BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pangan dan menjaga ketahanan pangan menjadi semakin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pangan dan menjaga ketahanan pangan menjadi semakin"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemenuhan kebutuhan pangan dan menjaga ketahanan pangan menjadi semakin penting bagi Indonesia karena jumlah penduduknya sangat besar dengan cakupan geografis yang luas dan tersebar. Untuk itu upaya peningkatan ketahanan pangan dan gizi di satu daerah, sangat penting guna mengetahui mengenai siapa, berapa banyak yang rentan terhadap kerawanan pangan dan gizi serta dimana mereka tinggal lalu apa saja sebenarnya yang membuat mereka rentan. Untuk mewujudkan pengelolaan program ketahanan pangan yang efektif, diperlukan informasi ketahanan pangan yang akurat dan tertata dengan baik, sehingga dapat dilakukan intervensi efektif secara anggaran maupun program yang terkait dengan ketahanan pangan dan gizi. Salah satu upaya untuk memenuhi tersedianya informasi mengenai situasi ketahanan dan kerentanan pangan suatu daerah, maka dilaksanakan monitoring situasi ketahanan pangan wilayah melalui penyusunan dan pengembangan peta situasi ketahanan pangan. Melalui pengembangan peta tersebut diharapkan dapat menjadi instrumen pemetaan yang komprehensif terkait kerawanan pangan dan gizi di seluruh wilayah Indonesia. Penyusunan peta digunakan untuk meningkatkan akurasi penentuan sasaran, menyediakan informasi untuk para penentu kebijakan sehingga dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan program dalam mengurangi prevalensi kerawanan pangan dan gizi. Sejak tahun 2002, Pemerintah Indonesia bekerja 1

2 sama dengan World Food Programme (WFP) untuk memperkuat pemahaman ini melalui pengembangan peta ketahanan pangan dan gizi. Peta ini berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan pencapaian sasaran dan memberi informasi kepada proses pembuatan kebijakan di bidang ketahanan pangan dan gizi. Kerja sama tersebut telah menghasilkan Peta Kerawanan Pangan (Food Security Atlas FIA) pada tahun 2005 dengan cakupan wilayah analisis sampai dengan tingkat kabupaten. Peta tersebut kemudian dimutakhirkan dan diubah menjadi Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vurnerability Atlas FSVA) pada tahun Peta tersebut terakhir dimutakhirkan pada tahun Sebagai tindak lanjut penyusunan FSVA Nasional, pada tahun 2010 mulai disusun FSVA Provinsi dengan unit analisa sampai dengan tingkat kecamatan. Peta tersebut terakhir dimutakhirkan pada tahun Untuk mempertajam tingkat analisis ketahanan pangan dan kerentanan pangan pada tahun 2012 mulai disusun FSVA Kabupaten dengan tingkat analisa sampai dengan level desa. Peta ini mengklasifikasikan desa pada kabupaten berdasarkan tingkat kerentanan terhadap kerawanan pangan. Seperti halnya FSVA Nasional dan Provinsi, FSVA Kabupaten menyediakan sarana bagi para pengambil keputusan untuk secara cepat dalam mengidentifikasi daerah yang lebih rentan, dimana investasi dari berbagai sektor seperti pelayanan jasa, pembangunan manusia dan infrastruktur yang berkaitan dengan ketahanan pangan dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap penghidupan, ketahanan pangan dan gizi masyarakat pada tingkat desa. Pada tahun 2016 kembali akan dilakukan penyempurnaan atas FSVA Kabupaten Penyempurnaan ini dilakukan untuk mengakomodasi dinamika 2

3 dan perkembangan situasi ketahanan pangan yang ada pada tingkat kabupaten. Penyusunan FSVA Kabupaten ini juga untuk menganalisa lebih lanjut hasil yang diperoleh pada FSVA Nasional dan Provinsi pada tahun 2014 dan Buku Peta FSVA ini selain memberikan pedoman atau arahan teknis juga memberikan latar belakang pemilihan indikator dan metodologi dalam proses penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan FSVA Kabupaten dengan dengan analisisnya sesuai kondisi geografis dengan segala faktor pendukung dan ketersediaan data KERANGKA KONSEP KETAHANAN PANGAN DAN GIZI Definisi Ketahanan Pangan berdasarkan Undang Undang Pangan No. 18 tahun 2012 adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Sebagaimana FSVA tahuntahun sebelumnya, FSVA Kabupaten 2016 disusun berdasarkan tiga pilar ketahanan pangan: (i) ketersediaan pangan; (ii) keterjangkauan pangan; dan (iii) pemanfaatan pangan. Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri, cadangan pangan, serta pemasukan pangan (termasuk didalamnya impor dan bantuan pangan), apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan dapat dihitung pada tingkat nasional, regional, kabupaten dan tingkat masyarakat. 3

4 Akses atau keterjangkauan pangan adalah kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan yang bergizi, melalui satu atau kombinasi dari berbagai sumber seperti: produksi dan persediaan sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan bantuan pangan. Pangan mungkin tersedia di suatu daerah tetapi tidak dapat diakses oleh rumah tangga tertentu jika mereka tidak mampu secara fisik, ekonomi atau sosial, mengakses jumlah dan keragaman makanan yang cukup. Pemanfaatan pangan merujuk pada penggunaan pangan oleh rumah tangga dan kemampuan individu untuk menyerap dan memetabolisme zat gizi. Pemanfaatan pangan juga meliputi cara penyimpanan, pengolahan dan penyiapan makanan, keamanan air untuk minum dan memasak, kondisi kebersihan, kebiasaan pemberian makan (terutama bagi individu dengan kebutuhan makanan khusus), distribusi makanan dalam rumah tangga sesuai dengan kebutuhan individu (pertumbuhan, kehamilan dan menyusui), dan status kesehatan setiap anggota rumah tangga. Dampak gizi dan kesehatan merujuk pada status gizi individu, termasuk defisiensi mikronutrien, pencapaian morbiditas dan mortalitas. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pangan, serta praktekpraktek perawatan umum, memiliki kontribusi terhadap dampak keadaan gizi pada kesehatan masyarakat dan penanganan penyakit yang lebih luas. Kerentanan dalam Peta ini selanjutnya merujuk pada kerentanan terhadap kerawanan pangan dan gizi. Tingkat kerentanan individu, rumah tangga atau kelompok masyarakat ditentukan oleh pemahaman terhadap faktor-faktor risiko dan kemampuan untuk mengatasi situasi tertekan. 4

5 Gambar 1.1. Kerangka Konsep Ketahanan Pangan dan Gizi (WFP, Januari 2009) 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas/ FSVA) tingkat desa adalah menyediakan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan program, penentuan target serta intervensi kerawanan pangan dan gizi di Kabupaten, sehingga FSVA dapat menjawab : 5

6 1. Dimana daerah yang rentan terhadap kerawanan pangan? Lokasi (Desa Se DIY). 2. Mengapa daerah tersebut rentan terhadap kerawanan pangan? Rasio jumlah warung dan toko terhadap rumah tangga, rasio jumlah penduduk dengan tingkat kesejahteraan terendah, rasio rumah tangga dapat mengakses listrik, jumlah desa tidak dapat dilalui roda 4, rasio anak usia 7-15 tahun tidak bersekolah, rasio rumah tangga tanpa akses air bersih dan BAB dan rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk. 3. Berapa jumlah penduduk yang rentan terhadap kerawanan pangan? Estimasi jumlah penduduk di daerah yang rentan terhadap rawan pangan. Adapun bentuk penyajian hasil penyusunan FSVA tingkat desa di DIY adalah sebagai berikut : 1. Tersusunnya indikator Ketahanan dan Kerentanan Pangan tingkat desa di DIY dengan rincian sebagai berikut : kategori ketersediaan pangan (2 indikator), Akses terhadap pangan dan penghidupan (3 indikator), pemanfaatan pangan (4 indikator) 2. Peta ketahanan dan kerentanan pangan berdasarkan masing-masing indikator tunggal dan komposit, dengan perincian sebagai berikut : 9 peta kerawanan pangan kronis, 1 peta komposit. 6

7 BAB II INDIKATOR PETA KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN (FSVA) TINGKAT KABUPATEN 2.1.RINGKASAN INDIKATOR TERHADAP KERAWANAN PANGAN Kerawanan pangan dan gizi adalah masalah multi-dimensional yang memerlukan analisis dari sejumlah parameter yang berbeda yang berada di luar cakupan masalah produksi pangan semata, dengan tidak ada satu ukuran yang langsung dapat mengukur masalah ini. Kompleksitas masalah ketahanan pangan dan gizi dapat dikurangi dengan mengelompokkan indikator proxy ke dalam tiga kelompok yang berbeda tetapi saling berhubungan, yaitu ketersediaan pangan, keterjangkauan/akses rumah tangga terhadap pangan dan pemanfaatan pangan secara individu. Pertimbangan gizi, termasuk ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan bergizi tersebar dalam ketiga kelompok tersebut. Sembilan indikator yang dipilih telah melalui proses penelaahan Tim Pengarah dan Kelompok Kerja Teknis FSVA Pusat berdasarkan ketersediaan data di tingkat desa serta kapasitas indikator-indikator tersebut dalam mencerminkan unsur-unsur inti dari tiga pilar ketahanan pangan dan gizi (Tabel 2.1). Selaras dengan FSVA Nasional maupun Provinsi, dalam Penyusunan FSVA Kabupaten ini meliputi indikator kerawanan pangan dan gizi kronis. Dibandingkan dengan 7 indikator yang digunakan dalam FSVA Kabupaten 2012, terdapat beberapa perubahan penting dalam definisi dan penentuan indikator FSVA Kabupaten. Beberapa indikator dalam aspek ketahanan pangan mengalami perubahan seperti: i) dalam aspek ketersediaan pangan 7

8 menggunakan Rasio toko terhadap Rumah Tangga serta Rasio warung terhadap Rumah Tangga; ii) pada aspek pemanfaatan pangan ditambahkan Rasio anak tidak bersekolah, Rasio Rumah Tangga tanpa akses air bersih, Rasio jumlah tenaga kesehatan terhadap penduduk serta Rasio Rumah Tangga tanpa fasilitas BAB (Buang Air Besar). Kerentanan terhadap kerawanan pangan tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten, memiliki karakteristik masing-masing sehingga tidak semua indikator nasional maupun provinsi dapat digunakan untuk memetakan kerentanan terhadap kerawanan pangan sampai dengan tingkat kabupaten. Pemilihan indikator FSVA Kabupaten tersebut juga dengan mempertimbangkan ketersediaan data sampai dengan level desa. Tabel 1. Indikator Ketahanan dan Kerawanan Pangan Indikator Ketersediaan Pangan 1. Rasio Warung terhadap Rumah Tangga 2. Rasio Toko terhadap Rumah Tangga Jenis Kerawanan Pangan KERENTANAN TERHADAP KERAWANAN PANGAN KRONIS Pemanfaatan Pangan 3. Rasio penduduk dengan status kesejahteraan terendah 4. Rasio Rumah Tangga tanpa akses listrik 5. Desa yang tidak memiliki akses penghubung memada Pemanfaatan Pangan 6. Rasio anak tidak bersekolah 7. Rasio Rumah Tangga tanpa akses air bersih 8. Rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk 9. Rasio Rumah Tangga tanpa fasilitas BAB (Buang Air Besar INDEKS KETAHANAN PANGAN KOMPOSIT 8

9 2.2. JENIS DATA, CAKUPAN DATA DAN SUMBER DATA Jenis data, definisi cakupan data dan sumber data untuk penyusunan FSVA Kabupaten tertera dalam tabel di bawah ini. Tabel 2. Jenis Data, Cakupan Data dan Sumber Data Jenis Data Cakupan Data Sumber Data 1. Rasio Warung terhadap Rumah Tangga Desa - PODES 2014, BPS - Jumlah Rumah Tangga 2014 dari Proyeksi Sensus Penduduk Rasio Toko terhadap Rumah Tangga Desa - PODES 2014, BPS - Jumlah Rumah Tangga 2014 dari Proyeksi Sensus Penduduk Rasio penduduk dengan status kesejahteraan terendah Desa - Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015-Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) - Jumlah penduduk 2015 dari Proyeksi Sensus Penduduk Rasio Rumah Tangga tanpa akses listrik Desa - Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015-Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) - Jumlah Rumah Tangga 2015 dari Proyeksi Sensus Penduduk 2010 Desa 9

10 5. Desa yang tidak memiliki akses penghubung memadai - PODES 2014, BPS 6. Rasio anak tidak bersekolah Desa - Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015-Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 7. Rasio Rumah Tangga tanpa akses air bersih Desa - Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015-Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) - Jumlah Rumah Tangga 2015 dari Proyeksi Sensus Penduduk Rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk Desa - PODES 2014, BPS - Jumlah penduduk 2014 dari Proyeksi Sensus Penduduk Rasio Rumah Tangga tanpa fasilitas BAB (Buang Air Besar) Desa - Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015-Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) - Jumlah Rumah Tangga 2015 dari Proyeksi Sensus Penduduk

11 2.3. TAHAPAN PENYUSUNAN PETA KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN KABUPATEN Untuk membantu kelancaran penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) Kabupaten, maka Badan Ketahanan Pangan perlu membentuk tim asistensi di tingkat nasional dan tim penyusunan FSVA di tingkat provinsi dan kabupaten. Tim penyusunan FSVA di tingkat provinsi dan kabupaten ini terdiri dari tim pengarah dan tim pelaksana yang berasal dari lintas sektor. Di tingkat nasional, Tim Asistensi Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten mempunyai tugas: 1. Mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten tahun 2016; 2. Mengkaji dan menetapkan metodologi dan indikator penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten tahun 2016; 3. Melakukan pelatihan metodologi dan indikator untuk penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten tahun 2016; 4. Mengkonsolidasikan pengumpulan dan analisis data untuk pembuatan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten tahun 2016; dan 5. Membina dan memonitor pelaksanaan penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten tahun Di tingkat provinsi dan kabupaten, Tim Pengarah mempunyai tugas: 1. Memberikan arahan dan mengkoordinasikan dalam hal pelaksanaan penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten di tingkat provinsi dan kabupaten; dan 11

12 2. Mengkaji metodologi dan indikator penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten di tingkat provinsi dan kabupaten. Sedangkan Tim Pelaksana mempunyai tugas: 1. Melakukan pertemuan dan pelatihan terkait metodologi dan indikator serta penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten di tingkat provinsi dan kabupaten; 2. Melakukan konsolidasi dan kompilasi dalam hal pengumpulan data untuk indikator Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten di tingkat provinsi dan kabupaten; 3. Melakukan validasi dan analisis data indikator Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten; dan 4. Menyusun buku Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten. Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pembentukan Tim Pengarah dan Tim Pelaksana FSVA tingkat Provinsi dan Kabupaten; 2. Pertemuan teknis untuk melakukan review ketersediaan data; 3. Pelatihan FSVA (Metodologi dan analisis data indikator); 4. Pengumpulan data untuk tingkat desa; 12

13 5. Pertemuan untuk melakukan validasi data yang tersedia; 6. Analisa data dan pembuatan peta; 7. Workshop validasi hasil awal analisa data/tabel dan peta yang dihasilkan; 8. Penyusunan buku Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan (FSVA) Kabupaten; dan 9. Launching Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) Kabupaten. 13

14 BAB III PENJELASAN INDIKATOR PETA KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN (FSVA) TINGKAT KABUPATEN I. ASPEK KETERSEDIAAN PANGAN Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pangan dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan hasil produksi dalam negeri dan Cadangan Pangan Nasional serta impor, apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan ditentukan oleh produksi pangan di wilayah tersebut, perdagangan pangan melalui mekanisme pasar di wilayah tersebut, stok yang dimiliki oleh pedagang dan cadangan pemerintah, dan bantuan pangan dari pemerintah atau organisasi lainnya. Mayoritas bahan pangan yang diproduksi maupun diimpor harus masuk terlebih dahulu ke pasar sebelum sampai ke rumah tangga. Oleh karena itu, keberadaan infrastruktur pasar, distribusi, dan perdagangan akan terkait erat dengan ketersediaan pada tingkat regional dan lokal. Indikator-indikator yang termasuk dalam aspek ketersediaan pangan adalah : 1. Rasio Warung terhadap Rumah Tangga. 2. Rasio Toko terhadap Rumah Tangga; 14

15 1.1 Rasio Warung terhadap Rumah Tangga Rasio Warung terhadap Rumah Tangga adalah rasio jumlah warung/kedai makanan minuman terhadap jumlah rumah tangga. Warung/kedai makanan dan minuman adalah usaha pangan siap saji di bangunan tetap, pembeli biasanya tidak dikenai pajak. Sedangkan jumlah Rumah Tangga adalah jumlah rumah tangga tahun 2014 hasil proyeksi Sensus Penduduk (SP) Warung/kedai makanan dan minuman juga diasumsikan sebagai salah satu tempat penyimpan atau penyedia pangan (stok pangan) yang terdapat di suatu desa. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio jumlah warung/kedai makanan dan minuman terhadap jumlah Rumah Tangga maka diasumsikan semakin baik tingkat ketersediaan pangan di wilayah tersebut, begitu pula sebaliknya. Sumber data: Potensi Desa (PODES) 2014, BPS; Jumlah Rumah Tangga tahun 2014 hasil proyeksi SP 2010, BPS diolah. 1.2 Rasio Toko terhadap Rumah Tangga Rasio Toko terhadap Rumah Tangga adalah rasio jumlah toko/warung kelontong terhadap jumlah Rumah Tangga. Toko/warung kelontong adalah tempat usaha di bangunan tetap untuk menjual barang keperluan sehari-hari termasuk pangan didalamnya secara eceran tanpa ada sistem pelayanan mandiri. 15

16 Sedangkan jumlah Rumah Tangga adalah jumlah rumah tangga tahun 2014 hasil proyeksi Sensus Penduduk (SP) Toko/warung kelontong diasumsikan sebagai salah satu tempat penyimpan atau penyedia pangan (stok pangan) yang terdapat di suatu desa. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio Toko terhadap Rumah Tangga maka diasumsikan semakin baik tingkat ketersediaan pangan di wilayah tersebut. Sumber data: Potensi Desa (PODES) 2014, BPS; Jumlah Rumah Tangga tahun 2014 hasil proyeksi SP 2010, BPS diolah. II. ASPEK KETERJANGKAUAN PANGAN Keterjangkauan Pangan atau Akses terhadap Pangan adalah kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, stok, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan bantuan pangan. Ketersediaan pangan di suatu daerah mungkin mencukupi, akan tetapi tidak semua rumah tangga memiliki akses yang memadai baik secara kuantitas maupun keragaman pangan melalui mekanisme tersebut di atas. Ketersediaan pangan tergantung pada daya beli rumah tangga yang ditentukan oleh penghidupan rumah tangga tersebut. Penghidupan terdiri dari kemampuan rumah tangga, modal/aset (sumber daya alam, fisik, sumber daya manusia, ekonomi dan sosial) dan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar penghasilan, pangan, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan. Rumah tangga yang tidak memiliki sumber penghidupan yang memadai dan berkesinambungan, sewaktu-waktu dapat berubah, menjadi tidak berkecukupan, 16

17 tidak stabil dan daya beli menjadi sangat terbatas, yang menyebabkan tetap miskin dan rentan terhadap kerawanan pangan. Aspek keterjangkauan pangan, meliputi indikator-indikator sebagai berikut: 1.Rasio Penduduk dengan Status Kesejahteraan Terendah; 2. Rasio Rumah Tangga Tanpa Akses Listrik; 3. Desa yang Tidak Memiliki Akses Penghubung Memadai Rasio Penduduk dengan Status Kesejahteraan Terendah Penduduk dengan status kesejahteraan terendah adalah jumlah penduduk dengan tingkat kesejahteraan pada Desil 1. Data tersebut diperoleh dari Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015 yang dikoordinasikan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Data tersebut kemudian diolah Tim FSVA menjadi rasio penduduk dengan status kesejahteraan terendah dengan membandingkan terhadap jumlah penduduk 2015, hasil proyeksi Sensus Penduduk (SP) Sumber data: PBDT, TNP2K 2015; Jumlah Penduduk tahun 2015 hasil proyeksi SP 2010, BPS diolah Rasio Rumah Tangga Tanpa Akses Listrik Rumah tangga tanpa akses listrik adalah jumlah rumah tangga dengan sumber penerangan utama bukan listrik. Data yang diperoleh dari PBDT- TNP2K tersebut kemudian diolah dengan membandingkan dengan total jumlah penduduk, hasil proyeksi Sensus Penduduk

18 Secara umum, tersedianya fasilitas listrik di suatu wilayah akan membuka peluang yang lebih besar untuk akses pekerjaan dan roda perekonomian akan lebih berkembang. Dengan demikian hal ini juga menjadi salah satu indikasi kesejahteraan suatu wilayah atau rumah tangga. Semakin meningkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah maka kemampuan akses masyarakat terhadap pangan secara ekonomi akan semakin baik pula di wilayah tersebut. Sumber data: PBDT, TNP2K 2015; Jumlah Rumah Tangga tahun 2015 hasil proyeksi SP 2010, BPS diolah Desa yang Tidak Memiliki Akses Penghubung Memadai Merupakan desa yang tidak memiliki jalan yang dapat dilalui kendaraan roda 4 atau lebih, yaitu: 1. Desa dengan sarana transportasi darat tidak dapat dilalui sepanjang tahun; dan 2. Desa dengan sarana transportasi air namun tidak tersedia angkutan umum. Kurangnya akses terhadap infrastruktur menyebabkan kemiskinan lokal, dimana masyarakat tinggal di daerah terisolir atau terpencil dengan kondisi geografis yang sulit dan ketersediaan pasar yang buruk, sehingga kurang memiliki kesempatan ekonomi dan pelayanan jasa yang memadai serta tidak atau masih kurang dalam mendapatkan akses terhadap program pembangunan pemerintah. 18

19 Jika suatu daerah telah memiliki jalan yang dapat dilalui kendaraan roda 4 atau lebih maka dapat dikatakan bahwa wilayah tersebut memiliki jalur distribusi pangan yang normal sehingga harga pangan pun relatif terjangkau. Sumber data : Potensi Desa (PODES) 2014, BPS. 19

20 III. ASPEK PEMANFAATAN PANGAN Dimensi ketiga dari ketahanan pangan adalah pemanfaatan pangan. Pemanfaatan pangan meliputi: a) Pemanfaatan pangan yang bisa di akses oleh rumah tangga, dan b) kemampuan individu untuk menyerap zat gizi - pemanfaatan makanan secara efisien oleh tubuh. Pemanfaatan pangan juga meliputi cara penyimpanan, pengolahan, dan penyiapan makanan termasuk penggunaan air dan bahan bakar selama proses pengolahannya serta kondisi higiene, budaya, atau kebiasaan pemberian makan terutama untuk individu yang memerlukan jenis makanan khusus, distribusi makanan dalam rumah tangga sesuai kebutuhan masing-masing individu (pertumbuhan, kehamilan, menyusui, dll) dan status kesehatan masing-masing anggota rumah tangga. Aspek pemanfaatan pangan meliputi indikator-indikator sebagai berikut: 1. Rasio Anak Tidak Bersekolah; 2. Rasio Rumah Tangga Tanpa Akses Air Bersih; 3. Rasio Jumlah Tenaga Kesehatan terhadap Penduduk; 4. Rasio Rumah Tangga Tanpa Fasilitas BAB (Buang Air Besar) Rasio Anak Tidak Bersekolah Tingkat partisipasi sekolah anak usia 7-15 tahun diperoleh berdasarkan Data PBDT-TNP2K pada semua Desil (1-4). Semakin tinggi rasio jumlah anak yang tidak bersekolah (7-15 tahun) terhadap jumlah anak (jumlah anak bersekolah dan tidak bersekolah usia 7-15 tahun) di suatu desa menjadi salah satu 20

21 indikasi yang menggambarkan tingkat pemanfaatan pangan yang rendah di desa tersebut. Hal ini terkait pengetahuan akan pangan dan gizi yang relatif lebih terbatas dibandingkan dengan wilayah lain dengan tingkat partisipasi anak sekolah yang lebih baik. Sumber data: PBDT, TNP2K Rasio Rumah Tangga Tanpa Akses Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Permenkes 416 Tahun 1990). Air minum merupakan kebutuhan manusia yang penting. Air minum yang tidak layak akan meningkatkan angka kesakitan dan menurunkan kemampuan dalam menyerap makanan dan pada akhirnya akan mempengaruhi status gizi seseorang. Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung meliputi: air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk: air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Rumah tangga tanpa akses ke air bersih adalah rumah tangga dengan sumber air tidak layak minum yaitu sumber air tidak terlindungi, terdiri atas (a) sumur tak terlindung; (b) mata air 21

22 tak terlindung (c) sungai/danau/waduk; (d) air hujan; dan (e) lainnya pada semua desil. Sumber data: PBDT, TNP2K 2015; Jumlah Rumah Tangga tahun 2015 hasil proyeksi SP 2010, BPS diolah Rasio Tenaga Kesehatan terhadap Penduduk Tenaga kesehatan berperan dalam menurunkan angka kesakitan (morbiditas) penduduk dan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya makanan bergizi seimbang. Dengan demikian akan meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyerap makanan ke dalam tubuh dan memanfaatkannya. Rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk menunjukkan kemampuan jumlah tenaga kesehatan yang ada untuk melayani masyarakat. Jumlah tenaga kesehatan yang memadai akan meningkatkan tingkat pemanfaatan pangan masyarakat. Tenaga kesehatan terdiri atas: (i) Dokter Umum/Spesialis (Pria/wanita), (ii) Dokter Gigi, (iii) Bidan dan (iv) Tenaga Kesehatan lainnya (apoteker/asisten apoteker, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, perawat). Sumber data: Potensi Desa (PODES) 2014, BPS; Jumlah Penduduk tahun 2014 hasil proyeksi SP 2010, BPS diolah. 22

23 3.4. Rasio Rumah Tangga Tanpa Fasilitas Tempat Buang Air Besar (BAB) Keberadaan fasilitas BAB pada rumah tangga menjadi salah satu indikasi bahwa sanitasi di rumah tangga tersebut cukup memadai. Dengan sanitasi yang baik, akan menjaga dan meningkatkan kesehatan sehingga pemanfaatan pangan di rumah tangga tersebut akan lebih baik. Rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas sanitasi memadai adalah rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas tempat BAB di semua Desil (I, II, III, dan IV). Sumber data: PBDT, TNP2K 2015; Jumlah Rumah Tangga tahun 2015 hasil proyeksi SP 2010, BPS diolah. 23

24 BAB IV HASIL ANALISIS PETA KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN (FSVA) TINGKAT KABUPATEN I. Hasil Analisis Indikator Aspek Ketersediaan Pangan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data, dari 438 desa/kelurahan di DIY didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Analisis Indikator Aspek Ketersediaan Pangan No Nama Kab Nama Kec Nama desa 1. rasio war per rt 1. rasio war per rt2 1. prioritas war 2. rasio toko per rt 2. rasio toko per rt2 2. prioritas toko 1. kulon progo temon jangkaran 0,0065 0,1991 3,0000 0,0217 0,2986 2, kulon progo temon sindutan 0,0111 0,1945 3,0000 0,0221 0,2981 2, kulon progo temon palihan 0,0156 0,1900 4,0000 0,0415 0,2787 3, kulon progo temon glagah 0,0091 0,1965 3,0000 0,0569 0,2633 4, kulon progo temon kali dengen 0,0032 0,2024 2,0000 0,0253 0,2950 2, kulon progo temon plumbon - 0,2056 1,0000 0,0132 0,3071 1, kulon progo temon kedundang 0,0017 0,2039 1,0000 0,0462 0,2741 4, kulon progo temon demen 0,0080 0,1975 3,0000 0,0134 0,3069 1, kulon progo temon kulur 0,0096 0,1960 3,0000 0,0384 0,2818 3, kulon progo temon kaligintung 0,0021 0,2035 1,0000 0,0276 0,2927 2, kulon progo temon temon wetan 0,0024 0,2032 1,0000 0,0143 0,3060 1, kulon progo temon temon kulon 0,0067 0,1989 3,0000 0,1948 0,1255 4, kulon progo temon kebonrejo 0,0128 0,1928 4,0000 0,0563 0,2640 4, kulon progo temon janten 0,0032 0,2024 2,0000 0,0316 0,2887 3, kulon progo temon karang wuluh 0,0199 0,1857 4,0000 0,0278 0,2924 2, kulon progo wates karang wuni 0,0011 0,2044 1,0000 0,0379 0,2824 3, kulon progo wates sogan 0,0056 0,1999 2,0000 0,0376 0,2827 3, kulon progo wates kulwaru 0,0055 0,2001 2,0000 0,0287 0,2916 3, kulon progo wates ngestiharjo 0,0048 0,2007 2,0000 0,0241 0,2961 2, kulon progo wates triharjo 0,0054 0,2002 2,0000 0,0076 0,3127 1,

25 21. kulon progo wates bendungan 0,0179 0,1877 4,0000 0,0717 0,2486 4, kulon progo wates giri peni 0,0098 0,1958 3,0000 0,0350 0,2853 3, kulon progo wates wates 0,0263 0,1792 4,0000 0,1097 0,2105 4, kulon progo panjatan garongan 0,0022 0,2033 1,0000 0,0269 0,2934 2, kulon progo panjatan pleret 0,0091 0,1965 3,0000 0,0215 0,2987 2, kulon progo panjatan bugel 0,0017 0,2039 1,0000 0,0110 0,3092 1, kulon progo panjatan kanoman - 0,2056 1,0000 0,0109 0,3094 1, kulon progo panjatan depok 0,0036 0,2020 2,0000 0,0241 0,2961 2, kulon progo panjatan bojong 0,0053 0,2003 2,0000 0,0372 0,2831 3, kulon progo panjatan tayuban 0,0081 0,1975 3,0000 0,0259 0,2944 2, kulon progo panjatan gotakan 0,0027 0,2028 1,0000 0,0123 0,3079 1, kulon progo panjatan panjatan 0,0139 0,1917 4,0000 0,0278 0,2925 2, kulon progo panjatan cerme 0,0043 0,2013 2,0000 0,0162 0,3041 1, kulon progo panjatan krembangan 0,0052 0,2004 2,0000 0,0186 0,3016 2, kulon progo galur karang sewu 0,0032 0,2023 2,0000 0,0120 0,3082 1, kulon progo galur banaran 0,0045 0,2010 2,0000 0,0169 0,3034 1, kulon progo galur kranggan 0,0220 0,1835 4,0000 0,0385 0,2817 3, kulon progo galur nomporejo 0,0113 0,1943 4,0000 0,0387 0,2815 3, kulon progo galur brosot 0,0125 0,1931 4,0000 0,0288 0,2914 3, kulon progo galur pandowan 0,0140 0,1915 4,0000 0,0368 0,2834 3, kulon progo galur tirta rahayu 0,0047 0,2008 2,0000 0,0221 0,2981 2, kulon progo lendah wahyuharjo - 0,2056 1,0000 0,0147 0,3055 1, kulon progo lendah bumirejo 0,0136 0,1920 4,0000 0,0378 0,2825 3, kulon progo lendah jatirejo 0,0065 0,1991 3,0000 0,0292 0,2911 3, kulon progo lendah sidorejo 0,0019 0,2037 1,0000 0,0167 0,3035 1, kulon progo lendah gulurejo 0,0089 0,1966 3,0000 0,0300 0,2903 3, kulon progo lendah ngentakrejo 0,0034 0,2022 2,0000 0,0057 0,3146 1, kulon progo sentolo demangrejo 0,0103 0,1952 3,0000 0,0149 0,3053 1, kulon progo sentolo srikayangan 0,0031 0,2025 2,0000 0,0308 0,2895 3, kulon progo sentolo tuksono 0,0036 0,2020 2,0000 0,0416 0,2787 3, kulon progo sentolo salamrejo 0,0036 0,2020 2,0000 0,0386 0,2817 3, kulon progo sentolo sukoreno 0,0038 0,2017 2,0000 0,0379 0,2824 3, kulon progo sentolo kaliagung 0,0020 0,2036 1,0000 0,0196 0,3007 2, kulon progo sentolo sentolo 0,0112 0,1943 3,0000 0,0267 0,2936 2,

26 55. kulon progo sentolo banguncipto 0,0076 0,1980 3,0000 0,0162 0,3040 1, kulon progo pengasih tawangsari 0,0056 0,2000 2,0000 0,0462 0,2740 4, kulon progo pengasih karangsari 0,0036 0,2020 2,0000 0,0314 0,2888 3, kulon progo pengasih kedungsari 0,0079 0,1977 3,0000 0,0613 0,2590 4, kulon progo pengasih margosari 0,0102 0,1954 3,0000 0,0362 0,2840 3, kulon progo pengasih pengasih 0,0182 0,1873 4,0000 0,0426 0,2777 3, kulon progo pengasih sendangsari 0,0073 0,1983 3,0000 0,0301 0,2902 3, kulon progo pengasih sidomulyo 0,0027 0,2029 1,0000 0,0329 0,2874 3, kulon progo kokap hargomulyo 0,0024 0,2032 1,0000 0,0072 0,3131 1, kulon progo kokap hargorejo 0,0033 0,2023 2,0000 0,0082 0,3120 1, kulon progo kokap hargowilis 0,0238 0,1818 4,0000 0,0122 0,3081 1, kulon progo kokap kalirejo - 0,2056 1,0000 0,0039 0,3163 1, kulon progo kokap hargotirto - 0,2056 1,0000 0,0504 0,2699 4, kulon progo girimulyo jatimulyo 0,0015 0,2040 1,0000 0,0127 0,3075 1, kulon progo girimulyo giripurwo 0,0058 0,1998 2,0000 0,0283 0,2919 3, kulon progo girimulyo pendoworejo 0,0013 0,2043 1,0000 0,0065 0,3137 1, kulon progo girimulyo purwosari 0,0007 0,2048 1,0000 0,0236 0,2966 2, kulon progo nanggulan banyuroto 0,0072 0,1984 3,0000 0,0535 0,2668 4, kulon progo nanggulan donomulyo - 0,2056 1,0000 0,0394 0,2808 3, kulon progo nanggulan wijimulyo 0,0041 0,2014 2,0000 0,0455 0,2747 4, kulon progo nanggulan tanjungharjo 0,0035 0,2021 2,0000 0,0070 0,3132 1, kulon progo nanggulan jati sarono 0,0057 0,1998 2,0000 0,0574 0,2629 4, kulon progo nanggulan kembang 0,0267 0,1789 4,0000 0,0801 0,2401 4, kulon progo kalibawang banjararum 0,0163 0,1893 4,0000 0,0436 0,2766 4, kulon progo kalibawang banjarasri 0,0065 0,1991 3,0000 0,0543 0,2659 4, kulon progo kalibawang banjarharjo 0,0053 0,2003 2,0000 0,0465 0,2738 4, kulon progo kalibawang banjaroyo 0,0117 0,1939 4,0000 0,0269 0,2934 2, kulon progo samigaluh kebon harjo - 0,2056 1,0000 0,0301 0,2902 3, kulon progo samigaluh banjarsari 0,0011 0,2045 1,0000 0,0299 0,2903 3, kulon progo samigaluh purwoharjo 0,0073 0,1982 3,0000 0,0156 0,3047 1, kulon progo samigaluh sidoharjo 0,0007 0,2049 1,0000 0,0257 0,2945 2, kulon progo samigaluh gerbosari 0,0108 0,1948 3,0000 0,0239 0,2963 2, kulon progo samigaluh ngargosari 0,0070 0,1986 3,0000 0,0368 0,2835 3, kulon progo samigaluh pagerharjo 0,0022 0,2033 1,0000 0,0209 0,2994 2,

27 89. bantul srandakan poncosari 0,0204 0,1851 4,0000 0,0327 0,2876 3, bantul srandakan trimurti 0,0037 0,2018 2,0000 0,0183 0,3020 2, bantul sanden gadingsari 0,0052 0,2004 2,0000 0,0226 0,2977 2, bantul sanden gadingharjo 0,0045 0,2011 2,0000 0,0449 0,2754 4, bantul sanden srigading 0,0059 0,1997 2,0000 0,0173 0,3030 1, bantul sanden murtigading 0,0117 0,1939 4,0000 0,0338 0,2865 3, bantul kretek tirtohargo 0,0069 0,1987 3,0000 0,0206 0,2997 2, bantul kretek parangtritis 0,0849 0,1207 4,0000 0,0636 0,2566 4, bantul kretek donotirto 0,0083 0,1973 3,0000 0,0115 0,3088 1, bantul kretek tirtosari 0,0173 0,1883 4,0000 0,0337 0,2865 3, bantul kretek tirtomulyo 0,0127 0,1929 4,0000 0,0327 0,2876 3, bantul pundong seloharjo 0,0041 0,2014 2,0000 0,0105 0,3098 1, bantul pundong panjangrejo 0,0061 0,1995 3,0000 0,0132 0,3070 1, bantul pundong srihardono 0,0049 0,2007 2,0000 0,0119 0,3084 1, bantul bambang lipuro sidomulyo 0,0024 0,2032 1,0000 0,0177 0,3025 2, bantul bambang lipuro mulyodadi 0,0020 0,2036 1,0000 0,0209 0,2994 2, bantul bambang lipuro sumbermulyo 0,0063 0,1993 3,0000 0,0211 0,2992 2, bantul pandak caturharjo 0,0139 0,1917 4,0000-0,3203 1, bantul pandak triharjo 0,0029 0,2027 2,0000 0,0077 0,3126 1, bantul pandak gilangharjo 0,0039 0,2017 2,0000 0,0142 0,3061 1, bantul pandak wijirejo 0,0045 0,2011 2,0000 0,0328 0,2875 3, bantul bantul palbapang 0,0109 0,1947 3,0000 0,0693 0,2510 4, bantul bantul ringin harjo 0,0080 0,1975 3,0000 0,0281 0,2922 2, bantul bantul bantul 0,0516 0,1540 4,0000 0,1210 0,1993 4, bantul bantul trirenggo 0,0248 0,1808 4,0000 0,0716 0,2487 4, bantul bantul sabdodadi 0,0186 0,1870 4,0000 0,0847 0,2355 4, bantul jetis patalan 0,0137 0,1919 4,0000 0,0375 0,2828 3, bantul jetis canden 0,0050 0,2006 2,0000 0,0334 0,2869 3, bantul jetis sumber agung 0,0091 0,1965 3,0000 0,0285 0,2918 3, bantul jetis trimulyo 0,0127 0,1928 4,0000 0,0279 0,2924 2, bantul imogiri selopamioro 0,0019 0,2037 1,0000 0,0148 0,3054 1, bantul imogiri sriharjo 0,0039 0,2017 2,0000 0,0357 0,2846 3, bantul imogiri kebon agung 0,0205 0,1850 4,0000 0,0438 0,2765 4, bantul imogiri karang tengah 0,0007 0,2049 1,0000 0,0367 0,2835 3,

28 123 bantul imogiri girirejo - 0,2056 1,0000 0,0229 0,2974 2, bantul imogiri karangtalun 0,0226 0,1830 4,0000 0,0282 0,2921 2, bantul imogiri imogiri 0,0236 0,1820 4,0000 0,0454 0,2749 4, bantul imogiri wukirsari 0,0099 0,1957 3,0000 0,0093 0,3110 1, bantul dlingo mangunan 0,0025 0,2030 1,0000 0,0815 0,2388 4, bantul dlingo muntuk 0,0063 0,1993 3,0000 0,0318 0,2884 3, bantul dlingo dlingo 0,0078 0,1978 3,0000 0,0703 0,2499 4, bantul dlingo temuwuh 0,0061 0,1995 3,0000 0,0233 0,2970 2, bantul dlingo jatimulyo 0,0055 0,2001 2,0000 0,0218 0,2985 2, bantul dlingo terong 0,0069 0,1987 3,0000 0,0224 0,2978 2, bantul pleret wonokromo 0,0076 0,1980 3,0000 0,0097 0,3106 1, bantul pleret pleret 0,0081 0,1975 3,0000 0,0311 0,2892 3, bantul pleret segoroyoso 0,0021 0,2035 1,0000 0,0082 0,3120 1, bantul pleret bawuran 0,0017 0,2039 1,0000 0,0271 0,2931 2, bantul pleret wonolelo 0,0022 0,2034 1,0000 0,0130 0,3073 1, bantul piyungan sitimulyo 0,0125 0,1930 4,0000 0,0426 0,2776 4, bantul piyungan srimulyo 0,0206 0,1849 4,0000 0,0599 0,2604 4, bantul piyungan srimartani 0,0063 0,1992 3,0000 0,0137 0,3066 1, bantul banguntapan tamanan 0,0061 0,1995 3,0000 0,0145 0,3057 1, bantul banguntapan jagalan 0,0121 0,1934 4,0000 0,0546 0,2656 4, bantul banguntapan singosaren 0,0111 0,1945 3,0000 0,0178 0,3025 2, bantul banguntapan wirokerten 0,0052 0,2003 2,0000 0,0209 0,2993 2, bantul banguntapan jambidan 0,0087 0,1969 3,0000 0,0114 0,3089 1, bantul banguntapan potorono 0,0094 0,1962 3,0000 0,0147 0,3056 1, bantul banguntapan baturetno 0,0075 0,1980 3,0000 0,0408 0,2795 3, bantul banguntapan banguntapan 0,0143 0,1913 4,0000 0,0427 0,2775 4, bantul sewon pendowoharjo 0,0189 0,1867 4,0000 0,0619 0,2584 4, bantul sewon timbulharjo 0,0270 0,1786 4,0000 0,0621 0,2581 4, bantul sewon bangunharjo 0,0286 0,1770 4,0000 0,0472 0,2730 4, bantul sewon panggungharjo 0,0235 0,1820 4,0000 0,0355 0,2847 3, bantul kasihan bangunjiwo 0,0087 0,1968 3,0000 0,0275 0,2927 2, bantul kasihan tirtonirmolo 0,0215 0,1840 4,0000 0,0308 0,2894 3, bantul kasihan tamantirto 0,0218 0,1838 4,0000 0,0241 0,2962 2, bantul kasihan ngestiharjo 0,0269 0,1787 4,0000 0,0311 0,2891 3,

29 157 bantul pajangan triwidadi 0,0036 0,2019 2,0000 0,0131 0,3071 1, bantul pajangan sendangsari 0,0039 0,2016 2,0000 0,0240 0,2963 2, bantul pajangan guwosari 0,0135 0,1920 4,0000 0,0254 0,2949 2, bantul sedayu argodadi 0,0030 0,2026 2,0000 0,0073 0,3130 1, bantul sedayu argorejo 0,0040 0,2016 2,0000 0,0071 0,3132 1, bantul sedayu argosari 0,0047 0,2009 2,0000 0,0081 0,3122 1, bantul sedayu argomulyo 0,0048 0,2008 2,0000 0,0562 0,2641 4, gunung kidul panggang giriharjo 0,0069 0,1987 3,0000 0,0187 0,3015 2, gunung kidul panggang giriwungu - 0,2056 1,0000 0,0168 0,3035 1, gunung kidul panggang girimulyo 0,0023 0,2033 1,0000 0,0264 0,2939 2, gunung kidul panggang girikarto 0,0021 0,2034 1,0000 0,0450 0,2753 4, gunung kidul panggang girisekar 0,0017 0,2039 1,0000 0,0056 0,3147 1, gunung kidul panggang girisuko 0,0027 0,2029 1,0000 0,0255 0,2948 2, gunung kidul purwosari girijati 0,0091 0,1965 3,0000 0,0273 0,2930 2, gunung kidul purwosari giriasih 0,0077 0,1978 3,0000 0,0438 0,2764 4, gunung kidul purwosari giricahyo 0,0019 0,2037 1,0000 0,0179 0,3024 2, gunung kidul purwosari giripurwo 0,0030 0,2026 2,0000 0,0409 0,2793 3, gunung kidul purwosari giritirto 0,0078 0,1978 3,0000 0,0498 0,2705 4, gunung kidul paliyan karang duwet 0,0057 0,1999 2,0000 0,0456 0,2747 4, gunung kidul paliyan karang asem 0,0077 0,1979 3,0000 0,0392 0,2811 3, gunung kidul paliyan mulusan 0,0078 0,1978 3,0000 0,0381 0,2822 3, gunung kidul paliyan giring 0,0037 0,2019 2,0000 0,0257 0,2946 2, gunung kidul paliyan sodo 0,0016 0,2040 1,0000 0,0200 0,3002 2, gunung kidul paliyan pampang 0,0052 0,2003 2,0000 0,0209 0,2994 2, gunung kidul paliyan grogol 0,0029 0,2026 2,0000 0,0470 0,2733 4, gunung kidul sapto sari krambil sawit 0,0027 0,2029 1,0000 0,0470 0,2733 4, gunung kidul sapto sari kanigoro 0,0082 0,1974 3,0000 0,0387 0,2816 3, gunung kidul sapto sari planjan 0,0028 0,2028 2,0000 0,0325 0,2878 3, gunung kidul sapto sari monggol 0,0008 0,2048 1,0000 0,0178 0,3025 2, gunung kidul sapto sari kepek 0,0015 0,2041 1,0000 0,0654 0,2549 4, gunung kidul sapto sari nglora 0,0013 0,2042 1,0000 0,0267 0,2936 2, gunung kidul sapto sari jetis 0,0109 0,1946 3,0000 0,0234 0,2969 2, gunung kidul tepus sidoharjo 0,0417 0,1639 4,0000 0,0599 0,2604 4, gunung kidul tepus tepus 0,0434 0,1622 4,0000 0,0177 0,3025 2,

30 191 gunung kidul tepus purwodadi 0,0040 0,2015 2,0000 0,0485 0,2717 4, gunung kidul tepus giripanggung 0,0006 0,2050 1,0000 0,0296 0,2907 3, gunung kidul tepus sumber wungu 0,0023 0,2033 1,0000 0,0178 0,3024 2, gunung kidul tanjungsari kemadang 0,0667 0,1388 4,0000 0,0360 0,2843 3, gunung kidul tanjungsari kemiri 0,0048 0,2008 2,0000 0,0167 0,3036 1, gunung kidul tanjungsari banjarejo 0,0326 0,1730 4,0000 0,0288 0,2915 3, gunung kidul tanjungsari ngestirejo 0,0145 0,1910 4,0000 0,0278 0,2925 2, gunung kidul tanjungsari hargosari 0,0035 0,2021 2,0000 0,0287 0,2915 3, gunung kidul rongkop melikan - 0,2056 1,0000 0,0283 0,2920 2, gunung kidul rongkop bohol - 0,2056 1,0000 0,0724 0,2479 4, gunung kidul rongkop pringombo - 0,2056 1,0000 0,0222 0,2980 2, gunung kidul rongkop botodayakan - 0,2056 1,0000 0,0336 0,2866 3, gunung kidul rongkop petir 0,0011 0,2045 1,0000 0,0245 0,2958 2, gunung kidul rongkop semugih 0,0097 0,1959 3,0000 0,0813 0,2389 4, gunung kidul rongkop karangwuni 0,0030 0,2025 2,0000 0,0212 0,2991 2, gunung kidul rongkop pucanganom - 0,2056 1,0000 0,0318 0,2885 3, gunung kidul girisubo balong - 0,2056 1,0000 0,0303 0,2900 3, gunung kidul girisubo jepitu 0,0045 0,2011 2,0000 0,0449 0,2753 4, gunung kidul girisubo karangawen - 0,2056 1,0000 0,0434 0,2769 4, gunung kidul girisubo tileng 0,0025 0,2030 1,0000 0,0269 0,2934 2, gunung kidul girisubo nglindur 0,0015 0,2041 1,0000 0,0207 0,2996 2, gunung kidul girisubo jerukwudel 0,0078 0,1978 3,0000 0,0798 0,2404 4, gunung kidul girisubo pucung 0,0035 0,2021 2,0000 0,0593 0,2609 4, gunung kidul girisubo songbanyu 0,0099 0,1957 3,0000 0,0069 0,3133 1, gunung kidul semanu pacarejo 0,0018 0,2038 1,0000 0,0327 0,2875 3, gunung kidul semanu candirejo 0,0028 0,2028 2,0000 0,0203 0,3000 2, gunung kidul semanu dadapayu 0,0014 0,2042 1,0000 0,0356 0,2847 3, gunung kidul semanu ngeposari 0,0014 0,2041 1,0000 0,0264 0,2939 2, gunung kidul semanu semanu 0,0032 0,2024 2,0000 0,0320 0,2883 3, gunung kidul ponjong gombang 0,0024 0,2032 1,0000 0,0252 0,2951 2, gunung kidul ponjong sidorejo 0,0008 0,2048 1,0000 0,0166 0,3037 1, gunung kidul ponjong bedoyo 0,0079 0,1976 3,0000 0,0178 0,3024 2, gunung kidul ponjong karang asem - 0,2056 1,0000 0,0419 0,2783 3, gunung kidul ponjong ponjong 0,0045 0,2011 2,0000 0,0314 0,2888 3,

31 225 gunung kidul ponjong genjahan 0,0037 0,2019 2,0000 0,0527 0,2676 4, gunung kidul ponjong sumber giri 0,0037 0,2019 2,0000 0,0535 0,2668 4, gunung kidul ponjong kenteng 0,0012 0,2044 1,0000 0,0772 0,2431 4, gunung kidul ponjong tambakromo 0,0036 0,2019 2,0000 0,0353 0,2850 3, gunung kidul ponjong sawahan 0,0014 0,2042 1,0000 0,0521 0,2682 4, gunung kidul ponjong umbul rejo 0,0023 0,2032 1,0000 0,0254 0,2949 2, gunung kidul karangmojo bendungan 0,0016 0,2040 1,0000 0,0129 0,3073 1, gunung kidul karangmojo bejiharjo 0,0026 0,2030 1,0000 0,0008 0,3195 1, gunung kidul karangmojo wiladeg 0,0235 0,1821 4,0000 0,0407 0,2795 3, gunung kidul karangmojo kelor 0,0022 0,2034 1,0000 0,0187 0,3016 2, gunung kidul karangmojo ngipak 0,0010 0,2046 1,0000 0,0355 0,2847 3, gunung kidul karangmojo karangmojo 0,0035 0,2021 2,0000 0,0570 0,2632 4, gunung kidul karangmojo gedang rejo 0,0064 0,1991 3,0000 0,0292 0,2910 3, gunung kidul karangmojo ngawis 0,0018 0,2038 1,0000 0,0161 0,3042 1, gunung kidul karangmojo jati ayu 0,0024 0,2032 1,0000 0,0282 0,2920 2, gunung kidul wonosari wunung 0,0010 0,2045 1,0000 0,0147 0,3056 1, gunung kidul wonosari mulo 0,0106 0,1950 3,0000 0,0417 0,2785 3, gunung kidul wonosari duwet 0,0147 0,1908 4,0000 0,0368 0,2835 3, gunung kidul wonosari wareng 0,0042 0,2013 2,0000 0,0170 0,3033 1, gunung kidul wonosari pulutan 0,0059 0,1996 2,0000 0,0263 0,2940 2, gunung kidul wonosari siraman 0,0092 0,1963 3,0000 0,0204 0,2998 2, gunung kidul wonosari karang rejek 0,0063 0,1993 3,0000 0,0521 0,2681 4, gunung kidul wonosari baleharjo 0,0093 0,1962 3,0000 0,0175 0,3027 1, gunung kidul wonosari selang 0,0081 0,1975 3,0000 0,0202 0,3001 2, gunung kidul wonosari wonosari 0,0086 0,1969 3,0000 0,1109 0,2094 4, gunung kidul wonosari kepek 0,0337 0,1718 4,0000 0,0337 0,2865 3, gunung kidul wonosari piyaman 0,0101 0,1955 3,0000 0,0312 0,2891 3, gunung kidul wonosari karang tengah 0,0109 0,1947 3,0000 0,0095 0,3108 1, gunung kidul wonosari gari 0,0052 0,2004 2,0000 0,0183 0,3019 2, gunung kidul playen banyusoco 0,0044 0,2012 2,0000 0,0201 0,3002 2, gunung kidul playen plembutan 0,0054 0,2002 2,0000 0,0162 0,3041 1, gunung kidul playen bleberan 0,0333 0,1723 4,0000 0,0423 0,2780 3, gunung kidul playen getas 0,0035 0,2021 2,0000 0,0286 0,2917 3, gunung kidul playen dengok 0,0028 0,2027 2,0000 0,0228 0,2975 2,

32 259 gunung kidul playen ngunut 0,0063 0,1993 3,0000 0,0250 0,2952 2, gunung kidul playen playen 0,0051 0,2005 2,0000 0,0545 0,2657 4, gunung kidul playen ngawu 0,0466 0,1590 4,0000 0,0314 0,2889 3, gunung kidul playen bandung 0,0142 0,1914 4,0000 0,0417 0,2786 3, gunung kidul playen logandeng - 0,2056 1,0000 0,0840 0,2363 4, gunung kidul playen gading 0,0088 0,1967 3,0000 0,0283 0,2920 2, gunung kidul playen banaran 0,0032 0,2024 2,0000 0,0286 0,2917 3, gunung kidul playen ngleri 0,0127 0,1928 4,0000 0,0408 0,2795 3, gunung kidul patuk semoyo 0,0026 0,2030 1,0000 0,0334 0,2868 3, gunung kidul patuk pengkok 0,0033 0,2022 2,0000 0,0446 0,2757 4, gunung kidul patuk beji 0,0062 0,1994 3,0000 0,0235 0,2967 2, gunung kidul patuk bunder 0,0190 0,1866 4,0000 0,0514 0,2689 4, gunung kidul patuk nglegi 0,0023 0,2032 1,0000 0,0466 0,2737 4, gunung kidul patuk putat 0,0265 0,1790 4,0000 0,0439 0,2764 4, gunung kidul patuk salam 0,0011 0,2045 1,0000 0,0441 0,2762 4, gunung kidul patuk patuk 0,0242 0,1814 4,0000 0,0560 0,2643 4, gunung kidul patuk ngoro oro 0,0037 0,2019 2,0000 0,0417 0,2785 3, gunung kidul patuk nglanggeran 0,0153 0,1903 4,0000 0,0430 0,2773 4, gunung kidul patuk terbah 0,0027 0,2029 1,0000 0,0470 0,2732 4, gunung kidul gedang sari ngalang 0,0095 0,1961 3,0000 0,0427 0,2775 4, gunung kidul gedang sari hargo mulyo 0,0084 0,1972 3,0000 0,1065 0,2138 4, gunung kidul gedang sari mertelu 0,0088 0,1967 3,0000 0,0353 0,2849 3, gunung kidul gedang sari tegalrejo 0,0044 0,2012 2,0000 0,0155 0,3048 1, gunung kidul gedang sari watu gajah 0,0027 0,2029 1,0000 0,0142 0,3060 1, gunung kidul gedang sari sampang 0,0024 0,2032 1,0000 0,0445 0,2757 4, gunung kidul gedang sari serut 0,0019 0,2037 1,0000 0,0175 0,3027 2, gunung kidul nglipar kedung keris 0,0055 0,2001 2,0000 0,0157 0,3046 1, gunung kidul nglipar nglipar 0,0060 0,1995 3,0000 0,0422 0,2781 3, gunung kidul nglipar pengkol - 0,2056 1,0000 0,0063 0,3140 1, gunung kidul nglipar kedungpoh 0,0048 0,2008 2,0000 0,0240 0,2963 2, gunung kidul nglipar katongan 0,0076 0,1980 3,0000 0,0256 0,2946 2, gunung kidul nglipar pilang rejo 0,0040 0,2016 2,0000 0,0401 0,2802 3, gunung kidul nglipar natah 0,0048 0,2007 2,0000 0,0281 0,2922 2, gunung kidul ngawen watu sigar 0,0019 0,2037 1,0000 0,0076 0,3127 1,

33 293 gunung kidul ngawen beji - 0,2056 1,0000 0,0547 0,2655 4, gunung kidul ngawen kampung 0,0031 0,2024 2,0000 0,0380 0,2823 3, gunung kidul ngawen jurang jero 0,0022 0,2033 1,0000 0,0254 0,2949 2, gunung kidul ngawen sambirejo 0,0030 0,2026 2,0000 0,0177 0,3025 2, gunung kidul ngawen tancep 0,0032 0,2024 2,0000 0,0154 0,3049 1, gunung kidul semin kalitekuk - 0,2056 1,0000 0,0231 0,2971 2, gunung kidul semin kemejing - 0,2056 1,0000 0,1050 0,2153 4, gunung kidul semin semin 0,0082 0,1974 3,0000 0,0381 0,2822 3, gunung kidul semin pundung sari 0,0041 0,2014 2,0000 0,0289 0,2913 3, gunung kidul semin karang sari 0,0060 0,1996 3,0000 0,0305 0,2897 3, gunung kidul semin rejosari 0,0041 0,2015 2,0000 0,0507 0,2696 4, gunung kidul semin bulurejo 0,0111 0,1944 3,0000 0,0506 0,2697 4, gunung kidul semin bendung 0,0025 0,2030 1,0000 0,0421 0,2782 3, gunung kidul semin sumberrejo 0,0011 0,2044 1,0000 0,0275 0,2928 2, gunung kidul semin candi rejo 0,0024 0,2032 1,0000 0,0415 0,2787 3, sleman moyudan sumberrahayu 0,0033 0,2023 2,0000 0,0141 0,3062 1, sleman moyudan sumbersari 0,0031 0,2025 2,0000 0,0850 0,2353 4, sleman moyudan sumber agung 0,0106 0,1949 3,0000 0,0834 0,2368 4, sleman moyudan sumberarum 0,0031 0,2025 2,0000 0,0174 0,3029 1, sleman minggir sendang mulyo 0,0276 0,1780 4,0000 0,0010 0,3193 1, sleman minggir sendang arum 0,0097 0,1958 3,0000 0,0311 0,2891 3, sleman minggir sendang rejo 0,0088 0,1968 3,0000 0,0192 0,3011 2, sleman minggir sendangsari 0,0070 0,1986 3,0000 0,0604 0,2599 4, sleman minggir sendangagung 0,0062 0,1994 3,0000 0,0310 0,2893 3, sleman seyegan margoluwih 0,0051 0,2005 2,0000 0,0192 0,3011 2, sleman seyegan margodadi 0,0054 0,2001 2,0000 0,0067 0,3136 1, sleman seyegan margomulyo 0,0075 0,1981 3,0000 0,0090 0,3112 1, sleman seyegan margoagung 0,0127 0,1929 4,0000 0,0257 0,2945 2, sleman seyegan margokaton 0,0024 0,2031 1,0000 0,0112 0,3090 1, sleman godean sidorejo 0,0026 0,2030 1,0000 0,0078 0,3125 1, sleman godean sidoluhur 0,0081 0,1974 3,0000 0,0318 0,2885 3, sleman godean sidomulyo 0,0018 0,2038 1,0000 0,0271 0,2932 2, sleman godean sidoagung 0,0365 0,1691 4,0000 0,0436 0,2766 4, sleman godean sidokarto 0,0101 0,1955 3,0000 0,0315 0,2888 3,

PETA RAWAN PANGAN DAN GIZI TINGKAT DESA KABUPATEN GUNUNG KIDUL TAHUN 2016

PETA RAWAN PANGAN DAN GIZI TINGKAT DESA KABUPATEN GUNUNG KIDUL TAHUN 2016 PETA RAWAN PANGAN DAN GIZI TINGKAT DESA KABUPATEN GUNUNG KIDUL MERTELU GIRIJATI GROGOL BANYUSOCO GIRITIRTO GIRIPURWO GIRIWUNGU GIRISUKO SERUT SAMPANG TEGALREJO SAMBIREJO NGORO ORO HARGO MULYO JURANG JERO

Lebih terperinci

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN 34001 KULON PROGO 1201260 TEMON 34001101 JANGKARAN 0,6806 Berkembang 34001 KULON PROGO 1201260 TEMON 34001102 SINDUTAN 0,5008 Tertinggal 34001 KULON PROGO 1201260 TEMON 34001103 PALIHAN 0,7487 Maju 34001

Lebih terperinci

Catatan : untuk pustu (luar gedung) berdasar kode puskesmas induk pusdatin tgl_kunjungan desa_asal_pasien sex umtahun umbulan umhari kelompumur

Catatan : untuk pustu (luar gedung) berdasar kode puskesmas induk pusdatin tgl_kunjungan desa_asal_pasien sex umtahun umbulan umhari kelompumur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 Berikut standar integrasi data Simpus Jojok ke SimDinkes Gunungkidul : File-File pelaporan : 1. DIAGNOSIS file : KKP icdx kasuspenyakit

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, DAN TUGAS KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI BANTUL,

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI BANTUL, BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Hasil Sensus Penduduk

Penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Hasil Sensus Penduduk KATALOG BPS : 2102001.34 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Hasil Sensus 1961-2010 3.457.491 2.231.062 2.912.611 2.750.025 2.487.177 3.120.478 1961 1971 1980 1990 Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PAGU RUMAH TANGGA SASARAN PENERIMA MANFAAT BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN DAN DESA SE-KABUPATEN

Lebih terperinci

Serial Powerpoint Presentasi: Nilai Ekonomi Air di Daerah Karst. Tjahyo Nugroho Adji Karst Research Group Fak. Geografi UGM

Serial Powerpoint Presentasi: Nilai Ekonomi Air di Daerah Karst. Tjahyo Nugroho Adji Karst Research Group Fak. Geografi UGM Serial Powerpoint Presentasi: Nilai Ekonomi Air di Daerah Karst Tjahyo Nugroho Adji Karst Research Group Fak. Geografi UGM Air di karst bagian dari siklus air di bumi KARST Siklus air di daerah karst sebagai

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PAGU RUMAH TANGGA SASARAN PENERIMA MANFAAT PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN/RASTRA)

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PAGU RUMAH TANGGA SASARAN PENERIMA MANFAAT BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN DAN DESA SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 49 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ALOKASI PENYALURAN DAN PENGELOLAAN SISA BUNGA DANA CADANGAN PEMBERDAYAAN DESA

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DI KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa apotek merupakan salah

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA DESA ATAS PEMANFAATAN TANAH KAS DESA UNTUK FASILITAS UMUM DALAM BENTUK DANA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.108,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tata, Cara, pengalokasian, besaran alokasi, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, desa, Tahun Anggaran

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 249 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 249 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 249 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN KEDUA

Lebih terperinci

Pengarusutamaan Gender Berbasis Spasial untuk Pengurangan Risiko Bencana

Pengarusutamaan Gender Berbasis Spasial untuk Pengurangan Risiko Bencana antarafoto.com salimah.or.id pmibantul Pengarusutamaan Gender Berbasis Spasial untuk Pengurangan Risiko Bencana Lalitya Narieswari, Sri Lestari Munajati, Mone Iye C. Marschiavelli, Habib Subagio National

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA a. Kecamatan Jetis NO DESA/KELURAHAN L P JUMLAH 1 PATALAN 5,982 6,175 12,157 2 CANDEN 6,005 6,021 12,026 3 SUMBERAGUNG 7,583

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.84,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DESA.KEUANGAN DESA.Pedoman.Bantuan Keuangan. Dana Kompensasi.Pemanfaatan.Tanah

Lebih terperinci

Nilai Ekonomi Air di Daerah Karst. Karst Research Group Fak. Geografi UGM

Nilai Ekonomi Air di Daerah Karst. Karst Research Group Fak. Geografi UGM Nilai Ekonomi Air di Daerah Karst Tjahyo NugrohoAdji Tjahyo NugrohoAdji Karst Research Group Fak. Geografi UGM Air di karst bagian dari siklus air di bumi KARST Siklus air di daerah karst sebagai agen

Lebih terperinci

Nama SKPD Alamat Status

Nama SKPD Alamat  Status Daftar Alamat E-mail Resmi OPD di Lingkungan Pemkab. Bantul Nama SKPD Alamat E-mail Status Dinas 1 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dikpora@bantulkab.go.id 2 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI 5.1 Area Berisiko Sanitasi Area berisiko sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

Nama Penerima 1 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Utara 2 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Barat 3 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Timur 4 UPT Pengelola

Nama Penerima 1 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Utara 2 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Barat 3 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Timur 4 UPT Pengelola DAFTA UNTUK UP No Nama Penerima 1 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Utara 2 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Barat 3 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Timur 4 UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Selatan 5 UPT Pelayanan

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA Fenomena yang diamati Dimensi Indikator Pertanyaan EfektivitaspelaksanaanK Ketepatankebij Muatankebijakanterhada a. Apakah SKPG telahsesuaidijalankan

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI 2.1. Visi Misi Pembangunan Sanitasi Viisi Kabupaten Kulon Progo seperti yang tertera dalam rencana Pembangunan Jangka panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.103,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tata, Cara, pembagian, penetapan, rincian, dana desa, Kabupaten Bantul, Tahun Anggaran 2016.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.60,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Perubahan Kedua, Peraturan Bupati Bantul, Tatacara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa. BUPATI

Lebih terperinci

Lampiran I.34 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.34 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 106/Kpts/KPU/TAHUN 01 : 9 MARET 01 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 01 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) PROVINSI DI YOGYAKARTA KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH 3401 KULON PROGO 5 16 21 3402 BANTUL 16 11 27 3403 GUNUNG KIDUL 14 16 30 3404 SLEMAN

Lebih terperinci

N A M A / J U M L A H

N A M A / J U M L A H LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0 TENTANG KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN BUKU XIV PROVINSI DAERAH ISTIMEWA PROVINSI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri memiliki daerah-daerah yang terkhusus pada rawan bencana. Sejumlah 301 dari 438 desa di DIY menyandang status rawan bencana alam

Lebih terperinci

N A M A / J U M L A H

N A M A / J U M L A H LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN B. KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI, UPATEN/. DAN DESA/ SELURUH INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2014 No.57,2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Setda Kabupaten Bantul. Pemberian, bantuan keuangan, desa. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.33,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tata, cara, alokasi, besaran, bagian hasil, pajak daerah, retribusi daerah, desa. BUPATI BANTUL

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN BESARAN DANA DESA SETIAP DESA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAISTA YOGYAKARTA

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAISTA YOGYAKARTA KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAISTA YOGYAKARTA K O D E (Km) DAISTA YOGYAKARTA.0. KULON PROGO -,..0.0 Temon -.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0

Lebih terperinci

BUKU XIV KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAISTA YOGYAKARTA

BUKU XIV KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAISTA YOGYAKARTA BUKU XIV KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAISTA YOGYAKARTA K O D E 34 DAISTA YOGYAKARTA 34.01 1. KULON PROGO 12 1 87 586,28 419.333 34.01.01 34.01.01.2001 34.01.01.2002 34.01.01.2003 34.01.01.2004

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016 YANG TERTUNDA PENYALURANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

Produksi Ikan Tangkapan di Laut Berdasarkan Jenis Ikan (kg) Tahun 2010-

Produksi Ikan Tangkapan di Laut Berdasarkan Jenis Ikan (kg) Tahun 2010- Urusan Kelautan dan Perikanan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Kondisi dan Potensi Perikanan 2010-2014 Kondisi Sarana dan Prasarana Kelautan 2010-2014 Produksi Ikan Tangkapan di Perairan

Lebih terperinci

DATA PUAP / LKMA KABUPATEN BANTUL

DATA PUAP / LKMA KABUPATEN BANTUL DATA PUAP / LKMA KABUPATEN BANTUL BPS Gapoktan LKMA Ketua/Manager Koordinat 2008 2009 200 20 Srandakan Poncosari Sari Kismo Sari Kismo Waluyo 2 2 Trimurti Sido Maju Tani Murti Untung Suparmadi 2 Sanden

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI/SWASTA KABUPATEN BANTUL

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI/SWASTA KABUPATEN BANTUL DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI/SWASTA KABUPATEN BANTUL SMP Negeri Nomor NSS NPSN NAMA SEKOLAH ALAMAT DESA KECAMATAN KABUPATEN/KOTA STATUS 1 201040110015 20400339 SMP NEGERI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.30,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tatacara, pembagian, penetapan, rincian, dana desa, setiap, desa, Kabupaten Bantul. BUPATI BANTUL DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Lebih terperinci

Tentang TAKSIRAN PANJAR ( VOORSCHOT ) BIAYA PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL

Tentang TAKSIRAN PANJAR ( VOORSCHOT ) BIAYA PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR : W13-U5/1922/HK.02/VI/2017 Tentang TAKSIRAN PANJAR ( VOORSCHOT ) BIAYA PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL Membaca

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2013

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2013 BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 83. 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM TEKNIS PINJAMAN DANA BERGULIR PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN 2013 BUPATI

Lebih terperinci

Emergency Shelter Coordination Group Distribution Summary by Sub-District June 9, 2006

Emergency Shelter Coordination Group Distribution Summary by Sub-District June 9, 2006 Shelter Coordination Group Distribution Summary by Sub-District June 9, 2006 Contact: Neil Bauman (nbauman@gmail.com) SUB- Sub - Village/ Dusun Distributio n site Agency Date tents Tarpaulin No. Tarps

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.70,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. PEMBANGUNAN. KESEJAHTERAAN. MASYARAKAT. DESA. Pedoman. Bantuan Keuangan Khusus. BUPATI BANTUL DAERAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tatacara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tatacara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa. 1 2015 No.29,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tatacara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PENETAPAN SEKOLAH INKLUSI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENETAPAN SEKOLAH INKLUSI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENETAPAN SEKOLAH INKLUSI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NO SEKOLAH INKLUSI 1 SMA Staladuce 2 Yogyakarta 1 SD N Gejayan Depok, Sleman 2 SD Muh. Banguntapan Jl WSari Km5 Bantul 3 SMK Muh. 3 Yogyakarta

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL 1 2015 No.102,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tata, Cara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa, Tahun Anggaran 2016. BUPATI BANTUL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018 KATA PENGANTAR Prakiraan Musim Kemarau 2018 Publikasi Prakiraan Musim Kemarau 2018 Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu bentuk pelayanan jasa klimatologi yang dihasilkan oleh Stasiun Klimatologi

Lebih terperinci

RENCANA POLA TANAM DAN TATA TANAM GLOBAL DETAIL PADA MUSIM HUJAN SERTA PENJELASAN POLA TANAM DI KABUPATEN BANTUL TANGGAL

RENCANA POLA TANAM DAN TATA TANAM GLOBAL DETAIL PADA MUSIM HUJAN SERTA PENJELASAN POLA TANAM DI KABUPATEN BANTUL TANGGAL RENCANA POLA TANAM DAN TATA TANAM GLOBAL DETAIL PADA MUSIM HUJAN TAHUN 2013 / 2014 DAN MUSIM KEMARAU TAHUN 2014 SERTA PENJELASAN POLA TANAM DI KABUPATEN BANTUL Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN KULON PROGO

DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN KULON PROGO DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN KULON PROGO No Nama Satuan Pendidikan Dasar Penerima Hibah Alamat Jumlah Siswa Alokasi Bos (Rp) Sekolah Dasar Negeri 1 SD Negeri 1 Bunder Banaran 78

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016 KATA PENGANTAR Publikasi Prakiraan Musim Kemarau 2016 Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu bentuk pelayanan jasa klimatologi yang dihasilkan oleh Stasiun Geofisika Kelas 1 Yogyakarta / Pos Klimatologi

Lebih terperinci

Pembangunan Fisik Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008

Pembangunan Fisik Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 Pembangunan Fisik Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 Pembangunan Fisik 1 Pembangunan Jl. Banyusoco - Bibal 1 KM Rp 325,000,000.00 2 Pembangunan Jl. SP Girijati - Sumpil 1 Paket Rp 375,000,000.00 3 Pembangunan

Lebih terperinci

DATA MENARA TELEKOMUNIKASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2003 DATA MENARA TELEKOMUNIKASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2004

DATA MENARA TELEKOMUNIKASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2003 DATA MENARA TELEKOMUNIKASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2004 TAHUN 2003 NO. PEMILIK/PEMOHON ALAMAT TOWER KETINGGIAN PEMANFAATAN STATUS KETERANGAN 1 PT. EXCELCOMINDO PRATAMA Dusun Brambang RT 1/1 Semoyo, Patuk XL 2 PT Yogyakarta Tugu Televisi Dusun Salaran, Ngoro-oro,

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMP ) & MADRASAH TSANAWIYAH ( MTs ) KABUPATEN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

DAFTAR NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMP ) & MADRASAH TSANAWIYAH ( MTs ) KABUPATEN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 DAFTAR NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMP ) & MADRASAH TSANAWIYAH ( MTs ) KABUPATEN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 NO NPSN NSS Nama Sekolah Alamat Status Sekolah Desa / Kalurahan 01 20400302 201040101001

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 218 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 218 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 218 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TAHUN 2015 BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009

BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009 KELUARGA KABUPATEN BANTUL TAHUN 2008 BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009 ADMINISTRATIF KAB. BANTUL SECARA ADMINISTRATIF KABUPATEN BANTUL TERDIRI DARI 17

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 3 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN, TATA CARA PEMBAGIAN, DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum pengelolaan sanitasi di Indonesia, yang meliputi pengelolaan sampah, air limbah domestik, dan drainase lingkungan, hingga saat ini belum dapat terselenggara

Lebih terperinci

Bab II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Direktorat Jenderal Pajak DIY

Bab II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Direktorat Jenderal Pajak DIY Bab II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Direktorat Jenderal Pajak DIY Perjalanan reformasi birokrasi nampaknya tak terasa sudah dimulai sejak tahun 2002 yang dimasinisi oleh departemen keungan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPADA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B PENGADLAN NEGER BANTUL KELAS B KEPUTUSAN KETUA PENGADLAN NEGER BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BESARAN BAYA PERKARA PERDATA PADA PENGADLAN NEGER BANTUL KETUA PENGADLAN NEGER BANTUL,

Lebih terperinci

Buletin Edisi September Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi September Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Analisis Hujan Agustus 2016 dan Prakiraan Oktober, November dan Desember 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Juni Agustus 2016) dan Prakiraan Tingkat

Lebih terperinci

Buletin Edisi April 2018 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi April 2018 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buletin Prakiraan Hujan Bulanan memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Maret 2018, Prakiraan Hujan Mei, Juni, dan Juli 2018 serta informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan

Lebih terperinci

Buletin Edisi Januari Tahun 2017 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi Januari Tahun 2017 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Analisis Hujan Desember 2016 dan Prakiraan Februari, Maret dan April 2017 serta informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Oktober Desember 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan

Lebih terperinci

KEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI

KEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI KATA PENGANTAR Buku Buletin Prakiraan dan Analisis memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Oktober 2017, Prakiraan Desember 2017, Januari dan Februari 2018 serta informasi hasil Analisis

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL Nomor : 10/Kpts/Kpu Kab /2015

LAMPIRAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL Nomor : 10/Kpts/Kpu Kab /2015 DAFTAR NAMA ANGGOTA PPS KECAMATAN SEMANU 1 NGEPOSARI Aloysius Sudarlan L Gunungkidul, 7 April 1958 Gunungsari, RT 003 RW 012, Ngeposari Sutopo L Gunungkidul, 9 November 1961 Ngepos, RT 002 RW 008, Ngeposari

Lebih terperinci

Buletin Edisi Oktober Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi Oktober Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Analisis Hujan September 2016 dan Prakiraan November, Desember 2016 dan Januari 2017 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Juli September 2016) dan Prakiraan

Lebih terperinci

KEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI

KEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI KATA PENGANTAR Buku Buletin Prakiraan dan Analisis memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan September 2017, Prakiraan November, Desember 2017 dan Januari 2018 serta informasi hasil Analisis

Lebih terperinci

Buletin Bulan Mei Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Bulan Mei Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Analisis Hujan April 2016 dan Prakiraan Juni, Juli, Agustus 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Februari April 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Sleman, Februari 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI MLATI. AGUS SUDARYATNO, S.Kom, MM NIP

KATA PENGANTAR. Sleman, Februari 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI MLATI. AGUS SUDARYATNO, S.Kom, MM NIP KATA PENGANTAR Buku Buletin Prakiraan dan Analisis memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Januari 2017, Prakiraan Hujan Maret, April, Mei 2017 dan informasi hasil Analisis Tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI

BAB 2 ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI BAB 2 ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI Bagian ini akan menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Gunungkidul saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

Buletin Edisi Agustustus Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi Agustustus Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buletin Edisi Agustustus Tahun 2016 Analisis Hujan Juli 2016 dan Prakiraan September, Oktober dan November 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Mei

Lebih terperinci

Buletin Edisi November Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi November Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Analisis Hujan Oktober 2016 dan Prakiraan Desember 2016 dan Januari, Februari 2017 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Agustus Oktober 2016) dan Prakiraan

Lebih terperinci

Buletin Bulan Januari Tahun 2016 PENGANTAR

Buletin Bulan Januari Tahun 2016 PENGANTAR PENGANTAR Analisis Hujan Desember 2015, Analisis Indeks Kekeringan Tingkat Kekeringan dan Kebasahan periode Oktober - Desember 2015 dan Prakiraan Februari, Maret dan April 2016 disusun berdasarkan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Puskesmas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskemas sebagai UPT Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

Lebih terperinci

BAB 13 PROYEKSI POPULASI DAN KEBUTUHAN AIR DI MASA MENDATANG

BAB 13 PROYEKSI POPULASI DAN KEBUTUHAN AIR DI MASA MENDATANG BAB 3 PROYEKSI POPULASI DAN KEBUTUHAN AIR DI MASA MENDATANG BAB 3 PROYEKSI POPULASI DAN KEBUTUHAN AIR DI MASA MENDATANG 3. Proyeksi Populasi Masa Mendatang 3.. Prosedur Proyeksi Populasi Masa Mendatang

Lebih terperinci

Buletin Edisi Juli Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Edisi Juli Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Analisis Hujan Juni 2016 dan Prakiraan Agustus, September dan Oktober 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (April Juni 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN JARINGAN. CDMA X EVDO Rev.A

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN JARINGAN. CDMA X EVDO Rev.A 37 BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN JARINGAN CDMA 2000 1X EVDO Rev.A Seiring dengan perkembangan teknologi yang diikuti dengan kebutuhan akan layanan data dengan kecepatan tinggi, Telkom Flexi melakukan

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAERAH IRIGASI PROGRAM WISMP APL I STATUS PROVINSI / KABUPATEN

INVENTARISASI DAERAH IRIGASI PROGRAM WISMP APL I STATUS PROVINSI / KABUPATEN INVENTARISASI DAERAH IRIGASI PROGRAM WISMP APL I STATUS PROVINSI / KABUPATEN :DIY / BANTUL DATA ORGANISASI P3A No. Nama Daerah Irigasi Luas Areal (ha) Kecamatan Desa Nama P3A Luas Wilayah Kerja (ha) Jumlah

Lebih terperinci

Buletin Bulan Maret Tahun 2016 PENGANTAR

Buletin Bulan Maret Tahun 2016 PENGANTAR PENGANTAR Analisis Februari 2016, Analisis Indeks Kekeringan Tingkat Kekeringan dan Kebasahan periode Desember 2015 Februari 2016, Prakiraan April, Mei, dan Juni 2016 serta Prakiraan Indeks Kekeringan

Lebih terperinci

DAFTAR SEKOLAH SMP / MTs / SMPT BERDASARKAN JUMLAH NILAI UJIAN NASIONAL SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DAFTAR SEKOLAH SMP / MTs / SMPT BERDASARKAN JUMLAH NILAI UJIAN NASIONAL SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014/2015 UJIAN NASIONAL SMP/MTs TAH PELAJARAN 2014/2015 1 04-106 SMP NEGERI 4 PAKEM N 152 92.53 92.76 96.91 89.13 371.33 1 2 01-007 SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA N 291 91.55 91.83 96.35 90.50 370.23 2 3 01-001 SMP NEGERI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR 015/K.

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR 015/K. KEPUTUSAN BADAN NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NFORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) MOR 015/K.1/SK/AKR/2015 TENTANG PENETAPAN STATUS PROGRAM DAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DATA PILAH KEPENDUDUKAN

DATA PILAH KEPENDUDUKAN DATA IAH KEENDUDUKAN EMERINTAH KABUATEN GUNUNGKIDU DINAS KEENDUDUKAN DAN ENCATATAN SII TAHUN 2014 KATA ENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya sehingga

Lebih terperinci

Enumerator menggunakan tenaga sanitarian puskesmas yaitu sebanyak 30 orang sanitarian serta ditambah sejumlah kader kesehatan desa.

Enumerator menggunakan tenaga sanitarian puskesmas yaitu sebanyak 30 orang sanitarian serta ditambah sejumlah kader kesehatan desa. 2.1 Gambaran Wilayah Wilayah Kabupaten Gunungkidul terletak antara 7º 46-8º 09 Lintang Selatan dan 110º 21-110º 50 Bujur Timur, yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 234 TAHUN 2011

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 234 TAHUN 2011 BUPAT BANTUL KEPUTUSAN BUPAT BANTUL NOMOR 234 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA POLA TANAM DAN TATA TANAM GLOBAL DETAL PADA MUSM HUJAN TAHUN 2011/2012 DAN MUSM KEMARAU TAHUN 2012 BUPAT BANTUL Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Buletin Bulan Februari Tahun 2016 PENGANTAR

Buletin Bulan Februari Tahun 2016 PENGANTAR PENGANTAR Analisis Januari 2016, Analisis Indeks Kekeringan Tingkat Kekeringan dan Kebasahan periode November 2015 Januari 2016, Prakiraan Maret, April dan Mei 2016 serta Prakiraan Indeks Kekeringan Tingkat

Lebih terperinci

Gedangsari, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta, Indonesia

Gedangsari, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta, Indonesia , Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta, Indonesia Sambi Rejo Kali Tirto Madu Rejo Tegal Tirto Sendang Tirto Jogo Tirto Sumber Harjo Gentan Gayam Harjo Ngandong Ngerangan Pacing Nanggulan

Lebih terperinci

KEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI

KEPALA, STASIUN KLIMATOLOGI MLATI KATA PENGANTAR Buletin Prakiraan Hujan Bulanan memuat pengertian tentang Dinamika Atmosfer, Analisis Hujan Desember 2017, Prakiraan Hujan Februari, Maret, dan April 2018 serta informasi hasil Analisis

Lebih terperinci

Buletin Bulan April Tahun 2016 PENGANTAR

Buletin Bulan April Tahun 2016 PENGANTAR PENGANTAR Analisis Maret 2016 dan Prakiraan Mei, Juni, Juli 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Januari Maret 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan tiga bulanan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan:

BAB V PENUTUP. dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Kulon Progo. 1. Kondisi Geografi, Topografi dan Demografis

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Kulon Progo. 1. Kondisi Geografi, Topografi dan Demografis BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Kulon Progo 1. Kondisi Geografi, Topografi dan Demografis Kabupaten Kulon Progo adalah sebuah kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

Buletin Bulan Juni Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Buletin Bulan Juni Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Analisis Hujan Mei 2016 dan Prakiraan Juli, Agustus, September 2016 juga memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Maret Mei 2016) dan Prakiraan Tingkat Kekeringan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA APBD PERUBAHAN 2012 : DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA APBD PERUBAHAN 2012 : DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL PENGUMUMAN RENCANA UMUM BARANG/ JASA APBD PERUBAHAN 2012 DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL Bersama ini kami umumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/ Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG PENUNJUKAN KOORDINATOR TENAGA KERJA SUKARELA OTONOM (TKS-O) DAN TENAGA KERJA SUKARELA OTONOM (TKS-O) PROGRAM

Lebih terperinci