BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan akurat menurut data yang akan diteliti. Metode deskriptif yang dipilih

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan akurat menurut data yang akan diteliti. Metode deskriptif yang dipilih"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan deskriptif, dimana akan dibuat deskriptif yang sistematis dan akurat menurut data yang akan diteliti. Metode deskriptif yang dipilih karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas tentang objek yang diteliti secara alamiah (Djajasudarma, 1993:8-9) Sudaryanto 1992;62) menyatakan metode deskriptif merupakan suatu metode yang secara empiris hidup pada penuturannya sehingga yang dihasilkan atau yang dicari berupa pemerolehan bahasa yang biasa sifatnya seperti, potret, paparan, seperti apa adanaya. 3.1 Sumber Data Objek Kajian Data yang diperoleh dalam penelitian ini nantinya bersumber dari buku yang berasal dari Perpustakaan Nasional wilayah Sumatra Utara, dengan deskripsi buku sebagai berikut: Judul buku Pengarang Penerbit : Pantun dan Pepatah Melayu : Tengku Lukman Sinar, SH : Sinar Budaya Group Tahun terbit : 1995 Tebal buku Warna sampul : 129 halaman : Biru muda

2 3.2 Instrumen Penelitian Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu mempersiapkan instrumen atau alat bantu penelitian. Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, seperti buku dan pulpen. 3.3 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini penulis hanya menggunakan metode pustaka untuk mengkaji dan menganalisis pantun Melayu Deli Medan dengan menggunakan buku atau sumber data tertulis, karena sumber data pada penelitian ini adalah sumber data tertulis, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah: 1. Mencari buku-buku yang berkaitan dengan pantu percintaan. 2. Mencatat kata yang bermakna leksikal dalam pantun percintaan Melayu Deli. 3. Mencatat kata yang bermakna gramatikal dalam pantun percintaan Melayu Deli. 3.4 Metode Analisis Data 1. Membaca pantun percintaan Melayu Deli. 2. Mencermati isi pantun percintaan Melayu Deli. 3. Mengklasifikasi data yang bermakna leksikal dan gramatikal yang terdapat dalam pantun percintaan Melayu Deli. 4. Menganalisis data yang terkandung dalam pantun percintaan Melayu Deli. 5. Memberi kesimpulan.

3 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis makna Leksikal Pantun Percintaan Melayu Deli Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indra atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan. Pada pantun percintaan Melayu Deli ditemui makna leksikal, seperti contoh-contoh berikut: 1. Kalau tuan pergi ke tanjung, Bawalah kain barang sekayu, Kalau tuan menjadi burung, Saya menjadi si ranting kayu. Secara umum pantun ini bermakna suatu kekaguman seseorang terhadap pasangannya dan ingin menjadi bagian dari pasangannya tersebut. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna leksikal dari pantun di atas adalah : a. Kalau Kata kalau dalam pantun percintaan di atas bermakna leksikal. Adapun makna dari kata kalau berdasarkan kamus besar bahasa Indonesi memiliki makna kata penghubung untuk menandai syarat (KBBI,1997:433).

4 b. Tuan Kata tuan pada pantun percintaan merupakan kata dasar tuan, yang artinya menurut Kamus Besar bahasa Indonesia adalah sebutan kepada orang laki-laki yang patut dihormati (KBBI,1997:1074). c. Pergi Kata pergi pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal yaitu, kata yang memiliki makna yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya tambahan kegramatikalan. Adapun makna dari kata pergi dalam pantun ini adalah berjalanan (bergerak) maju (KBBI,1997:754). d. Ke Kata ke pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal. Adapun makna dari kata ke dalam pantun ini adalah kata depan untuk menandai arah atau tujuan (KBBI,1997:457). e. Tanjung Kata tanjung dalam pantun di atas bermakna leksikal, yaitu kata yang memiliki makna yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya tambahan kegramatikalan. Adapun makna kata tanjung menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tanah (ujung) atau pegunungan yang menganjur ke laut (ke danau) (KBBI,1997:1008). f. Kain Kata kain pada pantun percintaan di atas merupakan kata dasar kain, yang artinya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah barang yang ditenun

5 dari benang atau kapas, (KBBI,1997: 430). Oleh karena itu, kata kain dalam pantun ini dikategorikan bermakna leksikal. Menurut pendapat Chaer, (2002:60) makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan relevannya, makna yang sesuai dengan observasi alat indra atau makna yang sesungguhsungguhnya nyata dalam kehidupan kita. g. Barang Kata barang pada pantun percintaan dis atas adalah kata bermakna leksikal. Adapun makna dari kata barang dalam pantun ini adalah sedikit banyak; sekedar; kira-kira (KBBI,1997:93). h. Burung Kata burung pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, karena kata ini dapat berdiri sendiri dan berasal dari kata dasar itu sendiri. Adapun makna kata burung dalam pantun ini memiliki makna yaitu binatang berkaki dua, bersayap dan berbulu, dan biasanya bisa terbang atau binatang unggas, (KBBI,1997:159). i. Saya Kata saya pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal, yang mana kata ini dapat berdiri sendiri. Kata saya ini menurut kamus besar bahsa Indonesia memiliki makna persona tunggal orang yang berbicara atau menulis (KBBI,1997:885).

6 j. Si Kata si pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal. Adapun makna dari si ini menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kata yang dipakai di depan nama benda untuk timang-timangan, ejekan, panggilan, dan lain sebagainya, menyatakan bahwa yang disebut ini mempunyai sesuatu atau menyerupai sesuatu yang disebut (KBBI,1997:933). k. Ranting Kata ranting pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata leksikal, karena kata ini dapat berdiri sendiri. Arti ranting menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu bagian cabang yang kecil-kecil (KBBI,1997:818). l. Kayu Kata kayu dalam pantun percintaan di atas termasuk kata yang bermakna leksikal. Kayu disini memiliki makna pohon yang batangnya keras (KBBI,1997:456). 2. Kain pelekat di atas peti, Pelekat orang negeri Malbari, Sudah terikat di dalam hati, Terikut-ikut bermimpi-mimpi. Secara umun makna dari pantun di atas adalah bermakna kecintaan seseorang kepada orang lain yang ia kagumi sampai terbayang-bayang termimpi-mimpi.

7 Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna leksikal dari pantun di atas adalah : a. Kain Kata kain pada pantun percintaan di atas merupakan kata dasar kain, yang artinya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah barang yang ditenun dari benang atau kapas, (KBBI,1997: 430). Oleh karena itu, kata kain dalam pantun ini dikategorikan bermakna leksikal. Menurut pendapat Chaer, (2002:60) makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan relevannya, makna yang sesuai dengan observasi alat indra atau makna yang sesungguhsungguhnya nyata dalam kehidupan kita. b. Pelekat Kata pelekat pada pantun di atas merupakan kata yang bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri. Pada pantun pencintaan di atas kata pelekat memiliki makna kain sarung tenun yang berasal dari negeri pelekat di pantai koromandel (KBBI,1997:743). c. Di Kata di pada pantun di atas termasuk kata yang bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri. Adapun makna dari di menurutkamus bahasa Indonesia adalah kata depan utuk menandai tempat (KKBBI,1997:230).

8 d. Atas Kata atas pada pantun percintaan di atas adalah termasuk ke dalam kategori kata yang bermakna leksikal. Adapun makna kata atas menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah bagian (tempat) yang lebih tinggi (KBBI,1997:64) e. Peti Kata peti pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal atau kata yang dapat berdiri sendiri yang memiliki makna. Adapun makna dari kata peti menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kotak bertutup (dibuat dari kayu, logam) (KBBI,1997:764). f. Orang Kata orang pada pantun di atas merupakan kata yang bermakna atau kata leksikal, yaitu kata yang memiliki makna yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya tambahan kegramatikalan. Adapun makna kata orang dalam pantun ini adalah manusia (KBBI,1997:706). g. Sudah Kata sudah pada pantun percintaa disini adalah kata yang memiliki makna leksikal, adapun makna kata sudah dalam pantun ini adalah telah jadi; telah sedia; selesai (KBBI,1997:968). h. Dalam Kata dalam pada pantun di atas merupakan kata bermakna leksikal. Adapun makna kata dalam dari pantun percintaan ini adalah sampai kelubuk hati;

9 betul-betul terasakan ke lubuk hati (tentang cinta, dendam, penderitaan; sakit hati) (KBBI,1997:205). i. Hati Kata hati pada pantun percintaan ini adalah kata bermakna leksikal, yang mana kata ini adalah kata tunggal yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna. Dalam pantun ini, kata hati memiliki makna sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat penyimpanan pengertian-pengertian (KBBI,1997:344). 3. Cik Ros pergi ke Pekan, Hendak membeli ubi keladi, Bukan kurus karena tak makan, Kurus karena merindu di hati. Secara umum makna dari pantun di atas adalah menyatakan kerinduan seseorang kepada pasangannya. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna leksikal dari pantun di atas adalah : a. Pergi Kata pergi pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal yaitu, kata yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya tambahan kegramatikalan. Adapun makna dari kata pergi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah berjalanan (bergerak) maju (KBBI,1997:754).

10 b. Ke Kata ke pada pantun di atas merupakan kata bermakna leksikal. Adapun makna dari kata ke dalam pantun ini adalah kata depan untuk menandai arah atau tujuan (KBBI,1997:457). c. Pekan Kata pekan pada pantun di atas termasuk ke dalam kata yang bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri. Adapun makna kata pekan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pasar (KBBI,1997:742). d. Hendak Kata hendak pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata bermakna leksikal. Arti hendak menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu mau; akan; bermaksud akan (KBBI,1997:347). e. Ubi Kata ubi pada pantun di atas merupakan kata bermakna leksikal. Adapun makna dari kata ubi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tumbuhan menjalar atau berupa perdu yang berumbi besar dan berdaging (mengandung zat tepung) ; pada umumnya dapat dimakan (KBBI,1997:1094). f. Keladi Kata keladi pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata bermakna leksikal. Makna kata keladi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tumbuhan jenis herba yang berdaun lebar dan berumbi, ada yang dapat dimakan dan ada yang tidak; umbi keladi (KBBI,1997:464).

11 g. Bukan Kata bukan pada pantun di atas merupakan kata yang bermakna atau kata leksikal. Adapun makna dari kata bukan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah berlainan dengan sebenarnya (KBBI,1997:151). h. Kurus Kata kurus pada pantun percintaan di atas merupakan kata bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri. Adapun makna kata kurus dalam pantun percintaan di atas adalah kurang berdaging; tidak gemuk (KBBI,1997:546). i. Karena Kata karena pada pantun di atas termasuk kata yang bermakna leksikal, arti kata karena menurut kamus besar bahasa indonesia yaitu kata penghubung untuk menandai sebab atau alasan; lantaran (KBBI,1997:446). j. Tak Kata tak pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang artinya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tidak (KBBI,1997:992). k. Makan Kata makan pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang mana kata ini dapat berdiri sendiri. Adapun makna kata makan menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu memasukkan sesuatu kedalam mulut kemudian mengunyah dan menelannya (KBBI,1997:616).

12 l. Hati Kata hati pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal, yang mana kata ini adalah kata tunggal yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna, hati ini memiliki makna sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang di anggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat penyimpanan pengertian-pengertian (KBBI,1997:344). 4. Cina, Melayu membeli baldu, Memakai kasut sehari-hari, Alangkah sukarnya menanggung rindu, Nasi dimakan serasa duri. Secara umum makna dari pantun percintaan di atas adalah menyatakan perasaan kerinduan seseorang terhadap pasangannya. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Leksikal dari pantun di atas adalah : a. Cina Kata cina pada pantun di atas memiliki makna sebuah negri di Asia; Tiongkok (KBBI,1997:190) karena kata ini memiliki makna yang relevan dari kamus, maka kata Cina dikatakan dengan makna leksikal. b. Melayu Kata Melayu pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna atau kata leksikal. yaitu, kata yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya

13 tambahan kegramatikalan. Adapun makna dari kata Melayu menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah suku bangsa dan bahasa di Sumatra, Semenanjung Malaya, dan di berbagai daerah di Asia Tenggara (KBBI,1997:642). c. Baldu Kata baldu pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang mana kata ini dapat berdiri sendiri. Baldu disini memiliki arti yaitu kain dengan permukaan yang tebal, berbulu-bulu halus pada bagian depan dan rata pada bagian belakang, lunak, dan berkilat, sering dibuat kopiah atau baju kebesaran (KBBI,1997: 110). d. Kasut Kata kasut pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal, yang mana kata ini adalah kata tunggal yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna. Adapun arti kata kasut ini menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki makna alas kaki; sepatu; selop (KBBI,1997:451). e. Alangkah Kata alangkah pada pantun di atas merupakan makna leksikal. Adapun makna kata alangkah menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kata efektif penanda rasa heran, kagum (KBBI,1997:23).

14 f. Rindu Kata rindu pada pantun di atas merupakan sebuah kata leksikal, yang makna katanya dapat berdiri sendiri. Arti rindu menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu merasa ingin sekali hendak bertemu (KBBI,1997:842). g. Nasi Kata nasi pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal, kata yang tidak mendapatkan kegramatikalan atau kata yang dapat berdiri sendiri yang memiliki makna. Adapun makna dari nasi ini menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah beras yang sudah di masak (KBBI,1997:683). h. Duri Kata duri pada pantun percintaan di atas adalah kata yang bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri. Kata dasar duri menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki makna yaitu bagian tumbuhan yang meruncing dan tajam (KBBI;1997:247). 5. Sungguhlah tuan membeli jerami, Kalau sungguh mana dianya, Sungguhlah tuan cintakan kami, Kalau sungguh mana tandannya. Secara umum makna dari pantun percintaan di atas adalah mempertanyakan pembuktian cinta dari seseorang.

15 Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Leksikal dari pantun di atas adalah : a. Tuan Kata tuan pada pantun percintaan di atas merupakan kata dasar yang artinya menurut Kamus Besar bahasa Indonesia adalah sebutan kepada orang laki-laki yang patut dihormati (KBBI,1997:1074), yang menjadi isyarat dalam pantun ini sebagai objek. karena kata ini memiliki makna yang relevan dari kamus, makna kata tuan ini dikatakan dengan makna leksikal. b. Jerami Kata jerami pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata bermakna leksikal. Arti jerami menurut kamus besar bahasa Indoesia yaitu batang padi yang sudah kering (KBBI, 1997:412). c. Kalau Kata kalau pada pantun diatas bermakna leksikal. Adapun makna dari kata kalau berdasarkan kamus besar bahasa Indonesi memiliki makna kata penghubung untuk menandai syarat (KBBI,1997:433). d. Sungguh Kata sungguh pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal, kata yang tidak mandapatkan kegramatikalan atau kata yang dapat berdiri sendiri yang memiliki makna. Adapun makna dari sungguh ini menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah benar (KBBI,1997:975)

16 e. Mana Kata mana pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata leksikal, yang artinya menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu kata tanya yang dipergunakan untuk menayakan salah seorang atau salah satu benda atau hal dari suatu kelompok atau kumpulan (KBBI,1997:623). f. Kami Kata kami pada pantun percintaan di atas adalah kata yang bermakna leksikal yang bersal dari kata dasar itu sendiri. Kami disini memiliki makna pronomina persona jamak yang berbicara bersama dengan orang lain KBBI,1997:437). 6. Ambil gendang di kampung kandis, Bunga melati tiada berbeda, Mangkin dipandang mangkin manis, Dalam hati menyala cinta. Secara umum makna dari pantun percintaan di atas adalah bentuk kekaguman seorang pada orang lain sampai merasakan jatuh cinta. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Leksikal dari pantun di atas adalah :

17 a. Ambil Kata ambil pada pantun percintaan di atas merupakan kata dasar ambil, yang artinya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pegang lalu dibawa, diangkat (KBBI,1997:31). b. Gendang Kata gendang pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata leksikal, karena kata ini dapat berdiri sendiri atau memiliki makna. Arti gendang menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu alat bunyi-bunyian berupa kayu bulat panjang, di dalamnya berongga dan pada salah satu lubangnya atau kedua-duanya di beri berkulit (untuk di pukul) (KBBI,1997:308). c. Di Kata di pada pantun di atas adalah kata yang bermakna leksikal. Adapun arti kata di menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kata depan utuk menandai tempat (KKBBI,1997:230). d. Bunga Kata bunga pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata bermakna leksikal. Arti kata bunga menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah jenis bagi berbagai-bagai bunga (KBBI,1997:155). e. Melati Kata melati pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata bermakna leksikal. Adapun makna dari melati menurut kamus besar bahasa

18 Indonesia adalah tumbuhan perdu suku Rubiaceace, sering di tanam di halaman rumah, warna bunganya putih berbentuk bintang, terletak pada tandan kecil, berbau sangat harum, sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti perkawinan, juga pada waktu ada kematian (KBBI,1997:642) f. Tiada Kata tiada pada pantun percintaan di atas merupakan kata dasar yang artinya menurut kamus besar bahasa indonesia adalah tidak (KBBI,1997:1052) g. Mungkin Kata mangkin pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang termasuk dalam makna leksikal, yang memiliki arti menurut kamus bahasa Indonesia yaitu kian bertambah (KBBI,1997:618). h. Manis Kata manis pada pantun di atas adalah kata bermakna leksikal, kata yang dapat berdiri sendiri yang memiliki makna. Adapun makna dari manis ini adalah sangat menarik hati; sangat ramah dan lemah-lembut (KBBI,1997:627). i. Dalam Kata dalam pada pantun percintaan di atas merupakan kata bermakna leksikal. Adapun makna kata dalam dari pantun percintaan ini adalah sampai kelubuk hati; betul-betul terasakan kelubuk hati (tentang cinta, dendam, penderitaan; sakit hati) (KBBI,1997:205).

19 j. Hati Kata hati pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal, yang mana kata ini adalah kata tunggal yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna, hati ini memiliki makna sesuatu yang ada didalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat penyimpanan pengertian-pengertian (KBBI,1997:344). k. Cinta Kata cinta pada pantun di atas merupakan sebuah kata leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri yang memiliki makna menurut kamus bahasa Indonesia adalah kasih (KBBI,1997:190). 7. Padang panjang dilingkar bukit, Bukit dilingkar kayu jati, Kasih sayang bukan sedikit, Dari mulut sampai ke hati. Secara umum makna dari pantun percintaan di atas adalah ungkapan perasaan sayang yang bukan hanya sekedar perkataan tapi benar sayang. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Leksikal dari pantun di atas adalah : a. Bukit Kata bukit yang kita jumpai pada pantun percintaan di atas merupakan kata bermakna leksikal. Adapun makna dari kata bukit memiliki makna tumpukan

20 tanah yang lebih tinggi dari tempat sekelilingnya, lebih rendah dari gunung (KBBI,1997:151). b. Kayu Kata kayu pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata bermakna leksikal. Adapun makna dari kata kayu menurut kamus besar bahsa Indonesia adalah pohon yang batangnya keras (KBBI,1997:456). c. Jati Kata jati pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata bermakna leksikal. Makna kata jati menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pohon yang kayunya keras dal ulet, baik untuk bahan rumah, meja, kursi dan sebagainya, daunnya besar, bulat dan berbulu halus pada bagian bawah dan licin pada bagian atas; kayu jati (KBBI,1997:404). d. Bukan Kata bukan pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal. Adapun arti kata bukan menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki makna yaitu berlainan dengan sebenarnya (KBBI,1997:151). e. Dari Kata dari pada pantun percintaan di atas merupakan kata bermakna leksikal. Adapun makna kata dari menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kata depan yang menyatakan tempat permulaan (KBBI,1997:210).

21 f. Mulut Kata mulut pada pantun percintaan di atas merupakan kata yag bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri, yaitu kata dasar mulut yang memiliki makna yaitu rongga di muka, tempat gigi dan lidah, untuk memasukkan makanan (KBBI,1997:672). g. Sampai Kata sampai pada pantun percintaan di atas adalah sebuah kata leksikal yang memiliki arti tersendiri. Makna dari sampai menurut kamus bahasa Indonesia adalah hingga (KBBI,1997:871). h. Ke Kata ke pada pantun percintaan di atas merupakan kata bermakna leksikal, yang artinya menurut kamus bahasa Indonesia adalah kata depan untuk menandai arah atau tujuan (KBBI,1997:457). i. Hati Kata hati pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal, yang mana kata ini adalah kata tunggal yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna, hati ini memiliki makna sesuatu yang ada didalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat penyimpanan pengertian-pengertian (KBBI,1997:344). 8. Cik Esah bertanam tebu, Jangan dibuang selaranya,

22 Tak usah saya bertemu, Asal mendengar suaranya. Secara umum makna dari pantun percintaan di atas adalah menyatakan perasaan kekaguman seorang kepada pasangannya. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Leksikal dari pantun di atas adalah : a. Tebu Kata tebu pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna atau kata leksikal yaitu, kata yang memiliki makna yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya tambahan kegramatikalan. Adapun makna dari tebu ini adalah jenis rumput-rumputan berbatang tinggi dan beruas-ruas, air dalam batangnya manis, biasanya dibuat gula (KBBI,1997:1019). b. Jangan Kata jangan pada pantun percintaan di atas merupakan makna leksikal, yang mana kata ini memiliki makna walaupun hanya berdiri sendiri. Makna kata Jangan pada pantun percintaan disini memiliki arti kata menyatakan melarang, berarti tidak boleh (KBBI,1997:400). c. Tak Kata tak pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang artinya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tidak (KBBI,1997:992).

23 d. Usah Kata usah pada pantun percintaan di atas merupakan kata bermakna leksikal. Adapun arti dari kata usah menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah perlu (KBBI,1997:1112). e. Saya Kata saya pada pantun percintaan di atas merupakan kata bermakna leksikal, yang mana kata ini dapat berdiri sendiri. Kata saya menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki makna persona tunggal orang yang berbicara atau menulis (KBBI,1997:885). f. Asal Kata asal pada pantun percintaan di atas merupakan sebuah kata leksikal, karena kata ini dapat berdiri sendiri. Arti asal menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu pokoknya; yang penting (KBBI,1997:59). 9. Tujuh hari dalam hutan, Air tak minum, nasi tak makan, Sehari tak pandang tuan, Rasanya susut tubuh di badan. Secara umum makna dari pantun percintaan di atas adalah menyatakan rasa kerinduan yang mendalam seorang wanita pada kekasihnya. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Leksikal dari pantun di atas adalah :

24 a. Dalam Kata dalam pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang artinya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah jauh ke bawah (KBBI,1997:205). b. Hutan Kata hutan dalam pantun percintaan di atas merupakan kata bermakna leksikal. Adapun arti kata hutan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tanah yang luas yang ditumbuhi pohon-pohon (KBBI,1997:362) c. Air Kata air pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal, kata yang tidak mendapatkan kegramatikalan atau kata yang dapat berdiri sendiri yang memiliki makna. Air disini memiliki makna benda cair yang biasa terdapat di sumur, sungai, danau (KBBI,1997:13) d. Tak Kata tak pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang artinya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tidak (KBBI,1997:992). e. Minum Kata minum pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang mana kata ini dapat berdiri sendiri. Adapun arti dari minum adalah memasukkan air ke dalam mulut dan meneguknya (KBBI,1997:657)

25 f. Nasi Kata nasi pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal, kata yang tidak mendapatkan kegramatikalan atau kata yang dapat berdiri sendiri yang memiliki makna. Adapun makna dari nasi ini menurut kamus besar bahsa Indonesia adalah beras yang sudah di masak (KBBI,1997:683). g. Makan Kata makan pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang mana kata ini dapat berdiri sendiri. Arti makan menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu memasukkan sesuatu kedalam mulut kemudian mengunyah dan menelannya (KBBI,1997: 616). h. Susut Kata susut pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang mana kata ini dapat berdiri sendiri. Arti susut menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah menjadi kurus (KBBI,1997:982). i. Tubuh Kata tubuh pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang mana kata ini dapat berdiri sendiri. Arti tubuh adalah keseluruhan jasad manusia atau binatang yang kelihatan dari bagian ujung kaki sampai ujung rambut (KBBI,1997:1075).

26 j. Di Kata di pada pantun percintaan di atas adalah kata yang bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri, yaitu kata dasar di yang memiliki makna kata depan utuk menandai tempat (KKBBI,1997:230) k. Badan Kata badan pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri. kata dasar badan dalam pantun percintaan di atas memiliki arti adalah tubuh; jasmani; raga; awak (KBBI,1997:73). 10. Singapura tempat berehat, Bandar besar negeri baru, Pura-pura tidak dilihat, Hati di dalam bagai digaru. Secara umum makna dari pantun percintaan di atas adalah uangkapan mengatakan perasaan kesal. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Leksikal dari pantun di atas adalah : a. Singapura Kata Singapura pada pantun percintaan di atas merupakan makna leksikal yang memiliki arti menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah bangsa yang berada di Asia.

27 b. Tempat Kata tempat pada pantun percintaan di atas merupakan kata bermakna leksikal. Adapun arti kata tempat menurut kamus besar bahsa Indonesia adalah ruang (KBBI,1997:1032). c. Negeri Kata negeri pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal. Adapun makna dari negeri menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kampung halaman (KBBI,1997:686). d. Baru Kata baru pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang artinya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah belum pernah ada (dilihat) sebelumnya (KBBI,1997:95). e. Tidak Kata tidak pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang artinya partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan; tak; tiada (KBBI,1997:1053). f. Hati Kata hati pada pantun percintaan di atas adalah kata bermakna leksikal, yang mana kata ini adalah kata tunggal yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna, hati ini memiliki makna sesuatu yang ada didalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat penyimpanan pengertian-pengertian (KBBI,1997:344).

28 g. Di Kata di pada pantun percintaan di atas adalah kata yang bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri. Adapun makna kata di pada pantun di atas memiliki makna kata depan utuk menandai tempat (KKBBI,1997:230). h. Dalam Kata dalam pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna leksikal, yang artinya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah jauh ke bawah (KBBI,1997:205). i. Bagai Kata bagai pada pantun percintaan di atas merupakan kata yang bermakna atau kata leksikal yaitu, kata yang memiliki makna yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya tambahan kegramatikalan. Adapun makna dari bagai menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kata depan untuk menyatakan perbandingan (KBBI,1997:74) Analisis makna Gramatikal dalam Pantun Percintaan Melayu Deli Makna gramatikal menurut pendapat Chaer (2013:59) adalah makna yang timbul akibat peristiwa tata bahasa, yaitu proses melekatnya bentuk kata (morfem) yang satu dengan bentuk yang lain. Morfem tersebut memiliki makna setelah bergabung dengan bentuk lain, peristiwa ini disebut proses morfologi.

29 1. Kalau tuan pergi ke tanjung, Bawalah kain barang sekayu, Kalau tuan menjadi burung, Saya menjadi si ranting kayu. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah : a. Bawalah Kata bawalah dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -lah). Makna bawalah dalam pantun ini menyatakan perintah untuk membawa sesuatu. b. Sekayu Kata sekayu dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata sekayu adalah prefix (awalan se-). Makna kata sekayu dalam pantun ini adalah segulungan kain yang dibalut didalam sebuah kayu.

30 c. Menjadi Kata menjadi dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Makna menjadi dalam pantun ini adalah berubah keadaan (wujud, barang) lain. 2. Kain pelekat di atas peti, Pelekat orang negeri Malbari, Sudah terikat di dalam hati, Terikut-ikut bermimpi-mimpi. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah : a. Negeri Malbari Kata negri malbari dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Makna kata negeri Malbari adalah kampung atau tanah tempat tinggal di Malbari. b. Terikat Kata terikat dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses

31 melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata terikat adalah prefiks (awalan ter-). Adapun makna dari kata terikat adalah telah di ikat ( di susun, di rangkaikan, dan sebagainya). c. Terikut-ikut Kata terikut-ikut dalam pantun di atas merupakan kata yang bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan reduplikasi atau proses pembentukan kata baru dengan cara mengulang bentuk dasar. Adapun bentuk perulangan pada kata terikut-ikut adalah bentuk kata ulang sebagian. Makna kata terikut-ikut dalam pantun diatas adalah kebawa sampai mimpi. d. Bermimpi-mimpi Kata bermimpi-mimpi dalam pantun di atas merupakan kata yang bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan reduplikasi atau proses pembentukan kata baru dengan cara mengulang bentuk dasar. Adapun bentuk perulangan pada kata bermimpi-mimpi adalah bentuk kata ulang sebagian. Makna kata bermimpi-mimpi dalam pantun diatas adalah melihat sesuatu dalam mimpi. 3. Cik Ros pergi ke Pekan, Hendak membeli ubi keladi, Bukan kurus karena tak makan, Kurus karena merindu di hati.

32 Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah : a. Membeli Kata membeli dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me). Adapun makna kata membeli dalam pantun tersebut adalah memperoleh sesuatu dengan menukar dengan uang. b. Merindu Kata merindu dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Makna kata merindu dalam pantun tersebut adalah menanggung rindu. 4. Cina, Melayu membeli baldu, Memakai kasut sehari-hari, Alangkah sukarnya menanggung rindu, Nasi dimakan serasa duri. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah :

33 a. Membeli Kata membeli dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Adapun makna kata membeli adalah memproleh sesuatu dengan menukar dengan uang. b. Memakai Kata memakai dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me- ). Adapun makna kata memakai adalah menggunakan. c. Sehari-hari Kata sehari-hari dalam pantun di atas merupakan kata yang bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan reduplikasi atau proses pembentukan kata baru dengan cara mengulang bentuk dasar. Adapun bentuk perulangan pada kata sehari-hari adalah bentuk kata ulang sebagian. Makna kata sehari-hari dalam pantun tersebut adalah setiap hari. d. Sukarnya Kata sukarnya dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara

34 afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan dan fungsi makna kata. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata sukarnya dalam pantun tersebut adalah susahnya menanggung rindu. e. Menanggung Kata menanggung dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Adapun arti makna kata menanggung dalam pantun tersebut adalah menahan rindu. f. Dimakan Kata dimakan dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan dan fungsi makna kata. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di-). Makna dari kata dimakan dalam pantun tersebut adalah memasukkan nasi ke dalam mulut serta menggunyah dan menelannya. g. Serasa Kata serasa dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan

35 fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan se-). Adapun makna dari kata serasa dalam pantun tersebut adalah seakanakan. 5. Sungguhlah tuan membeli jerami, Kalau sungguh mana dianya, Sungguhlah tuan cintakan kami, Kalau sungguh mana tandannya. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah : a. Sungguhlah Kata sungguhlah dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan fungsi dan makna baru. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -lah). Makna sungguhlah dalam pantun tersebut adalah benarkah. b. Membeli Kata membeli dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan

36 me-). Adapun makna kata membeli dalam pantun tersebut adalah memproleh sesuatu dengan menukar dengan uang. c. Dianya Kata dianya dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan fungsi dan makna baru. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata dianya dalam pantun tersebut adalah persona tunggal yang di bicarakan dalam hal ini adalah jerami. d. Cintakan Kata cintakan dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan fungsi dan makna baru. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -kan). Adapun makna kata cintakan dalam pantun tersebut adalah rasa sayang sekali. e. Tandanya Kata tandanya dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan fungsi dan makna baru. Adapun jenis afiks dalam kata

37 bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata tandanya dalam pantun tersebut adalah buktinya. 6. Ambil gendang di kampung kandis, Bunga melati tiada berbeda, Mangkin dipandang mangkin manis, Dalam hati menyala cinta. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah : a. Kampung kandis Kata kampung kandis dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Makna kampung kandis dalam pantun tersebut adalah sebuah desa yang ada di kandis. b. Berbeda Kata berbeda dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan ber-). Makna kata berbeda dalam pantun tersebut adalah ada bedanya; berlaian.

38 c. Dipandang Kata dipandang dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di-). Adapun makna dari kata dipandang dalam pantun tersebut yaitu di lihat. d. Menyala Kata menyala dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Makna kata menyala dalam pantun tersebut adalah tampak bersinar 7. Padang panjang dilingkar bukit, Bukit dilingkar kayu jati, Kasih sayang bukan sedikit, Dari mulut sampai ke hati. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah : a. Padang panjang Kata padang panjang dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi

39 atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Makna dari kata padang panjang dalam pantun tersebut adalah tanah yang sangat luas. b. Dilingkar Kata dilingkar dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di). Adapun makna dari kata dilingkat adalah dikelilingi. c. Kasih sayang Kata kasih sayang dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Adapun makna dari kata kasih sayang adalah memberikan rasa sayang. d. Sedikit Kata sedikit dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan se-). Adapun makna dari kata sedikit adalah tidak banyak.

40 8. Cik Esah bertanam tebu, Jangan dibuang selaranya, Tak usah saya bertemu, Asal mendengar suaranya. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah : a. Bertanam Kata berteman dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan ber-). Makna Kata bertanam pada pantun diatas adalah melakukan pekerjaan tanam-menanam. b. Dibuang Kata dibuang dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di-). Adapun makna dari kata dibuang pada pantun adalah keluarkan; lepaskan.

41 c. Selaranya Kata selaranya dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan dan fungsi makna kata. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata selaranya adalah bulu-bulu halus pada tumbuh-tumbuhan yang membuat gatal (pada tebu, rebung, jelatang). d. Bertemu Kata bertemu dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan ber-). Makna dari kata bertemu adalah berjumpa. e. Mendengar Kata mendengar dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Adapun makna dari kata mendengar adalah sudah mendengarkan.

42 f. Suaranya dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan dan fungsi makna kata. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata suaranya adalah ucapannya. 9. Tujuh hari dalam hutan, Ait tak minum, nasi tak makan, Sehari tak pandang tuan, Rasanya susut tubuh di badan. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah : a. Tujuh hari Kata tujuh hari dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Adapun makna dari kata tujuh hari adalah seminggu. b. Sehari Kata sehari dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan

43 fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan se-). Adapun makna dari kata sehari adalah satu hari c. Rasanya dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan dan fungsi makna kata. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata rasanya adalah seakan. 10. Singapur tempat berehat, Bandar besar negeri baru, Pura-pura tidak dilihat, Hati di dalam bagai digaru. Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah: a. Berehat Kata berehat dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan ber-). Adapun makna dari berehat adalah beristirahat.

44 b. Bandar besar Kata bandar besar dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Adapun makna dari kata bandar besar adalah pelabuhan yang sanggat luas. c. Pura-pura Kata pura-pura dalam pantun di atas merupakan kata yang bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan reduplikasi atau proses pembentukan kata baru dengan cara mengulang bentuk dasar. Adapun bentuk perulangan pada kata pura-pura merupakan bentuk kata ulang semu. Adapun makna kata pura-pura adalah tidak sesungguhnya; tidak sebenarnya. d. Dilihat Kata dilihat dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di-). Adapun makna dari kata dilihat adalah dilirik; diperhatikan; dipandang. e. Digaru Kata digaru dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan

45 fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di-). Adapun makna dari kata digaru adalah perasaan yang dicabik-cabik.

46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah penulis menganalisis pantun yang digunakan pada pantun percintaan Melayu Deli dengan judul Analisis Pantun Percintaan Melayu Deli: Kajian Semantik, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam Pantun Percintaan Melayu deli ini: 1. Pada makna leksikal, pantun percintaa Melayu Deli ini lebih banyak menggunakan kata dasar jenis kata benda. Contoh makna leksikal : Ambil gendang di kampung Kandis, Bunga melati tiada berbeda, Mangkin dipandang mangkin manis, Dalam hati menyala cinta Kata bendanya : 1. Gendang, 2. Kampung Kandis, 3. Bunga melati, 4. Hati 2. Pada makna gramatikal pada pantun percintaan Melayu Deli ini, maknanya lebih banyak mengarah pada maksud dan tujuan seseorang untuk mengutarakan rasa sayang terhadap orang yang dicintai dan hampir semua pada bait pantu percintaan Melayu Deli memiliki kata yang mengandung makna gramatikal.

47 Contoh makna Gramatikal : Cik Esah bertanam tebu, Jangan dibuang selarahnya Tak usah saya bertemu, Asal mendengar suaranya. Makna Gramatikal : 1. Bertanam, 2. Selarahnya 3. Bertemu, 4. Suaranya B. Saran 1. Perlunya penelitian lanjutan tentang pantun tentang percintaan agar tidak punah. 2. Ada berbagai macam pantun yang ada di nusantara seperti, pantun untuk permainan anak-anak, pantun percintaan, pantun upacara pernikahan, nyanyian dan upacara adat. Penulis mengharapkan agar penelitian selanjutnya dapat meneliti jenis pantun lainnya untuk memperbanya ilmu kebahasan daerah, menjadikan reverensi nantinya dan semakin banyak penelitianpenelitian mengenai tentang pantun.

JMSC Tingkat SD/MI2017

JMSC Tingkat SD/MI2017 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara menyilang (X)abjad jawaban pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Pada sore hari jika kita menghadap pada matahari, bayangan tubuh kita tampak lebih...

Lebih terperinci

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd KOMPOSISI BERUNSUR ANGGOTA TUBUH DALAM NOVEL-NOVEL KARYA ANDREA HIRATA Sarah Sahidah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan hubungan maknamakna gramatikal leksem anggota tubuh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Kemampuan ini hendaknya dilatih sejak usia dini karena berkomunikasi merupakan cara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.

Lebih terperinci

hidup damai pelajaran 6 suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai

hidup damai pelajaran 6 suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai pelajaran 6 hidup damai suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai apakah kamu suka hidup damai hidup damai 77 menulis melengkapi

Lebih terperinci

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam - Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 16 batang, tali air dan patah beras, umpak ayam, pucuk rebung kembang jagung, dan tawur sisik nanas. Ombak 16 batang Patah

Lebih terperinci

cinta lingkungan pelajaran 3

cinta lingkungan pelajaran 3 cinta lingkungan pelajaran 3 cinta lingkungan berarti sayang kepada sesama tumbuhan hewan manusia harus memelihara tumbuhan alam hewan semua adalah ciptaan tuhan apakah kamu cinta lingkungan cinta lingkungan

Lebih terperinci

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi Pengertian Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis 1. Adaptasi Morfologi Proses adaptasi yang dilakukan dengan menyesuaikan bentuk

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan yang Relevan Sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik berupa buku-buku acuan yang relevan maupun dengan pemahamanpemahaman teoritis dan pemaparan

Lebih terperinci

VERBA YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS MULUT: KAJIAN MORFOSEMANTIK

VERBA YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS MULUT: KAJIAN MORFOSEMANTIK VERBA YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS MULUT: KAJIAN MORFOSEMANTIK Cut Poetri Keumala Sari Abstrak Skripsi ini berjudul Verba yang Berkaitan dengan Aktivitas Mulut: Kajian Morfosemantik. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pengguna bahasa selalu menggunakan bahasa lisan saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk dapat berinteraksi dengan manusia lainnya, di samping itu bahasa dapat menjadi identitas bagi penuturnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat pemakainya dalam berkomunikasi. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan sistem, yaitu seperangkat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan yang Relevan Kajian tentang morfologi bahasa khususnya bahasa Melayu Tamiang masih sedikit sekali dilakukan oleh para ahli bahasa. Penulis menggunakan beberapa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo dkk., 1985:

Lebih terperinci

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA BAB 1 CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA Tujuan Pembelajaran: 1) mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus hewan dengan lingkungannya; 2) mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri

Lebih terperinci

tumbuhan di sekitar pelajaran 8

tumbuhan di sekitar pelajaran 8 pelajaran 8 tumbuhan di sekitar tuhan ciptakan aneka tumbuhan ada sayuran buah dan bunga semua berguna bagi manusia manusia wajib menjaga dan merawat tumbuhan yang tuhan beri sukakah kamu merawat tumbuhan

Lebih terperinci

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c Kunci Jawaban BAB 1 Ayo Berlatih 1.1 2. Hewan berkembang biak dengan cara beranak dan bertelur. Contoh hewan yang beranak kucing, sapi, dan kelinci. Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur adalah

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLatihan soal 7.1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLatihan soal 7.1 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLatihan soal 7.1 1. Ciri khusus yang ada pada makhluk hidup bertujuan untuk... Untuk mencari makanan Untuk menarik perhatian hewan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1 ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Diajukan Oleh: AGUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008 VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008 Zuly Qurniawati, Santi Ratna Dewi S. Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Majalah merupakan bagian dari

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Bagian-bagian Tumbuhan SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Mars Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Bagian-bagian Tumbuhan Tumbuh-tumbuhan banyak ditemui di lingkungan sekitar

Lebih terperinci

MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN I. PAKAIAN DINAS A. PDH PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL 1. PDH WARNA KHAKI a. PDH Warna Khaki Pria LAMPIRAN

Lebih terperinci

Apa pengertian hominim, homograf, dan homofon? Bagimana tingkatan homonim? Periksa kata-kata yang berhomonim di dalam kamus?

Apa pengertian hominim, homograf, dan homofon? Bagimana tingkatan homonim? Periksa kata-kata yang berhomonim di dalam kamus? HOMONIMI Apa pengertian hominim, homograf, dan homofon? Bagimana tingkatan homonim? Periksa kata-kata yang berhomonim di dalam kamus? Bagaimana proses terjadinya homonim? Istilah homonimi (Inggris: homonymy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata merupakan salah satu unsur penting dalam pembetukan suatu bahasa salah satunya dalam suatu proses pembuatan karya tulis. Kategori kata sendiri merupakan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Proses pembentukan kata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang ditetapkan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dengan demikian, suatu keharusan bagi seluruh rakyat Indonesia

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 8 kegiatan sehari hari Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG Nama Mata Kuliah Kode/SKS Waktu SOAL TUGAS TUTORIAL II : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD : PGSD 4405/3 (tiga) : 60 menit/pada pertemuan ke-5 PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

PEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI Jurnal Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI Jurnal Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI 2012 Jurnal Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam, benda, tempat, dan makna nama orang hebat atau pintar. Nama juga diberikan pada kafe. Kafe menurut KBBI (2014) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. alam, benda, tempat, dan makna nama orang hebat atau pintar. Nama juga diberikan pada kafe. Kafe menurut KBBI (2014) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Semua benda di dunia memiliki nama. Pemberian nama bertujuan untuk memudahkan seseorang mengenal identitas dari benda tersebut. Nama merupakan media yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa meliputi mendengar, berbicara, membaca, menulis. Keempat kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang diterapkan dalam melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2 1. Burung elang memiliki bentuk paruh yang besar, runcing, dan ujungnya melengkung. Bentuk paruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia mampu melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran

Lebih terperinci

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588). BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (

Lebih terperinci

PROLOG. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia

PROLOG. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia PROLOG Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia Itu potongan lagu yang sering saya nyanyikan di Sekolah Dasar ketika ada pengambilan nilai mata

Lebih terperinci

Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar

Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar Contoh Soal Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar 1. Dalam tayangan suatu berita pasti ada pokok berita yang disampaikan. Pokok berita

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setiap bahasa di dunia memiliki sistem kebahasaan yang berbeda. Perbedaan sistem bahasa itulah yang menyebabkan setiap bahasa memiliki ciri khas dan keunikan, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Objek karya seni sangat bermacam-macam, ini sangat tergantung pada ketertarikan seniman tersebut dalam memilih objek.bukan hal kebetulan bahwa penulis sangat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK Nama : Wara Rahma Puri NIM : 1402408195 BAB 5 TATARAN LINGUISTIK 5. TATARAN LINGUISTIK (2): MORFOLOGI Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. 5.1 MORFEM Tata bahasa tradisional tidak

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam pembentukan dan pengembangan bahasa Indonesia. Sebelum mengenal bahasa Indonesia sebagian besar bangsa Indonesia

Lebih terperinci

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN)

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) Mata Pelajaran : Tes potensi Akademik Tanggal : 01 Juli 2009 Kode Soal : 394 Area : Bandung, Yogyakarta, Padang Untuk soal nomor 1 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata

Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata 1 Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata yang konkret (dengan ukuran, arah, batas yang jelas)

Lebih terperinci

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

Intro. Cupve - Izzi - Guardian Intro Cahaya putih bersinar terang. Di ikuti bau yang begitu harum. Dari sebuah bola cahaya muncul sosok bersayap, dengan kaki-kaki yang lentik, tangan yang mungil tapi kuat, mata penuh dengan cinta dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

Lebih terperinci

BENDA DAN KEGUNAANNYA

BENDA DAN KEGUNAANNYA BAB VI BENDA DAN KEGUNAANNYA Sumber: Dokumen penerbit Apa yang akan kamu pelajari pada bab enam ini? Pada bab ini akan mempelajari: A. Bahan penyusun benda B. Kegunaan benda Bab VI Benda dan Kegunaannya

Lebih terperinci

hangat hangat hangat hanyut hanyut hanyut haus haus haus

hangat hangat hangat  hanyut hanyut hanyut  haus haus haus hangat (a) panas Ayah membasuh cawan itu menggunakan air yang hangat meriah, sambutan hebat Pertandingan nyanyian itu mendapat sambutan hangat daripada orang ramai hanyut (a) dibawa mengalir oleh air Bangkai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur kata dan cara pembentukan kata (Harimurti Kridalaksana, 2007:59). Pembentukan kata

Lebih terperinci

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN)

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) Mata Pelajaran : Tes potensi Akademik Tanggal : 01 Juli 2009 Kode Soal : 392 Area : Bandung, Yogyakarta, Padang Untuk soal nomor 1 sampai dengan

Lebih terperinci

Pembahasan Video :http://stream.primemobile.co.id:1935/testvod/_definst_/smil:semester 2/SMP/Kelas 7/BIOLOGI/BAB 11/BIO smil/manifest.

Pembahasan Video :http://stream.primemobile.co.id:1935/testvod/_definst_/smil:semester 2/SMP/Kelas 7/BIOLOGI/BAB 11/BIO smil/manifest. SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 7. Gejala Alam Biotik Dan AbiotikLATIHAN SOAL BAB 7 1. Melakukan percobaan dalam metode ilmiah disebut dengan Eksperimen Observasi Hipotesis Prediksi Kunci Jawaban : B Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga perkembangan bahasa Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan, baik melalui

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK (4) : SEMANTIK. meskipun sifat kehadirannya pada tiap tataran itu tidak sama.

TATARAN LINGUISTIK (4) : SEMANTIK. meskipun sifat kehadirannya pada tiap tataran itu tidak sama. Nama : Setyaningyan NIM : 1402408232 BAB 7 TATARAN LINGUISTIK (4) : SEMANTIK Makna bahasa juga merupakan satu tataran linguistik. Semantik, dengan objeknya yakni makna, berada di seluruh atau di semua

Lebih terperinci

Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut.

Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut. JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD VI (ENAM) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP Kehadiran hewan dan tumbuhan itu sesungguhnya dapat menjaga keseimbangan alam. Satu makhluk

Lebih terperinci

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Nama : Irine Linawati NIM : 1402408306 BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Fonem adalah satuan bunyi terkecil dari arus ujaran. Satuanfonem yang fungsional itu ada satuan yang lebih tinggi yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar

BAB I PENDAHULUAN. dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang kita dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam atau luar negeri melalui media elektronik atau cetak. Setiap

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

MELATIH ANJING HERDER (bagian pertama) Oleh : Susila Sujarwo*)

MELATIH ANJING HERDER (bagian pertama) Oleh : Susila Sujarwo*) MELATIH ANJING HERDER (bagian pertama) Oleh : Susila Sujarwo*) Keberhasilan melatih anak anjing herder tergantung dari anjing-anjing yang dilatih dan faktor pelatihnya (kasih sayang, perhatian dan waktu).

Lebih terperinci

menerjemahkan setiap konteks yang ada di dalam suatu karya sastra.

menerjemahkan setiap konteks yang ada di dalam suatu karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Bahasa pada dasarnya adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam berbahasa, kita sebagai pengguna bahasa tidak terlepas dari kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam berbahasa adalah sesuatu

Lebih terperinci

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis PROGRAM PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTISTIK Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis MEMILIH PROGRAM PEMBELAJARAN Program Penilaian Kemampuan Memilih Program untuk memulai pembelajaran Saatnya

Lebih terperinci

Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain:

Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain: Perlengkapan Dasar dan Persiapan Perjalanan Keberhasilan seseorang dalam melakukan perjalanan ditentukan oleh perencanaan dan persiapan sebelum melakukan perjalanan. Gagal dalam melakukan sebuah perencanaan

Lebih terperinci

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Suksesi dan Restorasi Hutan Hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang di dominasi oleh pepohonan. Masyarakat hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang hidup dan tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi, morfologi, semantik, dan sintaksis terhadap anak-anak sebagai bahasa pertama. Pemerolehan fonologi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar.

BAB I PENDAHULUAN. gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komik merupakan sebuah cerita yang disampaikan dengan ilustrasi gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar. Gambar-gambar tersebut berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu penelitian, maka dibutuhkan sebuah metode penelitian. Metode ini dijadikan pijakan dalam

Lebih terperinci

Mengamati Kehidupan Hewan

Mengamati Kehidupan Hewan 8 Mengamati Kehidupan Hewan Ketekunan adalah ciri seorang pembelajar. Berhubungan dengan hal ini, kamu akan mengamati benda melalui kegiatan menulis dan membaca. Belajar Apa di Pelajaran 8? Mengenal isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam linguistik bahasa Jepang (Nihon go-gaku) dapat dikaji mengenai beberapa hal, seperti kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran, bahkan sampai pada bagaimana bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian yang berjudul Bentuk Fungsi Makna Afiks men- dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar disusun oleh Rois Sunanto NIM 9811650054 (2001)

Lebih terperinci

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN)

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) Mata Pelajaran : Tes potensi Akademik Tanggal : 01 Juli 2009 Kode Soal : 394 Area : Bandung, Yogyakarta, Padang Untuk soal nomor 1 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. Pendefinisian kalimat, baik segi struktur, fungsi, maupun maknanya banyak ditemukan dalam buku-buku tata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar

Lebih terperinci

TUMBUHAN HERBa di malaysia

TUMBUHAN HERBa di malaysia TUMBUHAN HERBa di malaysia POKOK MISAI KUCING Alam : Tumbuhan Divisi : Magnliophyta Kelas : Magnoliopsida Order : Lamiales Famili : Labiatae Genus : Orthosiphon Species : Orthosiphon stamineus @ spiralis

Lebih terperinci

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations 2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Knowledge graph adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf (Zhang dan Hoede 2000). Menurut Zhang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat dipeoleh melalui studi atau kajian kepustakaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang kemampuan menulis pantun sebelumnya sudah pernah dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya Peningkatan

Lebih terperinci