WALLBANGER Wallbanger haldep.indd 1 11/24/2016 7:58:52 AM

Transkripsi

1

2 WALLBANGER

3 WALLBANGER alice clayton Penerbit PT Elex Media Komputindo

4 Wallbanger by Alice Clayton Originally published in 2012 by Omnific Publishing. Copyright 2013 by Alice Clayton All rights reserved. Wallbanger Alih bahasa: Yunita Chandra Hak Cipta Terjemahan Indonesia Penerbit PT Elex Media Komputindo Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Diterbitkan pertama kali tahun 2014 oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta ISBN: Cetakan pertama : Januari 2014 Cetakan kedua : Maret 2014 Cetakan ketiga : Januari 2017 (Editors Pick) Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan

5 Untuk ibuku, karena membolehkanku mendapatkan kelapa di atas kue ulang tahunku, meskipun tak seorang pun menyukainya. Untuk ayahku, karena membacakanku komik-komik Garfield hingga kami terbahak-bahak sampai menangis. Terima kasih.

6 Wallbanger adalah kisah cinta klasik, dengan momenmomen penuh tawa dan karakter-karakter menggoda sangat layak baca! Jennifer Probst, penulis best seller versi NYT dan USA Today Lucu, romantis, dan begitu mudah dicerna, Wallbanger menghantarkan racikan yang sempurna akan seks, romansa, dan makanan yang dipanggang. Ruthie Knox, penulis best seller About Last Night Alice Clayton kembali beraksi, merayuku dengan daya tarik seksual wanita yang nyata khas dirinya, kecerdasan yang tak ada tandingannya serta komentar pedas yang membuat ketagihan. Membuatku tertawa, merona, dan ingin memuaskan hasrat yang terkungkung di dalam diriku. Brittany Gibbons, brittanyherself.com Caroline Reynolds. Akhirnya ada seorang wanita yang sanggup menangani segala sesuatu menyangkut seorang pria dan KitchenAid Mixer. Dia membuat kita jatuh hati sejak kejadian roti zucchini. Curvy Girl Guide

7 bab satu Ooh. Duk. Aah. Duk. Duk. Apa-apaan ini... Ooh, begitu nikmat! Aku perlahan-lahan tersadar dari tidurku, dan linglung memandangi ruangan sekelilingku yang tampak asing. Kotak-kotak di lantai. Lukisan-lukisan tersandar ke dinding. Kamar baru, di apartemen baruku, aku pun mengingatkan diriku sendiri, sembari menyandarkan kedua tanganku di atas selimut, meresapi kemewahan bahannya. Meski masih setengah tertidur, aku menyadari sentuhanku di selimut. Mmmm. Yeah, Sayang. Lakukan... Ya, seperti itu! Ya ampun...

8 2 alice clayton Aku bangkit untuk duduk, mengucek-ucek mata, lalu menoleh untuk menatap dinding di belakangku, dan mulai mengerti apa yang sudah membuatku ter jaga. Kedua tanganku masih memegangi selimut, dan itu menarik perhatian Clive, kucing kesayanganku. Clive menyodorkan kepalanya ke bawah tanganku, ingin dibelai. Aku membelainya sambil memandang berke li ling dan menyesuaikan diri di tempat baru ini. Aku pindah ke sini lebih cepat di hari itu. Ini sebuah apartemen yang indah: kamar-kamar yang luas, lantai-lantai kayu, pintu-pintu lengkung bahkan tempat ini punya perapian! Aku sama sekali tidak tahu cara menyalakan perapian, tapi itu tidak penting. Aku tak sabar lagi untuk menata benda-benda di atas rak per apian. Sebagai seorang desainer interior, aku punya kebiasaan meletakkan benda-benda nyaris di semua tempat, baik di tempat milikku atau bukan. Hal itu membuat teman-temanku sedikit kesal selama beberapa waktu, karena aku terus-menerus menata ulang benda-benda pajangan mereka. Aku menghabiskan waktu seharian untuk pindah ke sini, dan setelah berendam di bathtub berkaki hingga tubuhku bersih, aku merebahkan diri di tempat tidur dan menikmati derit tempat tinggal baru ini: suara lalu lintas di luar, musik yang lembut, bunyi klik-klik saat Clive menjelajahi ruangan. Bunyi klik-klik itu karena kuku-kuku si kucing, kau tahu, kan... Rumah baruku, aku memikirkannya dengan puas saat mulai terhanyut lagi ke dalam tidurku, sampai aku sangat kaget hingga terbangun di coba kita lihat... pukul dua lebih tiga puluh tujuh menit dini hari.

9 WA L L B A N G E R 3 Aku mendapati diriku dengan linglung menatap langit-langit kamar, mencoba kembali ke keadaan tenang, tetapi aku kembali kaget saat kepala tempat tidurku bergerak atau mungkin lebih tepat jika disebut terben tur ke dinding. Yang benar saja! Kemudian aku mendengar, sangat samar: Oh, Simon, nikmat sekali! Mmm... Aw, sial. Sambil mengerjap, aku kini sudah semakin tersadar dan sedikit terkesima dengan apa yang sekarang sedang terjadi di sebelah ruanganku. Aku menatap Clive, kucing itu balas menatapku, dan jika aku tidak sedang terlalu lelah aku merasa cukup yakin kucing itu sedang mengedipkan mata ke arahku. Kurasa seseorang sedang butuh bercinta sekarang. Aku sudah agak lama tidak melakukannya. Cukup lama. Seks payah yang panas-dan-cepat serta petua langan-seks-semalam yang terburu-buru telah merampas orgas me dari diriku. Sang O sedang berlibur selama enam bulan hingga saat ini. Enam bulan yang sangat lama. Sindrom awal otot-otot kaku dan lemas mengan cam akan muncul saat aku berusaha setengah mati untuk menahannya. Namun O sepertinya sedang beristirahat dengan tetap. Dan yang kumaksud bukanlah Oprah. Aku mengusir semua pikiran dari O-ku yang hilang lalu berbaring menyamping dan bergelung. Kini sepertinya keadaan telah tenang, dan aku mulai kembali terlelap, Clive mendengkur nyaman di sebelahku. Dan mendadak suara terkutuk itu kembali datang.

10 4 alice clayton Ya! Ya! Ooh... ooh! Satu lukisan yang kuletakkan di rak atas tempat tidurku pun jatuh dan menimpa kepalaku dengan bunyi keras. Ini akan memberi pelajaran bagiku untuk hidup di San Fransisco dan memastikan untuk tidak memasang apa pun di bagian atas. Omong-omong soal di atas... Sambil mengusap-usap kepalaku dan mengumpat cukup keras hingga dapat membuat Clive malu andai saja kucing bisa merasa malu aku menoleh ke dinding di belakangku lagi. Kepala tempat tidurku benar-benar membentur dinding itu saat kegaduhan berlanjut di ruang an sebelah. Mmm... ya, Sayang, ya, ya, ya! engah suara keras itu... dan diakhiri dengan desahan penuh kepuasan. Kemudian aku mendengar suara pukulan, sulit diper caya. Seseorang tidak akan bisa salah menangkap bunyi pukulan yang keras, dan seseorang sedang menerima pukulan di kamar sebelah. Ooh, Simon. Ya. Aku ini gadis nakal. Ya, ya! Ini tidak masuk akal... Terdengar lebih banyak pukulan, dan kemudian suara yang pastinya dari seorang pria, mengerang dan mendesah. Aku bangkit, menggeser tempat tidurku menjauh beberapa senti dari dinding, lalu kembali menyelinap ke balik selimut, sembari terus menatap dengan marah ke dinding itu. Aku jatuh tertidur malam itu setelah bersumpah kalau aku akan balas menghantam dinding itu jika mendengar satu lagi bunyi mencicit. Atau erangan. Atau pukulan. Yah, selamat datang di lingkungan baru.