BUKU PUTIH SANITASI. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014 KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PUTIH SANITASI. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014 KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA"

Transkripsi

1 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA DISIAPKAN OLEH : KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat rakhmat dan ridho nya, Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya. Berbicara masalah sanitasi tentunya tidak terlepas dari 4 (empat) aspek yaitu : penanganan permasalahan sampah, penanganan limbah domestik, pembangunan drainase untuk mengurangi genangan air, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sanitasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari hari. Kondisi sanitasi suatu masyarakat dapat menggambarkan tingkat kehidupannya. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 ini disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran fasilitas sanitasi, kondisi sanitasi pada waktu yang lalu maupun saat ini dan hal-hal yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan serta program pengembangan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk masa yang akan datang. Buku Putih Sanitasi (BPS) nantinya merupakan sumber utama dari penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Memorandum Program Sanitasi (MPS). Selain itu juga menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan sektor sanitasi dan melakukan kerjasama dengan pihak swasta. Segala upaya telah dilakukan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 ini, walaupun masih dirasakan terdapat kekurangan dan kesalahan. Kami sangat mengharapkan saran dari berbagai pihak untuk dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Tim Pelaksana Kelompok Kerja PPSP Kabupaten Labuhanbatu Utara dan City Fasilitator yang telah menyelesaikan penyusunan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua. Aek Kanopan, November 2014 BUPATI LABUHANBATU UTARA H. KHARUDDIN SYAH, SE 17

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Buku Putih Sanitasi Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan layanan yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, dalam pengembangan kebijakan, perencanaan serta penganggaran. Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan yang tidak menjadi prioritas utama, sehingga sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Masih sering dijumpai bahwa aspekaspek pembangunan sanitasi, yaitu air limbah, persampahan dan drainase, serta dilengkapi dengan penyediaan air bersih, masih belum bersinergi dan berkelanjutan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 660/4919/Sj Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerah, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara secara struktural dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Labuhanbatu Utara nomor 050/38/Bappeda/2014, tanggal 1 Januari Mengingat aspek pembangunan sanitasi cukup luas, baik yang terkait langsung dengan pembangunan fisik dan masyarakat, maupun yang tidak terkait langsung. Adapun susunan keanggotaan Pokja terdiri dari Penanggung Jawab, Ketua, Sekretaris, Bidang Perencanaan, Bidang Teknis, Bidang Pendanaan, Bidang Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Monitoring dan Evaluasi, serta Tim Sekretariat Pokja. Sanitasi memiliki banyak beragam definisi yang menggambarkan intisari dari sanitasi itu sendiri. Sanitasi merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia (Notoadmojo, 2003). 18

4 DAFTAR ISI Buku Putih Sanitasi Kata Pengantar...i RingkasanEksekutif (Excecutive Summary)...ii Daftar Isi...iii DaftarTabel...v Daftar Peta...ix DaftarGambar...x Daftar Istilah...xii BAB 1. Pendahuluan LatarBelakang Landasan Gerak Maksud dan Tujuan Metodologi Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Dasar Hukum Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Dokumen Perencanaan Lainnya BAB 2. Gambaran Umum Wilayah Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Demografi Keuangan dan Perekonomian Daerah Tata Ruang Wilayah Sosial dan Budaya Kelembagaan Pemerintah Daerah Komunikasi dan Media BAB 3. Profil Sanitasi Wilayah Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi Tatanan Rumah Tangga Tatanan Sekolah Pengelolaan Air Limbah Domestik Kelembagaan Sistem dan Cakupan Pelayanan Peran Serta Masyarakat Komunikasi dan Media Peran Swasta Pendanaan dan Pembiayaan Permasalahan Mendesak Pengelolaan Persampahan Kelembagaan Sistem dan Cakupan Pelayanan Peran Serta Masyarakat Komunikasi dan Media Peran Swasta Pendanaan dan Pembiayaan Permasalahan Mendesak

5 3.5 Pengelolaan Drainase Perkotaan Kelembagaan Sistem dan Cakupan Pelayanan Peran Serta Masyarakat Komunikasi dan Media Peran Swasta Pendanaan dan Pembiayaan Permasalahan Mendesak Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi Pengelolaan Air Bersih Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Pengelolaan Limbah Medis BAB 4. Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Peningkatan Pengelolaan Persampahan Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi BAB 5. Area Beresiko Sanitasi Lampiran 20

6 DAFTAR TABEL Buku Putih Sanitasi Tabel2.1Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa Tabel 2.3 Jumlah dan kepadatan penduduk 3 tahun terakhir Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per Kapita Tabel 2.10 Perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Tabel 2.13 Jumlah Rumah Per Kecamatan Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Promosi Higiene dan Sanitasi Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/MI Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) Tabel 3.3 PHBS terkait sanitasi pada Sekolah Dasar/MI Tabel 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan air limbah domestic

7 Tabel 3.5 Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Labuhanbatu Utara.. 62 Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik yang di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik Tabel 3.8 Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat Tabel 3.9 Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh masyarakat Tabel 3.10 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Air Limbah Domestik Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen air limbah domestik Tahun Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi KomponenAir Limbah Domestik Tahun Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak dan isu strategis Tabel 3.14 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan 77 Tabel 3.15 Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 3.16Cakupan layanan persampahan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 3.18 Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat Tabel 3.19 Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat Tabel 3.20 Peran Swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan Tabel 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah Tabel 3.23 Permasalahan mendesak

8 Tabel 3.24 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan Tabel 3.25 Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 3.26 Cakupan layanan pengelolaan drainase di Kabupaten LabuhanbatuUtara Tabel 3.27 Kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 3.28 Daftar Program/Kegiatan Layanan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat Tabel 3.29 Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat Tabel 3.30 Penyedia layanan pengelolaan drainase perkotaan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Tabel 3.32 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Tabel 3.33 Permasalahan mendesak Tabel 3.34 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan air bersih Perpipaan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 3.35 Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kabupaten Labuhanbatu Utara Tabel 3.36 Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan Tabel 4.1 Rencana program dan kegiatan PHBS terkait Sanitasi (n+1) Tabel 4.2 Kegiatan PHBS TerkaitSanitasi Yang Sedang Berjalan Tabel 4.3 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik (tahun n+1). 118 Tabel 4.4 Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Yang Sedang Berjalan Tabel 4.5 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan (tahun n+1)

9 Tabel 4.6 Kegiatan Pengelolaan Persampahan Yang Sedang Berjalan Tabel 4.7 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan(tahun n+1) Tabel 4.8 Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Sedang Berjalan Tabel 4.9 Rencana Program dan Kegiatan KomponenTerkait Sanitasi Saat ini (n+1) Tabel 4.10 Kegiatan Komponen Terkait Sanitasi Yang Sedang Berjalan Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestic Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen persampahan Tabel 5.3 Area berisiko sanitasi komponen drainase

10 DAFTAR PETA Peta 2.1Peta Daerah Aliran Sungai Di Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Labuhanbatu Utara Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara Peta 2.5 Peta Rawan Bencana Kabupaten Labuhanbatu Utara Peta 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi Peta 3.2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Peta 3.3 Peta Cakupan Pelayanan Pengangkutan Sampah Peta 3.4 Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara Peta 3.5 Cakupan Layanan Air Bersih Peta 5.1Peta area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik Peta 5.2 Peta area berisiko sanitasi komponen Persampahan Peta 5.3 Peta area berisiko sanitasi komponen Drainase Perkotaan

11 DAFTAR GAMBAR Gambar2.1Bagan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kab Labuhanbatu Utara.. 44 Gambar 2.2 Bagan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Gambar 2.3 Bagan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara Gambar 2.4 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara Gambar 2.5 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara Gambar 3.1 Grafik CTPS di lima waktu penting Gambar 3.2 Persentase Penduduk yang melakukan BABS Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air) Gambar 3.4 Grafik Pengelolaan Sampah Setempat Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Gambar 3.7 Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Gambar 3.9 Penyuluhan atau Sosialisasi yang diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara

12 Gambar 3.14 Grafik Persentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin Gambar 3.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan drainase perkotaan Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara Gambar 3.17 Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak

13 DAFTAR ISTILAH Buku Putih Sanitasi I. Umum 1.1. AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 1.2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Adalah Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang perlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia BPS : Buku Putih Sanitasi 1.4. DDS : Diagram Sistem Sanitasi Diangram yang digunakan untuk membantu dalam identifikasi sistem sanitasi yang berlaku saat ini (maupun pengembangan yang diperlukan) dimulai dari produksi limbah sampai kembali ke lingkungan EHRA : Environmental Health Risks Assesment 1.6. Feasibility Study (Studi Kelayakan) Penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil Masterpalan (Rencana Induk) Perencanaan dasar yang menyeluruh Kabupaten/Kota untuk jangka panjang 1.8. Milestone : Tahapan pencapaian sebuah proses yang terdiri dari satu atau lebih kegiatan dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi 1.9. MPS : Memorandum Program Sanitasi PHBS : Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Sekumpulan prilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaraan sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah Sanitasi Sanitasi secara umu mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinj yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit diseluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik dilingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata Sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO, pada 30 November 2011) SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota 28

14 II. Air Limbah 2.1. Activated Sludge - Produksi dari biomassa aktif aau mikro organisme yang mampu menstabilkan air limbah secara aerobik (Metcalf & Eddy) - Zat padat aktif secara biologis dalam instalasi pengolahan air limbah proses lumpur aktif (Water Environment Federation) - Partikel Lumpur yang dihasilkan oleh pertumbuhan organisme pada tangki aerasi yang dhadirkan/diberikan oksigen terlarut 2.2. Aerobic Dikondisikan oleh kehadiran oksigen bebas (Water Environment Federation) 2.3. Air Limbah Air yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang mengandung zat-zat yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan 2.4. Air Limbah Domestik Air Air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) 2.5. Anaerobic Dikondisikan oleh ketidakhadiran oksigen bebas (Water Environment Federation) 2.6. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) Modifikasi tangki septik konvensional dengan penambahan sekat-sekat dan kemungkinan penambahan filter pada bak akhir 2.7. Badan air penerima Sungai, kali, danau, saluran, kolam, dan lain-lain yang menerima pembuangan limbah 2.8. Bangunan atas jamban Bagian dari fasilitas pembuangan yang berfungsi melindungi pemakai dari gangguan cuaca, kontaminasi dari tinja manusia dan/atau melalui lingkungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui vektor pembawa penyakit 2.9. Bangunan bawah Bangunan penampung dan pengolah tinja yang bisa berupa cubluk atau tangki septik Bangunan tengah jamban Bangunan yang terdiri dari plat jongkok dan lantai jamban Bidang resapan Daerah permukaan untuk menampung air yang keluar dari suatu sistem pengolahan air limbah rumah tangga Biochemical Oxygen Demand (BOD) Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menstabilkan secara biologis kehadiran zat organik (Metcalf & Eddy) 29

15 2.13. Biofilter Instalasi pengolahan air limbah rumah tangga dengan menggunakan media kontak Black water Air limbah yang berasal dari jamban atau WC saja Clarifier Tangki sedimentasi berbentuk persegi atau lingkaran yang biasa dipakai untuk mengendapkan zat padat dari air atau air limbah. Jenis khusus dari clarifier adalah Upflow Clarifier yang menggunakan prinsip pengambangan (flotation) untuk menghilangkan zat padat. Pemakaiannya lebih sedikit dibandingkan dengan Sedimentasi Constructed wetland Sistem pengolahan secara terencana atau terkontrol yang telah didisain dan dikonstruksi dengan memanfaatkan proses alami yang melibatkan vegetasi wetland, tanah, dan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair Cubluk Sistem pembuangan tinja sederhana, terdiri atas lubang yang digali secara manual dilengkapi dengan dinding rembes air Dissolved Oxygen Oksigen terlarut dalam cairan (Water Environment Federation) Excreta Tinja dan urine (Sanitation and Hygiene Promotion) Faeces (feces) Buangan tinja dari manusia atau hewan tanpa urine (Water Environment Federation) Grey water Air limbah yang berasal dari mandi, cuci, dan dapur Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Instalasi pengolahan air limbah yang didisain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil atau gerobak tinja (tanpa perpipaan) (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Jamban Fasilitas pembuangan tinja Kolam anaerob Kolam yang ditempatkan pada awal dari rangkaian kolam stabilisasi, digunakan untuk pengendapan dan pemisahan materi organik Kolam fakultatif Kolam yang digunakan untuk memisahkan BOD dan bakteri patogen secara anaerob. Di lapisan atas kolam ini ditumbuhi alga yang akan mendapatkan nutrisi dari bakteri, dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bakteri aerob 30

16 2.26. Kolam maturasi Kolam yang digunakan untuk mengurangi bakteri patogen pada akhir dari rangkaian kolam stabilisasi. Kolam ini mengandung oksigen di setiap kedalamannya, karena konsentrasi organik yang rendah dan konsentrasi alga yang tinggi Kolam stabilisasi Bentuk paling sederhana pada pengolahan air limbah tempat terjadi proses penguraian zat-zat pencemar secara alamiah Lantai jamban Sarana atau perlengkapan bangunan atas, agar bangunan kuat menopang leher angsa Leher angsa Komponen plat jongkok yang berisi air perapat untuk menahan bau agar tidak keluar dari jamban Off site system (sistem sanitasi terpusat) Sistem pembuangan air limbah dimana air limbah dibuang serta diolah secara terpusat di Instalasi Pengolahan Limbah Kota. Sebelumnya lebih dulu melalui penyaluran perpipaan air limbah kota (sewer pipe) Onsite system (sistem sanitasi setempat) Sistem pembuangan air limbah secara individual yang diolah dan dibuang di tempat. Sistem ini meliputi cubluk, tangki septik dan resapan, unit pengolahan setempat lainnya, sarana pengangkutan, dan pengolahan akhir lumpur tinja (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Pencemaran Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia. Akibatnya kualitas air turun sampai ke tingkat yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya Pengolahan air limbah Perlakuan terhadap air limbah, agar air dapat dibuang ke badan air sesuai baku mutu yang disyaratkan Penyaluran resapan aliran atas Salah satu alternatif pengolahan lanjutan untuk effluent tangki septik Plat jongkok Sarana atau perlengkapan jamban, yang dilengkapi lubang masuk tinja dan air kotor untuk dialirkan ke cubluk atau tangki septik Sewage Lihat wastewater (Water Environment Federation) Sewer Pipa atau pembawa lainnya yang mengalirkan air limbah dari beberapa atau banyak properti (Sanitation and Hygiene Promotion) 31

17 2.38. Sewerage Sistem pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan akhir air limbah (Water Environment Federation) Wastewater Zat cair atau air buangan tercemar dari kegiatan operasi rumah tangga atau komersial atau industri, yang tercampur dengan air hujan atau air tanah akibat infiltrasi (Water Environment Federation) Water seal (air perapat) Air yang ditahan pada pipa bengkok, menyerupai leher angsa, untuk mencegah bau dan masuknya hewan kecil Wetland aliran permukaan Salah satu jenis constructed wetland yang airnya menggenang pada kolam. Atau air yang mengalir berada di atas permukaan media, seperti kolam, empang, dan rawa Wetland aliran sub-permukaan (subsurface flow system wetland) Salah satu jenis constructed wetland yang airnya mengalir di bawah permukaan media Tangki septik (septic tank) Ruang kedap air yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga Yellow water Air limbah yang mengandung urine saja III. Persampahan R Reduce, Reuse, dan Recycle. Sebuah pendekatan untuk mengurangi timbulan sampah melalui: mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah 3.2. Bangunan sarana pembuatan kompos Prasarana pembuatan kompos yang terdiri dari kantor, gudang, pemilihan pengomposan (berfungsi sebagai tempat kegiatan pengomposan yang terlindung dari gangguan cuaca) 3.3. Controlled Landfill (Lahan Urug Terkendali) Metode pengurugan di areal pengurugan sampah, dengan cara dipadatkan dan ditutup dengan tanah penutup sekurang-kurangnya setiap tujuh hari Daur ulang kertas Usaha pengolahan kertas bekas menjadi kertas yang dapat dipakai kembali melalui cara-cara sederhana 3.5. Jenis sampah (UU No. 18 tahun 2008) - Sampah rumah tangga Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik 32

18 - Sampah sejenis sampah rumah tangga Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya - Sampah spesifik Adalah sampah yang meliputi : Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun Sampah yang mengandung limbah berbahaya dan beracun Sampah yang timbul akibat bencana Puing bongkaran bangunan Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, dan/atau Sampah yang timbul secara tidak periodik 3.6. Kompos Produk lumpur atau material lain yang teroksidasi secara thermophilic dan biologis 3.7. Komposter windrow Metode pengomposan dengan pengudaraan menggunakan terowongan angin yang terbuat dari bambu 3.8. Landfill Lahan pembuangan sampah yang menggunakan teknologi pembuangan sampah. Gunanya untuk meminimalkan dampak lingkungan dan melindungi kualitas air (baik air permukaan maupun bawah permukaan) 3.9. Leachate (Lindi) Cairan yang timbul sebagai limbah akibat masuknya air eksternal ke dalam urugan atau timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi terlarut, termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi biologis Open dumping (penimbunan terbuka) Proses penimbunan sampah di TPA tanpa melalui proses pemadatan dan penutupan secara berkala Pengelolaan sampah Kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah Pipa gas Sarana untuk mengalirkan gas hasil proses penguraian zat organik Sampah Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18 tahun 2008) Sanitary Landfill Metode pengurugan di areal pengurugan sampah yang disiapkan dan dioperasikan secara sistematis, dengan penyebaran dan pemadatan sampah pada area pengurugan serta penutupan sampah setiap hari (Permen PU No. 03/PRT/M/2013) Tempat Penampungan Sementara (TPS) Tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu (UU No. 18 tahun 2008) 33

19 3.16. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (UU No. 18 tahun 2008) Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan (UU No. 18 tahun 2008) TPA Regional TPA yang digunakan oleh lebih dari satu Kabupaten/Kota. TPA regional menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan yang dihadapi Kabupaten/Kota Transfer Depo Tempat memindahkan sampah dari alat pengumpul ke alat pengangkut IV. Darinase 4.1. Badan penerima air adalah wadah-wadah air alamiah atau buatan berupa laut, sungai, danau, kolam retensi, kolam detensi, kolam tandon, sumur resapan dan sarana resapan lainnya yang ramah lingkungan 4.2. Drainase Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air penerima air dan atau ke bangunan resapan manusia 4.3. Drainase perkotaan Drainase di wilayah perkotaan yang berfungsi mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia 4.4. Kolam detensi adalah prasarana drainase yang berfungsi untuk menampung sementara air hujan disuatu wilayah Kolam retensi adalah prasarana drainase yang berfungsi menampung dan meresapkan air hujan disuatu wilayah Kolam retensi Adalah prasarana drainase yang berfungsi menampung dan meresapkan air hujan disuatu wilayah Saluran primer Saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya ke badan penerima air 4.8 Saluran sekunder Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkannya ke saluran primer 4.8. Saluran Skunder Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkan ke saluran primer 34

20 4.9. Saluran tersier Saluran yang menerima air dari sistem drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran drainase sekunder Sistem drainase lokal Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani sebagian wilayah perkotaan Sistem drainase perkotaan berwawasan lingkungan adalah jaringan drainase perkotaan yang terdiri dari saluran induk/primer, saluran sekunder, saluran tersier, bangunan peresapan, bangunan tampungan, beserta sarana pelengkapnya yang berhubungan secara sistematis satu dengan lainnya. V. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat terkait Sanitasi 5.1. Cuci Tangan Pakai Sabun Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir (Pedoman STBM, 2008) 5.2. Sanitasi total Kondisi ketika suatu komunitas (Pedoman STBM, 2008) - Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) - Mencuci tangan pakai sabun - Mengelola air minum dan makanan yang aman - Mengelola sampah dengan benar - Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman 35

21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannnya sehari-hari. Kondisi sanitasi suatu masyarakat dapat menjadi gambaran tingkat kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera. Demikian pula sebaliknya, bila keadaan sanitasinya buruk, dapat menjadi gambaran bahwasanya terjadi penurunan kualitas hidup akibat gangguan kesehatan dan oleh karenanya sangat berkaitan erat dengan kemampuan keuangan ataupun tingkat pendidikannya. Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata Sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah. (Sumber : Diakses pada 22 April 2014) Khusus untuk Kabupaten Labuhanbatu Utara, tidak memadainya sistem sanitasi berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan lingkungan. Hal tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten untuk meningkatkan kondisi sanitasi melalui pendekatan menyeluruh berskala kota. Pendekatan ini dimulai dengan Pembentukan Tim Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. Salah satu tujuan dibentuknya tim ini adalah untuk mensinergikan kerja dinas-dinas yang berkaitan dengan sanitasi (Air Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS) dalam satu wadah guna memperbaiki kinerja dan konsep sanitasi di masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Tim Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara melakukan pertemuan rutin untuk mengumpulkan, mengkaji serta menganalisa data dalam rangka memetakan kondisi sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. Hasil pengumpulan, kajian dan analisa data tersebut disajikan dalam sebuah dokumen yang disebut Buku Putih Sanitasi. 36

22 Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi hasil pengkajian dan pemetaan kondisi aktual dan profil sanitasi kabupaten/kota yang dijadikan dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK). Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan database sanitasi kabupaten/kota yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan disepakati seluruh SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi. Buku Putih Sanitasi ini disusun berdasarkan empat karakteristik utama yaitu : 1) Berdasarkan data aktual. 2) Berskala kota. 3) Disusun sendiri oleh kabupaten/kota. 4) Menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down. Tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara ini adalah untuk menyediakan dasar dan acuan bagi dimulainya pekerjaan pengembangan sanitasi yang lebih terintegrasi. Disamping itu, buku ini juga nantinya dapat menjadi panduan kebijakan kabupaten/kota dalam kegiatan pengelolaan sanitasi, termasuk didalamnya adalah penetapan prioritas dalam pengembangan sanitasi skala kota yang mencakup strategi sanitasi, rencana tindak serta anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi. Dengan adanya Buku Putih Sanitasi ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebagai berikut : 1. Diketahuinya kondisi menyeluruh sanitasi kabupaten/kota saat ini yang meliputi Air Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS, untuk menjadi masukan penting bagi penyusunan prioritas pembangunan sanitasi. Hal ini dapat dicapai karena Buku Putih Sanitasi disusun dari kompilasi berbagai data terkait sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara; 2. Adanya pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang lebih jelas dan tepat sasaran; 3. Buku Putih Sanitasi dapat dijadikan acuan Strategi Sanitasi Kota karena Buku Putih Sanitasi juga menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK); 4. Buku Putih Sanitasi dapat dijadikan rekomendasi bagi perencanaan pembangunan daerah khususnya di bidang Air Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS; 37

23 5. Buku Putih Sanitasi dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di bidang sanitasi; 6. Buku Putih Sanitasi juga digunakan untuk mengarahkan implementasi pembangunan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara. 1.2 Landasan Gerak Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha untuk memastikan pembuangan kotoran manusia, cairan limbah dan sampah secara higienis. Hal ini akan berkontribusi pada kebersihan dan lingkungan hidup yang sehat, baik di rumah maupun lingkungan sekitarnya (Sumber: Tahap B Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi Kota). Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebagai berikut : 1. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci. Penanganan air limbah rumah tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan sistem : a. Pengolahan On Site menggunakan sistem tangki septik atau cubluk dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga. b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat ataupun komunal. 2. Black water (air tinja/limbah padat) yaitu air tinja yang tercemar tinja, umumnya berasal dari WC. Volumenya dapat cair atau padat, umumnya orang dewasa menghasilkan 1.5 liter air tinja/hari. Air ini mengandung bakteri E.coli yang berbahaya bagi kesehatan, oleh sebab itu harus disalurkan melalui saluran tertutup ke arah pengolahan/penampungan. Air tinja bersama tinjanya disalurkan ke dalam tangki septik. Tangki septik dapat berupa 2 atau 3 ruangan yang dibentuk oleh beton bertulang sederhana. Air yang sudah bersih dari pengolahan ini barulah dapat disalurkan ke saluran primer/sekunder, atau lebih baik lagi dapat diresapkan ke dalam tanah sebagai bahan cadangan air tanah. 3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). 38

24 Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Di dalam pengelolaan sampah dikenal istilah sampah spesifik dan sampah non spesifik. 4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan mengalirkan air permukaan. Secara konvensional, hujan yang turun pada suatu wilayah diusahakan secepat mungkin mengalir melalui saluran-saluran air hujan menuju badan air penerima. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya genangan di permukiman atau jalan. Sistem ini sebagian besar berhasil digunakan untuk mengendalikan terjadinya genangan, tetapi menjadi tidak terkait dengan konservasi air. Konsep penanganan air hujan dengan memperhatikan konservasi air tanah biasa disebut sebagai konsep drainase berwawasan lingkungan atau ecodrainage. Dengan konsep ini maka air hujan yang turun diusahakan semaksimal mungkin meresap ke dalam tanah atau ditampung untuk dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru dialirkan melalui saluran air hujan. Kajian wilayah sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara meliputi sebagian wilayah administrasi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan fokus utama wilayah kajian adalah wilayah yang termasuk kategori kawasan perkotaan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan berdasarkan kesepakatan Pokja. Penentuan stratifikasi kecamatan dilakukan oleh Pokja berdasarkan 4 (empat) kriteria stratifikasi untuk menunjukkan indikasi awal lingkungan beresiko kecamatan. Kriteria utama penetapan stratifikasi tersebut adalah : a. Kepadatan Penduduk b. Angka Kemiskinan c. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/saluran drainase/saluran irigasi yang berpotensi digunakan atau telah digunakan sebagai sarana MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat. d. Daerah terkena banjir dan dinilai mengganggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas genangan/banjir dan lamanya surut air. 39

25 Wilayah Kecamatan yang menjadi area survey EHRA berdasarkan sistem stratafikasi adalah : 1. Kecamatan Kualuh Hulu 2. Kecamatan Kualuh Selatan 3. Kecamatan Kualuh Hilir 4. Kecamatan Kualuh Leidong 5. Kecamatan Aek Natas 6. Kecamatan Aek Kuo 7. Kecamatan Marbau 8. Kecamatan NA IX-X Visi dan Misi Kabupaten Labuhanbatu Utara Dengan merujuk kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun dengan berdasarkan potensi, kondisi serta letak geografis Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka ditetapkan visi Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah : TERWUJUDNYA KABUPATEN LABUHANBATU UTARA SEJAHTERA, BERLANDASKAN IMAN DAN TAKWA. Adapun maksud yang terkandung dalam Visi di atas adalah sebagai berikut : 1). Sejahtera Dimaksudkan, bahwa masyarakat Labuhanbatu Utara bebas dari pengangguran, bebas dari kemiskinan, cukup secara ekonomi, baik kualitas sumberdaya manusianya, baik derajat kesehatannya, tinggi tingkat pendidikannya, dan maju ekonomi daerahnya. 2). Iman dan Takwa Dimaksudkan bahwa masyarakat Labuhanbatu Utara taat melaksanakan ibadah, berakhlak mulia dan luhur, beramal shalih, dan harmonis jalinan hubungan sosialnya. Dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, maka visi tersebut diimplementasikan dalam beberapa misi pembangunan sebagai berikut : Misi 1 : Menciptakan Tata Pemerintahan Yang Baik Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, partisipatif, bertanggungjawab dan bebas korupsi dengan sasaran : a. Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN b. Pelayanan publik yang berkualitas 40

26 c. Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi d. Peningkatan kapasitas pemerintahan desa/kelurahan e. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk hukum daerah Misi 2 : Menurunkan Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran yaitu : 1. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran dengan sasaran : a. Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. b. Menurunnya tingkat pengangguran terbuka. c. Meningkatnya pendapatan masyarakat dengan pengembangan sektorsektor perekonomian utama. d. Terwujudnya keluarga kecil sejahtera e. Terlindunginya sumberdaya alam dan lingkungan hidup. 2. Pembangunan Perekonomian Daerah yang Berpihak Pada Pengentasan Kemiskinan (Pro Poor), Pembukaan Lapangan Kerja (Pro Job), dan Pertumbuhan Ekonomi (Pro Growth), dengan sasaran : a. Terciptanya lapangan kerja baru b. Membaiknya iklim investasi dan usaha c. Meningkatmya produksi dan daya saing produk pertanian, perikanan, kehutanan, Industri Kecil Menengahi, Koperasi dan UMKM. Misi 3 : Meningkatkan Taraf Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat yaitu : 1. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan pendidikan dengan sasaran : a. Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan pada pendidikan dasar, menengah dan luar sekolah. b. Meningkatnya cakupan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan (sekolah, guru dan peralatan pendukung). 2. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan sasaran: a. Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan. b. Meningkatnya perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta cakupan bayi dengan ASI eksklusif. c. Meningkatnya cakupan dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan 41

27 Misi 4 : Meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat yaitu : 1. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, distribusi dan keamanan bahan pangan dengan sasaran : a. Terjaminnya ketersediaan bahan pangan. b. Terjaminnya distribusi, dan keterjangkauan bahan pangan. Misi 5 : Pembenahan infrastruktur dan Sarana Prasarana Umum yaitu : 1. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan sarana prasarana pelayanan publik dengan sasaran : a. Pembangunan sarana perkantoran dan pelayanan umum lainnya b. Perbaikan jalan kabupaten, jalan poros desa dan jalan lingkungan. c. Terpenuhinya kebutuhan saluran irigasi dan sarana air minum. Misi 6 : Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketakwaan sebagai berikut : 1. Mewujudkan Masyarakat yang Religius dalam suasana Kerukunan Hidup Beragama yang Harmonis dan Dimanis dengan sasaran : a. Meningkatkan kualitas kerukunan antar umat beragama; b. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman keagamaan; c. Internalisasi Nilai Keagamaan dalam Penanggulangan Masalah Sosial dan Pembangunan. Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara terhadap pengelolaan tata ruang yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, pada tahun 2014 ini sedang proses pelaksanaan evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun dikatakan bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah mewujudkan pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah yaitu Terwujudnya masyarakat Labuhanbatu Utara yang sejahtera melalui pemanfaatan ruang yang berbasis agro, budaya, serta pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang didukung dengan infrastruktur yang memadai dan sumber daya manusia yang handal. 42

28 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud utama dari penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah untuk memberikan gambaran/informasi yang lengkap, jelas dan aktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara saat ini sebagai dasar untuk perencanaan pengembangan sanitasi di masa yang akan datang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari Penyusunan Buku Putih Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah : 1. Pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara beserta stakeholder lainnya untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi kabupaten. 2. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam bersinergi dan menjalankan perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi ke depan. 3. Menyediakan data sebagai dasar analisis situasi dilihat dari segala aspek, sehingga zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan/area resiko sanitasi (priority setting) 4. Bahan masukan untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara jangka menengah. 5. Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama. 1.4 Metodologi Untuk lebih memahami proses kegiatan Penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Metode Penyusunan a. Pengumpulan data sekunder yakni melalui arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/kantor terkait sanitasi baik langsung maupun tidak langsung, misalnya berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta. 43

29 b. Pendalaman Data Sekunder Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi data lanjutan, pengecekan silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan : Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Labuhanbatu Utara selaku Ketua Tim Teknis Pokja. Meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di kawasan perkotaan dan daerah kumuh (survey dan observasi). Diskusi yang bersifat teknis dan mendalam (focus group discussion), dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat dibidang sanitasi. c. Pengumpulan data primer melalui beberapa narasumber yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait sanitasi untuk klarifikasi data-data dengan pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. Data Primer dikumpulkan melalui survai terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti : Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), survai peran media dalam perencanaan sanitasi, survai kelembagaan, survai keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survai keuangan, serta survai peran serta masyarakat dan gender. 2. Metode Analisa a. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan suatu proses penarikan kesimpulan dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal dari sebuah kajian. Pada tahap awal dilakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari berbagai faktor kajian untuk menciptakan strategi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Setiap strategi yang disusun diharapkan supaya dapat memaksimalkan peluang yang ada, meminimalkan tantangan yang akan dihadapi sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki. 44

30 b. Analisa Triangulasi Metode analisa ini digunakan untuk menarik kesimpulan dari berbagai hasil kajian yang setara. Prinsip utamanya adalah tiga magnet kesimpulan untuk setiap tingkatan aspek permasalahan yang setara dianalisa secara kualitatif atau kuantitatif untuk memperoleh kesimpulan terhadap sebuah permasalahan. 3. Tahapan Penyusunan Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Dasar Hukum Kegiatan pengembangan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara didasarkan pada peraturan dan produk hukum yang meliputi : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49); 3. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063) 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 45

31 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4869), 7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377); 8. Undang-Undang Nomor 250 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana Telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132); 10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851); 12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 13. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 14. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168); 46

32 15. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, 18. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, 19. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, 20. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, 21. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, 22. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah, 23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, 24. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, 25. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan, 26. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, 27. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang, 28. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, 29. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai, 30. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional Pengeloaan Sumber Daya Air, 31. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Penyusunan Pola Sumber Daya Air, 32. Permendagri Nomor 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan, 47

33 33. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : /Kep/Bangda/2013 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : /Kep/Bangda/2013 Tentang Penetapan Kabupaten atau Kota Sebagai Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014; 34. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Lembaran Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2011 Nomor 7 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Nomor 8; 35. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Nomor 52 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun ; 36. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Nomor 52 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun ; 37. Peraturan Bupati Labuhanbatu Utara Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Dokumen Perencanaan Lainnya a. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RPJMD RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi. Salah satu misi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang tertuang dalam RPJMD yakni misi kelima Pembenahan infrastruktur dan Sarana Prasarana Umum dengan sasarannya Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan sarana prasarana pelayanan publik dengan Pembangunan sarana perkantoran dan pelayanan umum lainnya, Perbaikan jalan kabupaten, jalan poros desa dan jalan lingkungan, Terpenuhinya kebutuhan saluran irigasi dan sarana air minum, dengan demikian akan tercapai visi yang tertuang dalam RPJMD yakni TERWUJUDNYA KABUPATEN LABUHANBATU UTARA SEJAHTERA, BERLANDASKAN IMAN DAN TAKWA b. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Renstra SKPD Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi. Renstra SKPD dipergunakan sebagai pedoman SKPD dalam menyusun Rencana Kerja SKPD, salah satunya Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini. 48

34 Maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi. c. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Labuhanbatu Utara RTRW sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan secara tertib, efektif dan efisien termasuk untuk mengalokasikan dan mewujudkan keharmonisan pengelolaan lingkungan dimana dokumen RTRW memuat salah satu Rencana Sistem Pengelolaan Lingkungan yang difokuskan kepada peningkatan kualitas permukiman perkotaan maupun perdesaan meliputi Rencana Pengelolaan Persampahan Air Limbah, Drainase dan Rencana Penyediaan Sistem Air Bersih. Oleh sebab itu, Buku Putih Sanitasi mengarah pada operasionalisasi teknis sanitasi dari RTRW, agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wilayah dapat terlaksana implementasi dari Buku Putih Sanitasi. d. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Labuhanbatu Utara RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya yang berisikan rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (persampahan, air limbah dan drainase). RPIJM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial (RTRW), sektoral (RPJM) baik ditingkat nasional maupun daerah. Disamping itu juga mengacu pada kebijakan dan strategi perkotaan nasional maupun daerah termasuk antara lain RI-SPAM, SSK, dan RTBL. SSK adalah dokumen rencana strategis dan rencana tindak jangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi) yang berpedoman pada target pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan dan disesuaikan dengan kemampuan daerah. 49

35 e. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) Salah satu tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi adalah memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama yang tertuang dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) yakni Tujuan (Goal) 7 yaitu Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup. Pencapaian target Goal 7 berdasarkan salah satu indikator, yaitu : Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar (pengolahan air limbah, pengelolaan sampah, sistem drainase) sehingga perlu percepatan dalam pembangunan fasilitas dan pelayanan sanitasi. 50

36 BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Gambaran Umum Wilayah menjelaskan kondisi umum Kabupaten Labuhanbatu Utara yang mencakup : kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab perangkat daerah. 2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik. Geografis Kabupaten Labuhanbatu Utara terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera Utara pada 1 O 58-2 O 50 Lintang Utara dan 99 O O 05 Bujur Timur dengan ketinggian meter di atas permukaan laut. Berikut adalah nama sungai/daerah aliran sungai yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara : Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Labuhanbatu Utara No Nama DAS Panjang Sungai ( Km ) 1 Sungai Kualuh 136,421 2 Sungai Bilah 80 Sumber: Labuhanbatu Utara Dalam Angka Tahun 2011 Administratif Luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah 3.545,80 km 2, terdiri dari 8 (delapan) kecamatan, 82 (delapan puluh dua) desa dan 8 (delapan) kelurahan sebagaimana tersebut pada berikut ini : 51

37 Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa NO Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/Desa Administrasi Luas Wilayah Terbangun (Km 2 ) (% thd total) (Ha) (% thd total) 1. AEK KUO 8 Desa 250,20 7, ,12 2. AEK NATAS 1 Kel / 11 Desa , KUALUH HILIR 1 Kel / 6 Desa 385,48 9, ,16 4. KUALUH HULU 2 Kel / 11 Desa 637,39 17, ,75 5. KUALUH LEIDONG 1 Kel / 6 Desa 340,32 9, ,72 6. KUALUH SELATAN 1 Kel / 11 Desa 344,51 10, ,94 7. MARBAU 1 Kel / 17 Desa 355,90 19, NA IX-X 1 Kel / 12 Desa , ,3 Total 8 Kel, 82 Desa 3.545,80 100, ,00 Sumber : Labuhanbatu Utara Dalam Angka Tahun Berdasarkan data Labuhanbatu Utara dalam angka Tahun 2013, dapat kita lihat bahwa Kecamatan Kualuh Hulu merupakan kecamatan yang paling besar jumlah penduduknya yaitu jiwa yang terdiri dari dua kelurahan dan sebelas desa. Dan Kualuh Leidong merupakan kecamatan yang paling kecil jumlah penduduknya sebesar jiwa yang terdiri satu kelurahan dan enam desa, hal ini disebabkan akses jalan/transportasi atau infrastruktur yang kurang memadai. Penggunanan lahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagian besar untuk lahan perkebunan, yaitu seluas Ha (43,20%) yang terdiri dari perkebunan kelapa sawit seluas Ha (33,93%) dan perkebunan karet seluas Ha (9,37%). Penggunaan lahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun 2008 adalah sebagai berikut : 1. Bangunan, Perkantoran, Industri, Pendidikan, Jalan : 9,872 Ha (2.78%) 2. Persawahan : 33,249 Ha (9.38%) 3. Perkebunan : - Kelapa sawit : 122,406 Ha (34.52%) - Karet : 22,141 Ha (6.24%) 4. Hutan : 159,624 Ha (45.01%) 5. Campuran : 6,677 Ha (1.88%) 6. Sungai : 8,716 Ha (2.46%) 7. Lainnya : 14,036 Ha (3.95%) Dan jumlah luas penggunaan lahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebsesar 354,580 Ha (100.00%). 52

38 Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai Di Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara 53

39 Buku Putih Sanitasi Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Labuhanbatu Utara 54

40 Kondisi Fisik Topografi Menurut ketinggian tanahnya, Kabupaten Labuhanbatu Utara terdiri dari daerah dataran rendah dan perbukitan. Wilayah yang terletak pada ketinggian 0-10 m di atas permukaan laut (dpl) seluas Ha (15,47%), m di atas permukaan laut (dpl) seluas Ha (35,03%), m di atas permukaan laut (dpl) seluas 61,949 Ha (17,47%) dan lebih dari 100 m di atas permukaan laut (dpl) seluas Ha (29,57%) dan Ha (2,46%) merupakan sungai. Menurut kemiringan tanahnya, wilayah yang berada pada kemiringan antara 0-2% seluas Ha (61,59%), kemiringan antara 2-15% seluas Ha (3,95%), kemiringan antara 15-40% seluas Ha (14,67%) dan lebih dari 40% seluas 61,467 Ha (17,34%) dan seluas Ha (2,46%) adalah sungai. Sedangkan kondisi geologi Kabupaten Labuhanbatu Utara secara umum didominasi oleh tekstur tanah halus seluas Ha (65,91%), tekstur tanah sedang seluas Ha (31,63%) dan seluas Ha (2,46%) adalah sungai. Wilayah dengan kedalaman efektif antara cm mencapai Ha (33,27%), kedalaman cm mencapai Ha (7,76%), lebih dari 90 cm seluas Ha (28,96%), lahan gambut seluas Ha (20%) dan seluas Ha (2,46%) adalah sungai. Untuk kondisi geologi berdasarkan jenisnya wilayah Labuhanbatu Utara terdiri dari Alluvial seluas Ha (23,91%), Pasir Kerakal seluas Ha (15,20%), Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lampung seluas Ha (1,90%), Batu Lempung, Batu Pasir, Konglemerat seluas Ha (7,82), Formasi Kuala seluas Ha (9,42%), Formasi Bahorok seluas seluas Ha (8,50%), Tuta Toba Riodasit seluas Ha (28,24%), Kegiatan Miosen seluas Ha (1,24%), Batuan Intrusip Pratersier seluas Ha (1,31%) dan seluas Ha (2,46%) adalah sungai. Sedangkan menurut jenis tanah wilayah Labuhanbatu Utara terdiri atas podsolik kuning seluas Ha (8,35%), organosol seluas Ha (21,15%), Podsolik Merah/Kekuningan seluas 83,740 Ha (23,62%), Litosol/Podsolik/Regosol seluas Ha (23,18%), Aluvial/Regosol Organol seluas Ha (5,08%), Hidromorphik Kelabu Gleihumus 55

41 Regosol seluas Ha (13,20%), Podsolik Coklat Kekuningan seluas Ha (2,96%) dan seluas Ha (2,46%) adalah sungai. Curah Hujan dan Iklim Curah hujan rata-rata bulanan di Labuhanbatu Utara tahun 2010 adalah 280,67 mm dengan 13,25 hari hujan. Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 556 mm dan terendah pada bulan Februari, yaitu sebesar 67 mm. Hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember, Berdasarkan Peta Agroklimat Sumatera Skala 2: (Oldeman, Darwis dan Las, 1988) wilayah studi termasuk dalam zone agroklimat D1, yaitu daerah yang mempunyai bulan basah (curah hujan bulanan >200 mm) berturutan 3-4 bulan dan bulan kering (curah hujan bulanan <100 mm) berturutan selama <2 bulan. Secara umum kondisi iklim di wilayah studi dikaregorikan pada iklim tropis basah yang dicirikan adanya dua pertukaran angin. Hal ini dikarenakan adanya angin Moonson Barat yang bertiup dari arah Utara (Asia Tenggara) dan setelah lewat Selat Malaka angin tersebut akan menjadi basah oleh kandungan air yang menyebabkan musim hujan di wilayah studi sekitar bulan April September. Sedangkan angin Monsoon Timur yang bertiup dari Australia pada sekitar bulan Oktober hingga April merupakan angin kering yang menyebabkan kecilnya curah hujan di wilayah studi yaitu sebanyak 19 hari hujan. Air Permukaan Kabupaten Labuhanbatu Utara termasuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Kualuh dan hulu DAS Sungai Bilah, yang terdiri dari Sungai Kualuh dan beberapa anak sungai Bilah, termasuk pada Satuan Wilayah Sungai (SWS) Barumun/Kualuh. Sungai ini mengalir dari Selatan ke Utara dan bermuara ke Selat Malaka. Kondisi sungai relatif masih baik, airnya cukup jernih. Fluktuasi debit airnya dipengaruhi musim, pada musim kemarau debit sungai mengecil dan pada musim hujan debit sungai meningkat. Fungsi sungai ini sangat penting bagi masyarakat, terutama sumber air minum dan sarana MCK penduduk setempat, baik yang berdiam di sepanjang Sungai Kualuh dan anak-anak Sungai Bilah. 56

42 2.2 Demografi. Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat kecamatan. Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun adalah : Pt = Po (1 + r ) t Keterangan : Pt = Jumlah penduduk pada tahun t (2018) Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (2013) r = Angka pertumbuhan penduduk t = Waktu (5) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut : r = (Pt/Po) 1/t 1 *100 Keterangan : Pt = Jumlah penduduk pada tahun t Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar t = jangka waktu r = laju/angka pertumbuhan penduduk Jumlah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Utara pada Tahun 2010 sebanyak jiwa, Tahun 2011 sebanyak , Tahun 2012 sebanyak , dan Tahun 2013 sebanyak jiwa. Jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Kualuh Hulu sebesar jiwa sedangkan penduduk terkecil berada di Kecamatan Kualuh Leidong sebesar jiwa. Tingkat kepadatan penduduk masih tergolong rendah dan tidak merata yaitu 95 jiwa per kilometer persegi. Memang diakui, bahwa luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara relatif luas yakni sebesar 3.545,80 km 2 akan tetapi penyebaran penduduk Labuhanbatu Utara masih bertumpu di Ibukota, Kelurahan Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu sebesar kepadatan penduduk per km 2. 57

43 Buku Putih Sanitasi Nama Kecamatan Tabel 2.3 Jumlah dan kepadatan penduduk 3 tahun terakhir. Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Tahun Tahun Tahun Tahun AEK KUO AEK NATAS KUALUH HILIR KUALUH HULU KUALUH LEIDONG KUALUH SELATAN MARBAU NA IX-X Total Sumber : Labuhanbatu Utara dalam angka, hasil analisis 58

44 Buku Putih Sanitasi Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Tahun Tahun Tahun Tahun AEK KUO AEK NATAS KUALUH HILIR KUALUH HULU KUALUH LEIDONG KUALUH SELATAN MARBAU NA IX-X Total Sumber : Labuhanbatu Utara dalam angka, hasil analisis 59

45 Buku Putih Sanitasi 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah Bagian ini menjelaskan kondisi keuangan dan perekonomian daerah meliputi : pendapatan dan belanja modal sanitasi daerah, kapasitas keuangan daerah, kemampuan fiskal/ruang fiskal, data peta perekonomian dan data realisasi belanja modal sanitasi setiap SKPD. Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun No Realisasi Anggaran Tahun Rata Rata Pertumbuhan A. Pendapatan 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2 Dana Perimbangan (Transfer) 3 Lain-lain Pendapatan yang Sah Jumlah Pendapatan B. Belanja 1 Belanja Tidak Langsung 2 Belanja Langsung Jumlah Belanja Surplus/Defisit Anggaran , , , ,90 29,5 % , , , ,00 12,34% , , , , , , , ,90 17,44% , , , ,00 36,13% , , , ,70 9,44& , , , ,70 16,56% ( ,00) ,00 ( ,13) ( ,80) 60

46 Buku Putih Sanitasi No Realisasi Anggaran Tahun Rata Rata Pertumbuhan C. Pembiayaan 1 Penerimaan Daerah Penggunaan sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) , ,37 2 Penerimaan piutang daerah ,00 Pembiayaan Neto ,37 Sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) ,57 Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Labuhanbatu Utara Tahun 2014 (Hasil Analisis) 61

47 Buku Putih Sanitasi Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun No SKPD Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Labuhanbatu Utara Tahun 2014 (Hasil Analisis) Tahun Rata2 Pertumbuhan 1. PU Investasi 20,1 % Operasional/pemeliharaan (OM) ,6% 2. BLH Investasi , , , ,00 Operasional/pemeliharaan (OM) , ,00 3. Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Investasi , ,00 Operasional/pemeliharaan (OM) , ,00 4. Dinkes Investasi , , ,00 Operasional/pemeliharaan (OM) 5. Bappeda Investasi Operasional/pemeliharaan (OM) 6. BPMPD Investasi Operasional/pemeliharaan (OM) 8. Belanja Sanitasi , , , ,00 9. Pendanaan investasi sanitasi total , , , , Pendanaan OM , , , Belanja langsung , ,331, , ,70 9,5 % 12. Proporsi belanja sanitasi belanja langsung 0,028% 3,03% 3,50% 4,96% 13. Proporsi investasi sanitasi total belanja sanitasi 100% 94,9% 84,7% 85,7% 14. Proporsi OM sanitasi total belanja sanitasi 5,06% 15,3% 14,3% 62

48 Buku Putih Sanitasi No Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Rata2 Pertumbuhan 1. Belanja sanitasi 1.1 Air limbah domestic , , , , Sampah rumah tangga , , Drainase perkotaan , , , PHBS , , ,00 2 Dana alokasi khusus , , DAK Sanitasi , DAK Lingkungan Hidup , , DAK perumahan dan Permukiman , ,00 3 Pinjaman/hibah untuk sanitasi 4 Bantuan keuangan Provinsi untuk sanitasi Belanja APBD murni untuk sanitasi , , , ,00 Total belanja langsung , , , ,70 % APBD murni terhadap Belanja Langsung 0,45% 3,07% 4,08% 4,79% 3,09 % Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Labuhanbatu Utara Tahun 2014 (Hasil Analisis) 63

49 Buku Putih Sanitasi Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun No D e s k r I p s i Total Belanja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara Jumlah Penduduk Tahun , , , , Rata2 0,57% Belanja sanitasi perkapita Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Labuhanbatu Utara Tahun 2014 (Hasil Analisis) 64

50 Buku Putih Sanitasi Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per Kapita No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Labuhanbatu Utara Tahun 2014 (Hasil Analisis) Rata2 Pertumbuhan 1. Retribusi Air Limbah 1.a Realisasi retribusi b Potensi retribusi Retribusi Sampah 2.a Realisasi retribusi , b Potensi retribusi Retribusi Drainase 3.a Realisasi retribusi b Potensi retribusi Total realisasi retribusi sanitasi 5 Total potensi retribusi sanitasi 6 Proporsi total realisasi potensi retribusi sanitasi 65

51 Buku Putih Sanitasi Tabel 2.10 Perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun No D e s k r I p s I Belanja Sanitasi (Rp) PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) Rp Rp Rp Rp Pendapatan Perkapita Kabupaten Labuhanbatu Utara Rp 9114,22 RP 9.565,19 Rp 10,065,38 Rp ,21-3. Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,29% 5,68% 6,21% 6,38% - Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Labuhanbatu Utara Tahun 2014 (Hasil Analisis) 66

52 67

53 2.4 Tata Ruang Wilayah Pada bagian ini menjelaskan tentang tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara hingga tahun 2031 serta kebijakan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara dilakukan secara konsisten dengan mempertimbangkan kebijakan pembangunan dan penataan ruang di tingkat nasional dan provinsi. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007, dinyatakan bahwa tujuan penataan ruang adalah : Aman; masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman Nyaman; memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai manusia dalam suasana yang tenang dan damai. Produktif; proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing. Berkelanjutan; kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generas yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara dirumuskan berdasarkan pertimbangan berikut : Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara 2025, yaitu LABUHANBATU UTARA MAJU DAN SEJAHTERA ; Karakteristik wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara; Isu dan strategis kabupaten Labuhanbatu Utara; Kondisi objektif yang diinginkan. 68

54 Karakteristik Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah : 1. Pola ruang eksisiting wilayah perencanaan dapat dikelompokkan menjadi 4 karakteristik spesifik, yaitu : a. Kawasan pesisir dengan potensi sumber daya laut, pertanian pangan, dan hutan produksi. b. Kawasan lahan perkebunan dengan dominasi pemanfaatan ruang untuk perkebunan, pertanian holtikultura dan sebagaian kecil tanaman pangan. c. Kawasan pegunungan yang sebagian mempunyai fungsi lindung yang terdapat di bagian barat pada wilayah perbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Padang Lawas Utara. 2. Struktur ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara terdiri dari ; a. Pusat Kegiatan Lokal terdiri dari 1 PKL yaitu Aek Kanopan yang berfungsi sebagai pusat pengembangan Kabupaten, perikanan dan pertanian pangan. Ada dua PKLp yaitu Tanjung Leidong dikembangkan sebagai kawasan pelabuhan laut, dan Aek Korsik diarahkan untuk pusat pengembangan agro industry untuk komoditas unggulan Kabupaten Labuhanbatu Utara. b. Sistem jaringan transportasi utama terdiri dari jalan nasional (Jalan Lintas Sumatera) yang membujur dari selatan (Kecamatan Marbau dan Na IX-X) ke arah Utara (Kecamatan Kualuh Hulu), Berdasarkan data dan hasil analisa, maka untuk merumuskan tujuan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara, hal penting yang dijadikan masukan utama dan pertimbangan dasar adalah : Adanya kesadaran kolektif dan kemauan politik yang kuat untuk membangun Labuhanbatu Utara dengan potensi daerah yang dimiliki; Terbatasnya luas lahan budidaya, terjadinya kecenderungan penurunan luas pertanian serta penurunan rasio ketersediaan lahan, maka perlu didorong perubahan struktur ekonomi dari kegiatan yang berbasis lahan ke arah yang tidak berbasis lahan dengan tetap meningkatkan produktivitas lahan. Pemikiran ini bersesuaian dengan data yang menginformasikan bahwa sektor usaha yang berkontribusi besar terhadap PDRB 69

55 adalah kegiatan primer (sektor pertanian/perkebunan) yang diikuti kegiatan tersier yaitu sektor usaha perdagangan, hotel, restoran dan jasa; Tersedianya modal dasar yang sangat potensial untuk dijadikan basis ekonomi wilayah (masyarakat) yaitu (intensifikasi) lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan yang dapat ditingkatkan produktivitasnya, sumber daya kelautan dan perikanan serta pengembangan kegiatan industri, jasa dan perdagangan berbasis agro (agribisnis, agroindustri, dan agrowisata). RTRW Kabupaten Labuhanbatu Utara secara khusus dimaksudkan sebagai pedoman dan arahan pelaksanaaan pembangunan di Kabupaten Labuhanbatu Utara, dengan mewujudkannya dalam aspek keruangan wilayah kabupaten yang senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Dengan berdasarkan pada kondisi dan potensi dari Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka dapat disimpulkan bahwa: Tujuan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah Terwujudnya Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan pemanfaatan ruang yang serasi dengan berbasis pada Agroindustri. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Penataan ruang sebagai suatu sistem perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan lainnya, sehingga pelaksanaannya harus dilakukan sesuai dengan kaidah penataan ruang sehingga diharapkan: a. Dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan; b. Tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang; dan c. Tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang. 70

56 Untuk mencapai tujuan penataan ruang yang telah dirumuskan, maka dengan demikian, kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah : a. Pengembangan pusat-pusat pengembangan wilayah melalui program-program pembangunan yang bersifat strategis sehingga memberikan pengaruh terhadap kawasan di sekitarnya; b. Pengembangan keterkaitan antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan; c. Pengembangan kawasan perkebunan dan pertanian; d. Pembangunan kawasan agro industri sebagai pendukung terhadap kemajuan dan pertumbuhuan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu Utara; e. Pengembangan sistem prasarana wilayah yang akan mendukung struktur ruang wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara secara terpadu, dengan dibangunnya infrastruktur wilayah; f. Peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan; g. Pengembangan pemanfaatan sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan h. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. Strategi Penataan Ruang Wilayah 1. Pengembangan pusat-pusat pengembangan wilayah melalui program-program pembangunan yang bersifat strategis sehingga memberikan pengaruh terhadap kawasan di sekitarnya dengan cara : a. Memperkuat fungsi kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan sesuai potensi wilayah, dan hierarki kawasan. b. Meningkatkan aksesibilitas yang seimbang menuju pusat-pusat kegiatan, baik dari arah utara-selatan maupun barat-timur; 2. Pengembangan keterkaitan antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan dengan cara : a. Pembangunan jalan penghubung antara perkotaan dengan perdesaan; 71

57 b. Meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan jalan baru terutama pada daerah-daerah yang terpencil dan pemeliharaan terhadap jalan yang sudah ada; c. Pembangunan dan peningkatan prasarana perhubungan yang menghubungkan antar Desa dengan Pusat-pusat Kegiatan. 3. Pengembangan kawasan perkebunan dan kawasan pertanian dengan cara : a. Menetapkan kawasan perkebunan di daerah dataran tinggi meliputi Kecamatan Kualuh Hulu, Kecamatan Kualuh Selatan, Kecamatan Aek Natas, Kecamatan Na IX-X, Kecamatan Aekkuo, serta sebagian Kecamatan Kualuh Hilir dan Kecamatan Kualuh Leidong; b. Menetapkan kawasan pertanian di daerah dataran rendah meliputi Kecamatan Kualuh Hilir dan Kecamatan Kualuh Leidong; 4. Pembangunan kawasan agroindustri dengan cara : a. menetapkan kawasan Aekkuo sebagai kawasan agroindustri; b. Pembangunan infrastruktur yang terkait terhadap pengembangan kawasan agro industri, meliputi: Pembangunan pelabuhan pengumpan di Tanjung Leidong; Pembangunan pergudangan dan terminal di Aekkanopan; dan Pembangunan sarana dan prasarana lainnya yang mendukung kawasan agro industri di Aek Korsik. 5. Pengembangan sistem prasarana wilayah yang akan mendukung struktur ruang wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara secara terpadu, dengan dibangunnya infrastruktur wilayah dengan cara : a. Melengkapi kebutuhan fasilitas umum dan fasilitasi sosial sesuai dengan hirarki pelayanannya, serta mengembangkan dan meningkatkan utilitas; b. Meningkatkan pelayanan sistem angkutan umum dan fasilitas terminal ; c. Meningkatkan keterpaduan antar moda transportasi darat dan laut serta prasarana penunjangnya seperti terminal angkutan dan pelabuhan/dermaga; d. Membangun Instalasi Pengelolaan Air minum dan jaringan distribusinya hingga kedaerah yang sulit penyediaannya; 72

58 e. Mengatur penyebaran fasilitas agar pelayanan fasilitas semakin merata; f. Pembangunan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) di Kecamatan Kualuh Selatan seluas 20 ha dan Tempat Pembuangan Sampah sementara (TPS) di tiap Kecamatan. 6. Peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan dengan cara Pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan rawan bencana, dan kawasan lindung lainnya; 7. Pengembangan pemanfaatan sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara : a. Pengkajian terhadap prospek pengembangan sumberdaya alam batu bara di Kecamatan Kualuh Selatan, Granit di Kecamatan Na IX-X, dan minyak bumi di Kecamatan Merbau; b. Peningkatan keterlibatan masyarakat di dalam pengelolaan sumberdaya alam yang memberikan nilai tambah terhadap perekonomian rakyat. 8. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara dengan cara : a. Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; b. Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan 73

59 Buku Putih Sanitasi Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara 74

60 Buku Putih Sanitasi Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara 75

61 Buku Putih Sanitasi Peta 2.5 Peta Rawan Bencana Kabupaten Labuhanbatu Utara 76

62 2.5 Sosial dan Budaya Kondisi Sosial dan Budaya menggambarkan keadaan prasarana pendidikan, jumlah penduduk miskin, serta kawasan kumuh yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara. Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Labuhanbatu Utara Jumlah Fasilitas Pendidikan Nama Kecamatan Umum Agama SD SMP SMA SMK MI MTS MA NA IX-X MARBAU AEK KUO AEK NATAS KUALUH SELATAN KUALUH HILIR KUALUH HULU KUALUH LEIDONG TOTAL Sumber : Profil Pendidikan Labuhanbatu Utara Tahun 2012 Fasilitas pendidikan yang tersedia yang paling banyak di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah SD (Sekolah dasar) yang menyebar di seluruh kecamatan yang ada di Labuhanbatu Utara. Sebagian besar diantaranya belum memiliki fasilitas yang baik, khususnya sanitasi sekolah yang bersih dan sehat. Berdasarkan pentahapan keluarga sejahtera tersebut, pada tahun 2010 terdapat 10,987 keluarga pra-sejahtera dan Sejahtera I keluarga. Sedangkan Keluarga Sejahtera II adalah merupakan keluarga terbanyak dengan jumlah dengan 29,437 keluarga. Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah, hal ini disebabkan Keluarga Sejahtera II adalah sebuah tingkat kesejahteraan keluarga yang hanya satu tingkat diatas keluarga miskin (menurut konsep kemiskinan absolute). Sehingga apabila pemerintah salah mengambil kebijakan, yang berkaibat langsung terhadap perekonomian masyarakat, maka bukan tidak mungkin Keluarga Sejahtera II tersebut jatuh tergelincir menjadi Keluarga Sejahtera I yang masih masuk kategori keluarga miskin. Pentahapan dan persentase keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraanya tahun 2010 disajikan dalam Tabel berikut ; 77

63 Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK) Na IX-X Marbau Aek Kuo Aek Natas Kualuh Selatan Kualuh Hilir Kualuh Hulu Kualuh Leidong Jumlah Sumber : Labuhanbatu Utara Dalam Angka 2011 Secara nasional pemerintah pusat menargetkan angka kemiskinan bisa diturunkan 8 10 persen pada akhir tahun Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara idealnya mampu menekan angka kemiskinan sesuai dengan target nasional di tahun yang sama. Tabel 2.13 Jumlah Rumah Per Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah Rumah AEK KUO AEK NATAS KUALUH HILIR KUALUH HULU KUALUH LEIDONG KUALUH SELATAN MARBAU NA IX-X TOTAL Sumber : Bappeda Kabupaten Labuhanbatu Utara 78

64 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara dapat dilihat dalam struktur organisasi, sebagaimana tersebut dalam : 1. Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara, (Gambar 2.1 ; Gambar 2.2). 2. Perda Nomor 5 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara, (Gambar 2.3 ; Gambar 2.4). 3. Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara, (Gambar 2.5). SKPD yang terkait pengelola air limbah domestik di Kabupaten Labuhanbatu Utara yaitu Dinas Pekerjaan Umum. Sedangkan unit pengelola terkait persampahan yakni Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan. Serta unit pengelola drainase lingkungan adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Lingkungan Hidup. 79

65 ;lkhgfds KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Buku Putih Sanitasi BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIS DAERAH Buku Putih Sanitasi ASISTEN PEMERINTAH & KESRA ASISTEN EKONOMI PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI UMUM STAF AHLI BAGIAN TATA PEMERIN- TAHAN BAGIAN KESEJAH TERAAN SOSIAL BAGIAN HUKUM BAGIAN HUMUSY, INFO & KOM. BAGIAN PEREKONO MIAN BAGIAN BINA PROGRAM BAGIAN ORGANI SASI BAGIAN UMUM DAN PROTOKOL BAGIAN KEU & PERLENG KAPAN SUB BAGIAN PEMERIN- TAHAN UMUM & DESA SUB BAGIAN PEMBINAAN KEHIDUPAN SUB BAGIAN PER UNDANG UNDANGAN SUB BAGIAN PEMBERITA AN & DOKUMEN TASI SUB BAGIAN KOPERASI INDUSTRI & PERDAGANG AN SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KELEMBAGA AN SUB BAGIAN RUMAH TANGGA SUB BAGIAN PERENCANA PROGRAM & ANGGARAN SUB BAGIAN PERTANAH AN & PERBATASAN SUB BAGIAN KESEJAH TERAAN SOSIAL SUB BAGIAN BANTUAN HUKUM & HAM SUB BAGIAN HUMAS & HUB ANTAR LEMBAGA SUB BAGIAN PRODUKSI DAERAH & SDA SUB BAGIAN PEMBINAAN ADM / PEMBANGU NAN SUB BAGIAN DISIPLIN & KEPEGAWAI AN SUB BAGIAN PROTOKOL SUB BAGIAN PENATA USAHAAN KEUANGAN SUB BAGIAN KETENTRAM AN & KETERTIBAN UMUM SUB BAGIAN PEMUDA OLAHRAGA, PEND. & BUDAYA SUB BAGIAN DOKUMEN TASI & PUBLIKASI SUB BAGIAN INFORMA TIKA & KOMUNI KASI SUB BAGIAN PROMOSI & BADAN USAHA DAERAH Sumber : Bagian Hukum dan Organisasi Setdakab Labuhanbatu Utara Tahun 2014 SUB BAGIAN MONITOR ING & PELAPORAN SUB BAGIAN TATALAKSA NA & ANALISIS JABATAN SUB BAGIAN TU, SANDI & TELEKOMU NIKASI SUB BAGIAN PERLENGKA PAN & PERAWAT AN Gambar 2.1 Bagan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara 80

66 Buku Putih Sanitasi KETUA DPRD SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SEKRETARIS DPRD BAGIAN UMUM BAGIAN KEUANGAN BAGIAN PERSIDANGAN DAN RISALAH SUB BAGIAN TATA USAHA DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN ANGGARAN SUB BAGIAN PERSIDANGAN SUB BAGIAN RUMAH TANGGA & PERLENGKAPAN SUB PENATAUSAHAAN KEUANGAN SUB BAGIAN RISALAH SUB BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT & PROTOKOL Sumber : Bagian Hukum dan Organisasi Setdakab Labuhanbatu Utara Tahun 2014 SUB BAGIAN VERIFIKASI SUB BAGIAN PER UU-AN, PERPUSTAKAAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT Gambar 2.2 Bagan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara 81

67 Kabupaten Labuhanbatu DINAS Utara, 2014 Buku Putih Sanitasi KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM BIDANG PERALATAN DAN PERLENGKAPAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN BIDANG PENGAIRAN BIDANG BANGUNAN, PERMUKIMAN & TATA RUANG SEKSI PERBENGKELAN SEKSI PRASARANA JALAN SEKSI IRIGASI SEKSI PERUMAHAN DAN GEDUNG SEKSI PERLENGKAPAN SEKSI PRASARANA JEMBATAN SEKSI SUNGAI, RAWA DAN DANAU SEKSI PRASARANA PERMUKIMAN SEKSI PEMELIHARAAN SEKSI PEMELIHARAAN PRASARANA JALAN DAN JEMBATAN SEKSI PEMELIHARAAN IRIGASI, SUNGAI, RAWA DAN DANAU SEKSI PERENCANAAN KOTA, WILAYAH DAN PEMETAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS Sumber : Bagian Hukum dan Organisasi Setdakab Labuhanbatu Utara Tahun 2014 Gambar 2.3 Bagan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara 82

68 DINAS Buku Putih Sanitasi KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN PROGRAM BIDANG PENGELOLAAN PASAR DAERAH BIDANG KEBERSIHAN BIDANG PERTAMANAN BIDANG ANGKUTAN DAN PERALATAN SEKSI PENGELOLAAN PASAR DAN PERTOKOAN SEKSI PENGELOLAAN SAMPAH SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENATAAN RUMAH SEKSI ANGKUTAN SEKSI PERENCANAAN SARANA PASAR DAN PERTOKOAN SEKSI PENGELOLAAN SANITASI SEKSI PEMELIHARAAN & PERAWATAN LAMPU HIAS SEKSI PERALATAN SEKSI PERAWATAN DAN PENGENDALIAN SEKSI PENGELOLAAN LIMBAH DAN SAMPAH SEKSI PENERANGAN LAMPU JALAN DAN PENGAWASAN SEKSI PEMELIHARAAN SARANA & PRASARANA ANGKUTAN Sumber : Bagian Hukum dan Organisasi Setdakab Labuhanbatu Utara Tahun 2014 UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS Gambar 2.4 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara 83

69 BADAN Buku Putih Sanitasi KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PENYULUHAN DAN KELEMBAGAAN BIDANG AMDAL BIDANG PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN BIDANG KONSERVASI DAN REHABILITASI SUB BIDANG PENYULUHAN SUB BIDANG TEKNIK AMDAL SUB BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SUB BIDANG KONSERVASI SUB BIDANG KELEMBAGAAN SUB BIDANG PENILAIAN SUB BIDANG PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN SUB BIDANG REHABILITASI Sumber : Bagian Hukum dan Organisasi Setdakab Labuhanbatu Utara Tahun 2014 Gambar 2.5 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara 84

70 2.7 Komunikasi dan Media Kegiatan komunikasi terkait sanitasi yang ada pada Kabupaten Labuhanbatu Utara telah dilaksanakan di beberapa desa ataupun kelurahan. Namun data sekunder terkait komunikasi dan media yang menggambarkan pengalaman dan kapasitas Kabupaten Labuhanbatu Utara tentang pemasaran isu isu sanitasi tidak lengkap. Berikut ini adalah kegiatan komunikasi terkait sanitasi dari Dinas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara. Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Promosi Higiene dan Sanitasi No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tujuan kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran 1 Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2012 Badan Lingkunga n Hidup Dan Bupati Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan Masyarakat pada 90 desa/kel Labuhan batu Utara Ekonomi Hijau Ubah Perilaku Tingkatkan Kualitas Lingkungan Terbatasnya masyarakat yang diundang dalam acara tersebut, perlu penambahan anggaran. 2 Penanaman Pohon dan Sosialisasi Adiwiyata di Sekolah 2013 BLH Mewujudkan dan meningkatkan kesadaran warga sekolah peduli lingkungan Seluruh guru dan siswa Kab. Labuhan batu Utara Penerapan Pendidikan Lingkungan Yang Lebih Nyata Terbatasnya pihak sekolah yang diundang, perlu penambahan anggaran. 51

71 3 Badan Lingkungan Hidup Kab. Labura Program Sekolah Adiwiyata Siswa membuang sampah pada tempatnya, siswa mengerti pentingnya memilah sampah dan manfaatnya 2013 Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Sekolahsekolah pada Kab. Labuhan batu Utara Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Terdapat 10 sekolah yang termasuk Adiwiyata Nasional, perlu ditingkatkan program ini terhadap sekolah lain. Sumber : blhlabura.blogspot.com No Jenis Media a) Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi Khalayak b) Pendanaan c) Isu yang Diangkat d) Pesan Kunci e) Efektivitas f) Keterangan : tidak ada data. N I H I L 52

72 BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH Bab ini menjelaskan kondisi riil pengelolaan sanitasi dan komponen lain terkait sanitasi saat ini serta permasalahan utama atau prioritas yang dihadapi Kabupaten Labuhanbatu Utara. 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah desa/kelurahan yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari 10 desa/kelurahan yang berada di tujuh kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Berikut ini adalah peta wilayah kajian sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara : Peta 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi 53

73 3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat dimana masyarakat, swasta dan dunia usaha diharapkan berperan serta mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Tatanan Rumah Tangga Mengapa PHBS masih diperlukan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari? Karena faktor perilaku memiliki andil % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Yang menjadi sepuluh indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga yaitu : (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi bayi ASI eksklusif, (3) menimbang bayi dan balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, (10) tidak merokok di dalam rumah. 54

74 Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) terhadap perilaku hidup bersih sehat sebagai berikut : Gambar 3.1 : Grafik CTPS di lima waktu penting CTPS DI LIMA WAKTU PENTING Tidak Ya Berdasarkan hasil Studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Labuhanbatu Utara kebiasaan masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun pada 5 waktu penting baru dilakukan oleh 23 % masyarakat. Selebihnya yaitu sekitar 77 % masyarakat belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di 5 waktu penting. 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun antara lain : setelah ke jamban, setelah membersihkan anak buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan dan setelah memegang hewan. 55

75 Gambar 3.2 Persentase Penduduk yang melakukan BABS Perilaku BABS Ya, BABS Tidak Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Labuhanbatu Utara perilaku Buang Air Besar Sembarangan masih dilakukan oleh 60,3 % masyarakat. Dan 39,8 % masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara yang sudah tidak melakukan praktek BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air) Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air Ya, tercemar Tidak tercemar 56

76 Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Labuhanbatu Utara masih ada sekitar 32,3 % masyarakat yang pengelolaan air minumnya memiliki potensi tercemar pada saat penanganan air minum maupun pada wadah penyimpanan air minum. Sementara 67,8 % masyarakat sudah aman dalam pengelolaan air minum. Gambar 3.4 Grafik Pengelolaan Sampah Setempat Pengelolaan Sampah Setempat Tidak diolah Ya, diolah Berdasarkan hasil Studi EHRA dapat diketahui bahwa hanya 25,8 % saja masyarakat yang sudah melakukan pengolahan sampah, dan sebagian besar 74,3 % masyarakat belum melakukan pengolahan sampah. 57

77 Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL Buku Putih Sanitasi Pencemaran karena SPAL Tidak aman Ya, aman Berdasarkan hasil EHRA diketahui bahwa 44,8 % masyarakat belum mengelola air limbah dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci dengan benar. Dan sebagian masyarakat atau 55,3 % sudah dapat mengelola air limbahnya. Permasalahan mendesak yang dihadapi pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara terkait PHBS terkait sanitasi adalah sebagai berikut : Rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam pelaksanaan PHBS, hal ini dapat dilihat dari hasil studi EHRA bahwa 77 % masyarakat belum melakukan cuci tangan pakai sabun di lima waktu penting dan 60,3 % masyarakat masih buang air besar sembarangan. Kurangnya peran serta stakeholder dalam penyampaian informasi tentang PHBS Masih kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dalam memicu masyarakat untuk melakukan PHBS Belum adanya regulasi yang terkait sanitasi Belum adanya rencana kegiatan yang terintegrasi diantara lintas sektor dan lintas program dalam masalah PHBS Masih kurangnya penerapan pengetahuan tentang PROHISAN di lingkungan masyarakat. 58

78 3.2.2 Tatanan Sekolah Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit bagi anak jika tidak dikelola dengan baik. Umur anak sekolah sendiri merupakan masa rawan terserang gangguan berbagai penyakit misalnya penyakit kecacingan perut, demam berdarah, diare, dsb. Daya tahan tubuh anak-anak di masa sekolah masih belum sebaik daya tahan tubuh orang dewasa. Kualitas sumber daya manusia antara lain ditentukan oleh dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan dan saling bergantung, yaitu pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan pra-syarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Bila kedua hal tersebut dapat berjalan selaras maka diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas sumber daya generasi penerus bangsa. Mewujudkan masyarakat sekolah yang sehat dengan lingkungannya yang kondusif melalui pembangunan sarana dan prasarana, promosi perilaku, hygiene dan pemberdayaan. Hygiene dan sanitasi sekolah adalah perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan guna terwujud lingkungan sehat yang bersih dan nyaman serta terbebas dari ancaman penyakit. Permasalahan spesifik dan prioritas yang dihadapi, berdasarkan standar Sekolah Sehat, kebutuhan Kamar Mandi/WC/Toilet di SD/MI, SMP/MTs, SMA/ MA di Kabupaten Labuhanbatu Utara belum memenuhi syarat, karena terdapat beberapa kendala seperti keterbatasan biaya, Air Bersih dan lahan di sekolah. 59

79 Buku Putih Sanitasi No Status Sekolah Dasar Jlh Sekolah Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/MI Jlh Siswa Jlh Guru Sumber Air Bersih*) Toilet Guru**) Toilet Siswa***) L P L P PD A M SPT /PL SGL T L/P L Dan P T L / P L Dan P Fas. Cuci Tangan Fas. TPS Sekolah Saluran Drainase T Y T Y T Y T 1 Sekolah Dasar Negeri - 2 Sekolah Dasar Swasta - 3 MI Total Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Keterangan: *) Sumber air bersih diisi jumlah sekolah yang menggunakan sumber air PDAM, Sumur Pompa Tangan/Pompa Listrik (SPT/TL), Sumur Gali (SGL) dan berfungsi. Pada kolom T diisi jumlah sekolah yang tidak mempunyai sumber air bersih ataupun sumber airnya tidak berfungsi. **) Toilet guru : Kolom L/P diisi dengan jumlah sekolah yang sudah menyediakan toilet untuk guru bersatu antara laki-laki dan perempuan Kolom L dan P diisi dengan jumlah sekolah yang menyediakan toilet guru terpisah untuk laki-laki dan perempuan Kolom T diisi dengan jumlah sekolah tidak mempunyai toilet untuk guru ***) Toilet siswa : Kolom L/P diisi dengan jumlah sekolah yang sudah menyediakan toilet untuk siswa bersatu antara laki-laki dan perempuan Kolom L dan P diisi dengan jumlah sekolah yang menyediakan toilet siswa terpisah untuk laki-laki dan perempuan Kolom T diisi dengan jumlah sekolah tidak mempunyai toilet untuk siswa 58

80 Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) No Kondisi Sarana Sanitasi % Sangat Baik % Baik % Kurang Baik 1 Toilet Guru 23.3% 26.7% 50.0% 2 Toilet Siswa 33.3% 16.7% 50.0% 3 Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 13.3% 36.7% 50.0% 4 Sarana Air Bersih 40.0% 10.0% 50.0% 5 Pengelolaan Sampah % 50.0% 6 Saluran Drainase 6.7% 43.3% 50.0% 7 Ketersediaan dana untuk kegiatan Higiene dan sanitasi % 73.3% 8 Pendidikan Higiene dan Sanitasi % 86.7% Sumber : Survey Sanitasi Sekolah, Tahun 2014 Tabel 3.3 PHBS terkait sanitasi pada Sekolah Dasar/MI No Kondisi Sarana Sanitasi Baik % Kurang Baik % 1 Toilet Guru % % 2 Toilet Siswa % % 3 Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) % % 4 Sarana Air Bersih % % 5 Pengelolaan Sampah % % 6 Saluran Drainase % % 7 Ketersediaan dana untuk kegiatan Higiene dan sanitasi % % 8 Pendidikan Higiene dan Sanitasi % % Sumber : Survey Sanitasi Sekolah, Tahun 2014 Permasalahan spesifik yang dihadapi pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara terkait PHBS dalam tatanan sekolah adalah sebagai berikut : Masih kurangnya penerapan pengetahuan tentang PROHISAN di lingkungan siswa sekolah, khususnya siswa sekolah dasar Kurangnya peran stakeholder dalam penyampaian informasi tentang PHBS Masih kurangnya jumlah sarana dan prasarana terkait sanitasi di sekolah-sekolah Regulasi terkait sanitasi belum dijalankan secara efektif Kurangnya dana untuk membangun fasilitas terkait sanitasi di sekolah-sekolah 59

81 3.3 Pengelolaan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yakni yang berasal dari buangan rumah tangga. Pencemaran akibat limbah domestikpun telah menunjukkan tingkat yang cukup serius. Di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebagai akibat masih minimnya fasilitas pengolahan air buangan kota (sewerage system) mengakibatkan tercemarnya badan sungai oleh air limbah domestik, bahkan badan sungai yang diperuntukkan sebagai bahan baku air minumpun telah tercemar pula. Sistem pembuangan air limbah yang umum digunakan masyarakat yakni air limbah yang berasal dari toilet dialirkan ke dalam tangki septik dan air limpasan dari tangki septik diresapkan ke dalam tanah atau dibuang ke saluran umum. Sedangkan air limbah non toilet yakni yang berasal dari mandi, cuci serta buangan dapur dibuang langsung ke saluran umum. Pengelolaan air limbah domestik merupakan penjelasan kondisi riil pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Labuhanbatu Utara saat ini, terkait kuantitas dan kualitas infrastruktur maupun aspek non infrastruktur lainnya, serta permasalahan prioritas yang dihadapi terkait pengelolaan air limbah domestik Kelembagaan Aspek kelembagaan terkait pengelolaan air limbah domestik ditangani oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara. Namum belum adanya perda yang mengatur tentang pengelolaan terkait air limbah domestik. Tabel 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan air limbah domestik Fungsi PERENCANAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb / PDAM Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb PMA / PMDN PMA / PMDN / NJO

82 Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb BLH / PU / Dispaskeb - PMA / PMDN / NJO PMA / PMDN / NJO PMA / PMDN / NJO Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja BLH / PU / Dispaskeb - - Mengelola IPLT dan atau IPAL BLH / Dinkes - - Melakukan penarikan retrubusi penyedotan lumpur tinja BLH / Dispaskeb - - Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau BLH / PU / penyedotan air limbah domestik Dispaskeb - - Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki BLH / PU / septik dan saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB Dispaskeb / - - KPMPPT PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik Dispaskeb / (pengangkutan, personil, peralatan, dll) BLH - - Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal Dispaskeb / pengelolaan air limbah domestik BLH - - Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah Dispaskeb / domestik BLH - - MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target Bappeda / PU pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota / BLH / Dispaskeb - - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur Bappeda / PU sarana pengelolaan air limbah domestik / BLH / Dispaskeb - - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air Bappeda / PU limbah domestik dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik / BLH / Dispaskeb - - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah Bappeda / PU domestik / BLH / Dispaskeb - - Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun Pamsimas 61

83 Tabel 3.5 Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Labuhanbatu Utara Substansi Peraturan AIR LIMBAH DOMESTIK Target Capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/kota Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kab/kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kab/kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor ntuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Ketersediaan Ada (sebutkan) RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL Tidak Ada Efektif Dilaksan akan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksan akan Tidak Efektif Dilaksan akan Ket Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksaaan - Ѵ Retrisbusi penyedotan air limbah domestik - Ѵ Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan Peluang keterlibatan swasta dalam pengelolaan air limbah domestic Kewajiban dan sanksi bagi swasta dalam pengelolaan air limbah domestik Layanan pemerintah kab/kota bagi masyarakat yang tidak mampu dalam pengelolaan air limbah domestik RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan 62

84 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Air buangan domestik merupakan buangan yang berasal dari kegiatan rumah tangga, salah satu ciri khas air buangan domestik yaitu kandungan zat organik dan angka BOD yang cukup tinggi. Kebiasaan membuang air buangan ke saluran drainase atau sungai akan sangat membahayakan kesehatan lingkungan karena pengelontorannya hanya terjadi jika ada hujan, selain dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, pembuangan buangan domestik tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu juga dapat menimbulkan pencemaran terhadap air tanah. Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan air limbah domestik/permukiman yaitu: a. Sanitasi sistem setempat atau dikenal dengan sistem sanitasi on-site yaitu fasilitas sanitasi individual seperti septic tank atau cubluk b. Sanitasi sistem off-site atau dikenal dengan istilah sistem terpusat atau sistem sewerage, yaitu sistem yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumahrumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL. Masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara masih menggunakan sistem pengelolaan air limbah on site berupa jamban keluarga, sistem pengolahan on site ini jamban pribadi 58 %, ke sungai 11 %, ke lubang galian 13 %, ke kebun/pekarangan 13 %, lainnya ke MCK/WC umum, WC helikopter, selokan/parit. Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak memiliki sistem off-site skala kota. Hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) terhadap pengelolaan air limbah rumah tangga sebagai berikut : 63

85 Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 0.00% 1.35% 0.67% 3.37% 0.00% Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase 35.35% Sungai/danau/pantai 56.23% Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu 2.36% Lainnya Dari grafik diatas, terlihat bahwa 56,23 % masyarakat sudah mempunyai tangki septik. Dan 2,36 % masyarakat ke pipa sewer, 35,35 % masyarakat tempat penyaluran akhir tinja hanya berupa cubluk/lobang tanah dan 3,37 % respoden menyatakan tidak tahu kemana tempat penyaluran akhir tinjanya. 64

86 Gambar 3.7 Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Tidak aman Suspek aman Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa tidak semua tangki septik yang dimiliki masyarakat aman masih ada 16,8 % merupakan tangki septik suspek tidak aman. Hal ini dikarenakan tangki septik sudah dibangun lebih dari 5 tahun atau lebih tetapi belum pernah dikuras. 65

87 Peta 3.2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik 66

88 Buku Putih Sanitasi Gambar 3.8. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Diagram Sistem Sanitasi AIR LIMBAH DOMESTIK Produk Input (A) User Interface (B) Pengumpulan & penampungan / pengolahan awal (C) Pengangkutan / pengaliran (D) (Semi) Pengolahan akhir terpusat (E) Daur ulang dan/atau pembuangan akhir Cubluk Kebun Sungai Air limbah Tangki Septik Drainase Lingkungan Pipa Sewer WC Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun

89 No Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Nama Kecamatan BABS* (KK) Sarana Tidak Layak Cubluk Tangki Septik tidak aman** (KK) Individual Jamban Keluarga dgn tangki septik aman (KK) Onsite System MCK umum/ Jamban Bersama (KK) Sarana Layak MCK ++ (KK) Berbasis Komunal Tangki Septik Komunal (KK) IPAL Komunal (KK) Offsite System Kawasan/ terpusat Sambung an Rumah (KK) (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) 1 AEK KUO AEK NATAS KUALUH HILIR KUALUH HULU KUALUH LEIDONG KUALUH SELATAN MARBAU NA IX-X *Yang termasuk BABS : BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb **Aman : sesuai kriteria SNI Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik Kondisi No Jenis Satuan Jumlah/Kapasitas Tdk Keterangan Berfungsi berfungsi (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) Sistem Onsite 1 Berbasis komunal IPAL Komunal - Unit MCK++ - Unit Tangki Septik Komunal - Unit Truk Tinja - Unit IPLT: kapasitas - M3/hari Sistem Offsite 4 IPAL Kawasan / Terpusat Kapasitas -M3/hari Sistem IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah 68

90 3.3.3 Peran Serta Masyarakat Peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam pengolahan air limbah dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh si pemrakarsa. b. Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu (secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal ini karena keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang menggunakan sungai sebagai pembuangan limbah domestiknya, meskipun sudah memiliki jamban pribadi dan septic tank. Dalam rangka mendorong partisipasi dan peran serta masyarakat, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara mempunyai program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Dimana masyarakat diharapkan berperan serta baik dalam bentuk tenaga, pendanaan maupun pemikiran/perencanaan serta pengelolaan. Pemberdayaan masyarakat ini juga dimaksudkanuntuk meningkatkan keterlibatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan air limbah di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Selain itu, pengelolaan sarana sanitasi oleh masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 69

91 Tabel 3.8 Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat*) No Nama Program/Kegiatan 1 On Site individual: STBM a) Bantuan 24 Hour Meter cuci parit b) Pencucian air limbah Pelaksanaan/P J a) PT. MP Leidong Indonesia b) PT. UMADA Lokasi a) Tarutung glugur, Aek Kanopan b) Desa Aek Tapa Tahun Program/k egiatan **) a) 2012 b) 2012 Penerima Manfaat ***) Jumlah Kondisi Sarana Saat Ini ****) L P Sarana Tidak Berfungsi Berfungsi a) Ѵ b) Ѵ 2 On Site komunal: Sanimas: MCK Sanimas: IPAL Komunal Total Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan Keterangan: Tuliskan semua daftar program/kegiatan air limbah domestik yang ada di wilayah kajian Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. * Program/kegiatan Air Limbah Domestik berbasis masyarakat : seluruh program/kegiatan air limbah domestik yang menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat mulai dari tahap persiapan masyarakat, perencanaan, pembangunan, sampai operasi dan pemeliharaan. ** Tahun program/kegiatan diisi program/kegiatan 3-5 tahun sebelumnya *** Penerima manfaat diisi jumlah laki-laki dan perempuan yang menerima manfaat di setiap lokasi **** Kondisi berdasarkan keterangan SKPD dan kunjungan lapangan terhadap beberapa lokasi yang telah ditentukan. 70

92 Tabel 3.9 Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh masyarakat No Pengosongan Tangki Jenis Tahun Sarana Pengelola Biaya Operasi dan Lokasi Septik/IPAL Sarana Dibangun Pemeliharaan Lembaga Kondisi Waktu Layanan N I H I L Keterangan : Belum adanya pengelolaan sarana air limbah oleh masyarakat. 71

93 3.3.4 Komunikasi dan Media Untuk sosialisasi, publikasi dan pemberian informasi kepada masyarakat berkaitan dengan pengelolaan air limbah domestik digunakan berbagai media komunikasi baik media cetak (koran dan majalah) maupun elektronik (internet). Peran media tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3.9 Penyuluhan atau Sosialisasi yang diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara 13% 17% 30% 1 Masalah sampah dan kebersihan lingkungan 2 Stop BABS 3 saluran air kotor 4 CTPS 23% 17% 5 TBC 0% 6 Tidak ada Berdasarkan focus discussion group yang diikuti masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara, penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti masyarakat mengenai masalah sampah dan kebersihan lingkungan sebesar 30%. Sosialisasi mengenai CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) sebesar 23%. Sosialisasi mengenai Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sebesar 17%. Untuk penyuluhan tentang penyakit TBC sebesar 13%. Dan 17% diantaranya tidak pernah mengikuti penyuluhan atau sosialisasi Peran Swasta Di Kabupaten Labuhanbatu Utara selain Pemkab belum ada penyedia layanan air limbah domestik yang melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara, sehingga Pemerintah Kabupaten tidak memiliki daftar penyedia layanan yang bergerak di bidang layanan air limbah domestik

94 No. Tabel 3.10 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Air Limbah Domestik Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jumlah Kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Volume Potensi Kerjasama N I H I L 73

95 3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan Kabupaten Labuhanbatu Utara belum melaksanakan kegiatan pengelolaan terkait air limbah domestik, sehingga tidak adanya data pendanaan dan pembiayaan. Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen air limbah domestik Tahun No Komponen Belanja (Rp) Air Limbah (1a+1b) , , , ,00 1.a Pendanaan Investasi air limbah , , , ,00 1.b Pendanaan OM yang dialokasikan - dalam APBD , ,00-1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Rata-rata Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun Keterangan : Perhitungan untuk tentang realisasi pendanaan sanitasi komponen air limbah domestik tidak ada datanya dikarenakan masih belum adanya dinas khusus yang menangani tentang air limbah domestik dan Kabupaten Labuhanbatu Utara termasuk kabupaten yang baru melakukan pemekaran. Pertum buhan (%) Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Tahun No Subsektor Rata-rata A B C D e f G H I 1 Air limbah 1.b Realisasi retribusi B Potensi retribusi Keterangan : tidak ada data N I H I L Pertumb uhan (%) 74

96 3.3.7 Permasalahan mendesak dan isu strategis Beberapa permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik yang dihadapi oleh Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah: Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak dan isu strategis No. Permasalahan mendesak 1 Pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap sanitasi masih sangat rendah 2 Belum adanya regulasi yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik 3 Sarana dan prasaran air limbah domestic yang masih terbatas 4 Komitmen pemerintah daerah masih rendah untuk penanganan air limbah domestik 3.4 Pengelolaan Persampahan Pengelolaan sampah didefinisikan adalah semua kegiatan yang bersangkuta paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang erat kaitannya dengan respon masyarakat. Pemerintah menyadari bahwa permasalahan sampah telah menjadi permasalahan nasional. Perlu adanya sistem pengelolaan yang dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir. Selain itu bahwa dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah, pemerintah daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga perlu adanya Undang-Undang yang mengatur tentang pengelolaan sampah. Pada tahun 2008 disahkan UU no 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi: 75

97 Pembatasan timbulan sampah Pendauran ulang sampah, dan/atau pemanfaatan kembali sampah Sedangkan kegiatan penanganan meliputi: Pemilihan Pengumpulan Pengangkutan Pengolahan Pemrosesan akhir sampah Menjelaskan detail kondisi riil pengelolaan persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara saat ini terkait kuantitas dan kualitas infrastruktur maupun aspek non infrastruktur lainnya, serta permasalahan prioritas yang dihadapi terkait pengelolaan persampahan Kelembagaan Kegiatan pengelolaan dan pengendalian sampah di Kabupaten Labuhanbatu Utara baik sampah rumah tangga (sampah organik dan anorganik) maupun sampah sejenis rumah tangga (sampah organik dan anorganik dari kawasan komersial, fasilitas umum dan industri) sesuai dengan tupoksinya dilakukan oleh Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan. Peraturan dan kebijakan pengelolaan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Nomor 29 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara dan menyangkut besarnya retribusi. Pengelolaan persampahan secara teknisnya ditangani oleh Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dalam hal ini secara tupoksi dilaksanakan oleh seksi kebersihan. Seksi Kebersihan melaksanakan pengurangan sampah (3R) dan penanganan sampah (pemilahan, pengangkutan, pengomposan dll) dari sumber sampah sampai dengan pembuangan di TPA. Dinas ini juga menangani pengelolaan sampah rumah tangga, pasar, fasilitas umum. Sampah dikumpulkan ke tempat penampungan sampah sementara dari sumber-sumber timbulan sampah (bak sampah,tps, tong sampah, container sampah) lalu diangkut oleh truk pengangkut sampah ke TPA Kecamatan Kualuh Selatan Desa Damuli Kebun, namun sebagian sampah tersebut 76

98 dikurangi melalui adanya pemulung barang bekas seperti logam, plastik, dan kertas yang dijual ke penampung (pengepul). Kantor Pasar dan Kebersihan membawahi 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Kebersihan, Seksi Pengelolaan Pasar dan Seksi Pertamanan. Pelayanan pengelolaan sampah secara rutin mencakup 5 kecamatan dari 8 kecamatan yakni Kecamatan Kualuh Hulu, Kualuh Selatan, Aek Natas, Na IX-X, dan Marbau dimana pelayanan pengelolaan sampah dilakukan mulai dari pengambilan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) sampai pengangkutan ke TPA ataupun pengelolaan sampah diambil dari pekan/pasar yang ada di beberapa kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Sedangkan dari sumber sampah ke TPS, pengelolaan dilakukan oleh masyarakat atau petugas kebersihan (penyapu jalan). Tabel 3.14 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat PERENCANAAN - Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb - Menyusun rencana program Persampahan dalam Bappeda / BLH / PU / rangka percapaian target Dispaskeb PMA / PMDN / NJO Menyusun rencana anggaran program Persampahan dalam rangka percapaian target PENGADAAN SARANA - Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb BLH / PU / Dispaskeb - - PMA / PMDN / NJO LKM / OMS - Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) BLH / PU / Dispaskeb Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) - Membangun sarana TPA BLH / PU / Dispaskeb BLH / PU / Dispaskeb BLH / PU / Dispaskeb PMA / PMDN / NJO PMA / PMDN / NJO PMA / PMDN - Menyediakan sarana pengolahan - - LKM / OMS

99 sampah (composting, pembangkitan listrik, dll) PENGELOLAAN - Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS BLH / PU / Dispaskeb Buku Putih Sanitasi PMA / PMDN / NJO LKM / OMS - Mengelola sampah di TPS BLH / PU / Dispaskeb Mengangkut sampah dari TPS ke TPA BLH / PU / Dispaskeb Mengelola TPA BLH / PU / Dispaskeb Melakukan pemilahan sampah BLH / PU / Dispaskeb Melakukan penarikan retribusi sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN - Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) - Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah - Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan BLH / PU / Dispaskeb - - BLH / PU / Dispaskeb - - BLH / PU / Dispaskeb PMA / PMDN / NJO BLH / PU / Dispaskeb - - Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb Bappeda / BLH / PU / Dispaskeb Sumber: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun Tabel 3.15 Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara Peraturan PERSAMPAHAN - Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini - Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Ketersediaan ada (sebutkan) RTRW / RDTR / RTBL RTRW / RDTR / RTBL Tidak ada Efektif dilaksa nakan Pelaksanaan Belum Tidak efektif efektif dilaksanakan dilaksanakan Keterangan Belum ada pelaksanaan Belum ada pelaksanaan 78

100 - Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan persampahan RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan - Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan - Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan - Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan - Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah RTRW / RDTR / RTBL Belum ada pelaksanaan - Retribusi sampah atau kebersihan RTRW / RDTR / RTBL - - Dinas Pasar & Kebersihan Sumber: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun Sistem dan Cakupan Pelayanan - Hanya beberapa kecamatan Pola penanganan sampah di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada saat ini sebagian besar dari masing-masing rumah tangga di kumpulkan lalu dibakar atau dibuang ke suatu tempat atau lubang dan sungai bagi rumah tangga yang posisinya berdekatan dengan sungai. Cara penanganan sampah seperti tersebut di atas dapat berakibat pada polusi Udara atau pendangkalan sungai. Sedangkan pola penanganan sampah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara melalui Dinas Kebersihan adalah sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tong Sampah dibawa dengan Dump Truck ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 79

101 Rencana pengelolaan sampah di Kabupaten Labuhanbatu Utara, dilakukan melalui proses berikut : Sistem Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap rumah maupun bangunan sarana kota, dengan ukuran liter. Tong sampah di setiap rumah disediakan sendiri oleh masing-masing keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada sarana kota di sediakan oleh pemerintah. Untuk mempermudah pengolahan, diperkenalkan 2 macam tong sampah untuk setiap rumah, yaitu tong untuk sampah organik seperti sayuran, kertas dan lain-lain serta tong untuk sampah non organik seperti plastik, styrofoam, dan lain-lain. Sistem Pengumpulan, yaitu proses pengumpulan sampah dapat dilakukan baik secara individual maupun secara komunal melalui bak-bak penampungan yang disediakan di setiap unit lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran. Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai gerobak sampah ukuran 1 m 3 ke lokasi Transfer Depo atau Tempat Penampungan Sementara (TPS) oleh pengelola swadaya masyarakat di masing-masing unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran serta yang berada di sepanjang jalan utama dikelola oleh instansi terkait. Sistem Pemindahan dan Pengangkutan, yaitu kontainer sampah maupun sampah dari tiap lokasi TPS atau Transfer Depo diangkut oleh kendaraan truk sampah maupun arm roll truck/dump truck ke lokasi tempat pembuangan akhir (TPA), yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Sistem Pembuangan/Pengolahan, yaitu sistem pengolahan sampah yang dilakukan di TPA dengan cara sistem lahan urug (sanitary land fill) yang dilengkapi sarana sistem drainase permukaan maupun bawah permukaan, sistem pembuangan gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah dan sumur (pipa) pemantau leachate (cairan yang ditimbulkan oleh sampah). Selain untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat serta terciptanya mekanisme pengelolaan sampah yang efektif dan efisien, rencana pengelolaan sampah juga mempertimbangkan segi estetika dan dampak negatif yang mungkin terjadi dari penanganan sampah. Pola pengelolaan 80

102 Khusus untuk kawasan perdagangan di daerah perencanaan, pengelolaan persampahannya langsung ditangani oleh pihak yang terkait. Pengelolaan tersendiri untuk kawasan perencanaan ini dapat meringankan beban pengelolaan oleh petugas sebagai lembaga yang berwenang. Pola pelayanan Rencana pola pelayanan persampahan di kawasan perencanaan, yaitu pelayanan individual langsung dan pelayanan individual tak langsung. Pelayanan individual langsung sebagian besar dipakai untuk kawasan sepanjang jalan utama dan kawasan komersial. Sedangkan untuk pelayanan individual tak langsung, dapat dipakai untuk kawasan pemukiman. Peran serta masyarakat dan swasta Dalam pelaksanaan pelayanan sampah kota, perlu adanya peran serta masyarakat dan swasta dalam sistem pewadahan hingga pengangkutan. Dalam pembangunan TPA di Kabupaten Labuhanbatu Utara, kriteria yang harus dipenuhi antara lain : 1. Kondisi geologi a. Tidak berlokasi di zona holocene fault; serta b. Tidak boleh di zona bahaya geologi. 2. Kondisi hidrogeologi a. Tidak boleh mempunyai muka air tanah < 3 m; b. Tidak boleh keluasan tanah lebih besar 10-6cm/det; c. Jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir aliran; serta d. Dalam hal tidak ada zona yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas, maka harus diadakan masukkan teknologi. 3. Kemiringan zona harus kurang dari 20 %. 4. Jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3000 meter untuk penerbangan turbo jet dan harus lebih besar dari 1500 meter untuk jenis lain. 5. Tidak boleh berada pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode ulang 20 tahun. 81

103 Berdasarkan pada hasil analisis terhadap wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Utara serta syarat yang harus dimiliki oleh lokasi TPA, maka Lokasi yang cocok untuk TPA di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah di Kecamatan Kualuh Selatan Desa Damuli Kebun, dengan luas lahan yang dibutuhkan untuk menampung timbulan sampah sampah sampai tahun 2031 seluas 20 Ha. Hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) (N= 400 rumah tangga) terhadap pengelolaan sampah rumah tangga sebagai berikut : Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Grafik memperlihatkan pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan hasil studi EHRA hanya 9,5% saja yang dinilai cukup baik antara lain : 1. Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 10,3 % 2. Dikumpulkan pendaur ulang 0,5 % 3. Di buang ke lubang dan ditutup tanah sebesar 0,3% 82

104 Sebagian besar belum mengelola sampahnya dengan baik antara lain : 1. Dibakar sebesar 73,5 % 2. Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebesar 3,3 % 3. Dibuang ke lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 5,3 % 4. Dibiarkan saja membusuk 1 % 5. Dibuang ke sungai 3 % Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah Seberapa sering petugas mengangkut sampah dari rumah? Beberapa kali dalam seminggu Sekali dalam sebulan Tidak pernah 94.0 Tidak tahu Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa layanan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak cukup baik, sebanyak 0,8 % sampah diangkut beberapa kali dalam seminggu, 0,3 % sekali dalam sebulan, dan sebanyak 94 % menyatakan bahwa tidak ada petugas yang mengangkut sampah dari rumah. Dan 5 % menyatakan tidak tahu kapan petugas mengangkut sampah dari rumah. 83

105 Peta 3.3 Peta Cakupan Pelayanan Pengangkutan Sampah 84

106 Buku Putih Sanitasi Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Diagram Sistem Sanitasi PERSAMPAHAN Produk Input (A) User Interface (B) Pengumpulan sementara (C) Penampungan sementara (TPS) (D) Pengangkutan (E) (Semi) Pengolahan akhir terpusat (F) Daur ulang / pembuangan akhir Pinggir jalan Amrol / Container TPA Open Dumping Sampah rumah tangga / UKM Tempat sampah Betor sampah BAK TPS Truk sampah Pengepul Dibakar Lahan kosong Sungai Sumber: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun

107 Tabel 3.16 Cakupan layanan persampahan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara No 1 Nama Kecamatan AEK KUO Volume Terlayani Jumlah Timbulan Institusi Tidak Terlayani 3R TPA Penduduk Sampah Pengelola (orang) (ton) (%) (M3) (%) (M3) (%) (Kg) (%) (Kg) ,275 ton/hr % 1275 kg 86,0% 7515,9 Kg 2 AEK NATAS ,195 ton/hr ,75% 1195 kg 88.25% 8.979,2 Kg 3 KUALUH HILIR KUALUH HULU ,914 ton/hr ,64% kg 34,36% 6.759,7 Kg 5 KUALUH LEIDONG ,250 ton/hr ,89% 250 kg 97,11% 8.388,8 Kg 6 KUALUH 3, SELATAN ton/hr ,7% kg 80,3% ,8 Kg 7 MARBAU 2, ton/hr ,88% kg 82,12% 9.514,9 Kg 8 NA IX-X 1, ton/hr ,12% kg 86,88% ,2 Kg Sumber: Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun Catatan : asumsi besaran timbulan sampah menggunakan data sumber sampah rumah semi permanen yaitu 2 2,25 L/orang/hari atau 0,3 0,35 Kg/orang/hari. (SNI ) 86

108 Buku Buku Putih Putih Sanitasi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, Utara, Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah/ Kapasitas Rotasi/Hari Kondisi Berfungsi Tidak berfungsi Keterangan (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) 1 Pengumpulan Setempat - Gerobak Unit 5 - V 2 m 3 - Becak/Becak Motor Unit 3 - V 2 2,5 m 3 2 Penampungan Sementara - Bak Biasa Unit 3 - V 4 m 3 - Container Unit Transfer Depo Unit 5 - V 5 m 3 3 Pengangkutan - Dump Truck Unit 5 2 V 6 m 3 - Arm Roll Truck Unit 2 2 V 6 m 3 - Compaction Truck Unit (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat - TPS 3R SPA (stasiun peralihan antara) TPA/TPA Regional - Sanitary landfill Ha Controlled landfill Ha Open dumping Ha 4 Ha - V - Pinjam pakai lahan PTPN IV Mambang Muda PTPN IV Kebun Berangir 6 Alat Berat - Bulldozerl Unit Whell/truck loader Unit Excavator / backhoe Unit Sumber : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun

109 3.4.3 Peran Serta Masyarakat No Dalam pengolahan sampah sangatlah penting adanya keterlibatan masyarakat baik kaum laki-laki maupun perempuan. Diharapkan masyarakat sudah bisa memilah sampahnya menjadi 3 R karena ini sangat membantu sekali dalam pengurangan timbulan sampah. Masyarakat bisa membuka lahan pekerjaan baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan pengambilan sampah di rumahrumah dan juga tenaga dalam pemilahan sampah yang bisa dinilaikan ekonomis. Berikut ini tabel pengolahan sampah di tingkat desa/kecamatan : Nama Program/Kegiatan Pelaksanaan/PJ Tabel 3.18 Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat*) Lokasi Tahun Program/keg iatan **) Penerima Manfaat ***) Jumlah Kondisi Sarana Saat Ini ****) L P Sarana Tidak Berfungsi Berfungsi 1 TPST 3R: TPST Sampah Organik 2 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan : a) PT. Socfindo a) Desa Aek a) 2012 a) satu a) ѵ a) Bantuan kereta Paminke, angkong sorong Kec. Aek untuk angkut Natas sampah Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan Keterangan: Tuliskan semua daftar program/program layanan persampahan yang ada di wilayah kajian Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. * Program/kegiatan Persampahan berbasis masyarakat : seluruh program/kegiatan air limbah domestik yang menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat mulai dari tahap persiapan masyarakat, perencanaan, pembangunan, sampai operasi dan pemeliharaan. ** Tahun program/kegiatan diisi program/kegiatan 3-5 tahun sebelumnya *** Penerima manfaat diisi jumlah laki-laki dan perempuan yang menerima manfaat di setiap lokasi 88

110 **** Kondisi berdasarkan keterangan SKPD dan kunjungan lapangan terhadap beberapa lokasi yang telah ditentukan. Buku Putih Sanitasi Tabel 3.19 Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat No Jenis Kegiatan Lokasi Pengelola Kerjasama Lembaga Kondisi dengan pihak lain Keterangan N I H I L Keterangan : Tidak adanya pengelolaan sampah oleh masyarakat, karena sebagian besar penanganan sampah di Kabupaten Labuhanbatu Utara dilakukan dengan cara dibakar. 89

111 Buku Buku Putih Putih Sanitasi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Humbang Labuhanbatu Hasundutan, Utara, Komunikasi dan Media Dalam memberikan informasi atau promosi tentang sampah sangatlah penting peran media yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara, baik media masa maupun media elektronik. Dengan adanya media ini masalah sampah bisa di dengar dan di mengerti oleh seluruh kalangan. Berikut ini beberapa kegiatan yang dimuat di beberapa media yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara NO KEGIATAN / BERITA TAHUN DINAS PELAKSANA TUJUAN KEGIATAN (RANGKUMAN BERITA) KHALAYAK SASARAN PESAN KUNCI PEMBELAJARAN 1 Sosialisasi kebijakan 2014 Dinas Pasar, Kebersihan dan Meningkatkan kesadaran Kepala desa, lurah, pengelolaan persampahan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara masyarakat untuk hidup bersih serta lingkungan camat dan tokoh masyarakat. - - yang indah Sumber : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun

112 3.4.5 Peran Swasta Partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang terdata dari studi penyedia layanan sanitasi meliputi KSM dan swasta. Diharapkan dari berbagai elemen dunia usaha antara lain dari perusahaan/industri, perbankan, usaha pengepul barang bekas, utamanya sampah yang dibuang keluar Kabupaten Labuhanbatu Utara, LSM, KSM, UKM, dll. Partisipasi aktif tersebut diharapkan berupa penyaluran dana berasal dari dana CSR (Corporate Social Responsibility) masing-masing perusahaan. Tabel 3.20 Peran Swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan No Nama Provider Tahun mulai operasi Jenis kegiatan / Kontribusi Terhadap Sanitasi A B C D 1. PTPN III Kebun Mambang Muda 2010 Pinjam pakai lahan perkebunan untuk dijadikan TPA sampah Volume Potensi Kerjasama 2 Ha - 2. PTPN IV Kebun Berangin 2010 Pinjam pakai lahan perkebunan untuk dijadikan TPA sampah 2 Ha - Sumber : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan pengelolaan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara berasal dari APBN, APBD Propinsi dan APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara. Pendapatan dari sektor persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara sampai dengan saat ini, hanya cukup untuk membiayai sekitar setengahnya dari kebutuhan untuk operasional persampahan, hal ini cukup wajar karena dalam pelayanan persampahan tidak berorientasi pada keuntungan. Kabupaten Labuhanbatu Utara menerbitkan Perda Nomor 29/2009 tentang Pelayanan Kebersihan. Perda ini hanya meliputi tentang retribusi sampah. 91

113 Tabel 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun No Subsektor Belanja (Rp) Ratarata Pertum buhan (%) 1 Air Limbah (1a+1b) 2 Sampah (2a+2b) 2.a 2.b 2.c Pendanaan Investasi persampahan Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun , , , , , , , , Sumber : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun Perhitungan untuk pendanaan investasi sampah, Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD, Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun tidak dapat ditampilkan secara terperinci karena biaya biaya di luar pekerjaan fisik disatukan dalam satu anggaran program kegiatan. Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah NO SKPD Rata-rata Pertumbu han (%) a B C d E F g h I Persampa Han Retribusi 1 Sampah , Potensi Sampah Sumber : Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun

114 3.4.7 Permasalahan Mendesak Beberapa permasalahan terkait pengelolaan persampahan yang dihadapi oleh Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah: Tabel 3.23 Permasalahan mendesak No Permasalahan Mendesak 1 Pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan persampahan masih rendah 2 Sarana dan prasarana persampahan masih terbatas 3 Perda tentang persampahan belum optimal dilaksanakan 4 Komitmen pemerintah daerah masih rendah untuk penanganan persampahan 3.5 Pengelolaan Drainase Perkotaan Drainase perkotaan berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga tidak merugikan masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Kelebihan air tersebut dapat berupa air hujan, air limbah domestik maupun air limbah industri. Oleh karena itu drainase perkotaan harus terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendali banjir kota dan lainnya. Berdasarkan fungsinya, terdapat dua pola yang dipakai untuk menahan air hujan, yaitu: Pola detensi (menampung air sementara), yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara untuk kemudian mengalirkannya ke badan air misalnya dengan membuat kolam penampungan sementara untuk menjaga keseimbangan tata air. Pola retensi (meresapkan), yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara sembari memberikan kesempatan air tersebut untuk dapat meresap ke dalam tanah secara alami antara lain dengan membuat bidang resapan (lahan resapan) untuk menunjang kegiatan konservasi air. Untuk mengatasi permasalahan infrastruktur diperlukan sistem drainase yang berwawasan lingkungan dengan prinsip dasar mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga dapat 93

115 dialirkan secara terkendali dan lebih banyak memiliki kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Hal ini dimaksudkan agar konservasi air tanah dapat berlangsung dengan baik dan dimensi struktur bangunan sarana drainase dapat lebih efisien. Sub bab ini menjelaskan detail kondisi riil pengelolaan drainase lingkungan saat ini, baik aspek kuantitas dan kualitas infrastruktur maupun aspek non infrastruktur lainnya dan permasalahan prioritas yang dihadapi Kelembagaan Pada dasarnya aspek legal formal pengelolaan drainase di tingkat kota/daerah permukiman di Kabupaten Labuhanbatu Utara belum memiliki perda terkait pengelolaan drainase perkotaan. Tabel 3.24 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kabupaten SWASTA Masyarakat PERENCANAAN - Menyusun target pengelolaan drainase Bappeda / Dinas PU perkotaan skala kab/kota - Menyusun rencana program drainase Bappeda / Dinas PU perkotaan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA - Menyediakan / membangun sarana drainase perkotaan PENGELOLAAN Bappeda / Dinas PU Dinas PU Membersihkan saluran drainase perkotaan Dinas PU Memperbaiki saluran drainase perkotaan yang rusak Dinas PU

116 - Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN -Menyediakan advis planning untukpengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun -Memastikan integrasi sistem drainaselingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer -Melakukan sosialisasi peraturan, danpembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Melakukan monitoring dan evaluasi Dinas PU terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi Dinas PU terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi Dinas PU terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan - - Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun

117 Tabel 3.25 Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara PERATURAN DRAINASE PERKOTAAN - Target capaian pelayanan pengelolaan drainase perkotaan di kab/kota ini - Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam menyediakan drainase perkotaan - Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase perkotaan - Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase perkotaan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder KETERSEDIAAN PELAKSANAAN BELUM TIDAK EFEKTIF ADA TIDAK EFEKTIF EFEKTIF KETERANGAN DILAKSANAK (sebutkan) ADA DILAKSANAK DILAKSANAK AN AN AN

118 - Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase perkotaansebagai saluran pematusan air hujan Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun Sistem dan Cakupan Pelayanan Secara umum, drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada saat ini mengikuti pola jaringan jalan eksisting dan memanfaatkan sungai sebagai saluran primer. Drainase tersebut tidak hanya berfungsi untuk penyaluran air hujan tetapi juga digunakan untuk penyaluran air limbah baik limbah domestik dan non domestik. Sungai-sungai yag ada saat ini merupakan saluran drainase makro yang ditetapkan sebagai saluran primer. Pengaliran air ke saluran ini ditentukan mengikuti karakteristik pengaliran/kawasan tangkap air seperti yang ada, dengan peningkatan dan penambahan saluran sekunder dan tersier untuk kawasan-kawasan permukiman. Untuk mendukung rencana penanganan sistem drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka diperlukan : Pengaturan kembali sistem jaringan drainase yang berhirarki dan terpadu sesuai fungsinya baik secara kuantitas maupun kualitas Normalisasi dan rehabilitasi saluran-saluran pembuangan akhir agar tidak terjadi luapan sungai akibat air sungai tidak dialirkan dengan cepat Pengembangan sistem drainase primer selebar 2-3 meter sesuai topografinya dapat menampung limpasan air hujan dari saluran sekunder dan tersier yang selanjutnya dialirkan ke sungai atau cacthment area untuk mengisi air tanah; Pengembangan sistem jaringan drainase sekunder selebar 1,5-2 meter pada setiap sisi jalan yang dialirkannya disesuaikan dengan topografinya, sehingga tidak terjadi genangan di badan jalan pada saat musim hujan, yang selanjutnya dialirkan ke saluran 97

119 primer atau disalurkan ke pembuangan akhir, saluran ini merupakan saluran lanjutan dari saluran tersier Pembuatan sistem jaringan drainase tersier selebar 0,5-1 meter yang pengembangannya saling terintegrasi dan terpadu dengan sistem jaringan drainase wilayahnya, terutama di wilayah pemukiman yang belum ada jaringan drainasenya, dan di wilayah permukiman baru. Saluran ini terdapat pada jalan-jalan kecil, yang menyalurkan air hujan ke saluran yang lebih besar. Jenis saluran yang akan dikembangkan dapat berupa drainase sistem tertutup yang biasanya dikembangkan di pusat pemerintahan, perdagangan, dan jasa. Sedangkan drainase sistem terbuka sebagian besar dikembangkan di lingkungan permukiman. Gambar 3.14 Grafik Persentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin Apakah banjir biasa terjadi secara rutin? Ya Tidak Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa rumah tangga yang mengalami banjir rutin 27,5 % dan 72,5 % tidak mengalami banjir secara rutin (N= 400 rumah tangga). 98

120 Peta 3.4 Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara 99

121 Buku Putih Sanitasi Gambar 3.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan drainase perkotaan Diagram Sistem Sanitasi Drainase Lingkungan (B) (C) (D) Produk (A) Pengumpulan & Pengangkutan / (Semi) Pengolahan Input User Interface penampungan / pengaliran akhir terpusat pengolahan awal Grey water : Air cuci dapur Tempat cuci piring Sistem Onsite / diolah atau dibuang ditempat (E) Daur ulang dan/atau pembuangan akhir Air bekas mandi Lubang pembuangan Air cuci pakaian Alat-alat bangunan Pembuangan air cucian Saluran / sungai Jalan / Ruang publik Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun

122 Tabel 3.26 Cakupan layanan pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara No Wilayah Genangan Nama Kecamatan Luas Ketinggian Lama Frekuensi /Kelurahan Penyebab (Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun) 1 Kec.aek kuo ,2 3 2 Hujan 2 Kec.aek natas ,3 6 2 Hujan Desa adian torop 158,10 0,3 6 2 Hujan 3 Areal pasang surut Kec.kualuh hilir 7709,6 0, air laut Kel.kampung mesjid 994,77 0, Areal pasang surut air laut Desa sei sentang 2617,55 0, Areal pasang surut air laut 4 Kec.kualuh hulu 1912,17 0,5 7 1 Hujan dan tanggul 5 Areal pasang surut Kec.kualuh leidong 6806,4 0, air laut Kel.tanjung leidong 454,05 0, Areal pasang surut air laut Desa air hitam 2637,65 0, Areal pasang surut air laut 6 Kec.kualuh selatan 1033,53 0,5 4 1 Hujan Desa sidua-dua 37,81 0,5 4 1 Hujan Desa siamporik 457,3 0,5 4 1 Hujan 7 Kec.marbau 1067,7 0,3 4 1 Hujan dan tanggul Desa sipare-pare hilir 1248,82 0,3 4 1 Hujan Desa lubo rampah 138,69 0,3 4 1 Hujan 8 Kec.na ix-x ,2 3 1 Hujan Kel.aek kota batu 52,22 0,2 3 1 Hujan Keterangan : Dinas Pekerjaan Umum (hasil analisis) 101

123 Tabel 3.27 Kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara No Jenis Prasarana / Satuan Jumlah / Kondisi Frekuensi Sarana Kapasitas Berfungsi Tdk Berfungsi Pemeliharaan (kali/tahun) (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) 1 Saluran Primer S, Primer A M S, Primer B M Saluran Sekunder -Saluran Sekunder A1 M Saluran Sekunder A2 M Saluran Sekunder B1 M Bangunan Pelengkap -Rumah Pompa Unit Pintu Air unit N I H I L Keterangan : Tidak ada data Peran Serta Masyarakat Tingkat kepedulian masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan diwujudkan melalui program kerja bakti masyarakat yang dilakukan secara rutin maupun tidak rutin di lingkungan dusun di setiap desa No Tabel 3.28 Daftar Program/Kegiatan Layanan Drainase Perkotaan Yang Berbasis Masyarakat Nama Program / Kegiatan 1 Bantuan 37 Hour Meter EVTR buat parit dan cuci Banyu Wangi 2 Bantuan alat berat membuat parit Pelaksana / PJ PT. MP Leidong West Indonesia PT. Socfindo Lokasi Banyu Wangi, Kanopan Ulu Desa Pamaratan, Kec. Aek Natas Penerima Kondisi Sarana Saat Tahun manfaat***) Jumlah Ini ****) Program / Sarana Tidak Kegiatan**) L P Berfungsi Berfungsi 2012 Ѵ 2012 Ѵ Total Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri telah membawa perubahan pada level masyarakat, meskipun belum semua anggota masyarakat dapat berpartisipasi aktif namun paradigma pembangunan dari bawah mulai ditumbuh kembangkan. Keterlibatan jender serta masyarakat berpenghasilan rendah dalam pembangunan saluran drainase terindikasi ada. 102

124 Tabel 3.29 Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat No Jenis Sarana Lokasi Pengelolaan Iuran Keterangan Lembaga Kondisi N I H I L Keterangan : Tidak ada data. 103

125 3.5.4 Komunikasi dan Media Bagian ini menjelaskan penggunaan berbagai media komunikasi untuk menunjang pengelolaan drainase. Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara 13% 17% 30% 1 Masalah sampah dan kebersihan lingkungan 2 Stop BABS 3 saluran air kotor 4 CTPS 23% 17% 5 TBC 0% 6 Tidak ada Berdasarkan focus discussion group yang diikuti masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara, penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti masyarakat mengenai masalah sampah dan kebersihan lingkungan sebesar 30%. Sosialisasi mengenai CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) sebesar 23%. Sosialisasi mengenai Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sebesar 17%. Untuk penyuluhan tentang penyakit TBC sebesar 13%. Dan 17% diantaranya tidak pernah mengikuti penyuluhan atau sosialisasi Peran Swasta Dunia usaha untuk pengelolaan drainase sampai dengan saat ini masih belum ada yang terdata di Kabupaten Labuhanbatu Utara. No Tabel 3.30 Penyedia layanan pengelolaan drainase perkotaan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis Kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Volume Potensi Kerjasama Keterangan : Tidak ada ada. 104

126 3.5.6 Pendanaan dan Pembiayaan Sampai saat ini untuk retribusi drainase masih belum ada. Sedangkan untuk belanja modal sanitasi (Drainase) di Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam lima tahun yang telah di lakukan oleh dinas terkait ada pada tabel di bawah ini Tabel 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun No Subsektor Belanja (Rp) Ratarata Pertum buhan (%) 1 Drainase (3a+3b) , , , a Pendanaan Investasi air limbah , , , b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun Tabel 3.32 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun No. SKPD Rata-rata Pertumbuhan (%) a b c d E f G h I Dinas Tarukim 1 Retribusi Drainase % 2 Potensi drainase Keterangan : Tidak ada data N I H I L 105

127 3.5.7 Permasalahan Mendesak Permasalahan mendesak terkait dengan penanganan drainase meliputi aspek infrastruktur maupun non infrastruktur, sehingga dalam pengentasannya menyentuh kedua hal tersebut. Permasalahan utama yang perlu mendapat perhatian pada aspek infrastruktur adalah: Tabel 3.33 Permasalahan mendesak No Permasalahan mendesak 1 Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya drainase lingkungan masih rendah 2 Sarana dan prasarana saluran drainase masih kurang memadai 3 Fungsi perencanaan drainase yang masih kurang 4 Belum adanya regulasi yang mengatur tentang drainase lingkungan 3.6 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi Pengelolaan komponen terkait sanitasi disini meliputi pengelolaan air bersih, air limbah industri rumah tangga dan limbah medis. Berikut adalah pengelolaan air bersih, air limbah industri rumah tangga dan limbah medis yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara Pengelolaan Air Bersih Pengembangan layanan air minum bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara sangat perlu dilakukan mengingat fungsi dari air minun tersebut yang sangat penting. Instalasi Pengelolaan Air minum yang sudah dibangun di Kabupaten Labuhanbatu Utara, 1 unit di Marbau Kecamatan Marbau dan 1 unit di Gunting Saga Kecamatan Kualuh Selatan. Sistem penyediaan air minum yang sudah mempunyai sambungan perpipaan adalah desa Gunting Saga di Kecamatan Kualuh Selatan menggunakan PDAM Tirta Bina dan kelurahan Marbau di kecamatan Marbau dengan sistem pompa yang kelola oleh pihak kecamatan. Jumlah pelayanan 50 SR kel. Marbau dan 400 SR di desa Gunting Saga. PDAM Tirta Bina unit pelayanan Gunting Saga dibangun tahun 1997 dengan tujuan untuk melayani masyarakat desa Gunting Saga dengan IPA Paket 10 liter/detik. Untuk memenuhi kebutuhan akan air minum, perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana pendukung seperti pipa, tandon, reservoir, dan prasarana pendukung lainnya. 106

128 Upaya penanganan untuk meningkatkan layanan fasilitas air minum di Kabupaten Labuhanbatu Utara seperti : Perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dan daerah resapan air; Perluasan daerah tangkapan air; Peningkatan pelayanan dan pengelolaan air bersih oleh PDAM dengan peningkatan sistem jaringan air minum hingga ke wilayah perdesaan. Arahan pengembangan air bersih adalah dengan pengembangan saluran perpipaan air bersih yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyediakan suatu penyediaan air bersih secara komunal. Untuk itu, perlu adanya rencana pengembangan air bersih yang meliputi: 1. Pembangunan penampung air hujan; 2. Pembangunan hidran umum; 3. Mengembangkan sistem sumur resapan pada lokasi-lokasi tertentu yang mempunyai aquifer tanah dalam yang mampu menahan air; 4. Pengembangan air bersih dengan sistem perpipaan 5. Program penghematan pemakaian air. Hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) terhadap pengelolaan air minum, masak, mencuci peralatan minum, makan dan masak sebagai berikut: 107

129 Gambar 3.17 Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak Lainnya Air dari waduk/danau Air dari sungai Air hujan Mata air tdk terlindungi Mata air terlindungi Air sumur gali tdk terlindungi Air sumur gali terlindungi Air sumur pompa tangan Air kran umum -PDAM/PROYEK Air hidran umum Air Ledeng dari PDAM Air isi ulang Air botol kemasan 1.00% 1.00% 0.00% 0.00% 6.25% 10.50% 1.25% 1.50% 5.75% 6.50% 9.50% 11.75% 0.75% 0.75% 0.75% 1.00% 0.00% 0.00% 11.00% 0.00% 2.00% 20.25% 20.50% 25.25% 27.00% 23.00% 25.50% 35.50% (Masak) (Minum) 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% Berdasarkan hasil studi EHRA mengacu kepada standard WHO dan Unicef diketahui bahwa masih ada penduduk yang menggunakan sumber air minum dan masak tidak terlindungi sebesar 81,5% terdiri dari sumur gali tidak terlindungi sebesar 21,25%, mata air tidak terlindungi sebesar 2,75%, air hujan 40,75%, air dari sungai 16,75%, air dari waduk 0,0%. Selebihnya menggunakan sumber air minum dan masak yang dinilai terlindungi antara lain mata air terlindungi sebesar 12,25%, sumur pompa tangan sebesar 48,5%, air kran umum sebesar 1,5%, air hidran umum sebesar 1,75%, air isi ulang sebesar 46,5%, dan air botol kemasan sebesar 2%. 108

130 Tabel 3.34 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan air bersih Perpipaan Kabupaten Labuhanbatu Utara No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Ket. 1 Pengelola PDAM Tirta Bina unit Pelayanan Gunting Saga Dan Perpipaan dengan perpompaan dikelola Kec, Marbau 2 Tingkat Pelayanan 8,97% dari total penduduk kabupaten 3 Kapasitas produksi 5 Ltr/detik 2000 jiwa di Desa Gunting Saga dan 250 jiwa di Kel. Marbau PDAM Tirta Bina Dibangun tahun Kapasitas 10 Ltr/detik terpasang 5 Jumlah sambungan 400 SR dan 59SR 6 Kehilangan Air (UFM) 7 Jam Operasi Pelayanan 8 Retribusi / Tarif Berlaku (Rata-rata) 9 Jumlah Pelanggan per kecamatan Kecamatan Kualuh Selatan Selisih jumlah air yang dikeluarkan instalasi dengan jumlah pemakaian air oleh pelanggan 2 Jam/Hari di Guntung Saga dan Kel. Marbau 24 jam Retribusi pelayanan khusus Gunting Saga sesuai Perda Labuhanbatu dan Rp per bulan di Kel. Marbau 2000 Pelanggan Instalasi terpasang tidak dilengkapi dengan meteran baik di reservoir maupun di masyarakat Sistem kerja instalasi di Kel. Marbau adalah air sumur 192m dihisap dengan pompa menggunakan genset. Kecamatan 250 Pelanggan Marbau Sumber : Bappeda Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun

131 Buku Putih Buku Putih Sanitasi Sanitasi Peta 3.5 Cakupan Layanan Air Bersih (Ukuran A3) 110

132 3.6.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Industri rumah tangga yang ada di Labuhanbatu Utara bermacam-macam jenis unit industri rumah tangga. Namun keseluruhan industri tersebut justru langsung membuang air limbahnya ke sungai atau drainase di sekitarnya karena belum memiliki sarana pengolahan limbah (IPAL). Mengingat industri di Kabupaten Labuhanbatu Utara, air limbahnya sangat berpotensi mencemari lingkungan, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara diharapkan dapat membantu menangani permasalahan limbah tersebut dengan cara membangun IPAL. Untuk industri rumah tangga yang belum memiliki IPAL dan pengolahan limbahnya belum optimal, maka kedepannya perlu dibangun IPAL agar pengolahan limbahnya menjadi lebih optimal dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Pembangunan IPAL dapat dilakukan secara bertahap karena biaya yang dibutuhkan cukup tinggi. Selain karena keseluruhan industri yang ada belum memiliki IPAL, permasalahan lain yang dihadapi dalam penanganan limbah industri rumah tangga antara lain terbatasnya lahan untuk pembuatan IPAL Komunal, rendahnya kesadaran pelaku industri rumah tangga tersebut untuk membuat IPAL serta belum optimalnya pemantauan terhadap limbah cair industri rumah tangga. Tabel 3.35 Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kabupaten Labuhanbatu Utara Jenis Industri Rumah Tangga Penjahit pakaian Pandai Besi Pengisisan ulang Lokasi Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Na IX-X Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Kualuh Hilir Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Na IX-X Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Kualuh Hilir Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Jumlah Industri RT Jenis Pengolahan Kapasitas (m3/hari)??? 111

133 Pangkas Reparasi sepeda motor Reparasi mobil Reparasi TV/Radio Pembuatan Roti Pembuatan jamu Doorsmeer Kilang padi Kec. Kualuh Leidong Kec. Kualuh Hilir Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Na IX-X Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Kualuh Hilir Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Na IX-X Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Kualuh Hilir Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Kualuh Hilir Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Aek Kuo Kec. Kualuh Leidong Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Aek Kuo Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Kualuh Hilir Buku Putih Sanitasi Pengolahan kayu Kec. Kualuh Selatan 1????????? 112

134 Pengolahan ubi kayu Warung/kedai sampah Ponsel Pembuatan batu bata Pembuatan gedek Peralatan rumah tangga percetakan Usaha tahu/tempe Buku Putih Sanitasi Kec. Kualuh Selatan 1? Kec. Kualuh Selatan Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Hilir Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Aek Kuo Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Aek Kuo Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hilir Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Aek Natas Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Na IX-X Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Kualuh Hilir Kec. Marbau Usaha potong ayam Kec. Kualuh Selatan 3? Pembuatan emping Pembuatan meuble Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Na IX-X Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Kualuh Hilir Kec. Marbau Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu Kec. Na IX-X Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Marbau ????????? 113

135 Pembuatan batu Kec. Kualuh Selatan Kec. Kualuh Hulu 2 6 Penjahit Bordir Kec. Kualuh Hulu 5 Kec. Aek Kuo 2 Kec Aek Natas 7 Kec. Kualu Leidong 4 Kec. Marbau 3 Kec. Kualuh Hilir 3 Kec. Na IX-X 7 Penjahit gorden Kec. Aek Natas 1 Anyaman rotan Kec. Aek Natas 1 Tukang foto Reparasi sepeda Katering Kec. Kualuh Hulu Kec. Aek Kuo Kec. Kualuh Leidong Kec. Marbau Kec. Kualuh Hilir Kec. Kualuh Hulu Kec. Aek Kuo Kec. Aek Natas Kec. Kualuh Leidong Kec. Marbau Kec. Kualuh Hilir Kec. Kualuh Hulu Kec. Marbau Pembuatan lobe Kec. Kualuh Hulu 1 Jamur tiram Kec. Kualuh Hulu 2 Sapu lidi hias Kec. Aek Kuo 3 Pengrajin jala Kec. Aek Kuo Pembuatan ikan Kec. Kualuh Leidong 13 asin Kec. Kualuh Hilir 11 Pembuatan terasi Kec. Kulauh Leidong 4 Pembuatan atap Kec. Kulauh Leidong 1 Usaha papan bunga Kec. Kulauh Leidong 1 Prasasti Kec. Kulauh Leidong 1 Keranjang Kec. Marbau 3 Anyaman bambu Kec. Marbau 2 Es krim Kec. Marbau 4 Es campur Kec. Marbau 5 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Buku Putih Sanitasi? 114

136 3.6.3 Pengelolaan Limbah Medis Limbah medis adalah limbah yang biasanya bersumber dari kegiatan pelayanan di puskesmas, rumah sakit, dan balai pengobatan (klinik), baik yang berbentuk limbah cair maupun limbah padat. Limbah medis dapat dikategorikan sebagai limbah infeksius dan masuk pada klasifikasi limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah ipal). Untuk mencegah terjadinya dampak negatif limbah medis tersebut terhadap masyarakat atau lingkungan, maka rumah sakit harus melakukan pengelolaan limbahnya secara khusus. Kebijakan penanganan limbah medis yang berasal dari rumah sakit yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah bahwa pengelolaan limbah dilakukan oleh masing-masing rumah sakit sehingga rumah sakit bertanggung jawab untuk membangun dan mengolah limbah medisnya. Pengelolaan limbah medis tersebut dengan cara membangun IPAL (untuk pengolahan limbah cair) atau pembakaran melalui incinerator (untuk pengolahan limbah padat). Namun dari semua puskesmas yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara, baru Puskesmas Gunting Saga dan puskesmas Kota Batu yang sudah memiliki IPAL dan Incinerator. Sedangkan Puskesmas Tanjung Leidong hanya memiliki Incenerator. Pembangunan IPAL untuk limbah cair dibangun untuk menampung limbah khususnya dari unit gawat darurat 24 jam yang berada dimasing-masing puskesmas. IPAL puskesmas Gunting Saga dibuat pada tahun 2011 dan IPAL puskesmas Kota Batu pada tahun 2012, dan pihak puskesmas bertanggung jawab atas limbah cair tersebut untuk kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara. Dengan demikian, umumnya rumah sakit dan puskesmas yang ada belum memiliki sarana pengelolaan limbah medis sendiri, baik IPAL maupun incinerator. IPAL yang ada hanya berupa septic tank dan belum layak untuk mengolah limbah cair dari kegiatan medis. Dari 14 (empat belas) Puskesmas, 2 (dua) Rumah Sakit, limbah padatnya dibakar sendiri dan yang tidak memiliki IPAL masih membuang limbahnya di saluran terbuka/drainase. 115

137 Tabel 3.36 Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan Nama Fasilitas Kesehatan RSUD Aek Kanopan Rumah Sakit Mambang Muda Rumah Sakit Ayah & Bunda Rumah Bersalin Siti Roilan Rumah Bersalin Siti Flora Rumah Bersalin Siti H. Mustakim Klinik Siti Roilan Lokasi Kec. Kualuh Hulu, Aek Kanopan Kec. Kualuh Hulu, Aek Kanopan Jenis Pengolahan Limbah Medis Limbah padat dan cair Limbah padat dan cair Kapasitas (m3/hari) 1 m 3 /hari 1 m 3 /hari Kampung Pajak Limbah padat dan cair 1 m 3 /hari Aek Kanopan Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Aek Kanopan Limbah padat dan cair 1 m 3 /hari Marbau Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Aek Kanopan Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Sonomartani Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Aek Natas, Bandar Durian Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Kualuh Hulu, Londut Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Kualuh Hulu, Aek Kanopan Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Kualuh Hulu, Sukarame Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Kualuh Leidong, Limbah padat dan cair Tanjung Leidong dengan Incinerator 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Kualuh Hilir, Kuala Bangka Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Kualuh Hilir, Kampung Mesjid Limbah padat dan cair 0,5m 3 /hari Puskesmas Kec. Kualuh Selatan, Simangalam Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Kualuh Selatan, IPAL limbah cair & Gunting Saga Incenerator 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Kualuh Selatan, Tanjung Pasir Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Aek Natas, Simonis Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Aek Kuo, Aek Korsik Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Marbau, Belongkut Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Marbau, Marbau Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Kec. Na IX-X, Kampung Pajak Limbah padat dan cair 0,5 m 3 /hari Puskesmas Aek Kota Batu IPAL Limbah cair & Incenerator 0,5 m 3 /hari Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun

138 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Bab ini menjelaskan rencana detail program dan kegiatan untuk tahun 2015 (n+1), dan program serta kegiatan sanitasi yang sedang berjalan saat ini (tahun 2014) yang dilakukan oleh kabupaten, provinsi, pusat maupun oleh masyarakat, donor, dsb. Data program dan kegiatan yang sedang berjalan tahun 2014 diperoleh dari laporan monev triwulan pertama Bappeda tahun Sedangkan data program dan kegiatan yang direncanakan tahun 2015 diperoleh dari buku RKPD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014, dimana pada akhir bulan Juli 2014 ini dalam proses pembahasan KUA PPAS. 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi No Nama program/ kegiatan 1 Program Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat 2 Tabel 4.1: Rencana program dan kegiatan PHBS terkait Sanitasi (n+1) Rencana Program dan Kegiatan PHBS terkait Sanitasi Tahun 2015 Program Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat 3 Program Peningkatan Pendidikan tenaga penyuluh kesehatan Satuan Vol Indikasi biaya (Rp) Sumber pendanaan/ pembiayaan Keg 1 140,000,000 APBD-II Keg 1 59,500,000 APBD-II Keg 1 76,000,000 APBD-II SKPD penanggung jawab Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Sumber dokumen perencanaan RKPD Kab. Labura 2014 RKPD Kab. Labura 2014 RKPD Kab. Labura Program Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat Keg 1 55,000,000 APBD II Dinas Kesehatan RKPD Kab. Labura

139 No Nama program/ kegiatan Satuan Vol Indikasi biaya (Rp) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab Sumber dokumen perencanaan 5 Program Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat Keg 1 75,000,000 APBD II Dinas Kesehatan RKPD Kab. Labura 2014 Sumber data: RKPDKab. Labuhanbatu Utara,Tahun 2014 Total rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2015 adalah sebesar Rp ,- Tabel 4.2: Kegiatan PHBS TerkaitSanitasi Yang Sedang Berjalan Kegiatan PHBS Terkait Sanitasi Tahun 2014 No Nama program/ kegiatan 1 Program Lingkungan Sehat Perumahan (Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi) 2 Program Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat 3 Program Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat Satuan Vol Biaya (Rp) Sumber Dana Lokasi Kegiatan Paket APBD-II Kab. Labura Keg 1 139,437,500 APBD-II Kab. Labura Keg 1 49,550,000 APBD-II Kab. Labura Sumber data: DPA Dinas PU dan Dinas Kesehatan Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Pelaksana Kegiatan Dinas Pekerjaan Umum Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Total Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2014 adalah sebesar Rp ,- 118

140 4.2. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Buku Putih Sanitasi Tabel 4.3: Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik (tahun n+1) Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2015 No 1 Nama program/ kegiatan Program Pemantauan Kualitas Lingkungan (Pengujian sampel limbah Pabrik) 2 Program Koordinasi penyusunan AMDAL Satuan Vol Sumber SKPD Indikasi biaya pendanaan/ penanggung (Rp) pembiayaan jawab Kegiatan 1 34,360,000 APBD-II BLH Kegiatan 1 70,000,000 APBD-II BLH Sumber dokumen perencanaan RKPD Kab. Labura 2014 RKPD Kab. Labura Program Pembangunan Saluran Limbah Pustu Pangkalan Lunang dan Polindes Pangkalan Lunang serta Pemasangan Jerjak Paket 1 150,000,000 APBD-II Sumber data: RKPD Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Dinas Kesehatan RKPD Kab. Labura 2014 Total rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2015 adalah sebesar Rp ,- 119

141 No Buku Putih Sanitasi Tabel 4.4: Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Yang Sedang Berjalan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2014 Nama program/ kegiatan 1 Program Pemantauan Kualitas Lingkungan (Pengujian sampel limbah Pabrik) Satuan Vol Biaya (Rp) Sumber dana Lokasi kegiatan Pelaksana kegiatan Keg 1 34,360,000 APBD-II Kab. Labura BLH 2 Program Koordinasi penyusunan AMDAL Keg 1 70,000,000 APBD-II Kab. Labura BLH Sumber data: DPA Badan Lingkungan Hidup Kab. Labuhanbatu Utara Tahun Total Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2014 adalah sebesar Rp ,-bersumberdari APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Peningkatan Pengelolaan Persampahan No Tabel 4.5: Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan (tahun n+1) Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan PersampahanTahun 2015 Nama program/ kegiatan 1 Program Penyediaan Sarana/ Prasarana Pengelolaan Persampahan (Pengadaan Tong Sampah) 2 Program Penyediaan Sarana/ Prasarana Pengelolaan Persampahan (Pengadaan Lahan untuk TPA) Satuan Vol Indikasi biaya (Rp) Sumber pendanaan SKPD penanggung jawab Bh ,000,000 DAK BLH Paket 1 1,335,000,000 APBD-II DPKP-LBU Sumber dokumen perencanaan RKPD. Kab. Labura 2014 RKPD. Kab. Labura Program Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan (Pengadaan Mesin Kompos dan perangkat lainnya) Paket 1 500,000,000 DAK BLH RKPD. Kab. Labura

142 4 Program Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan Buku Putih Sanitasi RKPD. Kab. Keg 1 300,000,000 APBD-II BLH Labura Program Peningkatan Pengelolaan Persampahan (pembayaran honor petugas kebersihan serta pembelian perlengkapannya Paket 1 3,482,180,900 APBD-II DPKP-LBU RKPD. Kab. Labura 2014 Sumber data:rkpd Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Total rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan 2015 adalah sebesar Rp ,- bersumber dari APBD II, dan Rp ,- bersumber dari DAK. No Tabel 4.6: Kegiatan Pengelolaan Persampahan Yang Sedang Berjalan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2014 Nama program/ kegiatan 1 Program Penyediaan Sarana/ Prasarana Pengelolaan Persampahan (Pengadaan Tong Sampah) 2 Program Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan 3 Program Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan 4 Program Peningkatan Pengelolaan Persampahan (pembayaran honor petugas kebersihan serta pembelian perlengkapannya Satuan Volume Biaya (Rp) Paket 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 476,000,000 38,951,200 58,027,200 Sumber dana Lokasi kegiatan Pelaksana kegiatan DAK Kab. Labura BLH APBD-II Kab. Labura BLH APBD-II Kab. Labura DPKP-LBU Bulan 10 3,134,764,000 APBD-II Kab. Labura DPKP-LBU Sumber data: DPA BLH dan DPKP Kab. Labuhanbatu Utara Tahun Total Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2014 adalah sebesar Rp ,- bersumber dari APBD II, dan Rp ,- bersumber dari DAK. 121

143 4.4. Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Buku Putih Sanitasi No Tabel 4.7: Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan(tahun n+1) Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Tahun 2015 Nama program/ kegiatan Satuan Vol PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR BAKU Indikasi biaya (Rp) Sumber pendanaa n SKPD penanggu ng jawab 1 Pembangunan Sumur Bor dan MCK Dsn. Sungai Bilik Desa Kelapa Sebatang Kec. Kualuh Leidong Paket 1 250,000,000 APBD-II Dinas PU PROGRAM PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE DAN GORONG-GORONG Sumber dokumen perencanaan RKPDKab. Labura TA Lanjutan Pembuatan Parit Beton Kiri/Kanan Jln. Suka Rame Lingk. V Kel. Aek Kanopan Timur Kec. Kualuh Hulu 3 Pembuatan Parit Beton Ds. Sei Apung Kec. Kualuh Hilir 4 Lanjutan Pembuatan Parit Beton Dsn. I Pasar Lori Ds. Pasang Lela Kec. NA. IX-X 5 Pembangunan Drainase Desa Sidua-dua Kec. Kualuh Selatan 6 Pembuatan Parit Beton dsn. IV - V Kp. Yaman Kec. Aek Natas 7 Pembuatan Parit Beton Jl. KH. Ahmad Dahlan Kel. Aek Kanopan Kec. Kualuh Hulu 8 Pembuatan Parit Beton Kiri/Kanan Jln. Angkatan 66 Menuju Lingk. Pulo Tarutung I Kec. Kualuh Hulu 9 Pembuatan Parit Beton Lk. I Aek Kanopan - Lk. III B Aek Kanopan Kec. Kualuh Hulu 10 Lanjutan Pembuatan Parit Beton Dsn VI Pengujung Desa Hasang Kec. Kualuh Selatan Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 750,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 100,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 800,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 100,000,000 APBD-II Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun

144 11 Pembuatan Parit Beton Dsn Suka Jadi, Desa Kec. Kualuh Selatan Paket 1 200,000,000 BKP-PSU Dinas PU Buku Putih Sanitasi Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun Pembuatan Parit Beton Dsn Kp.Lalang Desa Gunung Melayu Kec. Kualuh Selatan Pembuatan Parit Beton Dsn Lk.II Siamburo Kel. Bandar Durian Kec. Aek Natas Pembuatan Parit Beton LK.IV Suka Maju, Kel. Bandar Durian Kec. Aek Natas Pembuatan Parit Beton LK.VI Tanjung Makmur, Kel. Bandar Durian Kec. Aek Natas Pembuatan Parit Beton Dusun Stasiun Desa Adian Torop Kec. Aek Natas 17 Lanjutan Pembuatan Parit Beton Jalan AMD Ujung Godang Kelurahan Aek Kota Batu Menuju Desa Pasang Lela Kecamatan Na IX-X 18 Pembuatan Parit Beton Dusun I Ujung Padang Kecamatan Aek Natas 19 Pembuatan Parit Beton Jalan MTS Al-Amin Dusun I A Desa Kampung Pajak Kecamatan Na IX-X Pembuatan Parit Beton Jalan Setia II Desa Kampung Pajak Kecamatan Na IX-X Pembuatan Parit Beton Jalan Sentosa Dusun II Desa Kampung Pajak Kecamatan Na IX-X Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun

145 22 Pembuatan Parit Beton Jalan Binanga I B Desa Kampung Pajak Kecamatan Na IX-X 23 Pembuatan Parit Beton Jalan Gang Mesra Dusun I C Desa Kampung Pajak Kecamatan Na IX-X Pembuatan Parit Beton Dusun Terang Bulan Desa Terang Bulan Kecamatan Aek Natas Pembuatan Parit Beton Dusun Kongsi Enam Desa Terang Bulan Kecamatan Aek Natas Pembuatan Parit Beton Simpang Panigoran Pulau Jantan Kecamatan Na IX-X 27 Lanjutan Pembuatan Parit Beton Dusun VI Pangujungan Desa Hasang Kecamatan Kualuh Selatan 28 Pembuatan Parit Beton Dusun Suka Jadi Desa Damuli Kecamatan Kualuh Selatan 29 Pembuatan Parit Beton Dusun Kp. Lalang Desa Gunung Melayu Kecamatan Kualuh Selatan 30 Lanjutan Pelebaran dan Pembuatan Parit Beton Simpang Suka Rame menuju Suka Rame Kecamatan Kualuh Hulu 31 Pembuatan Parit Beton Simpang Panigoran Pulo Jantan Kecamatan Na IX-X Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Buku Putih Sanitasi Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 PEMBANGUNAN TURAP/TALUD/BRONJONG 32 Pembangunan Bronjong di Sungai Marbau Kec. Marbau Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU RKPD KAB. LABURA

146 33 Pembuatan Bronjong di Sungai Kualuh Kec. Kualuh Selatan 34 Lanjutan Pembuatan Bronjong di Bulusoma Desa Siamporik Kec. Kualuh Selatan 35 Lanjutan Pembuatan Tembok Penahan di Desa Kuala Bangka Kec. Kualuh Hilir 36 Pembuatan Bronjong Dsn. V Bangun Rejo Desa Pulo Dogom Kec. Kualuh Hulu 37 Pembangunan Bronjong Dsn. Napompar Ds. Pematang Kec. NA. IX-X 38 Pembuatan Bronjong Dsn. VIII Desa Siamporik Kec. Kualuh Selatan 39 Lanjutan Pembuatan Bronjong Sungai Aek Natas Kel. Bandar Durian Kec. Aek Natas 40 Pembuatan Bronjong Sungai Dsn. SukarendahKel. Aek Kanopan Timur, Kec. Kualuh Hulu 41 Pembuatan Bronjong Sungai Dsn. IVPinang Lombang Desa Sei Raja, Kec. NA IX-X 42 Lanjutan Pembangunan / Pembuatan Bronjong Ke Hulu dan Ke Hilir Aliran Sungai Aek Natas Lingk. I Pekan Bandar Durian, Kelurahan Bandar Durian, Kec. Aek Natas 43 Pembuatan Bronjong Sungai di Dusun Suka Rendah Kecamatan Kualuh Hulu 44 Pembuatan Bronjong di Desa Pematang Kecamatan Na IX-X Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 800,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 800,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 1,000,000,000 APBD-II Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Paket BKP-PSU Dinas PU Buku Putih Sanitasi RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 RKPD KAB. LABURA 2014 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 Usulan Dinas PU Kab. Labura Tahun 2013 PEMBANGUNAN RESERVOIR PENGENDALI BANJIR 125

147 45 Pembangunan Bendungan Pembantu DI Aek Palia Kec. Kualuh Selatan 46 Pembangunan Benteng Air Asin Dsn. Tkh. Berombang 1 - Kp. Jawa Kec. Kualuh Hilir 47 Peninggian Benteng Sungai Kualuh Dsn. Huta Baru Desa Sialang Taji Kec. Kualuh Selatan Peninggian Benteng Sungai Kualuh Dsn. Lumban Hariara Peninggian Benteng Sungai Kualuh Dsn. Rambong Merah Peninggian Benteng Sungai Kualuh Dsn. Kp. Selamat Paket 1 800,000,000 APBD-I Paket 1 400,000,000 APBD-I Paket 1 300,000,000 APBD-I Paket 1 400,000,000 APBD-I Paket 1 200,000,000 APBD-I Paket 1 300,000,000 APBD-I 51 Peninggian Benteng Sungai Kualuh Dsn. X Paket 1 300,000,000 APBD-I 52 Peninggian Benteng Sungai Kualuh Dsn. Kp.Jeruk dan Tj.Pasir Pekan Paket 1 600,000,000 APBD-I Sumber data: RKPD Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Buku Putih Sanitasi PSDA. PROVSU, PU LABURA PSDA. PROVSU, PU LABURA PSDA. PROVSU, PU LABURA PSDA. PROVSU, PU LABURA PSDA. PROVSU, PU LABURA PSDA. PROVSU, PU LABURA PSDA. PROVSU, PU LABURA PSDA. PROVSU, PU LABURA RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 RKPD KAB. LABURA 2014 Total rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2014 adalah sebesar Rp ,- bersumber dari APBD II, Rp ,- bersumber dari APBD I. No Tabel 4.8: Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Sedang Berjalan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Tahun 2014 Nama program/ kegiatan Satuan Vol Biaya (Rp) Sumber Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong 1 Pembuatan Parit Beton kanan-kiri Lk.II Pulo Tarutung, Kec. Kualuh Hulu 2 Pembuatan Parit Beton Jl, Sidorukun, Lk.III Pulo Tarutung, Kec. Kualuh Hulu dana Lokasi kegiatan Pelaksana kegiatan Paket 1 210,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 420,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU 126

148 3 Pembuatan Parit Beton Dsn. II Desa Halimbe, Kec. Aek Natas 4 Pembuatan Parit Beton Dsn Suka Damai, Desa Damuli Pekan, Kec. Kualuh Selatan 5 Pembuatan Parit Beton Gg. Lemon. Dsn V, Desa Simp. Marbau, Kec. Na IX-X 6 Pembuatan Parit Beton Dsn Tjg. Rejo, Aek Pamingke, Kec. Aek Natas 7 Pembuatan Parit Beton Dsn. K. Simp. Desa Terang Bulan, Kec. Aek Natas 8 Pembuatan Parit Beton Dsn I Desa Purworejo, Kec. Aek Kuo 9 Pembuatan Parit Beton Dsn 8 Sentungan, Desa Aek Korsik, Kec. Aek Kuo Lanjutan Paret Beton Dsn.II Desa Belungihit, Kec. Marbau Pembuatan Parit Beton Dsn 7, Desa Marbau Selatan, Kec. Marbau 12 Pembangunan Saluran Air Lk. Ujung Tanjung, Kel. Kp. Masjid, Kec. Kualuh Hilir 13 Pembuatan Parit Beton Lk. Jatuhan Golok, Kel. Kap. Masjid, Kec. Kualuh Hilir 14 Pembuatan Parit Beton Dsn IV, Desa Bandar Lama, Kec. Kualuh Selatan 15 Pembuatan Parit Beton Dsn Bopet menuju Dsn Air salak, Desa Sukarame, Kec. Kualuh Hulu 16 Pembuatan Parit Beton Dsn Bopet / Air salak depan Puskesmas Desa Sukarame, Kec. Kualuh Buku Putih Sanitasi Paket 1 210,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 327,500,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 180,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 500,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 350,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 400,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 245,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 350,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 500,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU 127

149 Hulu Buku Putih Sanitasi 17 Pembuatan Parit Beton Dsn II, Desa Karang anyer, Kec. Aek Kuo 18 Lanjutan Paret Beton Dsn.Reniate Desa Simangalam, Kec. Kualuh Selatan 19 Pembuatan Parit Beton Dsn Patok Besi, Desa Simangalam, Kec. Kualuh Selatan 20 Lanjutan Pembuatan parit Beton di Dsn III Desa Damuli Kebun, Kec. Kualuh Selatan 21 Pembuatan Parit Beton Dsn II Desa Damuli Kebun, Kec. Kualuh Selatan 22 Pembuatan Parit Beton Dsn Suka Damai, Desa Damuli Pekan, Kec. Kualuh Selatan 23 Lanjutan Pembuatan Parit Beton Dsn Jl. Jurusan Aek Kanopan Menuju Bandar Manis, Kec. Kualuh Hulu 24 Pelebaran/perkerasan dan Pembuatan Parit Beton dari Simp. Tj.Pasir Tj. Pasir Kec. Kualuh Selatan 25 Pelebaran/Perkerasn dan Pembuatan Parit Beton Simp.4 Pulo Bargot, Kec. Marbau Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong Paket 1 350,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket BKP-PSU Kab. Labura Dinas PU Paket BKP-PSU Kab. Labura Dinas PU Paket BKP-PSU Kab. Labura Dinas PU Paket BKP-PSU Kab. Labura Dinas PU Paket BKP-PSU Kab. Labura Dinas PU Paket BKP-PSU Kab. Labura Dinas PU 26 Pembuatan Bronjong Dsn XI, Huta Godang, Desa Pulo Dogom, Kec Kualuh Hulu 27 Pembuatan Bronjong Dsn I,II dan III Desa Pematang, Kec Na IX-X 28 Pembuatan Bronjong Dsn V Aek Jutihan, Desa Hasang, Kec. Kualuh Selatan Paket 1 500,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 800,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU 128

150 Pembangunan Reservoir Pengendali Banjir Buku Putih Sanitasi 29 Pemasangan Batu Padas Pencegahan erosi Dsn VI Titi Payung Desa Bangun Rejo, Kec Na IX-X 30 Pembuatan Tanggul Penahan Tanah Longsor Dsn II Desa Karang Anyar Kec. Aek Kuo 31 Pembuatan Tembok Penahan, Dsn VII Desa bandar lama, Kec. Kualuh Selatan Paket 1 50,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 400,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Kab. Labura Dinas PU Sumber data: DPA Dinas Pekerjaan Umum Kab. Labuhanbatu Utara TA Total Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2014 adalah sebesar Rp ,- bersumber dari APBD-II, sedangkan Rp ,- bersumber dari dana Bantuan Keuangan Provinsi Sumatera Utara (BKP-PSU) Tahun Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi (air bersih, air limbah industri rumah tangga, limbah medis). No Tabel 4.9 : Rencana Program dan Kegiatan KomponenTerkait Sanitasi Saat ini (n+1) Rencana Program dan Kegiatan Komponen Terkait Sanitasi Tahun 2015 SKPD Sumber Nama program/ Indikasi biaya Sumber Satuan Vol penanggung dokumen kegiatan (Rp) pendanaan jawab perencanaan Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 1 Pembuatan Sumur Bor Kantor Kepala Desa Dsn. II Sumberjo Kec. NA. IX-X 2 Pembuatan Sumur Bor Kantor Kepala Desa Dsn. I Pasar Lori Kec. NA. IX-X 3 Pembuatan Sumur Bor Dsn. Suka Jadi Desa Pangkalan Kec. Aek Natas 4 Pembuatan Sumur Bor Kantor Desa Simandulang Kec. Kualuh Leidong Paket 1 250,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 250,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 250,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 250,000,000 APBD-II Dinas PU RKPDKab. Labura TA.2014 RKPDKab. Labura TA.2014 RKPDKab. Labura TA.2014 RKPDKab. Labura TA

151 5 Pembuatan Sumur Bor Dsn. Sei Puyuh Desa Simandulang Kec. Kualuh Leidong 6 Pembuatan Sumur Bor Dsn. Sempurna Desa Teluk Pulai Luar Kec. Kualuh Leidong 7 Pembangunan Sumur Bor dan MCK Dsn. Sungai Bilik Desa Kelapa Sebatang Kec. Kualuh Leidong Buku Putih Sanitasi Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU RKPDKab. Labura TA.2014 RKPDKab. Paket 1 250,000,000 APBD-II Dinas PU Labura TA.2014 RKPDKab. Paket 1 250,000,000 APBD-II Dinas PU Labura TA.2014 Program Normalisasi Saluran Sungai 8 Lanjutan Normalisasi Titi Simombur Menuju Kuala Sidari Dsn. Adian Mondang Desa Ujung Padang Kec. Aek Natas 9 Normalisasi Saluran di Dsn. Adian Mondang Menuju Kuala Sidari Desa Ujung Padang Kec. Aek Natas 10 Normalisasi di Dsn. Hitehurat Menuju Kuala Sidari Desa Ujung Padang Kec. Aek Natas 11 Pencucian Parit Besar Aek Kanopan Dari Jalan Kopt. Mahmun Lubis Menuju Jalan Kapten Zubit Kel. Aek Kanopan Kec. Kualuh Hulu 12 Normalisasi Sei Simangalam Desa Simangalam Kec. Kualuh Selatan Sumber data: RKPD Kab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 500,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 200,000,000 APBD-II Dinas PU Paket 1 400,000,000 APBD-II Dinas PU RKPDKab. Labura TA.2014 RKPDKab. Labura TA.2014 RKPDKab. Labura TA.2014 RKPDKab. Labura TA.2014 RKPDKab. Labura TA.2014 Total Rencana Program dan Kegiatan Sanitasi Sektor Air Bersih Tahun 2015 adalah sebesar Rp ,- bersumber dari APBD-II. 130

152 Tabel 4.10: Kegiatan Komponen Terkait Sanitasi Yang Sedang Berjalan Kegiatan Komponen Terkait Sanitasi Tahun 2014 Sumber Nama program/ Indikasi biaya Lokasi Pelaksana No Satuan Vol pendanaa kegiatan (Rp) Kegiatan Kegiatan n Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-Gorong 1 Program Perencanaan Pembangunan Dinas PU Kab. Darainase / Gorong- Dokumen DAU Kab. Labura Labura Gorong 2 Program Pembangunan Darainase / Gorong- Gorong Paket DAU Kab. Labura Dinas PU Kab. Labura Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong 3 Program Pembangunan Turap dan Bronjong Paket DAU Kab. Labura Dinas PU Kab. Labura Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya 4. Pelaksanaan Normalisasi Saluran Sungai Paket DAU Kab. Labura Dinas PU Kab. Labura Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 5. Pembangunan Sumur- Sumur Air Tanah Paket DAK Kab. Labura Dinas PU Kab. Labura Program Pengendalian Banjir 6. Pembangunan Reservoir Pengendali banjir Paket DAU Kab. Labura Dinas PU Kab. Labura Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 7 Pembangunan Sarana DAU & dan Prasarana Air Paket 1 Kab. Labura DAK Bersih Sumber data:dpa Dinas Pekerjaan UmumKab. Labuhanbatu Utara, Tahun 2014 Dinas PU Kab. Labura 131

153 Total Rencana Program dan Kegiatan Sanitasi Air Limbah Industri Rumah Tangga Tahun 2014 adalah sebesar Rp ,- bersumber dari DAU dan ,- bersumber dari DAK. 132

154 BAB 5 Area Berisiko Sanitasi Bab ini menyajikan hasil kegiatan penetapan area berisiko sanitasi dan hasil analisis posisi pengelolaan sanitasi saat ini dan penyebab risiko utama di masing-masing area berisiko. beresiko tinggi dalam sanitasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut ; Tingkat ancaman kesehatan yang tinggi di masa yang akan datang Infrastruktur sanitasi yang buruk Perilaku PHBS relatif rendah Manajemen penanganan sanitasi yang lemah/rendah Pemahaman masyarakat relatif rendah Suatu daerah disebut Area Berisiko Sanitasi Proses penentuan area beresiko dilakukan dengan pengumpulan data pada setiap kelurahan/desa sampel yaitu 10 desa/kelurahan yang berada pada 6 kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Area beresiko sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara ditetapkan melalui elaborasi data sebagai berikut : 1. Data sekunder yang dikumpulkan dari masing-masing instansi terkait Kabupaten Humbang Hasundutan, data sekunder yang digunakan antara lain ; Kepadatan penduduk jumlah keluarga (KK) miskin akses air bersih jumlah jamban pribadi dan luas genangan. 2. Persepsi Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) yang terlibat dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Humbang Hasundutan 3. Data Primer yang merupakan data hasil dari Studi EHRA ( Environmental Health Risk Assesment). Hasil elaborasi dari 3 (tiga) sumber data tersebut dituangkan dalam bentuk peta area berisiko sanitasi, sebagai berikut : 133

155 Peta5.1: Peta area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik 134

156 Peta5.2: Peta area berisiko sanitasi komponen persampahan 135

157 Peta5.3: Peta area berisiko sanitasi komponen drainase 136

158 Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik No Area Beresiko*) Wilayah prioritas Air Limbah 1. Risiko 4 Kelurahan Tanjung Leidong 2. Risiko 3 Desa Sidua-dua Kelurahan Kampung Mesjid Desa Lubo Rampah Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3 Untuk area beresiko sanitasi komponen air limbah domestik, yang menjadi wilayah prioritas ada 2 (dua) kelurahan yaitu kelurahan Tanjung Leidong dan Kelurahan Kampung Mesjid di Kecamatan Kualuh Leidong dan Kecamatan Kualuh Hilir. Dan yang menjadi wilayah prioritas ada 3 (tiga) desa yaitu desa Sidua-dua Kecamatan Kualuh Selatan, Kelurahan Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir, dan Desa Lubo Rampah Kecamatan Marbau. Kelima daerah ini merupakan daerah yang padat penduduknya. Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen persampahan No Area Beresiko*) Wilayah prioritas Persampahan 1. Risiko 4 Kelurahan Tanjung Leidong 2. Risiko 3 Desa Adian Torop Desa Siamporik Desa Sei Sentang Desa Air Hitam Desa Lubo Rampah Desa Sipare-pare Hilir Kelurahan Aek Kota Batu Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3 Untuk area beresiko sanitasi komponen persampahan, yang menjadi wilayah prioritas ada 6 (enam) desa yaitu desa Adian Torop di Kecamatan Aek Natas, desa Siamporik di Kecamatan Kualuh Selatan, desa Sei Sentang di Kecamatan Kualuh Hilir, desa Air Hitam di Kecamatan Kualuh Leidong, dan desa Lubo Rampah dan desa Sipare-pare Hilir di Kecamatan Marbau. Dan yang menjadi wilayah prioritas ada 2 kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong dan Kelurahan Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X. Sebagian daerah yang menjadi wilayah 137

159 prioritas persampahan belum memiliki TPS (Tempat Pembuangan Sementara) di daerahnya. Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara belum memiliki TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Tabel 5.3 Area berisiko sanitasi komponen drainase No Area Beresiko*) Wilayah prioritas Drainase 1. Risiko 4 Desa Sidua-dua Kelurahan Tanjung Leidong 2. Risiko 3 Desa Siamporik Kelurahan Kampung Mesjid Desa Lubo Rampah Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3 Untuk area beresiko sanitasi komponen drainase, yang menjadi wilayah prioritas ada 3 (tiga) desa dan 2 (dua) kelurahan yaitu Desa Sidua-dua, Desa Siamporik, Desa Lubo Rampah, Kelurahan Tanjung Leidong dan Kelurahan Kampung Mesjid. Wilayah prioritas drainase diatas merupakan daerah yang sering tergenang air banjir di Kabupaten Labuhanbatu Utara. 138

160 STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Buku Putih Sanitasi Kegiatan studi komunikasi dan media terkait sanitasi yang ada pada Kabupaten Labuhanbatu Utara telah dilaksanakan dalam suatu forum diskusi (Focus Discussion Group) yang terdiri dari beberapa kelompok masyarakat, yang terdiri dari : 1. Kelompok wanita dewasa berjumlah 10 orang 2. Kelompok pria dewasa berjumlah 10 orang 3. Kelompok remaja laki-laki dan perempuan berjumlah 10 orang Kelompok-kelompok dalam Focus Discussion Group mewakili setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Acara Focus Discussion Group dilaksanakan oleh anggota pokja sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara di kantor Bappeda Kabupaten Labuhanbatu Utara. Hal ini dilakukan karena data sekunder terkait komunikasi dan media yang menggambarkan pengalaman dan kapasitas Kabupaten Labuhanbatu Utara tentang pemasaran isu isu sanitasi tidak lengkap. Berikut ini adalah hasil dari kegiatan Focus Discussion Group terkait studi komunikasi dan media mengenai sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara : Gambar 1 Sumber Informasi atau Berita 23% 13% 0% 27% 30% 7% 1 Surat Kabar 2 Radio 3 Televisi 4 Papan Pengumuman 5 Spanduk/Poster 6 Tidak Tahu Berdasarkan hasil Focus Discussion Group dapat dilihat bahwa masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Utara paling banyak mendapatkan informasi atau berita dari surat kabar atau koran sebesar 30% dan televisi sebesar 27%. Dan penyediaan sumber informasi atau berita dari papan pengumuman yang biasanya terletak diruang publik sebesar 23%. Untuk penyampaian informasi atau berita dari spanduk/poster yang umumnya berada di jalan-jalan besar sebesar 13% sedangkan sisanya dari radio 139

161 sebesar 7%. Olehkarena itu, sebaiknya jika pihak pemerintah ingin menyampaikan informasi ataupun berita terkait promosi sanitasi dan hygene akan lebih efektif menggunakan media surat kabar. Gambar 2 Surat Kabar yang Paling Sering Dibaca 10% 30% 1 Waspada 2 Medan Bisnis 20% 3 Metro 4 Realitas 27% 13% 0% 5 Sinar Indonesia Baru 6 Analisa 7 Tidak/jarang baca koran 0% Ada beberapa surat kabar yang terbit di Kabupaten Labuhanbatu Utara, beberapa diantaranya yang paling sering dibaca oleh masyarakat adalah : (1) surat kabar waspada sebesar 30%, (2) surat kabar sinar indonesia baru sebesar 27%, (3) surat kabar analisa sebesar 20%, (4) surat kabar metro sebesar 13%, dan sisanya sebesar 10% tidak pernah ataupun jarang membaca surat kabar. Umumnya jenis/merek surat kabar yang paling sering dibaca oleh kelompok wanita ataupun pria dewasa ditentukan oleh instansi tempat mereka bekerja, karena mereka lebih sering membaca surat kabar dikantor. 140

162 Gambar 3 Stasiun Radio yang Paling Sering Didengar 1 Mars.fm 37% 47% 2 One.fm 3 Ras.fm 4 Lainnya 0% 7% 10% 5 Tidak/jarang dengar radio Hasil dari focus discussion group kelompok wanita dan pria dewasa biasanya mendengarkan radio pada saat jam kerja atau istirahat. Dan stasiun radio yang paling sering didengar adalah mars sebesar 47%, stasiun radio one sebesar 10%, dan stasiun radio ras sebesar 7%. Sedangkan 37% diantaranya tidak pernah atau jarang mendengarkan radio. Gambar 4 Stasiun TV yang Paling Sering Ditonton 0% 3% 1 RCTI 0% 3% 3% 20% 33% 2 Indosiar 3 SCTV 4 Metro TV 5 Trans TV 6 TV One 7 Lainnya 37% 8 Tidak/jarang nonton TV Untuk nama stasiun televisi yang paling sering ditonton masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah : (1) Indosiar sebesar 37%, (2) RCTI sebesar 33%, (3) TV One sebesar 20%, (4) SCTV dan Metro TV sebesar 3%, (5) dan sisanya 3% jarang menonton acara di stasiun TV. 141

163 Gambar 5 Jenis Acara TV yang Paling Sering Ditonton 0% 0% 10% 10% 1 Sinetron 2 Musik 4 Kuis 33% 47% 5 Berita 6 Infotainment 7 Lainnya 8 Tidak Tahu 0% Berdasarkan hasil studi komunikasi media dalam focus discussion group jenis acara TV yang paling sering ditonton masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Utara yaitu acara musik sebesar 47% yang mayoritas adalah kelompok remaja laki-laki dan perempuan. Dan untuk jenis acara berita sebesar 33% yang paling sering ditonton oleh kelompok pria dewasa. Sedangkan untuk jenis acara sinetron dan infotainment masing-masing sebesar 10% yang paling banyak ditonton oleh kelompok wanita dewasa. Gambar 6 Sumber Informasi Tentang Sanitasi Selain Media Massa 0% 0% 0% 3% 0% 0% 1 RT 7% 2 RW 10% 23% 30% 3 Lurah/staf kelurahan 4 Kader posyandu 5 Petugas Puskesmas 6 Spanduk 7 Poster 8 Billboard 27% 9 Selebaran 10 Lainnya 11 Tidak dapat info Sumber informasi tentang sanitasi selain dari media massa, masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara juga mendapat informasi tentang sanitasi dari lingkungan sekitar. Umumnya masyarakat paling banyak mengetahui informasi terkait sanitasi dari lurah/staf kelurahan yang memberitahukan masyarakat secara 142

164 langsung maupun dari undangan kegiatan mengenai sanitasi ke rumah-rumah masyarakat. Dan kelompok wanita dewasa mengetahui informasi tentang sanitasi dari kader posyandu sebesar 27% dan dari petugas puskesmas sebesar 23%. Sisanya mengetahui informasi tentang sanitasi dari spanduk sebesar 10% dan dari poster sebesar 7%. Dan sebesar 3% tidak mendapatkan informasi terkait sanitasi selain dari media massa. Gambar 7 Sumber Informasi yang Dipercayai Tentang Sanitasi 3% 1 Tokoh Agama 10% 2 Kelurahan, RT, RW 3 Penyuluh Kesehatan 30% 4 Guru/Sekolah anak 57% 5 Media massa 6 Papan pengumuman/spanduk 7 Lainnya Sumber informasi terkait sanitasi yang paling dipercayai oleh masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara yang paling besar dari penyuluh kesehatan sebesar 57% karena masyarakat menganggap bahwa penyuluh kesehatan memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibanding masyarakat umum lainnya mengenai sanitasi yang baik dan sehat. Sumber informasi kedua yang dipercayai masyarakat tentang sanitasi adalah media massa sebesar 30%. Untuk media papan pengumuman/ spanduk sebesar 10% dari masyarakat dipercayai sebagai sarana penyampaian informasi terkait sanitasi. Dan untuk pihak kelurahan, RT, RW hanya sebesar 3% dipercayai masyarakat sebagai sumber informasi tentang sanitasi. 143

165 Gambar 8 Jenis Pertemuan yang Pernah Diikuti 0% 0% 0% 33% 40% 27% 1 Arisan 2 Pengajian 3 Rapat RT 4 Penyuluhan Kesehatan 5 Lainnya 6 Tidak pernah ikut Untuk jenis pertemuan yang pernah diikuti masyakat Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah acara pengajian sebesar 40% dan acara arisan sebesar 27%, kedua jenis pertemuan ini adalah acara rutin yang diikuti masyarakat. Dan masyarakat yang mengikuti penyuluhan kesehatan sebesar 33%. Gambar 9 Penyuluhan atau Sosialisasi yang Pernah Diikuti 13% 17% 30% 1 Masalah sampah dan kebersihan lingkungan 2 Stop BABS 3 saluran air kotor 4 CTPS 23% 17% 5 TBC 0% 6 Tidak ada Berdasarkan focus discussion group yang diikuti masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara, penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti masyarakat mengenai masalah sampah dan kebersihan lingkungan sebesar 30%. Sosialisasi mengenai CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) sebesar 23%. Sosialisasi mengenai Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sebesar 17%. Untuk penyuluhan tentang penyakit TBC sebesar 13%. Dan 17% diantaranya tidak pernah mengikuti penyuluhan atau sosialisasi. 144

166 Gambar 10 Kesenian Tradisional yang Biasanya Ditonton 0% 0% 7% 10% 20% 63% 1 Endeng-endeng 2 Kuda kepang 3 Komedi/Lawak 4 Tari dan nyanyi 5 Lainnnya 6 Tidak ada Masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Utara juga sering menonton acara kesenian tradisional yang seharusnya dapat dimanfaatkan pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk menyampaikan informasi terkait sanitasi dan hygene. Kesenian tradisional Endeng-Endeng yang paling banyak ditonton sebesar 63%. Acara tari dan nyanyi sebesar 20%, kesenian trasisional kuda kepang sebesar 10%, dan acara komedi/lawak sebesar 7%. Gambar 11 Kegiatan Lingkungan yang Pernah Dihadiri 0% 0% 1 Peringatan hari-hari besar 33% 2 Upacara adat 3 Festival daerah 53% 4 Lainnya 13% 5 Tidak ada Kegiatan lingkungan yang pernah dihadiri oleh masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara antara lain adalah : (1) peringatan hari-hari besar sebesar 53% seperti acara 17 agustus (perayaan hari kemerdekaan RI), hari kartini, hari guru dan lain-lain ; (2) festival daerah sebesar 33% yang biasanya diadakan oleh pihak pemerintah kabupaten; (3) upacara adat sebesar 13%. 145

167 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Environmental Health Risk Assesment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survei partisipatif di tingkat kabupaten yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten sampai desa/kelurahan. Kabupaten dipandang perlu melakukan Studi EHRA karena : 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat 2. Data terkait dengan sanitasi terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda 3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang 4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan 5. EHRA secara tidak langsung memberi amunisi bagi stakeholders dan warga di tingkat kelurahan/desa untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal kesesama warga atau stakeholders kelurahan/desa. 6. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang respresentatif di tingkat kabupaten dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti : A. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup : 1. Sumber air minum 2. Layanan pembuangan sampah 3. Jamban 4. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga B. Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan mengacu kepada STBM : 1. Buang air besar 2. Cuci tangan pakai sabun 3. Pengelolaan air minum rumah tangga 4. Penglolaan sampah dengan 3R 5. Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan) 146

168 Studi EHRA dilaksanakan secara penuh oleh Pokja Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan bantuan City Facilitator dan/atau Provincy Facilitator, bila diperlukan. Adapun yang menjadi tanggung jawab Pokja Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah : 1. Persiapan logistik studi 2. Finalisasi desain studi 3. Penyiapan dan pelatihan Supervisor, Enumerator, dan petugas entri data 4. Pelaksanaan studi serta proses pengumpulan data, entri data dan analisis data 5. Penyusunan laporan dan diskusi publik. 1.2 Tujuan dan Manfaat Studi EHRA bertujuan untuk mengumpulkan data primer, untuk mengetahui : 1. Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat yang berisiko terhadap kesehatan lingkungan 2. Informasi dasar yang valid dalam penilaian risiko kesehatan lingkungan 3. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi Manfaat dari Studi EHRA adalah : Hasil studi digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah penduduk. Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total penduduk di setiap Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survei. Jumlah responden per Desa/Kelurahan sebanyak 40 responden. Yang menjadi responden adalah Kepala Rumah Tangga yang dimaksudkan adalah Ibu-Ibu atau anak perempuan yang sudah menikah yamg berumur 18 s/d 65 tahun. 147

169 1.3 Waktu Pelaksanaan Studi Buku Putih Sanitasi Jadwal pelaksanaan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Utara direncanakan mulai akhir Mei 2014 sampai awal Agustus Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Studi EHRA 2014 Kabupaten Labuhanbatu Utara Periode No Kegiatan Pelaksanaan Studi EHRA 1.1 Persiapan Studi EHRA Rapat persiapan untuk : Membangun kesepahaman tentang studi EHRA Membentuk Tim Pelaksana studi EHRA Menyiapkan anggaran studi EHRA 1.2 Penentuan area studi Penentuan Stratifikasi Desa/Kel wilayah studi EHRA Penentuan desa/kelurahan wilayah studi EHRA Penentuan responden terpilih dalam setiap desa/kelurahan 1.3 Pelatihan supervisor, enumerator, dan petugas entri data Pemilihan supervisor, enumerator, dan petugas entri data Pelatihan Studi EHRA praktik wawancara bagi enumerator, dan pelatihan entri data 1.4 Pelaksanaan studi EHRA 1.5 Pengolahan, Analisis Data dan penulisan laporan Entri Data Analisis Data Penulisan Laporan Mei Juni Juli Agustus

170 II. METODOLOGI DAN LANGKAH EHRA 2014 Buku Putih Sanitasi Tujuan dari persiapan Studi EHRA adalah agar tercapainya kesepakatan dan kesamaan persepsi mengenai langkah penyusunan, jadwal kerja, pembagian tugas, dan tanggung jawab setiap anggota Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam Studi EHRA. Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang bertanggung jawab untuk membentuk Tim Studi EHRA, dengan susunan sebagai berikut : Tabel 2.1 Tim Studi EHRA 2014 Kabupaten Labuhanbatu Utara No Jabatan Nama Keterangan 1 Penanggungjawab dr. Tembersun Srg, MPH Kepala Bidang PMK Dinkes Labura 2 Koordiantor Studi Burhanuddin Hrp, SKM, M.Kes Kadis Kesehatan Labura 3 Ketua M. Arsad, SKM Kasie Kesehatan Lingungan 4 Wakil Ketua Panji Tri Asmara Kabid Fisik & Ling. Hidup 5 Sekretaris dr. Hj. Yeni Anita Kasie Wabah Bencana 6 Anggota Irfan Ashadi Ritonga Bappeda Labura Razimah Yazid, SKM Dinkes Labura Septua G. Lumban Gaol, SKM Dinkes Labura 7 Koordinator dr. T Mayang (Aek Natas) Kecamatan dr. Mimi Andayani (Kualuh Selatan) Zulkarnaen (Kualuh Hilir) dr. Febyriani Dewi Srg (Kualuh Hulu) Yusmidar SKM (Kualuh Leidong) dr. Darma Barus (Marbau-Sipare-pare Hilir) dr. M. Fauzi (Marbau-Lubo Rampah) Hj. Hasinah SKM (Na IX-X) 8 Supervisor Elya Sari (Aek Natas) Rezki Meiyani (Kualuh Selatan) Zakiah (Kualuh Hilir) Lia Agustina (Kualuh Hulu) Tiarma P Limbong (Kualuh Leidong) Pasmilawati (Marbau-Sipare-pare Hilir) No Jabatan Nama Keterangan Supervisor Salamun (Marbau-Lubo Rampah) Leni Sinaga (Na IX-X) 9 Tim Entry Data Dan Fauzan Hamdani Nst Dinkes Labuhanbatu Utara 149

171 Tim Analisis Data Tukijo Arfan Ritonga Marganda Noor Fadli Eni Erawati Putra Buku Putih Sanitasi Dinkes Labuhanbatu Utara Dinkes Labuhanbatu Utara Dinkes Labuhanbatu Utara Dinkes Labuhanbatu Utara Dinkes Labuhanbatu Utara Bapeda Labuhanbatu Utara 10 Enumerator Sri Novita Iin Marlina Mayoseva Efda Yensi Rubbeka H. Gaol Susiyanti Serbawaty Siti Aisyah Hrp Armida Nurmaya Imelda Dewi Pasaribu Nilan Sari Tjg Asni Banjar M Rita Adian Torop Adian Torop Sidua-Dua Sidua-Dua Siamporik Siamporik Sei Sentang Sei Sentang Air Hitam Air Hitam Tanjung Leidong Lobu Rampah Sipare-Pare Hilir Aek Kota Batu Kampung Mesjid Tim Studi EHRA dan rencana pelaksanaan ditandatangani oleh Ketua Tim Teknis dan Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara Metoda penentuan target area studi survei dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan Stratifikasi. Hasil stratifikasi ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan beresiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah Probality Sampling dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metoda sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling. Teknik ini sangat cocok digunakan di Kabupaten Labuhanbatu Utara mengingat area sumber data yang akan diteliti sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan. Penetapan strata dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP (Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman) sebagai berikut : 150

172 1. Kepadatan Penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap Kabupaten/Kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/desa. Ada beberapa kecamatan atau desa/kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk relatif tinggi dan lainnya masih sangat rendah karena sebagian besar lahannya berupa perkebunan dan hutan lindung. Dalam Studi EHRA di Kabupaten yang kepadatan penduduknya tidak merata akan diutamakan di Kecamatan dan Desa dengan kepadatan penduduk lebih dari 25 jiwa per Ha. 2. Angka Kemiskinan dengan indikator yang yang datanya mudah diperoleh tapi cukup respresentatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan dapat dihitung berdasarkan proporsi jumlah keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut : ( Pra-KS + KS1 ) Angka Kemiskinan = X 100 % KK Persentase angka kemiskinan disesuaikan dengan data angka kemiskinan Kabupaten Labuhanbatu Utara atau yang disepakati oleh Pokja. 3. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK (Mandi, Cuci dan Kakus) dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat. 4. Daerah terkena banjir dan dinilai mengganggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir / genangan, lamanya surut yang ditentukan oleh Pokja atau mengacu kepada SPM PU dengan ketinggian genangan lebih dari 30 cm dan lamanya genangan lebih dari 2 jam. 2.2 Penentuan Strata Desa/Kelurahan Berdasarkan kriteria di atas, stratifikasi wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara menghasikan katagori strata sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.2. Wilayah (Kecamatan atau Desa/Kelurahan) yang terdapat pada strata tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survei pada suatu strata akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survei pada strata yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil Studi EHRA ini dapat memberikan peta area berisiko Kabupaten Labuhanbatu Utara. Tabel 2.2 Stratifikasi ( Penetapan Strata ) Desa/Kelurahan Area Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Utara 2014 No Kecamatan Desa/Kelurahan Kriteria Strata Desa/Kelurahan Strata Desa / Padat Miskin DAS Banjir Kelurahan 1 Aek Kuo Desa Sidomulyo Aek Kuo Desa Purworejo Aek Kuo Desa Perk. Panigoran

173 4 Aek Kuo Desa Padang Maninjau Aek Kuo Desa Perk Padang Halaban 6 Aek Kuo Desa Karang Anyar Aek Kuo Desa Bandar Selamat Aek Kuo Desa Aek Korsik Aek Natas Kel. Bandar Durian Aek Natas Desa Aek Pamienke Aek Natas Desa Rombisan Aek Natas Desa Poldung Aek Natas Desa Adian Torop Aek Natas Desa Simonis Aek Natas Desa Ujung Padang Aek Natas Desa Halimbe Aek Natas Desa Sibito Aek Natas Desa Terang Bulan Aek Natas Desa Pangkalan Aek Natas Desa Kampung Yaman Kualuh Hilir Kel. Kampung Mesjid Kualuh Hilir Desa Sei Apung Kualuh Hilir Desa Teluk Binjai Kualuh Hilir Desa Sei Sentang Kualuh Hilir Desa Teluk Piai Kualuh Hilir Desa Tanjung Mangedar Kualuh Hilir Desa Kuala Bangka Kualuh Hulu Kel. Aek kanopan Kualuh Hulu Kel. Aek Kanopan Timur Kualuh Hulu Desa Parpaudangan Kualuh Hulu Desa Suka Rame Baru Kualuh Hulu Desa Londut Kualuh Hulu Desa Kuala Beringin Kualuh Hulu Desa Pulo Dogom Kualuh Hulu Desa Perk. Membang Muda 36 Kualuh Hulu Desa Perk. Hanna Kualuh Hulu Desa Sono Martani Kualuh Hulu Desa Perk. Labuan Haji Kualuh Hulu Desa Suka Rame

174 40 Kualuh Hulu Desa Perk. Kanopan Ulu Kualuh Leidong Kel. Tanjung Leidong Kualuh Leidong Desa Simandullang Kualuh Leidong Desa Pangkalan Lunang Kualuh Leidong Desa Air Hitam Kualuh Leidong Desa Teluk Pulai Luar Kualuh Leidong Desa Kelapa Sebatang Kualuh Leidong Desa Teluk Pulai Dalam Kualuh Selatan Kel. Gunting Saga Kualuh Selatan Desa Sialang Taji Kualuh Selatan Desa Simangalam Kualuh Selatan Desa Sidua-dua Kualuh Selatan Desa Bandar Lama Kualuh Selatan Desa Hasang Kualuh Selatan Desa Damuli Pekan Kualuh Selatan Desa Damuli Kebun Kualuh Selatan Desa Lobuhuala Kualuh Selatan Desa Gunung Melayu Kualuh Selatan Desa Siamporik Kualuh Selatan Desa Tanjung pasir Marbau Kel. Marbau Marbau Desa Simpang Empat Marbau Desa Babussalam Marbau Desa Bulungihit Marbau Desa Marbau Selatan Marbau Desa Perk Milano Marbau Desa Sipare-Pare Tengah Marbau Desa Perk. Brussel Marbau Desa Perk. Penantian Marbau Desa Aek Tapa Marbau Desa Sumber Mulyo Marbau Desa Sipare-Pare Hilir Marbau Desa Tubiran Marbau Desa Aek Hitetoras Marbau Desa Pulo Bargot Marbau Desa Lubo Rampah

175 76 Marbau Desa Belongkut Marbau Desa Perk. Marbau Selatan 78 Na IX-X Kel. Aek Kota Batu Na IX-X Desa Sei Raja Na IX-X Desa Pasang Lela Na IX-X Desa Perk. Brangir Na IX-X Desa Simpang Marbau Na IX-X Desa Silumajang Na IX-X Desa Batu Tunggal Na IX-X Desa Bangun Na IX-X Desa Kampung Pajak Na IX-X Desa Pematang Na IX-X Desa Hatapang Na IX-X Desa Pulo Jantan Na IX-X Desa Meranti Omas Tabel 2.3 Rekapitulasi Stratifikasi ( Penetapan Strata ) Desa/Kelurahan Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 1 Desa Perk. Desa Sidomulyo Desa Bandar Kel. Bandar - Panigoran Selamat Durian 2 Desa Padang Desa Purworejo Desa Kel. Kampung - Maninjau Rombisan Mesjid 3 Desa Perk Padang Desa Karang Desa Poldung Desa Sei Apung - Halaban Anyar 4 Desa Aek Korsik Desa Pangkalan Desa Adian Desa Kuala - Torop Bangka 5 Desa Aek Desa Perk. Desa Simonis Kel. Aek kanopan - Pamienke Membang Muda 6 Desa Perk. Desa Perk. Hanna Desa Ujung Kel. Aek Kanopan - Kanopan Ulu Padang Timur 7 Desa Sidua-dua Desa Bandar Desa Halimbe Desa Suka Rame - Lama 8 Desa Damuli Desa Siamporik Desa Sibito Desa Pangkalan - Pekan Lunang 9 Desa Damuli Desa Simpang Desa Terang Kel. Tanjung - Kebun Empat Bulan Leidong 10 Desa Lobuhuala Desa Babussalam Kampung Teluk Pulai Luar - Yaman 11 Desa Gunung Desa Marbau Desa Teluk Desa Kelapa - Melayu Selatan Binjai Sebatang 12 Desa Perk Milano Desa Aek Tapa Desa Teluk Desa Sialang Taji - Piai 13 Desa Perk. Desa Sumber Desa Sei Desa Tanjung - 154

176 Brussel Mulyo Sentang pasir 14 Desa Perk. Desa Belongkut Desa Tanjung Desa Tubiran - Penantian Mangedar 15 Desa Aek Desa Kampung Desa Desa Pulo Bargot - Hitetoras Pajak Parpaudangan 16 Desa Lubo Desa Bangun Desa Suka - - Rampah Rame Baru 17 Desa Perk. Kel. Aek Kota Desa Londut - - Marbau Selatan Batu 18 Desa Perk. Desa Pulo Jantan Desa Kuala - - Brangir Beringin 19 Desa Simpang Desa Meranti Desa Pulo - - Marbau Omas Dogom Desa Sono - - Martani Desa Perk. - - Labuan Haji Desa Air - - Hitam Desa - - Simandullang Desa Teluk - - Pulai Dalam Kel. Gunting - - Saga Desa - - Simangalam Desa Hasang Kel. Marbau Desa - - Bulungihit Desa Sipare- - - Pare Tengah Desa Sipare- - - Pare Hilir Desa Sei Raja Desa Pasang - - Lela Desa - - Silumajang Desa Batu - - Tunggal Desa - - Pematang Desa - - Hatapang Jumlah Desa Persentase ( % ) 21,1 % 21,1 % 41,1 % 16,7 % 0 % 2.3 Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi 155

177 Penentuan Jumlah Desa/kelurahan Target Area Studi di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebanyak 10 Desa/Kelurahan dengan jumlah 400 responden di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Berikut ini adalah penentuan Desa/Kelurahan sebagai area studi yang dipilih sebagi lokasi studi : Tabel 2.4 Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan sebagai Area Studi berdasar proporsi tertentu dari jumlah desa/kelurahan yang ada Strata Desa/kelurahan Per Strata Desa Area Studi Per Strata Jumlah % Jumlah % Strata ,1 2 21,1 Strata ,1 2 21,1 Strata ,1 4 41,1 Strata ,7 2 16,7 Strata Jumlah Penentuan RT dan Responden di Lokasi Area Studi Dalam Studi EHRA, disyaratkan jumlah sampel total responden minimal adalah 400 responden. Sementara jumlah sampel RT/Dusun/Lingkungan minimal 8 RT/Dusun/Lingkungan dan jumlah sampel per RT/Dusun/Lingkungan minimal 5 responden. Dengan demikian jumlah sampel per Desa/kelurahan minimal 40 responden. Responden dalam studi EHRA adalah Ibu atau anak perempuan yang sudah menikah dan berumur antara 18 s/d 60 tahun. Namum demikian untuk keperluan keterwakilan Desa/kelurahan yang akan dijadikan target area studi sebanyak 15 desa, sehingga jumlah sampel yang harus diambil adalah sebanyak 10 desa X 40 responden min per desa = 400 responden. Istilah Rukun Tetangga di Kabupaten Labuhanbatu Utara digantikan dengan Dusun/Lingkungan. Dusun/Lingkungan dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling). Hal ini bertujuan agar seluruh Dusun/Lingkungan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai Dusun/Lingkungan Area Studi dan rumah di Dusun/Lingkungan Area Studi memiliki kesempatan yang sama sebagai sampel. Artinya, penentuan Dusun/Lingkungan dan rumah tangga responden bukan bersumber dari preferensi enumerator/supervisor ataupun keinginan responden itu sendiri. 156

178 Tabel 2.5 Pemilihan Desa/Kelurahan Strata 0 sebagai lokasi studi Kec. Memiliki No Urut Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Strata 0 Desa/Kelurahan Strata 0 Strata 0 Aek Kuo Desa Perk. Panigoran 1 Desa Padang Maninjau 2 Desa Perk Padang 3 Halaban Desa Aek Korsik 4 Aek Natas Desa Aek Pamienke 5 Kualuh Hulu Desa Perk. Kanopan Ulu 6 Desa/Kelurahan strata 0 terpilih Kualuh Selatan Desa Sidua-dua 7 Desa/Kel ke 1 Desa Damuli Pekan 8 Desa Damuli Kebun 9 Desa Lobuhuala 10 Desa Gunung Melayu 11 Marbau Desa Perk Milano 12 Desa Perk. Brussel 13 Desa Perk. Penantian 14 Desa Aek Hitetoras 15 Desa Lubo Rampah 16 Desa/Kel ke 2 Desa Perk. Marbau 17 Selatan Na IX-X Desa Perk. Brangir 18 Desa Simpang Marbau

179 Tabel 2.6 Pemilihan Desa/Kelurahan Strata 1 sebagai lokasi studi Kec. Memiliki No Urut Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Strata 1 Desa/Kelurahan Strata 1 Strata 1 Aek Kuo Desa Sidomulyo 1 Desa Purworejo 2 Desa Karang Anyar 3 Aek Natas Desa Pangkalan 4 Kualuh Hulu Desa Perk. Membang 5 Muda Desa Perk. Hanna 6 Kualuh Selatan Desa Bandar Lama 7 Desa/Kelurahan strata 1 terpilih Desa Siamporik 8 Desa/Kel ke 1 Marbau Desa Simpang Empat 9 Desa Babussalam 10 Desa Marbau Selatan 11 Desa Aek Tapa 12 Desa Sumber Mulyo 13 Desa Belongkut 14 Na IX-X Desa Kampung Pajak 15 Desa Bangun 16 Kel. Aek Kota Batu 17 Desa/Kel ke 2 Desa Pulo Jantan 18 Desa Meranti Omas

180 Tabel 2.7 Pemilihan Desa/Kelurahan Strata 2 sebagai lokasi studi Kec. Memiliki No Urut Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Strata 2 Desa/Kelurahan Strata 2 Strata 2 Aek Kuo Desa Bandar Selamat 1 Aek Natas Desa Rombisan 2 Desa Poldung 3 Desa/Kelurahan strata 2 terpilih Desa Adian Torop 4 Desa/Kel ke 1 Desa Simonis 5 Desa Ujung Padang 6 Desa Halimbe 7 Desa Sibito 8 Desa Terang Bulan 9 Kampung Yaman 10 Kualuh Hilir Desa Teluk Binjai 11 Desa Teluk Piai 12 Desa Sei Sentang 13 Desa/Kel ke 2 Desa Tanjung Mangedar 14 Kualuh Hulu Desa Parpaudangan 15 Desa Suka Rame Baru 16 Desa Londut 17 Desa Kuala Beringin 18 Desa Pulo Dogom 19 Desa Sono Martani 20 Desa Perk. Labuan Haji 21 Kualuh Leidong Desa Air Hitam 22 Desa/Kel ke 3 Desa Simandullang 23 Desa Teluk Pulai Dalam 24 Kualuh Selatan Kel. Gunting Saga 25 Desa Simangalam 26 Desa Hasang 27 Marbau Kel. Marbau 28 Desa Bulungihit 29 Desa Sipare-Pare Tengah 30 Desa Sipare-Pare Hilir 31 Desa/Kel ke 4 Na IX-X Desa Sei Raja 32 Desa Pasang Lela

181 Desa Silumajang 34 Desa Batu Tunggal 35 Desa Pematang 36 Desa Hatapang 37 Buku Putih Sanitasi Tabel 2.8 Pemilihan Desa/Kelurahan Strata 3 sebagai lokasi studi Kec. Memiliki No Urut Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Strata 3 Desa/Kelurahan Strata 3 Strata 3 Aek Natas Kel. Bandar Durian 1 Desa/Kelurahan strata 3 terpilih Kualuh Hilir Kel. Kampung Mesjid 2 Desa/Kel ke 1 Desa Sei Apung 3 Desa Kuala Bangka 4 Kualuh Hulu Kel. Aek kanopan 5 Kel. Aek Kanopan Timur 6 Desa Suka Rame 7 Kualuh Leidong Desa Pangkalan Lunang 8 Kel. Tanjung Leidong 9 Desa/Kel ke 2 Teluk Pulai Luar 10 Desa Kelapa Sebatang 11 Kualuh Selatan Desa Sialang Taji 12 Desa Tanjung pasir 13 Marbau Desa Tubiran 14 Desa Pulo Bargot

182 Tabel 2.9 Rekapitulasi Desa/kelurahan yang terpilih sebagai lokasi studi Strata Desa/Kelurahan yang terpilih Jumlah lingkungan/dusun Jumlah Rumah Tangga Strata 0 Desa Sidua-dua Desa Lubo Rampah Strata 1 Desa Siamporik Kel. Aek Kota Batu Strata 2 Desa Adian Torop Desa Sei Sentang Desa Air Hitam Desa Sipare-pare Hilir Strata 3 Kel. Kampung Mesjid Kel. Tanjung Leidong Jumlah 10 Desa 81 Ling/Dusun RT Tabel 2.10 Pemilihan Responden Studi EHRA Kecamatan Desa/Kelurahan yang terpilih lingkungan/dusun Rumah Tangga Sampel Aek Natas Desa Adian Torop Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Jumlah 1 desa 8 dusun 40 RT 40 responden Kualuh Selatan Desa Sidua-dua Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Jumlah 1 desa 8 dusun 40 RT 40 responden Kecamatan Desa/Kelurahan yang terpilih lingkungan/dusun Rumah Tangga Sampel Kualuh Selatan Desa Siamporik Dusun Dusun Dusun Dusun

183 Dusun Dusun Dusun Dusun Jumlah 1 desa 8 dusun 40 RT 40 responden Kualuh Hilir Desa Sei Sentang Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Jumlah 1 desa 8 dusun 40 RT 40 responden Kualuh Hilir Kel. Kampung Mesjid Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Jumlah 1 Kelurahan 8 Lingkungan 40 RT 40 responden Kualuh Leidong Desa Air Hitam Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Jumlah 1 desa 8 dusun 40 RT 40 responden 162

184 Kecamatan Desa/Kelurahan yang terpilih lingkungan/dusun Rumah Tangga Sampel Kualuh Leidong Kel. Tanjung Leidong Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Jumlah 1 Kelurahan 8 Lingkungan 40 RT 40 responden Marbau Desa Lubo Rampah Dusun Dusun Dusun Jumlah 1 desa 3 Dusun 40 RT 40 responden Marbau Desa Sipare-pare Hilir Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Jumlah 1 desa 5 dusun 40 RT 40 responden Na IX-X Kel. Aek Kota Batu Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Jumlah 1 Kelurahan 7 Lingkungan 40 RT 40 responden TOTAL 10 Desa/Kelurahan 71 Ling/Dusun 400 RT 400 Responden Jika di lihat dari tabel 2.10 diatas, maka ada beberapa Desa/kelurahan yang jumlah Dusun/lingkungannya tidak sampai 8 Dusun/Lingkungan dalam satu Desa/kelurahan, oleh karena itu Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara tetap menggunakan standar studi EHRA bahwa responden minimal dalam satu Desa/Kelurahan adalah 40 responden. Dan jumlah responden studi EHRA pada Kabupaten Labuhanbatu Utara sebanyak 400 responden. 163

185 2.5 Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya Pemilihan supervisor dan enumerator untuk pelaksanaan Studi EHRA sepenuhnya merupakan kewenangan Tim Studi EHRA. Supervisor dalam Studi EHRA di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah para Kepala Puskesmas yang ada di masingmasing kecamatan yang dijadikan sebagai area studi. Dan tugas utama supervisor Studi EHRA adalah : 1. Menjamin proses pelaksanaan studi sesuai dengan kaidah dan metoda pelaksanaan Studi EHRA yang telah ditentukan 2. Menjalankan arahan dari Koordinator kecamatan dan Pokja Kabupaten Labuhanbatu Utara 3. Mengkoordinasikan pekerjaan enumerator 4. Memonitor pelaksanaan studi EHRA di lapangan 5. Melakukan pengecekan pemeriksaan hasil pengisian kuesioner oleh enumerator 6. Melakukan spot check sejumlah 5 % dari total responden 7. Membuat laporan harian dan rekap harian untuk disampaikan kepada coordinator kecamatan. Enumerator dalam Studi EHRA di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah para Bidan Puskesmas yang ada di masingmasing Desa/Kelurahan yang dijadikan sebagai area studi. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh enumerator saat melakukan wawancara adalah : 1. Memperkenalkan dirinya dengan sopan 2. Memberi informasi tentang tujuan dan manfaat studi 3. Meminta izin untuk wawancara 4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa memberikan jawaban 5. Bila tidak bertemu responden, usahakan membuat kunjungan ulang 6. Hindari pengaruh orang ketiga pada saat wawancara dengan responden 7. Memeriksa apakah semua jawaban dalam kuesioner telah lengkap sesuai dengan alur logika pengisian 164

186 III. HASIL STUDI EHRA 3.1 Informasi Responden VARIABEL Tabel 3.1 : Informasi Responden INFORMASI RESPONDEN. Strata Desa/Kelurahan Total N % N % n % n % n % Kelompok Umur Responden <= 20 tahun tahun tahun tahun tahun tahun > 45 tahun B2. Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini? Milik sendiri Rumah dinas Berbagi dengan keluarga lain Sewa Kontrak Milik orang tua Lainnya B3. Apa pendidikan terakhir anda? Tidak sekolah formal SD SMP SMA SMK Universitas/Akademi

187 B4. Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Ya Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan? B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Ya Tidak Keluarga Miskin (ASKESKIN)? B6. Apakah ibu mempunyai anak? Ya Tidak Dari tabel 3.1 diatas diketahui bahwa kelompok umur responden terbanyak sebesar 85 responden berkisar antara umur tahun dengan persentase 21,4 %. Status kepemilikan rumah terbanyak adalah milik sendiri sebesar 290 responden dengan persentase 72,5 %. Pendidikan terakhir responden rata-rata adalah tamatan SD sebanyak 154 orang dengan persentase 38,5 %. Dan sebagian besar responden tidak memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sebanyak 288 orang dengan persentase 72% dan tidak memiliki Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN) sebesar 261 responden dengan persentase 65,3 %. Dan 90 % responden telah mempunyai anak. 3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Kondisi pengelolaan sampah rumah tangga dapat ditunjukkan melalui hasil Studi EHRA yang memuat kegiatan pengelolaan sampah, perilaku praktik pemilahan sampah oleh rumah tangga, dan area berisiko persampahan. 166

188 Gambar 3.1 : Grafik Pengelolaan Sampah PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 90% 80% 70% Tidak tahu Lain-lain Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Dibiarkan saja sampai membusuk 60% 50% 40% Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 30% Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah 20% 10% 0% % % % % % TOTAL Dibakar Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dari grafik 3.1 diatas terlihat bahwa pada tingkat Kabupaten Labuhanbatu Utara pembakaran sampah oleh rumah tangga dilakukan 73,5% responden, disusul dengan pengeloaan sampah dengan cara dikumpulkan dan dibuang ke TPS, dibuang ke lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah, dan dibuang ke sungai/kali/laut/danau. 167

189 Gambar 3.2 : Grafik Perilaku Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga PRAKTIK PEMILAHAN SAMPAH OLEH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% % % % % % Apakah ibu melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang? tidak Apakah ibu melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang? ya TOTAL Dari grafik 3.2 diatas terlihat bahwa pada tingkat Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagian besar responden sebesar 75 % tidak memilah sampah rumah tangganya dan hanya 25 % responden yang memilah sampah rumah tangganya. Hal ini menunjukkan pada skala rumah tangga masih perlu mendapat perhatian. Tabel 3.2 : Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA PERSAMPAHAN Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL n % N % n % n % n % 3.1 Pengelolaan sampah Tidak memadai Ya, memadai Frekuensi pengangkutan Tidak memadai sampah 3.3 Ketepatan waktu Ya, memadai Ya, tepat waktu pengangkutan sampah 3.4 Pengolahan sampah setempat Tidak diolah Ya, diolah

190 Dari hasil Studi EHRA pada tingkat Kabupaten Labuhanbatu Utara pengelolaan sampah sebesar 90,8% dikatakan belum memadai, dan frekuensi pengangkutan sampah sebesar 80% tidak memadai tetapi tepat waktu dalam pengangkutan sampah. Dan pengolahan sampah setempat yang tidak diolah sebesar 74,3%. 3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja Kondisi pembuangan air kotor/limbah tinja manusia dan lumpur tinja pada Kabupaten Labuhanbatu Utara dapat diketahui melalui hasil Studi EHRA yang digambarkan dalam persentase tempat buang air besar, tempat penyaluran akhir tinja, waktu terakhir pengurasan tanki septik, persentase tanki septik suspek aman dan tidak aman, dan area berisiko air limbah domestik. Gambar 3.3 : Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar PERSENTASE TEMPAT BUANG AIR BESAR DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 1.0% Jamban pribadi.8% 13.0% 13.0% 11.0% 58.00% MCK/WC Umum Ke WC helikopter Ke sungai/pantai/laut Ke kebun/pekarangan Ke selokan/parit/got Ke lubang galian.5% 1.5% Lainnya Tidak tahu Berdasarkan hasil Studi EHRA di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagian besar responden 58% memiliki jamban pribadi dan 1,5% tempat buang air besarnya dilakukan MCK/WC Umum. Tetapi masih ada responden yang buang air besar sembarangan (BABs) ke WC helicopter 0,5%, ke sungai 11%, ke kebun/pekarangan 13%, ke selokan/parit/got sebesar 0,8%, ke lubang galian 13%, lainnya sebesar 4,5% dan tidak tahu 1%. Gambar 3.4 : Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja 169

191 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 0.00% 1.35% 0.67% 3.37% 0.00% Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase 35.35% Sungai/danau/pantai 56.23% Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu 2.36% Lainnya Dari grafik diatas, terlihat bahwa 56,23% responden sudah mempunyai tangki septik dan pipa sewer sebesar 2,36%. Tetapi 35,35% responden tempat penyaluran akhir tinja hanya berupa cubluk/lobang tanah dan 3,37% respoden menyatakan tidak tahu kemana tempat penyaluran akhir tinjanya. Gambar 3.5 Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% WAKTU TERAKHIR PENGURASAN TANKI SEPTIK DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN Tidak tahu Tidak pernah Lebih dari 10 tahun Lebih dari 5-10 tahun yang lalu 1-5 tahun yang lalu 0-12 bulan yang lalu 170

192 Dari grafik waktu terakhir pengurasan tanki septik diketahui bahwa 82,6 % responden tidak pernah melakukan pengurasan tanki septik dan 1,8 % responden tidak tahu. Hal ini juga disebabkan di Kabupaten Labuhanbatu Utara belum memiliki fasilitas layanan sedot tinja. Gambar 3.6 : Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik PRAKTIK PENGURASAN TANKI SEPTIK BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% TOTAL Tidak tahu Dikosongkan sendiri Membayar tukang Layanan sedot tinja Dari hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Utara diketahui bahwa responden tidak mengetahui praktik pengurasan tanki septik sebanyak 17,2%. Dan sisanya melakukan praktk pengurasan tanki septik dengan membayar tukang sebesar 24,1 %, dikosongkan sendiri sebesar 24,1 % dan layanan sedot tinja sebesar 34,5%. 171

193 Gambar 3.7 : Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% TANKI SEPTIK SUSPEK AMAN & TIDAK AMAN DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN total Tangki septik suspek aman Suspek aman Tangki septik suspek aman Tidak aman Untuk kepemilikan tanki septik suspek aman di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebesar 83,3 % dan tanki septik suspek tidak aman sebesar 16,8 %. Tabel 3.3: Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA AIR LIMBAH DOMESTIK Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL n % n % n % n % n % 2.1 Tangki septik suspek aman 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik Tidak aman Suspek aman Tidak, aman Ya, aman Pencemaran karena SPAL Tidak aman Ya, aman Dilihat dari area berisiko air limbah domestik berdasarkan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Utara, pencemaran karena pembuangan isi tangki septik sebesar 64,5 % dan pencemaran karena SPAL sebesar 44,8 %. Sedangkan untuk tangki septik suspek yang tidak aman sebesar 16,8%. 172

194 3.4 Drainase Lingkungan/Selokan sekitar Rumah dan Banjir Buku Putih Sanitasi Drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir pada Kabupaten Labuhanbatu Utara dapat dilihat pada grafik di bawah ini, adalah sebagai berikut : Gambar 3.8 : Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI BANJIR DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN total Tidak tahu Sekali atau beberapa dalam sebulan Beberapa kali dalam Sekali dalam setahun Tidak pernah Persentase rumah tangga di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang tidak pernah mengalami banjir sebesar 67,3%. Sisanya pernah mengalami banjir yaitu sekali dalam setahun (17,5%), beberapa kali (10%), sekali atau beberapa dalam sebulan (0,4%) dan tidak tahu (4,8%). Gambar 3.9 : Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI BANJIR RUTIN DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN total Apakah banjir biasa terjadi secara rutin? Tidak Apakah banjir biasa terjadi secara rutin? Ya 173

195 Menurut hasil Studi EHRA persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebesar 27,5 %. Dan sisanya sebesar 72,5 % responden tidak mengalami banjir rutin di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Gambar 3.10 : Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir LAMA AIR MENGGENANG JIKA TERJADI BANJIR DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 80% 60% 40% 20% 0% total Tidak tahu Lebih dari 1 hari Satu hari Setengah hari Antara 1-3 jam Kurang dari 1 jam Lamanya air menggenang jika terjadi banjir pada Kabupaten Labuhanbatu Utara lebih dari satu hari 9,4 %, satu hari 7,5 %, setengah hari 7,5 %, antara 1 sampai 3 jam 41,5 %, dan kurang dari 1 jam sebesar 24,5 %. Dan sebesar 9,4% responden tidak mengetahui berapa lama air menggenang jika terjadi banjir di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Gambar 3.11 : Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah LOKASI GENANGAN DI SEKITAR RUMAH Lainnya 0.04 Di dekat bak penampungan Di dekat kamar mandi Di dekat dapur Dihalaman rumah persentase 174

196 Lokasi genangan air di sekitar rumah sebagian besar ada di halaman rumah responden dengan persentase sebesar 0,63, kemudian di dekat dapur sebesar 0, 43, di dekat kamar mandi sebesar 0,19, di dekat bak penampungan sebesar 0,07 %, dan lainnya sebesar 0,04. Gambar 3.12 : Grafik Persentase Kepemilikan SPAL PERSENTASE KEPEMILIKAN SPAL DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 52.6% Apakah di rumah mempunyai sarana pengolahan air limbah selain tinja? Ya, Ada Apakah di rumah mempunyai sarana pengolahan air limbah selain tinja? Tidak ada Persentase kepemilikan SPAL (Sarana Pengolahan Air Limbah Selain Tinja) di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebesar 52,6 %. Dan yang tidak memiliki SPAL sebesar 47,4 %. Gambar 3.13 : Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga AKIBAT TIDAK MEMILIKI SPAL RUMAH TANGGA BERDASAR STRATA 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tidak ada genangan air Ada genangan air (banjir) total Akibat dari tidak memiliki SPAL rumah tangga di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang menimbulkan genangan air (banjir) sebesar 39,3% dan 60,8 % tidak ada genangan air 175

197 Gambar 3.14 : Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi PERSENTASE SPAL YANG BERFUNGSI BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 80% Tidak ada saluran 60% 40% 20% Tidak dapat dipakai, saluran kering Tidak 0% total Ya Persentase SPAL yang berfungsi di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebesar 72,3 %. Sedangkan persentase SPAL yang tidak berfungsi sebesar 8,3 %, SPAL yang tidak dapat dipakai (saluran kering) sebesar 0,3 %, dan yang tidak ada saluran SPAL sebesar 19 %. Gambar 3.15 : Grafik Pencemaran SPAL PENCEMARAN SPAL BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% total Tidak ada pencemaran SPAL Ada pencemaran SPAL Pencemaran SPAL berdasarkan hasil Studi EHRA di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebesar 44,8 % dan yang tidak ada pencemaran SPAL sebesar 55,3 %. 176

198 Tabel 3.4: Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA GENANGAN AIR. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL n % n % n % n % n % 4.1 Adanya genangan air Ada genangan air (banjir) Tidak ada genangan air Dari hasil Studi EHRA diketahui bahwa ada 39,3 % area berisiko genangan air di kabupaten Labuhanbatu Utara dan yang tida ada genangan air sebesar 60,8 %. 3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Pengolalaan air minum rumah tangga berdasarkan hasil Studi EHRA pada Kabupaten Labuhanbatu Utara, dapat dilihat dari grafik akses terhadap air bersih, grafik sumber air minum dan memasak, dan area berisiko sumber air berdasarkan hasil Studi EHRA. 177

199 Air botol kemasan Air isi ulang Air Ledeng dari PDAM Air hidran umum Air kran umum - Air sumur pompa tangan Air sumur gali terlindungi Air sumur gali tdk Mata air terlindungi Mata air tdk terlindungi Air hujan Air dari sungai Air dari waduk/danau Lainnya Buku Putih Sanitasi Gambar 3.16 : Grafik Akses Terhadap Air Bersih Grafik Penggunaan Sumber Air di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun % 80% 60% 40% 20% 0% (Gosok gigi) (Cuci pakaian) (Cuci piring&gelas) (Masak) (Minum) Penggunaan sumber air di Kabupaten Labuhanbatu Utara berdasarkan Studi EHRA adalah sebagai berikut : Penggunaan air untuk menggosok gigi responden banyak menggunakan air hidran umum, air sumur gali tidak terlindungi dan air dari sungai. Penggunaan air untuk mencuci pakaian banyak menggunakan air kran umum, air sumur pompa tangan, air sumur gali tidak terlindungi, dan mata air terlindungi. Penggunaan air untuk cuci piring dan gelas responden paling banyak menggunakan air sumur gali tidak terlindungi Untuk kegiatan memasak responden banyak menggunakan air hujan Sedangkan penggunaan air untuk minum responden banyak menggunakan air botol dalam kemasan dan air isi ulang. Air ledeng dari PDAM tidak ada digunakan responden karena belum adanya PDAM di Kabupaten Labuhanbatu Utara dan tidak adanya air dari waduk/danau di Kabupaten Labuhanbatu Utara. 178

200 Gambar 3.17 : Grafik Sumber Air Minum dan Memasak Lainnya Air dari waduk/danau Air dari sungai Air hujan Mata air tdk terlindungi Mata air terlindungi Air sumur gali tdk terlindungi Air sumur gali terlindungi Air sumur pompa tangan Air kran umum -PDAM/PROYEK Air hidran umum Air Ledeng dari PDAM Air isi ulang Air botol kemasan 1.00% 1.00% 0.00% 0.00% 6.25% 10.50% 1.25% 1.50% 5.75% 6.50% 9.50% 11.75% 0.75% 0.75% 0.75% 1.00% 0.00% 0.00% 11.00% 0.00% 2.00% 20.25% 20.50% 25.25% 27.00% 23.00% 25.50% 35.50% (Masak) (Minum) 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% Berdasarkan hasil grafik 3.17 studi EHRA diketahui bahwa untuk minum responden banyak menggunakan air isi ulang, kemudian air sumur gali terlindungi, air sumur pompa tangan dan air hujan. Dan untuk memasak responden banyak menggunakan air sumur gali terlindungi, air sumur pompa tangan dan air hujan. Tabel 3.5: Area Risiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA SUMBER AIR VARIABEL Strata Desa/Kelurahan Total 1.1 Sumber air terlindungi Tidak, sumber air berisiko tercemar n % n % n % n % n % Ya, sumber air terlindungi Penggunaan sumber air tidak terlindungi. Tidak Aman Ya, Aman Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Menurut hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Utara mengenai area risiko sumber air, sumber air terlindungi yang berisiko tercemar sebesar 59,8 % dan sumber air yang terlindungi sebesar 40,3%. Penggunaan sumber air 179

201 tidak terlindungi dan aman untuk digunakan sebesar 42 % dan Penggunaan sumber air tidak terlindungi yang tidak aman untuk digunakan sebesar 58 %. Persentase responden yang pernah mengalami kelangkaan air sebesar 22 % dan persentase yang tidak pernah mengalami kelangkaan air sebesar 78 %. 3.6 Perilaku Higiene dan Sanitasi Perilaku higiene dan sanitasi merupakan hal penting yang harus diterapkan oleh setiap rumah tangga agar terbiasa untuk hidup sehat. Perilaku higiene dan sanitasi ini meliputi perilaku buang air besar, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah dengan 3R, dan pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan). Berikut ini adalah beberapa grafik yang terkait dengan perilaku higiene dan sanitasi pada Kabupaten Labuhanbatu Utara : Gambar 3.18 : Grafik CTPS di Lima Waktu Penting CTPS DI LIMA WAKTU PENTING 23.0 Tidak 77.0 Ya Persentase responden yang belum melakukan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di lima waktu penting sebesar 77 % lebih besar dibandingkan persentase responden yang melakukan CTPS di lima waktu penting sebesar 23 %. 180

202 Gambar 3.19 : Grafik Waktu Melakukan CTPS WAKTU MELAKUKAN CTPS DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2014 Lainnya Sebelum sholat Setelah memegang hewan Sebelum menyiapkan masakan Sebelum memberi menyuapi anak Setelah makan Sebelum makan Setelah dari buang air besar Setelah menceboki bayi/anak Sebelum ke toilet 17.3% 38.0% 49.3% 30.5% 37.0% 46.5% 62.3% 55.8% 46.3% 14.3% %.0% 50.0% 100.0% Waktu responden Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Utara melakukan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) umumnya dilakukan pada saat sebelum makan sebesar 62,3 %, setelah dari buang air besar sebesar 55,8 %, setelah memegang hewan sebesar 49,3 %, setelah makan sebesar 46,5%, setelah menceboki bayi/anak sebesar 46,3 %, sebelum sholat sebesar 38 %, sebelum memberi menyuapi anak sebesar 37 %, sebelum menyiapkan masakan sebesar 30,5 %, lainnya sebesar 17,3 %, dan sebelum ke toilet sebesar 14,3 %. Gambar 3.20 : Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS Persentase Praktik BABS di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Tidak Ya, BABS.0 Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 total 181

203 Persentase praktik masyarakat yang masih BABS (Buang Air Besar Sembarangan) di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebesar 60,3 %. Dan persentase praktik masyarakat yang tidak BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sebesar 39,8 %. Tabel 3.6: Area Berisiko Perilaku Higiene Berdasarkan Hasil Studi EHRA PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL n % n % n % n % n % 5.1 CTPS di lima waktu penting 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 5.2.c. Keberfungsian penggelontor. 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 5.3 Pencemaran pada Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya, berfungsi Tidak Ya Ya, tercemar wadah penyimpanan dan penanganan air Tidak tercemar Perilaku BABS Ya, BABS Tidak Hasil dari area berisiko perilaku higiene berdasarkan hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah responden yang sudah melakukan CTPS di lima waktu penting sebesar 23,0 % dan yang belum melakukan CTPS di lima waktu penting sebesar 77,0 %. Persentase lantai dan dinding jamban bebas dari tinja sebesar 32,8 % dan lantai dan dinding jamban yang belum bebas dari tinja sebesar 67,3 %. Persentase jamban yang bebas dari kecoak dan lalat sebesar 46,5 % dan jamban yang belum bebas dari kecoak dan lalat sebesar 53,5 %. Persentase penggelontor yang berfungsi sebesar 46,3 % dan penggelontor yang tidak berfungsi sebesar 53,8 %. Persentase terlihat adanya sabun di dalam atau di dekat jamban sebesar 42,8 % dan yang tidak terlihat adanya sabun di dalam atau di dekat jamban sebesar 57,3 %. Wadah penyimpanan dan penanganan air yang tercemar sebesar 32,3 % dan wadah 182

204 penyimpanan dan penanganan air yang tidak tercemar sebesar 67,8 %. Perilaku masyarakat yang masih BABS sebesar 60,3 % dan perilaku masyarakat yang tidak BABS sebesar 39,8 %. 3.7 Kejadian Penyakit Diare Tabel 3.7 Kejadian Diare pada Penduduk Berdasarkan Hasil Studi EHRA KEJADIAN PENYAKIT DIARE. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL n % n % n % n % n % H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita B. Anak-anak non balita C. Anak remaja laki-laki D. Anak remaja perempuan E. Orang dewasa laki-laki F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Kejadian penyakit diare pada penduduk Kabupaten Labuhanbatu Utara berdasarkan hasil Studi EHRA meliputi : Waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare untuk hari ini 1%, kemarin 1,8%, 1 minggu terakhir 3,3%, 1 bulan terakhir sebesar 5,8 %, 3 bulan terakhir sebesar 4,3 %, 6 bulan yang lalu sebesar 11,3 %, lebih dari 6 bulan yang lalu 23,5 %, dan yang tidak pernah terkena diare sebesar 49,3 %. Persentase anak-anak balita yang terkena 183

205 diare sebesar 51,2 % dan anak-anak non balita yang terkena diare sebesar 9,9%. Anak remaja laki-laki yang terkena diare 8,4 % dan anak remaja perempuan sebesar 6,4 %. Orang dewasa laki-laki yang terkena diare sebesar 14,3 % dan orang dewasa perempuan sebesar 12,3 %. 3.8 Indeks Risikp Sanitasi (IRS) Gambar 3.21 : Grafik Indeks Risiko Sanitasi (IRS) 350 Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT. 4. GENANGAN AIR. 3. PERSAMPAHAN. 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 1. SUMBER AIR Berdasarkan grafik indeks risiko sanitasi (IRS) Kabupaten Labuhanbatu Utara 2014 dapat dilihat bahwa desa/kelurahan yang tergolong strata 0 yang menjadi sampel Studi EHRA, risiko sanitasi terbesar pada kabupaten Labuhanbatu Utara adalah perilaku hidup bersih sehat, persampahan, sumber air, genangan air dan air limbah domestik. Untuk desa/kelurahan yang tergolong strata 1 yang menjadi sampel Studi EHRA, risiko sanitasi terbesar pada kabupaten Labuhanbatu Utara adalah persampahan, perilaku hidup bersih sehat, genangan air, sumber air dan air limbah domestik. Dan desa/kelurahan yang tergolong strata 2 yang menjadi sampel Studi EHRA, risiko sanitasi terbesar pada kabupaten Labuhanbatu Utara adalah persampahan, perilaku hidup bersih sehat, air limbah domestik, genangan air, sumber air. Sedangkan desa/kelurahan yang tergolong strata 3 yang menjadi sampel Studi EHRA, risiko sanitasi terbesar pada kabupaten Labuhanbatu Utara adalah persampahan, perilaku hidup bersih sehat, air limbah domestik, sumber air dan genangan air. Untuk desa/kelurahan yang tergolong strata 4 tidak ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara. 184

206 IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Studi EHRA yang telah dilaksanakan Tim Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Air limbah Berdasarkan hasil Studi EHRA di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagian besar responden 58% memiliki jamban pribadi dan 1,5% tempat buang air besarnya dilakukan MCK/WC Umum. Tetapi masih ada responden yang buang air besar sembarangan (BABs) ke WC helicopter 0,5%, ke sungai 11%, ke kebun/pekarangan 13%, ke selokan/parit/got sebesar 0,8%, ke lubang galian 13%, lainnya sebesar 4,5% dan tidak tahu 1%. Untuk tempat penyaluran akhir tinja terlihat bahwa 56,23% responden sudah mempunyai tangki septik dan pipa sewer sebesar 2,36%. Tetapi 35,35% responden tempat penyaluran akhir tinja hanya berupa cubluk/lobang tanah dan 3,37% respoden menyatakan tidak tahu kemana tempat penyaluran akhir tinjanya. b. Drainase Secara keseluruhan wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah cukup baik sistem drainasenya. Hal ini terlihat dari persentase rumah tangga di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang tidak pernah mengalami banjir sebesar 67,3 %. Jaringan drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara telah terdapat konstruksi yang cukup baik, namun masih ada beberapa wilayah yang masih menggunakan jaringan drainase secara konvensional. Sehingga masih ada beberapa wilayah yang menjadi potensi genangan. c. Persampahan Pengelolaan sampah pada skala Kabupaten Labuhanbatu Utara melalui sistem operasi pengelolaan sampah domestik dimulai dengan kegiatan pengumpulan dari sumbernya yang diorganisir ke TPS (tempat pembuangan sementara) kemudian dikumpulkan di TPA yang masih dipinjamkan oleh pihak swasta, karena pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara belum memiliki Depo ataupun TPA. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang membuang sampahnya dengan dibakar sebanyak 73,5 %, dan sisanya di buang ke TPS, dikubur, maupun dibuang di sungai. 185

207 Genangan Air Persampahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Air Limbah Domestik Sumber Air Rumah Tangga Buku Putih Sanitasi d. Air bersih Sumber air bersih masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara dari air sumur, mata air, air hujan, dan sungai. Layanan PDAM belum tersedia di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Berikut ini adalah permasalahan mendesak yang dihadapi oleh masing-masing Desa/Kelurahan yang termasuk dalam sampel Studi EHRA pada Kabupaten Labuhanbatu Utara, adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Permasalahn Mendesak Desa/Kelurahan Sampel Studi EHRA Nilai IRS Nama Kelurahan Strata 0 1 Desa Sidua-dua Desa Lubo Rampah Strata 1 3 Desa Siamporik Kel. Aek Kota Batu Strata 2 5 Desa Adian Torop Desa Sei Sentang Desa Air Hitam Desa Sipare-Pare Hilir Strata 3 9 Kel. Kampung Mesjid Kel. Tanjung Leidong Berdasarkan tabel 4.1 diatas, yang menjadi permasalahan mendesak utama Desa Sidua-dua dan Kelurahan Kampung Mesjid adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Desa Lubo Rampah, Desa Siamporik, Kelurahan Aek Kota Batu, Desa Adian Torop, Desa Sei Sentang, Desa Air Hitam, Desa Sipare-pare Hilir, dan Kelurahan Tanjung Leidong permasalahan mendesaknya adalah persampahan. 186

208 4.2 Hambatan / Kendala Hambatan atau kendala yang terjadi selama pelaksanaan Studi EHRA di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah : Kurangnya pendekatan yang postif antara enumerator dan responden, hal ini terlihat dari laporan enumerator yang menyatakan bahwa beberapa responden tampak ragu-ragu untuk menjawab beberapa pertanyaan dalam kuesioner Studi EHRA. Beberapa enumerator dalam mengisi data dalam kuesioner EHRA kurang memperhatikan pengkodean banjar/dusun/lingkungan sehingga mempersulit petugas entry data dalam memasukkan data kuesioner ke dalam program Dos Box. Kurangnya koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terkait Studi EHRA di Kabupaten Labuhanbatu Utara. 4.3 Saran Dalam melakukan proses komunikasi dengan pihak responden, enumerator sebaiknya dibekali dengan alat bantu visual (visual aid) agar responden Studi EHRA lebih mengerti maksud dari masing-masing butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner Studi EHRA. Pelatihan mengenai tata cara pengisian kuesioner kepada enumerator sebaiknya tidak hanya diberikan pada saat pelatihan Studi EHRA di tingkat Kabupaten, tetapi sebaiknya disampaikan berulang kali pada saat setiap briefing oleh supervisor. Adanya pendekatan kooperatif antara Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap masyarakat. 187

209 TABEL-TABEL DASAR HASIL STUDI EHRA Tabel 3.1 : Informasi Responden INFORMASI RESPONDEN. VARIABEL Strata Desa/Kelurahan Total n % N % n % n % n % Kelompok Umur Responden <= 20 tahun tahun tahun tahun tahun tahun > 45 tahun B2. Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini? Milik sendiri Rumah dinas Berbagi dengan keluarga lain Sewa Kontrak Milik orang tua Lainnya B3. Apa pendidikan terakhir anda? Tidak sekolah formal SD SMP SMA SMK Universitas/Akademi B4. Apakah ibu mempunyai Ya Surat Keterangan Tidak Mampu Tidak (SKTM) dari desa/kelurahan? B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)? B6. Apakah ibu mempunyai anak? Ya Tidak Ya Tidak

210 Tabel 3.2 : Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA PERSAMPAHAN Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL Pengelolaan sampah Tidak memadai n % n % n % n % n % Ya, memadai Frekuensi pengangkutan sampah Tidak memadai Ya, memadai Ketepatan waktu pengangkutan sampah Ya, tepat waktu Pengolahan sampah setempat Tidak diolah Ya, diolah Tabel 3.3: Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA AIR LIMBAH DOMESTIK Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL n % n % n % n % n % 2.1 Tangki septik suspek aman 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septic 2.3 Pencemaran karena SPAL Tidak aman Suspek aman Tidak, aman Ya, aman Tidak aman Ya, aman

211 Tabel 3.4: Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA GENANGAN AIR Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL Adanya genangan air Ada genangan air (banjir) Tidak ada genangan air n % n % n % n % n % Tabel 3.5: Area Risiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA SUMBER AIR Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL Sumber air terlindungi Tidak, sumber air berisiko tercemar Ya, sumber air terlindungi n % n % n % N % n % Penggunaan sumber air tidak terlindungi. Tidak Aman Ya, Aman Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Tabel 3.6: Area Berisiko Perilaku Higiene Berdasarkan Hasil Studi EHRA 190

212 PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI Buku Putih Sanitasi VARIABEL Strata Desa/Kelurahan Total n % n % n % n % n % 5.1 CTPS di lima waktu penting 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 5.2.c. Keberfungsian penggelontor. 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya, berfungsi Tidak Ya Ya, tercemar Tidak tercemar 5.4 Perilaku BABS Ya, BABS Tidak

213 Tabel 3.7 Kejadian Diare pada Penduduk Berdasarkan Hasil Studi EHRA KEJADIAN PENYAKIT DIARE VARIABEL Strata Desa/Kelurahan Total n % n % n % n % n % H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita B. Anak-anak non balita C. Anak remaja laki-laki D. Anak remaja perempuan E. Orang dewasa laki-laki F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya

214 Gambar 3.1 : Grafik Pengelolaan Sampah Buku Putih Sanitasi PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 90% 80% 70% Tidak tahu Lain-lain Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Dibiarkan saja sampai membusuk 60% 50% 40% Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 30% Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah 20% 10% 0% % % % % % TOTAL Dibakar Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang 193

215 Gambar 3.2 : Grafik Perilaku Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga PRAKTIK PEMILAHAN SAMPAH OLEH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% % % % % % Apakah ibu melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang? tidak Apakah ibu melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang? ya TOTAL Gambar 3.3 : Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar PERSENTASE TEMPAT BUANG AIR BESAR DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 1.0% Jamban pribadi.8% 13.0% 13.0% 11.0% 58.00% MCK/WC Umum Ke WC helikopter Ke sungai/pantai/laut Ke kebun/pekarangan Ke selokan/parit/got Ke lubang galian.5% 1.5% Lainnya Tidak tahu 194

216 Gambar 3.4 : Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Buku Putih Sanitasi TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 0.00% 1.35% 0.67% 3.37% 0.00% Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase 35.35% Sungai/danau/pantai 56.23% Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu 2.36% Lainnya Gambar 3.5 Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% WAKTU TERAKHIR PENGURASAN TANKI SEPTIK DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN Tidak tahu Tidak pernah Lebih dari 10 tahun Lebih dari 5-10 tahun yang lalu 1-5 tahun yang lalu 0-12 bulan yang lalu 195

217 Gambar 3.6 : Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik Buku Putih Sanitasi PRAKTIK PENGURASAN TANKI SEPTIK BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% TOTAL Tidak tahu Dikosongkan sendiri Membayar tukang Layanan sedot tinja Gambar 3.7 : Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% TANKI SEPTIK SUSPEK AMAN & TIDAK AMAN DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN total Tangki septik suspek aman Suspek aman Tangki septik suspek aman Tidak aman 196

218 Gambar 3.8 : Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI BANJIR DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% total Tidak tahu Sekali atau beberapa dalam sebulan Beberapa kali dalam Sekali dalam setahun Tidak pernah Gambar 3.9 : Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI BANJIR RUTIN DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN total Apakah banjir biasa terjadi secara rutin? Tidak Apakah banjir biasa terjadi secara rutin? Ya 197

219 Gambar 3.10 : Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Buku Putih Sanitasi LAMA AIR MENGGENANG JIKA TERJADI BANJIR DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 80% 60% 40% 20% 0% total Tidak tahu Lebih dari 1 hari Satu hari Setengah hari Antara 1-3 jam Kurang dari 1 jam Gambar 3.11 : Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah LOKASI GENANGAN DI SEKITAR RUMAH Lainnya 0.04 Di dekat bak penampungan 0.07 Di dekat kamar mandi Di dekat dapur persentase Dihalaman rumah

220 Gambar 3.12 : Grafik Persentase Kepemilikan SPAL Buku Putih Sanitasi PERSENTASE KEPEMILIKAN SPAL DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 52.6% Apakah di rumah mempunyai sarana pengolahan air limbah selain tinja? Ya, Ada Apakah di rumah mempunyai sarana pengolahan air limbah selain tinja? Tidak ada Gambar 3.13 : Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% AKIBAT TIDAK MEMILIKI SPAL RUMAH TANGGA BERDASAR STRATA total Tidak ada genangan air Ada genangan air (banjir) 199

221 Gambar 3.14 : Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi Buku Putih Sanitasi PERSENTASE SPAL YANG BERFUNGSI BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 80% Tidak ada saluran 60% 40% 20% Tidak dapat dipakai, saluran kering Tidak 0% total Ya Gambar 3.15 : Grafik Pencemaran SPAL PENCEMARAN SPAL BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% total Tidak ada pencemaran SPAL Ada pencemaran SPAL 200

222 Gambar 3.16 : Grafik Akses Terhadap Air Bersih Buku Putih Sanitasi 100% 80% Grafik Penggunaan Sumber Air di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun % 40% 20% 0% (Gosok gigi) (Cuci pakaian) (Cuci piring&gelas) (Masak) (Minum) 201

223 Gambar 3.17 : Grafik Sumber Air Minum dan Memasak Buku Putih Sanitasi Lainnya Air dari waduk/danau Air dari sungai Air hujan Mata air tdk terlindungi Mata air terlindungi Air sumur gali tdk terlindungi Air sumur gali terlindungi Air sumur pompa tangan Air kran umum -PDAM/PROYEK Air hidran umum Air Ledeng dari PDAM Air isi ulang Air botol kemasan 1.00% 1.00% 0.00% 0.00% 6.25% 10.50% 1.25% 1.50% 5.75% 6.50% 9.50% 11.75% 0.75% 0.75% 0.75% 1.00% 0.00% 0.00% 11.00% 0.00% 2.00% 20.25% 20.50% 25.25% 27.00% 23.00% 25.50% 35.50% (Masak) (Minum) 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% Gambar 3.18 : Grafik CTPS di Lima Waktu Penting CTPS DI LIMA WAKTU PENTING Tidak Ya 202

224 Gambar 3.19 : Grafik Waktu Melakukan CTPS Buku Putih Sanitasi WAKTU MELAKUKAN CTPS DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2014 Lainnya Sebelum sholat Setelah memegang hewan Sebelum menyiapkan masakan Sebelum memberi menyuapi anak Setelah makan Sebelum makan Setelah dari buang air besar Setelah menceboki bayi/anak Sebelum ke toilet 17.3% 38.0% 49.3% 30.5% 37.0% 46.5% 62.3% 55.8% 46.3% 14.3% %.0% 50.0% 100.0% Gambar 3.20 : Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS Persentase Praktik BABS di Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Strata Strata 1 Strata Strata 3 total Tidak Ya, BABS 203

225 Gambar 3.21 : Grafik Indeks Risiko Sanitasi (IRS) Buku Putih Sanitasi 350 Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT. 4. GENANGAN AIR. 3. PERSAMPAHAN. 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 1. SUMBER AIR 204

226 TIM STUDI EHRA KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2014 Berikut ini adalah nama-nama tim studi EHRA pada Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2014 beserta dengan jabatan dan daerah tugasnya dalam studi EHRA : No Jabatan Nama Keterangan 1 Penanggungjawab dr. Tembersun Srg, MPH Kepala Bidang PMK Dinkes Labura 2 Koordiantor Studi Burhanuddin Hrp, SKM, M.Kes Kadis Kesehatan Labura 3 Ketua M. Arsad, SKM Kasie Kesehatan Lingungan 4 Wakil Ketua Panji Tri Asmara Kabid Fisik & Ling. Hidup 5 Sekretaris dr. Hj. Yeni Anita Kasie Wabah Bencana 6 Anggota Irfan Ashadi Ritonga Razimah Yazid, SKM Septua G. Lumban Gaol, SKM Bappeda Labura Dinkes Labura Dinkes Labura 7 Koordinator Kecamatan dr. T Mayang dr. Mimi Andayani Zulkarnaen dr. Febyriani Dewi Srg Yusmidar SKM dr. Darma Barus dr. M. Fauzi Hj. Hasinah SKM (Aek Natas) (Kualuh Selatan) (Kualuh Hilir) (Kualuh Hulu) (Kualuh Leidong) (Marbau-Sipare-pare Hilir) (Marbau-Lubo Rampah) (Na IX-X) 8 Supervisor Elya Sari Rezki Meiyani Zakiah Lia Agustina Tiarma P Limbong Pasmilawati (Aek Natas) (Kualuh Selatan) (Kualuh Hilir) (Kualuh Hulu) (Kualuh Leidong) (Marbau-Sipare-pare Hilir) No Jabatan Nama Keterangan Supervisor Salamun Leni Sinaga (Marbau-Lubo Rampah) (Na IX-X) 9 Tim Entry Data Dan Tim Analisis Data Fauzan Hamdani Nst Tukijo Arfan Ritonga Marganda Noor Fadli Dinkes Labuhanbatu Utara Dinkes Labuhanbatu Utara Dinkes Labuhanbatu Utara Dinkes Labuhanbatu Utara Dinkes Labuhanbatu Utara 205

227 Eni Erawati Putra 10 Enumerator Sri Novita Iin Marlina Mayoseva Efda Yensi Rubbeka H. Gaol Susiyanti Serbawaty Siti Aisyah Hrp Armida Nurmaya Imelda Dewi Pasaribu Nilan Sari Tjg Asni Banjar M Rita Buku Putih Sanitasi Dinkes Labuhanbatu Utara Bapeda Labuhanbatu Utara Adian Torop Adian Torop Sidua-Dua Sidua-Dua Siamporik Siamporik Sei Sentang Sei Sentang Air Hitam Air Hitam Tanjung Leidong Lobu Rampah Sipare-Pare Hilir Aek Kota Batu Kampung Mesjid Aek kanopan, Juli 2014 Ketua Tim Teknis dan PokjaSanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun

228 DOKUMENTASI STUDI EHRA KABUPATEN LABUHANBATU UTARA Pelatihan Studi EHRA Tingkat Provinsi Sumetera Utara Hotel Asean, Medan Pelatihan Studi EHRA Tingkat Provinsi Sumetera Utara Hotel Asean, Medan Pelatihan Studi EHRA Tingkat Provinsi Sumetera Utara Hotel Asean, Medan 207

229 DOKUMENTASI STUDI EHRA KABUPATEN LABUHANBATU UTARA Pelatihan Studi EHRA Tingkat Kabupaten Labuhanbatu Utara Aula Kantor Bupati, Aek Kanopan Pelatihan Studi EHRA Tingkat Kabupaten Labuhanbatu Utara Aula Kantor Bupati, Aek Kanopan Pelatihan Studi EHRA Tingkat Kabupaten Labuhanbatu Utara Aula Kantor Bupati, Aek Kanopan 208

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin... Daftar Isi Kata Pengantar Bupati Merangin... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Peta... vi Daftar Gambar... vii Daftar Istilah... viii Bab 1: Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Landasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannnya sehari-hari. Kondisi sanitasi suatu masyarakat dapat menjadi gambaran tingkat kehidupannya. Bila sanitasinya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA Provinsi Jawa Tengah Disiapkan oleh: POKJA PPSP KOTA SALATIGA 1 Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya adalah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB I PENDAHULUAN i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015 pemerintah memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Nasional Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang sangat serius dalam mencapai salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA DISIAPKAN OLEH : KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun berisi hasil pengkajian dan pemetaan sanitasi awal yang memotret kondisi sanitasi dari berbagai aspek, tidak terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman I-1

1.1 Latar Belakang. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman I-1 1.1 Latar Belakang. Millennium Development Goals (Tujuan Pembangunan Milenium, atau MDGs) mengandung delapan tujuan sebagai respon atas permasalahan perkembangan global, dengan target pencapaian pada tahun

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Deklarasi pembangunan milenium berpihak pada pemenuhan hak-hak dasar manusia yang mengarah kepada peningkatan kualitas hidup, dan dituangkan dalam tujuan-tujuan Millenium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia merupakan usaha bersama terkoordinir dari semua tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM dan sektor swasta

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Peta Daftar Gambar Daftar Isitilah Bab 1 Bab 2 Bab 3 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota

Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret 2015 KATA PENGANTAR Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota merupakan tahapan ke-3 dari 6 tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yairu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang . Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

Pendahuluan. Bab Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan urusan wajib Pemerintah Kabupaten/, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sanitasi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Peta Daftar Gambar Daftar Isitilah Bab 1 Bab 2 Bab 3 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013 Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kurangnya sikap kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang I - 1

1.1. Latar Belakang I - 1 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 5 Strategi Monitoring dan Evaluasi 1.1 Kerangka Monitoring dan Evaluasi Implementasi SSK Monitoring dapat diartikan sebagai proses rutin pengumpulan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah Deskripsi Program/ Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah A. Program/ Air Limbah Nama Program/ Pembangunan MCK Komunal - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS dan mempunyai jamban yang aman /

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Millennium Development Goals (Tujuan Pembangunan Milenium, atau MDGs) mengandung delapan tujuan sebagai respon atas permasalahan perkembangan global, dengan target

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sukoharjo adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Millennium Development Goals (Tujuan Pembangunan Milenium, atau MDGs) mengandung delapan tujuan sebagai respon atas permasalahan perkembangan global, dengan target

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi

Lebih terperinci

Profil Sanitasi Wilayah

Profil Sanitasi Wilayah BAB 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Kajian Wilayah Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Nias adalah desa yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi yang mencakupi bidang air limbah, persampahan dan drainase merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada 30 November 2011).

BAB I PENDAHULUAN.  pada 30 November 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan urusan wajib pemerintah kabupaten/ kota, namun demikian keterbatasan kemampuan pembiayaan dan sumber daya lainnya di kabupaten/ kota mengharuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perilaku hidup bersih dan sehat setiap masyarakat adalah cermin kualitas hidup manusia. Sudah merupakan keharusan dan tanggung jawab baik pemerintah maupun masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Strategi percepatan pembangunan sanitasi berfungsi untuk mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota

Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota merupakan tahapan ke-3 dari 6 tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di dalam kehidupan masyarakat sangatlah dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, budaya dan faktor lainnya.

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam organisasi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 213 Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1 Visi Misi Sanitasi Terwujudnya Kabupaten Kayong Utara yang sehat melalui pembangunan infrastruktur dasar sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat

Lebih terperinci