BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR. objek yang berpotensi ialah objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop yang terletak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR. objek yang berpotensi ialah objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop yang terletak"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR 3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Samosir Kabupaten Samosir merupakan salah satu Kabupaten yang ada di provinsi Sumatera Utara yang memiliki daerah-daerah potensi wisata seperti pemandangan alam,wisata sejarah,wisata seni dan budaya yang dapat dikembangkan secara optimal. Dengan demikian, wisatawan tertarik mengunjungi objek wisata tersebut. Salah satu objek yang berpotensi ialah objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop yang terletak di Kecamatan Sianjur Mulamula. Kabupaten Samosir adalah sebuah Kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Toba Samosir. Kabupaten Toba Samosir (Induk), terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Kecamatan Balige, Laguboti, Silaen, Habinsaran, Porsea, Lumbanjulu, Uluan, Pintu Pohan Meranti, Ajibata, dan Borbor. Kabupaten Samosir (kabupaten baru), terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yaitu kecamatan Pangururan, Ronggur Nihuta, Sianjur Mula-mula, Simanindo, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi, Harian, dan Sitio-tio Penerapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, telah mendorong munculnya aspirasi masyarakat di daerah untuk membentuk kabupaten/kota baru yang bersifat otonom. Sebab dengan status daerah otonom baru, mereka berharap akan memperoleh peluang untuk mengurus daerahnya sendiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 15

2 16 Pembentukan Kabupaten Samosir di Propinsi Sumatera Utara yang wilayahnya meliputi seluruh Pulau Samosir dan sebahagian wilayah di pulau Sumatera sudah merupakan agenda Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Untuk itu kajian percepatan pemekaran Kabupaten Toba Samosir dengan melahirkan calon Kabupaten Samosir perlu segera dilakukan mengingat Undang-undang Nomor 22 Tahun Usul pemekaran Kabupaten Toba Samosir menjadi dua kabupaten yang didasarkan pada desakan masyarakat wilayah Samosir dan DPRD Kabupaten Toba Samosir adalah : 1. Kabupaten Toba Samosir (Induk), terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Kecamatan Balige, Laguboti, Silaen, Habinsaran, Porsea, Lumbanjulu, Uluan, Pintu Pohan Meranti, Ajibata, dan Borbor. 2. Kabupaten Samosir (kabupaten baru), terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yaitu kecamatan Pangururan, Ronggur Nihuta, Sianjur Mula-mula, Simanindo, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi, Harian, dan Sitio-tio Aspirasi dan argumentasi masyarakat yang disampaikan kepada DPRD Kabupaten Toba Samosir, Pemerintah Kabupaten Toba Samosir, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ditindaklanjuti dengan : 1. Keputusan DPRD Kabupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir.

3 17 2. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1101/Pem/2002 tanggal 24 Juni 2002 yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara. 3. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 135/1187/Pem/2002 tanggal 3 Juli 2002 yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara perihal laporan tentang aspirasi masyarakat Samosir untuk membentuk Kabupaten Samosir. 4. Terakhir, dari seluruh argumentasi, usulan DPRD dan Bupati Toba Samsoir ini diakomodir dengan keluarnya Undang-undang No. 36 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai. Terbentuknya Kabupaten Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan di wilayah Samosir menuju masyarakat yang lebih sejahtera, dengan tujuan untuk menegakkan kedaulatan rakyat dalam rangka perwujudan sosial, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, merespon serta merestrukturisasi jajaran pemerintahan daerah dalam rangka mempercepat proses pembangunan sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat sejajar dengan kabupaten lainnya dan akan mengangkat harkat hidup masyarakat yang ada di kabupaten Samosir pada khususnya, Provinsi Sumatera Utara pada umumnya. (BPS, Samosir Dalam Angka 2015) 3.2 Letak Geografis Kabupaten Samosir merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dan terletak di bagian pesisir Timur yang memiliki berbagai ragam sumber

4 18 daya alam dan budaya sebagai objek dan daya tarik wisata yang mampu menumbuhkan minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kabupaten Samosir memiliki 9 kecamatan diantaranya: Sianjur Mulamula, Harian, Sitiotio, Onanrunggu, Nainggolan, Palipi, Ronggurnihuta, Pangururan, dan Simanindo. Salah satu aset kepariwisataan Kabupaten Samosir yang sangat potensial adalah air terjun Hadabuan Naisogop. Air terjun Hadabuan Naisogop terletak di Kecamatan Sianjur Mulamula. Secara geografis Kabupaten Samosir terletak di antara Lintang Utara dan Bujur Timur dengan ketinggian antara meter di atas pemukaan laut. Luas wilayahnya ± 2.069,05, terdiri dari luas daratan ± 1.444,25 (69,80 persen), yaitu seluruh Pulau Samosir yang dikelilingi oleh Danau Toba dan sebahagian wilayah daratan Pulau Sumatera, dan luas wilayah danau ±624,80 (30,20 persen). Batas-batas wilayah Kabupaten Samosir adalah di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir, (BPS, Samosir Dalam Angka 2015 : 3).

5 19 Tabel : Luas Wilayah Daratan Menurut Kecamatan di Kabupaten Samosir Kecamatan Luas (km²) Persentase Terhadap Luas Kabupaten Samosir 1. Sianjur Mulamula 140,24 9,71 2. Harian 560,45 38,81 3. Sitiotio 50,76 3,51 4. Onanrunggu 60,89 4,22 5. Nainggolan 87,86 6,08 6. Palipi 129,55 8,97 7. Ronggurnihuta 94,87 6,57 8. Pangururan 121,43 8,41 9. Simanindo 198,20 13,72 Kabupaten Samosir 1 444,25 100,00 Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Samosir Dilihat dari data statistik di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, Kecamatan Harian memiliki luas yang cukup besar dan kecamatan Sitiotio adalah kecamatan dengan luas wilayah yang kecil. 3.3 Penduduk Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas rendah secara sosial dan budayanya yang beraneka ragam tidak akan meningkatkan kualitas pembangunan objek. Oleh sebab itu, untuk menunjang keberhasilan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu adanya pengarahan dan pengendalian kualitas sehingga dapat menguntungkan pembangunan suatu daerah khususnya Kabupaten Samosir.

6 20 Berdasarkan angka proyeksi penduduk pertengahan tahun, penduduk Kabupaten Samosir pada tahun 2014 adalah sebanyak jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki (49,63 persen) dan penduduk perempuan (50,37 persen), dengan rasio jenis kelamin sebesar 98,54 dan angka kepadatan penduduk mencapai 85,21 jiwa/km2. Sementara itu rumah tangga yang ada di Kabupaten Samosir adalah sebanyak dengan rata-rata penduduk tiap rumah tangga sebesar 4,14 jiwa/rumah tangga. Tabel : Luas Wilayah, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Samosir Menurut Kecamatan Kecamatan Luas wilayah (km²) Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km²) 1. Sianjur Mulamula 140, ,99 2. Harian 560, ,40 3. Sitiotio 50, ,85 4. Onanrunggu 60, ,48 5. Nainggolan 87, ,73 6. Palipi 129, ,75 7. Ronggurnihuta 94, ,48 8. Pangururan 121, ,39 9. Simanindo 198, ,26 Kabupaten Samosir 1 444, , , , , , , ,65 Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun 2014 Data dari tabel di atas menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan Kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir ialah penduduk Kecamatan Pangururan sebagai Kecamatan penduduk yang tertinggi dan jumlah total penduduk dari

7 21 keseluruhan Kecamatan dari tahun ketahun menaik, sedangkan Kecamatan Sitiotio adalah kecamatan yang paling sedikit dibanding Kecamatan yang lainnya. Menurut data statistik yang penulis peroleh, selama tahun jumlah pengunjung wisatawan Lokal yang datang orang dari keseluruhan wilayah. Sedangkan jumlah wisatawan Asing yang datang hanya sekitar orang dari keseluruhan wilayah, Terlihat jelas bahwa minat wisatawan Asing terhadap daerah tujuan wisata khususnya Kabupaten Samosir ternyata masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan Lokal. Tetapi ada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2008 yang mencapai pengunjung Asing dan wisatawan Lokal sebanyak pengunjung. 3.4 Sarana dan Prasarana Kabupaten Samosir Panjang Jalan Infrastruktur jalan merupakan sarana yang penting dalam memperlancar arus transportasi, dengan kondisi jalan yang baik dan lancar maka akan semakin tertarik dan mudah menjangkau suatu tempat yang akan dikunjungi. Secara khusus prasarana jalan di Kabupaten Samosir merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk menghubungkan suatu daerah dengan daerah yang lainnya. Selain itu jalan juga berfungsi untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Kecamatan Sianjur Mulamula merupakan Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Samosir salah satu kawasan objek wisata yaitu air terjun Hadabuan Naisogop. Bila ditempuh perjalanan dari jalur darat via Medan-Tele-pangururan memakan waktu sekitar 4-5

8 22 jam. Perjalanan dari pangururan menuju air terjun Naisogop memakan waktu sekitar 1 jam. Kondisi jalan menuju kawasan daerah objek wisata tersebut kurang memadai. Belum seluruhnya jalan aspal, masih ada jalan yang rusak/belubang-lubang dan transportasi menuju kawasan objek wisata khususnya ke kecamatan Sianjurmulamula tidak ada. Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir, panjang jalan di Kabupaten Samosir pada tahun 2014 adalah 915,06 kilometer, yaitu jalan negara sepanjang 32,00 kilometer yang seluruh permukaannya adalah hotmix dengan kondisi masih baik, jalan provinsi sepanjang 156,35 kilomete.r Dimana 86,75 kilometer diantaranya adalah jalan hotmix dan 69,60 kilometer adalah jalan aspal, dan jalan kabupaten sepanjang 726,72 kilometer. Dimana 26,55 kilometer diantaranya adalah jalan hotmix, 565,29 kilometer jalan aspal, 112,75 kilometer jalan krikil, dan 22,13 kilometer jalan tanah. Menurut kondisi jalan, jalan propinsi yang masih baik adalah sepanjang 86,65 kilometer, kondisi sedang sepanjang 10,20 kilometer, rusak sepanjang sepanjang 10,85 kilometer, dan rusak berat. sepanjang 48,65 kilometer, sedangkan kondisi jalan kabupaten yang masih baik adalah sepanjang 309,01 kilometer, kondisi sedang sepanjang 272,84 kilometer, kondisi rusak sepanjang 35,05 kilometer, dan kondisi rusak berat sepanjang 109,84 kilometer (BPS, Samosir Dalam Angka 2015: 95). Tabel Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kecamatan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Samosir 2014

9 23 Kondisi Jalan Kecamatan Baik Sedang Rusak Rusak Julah Total Berat 1.Sianjur Mulamula 39,64 21,26 3,60 1,68 66,18 2. Harian 11,33 21,30 6,20 0,45 39,27 3. Sitiotio 6,11 1,02 1,58 14,62 23,33 4. Onanrunggu 46,95 78,63 3,81 41,86 171,25 5. Nainggolan 22,57 22,90 3,81 13,22 62,50 6. Palipi 29,07 36,61 0,06 11,99 77,73 7. Ronggurnihuta 40,10 49,19 12,15 13,37 114,81 8. Pangururan 62,47 19,50 3,38 3,01 88,36 9. Simanindo 50,77 22,43 0,46 9,64 83,30 Jumlah 309,01 272,84 35,05 109,84 726, ,35 511,33 59,19 71,65 667, ,55 519,63 62,69 22,15 616, ,79 524,64 60,43 22,13 615, ,52 517,03 70,30 17,58 611, ,52 517,03 70,30 15,48 609, ,03 505,04 76,11 23,15 609, ,40 468,58 114,20 12,50 598, ,40 422,20 162,58 2,20 588,38 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir Berdasarkan table data statistik, dapat disimpulkan bahwa dari 9 Kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir kondisi jalan yang baik terdapat di Kecamatan Pangururan, kondisi jalan yang sedang terdapat di Kecamatan Onanrunggu, kondisi jalan rusak di Kecamatan Ronggurnihuta, dan kondisi jalan yang rusak berat terdapat di Kecamatan Onanrunggu Transportasi Sektor perhubungan merupakan sarana transportasi baik melalui darat maupun perhubungan danau (transportasi danau). Prasarana transportasi yang terdapat di

10 24 Kabupaten Samosir adalah berupa jalan dan jembatan. Namun bila dikaitkan prasarana transportasi dengan objek wisata yang ada di Kabupaten Samosir belum memadai. Hanya beberapa bus umum saja yang trayeknya menuju ke beberapa objek wisata. Begitu banyak objek wisata yang terdapat di Kabupaten Samosir, namun kendaraan menuju ke objek wisata tertentu belum ada disediakan. Salah satunya ialah objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop yang terdapat di Kecamatan Sianjur Mulamula. Di kawasan daerah Kecamatan Sianjur Mulamula banyak terdapat tempat objek-objek wisata yang berpotensi, akan tetapi yang menjadi kendalanya ialah akses menuju ke daerah tujuan wisata tersebut tidak ada. Kabupaten Samosir dapat dicapai melalui jalan darat dengan menempuh rute yaitu: Medan-Berastagi-Merek-Tele-Pangururan. Secara rinci daftar angkutan umum yang melayani trayek antar kota(dalam satu provinsi) di Kabupaten Samosir dapat dilihat dalam tabel berikut, tabel (8.1.7). Table Banyaknya Perusahaan dan Armada Angkutan Umum yang Memiliki Izin Trayek di Kabupaten Samosir (2014) Banyaknya Jenis Angkutan Umum Banyaknya Armada 1. Bus Angkutan Umum Antar Kabupaten/Kota Antar Provinsi (AKAP) 2. Bus Angkutan Umum Antar Kabupaten/Kota Dalam Provinsi (AKDP) 3. Bus Angkutan Umum Antar Pedesaan Dalam Kabupaten Perusahaan Becak Bermotor (buah) Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi, Dan Informatika Kabupaten Samosir

11 Pendidikan Peningkatan partisipasi sekolah penduduk, tentunya harus diimbangi dengan penyedian sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Berikut ini adalah data statisitik yang menunjukkan banyaknya jumlah keseluruhan sekolah, jumlah murid,dan guru di Kabupaten Samosir. Tabel: Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Menurut Tingkat Pendidikan dan Tahun Ajaran di Kabupaten Samosir Tahun Ajaran Tingkat Pendidikan 2009/ / / / / / TK - Sekolah (buah) Guru (orang) Murid (orang) SD - Sekolah (buah) Guru (orang) Murid (orang) SMP - Sekolah (buah) Guru (orang) Murid (orang) SMU - Sekolah (buah) Guru (orang) Murid (orang) SMK - Sekolah (buah) Guru (orang) Murid (orang) Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir

12 26 Data dari tabel di atas menunjukkan jumlah tingkat pendidikan di Kabupaten Samosir, jumlah tertinggi pada sekolah dasar (SD) dan yang terendah di taman Kanak-kanak (TK). Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2014, persentase penduduk Kabupaten Samosir berusia 10 tahun ke atas yang masih sekolah diperkirakan sebesar 28,69 persen, sedangkan yang tidak/belum pernah sekolah adalah 1,90 persen, dan yang tidak bersekolah lagi adalah 69,41 persen. Persentase penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan yang tidak bersekolah lagi mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya, sementara masih sekolah semakin berkurang (BPS, Samosir Dalam Angka 2015: 103). Melalui data statistik di atas, bila dihubungkan dengan kepariwisataan khususnya objek wisata atau wisata budaya, para siswa baik TK, SD, SMP, SMA, SMK seharusnya mendapat pengetahuan tentang kebudayaan daerah asalnya. Diarahkan untuk menjaga lingkungan agar dapat melestarikan daerah asalnya sebagai objek wisata. Terkait dengan pengunjung objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop yang berada di Kecamatan Sianjur Mulamula, Pengunjung objek wisata ini belum begitu banyak diketahui oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing karena keberadaan objek wisata ini masih baru. Tidak lain pengunjungnya adalah penduduk setempat yang berada disekitar objek wisata yang berusia 10 tahun ke atas. Namun ada juga kalangan remaja/orang dewasa yang berada di luar daerah tersebut datang mengunjungi objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop.

13 BAB IV POTENSI AIR TERJUN HADABUAN NAISOGOP SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI KABUPATEN SAMOSIR 4.1 Potensi Air pada Air Terjun Hadabuan Naisogop Air terjun Hadabuan Naisogop merupakan air yang berasal dari bawah gunung bukit Tele, sehingga air yang mengaliri air terjun ini masih terjaga kemurnian dan alaminya. Air terjun Hadabuan Naisogop memiliki ketinggian sekitar 18 meter dari permukaan sungai yang berada di bawahnya sampai ujung tempat mengalirnya air terjun. Air terjun Hadabuan Naisogop memiliki bentuk yang tidak lurus (terjal ke bawah), tetapi berkelok. Curahan air dari tebing sampai dasar air membuat air beriak. Air dari air terjun ini sangatlah dingin dan jernih membuat siapapun ingin menyentuhnya. Air terjun Hadabuan Naisogop di apit oleh dinding-dinding batu dan di tutupi ranting pohon yang tumbuh di sekitar air terjun membuat suasana menjadi rimbun, sehingga udaranya pun terasa sejuk dan sangat menyenangkan walaupun berada disini pada siang hari. Aliran air yang mengalir dari atas hingga jatuhnya ke bawah cukup luas. Jatuhnya air pada air terjun Hadabuan Naisogop lumayan deras, percikan-percikan air yang dibawa oleh hempasan angin mengenai sekujur tubuh terasa dingin dan segar. Terdapat dua aliran air yang jatuh ke permukaan air, namun berasal dari mata 27

14 28 air yang sama. Air yang mengalir mengenai dinding bebatuan, sehingga percikannya merembes dan terlihat begitu mempesona. Percikan aliran air pada air terjun Hadabuan Naisogop dipengaruhi oleh keadaan alam, dimana angin yang berhembus kencang maka percikan air yang jatuh akan merembes sampai ke aliran sungai dan semua dinding bebatuan pun akan terkena percikan air. Hal tersebut membuat dinding menjadi lembab dan ditumbuhi tanaman-tanaman yang tumbuh disekitar dinding seperti lumut dan rumput. Walaupun begitu dinding tebing terlihat eksotis. Air yang jatuh dari atas tebing sampai ke permukaan air, tidak langsung mengalir begitu saja. Air yang jatuh dari atas tebing jatuh ke kubangan air seperti kolam yang cukup luas dan tidak begitu dalam, dapat digunakan untuk bermain air ataupun berenang dan terdapat beberapa batu-batu yang ukurannya cukup besar yang dapat digunakan sebagai tempat peristirahatan atau pun sebagai tempat bersantai seuasai berenang. Sepanjang aliran air pada air terjun Hadabuan Naisogop terdapat batu-batu yang sudah di tata di pinggir-pinggir sungai, jadi wisatawan yang tidak berenang pun bisa bersantai ataupun sekedar merendam kaki diantar bebatuan, karena aliran sungai disekitar bebatuan tidak begitu dalam. Namun wisatawan juga harus berhati-hati karena bebatuannya agak licin. Sepanjang aliran sungai banyak bebatuan, dan di tengah aliran ada bendungan batu-batuan, sehingga air mengalir dari sela-sela batu yang sudah di tata, seolah menjadi air mancur. Akan tetapi, warna air yang mengaliri

15 29 sungai berbeda dengan warna air yang berada di kubangan. Air yang berada di kubangan begitu jernih, sedangkan warna air yang mengaliri sungai berwarna kuning kecoklatan, hal tersebut di karenakan oleh warna tanah yang di dalam aliran sungai berwarna kekuning coklatan. Aliran air terjun ini mengalir menuju desa Sianjur yang digunakan warga untuk mengairi irigasi di persawahan. Ketika pengunjung sudah berada di lokasi air terjun Hadabuan Naisogop, pengunjung akan dibawa dengan sejuknya hawa dingin dan segar yang membawa secercah air yang turun jatuh. Udara yang masih bersih dan sejuk, jauh dari kebisingan seperti di perkotaan menjadikan perjalanan terasa sangat nyaman dan menyenangkan. Udara yang sejuk tentu membuat para pengunjung menjadi semakin betah selama berada di kawasan air terjun ini. Hempasan angin yang kencang membuat wisatawan seolah-olah berada di suatu tempat yang menawarkan kesejukan dan keasrian alam. Selama berada di air terjun Hadabuan Naisogop, wisatawan tidak hanya sekedar melihat objek ini saja. Terdapat kubangan air seperti kolam sungai yang cukup luas, wisatawan tentunya dapat merasakan langsung air terjun ini. Dingin dan sejuknya air yang mengalir kolam sungai tentu jangan disia-siakan, karena wisatawan dapat bermain-main air dengan teman yang diajak berwisata ke tempat ini. Pengunjung bisa saling melemparkan guyuran air sejuk ke teman dan seru-seruan disini, bahkan wisatawan dapat merasakan jatuhnya air dari atas tebing. Jatuhnya air yang mengenai tubuh seolah sekujur tubuh dikusut-kusut.

16 30 Aktivitas lain yang dapat dilakukan dari air yang ada di air terjun Hadabuan Naisogop yaitu bermeditasi dengan alam, hal tersebut dapat dilakukan karena suara dari riak air, kondisi udara yang sejuk, angin yang segar dan lokasi ini sangat nyaman dan tidak terganggu dengan bisingnya suara seperti di daerah perkotaan. Tentunya kenyamanan suasana seperti itulah yang ingin dicari oleh wisatawan ketika mengunjungi objek wisata alam yang mampu menghipnotis pengunjung dengan suasana dan pemandangan yang tidak ada duanya di tempat lain. Gericik dan derasnya air terjun yang jatuh dari atas tebing dapat dinikmati manusia secara utuh, membuat pengunjung takjub betapa indah ciptaan Tuhan. Air terjun Hadabuan Naisogop begitu indah, banyak kalangan anak muda yang tertarik akan jatuhnya aliran airnya. Air yang mengalir dari atas hingga jatuh ke bawah merupakan warisan alam yang wajib dijaga kelestarian dan kebersihannya. 4.2 Potensi Keindahan Alam di Kawasan Air Terjun Hadabuan Naisogop Air terjun Hadabuan Naisogop tidak hanya memiliki keindahan air terjun saja, namun air terjun Hadabuan Naisogop memberikan pemandangan yang sangat memesona para wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata tersebut. Keindahan alam di sekitar air terjun juga mendukung karena masih terjaga dengan baik. Pemandangan alam yang menarik dilihat dari kawasan air terjun Hadabuan Naisogop diantaranya terdapat bukit-bukit, gunung, persawahan dan perumahan penduduk desa Sianjur yang terbentang.

17 31 Pondok tempat peristirahatan yang berada di kawasan air terjun ini berada di dataran tinggi dan dihadapkan ke pemandangan alam berupa panorama pedesaan Sianjur berada di dataran rendah yang membentang di wilayah tersebut, dari kawasan ini dapat dilihat keindahan alam berupa persawahan dan perumahan penduduk, bukitbukit, gunung Pusuk Buhit, dan terdapat keindahan Danau Toba terbentang lurus dari kejauhan. Pemandangan alam berupa pedesaan Sianjur yang berada diantara perbukitan dan gunung Pusuk Buhit yang menjulang tinggi terlihat begitu memesona hati. Rumah-rumah penduduk berada di kaki perbukitan dan ada juga di lembah bukit di dataran rendah. Sehingga dari ketinggian dari kawasan air terjun Hadabuan Naisogop terlihat keindahan alam pedesaan Sianjur dan keindahan bukit-bukit di sekitarnya. Persawahan penduduk yang terbentang dan tertata rapi, sangat enak dilihat dari kawasan air terjun Hadabuan Naisogop. Bentuk perbatasan antar persawahan seperti garis-garis yang membatasi terlihat seperti lapangan padang rumput hijau yang menyegarkan mata dan hempasan angin yang kencang membuat seolah berada di suatu tempat yang menawarkan kesejukan dan keasrian. Begitu juga dengan rumah-rumah penduduk terlihat dari kawasan air terjun Hadabuan Naisogop. Terlihat rumah-rumah penduduk yang berada di antara satu desa dengan desa yang lain. Perumahannya masih terlihat sedikit, akan tetapi lahan persawahan begitu luas di banding banyaknya perumahan penduduk yang terbentang.

18 32 Selain itu, wisatawan juga dapat melihat keindahan alam yaitu panorama air Danau Toba, airnya biru dan terllihat tenang dan dari kejauhan tampak begitu memesona hati pengunjung yang datang. Berada di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop juga disuguhkan dengan panorama gunung Pusuk Buhit yang menjulang tinggi begitu indah, pepohonan dan rumput hijau yang tumbuh di sekitarnya juga terlihat menyegarkan mata. Begitu juga dengan panorama bukit-bukit yang mengelilingi pedesaan Sianjur. Persawahan, perumahan penduduk dan pepohonan yang berada disekitarnya terlihat tenang dan asri, seperti tidak ada aktivitas masyarakat yang berlalu. Wisatawan juga dapat melihat jalan besar yang biasa digunakan masyarakat dari kawasan ini. Terlihat bentuk jalan yang semakin mendaki megelilingi perbukitan. Keindahan alam yang membentang memberikan kesan tersendiri bagi yang melihatnya. Perpaduan antara perbukitan, gunung, pepohonan dan rumah-rumah penduduk menjadi suatu keindahan yang tidak ada duanya. Membuat mata terbelalak dan hati juga berdecak kagum. Pemandangan alam dari kawasan air terjun Hadabuan Naisogop tidak hanya disuguhkan dengan panorama pedesaan sianjur yang terbentang. Akan tetapi, panorama di sekitar air terjun juga terlihat indah. Air terjun Hadabuan Naisogop berada di antara perbukitan yang tinggi. Sepanjang perjalanan saat menuju lokasi air terjun, pengunjung akan menikmati pemandangan alam berupa perbukitan yang berada disekitanya yang sangat elok dan menggoda hati. Hamparan pepohonan yang

19 33 tumbuh di perbukitan mengelilingi air terjun Hadabuan Naisogop juga masih terjaga alami. Nyanyian burung-burung yang berada di sekitar air terjun juga turut membuat wisata menjadi lebih bermakna karena memberikan rasa nyaman. Wisatawan juga akan melihat pemandangan air terjun Hadabuan Naisogop yang begitu indah. Air terjun Hadabuan Naisogop diapit oleh bukit yang menjulang tinggi, seolah setengah dari badan air terjun tertutupi namun tetap terlihat indah. Jika air terjun di lihat dari kejauhan terlihat begitu mempesona. Jatuhnya air terjun Hadabuan Naisogop sangatlah memukau dan menyegarkan mata. Butir-butiran air yang jatuh dari atas tebing terbawa hempasan angin dan terasa sangat segar. Keadaan air tejun Hadabuan Naisogop masih alami, alur sungai yang indah dan dinding bebatuannya belum pernah tersentuh. Dinding-dinding batu yang berada di antara air terjun Hadabuan Naisogop terlihat menarik. Dinding batu di tumbuhi oleh rumput-rumput hijau dan akar-akar dari pepohonan ada yang menembus dinding-dinding tebing. Dinding tebing tersebut terlihat seolah menjadi terlihat sangat kokoh dan enak di lihat oleh mata. Perpaduan pemandangan air terjun yang jatuh dan bukit yang menjulang di sekitar air terjun Hadabuan Naisogop terlihat begitu indah. Perbukitan yang berada disekitar air terjun ini terdapat pohon-pohon pinus dan padang rumput hijau yang menyegarkan mata dan pikiran. Keindahan alam yang terdapat dikawasan air terjun. Keindahan alam yang terdapat di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop sangat mempesona. Bentang alam pedesaan Sianjur yang indah dipadu dengan panorama

20 34 perbukitan menjadikan suatu hal yang memberikan keistimewaan tersendiri bagi para wisatawan. Begitu pula dengan keindahan air terjun Hadabuan Naisogop begitu memukau. Bukit yang mengapit air terjun dan aliran alur sungai yang begitu indah menjadi pemandangan yang menarik untuk dilihat. Oleh karena itu, potensi yang ada di kawasan objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop sangatlah besar dan mampu menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Samosir. 4.3 Udara di Kawasan Air Terjun Hadabuan Naisogop Wilayah dengan udara yang sejuk dan segar merupakan dambaan setiap orang. Air terjun Hadabuan Naisogop berada di kawasan pedesan yang masih asri dan sejuk, menambah kesan alami dari wilayah objek wisata ini. Udara yang sejuk tentu membuat para pengunjung menjadi semakin merasa nyaman berkunjung ke lokasi air terjun Hadabuan Naisogop. Sejuk dan segarnya udara di perkotaan tidak lagi ditemukan seperti di daerah pedesaan. Udara di perkotaan sudah tercemar oleh berbagai asap-asap seperti asap rokok, kendaraan maupun asap pabrik-pabrik dan pepohononan di daerah perkotaan juga tidak begitu banyak ditemukan, berbeda dengan kehidupan di pedesaan. Air terjun Hadabuan Naisogop terletak di sebuah pedesaan yang jauh dari bisingnya perkotaan. Daerah sekitar air terjun Hadabuan Naisogop masih alami. Tidak banyak ditemukan asap kendaraan yang lalu lalang dan asap-asap pabrik juga tidak banyak ditemukan seperti di daerah perkotaan. Banyaknya kendaraan yang jumlahnya berlebihan dan juga kurangnya penghijauan di kota tidak hanya menjadikan

21 35 kemacetan disetiap sudut kota, tetapi juga menimbulkan polusi dimana-mana. Berbeda dengan udara di desa yang masih sejuk dan segar. Kawasan air terjun Hadabuan Naisogop terlihat alami, masih banyak ditemukan pepohonan, bukit-bukit dengan padang rumput yang hijau membuat hati berdecak kagum, dan kawasan air terjun Hadabuan Naisogop berada di dataran tinggi, jadi ketika angin berhembus terasa sejuk dan segar jauh dari kebisingan seperti di perkotaan membuat hati terasa nyaman dan damai.

22 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan tentang potensi air terjun Hadabuan Naisogop sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Samosir, maka penulis membuat kesimpulan : 1) Potensi air pada air terjun Hadabuan Naisogop: 1. Air dari air terjun ini sangatlah dingin dan jernih membuat siapapun ingin menyentuhnya. 2. Terdapat kubangan air seperti kolam yang cukup luas di bawah air terjun Hadabuan Naisogop, wisatawan yang datang bisa melakukan aktivitas bermain air, berendam dan berenang. 3. Aktivitas lain yang dapat dilakukan wisatawan ialah bermeditasi dengan alam, hal tersebut dapat dilakukan karena suara dari riak air, angin yang segar dan lokasi sangat nyaman 2) Potensi keindahan alam di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop: 1. Pemandangan alam berupa pedesaan Sianjur yang berada diantara perbukitan dan gunung Pusuk Buhit yang terlihat begitu memesona hati. 2. Wisatawan juga dapat melihat keindahan alam yaitu panorama Danau Toba, dari kejauhan airnya biru dan terllihat tenang terlihat indah. 36

23 37 3. Panorama bukit-bukit dan gunung Pusuk Buhit yang menjulang tinggi begitu indah, pepohonan dan rumput hijau yang tumbuh di sekitarnya juga terlihat menyegarkan mata. 4. Wisatawan dapat melihat pemandangan air terjun Hadabuan Naisogop yang di apit oleh bukit yang menjulang dan jatuhnya air terjun juga sangat memukau. 3) Kondisi udara di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop: 1. Air terjun Hadabuan Naisogop berada di kawasan pedesan yang masih asri dan sejuk. 2. Kondisi udara yang sejuk, angin yang segar dan lokasi ini sangat nyaman dan tidak terganggu dengan bisingnya seperti di daerah perkotaan. 3. Tidak banyak ditemukan asap kendaraan yang lalu lalang dan asapasap pabrik seperti di daerah perkotaan yang membuat udara jadi tercemar. 5.2 Saran Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyarankan : 1. Pemerintah perlu membangunan fasilitas-fasilitas yang masih kurang di objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop 2. Pemerintah harus lebih mempromosikan objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop karena air terjun ini memiliki potesi yang baik.

24 38 3. Pemerintah dan masyarakat harus menjalin kerja sama untuk menyediakan transportasi umum. 4. Bagi wisatawan yang berkunjung diharapkan dapat menjaga kelestarian air terjun Hadabuan Naisogop dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat.

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR. 2.1.Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Samosir.

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR. 2.1.Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Samosir. BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR 2.1.Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Samosir. Kabupaten Samosir merupakan sebuah kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Toba Samosir. Diawali

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Samosir

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Samosir BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR 2.1. Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Samosir Kabupaten Samosir merupakan sebuah kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Toba Samosir. Diawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG

RGS Mitra 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG RGS Mitra 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh

PENDAHULUAN. daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh PENDAHULUAN Latar Belakang Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi daerah disekitarnya, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan adat istiadat yang berbeda,yang mempunyai banyak pemandangan alam yang indah berupa pantai,danau,laut,gunung,sungai,air

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Manusia selalu menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup. Hal ini disebabkan karena tidak sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia dibandingkan jumlah kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 22 SERI E NOMOR 24

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 22 SERI E NOMOR 24 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 22 SERI E NOMOR 24 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005-2025

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup banyak dengan beribu-ribu pulau, keanekaragaman pesona alam, suku,

BAB I PENDAHULUAN. cukup banyak dengan beribu-ribu pulau, keanekaragaman pesona alam, suku, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pariwisata mengalami perkembangan yang sangat pesat. Faktor pendorongnya antara lain perubahan ekonomi dunia yang sangat cepat, transportasi yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat strategis dan memiliki trend kontribusi positif terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurut data BPS,

Lebih terperinci

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati: Daya tarik wisata alam Ujung Genteng memang membuat banyak orang penasaran karena keragaman objek wisatanya yang bisa kita nikmati dalam sekali perjalanan, mulai dari pantai berpasir putih, melihat penyu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TOBA SAMOSIR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan kekayaan keindahan alam yang beraneka ragam yang tersebar di berbagai kepulauan yang ada di Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari hari penulis sering menjumpai taman. Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pelaku usaha yang bergerak di bidang penjualan produk barang maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus berkembang. Hal ini

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang adalah sebuah perihal atau peristiwa yang menjadi sebab, alasan, awal, sejarah untuk melahirkan suatu perihal dan peristiwa yang baru di masa mendatang. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu fonologi adalah suatu kajian bahasa dalam hal bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi ujaran yang dimaksud adalah bentukan fonem-fonem yang

Lebih terperinci

Jumlah penduduk Kabupaten Samosir berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 119 ribu orang

Jumlah penduduk Kabupaten Samosir berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 119 ribu orang Jumlah penduduk Kabupaten Samosir berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 119 ribu orang Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS Oleh : Pengendali EkosistemHutan TAMAN NASIONAL BALURAN 2004 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Taman Nasional Baluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Globalisasi sering diterjemahkan sebagai gambaran dunia yang lebih seragam dan terstandar melalui teknologi, komersialisasi, dan sinkronisasi budaya yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia

Lebih terperinci

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan. 23 1. Potensi Wisata Gunung Sulah Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Kepariwisataan merupakan perangkat yang penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan perlu mendapat perhatian yang baik bagi pemerintah daerah untuk keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Variasi leksikal merupakan variasi bahasa yang dapat diketahui dari adanya perbedaan cara pelafalan dan perubahan bentuk dalam suatu bahasa. Seperti pada leksikon [inong]

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 hektar yang terbagi dalam 9 kecamatan. Kabupaten Kudus memiliki potensi pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak objek pariwisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak objek pariwisata untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak objek pariwisata untuk dikunjungi, baik wisata alam maupun wisata buatannya. Tingginya minat masyarakat yang ingin berkunjung

Lebih terperinci

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA Karya Tulis SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA. 2006 PROVINSI SUMATERA UTARA Murbanto Sinaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang pariwisata tidak dapat lepas dari perkembangan sejarah pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah bangsa yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian suatu daerah harus tercermin oleh kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak ketahanan pangan. Selain

Lebih terperinci

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 21/03/12/Th. XVIII, 2 Maret 2015 TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata saat ini tidak terlepas dari kehidupan manusia, bahkan sudah menjadi kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi. Permintaan akan wisata menyebabkan paket-paket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi beberapa Negara, terlebih lagi bagi Negara berkembang seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan (nusantara) yang terdiri dari 17.508 pulau Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki karakteristik

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan ikan yang meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI Gambaran Umum dan Sejarah Kabupaten Samosir Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran dari kabupaten induknya

BAB II DESKRIPSI LOKASI Gambaran Umum dan Sejarah Kabupaten Samosir Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran dari kabupaten induknya BAB II DESKRIPSI LOKASI 2. 1. Gambaran Umum dan Sejarah Kabupaten Samosir Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran dari kabupaten induknya yakni Kabupaten Toba Samosir yang dibentuk berdasarkan Undang-undang

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan banyaknya objek wisata yang tersebar di banyak kota dan kabupatennya. Salah satunya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan merupakan beberapa isu yang membutuhkan solusi melalui perancagan sebuah fasilitas bangunan untuk memecahkan masalah tersbut.

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang diharapkan mampu menjadi kekuatan pembangunan, yang dapat diandalkan terutama sebagai penghasil devisa negara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Penetapan otonomi daerah menjadi pintu gerbang bagi setiap pemerintah daerah untuk berlomba-lomba dalam mengelola, memacu, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002, tanggal 10 Juni 2002. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya. Keindahaan alam yang terdapat di Indonesia sangat berpotensi menjadi obyek wisata yang

Lebih terperinci

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi 10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi Manado merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki semboyan Torang Samua Basudara yang berarti Kita Semua Bersaudara. Masyarakat

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2016 ISBN : 978-602-6431-04-2 No. Publikasi : 12060.1532 Katalog BPS : 1101002.1206073 Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm Jumlah

Lebih terperinci

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI Disusun oleh : Lucky Indra Pradipta (07312244072) Agus Satmoko (07312244081) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSUTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

Provinsi Sumatera Utara: Demografi Fact Sheet 02/2015 (28 Februari 2015) Agrarian Resource Center ARC Provinsi Sumatera Utara: Demografi Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi peringkat ke-4 di Indonesia dari sisi jumlah penduduk. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kota Bandung merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya dan Medan. Kota Bandung memiliki udara yang sangat sejuk dengan panorama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya alam berupa keindahan alam, flora, fauna, peninggalan-peninggalamn

BAB I PENDAHULUAN. daya alam berupa keindahan alam, flora, fauna, peninggalan-peninggalamn BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Indonesia memiliki sumber daya alam yang menarik serta memiliki keunikan tersendiri yang dapat dijadikan objek dan daya tarik wisata. Sumber daya alam berupa

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

SEKILAS BERBURU BAWANG MERAH DI PULAU SAMOSIR

SEKILAS BERBURU BAWANG MERAH DI PULAU SAMOSIR No. 10 - Agustus 2014 SEKILAS BERBURU BAWANG MERAH DI PULAU SAMOSIR Kondisi Geografis, Iklim, dan Sosio Ekonomis Kabupaten Samosir terletak di Provinsi Sumatera Utara, yaitu di Pulau Samosir di tengah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri dari sepuluh Provinsi. Salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera adalah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD) KABUPATEN SAMOSIR

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD) KABUPATEN SAMOSIR RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD) KABUPATEN SAMOSIR 2011-2015 PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR DAFTAR ISI DAFTAR ISI.... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kabupaten Malinau adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Ibu Kota dari Kabupaten ini adalah Malinau Kota. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia termasuk oleh rakyat yang ada di Sumatera Utara. Secara umum mereka sudah mengetahui bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan penghasil devisa yang cukup besar untuk negara disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam meningkatkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata diharapkan

Lebih terperinci