Perbaikan Galur Mandul Jantan dan Pemulih Kesuburan melalui Kultur Antera
|
|
- Dewi Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perbaikan Galur Mandul Jantan dan Pemulih Kesuburan melalui Kultur Antera Iswari S. Dewi, Aniversari Apriana, Ida H. Somantri, A. Dinar Ambarwati, Suwarno, dan Minantyorini Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian ABSTRAK Kultur antera merupakan suatu teknik in vitro yang dapat menghasilkan tanaman haploid ganda homozigot (galur murni) langsung dari tanaman F1 atau generasi bersegregasi lainnya yang telah diseleksi, sehingga dapat mempercepat siklus pemuliaan. Pada penelitian ini kultur antera tanaman F1 hasil persilangan galur pelestari atau galur pemulih kesuburan dengan varietas unggul dilakukan pada dua media induksi/regenerasi, yaitu media A1A1R (N6/MS mengandung 10 3 M putresin) dan media A2A2R (N6/MS mengandung 2 mg 2,4D/l). Tujuan penelitian adalah (1) mendapatkan benih dari hasil persilangan galur pelestari atau pemulih kesuburan dengan varietas unggul yang mempunyai sifatsifat yang diinginkan, yaitu berdaya hasil tinggi serta tahan HPT utama; (2) mendapatkan calon galur pelestari dan pemulih kesuburan yang mempunyai sifatsifat yang diinginkan tersebut melalui kultur antera. Telah diperoleh benih dari 8 persilangan galur pelestari dengan varietas unggul, yaitu 218 benih asal IR62829B x Sintanur, 66 benih asal IR58025B x Sintanur, 643 benih asal IR62829B x Ciherang, 165 benih asal IR58025B x Ciherang, 528 benih asal IR62829B x IR64, 64 benih asal IR58025B x IR64, 360 benih asal IR62829B x Memberamo, dan 74 benih asal IR58025B x Memberamo, sedangkan dari 8 persilangan galur pemulih kesuburan dengan varietas unggul, yaitu IR53942R x Ciherang diperoleh 52 benih, IR53942R x IR64 diperoleh 316 benih, IR53942R x Sintanur diperoleh 56 benih, IR53942R x Memberamo diperoleh 297 benih, BR827 35R x Ciherang diperoleh 177 benih, BR82735R x IR64 diperoleh 308 benih, BR827 35R x Sintanur diperoleh 91 benih, BR82735R x Memberamo diperoleh 273 benih. Media A1A1R lebih efisien dalam menghasilkan jumlah kalus, jumlah tanaman hijau, jumlah tanaman albino, dan jumlah tanaman total dibandingkan dengan media A2 A2R. Diperoleh 43 galur Maintainer asal kultur antera tanaman F1 (IR58025B x Sintanur dan IR62829B x Ciherang) dan 55 galur Restorer asal kultur antera tanaman F1 (IR53942R x Ciherang dan BR82735R x Sintanur). Kata kunci: Padi hibrida, mandul jantan, pemulih kesuburan, kultur antera ABSTRACT Anther culture technique was conducted to regenerate doubled haploid plants directly from F1 plants or other selected segregate plant materials. Therefore, this technique can be used to accelerate breeding cycle. In this research, anther culture of F1 from maintainer or restorer lines x varieties were conducted on two induction/regeneration media, namely A1A1R (induction medium N6/regeneration medium MS supplemented with 10 3 M putresin) and A2A2R (induction medium N6 supplemented with 2 mg/l 2,4D). The purpose of this research was: (1) to obtain seeds from crossing of maintainer and restorer lines with high yielding varieties having interest good traits, such as high yield, tolerance to biotic and abiotic stresses and good eating quality; (2) to obtain maintainer and restorer lines having the interest traits through anther culture. The results from 8 crosses of maintainer lines x released varieties were 218 seeds from IR62829B x Sintanur, 66 seeds from IR58025B x Sintanur, 643 seeds from IR62829B x Ciherang, 165 seeds from IR58025B x Ciherang, 528 seeds from IR62829B x IR64, 64 seeds from IR58025B x IR64, 360 seeds from IR62829B x Memberamo, and 74 seeds from IR58025B x Memberamo, while from restorer lines x released varieties were 52 seeds from IR53942R x Ciherang, 316 seeds from IR53942R x IR64, 56 seeds from IR53942R x Sintanur, 297 seeds from IR53942R x Memberamo, 177 seeds from BR82735R x Ciherang, 308 seeds from BR82735R x 226 Dewi et al.: Perbaikan Galur Mandul Jantan
2 IR64, 91 seeds from BR82735R x Sintanur, and 273 seeds from BR82735R x Memberamo. A1A1R medium was more efficient in the production of calli, plantlet formation from calli, green and albino plantlet and total number of plantlet than A2 A2R medium. We obtained 43 maintainer lines originated from anther culture of F1 (IR58025B x Sintanur and IR62829B x Ciherang) and 55 restorer lines originated from anther culture F1 (IR53942R x Ciherang and BR82735R x Sintanur). Key words: Hybrid rice, male sterile, restorer, anther culture PENDAHULUAN Indonesia, yang mempunyai lahan sawah irigasi sekitar 5 juta hektar, sangat potensial untuk penerapan teknologi padi hibrida. Potensi hasil padi hibrida yang lebih besar dibandingkan padi nonhibrida (>1520%) akan membantu di dalam memecahkan permasalahan dalam peningkatan produksi padi (Suprihatno et al., 1994; Yuan, 1994). Saat ini, melalui kerja sama internasional telah diperoleh beberapa galur mandul jantan, yaitu IR58025A, IR62829A, IR68885A, dan IR68889A, galur pemulih kesuburan, yaitu IR53942R dan BR82735R serta tiga hibrida harapan, yaitu IR56025A/BR82735, IR58025A/IR53942, dan IR62829A.BR Pada umumnya, kelemahan yang dimiliki padi hibrida tersebut adalah daya hasil yang tidak stabil serta kerentanannya terhadap hama dan penyakit utama seperti wereng coklat, bakteri hawar daun, blas, dan virus tungro (Suprihatno dan Satoto, 1986; Satoto et al., 1994; Suprihatno et al., 1994; 1998). Padi hibrida merupakan generasi F1 dari persilangan antara galur mandul jantan (cytoplasmic male sterile/cms line) sebagai tetua betina dengan galur pemulih kesuburan (restorer line) sebagai tetua jantan. Dengan demikian, sifatsifat dari varietas padi hibrida ditentukan oleh sifatsifat kedua tetuanya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan varietas padi hibrida yang baik, yaitu sesuai dengan kondisi agroekologi Indonesia dan mempunyai sifatsifat yang diinginkan, seperti berdaya hasil tinggi dan stabil serta tahan terhadap hama dan penyakit utama, perlu dilakukan perbaikan terhadap galur tetuanya, yaitu galur mandul jantan dan galur pemulih kesuburan. Beberapa varietas unggul dan galur harapan padi, yang merupakan plasma nutfah sumber ketahanan terhadap hama dan penyakit utama, misalnya tahan terhadap wereng coklat dan bakteri hawar daun selain mempunyai daya hasil tinggi dengan mutu beras baik, antara lain Memberamo, Sintanur, Ciherang, dan IR64. Varietas unggul tersebut dapat digunakan dalam merakit varietas hibrida yang berdaya hasil tinggi dan tahan hama penyakit utama. Galur yang potensial untuk dibuat mandul jantan mempunyai gen yang mengendalikan sterilitas jantan tetapi sitoplasmanya normal sehingga tanaman menjadi fertil. Galur seperti itu disebut sebagai galur pelestari (maintainer line). Persilangan galur pelestari dengan galur/varietas unggul yang mempunyai sifatsifat yang diinginkan merupakan tahapan pertama yang harus dilakukan untuk memperoleh galur pelestari yang mempunyai sifatsifat yang diinginkan tersebut. Selanjutnya dengan melakukan silang balik dapat diperoleh galur mandul jantan baru dengan kemandulan stabil dan sifatsifat yang unggul. Sementara itu, galurgalur pemulih kesuburan yang mempunyai sifatsifat yang diinginkan dapat dipilih Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman 227
3 dari hasil persilangan antara galur pemulih kesuburan yang tersedia dengan varietas yang mempunyai ketahanan terhadap hama atau penyakit utama. Untuk mendapatkan galurgalur tetua hibrida dalam waktu relatif singkat dapat digunakan teknologi kultur antera. Kultur antera merupakan suatu teknik in vitro yang dapat menghasilkan tanaman haploid ganda homozigot (galur murni) langsung dari tanaman heterozigos (tanaman F1 atau generasi bersegregasi lainnya yang telah diseleksi). Hal ini tanpa disukarkan oleh hubungan dominanresesif sehingga dapat mempercepat siklus pemuliaan, karena dapat menghilangkan sebagian besar dari kegiatan seleksi pada setiap generasi yang umum dilakukan pada pemuliaan konvensional (Zapata, 1985; Fehr, 1987; Dewi et al., 1996). Kultur antera sudah diakui sebagai teknologi yang cepat dan sangat efisien dalam perbaikan tanaman. Penggunaan teknik kultur antera di dalam program pemuliaan padi sudah menghasilkan beberapa varietas unggul baru, terutama di Cina (Hu, 1985; Li, 1992) dan Korea (Chung, 1992). Saat ini, teknik kultur antera telah digunakan oleh pemulia tanaman padi di Indonesia pada perbaikan tanaman dalam menghadapi cekaman biotik maupun abiotik (Dewi et al., 1996). Teknik kultur antera ini juga telah terbukti berhasil digunakan dalam perakitan padi hibrida hasil silangan antar subspesies (Yan et al., 1996). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan benih tanaman F1 dari hasil persilangan galur pelestari atau pemulih kesuburan dengan varietas unggul yang mempunyai sifatsifat yang diinginkan, yaitu berdaya hasil tinggi serta tahan HPT utama; serta mendapatkan calon galur pelestari dan pemulih kesuburan yang mempunyai sifatsifat yang diinginkan tersebut melalui kultur antera tanaman F1. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di rumah kaca dan laboratorium kultur jaringan Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian di Bogor mulai Januari 2002 sampai Desember Bahan tanaman yang digunakan adalah galurgalur pelestari IR62629B dan IR58025B, galurgalur pemulih kesuburan IR53942R dan BR82735R serta varietas unggul IR64, Ciherang, Memberamo, dan Sintanur sebagai donor untuk ketahanan terhadap hawar daun bakteri, wereng coklat, dan mutu beras baik (rasa nasi pulen). Untuk perbaikan galur mandul jantan, persilangan dibuat antara galur pelestari dengan varietas unggul untuk menghasilkan tanaman F1. Untuk perbaikan galur pemulih kesuburan, persilangan dibuat antara galur pemulih kesuburan dengan varietas unggul yang dipilih untuk menghasilkan tanaman F1. Biji F1 (kode M1 dan M2 untuk calon galur pelestari serta kode R1 dan R2 untuk calon galur pemulih kesuburan) disemai dan ditanam dalam ember plastik di rumah kaca untuk mendapatkan antera. Prosedur kultur antera dilakukan dengan metode Dewi et al. (1994). Kultur antera dilakukan dengan menggunakan 2 macam media induksi kalus dan 2 macam media regenerasi, yaitu (a) media A1A1R: media induksi N6 (Chu, 1978) yang diberi tambahan zat pengatur tumbuh auksin (2,0 mg NAA/l), sitokinin (0,5 mg kinetin/l), poliamin (10 3 M putresin), dan 60,0 g sukrosa/l dengan media regenerasi MS (Murashige dan Skoog, 1962) yang diberi tambahan zat pengatur tumbuh auksin (0,5 mg NAA/l), sitokinin (2,0 mg kinetin/l), poliamin (10 3 M 228 Dewi et al.: Perbaikan Galur Mandul Jantan
4 putresin), dan 40,0 g sukrosa/l (Purwoko, 2000; Dewi et al. 2001) dan (b) media A2 A2R: media induksi N6 yang diberi tambahan zat pengatur tumbuh auksin (2,0 mg 2,4D/l), dan 50,0 g sukrosa/l dengan media regenerasi MS yang diberi tambahan zat pengatur tumbuh auksin (1,0 mg NAA/l), sitokinin (2,0 mg kinetin/l) dan 30,0 g sukrosa/l (Yan et al., 1996). Pengamatan dilakukan terhadap jumlah benih yang dihasilkan dari setiap hasil persilangan, serta dari hasil kultur antera, yaitu jumlah kalus, jumlah kalus yang menghasilkan tanaman, jumlah tanaman hijau dan albino, jumlah tanaman haploid, dan haploid ganda spontan yang dihasilkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Persilangan Galur Pelestari atau Galur Pemulih Kesuburan dengan Varietas Unggul Persilangan galur pelestari atau galur pemulih kesuburan dengan varietas unggul dapat menghasilkan benih, walaupun keberhasilannya tidak sama (Tabel 1). Dari 16 persilangan, hasil benih terendah, yaitu kurang dari 100 butir dicapai oleh persilangan IR58025B x Sintanur (48 butir), IR58025B x IR64 (64 butir), IR58025B x Memberamo (74 butir), IR53942R x Ciherang (52 butir), IR53942R x Sintanur (56 butir), BR82735R x Sintanur (91 butir). Kesepuluh persilangan lainnya menghasilkan benih antara butir, dengan jumlah benih terbanyak dicapai oleh IR62829B x Ciherang (643 butir). Menurut Watanabe (1997), derajat fertilitas hibrida yang berlainan tersebut ditentukan oleh kesesuaian genetik antar kedua tetuanya. Selanjutnya dipilih dua persilangan saja untuk ditanam dan anteranya digunakan sebagai eksplan dalam penelitian kultur antera, yaitu persilangan IR58025B x Sintanur dan IR62829B x Ciherang untuk pembentukan galur pelestari, serta persilangan IR53942R x Ciherang dan BR82735R x Sintanur untuk pembentukan galur pemulih kesuburan. Kultur Antera F1 Hasil Silangan Galur Pelestari atau Galur Pemulih Kesuburan dengan Varietas Unggul Pengaruh media terhadap induksi kalus dan regenerasi tanaman disajikan pada Tabel 2 dan 3. Menurut Razdan (1993) frekuensi induksi kalus dan regenerasinya menjadi tanaman dikendalikan oleh banyak gen (gen minor/poligenik). Pada penelitian ini, jumlah kalus dan kalus menghasilkan tanaman yang dihasilkan oleh setiap genotipe berbedabeda (Tabel 2). Jumlah kalus terbanyak dicapai oleh genotipe R2 (tanaman F1 hasil persilangan BR82735 R x Sintanur) baik pada media yang diberi putresin (A1A1R) maupun yang tanpa putresin (A2A2R). Total kalus menghasilkan tanaman terbanyak juga dicapai oleh genotipe R2. Genotipe tanaman donor memang mempunyai peran penting dalam menentukan frekuensi produksi tanaman melalui kultur antera (Masyhudi et al., 1997; Razdan, 1993; Chung, 1992). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman 229
5 Tabel 1. Hasil benih pada persilangan galur tetua dengan varietas unggul Persilangan Kode silangan Jumlah benih (butir) Galur pelestari x varietas unggul IR58025B x Memberamo 74 IR58025B x Sintanur M1 48 IR58025B x Ciherang 165 IR58025B x IR64 64 IR62829B x Memberamo 613 IR62829B x Sintanur 218 IR62829B x Ciherang M2 643 IR62829B x IR Galur pemulih kesuburan x varietas unggul IR53942 R x Ciherang BR R x Ciherang IR53942 R x Sintanur BR R x Sintanur IR53942 R x IR64 BR82735 R x IR64 IR53942 R x Memberamo BR82735 R x Memberamo R1 R = belum diberi kode silangan karena belum digunakan untuk kultur antera Rasio auksinsitokinin yang lebih tinggi diperlukan saat menginduksi kalus dan sebaliknya saat meregenerasikan kalus menjadi tanaman. Kombinasi 2,4D atau NAA dan kinetin sering digunakan untuk meregenerasikan tanaman dari kalus pada kultur mikrospora padi indica (Cho dan Zapata, 1990). Dari penelitian ini, media yang diberi NAA dikombinasikan dengan kinetin dan ditambah putresin (A1A1R) menghasilkan jumlah kalus yang lebih tinggi (4418 butir) dibandingkan dengan media A2A2R (mengandung 2,4D) yang tanpa putresin (2641 butir). Demikian pula total kalus menghasilkan tanaman pada media A1A1R (554 butir) lebih tinggi dibandingkan dengan media A2A2R (200 butir). Penelitian Purwoko (2000) dan Dewi et al. (2001) menunjukkan bahwa penambahan putresin pada media N6 dan MS menghasilkan induksi kalus dan regenerasi tanaman hijau yang lebih baik dibandingkan dengan jenis poliamin lainnya. Jumlah kalus yang dapat menghasilkan tanaman lebih sedikit dibandingkan jumlah kalus yang dihasilkan (Tabel 2), yaitu berkisar antara 5,9716,46% (Tabel 3). Hal ini diduga karena tahap perkembangan butir tepung sari tidak seragam, walaupun praperlakuan dingin pada malai telah dilakukan. Suhu rendah (5+2 o C) selama 811 hari dapat menyeragamkan stadia perkembangan butir tepung sari (Dewi et al., 1994). Tahap perkembangan butir tepung sari yang optimum untuk kultur antera adalah pada tahap pertengahan sampai akhir uninukleat (Chung, 1992). Pada kultur antera padi, praperlakuan pada malai sebelum antera dikulturkan terbukti dapat meningkatkan perubahan mikrospora yang semula pada lintasan gametofitik menjadi sporofitik atau androgenesis (Zapata et al., 1983) Pada penggunaan kultur antera untuk perbaikan tanaman, banyaknya tanaman hijau yang dapat diregenerasikan amat penting, karena jumlah tanaman hijau yang banyak akan mempercepat atau memperbesar kemungkinan bagi pemulia tanaman untuk memperoleh galur murni yang diinginkan (Purwoko, 2000). 230 Dewi et al.: Perbaikan Galur Mandul Jantan
6 Efisiensi penggunaan kultur antera dalam program pemuliaan menjadi rendah bila tanaman hijau yang dapat diregenerasikan hanya sedikit, karena setiap individu tanaman hijau yang berasal dari butir sari yang berbeda akan merupakan individu/ genotipe yang unik (Zhou, 1996). Pada penelitian ini, jumlah tanaman hijau terbanyak dicapai oleh genotipe R2 (249 tanaman), sedangkan jumlah tanaman albino terbanyak dihasilkan oleh genotipe R1 (630 tanaman). Baik tanaman hijau maupun albino tampak lebih banyak dihasilkan oleh genotipe yang dikulturkan dalam media A1A1R, yaitu media induksi dan regenerasi yang diberi putresin (Tabel 2). Tanaman albino, baik jumlah maupun persentasenya, tampak selalu lebih banyak dibandingkan tanaman hijau (Tabel 2 dan 3). Seperti penelitian sebelumnya, ternyata penambahan putresin pada media selain meningkatkan regeneran tanaman hijau juga meningkatkan regeneran tanaman albino, sehingga secara keseluruhan meningkatkan jumlah tanaman total (Dewi et al., 2001). Hal ini juga ditunjukkan oleh efisiensi penggunaan media, yaitu media A1A1R yang mengandung 10 3 M putresin umumnya meng Tabel 2. Pengaruh media terhadap induksi kalus dan regenerasi tanaman Donor Media Jumlah antera Jumlah kalus Jumlah KMT TH TA TKMT Jumlah tanaman TH TA Total tanaman M1 A1A1R A2A2R Total M2 A1A1R A2A2R Total R1 A1A1R A2A2R Total R2 A1A1R A2A2R Total TH = tanaman hijau; TA = tanaman albino; TT = tanaman total; KMT = kalus menghasilkan tanaman; TKMT = total kalus menghasilkan tanaman Tabel 3. Persentase keberhasilan kultur antera pada pembentukan galur pelestari dan pemulih kesuburan Donor Media Persentase KMT Persentase TH Persentase TA Rasio TH/TKMT Efisiensi Media (%) M1 A1A1R 14,25 29,74 70,26 0,95 0,66 A2A2R 5,97 35,48 64,52 1,74 0,51 M2 A1A1R 10,77 44,66 55,34 0,76 0,39 A2A2R 11,87 27,47 72,53 0,56 0,13 R1 A1A1R 16,46 3,35 96,65 0,12 0,09 A2A2R 7,97 4,65 95,35 0,17 0,03 R2 A1A1R 10,31 30,95 69,05 0,91 0,66 A2A2R 7,02 46,37 53,63 1,24 0,79 KMT = kalus menjadi tanaman; TH = tanaman hijau; TA = tanaman albino; TH/TKMT = tanaman hijau per total kalus menjadi tanaman. Effisiensi media = jumlah TH/jumlah antera x 100% Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman 231
7 hasilkan jumlah regeneran tanaman hijau yang lebih banyak dibandingkan dengan media A2A2R (Tabel 2). Jumlah tanaman hijau yang dihasilkan oleh kalus yang menghasilkan tanaman berkisar antara 0,12 sampai 1,74 tanaman (Tabel 2). Hal ini hanya menunjukkan bahwa jumlah tanaman hijau yang dihasilkan per kalus dapat lebih dari satu. Tanaman hijau yang dihasilkan dari kalus yang sama pada umumnya menunjukkan karakter yang sama, kecuali jika terjadi mutasi, sehingga tanaman yang dihasilkan dari kalus yang sama dianggap satu galur yang sama (Zhou, 1996). Dari penelitian ini dapat dihasilkan 98 galur yang berasal dari tanaman haploid ganda spontan yang dihasilkan (Tabel 4). Tabel 4. Galur haploid ganda spontan yang dihasilkan melalui kultur antera untuk galur pelestari dan galur pemulih kesuburan Galur Kode nomor galur Jumlah Maintainer M11 s/d M M211 s/d M Subtotal 43 Restorer R11 s/d R14 5 R21 s/d R Subtotal 55 Total Dewi et al.: Perbaikan Galur Mandul Jantan
8 KESIMPULAN Dari persilangan galur pelestari atau galur pemulih kesuburan dengan varietas unggul, telah diperoleh benih dengan jumlah yang berbedabeda tergantung pada genotipe yang disilangkan. Media A1A1R, yaitu media induksi dan regenerasi yang diberi 10 3 M putresin, lebih efisien dalam menghasilkan jumlah kalus, jumlah tanaman hijau, jumlah tanaman albino, dan jumlah tanaman total dibandingkan dengan media A2A2R, yaitu media induksi yang diberi 2 mg 2,4D/l. Dari hasil kultur antera tanaman F1 tersebut telah diperoleh tanaman haploid ganda spontan yang terdiri dari 43 galur pelestari/maintainer dan 55 galur pemulih kesuburan/ Restorer. SARAN Galur haploid ganda yang dihasilkan dianjurkan untuk dikarakterisasi lebih lanjut baik karakter agronominya maupun ketahanannya terhadap hama (wereng coklat) dan penyakit (bakteri hawar daun). DAFTAR PUSTAKA Chu, C.C The N6 media and its application to anther culture of cereal crops. Proc. Symp. Plant Tissue Culture. Peking, May Science Press. Peking. p Chung, G.S Anther culture for rice improvement in Korea. In K. Zheng and T. Murashige (Eds.). Anther Culture for Rice Breeders. Seminar and Training for Rice anther Cultur at Hangzhou, China. October p Cho, M.S. and F.J. Zapata Plant regeneration from isolated microspore of indica rice. Plant Cell Physiol. 31: Dewi, I.S., A.D. Ambarwati, M.F. Masyhudi, T. Soewito, dan Suwarno Induksi kalus dan regenerasi kultur antera padi (Oryza sativa L.). Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan 2: Dewi, I.S., I. Hanarida, and S. Rianawati Anther culture and its application for rice improvement program in Indonesia. Indon. Agric. Res. and Dev. J. 18(3):5156. Dewi, I.S., B.S. Purwoko, H. Aswidinnoor, dan I. Hanarida Peningkatan regenerasi tanaman hijau pada kultur antera padi Taipei309 dan persilangan Taipei309 x Asemandi dengan poliamin. Prosiding Kongres IV dan Simposium Nasional Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia, 2324 Oktober PERIPI Komda Yogyakarta dan Faperta UGM, Yogyakarta. Fehr, W.R Principles of cultivar development. Vol. I. McGrawHill, inc, NY. 536 p. Hu, H Use of haploids in crop improvement. In Biotechnology in International Agricultural Research. Proceedings of The InterCenter Seminar on Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman 233
9 International Agricultural Research Centers (IARCs) and Biotechnology, IRRI, Philippines, 2327 April IRRI, Manila, Philippines. p Li, M.F Anther culture breeding of rice at the CAAS. In K. Zheng and T. Murashige (Eds.). Anther Culture for Rice Breeders. Proceedings of Seminar and Training for Rice Anther Culture at Hangzhou, China. October p Masyhudi, M.F., S. Tjokrowidjoyo, S. Rianawati, dan I.S. Dewi Regenerasi kultur antera beberapa tanaman padi sawah di Indonesia. Jurnal Penelitian Pertanian 16:7785. Murashige, T. and F. Skoog A revised medium for rapid growth and bioassays with tobacco tissue cultures. Plant Physiol 15: Purwoko, B.S Penggunaan poliamin untuk meningkatkan regenerasi tanaman hijau pada kultur antera padi dan aplikasinya dalam program pemuliaan padi. Laporan Penelitian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Razdan, M.K An introduction to plant tissue culture. Oxford & IBH Publishing Co., Ltd. New Delhi. Satoto, B. Suprihatno, dan B. Sutaryo Heterosis dan variasi genetik berbagai karakter hibrida padi. Media Penelitian Sukamandi 15:611. Suprihatno, B. dan Satoto Vigor hibrida untuk hasil dan komponen hasil beberapa kombinasi F1 hibrida. Media Penelitian Sukamandi 3:512. Suprihatno, B., B. Sutaryo, and T.S. Silitonga Hybrid rice research in Indonesia. Hybrid rice technology: New development and future prospect. In Selected papers from the International Rice Research Conference. IRRI, Manila, Philippines. p Suprihatno, B., B. Sutaryo, Satoto, P.M. Yuniati, dan S.T.W. Utomo Hasilhasil penelitian padi hibrida di Indonesia. Makalah disampaikan pada Seminar Program Produksi Benih Padi Hibrida. Jakarta, 29 Desember hlm. Watanabe, K Phylogeny and geographical distribution of genus Oryza. Genomic constitution of genus Oryza in Div. I. Origin and differentiation of rice. In T. Matsuo, Y. Futsuhara, F. Kikuchi, and H. Yamaguchi (Eds.). Science of The Rice Plant. Vol. 3. Genetics. Food and Agriculture Policy Research Center. Tokyo. Japan. p Chapt. I. Yan, J.G., Q.Z. Xue, and Y.X. Wang Use of androgenesis in intersubspecific hybrid rice breeding. Plant Breeding 115: Yuan, L.P Increasing yield potential in rice by exploitation of heterosis. In Virmani, S.S. (Ed.). Hybrid Rice Technology New Development and Future Prospects. Selected papers from the Internat. Rice Res. Conf. IRRI. Los Banos, Philippines. p. 16. Zapata, F.J Rice anther culture at IRRI. In Biotechnology in Internat. Agric. Res. IRRI, Los Banos, Philippines. p Dewi et al.: Perbaikan Galur Mandul Jantan
10 Zapata, F.J., G.S. Khush, J.P. Crill, M.H. Neu, R.O. Romero, L.B. Torrizo, and M. Alejar Rice anther culture at IRRI. In Cell and Tissue Culture Techniques for Cereal Crop Improvement. Proceedings of a Workshop cosponsored by The Institute of Genetics, Acad. Sinica and The Internat. Rice Res. Inst. Science Press, Beijing, China. p Zhou, H Genetics of green plantlet regeneration from anther culture of cereals. In Jain, S.M., S.K. Sopory, and R.E. Veilleux (Eds.). In Vitro Haploid Production in Higher Plants. Vol. 2. Applications. Kluwer Acad. Publ. Netherlands. p Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman 235
Pembentukan Galur Haploid Ganda Padi Gogo dengan Sifat-Sifat Tipe Baru melalui Kultur Antera
Pembentukan Galur Haploid Ganda Padi Gogo dengan Sifat-Sifat Tipe Baru melalui Kultur Antera Development of Double Haploid Lines of Upland Rice with NewPlant Type Characters through Anther Culture Reny
Lebih terperinciPerbaikan Varietas Padi melalui Kultur Anter
Perbaikan Varietas Padi melalui Kultur Anter Ida H. Somantri, A. Dinar Ambarwati, dan Aniversari Apriana Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian ABSTRAK Kultur anter telah digunakan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN PERTAMA (I) TAHUN ANGGARAN 2010
PERTANIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN PERTAMA (I) TAHUN ANGGARAN 2010 PERAKITAN GALUR PADI GOGO TOLERAN KEKERINGAN DAN TAHAN BLAS BERDAYA HASIL TINGGI VARIETAS UNGGUL LOKAL BENGKULU MELALUI
Lebih terperinciRegenerasi Tanaman dengan Kultur Anter Beberapa Persilangan Padi Hibrida. Yuniati P. Munarso, Iswari S. Dewi, dan Suwarno
Regenerasi Tanaman dengan Kultur Anter Beberapa Persilangan Padi Hibrida Yuniati P. Munarso, Iswari S. Dewi, dan Suwarno Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9 Sukamandi, Jawa Barat ABSTRACT. Plant
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan terhadap pangan khususnya beras, semakin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, sedangkan usaha diversifikasi pangan berjalan lambat. Jumlah penduduk
Lebih terperinciRegenerasi Tanaman pada Kultur Antera Beberapa Aksesi Padi Indica Toleran Aluminium
Jurnal AgroBiogen 2(1):30-35 Regenerasi Tanaman pada Kultur Antera Beberapa Padi Indica Toleran Aluminium Iswari S. Dewi 1, Bambang S. Purwoko 2, Hajrial Aswidinnoor 2, Ida H. Somantri 1, dan M.A. Chozin
Lebih terperinciKultur antera padi pada beberapa formulasi media yang mengandung poliamin
Jurnal 14 Bioteknologi Pertanian, Vol. 9, No. 1, 2004, pp. 14-19 Iswari S. Dewi et al. Kultur antera padi pada beberapa formulasi media yang mengandung poliamin Rice anther culture in media containing
Lebih terperinciKultur Antera Padi Gogo Hasil Persilangan Kultivar dengan Galur Toleran Naungan
Hayati, September 2002, hlm. 89-93 Vol. 9, No. 3 ISSN 0854-8587 Kultur Antera Padi Gogo Hasil Persilangan Kultivar dengan Galur Toleran Naungan Anther Culture of Upland Rice Generated from Crosses of Cultivars
Lebih terperinciEVALUASI POTENSI SEJUMLAH PERSILANGAN SEBAGAI TETUA RESTORER PADA PEMBUATAN PADI HIBRIDA
EVALUASI POTENSI SEJUMLAH PERSILANGAN SEBAGAI TETUA RESTORER PADA PEMBUATAN PADI HIBRIDA POTENTIAL EVALUATION OF SOME CROSSES AS RESTORER PARENT ON HYBRID RICE DEVELOPMENT Yuniati Pieter Munarso Instalasi
Lebih terperinciEvaluasi Ketahanan Tanaman Padi Haploid Ganda Calon Tetua Padi Hibrida terhadap Wereng Batang Coklat dan Hawar Daun Bakteri
Evaluasi Ketahanan Tanaman Padi Haploid Ganda Calon Tetua Padi Hibrida terhadap Wereng Batang Coklat dan Hawar Daun Bakteri Resistance Evaluation of Doubled Haploid Plants Potential as Hybrid Rice Parental
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi Padi merupakan tanaman yang termasuk ke dalam genus Oryza Linn. Terdapat dua spesies padi yang dibudidayakan, yaitu O. sativa Linn. dan O. glaberrima Steud.
Lebih terperinciRegenerasi Tanaman pada Kultur Antera Padi: Pengaruh Persilangan dan Aplikasi Putresin
Regenerasi Tanaman pada Kultur Antera Padi: Pengaruh Persilangan dan Aplikasi Putresin Plant Regeneration in Rice Anther Culture: the Effect of Crosses and Putrescine Application Iswari S. Dewi 1*, Bambang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman yang termasuk dalam famili Gramineae dan genus Oryza (Grist, 1959). Padi dapat tumbuh pada berbagai lokasi dan iklim yang berbeda.
Lebih terperinciDaya Kultur Antera Beberapa Persilangan Padi Gogo dan Padi Tipe Baru. Anther Culture Ability from Crossess Between Upland and New Plant Types of Rice
Daya Kultur Antera Beberapa Persilangan Padi Gogo dan Padi Tipe Baru Anther Culture Ability from Crossess Between Upland and New Plant Types of Rice Heni Safitri 1*, Bambang Sapta Purwoko 2, Desta Wirnas
Lebih terperinciEvaluasi Tanaman Padi Haploid Ganda Calon Tetua Padi Hibrida terhadap Wereng Batang Coklat dan Hawar Daun Bakteri
Evaluasi Tanaman Padi Haploid Ganda Calon Tetua Padi Hibrida terhadap Wereng Batang Coklat dan Hawar Daun Bakteri Iswari S. Dewi, Aniversari Apriana, Atmitri Sisharmini, dan Ida H. Somantri ABSTRACT The
Lebih terperinciPETA JALAN PERAKITAN DAN PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL HIBRIDA TIPE BARU MENUJU SISTEM PRODUKSI PADI BERKELANJUTAN 1)
Peta Pengembangan jalan perakitan Inovasi dan Pertanian pengembangan 2(1), 2009: varietas 1-13... 1 PETA JALAN PERAKITAN DAN PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL HIBRIDA TIPE BARU MENUJU SISTEM PRODUKSI PADI BERKELANJUTAN
Lebih terperinci41256, plot design with. the main plot. that each. Indonesia 2: memiliki. untuk setiap. melalui. yang terdapat. dari polen
Evaluasi keseragaman, keragaman, dan kestabilan karakter agronomi galur-galur padi haploid ganda hasil kultur antera PRIATNA SASMITA Sasmita P. 2011. Evaluation of uniformity, variability, and stability
Lebih terperinciTeknologi padi hibrida merupakan salah satu alternatif
162J. Litbang Pert. Vol. 31 No. 4 Desember 2012: 162-168 Yuniati Pieter Munarso PERKEMBANGAN PENELITIAN PEMBENTUKAN GALUR MANDUL JANTAN PADA PERAKITAN PADI HIBRIDA Advances in Cytoplasmic Male Sterile
Lebih terperinciPenampilan Fenotipik dan Tingkat Kemandulan Tepungsari Calon Galur Mandul Jantan Tipe Wild Abortive
Penampilan Fenotipik dan Tingkat Kemandulan Tepungsari Calon Galur Mandul Jantan Tipe Wild Abortive Phenotypic and Pollen Sterility Performance of Wild Abortive Type of Cytoplasmic Male Sterile Candidates
Lebih terperinciTeknik pemuliaan dengan metode seleksi silang
PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 7 NO. 008 Perakitan Padi Tipe Baru Melalui Seleksi Silang Berulang dan Kultur Anter Buang Abdullah, Iswari S. Dewi, Sularjo, Heni Safitri, dan A.P. Lestari Balai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama di negara-negara berkembang dan yang sedang berkembang baik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman hortikultura semusim yang mempunyai nilai ekonomi. Cabai rawit memiliki nilai tinggi untuk industri makanan dan
Lebih terperinciEvaluasi Daya Pemulih Kesuburan Padi Lokal dari Kelompok Tropical Japonica
Evaluasi Daya Pemulih Kesuburan Padi Lokal dari Kelompok Tropical Japonica Evaluation for Fertility Restoration Ability of Tropical Japonica Land Races Aris Hairmansis 1*, Hajrial Aswidinnoor 2, Trikoesoemaningtyas
Lebih terperinciLESTARI DAN NUGRAHA: KERAGAMAN GENETIK PADI KULTUR ANTER. Keragaman Genetik Hasil dan Komponen Hasil Galur-galur Padi Hasil Kultur Anter
LESTARI DAN NUGRAHA: KERAGAMAN GENETIK PADI KULTUR ANTER Keragaman Genetik Hasil dan Komponen Hasil Galur-galur Padi Hasil Kultur Anter Angelita Puji Lestari dan Yudhistira Nugraha Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciKata kunci: galur mandul jantan, sterilitas polen, wild abortive, kalinga, gambiaca, hawar daun bakteri, padi
TRANSFER SIFAT MANDUL JANTAN DAN PEMBENTUKAN GALUR MANDUL JANTAN MELALUI SILANG BALIK Abstrak Sterilitas polen yang tinggi dan stabil sangat penting dalam pengembangan galur mandul jantan (GMJ) baru. Penelitian
Lebih terperinciPembentukan Genotipe Padi Berumur Sangat Genjah melalui Kultur Antera
Pembentukan Genotipe Padi Berumur Sangat Genjah melalui Kultur Antera Iswari S. Dewi 1*, A. Dinar Ambarwati 1, Aniversari Apriana 1, Atmitri Sisharmini 1, Ida H. Somantri 1, Bambang Suprihatno 2, dan Iman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di dunia setelah gandum dan jagung. Padi merupakan tanaman pangan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang sangat penting di dunia setelah gandum dan jagung. Padi merupakan tanaman pangan yang sangat penting karena beras masih
Lebih terperinciKULTUR ANTERA DAN EVALUASI GALUR HAPLOID GANDA UNTUK MENDAPATKAN PADI GOGO TIPE BARU HENI SAFITRI
KULTUR ANTERA DAN EVALUASI GALUR HAPLOID GANDA UNTUK MENDAPATKAN PADI GOGO TIPE BARU HENI SAFITRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi
5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman serealia semusim. Secara taksonomi, padi termasuk dalam divisi Angiospermae, kelas Monocotyledone, ordo Poales atau Glumiflorae,
Lebih terperinciEvaluasi Galur Haploid Ganda Pelestari Hasil Kultur Antera untuk Perakitan Galur Mandul Jantan pada Padi
Evaluasi Galur Haploid Ganda Pelestari Hasil Kultur Antera untuk Perakitan Galur Mandul Jantan pada Padi Evaluation of Anther Culture-Derived Doubled-Haploid Maintainer Lines for Developing Rice Male Sterile
Lebih terperinciKERAGAMAN GENETIK DAN TINGKAT STERILITAS TEPUNG SARI PADA 50 GENOTIP PADI CALON GALUR MANDUL JANTAN
KERAGAMAN GENETIK DAN TINGKAT STERILITAS TEPUNG SARI PADA 50 GENOTIP PADI CALON GALUR MANDUL JANTAN GENETIC VARIABILITY AND POLLEN STERILITY IN 50 RICE GENOTYPES OF CYTOPLASMIC MALE STERILE CANDIDATES
Lebih terperinciKarakterisasi Galur Haploid Ganda Hasil Kultur Antera Padi
Karakterisasi Galur Haploid Ganda Hasil Kultur Antera Padi Iswari S. Dewi 1, Ari C. Trilaksana 2, Tri Koesoemaningtyas 2, dan Bambang S. Purwoko 2 1 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benih Padi Hibrida
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benih Padi Hibrida Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian (2007), benih padi hibrida secara definitif merupakan turunan pertama
Lebih terperinciPenyebab Kehampaan Gabah pada Persilangan Padi antar Subspesies. Effecting Factors of Unfilled Grain in Intersubspecific Hybridization
Penyebab Kehampaan Gabah pada Persilangan Padi antar Subspesies Effecting Factors of Unfilled Grain in Intersubspecific Hybridization Rini Hermanasari 1 *, Hajrial Aswidinnoor 2, Trikoesoemaningtyas 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman sumber daya hayati yang tinggi, khususnya tumbuhan. Keanekaragaman genetik tumbuhan di
Lebih terperinciIdentifikasi Galur-galur Elit Padi (Oryza sativa) untuk Tetua Padi Hibrida
Identifikasi Galur-galur Elit Padi (Oryza sativa) untuk Tetua Padi Hibrida Yudhistira Nugraha, E. Lubis, dan M. Diredja Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRACT One of the efforts to increase
Lebih terperinciKORELASI DAN SIDIK LINTAS KARAKTER FENOTIPIK GALUR- GALUR PADI HAPLOID GANDA HASIL KULTUR ANTERA
KORELASI DAN SIDIK LINTAS KARAKTER FENOTIPIK GALUR- GALUR PADI HAPLOID GANDA HASIL KULTUR ANTERA CORRELATION AND PATH ANALYSIS ON PHENOTYPIC CHARACTERS OF DOUBLED HAPLOID RICE LINES Heni Safitri *), Bambang
Lebih terperinciEkspresi Heterosis dan Variasi Genotipik Hibrida Padi di Tiga Lingkungan dengan Sifat Biofisik Tanah Berbeda
SAMAULLAH DAN SATOTO: EKSPRESI HETEROSIS DAN VARIASI GENOTIPIK HIBRIDA PADI Ekspresi Heterosis dan Variasi Genotipik Hibrida Padi di Tiga Lingkungan dengan Sifat Biofisik Tanah Berbeda Mohamad Yamin S.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menggunakan satu eksplan yang ditanam pada medium tertentu dapat
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan penghasil beras sejak jaman prasejarah.
Lebih terperinciPenampilan dan Produktivitas Padi Hibrida Sl-8-SHS di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan
Penampilan dan Produktivitas Padi Hibrida Sl-8-SHS di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan Ali Imran dan Suriany Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRACT Study of SL-8-SHS hybrid rice
Lebih terperinci: tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera Utara Ketahanan terhadap penyakit
LAMPIRAN 52 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Aek Sibundong Nomor pedigri : BP1924-1E-5-2rni Asal persilangan : Sitali/Way Apo Buru//2*Widas Golongan : Cere Umur tanaman : 108-125 hari Bentuk tanaman : Tegak
Lebih terperinciEvaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali
Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali Rubiyo 1, Suprapto 1, dan Aan Darajat 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Bali 2 Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRACT Superior variety
Lebih terperinciRegenerasi dan Aklimatisasi Kultur Antera Enam Persilangan F1 Padi Sawah. Plantlet Regeneration and Acclimatization in Rice Anther Culture of 6 F1s
Regenerasi dan Aklimatisasi Kultur Antera Enam Persilangan F1 Padi Sawah Plantlet Regeneration and Acclimatization in Rice Anther Culture of 6 F1s Cucu Gunarsih 1,2, Bambang Sapta Purwoko 3*, Iswari Saraswati
Lebih terperinciOleh: Totok Agung Dwi Haryanto Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 25 Agustus 2004, disetujui: 27 September 2004)
PERTUMBUHAN, HASIL, DAN MUTU BERAS GENOTIPE F5 DARI PERSILANGAN PADI MENTIK WANGI X POSO DALAM RANGKA PERAKITAN PADI GOGO AROMATIK GROWTH, YIELD, AND RICE QUALITY OF F5 GENOTYPES PROGENY OF CROSSING BETWEEN
Lebih terperinciPengembangan Padi Hibrida di Indonesia
Pengembangan Padi Hibrida di Indonesia Satoto dan B. Suprihatno 1 Riangkasan Pengembangan varietas padi hibrida secara komersial setidaknya didasarkan atas dua hal, yaitu keunggulan varietas hibrida tersebut
Lebih terperinciINDUKSI KALUS DAN REGENERASI TANAMAN DARI KULTUR ANTERA PADI Fl HYBRID (ORYZA SATIVA L.) *
Berita Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2 INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TANAMAN DARI KULTUR ANTERA PADI Fl HYBRID (ORYZA SATIVA L.) * [Callus Induction and Plant Regeneration from Anther Cultures of Rice
Lebih terperinciPERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK)
PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK) AGUS SUPENO Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Jalan Raya Kendalpayak, Kotak Pos 66, Malang RINGKASAN Persilangan
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR UMUM PENGGUNAAN MANDUL JANTAN (MALE STERILITY) DALAM PERAKITAN PADI HIBRIDA
MAKALAH SEMINAR UMUM PENGGUNAAN MANDUL JANTAN (MALE STERILITY) DALAM PERAKITAN PADI HIBRIDA Disusun Oleh: DINDA DEWANTI NIM: 10/300651/PN/12076 Dosen Pembimbing: Ir. Supriyanta, M.P. JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi
TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi Peningkatan hasil tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik bercocok tanam yang baik dan dengan peningkatan kemampuan berproduksi sesuai harapan
Lebih terperinciKarakter Agronomi dan Ketahanan Beberapa Galur Pelestari Dihaploid terhadap Hawar Daun Bakteri
Karakter Agronomi dan Ketahanan Beberapa Galur Pelestari Dihaploid terhadap Hawar Daun Bakteri Iswari S. Dewi 1*, Indrastuti A. Rumanti 2, Bambang S. Purwoko 3, dan Triny S. Kadir 2 1 Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciYIELD ABILITY AND SOME AGRONOMIC CHARACTERS EXPRESSION FOR SIX INDICA HYBRID RICE IN LOWLAND RICE IRRIGATION. Bambang Sutaryo 1
Ilmu Pertanian Vol. 15 No.2, 2012 : 19 29 EKSPRESI DAYA HASIL DAN BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI ENAM PADI HIBRIDA INDICA DI LAHAN SAWAH BERPENGAIRAN TEKNIS YIELD ABILITY AND SOME AGRONOMIC CHARACTERS EXPRESSION
Lebih terperinciKULTUR ANTERA DAN EVALUASI GALUR HAPLOID GANDA UNTUK MENDAPATKAN PADI GOGO TIPE BARU HENI SAFITRI
KULTUR ANTERA DAN EVALUASI GALUR HAPLOID GANDA UNTUK MENDAPATKAN PADI GOGO TIPE BARU HENI SAFITRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis
Lebih terperinciPadi hibrida merupakan tanaman F1 yang berasal dari
TEKNIK PRODUKSI BENIH UNTUK KEPERLUAN UJI DAYA HASIL PADI HIBRIDA Sukirman, Warsono, dan Maulana 1 Padi hibrida merupakan tanaman F1 yang berasal dari persilangan dua galur murni yang berbeda. Di beberapa
Lebih terperinciVarietas Padi Unggulan. Badan Litbang Pertanian. Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat.
AgroinovasI Varietas Padi Unggulan Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat. Padi..semua sudah tak asing lagi dengan jenis tanaman pangan yang satu ini. Bila sudah diubah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi
3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi Pertumbuhan tanaman padi dibagi kedalam tiga fase: (1) vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukan bakal malai/primordial); (2) reproduktif (primordial
Lebih terperinciInduksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas Padi melalui Kultur In Vitro
Jurnal AgroBiogen 2(2):74-80 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas Padi melalui Kultur In Vitro Ragapadmi Purnamaningsih Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya
Lebih terperinciAna Tri Lestari, Jaenudin Kartahadimaja *, dan Nurman Abdul Hakim
DOI: http://dx.doi.org/10.25181/jppt.v17i3.298 Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 17 (3): 165-169 pissn 1410-5020 http://www.jurnal.polinela.ac.id/jppt eissn 2047-1781 Uji Daya Hasil Empat Galur
Lebih terperinciKultur Antera untuk Percepatan Perakitan Varietas Padi di Indonesia
Jurnal AgroBiogen 8(2):78-88 Kultur Antera untuk Percepatan Perakitan Varietas Padi di Indonesia Iswari S. Dewi 1 * dan Bambang S. Purwoko 2 1 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GALUR-GALUR PADI GOGO TOLERAN TERHADAP KERACUNAN ALUMINIUM
IDENTIFIKASI GALUR-GALUR PADI GOGO TOLERAN TERHADAP KERACUNAN ALUMINIUM IDENTIFICATION OF UPLAND RICE LINES TOLERANCE TO ALLUMINIUM TOXICITY Ida Hanarida 1), Jaenudin Kartahadimaja 2), Miftahudin 3), Dwinita
Lebih terperinciPertumbuhan dan Perkembangan Cabai Keriting (Capsicum annuum L.) secara In Vitro pada beberapa Konsentrasi BAP dan IAA
Pertumbuhan dan Perkembangan Cabai Keriting (Capsicum annuum L.) secara In Vitro pada beberapa Konsentrasi BAP dan IAA Growth and Development of In Vitro Curly Pepper (Capsicum annuum L.) in some Concentration
Lebih terperinciPERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS HITAM FUNGSIONAL TOLERAN KEKERINGAN SERTA BERDAYA HASIL TINGGI
PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS HITAM FUNGSIONAL TOLERAN KEKERINGAN SERTA BERDAYA HASIL TINGGI BREEDING OF BLACK RICE VARIETY FOR DROUGHT TOLERANCE AND HIGH YIELD I Gusti Putu Muliarta Aryana 1),
Lebih terperinciPadi. Sistem budidaya padi, ada 4 macam
Padi Padi : salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ke-3 dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Merupakan sumber karbohidrat utama bagi
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI AANB. Kamandalu dan S.A.N. Aryawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Uji daya hasil beberapa galur harapan
Lebih terperinciRejuvenasi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Spesies Padi Liar
Rejuvenasi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Spesies Padi Liar Tintin Suhartini 1), Ida H. Somantri 1), dan Buang Abdullah 2) 1) Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor 2) Balai
Lebih terperinciWIDYASTUTI ET AL.: KERAGAMAN KARAKTER BUNGA TANAMAN PADI. Studi Keragaman Genetik Karakter Bunga yang Mendukung Persilangan Alami Padi
WIDYASTUTI ET AL.: KERAGAMAN KARAKTER BUNGA TANAMAN PADI Studi Keragaman Genetik Karakter Bunga yang Mendukung Persilangan Alami Padi Yuni Widyastuti, Indrastuti AR., dan Satoto Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH POLIAMIN TERHADAP INDUKSI KALUS. (Oiyza strtivn L) Oleh ARIANI MUFIDA A JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
PENGARUH POLIAMIN TERHADAP INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TANAMAN PADA KULTUR ANTERA PAD1 (Oiyza strtivn L) Oleh ARIANI MUFIDA A. 30 0880 JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciTopik VI. METODE BIOTEKNOLOGI TANAMAN
MK. BIOTEKNOLOGI (SEM VI) Topik VI. METODE BIOTEKNOLOGI TANAMAN Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2015 16 maret : metode biotek tnmn 23 maret : transgenesis 30 maret
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan komoditas strategis yang berperan penting dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional, dan menjadi basis utama dalam revitalisasi pertanian. Sejalan dengan
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT
KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciUJI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GALUR HARAPAN MUTAN DIHAPLOID PADI TIPE BARU DI KAWASAN INDONESIA TIMUR
KEMENTAN X.107 UJI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GALUR HARAPAN MUTAN DIHAPLOID PADI TIPE BARU DI KAWASAN INDONESIA TIMUR Iswari S. Dewi, E.G. Lestari, Chaerani. B. Abdullah, R.Yunita KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kedelai biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap,
Lebih terperinciPemuliaan Tanaman Serealia
Pemuliaan Tanaman Serealia Padi Padi : salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ke-3 dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Merupakan
Lebih terperinciINDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR
INDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 i ABSTRACT ERNI SUMINAR. Genetic Variability Induced
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Morfologi Bunga Kedelai Induksi Androgenesis
4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Bunga Kedelai Bunga tanaman kedelai termasuk bunga sempurna dengan tipe penyerbukan sendiri yang terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup, sehingga kemungkinan kawin silang
Lebih terperinciANALISIS DAYA GABUNG DAN HETEROSIS HASIL GALUR JAGUNG DR UNPAD MELALUI ANALISIS DIALEL
ANALISIS DAYA GABUNG DAN HETEROSIS HASIL GALUR JAGUNG DR UNPAD MELALUI ANALISIS DIALEL D. Ruswandi, M. Saraswati, T. Herawati, A. Wahyudin, dan N. Istifadah Lab. Pemuliaan Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian,
Lebih terperinciSesuai Prioritas Nasional
Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Peningkatan Effisiensi Pengisian Dan Pembentukan Biji Mendukung Produksi Benih Padi Hibrida id Oleh Dr. Tatiek Kartika Suharsi MS. No Nama Asal Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan usaha komersil pada mulanya hanya dikenal di negara-negara maju, namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Budaya menggunakan tanaman hias dan bunga bagi tujuan kesenangan dan usaha komersil pada mulanya hanya dikenal di negara-negara maju, namun akhirnya meluas hingga
Lebih terperinciVarietas padi hibrida yang telah dilepas hingga
PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 30 NO. 1 2011 Pembentukan Galur Mandul Jantan Baru Padi Hibrida Tahan Penyakit Hawar Daun Bakteri dan Hama Wereng Batang Coklat Yudhistira Nugraha, Yuniati P Munarso,
Lebih terperinciPemuliaan padi dengan metode konvensional lebih. Penampilan Beberapa Galur Padi Hibrida Asal Cina. B. Suprihatno 1, Satoto 1, dan A.
Penampilan Beberapa Galur Padi Hibrida Asal Cina B. Suprihatno 1, Satoto 1, dan A. Martono 2 1 Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi 2 PT Bambu Ijo, Jakarta ABSTRACT. Performance of Some Chinese Hybrid
Lebih terperinciDAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 20 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):20-24, 2013 Vol. 1, No. 1: 20 24, Januari 2013 DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2 HASIL PERSILANGAN
Lebih terperinciHETEROSIS STANDAR HASIL GABAH DAN ANALISIS LINTASAN BEBERAPA KOMBINASI PERSILANGAN PADI PADA TANAH BERPENGAIRAN TEKNIS
Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003 : 70-78 HETEROSIS STANDAR HASIL GABAH DAN ANALISIS LINTASAN BEBERAPA KOMBINASI PERSILANGAN PADI PADA TANAH BERPENGAIRAN TEKNIS STANDARD HETEROSIS FOR GRAIN YIELD AND
Lebih terperinciKARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH
KARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH Zahara Mardiah dan Siti Dewi Indrasari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRAK Permintaan beras berkualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi yang baik semakin meningkat, baik kecukupan protein hewani
Lebih terperinciKERAGAAN GENERASI SELFING-1 TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33
KERAGAAN GENERASI SELFING-1 TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Program Studi Agroteknologi oleh ERICK
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL LANJUTAN BEBERAPA GENOTIP PADI (Oryza sativa L.) HIBRIDA DI DATARAN MEDIUM
UJI DAYA HASIL LANJUTAN BEBERAPA GENOTIP PADI (Oryza sativa L.) HIBRIDA DI DATARAN MEDIUM ADVANCE YIELD TRIALS SOME GENOTYPE OF RICE HYBRID (Oryza sativa L.) AT MEDIUM LAND Siti Fatimaturrohmah *1), Indrastuti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkat. Sementara lahan pertanian khususnya lahan sawah, yang luas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan pertumbuhan sekitar 1,6 % tahun -1, sehingga mendorong pemintaan pangan yang terus meningkat.
Lebih terperinciPENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI
PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciOPTIMASI KOMBINASI NAA, BAP DAN GA 3 PADA PLANLET KENTANG SECARA IN VITRO
Jurnal Galung Tropika, September 01, hlmn. - OPTIMASI KOMBINASI NAA, BAP DAN GA PADA PLANLET KENTANG SECARA IN VITRO Siti Halimah Larekeng (sitihh_@yahoo.com) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein nabati yang penting mengingat kualitas asam aminonya yang tinggi, seimbang dan
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR MUTAN KACANG TANAH HASIL IRADIASI SINAR GAMMA
21 UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR MUTAN KACANG TANAH HASIL IRADIASI SINAR GAMMA (YIELD EVALUATION OF PEANUT MUTAN CULTIVARS GENERATED FROM IRADIATION GAMMA RAYS) A. Farid Hemon 1 dan Sumarjan 1) 1) Program
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Asal dan Taksonomi Padi
TINJAUAN PUSTAKA Asal dan Taksonomi Padi Padi (Oryza sativa L.), seperti halnya gandum, jagung dan barley termasuk dalam famili Graminae (Poaceae) atau rumput-rumputan. Genus Oryza terdiri atas 23 spesies,
Lebih terperinciINDUKSI HAPLOID GANDA PADA PADI JAPONICA (Oryza sativa L. ssp. japonica), INDICA (Oryza sativa L. ssp. indica), DAN HIBRIDA JAPONICA X INDICA
Ilmu Pertanian Vol. 16 No.1, 2013 : 14-29 INDUKSI HAPLOID GANDA PADA PADI JAPONICA (Oryza sativa L. ssp. japonica), INDICA (Oryza sativa L. ssp. indica), DAN HIBRIDA JAPONICA X INDICA Dian Catur Prayantini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein nabati dengan harga terjangkau. Di Indonesia, kedelai banyak
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.
UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.) Suciati Eka Chandrasari 1, Nasrullah 2, Sutardi 3 INTISARI Delapan
Lebih terperinciKeragaan Karakter Agronomi Padi Hibrida Baru
Keragaan Karakter Agronomi Padi Hibrida Baru Nita Kartina*, Yuni Widyastuti, dan Satoto Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Jl. Raya 9, Sukamandi, Subang, Jawa Barat Telp. (0260) 520157, Faks. (0260)
Lebih terperinciPengaruh berbagai Formulasi Media terhadap Regenerasi Kalus Padi Indica
Pengaruh berbagai Formulasi Media terhadap Regenerasi Kalus Padi Indica Endang G. Lestari dan Ika Mariska Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian ABSTRAK Kultur in vitro merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai (Glycine max L) merupakan salah satu komoditas pangan penting setelah padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri. Sebagai sumber
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SL - 11H SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA VARIETAS SL 11 SHS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Jagung merupakan tanaman semusim yang menyelesaikan satu siklus hidupnya selama 80-150 hari. Bagian pertama dari siklus tersebut merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
Lebih terperinciPembentukan Populasi Interspesifik Padi melalui Kultur Embrio secara In Vitro
Pembentukan Populasi Interspesifik Padi melalui Kultur Embrio secara In Vitro Tintin Suhartini, Tiur S. Silitonga, dan Buang Abdullah Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian ABSTRAK
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMULIAAN PADI SAWAH DI INDONESIA. U. Susanto, A.A. Daradjat, dan B. Suprihatno
PERKEMBANGAN PEMULIAAN PADI SAWAH DI INDONESIA U. Susanto, A.A. Daradjat, dan B. Suprihatno Balai Penelitian Tanaman Padi, Jalan Raya 9, Sukamandi, Kotak Pos 11 Subang 41256 ABSTRAK Varietas unggul padi
Lebih terperinci