GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 1981

Transkripsi

1 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 1981 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENYATUAN DAN PENGHAPUSAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR MENIMBANG : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan DeSa dan pedoman dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1981 tentang Pembentukan, Pemecahan, Penyatuan dan Penghapusan Desa, dipandang perlu untuk menetapkan tujuan, wewenang dan syarat-syarat pembentukan, nama, batas dan pembagian wilayah dalam rangka pemecahan, penyatuan dan penghapusan Desa dengan suatu Peraturan Daerah. MENGINGAT : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah ; 2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Mengadakan perubahan dalam Undang-undang 1950 Nomor 2 dari hal pembentukan Propinsi Jawa Timur ; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa ; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1981 tentang Pembentukan Lembaga Musyawarah Desa ; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1981 tentang Keputusan Desa ; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1981 tentang Pembentukan, Pemecahan, Penyatuan dan Penghapusan Desa. Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 1

2 M E M U T U S K A N MENETAPKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR TENTANG PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENYATUAN DAN PENGHAPUSAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan istilah : a. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, ialah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur ; b. Kepala Daerah Tingkat II, ialah Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II di Jawa Timur ; c. Camat, ialah Kepala Wilayah Kecamatan dalam Wilayah Daerah Tingkat II di Jawa Timur ; (2) Dalam Peraturan Daerah ini pengertian : a. Desa, Dusun, pembentukan, pemecahan, penyatuan, penghapusan Desa, adalah pengertian Desa, Dusun, pembentukan, pemecahan, penyatuan, penghapusan Desa, sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a, c, f, g, h, i Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa ; b. Desa Persiapan, adalah Desa baru dalam Wilayah Desa sebagai hasil pemecahan, yang dipersiapkan untuk ditingkatkan menjadi Desa yang berdiri sendiri. BAB II PEMBENTUKAN DESA Bagian Pertama Tujuan dan Tata Cara Pembentukan Pasal 2 a. Pembentukan Desa mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan b. penyelenggaraan pemerintahan Desa secara berdaya guna dan berhasil guna dan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemajuan pembangunan di Desa yang bersangkutan. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 2

3 Pasal 3 (1) Pembentukan Desa dilakukan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I berdasarkan usul Kepala Daerah Tingkat II setelah mendapat persetujuan dari Menteri Dalam Negeri ; (2) Tata cara pengusulan dan pengajuan untuk mendapat persetujuan dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. Bagian Kedua Syarat-syarat Pembentukan Pasal 4 (1) Pembentukan Desa dimaksud dalam pasal 2 Peraturan Daerah ini harus memenuhi syarat dan rnemperhatikan faktor sebagai berikut : a. faktor penduduk, yaitu jumlah penduduk bagi suatu Desa baru sedikitnya jiwa, atau 500 kepala keluarga ; b. faktor luas wilayah, yaitu luas wilayah Desa baru dapat dijangkau secara berdaya guna dalam rangka pemberian pelayanan dan pembinaan masyarakat; c. faktor ietak, yaitu wilayah Desa baru memiliki jaringan perhubungan atau komunikasi antar dusun dengan Ietak yang memungkinkan faktor luas wilayah dimaksud pada huruf b pasal ini dapat dipenuhi ; d. faktor prasarana dan sarana, yaitu ada atau kemungkinan diadakannya prasarana dan sarana perhubungan, pemasaran, sosial, produksi, prasarana dan sarana pemerintahan Desa dalam Desa baru ; e. faktor sosial budaya, yaitu suasana yang memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup beragama dan keruhukan hidup bermasyarakat dalam hubungannya dengan adat istiadat di Desa baru ; f. faktor kehidupan masyarakat, yaitu tersedianya atau dapat diadakannya tempat untuk mata pencaharian masyarakat dalam Desa baru ; (2) Dalam pembentukan Desa berdasarkan faktor dimaksud pada ayat (1) pasal ini berpedoman pula pada pola tata Desa yang memungkinkan kelancaran perkembangan Desa yang selaras dan sesuai dengan tata pemerintahan Desa, tata masyarakat dan tata ruang fisik Desa, guna mempertahankan keseimbangan lingkungan yang lestari. Bagian Ketiga Nama, Batas dan Pembagian Wilayah Pasal 5 Dalam keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I mengenai Pembentukan Desa dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah ini hams dissbutkan nama, luas wilayah, jumlah penduduk, batas Desa dan jumlah Dusun yang dibentuk. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 3

4 BAB III HAK, WEWENANG DAN KEWAJIBAN Pasal 6 Desa yang dibentuk sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 Peraturan Daerah ini mempunyai organisasi pemerintahan terendah dibawah Camat yang mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sebagai berikut : a. h a k : 1. menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri; 2. melaksanakan peraturan dan ketentuan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. b. Wewenang : 1. menyelenggarakan musyawarah Desa untuk membicarakan masalah penting yang menyangkut pemerintahan Desa dan kehidupan masyarakat Desanya ; 2. menggerakkan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan pembangunan di Desa ; 3. menetapkan pungutan dari penduduk Desa berupa iuran atau sumbangan untuk keperluan penyelenggaraan pemerintahan Desa dengan memperhatikan kemam-puan ekonomi masyarakat yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; c) kewajiban : 1. menjalankan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat di Desa yang bersangkutan ; 2. menyelenggarakan administrasi pemerintahan Desa ; 3. melakukan tugas-tugas dari pemerintah dan Pemerintah Daerah ; 4. menjamin dan mengusahakan keamanan, ketenteraman dan kesejahteraan warga desanya ; 5. memelihara tanah kas Desa, usaha desa dan kekayaan Desa lainnya yang menjadi milik Desa untuk tetap berdaya guna dan berhasil guna. BAB IV PEMECAHAN, PENYATUAN DAN PENGHAPUSAN DESA Bagian Pertama Pemecahan Desa Pasal 7 Desa yang sudah ada dapat dipecah oleh karena perkembangan keadaan dan pertimbangan teknis pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat Desa yang bersangkutan. Pasal 8 (1) Pemecahan Desa dimaksud dalam pasal 7 Peraturan Daerah ini harus lebih dahulu dimusyawarahkan/dimufakatkan dengan Lembaga Musyawarah Desa, dengan memperhatikan syaratsyarat terbentuknya suatu Desa dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan Daerah ini ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 4

5 (2) hasil musyawarah/mufakat dimaksud pada ayat (1) pasal ini dituangkan dalam Keputusan Desa. Pasal 9 (1) Pemecahan Desa dimaksud dalam pasal 8 Peraturan Daerah ini dilakukan melalui Desa Persiapan yang memerlukan pengesahan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atas dasar pengusulan Kepala Daerah Tingkat II menurut cara yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I; (2) Desa Persiapan dimaksud pada ayat (1) pasal ini dapat ditingkatkan menjadi Desa setelah memenuhi syarat pembentukan Desa dimaksud dalam pasal 4 Peraturan Daerah ini; (3) Penetapan Desa Persiapan menjadi Desa dilakukan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atas pengusulan Kepala Daerah Tingkat II dan setelah mendapat persetujuan dari Menteri Dalam Negeri, menurut cara dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Penyatuan dan Penghapusan Desa Pasal 10 Bila karena perkembangan keadaan suatu Desa tidak lagi memenuhi syarat dimaksud dalam pasal 4 Peraturan Daerah ini, Desa tersebut dapat disatukan dengan Desa lain atau dihapuskan dan menjadi wilayah Desa lain. Pasal 11 (1) Penyatuan atau penghapusan Desa dimaksud dalam pasal 10 Keputusan ini dilakukan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I berdasarkan usul Kepala Daerah Tingkat II; (2) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 5

6 Pasal 13 Sejak Peraturan Daerah ini berlaku, semua Peraturan Perundangundangan yang mengatur pembentukan, pemecahan, penyatuan dan penghapusan Desa dan ketentuan lain yang menyimpang dari ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14 (1) Peraturan Daerah ini berlaku sejak tanggal diundangkan ; (2) Peraturan Daerah ini diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR Ketua, BELEGOH SOEMARTO Surabaya, 09 Nopember 1981 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR SOENANDAR PRIJOSOEDARMO Disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 25 Agustus 1982 Nomor Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah. Direktur Pembinaan Pemerintahan Daerah Drs. H. SOEMARNO Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Tahun 1982 Seri D1 tanggal 31 Agustus 1982 Nomor 4/D1. A.n. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR Sekretaris Wilayah/Daerah TRIMARJONO, SH Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 6

7 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 1981 T E N T A N G PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENYATUAN DAN PENGHAPUSAN DESA I. PENJELASAN UMUM Mengenai pembentukan, pemecahan, penyatuan dan penghapusan Desa perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, sebagai pelaksanaan pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa juncto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1981 tentang Pembentukan, Pemecahan, Penyatuan dan Penghapusan Desa. Selain dari pada itu penetapan Peraturan Daerah ini juga diperlukan dalam rangka usaha peningkatan kemampuan penyelenggaran Pemerintahan Desa secara berdaya guna dan berhasil guna dan pelayanan terhadap masyarakat dengan memperhatikan perkembangan dan atau kemajuan dalam tiap Desa. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 sampai dengan 3 : Cukup jelas. Pasal 4 : Syarat-syarat pembentukan Desa dimaksud dalam pasal ini, yaitu : a. Jumlah penduduk untuk Desa baru sedikitnya 2500 jiwa atau 500 Kepala Keluarga ; b. luas wilayahnya dapat dijangkau dalam rangka pemberian pelayanan dan pembinaan masyarakat; c. Syarat-syarat lain yang menunjang dan menjadi ukuran setiap pembentukan desa yang didasarkan pada faktor-faktor tersebut di muka. Pasal 5 sampai dengan 7 : Cukup jelas. Pasal 8 : Dalam melakukan pemecahan Desa perlu diperhatikan syaratsyarat tertentu antara lain luas wilayah dan jumlah penduduk. Persyaratan itu perlu diperhatikan supaya Desa yang dipecah itu dapat diharapkan memenuhi fungsinya sebagai suatu wilayah yang mempunyai pemerintahan yang terendah langsung di bawah Camat yang mampu dan tangguh melaksanakan tugas-tugas pemerintahan termasuk pembangunan. Pasal 9 sampai dengan 14 : Cukup jelas. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 1