BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang nomor 36/2009 tentang Kesehatan pada Bab XII mengenai Kesehatan Kerja Pasal menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja dimaksud meliputi pekerja di sektor formal dan informal, berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja dan juga bagi kesehatan pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta kepolisian Republik Indonesia. Pada Bab VI bagian Sembilan pasal 80 dan 81 dinyatakan bahwa upaya kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat sebagai upaya dasar dalam meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja dan prestasi olahraga. Upaya kesehatan olahraga melalui aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga lebih mengutamakan pendekatan preventif dan promotif tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif, yang penyelenggaraannya oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga sangat mendukung dalam pencapaian target SDGs. Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga dimaksud dapat menciptakan pekerja sehat, bugar dan produktif, sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Hal ini dapat berdampak terhadap pengurangan kemiskinan dan meningkatkan umur harapan hidup serta berdaya ungkit terhadap penurunan IMR dan MMR. Kesehatan Kerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 1

2 Olahraga sangat peduli terhadap pekerja perempuan untuk mewujudkan pekerja perempuan yang sehat, bugar dan produktif sehingga akan berdampak terhadap peningkatan kualitas kesehatan pekerja perempuan usia muda, pekerja perempuan yang hamil dan pekerja perempuan yang mempunyai anak. Peningkatan kesehatan ibu dan anak berdampak terhadap menurunnya angka kematian ibu dan anak. Karena penurunan angka kematian ibu dan anak dipengaruhi oleh keadaan perempuan mulai dari usia muda sampai setelah memiliki anak. Program kesehatan kerja dan olahraga mendukung hal tersebut dengan membina puskesmas untuk menjaga pola hidup sehat dengan berolahraga, membina kebugaran jasmani ibu hamil, membina program GP2SP sehingga pekerja perempuan mendapat hak sebagai ibu hamil di tempat kerja dan pemberian ASI Eksklusif bagi ibu bekerja. Agar perencanaan program kesehatan kerja dan olahraga dapat diarahkan sesuai target maka perlu diketahui besaran masalah kesehatan kerja dan olahraga yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang objektif dalam rangka peningkatan kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. Berdasarkan Sensus Penduduk jumlah penduduk Indonesia orang terdiri dari jumlah angkatan kerja juta (47,5%) dan jumlah pekerja juta (44,5%) (Data BPS, 2015). Pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2016 telah berakhir sehingga perlu disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawaban keberhasilan atau kendala pelaksanaan misi, pencapaian, target dan tujuan yang telah ditetapkan. B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 2

3 Tersusunnya hasil capaian Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berupa keberhasilan dan kendala organisasi tahun Daya dan upaya dalam mencapai sasaran program dan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan, Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan memberikan informasi sasaran dalam kurun waktu 1 tahun. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam melaksanakan kegiatan tugas sehari-hari bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan kerja dan olahraga sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai fungsi: 1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 2. penyiapan pelaksanaan kebijakan kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 3

4 4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 5. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Susunan Organisasi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonsia Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Subdirektorat Kesehatan Okupasi dan Surveilans 2. Subdirektorat Kapasitas Kerja 3. Subdirektorat Lingkungan Kerja 4. Subdirektorat Kesehatan Olahraga 5. Subbagian Tata Usaha; dan 6. Kelompok Jabatan Fungsional D. SISTEMATIKA Sistematika penulisan LAKIP Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah sebagai berikut : - Kata Pengantar - Ringkasan Eksekutif - Daftar Isi - BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan uraian singkat mengenai latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan LAKIP serta penjelasan umum organisasi termasuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 4

5 didalamnya tugas pokok dan fungsi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. - BAB II PERENCANAAN KINERJA Menjelaskan mengenai Rencana Strategis, Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Penetapan Kinerja. Pada bab ini disampaikan gambaran singkat sasaran yang ingin dicapai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Menjelaskan pencapaian sasaran kinerja dengan mengungkapkan dan menyajikan hasil-hasil yang telah dicapai, sebagai pertanggungjawaban kinerja. Analisis tentang keberhasilan dan kegagalan capaian sasaran kinerja terkait dengan sumber daya (tenaga dan biaya) yang digunakan, serta rencana tindak lanjut sebagai rekomendasi dan solusi untuk masukan program peningkatan kinerja pada tahun yang akan datang. - BAB IV PENUTUP Berisi kesimpulan atas laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun LAMPIRAN Formulir PK : Pengukuran Kinerja Formulir RKT : Rencana Kinerja Tahunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 5

6 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional sebagaimana diatur dalam Undang- Undang nomor 25 tahun 2004, Rencana Pembangunan Jangka Panjang, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun mengarahkan pada prioritas upaya promotif dan preventif, dengan isu strategis RPJMN adalah peningkatan status kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia produktif dan lansia, peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, pengembangan JKN, pemenuhan sumber daya manusia kesehatan, peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas. Visi Kabinet Indonesia Kerja adalah Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, dengan salah satu misi dalam Nawacita adalah mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun terdapat Program Indonesia Sehat, yaitu Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 6

7 setinggi-tingginya. Upaya bersifat promotif dan preventif menjadi prioritas Program Indonesia Sehat melalui Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) dan pendekatan keluarga. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan salah satu unit kerja yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, oleh karena itu sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mengarah kepada tujuan pencapaian Program Kesehatan Masyarakat. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program, secara operasional dalam dokumen Penetapan Kinerja telah ditetapkan indikator dan target kinerja yang menjadi ukuran keberhasilan. Indikator dan target kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga disebut sebagai Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dalam Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga yang mencakup tujuan, strategi, sasaran, indikator kinerja dan masalah yang akan timbul dalam kurun waktu 1 tahun. 1. Tujuan Terwujudnya kelompok masyarakat sehat, bugar dan produktif. 2. Kebijakan Kebijakan pelaksanaan Kesehatan Kerja dan Olahraga, yaitu: a. Membangun masyarakat yang sehat bugar dan produktif dengan menitikberatkan upaya promotif dan preventif. b. Memperkuat kemitraan dan pemberdayaan masyarakat. c. Penyelenggaraan program kesehatan kerja dan olahraga secara bertahap, terpadu dan berkesinambungan. d. Pengembangan program kesehatan kerja dan olahraga melibatkan LP/LS, dunia usaha,swasta dan masyarakat. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 7

8 e. Penyelenggaraan program kesehatan kerja dan olahraga sesuai standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur Operasional. 3. Strategi Strategi pelaksanaan Kesehatan Kerja dan Olahraga, mencakup: a. Kemitraan dan pemberdayaan kesehatan pada kelompok pekerja berbasis masyarakat pekerja. b. Advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja dan olahraga. c. Penguatan layanan kesehatan bagi pekerja. d. Penguatan kebijakan dan manajemen kesehatan kerja dan olahraga. e. Penguatan sistem informasi kesehatan kerja dan olahraga. 4. Sasaran a. Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar memiliki target Puskesmas (50%) dari jumlah seluruh Puskesmas pada awal tahun berjalan yaitu Puskesmas. b. Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI memiliki target 355 Pos UKK dan Pos UKK yang terbentuk di wilayah Puskesmas dengan target 355 Pos UKK. c. Fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar memiliki target 100% dari jumlah fasilitas kesehatan TKI yang ditetapkan oleh Dirjen terkait sebagai fasilitas pemeriksaan CTKI. d. Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya memiliki target Puskesmas (30%) dari jumlah seluruh Puskesmas pada awal tahun berjalan yaitu Puskesmas. 5. Indikator Kinerja Indikator Kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, antara lain: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 8

9 a. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar; b. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI dan di wilayah Puskesmas; c. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar; d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya. B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimilki. Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan antara atasan dan bawahan menjadi kesepakatan yang mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sebagai upaya mendukung terwujudnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berkualitas. Perjanjian penetapan kinerja sesuai dengan dokumen penetapan kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2016 yang telah ditandatangani bersama oleh Direktur Jenderal pada 30 Januari Indikator tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2016 Sasaran Strategis Indikator Target Meningkatnya Persentase Puskesmas yang 50% Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan menyelenggarakan kesehatan kerja dasar; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 9

10 Sasaran Strategis Indikator Target Olahraga Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI; Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar; % Persentase Puskesmas yang 20% melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya. Penerapan kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berdasarkan indikator kinerja Renstra dan RKT. Pencapaian indikator tersebut terdiri dari 60 indikator input yang dikelompokkan dalam 4 sasaran strategis. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 10

11 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Sistem pengukuran kinerja merupakan suatu hal penting dalam pelaksanaan good governance untuk meningkatkan akuntabilitas pemerintahan. Pengukuran kinerja ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan pemerintah dalam pencapaian kinerja organisasi. Pengukuran kinerja berhubungan dengan evaluasi program seperti audit kinerja, perencanaan strategis dan analisis kebijakan. Indikator kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga diukur melalui 4 indikator kinerja kegiatan (IKK) kesehatan kerja dan olahraga. Seperti yang tertera di dalam Renstra Kementerian Kesehatan serta dalam dokumen penetapan kinerja sesuai RKT Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2016 yang didukung oleh segenap sumber daya, baik di pusat maupun daerah. Hal tersebut merupakan kinerja bersama antara Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga Puskesmas. Sampai sejauh ini pengukuran kinerja sebagai dasar penilaian keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program di level Pusat/Kementerian Kesehatan RI merupakan data pencapaian kinerja Provinsi, Kabupaten/Kota dan/atau Puskesmas. Pengukuran kinerja kegiatan kesehatan kerja dan olahraga yang mengarah pada outcome atau dampak belum dilakukan karena diperlukan suatu metode khusus seperti survei atau penelitian, sehingga perlu mekanisme evaluasi dan pelaporan yang terintegrasi antara pusat dan daerah, lintas program atau penetapan ulang terhadap terhadap indikator kinerja Kementerian sesuai tupoksi pemerintah tingkat pusat. 11

12 Pencapaian indikator Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga dihitung berdasarkan persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar, jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI, persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar, dan persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya. Indikator persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar dan persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya dibuktikan dengan adanya laporan yang dicapai secara berjenjang mulai dari tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi sampai ke pusat. Bentuk laporan tersebut terdiri atas; 1) Laporan Bulanan Kesehatan Pekerja [LBKP-1 Puskesmas], 2) Laporan Bulanan Kesehatan Olahraga [LBKO-1 Puskesmas], 3) Laporan Rekapitulasi Bulanan Kesehatan Pekerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota [LBKP-2 Dinkes Kabupaten/Kota] 4) Laporan Rekapitulasi Bulanan Kesehatan Olahraga Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota [LBKO-2 Dinkes Kabupaten/Kota] 5) Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi. Dinas kesehatan provinsi menghitung dan melakukan rekapitulasi data jumlah Puskesmas melapor kesehatan kerja dan olahraga dari Laporan Tahunan Provinsi. Kategori capaian indikator kesehatan kerja dan olahraga adalah kategori baik jika nilai semakin tinggi. Dalam hal ini, semakin banyak jumlah Puskesmas yang melaksanakan, maka dikatakan capaian indikator semakin baik yang tentunya dilakukan dengan membandingkan antara capaian dengan target yang ada. 12

13 Data capaian indikator Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga diperoleh dari laporan program yang diperoleh secara berjenjang mulai dari Puskesmas ke Dinkes Kab/Kota, ke Dinkes Provinsi sampai ke Pusat dengan Formulir LBKP dan LBKO yang merupakan modifikasi dari Formulir Laporan Puskesmas LB1. Instansi sebagai sumber data adalah Puskesmas, Dinkes Kab/Kota, Dinkes Provinsi. Pengumpulan data capaian Renstra kesehatan kerja dan olahraga (LBKP dan LBKO) di pusat dilakukan per triwulan pada awal April (periode Januari Maret), Juli (periode April Juni), Oktober (periode Juli September) dan akhir Desember (periode Oktober - Desember). 1. Indikator Target Indikator kegiatan pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun adalah sebagai berikut: NO INDIKATOR Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya TARGET % 50% 60% 70% 80% % 100% 100% 100% 100% 20% 30% 40% 50% 60% Target indikator tersebut diperjelas dengan definisi operasional sebagai berikut : INDIKATOR Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah DEFINISI OPERASIONAL Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan kerja dasar dan atau, memberikan pelayanan kesehatan terhadap pekerja di wilayah kerjanya. Jumlah pos UKK yang dibentuk dan dibina masyarakat yang difasilitasi oleh Puskesmas 13

14 INDIKATOR PPI / TPI Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya DEFINISI OPERASIONAL Rumah Sakit atau klinik utama yang ditetapkan Menteri Kesehatan dan telah dibina oleh kementerian kesehatan yang dapat menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan calon TKI sesuai standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI. Puskemas yang menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga melalui pembinaan kelompok olahraga dan atau pelayanan kesehatan olahraga di wilayah kerjanya. Pengukuran kinerja RKT Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2016 dapat dilihat dari capaian realisasi fisik dan keuangan per indikator kegiatan/output sesuai dengan dokumen penetapan kinerja yang ditetapkan. Realisasi fisik diukur pada setiap indikator kegiatan/output yang memiliki target dengan volume satuan. Target yang ditetapkan dibandingkan dengan realisasi yang telah dihasilkan dari setiap kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2016, termasuk realisasi keuangan. Hasil capaian indikator di atas, sebagai berikut. Tabel 2. Indikator dan Realisasi Pencapaian Renstra Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2016 Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi Meningkatnya Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar 50% (4.828 Pusk) 35,63% (3.475 Pusk) Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar 100% (95 Sarkes) 100% (95 Sarkes) 14

15 Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi Persentase Pusk. yang melaksanakan kegiatan kes. olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya 30% (2.987 Pusk) 24,95% (2.434 Pusk) 2. Sumber Daya Pegawai di lingkungan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga pada akhir Desember Tahun 2016 berjumlah 65 orang. Dari jumlah tersebut pegawai dibagi ke dalam berbagai tingkatan umur, jenis kelamin, pendidikan, status kepegawaian, golongan dan jabatan : a. Jumlah pegawai berdasarkan tingkatan umur Jumlah pegawai berdasarkan umur pada kelompok umur dibawah 30 sebanyak 24 orang (37%), kelompok umur sebanyak 18 orang (28%), kelompok umur sebanyak 11 orang (17%)dan kelompok umur diatas 50 sebanyak 12 orang (18%) sebagaimana tergambar pada grafik di bawah ini : Gambar 1 Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2016 > <=

16 Berdasarkan Kelompok Umur b. Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga terdiri dari 41 orang dengan jenis kelamin perempuan dan 24 orang dengan jenis kelamin laki laki. Berikut ini diagram yang menggambarkan perbandingan pegawai laki laki dan perempuan : Gambar 2 Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Berdasarkan Jenis Kelamin J U M L A H P E G A W A I D I R E K T O R A T K E S E H A T A N K E R J A D A N O L A H R A G A B E R D A S A R K A N J E N I S K E L A M I N T A H U N Perempuan Laki - laki 37% 63% c. Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan terbagi ke dalam 5 kategori yaitu S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 20 orang, S1 sebanyak 38 orang, D3 sebanyak 5 orang dan SMA sebanyak 1 orang. 16

17 Gambar 2 Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Berdasarkan tingkat pendidikan JUMLAH PEGAWAI DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA BERDASARKAN PENDIDIKAN TAHUN S3 S2 S1 D3 SMA d. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan dan Golongan Jumlah pegawai yang sudah berstatus Golongan IV berjumlah 7 orang dan yang berstatus Golongan III berjumlah 58 orang. Jumlah pegawai direktorat kesehatan kerja dan olahraga berdasarkan Jabatan dan gol tahun 2016 Gol III Gol IV Staf Eselon IV Eselon III Eselon II

18 NAD Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri Jkt Jabar Jateng DIY Jatim Indonesia Banten Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papbar Papua 1% 3% 0% 8% 8% 9% 4% 3% 17% 23% 18% 12% 26% 46% 42% 37% 35% 21% 29% 36% 14% 24% 21% 52% 49% 59% 58% 67% 74% 63% 63% 69% 65% 80% 95% Indikator Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga Sesuai indikator Renstra kesehatan kerja dan olahraga, definisi operasional dan target capaian hasil keseluruhan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga pada tahun 2016 diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar sebanyak Puskesmas (35,63%). Grafik 1 Puskesmas menyelenggarakan kesehatan kerja dasar 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI sebanyak 374 Pos UKK (%). 18

19 Gambar 1 Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI 3. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar sebanyak 95 Sarkes (100%). Gambar 2 Fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar 19

20 NAD Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri Jkt Jabar Jateng DIY Jatim Indonesia Banten Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papbar Papua 6% 13% 21% 3% 0% 0% 0% 0% 0% 5% 0% 0% 8% 2% 6% 0% 0% 27% 21% 14% 28% 32% 28% 25% 25% 22% 42% 61% 61% 69% 67% 95% 100% 94% 100% 4. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebanyak Puskesmas (24,95%). Grafik 2 Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 20

21 pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya Pencapaian kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga belum seluruhnya mencapai target yang telah ditetapkan. Indikator kegiatan kesehatan kerja dan olahraga dari 4 indikator yang ditargetkan, sebanyak 2 indikator telah mencapai target sedangkan 2 indikator belum mencapai target yang telah ditetapkan. Indikator yang belum mencapai target adalah persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar dari target 50% Puskesmas dari total seluruh Puskesmas Tahun 2016 baru tercapai sekitar 35.63%. Provinsi yang melaporkan kesehatan kerja sebanyak 33 provinsi yang melapor, masih terdapat 1 provinsi belum melapor. Provinsi dengan laporan Puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja dasar terbanyak adalah Gorontalo dan NTB. Capaian Indikator program kesehatan olahraga belum mencapai target sejumlah 30% Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya. Sampai dengan triwulan IV hasil capaian Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebesar 24,95%. masih terdapat 5 provinsi belum melapor. Provinsi dengan laporan Puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja dasar terbanyak adalah Gorontalo dan Babel dengan seluruh Puskesmas melapor (100%). Pencapaian target indikator kinerja kegiatan pembinaan Kesehatan Kerja dan Olahraga di atas dilaksanakan melalui: 1. Penyusunan NSPK Kesehatan Kerja dan Olahraga 21

22 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga menghasilkan Ouput berupa 30 NSPK yang terdiri dari : 3 Permenkes, 6 Kurikulum Modul, 7 Pedoman, 9 Rancangan Permen/Peraturan bersama, dan lainnya 7 NSPK berupaka Pedoman, Instrumen, Naskah akademik, dan Kajian terkait Kesehatan Kerja dan Olahraga FOTO FOTO Permenkes CETAK 2. Koordinasi/Sosialisasi Kesehatan Kerja dan Olahraga Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mengadakan Koordinasi dan Sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan nakes maupun non nakes bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga. Kegiatan tersebut terdiri dari : Workshop petugas kesehatan, Koordinasi Komite TKI, Koordinasi GP2SP, Koordinasi Tim Pembina Jabfung, Seminar Kesehatan Olahraga, serta sosialisasi terkait : K3 Perkantoran, Kesehatan Olahraga, Pos UKK, Permenkes K3 Perkantoran, Laik Kesehatan Kerja Bagi Pengemudi. FOTO FOTO Sosialisasi Pengemudi 3. Monitoring/Pembinaan Teknis Kesehatan Kerja dan Olahraga Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memiliki kegiatan Monitoring/Evaluasi di Bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga untuk memastikan kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga dilaksanakan di lapangan (Puskesmas). Kegiatan tersebut dilaksanakan di 20 Propinsi dan 70 Kab/Kota, diantaranya yaitu : Pemantauan Kesehatan Pengemudi di hari besar, Monev GP2SP dan Pos UKK, Monev Barang Milik Negara (BMN) Kesehatan Kerja dan Olahraga, Pendampingan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan. Termasuk pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani terprogram di Kemenkes dan Latihan Fisik Terprogram di Kemenkes yang dilaksanakan setiap hari jum at. 22

23 FOTO FOTO Senam/pemeriksaan setiap Jum at 4. Pengadaan Sarana dan Prasarana Kesehatan Kerja dan Olahraga Dalam rangka pencapaian Indikator Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mengadakan Sarana dan Prasaran untuk mendukung hal tersebut yang terdiri dari 13 paket pengadaan Belanja Modal dan Belanja Barang termasuk capacity building (peningkatan kapasitas) pegawai bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga. FOTO FOTO CB Kesjaor 5. Surveilans Kesehatan Kerja dan Olahraga Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memiliki kegiatan Surveilans di Bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga untuk menjalankan salah satu tugas pokoknya yaitu melaksanakan pembinaan bidang kesehatan kerja dan olahraga. Kegiatan yang dilakukan yaitu : Pemenatauan Pemeriksaan Kesehatan pada arus Mudik lebaran/natal, Sistem Informasi Pelaporan Kesehatan Kerja dan Olahraga, dan Sistem Informasi Pelaporan Direktorat FOTO FOTO Pemeriksaan Pengemudi 6. Dukungan Manajemen Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memiliki kegiatan Dukungan Manajemen untuk mendukung operasional kegiatan di Direktorat kesehatan kerja dan Olahraga guna pencapaian target yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan yaitu : Honor-honor terkait Satker, Operasional Perkantoran, dukungan LP/LS, dan Rapat untuk mendukung kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga FOTO FOTO Rapat-rapat 23

24 Analisis capaian indikator di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar Sasaran Puskesmas yang melaksanakan Kesehatan Kerja adalah Puskesmas yang telah mendapatkan peningkatan kapasitas di bidang kesehatan kerja, pembinaan, dan telah mengimplementasikan program kesehatan kerja yang dibuktikan dengan adanya Laporan Bulanan Kesehatan Pekerja (LBKP-1). Berdasarkan Definisi Operasional yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian Kesehatan, bahwa Puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja yaitu Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan kerja dasar dan atau memberikan pelayanan kesehatan terhadap pekerja di wilayah kerjanya. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, diketahui capaian Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar belum mencapai target yang telah ditetapkan. Capaian tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2015 dimana capaian puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja dasar sebesar 30,05% atau Puskesmas. Hal tersebut dikarenakan Laporan Kesehatan Kerja belum dilaporkan dengan baik dan tepat waktu. Selain itu ada kemungkinan Puskesmas/Kab/Kota telah melaksanakan Kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga namunn belum membuat laporan pelaksanaan kegiatannya. Sebanyak 35,3% Puskesmas yang telah melaksanakan kegiatan kesehatan kerja tersebar di 267 kabupaten/kota dan 33 provinsi. Puskesmas terbanyak yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja dasar 24

25 berada pada Provinsi Jawa Timur yaitu 38 Kabupaten/Kota sebanyak 661 Puskesmas. Kegiatan kesehatan kerja yang dilaksanakan di Puskesmas juga dapat mencakup kegiatan yang bersifat promotif dan preventif serta strategis. Seperti kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala yang merupakan rangkaian dari kegiatan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Kegiatan Kesehatan Kerja juga turut berperan dalam mendukung pencapaian indikator program Kesehatan Masyarakat serta pendekatan keluarga sehat, yaitu keluarga sehat pekerja sehat keluarga bahagia. Faktor pendukung pelaksanaan kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga di lapangan diantaranya yaitu dukungan pendanaan bersumber APBN di pusat dan daerah melalui dana dekonsentrasi setiap tahun dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada pencapaian indikator Renstra kesehatan kerja dan olahraga. Diantarnya yaitu orientasi kesehatan kerja dan olahraga, peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan dalam Bidang Kesehatan Kerja, pendampingan dan pembinaan berjenjang ke dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota dan Puskesmas sasaran yang dilaksanakan secara sistematis, berkesinambungan dan terprogram. Selain itu, juga adanya dukungan dana yang berasal dari APBD di beberapa provinsi dan kabupaten/kota. Serta sumber lain, seperti dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Dalam rangka menunjang keberhasilan program kesehatan kerja beberapa hal perlu dikembangkan, antara lain perlunya peningkatan dukungan pengambil kebijakan di pusat maupun di daerah, pemantapan regulasi di bidang kesehatan kerja. Pemahaman dan persepsi yang sama terhadap program kesehatan kerja, peningkatan kompetensi SDM dan sumber daya, peningkatan pemberdayaan masyarakat, peningkatan kerja 25

26 sama lintas program dan lintas sektor, pelayanan kesehatan kerja dan olahraga yang mudah terakses serta ketersediaan data dan informasi kesehatan kerja dan olahraga. Dalam rangka pencapai target indikator kesehatan kerja dan olahraga sebagaimana tersebut di atas, maka telah ditetapkan provinsi dan kabupaten/kota serta Puskesmas sasaran. Untuk indikator kesehatan kerja sampai dengan tahun 2016, telah ditetapkan sasaran di 34 provinsi. Berdasarkan LBKP-3, rekapitulasi data LBKP-3 pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini No. Provinsi Tabel 3 Rekapitulasi Laporan Bulanan Kesehatan Pekerja LBKP-3 Dinkes Provinsi Sasaran Indikator Kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja Tahun 2016 Jml Kab/Kota Melapor Jml Puskesmas Melapor Pekerja Sakit yg Dilayani Kasus Penyakit Umum pd Pekerja Kasus Diduga PAK pd Pekerja Kasus PAK pd Pekerja 26 Kasus KAK pd Pekerja 1 NAD ,927 20,331 3,879 2, Sumatera Utara ,234 84,428 7,489 6,473 1,479 3 Sumatera Barat ,525 25,201 54,726 3, Riau , ,783 17,317 3,904 7,159 5 Jambi , ,655 8,442 3,185 3,198 6 Sumatera Selatan , ,902 39,248 9,832 2,380 7 Bengkulu ,011 9,858 2,850 2,664 1,011 8 Lampung , ,927 38,876 17,293 3,890 9 Bangka ,905 17,526 1,361 2,

27 No. Provinsi Belitung Jml Kab/Kota Melapor Jml Puskesmas Melapor Pekerja Sakit yg Dilayani Kasus Penyakit Umum pd Pekerja Kasus Diduga PAK pd Pekerja Kasus PAK pd Pekerja 27 Kasus KAK pd Pekerja 10 Kepulauan Riau ,949 80,932 7,450 3, DKI Jakarta ,394 17,822 2,437 1, Jawa Barat , ,088 13,149 6, Jawa Tengah , ,515 40,202 6,683 5, DIY ,860 72,942 5,862 2,088 1, Jawa Timur ,145,415 1,962, ,627 24,923 13, Banten , ,925 10,907 4,050 1, Bali ,014 86,665 3,333 1,905 1, NTB ,235 16, ,377 1,634 1, NTT 3 4 3,815 2, Kalimantan Barat 1 7 3,020 2, Kalimantan Tengah ,682 40,961 7,176 3,335 3, Kalimantan Selatan ,937 53,126 7,408 4,798 1, Kalimantan Timur , ,076 15,399 5, Kalimantan Utara ,058 17,622-1, Sulawesi Utara ,532 16, Sulawesi Tengah ,196 11,042 4,172 3, Sulawesi Selatan , ,872 14,570 2,121 2, Sulawesi Tenggara ,317 36,298 11,527 9,728 1, Gorontalo ,488 80,657 22,172 8,516 3, Sulawesi Barat 31 Maluku ,218 1, Maluku Utara , Papua Barat Papua

28 No. Provinsi Jml Kab/Kota Melapor Jml Puskesmas Melapor Pekerja Sakit yg Dilayani Kasus Penyakit Umum pd Pekerja Kasus Diduga PAK pd Pekerja Kasus PAK pd Pekerja Kasus KAK pd Pekerja Total 267 3,475 5,913,698 4,750,673 1,246, ,062 61,234 2) Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) merupakan wadah untuk upaya kesehatan berbasis masyarakat pada pekerja sektor informal yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat pekerja melalui pemberian pelayanan kesehatan dengan pendekatan utama promotif dan preventif, disertai kuratif dan rehabilitatif sederhana/terbatas. Pos UKK dibentuk dengan kelompok dengan jenis pekerjaan yang sama beranggotakan orang. Tahun 2016, jumlah Pos UKK yang dibentuk di 34 provinsi sebanyak 2011 pos UKK. Yang menjadi indikator capaian Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah Pos UKK yang dibentuk didaerah PPI/TPI. Gambar Kunjungan ke Posbindu PTM Terintegrasi Pos UKK Nelayan Cakalang Bastiong Kota Ternate Maluku Utara 28

29 Sesuai dengan definisi operasional, jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI adalah jumlah pos UKK yang dibentuk dan dibina masyarakat yang difasilitasi oleh Puskesmas. Hasil laporan tahunan provinsi tahun 2016 didapatkan bahwa dari 32 provinsi yang membentuk atau membina serta melaporkan jumlah pos UKK didaerahnya (2 provinsi tidak melapor), seluruh provinsi memiliki Pos UKK yang dibentuk di daerah PPI / TPI. Sejak tahun 2015, pencapaian Pos UKK selalu memenuhi target (tahun 2015 mencapai 243 dari target 230) dan tahun 2016 dari target 355 dapat dicapai dengan pembentukan 374 pos UKK. Provinsi dengan jumlah Pos UKK yang terbentuk ataupun dibina di daerah PPI / TPI terbanyak ada pada Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah Pos UKK sebanyak 69 Pos UKK. Tabel 4 Rekapitulasi Jumah Pos UKK yang dibentuk di daerah PPI / TPI 29

30 Berdasarkan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2016 No. Provinsi Pos UKK No. Provinsi Pos UKK 1 Aceh 2 18 NTB 26 2 Sumatera Utara 2 19 NTT 0 3 Sumatera Barat Kalimantan Barat 20 4 Riau 1 21 Kalimantan Tengah 6 5 Jambi 7 22 Kalimantan Selatan 6 6 Sumatera Selatan 2 23 Kalimantan Timur 9 7 Bengkulu 1 24 Kalimantan Utara 2 8 Lampung Sulawesi Utara 9 9 Bangka Belitung Sulawesi Tengah Kep. Riau 9 27 Sulawesi Selatan DKI Jakarta 7 28 Sulawesi Tenggara Jawa Barat Gorontalo 1 13 Jawa Tengah Sulawesi Barat 2 14 DIY Maluku 4 15 Jawa Timur Maluku Utara Banten Papua 0 17 Bali 5 34 Papua Barat 1 Data tahun 2016 menunjukkan adanya kenaikan jumlah Pos UKK di beberapa provinsi sejak tahun Provinsi dengan kenaikan terbanyak adalah Sulawesi Selatan (dari 19 Pos UKK menjadi 69 Pos UKK). Untuk provinsi Kepulauan Riau terjadi penurunan sebanyak 2 Pos UKK. Kenaikan jumlah dan pencapaian target didukung dengan pembinaan ke daerah, pemberian dana Dekonsentrasi dalam pembentukan Pos UKK serta monitoring dan evaluasi Pos UKK. Grafik... 30

31 trend kenaikan pembentukan Pos UKK di tiap provinsi. 0 3) Persentase Sumsel fasilitas 2 pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar Sesuai dengan definisi 2 operasional, persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar adalah Rumah Sakit atau klinik utama yang ditetapkan Menteri Kesehatan RI dan telah dibina oleh Kementerian Kesehatan RI yang dapat menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan calon TKI sesuai standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI. Tahun 2016 terdapat 92 sarana kesehatan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan dari 92 sarana kesehatan tersebut terdapat 92 sarana kesehatan yang telah memenuhi standar sehingga capaian indikator ini yaitu 100%. Fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI ini baru tersebar di 19 Provinsi. Provinsi yang belum memiliki atau menjadi tidak memiliki karena tidak memperpanjang izin fasilitas pemeriksaan TKI antara lain, Gorontalo, Riau, Banten, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Bangka Belitung, Sulawesi Utara, Maluku, Kalimantan Selatan, NAD, Bengkulu, Sulawesi Barat, Papua Barat, dan Papua. Papbar Papua Malut Maluku Sulbar Gorontalo Sultra Sulsel Sulteng Sulut Kaltara Kaltim Kalsel Kalteng Kalbar NTT NTB Bali Banten Jatim DIY Jateng Jabar DKI Kepri Babel Lampung Bengkulu Jambi Riau Sumbar Sumut Aceh Tabel 8 31

32 Rekapitulasi Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar Tahun 2016 No. Provinsi TKI No. Provinsi TKI 1 DKI Jakarta Gorontalo 0 2 Jawa Tengah Riau 0 3 Jawa Timur Sumatera Selatan 1 4 NTB 7 21 Banten 0 5 Jawa Barat 4 22 Kalimantan Tengah 0 6 Sumatera Utara 4 23 Sulawesi Tengah 0 7 Bali 3 24 Maluku Utara 0 8 Sulawesi Selatan 1 25 Bangka Belitung 0 9 Lampung 1 26 Sulawesi Tenggara 1 10 DIY 4 27 Sulawesi Utara 0 11 Sumatera Barat 2 28 Maluku 0 12 Kalimantan Barat 2 29 Kalimantan Utara 1 13 Kalimantan Selatan 0 30 Papua Barat 0 14 NAD 0 31 Bengkulu 0 15 NTT 2 32 Jambi 1 16 Kepulauan Riau 1 33 Sulawesi Barat 0 17 Kalimantan Timur 1 34 Papua 0 4) Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya menurut definisi operasionalnya adalah Puskemas yang menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga melalui pembinaan kelompok olahraga dan atau pelayanan kesehatan olahraga di wilayah kerjanya. Kegiatan pembinaan Puskesmas diawali dengan pelatihan tenaga kesehatan, bimbingan teknis dan manajemen kesehatan olahraga berjenjang yang melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait. Peran 32

33 dinas Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dalam membina Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga didukung oleh dana APBN. Adanya Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) di 11 provinsi sebagai UPT Kesehatan Olahraga di tingkat provinsi/ kabupaten/ kota serta 1 BKOM Bandung sebagai UPT Pusat, merupakan pusat rujukan kesehatan olahraga yang membantu dalam melakukan pembinaan teknis terhadap Puskesmas berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Dari Puskesmas yang telah melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga, Puskesmas tersebut tersebar di 205 kab/kota dari 26 provinsi. Puskesmas tersebut paling banyak berada di provinsi Sulawesi Selatan yang berada di 21 Kabupaten/Kota dan sebanyak 536 Puskesmas yang telah memberikan laporan.. Capaian tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2015 dimana capaian puskesmas yang melaksanakan kesehatan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebesar 13,07% atau Puskesmas Adapun indikator kesehatan olahraga belum tercapai dikarenakan : 1. Kurang aktifnya Provinsi mengirimkan laporan ke Pusat. 2. Mutasi yang sering pemegang program kesehatan olahraga di daerah. 3. Belum tersosialisasi secara merata program kesehatan olahraga di beberapa Provinsi. Untuk indikator kesehatan olahraga, berdasarkan LBKO-3 diperoleh data kesehatan olahraga berupa jumlah kelompok/klub olahraga yang dibina dan jumlah orang yang diberikan pelayanan kesehatan olahraga dengan jumlah sebagai berikut. 33

34 Tabel 5 Rekapitulasi Laporan Bulanan Kesehatan Olahraga LBKO-3 Dinkes Provinsi Sasaran Indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya Tahun 2016 no PROV Kab /Kot a Pu sk a. Kelo mpok / kelas ibu hamil 1. Pendataan Kelompok Olahraga b. Kelo mpok sekol ah melal ui UKS c. Kelom pok Jamaa h Haji d. Kelom pok Pekerj a e. Kelompo k Lanjut Usia f. Kelom pok Olahra ga lainnya 2. Pembinaan Kelompok Olahraga a. Pemerik saan Kesehat an b. Penyul uhan Keseh atan a. Konsult asi/ Konseli ng Kes. Olahrag a 3. Pelayanan Kesehatan Olahraga b. Penguk uran Kebuga ran Jasman i c. Penanga nan Cedera Olahraga Akut d. Pelayanan Kesehatan Pada Event Olahraga Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi sumsel Bengkulu , ,786 1, , ,581 1, ,433 1, ,427 2,

35 no PROV Kab /Kot a Pu sk a. Kelo mpok / kelas ibu hamil 1. Pendataan Kelompok Olahraga b. Kelo mpok sekol ah melal ui UKS c. Kelom pok Jamaa h Haji d. Kelom pok Pekerj a e. Kelompo k Lanjut Usia f. Kelom pok Olahra ga lainnya 2. Pembinaan Kelompok Olahraga a. Pemerik saan Kesehat an b. Penyul uhan Keseh atan a. Konsult asi/ Konseli ng Kes. Olahrag a 3. Pelayanan Kesehatan Olahraga b. Penguk uran Kebuga ran Jasman i c. Penanga nan Cedera Olahraga Akut d. Pelayanan Kesehatan Pada Event Olahraga 8 Lampung 9 Babel 10 Kepri 11 DKI 12 Jabar 13 Jateng 14 DIY 15 Jatim 16 Banten 17 Bali 18 NTB 19 NTT , , ,248 8,954 4,342 25,444 49,671 1,264 3, ,108 6,983 3,038 11,282 7, ,

36 no PROV Kab /Kot a Pu sk a. Kelo mpok / kelas ibu hamil 1. Pendataan Kelompok Olahraga b. Kelo mpok sekol ah melal ui UKS c. Kelom pok Jamaa h Haji d. Kelom pok Pekerj a e. Kelompo k Lanjut Usia f. Kelom pok Olahra ga lainnya 2. Pembinaan Kelompok Olahraga a. Pemerik saan Kesehat an b. Penyul uhan Keseh atan a. Konsult asi/ Konseli ng Kes. Olahrag a 3. Pelayanan Kesehatan Olahraga b. Penguk uran Kebuga ran Jasman i c. Penanga nan Cedera Olahraga Akut Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara 25 Sulut 26 Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku ,462 2, ,053 2,492 1,059 3,532 5, ,515 2,329 1, , ,409 1, ,459 1,456 3,585 2, ,965 5,190 2, d. Pelayanan Kesehatan Pada Event Olahraga 36

37 no PROV Kab /Kot a Pu sk a. Kelo mpok / kelas ibu hamil 1. Pendataan Kelompok Olahraga b. Kelo mpok sekol ah melal ui UKS c. Kelom pok Jamaa h Haji d. Kelom pok Pekerj a e. Kelompo k Lanjut Usia f. Kelom pok Olahra ga lainnya 2. Pembinaan Kelompok Olahraga a. Pemerik saan Kesehat an b. Penyul uhan Keseh atan a. Konsult asi/ Konseli ng Kes. Olahrag a 3. Pelayanan Kesehatan Olahraga b. Penguk uran Kebuga ran Jasman i c. Penanga nan Cedera Olahraga Akut d. Pelayanan Kesehatan Pada Event Olahraga 32 Malut 33 Papbar 34 Papua ,4 34 4,542 3, ,004 1,363 43,044 38,340 18,776 69,593 75,250 2,261 5,253 37

38 Gambar 6. Hasil Pengukuran Kebugaran jasmani Tahun 2016 Gambar.. Pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani dilingkungan Kementerian Kesehatan 4. Indikator Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Output/kegiatan RKT Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2016 memiliki 60 indikator input (komponen). Pada kelompok indikator sasaran strategis persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar. Dari 57 target indikator yang ditetapkan saat awal penetapan RKT, hanya 44 kegiatan yang dapat dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan adanya efisiensi anggaran di tengah tahun berjalan sehingga Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga harus melakukan efisiensi dan melaksanakan kegiatan yang dinilai paling pioritas. 38

39 Indikator jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI saat penetapan RKT awal terdiri dari 3 indikator kegiatan, namun hanya satu yang dapat terlaksana, yaitu pengadaan peralatan K3 Nelayan Hal ini dikarenakan adanya Inpres No. 8/2016 tentang penghematan Anggaran Belanja Pemerintah, sehingga Direktorat diharuskan untuk melakukan selfblocking terhadap anggaran yang tersedia dan memilih kegiatan yang paling prioritas untuk dilaksanakan. Indikator persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar terdiri dari 4 indikator saat awal penetapan RKT. Seluruh kegiatan dapat terlaksana dengan adanya revisi di tengah perjalanan tahun 2016 yaitu dengan adanya penyusunan NSPK tentang TKI dan pembinaan ke Sarkes TKI. Pada Kelompok indikator sasaran strategis persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya, pada awal tahun penetapan RKT terdapat 10 Indikator Input. Pada pelaksanaanya hanya 8 Indikator input yang dapat dilaksanakan karena peningkatan kapasitas bidang teknis dan manajemen kesehatan olahraga dan pertemuan koordinasi BKOM dilakukan efisiensi anggaran. Sedangkan untuk indikator RKT kelompok Satuan Kerja yang Menyelenggarakan Administrasi Kepemerintahan Sesuai Ketentuan, dari awal tahun ditetapkan 6 indikator yang ditetapkan, hanya dilaksanakan 3 indikator yaitu Administrasi Kegiatan, Pertemuan dukungan peningkatan kinerja, dan pertemuan koordinasi kegiatan dan anggaran kesehatan kerja dan olahraga, dikarenakan adanya efisiensi sesuai Inpres 8/2016. Berdasarkan uraian di atas, maka pencapaian realisasi fisik belum sesuai dengan penetapan indikator kinerja RKT. Dikarenakan beberapa hal 39

40 terutama yaitu adanya efisiensi anggaran dan penyesuaian (revisi) yang dilakukan untuk menyesuaikan target dan refocusing kegiatan yang dianggap tidak fokus dan tidak sesuai dengan Tupoksi Direktorat Kesehatan Kesehatan Kerja dan Olahraga. Berikut ini merupakan kekurangan-kekurangan ataupun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga, diantarannya: - Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tenaga kesehatan tentang K3 dan pentingnya aktifitas fisik serta menjaga kebugaran jasmani bagi pekerja, sehingga pelayanan kesehatan kerja belum dilaksanakan dengan baik. Pelayanan kesehatan kerja umumnya diberikan hanya dalam bentuk kuratif. - Kurangnya pemahaman tenaga kesehatan tentang dan pentingnya aktifitas fisik serta menjaga kebugaran jasmani yang dilakukan sesuai dengan kaidah kesehatan: baik benar, terukur dan teratur bagi populasi rentan yaitu: lanjut usia, anak sekolah ibu hamil di tempat kerja dan selama menunaikan ibadah haji. - Jumlah tenaga kesehatan yang mampu menegakan diagnosis Penyakit Akibat Kerja masih sedikit. - Tingginya mobilitasi pegawai di daerah, sehingga banyak program kesja dan olahraga yang tidak jalan setelah petugas yang telah dilatih di pindah tugas ke tempat lain. - SDM yang dilatih peningkatan kapasitas belum berani untuk masuk perusahaan/ sektor formal khususnya PMA mengingat perusahaan tersebut sudah menerapkan K3 dengan kualifikasi tinggi sesuai dengan buyer. - SDM Puskesmas belum memahani kewenangannya sebagai penaggung jawab kesehatan berdasarkan konsep kewilayahan termasuk bertanggung jawab pada kesehatan pekerja di dalam perusahaan yang ada di wilayah kerja Puskesmas. 40

41 - Banyaknya Puskesmas yang belum memahami peruntukan danadana yang tersedia di Puskesmas dapat digunakan untuk mendukung kegiatan kesehatan kerja dan olahraga seperti dana BOK. - Sistem pencatatan dan pelaporan upaya kesehatan kerja dan olahraga yang belum terintegrasi dengan SP2TP - Masih kurangnya koordinasi LP/LS dengan instansi lain yang terkait seperti, dinas tenaga kerja dan transmigrasi, klinik perusahaan dan bagian K3 perusahaan untuk kesehatan kerja dan program kesehatan ibu dan anak, program penyakit tidak menular, program lanjut usia, program kesehatan haji serta dinas tenaga kerja dan transmigrasi, dinas pemuda dan olahraga, dinas pendidikan dan kebudayaan untuk terkait kesehatan olahraga. - Kurangnya sosialisasi antara petugas yang sudah dilatih dengan petugas yang lainnya di Puskesmas, sehingga apabila terjadi mutasi atau penugasan lain untuk petugas tersebut tidak ada yang bisa melaksanakan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga. - Belum adanya penghargaan bagi petugas kesehatan kerja dan olahraga di Puskesmas. B. RENCANA TINDAK LANJUT Dari beberapa permasalahan, kendala atau hambatan di atas, maka perlu dirumuskan Rencana Tindak Lanjut upaya penyelesaian hal tersebut untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga baik di pusat, provinsi, kabupaten/kota maupun di Puskesmas. Tindak Lanjut tersebut dalam bentuk : - Perlunya konsolidasi dan koordinasi dalam perencanaan yang baik dan perhitungan yang akurat, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kesehatan kerja dan olahraga. - Perlunya menetapkan standar kegiatan dengan orientasi yang jelas. 41

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berbagai upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan terus dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam usahauntuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI INPUT Kebijakan nasional Peraturan dan perundangan Pedoman /Juknis/Juklak Kurmod Bahan Advokasi Kit Pelatihan, Sosialisasi, Orientasi, Pembinaan Pencatatan dan

Lebih terperinci

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017

BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017 BAGAIMANA KONDISI IMPLEMENTASI PROGRAM DIT KESJAOR SAAT INI? DIT KESJAOR, MARET 2017 13 LBKP PER PROVINSI TAHUN 2016 (I) No Provinsi Kab/Kota Kab/Kota yang % Puskesmas Puskesmas % Laporan 1 Aceh 23 4

Lebih terperinci

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1.

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. drg. Kartini Rustandi, M.Kes. Laporan Tahunan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. drg. Kartini Rustandi, M.Kes. Laporan Tahunan i KATA PENGANTAR merupakan media yang digunakan dalam mewujudkan paradigma kepemerintahan yang baik (good governance) dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat. ini diharapkan dapat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT Bali, 19 April 2018 1 SISTEMATIKA 1. PENDAHULUAN 2. KEBIJAKAN PROGRAM KESMAS 3. CAPAIAN INDIKATOR KESMAS YANG BELUM TERCAPAI

Lebih terperinci

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010 PENCAPAIAN DAN UMPAN BALIK PELAPORAN INDIKATOR PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT 2010 Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010 SASARAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 11/02/94/Th. VII, 6 Februari 2017 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 A. Penjelasan Umum 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) I-2017 No. 27/05/94/Th. VII, 5 Mei 2017 Indeks Tendensi

Lebih terperinci

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015 PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015 Workshop Perencanaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2015

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 Penilaian Status Capaian Pelaksanaan Kegiatan/ Program Menurut e-monev DJA CAPAIAN KINERJA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA 2012, No.659 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011

Lebih terperinci

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Disabilitas. Website:

Disabilitas. Website: Disabilitas Konsep umum Setiap orang memiliki peran tertentu = bekerja dan melaksanakan kegiatan / aktivitas rutin yang diperlukan Tujuan Pemahaman utuh pengalaman hidup penduduk karena kondisi kesehatan

Lebih terperinci

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.3 85.0 82.0 85.1 60.0 64.5 68.7 71.2 57.5 48.1 2005 2006 2007

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016 No. 25/05/94/Th. VI, 4 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

KESEHATAN ANAK. Website:

KESEHATAN ANAK. Website: KESEHATAN ANAK Jumlah Sampel dan Indikator Kesehatan Anak Status Kesehatan Anak Proporsi Berat Badan Lahir, 2010 dan 2013 *) *) Berdasarkan 52,6% sampel balita yang punya catatan Proporsi BBLR Menurut

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - Temu Triwulanan II 11 April 2017 1 11 April 11-21 April (7 hari kerja) 26 April 27-28 April 2-3 Mei 4-5 Mei 8-9 Mei Rakorbangpus

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/05/18/Th. VI, 4 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN I-2016 SEBESAR 101,55

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/11/18.Th.V, 5 November 2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN III-2015 SEBESAR

Lebih terperinci

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan http://simpadu-pk.bappenas.go.id 137448.622 1419265.7 148849.838 1548271.878 1614198.418 1784.239 1789143.87 18967.83 199946.591 294358.9 2222986.856

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 Nomor : 048/08/63/Th.XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 SEBESAR 71,99 (SKALA 0-100) Kebahagiaan Kalimantan Selatan tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN TA Pusat Ketersediaan Dan Kerawanan Pangan Bali, Juni 2014

RENCANA KEGIATAN TA Pusat Ketersediaan Dan Kerawanan Pangan Bali, Juni 2014 RENCANA KEGIATAN TA.2015 Pusat Ketersediaan Dan Kerawanan Pangan Bali, Juni 2014 1 o. Sub Kegiatan Vol. A Penanganan Rawan Pangan 1 Pengembangan Desa Mandiri Pangan (Demapan) 1) Pembinaan lanjutan Demapan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Ditjen

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT

PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT BAMBANG WIDIANTO DEPUTI BIDANG KESRA KANTOR WAKIL PRESIDEN RI APRIL, 2010 KLASTER 1: PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERSASARAN KELUARGA/RUMAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI Wiko Saputra Peneliti Kebijakan Publik Perkumpulan Prakarsa PENDAHULUAN 1. Peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) 359 per

Lebih terperinci

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014) F INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014) Kemampuan Siswa dalam Menyerap Mata Pelajaran, dan dapat sebagai pendekatan melihat kompetensi Pendidik dalam menyampaikan mata pelajaran 1

Lebih terperinci

Buku Indikator Kesehatan

Buku Indikator Kesehatan Buku Indikator Kesehatan www.dinkes.sulbarprov.go.id Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Jalan Kurungan Bassi no 19 Mamuju Telpon 0426-21037 Fax : 0426 22579 BUKU INDIKATOR KESEHATAN PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.3-/216 DS71-99-46-4 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS INSENTIF PETUGAS PENGAMAT TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Insentif Petugas

Lebih terperinci

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014 HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat Tahun Ajaran 213/21 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 13 Juni 21 1 Ringkasan Hasil Akhir UN - SMP Tahun 213/21 Peserta UN 3.773.372 3.771.37 (99,9%) ya

Lebih terperinci

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH Deskriptif Statistik Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pendataan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Tahun 2007-2008 mencakup 33 propinsi,

Lebih terperinci

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website: AKSES PELAYANAN KESEHATAN Tujuan Mengetahui akses pelayanan kesehatan terdekat oleh rumah tangga dilihat dari : 1. Keberadaan fasilitas kesehatan 2. Moda transportasi 3. Waktu tempuh 4. Biaya transportasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 DIREKTUR PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Pada Konsolidasi Hasil Pembangunan PSP

Lebih terperinci

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN DISAMPAIKAN OLEH : DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN, SELAKU

Lebih terperinci

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Oleh: DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN Pada Acara : RAPAT KOORDINASI TERBATAS Jakarta, 16 Mei 2017 ISI 1 PEMBUBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH

MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Disampaikan pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional Tahun 2017 Jakarta, 27 Februari 2017 SUSUNAN PRESENTASI

Lebih terperinci

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN 185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN KUALIFIKASI TAMBAHAN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN i.oetama Marsis PB. IKATAN DOKTER INDONESIA Diajukan dalam Rakornas KKI,Bandung, 10-13 Agustus 2015 PENDAHULUAN Profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PELATIHAN PETUGAS PENGAMAT OPT PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Pelatihan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,

Lebih terperinci

CEDERA. Website:

CEDERA. Website: CEDERA Definisi Cedera Cedera merupakan kerusakan fisik pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh kekuatan yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diduga sebelumnya Definisi operasional: Cedera yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung 2.11.3.1. Santri Berdasarkan Kelas Pada Madrasah Diniyah Takmiliyah (Madin) Tingkat Ulya No Kelas 1 Kelas 2 1 Aceh 19 482 324 806 2 Sumut 3 Sumbar 1 7-7 4 Riau 5 Jambi 6 Sumsel 17 83 1.215 1.298 7 Bengkulu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT Tujuan dari pemetaan dan kajian cepat pemetaan dan kajian cepat prosentase keterwakilan perempuan dan peluang keterpilihan calon perempuan dalam Daftar Caleg Tetap (DCT) Pemilu 2014 adalah: untuk memberikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH

DESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH DESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH Deskriptif Statistik RA/BA/TA dan Madrasah (MI, MTs, dan MA) A. Lembaga Pendataan RA/BA/TA dan Madrasah (MI, MTs dan MA) Tahun Pelajaran 2007/2008 mencakup 33

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Memperkuat Peran Daerah

Memperkuat Peran Daerah Memperkuat Peran Daerah dalam Penanggulangan HIV/AIDS Dr. Kemal N. Siregar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional September 2016 Pokok bahasan Input utama: Kebijakan dan dukungan nasional Penguatan

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada: SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD JAKARTA, 28 JANUARI 2010 Pendekatan Pengembangan Wilayah PU Pengembanga n Wilayah SDA BM CK Perkim BG AM AL Sampah

Lebih terperinci

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK RISET KESEHATAN DASAR 2 BLOK KESEHATAN ANAK JENIS DATA Jenis data yang disajikan : berat badan lahir kepemikilan KMS dan Buku KIA, penimbangan balita, kapsul vitamin A, pemberian ASI proses mulai menyusui

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/05/18/Th. VII, 5 Mei 2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN I-2017 SEBESAR 101,81

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

PROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Oleh: EUIS SAEDAH Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian B A H A N

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PELAKSANAAN PENYALURAN 1. Penyaluran melalui KPPN dilaksanakan berdasarkan PMK nomor 112/PMK.07/2017 tentang Perubahan PMK nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

C UN MURNI Tahun

C UN MURNI Tahun C UN MURNI Tahun 2014 1 Nilai UN Murni SMP/MTs Tahun 2014 Nasional 0,23 Prov. Sulbar 1,07 0,84 PETA SEBARAN SEKOLAH HASIL UN MURNI, MENURUT KWADRAN Kwadran 2 Kwadran 3 Kwadran 1 Kwadran 4 PETA SEBARAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAK ASASI MANUSIA

PERKEMBANGAN PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAK ASASI MANUSIA PERKEMBANGAN PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAK ASASI MANUSIA ARRY ARDANTA SIGIT Direktur Kerja Sama Hak Asasi Manusia Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA PERATURAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI INDONESIA: KEBIJAKAN, RENCANA DAN PENDANAAN Jakarta, 20 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KONDISI SAAT INI Kondisi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan 4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif.

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I TAHUN 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 30/05/17/V, 5 Mei 2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I TAHUN 2015 A. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I-2015 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2015 di Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/02/18 TAHUN VII, 6 Februari 2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 SEBESAR

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA Drg. Kartini Rustandi, M.Kes. Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Disampaikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Koordinasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Penggandaan, Pendistribusian, dan Pengelolaan Dana Bahan UN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Penggandaan, Pendistribusian, dan Pengelolaan Dana Bahan UN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Penggandaan, Pendistribusian, dan Pengelolaan Dana Bahan UN 2015 Jakarta, 25 Februari 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 013 i DAFTAR ISI

Lebih terperinci