BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga Profil Sekolah SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga adalah lembaga pendidikan Kristen yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 111b Salatiga, Jawa Tengah. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Eben Haezer yang berdiri sejak tahun SMP Kristen 2 Eben Haezer adalah sekolah swasta yang memiliki akreditasi A dan merupakan salah satu sekolah favorit di Kota Salatiga. Selain itu sekolah tersebut merupakan sekolah piloting yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai salah satu sekolah percontohan implementasi Kurikulum Pendidikan Tahun 2013 di Kota Salatiga. Pada tahun 2016 SMP Kristen 2 Eben Haezer membuat sebuah program yang bernama Brilliant Class Program (BCP). Program ini dikhususkan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan akademik di atas rata-rata yang ditempatkan dalam sebuah kelas untuk dipersiapkan dalam mengikuti lomba-lomba akademik seperti lomba olimpiade sains atau lomba cerdas cermat yang diselenggarakan di dalam 69

2 maupun di luar kota (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016). Selain program peningkatan akademik, sekolah juga menyediakan berbagai macam kegiatan sebagai wadah pengembangan diri dan kreativitas siswa di SMP Kristen 2 Eben Haezer berupa kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup kegiatan kerohanian (ibadah mingguan, retreat), keolahragaan (bola basket, bulutangkis, futsal, tarung derajat), kesenian (membatik, fotografi, paduan suara, band, drumband, menari), kepemimpinan (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa atau LDKS, pramuka) dan Kelompok Ilmiah Siswa (KIS). Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk mengembangkan potensi, kemampuan, minat, bakat, kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Segala aktivitas kegiatan ekstrakuriler di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga berada di bawah binaan dan pengawasan guru yang telah diberikan tugas oleh kepala sekolah. Dalam meningkatkan pemantauan terhadap aktivitas yang dilakukan peserta didik di sekolah, SMP Kristen 2 Eben Haezer telah memasang CCTV di setiap ruangan dan halaman sekolah yang dapat 70

3 dipantau langsung dari ruang kepala sekolah. Selain itu sekolah juga telah dilengkapi dengan microphone yang terhubung di masing-masing ruangan di sekolah untuk memudahkan penyampaian informasi antar seluruh warga sekolah. SMP Kristen 2 Eben Haezer juga telah banyak mengukir prestasi baik di tingkat Kota maupun Provinsi diantaranya adalah juara kedua OSN mata pelajaran IPS Tingkat Kota Salatiga tahun 2015, juara kedua OSN mata pelajaran Matematika Tingkat Kota Salatiga, Juara pertama Natural Science Olympiade (NSO UNES) se-jawa Tengah dan juara ketiga POPDA Basket Tingkat Karisidenan Semarang. Untuk terus mempertahankan eksistensi sekolah, SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga setiap tahunnya harus menghadapi persaingan dalam menjaring murid baru dengan 30 sekolah di Salatiga yang terdiri dari 11 SMP Negeri dan 19 SMP Swasta. Sedangkan untuk wilayah kecamatan tingkir, SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga harus bersaing dengan 3 sekolah yaitu SMP Anak Terang, SMPN 8 Salatiga dan SMP Sudirman 2 Tingkir Salatiga dan salah satu dari sekolah tersebut, yaitu SMP Anak Terang yang dikenal dengan nama Bethany School menjadi kompetitor bagi SMP Kristen 2 Eben Haezer 71

4 Salatiga. SMP Anak Terang merupakan sekolah swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Anak Terang Indonesia. Sekolah ini berdiri pada tahun 2013 namun telah menjadi salah satu sekolah swasta favorit di Salatiga. Pada tahun 2016, SMP Anak Terang berhasil meraih peringkat pertama SMP swasta se-kota Salatiga dan peringkat kedua seluruh SMP di kota Salatiga dalam meraih hasil Ujian Nasional. SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga juga harus menghadapi persaingan dengan salah satu sekolah swasta favorit di kota Salatiga yaitu SMP Kristen Satya Wacana. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) yang telah berdiri sejak tahun SMP Kristen Wacana juga telah memperoleh banyak prestasi baik dibidang akademik maupun non akademik diantaranya Juara I Siswa Berprestasi Putra tingkat Kota Salatiga tahun 2011 dan mewakili Salatiga ke tingkat Provinsi, Finalis Olimpiade Penelitian Siswa Tingkat Jawa Tengah tahun 2011, dan Juara I pada ajang Junior Basketball League (JRBL) Putri di Solo pada tahun

5 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga 1. Visi 2. Misi SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga memiliki visi unggul dalam prestasi yang berwawasan iptek berdasarkan iman Kristen dan nilai moral yang berkembang dalam masyarakat. Adapun misi dari SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga adalah: a. Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran agama kristen dan memiliki budi pekerti luhur. b. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa. c. Menumbuhkan semangat untuk berprestasi bagi semua warga sekolah. d. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berakhlak, kreatif, berprestasi, berwawasan iptek dan dan lingkungan. e. Mengkondisikan warga sekolah untuk berdisiplin dan berbudi pekerti luhur lewat keteladanan sikap dan perilaku serta tindakan. 73

6 f. Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan untuk berprestasi dibidang akademik, seni dan olahraga g. Mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya peningkatan keterampilan hidup h. Menciptakan lingkungan sekolah yang tertib, bersih, indah dan nyaman 3. Tujuan Dalam rangka menggenapi visi dan misi sekolah, SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga menetapkan tujuan sekolah yaitu: a. Semua peserta didik mampu melakukan ibadah secara rutin dan khusus kepada Tuhan Yang MahaEsa b. Memiliki kepedulian sosial yang tinggi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat c. Pada akhir tahun pelajaran 2016/2017, sekolah dapat meningkatkan perolehan Nilai hasil Ujian Nasional GSA ( gain score achievement ) 0,02 (7,87 naik menjadi 7,89 ) d. Meraih kejuaraan baik dibidang akademik maupun non akdemik di tingkat Kota/Kab dan Provinsi e. 100% siswa dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi 74

7 f. Mampu menjuarai berbagai lomba baik di tingkat kota, propinsi, maupun nasional g. Mampu menerapkan teknologi informasi dalam pembelajaran h. Mampu menyelenggarakan suasana belajar yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan Data Peserta Didik Gambaran mengenai peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Table 4.1 Data Peserta Didik Jumlah Siswa No. Tahun Total Kelas VII Kelas VIII Kelas IX / / / / / / / Sumber: Data Kesiswaan SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, diolah Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa penerimaan jumlah siswa baru setiap tahunnya bersifat fluktuatif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa baru yang diterima oleh sekolah selalu berbeda 75

8 setiap tahunnya bahkan mengalami penurunan. Pada tahun 2010/2011 jumlah siswa baru yang diterima sebanyak 84 siswa lalu mengalami penurunan menjadi 82 siswa pada tahun 2011/2012. Selanjutnya penerimaan murid baru mengalami peningkatan pada tahun 2012/2013 dan pada tahun 2013/2014. Di tahun berikutnya sekolah mengalami penurunan penerimaan jumlah siswa baru yang cukup drastis yaitu hanya dapat menjaring 76 siswa meskipun di tahun 2015/2016 sekolah kembali dapat menjaring 92 siswa baru siswa. Harapan untuk menjaring 100 siswa baru pada tahun 2016/2017 ternyata tidak tercapai. Sekolah yang berhasil meluluskan 100 siswa hanya dapat menjaring 85 siswa untuk tahun ajaran baru dan ini merupakan suatu dilema bagi sekolah karena tidak dapat mempertahankan jumlah input agar sebanding dengan jumlah output lulusan. (Sumber: Wawancara Kepala Sekolah pada 11 Oktober 2016). 76

9 4.1.4 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan Gambaran mengenai jumlah pendidik dan tenaga kependidikan beserta kualifikasinya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: No Tabel 4.2 Data Kualifikasi Akademik Guru SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga Jabatan Pendidikan S2 S1 D3 D2 D1 SMA/K Jumlah 1 Kepala Sekolah 1 1 Tenaga Pendidik 2 a. Guru Yayasan b. Guru DPK c. GTT Total 21 6 Tenaga Kependidikan Tabel 4.2 menginformasikan bahwa jumlah tenaga pendidik di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga berjumlah 21 orang yang terdiri dari 12 guru tetap yayasan, guru tidak tetap berjumlah 6 orang dan guru pegawai negeri sipil yang diperbantukan sebanyak 3 orang. Kualifikasi tenaga pengajar di sekolah tersebut juga sudah memenuhi standar kualifikasi dari pemerintah yaitu telah bergelar sarjana (S1) bahkan terdapat 3 guru yang telah bergelah master (S2). 77

10 4.2 Analisis Hasil Penelitian Sesuai dengan desain penelitian dan pengembangan yang telah dipaparkan dalam sub bab 3.2 Desain Penelitian, dalam penelitian ini terdapat enam tahapan yang dilakukan. Tahapan tersebut meliputi 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan Data, 3) Desain Produk 4) Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk (Uji Kelayakan) dan 7) Revisi Produk. Hasil yang diperoleh pada masingmasing tahap adalah sebagai berikut: Potensi dan Masalah Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis potensi dan masalah yang ada di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan pada bulan September hingga pertengahan bulan Oktober 2016 terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan, bidang sarana dan prasarana, dan guru BK sekolah. Selanjutnya observasi dan studi dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan menunjang hasil wawancara. 78

11 Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut, maka diperoleh hasil bahwa potensi yang dimiliki sekolah antara lain: potensi pertama yaitu kemampuan akademik yang baik. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan guru BK yang mengungkapkan bahwa: Sekolah memang tidak menyaring murid baru tiap tahunnya dan tidak ada standar nilai yang ditetapkan seperti yang dilakukan kebanyakan sekolah. Namun, selalu ada murid yang memiki kecerdasan istimewa yang masuk ke sekolah tiap tahunnya dan saat ini ditempatkan ke dalam sebuah kelas yang disebut BCP (Brilliant Class Program) dengan tujuan untuk mempersiapkan mereka mengikuti lomba-lomba akademik seperti OSN, cerdas cermat, dan lain sebagainya. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016). Hal ini juga didukung dengan pernyataan bidang sarana dan prasarana bahwa: Sekolah memiliki program yang di sebut kelas BCP yang bekerjasama dengan dosen UKSW untuk mempersiapkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademik yang bagus dalam mengikuti lomba-lomba seperti olimpiade, lomba mata pelajaran dan lain-lain. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016). Pernyataan senada juga disampaikan oleh bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa: Untuk peningkatan akademik siswa ada program BCP yang dilakukan oleh sekolah tahun ini dalam mempersiapkan para siswa mengikuti lomba-lomba akademik. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016). 79

12 Wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga mendukung hal tersebut dengan mengungkapkan bahwa: Di sekolah ada kelas BCP yang bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak mengikuti lomba-lomba akademik. Anak-anak ini diseleksi dari kelas 7 9 dan diberikan tambahan khusus setelah pulang sekolah. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016). Kepala sekolah pun mempertegas hal tersebut dengan mengungkapkan: Siswa di sini meskipun beragam dari sisi akademiknya karena saat masuk tidak ada tes untuk mereka, namun di antara mereka selalu ada anak yang berbakat yang mampu bersaing dengan sekolahsekolah lain baik dalam bidang akademik mau pun non akademik. Mereka ditempatkan ke dalam kelas BCP yang diadakan tiap minggu sekali tiap hari kamis setelah pulang sekolah selama 2 jam pada pukul (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016). Dari hasil wawancara tersebut yang kemudian didukung dari hasil observasi mengenai kegiatan BCP pada hari Kamis setelah pembelajaran sekolah dilaksanakan dan dari studi dokumen mengenai data prestasi akademik siswa disimpulkan bahwa SMP Kristen 2 Eben Haezer memiliki potensi yang baik dari sisi akademik siswa. Para siswa yang telah terseleksi dari kelas 7 hingga kelas 9 dikelompokkan ke dalam sebuah kelas yang disebut Briliant Class Program (BCP). Para siswa ini dipersiapkan untuk meningkatkan reputasi dan daya saing sekolah 80

13 melalui lomba-lomba akademik yang diikuti tiap tahunnya. Potensi kedua yang dimiliki sekolah adalah kualitas tenaga pengajar yang handal. Hal ini terlihat dari wawancara dengan guru BK yang mengungkapkan bahwa: Guru-guru memiliki kemampuan dan kinerja yang baik dimana ada beberapa guru sudah menjadi instruktur kurtilas bahkan ditingkat nasional untuk melatih guruguru di sekolah lain. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016). Pernyataan di atas juga didukung oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan: Sekolah saat ini menjadi sekolah pilotting untuk pelatihan kurikulum 2013 dari pemerintah. Terdapat dua sekolah imbas yaitu SMPN 8 dan SMP Lab sehingga dua sekolah ini sering ke sekolah untuk belajar. Beberapa guru juga sudah menjadi instruktur kurtilas dan telah mendapatkan pelatihan di luar kota. Selain itu ada satu guru yang menjadi instruktur nasional sebagai guru pembelajar. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016). Hal senada juga terlihat dari hasil wawancara kepala sekolah yang mengungkapkan: SDM sekolah juga sudah sangat baik, kemarin ada satu guru menjadi instruktur nasional sebagai guru pembelajar, beberapa guru juga menjadi pendamping tim kurikulum 2013 mementori guru-guru di sekolahsekolah lain. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016). 81

14 Hasil wawancara di atas menginformasikan bahwa tenaga pengajar di SMP Kristen 2 Eben Haezer memiliki kualitas yang sangat baik. Sekolah yang ditunjuk dari pemerintah sebagai sekolah pilotting untuk menjalankan kurikulum pendidikan 2013 memiliki beberapa tenaga pengajar yang handal yang telah menjadi instruktur untuk melatih guru-guru di sekolah-sekolah lain terkait implementasi kurikulum pendidikan Hasil wawancara tersebut juga didukung dari studi dokumen terhadap Salinan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 022/H/KR/2015 menetapkan SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga menjadi sekolah rintisan penerapan kurikulum Selanjutnya dari laporan hasil kegiatan pelatihan kurikulum 2013 oleh SMP Kristen 2 Salatiga pada tahun 2015/2016 ditemukan bahwa terdapat dua guru yang telah menjadi instruktur dalam pelatihan kurikulum 2013 di tingkat kabupaten/kota. Hal ini membuktikan bahwa sekolah memiliki potensi yang baik dari segi kualitas tenaga pengajar. 82

15 Potensi ketiga yang dimiliki oleh sekolah adalah daya juang karyawan yang tinggi. Potensi ini terlihat dari hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan bahwa: Guru-guru saat ini memberikan tambahan pelajaran untuk siswa yang nilainya di bawah KKM di jam ke nol ( ) selama 4 hari setiap minggunya. Selain itu, guru-guru juga selalu menawarkan dan membuka pintu rumah untuk anak-anak yang ingin belajar tambahan khususnya jika mendekati ujian nasional. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016). Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa: Siswa di sekolah ini mendapat tambahan mata pelajaran untuk anak-anak yang nilainya masih di bawah kkm pada jam ke nol ( ) dan juga pengayaan atau tambahan pelajaran untuk kelas 9 diadakan pada jam ke nol untuk persiapan ujian nasional. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut terlihat bahwa daya juang guru-guru untuk melayani peserta didik tinggi. Guru-guru tanpa dibayar pun rela memberikan pelajaran tambahan di pagi hari bahkan merelakan diri tanpa dibayar untuk membimbing para siswa yang ingin belajar tambahan setelah proses pembelajaran di sekolah. Hal tersebut juga di dukung dari observasi yang dilakukan mengenai 83

16 pemberian jam tambahan pada pagi hari untuk siswa yang masih kesulitan dalam pelajaran dan juga studi dokumen mengenai jadwal pemberian pelajaran tambahan serta RKAS Tahun 2016/2017 yang menjelaskan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka dilakukan pemberian pelajaran tambahan untuk 8 mata pelajaran bagi siswa kelas VII dan VIII yang mengalami kesulitan dalam penguasaan materi dan juga bagi siswa kelas IX untuk persiapan ujian sekolah dan nasional selama 4 hari dalam seminggu. Selanjutnya potensi keempat yang dimiliki oleh sekolah adalah komitmen dan loyalitas karyawan. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan: Terdapat beberapa kegiatan jika harus melibatkan guru-guru tidak menjadi masalah. Kemarin ada 3 kegiatan yang dilakukan bersamaan dalam minggu yang sama yaitu live ini, study tour dan perkemahan dan semua dapat dilakukan dengan baik. Sejauh ini juga saya melihat guru-guru tetap setia bekerja di tempat ini sampai pensiun. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016). Hal demikian juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana yang mengungkapkan bahwa: Tingkat komitmen dan loyalitas pegawai di tempat ini tinggi. Sejauh ini belum ada pewagai yang saya lihat mengundurkan diri. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 6 Oktober 2016). 84

17 Dari wawancara tersebut terlihat bahwa loyalitas dan komitmen guru-guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya baik. Guru-guru memiliki komitmen dalam menjalankan setiap kegiatan sekolah meskipun gaji yang diberikan masih minim dan juga tetap setia di ladang pekerjaan mereka hingga pensiun. Hal ini didukung dari studi dokumen yang dilakukan terhadap data tenaga pendidik dan kependidikan di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga dimana ditemukan 2 guru yang telah menyelesaikan masa kerja mereka karena telah mencapai usia pensiun pada tahun 2015/2016. Potensi kelima yang dimiliki oleh sekolah adalah sarana pembelajaran berbasis IT dan internet. Hal ini terlihat dari wawancara dengan bidang sarana dan prasarana sekolah yang mengungkapkan bahwa: Sekolah ini sudah dilengkapi dengan cctv dan LCD di tiap kelas dan ada WIFI sekolah sehingga diharapkan guru-guru dapat lebih terbantu dalam mengajar. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016). Hal senada juga disampaikan oleh wakil bidang kesiswaan bahwa: Fasilitas sekolah khususnya dalam pembelajaran sudah baik. Kelas-kelas sudah dilengkapi dengan LCD, CCTV bahkan WIFI sekolah. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016). 85

18 Kepala sekolah juga menegaskan hal tersebut dengan mengungkapkan bahwa: Sarana prasarana sekolah sudah mendukung khususnya dalam PBM sudah berbasis IT, kelas-kelas sudah diperlengkapi dengan LCD dan WIFI. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana sekolah untuk menunjang proses pembelajaran sudah baik. Dari observasi mengenai sarana dan prasaran sekolah dan juga studi dokumen terhadap data inventarisasi sarana dan prasarana sekolah ditemukan bahwa sekolah memang sudah memfasilitasi LCD, CCTV di masing- serta menyediakan Hot Spot area di sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar agar dapat berjalan lebih optimal. Potensi keenam yang dimiliki oleh sekolah adalah dukungan dan keterlibatan orangtua yang tinggi terhadap kegiatan sekolah. Hal ini terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa: Relasi dan keterlibatan orang tua dengan sekolah sangat baik dan bisa dibilang menjadi potensi yang unggul. Jika sekolah memiliki kegiatan maka orang tua melalui wadah POSG (Paguyuban Orang Tua Siswa dan Guru) ini pasti akan membantu sekolah. Pada kegitan live ini sekolah, orang tua yang berprofesi sebagai dokter terlibat sukarela memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat sekitar. Selain itu POSG juga akan membuka stand untuk menggalang dana dalam acara 86

19 Bazaar sekolah sebagai bentuk partisipasi dalam membantu kegiatan sekolah. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016). Hal senada juga disampaikan oleh wakil bidang kesiswaan bahwa: Sekolah memiliki paguyuban orang tua yang dinamakan POSG yang bertujuan untuk menjembatani program-program sekolah dengan orang tua sehingga memiliki pemahaman yang sama. Kegiatan-kegiatan yang akan diadakan sekolah tersebut biasanya selalu mendapat respon yang positif dari orang tua bahkan mereka selalu mau terlibat membantu dalam menfasilitasi kegiatan sekolah seperti halnya menyediakan mobil untuk membantu trasportasi anak. Tahun ini dalam program live ini sekolah, ada orang tua yang berprofesi sebagai dokter bersedia untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016). Selanjutnya wakil kepala sekolah bidang kurikulum sekolah juga mendukung hal tersebut dengan mengungkapkan bahwa: Sekolah memiliki POSG yang sudah berjalan sangat baik. Salah satu contohnya untuk live in bulan ini ada kerjasama dengan orang tua yang berprofesi sebagai dokter untk mengadakan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat sekitar tempat anak-anak live in. Orang tua juga sangat aktif terlibat dalam kegiatankegiatan sekolah seperti memberi pelatihan atau menjadi motivator sukarela di kegiatan LDKS. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016). Senada pernyataan tersebut bidang sarana dan prasarana sekolah mempertegas dengan mengungkapkan bahwa: 87

20 Sekolah memiliki wadah untuk berkomunikasi dengan orang tua mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang akan sekolah lakukan yang disebut POSG. Paguyuban orang tua ini selalu mendukung kegiatan-kegiatan sekolah dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016). Dari wawancara tersebut terlihat bahwa peran orang tua melalui wadah POSG (Paguyuban Orang Tua Siswa dan Guru) sangat berdampak bagi terlaksananya kegiatan-kegiatan sekolah. Dari observasi yang dilakukan pada kegiatan Bazaar sekolah pada bulan oktober 2016 serta studi dokumen mengenai kegiatan wacana warsa (graduation) siswa kelas sembilan tahun 2015/2016 ditemukan bahwa orang tua melalui wadah POSG memang membantu sekolah baik dalam bentuk dana maupun tenaga dan memiliki keterlibatan yang sangat baik dalam menunjang terlaksananya kegiatan sekolah. Hal ini menjadi potensi bagi sekolah untuk dapat terus dipertahankan sehingga apa yang menjadi tujuan sekolah yaitu agar tercipta kepedulian sosial yang tinggi baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat tercapai. Potensi ketujuh yang dimiliki oleh sekolah adalah memiliki dua sekolah dasar yaitu SD Kristen 3 & 4 Eben Haezer Salatiga yang menjadi supplier 88

21 murid baru tiap tahunnya. Hal ini didukung dengan pernyataan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa: YPE memiliki 2 SD yaitu SD kristen 3 dan 4 dimana sekitar 70% - 80% persen muridnya masuk ke SMP kristen 2. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016). Pernyataan ini juga didukung oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan: Sekolah juga puji Tuhan memiliki dua sekolah dasar yaitu SD Kristen 3 dan 4 yang sebagian besar lulusannya masuk ke SMP Kristen 2 tiap tahunnya. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut dan didukung dari observasi yang dilakukan terhadap keberadaan kedua SD tersebut serta dari studi dokumen yang dilakukan terhadap data peserta didik SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga ditemukan bahwa potensi yang penting yang dimiliki oleh SMP Kristen 2 Eben Haezer saat ini adalah dua sekolah dasar yaitu SD Kristen 3 dan SD Kristen 4 yang merupakan penyumbang murid terbesar bagi sekolah tiap tahunnya. Selanjutnya dalam wawancara dengan kepala sekolah, bidang kurikulum, bidang sarana prasarana, guru BK dan bendahara sekolah 89

22 ditemukan permasalahan yang cukup signifikan yaitu belum adanya rencana strategis sekolah sebagai patokan dalam menyusun program tahunan sekolah untuk mencapai visi, misi serta tujuan sekolah. Hal ini menjadi sumber masalah belum berjalannya pengelolaan dan kegiatan sekolah dengan maksimal. Permasalahan mengenai belum adanya rencana strategis sekolah terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa: Sekolah memang belum memiliki rencana strategis untuk saat ini dan masih dalam proses penggodokan karena butuh melibatkan banyak data pendukung. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016). Hal ini juga didukung oleh wakil bidang kurikulum bahwa: Untuk rencana strategis sekolah yang empat tahunan itu setahu saya masih dalam proses penyusunan dan yang dijalankan selama ini masih berupa program tahunan sekolah yang mengacu pada program tahunan sebelumnya. Tetapi idealnya harus ada untuk menjadi acuan tiap tahunnya agar visi misi sekolah dapat tercapai. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016). Senada dengan itu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan juga mempertegas hal tersebut dengan mengungkapkan bahwa: Selama ini saya belum melihat rencana strategis empat tahunan sekolah, namun kita lagi mencoba untuk 90

23 menggarap itu. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016). Hal tersebut juga didukung oleh bendahara sekolah dengan mengunkapkan bahwa: Sekolah saat ini memiliki acuan program yang disebut RKAS atau Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah yang merupakan turunan dari RKT atau Rencana Kerja Tahunan. Untuk acuan RKT tersebut sepengetahuan saya harusnya dari RKJMS atau Rencana Kerja Jangka Menengah Sekolah. Namun selama ini yang terlihat di sekolah adalah hanya rencana kerja tahunan saja sedangkan untuk rencana kerja menengah empat atau lima tahun itu belum ada. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016). Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa rencana strategis sekolah atau yang identik dengan rencana jangka menengah sekolah belum ada. Dari studi dokumen yang dilakukan terkait rencana kegiatan sekolah ditemukan bahwa selama ini sekolah masih berpatokan pada rencana kerja tahunan yang diperbaharui setiap tahunnya. Sekolah belum memiliki rencana strategis yang menjadi acuan dalam pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah untuk kurun waktu tertentu sehingga hal ini memberikan beberapa dampak permasalahan yang ditemukan dilapangan yaitu: Pertama, jumlah tenaga pengajar di sekolah masih terbatas dan perlu adanya penambahan SDM. 91

24 Hal ini diungkapkan oleh wakil bidang kurikulum bahwa: Tenaga SDM sekolah masih sangat kurang, guru-guru banyak merangkap mengajar seperti guru IPA merangkap mengahar prakarya, guru bahasa inggris mengajar bahasa jawa dan rata-rata jumlah jam perminggunya lebih dari 25 jam. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016). Pernyataan tersebut juga didukung oleh wakil bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa: Permasalahan yang ada di sekolah saat ini adalah jumlah SDM kita masih sangat terbatas mengingat kegiatan-kegiatan sekolah sangat banyak. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016). Selanjutnya hal ini dipertegas oleh kepala sekolah dengan mengungkapkan bahwa: Dari jumlah SDM juga kita memang terbatas. Terlihat saat pelajaran ekstrakurikuler dimana terdapat sangat banyak siswa yang berminat pada ekskul tertentu. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut yang didukung dengan studi dokumen yang dilakukan terhadap data jadwal mengajar guru-guru di sekolah, ditemukan bahwa sekitar tujuh guru diantaranya guru IPA dan guru bahasa Inggris merangkap mengajar di luar dari bidang pengajaran mereka. Selain itu, observasi yang dilakukan terhadap kegiatan ekstrakurikuler seperti basket memang memiliki satu tenaga pengajar dari luar yang menghandle kurang lebih 55 siswa (putra 92

25 dan putri). Ektrakurikuler band pun terkendala dalam keterbatasan alat dimana jumlah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut sekitar 22 siswa. Kedua, belum adanya laboran sekolah. Hal ini disampaikan oleh wakil bidang kurikulum bahwa: Sekolah saat ini tidak memiliki laboran yang mengurusi Lab sehingga guru seringkali kelabakan saat akan mengadakan eksperimen dengan siswa karena harus mempersiapkan alat dan bahan sendiri, mencuci alat, merapikan dsb. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut dan didukung dari observasi dan studi dokumen terhadap data tenaga pendidik dan kependidikan ditemukan bahwa laboran sekolah memang belum ada dan selama ini kegiatan praktikum di handle oleh guru mata pelajaran masing-masing Ketiga, upah karyawan masih minim. Hal ini disampaikan oleh guru BK dalam hasil wawancara yang mengungkapkan bahwa: Hal lain yang sering menjadi perbincangan di sekolah adalah sangat minimnya gaji yang diberikan yayasan kepada pegawainya dibandingkan dengan sekolahsekolah lain. (Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016). Hal serupa juga disampaikan oleh wakil bidang kurikulum yang mengungkapkan bahwa: Di sekolah ini guru-gurunya kebanyakan double job dalam artian ada yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran sehingga butuh persiapan yang lebih 93

26 sedangkan gaji yang diberikan oleh yayasan masih sangat kurang. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016). Pernyataan ini juga dipertegas oleh bendahara sekolah yang mengungkapkan bahwa: Gaji karyawan di sekolah ini masih di bawah UMR Salatiga. Hal ini sudah sering dibicarakan dengan yayasan namun belum mendapat jawaban. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016). Hal senada juga didukung oleh bidang sarana dan prasarana sekolah yang mengungkapkan bahwa: Permasalahan lain yang memang masih sering diusulkan ke pihak yayasan adalah gaji yang diberikan masih sangat kurang sehingga kadang masih sering menjadi pembicaraan di dalam rapat sekolah. (Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016). Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen terhadap slip gaji salah seorang guru di sekolah yang sudah mengajar lebih dari 10 tahun ditemukan bahwa gaji guru masih sangat minim dan belum mencapai standar UMR Salatiga. Keempat, image sekolah mahal di mata masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh wakil bidang kesiswaan bahwa: Uang SPP siswa di sekolah ini tergolong tinggi yaitu sekitar 400an ribu per bulannya sehingga membuat orang tua siswa khususnya yang memiliki anak yang bukan berasal dari sekolah YPE kurang antusias untuk menyekolahkan ke tempat ini. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016). 94

27 Hal tersebut juga didukung oleh bendahara sekolah yang mengungkapkan bahwa: Image sekolah mahal di mata masyarakat dimana SPP sekolah tiap bulannya itu berkisar Rp s/d Rp (tergantung bulan masuknya) dan UPP sekolah Rp (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut dan didukung dari studi dokumen terhadap biaya sekolah dan RKAS tahun 2016/2017 ditemukan bahwa biaya sekolah di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga memang berkisar antara Rp Rp tergantung pada waktu kapan calon siswa baru mendaftar. Semakin cepat calon siswa tersebut mendaftar maka biaya SPP sekolah pun lebih ringan. Kelima, perpustakaan sekolah yang belum memadai. Hal ini diungkapakan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan: Buku-buku di Library juga masih sangat kurang menunjang karena berisi kebanyakan buku paket, sedangkan buku fiksi, non fiksi dan buku referensi masih sangat minim. Kondisi ruangan di library juga masih pengap dan panas. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016). Senada dengan itu bendahara sekolah juga sependapat dengan mengungkapkan: Yang masih kurang di sekolah ini adalah perpustakaannya. Dari segi buku, tata ruang dan akses masih kurang. Buku-buku kebanyakan buku paket sedangkan buku referensi masih sangat kurang. 95

28 Buku-bukunya banyak yang sudah tua sehingga perlu ada penambahan buku fiksi, non fiksi dan referensi. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016). Hal ini juga dipertegas oleh kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa: Saat ini sekolah masih menggarap perbaikan sarana dan prasarana perpustakaan dan elengkapan penyediaan referensi buku-bukunya. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut serta didukung dari observasi terhadap perpustakaan SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, ditemukan bahwa ruang perpustakaan memang masih belum kondusif, bukubuku yang tersedia pun kebanyakan buku paket pelajaran dan juga masih terdapat buku-buku cerita yang sudah sangat lama. Keenam, keterbatasan biaya anggaran sekolah yaitu kenaikan maksimal 10% dari total anggaran di tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan dari hasil wawancara dengan wakil bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa: Dana yang diperbolehkan untuk sekolah sangat terbatas tiap tahunnya yaitu hanya diperbolehkan naik 10% dari biaya tahun lalu sedangkan kadang kegiatan yang dirancang lebih dari dana yang diberikan. (Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016). 96

29 Bendahara sekolah juga sependapat dengan hal ini dengan mengungkapkan: Permasalahan yang terjadi sekarang adalah standar pengeluaran dana dari yayasan yang sangat rendah. Sekolah kurang bisa leluasa melakukan kegiatankegiatan tambahan karena dana yang diperbolehkan oleh yayasan hanya boleh 7% - 10% dari total anggaran di tahun sebelumnya. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen yang dilakukan terhadap RKAS sekolah pada tahun 2014/2015 dan 2016/2017 ditemukan bahwa adanya keterbatasan anggaran yang sudah menjadi kebijakan dari yayasan yaitu sekolah hanya diperbolehkan menaikkan anggaran setiap tahunnya berkisar antara 10% hingga15% dari total anggaran tahun lalu. Ketujuh, penurunan pencapaian nilai UN tahun Permasalahan ini terlihat dari ungkapan wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa: Rata-rata nilai Ujian Nasional yang diperoleh selama ini cukup memuaskan. Tetapi tahun ini sekolah mengalami penurunan pencapaian nilai rata-rata UN dimana sekolah turun posisi ke enam dari seluruh SMP di Salatiga. (Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016 Hal tersebut juga disampaikan oleh kepala sekolah yang mengungkapkan: Pencapaian nilai UN tahun ini mengalami penurunan, sekolah berada di posisi ke enam untuk seluruh SMP di salatiga. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016). 97

30 Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen terhadap hasil Ujian Nasional siswa ditemukan bahwa SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga memang mengalami penurunan pencapaian nilai UN dimana pada tahun 2015 sekolah mampu meraih peringkat ke dua sekota salatiga untuk SMP/MTS, kini turun ke peringkat ke enam pada tahun Dari data yang telah dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang muncul terkait belum adanya rencana strategis sebagai acuan dalam merancang program sekolah tiap tahunnya menimbulkan beberapa permasalahan di lapangan yaitu: (1) jumlah tenaga pengajar di sekolah masih terbatas, (2) belum adanya laboran sekolah, (3) Gaji karyawan yang minim, (4) image sekolah yang mahal, (5) perpustakaan sekolah yang belum memadai, (6) keterbatasan biaya anggaran sekolah dan (7) penurunan pencapaian nilai UN tahun Setelah identifikasi potensi dan masalah dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data. 98

31 4.2.2 Pengumpulan Data Tahapan pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi yang lebih dalam dan mendapatkan data yang lebih akurat terkait permasalahan yang ada. Permasalahan sekolah yang ditemukan pada tahapan pertama akan ditinjau ke dalam tujuh aspek sumber daya dan kapabilitas sekolah yang diharapkan beberapa permasalahan tersebut dapat dipecahkan melalui penyusunan rencana strategis berbasis modal sumber daya sekolah (RBV). Ke tujuh aspek sumber daya ini meliputi (1) sumber daya finansial, (2) sumber daya fisik, (3) sumber daya manusia, (4) sumber daya organisasional, (5) sumber daya teknologi, (6) sumber daya inovasi dan kreativitas dan (7) reputasi sekolah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan, bidang sarana dan prasarana dan bendahara sekolah. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data-data mengenai tujuh aspek sumber daya dan kapabilitas sekolah. Selanjutnya dilakukan juga wawancara dengan 99

32 beberapa kepala sekolah kompetitor SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga yaitu SMP Kristen Laboratiorium Satya Wacana dan SMP Anak Terang (Bethany school). Wawancara terhadap kompetitor SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga ini dilakukan untuk mendapatkan data dalam menunjang analisis yang dilakukan terhadap sumber daya dan kapabilitas SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga. Selanjutnya observasi dan studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap untuk menunjang hasil wawancara. Berikut dipaparkan mengenai sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga. a. Sumber Daya Finansial Dari hasil wawancara mengenai sumber daya finansial sekolah diperoleh data bahwa dana operasional sekolah berasal dari dana BOS dan dana Yayasan. Dana BOS ini terdiri dari dua yaitu dari APBN dan APBD kota. Selain itu terdapat juga dana OSIS dan dana sumbangan kasih dari sekolahsekolah yang datang promosi ke SMP Kristen 2. Dana ini merupakan dana kas sekolah yang khusus digunakan untuk membantu penyelenggaraan kegiatan operasional kegiatan siswa di sekolah. 100

33 Anggaran sekolah setiap tahunnya didasarkan pada RKAS yang disusun pada akhir semester dua untuk diajukan kepada Yayasan. Selama ini sekolah tidak pernah kekurangan dana atau melakukan peminjaman dana ke pihak ketiga karena seluruh kegiatan sekolah selama satu tahun selalu dapat terlaksana dengan adanya bantuan dana BOS dan dana Yayasan. Hal ini disampaikan oleh bendahara sekolah dalam hasil wawancara bahwa: Sekolah tidak pernah melakukan peminjaman uang ke pihak ketiga. Selama ini event yang dilakukan sekolah mengacu ke RKAS sekolah. Dana operasional sekolah berasal dari dana BOS dari pemerintah dan dana Yayasan. Selain itu ada juga dana OSIS yang diperoleh dari uang persembahan ibadah mingguan siswa dan persembahan tali kasih dari sekolah-sekolah menengah atas yang datang promosi ke sekolah. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016). Pernyataan tersebut juga didukung oleh kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa: Selama saya di sini sejak tahun 2006, sekolah belum pernah meminjam dana ke pihak ketiga untuk melaksanakan operasional sekolah. Sumber dana sekolah berasal dari dana BOS pemerintah dan dan Yayasan dan selama ini dana BOS itu selalu lancar. Sekolah juga tidak pernah mengalami minus anggaran dan semua kegiatan sekolah berjalan sesuai dengan RKAS dalam satu tahun. (Sumber: wawancara kepala sekolah sekolah pada 17 Oktober 2016). Selanjutnya dari studi dokumentasi yang dilakukan terhadap rencana kegiatan anggaran sekolah (RKAS) tahun 2016/217, ditemukan bahwa 101

34 besaran dana BOS APBN yang diterima oleh sekolah per tahunnya adalah Rp dan BOS APBD kota sebesar Rp Sedangkan dana yayasan yang diterima oleh sekolah sebesar Rp dimana dana ini termasuk dana operasional sekolah dan gaji karyawan selama satu tahun. Peran orang tua juga sangat dirasakan oleh sekolah khususnya dalam membantu kegiatan sekolah. Tahun lalu orang tua melalui wadah POSG (Paguyuban orang tua siswa dan guru) berinisiatif membantu mengadakan kegiatan wacana warsa yaitu penamatan siswa kelas sembilan yang diselenggarakan di sebuah hotel di salatiga. Hal ini diungkapkan oleh bendahara sekolah bahwa: Peran orang tua sangat besar bagi sekolah, tahun kemarin dana kegiatan wacana warsa sekolah yang diadakan di hotel sebagian besar dari POSG karena dana yayasan terbatas. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016). Hal senada juga didukung dari pernyataan kepala sekolah bahwa: Kadang kegiatan sekolah itu dibantu oleh orang tua siswa lewat POSG. Contohnya tahun kemarin saat wacana warsa yaitu penamatan siswa kelas IX. Sekolah merencanakan kegiatan tersebut dilakukan di internal sekolah saja sesuai dengan dana yang sudah dianggarkan oleh yayasan. Namun orang tua berinisiatif untuk menanggung kekurangan dana yang ada agar acara terebut dapat diadakan di hotel. 102

35 (Sumber: wawancara kepala sekolah sekolah pada 17 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen mengenai laporan kegiatan wacana warsa sekolah tahun 2015/206 ditemukan bahwa memang peran orang tua dalam membantu sekolah khususnya dalam bentuk dana dan fasilitas untuk mendukung kegiatan sekolah agar menjadi lebih optimal sangat besar dan hal ini merupakan keuntungan bagi sekolah karena memiliki komunitas orang tua siswa yang sangat partisipatif. Permasalahan yang cukup signifikan juga dirasakan oleh pihak sekolah terkait pendanaan sekolah tiap tahunnya yaitu adanya pembatasan anggaran oleh pihak Yayasan. Rencana anggaran yang disusun oleh sekolah tiap tahunnya hanya diperbolehkan mengalami kenaikan maksimal 10% dari total anggaran kegiatan sekolah di tahun sebelumnya sehingga hal ini membuat sekolah agak kesulitan dalam merancang program-program baru untuk sekolah. Hal ini terlihat dari wawancara dengan bendahara sekolah yang mengungkapkan bahwa: Anggaran sekolah tiap tahunnya itu dibatasi oleh yayasan yaitu hanya diperbolehkan naik 10% dari anggaran tahun sebelumnya sehingga sekolah kurang bisa leluasa melakukan kegiatan-kegiatan tambahan 103

36 karena dana yang diperbolehkan oleh yayasan hanya boleh 7% - 10% dari total anggaran di tahun sebelumnya. (Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016). Hal tersebut juga didukung dari wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan: Semua dana baik SPP maupun UPP siswa itu semua terpusat ke Yayasan. Sekolah selama satu tahun akan membuat rencana kegiatan dan anggaran yang dituangkan ke dalam RKAS lalu anggaran yang telah selesai di rancang akan diajukan ke yayasan. Namun dana yang diajukan ini sudah di batasi oleh yayasan yaitu kenaikan 10% dari anggaran tahun lalu. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen terhadap RKAS sekolah pada tahun 2015/2016 dan tahun 2016/2017 ditemukan bahwa sekolah memang mengalami keterbatasan dalam menaikkan anggaran sekolah tiap tahunnya yang disebabkan kebijakan dari Yayasan sehingga hal ini membuat sekolah kesulitan dalam membuat program-program baru ataupun kegiatan yang membutuhkan dana yang cukup besar untuk tahun berikutnya. b. Sumber Daya Fisik Data yang diperoleh dari hasil wawancara yang telah dilakukan terkait sumber daya fisik sekolah yaitu sekolah telah memiliki sarana dan prasarana yang telah memenuhi standar pelayanan 104

37 minimal sekolah. SMP Kristen 2 Eben Haezer telah memilki WIFI sekolah serta LCD di tiap ruang kelas untuk menunjang proses pembelajaran agar lebih optimal. Selain itu sekolah juga telah memasang CCTV di tiap ruang kelas dan halaman sekolah untuk memudahkan pemantauan kegiatan yang terjadi di sekolah dan microphone di tiap ruangan untuk memudahkan koordinasi. Fasilitas lain berupa lapangan basket yang multifungsi, perpustakaan, laboratorium dan ruang multimedia juga telah disediakan oleh sekolah untuk memfasilitasi para siswa dalam belajar. Saat ini juga sekolah sedang membangun Gedung Olah Raga (GOR) yang diharapkan dapat beroperasi secepatnya. Namun perlu adanya perawatan secara berkala terkait sarana yang ada di sekolah untuk menjaga agar barang-barang tersebut tetap optimal untuk digunakan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan bidang sarana dan prasarana yang mengungkapkan: Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah saat ini ada lapangan yang dapat digunakan untuk bermain basket atau futsal, LCD ditiap kelas, mircophone di tiap ruangan, CCTV di 14 tempat termasuk di masingmasing kelas, ada juga laboratorium, ruang multimedia, dan perpustakaan. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 4 Oktober 2016). 105

38 Hal senada juga disampaikan oleh kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa: Sarana dan prasaran sekolah sudah menunjang dan sudah memenuhi standar pelayanan minimal dari pemerintah. Guru-guru juga sudah difasilitasi dengan LCD ditiap ruangan, WIFI sekolah, Laboratorium dan sebagainya. GOR masih dalam proses penyelesaian sehingga diharapkan ketiga GOR ini selesai, kegiatan anak-anak khususnya dalam bidang olahraga dapat lebih optimal. Namun yang menjadi permasalahan adalah perlu adanya perbaikan untuk beberapa LCD di ruang kelas dan penambahan kuota WIFI karena cenderung lambat untuk mengakses internet. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut terlihat bahwa sekolah sudah memfasilitasi guru-guru dan peserta didik dengan baik. Sarana dan prasarana untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar sudah disediakan oleh sekolah. Hal ini juga didukung dari observasi yang dilakukan terhadap sarana dan prasarana sekolah serta studi dokumentasi terhadap inventarisasi sarana dan prasarana sekolah ditemukan bahwa sekolah memang sudah dilengkapi dengan fasilitas lapangan basket, lapangan volley, media pembelajaran (LCD projector di setiap kelas), laboratorium komputer berbasis internet (dilengkapi AC), laboratorium bahasa berbasis IT (dilengkapi AC), ruang multimedia (dilengkapi AC), perpustakaan, laboratorium IPA, ruang musik, kafetaria, ruang konseling, CCTV di setiap ruang kelas dan beberapa 106

39 titik area sekolah dan hot spot (WIFI) dalam mengoptimalkan proses kegiatan belajar dan mengajar di kelas. Namun, diperlukan adanya perawatan dan pengecekan secara berkala terhadap sarana dan prasarana sekolah sehingga kualitas pengajaran di kelas yang berbasis IT dapat terus dipertahankan. c. Sumber Daya Manusia Dari hasil wawancara mengenai sumber daya sekolah diperoleh data bahwa tenaga pengajar di sekolah sudah bergelar sarjana bahkan ada tiga guru yang sudah bergelar master. Selain itu guru-guru juga telah mengajar sesuai dengan bidang yang diampuh namun rata-rata guru di sekolah masih merangkap mengajar mata pelajaran yang lain. Hal ini terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa: Syarat minimal untuk tenaga pengajar sudah terpenuhi. Guru-guru sudah bergelar sarjana dan ada tiga guru yang sudah bergelar master. Guru-guru di sekolah 95% berasal dari lulusan UKSW dan sudah mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016). Wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga sependapat dengan pernyataan tersebut dengan mengungkapkan: 107

40 Guru-guru di sekolah sudah memenuhi kualifikasi semua bahkan sudah ada guru yang sudah S2. Guruguru juga sudah mengajar sesuai bidangnya masingmasing namun tetap ada tambahan tanggungjawab yang diberikan di luar bidang yang diampuh. Salah satu contohnya guru bahasa inggris merangkap mengajar bahasa jawa. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016). Hal demikian juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana sekolah bahwa: Tingkat pendidikan guru-guru di sini sudah sarjana semua dan sudah ada guru yang S2. Guru-guru juga sudah mengajar sesuai bidangnya namun tetap memiliki tambahan mengajar mata pelajaran di luar bidangnya seperti contohnya guru IPA tetapi juga mengajar prakarya. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut dan didukung dengan studi dokumen yang dilakukan terhadap data tenaga pendidik dan kependidikan serta data mengenai beban mengajar guru SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga ditemukan bahwa terdapat 14 guru tetap YPE, 4 guru tidak tetap, 3 guru PNS diperbantukan. Dari data tersebut juga ditemukan bahwa terdapat 3 guru yang sudah bergelas S2 dan 18 guru lainnya telah bergelar S1. Selanjutnya ditemukan juga terdapat sekitar 7 guru yang mengajar dua mata pelajaran di luar dari bidang keahliannya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa guru-guru di SMP Kristen 2 Eben Haezer 108

41 Salatiga sudah berkualifikasi Sarjana dan Master. Namun yang menjadi permasalahan adalah guruguru tersebut juga dituntut untuk dapat mengajar mata pelajaran yang lain di luar dari bidang keahlian mereka. Hubungan antar SDM di sekolah pun baik dan harmonis, serta tingkat adaptasi, loyalitas dan komitmen pegawai cukup tinggi. Hal ini terlihat dari dari pernyataan kepala sekolah bahwa: Hubungan antar karyawan di sekolah serta tingkat adaptasi guru-guru cukup baik. Minggu kemarin ini kita memiliki tiga kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu live in kelas IX, study tour kelas VIII dan perkemahan kelas VII dan semua dapat berjalan dengan baik. Selama ini sepengetahuan saya tidak ada guru yang mendundurkan diri bahkan rata-rata mereka pensiun di tempat ini. (Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016). Hal tersebut juga didukung oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan: Loyalitas dan komitmen guru-guru sangat tinggi dan tidak pernah hitung-hitungan. Guru-guru di tempat ini tanpa dibayar pun rela memberikan tambahan mata pelajaran di rumah bagi siswa-siswa yang membutuhkan. (Sumber: wawancara wakasek kurikulum sekolah pada 3 Oktober 2016). Hal demikian juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana sekolah bahwa: Tidak ada gap antar karyawan dan guru. Contohnya tiap ada kegiatan, karyawan juga selalu dilibatkan seperti diikutsertakan dalam kegiatan live in, perkemahan, study tour dan lain sebagainya. Sejauh ini 109

42 setiap kebijakan bisa dijalankan dengan baik di sekolah. Tingkat komitmen dan loyalitas pegawa juga di sekolah ini tinggi dan sejauh ini belum ada pegawai yang saya lihat mengundurkan diri. (Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016). Dari wawancara tersebut serta didukung dari observasi pada kegiatan sekolah yaitu perayaan Dies Natalis Sekolah melalui kegiatan Bazaar dan observasi terhadap kegiatan pelajaran tambahan pada pukul pagi ditemukan bahwa hubungan antar pegawai di sekolah terjalin dengan baik dalam menjalankan kegiatan tersebut, komitmen guru-guru juga tinggi dimana guru-guru datang tepat waktu ke sekolah. Selain itu, dari studi dokumen yang dilakukan terhadap data pendidik dan kependidikan, ditemukan bahwa loyalitas karyawan di SMP Kristen 2 Eben Haezer cukup tinggi mengingat tidak ada karyawan yang mengundurkan diri bahkan ditemukan 2 guru yang setia melayani di sekolah hingga pensiun. Pengembangan SDM sekolah dilakukan melalui pelatihan in house training rutin yang diadakan tiap tahun pada akhir semester satu di bulan desember dengan mengundang para pakar pendidikan dari LPMP semarang, Universitas Negeri Semarang dan dari Dinas pendidikan kota Salatiga. 110

Lampiran 1. Hasil Wawancara I Guru BK Tanggal Wawancara: 21 September 2016 Sumber Wawancara: Guru BK

Lampiran 1. Hasil Wawancara I Guru BK Tanggal Wawancara: 21 September 2016 Sumber Wawancara: Guru BK Lampiran 1. Hasil Wawancara I Guru BK Tanggal Wawancara: 21 September 2016 Sumber Wawancara: Guru BK Indikator Butir-butir pertanyaan Jawaban/Pernyataan Kondisi Persaingan Sekolah Apakah sekolah memiliki

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Lampiran 1 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN STATUS SEKOLAH POTENSIAL MENJADI SEKOLAH STANDAR NASIONAL PADA SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah proses atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA 1. Responden : Kepala Sekolah/Guru 2. Hari/tgl/waktu :.. 3. Tempat : Pertanyaan: 1. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir SMP Negeri 9 memiliki prestasi yang membanggakan. Langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Sekolah Keberadaan SMP N 2 Ngaglik Sleman sejak tahun 1967 yang sebelumnya merupakan Filial SMP N 1 Ngaglik Sleman. SMP N 2 Ngaglik Sleman dikenal luas

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Data Perusahaan Westin School adalah sekolah yang mengajarkan siswa dari Kelompok Bermain sampai Sekolah Menengah Atas pelajaran dengan kurikulum pemerintah dan Singapura.Sekolah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka 20 BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG 2.1. Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka kota Tangerang berbenah terutama dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 1. WAKASEK URUSAN KURIKULUM A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler dan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH NAMA SEKOLAH : SMA N 1 KASIHAN NAMA MHS : Nurul Ratriasih ALAMAT SEKOLAH : Jalan C. Simanjuntak 60, Yogyakarta 55223 NOMOR MHS : 10314244030 FAK/JUR/PRODI : FMIPA/Pendidikan Kimia No Aspek yang diamati

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK

FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK NPma. 1 untukmahasiswa NAMA MAHASISWA : Agus Purnomo PUKUL : 09.30-11.00 NO. MAHASISWA :11520244027 TEMPAT

Lebih terperinci

Kampanye Calon Ketua OSIS SMP Tarakanita 2 Jakarta Periode

Kampanye Calon Ketua OSIS SMP Tarakanita 2 Jakarta Periode Kampanye Calon Ketua OSIS SMP Tarakanita 2 Jakarta Periode 2016-2017 [Tim Kehumasan, SMP TARAKANITA 2 JAKARTA] - Berita Umum Layaknya sebuah proses demokrasi di negeri ini, demikian pun yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini.

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini. BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya Kristus adalah Kepala Jemaat, Tuhan adalah Gembala Yang Agung. Untuk menanggapi Amanat Agung Gerejawi, jemaat

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk pembentukan diri dan penentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan a. Letak geografis SMAN 1 Rejotangan terletak di Desa Buntaran Kecamatan Rejotangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pengelolaan Sistem Reward di SMP Gema 45 Surabaya. yang dihasilkan dari penelitian ini akan disesuaikan dengan teori-teori yang

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pengelolaan Sistem Reward di SMP Gema 45 Surabaya. yang dihasilkan dari penelitian ini akan disesuaikan dengan teori-teori yang 95 BAB IV PEMBAHASAN A. PENYAJIAN DATA 1. Pengelolaan Sistem Reward di SMP Gema 45 Surabaya Dalam bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan hasil dari pengamatan, wawancara dan data yang diperoleh dilapangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas sember daya manusia. Universitas Negeri Yogyakarta sebagai bagian dari komponen

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK SLEMAN berada dilokasi yang cukup strategis. Selain berada di pusat kota, SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK

A. Analisis Situasi SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK SLEMAN berada dilokasi yang cukup strategis. Selain berada di pusat kota, SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan lembaga yang paling penting dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, handal dan memiliki moralitas yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi SMP Negeri 5 Sleman terletak di Karangasem, Pandowoharjo, Sleman, yang merupakan suatu sekolah menengah pertama di bawah naungan Dinas

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah YUPPENTEK adalah kepanjangan dari Yayasan Usaha Peningkatan Pendidikan Teknologi berdiri tangal 16 Januari 1968. Pada awalnya berdiri adalah untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya berdiri tahun 1978. Selama 35 tahun telah melakukan pengembangan dan pembaruan di berbagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan 2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Pandaan SMA Negeri 1 Pandaan berdiri pada tahun 1974 dengan nama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan).

Lebih terperinci

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) LATAR BELAKANG PROGRAM SBI 1. Pada tahun 90-an, banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh suatu yayasan dengan menggunakan identitas internasional tetapi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan pendidikan pengelolaan kurikulum 2013 1. Pengambilan Keputusan Dalam Perumusan Visi-Misi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SMA Kemala bhayangkari 1 Surabaya berdiri tahun 1978. Selama 35 tahun telah melakukan pengembangan dan pembaruan di berbagai

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP

OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP I. SISTEM OLIMPIADE A. LATAR BELAKANG Salah satu arah kebijakan program pembangunan pendidikan nasional dalam bidang pendidikan salah satunya adalah mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PARTISIPATIF DI LINGKUP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MESUJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten BAB I PENDAHULUAN Mata Kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. PPL diharapkan dapat

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran : 2014 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2014 Realisasi

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN 2015 2016 OLEH: KEPALA SEKOLAH SMPN 05 BATU DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 05 BATU (STATE JUNIOR HIGH SCHOOL) Jl. Lapangan Lemah

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH SEKOLAH DASAR 2 PADOKAN UPT - PPD KECAMATAN KASIHAN TAHUN

PROFIL SEKOLAH SEKOLAH DASAR 2 PADOKAN UPT - PPD KECAMATAN KASIHAN TAHUN PROFIL SEKOLAH SEKOLAH DASAR 2 PADOKAN UPT - PPD KECAMATAN KASIHAN TAHUN 2016-2017 Alamat : Jl. Madukismo Padokan Tirtonirmolo Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta 55181Telp.0274-382302 E-Mail sd2padokan@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, persaingan adalah hal yang wajar. Munculnya persaingan itu adalah untuk mendapatkan peserta didik (siswa) sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Profil Sekolah SD Negeri Serangan 1 terletak di Jalan Melayu No.03 Desa Serangan Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah. Wilayah SD Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan antar sekolah menengah tingkat pertama tidak dapat dihindarkan. Tiap sekolah memiliki strategi sendiri untuk bersaing, hal tersebut sudah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagai negara yang baru merdeka pada tanggal 20 mei 2002, Timor Leste membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama bidang pendidikan. Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi 1. Profil SMP Negeri 1 Jetis

A. Analisis Situasi 1. Profil SMP Negeri 1 Jetis BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, maka tanggung jawab mahasiswa dalam pendidikan adalah melaksanakan tugas-tugas yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BBM KOMPETENSI MANAJERIAL

BBM KOMPETENSI MANAJERIAL LEMBAR KERJA BBM KOMPETENSI MANAJERIAL KELOMPOK KERJA KEPALA SEKOLAH TUGAS INDIVIDU Nama Unit Kerja Kabupaten :.. :.. : 0 A. Manajemen Kompetensi Kepala Sekolah 1. Manajemen 11. Manajemen 2. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II PROFIL YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN. YAYASAN PENDIDIKAN MULIA Medan didirikan oleh Badan Pendiri

BAB II PROFIL YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN. YAYASAN PENDIDIKAN MULIA Medan didirikan oleh Badan Pendiri BAB II PROFIL YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN A. Sejarah Singkat YAYASAN PENDIDIKAN MULIA Medan didirikan oleh Badan Pendiri Yayasan yaitu : Drs. H. Achmad Effendi Siregar (merupakan Ketua di badan pengurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menyadari pentingnya proses

Lebih terperinci

a. Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi penduduk usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya;

a. Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi penduduk usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya; PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA/SMK DAN SLB NEGERI JALUR PRESTASI, MITRA WARGA, BIDIK MISI DAN INKLUSIF (OFFLINE /MANUAL ) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH KABUPATEN

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2017 27 Januari 2017 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. L1 LAMPIRAN Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. Wawancara ini diikuti oleh kepala sekolah serta kelompok

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI 90 JAKARTA Sejarah berdirinya SMA Negeri 90 Jakarta

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI 90 JAKARTA Sejarah berdirinya SMA Negeri 90 Jakarta BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI 90 JAKARTA 2.1. Sejarah berdirinya SMA Negeri 90 Jakarta SMA 90 Jakarta berdiri sejak 1986 dengan sebutan SMA Pesanggrahan. Sekolah ini berlokasi di Jl. Sabar Petukangan Selatan,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis situasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPL untuk memperoleh data mengenai kondisi baik fisik maupun non fisik yang ada di SMP Negeri 1 Prambanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Sekolah Dasar Kristen 03 Eben Haezer Salatiga dan Sekolah Dasar Negeri 01 Salatiga disimpulkan memiliki berbagai upaya untuk meningkatkan lima karakteristik sekolah bermutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pendidikan, seni dan teknologi yang sangat pesat, hal ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan intrakulikuler

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005, pendidikan nasional memiliki mutu yang baik apabila para guru telah mendapatkan sertifikasi, dilakukannya evaluasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi seseorang untuk dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi diri dan dapat

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Analisis kondisi fisik sekolah SMP Negeri 2 Gamping di bagian barat kota Yogyakarta, tepatnya di Trihanggo, Gamping, Sleman. Sekolah ini merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi dan terarah dengan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi dan terarah dengan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang menampung peserta didik dan membina agar mereka memiliki kemampuan kecerdasan dan keterampilan dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 3 Pakem SMP Negeri 3 Pakem merupakan sekolah yang terletak di dusun Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah

Lebih terperinci

Menjadi Sekolah Berprestasi, Berkarakter, Religius, dan Berwawasan Lingkungan. Humas78

Menjadi Sekolah Berprestasi, Berkarakter, Religius, dan Berwawasan Lingkungan. Humas78 Berdiri sejak tahun 1975, semula adalah SMPP-35 menjadi SMA Negeri 78 sejak tahun 1984. Pada tahun 2002 SMA negeri 78 membuka layanan Akselerasi Pada Tahun 2005 ditetapkan sebagai Sekolah Nasional Plus/Internasional,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KONTRIBUSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA SEKOLAH SMP DI KOTA SEMARANG TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 26 Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 26 Surabaya BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Yang dimaksud dengan gambaran umum obyek penelitian adalah gambaran yang menerangkan tentang keberadaan situasi dan kondisi atau keadaan dari obyek

Lebih terperinci

CERDAS, TERAMPIL, KREATIF, dan KOMPETITIF untuk MERAIH PRESTASI TERBAIK

CERDAS, TERAMPIL, KREATIF, dan KOMPETITIF untuk MERAIH PRESTASI TERBAIK A. LATAR BELAKANG Peningkatan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran melalui pemerataan mutu sekolah, penilaian proses serta hasil belajar secara bertahap dan berkelanjutan merupakan upaya peningkatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah SMA Muhammadiyah 1 Taman Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Taman adalah Sekolah Menengah Atas Swasta yang bertempat di Jalan Raya Ketegan No 35 Sepanjang

Lebih terperinci

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman. BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Letak Geografis 2. VISI dan MISI Sekolah VISI: MISI:

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Letak Geografis 2. VISI dan MISI Sekolah VISI: MISI: BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sekolah yang menjadi tujuan PPL Universitas Negeri Yogyakarta ini adalah merupakan sekolah menengah kejuruan yang selalu menghasilkan bibitbibit andalan untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci