e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017
|
|
- Leony Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hubungan Status Gizi dengan Erupsi Gigi Molar Pertama Tetap pada Murid Kelas 1 SDN Cisitu 02 Kebupaten Garut Anie Kristiani 1, Rena Setiana Primawati 2, Esti Siti Fatimah 3 1,2) Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya 3) Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya ABSTRAK Masa anak-anak merupakan periode dari pertumbuhan dan proses pertumbuhan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan erupsi gigi molar pertama tetap pada murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu dengan melakukan pemeriksaan status gizi dan pemeriksaan intra oral erupsi gigi molar pertama tetap pada satu waktu tertentu.subyek penelitian adalah murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut yang berjumlah 24 orang berumur antara 6-9 tahun sedangkan sampel penelitian adalah total sampling. Alat ukur yang digunakan berupa formulir status gizi dan formulir erupsi gigi molar pertama tetap. Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah tidak ada korelasi bermakna antara status gizi dengan erupsi gigi molar pertama tetap murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut Tahun 2016 dilihat dari p value 0,665 (>0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan status gizi dengan erupsi gigi molar pertama tetap murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut Tahun Kata Kunci: Status Gizi, Erupsi Gigi M1. ABSTRACT Childhood is the period of growth and the process of human growth, during this time there is a very unique and sustainable change. Physical changes due to the growth that occurs will affect health status and nutrition. Imbalances between the intake of needs or adequacy will cause nutritional problems, whether it be more nutritional problems and less nutrition. This study aims to determine the correlation of nutritional status with the eruption of the first permanent molar on grade 1 students SDN Cisitu 02 Garut regency. The method in this research is cross sectional, that is by checking nutrient status and intra oral examination of an eruption of the first molar still at one time. The subject of this research is 1st-grade students of SDN Cisitu 02 Garut regency which is 24 people between 6-9 Year while the research sample is total sampling. Measuring tool used in the form of nutritional status form and permanent molar first eruption form remains. The result of this research is there is no correlation between the nutritional status with the eruption of first molars still the first grade students of SDN Cisitu 02 Garut Regency Year 2016 seen from p value 0,665 (> 0,05), hence can be concluded no relation status Nutrition with the eruption of first molars remains a grade 1 student of SDN Cisitu 02 Garut Regency Year Keyword: Nutrient Status, Eruption M1 Teeth. Korespondensi: Anie Kristiani, Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. : anie.kristiani@dosen.poltekkestasikmalaya.ac.id 7
2 PENDAHULUAN Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat secara terarah, terpadu dan berkesinambungan, adil dan merata serta aman, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. 1 Undang-undang Kesehatan nomor 32 tahun 2004 menjelaskan bahwa untuk menilai status gizi anak diperlukan standar Antropometri yang mengacu pada standar Word Health Organization (WHO 2005) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam kalimat tersebut perlu menetapkan keputusan Menteri Kesehatan tentang standar Antropometri penilaian status gizi anak. 2 Masa anak-anak merupakan periode dari pertumbuhan dan proses pertumbuhan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang. 3 Usia 6-8 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk anak mempelajari dan mencoba sesuatu yang baru di lingkungan mereka. Usia ini mulai mengenal dan tertarik dengan makanan jajanan. 4 Kelompok Penduduk yang dihadapi apabila dalam penggunaannya mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Berat badan kelompok penduduk tersebut bila dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya, AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan. Pada saat ini, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan dan adanya daerah miskin gizi. 5 Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Kurang Energi Protein (KEP) disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi secara umum dan kekurangan sumber protein. Pada anakanak, KEP dapat menghambat pertumbuhan rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkatan kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP menurunkan produktifitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit. KEP diklasifikasikan dalam gizi buruk, gizi kurang dan gizi baik. 6,7 Manusia memiliki dua perangkat gigi yang alami. Perangkat pertama adalah Gigi susu. Gigi susu yang tumbuh pada usia antara 6 bulan hingga 2 tahun 8
3 berjumlah 20 buah. Menjelang usia 12 tahun, semua gigi susu sudah digantikan dengan gigi tetap yang jumlahnya 32 buah. Pada perangkat gigi tetap terdapat empat jenis gigi. Masing-masing jenis memiliki bentuk yang khas sesuai dengan fungsinya masing-masing. Gigi yang ada di sebelah depan disebut insisivus (gigi pengerat/gigi seri), di sebelahnya kaninus (gigi taring) dan kemudian premolar (geraham depan) serta akhirnya molar (geraham belakang). 8 Gigi geraham (molar) adalah gigi tetap yang tumbuh/keluar tanpa menggantikan gigi susu, gigi ini memiliki jumlah enam di rahang/mulut atas, yaitu tiga di sebelah kiri atas dan tiga di sebelah kanan atas, serta enam di rahang/mulut bawah, yaitu tiga disebelah kanan bawah. Gigi ini adalah gigi dengan ukuran terbesar dari seluruh gigi yang ada, seperti premolar, ada beberapa perbedaan antara molar atau gigi geraham, atas dengan bawah. Pada geraham atas, akar gigi berjumlah rata-rata tiga, tetapi pada geraham bawah, gigi ini memiliki akar rata-rata dua. Gigi geraham atas memiliki lima bukit/bagian menonjol (bonjol), sedangkan gigi geraham bawah hanya memiliki empat bukit/bagian menonjol. 9 Berdasarkan hasil penelitian awal, pada tanggal 15 Februari 2016 ditemukan (8 dari 24 orang yang diperiksa) murid kelas 1 SD Negeri Cisitu 02 Kabupaten Garut, sudah tumbuh gigi molar pertama tetapnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan erupsi gigi molar pertama tetap pada murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah cross sectional, yaitu dengan melakukan 9 pengisian formulir status gizi dan pengisian formulir erupsi gigi molar pertama tetap. Subyek penelitian sebanyak 24 responden murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut Tahun Alat dan bahan yang digunakan adalah diagnostik set, format penelitian pemeriksaan status gizi, formulir erupsi gigi molar pertama tetap, masker, sarung tangan karet, alkohol, kapas, detergent, banicide, aquadest, tissue, kapas. Hasil pemeriksaan status gizi dengan cara pengukuran tinggi badan dan berat badan dengan menggunakan rumus IMT/Z-Skor. Rumusnya adalah sebagai berikut: IMT = BB (Kg) - Median TB (m) Kriteria ambang batas IMT untuk Indonesia Kementerian Kesehatan tahun 2010 adalah sebagai berikut: Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) anak umur 5-8 tahun adalah sebagai berikut: Kategori Status Gizi Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas Ambang Batas (Z-score) <-3SD -3SD s/d <-2SD -2SD s/d 1SD >1SD s/d 2 SD >2SD HASIL Responden pada penelitian ini adalah semua murid kelas 1 dengan jumlah 24 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Mei Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin f % 1 Laki-Laki 16 66,6 2 Perempuan 8 33,4 Σ
4 Tabel 1 diatas menunjukkan responden dengan jenis kelamin yaitu lakilaki berjumlah 16 orang (66,6%) dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 8 orang (33,4%). Selanjutnya distribusi frekuensi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No Umur (Tahun) f % , , , ,20 Σ Tabel 2 diatas menunjukkan umur yaitu yang berumur 6 tahun berjumlah 6 orang ( 25,0%), berumur 7 tahun berjumlah 11 orang ( 45,8%), berumur 8 tahun berjumlah 6 orang (25,0%) dan berumur 9 tahun berjumlah 1 murid (4,20%). Selanjutnya distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi No Kriteria f % Status Gizi 1 Sangat Kurus 4 16,6 2 Kurus 13 54,2 3 Normal 7 29,2 4 Gemuk Obesitas 0 0 Σ Tabel 3 diatas menunjukkan status gizi yaitu dengan kategori sangat kurus berjumlah 4 orang (16,6%), kategori kurus berjumlah 13 orang (54,2%), kategori normal berjumlah 7 orang (29,2%), kategori gemuk dan obesitas tidak ada (0%). Selanjutnya distribusi frekuensi responden berdasarkan erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) rahang atas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Erupsi Gigi Molar Pertama Tetap (M1) Rahang Atas No Kategori Erupsi M f % f % 1 Sudah Erupsi 20 83, ,5 2 Belum Erupsi 4 16,7 3 12,5 Σ Tabel 4 diatas menunjukkan erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) rahang atas yaitu yang sudah erupsi gigi molar pertama tetap kanan atas sebanyak 20 gigi (83,3%) dan yang sudah erupsi gigi molar pertama tetap kiri atas sebanyak 21 gigi (87,5%). Selanjutnya distribusi frekuensi responden berdasarkan erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) rahang bawah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Erupsi Gigi Molar Pertama Tetap (M1) Rahang Bawah No Kategori Erupsi M f % f % 1 Sudah Erupsi 19 79, ,8 2 Belum Erupsi 5 20,8 7 29,2 Σ Tabel 5 diatas menunjukkan erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) rahang bawah yaitu yang sudah erupsi gigi molar pertama tetap kiri bawah sebanyak 19 gigi (79,2%) dan yang sudah erupsi gigi molar pertama tetap kanan bawah sebanyak 17 gigi (70,8%). Selanjutnya jumlah erupsi gigi Molar Pertama tetap 10
5 (M1) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Erupsi Gigi Molar Pertama Tetap (M1) No Jumlah Erupsi Gigi f % Molar Pertama Tetap (M1) 1 Belum Erupsi 1 4,1 2 Erupsi 1 Gigi 2 8,4 3 Erupsi 2 Gigi 6 25,0 4 Erupsi 3 Gigi 1 4,1 5 Erupsi 4 Gigi 14 58,4 Σ Tabel 6 diatas menunjukkan jumlah erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) yaitu dari 24 responden yang gigi molar pertama tetapnya belum erupsi hanya berjumlah 1 orang (4,1%), sudah erupsi 1 gigi berjumlah 2 orang (8,4%), yang sudah erupsi 2 gigi berjumlah 6 orang (25%), yang sudah erupsi 3 gigi berjumlah 1 orang (4,1%) dan yang sudah erupsi 4 gigi berjumlah 14 orang (58,4%). Selanjutnya distribusi frekuensi hubungan status gizi dengan jumlah erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 7. Distribusi Frekuensi Hubungan Status Gizi dengan Jumlah Erupsi Gigi Molar Pertama Tetap (M1) Tabel 7 diatas menunjukkan distribusi frekuensi hubungan status gizi dengan jumlah erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) yaitu status gizi kategori sangat kurus berjumlah 4 orang dengan erupsi 2 11 gigi berjumlah 1 orang (4,2%), telah erupsi 4 gigi berjumlah 3 orang (12,5%), dengan status gizi kategori kurus berjumlah 13 orang dengan gigi molar pertama belum erupsi berjumlah 1 orang (4,2%), telah erupsi 1 gigi berjumlah 2 orang (8,3%), telah erupsi 2 gigi berjumlah 4 orang (16,7%) dan telah erupsi 4 gigi berjumlah 6 orang (25%), status gizi kategori normal berjumlah 7 orang, telah erupsi 2 gigi berjumlah 1 orang (4,2%), telah erupsi 3 gigi berjumlah 1 orang (4,2%) dan telah erupsi 4 gigi berjumlah 5 orang (20,8%), sedangkan status gizi dengan kategori gemuk dan obesitas tidak ada (0%). Selanjutnya berdasarkan uji correlations Spearman s untuk mengetahui hubungan status gizi dengan erupsi gigi molar pertama tetap dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Uji Correlations Spearman s Variabel Spearmen correlation p Hubungan Status Gizi dengan Erupsi Gigi Molar Pertama Tetap 0,096 0,655 Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan hasil hubungan status gizi dengan erupsi gigi molar pertama tetap dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan. Hal ini dilihat dari data diatas bahwa nilai signifikansi yang didapat dari uji Spearman adalah 0,655 > 0,05 yang berarti H o diterima dan H a ditolak. PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut dengan jumlah 24 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Mei Tabel 1 pada penelitian ini menunjukkan
6 responden dengan jenis kelamin yaitu lakilaki berjumlah 16 orang (66,6%) dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 8 orang (33,4%). Hal ini dikarenakan jumlah murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut yang terdaftar dan kooperatif menjadi responden berjumlah 24 orang serta peneliti ingin mengetahui persentase jumlah siswa laki-laki dan perempuan. Sejalan dengan Beck yang menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi erupsi gigi, 10 oleh karena itu dilakukan pendistribusian responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 2 pada penelitian ini responden berdasarkan umur yaitu yang berumur 6 tahun berjumlah 6 orang (25,0%), berumur 7 tahun berjumlah 11 orang (45,8%), berumur 8 tahun berjumlah 6 orang (25,0%) dan berumur 9 tahun berjumlah 1 murid (4,20%). Hal ini dikarenakan setiap pertumbuhan gigi sesorang itu berbeda, pada setiap individunya maka peneliti melakukan pendistribusian frekuensi dengan mengelompokkan siswa/i berdasarkan umurnya dengan tujuan agar mempermudah pada saat pemeriksaan nanti dan melihat adanya perbedaan petumbuhan gigi berdasarkan umur. Umur juga sangat berpengaruh terhadap erupsi gigi. Sejalan dengan Iriyani yang menyatakan bahwa umur merupakan salah satu faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi erupsi gigi. 11 Tabel 3 pada penelitian ini responden berdasarkan status gizi yaitu dengan kategori sangat kurus berjumlah 4 orang (16,6%), kategori kurus berjumlah 13 orang (54,2%), kategori normal berjumlah 7 orang (29,2%), kategori gemuk dan obesitas tidak ada (0%). Hal ini dikarenakan gizi setiap orang itu berbeda sehingga dilakukan pendistribusian frekuensi responden berdasarkan status gizinya dengan tujuan ingin mengetahui status gizi. Status gizi mempengaruhi pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan. Sejalan dengan Almatsier yang menyatakan bahwa status gizi diharapkan dapat digunakan secara efisien dan tidak berlebihan u/ memperoleh hasil yang optimal. 6 Tabel 4 pada penelitian ini responden berdasarkan erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) rahang atas yaitu yang sudah erupsi gigi molar pertama tetap kanan atas sebanyak 20 gigi (83,3%) dan yang sudah erupsi gigi molar pertama tetap kiri atas sebanyak 21 gigi (87,5%). Hal ini dikarenakan adanya perbedaan umur pada saat pemeriksaan intra oral akan berpengaruh juga pada hasil pendistribusian frekuensi responden berdasarkan erupsi gigi Molar Pertama (M1) rahang atas kiri dan kanan. Erupsi gigi dapat dipengaruhi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Sejalan dengan Beck yang menyatakan bahwa erupsi gigi dipengaruhi oleh faktor intrinsik yaitu ras, genetik dan jenis kelamin sedangkan faktor ekstrinsik yaitu nutrisi dan tingkat ekonomi. 10 Tabel 5 pada penelitian ini responden berdasarkan erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) rahang bawah yaitu yang sudah erupsi gigi molar pertama tetap kiri bawah sebanyak 19 gigi (79,2%) dan yang sudah erupsi gigi molar pertama tetap kanan bawah sebanyak 17 gigi (70,8%). Hal ini dikarenakan adanya perbedaan umur pada saat pemeriksaan intra oral 12
7 sehingga berpengaruh juga pada hasil pendistribusian frekuensi responden berdasarkan erupsi gigi Molar Pertama (M1) rahang bawah kiri dan kanan. Erupsi gigi rahang bawah berbeda dengan rahang atas. Waktu erupsi gigi permanen rahang bawah terjadi bervariasi pada setiap individu. Sejalan dengan Beck yang menyatakan bahwa erupsi gigi dipengaruhi oleh faktor intrinsik yaitu ras, genetik dan jenis kelamin sedangkan faktor ekstrinsik yaitu nutrisi dan tingkat ekonomi. 10 Tabel 6 pada penelitian ini responden berdasarkan jumlah erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) yaitu dari 24 responden yang gigi molar pertama tetapnya belum erupsi hanya berjumlah 1 orang (4,1%), sudah erupsi 1 gigi berjumlah 2 orang (8,4%), yang sudah erupsi 2 gigi berjumlah 6 orang (25%), yang sudah erupsi 3 gigi berjumlah 1 orang (4,1%) dan yang sudah erupsi 4 gigi berjumlah 14 orang (58,4%). Hal ini dikarenakan jumlah gigi merupakan faktor sekunder yang dapat menyebabkan zat-zat gizi tidak terserap kedalam tubuh. Sejalan dengan Almatsier yang menyatakan bahwa faktor sekunder yang dapat menyebabkan zat gizi tidak terserap oleh tubuh adalah gigi geligi yang tidak baik. 6 Tabel 7 pada penelitian ini hubungan status gizi dengan jumlah erupsi gigi Molar Pertama tetap (M1) yaitu status gizi kategori sangat kurus berjumlah 4 orang dengan erupsi 2 gigi berjumlah 1 orang (4,2%), telah erupsi 4 gigi berjumlah 3 orang (12,5%), dengan status gizi kategori kurus berjumlah 13 orang dengan gigi molar pertama belum erupsi berjumlah 1 orang (4,2%), telah erupsi 1 gigi berjumlah 2 orang (8,3%), telah erupsi 2 gigi berjumlah 4 orang (16,7%) dan telah erupsi 4 gigi berjumlah 6 orang (25%), status gizi kategori normal berjumlah 7 orang, telah erupsi 2 gigi berjumlah 1 orang (4,2%), telah erupsi 3 gigi berjumlah 1 orang (4,2%) dan telah erupsi 4 gigi berjumlah 5 orang (20,8%), sedangkan status gizi dengan kategori gemuk dan obesitas tidak ada (0%). Hal ini dikarenakan ada banyak hal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi selain dari faktor gizi sehingga mungkin dapat berpengaruh pada erupsi gigi dibandingkan status gizi. Berdasarkan hasil dari pendistribusian frekuensi hubungan status gizi dengan jumlah erupsi gigi molar pertama tetap (M1) memberikan pernyataan bahwa tidak adanya hubungan antara status gizi dengan jumlah erupsi gigi molar pertama tetap (M1). Tabel 8 pada penelitian ini menunjukkan hasil hubungan status gizi dengan erupsi gigi molar pertama tetap dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan. Hal ini dilihat dari data diatas bahwa nilai signifikansi yang didapat dari uji Spearman adalah 0,655 > 0,05 yang berarti H o diterima dan H a ditolak. Hal ini dikarenakan ada banyak hal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi selain dari faktor gizi misalnya saja genetik, hormonal, ras, ataupun dari jaringan di sekitar gigi misalnya ligamentum periodontal yang dapat mendorong gigi untuk muncul ke permukaan gusi. Pada umumnya, erupsi normal gigi permanen dalam rongga mulut terjadi selama rentang waktu usia kronologis yang berbagai macam dan dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi faktor lokal dan faktor umum, yaitu genetik, jenis kelamin, 13
8 nutrisi, faktor sosial ekonomi, tinggi badan dan berat badan serta hormon. Hal-hal tersebut di atas mungkin saja jauh lebih berpengaruh terhadap erupsi gigi dibandingkan dengan status gizi sehingga dari penelitian ini juga tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara status gizi dengan erupsi gigi molar pertama tetap pada murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut Tahun KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa status gizi murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut Tahun 2016 yang paling banyak adalah kurus (54,2%). Erupsi gigi molar pertama tetap pada murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut Tahun 2016 yang paling banyak adalah yang sudah erupsi 2 gigi (58,4%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan erupsi gig molar pertama tetap pada murid kelas 1 SDN Cisitu 02 Kabupaten Garut Tahun anak umur 6-60 bulan di Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya tahun (Doctoral dissertation, FKM UI). 8. Sariningsih. Merawat Gigi Anak Sejak Usia Dini, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta Armana. Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi, Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta Beck, M.E. Ilmu Gizi dan Diet, Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta Iriyani, S. Hubungan antara indeks masa tubuh dengan erupsi gigi molar pertama permanen rahang atas dan rahang bawah untuk umur 6-7 tahun, Media Kesehatan Gigi, Makasar DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Kesehatan, R.I. Undangundang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun Kementerian Kesehatan, R.I. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak Permaisih. Status Gizi dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi [online]. Tersedia: diakses tanggal 05 Februari Harshanur. Anatomi Gigi, EGC, Jakarta Supariasa, dkk. Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Miko, H. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi (KEP) 14
A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49
A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49 HUBUNGAN KEBIASAAN ANAK MENJAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN GIGI DENGAN KARIES MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PADANG TIMUR
Lebih terperincie-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017
Hubungan Kerusakan Bulu Sikat dengan Tingkat Kebersihan Gigi Kelas V SDN V Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Cahyo Nugroho 1 1) Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya 35 ABSTRAK Sikat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO Mercy M. H. Momongan 1), Maureen I. Punuh 1), Paul A. T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Usia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO. Waruis,Atika 1), Maureen I Punuh 1), Nova H. Kapantow 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciAdequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan
Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi
47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =
17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu
Lebih terperinciAtiek Driana Rahmawati, Hastami Retriasih, Ana Medawati Hubungan antara Status Gigi dengan Status Erupsi Gigi Insisivus Sentralis Permanen Mandibula
16 Atiek Driana Rahmawati, Hastami Retriasih, Ana Medawati Hubungan antara Status Gigi dengan Status Erupsi Gigi Insisivus Hubungan antara Status Gizi dengan Status Erupsi Gigi Insisivus Sentralis Permanen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan bagian dari sektor kesehatan yang penting dan mendapat perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA
HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN Oleh : SERGIO PRATAMA 120100202 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG
HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG Ferdinan Fankari*) *) Program studi Keperawatan Gigi **) Poltekkes
Lebih terperinciSemuel Sandy, M.Sc*, Maxi Irmanto, M.Kes, ** *) Balai Litbang Biomedis Papua **) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih
Analisis Hubungan Tingkat Kecukupan Gizi Terhadap Status Gizi pada Murid Sekolah Dasar di SD Inpres Dobonsolo dan SD Inpres Komba, Kabupaten Jayapura, Papua Semuel Sandy, M.Sc*, Maxi Irmanto, M.Kes, **
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi
Lebih terperinciKEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING
KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-1 TAHUN 217 18 HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI Enggar Anggraeni
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWI KELAS 5 SD YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN. Oleh: MUKHAMAD FARIED
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWI KELAS 5 SD YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN Oleh: MUKHAMAD FARIED 110100351 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Lebih terperinciJURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 48 50 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 Status Gizi Anak Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Sungaililin
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 8 MANADO Novita Assa*, Nova H. Kapantow*, Shirley E. S. Kawengian* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Lebih terperinciKata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.
ABSTRAK Status gizi yang kurang maupun berlebihan akan berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh lain, salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Skor karies pada anak malnutrisi tinggi karena kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa, sedangkan menurut Depkes RI 2006 jumlah remaja meningkat yaitu 43 juta jiwa, dan menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 1 KOTA MANADO. Puput Dewi Purwanti 1), Shirley E.S Kawengian 1), Paul A.T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas
Lebih terperinciMETODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data
22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitianan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN
JURNAL KESEHATAN TERPADU () : 25-29 ISSN : 2549-8479 TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN *Ni Putu Eny Sulistyadewi (), dan Dylla Hanggaeni
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO Bryan Reppi*, Nova H. Kapantow*, Maureen I. Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Usia
Lebih terperincie-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017
Hubungan Pengetahuan Karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada Mahasiswa/i Irfan Maulana 1, Aan Kusmana 2, Rena Setiana Primawati 3 1) Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hasil analisis data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2005) menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan gizi kurang pada anak usia sekolah yaitu
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014 Klemens STIKes Prima Jambi Korespondensi penulis :kornelis.klemens@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi memiliki peranan penting selama pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara umum dan khususnya rongga mulut. 1 Pada rongga mulut, asupan gizi yang adekuat sangat
Lebih terperinciGAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU
Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 33-38 33 GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Rusmini
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN MENTARI NIM : 145102214 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASUPAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI Bertalina*, Bintang H Simbolon** Asupan makanan erat kaitannya dengan perilaku ibu
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita oleh masyarakat
Lebih terperinciMETODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO
HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO Retno Dewi Noviyanti, S.Gz,. M.Si Dosen S1 Ilmu Gizi Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Status gizi adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan 1. Kondisi Umum Panti Asuhan Darunajah terletak di Kota Semarang, lebih tepatnya di daerah Semarang Timur. Berada di daerah dusun
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta
Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta Nanik Kristianti, Dwi Sarbini dan Mutalazimah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 5 SLEMAN
Hubungan Asupan Makanan...(Muhammad Abdul) 1 HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 5 SLEMAN Oleh: Muhammad Abdul Karim, Prodi Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciAnneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang
ANALISIS CARA MENYIKAT GIGI DENGAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR GEREJA PENTAKOSTA RANOKETANG ATAS KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Anneke A. Tahulending 1),
Lebih terperinciYelli Yani Rusyani 1 INTISARI
HUBUNGAN ANTARA WAKTU PENYAPIHAN, POLA PEMBERIAN MAKAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 12-60 BULAN DI DESA GARI, KECAMATAN WONOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012 Yelli
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara
Lebih terperinciHubungan Antara Status Gizi Dengan Status Erupsi Gigi Molar Tiga. Normayanti Sukma 1, Ana Medawati 2. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Status Gigi Molar Tiga ormayanti Sukma, Ana Medawati 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, FKIK, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Departemen Biomedis
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ABSTRAK
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Suhandi 1), Ni Luh Putu Eka S. 2), Neni Maemunah 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian status gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Jika keseimbangan tadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan jaringan pendukungnya yang banyak dijumpai pada anak Sekolah Dasar di Indonesia. Keadaan ini cenderung
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMK NEGERI 1 SURABAYA KELAS X TAHUN AJARAN
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMK NEGERI 1 SURABAYA KELAS X TAHUN AJARAN 2012-2013 Abdi Ridwanda S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR
ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan
Lebih terperinciSTATUS GIZI PENDERITA KARIES GIGI PADA MAHASISWA TINGKAT 1 D-III JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TAHUN 2015
STATUS GIZI PENDERITA KARIES GIGI PADA MAHASISWA TINGKAT 1 D-III JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TAHUN 2015 1 Aan Kusmana, 2 Samjaji 1,2 Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Email address:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA Hubungan Status Gizi Ibu Saat Hamil, Berat Badan Lahir dan Status Gizi Balita dengan Erupsi Gigi Sulung Balita usia 6-24 bulan di UPT. Puskesmas Petang II DEWI SULANDARI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciTHE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA
THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA Listia Anita 1, Yeni Prawiningdyah 2, Farissa Fatimah 3 ABSTRACT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi
Lebih terperinciHubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru
Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015
ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 Steven Juanda, 2015 Pembimbing I : Grace Puspasari, dr., M.Gizi Pembimbing II : Cindra
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu yang tidak berkelanjutan. Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR Iis Mega Arianti, Winarni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar belakang
Lebih terperinciPERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA
PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA Siti Handayani ¹, Sri Yatmihatun ², Hartono ³ Kementerian Kesehatan Politeknik
Lebih terperinciGAMBARAN REMAJA OBESITAS TENTANG PENGETAHUAN POLA MENU SEIMBANG DI SMPN 30 MAKASSAR
GAMBARAN REMAJA OBESITAS TENTANG PENGETAHUAN POLA MENU SEIMBANG DI SMPN 30 MAKASSAR Salmiah 1, Siti Nur Rochimiwati 1, Ramlan Asbar 1, Nurliya Amir 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER Maria Helena 1), Joko Wiyono 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Status gizi berhubungan dengan kecerdasan
Lebih terperinciKONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI
1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
Lebih terperinciHanna Mutiara, Susi Susanti, Anggraeni Janar Wulan, Tri Umiana Sholeha. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Screening Pertumbuhan dan Peningkatan Pengetahuan tentang Pola Makan Gizi Seimbang pada Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Lampung Selatan dalam Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Anak Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejadian yang penting dalam perkembangan anak (Poureslami, et al., 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kronologi dan urutan erupsi gigi desidui dan gigi permanen merupakan kejadian yang penting dalam perkembangan anak (Poureslami, et al., 2015). Erupsi gigi adalah pergerakan
Lebih terperinciGambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita
22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene
ABSTRAK Selama kehamilan terjadi perubahan hormon yang mengubah respon imun dan mediator respon inflamasi. Hal ini kemudian menyebabkan masalah dalam rongga mulut terutama gingivitis dan infeksi periodontal.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC
Lebih terperinciGambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar
Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia 48-60 bulan di TK Negeri Pembina Denpasar Dylan Dharmalaksana, L W Ayu Rahaswanti, Luh Seri Ani Program Studi Pendidikan Dokter
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
0 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan di lingkungan SMPN 5 Bogor yang berlokasi di Jalan Dadali no 10A Kota Bogor. Pemilihan
Lebih terperinciINFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :
HUBUNGAN ANTARA KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA REPAKING KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI Anik Kurniawati Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta E-mail: kurniawati_anik@yahoo.co.id
Lebih terperinciHubungan Daya Terima Makanan dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Taruna di Asrama Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
Hubungan Daya Terima Makanan dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Taruna di Asrama Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang ABSTRACT Hidayatus Sholehah, Agus Sartono 2, Mufnaetty 3,2,3 Program Studi Gizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi
321 GIZIDO Volume 4 No. 1 Mei 2012 Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Nonce N. Legi HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG Nonce Nova
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT 2 067777 DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN 100100398 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR MURID SD NEGERI DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR MURID SD NEGERI DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN 1 Anie Kristiani 1 Dosen Poltekkes Kemnekes Tasikmalaya Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian observasional cross sectional. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di klinik
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG
HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG The Association Beetween Energy and Protein Intake with Nutritional Status of Under Five Children in Tamamaung Village
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 1 Joandri P. Dandel, 2 Ni Wayan Mariati 2 Jimmy Maryono 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG Yoseph Denianus Nong Yendi 1), Ni Luh Putu Eka 2), Neni Maemunah 3)
Lebih terperinciGambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado
Gambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado 1 Raissa Y. E. Rengkuan 2 Pemsi M. Wowor 1 Christy N. Mintjelungan 1 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN PADA SALAH SATU DESA DI WILAYAH LAMPUNG TIMUR Damayanti*, Siti Fatonah* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciUPAYA PENGUKURAN STATUS GIZI ANTROPOMETRI PADA ANAK PAUD PPT BUNGA BANGSA SURABAYA
J-PENGMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 1, No. 1, Mei 2017: Page 1-5 ISSN: 2579-7905 UPAYA PENGUKURAN STATUS GIZI ANTROPOMETRI PADA ANAK PAUD PPT BUNGA BANGSA SURABAYA Muhadi STIKES Yayasan
Lebih terperinci