwa prestasi belajar hasil standart postest. Siswa yang diberi metode konvensional memiliki M = 65,26 ± 6,25 sebagai metode eksperimen memiliki M = 87,80 ± 5,18 di mana kedua kelas ini memiliki prestasi belajar rata-rata. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan untuk kedua kelompok perlakuan ttest 9,87> ttabe1,70. Dari keadadan signifikan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran menggunakan metode pembelajaran eksperimen dalam kelarutan dan kelarutan produk dapat meningkatkan prestasi siswa di sekolah. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan untuk menilai tmeningkatnya prestasi beajar siswa dalam pembelajaran yaitu: aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 599

6 4. KESIMPULAN Tingkat prestasi siswa meningkatkan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah telah diuji cobakan. Sebagai alternatif yang efektif, apabila siswa untuk mengembangkan keterampilan termasuk kerja tim, komunikasi, berpikir critikal, pemecahan masalah dan belajar mandiri. Pembelajaran dasar masalah dengan pembelajaran kooperatif efektif untuk meningkatkan prestasi siswa dalam kelarutan mengajar dan produk kelarutan. Karena dengan metode yang lebih siswa memahami topik dan model pembelajaran dasar masalah dengan model pembelajaran kooperatif banyak perbaikan yang dapat indikator yang lebih baik dari pelaksanaan kelas belajar. 5. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D sebagai dosen mata kuliah pendidikan seminar yang memberikan dukungan untuk melakukan penelitian ini. Terimakasih kepada dekan fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, universitas negeri medan. Terimakasih kepada kepala sekolah dan guru kimia SMA negeri 11 Medan yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama melakukan penelitian. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standart Pross Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana; [2] Ibrahim, M. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press; [3] Suyanti, Retno Dwi. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu; [4] Jacob, Evelyn. Cooperative Learning in Contextual. New York: Albony Press; [5] Istarani. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media persada; [6] Ross, Leigh Ann., Crabtree, Brian L.., Theilman, Gary D.., Ross, Brendan S. Implementation and Refinement of a Problem-based Learning Model: A Ten-Year Experience. American Journal of Pharmaceutical Education. 2007; 71 (1): 17 [7] Strohfeldt, Katja., Grant, Daniel T. A Model for Self-Directed Problem-Based Learning for Renal Therapeutics. American Journal of Pharmaceutical Education. 2010; 74 (9) : 1-8 [8] Silitonga, Pasar Maulim. Metode penelitian pendidikan. Medan: Unimed;