BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang V isi pembangunan kesehatan di Kota Tual adalah Kota Tual Sehat Dan Mandiri Berbasis Kepulauan Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh upaya kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat dan dikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence base diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah dokumen Profil Kesehatan Kota Tual yang merupakan gambaran situasi kesehatan di wilayah Kota Tual dan diterbitkan setiap tahun. Setiap edisi memuat berbagai data dan informasi tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan dan keluarga berencana. Profil Kesehatan Kota Tual Tahun 2017 ini menggambarkan situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian, status gizi, angka kesakitan), Upaya Kesehatan (pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan lingkungan), Sumber Daya Kesehatan (sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan) di Kota Tual Tahun Semua informasi yang terangkum dalam dokumen Profil Kesehatan dipergunakan dalam rangka proses perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kota Tual pada Tahun 2017, serta pembinaan dan pengawasan program di bidang kesehatan. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 1

3 B. Dasar Penyusunan Profil Kesehatan Kota Tual adalah gambaran situasi kesehatan yang diterbitkan setahun sekali. Penyusunannya berlandaskan pada dikeluarkannya beberapa Peraturan Perundangan, serta Peraturan perundangan Kesehatan antara lain : Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 837/MENKES/VII/2007 Tentang Pengembangan SIKNAS Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. C. Sistematika Penyusunan Bab 1 : Pendahuluan. Bab ini menyajikan maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kota Tual, serta sistematika penyajiannya diuraikan secara ringkas Bab 2 : Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk Bab ini menyajikan gambaran umum Kota Tual yang meliputi keadaan geografi, batas wilayah, cuaca, keadaan penduduk dan tingkat pendidikan. Bab-3 : Kota Tual Sehat Bab ini berisi uraian tentang indikator derajat kesehatan yang mencakup Angka Kematian Ibu ( AKI ), Angka Kematian Bayi ( AKB ) dan status gizi masyarakat. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 2

4 Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan (kesehatan ibu, kesehatan anak, perbaikan gizi masyarakat, imunisasi, kesehatan usila dan pra usila, keluarga berencana, kejadian luar biasa, pelayanan kesehatan masyarakat miskin), akses dan mutu pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini berisi uraian mengenai tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sarana kesehatan. Bab-6 : Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Tual Tahun 2016, serta hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kota Tual untuk mencapai Masyarakat Kota Tual Sehat Yang Mandiri. Lampiran Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kota Tual dan 81 tabel data Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 3

5 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA TUAL Pembentukan Kota Tual merupakan pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara. Pemekaran Kota Tual terjadi karena tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan pemerintahan yang baik. Ibukota adalah Tual terletak di Kecamatan Dullah Selatan. Kota Tual sebagai daerah otonom baru, terbentuk pada tanggal 10 Juli 2007 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2007 tentang pembentukan kota tual di Provinsi Maluku. A. GAMBARAN GEOGRAFIS Kota Tual menurut Astronomi terletak antara 5 o sampai 6 o Lintang Selatan dan 131 o o Bujur Timur. Adapun letaknya menurut geografis dibatasi antara lain : Tabel. 1 Peta Administrasi Kota Tual Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 4

6 Sebelah selatan : Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara dan Laut Arafura Sebelah Utara : Laut Banda Sebelah Timur : Selat Nerong Sebelah Barat : Laut Banda Luas wilayah Kota Tual ±247,13 Km 2 dimana lautan lebih luas dibandingkan daratan. Kota Tual terdiri atas 66 pulau besar dan kecil. Diantara pulau tersebut masih ada pulau yang tidak berpenghuni. Pulau besar antara lain : Pulau Duroa/Dullah, Pulau Tayando, Pulau Kur. B. GAMBARAN TOPOGRAFI Secara topografi Kota Tual berada diatas Pulau Duroa yang lebih datar, dengan ketinggian 100 m dari Permukaan laut, beberapa bukit rendah di wilayah tengah dan utara mencapai ketinggian 115 m dari permukaan laut. Jika memandang Pulau Kur yang lebih berbukit dengan batu batu cadas yang menjadi penyangga serta menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas pencinta alam, lain halnya dengan Pulau Tayando yang lebih datar dengan arus pasang surut yang panjang ( istilah lokal Meti atau Meti Kei ) yang bisa mencapai ± 3 4 km. C. GAMBARAN IKLIM Iklim dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura dan Samudra Indonesia yang dibayangi oleh Pulau Irian/Papua di Bagian Timur dan Benua Australia di Bagian Selatan, sehingga sewaktu waktu terjadi perubahan. Kota Tual merupakan suatu wilayah yang beriklim Muson dan tropis basah. Pada masa Musim Timur, angin bertiup dari Tenggara dan terjadi kemarau. Pada Musim Barat terjadi musim hujan, angin bertiup dari Barat Laut, serta kondisi perairan umumnya bergelora pada bulan Januari sampai Februari. Suhu rata-rata Tahunan Kota Tual sebesar 27,3 C, suhu minimum 23,5 C serta suhu maksimum mencapai 33,2 C. Kelembaban rata-rata sekitar 81 %, penyinaran matahari rata-rata mencapai 65% dan tekanan udara rata-rata 1010,7 millibar. Curah hujan tahunan pada daerah ini berkisar antara mm dengan curah hujan rata-rata 2118,3 mm/tahun atau 176,5 mm/bulan. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 5

7 D. GAMBARAN MUSIM - Keadaan musim teratur, musim timur berlangsung dari Bulan April sampai Oktober, musim ini lebih dikenal dengan istilah musim kemarau, musim Barat berlangsung dari Bulan Oktober sampai Bulan Pebruari, musim hujan pada bulan Desember sampai Pebruari, musim pancaroba berlangsung Bulan Maret/April dan Oktober/Nopember. - Bulan April sampai Bulan Oktober, bertiup angin Timur Tenggara. Angin kencang bertiup pada bulan Januari dan Pebruari diikuti dengan hujan deras dan laut bergelora. - Bulan April sampai september bertiup angin Timur Tenggara sebanyak 91% dengan angin tenggara dominan 61%. Bulan Oktober sampai Maret bertiup angin Barat Laut sebanyak 50% dengan angin Barat Laut dominan 28%. - Bulan April sampai September bertiup angin Timur Tenggara dan selatan sebanyak 91% dengan angin Tenggara dominan 61%. Bulan Oktober sampai Maret bertiup angin Barat Laut sebanyak 50% dengan angin Barat laut dominan 25%. E. KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA Kemajemukan penduduk Kota Tual semakin beragam, Suku Kei merupakan suku asli Kota Tual yang berdiam bersama dengan suku suku pendatang lainnya seperti suku Bugis Makassar, Suku Buton, Jawa dll. Dengan keterbukaannya kepada hal hal perkembangan pembangunan berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Tahun 2016, Jumlah penduduk Kota Tual sebanyak jiwa dengan perincian laki laki sebanyak dan perempuan sebanyak ( BPS Malra tahun 2017) dengan rasio jenis kelamin 97,99 %, ini berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki laki dengan rasio beban tanggungan sebesar 61 per 100 penduduk produktif. Rata rata jumlah jiwa per rumah tangga sebanyak 6,27 ( 6 jiwa ) jiwa / rumah. Jumlah penduduk usia > 75 Tahun sebanyak 625 atau 0,9 % dari penduduk Kota Tual. Menurut estimasi jumlah penduduk usia bayi (0-1 thn) sebanyak jiwa (2,7%), balita sebanyak jiwa atau sebesar 11% dari jumlah penduduk. Kepadatan penduduk sebesar 3,5 jiwa per km2 yang berarti bahwa dalam tiap kilometer dihuni rata rata 3 jiwa Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 6

8 penduduk, wilayah terpadat pada Kecamatan P. Dullah Selatan. Pusat pemerintahan Kota Tual berada di Kecamatan Pulau Dullah Selatan yang juga merupakan pusat bisnis perdagangan, hal ini menjadi penyebab kepadatan penduduk lebih banyak di Pulau Dullah Selatan. Jumlah penduduk miskin sebanyak jiwa ( sesuai SK Walikota Tual No. 27 Tahun 2010 ) dan telah mendapat kartu dan terdaftar dalam kepesertaan Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas ), lihat lampiran tabel 1, dan tabel 2. 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Perempuan Laki-laki Gambar 1. Piramida Penduduk Kota Tual Tahun 2016 Penduduk sasaran program pembangunan kesehatan sangatlah beragam sesuai dengan karakteristik kelompok umur tertentu dan didasarkan kondisi kehidupan yang terjadi. Beberapa upaya program kesehatan memiliki sasaran ibu hamil, melahirkan dan ibu nifas. Beberapa program lainnya dengan sasaran terfokus pada kelompok umur tertentu meliputi bayi, batita, balita, anak SD, WUS bahkan usia lanjut dll. Indikator lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kedudukan pekerja adalah status pekerjaan,yaitu : berusaha sendiri, berusaha di bantu dengan buruh tidak tetap, berusaha dan dibantu buruh tetap, karyawan, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas non pertanian dan pekerja tidak dibayar. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 7

9 Tabel 2. Jumlah penduduk yang bekerja menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin. Status Pekerjaan Utama L P L+P Berusaha sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/karyawan Pekerja bebas pertanian Pekerja Keluarga/Pekerja Tidak Dibayar J u m l a h Sumber : Kota Tual Dalam Angka Tahun 2017 Status pekerjaan sebagai Pekerja Keluarga/Pekerja Tidak Dibayar merupakan status pekerjaan tertinggi persentasenya dilakoni oleh penduduk Kota Tual Tahun Memetakan potensi dan kelemahan dari kondisi ketenagakerjaan yang ada saat ini merupakan cara yang harus dilakukan dalam menilai situasi dunia ketenagakerjaan. Tabel 3. Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin. Status Pekerjaan Utama L P L+P 1. Pertanian, Perkebunan,Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan. 2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri 4. Listrik,gas dan air minum 5. Konstruksi 6. Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi. 7. Transportasi,pergudangan,dan 46,2 0,9 2,3 0,6 5,5 6,7 10,1 58,2 0,0 1,5 0,0 0,0 13,0 0,4 50,8 0,5 2,0 0,4 3,4 9,1 6,4 Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 8

10 komunikasi 8. Lembaga keuangan,real 1 1,6 1,7 1,7 estate,usaha persewaan dan Jasa Perusahaan. 9. Jasa kemasyarakatan,sosial dan 25,9 25,1 25,6 perorangan J u m l a h Dari tabel diatas, sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan merupakan sektor andalan masyarakat Kota Tual 50,8% dan sektor ini didominasi oleh kaum perempuan sebesar 58,2% dan laki-laki 46,2%. Hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Kei, sektor pertanian,perkebunan dilakoni oleh perempuan, laki laki sebagai nelayan/perikanan. Selanjutnya adalah jasa kemasyarakatan,sosial dan perorangan perbandingan antara laki laki maupun perempuan sangat kecil hal ini disebabkan usaha jasa merupakan usaha yang tidak turun temurun dan ceenderung dilakukan oleh pendatang/perantau sehingga hal ini kemudian mendorong masyarakat lokal untuk berusaha sendiri tanpa membedakan laki laki maupun perempuan. F. SOSIAL BUDAYA Suku Kei merupakan suku asli Kota Tual yang tidak dapat terpisahkan dengan suku Kei pada Kabupaten Maluku Tenggara. Semboyan Maren dan ain ni Ain yang artinya berkerja sama dan persatuan menjadi kesepakatan adat dan simbol pemerintahan yang diharapkan dapat menjadi pengikat sosial antara masyarakat yang majemuk. Keterbukaan masyarakat akan perubahan menjadi faktor utama kemajuan Kota Tual, persatuan masyarakat dalam lembaga perkawinan antar suku menyebabkan nilai kekeluargaan diantara masyarakat juga semakin kuat. Keragaman suku inilah dapat menjadi faktor pendorong pembangunan terutama pembangunan bidang kesehatan. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 9

11 Makanan tradisional Suku Kei terkenal adalah enbal sebagai pengganti beras/jagung, makanan inipun mulai sulit dan popularitasnya sebagai konsumsi umum semakin berkurang mengingat beras lebih mudah diperoleh dan cenderung harga murah terutama beras raskin yang didistribusi oleh pemerintah Kota Tual setiap tahunnya bagi masyarakat miskin/kurang mampu. Makanan tradisional lainnya seperti sir sir ( daun singkong dan bunga pepaya ), ikan kuah asam pedas, ikan bakar, tambah sambal colo colo, serta lat( rumput laut ) merupakan menu favorit masyarakat baik masyarakat lokal asli maupun pendatang/perantau dan semuanya dapat disajikan dalam kondisi segar dan nikmat tentunya. Karena daerah maritim, Kota Tual memiliki kekayaan alam laut baik hayati maupun nabati yang berlimpah sehingga dapat memenuhi kebutuhan sandang masyarakat. Berbagai jenis ikan segar dapat diperoleh dipasar dengan harga relatif murah, ada rumput laut yang tidak hanya memiliki nilai gizi yang tinggi tetapi juga memiliki nilai ekonomis yang dapat diandalkan. Sehingga, sangat sulitlah ditemukan masyarakat miskin jika kita melihat dari sisi ketersediaan sumber daya alam Kota Tual. Dari sisi pemerintahan, Kota Tual Tahun 2016 terdiri atas 5 Kecamatan yaitu Kecamatan P. Dullah Selatan dengan ibukota Tual, P. Dullah Utara dengan ibukota Dullah, P. Tayando Tam dengan ibukota Tayando Yamtel, PP. Kur dengan ibukota Tubyal, dan Kur Selatan dengan ibukota Mangur. Ada 3 kelurahan yaitu Kelurahan Masrum, Kelurahan Lodar El dan Kelurahan Ketsoblak, dengan 27 desa yaitu : Tabel 4. Nama Kecamatan, Kelurahan, dan desa pada wilayah Kota Tual No. KECAMATAN KELURAHAN D E S A I. P. Dullah Selatan 1. Ketsoblak 2. Masrum 1. Tual 2. Taar 3. Lodar El 2. P. Dullah Utara 3. Fiditan 4. Ngadi 5. Dullah Darat 6. Dullah Laut 7. Labetawi Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 10

12 8. Tamedan 9. Ohoitel 10. Ohoitahit 3. P. Tayando Tam 11. Tayando Yamtel 12. Tayando Ohoiel 13. Tayando Yamru 14. Tayando Langgiar 15. Tayando Tam 4. PP. Kur 16. Tubyal 17. Kaimear 18. Lokwirin 19. Finualen 5. Kur Selatan 20. Kanara 21. Yapas 22. Warkar 23. Rumoin 24. Fadol 25. Pasir Panjang 26. Hirit 27. Mangur 5 Kecamatan 3 Kelurahan 27 Desa G. KEADAAN PENDIDIKAN Angka melek huruf penduduk usia 10 tahun keatas di Kota Tual Tahun 2016 sebesar 99,85 persen ( BPS Malra Tahun 2016 ). Jika dilihat menurut jenis kelamin, angka melek huruf pada laki laki sebesar 99,80 persen lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan sebesar 99,89 persen. Hal ini menandakan masih terjadi ketimpangan melek huruf antara laki laki dan perempuan walaupun tidak signifikan dibanding tahun 2015 dengan selisih 3 persen antara laki-laki dan Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 11

13 perempuan sedangkan ditahun 2016 hanya selisih 0,09 persen saja. Hal ini menunjukan adanya perkembangan pendidikan dan kemajuan dari perempuan. Gambar 2. Persentase penduduk 10 tahun Keatas yang Melek Huruf Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun Total Perempuan Total, Perempuan, Lk Lk, Sumber : BPS Malra, 2016 Untuk itu, secara umum program pemberantasan Buta Huruf tetap dipertahankan untuk terus dilakukan secara intensif dan menyeluruh sehingga dapat meningkatkan derajat pendidikan Kota Tual. Sedangkan secara khusus, pemberantasan buta huruf melalui program keaksaraan fungsional dapat menjadi program andalan dan dapat terus ditingkatkan sehingga dapat menghilangkan ketimpangan angka melek huruf antara laki laki dan perempuan, maka membuka peluang bagi perempuan di Kota Tual untuk lebih memberdayakan diri sehingga memiliki peluang yang sama antara laki laki dalam meraih peluang ekonomi maupun sosial yang lebih baik. Selain angka melek huruf, kualitas penduduk dapat dilihat juga dari tingkat pendidikan yang ditamatkan. H. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN Lingkungan salah satu variabel yang perlu mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator indikator seperti akses air bersih dan air minum berkualitas dan akses terhadap sanitasi layak. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 12

14 1. Sarana Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas. Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk memastikan komitmen pemerintah terhadap MDGs yaitu memastikan kelestarian lingkungan dan mengurangi hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga Tahun 2016, jenis sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat terbanyak adalah PDAM sebesar sarana, sumur gali pompa sebesar 404 sarana dan PAH sebesar 530 sarana. Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air untuk minum, mandi dan mencuci. Ketersediaan air minum yang layak semakin sulit dan mahal terlebih lagi daerah daerah resapan air yang telah berubah menjadi tempat pemukiman, limbah industri yang mencemari sumber sumber air minum. Tahun 2016, sumber air minum keluarga terbanyak adalah sumur terlindung 53 % walaupun air dapat diperoleh dengan penjualan melalui mobil tangki air yang biayanya mencapai kisaran Rp Rp /tangki. 2. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu fondasi inti dari masyarakat yang sehat. Secara nasional, persentase rumah tangga menurut akses terhadap pembuangan tinja layak sesaui MDGs adalah sebesar 44 %. Pembuangan tinja layak adalah penggunaan jamban bersama/sendiri, jenis kloset dan pembuangan akhir tinjanya adalah septik tank atau Saluran Pembuangan Akhir Limbah ( SPAL ) Tahun 2016, jumlah keluarga memiliki jamban keluarga yang layah/sehat sebanyak 44 %. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 13

15 I. KEADAAN PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat terhadap kesehatan akan disajikan beberapa indikator yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat antara lain : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS, Kawasan Tanpa Rokok ( KTR ), Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ), namun tidak disajikan secara keseluruhan kecuali PHBS. Keluarga memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya, karena dalam keluarga terjadi interaksi dan komunikasi yang menjadi awal penting sebuah proses pendidikan perilaku. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tau,mau dan mampu mempraktikkan perilaku perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.untuk mencapai rumah tangga ber PHBS, terdapat 10 indikator perilaku hidup bersih dan sahat yang dipantau, yaitu : (1). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2). Memberi ASI Eksklusif, (3). Menimbang balita setiap bulan, (4). Menggunakan air bersih, (5). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6). Menggunakan jamban sehat. (7). Memberantas jentik di rumah sekali seminggu, (8). Makan buah dan sayur setiap hari, (9). Melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan (10). Tidak merokok di dalam rumah. Tahun 2016, cakupan Rumah Tangga ber-phbs sebesar 691 RT atau 20,28 % dari rumah tangga yang dipantau. Masalah utama kesehatan pada tingkat rumah tangga adalah kebiasaan merokok dalam rumah, kecenderungan ibu tidak lagi memberikan ASI saja pada bayi 0-6 bulan tapi diganti atau dikombinasi dengan susu formula. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 14

16 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Beberapa indikator utama derajat kesehatan yang memberikan gambaran derajat kesehatan masyarakat, yaitu : A. Angka Kematian termasuk : Angka Kematian Bayi ( AKB ), Angka Kematian Ibu ( AKI ), Angka Kematian Balita ( Akaba ); B. Angka Kesakitan termasuk : Angka kesakitan malaria, AFP rate, Angka Insiden TB Paru dll. C. Status Gizi masyarakat. Menurut estimasi, jumlah bayi tahun 2016 sebanyak rang, jumlah balita sebanyak orang, jumlah ibu hamil sebanyak orang dan ibu bersalin sebanyak Bayi, ibu dan balita merupakan salah satu kelompok rawan terhadap pelayanan kesehatan dan secara sosial kelompok masyarakat ini merupakan kelompok rentan dan memiliki ketergantungan yang tinggi baik ekonomi, hukum, sosial, pendidikan, kesehatan maupun politik. A. KEMATIAN ( MORTALITY ) Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu tertentu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kamatian yang disajikan pada bab ini yaitu AKI, AKB, AKABA serta kematian yang disebabkan oleh penyakit dan kecelakaan. 1. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate = MMR ) / AKI AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya ( tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil ) selama kehamilan, melahirkan dan nifas ( 42 hari setelah melahirkan ) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan untuk memantau kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensivitas AKI Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 15

17 terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Pada tahun 2016, jumlah kematian ibu sebanyak 6 kasus pada ibu bersalin disebabkan karena perdarahan pada saat persalinan. Kematian ibu bersalin tersebut terjadi pada Wilayah kerja Puskesmas Tual 1 kasus, Puskesmas Un 1 Kasus, Puskesmas Fiditan 1 Kasus dan Puskesmas Tayando 1 kasus, Puskesmas Warkar 1 kasus dan Puskesmas Mangur 1 kasus. Dengan demikian Angka Kematian Ibu sebesar 475 per Kelahiran Hidup. Artinya bahwa dalam kelahiran hidup terdapat 475 kematian ibu atau kematian ibu per kelahiran hidup. Gambar 3. Angka Kematian Ibu Kota Tual Tahun AKI AKI Pada Gambar di atas, Angka Kematian Ibu mengalami penurunan selama 4 tahun terakhir. Pada tahun 2017 kualitas pelayanan perlu ditingkatkan sehingga dapat mencapai target MDGs. Data AKI dapat dilihat Lebih jelas pada tabel 6 lampiran. 2. Angka Kematian Bayi/AKB = Infant Mortality Rate = IMR Pada kasus kematian bayi/balita, terdapat 3 indikator penting yaitu : a. Kematian Bayi : kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun b. Kematian Anak Balita : kematian yang terjadi pada anak umur 1 4 tahun c. Kematian Balita : Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia lima tahun (bayi + anak balita) Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 16

18 d. Angka kematian bayi merupakan perbandingan jumlah bayi < 1 tahun yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup pada suatu wilayah tertentu pada kurun waktu per 1000 KH e. Angka Kematian Balita merupakan perbandingan jumlah anak berumur < 5 tahun yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup pada suatu wilayah pada waktu tertentu per 1000 Kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Kota Tual Tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 21 kasus bila dibandingkan dengan angka kematian bayi pada tahun 2015 dengan 6 kasus kematian bayi. Yang di sebabkan karena Pneumonia 5 kasus, diare 7 kasus dan lainnya sebanyak 5 kasus. Kasus kematian bayi terbanyak pada wilayah kerja Puskesmas Un sebanyak 5 kasus, Puskesmas fiditan 4 kasus, Puskesmas Tual, Taar dan Tuubyal Kur 3 kasus, Puskesmas Ohoitahit 2 kasus, dan Puskesmas Tayando 1 kasus. Dengan demikian, Angka Kematian Bayi Tahun 2016 sebesar 17 per 1000 KH. Artinya bahwa dalam 1000 kelahiran hidup terdapat 17 kematian. Gambar 4. Angka Kematian Bayi Kota Tual Tahun AKB AKB Dari Gambar tersebut diatas, fluktuasi AKB tidak berbeda dengan AKI. Selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan pada tahun 2014 dan 2015 dan meningkat drastis pada tahun 2016.Ini berarti bahwa, ada kecenderungan pelayanan kesehatan pada bayi mengalami penurunan sehingga jumlah kematian bayi mengalami peningkatan. Disisi lain terdapat Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 17

19 kasus lahir mati sebanyak 24 kasus, terbanyak pada Puskesmas Un sebanyak 5 kasus, Puskesmas Fiditan dan Tubyal kur 4 Kasus, Puskesmas Tam Ngurghir dan Warkar 3 kasus, Puskesmas Ohoitahit, Ngadi, Tmaedan dan Tayando masing masing sebanyak 1 kasus. Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK ) dari Pemerintah Pusat belum mampu menekan jumlah kematian bayi di Kota Tual, sehingga diharapkan MDGs pada tahun 2017 dan 2018 dapat tercapai. 3. Angka Kematian Balita / Akaba Berdasarkan data dari Bidang P2M-PL Dinas Kesehatan Kota Tual 2015, angka kematian balita di Kota Tual pada tahun 2015 terdapat kasus kematian sebesar 9,0 per Kelahiran hidup. Dimana tercatat 11 kasus kematian balita dari Kelahiran Hidup. Pada Tahun 2016 Jumlah kematian meningkat sebesar 45 Kematian balita dari Kelahiran Hidup dengan kata lain terdapat kasus kematian balita 36 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) pada tahun Berikut Gambar Kecenderungan Akaba Kota Tual Tahun Gambar 5. Angka Kematian Balita Kota Tual Tahun Akaba Akaba Dari Gambar tersebut diatas, terjadi peningkatan kematian Balita di tahun 2016, dengan kata lain terjadi penurunan kualitas pelayanan kesehatan Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 18

20 sehingga perlu dikembangkan dan ditingkatkan lagi kualitas pelayanan kesehatan pada Balita di Kota Tual. Sehingga angka kematian balita dapat ditekan. Dapat dilihat pada lampiran tabel 7. B. ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS ) 1. PENYAKIT MENULAR a. Acute Flaccis Paralisys ( AFP ) = Non Polio Selama 5 tahun terakhir tidak ditemukan kasus lumpuh layu ataupun lumpuh pada anak balita. b. TB Paru Tuberculosis merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bacteri Mycobacterium Tuberculosis yang penularannya melalui udara ( bersin, batuk ), droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. TB merupakan salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Penemuan penderita TB Paru BTA ( + ) adalah penemuan penderita TB Paru melalui pemeriksaan dahak dan diberikan tatalaksana dan obat anti TB ( OAT ) disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Ditemukan setidaknya ada 73 kasus baru BTA ( +) dimana laki laki sebanyak 37 kasus dan perempuan sebanyak 36 kasus, dengan keseluruhan penderit TB paru sebanyak 307 kasus. Kasus TB BTA + lebih banyak pada laki laki daripada perempuan. Insiden rate TB Paru sebesar 422,54 per penduduk atau setara dengan sebesar 42,2 per penduduk. Artinya dalam penduduk terdapat 42 kasus TB. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 19

21 Gambar 6. Kecenderungan Insiden rate TB Paru Insiden Insiden Sumber : Bidang P2M PL Dinkes Kota Tual, 2016 Dari Gambar tersebut terjadi peningkatan kasus baru maupun kasus lama penderita TB Paru. c. Pneumonia Pneumonia merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang jaringan paru paru ( alveoli ). Infeksinya bisa disebabkan oleh virus, bakteri serta jamur maupun akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang adalah anak anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut atau orang yang memiliki masalah kesehatan misalnya malnutrisi, gangguan imunologi. Tahun 2016, jumlah balita penderita Pneumonia sebanyak 159 kasus ( 24 % ) dari 663 perkiraan kasus dan 100% tertangani. Gambar 7. Gambaran kasus pneumonia pada balita tahun Pneumonia Pneumonia Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 20

22 Dalam empat tahun terakhir kasus Pneumonia pada balita terjadi peningkatan yang cukup signifikan. pada tahun 2013 sebesar 3 kasus, 2014 sebesar 22 kasus, 2015 sebesar 44 kasus, dan menalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2016 dengan 159 kasus. d. HIV / AIDS HIV merupakan singkatan dari Human Immunodefisiency Virus yang merupakan penyebab penyakit AIDS atau Aquired Immunodefisiency Syndrom. Penyakit ini cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, walaupun yang tercatat tidak sebanyak yang ada di masyarakat. Tahun 2016, tercatat jumlah kasus HIV sebanyak 6 kasus, dengan 1 orang laki-laki dan 5 orang perempuan, dan AIDS sebanyak 14 orang dengan rincian laki laki 7 kasus dan perempuan sebanyak 7 kasus, dan semua kasus telah ditangani dimana penanganannya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kabupaten Maluku Tenggara untuk VCT di Rumah Sakit Karel Satsuitubun. Tabel 5 : Jumlah kasus HIV/AIDS menurut jenis pekerjaan tahun 2016 No. Pekerjaan HIV AIDS JUMLAH Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Mahasiswa PSK Tukang PNS Sekuriti Ojek Nelayan Tidak ada Jumlah Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 21

23 Gambar 8. Trend Kasus HIV/AIDS tahun HIV AIDS Dari Gambar diatas, terjadi peningkatan yang signifikan pada kasus HIV/AIDS tahun 2015 di Kota Tual. Ada 17 kasus kematian HIV/AIDS sepanjang tahun 2015, kematian terbanyak pada kelompok umur tahun. Namun pada tahun 2016 mengalami penurunan, Kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2016 berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS antara lain pencegahan HIV/AIDS termasuk promosi kesehatan, monitoring dan evaluasi program HIV/AIDS dan juga pembiayaan untuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Tual. Tabel 6. Distribusi Kumulatif Kasus HIV / AIDS menurut Kecamatan Kota Tual Tahun 2016 No. KECAMATAN H I V A I D S 1. P. Dullah Selatan P. Dullah Utara P. Tayando Tam PP. Kur Kur Selatan 0 0 J u m l a h 6 14 Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 22

24 Tabel 7. Jumlah Penderita HIV/AIDS menurut kelompok umur Tahun 2014 No. Kelompok HIV AIDS JUMLAH Umum 1 4 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN JUMLAH Dari tabel tersebut diatas kelompok umur tahun merupakan kelompok usia yang paling banyak terinfeksi HIV/AIDS dan kelompok usia tersebut merupakan usia produktif. Kota Tual termasuk daerah yang beresiko tinggi karena selain merupakan daerah tujuan wisata, faktor lifestyle masyarakat perkotaan telah bergeser, yang sangat dimungkinkan oleh pengaruh globalisasi dimana budaya luar tersebar dengan cepat seperti Free Sex, Penyalahgunaan NAPZA, kelompok resti seperti waria, yang masih terselubung dalam masyarakat. Selain itu perilaku seks menyimpang juga merupakan salah satu sumber penularan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. e. Infeksi Menular Seksual ( IMS ) Tahun 2016 jumlah penderita infeksi menular seksual seperti Gonorhoea, Sifilis dll tidak di temukan. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 23

25 f. Diare Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih banyak ditemukan di masyarakat. Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terjadi konsistensi feses selain Buang Air Besar ( BAB ). Seseorang dikatakan menderita diare jika feses lebih berair dari biasanya atau BAB 3 kali atau lebih sering atau BAB yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Tahun 2016, jumlah penderita diare sebanyak kasus dari perkiraan kasus diare dimana 126,9 % dan semua kasus diare tertangani. Dimana kasus terbanyak pada wilayah kerja Kec. P. Dullah Utara sebanyak 918 kasus. Kebiasaan cuci tangan yang baik dan benar belumlah menjadi kebiasaan sehat di masyarakat. Gambar 9. Kecenderungan Kasus Penderita Diare Kota Tual Tahun diare diare Sumber : Bidang P2MPL Dinkes Kota Tual, 2016 g. Kusta Kusta salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bacteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan yang buruk menyebabkan kusta lebih progresif, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Tahun 2016, penderita kusta baru yang ditemukan sebanyak 38 kasus, dimana jenis Pausi basiler ( PB ) sebanyak 4 kasus dan Multi basiler sebanyak 34 kasus. Penderita kusta terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Un sebanyak 28 kasus, Puskesmas Tubyal Kur Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 24

26 sebanyak 5 kasus, Puskesmas Tual dan Fiditan sebanyak 2 kasus dan Puskesmas Mangur sebanyak 1 kasus. Hygiene lingkungan dan perorangan menjadi masalah utama pada wilayah tersebut, rumah tidak layak huni, binatang ternak yang nyaris hidup serumah dengan pemilik menjadi pemandangan sehari hari pada wilayah tersebut. Ditemukan kasus kusta jenis Multi basiler ( MB ) pada anak usia 0-14 tahun sebanyak 7 kasus pada Puskesmas Un sebanyak 4 kasus, Puskesmas Fiditan sebanyak 2 kasus dan Puskesmas Mangur sebanyak 1 kasus. Keseluruhan penderita ditangani dan dalam proses pengobatan dan penyembuhan, ditemukan adanya kecacatan tingkat 2 sebesar 17 per penduduk. Case Detection Rate ( CDR ) sebesar 54,53 per penduduk atau setara dengan 5,4 per penduduk. Artinya dalam penduduk ditemukan 5-6 kasus kusta baru. Prevalensi kusta sebesar 7,46 per penduduk. Gambar 10. Gambaran kasus Penyakit kusta Kota Tual Tahun Kusta h. Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ( PD3I ) - Campak Sepanjang tahun 2015 dan 2016 tidak ditemukan kasus campak - Diptheri/Pertusis/Tetanus ( DPT ) Sepanjang tahun 2016, tidak ditemukan kasus DPT dalam 5 tahun terakhir. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 25

27 - Hepatitis B Sepanjang tahun 2014 tidak ditemukan kasus Hepatitis B hingga 3 tahun sebelumnya. i. Kejadian Luar Biasa ( KLB ) - Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit menular yang penularannya melalui Nyamuk Aedes Aegepty. Nyamuk yang senangnya pada tempat yang cenderung bersih misalnya air jernih, hanya terbang pada siang hari dan mudah dikenali karena terdapat bintik putih pada tubuhnya.1 kasus DBD yang ditemukan merupakan Kejadian Luar Biasa dan harus ditangani dalam 24 jam. disepanjang tahun 2016 ditemukan kasus 87 kasus DBD, Puskesmas Tual 27 Kasus, Puskesmas Un 40 kasus Puskesmas fiditan 10 kasus, Puskesmas Dullah laut 4 kasus, Puskesmas Ohoitahit 2 kasus, Puskesmas Taar dan Ngadi masing masing 1 kasus. dan ditemukan kasus DBD yang meninggal di Puskesmas Tual 1 orang dan Puskesmas Un 1 orang. j. Malaria Malaria merupakan penyakit menular yang upaya penanggulangannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Penyakit malaria disebabkan oleh Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Ditjen PP dan PL Kementrian Kesehatan RI telah menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah yaitu : - Endemis Berat jika API > 5 per 1000 penduduk - Endemis Sedang bila API berkisar 1 5 per 1000 penduduk - Endemis rendah bila 0 1 per 1000 penduduk - Non endemis bila daerah tidak terdapat penularan malaria. Tahun 2016, Annual Parasite Incidence ( API ) Kota Tual sebesar 0,79 per 1000 penduduk, ini berarti bahwa dalam 1000 penduduk terdapat 0-1 penderita malaria positif. Jumlah sediaan darah yang diperiksa Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 26

28 (malaria Positif) Tahun 2016 sebanyak 55, angka ini tidak mengalami perubahan dari tahun 2015 yang juga sebanyak 55. Walaupun demikian, tidak ditemukan kasus kematian akibat malaria. Gambar 11. Kecenderungan API Malaria per 1000 penduduk Tahun Kota Tual Mal.Positif Mal.Positif Dari Gambar diatas, kasus malaria mengalami penurunan yang cukup tajam. Jika merujuk pada standarisasi endemisitas malaria diatas, maka Kota Tual tidak termasuk kategori Endemis Berat karena API < 5 per 1000 penduduk. Hal ini disebabkan semakin gencarnya upaya pemberantasan sarang nyamuk di masyarakat dan Penemuan dan Penanganan kasus malaria dalam hal ini MBS yang dilakukan oleh puskesmas dan jajarannya dengan dukungan dana Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK ). 10 Pola Penyakit Terbanyak pada Unit Pelayanan Kesehatan Tahun 2016 Berikut adalah gambaran 10 Pola Penyakit Terbanyak pada Rawat Jalan di fasilitas Pelayanan Kesehatan. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 27

29 Tabel Pola Penyakit Rawat Jalan Fasilitas Pelayanan Tahun No. JENIS PENYAKIT JUMLAH 1. Penyakit Saluran Pernafasan Bagian Atas (ISPA ) 2. Penyakit pada sistim otot dan jaringan (tulang, sendi) 3. Penyakit Kulit aleri Kecelakaan dan ruda paksa Gastritis Hipertensi Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan Penyakit kulit infeksi Diare Malaria Klinis J U M L A H Gambar 12. Pola Penyakit Rawat Jalan Fasilitas Pelayanan Kes. Tahun ISPA Peny.Sist.Otot dan Jaringan Penyakit Kulit aleri Kecelakaan dan ruda paksa Gastritis Hypertensi Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan Penyakit kulit infeksi Diare Malaria Klinis Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 28

30 C. STATUS GIZI 1. Status Gizi Balita Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapainnya dalam MDGs adalah satus gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan ( BB ), dan tinggi badan ( TB ). Variabel umur, BB dan TB ini disajian dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U ), tinggi badan/umur (TB/U) dan berat badan per tinggi badan ( BB/TB ). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain, berat badan rendah dapat disebabkan karena tubuh yang pendek ( kronis ) atau karena diare atau penyakit infeksi lain ( akut ). Gambar 13. dibawah ini memperlihatkan proporsi balita berdasarkan status gizi tahun 2016, Kota Tual gizi lebih gizi baik gizi kurang gizi buruk Berdasarkan Gambar tersebut diatas, status gizi balita baik lebih tinggi dibandingkan dengan status gizi lebih, kurang dan buruk. Walaupun demikian terdapat 13 kasus gizi buruk yaitu pada wilayah kerja puskesmas Un sebanyak 4 Kasus, Puskesmas ngadi 2 kasus, Puskesmas Tual, Taar, Ohoitahit, Fiditan, Tamedan, Tayando dan Tam ngurhir masing masing 1 Kasus. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 29

31 Gambar 14. berikut menunjukkan status gizi balita per puskesmas Gizi lebih Gizi baik Gizi Kurang Gizi Buruk Tual Un Taar Ohoitait Fiditan Ngadi Tamedan Dullah Laut Tayando Ohoiel Tam Tubyal Kur Kaimear Mangur Warkar Masalah gizi buruk merupakan masalah yang kompleks sehingga penanganannya tidak dapat dilakukan secara parsial/sektoral.kemiskinan merupakan penyebab utama terjadinya gizi buruk selain pendidikan, daya beli, perilaku hidup bersih dan sehat, pola asuh/pemberian makanan yang kurang baik sejak dari anak dilahirkan yang dapat berakibat anak menjadi pendek.tidak adanya koordinasi yang baik antar SKPD Pemerintah Kota Tual dalam penanganan kemiskinan, pendataan masyarakat miskin by name by address yang kurang jelas menjadi faktor eksternal kemiskinan sulit ditangani oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan masih bersifat jangka pendek antara lain pemberian makanan tambahan ( PMT ) pemulihan, pemberian bantuan yang dalam ranga peningkatan pendapatan cenderung kurang tepat sasaran, dan tidak adanya pendampingan yang suistenable menjadi penyebab upaya upaya penanggulangan kemiskinan sering kurang optimal. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 30

32 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta dalam rangka meningkatkan dan memeliharakesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan sanitasi lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat adiktif dan bahan berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan yang ditujukan terhadap perorangan. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama tiga tahun terakhir terutama tahun 2016: A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Guna mewujudkan visi Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan tentunya tidak terlepas dari berbagai upaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan baik oleh puskesmas dan jajarannya maupun oleh Dinas Kesehatan kota Tual secara langsung. Pelayanan kesehatan diberikan diberikan pada seluruh lapisan masyarakat terutama pada kelompok yang rentan terhadap masalahg kesehatan seperti ibu hamil, ibu melahirkan dan nifas, bayi maupun balita. Berbagai jenis pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diurai sebagai berikut : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) Undang Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 31

33 mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu, bayi dan balita. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada undang undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapan generasi akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai usia 18 ( delapan belas ) tahun. Indikator angka kematian yang yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita merupakan tiga indikator utama mengukur derajat kesehatan masyarakat. Dalam pencapaian Millenium Development Goals ( MDGs) peningkatan pelayanan kesehatan diprioritaskan dengan menurunkan Angka Kematian Ibu tiga per empat dalam kurun waktu dan menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu Beberapa cakupan yang bisa dijadikan tolak ukur pelayanan kesehatan ibu antara lain : a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dengan pelayanan antenatal care ( ANC ) sekurang kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 (satu ) kali pada trisemester pertama ( usia kehamilan 0 12 minggu ), 1 kali pada trisemester kedua ( usia kehamilan minggu ), dan 2 kali pada trisemester ketiga ( usia kehamilan minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 7T yaitu : a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan; 1. Pengukuran tekanan darah; 2. Pengukuran tinggi puncak rahim ( fundus uteri ); 3. Menentukan status imunisasi tetanus danpemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi; 4. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan; Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 32

34 5. Melaksanakantemu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling termasuk KB) dan; 6. Pelaksanaan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah ( Hb ) dan pemeriksaan golongan darah ( bila belum pernah dilakukan sebelumnya) Kunjungan Ibu Hamil ( K1 dan K4 ) Pelayanan antenatal ( Ante Natal Care = ANC ) merupakan pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan ANC yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan dapat dilihat pada K1 dan K4. K1 adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil yang ada diwilayah tersebut.sedangkan cakupan k4 adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan kesehatan paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan. Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompoten memberikan pelayanan antenatal adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat. Pelayanan kesehatan yang sesuai standar meliputi timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur lingkar lengan atas ( LILA ), tinggi fundus uteri,menentukan presentasi janin, denyut jantung janin, skrining status imunisasi tetanus, pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian zat besi 90 tablet selama masa kehamilan, test laboratorium, tatalaksana kasus, konseling serta KB pasca persalinan. Tahun 2016 cakupan K1 sebesar 92 % dan K4 sebesar 85,14%. Jumlah K1 mengalami Peningkatan jika dibandingkan tahun 2015 dimana K1 sebesar 93 % dan K4 sebesar 73 %. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 33

35 Gambar 15. Kecenderungan K1 dan K4 pada Ibu Hamil tahun K1 K Dari Gambar tersebut diatas, dalam empat tahun terakhir terjadi fluktuasi pada kunjungan ibu hamil K1 dan dan terjadi peningkatan pada K4. Masalah utama yang sering ditemui adalah pemeriksaan kehamilan sering dilakukan ibu pada saat kehamilannya sudah memasuki usia > 20 minggu sehingga K4 tidak tercapai lagi. Walaupun secara nasional target cakupan > 88% namun terdapat disparitas cakupan antar puskesmas. Untuk cakupan K1 tertinggi pada puskesmas Ohoiel, Tubyal Kur dan Ohoitahit yaitu 100% dan yang terendah pada puskesmas Kaimear sebesar 5%. Sedangkan K4, tertinggi pada Puskesmas Fiditan dan Tam Ngurhir dan terendah pada Puskesmas Kaimear. Gambar 16. Cakupan Kunjungan K1 per puskesmas Tahun Tual Un taar ohoitahit fiditan Ngadi dullah laut Tamedan tayando Tam Ohoiel kur Kaimear Mangur Warkar Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 34

36 Dari Gambar tersebut diatascakupan K1 terendah pada puskesmas Kaimear disebabkan tidak tersedianya tenaga bidan dan seringnya ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya setelah usia kehamilan mencapai > 20 minggu. Gambar 17. Cakupan Kunjungan K4 per puskesmas tahun Tual un taar fiditan ohoitahit ngadi d.laut Tamedan tayando Tam ohoiel kur Kaimear Mangur Warkar Dari gambar tersebut diatas, cakupan K4 pada tiap puskesmas tahun 2016 yang memenuhi target antara lain puskesmas Un, Fiditan, Ngadi, Tamedan dan Tam Ngurhir. Kendala puskesmas tidak bisa mencapai target dikarenakan anatara lain sweeping ibu hamil tidak berjalan optimal, serta penjangkauan program ibu hamil yang kurang optimal misalnya pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu hamil dll Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin. Dalam target MDGs, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kesakitan ibu menjadi 102 per kelahiran hidup serta meningkatkan pertolongan persalinan kesehatan menjadi 90% pada tahun Upaya kesehatan ibu bersalin diwujudkan dalam upaya mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan diunit pelayanan kesehatan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih ( Cakupan Pn). Cakupan ini untuk melihat tingkat kemampuan pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan berkualitas yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 35

37 Tahun 2016, pencapaian indikator persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak atau 78,8 %, cakupan ini meningkat dibanding tahun 2015 yaitu sebesar 73 % dan jumlah ini masih dibawah target nasional sebesar 86%. Gambar 18. Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Per Puskesmas Tahun Tual Un taar fiditan Tamedan Ohoitahit d.laut tayando kur Kaimear Mangur Dari Gambar tersebut diatas, Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terendah pada Puskesmas Kaimear sebesar 53%. Cakupan tertinggi pada Puskesmas Taar sebesar 94 % dan Puskesmas Un sebesar 86 %. Bantuan Jaminan Persalinan ( Jampersal ) telah memberi manfaat yang besar terhadap pelayanan kebidanan pada ibu, sejak hamil sampai melahirkan/nifas. Pelayanan persalinan yang telah ditanggung oleh pemerintah kepada seluruh ibu hamil mampu meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan.kemitraan dukun ( lokal= mama biang ) dengan bidan perlu ditingkatkan guna menjawab persoalan kekurangan tenaga bidan di desa, tentunya dengan pembatasan tugas dan fungsi dukun difokuskan pada bagaimana dukun merangkul ibu hamil untuk ANC pada petugas kesehatan, dan membantu bidan hingga PNC. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 36

38 1.3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas ( Kf3 ) Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu hamil mulai 6 jam sampai 42 hari pasca melahirkan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan pada ibu nifas meliputi : 1). Pemeriksaan tekanan darah nadi, respirasi dan suhu; 2). Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya; 3) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 bulan; 4). Pemberian kapsul Vitamin A IU sebanyak 2 kali ( 2 x 24 jam ); dan 5) Pelayanan KB pasca persalinan.pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas ( cakupan Kf3) Berdasarkan laporan rutin puskesmas Tahun 2016, jumlah ibu nifas sebanyak 1496 orang dengan cakupan pelayanan ibu nifas sebesar 85,8 % jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 78%. Gambar 19. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Per Puskesmas Tahun Tual Un taar ohoitahit Fiditan Ngadi d.laut Tamedan tayando Tam Ohoiel kur Kaimear Mangur Warkar 20 0 Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 37

39 Dari Gambar diatas, cakupan pelayanan ibu nifas terendah pada Puskesmas Kaimear sebesar 58% dan tertinggi adalah pada puskesmas Taar sebesar 100%. Ketidaktersediaan tenaga bidan dan bidan yang tidak menetap di tempat menjadi masalah utama pelayanan kebidanan pada ibu hamil,bersalin dan nifas. Kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ke posyandu merupakan salah satu upaya yang ditempuh agar pelayanan KIA pada ibu tetap berjalan, termasuk pelayanan kesehatan daerah terpencil dan masyarakat miskin, pelayananan melalui Jaminan Persalinan tetap diupayakan selain program KIA lainnya. Guna menjawab keterbatasan tenaga upaya yang ditempuh adalah optimalisasi perawat ANC terutama pada daerah kepulauan Pelayanan Penanganan Komplikasi Maternal. Komplikasi maternal adalah kesakitan pada ibu hamil, bersalin dan atau janin dalam kandungan baik langsung maupun tidak langsung termasuk adanya penyakit menular atau tidak menular yang dapat mengancam keselamatan ibu dan atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Ibu hamil merupakan kelompok yang rentan dalam pelayanan kesehatan, ibu hamil memiliki resiko tinggi dan memerlukan pelayanan kesehatan yang lebih kompleks, keterbatasan pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya menuntut diperlukannya pelayanan rujukan ke unit pelayanan yang lebih memadai seperti rumah sakit. Resiko tinggi ( risti ) adalah keadaan penyimpangan normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8r%, tekanan darah tinggi ( sistole > 140 mmhg, diastole > 90 mmhg ) Oedema nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usai kehamilan 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis dan peralinan premature. Upaya pencegahan dan penangnan komplikasi maternal diukur melalui indikator cakupan penanganan komplikasi maternal ( Cakupan PK ). Indikator ini mengkur kemmapuan Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 38

40 pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu hamil, bersalin,nifas dengan komplikasi. Tahun 2016, jumlah ibu hamil risti komplikasi sebanyak 314 dan tertangani sebesar 102 ( 34% ). Upaya yang dilakukan adalah dengan menggalakkan Puskesmas PONED ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar ) yang dilaksanakan di Puskesmas Namser, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K yang dapat dibiayai dari dana BOK Puskesmas. Dalam implementasinya P4K merupakan bagian dari Desa Siaga yang saat ini berjumlah 32 poskesdes atau 60% desa siaga aktif Penanganan Komplikasi Neonatal Neonatus komplikasi adalah neonatus dengan penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian seperti asfiksia, ikterus,hipotermi, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan kongenital maupun yangtermasuk klasifikasi kuning pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBS). Tahun 2016, perkiraan jumlah neonatal risti sebesar 214 dan cakupan penanganan neonatal risti sebesar 25 %, jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun 2015 dengan jumlah neonatal risti/komplikasi sebesar 181 dan 21 % tertangani dengan baik Kunjungan Neonatal ( Bayi < 28 Hari )= KN Cakupan kunjungan neonatal ( KN )adalah persentase neonatal ( bayi < 1 bulan )yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali yaitu pada 6 48 jam setelah lahir, pada hari ketiga 7 hari, dan hari kedelapan 28 hari, disamping melakukan pemeriksaan pada bayi juga dilakukan konseling perawatan bayi pada ibu. Pelayanan meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar ( tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemeberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi, pemberian vitamin K, Manajemen Terpadu Balita Muda( MTBM) dan penyuluhan perawatan neontal di rumah sakit dengan menggunakan buku KIA. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 39

41 Tahun 2016, jumlah bayi lahir hidup sebanyak jiwa meningkat jika dibandingan tahun 2015 yaitu sebesar 1204 jiwa, dimana cakupan kunjungan neonatal (KN1) sebesar 87,5% menurun di bandingkan tahun 2015 (KN1) sebesar 98,3 % dan KN lengkap sebesar 83,7% juga menurun dibanding tahun 2015 sebesar 92,2%. Berikut dapat digambarkan pada Gambar dibawah ini: Gambar 20. Cakupan kunjungan neonatal KN Lengkap Tahun KN1 KN Lengkap Dari Gambar tersebut diatas, KN lengkap mengalami penurunan pada tahun Pelayanan Kesehatan Pada Bayi = Kunjungan bayi. Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari 11 bulan ke sarana pelayanan kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali pada usia 29 3 bulan, 1 kali pada usia 3 6 bulan, 1 kali pada usia 6 9 bulan dan 1 kali pada usia 9 11 bulan.pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar lengkap ( BCG, DPT, HB1 3, Polio 1-4 dan campak ), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 40

42 Indikator cakupan pelayanan kesehatan bayi merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkinadanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Tahun 2016, jumlah bayi sebanyak 1188 orang dengan cakupan kunjungan bayi sebesar 83,4% dimana jumlah ini menurun jika dibandingkan tahun 2015 sebesar 89,5%. Gambar 21 : Cakupan kunjungan bagi per puskesmas Tahun 2014 Kunjungan Bayi Dari tabel tersebut diatas, Puskesmas Kaimear merupakan puskesmas dengan kunjungan bayi terendah dan tertinggi adalah Puskesmas Dullah Laut karena ada pasien luar wilalyah yang dilayani Pelayanan Kesehatan Pada Anak Balita Pelayanan kesehatan pada anak balita adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada anak usia bulan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak balita diantaranya adalah melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan instrumen SDITK, pembinaan posyandu, pembinaan anak usia pra sekolah ( PAUD ) dan keonseling keluarga pada kelas ibu balita dengan memanfaatkan buku Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 41

43 KIA, perawatan anak balita dengan menggunakan ASI sampai usia 2 tahun, makanan gizi seimbang dan vitamin A. Tahun 2016, Jumlah balita ditimbang sebanyak atau 74,9% dengan target Balita (S) sebesar Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sebesar 69% menurun dibandingkan tahun 2015 sebesar 73%. Gambar 22. berikut memperlihatkan cakupan balita mendapat pelayanan kesehatan per puskesmas tahun Tual un taar Ohoitahit Fiditan Ngadi Dullah Laut Tamedan tayando Tam Ohoiel Kur Kaimear Mangur Warkar 0 Gambar tersebut memperlihatkan bahwa cakupan pelayanan balita terendah pada puskesmas Ohoitahit dan Tubyal Kur, tertinggi pada Puskesmas Tual sebesar 90%. Pelayanan kesehatan pada anak balita telah dilaksanakan melalui binakeluarga balita oleh Badan Pemberdayaan Perempuan KB dan Perlindungan Anak ( BPPKBPA ) Kota Tual, pelayanan kesehatan lainnya oleh puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Tual Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan Setingkatnya. Masalah kesehatan pada anak sekolah semakin kompleks mulai dari yang terkait dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) seperti gosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan pakai air bersih dan sabun sampai dengan masalah kesehatan lainnya seperti kecacingan, carie gigi, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Dengan adanya penjaringan kesehatan pada murid SD/MI kelas I diharapkan dapat meningkatkan kualitas anak usia sekolah. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 42

44 Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan kesehatanyang dilakukan terhadap siswa kelas I SD atau sederajat untuk memilah siswa yang mengalami masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Meliputi : pemeriksaan kebersihan perorangan ( rambut,kulit dan kuku), pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajama penglihatan/pendengaran, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan kesehatan untuk anemia dan kecacingan, pengukuran kebugaran jasmani dan deteksi dini masalah mental emosional. Tahun 2016, jumlah siswa kelas I yang ada sebanyak 1683 dan 96% mendapatkan pelayanan kesehatan melalui kegiatan penjaringan siswa. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 84%. Dari 1,746 target siswa Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ( PKPR ) Tujuan pelayanan kesehatan pada remaja adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja tentang kesehatan reproduksi dan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ) serta memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada remaja. Puskesmas PKPR memberikan layanan di dalam dan di luar gedung pada kelompok remaja berbasis sekolah ataupun masyarakat sehingga dapat menjangkau semua kelompok remaja ( Tahun ). Suatu puskesmas mampu melaksanakan PKPR apabila memenuhi kriteria : a. Melakukan pembinaan pada minimal 1 sekolah dengan melaksnakan kegiatan komunikasi,informasi dan edukasi di sekolah binaan minimal 2 kali setahun b. Melatih kader kesehatan remaja di sekolah minimal sebanyak 10% dari jumlah murid di sekolah binaan; dan c. Memberikan pelayana konseling kepada semua remaja yang memerlukan konseling yang kontak dengan petugas kesehatan. Tahun 2016, puskesmas yang melaksanakan PKPR sebanyak 2 puskesmas. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 43

45 2. Pelayanan Keluarga Berencana Usia subur wanita berkisar tahun, oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pus ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/metode KB. Tingkat pencapaian pelayanan Kelaurga Berencana dapat dilihat dari cakupan Pasangan Usia Subur yang sedang menggunakan alat kontrasepsi ( KB Aktif ), cakupan KB Baru yang menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB dan jenis alat kontrasepsi yang digunakan. Proporsi wanita usia tahun berstatus menikah ( PUS ) yang sedang menggunakan alat/metode KB menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : Tahun 2016, cakupan KB aktif sebesar (69,77%) dan jumlah ini meningkat dari tahun 2013 sebesar 58 %. Gambar 23. Persentase Peserta KB Aktif per Puskesmas tahun Warkar Mangur Kaimear Kur Ohoiel Tam tayando dullah laut Tamedan Ngadi fiditan Ohoitahit taar Un Tual Gambar tersebut menunjukkan bahwa peserta KB aktif terbanyak pada puskesmas Fiditan sebesar 97% dan terendah pada Puskesmas Taar sebanyak 52 %. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 44

46 Gambar 24. Cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif Tahun KB Baru KB Aktif 0 Dari Gambar tersebut, terlihat bahwa tahun 2016 cakupan peserta KB Baru tertinggi pada Puskesmas ohoitahit sebesar 27%, sedangkan cakupan paling rendah Puskesmas Ohoiel dan mangur masing masing dengan cakupan sebesar 5%. 3. Pelayanan Imunisasi Bayi dan anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular dibandingkan kelompok penduduk dewasa. Penyakit menular yang kerap dikenal sebagai Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ( PD3I) yaitu difteri, tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru, pertusis dan polio. Program imunisasi dasar lengkap ( Lima Imunisasi Dasar Lengkap )pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B dan 1 dosis campak. Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak merupakan penyebab utama kematian pada balita, Oleh karenanya pencegahan campak penting dalam rangka mengurangi angka kematian balita. Maternal and Neonatal Elimination ( MNTE ) merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan usia subur termasuk ibu hamil. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 45

47 3.1. Imunisasi Ibu Hamil ( dikonfirmasi ke Imunisasi) Strategi yang dilakukan dalam rangka eliminasi tetanus pada ibu dan bayi adalah : 1). Pertolongan perslinan yang aman dan bersih; 2). Cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata, dan ; 3). Penyelenggaraan survailance Imunisasi. Tahun 2016, cakupan imunisasi TT1 pada ibu hamil mencapai 33,7%. Cakupan TT2 tahun ,4%, dan TT2+ sebesar 37,9%, meningkat Berikut adalah gambaran cakupan imunisasi TT1, TT2, TT2+ Gambar 25 : Cakupan Imunisasi pada ibu hamil Kota Tual Tahun TT1 TT2 TT2+ Masalah utama yang sering ditemukan terkait dengan imunisasi TT pada WUS yaitu pencatatan dan pelaporan yang dimulai di kohor WUS belum seragam, cakupan imunisasi TT2 bumil jauh lebih rendah dari cakupan K4, kurangnya koordinasi antar pemegang program KIA dan imunisasi, kurangnya pemahaman pengelola terhadap indikator indikator imunisasi dan KIA. Lebih jelas dapat dilihat pada lampiran tabel Pelayanan Imunisasi Dasar Pada bayi Pemerintah telah menetapkan program lima imunisasi dasar lengkap ( LIL ) pada bayi yang meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B dan 1 dosis campak. Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 46

48 kematian balita. Dari beberapa tujuan yang disepakai dalam pertemuan dunia mengenai anak salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%, imunisasi campak diberikan pada bayi usia 9 11 bulan dan merupakan imunisasi terakhir diberikan. Tahun 2016, Jumlah bayi sebanyak 1313 dimana cakupan imunisasi dasar lengkap : - DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 : 102 % - POLIO 4a : 102 % - IMUNISASI DASAR LENGKAP : 89 % - Campak : 95% Dari cakupan tersebut, secara nasional telah cakupan imunisasi campak telah memenuhi target nasional. Gambar 26. Gambaran Imunisasi Dasar Lengkap Thn DPT- HB3/DPT- HB-Hib3 POLIO IMUNISA SI DASAR LENGKAP Campak Universal Child Immunization ( UCI ) merupakan gambaran sutau desa/kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi ( 0-11 bulan )yang ada di desa/kelurahan mendapat imunisasi dasar lengkap dan diharapkan hingga tahun 2017, seluruh desa/kelurahan telah menjadi desa UCI. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 47

49 Gambar 27. Kecenderungan UCI Kota Tual Tahun UCI UCI Dari Gambar tersebut diatas, cakupan desa UCI mengalami Fluktuatif dalam empat tahun terakhir, namun pada tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun Cakupan desa UCI tahun 2016 (Universal Child Imunization) sebesar 80 %. Walaupun desa UCI mengalami penurunan, namun cakupan imunisasi dasar lengkap masih dapat dicapai. Hingga tahun 2016 dan tidak ditemukan adanya kasus PD3I ( Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi. Kasus ini diharapkan dapat dielimir ditahun mendatang. 4. Ketersediaan Obat Obat adalah salah satu kebutuhan dasar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan merupakan barang publik yang perlu dijamin ketersediannya dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan. Sejalan dengan ha tersebut, program peningkatan ketersediaaan obat dan vaksin dilaksanakan sebagaimana amanat yang tertuang dalam Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan. Dalam rangka mendukung hal tersebut dilakukan buffer stock obat untuk menjamin ketersediaan obat, pemerataan pelayanan dan terjaminnya mutu obat dan perbekalan kesehatan sampai ke masyarakat. Dalam hal kebutuhan buffer stock obat, tingkat kecukupan obat harus dapat tersedia untuk kurun waktu minimal selama 18 bulan dengan asumsi 12 bulan Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 48

50 untuk pemenuhan kebutuhan obat selama 1 tahun anggaran dan 6 bulan untuk pemenuhan kebutuhan selama waktu utnggu proses pengadaan obat di tahun anggaran selanjutnya. Tahun 2016, ketersediaan obat sebanyak 135 jenis obat, dan 9 jenis vaksin yang dikelola oleh Instalasi Farmasi Kota Tual. Kebijakan pengelolaan obat dan vaksin dilakukan dengan mekanisme 1 pintu guna memudahkan pengelolaan dan pengendalian. 5. Pelayanan Pengobatan Pelayanan pengobatan menguraikan tentang kunjungan rawat jalan, rawat inap puskesmas perawatan, pelayanan kesehatan jiwa serta pelayanan kesehatan gigi dan mulut. a) Kunjungan Rawat Inap Puskesmas Data dan informasi terkait kunjungan rawat inap pasien di puskesmas rawat inap menggambarkan jumlah pasien rawat inap keluar hidup, jumlah pasien rawat inap keluar mati < 48 jam, jumlah pasien rawat inap keluuar mati > 48 jam, jumlah hari perawatan dan lama dirawat. Tahun 2016 jumlah puskesmas rawat inap di Kota Tual sebanyak 2 ( dua ) puskesmas yaitu Puskesmas Tubyalkur dan Puskesmas Tayando dengan kapasitas tempat tidur masing masing < 10 TT, selain itu terdapat rawat inap pada Klinik Biodokkes Polres Maluku Tenggara, Balai Pengobatan TNI Angkatan laut dan Klinik Perusahaan PT. Maritim Timur Jaya ( MTJ). Persentase cakupan sebesar 0,7%. b) Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Tahun 2016, jumlah fasilitas kesehatan untuk pengobatan rawat jalan sebanyak 14 unit, yang terdiri dari 13 puskesmas, Klinik Biodokkes Polres Malra. Jumlah kunjungan seluruhnya berkisar kunjungan. Termasuk kunjungan rawat jalan jamkesmas, Askes maupun masyarakat umum. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 49

51 c) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Jenis pelayanan kesehatan gigi dan mulut terdiri dari tumpatan gigi tetap, tumpatan gigi sulung, pengobatan pulpa/tumpatan sementara, pencabutan gigi tetap,pencabutan gigi sulung, pengobatan periodental, pengobatan abses, pembersihan karang gigi, prothese lengkap, prothese sebagian, prothese cekat, orthodonsi dan bedah mulut. Pelayanan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah dilaksanakan pada 54 SD/MI dengan jumlah murid SD/MI sebanyak siswa, dimana (12,3%) siswa yang diperiksa kesehatan gigi dan mulut. B. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT a) Pengendalian Penyakit Polio. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio secara rutin setiap bulannya baik di puskesmas maupun di posyandu. Upaya ini ditindaklanjuti dengan kegiatan survailans epidemiologi secara aktif terhadap kasus Acute Flaccid Paralysis ( AFP ) pada anak usia < 15 tahun, dengan tujuan untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemriksaan tinja. Tahun 2016 tidak ditemukan kasus polio di Kota Tual. b) Pengendalian Penyakit Tubercolosis ( TB ) Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah : 1) Menurunkan insiden TB Paru pada tahun 2016, 2) Menurunkan prevalensi TB Paru dan Angka kematian akibat TB Paru BTA + terdeteksi dan diobati melalui program DOTS ( Direct Observed Treatment Shortcourse ) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat ( PMO ) dengan Obat Anti TB ( OAT ).4). Succes Rate ( SR ) sedikitnya tercapai 85%. Pemeriksaan TB Paru dilakukan dengan pemeriksaan sputum di laboratorium puskesmas, penyuluhan tentang TB di masyarakat dan pemberian paket Obat anti TB ( OAT ) secara gratis di puskesmas.penemuan penderita dilakukan baik secara pasif maupun aktif. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 50

52 Secara pasif, pasien berkunjung ke puskesmas dan segera dilakukan penanganan dan secara aktif sesuai temuan dilapangan pada saat kunjungan posyandu di poskesdes. Tahun 2014, jumlah kasus TB baru sebanyak 78 kasus (49%), dengan jumlah seluruh kasus sebanyak 127 kasus (43%). Kasus TB anak umur 0-14 tahun sebanyak 17 kasus (29%). CNR seluruh kasus TB Paru sebesar 192,8 per penduduk. c) Pengendalian Penyakit Kusta Untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus penyakit kusta, digunakan angka proporsi cacat tingkat II ( cacat akibat kerusakan syaraf dan cacat terlihat ). Tingginya proporsi cacat tingkat II menunjukkan keterlambatan dalam penemuan kasus. Penemuan kasus kusta dilakukan secara pasif maupun aktif. Baik secara langsung di puskesmas maupun berdasarkan rujukan dari pustu, poskesdes maupun temuan pada saat kunjungan posyandu.pemberian obat gratis bagi pasien di puskesmas dalam rangka menurunkan kasus kusta. Setiap puskesmas telah ditunjuk 1 orang wasor kusta sehingga penanganan kusta lebih baik. Setiap petugas telah mendapatkan pelatihan penanganan kusta baik di tingkat Dinas Kesehatan Kota Tual maupun tingkat Propinsi Maluku. Dengan dana BOK tahun 2014, diharapkan penanganan kasus kusta lebih baik sehingga dapat menurunkan prevalensi kusta di Kota Tual. d) Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan IMS Penanggulangan penyakit HIV/AIDS dilakukan secara langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Tual disebabkan : - Puskesmas belum dilatih khusus terkait penanganan penyakit HIV/AIDS; - Sarana pemeriksaan sampel darah sangat terbatas; Upaya menemuan penderita dilakukan dengan pemeriksaan spesimen darah pada kelompok resiko tinggi yaitu pekerja tempat hiburan juga dilakukan berdasarkan laporan dari masyarakat. Penanganan penderita dilakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara dan rumah Sakit Karek Satsuitubun Langgur. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 51

53 Pengambilan sampel spesimen darah juga dirangkai dengan pemeriksanaan IMS pada karyawan yang bekerja disejumlah tempat hiburan di Kota Tual. e) Penanggulangan penyakit Malaria Upaya penanggulangan malaria dilakukan secara aktif di masyarakat dengan melakukan pemeriksaan darah perifer menggunakan RDT ( Rapid Diagnostic Test ) pada semua kelompok umur. Global Fund ( GF ) secara rutin membiayai kegiatan penanggulangan malaria dan upaya pencegahan juga dilakukan oleh petugas kesehatan melalui dana BOK Tahun f) Penanggulangan kecacingan Penyakit kecacingan nyaris menjadi binatang ternak bagi keluarga yang tanpa disadari berdampak terhadap tumbuh kembang anak. Upaya penanggulangan kecacingan dilakukan dengan pemeriksaan feces/tinja siswa SD di Kota Tual. Feces tersebut selanjutnya diperiksa dilaboratorium. Pemberian obat misalnya pirantel pamoat diharapkan dapat mengurangi dan mengobati kasus kecacingan, namun pengobatan tersebut bukanlah jalan satu satunya, upaya pencegahan dengan membiasakan Perilaku Hidup bersih dan Sehat diharapkan dapat mengurangi kecacingan pada murid sekolah. g) Penanggulangan Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Virus Dengue yang penularannya melalui nyamuk Aedes Aegepty. Upaya penanggulangan dilakukan dengan : - Pengobatan secara gratis pada penderita DBD di rumah sakit - Melakukan fogging pengasapan di rumah penduduk - Penyuluhan pencegahan DBD dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk di Sekolah sekolah dan rumah penduduk. - Abatesasi yang dididtribusikan ke rumah penduduk. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 52

54 C. PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT ( > 60 TAHUN ) Upaya meningkatkan umur harapan hidup, menjadi salah satu target pembangunan kesehatan. Umur Harapan Hidup penduduk Kota Tual diperkirakan tahun. Kelompok usia > 60 tahun merupakan kelompok yang rawan kesehatan sehingga kelompok usia tersebut tetap harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Tahun 2016, jumlah penduduk usia > 60 tahun sebanyak jiwa dengan cakupan pelayanan kesehatan pada kelompok usia tersebut sebesar 53,17 % Pelayanan kesehatan usia lanjut diberikan baik di puskesmas maupun posyandu usila. Saat ini Kota Tual terdapat 1 puskesmas Santuan Lansia yaitu Puskesmas Un. D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan yang dihadapi masyarakat. Berdasrkan pemantauan yang dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi antara lain anemai gizi besi, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium. Upaya perbaikan ini mencakup upaya pencegahan dengan memberikan suplemen gizi seperti Vitamin A pada bayi dan balita, tablet tambah darah Fe pada ibu hamil juga PMT penyuluhan di posyandu dan Upaya pemulihan pada bayi/balita yang menderita gizi buruk seperti pemberian makanan tambahan baik berbentuk susu, maupun kudapan ( bubur ayam, kacang ijo dll ). a. Pemberian Tablet Tambah Darah 90 Tablet Pada Ibu Hamil Anemia adalah kekurangan haemoglobin ( Hb ) dalam darah yang disebabkan kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Perempuan cenderung mengalami anemia pada saat hamil, melahirkan dan haid, sehingga pada kondisi inilah perempuan dianjurkan untuk mengkonsumsi zat besi ( Fe ). Cakupan pemberian tablet Fe terkait erat dengan pelayanan ANC. Analisis cakupan K4 dan Fe3 sering menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar. Hal ini disebabakan kurangnya koordinasi lintas program terkait atau pencatatan dan pelaporan cakupan Fe ibu hamil belum terlaporkan dengan baik. Tahun 2016, ibu hamil mendapatkan Fe1 sebanyak 1445 dengan cakupan sebesar 92 % dan Fe3 sebanyak dengan cakupan 85 % jumlah ini sedikit mengalami peningkatan untuk Fe3 dibandingkan tahun 2015 cakupan ibu hamil mendapatkan tablet Fe3 ( Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 53

55 90 tablet ) sebanyak 69%, sedangkan Fe1 mengalami sedikit peningkatan dibanding tahun 2015 yaitu sebanyak 1352 (87%). Gambar 28. Cakupan pemberian tablet Fe1 dan Fe3 tahun Fe1 40 Fe Gambar 29. Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe 3 Per Puskesmas Tahun Tual Un taar Ohoitahit fiditan Ngadi Dullah Laut Tamedan tayando Tam Ohoiel Kur Kaimear Mangur Warkar 0 Fe1 Fe3 Dari Gambar tersebut diatas, tahun 2016 cakupan pemberian tablet Fe1 dan Fe3 terendah pada puskesmas Kaimear. Jika dikaitkan dengan antenatal care, cakupan K4 sebesar 74,07% menunjukkan bahwa ada koordinasi sistem Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 54

56 pencatatan dan pelaporan yang baik karena salah satu kriteria K4 adalah pemberian Fe3 pada ibu hamil sebanyak 90 tablet. b. Pemberian Kapsul Vitamin A Tujuan pemberian kapsul Vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan Vitam A pada balita. Kapsul Vitamin A dosis tinggi terbukti efektif mengatasi masalah kekurangan vitamin A ( KVA ). Pemberian vitamin A dosis tinggi SI pada bayi 6 11 bulan diberikan serentak pada bulan Pebruari dan Agustus, sedangkan balita diberikan dosis SI pada bulan yang sama dengan bayi. Pemberian Vitamin A pada ibu nifas terintegrasi dengan perawatan ibu nifas. Dari hasil pelaporan rutin puskesmas tahun 2016, cakupan pemberian vitamin A pada bayi usia 6 59 bulan sebesar 49.9 %, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 sebesar 49,19 %. Gambar 30. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita Tahun bayi balita c. CakupanPemberian ASI Eksklusif. Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan usia 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai usia 24 bulan. Mulai usia 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 55

57 Tahun 2016, cakupan bayi dengan ASI eksklusif sebesar 30,04%. Cakupan ini mengalami sedikit peningkatan dibanding tahun 2015 sebesar 34,27%. Gambar 31. Kecenderungan Pemberian ASI Eksklusif ASI Eksklusif ` Cakupan pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya : a. Pemasaran susu formula lebih gencar dilakukann untuk bayi 0 6 bulan baik mealalui media cetak maupun media elektronik b. Masih banyaknya tenaga kesehatan ditingkat layanan yang belum peduli atau belum berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif masih mendorong ibu memberikan susu formula c. Masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI d. Belum maksimalnya edukasi, sosialisasi,advokasi dan kampanye terkait pemberian ASI dan belum dilaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui ( LKMK ) Upaya yang dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut : a. Mendorong tersusunnya perdarturan daerah tentang pemberian ASI Eksklusif b. Melakukan pelatihan konseling menyusui c. Melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) d. Sosoialisi dan kampanye ASI Eksklusif e. KIE melalui media cetak atau elektronik f. Mengembangkan strategi Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif g. Penguatan sarana pelayana kesehataan (RS, puskesmas, pustu, klinik bersalin) dalam menerapkan 10 LKMK Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 56

58 h. Meningkatkan komitmen dan kapasitas stakeholder dalam meningkatkan melindungi dan mendukung pemberian ASI i. Memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam praktek pemberian ASI j. Menjamin terlaksananya strategi pemberian ASI k. Melaksanakan refitalisasi Puskesmas Syang Bayi l. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan m. Bekerjasama dengan lintas sektor terkait pengawasan pemasaran susu formula dan produk makanan bayi sesuai standar n. Advokasi dan promosi peneingkatan pemberian ASI. d. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu ( D/S ) Cakupan penimbangan balita di posyandu D/S merupakan indikator yanf berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Semain tinggi cakupan D/S, seyogyanya semakin tinggi pula cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan diharapkan semkin rendah prevalensi gizi kurang. Berdasarkan laporan rutin dari puskesmas, tahun 2016 cakupan penimbangan balita di posyandu mencapai 78,86%, balita berat badan dibawah garis merah (BGM) sebesar 0,25%. Gambar dibawah ini meperlihatkan cakupan penimbangan (D/S) dan BGM pada balita per puskesmas. Gambar 32 : Cakupan penimbangan Balita D/S dan BGM per puskesmas Tahun D/S BGM Tual un taar Ohoitahit fiditan Ngadi Tamedan Dullah Laut Tayando Tam Ohoiel Kur Kaimear Mangur Warkar Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 57

59 Dari Gambar tersebut diatas memperlihatkan cakupan penimbangan balita terendah pada puskesmas Fiditan, Kaimear dan Warkar. Jika dilakukan analisa silang antara penimbangan balita, Vitamin A, imunisasi dan prevalensi gizi kurang, ketiga indikator tersebut berfluktuasi pada ketiga puskesmas tersebut. Masalah yang sering ditemui terkait penimbangan balita adalah tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam memantau dan menggerakkan posyandu, pemahaman keluarga dan masyarakat terhadap pemanfaat posyandu. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 58

60 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan yang berkualitas, sumber daya mutlak diperlukan antara lain tenaga kesehatan, sarana kesehatan, obat obatan, alat kesehatan, anggaran maupun dukungan dari stakeholders. Bab ini akan menjelaskan sumber daya tenaga, fasilitas kesehatan, obat dan anggaran. A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi : puskesmas, Sarana kefarmasian dan alat kesehatan serta sarana Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat ( UKBM ). 1. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat ( puskesmas ) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1). Pusat pembanguan berwawasan kesehatan; 2). Pusat pemberdyaan masyarakat; 3). Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan 4). Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. Wilayah kerja puskesmas meliputi wilayah krja administratif yaitu satu wilayah kecamatan atau beberapa desa/kelurahan disatu wilayah kecamatan. Disetiap kecamatan harus ada minimal 1 ( satu ) unit puskesmas. Faktor luas wilayah, kondisi geografis, kepadatan jumlah penduduk merupakan dasar pertimbangan untuk membangun dan menentukan wilayah kerja puskesmas. Tahun 2016, jumlah puskesmas yang tercatat di Kementrian Kesehatan RI sebanyak 15 puskesmas dengan rincian 2 Puskesmas Perawatan dan 13 puskesmas non perawatan. Terjadi penambahan 2 puskesmas dari tahun Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 59

61 Gambar 33. Jumlah puskesmas Kota Tual dari tahun Puskesmas Puskesmas Penambahan jumlah puskesmas dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi geografis yang kepulauan, upaya mendekatkan pelayan kesehatan puskesmas di masyarakat. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah ratio puskesmas per penduduk. Dari tahun 2007 hingga tahun 2014 mengalami peningkatan. Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas melalui Dana Alokasi Khusus ( DAK ) termasuk penyediaan peralatan medis dan non medis, rumah dinas dokter, perawat dan bidan serta tenaga kesehatan lainnya. Hingga tahun 2016, jumlah puskesmas 15 unit yang terbagi atas : 1). Puskesmas Perawatan 2 yaitu Puskesmas Tayando dan Tubyalkur dengan jumlah tempat tidur masing masing 10 TT ; 2). Puskesmas Non Perawatan yaitu Puskesmas Tual, Un, Taar, Fiditan, Ngadi, Dullah Laut, Ohoitahit, Ohoiel, Kaimear, Mangur, Warkar,Tam Ngurhir. Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita ditempuh strategi dan kebijakan puskesmas dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar ( PONED ) terdapat 1 puskesmas Poned yaitu Puskesmas Fiditan. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 60

62 2. Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayana kesehatan. Akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian menjadi kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik publik maupun privat.sehingga diharuskan semua obat yang beredar terjamin kemanan, khasiat dan mutu. Oleh karena itu, menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat kesehatan yang dapat menjaga keamanan secara fisik serta mempertahankan kualitas obat disamping tenaga dan pengelola yang terlatih. Instalasi farmasi merupakan unit pengelola perbekalan kefarmasian dan alat kesehatan yang ada ditingkat provinsi dan kabupaten / kotasebagai saran a pengeadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian. Sejak tahun 2009 Instalasi Farmasi Kota Tual telah terbentuk dengan dikelola oleh 6 orang terdiri dari 3 apoteker, 1 asisten apoteker dan 2 pekarya. 3. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat ( UKBM ) Dalam mewujudkan masyarakat sehat, diperlukan kesadaran setiap anggota masyarakat akan pentingnya perilaku sehat, Masyarakat bersinergi membangun kondisi lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat. Langkah tersebut dapat dilihat dari Upaya Kesehatan Bersum berdaya Masyarakat ( UKBM ) diantaranya posyandu, poskesdes. Desa siaga aktif merupakan desa/kelurahan yang penduduknya mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan survailans berbasis masyarakat, kegawatdaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan serta masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ). Hingga tahun 2016, desa siaga aktif berjumlah 18 desa atau sebesar 60 %. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 61

63 Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang di bentuk di desa dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan di masyarakat. Tahun 2016, jumlah poskesdes di Kota Tual sebanyak 32 poskesdes, dapat dikatakan dalam satu desa bisa terdapat 2 3 poskesdes karena letak dusun ( anak desa ) jauh dari pusat ibukota desa dan kondisi geografis yang kepulauan. Posyandu merupakan salah satu UKBM yang juga dilaksanakan dari, oleh dan untuk masyarakat untuk memberdayakan dan memudahkan masyarakat teruatama ibu, bayi dan balita. Dalam menjalankan programnya posyandu diharapkan menjalankan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi dan penanggulangan diare. Tahun 2016, jumlah posyandu yang ada di Kota Tual sebanyak 91 posyandu dengan rata rata kader aktif kisaran 2 3 orang per posyandu. Ratio posyandu berkisar 1.05 per 100 balita. Guna meningkatkan kemampuan kader posyandu, telah dilakukan pelatihan/penyegarankader posyandu, pertemuan tokoh masyarakat dalam rangka revitalisasi posyandu dimana pembiayaannya melalui Bantuan Operasional kesehatan (BOK) serta pemberian insentif bagi kader posyandu melalui APBD Kota Tual. B. TENAGA KESEHATAN Sumber Daya Manusia kesehatan ( SDM ) di daerah terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan ( sarana pelayanan dan non pelayanan baik di provinsi maupun kab/kota, dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/Polri dan swasta yang bertugas baik di Dinas Kesehatan, Puskesmas, klinik pengobatan TNI/Polri maupun klinik perusahaan. Masalah yang sering ditemui adalah : 1. Terbatasnya sumber daya tenaga kesehatan baik kuantitatif maupun kualitatis, 2. Keterbatasan jumlah semakin diperparah dengan tugas non fungsional yang dibebankan pada tenaga kesehatan yang tidak ada korelasi dengan pendidikannya. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 62

64 3. Belum ada sistem yang handal yang mengatur manajemen pengumpulan data SDM di daerah. Pada tahun 2016, tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas sebanyak 174. Dari seluruh tenaga kesehatan tersebut dokter umum yang bertugas di puskesmas sebanyak 9 dengan rasio 14,35 per penduduk, dokter gigi sebanyak 1 dengan rasio 1,4 per penduduk, Rasio dokter umum dan dokter gigi terhadap jumlah puskesmas dapat dilihat pada lampiran tabel 75. Jumlah seluruh bidan di Kota Tual sebanyak 43 dimana bidan di puskesmas sebanyak 31 dengan rasio sebesar 61,70 per penduduk, Perawat sebanyak 143 orang dimana yang bertugas di puskesmas sebanyak 109 orang dengan ratio 205,20 per penduduk. Jumlah tenaga kefarmasian sebanyak 16 orang dimana tenaga kefarmasian di puskesmas sebanyak 12 orang, dengan rasio sebesar 22,9 per penduduk. Jumlah tenaga gizi berjumlah 21 dan bertugas di puskesmas sebanyak 20 orang dengan ratio sebesar 30,13 per penduduk. C. ANGGARAN KESEHATAN Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. Secara umum anggaran kesehatan dapat bersumber dari pemerintah Pusat antara lain Dana Alokasi Khusus, Bantuan Operasional kesehatan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat ( jamkesmas ) dan APBD Kota Tual yaitu Belanja langsung dan Tidak Langsung. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 63

65 Gambar 34. Jumlah Anggaran Kesehatan Kota Tual tahun ,000,000,000 Anggaran Kesehatan 40,000,000,000 35,000,000,000 36,176,437,614 41,604,597,760 30,000,000,000 25,000,000,000 20,000,000,000 23,435,946,375 23,842,951,098 22,825,490,769 27,644,147,262 Anggaran Kesehatan 15,000,000,000 10,000,000,000 10,928,067,260 5,000,000, Dari Gambar tersebut diatas, terjadi peningkatan anggaran kesehatan tahun 2016 terutama pada anggaran Dana Alokasi Khusus dan komitment daerah untuk menganggarkan 10% anggaran APBD untuk kesehatan. Anggaran Kesehatan per kapita per orang tahun berfluktuasi dan mengalami peningkatan dari tahun 2012, namun di tahun 2016 mengalami penurunan dapat dilihat pada Gambar berikut. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 64

66 Gambar 35. Anggaran Kesehatan per kapita per tahun sejak tahun Anggran kes / kapita/tahn , , , , , , , Anggran kes / kapita/tahn Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ) Jumlah anggaran kesehatan dari APBD Kota Tual sebesar Rp. 21, 995, 235, 900 yang dipergunakan untuk belanja langsung ( belanja yang pemanfaatannya langsung dirasakan oleh masyarakat ) dan belanja tidak langsung antara lain belanja gaji dan belanja rutin perkantoran sebesar Rp Anggaran dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ( RI ) Anggaran ini dapat berupa Tugas Pembantuan yaitu Dana Bantuan Operaional Kesehatan dan Dana Bantuan Sosial yaitu Dana Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas ) dan Jaminan Persalinan ( Jampersal ), besar anggaran yang diberikan oleh Kementrian Kesehatan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran tabel 81. Pengelolan Dana BOK, Jamkesmas dan Jampersal tetap mengacu pada Pedoman Pengelolaan program tersebut yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan RI yang idperbaharui setiap tahun. Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 65

67 Gambar 36. Alokasi anggaran kesehatan per sumber anggaran Tahun 2016 Anggaran Kes 13,347,857,826 28,256,739,934 DAK BPJS APBD 2,105,731,500 Profil Kesehatan Kota Tual 2017 Page 66

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelyaanan kesehatan

yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelyaanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 211-215 adalah Kepulauan Anambas Sehat, sedangkan untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2007 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

Penyakit Endemis di Kalbar

Penyakit Endemis di Kalbar Penyakit Endemis di Kalbar 1. Malaria Penyakit Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 (tabel 11) terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang. KERANGKA ACUAN KEGIATAN SWEEPING PELAKSANAAN BPB, PENIMBANGAN BULANAN DI POSYANDU DAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA UPT PUSKESMAS LOSARANG TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Kegiatan Bulan Penimbangan

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK Upt. Puskesmas Waru KERANGKA ACUAN No. Kode : PKM- STK-/V.2015 Terbitan : Mei 2015 No. Revisi : 00 Tgl. Mulai Berlaku : 01/06/2015 Halaman : 1/15 Ditetapkan Oleh Kepala Upt. Puskesmas Sotek H.Sudarman,

Lebih terperinci

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2012. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

4203002 2 Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2012 PROFIL KESEHATAN ffiu DAN ANAK 2012 Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2012 ISSN: 2087-4480 No. Publikasi: 04230.1202 Katalog BPS: 4203002 Ukuran Buku: 18,2 cm x

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL TAHUN 2013 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN

PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL TAHUN 2013 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN Jl. Proklamasi No. 16 Tegal (0283) 353351 Website : http://dinkes.tegalkota.go.id PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi pada anak masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu dari tiga anak di dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas gizi. Salah

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1

Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1 Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1 Bab 1 PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan Kesehatan di Provinsi Riau adalah Riau Sehat 2020. Dengan rumusan ini dimaksudkan bahwa pada tahun 2020

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh manfaat, mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakancg Pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan (mordibity) dan angka kematian (mortality).

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap

Lebih terperinci