ARTIKEL. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh : SUTARJO NIM.

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id The Implementation of Problem Based Learning (PBL) in Teaching of Social Studies with Kars Museum as the Media to Improve the Understanding History Site of VII IPS Students SMP Negeri 1 Ngadirojo in the Academic Year 2015/2016. ARTIKEL Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : SUTARJO NIM. S PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2016 to user 1

2 digilib.uns.ac.id 2 commit to user

3 digilib.uns.ac.id 3 commit to user

4 digilib.uns.ac.id 4 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA MUSEUM KARS DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN TERHADAP SITUS SEJARAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2015/2016 Sutarjo 1, Sariyatun 2, Leo Agung S 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning dengan media museum kars dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan pemahaman terhadap situs sejarah siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Wonogiri telah selesai dilaksanakan dalam dua siklus. Aktivitas guru dalam pembelajaran IPS dengan penerapan pembelajaran Problem Based Learning dengan media museum kars di kelas VII E SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Wonogiri pada Siklus I dan II mengalami peningkatan, sehingga dicapai hasil akhir pada Siklus II. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan penerapan pembelajaran Problem Based Learning dengan media museum kars di kelas VII E SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Wonogiri pada Siklus I dan II mengalami peningkatan, sehingga dicapai hasil akhir pada Siklus II. Pemahaman terhadap situs sejarah dalam melalui penerapan pembelajaran Problem Based Learning dengan media museum kars di kelas VII E SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Wonogiri pada Siklus I dan II mengalami peningkatan, sehingga dicapai hasil akhir pada Siklus II siswa yang mimiliki pemahaman terhadap situs sejarah tergolong tinggi dan sangat tinggi menjadi sebesar 85,71% sehingga sesuai dengan harapan bahwa pemahaman terhadap situs sejarah siswa yang tergolong tinggi lebih dari 85%. Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah dengan penerapan pembelajaran Problem Based Learning dengan media museum kars di kelas VII E SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Wonogiri pada Siklus I dan II mengalami peningkatan, sehingga dicapai hasil akhir pada Siklus II terdapat 89,29% yang memiliki nilai diatas nilai KKM atau telah tuntas, sehingga besarnya persentase ketuntasan klasikal pada Siklus II ini sudah sesuai dengan harapan yaitu sudah mencapai lebih dari 85%. commit to user Kata Kunci : Problem Based Learning, media museum kars, IPS

5 digilib.uns.ac.id 5 Sutarjo, The Implementation of Problem Based Learning (PBL) in Teaching of Social Studies with Kars Museum as the Media to Improve the Understanding History Site of VII IPS Students SMP Negeri 1 Ngadirojo in the Academic Year 2015/2016. THESIS. First consultant: Prof. Dr. Sariyatun, M.Pd. M.Hum., Second consultant: Dr. Leo Agung S, M.Pd. History Department, School of Education, Graduate Program of Surakarta Sebelas Maret University. ABSTRACT The objectives of this action research is to know (1) The implementation of Problem Based Learning in teaching of Social studies with Kars Museum as the media can improve the students understanding of history site of VII IPS students of SMP Negeri 1 Ngadirojo academic year 2015/2016. (2) The implementation of Problem Based Learning in teaching of Social studies with Kars Museum can improve the students achievement learning of VII IPS students of SMP Negeri 1 Ngadirojo academic year 2015/2016. The methods of this study is Classroom Action Research in two cycles. The subject of this research is the students of VIIE of SMP Negeri 1 Ngadirojo sub-province Wonogiri academic year 2015/2016. Object of the research is teaching learning process that consist of creativity and students activities in teaching learning process, the implementation in history site and the achievement learn of students. The result of this study shows that the implementation of Problem Based Learning in the teaching of Social Studies with Kars Museum as the Media of the students of VIIE class of SMP N 1 Ngadirojo sub-province Wonogiri that held in two cycles (1) result of the study show that the implementation of Problem Based Learning in the teaching of Social Studies with Kars Museum as the media of the students of VIIE class of SMP N 1 Ngadirojo sub-province Wonogiri can improve the students understanding of history site. In cycle I, student which have understanding of history site pertained high and very high is 60,71% then there is an improvement to the history site in cycle II, the students which have understanding of history site pertained high and very high about 85,71% so the students understanding to the history site pertained high more than 85%. (2) There are 10 students that increase on the score of the achievement commit to learning user of the students passing

6 digilib.uns.ac.id 6 grade from the cycle pre that get score as the passing grade or more from the passing grade, in the cycle I increase become 21 students (75,00%), in the cycle II increase become 25 students (89,29%). The average value increase from cycle I 74,64 to 79,64 in cycle II. Keyword : Problem Based Kearning, Kars Museum, Social Studies, understanding of history site, achievement learning. PENDAHULUAN terhadap sesama dan rasa saling Pendidikan Nasional berfungsi memiliki. Mengingat betapa mengembangkan kemampuan dan pentingnya mata pelajaran IPS, membentuk peradaban bangsa yang maka sepatutnyalah kita sebagai bermartabat dalam rangka guru memberikan pembelajaran IPS mencerdaskan kehidupan bangsa. dengan sebaik-baiknya agar Berdasarkan fungsi pendidikan di mencapai tujuan yang diinginkan. atas, maka peran guru menjadi Untuk mencapai tujuan itu, salah satu kunci keberhasilan dalam maka cara pembelajaran yang misi pendidikan dan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher di sekolah selain bertanggung jawab centered approach) seyogyanya untuk mengatur, mengarahkan dan diubah menjadi pembelajaran yang menciptakan suasana kondusif berorientasi pada siswa (student yang mendorong siswa untuk centerd approach), artinya bahwa melaksanakan kegiatan di kelas. pembelajaran IPS tidak hanya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) membaca dan mencatat di papan masuk dalam Kurikulum SD hingga tulis kemudian siswa menghafal SMA dimaksudkan agar siswa apa yang telah dicatat tanpa mereka memperoleh pengetahuan dan mengetahui makna konkret dari apa pengalaman baru tentang dunia yang telah mereka pelajari. Dalam disekitarnya ataupun dengan hal ini, keikutsertaan aktivitas lingkungan sosialnya. Dengan belajar siswa meliputi aspek pengetahuan itu, diharapkan siswa kognitif, afektif dan psikomotor memiliki kemampuan bersosialisasi menjadi perhatian penting bagi dan menumbuhkan rasa cinta commit to guru user dalam merancang

7 digilib.uns.ac.id 7 pembelajaran yang mampu dilihat dari hasil tes individu memberikan pengalaman belajar IPS setelah mengikuti pembelajaran IPS yang bermakna, menantang dan secara klasikal yang biasa dilakukan menyenangkan. seorang guru selama ini 37.04% (10 siswa) tergolong baik, 62.96% (17 Dilihat dari aspek psikologis siswa) tergolong kurang atau di belajar strategi pembelajaran bawah nilai KKM 75 tergolong berbasis masalah berstandarkan kurang baik. Rendahnya kepada psikologi kognitif yang kemampuan hasil belajar siswa berangkat dari asumsi bahwa tersebut kemungkinan disebabkan belajar adalah proses perubahan oleh karena kurangnya tingkah laku berkat adanya pemanfaatan lingkungan siswa pengalaman. Belajar bukan sematamata proses menghafal sejumlah sebagai media belajar atau tidak adanya pembelajaran yang fakta, tetapi suatu proses interaksi melibatkan siswa secara langsung secara sadar antara individu dengan bersama-sama menemukan sendiri lingkungannya. Model pembelajaran konsep yang dipelajarinya secara PBL (Problem Based Learning) akan nyata, serta kurangnya sangat cocok diterapkan karena keikutsertaan aktivitas belajar siswa pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran berangkat dari lingkungan di berlangsung. sekitar siswa sebagai bahan belajar IPS. Berhubungan dengan hal tersebut, guru harus dapat memilih Berdasarkan hasil observasi dan menyajikan strategi dan awal terhadap proses pelaksanaan pendekatan belajar yang efektif. pembelajaran Ilmu Pengetahuan Tugas guru adalah menerapkan Sosial di kelas VII SMP Negeri 1 suatu metode yang memberikan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri jaminan tertinggi untuk mencapai pada tanggal 30 Mei 2015 dari 27 tujuan dari kegiatan belajar siswa diperoleh data bahwa mengajar. Dengan pemilihan kemampuan siswa dalam metode belajar yang menarik, maka memahami materi pembelajaran IPS akan tumbuh semangat para siswa yang telah disampaikan masih untuk lebih aktif dan menyukai tergolong rendah, hal ini dapat commit to user pelajaran IPS. Permasalahan

8 digilib.uns.ac.id 8 tersebut dapat diatasi dengan diharapkan untuk mendapatkan melakukan terobosan dalam pengetahuan seluas-luasnya dan pembelajaran IPS sehingga tidak dapat memberikan informasi menyajikan materi yang bersifat tentang Penerapan Pembelajaran IPS abstrak, tetapi juga harus dengan Model Problem Based melibatkan siswa secara aktif di Learning (PBL) dan Media Museum dalam pembelajaran kars untuk meningkatkan pemahaman terhadap situs sejarah Untuk meningkatkan pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 pemahaman terhadap situs sejarah, Ngadirojo Kabupaten Wonogiri guru harus dapat memilih dan Tahun 2015/2016. menyajikan strategis dan pendekatan belajar yang efektif. Berdasarkan uraian yang Salah satunya dengan model terdapat pada latar belakang di pembelajaran Problem Based atas, maka dirumuskan Learning (PBL) dan media museum permasalahan sebagai berikut: kars dapat meningkatkan 1. Bagaimanakah penerapan pemahaman siswa terhadap situs Model Problem Based Learning sejarah serta akan mampu (PBL) dengan media museum meningkatkan prestasi siswa kars dalam pembelajaran IPS khususnya dalam pembelajaran IPS. dapat meningkatkan Selain itu dengan media museum pemahaman terhadap situs siswa akan dapat melihat langsung sejarah pada siswa kelas VII peninggalan-peninggalan sejarah SMP Negeri 1 Ngadirojo yang selama ini hanya dilihat dan Kabupaten Wonogiri Tahun dipelajari dalam buku saja. Dengan 2015/2016? mengamati secara langsung maka 2. Bagaimanakah penerapan model secara tidak langsung akan Problem Based Learning dengan meningkatkan pemahaman media museum Kars dalam terhadap situs sejarah siswa serta pembelajaran IPS dapat pemahaman siswa dalam pelajaranpelajaran IPS atau situs sejarah. meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas VII SMP Negeri Dengan demikian melalui 1 Ngadirojo Kabupaten penelitian tindakan kelas commit to user

9 digilib.uns.ac.id 9 Wonogiri Tahun Pelajaran Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, 2015/2016? pada Siklus I dan II mengalami METODE PENELITIAN peningkatan. Nilai rerata aktivitas Tempat untuk melakukan guru setelah penerapan Problem penelitian adalah SMP Negeri 1 Based Learning dengan media Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. museum kars pada Siklus I sebesar Waktu pelaksanaan penelitian 2,72 yang tergolong cukup baik, adalah pada bulan Agustus sampai meningkat menjadi 3,39. Aktivitas dengan Oktober Penelitian guru dalam pembelajaran sejarah yang dilakukan adalah penelitian pada Siklus I dan II. tindakan kelas (Classroom Action Hasil penelitian Research) karena penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan bertujuan menganalisis atau Problem Based Learning dengan memecahkan suatu masalah nyata media museum kars pada dalam bidang pendidikan. pembelajaran IPS di kelas VII E SMP Subjek dalam penelitian ini Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten adalah seluruh siswa kelas VII SMP Wonogiri mampu meningkatkan Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten aktivitas guru dalam pembelajaran Wonogiri Tahun Ajaran 2015/2016. di kelas. Pada Siklus I persiapan Data dikumpulkan dengan yang dilakukan guru cukup baik, menggunakan dua teknik tetapi guru masih kurang memberi pengumpulan data yaitu: observasi penjelasan tentang pelaksanaan dan tes. Dalam penelitian ini data model Problem Based Learning yang diperoleh terdiri atas data dengan media museum kars, serta kualitatif dan data kuantitatif. Data pengelolaan waktu belum baik, yang diperoleh kemudian terutama pada saat pembagian dikumpulkan dan dianalisis secara kelompok. Siklus II diketahui bahwa deskriptif. persiapan yang dilakukan oleh guru HASIL PENELITIAN DAN sudah baik, guru menjelasan PEMBAHASAN tentang pelaksanaan model Problem 1. Peningkatan Aktivitas Guru Based Learning dengan media Hasil penelitian tentang museum kars dengan baik sehingga aktivitas guru dalam pembelajaran siswa menjadi lebih paham, sejarah di kelas VII E SMP Negeri 1 commit to pengelolaan user waktu sudah baik

10 digilib.uns.ac.id 10 sehingga pembelajaran dapat mandiri dalam menyelesaikan berlangsung secara efektif dan masalah yang berkaitan dengan siswa tidak lagi tergantung pada fakta, hal tersebut menunjukkan guru, serta guru berfungsi sebagai aktivitas guru dalam proses mediator jalannya proses belajar pembelajaran di dalam kelas. mengajar. Hasil penelitian ini 2. Peningkatan Aktivitas Siswa mendukung penelitian Darmawan Hasil penelitian tentang (2010), bahwa melalui model aktivitas siswa dalam pembelajaran pembelajaran PBL kinerja guru IPS di kelas VII E SMP Negeri 1 dapat meningkatkan iklim sosial Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, pembelajaran di sekolah dan pada Siklus I dan II mengalami memberikan rekomendasi yang peningkatan. Nilai rerata aktivitas diperlukan, baik yang bersifat siswa setelah penerapan Problem konseptual tentang pembelajaran Based Learning dengan media IPS maupun yang bersifat praktis, museum kars pada Siklus I sebesar yaitu mewujudkan perubahan dan 2,69 yang tergolong cukup baik, peningkatan pada kinerja guru. meningkat menjadi 3,31 pada Siklus Model pembelajaran PBL II yang tergolong cukup baik. membuat guru lebih berperan Aktivitas siswa dalam pembelajaran sebagai fasilitator dan mediator sejarah pada Siklus I dan Siklus II pembelajaran. Penekanan tentang Hasil penelitian belajar dan mengajar lebih berfokus menunjukkan bahwa penerapan terhadap suksesnya siswa Problem Based Learning dengan mengorganisasi pengalaman media museum kars pada mereka. Guru mengembangkan pembelajaran IPS di kelas VII E SMP lingkungan kelas yang Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten memungkinkan pertukaran ide Wonogiri mampu meningkatkan secara terbuka sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran pembelajaran ini menekankan siswa di kelas. Pada Siklus I siswa belum dalam berkomunikasi dengan memahami sepenuhnya apa yang teman sebayanya maupun dengan harus dilakukan dalam lingkungan belajar siswa, sehingga pembelajaran dengan model membantu siswa menjadi lebih commit to Problem user Based Learning dengan

11 digilib.uns.ac.id 11 media museum kars. Pembagian dengan pendapat Arends dalam tugas dalam kelompok belum Trianto (2007: 68) bahwa PBL terlaksana dengan baik. Siswa yang merupakan suatu pendekatan pandai masih mendominasi dalam pembelajaran dimana siswa jalannya diskusi, sedangkan siswa mengerjakan permasalahan yang kurang cenderung pasif. Pengaturan otentik dengan maksud untuk pembagian waktu presentasi belum menyusun pengetahuan mereka maksimal, serta tanggapan sendiri, mengembangkan inkuiri kelompok lain masih kurang. Pada dan keterampilan berpikir tingkat Siklus II diketahui bahwa siswa lebih tinggi, mengembangkan sudah mamahami dan terbiasa kemandirian dan kepercayaan diri melaksanakan pembelajaran siswa. Model PBL menekankan siswa dengan model Problem Based dalam berkomunikasi dengan Learning dengan media museum teman sebayanya maupun dengan kars, dalam diskusi sudah lingkungan belajar siswa, sehingga dilakukan pembagian tugas dengan membantu siswa menjadi lebih baik, siswa sudah aktif dalam mandiri dalam menyelesaikan diskusi dan presentasi, dan masalah yang berkaitan dengan pengaturan waktu sudah baik dan fakta. merata tiap kelompok, serta Model PBL dengan media tanggapan kelompok lain dalam museum kars merupakan metode presentasi sudah baik. belajar yang menarik, sehingga Hasil penelitian ini akan menumbuhkan semangat para mendukung penelitian Darmawan siswa untuk lebih aktif dan (2010), bahwa melalui model menyukai pelajaran Sejarah. pembelajaran PBL kinerja atau aktivitas siswa dan memberikan 3. Peningkatan Pemahaman rekomendasi yang diperlukan, baik terhadap Situs Sejarah pada yang bersifat konseptual tentang Siswa pembelajaran di sekolah maupun Berdasarkan hasil penelitian yang bersifat praktis, yaitu tentang pemahaman terhadap situs mewujudkan perubahan dan sejarah siswa kelas VII E SMP Negeri peningkatan pada aktivitas siswa. 1 Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, Hasil penelitian ini juga sejalan commit to pada user Siklus I dan II selalu

12 digilib.uns.ac.id 12 mengalami peningkatan. Darmawan (2010), bahwa Pemahaman terhadap situs sejarah penggunaan pembelajaran berbasis siswa pada Siklus I setelah masalah (PBL) dapat meningkatkan penerapan Problem Based Learning kemampuan berpikir kritis siswa, dengan media museum kars sehingga siswa memiliki diperolej nilai rerata sebesar 70,76 pemahaman yang baik terhadap yang tergolong tinggi, meningkat pembelajaran sejarah. menjadi 75,76 pada Siklus II. Model pembelajaran PBL Pemahaman terhadap situs sejarah menyuguhkan berbagai situasi siswa dalam pembelajaran sejarah bermasalah yang autentik dan pada Siklus I dan Siklus II bermakna kepada siswa, yang dapat Hasil penelitian berfungsi sebagai batu loncatan menunjukkan bahwa penerapan untuk investigasi dan penyelidikan Problem Based Learning dengan (Arends (2007: 43). PBL dirancang media museum kars pada untuk membantu siswa pembelajaran IPS di kelas VII E SMP mengembangkan keterampilan Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten berpikir dan keterampilan Wonogiri mampu meningkatkan menyelesaikan masalah, pemahaman terhadap situs sejarah mempelajari peran-peran orang siswa. Pada Siklus I, siswa yang dewasa dan menjadi pelajar yang mimiliki pemahaman terhadap situs mandiri. Model ini menyediakan sejarah tergolong tinggi dan sangat sebuah alternatif yang menarik bagi tinggi sebesar 60,71% kemudian guru yang menginginkan maju terjadi peningkatan pada Siklus II melebihi pendekatan-pendekatan yaitu siswa yang mimiliki yang lebih berpusat pada guru pemahaman terhadap situs sejarah untuk menantang siswa dengan tergolong tinggi dan sangat tinggi aspek pembelajaran aktif dari menjadi sebesar 85,71% sehingga model itu. sesuai dengan harapan bahwa PBL dengan media museum pemahaman terhadap situs sejarah kars merupakan suatu pendekatan siswa yang tergolong tinggi lebih yang menggunakan masalah dunia dari 85%. nyata sebagai suatu konteks bagi Hasil penelitian ini siswa untuk belajar berpikir kritis mendukung hasil penelitian commit to dan user keterampilan pemecahan

13 digilib.uns.ac.id 13 masalah, serta untuk memperoleh belajar IPS siswa pada Siklus I pengetahuan yang esensial dari setelah penerapan Problem Based mata pelajaran. PBL dengan media Learning dengan media museum museum kars memiliki gagasan kars diperoleh nilai rerata sebesar bahwa pembelajaran dapat dicapai 74,64 yang tergolong belum tuntas, jika kegiatan pendidikan dan pada Siklus II meningkat dipusatkan pada tugas-tugas atau menjadi 79,64 yang tergolong permasalahan yang autentik, dalam kategori tuntas Prestasi relevan dan dipresentasikan dalam belajar siswa dalam pembelajaran suatu konteks. Berdasarkan IPS pada setiap Siklus I dan Siklus II pendapat tersebut dapat dinyatakan Hasil penelitian bahwa PBL merupakan sebuah menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran alternatif yang Problem Based Learning dengan dapat diterapkan oleh para media museum kars pada pendidik. Guru perlu pembelajaran IPS di kelas VII E SMP mengembangkan lingkungan kelas Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten yang memungkinkan pertukaran ide Wonogiri mampu meningkatkan secara terbuka sehingga prestasi belajar IPS siswa. Pada pembelajaran ini menekankan siswa Siklus I siswa yang memperoleh dalam berkomunikasi dengan nilai prestasi belajar sejarah di atas teman sebayanya maupun dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal lingkungan belajar siswa, sehingga (KKM) sebesar 75 sebesar 74,64%, membantu siswa menjadi lebih sehingga ketuntasan klasikal pada mandiri dalam menyelesaikan Siklus I ini belum sesuai dengan masalah yang berkaitan dengan harapan yaitu belum mencapai 85% fakta. dari jumlah keseluruhan siswa, sehingga perlu dilakukan siklus 4. Peningkatan Prestasi Belajar lanjutan. Sedangkan pada Siklus II IPS pada Siswa terdapat 89,29% yang memiliki nilai Hasil penelitian tentang diatas nilai KKM atau telah tuntas, prestasi belajar IPS siswa kelas VII E sehingga besarnya persentase SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten ketuntasan klasikal pada Siklus II Wonogiri, pada Siklus I dan II ini sudah sesuai dengan harapan mengalami peningkatan. Prestasi commit to yaitu user sudah mencapai lebih dari

14 digilib.uns.ac.id 14 85%. Peningkatan hasil belajar pada waktu, melalui media dapat Siklus I dan II dengan penerapan menimbulkan gairah belajar, dan model Problem Based Learning mungkinkan siswa belajar mandiri dengan media museum kars sesuai bakat, kemampuan visual, terbukti efektif untuk auditori, dan kinestiknya, serta meningkatkan prestasi belajar IPS memberi rangsangan yang sama, pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 mempersamakan pengalaman dan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri memberikan persepsi yang sama. pada kompetensi dasar SIMPULAN mendeskripsikan kehidupan pada masa Pra Aksara di Indonesia. Penelitian Tindakan Kelas Hasil penelitian ini sejalan (PTK) yang menerapkan dengan penelitian Nina Abdul pembelajaran model Problem Based Razzak. (2012) bahwa PBL adalah Learning dengan media museum strategi di mana siswa belajar isi kars dalam pembelajaran sejarah kursus dengan menganalisis dan dapat meningkatkan pemahaman memecahkan masalah kehidupan terhadap situs sejarah siswa kelas nyata yang berhubungan dengan VII E SMP Negeri 1 Ngadirojo kursus, dimana dalam penelitian Kabupaten Wonogiri telah selesai ditemukan peningkatan hasil dilaksanakan dalam dua siklus. belajar dalam psikologi pendidikan Adapun hasil penelitian selama kelas, dengan pengembangan tindakan dapat disimpulkan sebagai kompetensi yang lebih sesuai berikut : dengan apa yang dibutuhkan. Aktivitas guru dalam Penggunaan model pembelajaran IPS dengan penerapan pembelajaran PBL dengan media pembelajaran Problem Based museum kars mampu Learning dengan media museum meningkatkan prestasi belajar kars di kelas VII E SMP Negeri 1 siswa, karena fungsi media sangat Ngadirojo Kabupaten Wonogiri berarti dalam pembelajaran, pada Siklus I dan II mengalami diantaranya adalah : Media dapat peningkatan, sehingga dicapai hasil memperjelas pesan agar tidak akhir pada Siklus II : persiapan yang terlalu verbal, media mampu dilakukan oleh guru sudah baik, mengatasi keterbatasan ruang dan commit to guru user menjelasan tentang

15 digilib.uns.ac.id 15 pelaksanaan model Problem Based pada Siklus I dan II mengalami Learning dengan media museum peningkatan, sehingga dicapai hasil kars dengan baik sehingga siswa akhir pada Siklus II siswa yang menjadi lebih paham, pengelolaan mimiliki pemahaman terhadap situs waktu sudah baik sehingga sejarah tergolong tinggi dan sangat pembelajaran dapat berlangsung tinggi menjadi sebesar 85,71% secara efektif. sehingga sesuai dengan harapan Aktivitas siswa dalam bahwa pemahaman terhadap situs pembelajaran IPS dengan penerapan sejarah siswa yang tergolong tinggi pembelajaran Problem Based lebih dari 85%. Learning dengan media museum Prestasi belajar siswa dalam kars di kelas VII E SMP Negeri 1 pembelajaran IPS dengan penerapan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri pembelajaran Problem Based pada Siklus I dan II mengalami Learning dengan media museum peningkatan, sehingga dicapai hasil kars di kelas VII E SMP Negeri 1 akhir pada Siklus II : sudah Ngadirojo Kabupaten Wonogiri mamahami dan terbiasa pada Siklus I dan II mengalami melaksanakan pembelajaran peningkatan, sehingga dicapai hasil dengan model Problem Based akhir pada Siklus II terdapat 89,29% Learning dengan media museum yang memiliki nilai diatas nilai KKM kars, dalam diskusi sudah atau telah tuntas, sehingga dilakukan pembagian tugas dengan besarnya persentase ketuntasan baik, siswa sudah aktif dalam klasikal pada Siklus II ini sudah diskusi dan presentasi, dan sesuai dengan harapan yaitu sudah pengaturan waktu sudah baik dan mencapai lebih dari 85%. merata tiap kelompok, serta tanggapan kelompok lain dalam DAFTAR PUSTAKA presentasi sudah baik. Pemahaman terhadap situs Arifin, Zainal Penelitian sejarah dalam melalui penerapan Pendidikan Metode dan pembelajaran Problem Based Paradigma Baru. Bandung: Learning dengan media museum Remaja Rosdakarya. kars di kelas VII E SMP Negeri 1 Ngadirojo Kabupaten Wonogiri commit to user

16 digilib.uns.ac.id 16 Arikunto S., Suhardjono, Supardi. Haryanto, Samsi Evaluasi Penelitian Tindakan Belajar dan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara. Pembelajaran.Surakarta: UNS. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Mehdi Karami Integrating dan Praktik. Jakarta: Rineka problem-based learning with Cipta. ICT for developing trainee teachers content knowledge Cece Wijaya, Pendidikan Remidial and teaching Sarana Pengembangan Mutu skill.international Journal of Sumber Daya Manusia, Education and Development Bandung : PT. Remaja Rosda using Information Karya, 1996, Hal : 81 andcommunication Cemal Tosun The Effects of Technology (IJEDICT),2013, Problem-Based Learning on Vol. 9, Issue 1, pp Metacognitive Awareness and Muhibbin Syah Psikologi Attitudes toward Chemistr y Belajar, Jakarta : PT. Raya of Prospective T eachers with Grafindo Persada, Different Academic Backgrounds. Australian Nasution Berbagai Journal of T eacher Pendekatan dalam Proses Education. Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Cindy E. Hmelo Scaffolding and Achievement in Problem- Necati Impact of problembased Based and Inquiry Learning: learning to students A Response to Kirschner, and teachers. Asia-Pacific Sweller, and Clark (2006). Forum on Science Learning Educational Psychologist,42 and Teaching, Volume 12, (2), Issue 1, Article 7, p.1 (Jun., 2011). Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa Kamus Nina Abdul Razzak Problem- Bahasa Indonesia. Jakarta. commit to user Based Learning in the

17 digilib.uns.ac.id 17 Educational Psychology Classroom: Bahraini Teacher Candidates Experience. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education 2012, Volume 24, Number 2, Peter A Facione, Holistic Critical Thinking Scoring Rubric, nt.com/pdf_files/rubric.pdf,1 990,Santa Clara University, 24 maret 2009 Rusmono Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia. Siagian, Sondang Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Cipta. Suharjo, Haji G., Sanyoto Budi Buku Panduan Museum Perjuangan Yogyakarta. Yogyakarta Bandung: Remaja Rosdakarya. Suyadi Buku Panduan Guru Profesional: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta:Andi Offset. Tatag Siswono, Penjenjangan kemampuan Berpikir Kreatif dan identifikasi terhadap berpikir kritis siswa dalam pemecahan dan mengajukan masalah Wiriatmadja, Rochiati Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zamroni Dinamika Peningkatan Mutu. Yogyakarta: Gavin Kalam Utama Sukmadinata, Nana S Metode Penelitian Pendidikan. commit to user