KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. drg. Kartini Rustandi, M.Kes. Laporan Tahunan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. drg. Kartini Rustandi, M.Kes. Laporan Tahunan"

Transkripsi

1 i

2

3 KATA PENGANTAR merupakan media yang digunakan dalam mewujudkan paradigma kepemerintahan yang baik (good governance) dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat. ini diharapkan dapat memberikan informasi keuangan yang terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan serta dapat mengukur pencapaian kinerja sesuai tujuan dan sasaran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam mendukung visi dan misi Kementerian Kesehatan. ini dibuat sebagai bahan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan pada, diharapkan dapat menjadi pembelajaran dalam meningkatkan keberhasilan program dan mengantisipasi kekurangan-kekurangan yang terjadi di agar tidak terulang pada Tahun Kami menyadari ini masih jauh dari sempurna, banyak keterbatasan dan kelemahan dengan laporan ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. Semoga ini dapat bermanfaat bagi masyarakat maupun internal. Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga dapat disusun. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penyusunan ini. Jakarta, Januari 2018 drg. Kartini Rustandi, M.Kes i

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv v BAB I ANALISA SITUASI AWAL TAHUN... 1 A. Hambatan Tahun Lalu... 2 B. Kelembagaan... 3 C. Sumber Daya... 8 BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA A. Dasar Hukum B. Tujuan, Sasaran dan Indikator BAB III STRATEGI PELAKSANAAN A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran B. Hambatan Dalam Pencapain C. Terobosan Yang Dilakukan BAB IV HASIL KERJA A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran B. Pencapaian Kinerja.. 58 C. Realisasi Anggaran.. 63 BAB V PENUTUP ii

5 DAFTAR TABEL Tabel Tabel 2 Alokasi DIPA Tabel Tabel Tabel 5 Hasil Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan Subdit Kapasitas Kerja Tabel 6 Hasil Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan Subdit Lingkungan Kerja. 36 Tabel 7 Hasil Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan Subdit Kesehatan Olahraga Tabel 8 Pencapaian Tujuan dan Sasaran Kegiatan Dukungan Manajemen Tabel 9 Rincian penyusunan NSPK Tahun Tabel 10 Daftar perusahaan yang mendapatkan Penghargaan bagi Institusi yang Melaksanakan GP2SP Tabel 11 Pemenang Lomba Ibu dengan ASI eksklusif Tabel 12 Hasil Tes Kebugaran Jasmani Tabel Tabel 14 Alokasi DIPA Serta Penyerapan Biaya Tabel 15 Realiasasi Anggaran Per Komponen Kegiatan Tabel 16 Realiasasi Anggaran Per Output Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tabel 17 Hasil Evaluasi Dana Dekonsentrasi iii

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur... 8 Gambar 2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin... 9 Gambar 3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan... 9 Gambar 4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian Gambar 5 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan Gambar 6 Kekuatan Personil masing-masing Subdit dan Subbag Gambar 7 Persentase Pegawai yang mengikuti Tes Kebugaran Jasmani Gambar 8 Hasil pemeriksaan kesehatan pengemudi Gambar 9 Jumlah Puskesmas yang Melapor Kesehatan Kerja Gambar 10 Perbandingan capaian indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja Gambar 11 Kenaikan Jumlah Pos UKK Nelayan Tahun Gambar 12 Jumlah Pos UKK di masing-masing provinsi Gambar 13 Jumlah Puskesmas yang Melapor Kesehatan Olahraga Gambar 14 Presentase Realisasi DIPA. 64 Gambar 15 Realisasi Dana Dekonsentrasi per Provinsi iv

7 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rekapitulasi Capaian Indikator Kesehatan Kerja dan Olahraga Lampiran 2 Realisasi Dana Dekonsentrasi Program Kesehatan Kerja dan Olahraga. 71 Lampiran 3 Daftar Pegawai 72 Lampiran 4 Daftar Target dan Capaian 73 Lampiran 5 Daftar Sasaran Puskesmas Yang Melaksanakan Kesehatan Kerja Lampiran 6 Daftar Sasaran Puskesmas Yang Melaksanakan Kesehatan Olahraga 75 Lampiran 7 Daftar Sarana Kesehatan TKI per Desember Lampiran 8 Daftar Pos UKK yang terbentuk di wilayah PPI/TPI.. 77 Lampiran 9 Daftar Sasaran Puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan kebugaran anak SD v

8

9 BAB I ANALISA SITUASI AWAL TAHUN Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan unit Eselon II yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. memiliki tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga sesuai dengan perundang-undangan. Tugas yang dibebankan kepada Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga bertujuan untuk mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan sebagai alat ukur keberhasilan program. Hasil pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dari capaian Indikator Renstra Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga antara lain : 1. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar dari target sebanyak 60% tercapai sebanyak 62,56% (6.110 Puskesmas) yang tersebar di 34 provinsi. Faktor yang mempengaruhi pencapaian indikator ini yaitu 1) Kesehatan Kerja dan Olahraga sudah masuk ke dalam struktur organisasi di daerah. 2) Kebutuhan dan kesadaran akan pentingnya program Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam mendukung produktivitas pekerja 3) Format pelaporan yang disederhanakan sehingga memudahkan daerah dalam merekap data Kesehatan Kerja dan Olahraga 4) Penggunaan teknologi informasi yang semakin canggih menggunakan , aplikasi berbasis web dan media sosial. 2. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI sebanyak 482 Pos UKK. Indikator Pos UKK sangat berhasil karena dapat melebihi target yang ditetapkan pada yaitu sebesar 480 Pos UKK. Indikator Pos UKK tercapai melebihi target salah satunya karena adanya komitmen masyarakat dalam mendukung tercapainya masyarakat pekerja yang sehat dan mandiri. 3. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar sebanyak 100% (103 fasilitas pelayanan kesehatan). 4. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebanyak 49,78% (4.862 Puskesmas) dari target sebesar 40% (3.901 Puskesmas). Kendala yang 1

10 dihadapi dalam pencapaian indikator kesehatan olahraga sebagian besar sama dengan indikator kesehatan kerja. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan memiliki 2 tolak ukur pencapaian yaitu pencapaian kinerja dan pencapaian anggaran. Dengan predikat baik dalam pencapaian anggaran sebesar Rp ,- (97,66%) dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Pencapaian kinerja maupun keuangan didorong oleh beberapa hal yang telah dilakukan seperti penguatan kebijakan dan manajemen Kesehatan Kerja dan Olahraga, kemitraan dan pemberdayaan kesehatan pada kelompok pekerja berbasis masyarakat pekerja, advokasi dan sosialisasi Kesehatan Kerja dan Olahraga, penguatan layanan kesehatan bagi pekerja, penguatan sistem informasi Kesehatan Kerja dan Olahraga, penguatan SDM Kesehatan Kerja melalui peningkatan Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja, pembinaan melalui bimbingan teknis ke daerah dan penguatan Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Kerja dan Olahraga. Walaupun telah menunjukkan berbagai capaian hasil, namun dalam pelaksanaanya kegiatan pembinaan upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga di tahun 2017 tidak terlepas dari adanya berbagai kendala atau hambatan yang dihadapi. A. Hambatan Tahun Lalu Dalam pelaksanaan kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga tidak luput dari hambatan dan masalah. Berdasarkan analisa kegiatan yang telah dilaksanakan, dapat diketahui beberapa hambatan dan masalah antara lain : 1. Kesehatan Kerja dan Olahraga baru masuk ke dalam struktur organisasi dan tata kerja didaerah. 2. Kurangnya komitmen dari pengambil keputusan di daerah terkait program Kesehatan Kerja dan Olahraga. 3. Kurangnya pemahaman tenaga kesehatan tentang pentingnya program Kesehatan Kerja dan Olahraga. 4. Pengelola Kesehatan Kerja dan Olahraga pada umumnya tenaga baru yang belum memiliki pengetahuan terkait Kesehatan Kerja dan Olahraga. 2

11 5. Masih adanya kesulitan jangkauan wilayah kerja di bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga terutama di sector pekerja formal. 6. Tingginya mobilitasi pegawai di daerah, sehingga banyak program Kesehatan Kerja dan Olahraga yang tidak dapat jalan setelah petugas yang telah dilatih di pindah tugas ke tempat lain dan petugas yang baru belum terpapar tentang Program Kesehatan Kerja dan Olahraga. 7. Kurangnya regulasi dibidang Kesehatan Kerja dan Olahraga yang dapat dijadikan payung hukum dalam implementasi program di lapangan. 8. SDM yang dilatih peningkatan kapasitas belum percaya diri untuk masuk perusahaan/ sektor formal khususnya PMA mengingat perusahaan tersebut sudah menerapkan K3 dengan kualifikasi tinggi sesuai dengan buyer. 9. SDM Puskesmas belum memahani kewenangannya sebagai penanggung jawab kesehatan berdasarkan konsep kewilayahan termasuk bertanggung jawab pada kesehatan pekerja di dalam perusahaan yang ada di wilayah kerja Puskesmas. 10. Minimnya alokasi anggaran bahkan tidak adanya dukungan terhadap Kesehatan Kerja dan Olahraga di puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bersumber dari APBD. 11. Bimbingan teknis dan sistem pelaporan yang belum berjalan secara terpadu dan tersistem. 12. Masih tingginya ego sektoral dan program. B. Kelembagaan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tanggal 29 September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan dalam melaksanakan tugas sehari-hari bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan fungsi sebagai berikut : 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 3

12 2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 5. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; dan 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. terbagi ke dalam 4 (empat) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha. Berikut ini merupakan rincian tugas dan fungsi dari masing-masing Subdirektorat maupun Subbagian : 1. Subdirektorat Kesehatan Okupasi dan Surveilans mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans. Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Kesehatan Okupasi dan Surveilans menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans kesehatan pekerja; b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans kesehatan pekerja; c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kesehatan okupasi dan surveilans kesehatan pekerja; d. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan okupasi dan surveilans kesehatan pekerja; dan e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans kesehatan pekerja. 4

13 Subdirektorat Kesehatan Okupasi dan Surveilans terdiri atas : a. Seksi Kesehatan Okupasi Seksi Kesehatan Okupasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan okupasi. b. Seksi Surveilans Kesehatan Pekerja Seksi Surveilans Kesehatan Pekerja mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang surveilans kesehatan pekerja. 2. Subdirektorat Kapasitas Kerja mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kapasitas kerja. a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kapasitas kerja pekerja dan institusi; b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kapasitas kerja pekerja dan institusi; c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kapasitas kerja pekerja dan institusi; d. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kapasitas kerja pekerja dan institusi; dan e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kapasitas kerja pekerja dan institusi. Subdirektorat Kapasitas Kerja terdiri atas : a. Seksi Kapasitas Kerja Pekerja Seksi Kapasitas Kerja Pekerja mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kapasitas kerja pekerja. 5

14 b. Seksi Kapasitas Kerja Institusi Seksi Kapasitas Kerja Institusi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kapasitas kerja Institusi. 3. Subdirektorat Lingkungan Kerja mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang lingkungan kerja. a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengendalian lingkungan kerja dan perlindungan ergonomi; b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian lingkungan kerja dan perlindungan ergonomi; c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian lingkungan kerja dan perlindungan ergonomi; d. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian lingkungan kerja dan perlindungan ergonomi; dan e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengendalian lingkungan kerja dan perlindungan ergonomi. Subdirektorat Lingkungan Kerja terdiri atas: a. Seksi Pengendalian Lingkungan Kerja Seksi Pengendalian Lingkungan Kerja mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengendalian lingkungan kerja. b. Seksi Perlindungan Ergonomi Seksi Perlindungan Ergonomi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perlindungan ergonomi. 6

15 4. Subdirektorat Kesehatan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan olahraga. a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kesehatan olahraga masyarakat dan prestasi; b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan olahraga masyarakat dan prestasi; c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kesehatan olahraga masyarakat dan prestasi; d. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan olahraga masyarakat dan prestasi; dan e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan olahraga masyarakat dan prestasi. Subdirektorat Kesehatan Olahraga terdiri atas : a. Seksi Kesehatan Olahraga Masyarakat Seksi Kesehatan Olahraga Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan olahraga masyarakat. b. Seksi Kesehatan Olahraga Prestasi Seksi Kesehatan Olahraga Prestasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan olahraga prestasi. 5. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tata persuratan, serta kerumahtanggaan Direktorat. 7

16 C. Sumber Daya 1. Sumber Daya Manusia Pegawai di lingkungan pada akhir Desember berjumlah 53 orang. Dari jumlah tersebut pegawai dibagi ke dalam berbagai tingkatan umur, jenis kelamin, pendidikan, status kepegawaian, golongan dan jabatan : a. Jumlah pegawai berdasarkan tingkatan umur Jumlah pegawai berdasarkan tingkatan umur adalah sebagai berikut : 1. kelompok umur di bawah 30 sebanyak 12 orang (23%) 2. kelompok umur sebanyak 17 orang (32%) 3. kelompok umur sebanyak 14 orang (26%) 4. kelompok umur diatas 50 sebanyak 10 orang (19%) Gambar 1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur b. Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin Pegawai terdiri dari 33 orang dengan jenis kelamin perempuan dan 20 orang dengan jenis kelamin laki-laki. Berikut ini diagram yang menggambarkan perbandingan pegawai laki-laki dan perempuan : 8

17 Gambar 2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin c. Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan terbagi ke dalam 5 kategori yaitu S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 20 orang, S1 sebanyak 38 orang, D3 sebanyak 5 orang. Gambar 3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan 9

18 d. Jumlah pegawai berdasarkan status kepegawaian Jumlah pegawai dengan status PNS berjumlah 53 orang sedangkan untuk yang berstatus Non PNS berjumlah 13 orang. Sehingga total keseluruhan pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berjumlah 66 orang. Gambar 4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian e. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan dan Golongan Jumlah pegawai yang sudah berstatus Golongan IV berjumlah 8 orang dan yang berstatus Golongan III berjumlah 58 orang. Gambar 5 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan 10

19 f. Kekuatan personil masing-masing Subdit di Lingkungan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Bagian dengan jumlah personil terbanyak adalah Sub Bagian Tata Usaha dengan jumlah personil sebanyak 17 orang karena pegawai Non PNS dan staf dengan jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja dikelola oleh Sub Bagian Tata Usaha. Pegawai Non PNS di Sub Bagian Tata Usaha bertugas antara lain sebagai pramubakti, supir, pengelola data, staf fungsional pembimbing kesehatan kerja dan Sekretaris Direktur. Subdit Kesehatan Olahraga memiliki 3 pegawai Non PNS yang memiliki tugas mengelola tempat fitness Kementerian Kesehatan RI. Subdit Kapasitas memiliki 1 pegawai Non PNS dengan tugas mengelola tempat memerah ASI Kementerian Kesehatan RI. Gambar 6 Kekuatan Personil masing-masing Subdit dan Subbag g. Jumlah Pejabat Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja Dalam melaksanakan upaya kesehatan kerja, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan unit kerja di Kementerian Kesehatan yang diberi amanat untuk membina pejabat fungsional pembimbing kesehatan kerja. Pejabat fungsional pembimbing kesehatan kerja merupakan individu yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan upaya kesehatan kerja yang diduduki oleh pegawai negeri sipil. Pejabat fungsional pembimbing kesehatan kerja ini tersebar di kementerian lain baik di dinas kesehatan maupun rumah sakit di 20 Provinsi. Berikut ini merupakan rincian pejabat fungsional pembimbing kesehatan kerja berdasarkan lokasi dan jenjang jabatan : 11

20 Tabel 1 Rincian Pejabat Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja No. Instansi Pusat Pertama Muda Madya Jumlah 1 Kementerian Kesehatan Kementerian Lain Daerah Pertama Muda Madya Jumlah 1 Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Jawa Barat Banten Jawa Tengah Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Total

21 2. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada di mencakup barang bergerak, yaitu mobil dan motor. Sedangkan untuk barang tidak bergerak yaitu mesin fotocopy, LCD, camera, handy cam, laptop, scanner, PC, server dan peralatan perkantoran lainnya, peralatan pemantauan kualitas kesehatan lingkungan kerja, kapasitas kerja (kit APD nelayan, UMKM dan pertanian), kesehatan okupasi dan surveilans (kit pemeriksaan kesehatan pengemudi dan sistem Pelaporan Kesehatan Kerja dan Olahraga) dan peralatan olahraga (peralatan fitnes dan kit pemeriksaan kebugaran jemaah haji), sarana komunikasi dan transportasi serta perangkat pengolah data elektronik. a. Peralatan Kantor dan Barang Persediaan Peralatan kantor dibagi ke dalam pengawasan tiap-tiap subdit yaitu Subdit Kesehatan Okupasi dan Surveilans, Subdit Kapasitas Kerja, Subdit Lingkungan Kerja dan Subdit Olahraga. Sampai dengan akhir Desember 2017 jenis dan jumlahnya sesuai dengan jumlah pegawai (indeks pegawai) dan dikelola sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN). menambah jumlah barang persediaan berupa kit dengan tujuan untuk mendukung program Kesehatan Kerja dan Olahraga di daerah. Barang-barang tersebut antara lain kit pemeriksaan kebugaran, kit pemeriksaan kesehatan pengemudi dan kit APD (APD sektor pertanian, sektor nelayan dan sektor UMKM). b. Sarana Komunikasi dan Transportasi Sarana komunikasi yang ada di terdiri dari pesawat telepon 2 (dua) buah, telepon internal 1 (satu) buah, HT 6 (enam) buah, faksimile 2 buah dan (direktorat.kesjaor@gmail.com / data.kesjaor@gmail.com). Sarana transportasi yang dimiliki oleh Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah 10 (sepuluh) buah kendaraan roda empat yang terdiri dari Sedan 2 (dua) buah dan Station Wagon 8 (delapan) buah dan 4 (empat) buah kendaraan roda dua serta kendaraan unit kesehatan masyarakat 1 (satu) buah. Kendaraan Direktorat Kesehatan Kerja 13

22 dan Olahraga digunakan sebagai alat transportasi kedinasan Direktorat dan juga digunakan perorangan sebagai alat transportasi struktural. c. Perangkat Pengolahan Data Elektronik Perangkat keras (hardware) terdiri dari komputer PC 53 (lima puluh tiga) buah, printer 53 (lima puluh tiga) buah, scanner 9 (sembilan) buah, Laptop 11 (sebelas) buah, Notebook 72 (tujuh puluh dua) buah, 1 (satu) buah electronic document file, mesin ketik 2 (dua) buah dan mesin foto copy 1 (satu) buah. Adapun rincian Laporan Barang Milik Negara selengkapnya mengenai jenis, jumlah, keadaan/kondisi dan perkembangan (tambah/kurang) sarana dan prasarana pada. 3. Alokasi Anggaran Alokasi belanja kegiatan sesuai dengan DIPA untuk pusat pada sebesar Rp ,- (Dua puluh enam milyar delapan ratus empat puluh tujuh juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu rupiah). Perbandingan alokasi anggaran pada Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 disajikan dalam tabel berikut : Tabel 2 Alokasi DIPA Tahun 2015 s/d 2017 Tahun Anggaran Alokasi (Rp) , , ,- 14

23 Perubahan alokasi anggaran yang terjadi pada dikarenakan revisi DIPA maupun POK dapat dilihat pada Diagram Pergeseran Anggaran sebagai berikut : Tabel 3 Histori Perubahan Anggaran No Judul Tanggal Penjelasan 1 DIPA Awal 7 Desember 2016 DIPA Awal Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tanggal 7 Desember REVISI POK 1 13 Februari 2017 Revisi POK I merupakan revisi pada perubahan MAK 3 REVISI POK 2 4 Mei 2017 Revisi POK I merupakan revisi pada perubahan MAK 4 EFISIENSI - Efisiensi/selfblocking dilaksanakan dalam rangka tindak lanjut terhadap Inpres No. 4 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian / Lembaga dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara 5 REVISI DIPA 1 14 Agustus 2017 DIPA Revisi 1 dilaksanakan berdasarkan hasil Instruksi Presiden No. 4 Tahun REVISI POK 3 5 Oktober 2017 Revisi POK I merupakan revisi pada perubahan MAK 15

24 BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA A. DASAR HUKUM Seperti yang tertera pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Bab XII Kesehatan Kerja Pasal menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja dilaksanakan untuk melindungi pekerja di sektor formal dan informal. Hal ini berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja termasuk pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta kepolisian Republik Indonesia. Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat dan terhadap setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya kesehatan di bidang kesehatan dan upaya kesehatan. Bab VI bagian Sembilan pasal 80 dan 81 menyatakan bahwa upaya kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, sebagai upaya dasar dalam meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja dan prestasi olahraga melalui aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga. Upaya kesehatan olahraga lebih mengutamakan pendekatan preventif dan promotif tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif yang penyelenggaraannya oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Seperti yang tertera pada Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menyatakan bahwa tantangan pada bidang kesehatan dan gizi masyarakat adalah meningkatkan upaya promotif dan preventif, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu anak, perbaikan gizi (spesifik dan sensitif), mengendalikan penyakit menular maupun tidak menular, meningkatkan pengawasan obat dan makanan, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan. Disamping itu pembangunan kesehatan juga dihadapkan pada upaya untuk menurunkan disparitas akses dan mutu pelayanan kesehatan, pemenuhan sarana prasarana dan tenaga kesehatan. 16

25 Secara khusus tantangan utama dalam lima tahun ke depan adalah dalam meningkatkan kepersertaan Jaminan Kesehatan Nasional, penyiapan provider (supply side) dan pengelolaan jaminaan kesehatan untuk mendukung pencapaian sasaran nasional. Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga dapat meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dibidang Kesehatan Kerja dan Olahraga yang berdampak pada pekerja sehat, bugar dan produktif, sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Hal ini dapat berdampak terhadap pengurangan kemiskinan dan meningkatkan umur harapan hidup serta berdaya ungkit terhadap penurunan IMR dan MMR. Begitu pula terhadap pekerja perempuan dengan adanya upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga akan menciptakan pekerja wanita yang sehat, bugar dan produktif sehingga akan berdampak terhadap peningkatan kualitas kesehatan pekerja perempuan, bagi pekerja perempuan yang hamil dan mempunyai anak dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya yang berdampak terhadap menurunnya angka kematian ibu, bayi dan balita. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun , maka pelaksanaan kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga diarahkan untuk mendukung pencapaian Indikator Program Kesehatan Masyarakat. B. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR 1. Tujuan Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan agar masyarakat hidup sehat, bugar dan produktif dengan berbagai upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga seperti peningkatan kapasitas Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja dasar, pembentukan Pos UKK di wilayah PPI / TPI, pemantauan fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI agar memenuhi standard an peningkatan Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya. 17

26 2. Sasaran a. Tercapainya persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar pada tahun 2017 sebanyak 60% (5.860 Puskesmas) dari seluruh Puskesmas di Indonesia. b. Tercapainya jumlah Pos UKK yang terbentuk didaerah PPI / TPI sebanyak 482 Pos UKK. c. Tercapainya presentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar sebanyak 103 sarana kesehatan (100%). d. Tercapainya persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebanyak 40% dari seluruh Puskesmas di Indonesia yaitu sebesar Puskesmas (49,78%). 3. Indikator a. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar. b. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI. c. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar. d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya. 18

27 BAB III STRATEGI PELAKSANAAN A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN Dalam mencapai tujuan dan sasaran, melaksanakan beberapa hal yang mencakup antara lain : 1. Penguatan kebijakan mengenai Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga. 2. Penguatan fasilitas pelayanan Kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya) serta rujukan Kesehatan Kerja dan Olahraga (BKKM dan BKOM). 3. Penguatan kemitraan dan peningkatan pemberdayaan masyarakat agar sehat, bugar dan produktif dengan menitikberatkan upaya promotif dan preventif. 4. Penguatan keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit dan Perkantoran. 5. Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Kerja dan Olahraga. 6. Penguatan sumber daya manusia melalui orientasi, TOT dan pelatihan. 7. Penyelenggaraan program Kesehatan Kerja dan Olahraga secara bertahap, terpadu dan berkesinambungan. 8. Penyelenggaraan program Kesehatan Kerja dan Olahraga sesuai standar profesi, standar pelayanan dan SPO. 9. Penerapan kesehatan olahraga untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mendukung upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular pada pekerja. 10. Pengembangan program Kesehatan Kerja dan Olahraga melibatkan LP/LS, dunia usaha, swasta dan masyarakat. Pada, kegiatan yang mendukung pencapaian tujuan dan sasaran terbagi ke dalam kegiatan-kegiatan yang dikelompokkan berdasarkan indikator Kesehatan Kerja dan Olahraga, diantaranya yaitu: 1. Penguatan peraturan/nspk terkait Kesehatan Kerja : a. Surat Keputusan Bersama (SKB) GP2SP. b. Perjanjian Kerja Sama (PKS) GP2SP. c. Rencana Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) Kesehatan Pelaut. d. Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. e. Draft PMK APD untuk untuk pekerja informal. f. Draft PMK K3 Fasyankes. 19

28 g. KMK Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar. h. Draft PMK Kesehatan Olahraga. i. Draft PMK Penyelenggaraan Kesehatan Olahraga di Pusat Kebugaran. j. RPMK Kesehatan Pelaut k. Juknis Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi l. Juknis Kebugaran Haji m. Revisi Modul K3 Fasyankes n. Panduan Penanganan Merkuri o. SKB dan PKS GP2SP p. Informasi Dopping pada Event Olahraga q. Draft Instrumen Penilaian Pos UKK r. RPP Kesehatan Kerja 2. Koordinasi dan sosialisasi tentang Kesehatan Kerja dan Olahraga, TKI, GP2SP dan Gerakan Masyarakat Sehat Produktif (GERMAS). 3. Orientasi, TOT dan pelatihan terkait Pos UKK, tenaga pelatih program kesehatan (TPPK) diagnosis PAK, bahan kimia di lingkungan kerja, K3 rumah sakit dan Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja. 4. Pemantauan pemeriksaan kesehatan pengemudi. 5. Bimbingan teknis serta fasilitasi dan evaluasi dana dekonsentrasi dalam mendukung percepatan pelaksanaan kegiatan di daerah. 6. Penguatan perlindungan kesehatan TKI. 7. Dukungan layanan manajemen. 8. Pembinaan ruang ASI di Kementerian Kesehatan. 9. Penghargaan bagi institusi/ perusahaan yang melaksanakan GP2SP. 10. Pengukuran kebugaran jasmani aparatur sipil. 11. Pembuatan sistem informasi dan surveilans kegiatan kesehatan kerja Pemeliharaan Sistem Informasi Kesehatan Kerja dan Olahraga. 12. Penyediaan media KIE seperti leaflet, poster, banner roll dan spanduk. 13. Pencetakan buku (Buku Permenkes Pos UKK, Lembar Balik Pos UKK, Buku Panduan Kesehatan Kerja dan Olahraga, Buku Saku Pos UKK, Permenkes Pos UKK, Permenkes RI Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran, Permenkes RI Tahun Nomor 20

29 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja, Pedoman tatalaksana Intoksikasi Merkuri, Pedoman Kesehatan Lingkungan Kerja, Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Puskesmas, Pedoman Manajemen Risiko, Pedoman Penggunaan Pestisida yang aman bagi pengguna dan petugas kesehatan, Pedoman Ergonomi Perkantoran dan Permenkes RI Nomor 57 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional Pengendalian Dampak Kesehatan Akibat Pajanan Merkuri). 14. Penggandaan/video senam/peregangan, APD dan Kit Pengukuran Kebugaran. B. HAMBATAN DALAM PENCAPAIAN Masalah dan hambatan dalam pencapaian tujuan upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga berasal dari faktor internal dan eksternal (faktor dalam dan luar) maupun faktor langsung dan tidak langsung. Masalah dan hambatan tersebut antara lain: 1. Adanya reorganisasi yang mengakibatkan berubahnya pemegang program di daerah. 2. Kurangnya komitmen para pengambil keputusan terkait Kesehatan Kerja dan Olahraga di Provinsi dan Kabupaten/Kota. 3. Program Kesehatan Kerja dan Olahraga belum dianggap sebagai program yang penting dalam imlpementasi program Kementerian Kesehatan di lapangan, yang dapat mendukung pencapaian target program. 4. Olahraga belum merupakan gaya hidup di masyarakat. 5. Terbatasnya SDM pengolah data di lingkup Kesehatan Kerja dan Olahraga. 6. Kurang pekanya Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota terhadap berbagai dampak kesehatan lingkunga kerja yang berdampak kepada pekerja dan masyarakat sekitar, misalnya: kurangnya pengawasan Penambang Emas Skala Kecil yang menggunakan merkuri, pestisida pada petani, dll. 7. Koordinasi yang belum terbentuk dengan baik dengan LS terkait terutama dalam hal TKI, implementasi GP2SP dan Kesehatan Pengemudi (yang merupakan bagian dari Road Safety). 21

30 C. TEROBOSAN YANG DILAKUKAN Bersamaan dengan berbagai masalah dan hambatan dalam pelaksanaan upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga seperti tersebut di atas, beberapa upaya terobosan telah dilakukan sehingga indikator Kesehatan Kerja dan Olahraga dapat tercapai. Upaya terobosan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Percepatan penyusunan peraturan, NSPK termasuk kurikulum modul pelatihan. 2. Pembinaan Jabatan Fungsional Kesehatan Kerja sebagai pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di lapangan. 3. Pemberian penghargaan Mitra Bakti Husada bagi perusahaan yang melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi. 4. Melakukan review program Kesehatan Kerja dan Olahraga secara berkala. 5. Melakukan pembinaan teknis dengan cara mengumpulkan pemangku kepentingan di daerah dalam rangka penyebarluasan informasi Direktorat Kesehatan Kerja di Indonesia. 6. Surat edaran and Instruksi Menteri Kesehatan tentang peregangan di tempat kerja. 7. Pemecahan rekor MURI Senam Peregangan dengan Peserta Terbanyak Secara Serentak dalam rangka Hari Kesehatan Nasional. 8. Pembuatan video peregangan untuk sosialisasi di dalam dan luar negeri. 9. Pengembangan media KIE. 10. Pengukuran Kebugaran Jasmani untuk BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan Bappenas. 11. Mebuat aplikasi berbasis android untuk memudahkan pengumpulan data indikator. 22

31 BAB IV HASIL KERJA A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN Selama tahun anggaran 2017, terdapat pencapaian dari hasil beberapa kegiatan pokok yang mendukung program menghadapi isu-isu penting tentang gizi kurang dan gizi buruk, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi. Kegiatan tersebut difokuskan sasaran pekerja, khususnya pekerja perempuan dan upaya peningkatan kesehatan dan kebugaran pada masyarakat. Selain itu juga menitikberatkan pada peningkatan dan pengembangan kapasitas tenaga kesehatan kerja serta kebugaran jasmani pekerja. Pencapaian tujuan dan sasaran hasil kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga berdasarkan indikator Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga dan kegiatan pokok sesuai Tupoksi secara rinci diuraikan di bawah ini : 1. Kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja Komponen kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dilihat dari Tupoksi Direktorat Kesehatan Kerja berada di 4 sub direktorat, yaitu Subdit Kesehatan Okupasi dan Surveilans, Subdit Kapasitas Kerja dan Subdit Lingkungan Kerja. Kegiatan pada Subdit Kesehatan Okupasi dan Surveilans terdiri dari 9 kegiatan, yaitu: 1. Penyusunan NSPK terakit Perlindungan Kesehatan Tenaga Kerja Indonesi (TKI); 2. Workshop Penguatan Kesehatan di Sarkes Pemeriksaan CTKI; 3. Pelatihan Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) Diagnosis Penyakit Akibat Kerja; 4. Workshop Sosialisasi Kesehatan Kerja bagi Pengemudi; 5. Fasilitasi Penyusunan NSPK tentang Kebijakan Kesehatan Kerja; (RPP tentang Upaya Kesehatan Kerja, RPM Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan TKI, standar pemeriksaan kesehatan pelaut, standar pemeriksaan kesehatan pengemudi, standar pemeriksaan kesehatan penerbang, standar pelayanan kesehatan kerja dasar ) 6. Pertemuan Koordinasi Komite Perlindungan Kesehatan TKI; 23

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berbagai upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan terus dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam usahauntuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. drg. Kartini Rustandi, M.Kes

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. drg. Kartini Rustandi, M.Kes KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan media yang digunakan dalam mewujudkan paradigma kepemerintahan yang baik (good governance) yang salah satu prinsipnya adalah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017 BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017 13 LBKP PER PROVINSI TAHUN 2016 (I) No Provinsi Kab/Kota Kab/Kota yang % Puskesmas Puskesmas % Laporan 1 Aceh 23 4

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA Drg. Kartini Rustandi, Mkes. Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Disampaikan pada

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang No.78, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Kesehatan Kerja. Pos. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2015 TENTANG POS UPAYA KESEHATAN KERJA TERINTEGRASI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Ditjen

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LAKIP Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya Telp. : (031) 8290243, 8273734, & Fax : (031) 8273734 Email : lpmpjatim@yahoo.co.id DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...ii IKHTISAR EKSEKUTIF...iii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 48 menyatakan bahwa salah satu dari 17 upaya kesehatan komprehensif adalah Pelayanan Kesehatan Tradisional.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, -1- KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/312/2016 TENTANG TIM KESEHATAN PADA ARUS MUDIK LEBARAN DAN NATAL TAHUN 2016, SERTA TAHUN BARU TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 Undang-Undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/303/2017 TENTANG TIM KESEHATAN PADA ARUS MUDIK LEBARAN DAN NATAL TAHUN 2017 SERTA TAHUN BARU 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.3-/216 DS71-99-46-4 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun BAB I PENDAHULUAN Kedudukan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Jombang telah diatur dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un No.225, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. BP-PAUD dan Dikmas. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang nomor 36/2009 tentang Kesehatan pada Bab XII mengenai Kesehatan Kerja Pasal 164-166 menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 82/PER/B5/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI DENGAN

Lebih terperinci

JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017

JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017 JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017 STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TUGAS POKOK DAN FUNGSI DEPUTI BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA DEPUTI BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA MEMPUNYAI TUGAS MELAKSANAKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi NTT (Biro Kesra) Tahun 2015 merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan Rencana Strategis Biro Kesra Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/126/2017 TENTANG KOMITE PERLINDUNGAN KESEHATAN TENAGA KERJA INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/126/2017 TENTANG KOMITE PERLINDUNGAN KESEHATAN TENAGA KERJA INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/126/2017 TENTANG KOMITE PERLINDUNGAN KESEHATAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI. i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2017 merupakan laporan pelaksanaan kegiatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI RANCANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JalanAmpera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA Drg. Kartini Rustandi, M.Kes. Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Disampaikan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Pelatihan SDM Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP,

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2007 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2007 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 90 TAHUN 2007 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/665/2017 TENTANG TIM REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA (PKHI) TAHUN 1439 H/2018 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.186, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Pencarian. Pertolongan. Badan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2007 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2007 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2007 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. No.2, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/457/2016 TENTANG TIM KOORDINASI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ATAU SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas perencanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pancasila sebagai

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Agama berada di ba

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Agama berada di ba LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2015 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Kementerian Agama. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010

SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010 SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010 Contributed by Administrator Tuesday, 18 May 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 18 Mei 2010 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2016 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PEMERINTAHAN DESA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci