Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

Transkripsi

1 Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Jakarta, mengingat warganya yang terdiri dari berbagai latar belakang yang sangat sulit untuk bersosialisasi dengan sesamanya, jam kerja yang padat dan sederet kesibukan lain menjadi penghalang mereka untuk berinteraksi dengan warga lain. Rutinitas kerja juga menjadi penyebab pentingnya ruang publik karena dengan adanya ruang publik tersebut masyarakat dapat memanfaatkanya sebagai terapi stres karena beban pekerjaan. Keberagaman latar belakang penduduk Jakarta baik secara horisontal maupun vertikal, mengondisikan Jakarta rentan gesekan sosial. Faktanya, pembangunan kota Jakarta semakin membuat jarak sosial antarwarga, bahkan cenderung menciptakan agregasi antar kelompok, seperti ormas ormas rasis. Pada kisaran tahun 80 an kita masih dapat banyak menemukan kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan bersama ditiap minggunya seperti kerja bakti bersama, namun kegiatan bersama seperti itu sudah tidak ada lagi, kegiatan bersama yang dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling mengenal satu sama lain tentunya akan dapat menghindari gesekan gesekan sosial di masyarakat. Dengan apa masyarakat dapat menjalin kebersamaan seperti halnya kegiatan kerja bakti bersama yang sudah tak ada lagi?, masyarakat butuh sesuatu 1

2 yang tidak mengenal keaneka ragaman budaya, bahasa atau apapun keanekaragaman yang bersifat membentuk agregasi. Seni yang tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, seni yang bersifat universal adalah sesuatu yang dibutuhkan masyarakat. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya. Dengan sifat seni ini, seni akan mampu mereduksi perbedaaan perbedaan yang ada pada masyarakat. Seperti yang kita ketahui bersama, masyarakat kota seperti jakarta adalah kurang memahami tentang apa itu seni, salah satunya dapat terlihat dari tidak adanya kepedulian terhadap pelukis jalanan. Pelukis pelukis yang hanya mampu memamerkan hasil karyanya di emperan jalan dan di emperan mall. Galeri galeri yang ada, seperti galeri nasional jakarta tak mampu dimasuki oleh karya karya pelukis jalanan, berapa lukisan yang harus terjual oleh pelukis jalanan untuk mampu memamerkan hasil karyanya didalam galeri yang kita sebut nasional?, atau galeri sunaryo yang tertutup dan berada di pinggir kota bandung. Ada beberapa titik komunitas pelukis di jakarta seperti komunitas pelukis di daerah pasar baru. Lukisan lukisan dijual seperti buah salak diatas gerobak, pelukis pelukis hanya mampu berdiri selamat datang di depan galeri nasional, saya rasa pemandangan ini cukup indah disisi kaliciliwung yang tak kalah indah. Seandainya komunitas ini memang tidak mau untuk mendekatkan aktivitas mereka bersinggungan dengan wacana seni rupa yang dianggapnya serius, setidaknya menciptakan ruang yang dirindukan oleh masyarakat dalam membangun kesadaran sosialnya adalah suatu hal yang berharga. Dengan adanya galeri seni lukis ini diharapkan dapat membangun ruang publik bagi masyarakat mengenal satu sama lain, membangun rasa kebersamaan dan persatuan. 2

3 1.2 Maksud Dan Tujuan. 1. Menyediakan galeri di dalam ruang publik yang dapat memberikan pemahaman terhadap seni kepada masyarakat. 2. Menyediakan galeri bagi seni lukis jalanan yang dapat menjadi sarana bagi pelukis jalanan dalam beredukasi tentang seni lukis. 3. Menyediakan galeri dengan akses bebas bagi masyarakat. 4. Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap kaliciliwung. 5. Memberikan CPR bagi pasar baru. 1.3 Ruang Lingkup Batasan batasan yang perlu diperhatikan agar rancangan dapat mencapai tujuan : 1. Merancang galeri bagi seni lukis jalanan dengan masyarakat bebas akses dan melakukan kegiatan didalamnya. 2. Memberi edukasi pada pelukis jalanan dan pengetahuan seni kepada masyarakat. 3. Tentang merancang di tepi sungai. 4. Merancang dengan tetap menjaga kondisi existing yang ada. 1.4 Perumusan Masalah 1. Bagaimana merancang galeri yang dapat menjangkau masyarakat luas sebagai upaya pengenalan seni kepada masyarakat. 2. Bagaimana merancang bagi pengakomodasian seni lukis jalanan. 3. Bagaimana merancang galeri yang dapat memberikan pendidikan seni kepada masyarakat lewat rekreasi. 4. Bagaimana merancang menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap kaliciliwung. 3

4 1.5 Metode Pengumpulan Data 1. Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, dengan mempelajari skripsi skripsi terdahulu, analisa analisa dari para pakar tentang tema ruang publik dari internet dan buku. 2. Metode deskriftif di lapangan. Mengamati, mempelajari kondisi tapak, situasi kondisi lokasi seni lukis berikut profilenya dan situasi fisik dan non fisik pasar baru jakarta. 3. Metode interpretasi. Memberi tafsiran / rumusan terhadap terhadap studi studi yang telah dilakukan. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan landasan konseptual dan rancangan arsitektur ini terdiri dari beberapa bab pembahasan sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang pemilihan proyek, maksud dan tujuan, lingkup permasalahan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan, dan kerangka berfikir. Bab II. Tinjauan Instansional Proyek Bab ini berisikan gambaran umum proyek, tinjauan teoritis proyek dan studi banding Bab III. Tinjauan Khusus Bab ini menjelaskan pengertian tema proyek yang diambil dari tinjauan teoritis penerapan teori arsitektur yang relevan terhadap persoalan dan sesuai dengan tema dan contoh penerapan tema dalam bangunan. Bab IV. Analisa Perancangan Bab ini berisikan tentang analisa seluruh data ruang kemudian menjadi acuan dalam konsep. Bab V. Konsep Perancangan Menjadi dasar pemikiran dalam perancangan serta berupa kriteria dan batasan dalam proses skematik design 4

5 1.7 Kerangka Berfikir 5