BAB I PENDAHULUAN. terakhir senantiasa lebih dari 70%. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak memiliki peranan besar dalam mendukung terlaksananya pembangunan. Selama ini penerimaan perpajakan menjadi sumber utama pendapatan dalam APBN. Kontribusi pajak dalam negeri terhadap total pendapatan negara dalam lima tahun terakhir senantiasa lebih dari 70%. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengoptimalkan penerimaan perpajakan. Salah satunya adalah dengan menerapkan kebijakan pengampunan pajak. Pada medio tahun 2016, Undang-Undang Nomor 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Undang-Undang tersebut menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah untuk dapat merealisasikan potensi penerimaan pajak yang semestinya terutang dari wajib pajak. Selain itu, pemerintah juga akan mendapatkan data potensi pajak yang sebelumnya belum dilaporkan oleh wajib pajak. Data tersebut nantinya berguna bagi rekonsiliasi potensi perpajakan nasional secara menyeluruh. Melalui pengampunan pajak, pemerintah berharap dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor utama pembentuk iklim perpajakan yang lebih baik. Pengesahan UU Nomor 11 Tahun 2016 menjadi indikasi bahwa pengam- 1

2 punan pajak selain menjadi sarana untuk meningkatkan penerimaan perpajakan, dipandang juga dapat memberikan stimulus kepada wajib pajak yang belum patuh supaya mau menjadi patuh. Hal ini termaktub dalam latar belakang disahkannya undang-undang tersebut. Meskipun demikian, perlu dipahami bahwa pengampunan pajak tidak serta merta dapat memberikan dampak pada perilaku patuh wajib pajak. Dalam realitasnya, pengampunan pajak memiliki potensi untuk menjadi hambatan sekaligus peluang bagi terciptanya kepatuhan. Dari segi hambatan, Andreoni (1991) menyebutkan pengampunan pajak memiliki kemungkinan untuk menurunkan efisiensi dan kewajaran sistem perpajakan daripada meningkatkannya. Beberapa penelitian di Turki juga menjelaskan bahwa pengampunan pajak berpotensi untuk menurunkan kepatuhan wajib pajak secara sukarela karena pengampunan pajak dipandang tidak sesuai dengan prinsip keadilan dan persamaan dalam pemungutan pajak (Saracoglu dan Cascurlu 2011, Nar 2015). Lebih lanjut lagi, Matiello (2005) menunjukkan bahwa pemberian pengampunan pajak tidak signifikan mempengaruhi tindakan penghindaran pajak. Pernyataan tersebut muncul berdasarkan eksperimen yang didesain untuk menguji bahwa pemberian berbagai pengampunan pajak dapat menurunkan kepatuhan. Dari penelitian tersebut, faktor pemeriksaan pajak dan persepsi terhadap penghindaran pajak justru menjadi yang paling penting dalam mempengaruhi kemauan wajib pajak untuk berpartisipasi memenuhi kewajiban perpajakan. 2

3 Dari segi peluang, Rosen (1995) dalam Saracoglu dan Cascurlu (2011) menunjukkan bahwa pengumuman pemerintah atas peningkatan penegakan hukum pajak berpengaruh signifikan dengan kinerja yang ditunjukkan pengampunan pajak. Hal ini terjadi karena wajib pajak menjadi lebih percaya terhadap kebijakan pengampunan pajak yang disertai dengan kepastian penegakan hukum. Selain itu, Matiello (2005) menyebutkan apabila pengampunan pajak dilaksanakan dengan komitmen nyata dan tidak sering dilakukan mungkin dapat juga meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kemungkinan tersebut terjadi apabila pengampunan pajak didesain dengan baik dan diikuti komitmen pemerintah untuk mengoptimalkan penegakan hukum pajak. Menilik sejarah di Indonesia, kebijakan pengampunan pajak sebelumnya pernah beberapa kali diterapkan. Pertama, kebijakan pengampunan pajak tahun Kebijakan ini menitikberatkan pada kelonggaran-kelonggaran terhadap ketentuan fiskal dan sanksi pidana dengan subjek wajib pajak orang pribadi dan badan. Kedua, kebijakan pengampunan pajak tahun Kebijakan ini ditetapkan berkaitan dengan perubahan sistem perpajakan di Indonesia yang dimulai pada tahun 1983 dengan sasaran objek pajak yang lebih luas. Ketiga, kebijakan pengampunan pajak tahun Kebijakan ini disebut dengan kebijakan `penghapusan sanksi pajak atau lebih dikenal dengan sunset policy. Fokusnya mengatur pemberian fasilitas penghapusan sanksi pajak penghasilan orang pribadi atau badan berupa bunga atau kekurangan pembayaran pajak sepanjang tahun

4 Masing-masing kebijakan pengampunan pajak yang pernah diterapkan di Indonesia memiliki hasil yang berbeda-beda. Naskah Akademis RUU tentang Pengampunan Pajak tahun 2016 menyebutkan bahwa dari ketiga kebijakan pengampunan pajak tersebut hanya kebijakan pengampunan pajak tahun 2008 yang dianggap berhasil. Keberhasilan itu terjadi karena target realisasi penerimaan perpajakan negara tercapai dan terdapat juga peningkatan kepatuhan wajib pajak setelahnya. Sedangkan, kebijakan pengampunan pajak tahun 1964 dan 1984 dipandang gagal karena tingkat kepatuhan wajib pajak tidak mengalami peningkatan signifikan setelahnya. Faktor persepsi seringkali memegang peranan penting pada keputusan wajib pajak untuk menjadi patuh atau tidak. Wang (2007) mendefinisikan persepsi sebagai seperangkat proses kognitif internal dari akal pada lapisan fungsi kognitif bawah sadar yang mendeteksi, mempengaruhi, mengintepretasi, dan mencari informasi kognitif internal dalam pikiran. Sementara, Melgar (2010) dalam Rosid (2016) menyebutkan bahwa persepsi berkaitan erat dengan kepercayaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa persepsi muncul berdasarkan emosi-emosi pada diri seseorang yang juga berkaitan dengan kepercayaannya. Melalui proses inilah kemudian seseorang merespon suatu fenomena atau kejadian. Pemahaman mengenai persepsi wajib pajak krusial untuk bisa menjelaskan perilaku wajib pajak dalam mengikuti pengampunan pajak. Meskipun demikian, di Indonesia belum banyak tersedia penelitian yang menelusurinya. Penelitian yang berfokus mengenai persepsi wajib pajak dalam kontek kebijakan perpajakan terbilang 4

5 masih sedikit. Padahal, hal tersebut sangat diperlukan untuk bisa memahami perilaku wajib pajak sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan yang lebih baik dalam bidang perpajakan Rumusan Masalah Berdasarkan paparan yang telah diuraikan di latar belakang, maka dapat dituliskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh persepsi wajib pajak atas penerapan pengampunan pajak terhadap partisipasi wajib pajak mengikuti pengampunan pajak? 2. Apakah terdapat pengaruh persepsi wajib pajak atas penegakan hukum pajak terhadap partisipasi wajib pajak mengikuti pengampunan pajak? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dituliskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh persepsi wajib pajak atas penerapan pengampunan pajak pada partisipasi wajib pajak mengikuti pengampunan pajak. 2. Untuk menguji pengaruh persepsi wajib pajak atas penegakan hukum pajak pada partisipasi wajib pajak mengikuti pengampunan pajak Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Pemerintah. 5

6 Penelitian ini dapat digunakan oleh pemerintah sebagai bahan informasi untuk mengevaluasi kinerja bidang perpajakan, serta sebagai masukan untuk menyusun kebijakan perpajakan yang baru. 2. Akademisi. Penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan untuk penelitian lain, sekaligus menambah khasanah penelitian Akuntansi Sektor Publik dan Perpajakan. 3. Masyarakat. Penelitian ini dapat menambah perbendaharaan pengetahuan mengenai perpajakan bagi masyarakat umum Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap wajib pajak orang pribadi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari kuesioner yang dirancang sesuai dengan topik penelitian. Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang dilaksanakannya penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, manfaat yang diharapkan dari penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. 6

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II merupakan tinjauan pustaka yang terdiri atas landasan teori mengenai tema penelitian, penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, pengembangan hipotesis, dan kerangka penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri atas bahasan metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yang mencakup sampel dan data penelitian, jenis dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, penjabaran variabel, model penelitian yang dipakai, dan uji statistik yang dilakukan dalam penelitian. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV berisikan statistik diskriptif dari data yang diperoleh, pengujian kuesioner, uji asumsi klasik, dan uji regresi terhadap model yang digunakan, serta hasil pengolahan data dan pembahasan penelitian ini. BAB V PENUTUP Bab V merupakan penutup yang terdiri atas kesimpulan dari penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya. 7