Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika"

Transkripsi

1 METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA UNTUK ANAK TUNA GRAHITA RINGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: Fransiscus Bayu Pamungkas PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 i

2 SKRIPSI METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA UNTUK ANAK TUNA GRAHITA RINGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 ii

3 METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA UNTUK ANAK TUNA GRAHITA RINGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 iii

4 MOTTO Introspekesi, Revisi, Berdiri Kuantitas bukanlah syarat Mutlak dari suatu kesuksesan melainkan Kualitas syarat Mutlak itu To Be a sucsess, keep pray and try hard iv

5 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 23 Februari 2011 Penulis, Fransiscus Bayu Pamungkas v

6 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransiscus Bayu Pamungkas Nomor Induk Mahasiswa : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA UNTUK ANAK TUNA GRAHITA RINGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, 23 Februari 2011 Yang Menyatakan (Fransiscus Bayu Pamungkas) vi

7 ABSTRAK Fransiscus Bayu Pamungkas ( ), Metode Pembelajaran Matematika Di Sekolah Luar Biasa untuk Anak Tuna Grahita Ringan dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanatha Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) metode pembelajaran matematika yang diterapkan oleh guru sekolah luar biasa untuk tuna grahita khususnya tuna grahita ringan, (2) pengaruh metode pembelajaran matemaika yang diterapkan guru terhadap prestasi belajar siswa, dan (3) pertimbanganpertimbangan yang digunakan dalam pengelolaan pelajaran matematika yang diberikan di SLB tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan metode observasi atau pengamatan terhadap guru dan siswa kelas VII dan VIII di Sekolah Luar Biasa Yapenas Yogyakarta, pada bulan Juli sampai Agustus Subyek penelitian ini adalah guru kelas VII dan VIII beserta siswanya yang masingmasing kelas terdiri dari 4 orang anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar pengamatan pembelajaran guru di kelas (2) lembar pengamatan siswa di kelas (3) soal tes hasil belajar siswa yang materinya telah disesuaikan dengan materi yang sedang disampaikan (4) pertanyaan wawancara metode pembelajaran matematika SLB. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) metode pembelajaran yang digunakan atau diterapkan di SLB-C (tuna grahita ringan) untuk pembelajaran matematika adalah metode ekspositori dengan menggunakan pendekatan individual, setiap pertemuan secara umum baik guru I maupun guru II metode pembelajarannya memiliki ciri-ciri yang sama yaitu (a) guru selalu melakukan kegiatan orientasi dan apersepsi (b) dalam menyampaikan materi tidak selalu runtut atau melompat-lompat antara materi satu dengan yang lainnya (c) guru selalu menyajikan contoh soal disertai latihan (d) guru selalu melakukan pendekatan individual (e) guru tidak selalu memberikan pekerjaan rumah di tiap pertemuan dan (f) guru tidak selalu mengajak siswa menarik kesimpulan akan materi yang disampaikan. (2) Semakin baik guru menerapkan metode pembelajaran yang telah dipilihnya maka semakin baik pula hasil atau prestasi belajar siswa, dalam hal ini terlihat pada hasil mereka mengerjakan soal-soal yang dapat dikatakan cukup baik, meski ada beberapa dari mereka yang masih harus diarahkan terlebih dahulu agar mereka lebih memahami atau mengingat kembali tentang materi soal-soal yang sedang mereka kerjakan. (3) Dalam pembelajaran matematika guru sangat berperan penting agar siswa-siswanya dapat menerima atau memahami dengan baik materi yang disampaikan guru, maka dari itu guru juga harus memilih materi yang akan disampaikan dengan memperhatikan tingkat ketunaan atau ketunagrahitaan mereka sebab hal itu merupakan salah satu pertimbangan yang nantinya digunakan dalam pengelolaan pelajaran matematika yang diberikan di SLB khususnya SLB-C (untuk anak tuna grahita ringan). vii

8 ABSTRACT Fransiscus Bayu Pamungkas ( ), Mathematics Learning Method in Special Needs Schools for Low Level Mental Retardation and the Effects over the 2010/2011 Students Achievement. A Thesis of Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research aimed to discover (1) learning method which is applied in special needs education for mental retardation students. (2) the effect of the mathematics learning method which is applied by the teacher over the students achievement, and dan (3) some considerations which are used in the mathematics development given in that special needs school (SLB). This research was included as descriptive qualitative research using observation and over the teacher and the students of VII grade and VIII grade in Sekolah Luar BIasa Yapenas, Yogyakarta, on July until August The research subject in this research was the classroom teacher in VII grade and VIII grade together with the students in which each of the class consisted of 4 students. The instrument used in this research was (1) observation checklist for the teacher (2) observation checklist for the students (3) some exercises to measure the students achievements in which the materials were already adjusted with the given materials (4) interview guidelines about the mathematics learning method in SLB. The results of this research showed that (1) the learning method which was applied in SLB-C (low mental retardation) for the mathematic mastery was the expository method using the individual approach. Generally, each of the meetings, whether it is teacher I or teacher II, the method that they used had some characteristics, such as (a) the teacher always employed orientation activity and apperception (b) the teacher delivered the learning materials in orderly between one material to another (c) the teacher always employed individual approach (d) the teacher did not always give his/her student homework in each meeting (e) the teacher did not always ask the students to make any conclusion regarding the given materials (f) the better a teacher in applying a learning method that he or she chose, the better will the achievement be, in this case we can see from their ability in doing the tasks, even though they had to bbe reminded so that they will be able to remember or understand the materials given by the teacher (3) the teacher s participation in mathematics mastery was very important to make the students be able to receive or understand the learning materials well. Knowing that situation, a teacher should know the retardation level that his or her students have, because it could be one of the considerations that later on can be applied to develop mathematics subject in SLB, especially in SLB- C (for low retardation level) viii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Bunda Allah Bunda Maria, atas berkat dan karunia-nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Sukardjono, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan kesabarannya senantiasa memberi bimbingan dan arahan yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku kepala program studi Pendidikan Matematika dan dosen penguji yang telah memberikan saran dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak D Arif Budi Prasetyo, S.Si., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran bagi penulis untuk penyempurnaan skripsi ini. 4. Segenap staf sekretariat dan dosen-dosen Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya dosen-dosen Program Studi Pendidikan Matematika. 5. Bapak Marjani, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SLB YAPENAS Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan, kerjasama dan dukungan melaksanakan penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Iriyanti Mardiningsih, S.Pd. dan Ibu Widiyati, S.Pd. selaku guru kelas VII dan VIII SLB-C, SLB Yapenas yang telah memberikan kesempatan, kerjasama dan dukungan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian untuk ix

10 menyelesaikan skripsi ini serta segenap guru, karyawan dan siswa SLB YAPENAS Yogyakarta khusunya siswa kelas VII dan VIII SLB-C. 7. Keluarga tercinta, Bapak Lucius Wahyu DBS, Ibu Maria Firmina Sri Murwani, Yosep Yogi P, Amd.Kom beserta istrinya, terima kasih atas kasih sayang, doa, semangat, dan dukungannya serta terima kasih untuk Keluarga Besar Alm. Mbah Broto atas ketulusan kalian yang bersedia menyediakan tempat untuk saya tinggali dan berkarya. 8. Maelania Ayu Sekar P tercinta, terima kasih atas kasih sayang, dukungan moral dan material, semangat serta doa selama proses penyelesaian skripsi ini, Teman-teman : Markas, Mudika Keluarga Kudus Banteng, Tabloid Cahaya dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan dukungan, bantuan dan semangatnya sehingga proses penulisan skripsi ini dapat terlaksana dengan lancar dan terselesaikan dengan baik. 9. Teman seperjuangan Dosen Pembimbing: Lius, Kristin, Kunthi, Evrin, Dia, Ika, Laras, Wegig, Grani, Dona, dan Rekan-rekan P.Mat khusunya angkatan 2006 terima kasih atas dukungan dan bantuan kalian. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak terutama untuk perkembangan pendidikan matematika khususnya di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan penulis bersedia menerima saran untuk proses penelitian lainnya atau yang masih berkaitan untuk yang akan datang selanjutnya Penulis, Fransiscus Bayu Pamungkas x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN MOTTO...iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...vi ABSTRAK...vii ABSTRACT...viii KATA PENGANTAR...ix DAFTAR ISI...xi DAFTAR TABEL...xv DAFTAR GAMBAR...xvii BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang Masalah...1 B. Rumusan Masalah...9 C. Tujuan Penelitian...9 D. Batasan Masalah...9 E. Penjelasan Istilah...10 F. Manfaat Penelitian...12 xi

12 BAB II LANDASAN TEORI...14 A. Pengertian Anak Luar Biasa Sekolah Luar biasa dan Klasifikasinya Tuna Grahita...19 B. Teori Belajar untuk Pengajaran Matematika...24 C. Teori Belajar Khas Tuna Grahita...34 D. Jenis Metode Pembelajaran Metode Ekspositori Metode Ceramah Metode Demonstrasi Metode Tanya Jawab Metode Tugas dan Latihan...38 E. Aspek-aspek dalam Pemilihan Metode Pembelajaran...39 BAB III METODE PENELITIAN...41 A. Jenis Penelitian...41 B. Subyek Penelitian...41 C. Bentuk Data...42 D. Metode Pengumpulan Data...42 E. Instrumen Penelitian...43 F. Validitas Instrumen...43 G. Reliabilitas Instrumen...44 H. Teknik Analisis Data...44 BAB IV ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...46 xii

13 A. Deskripsi Data...46 B. Transkripsi Data...46 C. Topik Data...47 D. Kategorisasi Data...64 E. Analisis Soal Hasil Belajar Soal Evaluasi Matematika Kelas VII Soal Evaluasi Matematika Kelas VIII...82 F. Hasil Penelitan Guru I Kelas VII SLB-C...95 a. Ulasan Topik Data Pertemuan I...95 b. Ulasan Topik Data Pertemuan II...96 c. Ulasan Topik Data Pertemuan III...97 d. Ulasan Topik Data Pertemuan IV...98 e. Ulasan Topik Data Pertemuan V...99 f. Ulasan Topik Data Pertemuan VI g. Ulasan Topik Data Pertemuan VII h. Ulasan Topik Data Pertemuan VIII i. Kesimpulan Ulasan Topik Data Guru I Guru II Kelas VIII SLB-C a. Ulasan Topik Data Pertemuan I b. Ulasan Topik Data Pertemuan II c. Ulasan Topik Data Pertemuan III d. Ulasan Topik Data Pertemuan IV xiii

14 e. Ulasan Topik Data Pertemuan V f. Kesimpulan Ulasan Topik Data Guru II G. PEMBAHASAN Jenis Metode Pembelajaran Prestasi Belajar Siswa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Metode Pembelajaran Prestasi Belajar Siswa Pertimbangan Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Matematika di SLB DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Topik Data Pertemuan I Guru I...47 Tabel 4.2 Topik Data Pertemuan II Guru I...49 Tabel 4.3 Topik Data Pertemuan III Guru I...49 Tabel 4.4 Topik Data Pertemuan IV Guru I...51 Tabel 4.5 Topik Data Pertemuan V Guru I...52 Tabel 4.6 Topik Data Pertemuan VI Guru I...52 Tabel 4.7 Topik Data Pertemuan VII Guru I...54 Tabel 4.8 Topik Data Pertemuan VIII Guru I...55 Tabel 4.9 Topik Data Pertemuan I Guru II...55 Tabel 4.10 Topik Data Pertemuan II Guru II...56 Tabel 4.11 Topik Data Pertemuan III Guru II...57 Tabel 4.12 Topik Data Pertemuan IV Guru II...58 Tabel 4.13 Topik Data Pertemuan V Guru II...59 Tabel 4.14 Kategorisasi Data Pertemuan I Guru I...65 Tabel 4.15 Kategorisasi Data Pertemuan II Guru I...65 Tabel 4.16 Kategorisasi Data Pertemuan III Guru I...66 Tabel 4.17 Kategorisasi Data Pertemuan IV Guru I...66 Tabel 4.18 Kategorisasi Data Pertemuan V Guru I...67 Tabel 4.19 Kategorisasi Data Pertemuan VI Guru I...67 Tabel 4.20 Kategorisasi Data Pertemuan VII Guru I...68 Tabel 4.21 Kategorisasi Data Pertemuan VIII Guru I...69 xv

16 Tabel 4.22 Kategorisasi Data Pertemuan I Guru II...69 Tabel 4.23 Kategorisasi Data Pertemuan II Guru II...70 Tabel 4.24 Kategorisasi Data Pertemuan III Guru II...70 Tabel 4.25 Kategorisasi Data Pertemuan IV Guru II...71 Tabel 4.26 Kategorisasi Data Pertemuan V Guru II...71 xvi

17 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S3 kelas VII...72 Gambar 4.2 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S1 kelas VII...75 Gambar 4.3 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S2 kelas VII...77 Gambar 4.4 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S4 kelas VII...79 Gambar 4.5 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S4 kelas VIII...82 Gambar 4.6 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S1 kelas VIII...85 Gambar 4.7 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S2 kelas VIII...88 Gambar 4.8 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S3 kelas VIII...91 xvii

18 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di jaman sekarang ini cukup banyak anak-anak yang memiliki kekurangan baik fisik maupun mental, yang disebabkan oleh bermacammacam hal, mulai dari terkena penyakit, faktor keturunan, hingga akibat mal praktik dokter atau kecelakaan. Anak-anak seperti itu biasa disebut oleh banyak orang sebagai anak cacat (cacat fisik atau cacat mental). Dan salah satu sumber di internet menamakan anak-anak tersebut adalah sebagai anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa. Berdasarkan pengalaman peneliti mengenai anak-anak berkebutuhan khusus di antaranya adalah tuna grahita, mereka adalah anakanak atau orang-orang yang memerlukan perhatian lebih baik dari keluarga maupun dari lingkungan sekitarnya. Peneliti pernah menemui anak tuna grahita tersebut dan berkomunikasi juga dengan mereka,anak tuna grahita yang peneliti temui adalah anak tuna grahita sedang pada dasarnya mereka dapat diajak berkomunikasi layaknya anak normal pada umumnya, namun mereka memiliki mental dan pemikiran yang berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya dan seusia dia. Jika dia tidak mendapatkan perhatian yang semestinya mereka akan hidup serba tidak teratur, dalam berpakaiannya, dalam mengurus dirinya, dan dalam berkomunikasi atau bersosialisasi dengan orang lain. Anak-anak tuna grahita bukanlah anak yang dikucilkan oleh orang 1

19 2 lain, bahkan sebaliknya mereka harus diperhatikan secara khusus agar mereka dapat hidup teratur dalam mengurus segala kebutuhan hidupnya sendiri dan secara mandiri. Banyak hal yang dapat digali dari mereka terutama dalam hal keterampilan, mereka juga bisa diajari membantu orang tua dan orang lain, menghargai orang lain, sopan santun, ramah tamah, juga bisa diajari melakukan jual beli, dan sebagainya. Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Menurut Heward Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) antara lain: tuna netra (individu yang mengalami gangguan penglihatan), tuna rungu (individu yang mengalami gangguan pendengaran), tuna grahita (individu yang mengalami gangguan mental), tuna daksa (individu yang mengalami gangguan gerak akibat penyakit, kecelakaan atau akibat suatu kejadian tertentu), tuna laras (individu yang sulit mengendalikan emosi), kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Anak-anak tersebut tentunya juga memerlukan berbagai macam bentuk pelayanan seperti anak-anak pada umumnya, sehingga mereka tidak terus dikucilkan atau dibedakan dengan anak-anak lainnya, salah satun bentuk pelayanan tersebut adalah bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, Karena karakteristik dan hambatan yang mereka milki, contohnya bagi tuna netra mereka memerlukan

20 3 teks bacaan khusus yang menggunkan tulisan Braille atau yang sering disebut banyak orang huruf braille dan bagi tuna rungu membutuhkan cara atau sarana berkomunikasi dengan orang lain yaitu dengan bahasa isyarat. Tempat mereka untuk mendapatkan pelayanan pendidikan tersebut adalah dengan bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. Yaitu : SLB A untuk penyandang tuna netra, SLB B untuk tuna rungu, SLB C untuk penyandang tuna grahita, SLB D untuk tuna daksa, SLB E untuk tuna laras dan SLB G untuk cacat ganda. Di Sekolah-sekolah Luar Biasa tersebut memiliki sistem, kurikulum, dan atau metode pembelajaran yang hampir sama dengan sekolahsekolah pada umumnya, namun tentunya ada juga perbedaan yang mendasar, seperti misalnya metode pembelajaran matematika yang diterapkan guru di sekolah luar biasa cukup berbeda dari sekolah-sekolah pada umumnya misalnya dari segi penyampaiannya, atau dari segi penerapan dan dampak (hasil) yang diperoleh siswa dari metode tersebut. Sumber: diakses tanggal 22 maret 2010, pukul SLB Yapenas adalah salah satu sekolah luar biasa swasta yang menampung anak-anak yang berkebutuhan khusus tersebut. Berdiri tahun 1983, sekolah yang memiliki luas sekitar 177 meter persegi ini menampung dan mendidik anak-anak tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, dan autis. Jenjang pendidikannya pun mulai dari TKLB sampai SMALB. Jumlah seluruh muridnya ada 75 orang, terdiri dari :

21 4 15 anak siswa penderita tuna rungu 1 anak siswa penderita autis murni, 2 orang anak siswa autis ganda 3 anak siswa penderita tuna daksa, dan 54 anak siswa penderita tuna grahita (yang terbagi berdasarkan tingkat penyakitnya) Dari jumlah siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SLB Yapenas sebagian besar adalah siswa penderita tuna grahita. Staff pengajar atau guru-guru yang ada di sekolah tersebut bisa dibilang cukup memadai, yaitu 20 orang (16 orang PNS dan 4 orang guru honorer), masing-masing kelas ditangani oleh guru kelas, jadi tidak dengan sistem guru bidang studi seperti pada sekolah-sekolah pada umumnya, hanya khusus guru bahasa inggris saja yang menggunakan guru bidang studi. Tidak sembarang guru bisa mengajar di SLB, mereka harus mempunyai sertifikat atau ijasah ke-plb-an, dan minimal S1, jika ada calon guru yang ingin mengajar di SLB bukan berasal dari lulusan PLB mereka harus mengikuti tes khusus PLB yang biasanya bekerjasama dengan UNY, jika lulus tes tersebut mereka bisa mengajar di SLB (Sekolah Luar Biasa). Ada pula beberapa guru di SLB tersebut mempunyai sertifikat khusus seperti sertifikat olahraga dan sertifikat huruf braile. Guru-guru SLB Yapenas pun ama seperti guru-guru sekolah pada umumnya yaitu mereka juga ikut MGMP baik ditingkat Kabupaten maupun Propinsi, juga merekapun ikut Kelompok Kerja Guru (KKG), serta sering mengikuti penataran-penataran atau seminar-

22 5 seminar khusus untuk Pendidikan Luar Biasa (PLB). Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru-guru SLB tersebut diantaranya adalah metode demonstrasi dengan pendekatan kontekstual. Dalam satu kelas biasanya dipegang oleh 2 guru tergantung banyak siswa per kelas dan tingkat kemampuan siswanya. Kurikulum di SLB juga sama seperti sekolah pada umumnya tapi itu khusus untuk yang tuna rungu dan tuna daksa, sedangkan untuk tuna grahita dan autis lebih banyak di kurikulum keterampilan diri, seperti misalnya melukis, menjahit, bertani, olahraga dan sebagainya yang nantinya akan menjadi bekal mereka setelah lulus nantinya. Jadwal belajarnya setiap hari Senin sampai Rabu : akademis, dan hari Kamis sampai Sabtu : skill atau keterampilan. Ada pula ekstra kurikuler yang diadakan di SLB yaitu antara lain pramuka yang diadakan setiap Sabtu pagi, dan untuk ekstra kurikuler yang lain seperti lukis, menari, dan bertani setiap hari Kamis sampai Sabtu, dan ekstra kulikuler tersebut masuk dalam jam pelajaran, jadi tidak diluar jam pelajaran atau yang diadakan sore hari seperti disekolah-sekolah pada umumnya. Dalam melatih atau mengajarkan keterampilan, guru dibuat tim kerja sesuai dengan keahlian guru-guru tersebut masing-masing. Ulangan harian atau evaluasi harian pun juga diadakan di SLB ini, untuk siswa penderita tuna rungu dan tuna daksa ulangan harian atau evaluasi harian pelaksanaanya sama seperti di sekolah pada umumnya, diberi soal lalu siswa mengerjakan, dan diadakan setiap tiga kali pertemuan atau lebih tergantung apakah siswa sudah memahami materi yang disampaikan guru,

23 6 tapi pada dasarnya penilaian guru atau hasil evaluasi tidak hanya berdasrkan ulangan harian namun sewaktu-sewaktu guru bisa menilai atau melakukan evaluasi harian. Sistem ujiannya pun sama seperti sistem ulangan harian, bagi tuna grahita hanya dengan ujian sekolah. Untuk ulangan umum atau ujian akhir semesternya khusus untuk PLB ada sendiri, jadi ada soal sendiri yang dibuat sekolah, namun untuk waktu pelaksanaanya sama seperti sekolah pada umumnya. Namun sayangnya di SLB ini fasilitas untuk alat peraga pembelajaran belum lengkap sehingga guru masih mengalami kendala dalam kegiatan belajar mengajarnya, dan tentunya guru juga belum puas dengan hasil yang didapat dari siswa-siswa mereka, selain itu juga buku panduan atau buku pegangan tiap mata pelajaran baik untuk guru maupun siswa tidak ada, hal itu dikarenakan pemerintah tidak membuat dan menerbitkan buku panduan pelajaran tersebut. Padahal sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut cukup lengkap, mulai dari alat-alat olahraga yang lengkap, perpustakaan yang ada di dalam kelas masing-masing, hingga sarana internet pun juga ada. Itulah salah satu kendala atau kesulitan yang dihadapi para guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas tentunya, memang sudah seharusnya sekolah-sekolah luar biasa seperti itu harus dilengkapi dengan media atau alat peraga pembelajaran sehingga dapat mendukung dan memperlancar kegiatan belajar mengajar baik akademis maupun keterampilan yang diterapkan di SLB Yapenas tersebut.

24 7 Selain hal-hal yang disebutkan diatas, SLB Yapenas juga melakukan sistem penerimaan siswa baru secara sewaktu-waktu, jadi tidak harus selalu pada awal tahun ajaran baru seperti di sekolah-sekolah pada umumnya. Hal itu terjadi karena ada beberapa alasan, salah satunya adalah pengetahuan orang tua tentang informasi adanya sekolah luar biasa sperti ini jadi tidak menutup kemungkinan jika pada saat ditengah-tengah semester misalnya orang tua anak baru mengetahui tentang adanya SLB seperti ini mereka bisa langsung mendaftar tanpa harus menunggu tahun ajaran baru. Syaratnya pun cukup mudah, yaitu cukup dengan melampirkan surat dokter atau observasi dokter mengenai penyakit atau kekurangan yang anak alami, misalnya apakah si anak mengidap penyakit tuna grahita tingkat sedang atau tinggi, sehingga dengan surat keterangan itu sekolah dapat mempertimbangkan akan di masukkan di kelas mana anak tersebut. Selanjutnya jika misalnya ada orang tua siswa yang mendaftarkan anaknya ketika si anak sudah berumur 15 tahun, sekolah masih bersedia menerimanya tetapi tetap si anak tersebut harus duduk di kelas yang awal atau dasar atau setingkat/setaraf taman kanak-kanak, jadi tidak bisa langsung duduk di kelas yang sepadan dengan umur dia, karena anak yang baru nasuk harus belajar dari dasar terlebih dahulu. Ketika waktunya si anak lulus SMALB, mereka akan diberi pelatihan keterampilan untuk sebagai bekal mereka saat mereka sudah tidak mengenyam pendidikan di sekolah lagi, sehingga mereka tetap terperhatikan dan tetap dapat berkarya secara mandiri. Itu khusus untuk anak tuna grahita, mungkin bagi yang tuna rungu atau tuna

25 8 netra serta tuna daksa bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi jika mereka dirasa mempunyai kemampuan untuk itu. Anak-anak yang bersekolah di SLB Yapenas tersebut kebanyakan berasal tidak jauh dari letak sekolah tersebut, yaitu didaerah condong catur, Depok, dan Maguwoharjo, dan letak sekolahnya berada di daerah belakang kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN Veteran ) ring-road utara, yogyakarta. Dan sisanya sekitar 10% beralamatkan di kalasan dan jalan kaliurang, namun ada pula yang rumah mereka bersebelahan dengan SLB Yapenas tersebut. Rata-rata pekerjaan orang tua siswa adalah sebagai wiraswasta dan bersaudara kandung satu atau dua saudara kandung, tapi ada juga yang mempunyai 5 atau 6 saudara kandung atau dengan kata lain dia adalah anak ke-5 dari 6 bersaudara, anak tersebut dalah anak dari seorang dosen ISI jogjakarta yang kini telah menjadi anggota DPR. Bagi yang tuna grahita sebagian besar berasal dari keluarga yang kurang mampu, tapi meskipun demikian ada pula yang berasal dari keluarga mampu atau berkecukupan. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru atau tenaga pendidik di sekolah luar biasa khususnya metode pembelajaran matematika untuk SLB-C dan hasil belajar atau dampak yang diperoleh siswa dari metode pembelajaran matematika yang di terapkan oleh guru tersebut.

26 9 B. RUMUSAN MASALAH Sesuai dengan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja dan bagaimana metode pembelajaran matematika yang diterapkan guru sekolah luar biasa untuk tuna grahita ringan? 2. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran matematika yang diterapkan guru SLB-C terhadap hasil belajar siswa? 3. Berdasarkan pertimbangan bagaimana pelajaran matematika yang diberikan di SLB tersebut? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan peneliti mengetahui : 1. Apa saja dan bagaimana metode pembelajaran matematika yang diterapkan guru sekolah luar biasa untuk tuna grahita ringan. 2. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran matematika yang diterapkan guru SLB-C terhadap hasil belajar siswa. 3. Berdasarkan pertimbangan bagaimana pelajaran matematika yang diberikan di SLB tersebut. D. BATASAN MASALAH Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dibahas, bukan untuk mengurangi sifat ilmiah hasil penelitian. Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami permasalahan maka

27 10 penelitian ini dibatasi pada identifikasi metode pembelajaran matematika oleh guru pada siswa SLB-C atau siswa tuna grahita ringan, dimana metode yang diterapkan guru untuk anak tuna grahita nantinya akan dibandingkan dengan teori belajar menurut Bruner, dan teori-teori belajar yang lain yang sering diterapkan atau diaplikasikan dalam metode pembelajaran matematika di sekolah-sekolah pada umumnya dan juga di sekolah luar biasa. E. PENJELASAN ISTILAH 1. Metode pembelajaran Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu dengan yang dikehendaki/ditentukan (KBBI, Balai Pustaka, 2000/2001). Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang belajar/mempelajari (KBBI, Balai Pustaka, 2000/2001). Maka metode pebelajaran dapat diartikan sebagai rangkaian langkah-langkah atau teknik yang dilakukan guru secara teratur untuk mencapai tujuan pendidikan/belajar. 2. SLB (Sekolah Luar Biasa) Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah sekolah yang diperuntukkan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus atau yang berkekurangan secara fisik dan/atau secara mental, SLB terdiri dari beberapa macam kategori yaitu :

28 11 a. SLB A Untuk anak tuna netra (individu yang memiliki gangguan penglihatan) b. SLB B Untuk anak tuna rungu (individu yang memiliki gangguan pendengaran) c. SLB C Untuk anak tuna grahita (individu yang memiliki gangguan atau keterbelakangan mental) d. SLB D Untuk anak tuna daksa (individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan) e. SLB E Untuk anak tuna laras atau anak yang susah untuk mengendalikan emosi. f. Dan yang terakhir adalah untuk anak yang mengalami kesulitan belajar dimana anak tersebut mengalami gangguan yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury (gangguan otak), disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan. Namun dari sekian macam kategori SLB tersebut hanya SLB A, B, C, D yang cukup banyak terdapat di indonesia.

29 12 F. MANFAAT PENELITIAN Dengan adanya penelitian ini peneliti mengharapkan dari hasil penelitian dapat bermanfaat bagi : 1. Peneliti Untuk melatih berfikir secara ilmiah dan dapat menambah pengalaman serta pengetahuan baru khususnya mengenai metode pembelajaran matematika untuk anak sekolah luar biasa tuna grahita. 2. Guru Memberi masukan kepada guru matematika untuk meningkatkan dan atau mempertahankan metode dan pendekatakan pembelajaran matematika yang selama ini sudah diterapkan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. 3. Siswa Dapat memperoleh atau hasil belajar yang lebih maksimal dari sebelumnya, hal itu dikarenakan oleh metode dan pendekatan pembelajaran matematika yang diterapkan guru semakin meningkat dari yang sebelumnya. 4. Sekolah Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan dalam mengambil kebijakan-kebijakan

30 13 untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran matematika itu sendiri.

31 BAB II LANDASAN TEORI A. PENGERTIAN ANAK LUAR BIASA Seorang anak dikatakan berkelainan bila memerlukan persyaratan pendidikan yang berbeda dari rata-rata anak normal, dan untuk dapat belajar secara efektif memerlukan program, pelayanan, fasilitas dan materi khusus (Gearheart, 1981 Frieda Mangunsong hal. 3). Berdasarkan para ahli dikemukakan bahwa anak tergolong Luar Biasa adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai tujuantujuan/kebutuhan dan potensinya secara maksimal, meliputi mereka yang tuli, buta, mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasi mental, gangguan emosional, juga anak-anak yang berbakat dengan intelegensi yang tinggi dapat dikategorikan sebagai anak khusus/luar biasa, karena memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional (Suran & Rizzo, 1979 Frida Mangunsong hal. 3). 14

32 15 1. Sekolah Luar Biasa dan Klasifikasinya Sekolah luar biasa adalah tempat untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus mendapat pelayanan pendidikan seperti yang didapatkan anak-anak pada umumnya. ada 6 kategori atau 6 kelas untuk sekolah luar biasa yang dibedakan sesuai dengan kebutuhan atau kekurangan yang dihadapi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), (heward, diakses tanggal 22 maret 2010, pukul ). 6 kelas atau 6 kategori tersebut antara lain adalah : a. Tuna Netra. Tuna netra adalah individu yang memiliki hambatan atau gangguan dalam penglihatan. Tuna netra dapat diklasifikasikan dalam dua golongan yaitu : buta total (Blind) dan low vision (penglihatan lemah) Sumber : diakses tanggal 22 maret 2010, pukul Definisi Tuna netra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tuna netra memiliki keterbatasan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra

33 16 peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tuna netra adalah media yang digunakan harus bersifat faktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. Sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder. Untuk membantu tuna netra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium) b. Tuna Rungu. Tuna rungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Klasifikasi tuna rungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah: Gangguan pendengaran sangat ringan (27-40dB), Gangguan pendengaran ringan (41-55dB), Gangguan pendengaran sedang (56-70dB), Gangguan pendengaran berat (71-90dB), Gangguan pendengaran ekstrim/tuli (di atas 91dB). Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tuna rungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini

34 17 dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak. Sumber : diakses tanggal 22 maret 2010, pukul c. Tuna Grahita. Tuna grahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang secara signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. Klasifikasi tuna grahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tuna grahita ringan (IQ : 51-70), Tuna grahita sedang (IQ : 36-51), Tuna grahita berat (IQ : 20-35), Tuna grahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran bagi individu tuna grahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi. d. Tuna Daksa. Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik

35 18 tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik. e. Tuna Laras. Tuna laras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Individu tuna laras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tuna laras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar. f. Kesulitan belajar. Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat mempengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.

36 19 Sumber : diakses tanggal 22 maret 2010, pukul Tuna Grahita Tuna grahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation). Tuna berarti merugi. Grahita berarti pikiran. Retardasi Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded) berarti terbelakang mental. Tuna grahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut: a. Lemah fikiran ( feeble-minded) b. Terbelakang mental (Mentally Retarded) c. Bodoh atau dungu (Idiot) d. Pandir (Imbecile) e. Tolol (moron) f. Oligofrenia (Oligophrenia) g. Mampu Didik (Educable) h. Mampu Latih (Trainable) i. Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat j. Mental Subnormal k. Defisit Mental l. Defisit Kognitif m. Cacat Mental n. Defisiensi Mental

37 20 o. Gangguan Intelektual American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20), mendefinisian Tuna grahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif. Sedangkan pengertian Tuna grahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p ) sebagai berikut: Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi baku. Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun. Sumber: April Posted by VANtheyologist Pendidikan grahita, SLB, tuna. diakses tanggal 22 maret 2010, pukul Menurut salah seorang tokoh di sebuah artikel di internet mengemukakan berdasarkan dari suatu ceramah Pendidikan yang diikutinya, definisi anak Tuna grahita adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi dibawah intelegensi normal. Menurut Standford-Binet Score dan Wiscr-R Score, apabila ditinjau dari kurva

38 21 normal, anak Tuna grahita berada di sebelah kiri kurva yaitu pada posisi -2, dengan skor inteligensi yang merentang dari 30 sampai 78. Ke Tuna grahitaan bermanifestasi dalam : Pertama kesulitan dalam Adaptive Behavior atau penyesuaian perilaku. Hal ini berarti anak Tuna grahita tidak dapat mencapai kemandirian yang sesuai dengan ukuran (standard) kemandirian dan tanggung jawab sosial. Yang kedua mengalami masalah dalam keterampilan akademik dan berpartisipasi dengan kelompok usia sebaya. Tuna grahita dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu : Kelompok mampu didik (mild atau educable), IQ kira-kira 10 diantara orang. Kelompok mampu latih (moderate atau trainable), IQ kira-kira 3 diantara orang. Dan kelompok mampu rawat (severe- profound atau dependent), IQ kira-kira 1 diantara orang. Adapun karakteristik Tuna grahita sebagai berikut : 1. Terlambat atau terbelakang dalam perkembangan mental dan sosial. 2. Mengalami kesulitan dalam mengingat apa yang dilihat, didengar sehingga menyebabkan kesulitan dalam berbicara. 3. Mengalami masalah persepsi yang menyebabkan Tuna grahita mengalami kesulitan dalam mengingat berbagai bentuk benda (visual perception) dan suara (audiotary perception).

39 22 4. Keterlambatan atau keterbelakangan mental yang dialami Tuna grahita menyebabkan mereka tidak dapat berperilaku sesuai dengan usianya. Sumber: Tuna grahita.html 22 maret 2010, pukul Dalam sebuah blog Wirati Astiti (rathikumara.blogspot.com) seorang kepala sekolah SLB-C Denpasar bernama Gintil mengemukakan, kategori penyandang tuna grahita yang mampu diterima di SLB kategori C IQ disebut mampu didik. Mereka ini dapat menerima materi pelajaran dalam bentuk sederhana. Kategori C1 IQ disebut mampu latih. Walaupun mereka sudah diklasifikasikan siswa SMA Luar Biasa mereka tetap tidak bisa membaca. Kategori IQ di bawah 25 (idiot), tidak dapat diterima di SLB C. Mereka tidak mampu menerima rangsangan. Mereka hanya duduk atau terlentang. Dalam pengajaran di SLB-C, para guru memegang peranan penting. Mereka dituntut kesabaran tinggi dengan tingkat emosi anak yang berbeda-beda. Namun, kata Gintil, para orangtua di Denpasar tampaknya makin sadar tentang pentingnya memberikan keterampilan kepada para penyandang tuna grahita. Saat ini jumlah siswa SLB C di Denpasar 240 orang, dengan jumlah guru negeri 27 orang dan guru honorer 7 orang. Perbandingan jumlah guru dan siswa itu, kata Gintil, belum berimbang. Namun, tidak mudah mencari guru yang mau mengabdi di sekolah luar

40 23 biasa. Selain memiliki keterampilan mengajar khusus, mereka harus memiliki kesabaran yang tinggi menurut Gintil. AAMR (American Association on Mental Retardation) mengemukakan bahwa keterbalakangan mental menunjukkan adanya keterbatasan dalam fungsi, yang mencakup fungsi intelektual yang dibawah rata-rata, d imana berkaitan dengan dengan keterbatasan pada dua atau lebih dari keterampilan adaptif seperti komunikasi, merawat diri sendiri, keterampilan sosial, kesehatan,dan keamanan, fungsi akademis, waktu luang, dll. Keadaan ini tampak sebelum usia 18 tahun (Hallahan & Kauffman, 1994). AAMR mengklasifikasikan anak Tuna grahita berdasarkan tingkat keparahan masalahnya, dan AAMR memperkenalkan penggunaan istilah mild ( mampu didik, rentang IQ : 56-67), moderate (mampu latih, rentang IQ : 36-51), severe (membutuhkan perlindungan hidup dan pengawasan yang teliti, rentang IQ : 20-35) dan profound (mempunyai problem serius, IQ dibawah 20). Beberapa ahli bahkan ada yang mengklasifikasikan anak yang memiliki IQ (borderline) sebagai anak Tuna grahita. Namun AAMR tidak hanya mengklasifikasikan anak Tuna grahita berdasarkan skor IQ melainkan juga berdasarkann seberapa besar dukungan/bimbingan yang diperlukan untuk anak Tuna grahita Dari apa yang dikemukakan AAMR tersebut dapat disimpulkan bahwa anak Tuna grahita merupakan anak yang membutuhkan dukungan/bimbingan dari lingkungan sekitarnya, dukungan/bimbingan

41 24 yang tepat sangat berpengaruh terhadap perkembangan/kemajuan anak Tuna grahita. Walaupun demikian agaknya mengganti penggolongan klasifikasi anak Tuna grahita dari yang awalnya menggunakan skor IQ ke seberapa besar bentuk dukungan/bimbingan terhadap Tuna grahita masih terlalu dini, sebab pengklasifikasian anak Tuna grahita berdasarkan skor IQ masih digunakan sampai sekarang. Berdasarkan beberapa ahli yang telah mengemukakan tentang Tuna grahita diatas dapat dikatakan juga bahwa anak Tuna grahita adalah anak yang memerlukan perhatian yang khusus, sebab Tuna grahita adalah anak yang memiliki keterbelakangan mental, mereka tidak seperti orang-orang atau anak-anak normal pada umumnya, bimbingan/dukungan lingkungan atau orang-orang sekitar sangat mempengaruhi perkembangan/kemajuan Tuna grahita, dengan bimbingan/dukungan yang tepat mereka dapat mengalami kemajuan seperti dapat melakukan hal-hal seperti yang orang normal lakukan, contohnya menyapa orang lain, bersih-bersih lingkungan yang ada disekitarnya, bersih-bersih diri hingga kemampuan intelektualnya pun juga mengalami perkembangan, namun tidak mudah dan memerlukan waktu yang tidak singkat untuk mencapai kemjuan tersebut, diperlukan kesabaran yang ekstra untuk mencapainya. B. TEORI BELAJAR UNTUK PENGAJARAN MATEMATIKA Belajar adalah suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan / pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia dan tingkah

42 25 laku ini menjadi tetap tidak akan berubah lagi dengan modifikasi yang sama (Herman Hudojo, 1981:2). Unsur penting dalam belajar adalah memori, dimana memori merupakan daya mengingat untuk dapat menyebutkan kembali pengalaman - pengalaman yang lampau atau secara singkat dapat dikatakan memori merupakan kemampuan untuk mengingat (Herman Hudojo, 1981:2). Dalam buku Herman Hudojo (1981) banyak para tokoh memaparkan berbagai macam teori belajar khususnya untuk pengajaran matematika. Para tokoh tersebut adalah sebagai berikut: Thorndike, menurutnya teori belajar berupa stimulus-respon yang mendominasi pengajaran matematika beberapa tahun yang lalu. Teori ini disebut juga koneksionisme, sebab pendapat Thorndike belajar adalah suatu pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, diantara keduanya mempunyai hubungan yang kuat bila sering dilatih. Makin sering hubungan stimulus dan respon dipergunakan, makin kuat hubungan yang terjadi, sebaliknya makin jarang hubungan stimulus dan respon dipergunakan makin lemah pula hubungan yang terjadi. Semakin banyak hubungan S (stimulus) R (respon) yang dimilki siswa, siswa tersebut dapat dipandang makin pandai, sebab ia mempunyai pengetahuan yang makin banyak. Begitu pula sebaliknya makin sedikit hubungan S R yang dimilki siswa, siswa tersebut dipandang kurang pandai. Namun jika stimulus dan respon terjadi serempak, maka hubungan yang demikian itu disebut kontiguisi.

43 26 Skinner juga memaparkan teori belajar, Skinner mengungkapkan ganjaran atau penguatan merupakan unsur terpenting dalam proses belajar, Skinner membagi penguatan menjadi penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif sebagai stimulus bila penyajian mengiringi suatu tingkah laku siswa cenderung meningkatkan pengulangan tingkah laku itu, ini berarti tingkah laku itu diperkuat. Sedang penguatan negatif adalah stimulus yang dihapuskan cenderung menguatkan tingkah laku. Secara ringkas, untuk penguatan, guru perlu mengingat hal-hal berikut: 1. Di dalam mengajarkan matematika, berikan penguatan dengan segera, dan jangan ditunda-tunda. 2. Pada tahap mula suatu tugas, berikan penguatan pada setiap respon yang benar. 3. Janganlah memberikan penguatan tingkah laku yang tidak dikehendaki. Skinner berusaha mengatasi ketidak-mungkinan guru dapat memberikan penguatan dengan segera kepada setiap siswa secara teratur, yaitu dengan menggunakan materi yang berupa instruksi-instruksi yang diprogramkan. Selain itu perlu diketahui komponen-komponen penting dalam pengajaran matematika dari wawasan tingkah laku sebagai berikut : 1. Obyektif yang dinyatakan di dalam terminologi tingkah laku.

44 27 2. Tugas yang dibagi menjadi keterampilan-keterampilan prasyarat dan urutan logis dari materi yang akan dipelajari. 3. Penentuan hubungan antara keterampilan prasyarat dan urutan logis dari materi yang akan dipelajari. 4. Perencanaan materi dan prosedur mengajar untuk setiap tugas-tugas bagian. 5. Pemberian balikan kepada siswa yang dapat dilihat dari penampilan siswa dimana siswa itu telah selesai melaksanakan tugas-tugas bagian yang mendukung pencapaian obyektif-obyektif tadi. Tingkah laku ini semua merupakan bagian dari kemampuankemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa. Jika mereka belum memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, mereka harus diajari terlebih dahulu sebelum para siswa dapat berhasil mencapai obyektif yang telah dirumuskan. Keterampilan-keterampilan bagian tidak dapat diajarkan secara random, satu bagian terhadap bagian lainnya merupakan prasyarat. Seorang guru harus mengetahui keterampilan apa yang sudah dimilki siswa sebelum pengajaran dimulai. Berikutnya adalah teori belajar menurut Gagne. Gagne mengurutkan delapan tipe belajar dalam suatu hierarki hubungan yang didasarkan kepada pandangan bahwa tahap belajar yang lebih tinggi berdasarkan pada tahap belajar yang lebih rendah. Dari kedelapan tipe belajar tersebut, Gagne berpendapat bahwa setiap tipe belajar terjadi didalam empat

45 28 fase yang berurutan, yaitu fase pengertian, fase belajar dimana siswa menyadari adanya stimulus atau kumpulan stimulus yang disajikan dalam situasi belajar. Fase yang kedua adalah fase perolehan, merupakan fase belajar dimana siswa sedang memperoleh atau memproses fakta, ketrampilan, konsep atau prinsip yang dipelajari. Selanjutnya fase penyimpanan, fase belajar dimana setelah seseorang memperoleh pengetahuan baru, pengetahuan itu harus disimpan atau diingat, fasilitas penyimpanan itu disebut memori yang dibagi menjadi dua yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Fase yang terakhir adalah fase pengungkapan, fase belajar dimana kemampuan siswa untuk menyebutkan kembali informasi yang telah diperoleh dan disimpan dalam ingatan. Salah satu tipe belajar dari Gagne adalah mengenai pemecahan masalah (problem solving). Dimana pemecahan masalah merupakan tipe belajar yang menyangkut dua atau lebih aturan-aturan yang telah dimiliki siswa, dimana aturan-aturan itu dikombinasikan agar menghasilkan suatu aturan yang tadinya belum diketahui. Didalam pemecahan masalah siswa berusaha menyeleksi dan menggunakan aturan-aturan yang telah dipelajari terdahulu, untuk membuat formulasi pemecahan masalah. Seorang guru haruslah mengerti tipe-tipe belajar yang berbeda seperti yang diungkapakan Gagne karena itu guru harus memilih strategi mengajar dan aktivitas kelas yang membantu memperlancar setiap tipe belajar, guru juga harus cermat dalam memilih suatu tipe belajar tertentu yang sekiranya cocok untuk belajar topik metematika yang akan diajarkan, dimana dari kedelapan tipe belajar

46 29 yang dipilih tadi akan saling beriteraksi secara kompleks yang nantinya diperlukan dalam urutan belajar pada umumnya. Gagne menekankan pentingnya mengembangkan suatu analisa tugas sebelum mengajar, hal ini dimaksudkan mempersiapkan seorang siswa untuk belajar sesuatu yang baru setelah siswa itu menguasai kemampuan-kemampuan tertentu. Selain teori-teori belajar yang telah disebutkan tadi ada teori belajar dari psikologi. Salah seorang ahli psikologi kognitif (Lewin) berpendapat bahwa suatu objek yang secara fisik dekat dengan seseorang, bukan merupakan dari kehidupannya. Bila orang itu tidak sadar dan tidak dipengaruh oleh objek itu. Tetapi, suatu objek yang bukan suatu fakta fisik dapat menjadi ada dalam kehidupan seseorang, jika mempengaruhi tingkah lakunya (Dembo, Herman Hudojo, 1981:23). Teori studi kognitif berpendapat bahwa tingkah laku belajar itu adalah pengorganisasian atau penstrukturan kembali. Pada dasarnya, psikologi kognitif mengemukakan bahwa manusia melakukan pengamatan mula-mula secara keseluruhan. Baru kemudian manusia itu menganalisa apa yang diamati selanjutnya disintesakan kembali. Sedang menurut teori Piaget secara ringkas dan sederhana dapatlah dikatakan bahwa perkembangan intelektual manusia itu berkembang secara bertahap melalui empat tahapan yang berurutan. Urutan tahapan itu tetap bagi setiap orang, namun usia kronologisnya berbeda-beda pada orang yang memasuki setiap tahap berpikir yang lebih tinggi, tergantung pada masingmasing individu. Tahap-tahap berpikir yang diungkapkan oleh Piaget adalah :

47 30 1. Tahap sensori-motor (0-2 tahun) 2. Tahap pra-operasional (2-7 tahun) 3. Tahap operasional kongkrit (7-11 tahun) 4. Tahap operasional formal (11 tahun keatas) Teori Piaget menjelaskan perkembangan intelektual sebagai suatu proses asimilasi dan akomodasi terhadap informasi ke dalam struktur mental. Asimilasi adalah proses dimana informasi dan pengalaman baru menyatukan diri ke dalam struktur mental. Sedangkan akomodasi adalah proses menstrukturkan kembali pikiran sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru. Jadi pikiran itu tidak hanya menerima informasi baru, tetapi pikiran itu menstrukturkan kembali informasi lamanya untuk mengakomodasikan yang baru. Namun lain halnya teori belajar Bruner. Bruner melukiskan anakanak berkembang dalam tiga tahap yaitu: 1. Tahap Enaktife. Dalam tahap ini anak-anak dapat memanipulasi obyek-obyek yang diberikan oleh guru secara langsung. Misal berupa gambar atau gerak tubuh (bahasa tubuh) yang ditunjukkan guru ke siswa. 2. Tahap ikonik. Tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak berkenaan dengan mental yang merupakan gambaran dari obyek-obyek. Jadi siswa tidak memanipulasi obyek secara langsung seperti pada tahap enaktife.

48 31 3. Tahap simbolik. Tahap dimana anak tersebut dapat langsung memanipulasi simbol-simbol dan tidak ada ikatan sama sekali dengan obyek-obyek. Tahap ini adalah tahap terakhir setelah kedua tahap enaktife dan ikonik. Dari ketiga tahap yang dikemukakan Bruner diatas yang digunakan untuk menganalisis bagaimana metode pembelajaran matematika SLB-C adalah dua tahap saja yaitu tahap enaktife dan ikonik sebab subyek penelitian yang dilakukan adalah guru siswa tuna grahita dimana untuk anak tuna grahita hanya dapat memasuki kedua tahap tersebut sedangkan untuk tahap simbolik siswa tuna grahita terlalu sulit untuk memasuki tahap tersebut. Dari beberapa macam teori belajar menurut para ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dapat dilakukan dalam beberapa cara mulai dari mengenali tingkah laku peserta didik, usia anak untuk mengetahui perkembangan kognitifnya, atau melakuakan pembelajaran dalam berbagai tahap agar peserta didiknya dapat mengalami proses pembelajaran yang runtut melalui beberapa fase perkembangan yang sesuai dengan kemampuan dan perkembangan berpikirnya dan perkembangan intelektualnya. Semuanya itu saling berkaitan satu dengan lainnya, dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya pula, salah satu contohnya seperti yang dikemukakan Bruner dimana Bruner menyebutkan anak berkembang dalam tiga tahap yaitu tahap enaktife, tahap ikonik, dan tahap simbolik, namun apa yang dikatakan Bruner tersebut tidak semata-mata dapat langsung diterapkan pada anak, sebab anak didik terlebih dahulu melalui fase pengertian seperti yang diungkapkan Gagne

49 32 agar mereka dapat menangkap atau mengerti apa yang disampaikan oleh guru sehingga mereka dapat mengalami tahap enaktife, selanjutnya fase perolehan, lalu fase penyimpanan, dan melalui fase-fase selanjutnya yang berurutan dalam teori belajar menurut Gagne, bersamaan dengan itu anak pun juga akan mengalami tiga tahap perkembangan anak dalam teori belajar Bruner. Unsur terpenting dalam teori belajar adalah ganjaran atau penguatan seperti diungkapkan Skinner di mana penguatan dibagi menjadi dua yaitu penguatan negatif dan positif. Di dalam penguatan guru harus mengingat tiga hal penting yaitu : 1. Berikan penguatan segera, jangan ditunda-tunda terutama dalam mengajarkan matematika. 2. Berikan penguatan pada setiap respon yang benar pada tahap mula suatu tugas. 3. Jangan memberikan penguatan tingkah laku yang tidak dikehendaki. Penguatan yang diberikan guru kepada muridnya secara segera akan berjalan secara teratur dengan menggunakan materi yang berupa instruksi-instruksi yang telah diprogramkan dalam suatu pengajaran. Selain penguatan yang diberikan guru, ada komponen-komponen atau prasyarat penting yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika, jika siswa belum memiliki prasyarat ini maka siswa harus diajari terlebih dahulu agar dapat berhasil mencapai objektif yang telah dirumuskan dalam teori belajar Skinner.

50 33 Dalam kegiatan pembelajaran atau belajar juga terdapat delapan tipe belajar yang disusun secara hierarki hubungan yang didasari pada pandangan untuk mencapai tahap belajar yang lebih tinggi maka harus didasari pada tanpa belajar yang lebih rendah terlebih dahulu seperti yang dikatakan Gagne. Delapan tipe belajar menurut Gagne adalah sebagai berikut : 1. Belajar isyarat (signal learning). 2. Belajar stimulus-respon (Stimulus-Respon Learning). 3. Rangkaian (chaining). 4. Asosiasi verbal (verbal assosiation). 5. Belajar diskriminasi ( discrimination learning). 6. Belajar konsep (concept learning). 7. Balajar aturan (rule learning). 8. Pemecahan masalah (problem solving). Dan dari kedelapan tipe tersebut terjadi didalam empat fase yang berurutan yaitu : fase pengertian, fase perolehan, fase penyimpanan, dan fase pengemukakan kembali. Selain itu pentingnya mengembangkan suatu analisa tugas sebelum mulai mengajar sangan diperlukan, hal ini berarti mempesiapkan seorang siswa untuk belajar sesuatu yang baru setelah siswa itu menguasai kemampuan-kemampuan tertentu. Selain tipe belajar dan fase-fase belajar yang diungkapkan Gagne, proses berpikir sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir

51 34 kongkrit ke abstrak juga diperlukan dalam belajar dan sangat bermanfaat bagi teori belajar dan psikologi kognitif. Hal tersebut seperti diungkapkan Piaget, Piaget mengemukakan tahap-tahap berpikir manusia, Yaitu : 1. Tahap sensori-motor (0-2 tahun). 2. Tahap pra operasional (2-7 tahun). 3. Tahap operasional kongkrit (7-11 tahun). 4. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Dalam teori Piaget perkembangan intelektual sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran, sebab setiap orang mempunyai kemampuan intelektual yang berbeda-beda, untuk mengembangkan perkembangan intelektual tersebut diperlukan beberapa tahap belajar atau berpikir dariyang lebih rendah atau yang sederhana dahulu hingga menuju ke tahap berpikir yang lebih tinggi disesuaikan juga dengan usia atau tahap sensori anak dalam menangkap tahapan-tahapan belaja tersebut. Maka dari itu guru sangat berperan penting dalam proses pembelajaran atau pembentukan perkembangan intelektual anak didiknya, dan interaksi antara guru dan anak didik pun harus terjalin kondusif agar mendapatkan hasil yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan. C. TEORI BELAJAR KHAS TUNA GRAHITA Menurut Frieda Mangunsong (1998) Pendidikan bagi anak-anak terbelakang mental memerlukan suatu keahlian khusus, terutama bagi guru-

52 35 guru yang mengelola proses belajar mengajar. Penyesuaian metode dan program pengajaran tersebut, meliputi : 1. Pelajaran harus bersifat konkrit. 2. Metode mengajar dengan pendekatan individual. 3. Review (ulangan) hendaknya dilakukan secara kontinu. 4. Jangan terlalu menuntut syarat-syarat akademik yang tinggi. 5. Kata-kata yang digunakan sederhana dan cepat dipahami. 6. Jangan memperlihatkan sikap yang menakut-nakuti anak. 7. Isi pelajaran supaya menarik minat anak. Adapun strategi penyusunan kurikulum untuk anak tuna grahita, khususnya tuna grahita yaitu pada dasarnya isi kurikulumnya (kuantitatif), sama dengan anak-anak normal, kecuali kualitatifnya sedikit lebih rendah daripada anak-anak normal dan kurikulumnya dapat ditambah dengan berbagai latihan keterampilan seperti menjahit, memasak, dan lain-lain. Dasar pedagogis anak tuna grahita adalah dengan memberikan pelayanan pendidikan yang sistematis dan terarah, anak-anak cacat dapat diharapkan menjadi warga negara atau masyarakat yang terampil, mandiri serta bertanggung jawab terhadap kehidupan dan penghidupannya, serta tidak terlalu menggantungkan diri pada orang lain. Jadi pengembangan PLB bertitik tolak dari pengertian bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, kemampuan dan ketidak mampuan dan bukan seyogyanya memusatkan kepada ketidak mampuannya saja, tetapi justru sisa

53 36 kemampuannya. Meskipun menjadi kenyataan bahwa sesorang dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda-beda, ketidak mampuan seorang hendaknya jangan dipandang sebagai sesuatu yang berbeda. Seyogyanya seseorang yang membutuhkan pengajaran luar biasa, dipandang secara utuh dan menyeluruh dalam menilai ketidak mampuan maupun kemampuannya. D. JENIS METODE PEMBELAJARAN Berikut adalah metode-metode pembelajaran yang biasa digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar pelajaran matematika untuk siswa SLB tuna grahita ringan. 1. Metode Ekspositori Kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode ekspositori masih terpusat kepada guru sebagai pemberi informasi (Depdiknas, Skripsi Gabriel Dimas: 10), guru berbicara pada awal pelajaran menjelaskan materi kemudian menyajikan contoh-contoh soal, pada saatsaat yang diperlukan siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, namun juga siswa mengerjakan soal latihan dan mengajukan pertanyaanpertanyaan bila ada yang belum dipahami. Metode ekspositori dapat dikatakan mirip dengan metode ceramah hanya saja dalam metode ekspositori siswa masih sedikit lebih aktif dengan mengerjakan soal-soal latihan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

54 37 2. Metode Ceramah Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa (Sudirman et al, 1987). Jusuf Djajadisastra (1982) mengungkapkan dalam metode ceramah murni akan terlihat beberapa hal seperti berikut : a. Guru yang lebih aktif sepanjang waktu pelajaran yang tersedia b. Guru berdominasi di kelas c. Tempat kedudukan guru selalu tetap yaitu di depan kelas, dan hubungan guru dan murid bersifat searah, yaitu dari hanya pihak guru kepada siswa. 3. Metode Demonstrasi Segala sesuatu yang dijelaskan guru tidak semuanya dapat dipahami siwa dengan baik, untuk pelajaran matematika ada saat-saat tertentu di mana guru harus menjelaskan materi ke siswa dengan metode yang dapat membantu siswa menjadi paham akan materi apa yang dijelaskan guru. Melihat keadaan yang seperti itu guru biasanya akan memperagakan atau mendemonstrasikan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang sedang disampaikan guru agar siswa lebih terbantu atau lebih mudah memahami materi tersebut, langkah yang diambil guru itu disebut dengan metode demonstrasi, yaitu penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda tertentu

55 38 yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan (Sudirman et al, 1987). 4. Metode Tanya Jawab Jusuf Djajadisastra (1982), menuturkan bahwa metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa, tidak hanya pertanyaan dari guru saja namun dapat pula sebaliknya pertanyaan dari siswa kepada guru (Sudirman et al, 1987). 5. Metode Tugas dan Latihan Pada dasarnya metode tugas dan latihan dapat dikatakan hampir sama, sama memberikan kegiatan ke sisiwa mengenai suatu persoalan atau masalah yang seyogyanya dikerjakan oleh siswa. Persoalan tertentu atau maslah tertentu dapat berupa latihan-latihan soal atau tugas-tugas seperti makalah, PR, dan lain-lain yang sejenis. Menurut Jusuf Djajadisastra (1982) metode tugas adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya kegiatan perencanaan antara murid dengan guru mengenai suatu persoalan atau problema yang harus diselesaikan atau dikuasai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara siswa dengan guru, sedangkan metode latihan adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara

56 39 sungguh-sungguh, dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan, agar menjadi bersifat permanen. E. ASPEK-ASPEK DALAM PEMILIHAN METODE PEMBELAJARAN Irwanto et al (1983) memaparkan di dalam bukunya bahwa secara umum pemilihan metode mengajar harus disesuaikan dengan beberapa hal. Dalam buku Pengantar Metode yang Baik yang dikeluarkan P & K (1979), pemilihan metode tersebut tergantung pada : 1. Tujuan Pemilihan metode mengajar yang baik harus mempunyai tujuan pengajaran yang harus dicapai agar metode tersebut dapat disesuaikan dengan baik. 2. Kemampuan guru Pemilihan metode mengajar harus disesuaikan dengan pengertian dan penguasaan guru terhadap metode mengajar yang dipilihnya. 3. Kemampuan orang yang belajar (siswa) Dalam memilih metode mengajar tentunya guru harus melihat seberapakah kemampuan siswanya agar metode mengajar tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa.

57 40 4. Besarnya kelompok Jumlah siswa dalam kelas pun juga harus diperhatikan, semakin besar jumlah siswa dalam satu kelas maka guru jelas akan kesulitan jika guru menggunakan metode diskusi dan semacamnya. 5. Waktu Dengan waktu yang tersedia dan telah direncanakan apakah metode mengajar yang dipilihnya itu dapat terpenuhi atau cukup dan sebagainya. 6. Fasilitas yang ada Dalam metode mengajar pasti ada saat-saat dimana guru menggunakan alat peraga atau fasilitas-fasilitas yang lainnya, maka dari itu guru juga harus memperhatikan apakah fasilitas-fasilitas yang diperlukan itu tersedia atau dapat disediakan, sebab hal ini penting agar proses belajar mengajar tidak terganggu.

58 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Metode penelitian sangat erat hubungannya dengan prosedur, alat, serta rancangan penelitian, prosedur memberikan kepada peneliti urutan / runtutan pekerjaan yang harus dikerjakan dalam penelitian : alat / instrumen penelitian, tehnik yang dipakai untuk mengukur atau mengumpulkan data, sedangkan metode penilitian memandu peneliti mengenai bagaimana peneliti akan melakukan penelitian itu. Lalu rancangan penelitian meliputi perencanaan dan proses operasional penelitian (Pardimin, 1997:1). Dalam penilitian ini, peneliti menggunakan metode atau jenis penelitian deskriptif-kualitatif. Menurut Sumanto tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran suatu konsep atau gejala, juga untuk menjawab sehubungan dengan status subjek penelitian pada masa ini (Sumanto, 2002 :13). B. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian dalam penelitian ini ada dua yaitu guru Sekolah Luar Biasa dan siswa Sekolah Luar Biasa C (Tuna Grahita) itu sendiri. Dan yang menjadi objek penelitian adalah metode pembelajaran matematika yang diterapkan 41

59 42 oleh guru di SLB-C serta pengaruh metode pembelajaran yang digunakan guru terhadap hasil belajar atau prestasi belajar yang diperoleh siswa Adapun waktu dan tempat peneliian sebagai berikut : 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB Yapenas Yogyakarta. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan mulai pada tahun ajaran baru atau sekitar bulan juli hingga bulan september C. BENTUK DATA Data yang akan dikumpulkan atau akan dicari dalam penelitian ini berupa atau berasal dari hasil pengamatan terhadap guru dan siswa SLB-C yang dilakukan oleh peneliti. Serta data juga didapat dari hasil wawancara guru dan beberapa siswa jika dimungkinkan mengenai hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut, mengingat siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SLB-C atau siswa Tuna Grahita. D. METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data merupakan langkah paling penting dalam melakukan sebuah penelitian. Data merupakan keterangan atau informasi yang sangat dibutuhkan dalam penelitian, sehingga data harus benar, lengkap, dan dapat dipercaya sesuai dengan tujuan penelitian, serta harus faktual dan tidak direkayasa.

60 43 Menurut Suharsini Arikunto, teknik pengumpulan data atau metode pengumpulan data ada beberapa macam diantaranya : angket, wawancara, pengamatan atau observasi (survey), tes dan dapat juga dengan dokumentasi. Metode atau teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi (pengamatan) serta wawancara (Suharsini Arikunto, 2002 : 136). E. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan kurikulum sekolah luar biasa Yapenas yogyakarta yang kemudian dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan serta dosen pembimbing peneliti. Instrumen penelitian berupa lembar pengamatan terstruktur dan lembar observasi yang nantinya berfungsi untuk mengamati aktifitas guru dalam melakukan pembelajaran matematika dikelas. Instrumen ini akan diuji cobakan terlebih dahulu dikarenakan untuk mengetahui apakah instrumen ini layak digunakan atau belum. Dalam penelitian ini nantinya juga akan digunakan instrumen berupa tes soal untuk mengetahui hasil belajar siswa tapi instrumen tersebut harus menyesuaikan terlebih dahulu dari soal tes untuk anak tuna grahita yang biasa dibuat oleh guru sekolah luar biasa untuk anak tuna grahita. F. VALIDITAS INSTRUMEN Validitas instrumen untuk penelitian ini diperoleh melalui Expert Judgement yaitu melalui pertimbangan dan telah diteliti oleh orang yang

61 44 mempunyai kemampuan dibidang tersebut dalam hal ini adalah dosen pembimbing dan guru sekolah luar biasa Yapenas Yogyakarta. G. RELIABILITAS INSTRUMEN Sebuah instrumen perlu di uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui reliabilitas dari instrumen yang akan di gunakan itu sendiri, namun dikarenakan keadaan sekolah luar biasa tempat penelitian ini berlangsung hanya terdapat masing satu kelas untuk tiap kelasnya atau dengan kata lain tidak terdapat kelas-kelas paralel maka reliabilitas instrumen untuk soal tes diperoleh berdasarkan pertimbangan dan membandingkan dengan soal-soal evaluasi yang pernah di buat guru terdahulu dan silabus yang disusun oleh guru. H. TEKNIK ANALISIS DATA Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka data yang terkumpul perlu dianalisis, data yang dimaksud berupa hasil obeservasi atau pengamatan terhadap guru dan siswa SLB-C, juga berupa data hasil belajar siswa SLB-C tersebut. Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk mengetahui informasi lebih lengkap tentang bagaimana metode pembelajaran matematika yang diterapkan guru di SLB-C dan bagaimana pula pengaruh metode pembelajaran yang diterapkan atau digunakan guru terhadap hasil belajar atau prestasi belajar siswa SLB-C. Untuk menambah hasil analisis maka diperlukan wawancara terhadap guru, dari hasil wawancara tersebut

62 45 kemudian dianalisis untuk mengetahui lebih lengkap mengenai hasil analisis data yang diperoleh dari observasi. Peneliti juga jika dimungkinkan untuk melakukan intervensi di dalam pembelajaran yang sedang dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk membandingkan atau mengetahui bagaimana jika guru menggunakan metode pembelajaran matematika yang ditawarkan peneliti. Setelah semua data diperoleh dan dianalisis, data-data tersebut akan dideskripsikan secara kualitatif.

63 BAB IV ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan analisis data, hasil penelitian dan pembahasan dari metode pembelajaran matematika SLB untuk anak tuna grahita ringan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa tahun ajaran 2010/2011. A. DESKRIPSI DATA Data merupakan keterangan atau informasi yang sangat dibutuhkan dalam penelitian, sehingga data harus benar, lengkap, dan dapat dipercaya sesuai dengan tujuan penelitian, serta harus faktual dan tidak direkayasa. Seperti yang telah diuraikan pada bab III, bahwa data diambil dari dua orang guru kelas VII dan VIII SLB-C serta siswa kelas VII dan kelas VIII SLB-C, SLB YAPENAS yang masing-masing berjumlah 4. Sedangkan pengumpulan data melalui pengamatan atau observasi. B. TRANSKRIPSI DATA Data tentang metode pembelajaran matematika SLB untuk anak tuna grahita ringan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa tahun ajaran 2010/2011, berdasarkan hasil transkripsi data dari pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya. 46

64 47 Transkripsi data merupakan salinan video pengamatan dan wawancara yang diubah menjadi bentuk narasi atau uraian agar menjadi mudah untuk dianalasis, hal-hal yang tidak berhubungan dengan pembelajaran tidak dimuat dalam transkripsi data. Transkrip data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. C. TOPIK DATA Topik data merupakan deskripsi singkat dari hasil transkripsi data yang mengandung makna yang diteliti, dalam hal ini metode pembelajaran matematika SLB untuk anak tuna grahita ringan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa tahun ajaran 2010/2011. Topik data yang dibuat didapat dari hasil transkripsi data dari pengamatan dua orang guru kelas VII dan VIII SLB-C, SLB YAPENAS yogyakarta. Berikut adalah tabel topik data untuk tiap pertemuannya. Tabel 4.1 Topik Data Pertemuan I tanggal 20 Juli 2010 Guru I Kelas VII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Ekspositori dan Demonstrasi No Topik Data Bagian Data 1. G memberi tahu siswa pokok bahasan yang akan di pelajari I : 1 2. G mencontohkan dengan menggunakan media atau alat peraga dan I : 1-3 mengajak siswa berpartisipasi aktif. S memperhatikan penjelasan G 3. G memberikan contoh penggunaan satuan baku dalam pengukuran yang I : 3-16 sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, dan mengajak S berpartisipasi aktif lagi. S memperhatikan G 4. G mengulang penjelasan yang G jelaskan tadi di awal pelajaran dan S I : memperhatikannya 5. G memperagakan ke S cara mengukur dengan menggunakan penggaris, I ; S diminta untuk ikut berpartisipasi dan S pun melakukannya 6. G meminta S untuk mengukur benda mereka masing-masing dengan I : menggunakan penggaris, S mengerjakan perintah dari G dan G berkeliling mengamati 7. G membantu S yang belum paham atau lupa bagaimana mengukur panjang benda dengan menggunakan penggaris. S memperhatikan I : 53-63

65 48 8. G membantu siswa memahami apa itu satuan baku, dan mengajak S I : aktif. S memperhatikan G dan ikut berpartisipasi aktif 9. G memberi contoh latihan soal dan di bahas bersama-sama, mengenai konversi dari centi meter ke meter dan dari meter ke centi meter serta memperkenalkan yang dimaksud dengan meteran. S memperhatikan I : G mengoreksi pemahaman siswa dengan meminta siswa untuk mencoba I : menggunakan meteran dengan menunjukkan seberapa 100 centi meter itu. S melakukan perintah G 11. Salah satu diminta untuk mencoba mengukur panjang meja dengan I : menggunakan meteran dan diminta untuk menyebutkan satuan bakunya, S tersebut mengerjakannya dan G tetap membantu S. S diminta untuk berpartisipasi aktif dan S pun melakukannya 12. G mengulang tentang konversi satuan centi meter ke meter dan meter ke I : centi meter tadi. S memperhatikan G 13. G menjelaskan kembali mengenai satuan baku dan mengajak siswa I : untuk aktif dengan bertanya jawab dengan siswa. S memperhatikan G dan melakukan tanya jawab dengan G 14. S ditunjukkan kembali contoh penggunaan satuan baku di papan tulis, I : salah satu contohnya adalah Ibu membeli kain panjangnya 3 meter satuan yang digunakan adalah?, dan berinteraksi dengan siswa agar berpartisipasi aktif. S memperhatikan G dan beberapa S lain ada yang aktif menjawab pertanyaan dari G dan ada yang memperhatikan saja 15. G mengoreksi pemahaman S setelah penjelasan yang G berikan tadi I : G memberi soal latihan dan di kerjakan bersama-sama bertujuan agar S I : tetap ikut aktif berpartisipasi. S mengerjakan soal-soal latihan tersebut 17. G memberikan contoh lain kepada salah satu S agar S tersebut dapat I : lebih paham lagi dan untuk mengoreksi pemahaman siswa lagi. S tersebut memperhatikan G 18. G memberi tambahan soal lain lagi untuk mengoreksi pemahaman siswa, dan G juga sembari menjelaskan kembali untuk mengingatkan I : I : kembali ke siswa mengenai satuan panjang centi meter dan meter. S mengerjakan soal tersebut sembari memperhatikan penjelasan dari G 19. G meminta S mengerjakan latihan soal yang belum dikerjakan tadi I : untuk dikerjakan dirumah, karena jam pelajaran pertemuan I sudah selesai Tabel 4.2 Topik Data Pertemuan II tanggal 26 Juli 2010 Guru I Kelas VII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Ekspositori No Topik Data Bagian Data 20 G melanjutkan pembahasan pada pertemuan I yaitu bagaimana cara II : 1-18 mengukur dengan menggunakan meteran dengan meminta S mengukur tinggi mejanya dengan menggunakan meteran, dan meminta S menuliskannya di papan tulis. S melakukan perintah G 21 G memberi contoh lain ke S mengenai mengukur dengan menggunakan II : meteran, dan menuliskannya di papan tulis. S memperhatikan G 22 G mengajari S4 dalam menulis dan membaca yang di bahas tadi, S4 II : mengalami kekurangan dalam hal menulis dan membaca. S4 melakukan perintah G dengan cukup baik 23 Salah satu S diminta lagi oleh guru mengukur suatu benda dengan II : menggunakan meteran, S tersebut mengerjakannya dan G mendampingi 24 G memberi giliran SL yang selanjutnya untuk mencoba mengukur suatu benda dengan menggunakan meteran dan menuliskannya di II : 49-56

66 49 papan tulis. SL melakukan perintah G 25 G menjelaskan mengenai selain untuk mengukur panjang ukuran baku II : centi meter dan meter bisa juga digunakan untuk mengukur lebar dan tinggi. S memperhatikan penjelasan G 26 S diminta G untuk mengukur lingkar kepala temannya, dengan tujuan II : agar S dapat memahami bagaimana cara mengukur lingkar suatu benda. S melakukannya secara bergantian 27 G mengoreksi kembali kegiatan siswa, apakah yang dilakukan S sudah II : betul atau belum, tetapi G tetap melibatkan S untuk aktif,serta tidak lupa untuk meminta siswa menyebutkan satuan bakunya 28 G memberi kesempatan S untuk mencoba melakukan pengukuran II : lingkar kepala temannya satu sama lain dengan menggunakan meteran, S melaksanakannya dan G tetap mengamati 29 G kembali membantu S yang belum paham dengan mengulang II : penjelasannya tadi yaitu S3, G tetap melibatkan S3 yang belum paham. S3 memperhatikan penjelasan G dengan seksama 30 G meminta S3 yang belum paham tadi untuk mencoba mengukur II : 103 sendiri lingkar kepala temannya. S3 melaksanakannya 31 Pada saat S3 mengukur ternyata S3 belum paham dan G kembali II : membantu menjelaskannya lagi, meski S3 agak sulit untuk dijelaskan karena dia kadang suka kurang memperhatikan atau melamun, tapi G tetap melibatkan S3 untuk aktif 32 G kembali memberi kesempatan S3 untuk mengukur lagi, S mengukur II : dan G mengamati 33 G meminta S3 lagi untuk mengukur lingkar benda yang lain, yaitu II : lingkar kepala model tengkorang atau kerangka yang ada di kelas, S3 melaksanakannya dan G mengamati 34 G mengoreksi yang dilakukan S3 sudah betul atau belum II : G memberi kesempatan SL juga untuk mencoba mengukur lingkar kepala model tengkorak atau kerangka yang ada di kelas tersebut secara bergantian, dan G mengamati serta juga tidak lupa mengingatkan S untuk tidak melupakan satuan baku ukurannya. S melakukan apa yang diperintahkan G secara bergantian II : Tabel 4.3 Topik Data Pertemuan III tanggal 27 Juli 2010 Guru I Kelas VII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Demonstrasi dan Ekspositori No Topik Data Bagian Data 36 G memberi S latihan soal di papan tulis mengenai satuan baku, dan III : 1-4 meminta salah satu S untuk membacakan soalnya, S melaksanakan perintah G dan mengerjakan soal latihan yang diberikan G 37 G menanyakan ke beberapa S jawaban soal latihan tersebut untuk III : 4-12 menjelaskan maksud dari soal latihan tersebut, sembari guru mencatat soal latihannya di papan tulis. Beberapa S tersebut menjawab pertanyaan G sembari memperhatikan G 38 S mengerjakan soal latihan yang diberikan,g berkeliling mengamati III : dan mengoreksi atau mengarahkan pekerjaan S 39 G mengoreksi pekerjaan salah satu S yang sudah selesai III : Selagi G akan mengoreksi pekerjaan S1 mengenai lebar papan tulis, III : S2 juga maju ke depan untuk mengukur lebar papan tulis sesuai yang di soal, dan G memberi kesempatan pda S2, sekaligus mengoreksinya juga dan mengarahkan S2 jika kurang tepat saat mengukurnya 41 G mengingatkan S4 untuk mengerjakan soal latihannya, dan dia pun III : 36-44

67 50 mengerjakannya, G sembari mengoreksi pekerjaan S1 namun juga mengamati apa yang dilakukan S4 serta mengarahkannya dari cara mengukurnya hingga cara menuliskannya dan membacanya hasil dari jawaban soal latihan tersebut 42 G menjelaskan S yang sudah selesai mengerjakan tentang sub materi baru yaitu mengkur suatu benda dengan bantuan tali dan memperagakannya di depan S dan tetap melibatkan S agar S tidak hanya mengamati tetapi juga aktif dan memperhatikan. Beberapa S aktif sembari memperhatikan G dan SL ada yang hanya memperhatikan G saja 43 G meminta S1 dan S2 untuk membandingkan ukurannya besar yang mana, dan meminta S1 dan S2 untuk menyebutkan satuan bakunya. S1 dan S2 pun melaksanakan perintah G dengan menjawab pertanyaan dari G 44 G memberi penjelasan kegunaan atau alasan mengapa mengukur dengan menggunakan bantuan tali dan mengajak S untuk tetap aktif. S memperhatikan G 45 S1 mengukur dengan menggunakan meteran lalu mencocokkannya dengan menggunakan tali, sama atau tidak panjangnya, G melibatkan S 46 G kembali ke membahas soal latihan tadi karena ada yang belum selesai mengarjakan yaitu S4, G mengamati pekerjaan S4 dan mengoreksi atau mengarahkan S4 jika ada yang kurang tepat 47 G menanyakan pemahaman S dan mengingatkan S tentang apa yang sudah di pelajari selama tiga pertemuan ini. S memperhatikan sembari sesekali menjawab pertanyaan G 48 G hendak memberikan latihan soal lagi tapi sebelumnya G mengajak siswa untuk mengingat-ingat S dan mengoreksi pemahaman S juga tentang fungsi alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur panjang, tinggi dan lebar benda apa saja yang ada dilingkungan siswa dan satuan apa yang di gunakan, G mengajak S untuk aktif. S memperhatikan G dan sesekali menjawab pertanyaan dari G 49 G memberi contoh cara mengukur benda yang lain yaitu mengukur badan seseorang dan satuan baku yang digunakan dengan melibatkan S. S memperhatikan G sembari ikut aktif dalam penjelasan G tersebut 50 G menjelaskan contoh yang lainnya lagi yang berkaitan mengukur benda dengan bantuan tali yaitu mengukur lingkar piring, namun G menggunakan kaleng roti sebagai pengganti piring karena di dalam kelas tidak ada piring, G melibatkan S untuk aktif berpartisipasi. S memperhatikan penjelasan G 51 G menuntut S untuk menyimpulkan apa yang sudah di jelaskan tadi, mulai dari benda-benda apa saja yang bisa diukur, sampai satuan baku yang digunakan serta alat-alat ukur apa saja yang digunakan, G melibatkan S untuk aktif berpartisipasi. S memperhatikan G 52 G menunjukkan contoh-contoh gambar alat-alat ukur, cara penggunaannya, dan satuan baku yang digunakan, G melibatkan S untuk aktif. S memperhatikan G sembari sesekali menjawab pertanyaan dari G jika G bertanya pada S 53 G menjelaskan kembali tentang konversi satuan dari centi meter ke meter dan sebaliknya dari meter ke centimeter, G melibatkan S untuk aktif. S memperhatikan G 54 G memberi soal latihan mengenai konversi satuan di papan tulis, G meminta S2 mengerjakan soal latihan tersebut di papan tulis, S2 mengerjakannya dan SL mengerjakan soal latihan tersebut hingga bel istirahat berbunyi tanda pelajaran matematika pertemuan III usai III : III : III : III : III : III : 108 III : III : III : III : III : III : III : 242

68 51 Tabel 4.4 Topik Data Pertemuan IV tanggal 2 Agustus 2010 Guru I Kelas VII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Ekspositori No Topik Data Bagian Data 55 G menerangkan materi tentang mentafsir panjang, lebar, atau tinggi IV : 1-41 suatu benda dengan menggunakan media benda-benda yang ada di sekitar kelas sebagai contohnya. G mengajak S untuk berpartisipasi aktif dengan meminta S mencoba untuk mentaksir ukuran suatu benda. S memperhatikan penjelasan G dan melaksanakan perintah G 56 G memberi latihan ke S secara lisan atau mendikte. S mengerjakan IV : latihan tersebut dan G mengamati pekerjaan masing-masing siswanya 57 G mengingatkan S yang tidak membawa penggaris, supaya proses IV : belajar mengajarnya tidak terhambat 58 G kembali mengingatkan S4 cara mengukur suatu benda dengan menggunakan penggaris untuk mengerjakan soal latihan yang G IV : berikan, dan membantu S4 dalam mengerjakannya. S4 memperhatikan G dan melaksanakan perintah G 59 G memberi soal latihan lagi ke SL yang sudah selesai mengerjakan IV : soal sebelumnya S boleh menentukan sendiri benda yang mau diukur dan di taksir. G tetap mengajak S untuk aktif dan S pun mengerjakan soal latihan tersebut 60 G kembali mendampingi dan membantu S yang belum bisa IV : mengerjakan yaitu S4. G tetap mengajak S4 untuk aktif. Satuan baku yang digunakan juga tidak lupa diingatkan G, dan G memberi tambahan soal latihan jika S4 sudah berhasil mengerjakan soal sebelumnya. S4 memperhatikan G sembari mengerjakan soal latihan 61 G mengamati dan mengarahkan S1 yang sedang mencoba mengukur IV : suatu benda sebagai bentuk latihan soalnya 62 G menjelaskan ke S kesimpulan dan maksud dari latihan soal tadi. S IV : memperhatikan G 63 G memberi latihan soal lagi, kali ini G menuliskan latihannya di IV : 82 papan tulis dalam bentuk tabel, dan S yang mengisi tabel soal tersebut, G bermaksud mengajak S untuk aktif dan peka untuk mencari-cari benda yang akan ditaksir dan diukur. S memperhatikan penjelasan G namun S tidak mengerjakan soal latihan tersebut, mereka hanya berusaha untuk membuat tabelnya saja 64 G menjelaskan tentang penggaris panjang untuk papan tulis, sekaligus IV : G menjelaskan mengenai bilangan kelipatan 5, G mengajak S aktif. S memperhatikan G dan berusaha menjawab pertanyaan dari G saat G mengajukan pertanyaan pada S 65 G kembali melanjutkan membuat tabel sebagai soal latihan di papan IV : tulis. S sibuk dengan kegiatan yang mereka lakukan sendiri. G menjelaskan maksud dari tabel tersebut dan memberikan contoh soal, dan satuan baku yang digunakan juga tidak lupa diingatkan G. S memperhatikan sembari sibuk sendiri 66 G bertanya ke salah satu S menegenai benda apa yang akan dia ukur, IV : dan meminta salah satu S tersebut untuk tidak harus sama dengan contoh yang diberikan G tadi, karena masih banyak benda yang masih bisa ditaksir dan diukur, dan mengingatkan S lagi maksud dari soal tabel yang diberikan G tersebut. S aktif menjawab pertanyaan yang diajukan G 67 G mengamati dan membantu S1 yang aktif mengerjakan IV : Karena jam pelajaran telah usai, G menjadikan soal yang diberikan tadi sebagai PR, dan G menjelaskan kembali maksud dari soal PR tersebut, S memperhatikan dan menanggapi yang di jelaskan G IV :

69 52 Tabel 4.5 Topik Data Pertemuan V tanggal 3 Agustus 2010 Guru I Kelas VII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Latihan soal No Topik Data Bagian Data 69 G mencoba memberikan S latihan ulangan mengenai satuan baku V : 1 yang digunakan dan cara mengukur suatu benda, serta alat-alat ukur apa saja yang digunakan untuk mengukur panjang, lebar, atau tinggi suatu benda 70 G menanyai S beberapa pertanyaan mengenai soal latihan ulangan V : 1-5 yang akan diberikan untuk mengingatkan S sebelum S diminta mengerjakan soal latihan ulangannya nanti. S memperhatikan penjelasan G dan beberapa S menjawab pertanyaan dari G 71 G bertanya pada S siapa S yang belum belajar serta alasannya kenapa V : 7-16 tidak belajar dan siapa yang sudah belajar, dan mengingatkan S untuk selalu belajar agar tidak kesulitan saat mengikuti pelajaran di sekolah atau saat latihan atau ulangan bisa mengerjakan dengan baik. S memperhatikan nasihat dari G 72 G mengingatkan S untuk menuliskan nama mereka di lembar jawab, V : serta G menjelaskan sedikit tentang maksud dari soal yang ada di latihan ulangan tersebut, dan mengarahkan S bagaimana menjawab soal tersebut. S memperhatikan penjeasan G sembari melaksanakan perintah G 73 S sudah mulai mengerjakan soal-soal latihan ulangan tersebut, dan G V : berkeliling mengamati pekerjaan S dan mengarahkan jika ada salah satu S yang kurang paham dengan maksud soalnya, serta G sedikit mengoreksi pekerjaan S, dan mengingatkan S meneliti lagi pekerjaannya jika ada S yang sudah selesai mengerjakannya 74 G kembali berkeliling mengamati pekerjaan S dan mengarahkan jika V : ada salah satu S yang kurang paham dengan maksud soalnya, serta G sedikit mengoreksi pekerjaan S 75 G memberi kesempatan S yang sudah selesai mengerjakan untuk V : 67 mengumpulkan pekerjaannya, dan guru mengajak S yang sudah selesai untuk mengkaji atau membahas bersama-sama soal latihan ulangan tersebut 76 G mengingatkan S4 yang belum selesai mengerjakan untuk tetap mengerjakan dan G mengamati dan menunggui S4 yang masih mengerjakan hingga jam istirahat berbunyi dan pelajaran matematika pertemuan kali itu selesai V : Tabel 4.6 Topik Data Pertemuan VI tanggal 16 Agustus 2010 Guru I Kelas VII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Tanya Jawab dan Ceramah No Topik Data Bagian Data 77 G menanyakan ke S dan mengingatkan kembali tentang materi yang VI : 1-18 dijelaskan pada pertemuan sebelumnya tepatnya sebelum libur puasa yaitu satuan baku dan alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda. G beranya jawab dengan S. S memperhatikan penjelasan G dan menjawab pertanyaan yang diajukan G 78 G juga mengulang materi mengenai konversi centi meter ke meter dan VI : juga sebaliknya. G bertanya jawab dengan S. S memperhatikan G dan berinteraksi dengan G 79 G menjelaskan mengenai macam-macam alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu benda. G mengajak S untuk aktif, bertanya jawab VI : 28-91

70 53 dengan S dan G juga menunjukkan ke S gambar atau benda nyata (jika ada) macam alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatau benda. S memperhatikan G dan berinteraksi dengan G 80 G menanyakan ke siswa macam-macam benda. S menjawab pertanyaan G 81 G menanyakan ke salah satu S tentang alat ukur apa yang digunakan untuk mengukur kursi, meja. Dan S menjawab 82 G menjelaskan perbedaan panjang pada penggaris panjang dan penggaris pendek, beserta satuan baku yang digunakan. G bertanya jawab dengan S. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 83 G mengingatkan lagi konversi satuan centimeter ke meter dan sebaliknya yang baru saja di terangkan tadi, G juga menunjukkan ke S seberapakah panjang 1 meter itu. G bertanya jawab dengan S. S memperhatikan G dan berinteraksi dengan G 84 G mengingatkan ke S agar S dapat membedakan antara satuan baku dan alat yang digunakan untuk mengukur, karena S masih sering tertukartukar atau keliru. G bertanya jawab dengan S. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 85 G menjelaskan mengenai macam-macam meteran yang digunakan untuk mengukur dan siapa yang biasanya menggunakan meteran tersebut. G bertanya jawab dengan S. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 86 G menjelaskan tentang satuan baku yang digunakan dalam ukuran panjang. G bertanya jawab dengan S, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 87 G meminta S3 untuk menuliskan centi meter di papan tulis dan G membantu sembari menjelaskan, dan S3 bersedia maju 88 G memberi kesimpulan mana yang disebut sebagai satuan baku, dan G meminta S3 untuk memahami beda antara meter dengan meteran S3 belum bisa memahami. G menjelaskan ke S3 sembari menjelaskan ke SL juga. G bertanya jawab dengan S, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 89 G kembali menjelaskan mengenai satuan baku yang digunakan dalam ukuran panjang. G bertanya jawab dengan S, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 90 G kembali menjelaskan tentang konversi satuan centi meter ke meter dan sebaliknya. G bertanya jawab dengan S, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 91 G menerangkan mengenai cara membaca lambang bilangan terutama untuk bilangan ribuan. G bertanya jawab dengan S supaya S tetap ikut berpartisipasi aktif. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 92 G kembali menjelaskan mengenai konversi satuan yang baru saja G jelaskan tadi, G menjelaskan dengan menggunakan contoh, tapi kali ini untuk bilangan ribuan. G bertanya jawab dengan S, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 93 G menanyakan ke S apakah mereka sudah paham atau ada yang belum paham atau tidak. G bertanya jawab dengan S, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 94 Ada bagian yang belum dipahami S3 mengenai konversi satuan. G menjelaskan ke S3 dan G bertanya jawab dengan S3. S3 memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 95 G mengulang menjelaskan kembali tentang membaca lambang bilangan terutama bilangan ribuan. S memperhatikan penjelasan G VI : VI : VI : VI : VI : VI : VI : VI : VI : VI : VI : VI : VI : VI : VI : VI :

71 54 96 G kembali menjelaskan yang di tanyakan S3 menegenai konversi satuan baku dari centi meter ke meter dan sebaliknya. G bertanya jawab dengan S, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 97 G meminta S2 untuk maju menuliskan jawaban dari 2500 centi meter sama dengan berapa meter. S2 maju dan SL mengamati G juga. G tetap bertanya jawab dengan S dan S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 98 G menutup pelajaran karena sudah jam istirahat dan waktu untuk pelajaran matematika pertemuan kali ini telah usai. VI : VI : 344 VI : Tabel 4.7 Topik Data Pertemuan VII tanggal 23 Agustus 2010 Guru I Kelas VII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Ekspositori No Topik Data Bagian Data 99 G mengulang lagi pelajaran yang pertemuan kemarin untuk VII : 1-43 mengingatkan S, karena kemarin pada pertemuan yang kemarinkemarin ada S yang tidak masuk. G bertanya jawab dengan S, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 100 G memberi latihan soal mengenai satuan baku, di tulis di papan tulis VII : dan meminta S untuk mengerjakan di buku mereka masing-masing. S mencatat soalnya lalu mengerjakannya. Sebelum siswa mengerjakan sembari mencatat soalnya G menjelaskan maksud dari soal tersebut ke S. G bertanya jawab dengan S, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 101 G bertanya jawab dengan S3 tentang maksud latihan soal tersebut, G mengingatkan dan menjelaskan kembali pada S3, karena waktu materi ini dibahas S3 tidak masuk dan dia yang merupakan salah satu S yang nampak kurang paham dengan materi yang di jelaskan G ini (perbedaan penggunaan alat ukur dan satuan baku yang digunakan yang VII : diperintahkan dalam soal latihan tersebut). S3 dan S lain memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 102 G bertanya juga pada S lain apakah mereka ada yang kebingungan VII : 103- seperti yang dialami S3, dan nampaknya tidak ada 103 G berkeliling dan mengamati S4 yang sedang mengerjakan soal latihan tersebut. G mengarahkan atau menuntun S4 jika dia nampak masih kebingungan dalam mengerjakan soal latihan tersebut 104 G beralih ke S3 lagi dan mengamati pekerjaannya serta mengarahkan kembali atau menuntun S3 yang nampak masih bingung dalam mengerjakan soalnya. G bertanya jawab dengan S3. Dan G juga menjelaskan yang manakah satuan baku itu, yang tertera dalam soal latihan. G menjelaskan dengan contoh dan diulang-ulang, S3 memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 105 G kembali berkeliling dan mengamati S1 yang nampak sudah selesai mengerjakan soal. G mengoreksi pengetahuan dan pemahaman S1 tentang lambang bilangan. G bertanya jawab dengan S1 dan mengajak S1 untuk aktif. S1 berinteraksi dengan G, dan S lain masih mengerjakan latihan soal tadi 106 G membahas latihan soal yang diberikan tadi satu persatu. G bertanya jawab ke S. dan G meminta S untuk mempelajari soal tersebut dirumah karena pertemuan besok akan diadakan ulangan harian. Serta G menutup pelajaran matematika pertemuan kali ini. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 105 VII : VII : VII : VII :

72 55 Tabel 4.8 Topik Data Pertemuan VIII tanggal 24 Agustus 2010 Guru I Kelas VII Dalam pertemuan ini guru mengadakan ulangan harian No Topik Data Bagian Data 107 G mengadakan ulangan harian. G membagikan soal ulangan ke S VIII : 1-2 sembari mengingatkan S untuk mengerjakan soal ulangan tersebut sebaik-baiknya. S memperhatikan penjelasan G 108 S mulai mengerjakan soal ulangan tersebut. G berkeliling mengamati VIII : 2-5 pekerjaan S sembari menuntun atau mengingatkan S dalam mengerjakan soal tersebut, supaya S tidak kebingungan saat mengerjakan tapi G tidak memberi tau jawabannya 109 S1 dan S2 telah selesai mengerjakan soal ulangannya dan G meminta VIII : 6-7 mereka meneliti lagi pekerjaannya sebelum dikumpulkan. Setelah mereka mantap G mengumpulkan pekerjaan mereka dan mengamati sejenak pekerjaan yang S1 dan S2 kumpulkan 110 G memberi soal latihan kepada S1 dan S2 tentang lambang bilangan, VIII : 7-21 sembari menunggu S4 yang belum selesai mengerjakan soal ulangannya. G bertanya jawab dengan S1 dan S2 dan mengajak S1 dan S2 untuk aktif, dan sesekali G sembari memperhatikan S4 yang belum selesai mengerjakan soal ulangan. S1 dan S2 memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G, S4 masih tetap mengerjakan soal ulangan yang belum selesai dikerjakannya 111 G beralih ke S4 lagi dan mengamati pekerjaan S4 serta menuntun atau VIII : 22 mengarahkan S4 dalam mengerjakan soal ulangan tersebut sembari sesekali mengamati S lain. Tak lama S4 selesai mengerjakan dan G mengamati sejenak pekerjaan S4 yang sudah dikumpulkan 112 G mengoreksi atau membahas bersama-sama jawaban soal ulangan, G meminta S menukar pekerjaannya dengan pekerjaan teman yang lain untuk mengoreksi pekerjaan temannya itu. G bertanya jawab dengan S. G menasehati S4 yang pekerjaannya masih salah cukup banyak dibanding teman-temannya. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G VIII : G masuk ke materi baru, tapi materi ini sudah pernah di ajarkan waktu S duduk di kelas SD materi tersebut adalah membaca dan menuliskan lambang bilangan, tapi kali ini G memfokuskan untuk lambang bilangan ratusan dan ribuan. G bertanya jawab dengan S, dan mengajak S untuk aktif, dengan meminta mereka maju ke depan untuk menuliskan lambang bilangan itu, baik tulisan angka maupun tulisan latinnya. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G, serta melaksanakan apa yang diperintahkan G VIII : Tabel 4.9 Topik Data Pertemuan I tanggal 26 Juli 2010 Guru II Kelas VIII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Tanya jawab dan Ekspositori No Topik Data Bagian 1 G membuka pelajaran dan langsung mengajak S untuk aktif dalam I : 1-16 kegiatan pembelajaran mengenai penjumlahan mata uang. G menanyakan ke S apakah mereka membawa uang saku, jika membawa mereka di minta untuk menunjukkan nominal mata uang saku tersebut agar lebih mengenal lagi mata uang itu dan kegunaannya. G bertanya jawab dengan S. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi

73 56 dengan G, serta melaksanakan apa yang diperintahkan G 2 G memberi S contoh soal mengenai penjumlahan mata uang untuk mejelaskan ke S, soal di tulis di papan tulis. G bertanya jawab dengan S dan G juga menunjukkan macam-macam nominal mata uang sesungguhnya. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 3 G memberi soal latihan di papan tulis masih mengenai penjumlahan mata uang. G meminta S untuk langsung mengerjakan soal tersebut di papan tulis satu persatu dan S pun maju satu persatu mengerjakan soal latihan tersebut. Penjumlahannya adalah penjumlahan kesamping. G mengamati pekerjaan S dan mengarahkan atau mengoreksi jika ada S yang kurang tepat megerjakannya, S lain juga ikut mengamati 4 G kembali menerangkan, kali ini G meminta S untuk menunjukkan nominal suatu mata uang jika mata uang tersebut dipecah dengan nominal yang lain, misal ada berapa keping uang Rp 500,-an untuk menjadi jumlah nominal Rp 5000,- dan lain-lain. G bertanya jawab dengan S dan mengarahkan S jika dia kebingungan. G mengajak S untuk aktif. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 5 G memberikan soal penjumlahan lagi,kali ini penjumlahan bersusun mata uang tetapi tidak memakai rupiah. G sembari mengingatkan cara mengerjakan soal tersebut, lalu G meminta S untuk mengerjakan di papan tulis lagi satu persatu, serta mengoreksinya bersama-sama dengan S, G juga memberi contoh soal lain namun masih berkaitan dengan soal latihan yang tadi untuk dibahas bersama-sama dengan S. G bertanya jawab dengan S dan mengajak S untuk aktif, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G serta ikut aktif dalam membahas contoh soal yang diberikan G 6 G kembali memberi soal latihan di papan tulis lagi, masih berkaitan dengan penjumlahan bersusun. G meminta S maju satu persatu untuk mengerjakan di papan tulis, dan S pun maju mengerjakan di papan tulis satu persatu, selagi ada yang mengerjakan di papan tulis G berkeliling untuk mengamati pekerjaan S yang belum maju, G juga sesekali mengamati pekerjaan S yang sedang maju. Kemudian G mengajak S untuk membahas bersama-sama soal latihan tersebut. G bertanya jawab dengan S, dan G mengajak S untuk aktif, sembari G mengingatkan S jika G menerangkan S jangan menulis atau mencatat dulu. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 7 Jam istirahat berbunyi tanda pelajaran matematika pertemuan kali ini telah usai. G menutup pelajaran matematika pertemuan kali ini. I : I : I : I : I : I : 175 Tabel 4.10 Topik Data Pertemuan II tanggal 2 Agustus 2010 Guru II Kelas VIII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Ekspositori dan Latihan soal No Topik Data Bagian 8 G memberi contoh soal latihan di papan tulis berupa soal cerita, G II : 1-27 meminta beberapa S untuk mengerjakannya di papan tulis, S tersebut pun melaksanakan apa yang diperintahkan G. G bertanya jawab dengan S, G mengajak S aktif, dan G mengamati pekerjaan S serta mengarahkan S jika nampak kebingungan dalam mengerjakan 9 G menerangkan mengenai pemecahan nominal mata uang dengan contoh, dan dengan alat peraga mata uang yang sesungguhnya. G bertanya jawab dengan S, G mengajak S aktif. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G II : 27-38

74 57 10 G memberi soal latihan lagi mengenai penjumlahan dan pengurangan bersusun dengan metode menyimpan, soal ditulis di papan tulis dan G mengerjakan bersama-sama dengan S, G yang menuliskan jawabannya sesuai yang dikatakan S. G brtanya jawab dengan S, G mengajak S aktif. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 11 G memberi soal latihan di papan tulis lagi, G meminta S untuk mengerjakan sendiri-sendiri di depan satu persatu, tapi S4 menawarkan untuk mengerjakan di buku, namun G menjawab jika di buku G tidak tahu apakah jawaban S itu benar atau tidak. Lalu G menawarkan ke S untuk mengerjakan sendiri-sendiri atau bersama-sama G, dan S menjawab sendiri-sendiri maka mereka di minta maju ke depan mengerjakan di papan tulis satu persatu, S pun melaksanakannya dan G mengamati serta mengarahkan jika S kebingungan saat mengerjakan. G bertanya jawab dengan S dan mengajak S aktif. G juga menjelaskan bahwa jika membeli maka uang berkurang. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 12 G memberi contoh soal cerita baru lagi namun masih dengan materi yang sama, G menawarkan berapa soal yang diinginkan S, S menjawab satu, maka G pun memberikan satu soal cerita. S mengerjakan soal tersebut, setelah sebelumnya mereka mencatat latihan-latihan soal yang telah dibahas sebelumnya tadi. 13 G memberitahu S materi yang akan diberikan pada pertemuan besok yaitu perkalian, G meminta S untuk menghafalkan perkalian dan akan mengujinya satu persatu tiap S agar S siap untuk mengikuti materi pertemuan besok. G bertanya jawab dengan S, sembari sedikit menjelaskan mengenai perkalian. G meminta S4 untuk membawa catatan perkalian. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G II : 39 II : II : II : Tabel 4.11 Topik Data Pertemuan III tanggal 16 Agustus 2010 Guru II Kelas VIII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Ekspositori No Topik Data Bagian 14 G membahas materi baru yaitu perkalian. G bertanya jawab dengan S III : 1-7 apakah mereka sudah menghapal perkalian atau belum. G juga bertanya pada S4 apakah dia membawa catatan perkalian yang G pesankan pada dia pada pertemuan sebelumnya, S4 menjawab tidak ada 15 G mengingatkan sekaligus menerangkan mengenai perkalian bilangan 2 III : 7-24 yang pada kelas VII dulu S sudah pernah di ajarkan oleh guru kelas VII pada waktu itu. G bertanya jawab dengan S, G memberi catatan di papan tulis, dan G megajak S untuk aktif dengan meminta S untuk maju satu persatu menuliskan hasil perkaliannya di papan tulis, dan S pun melaksanakannya 16 G meminta S untuk menghafalkan sebagian perkalian 2. G menguji S III : dengan menanyai S satu persatu mengenai perkalian yang diminta di hafalkan tadi, dan S pun berusaha untuk menjawabnya. G bertanya jawab dengan S, G mengajak S untuk aktif, G juga memberi catatan tentang perkalian di papan tulis. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 17 G memberi beberapa contoh soal perkalian bersusun setelah sebelumnya G memberi tahu S bahwa dengan menghapal perkalian sampai 20 S dapat mengerjakan soal perkalian bersusun tanpa menghitung menggunakan jari atau coret-coretan. G bertanya jawab III : 80-87

75 58 dengan S, G mengajak S untuk aktif, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G serta ikut aktif mengerjakan dalam membahas contoh soal yang dijelaskan G 18 G memberi soal latihan di papan tulis tentang perkalian bersusun, G meminta S untuk maju mengerjakan soal latihan tersebut di papan tulis satu persatu, S pun melaksanakannya. G bertanya jawab dengan S, G mengajak S untuk aktif. Saat S mengerjakan di papan tulis, G mengamati pekerjaan S sembari sesekali berkeliling kelas, dan G juga mengarahkan atau membantu S jika mengalami kebingungan saat mengerjakan soal latihan tersebut, G membahas soal latihan itu bersama-sama 19 G menerangakan perkalian bilangan 3 dengan metode yang sama saat G menerangkan perkalian bilangan 2. G bertanya jawab dengan S, G mengajak S untuk aktif. G meminta S untuk maju satu persatu mengerjakan di papan tulis tentang perkalian bilangan 3 tersebut hingga pelajaran matematika pada pertemuan kali ini usai. S pun mengerjakan apa yang diperintahkan G III : III : Tabel 4.12 Topik Data Pertemuan IV tanggal 23 Agustus 2010 Guru II Kelas VIII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Ekspositori No Topik Data Bagian 20 G memberi latihan soal cerita mengenai penjumlahan dan pengurangan IV : 1-60 mata uang. G bertanya jawab dengan S, dan G mengajak S aktif dengan meminta S untuk maju mengerjakan di papan tulis, S pun melaksanakannya. G mengamati dan mengarahkan atau membantu S dalam mengerjakannya 21 G mengingatkan S untuk menuliskan caranya saat mengerjakan soal IV : cerita, S pun berusaha melaksanakan apa yang diperintahkan G. G bertanya jawab dengan S, G meminta S untuk mencatat soal latihan yang telah dikerjakan bersama-sama di papan tulis tadi. G mengajak S untuk aktif, S mencatat dan sesekali mengobrol dengan G 22 G menerangkan tentang pertukaran nominal mata uang. G menerangkan IV : dengan menggunakan contoh soal dan menggunakan alat peraga yaitu uang sesungguhnya agar S lebih mudah memahaminya. G meminta S untuk mengerjakannya, dan S pun mengerjakannya, didampingi G dan dituntun atau di arahkan G hingga S benar-benar paham. G bertanya jawab dengan S dan mengajak S untuk aktif. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 23 G bertanya jawab dengan S tentang penjumlahan dan pengurangan IV : mata uang serta pertukaran nominal matu uang, secara lisan, dan S berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan G 24 G meminta S untuk mengerjakan soal latihan tentang pertukaran mata IV : uang yang dituliskan di papan tulis, S pun melaksanakannya. Sembari G menunggu S mengerjakan, G juga mengingatkan S untuk lebih banyak belajar tentang mata uang lagi, karena mereka kadang masih kebingungan. G juga bertanya jawab dengan S apabila S ada yang bertanya berkaitan dengan materi yang sedang di pelajari. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 25 G mengajak S secara bergantian untuk menghitung mata uang dengan menggunakan alat peraga yaitu mata uang yang sesungguhnya, S pun melaksanakan apa yang diperintahkan G. G bertanya jawab dengan S, G mengajak S untuk aktif. G mengamati dan mengarahkan S, S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G IV :

76 59 26 G menerangkan mengenai penjumlahan dan pengurangan mata uang serta pertukaran nominal mata uang melalui bercerita sesuai dengan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. G bertanya jawab dengan S, G mengajak S untuk aktif dan G mengarahkan atau membimbing S jika S tampak kebingungan. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 27 G meminta S mengisi atau mengerjakan latihan pertukaran nominal mata uang yang diperintahkan G tadi dan yang di kerjakan di buku tadi di kerjakan di papan tulis. S mengerjakan secara bergantian, G mengamati S dan mengarahkan S saat S mereka kebingungan saat mengerjakan IV : IV : Tabel 4.13 Topik Data Pertemuan V tanggal 30 Agustus 2010 Guru II Kelas VIII Dalam pertemuan ini metode pembelajaran yang digunakan adalah Ekspositori No Topik Data Bagian 28 G memberikan soal latihan kepada S untuk mengingatkan kembali V : 1-16 materi yang sebelumnya. S diminta mengerjakan soal latihan tersebut di buku, soal berupa soal perkalian bersusun dan soal cerita, sebelum S mengerjakan G menjelaskan terlebih dahulu cara mengerjakan untuk yang soal cerita perkalian. G bertanya jawab dengan S. S mengerjakan soal latihan tersebut dan G mengamati pekerjaan S dan membantu atau mengarahkan S jika mereka kebingungan saat mengerjakan 29 G mengingatkan S mengenai cara mengerjakan perkalian bersusun. S V : mengerjakan, G bertanya jawab dengan S. G mengoreksi pekerjaan S3 karena dia yang bertanya langsung ke G dan menunjukkan pekerjaannya. G membantu atau mengarahkan S3 jika pekerjaan S3 kurang tepat, S lain mengerjakan. G juga ikut mengoreksi pekerjaan S lain. S3 memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 30 G memberi contoh soal latihan sebelum memberikan soal latihan lagi V : dan masih berkaitan dengan perkalian. G menjelaskan contoh soal tersebut bersama-sama dengan S. G bertanya jawab dengan S, G mengajak S untuk aktif. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 31 G memberi soal latihan untuk dikerjakan S dan di bahas bersama-sama V : dengan S, S pun mengerjakan soal latihan tersebut. G bertanya jawab dengan S. G mengajak S untuk aktif, G menuliskan jawaban yang dikatakan S di papan tulis. S memperhatikan penjelasan G dan berinteraksi dengan G 32 G meminta S untuk membenarkan jawaban S yang salah. Setelah V : membenarkan, S meminta soal tambahan karena sudah lama tidak diberi soal tambahan, dan G pun memberikan soal latihan lagi ke S 33 S meminta G memberikan soal sampai 7 soal dulu, lalu G memberikan 8 soal. Dan bel istirahat berbunyi menandakan jam pelajaran pertemuan saat itu usai. Dan soal tersebut untuk soal latihan di rumah V : 77-80

77 60 1. Guru I adalah guru kelas VII SLB-C a. Pertemuan I Juli Guru membahas materi mengenai satuan baku ukuran panjang. b. Pertemuan II Juli Mengajak siswa untuk aktif dengan melatih siswa untuk menggunakan alat ukur seperti penggaris, dan meteran dalam pengukuran panjang, lebar, dan tinggi. c. Pertemuan III Juli Guru memberikan soal latihan mengenai satuan baku dan cara mengukur dengan alat ukur. 3. Guru juga menjelaskan sedikit tentang konversi satuan dari meter ke centimeter dan sebaliknya. Guru juga memberi latihannya. d. Pertemuan IV 1. 2 Agustus Guru menerangkan ke siswa tentang menafsir ukuran panjang, lebar, dan tinggi. 3. Guru memberi latihan soal ke siswa dan guru mendampingi siswa.

78 61 4. Guru memberikan PR mengenai menafsir benda. e. Pertemuan V 1. 3 Agustus Guru memberikan latihan ulangan materi ulangan yang diberikan adalah materi yang telah dibahas pada pertemuan I-IV dan guru mengajak siswa untuk mengoreksi bersama-sama latihan ulangan tersebut. f. Pertemuan VI Agustus Guru mengulang kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya terutama mengenai perbedaan alat ukur dengan satuan baku yang digunakan, juga tentang konversi satuan serta sedikit menjelaskan mengenai membaca lambang bilangan ribuan. g. Pertemuan VII Agustus Guru kembali mengulang materi mengenai satuan baku karena pada pertemuan sebelumnya ada siswa yang tidak masuk agar siswa tersebut tidak tertinggal dalam menerima materi yang disampaikan guru.

79 62 h. Pertemuan VIII Agustus Guru memberikan ulangan harian I mengenai satuan baku, dan alat ukur dengan penggunaannya. 2. Guru II adalah guru kelas VIII SLB-C a. Pertemuan I Juli Guru menjelaskan mengenai nilai mata uang dan penjumlahan mata uang ke samping. 3. Guru memberikan latihan ke siswa dan meminta siswa untuk mengerjakannya didepan satu persatu. b. Pertemuan II 1. 2 Agustus Guru meberikan latihan soal cerita masih mengenai penjumlahan. 3. Guru memberi latihan soal penjumlahan dan penguranan bersusun dengan metode menyimpan, serta menjelaskan sedikit mengenai pemecahan nilai nominal mata uang. 4. Guru memberi tahu mengenai materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, materi tersebut adalah perkalian.

80 63 c. Pertemuan III Agustus Guru menerangkan mengenai perkalian. 3. Guru memberi latihan soal ke siswa tentang dasar dari perkalian yaitu penjumlahan berulang, siswa diminta maju mengerjakan satu persatu dan nantinya latihan itu akan dijadikan catatan perkalian untuk siswa. 4. Guru mengetes satu persatu siswanya dengan menanyai satu persatu siswanya mengenai perkalian setelah sebelumnya siswa diminta menghapalkan terlebih dahulu. 5. Guru memberi soal latihan ke siswa tentang perkalian bersusun dan meminta siswa mengerjakan soal latihan tersebut satu persatu di papan tulis. d. Pertemuan IV Agustus Guru memberi latihan soal cerita mengenai penjumlahan dan pengurangan. 3. Guru menjelaskan tentang pertukaran atau pemecahan nilai nominal mata uang. 4. Guru memberi latihan soal mengenai pemecahan atau pertukaran nilai nominal mata uang, dan siswa diminta mengerjakan di buku lalu dikerjakan di papam tulis satu persatu.

81 64 e. Pertemuan V Agustus Guru memberi soal latihan ke siswa untuk mengingatkan kembali materi yang telah di bahas yaitu tentang perkalian. 3. Guru menerangkan kembali cara mengerjakan soal latihan perkalian bersusun. 4. Guru memberikan soal latihan untuk dibahas atau dikerjakan bersama-sama dengan siswa. D. KATEGORISASI DATA Kategorisasi Data adalah penentuan gagasan abstrak yang mewakili sekelompok topik data yang memiliki makna sama. Kategori data akan dikelompokkan dalam tiap-tiap pertemuan. Berikut kategori data akan disajikan dalam bentuk tabel. Kategori data dalam bentuk tabel akan disajikan pada tabel 4.14 sampai Setiap pertemuan akan disajikan dalam sebuah tabel tersendiri. Kategori data yang telah terbentuk masih terbagi lagi menjadi beberapa sub kategori data. Jadi metode pembelajaran dalam tiap pertemuan terbagi menjadi beberapa kategori dan sub kategori data.

82 65 Tabel 4.14 Kategorisasi Data Pertemuan 1 tanggal 20 Juli 2010 Guru I Kelas VII No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan apersepsi dan orientasi untuk materi yang akan dibahas agar siswa siap mengikuti pelajaran 1.1 guru mengungkapkan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu tentang satuan baku pengukuran 1.2 guru memberi penjelasan tentang satuan baku pengukuran dengan contoh sehari-hari 1.3 guru mengajak menggunakan alat peraga 1.4 guru bertanya dan mengulang tentang hal yang masih belum dapat dipahami 1.5 guru melakukan tanya jawab tentang satuan baku yang digunakan dalam pengukuran 2 Guru menyajikan contoh soal tentang konversi satuan 2.1 guru menuliskan contoh latihan soal 2.2 guru melakukan tanya jawab tentang konversi satuan baku pengukuran 2.3 guru memberi penjelasan dengan cara membahas contoh soal secara bersama-sama 2.4 guru menuliskan contoh soal mengenai satuan baku yang digunakan dalam pengukuran 2.5 guru melakukan interaksi tanya jawab tentang mengenai contoh soal satuan baku pengukuran 3 Guru memberi latihan soal tentang satuan baku 3.1 guru mengajak siswa mengerjakan bersama-sama soal latihan 3.2 guru memberi tambahan soal latihan dan masih berkaitan dengan satuan baku 3.3 guru memberikan latihan soal yang belum selesai dikerjakan sebagai PR dan mengakhiri pelajaran matematika pertemuan I 1 3, 8, 13 2, 5, 6, 11 4, 7, 10, , 14, , Tabel 4.15 Kategorisasi Data Pertemuan II tanggal 26 Juli 2010 Guru I Kelas VII No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan apersepsi dan orientasi untuk materi pembahasan yang masih sama dengan pertemuan sebelumnya 1.1 guru melanjutkan pembahasan pada materi pertemuan sebelumnya dan mengajak siswa untuk menggunakan alat peraga yaitu alat ukur dan mengajak siswa untuk mengukur suatu benda dan meminta siswa untuk menuliskan hasilnya di papan tulis 1.2 guru memberi penjelasan mengenai penerapan satuan baku suatu ukuran 1.3 guru bertanya dan mengulang menjelaskan kembali tentang hal yang masih belum dapat dipahami siswa 1.4 guru mendampingi siswa yang masih tertinggal dan atau belum paham 2 Guru menyajikan contoh latihan yang sekaligus menjadi latihan siswa tentang mengukur dengan menggunakan meteran 2.1 guru menuliskan contoh soal di papan tulis 2.2 guru meminta dan mendampingi siswa untuk mengukur suatu benda dengan menggunakan meteran , 31 22, 29, , 24, 26, 28, 35

83 guru mengoreksi kegiatan siswa 2.4 guru meminta siswa yang belum paham untuk mencoba melakukan kegiatan yang sama kembali yaitu mengukur suatu benda dengan menggunakan meteran 27, 34 30, 32, 33 Tabel 4.16 Kategorisasi Data Pertemuan III tanggal 27 Juli 2010 Guru I Kelas VII No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan orientasi untuk materi pembahasan baru yaitu mengukur benda dengan menggunakan bantuan tali 1.1 guru menjelaskan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu tentang mengukur suatu benda dengan menggunakan bantuan tali 1.2 guru memberi penjelasan tentang mengukur suatu benda dengan menggunakan bantuan tali maupun tidak dengan bantuan tali 1.3 guru mengajak atau memancing siswa untuk menggunakan alat peraga tanpa diperintah guru 1.4 guru bertanya kepada siswa tentang apa yang sudah dipelajari 1.5 guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang sekiranya perlu untuk pengetahuan siswa 1.6 guru menjelaskan kembali tentang konversi satuan yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya 2 Guru menyajikan contoh latihan tentang mengukur suatu benda 2.1 guru memberi contoh lain cara mengukur suatu benda, misalnya mengukur badan seseorang, dan guru memperagakannya 2.2 guru menunjukkan contoh-contoh alat ukur, cara penggunaannya dan satuan baku yang digunakan 3 Guru memberi latihan soal tentang cara mengukur suatu benda dan menarik kesimpulan 3.1 guru menuliskan soal di papan tulis mengenai satuan baku 3.2 guru menanyakan siswa jawaban latihan soal tersebut 3.3 guru berkeliling mengamati dan mengoreksi pekerjaan siswa 3.4 guru meminta siswa mengerjakan soal latihan tersebut 3.5 guru mengarahkan siswa yang belum paham dalam mengerjakan soal latihan 3.6 guru membahas soal latihan bersama-sama dengan siswa 3.7 guru memberi soal latihan lagi tentang konversi satuan 3.8 guru mengajak siswa menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari Tabel 4.17 Kategorisasi Data Pertemuan IV tanggal 2 Agustus 2010 Guru I Kelas VII 42 44, 8, , , 39 40, , 48, 51 No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan apersepsi dan orientasi untuk materi yang akan dibahas yaitu tentang mentafsir panjang, lebar atau tinggi suatu benda 1.1 guru mengungkapkan dan langsung menerangkan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu tentang mentafsir ukuran suatu benda 1.2 guru memberi penjelasan tentang alat ukur penggaris papan tulis 1.3 guru mengingatkan siswa yang tidak membawa penggaris 2 Guru menyajikan contoh soal tentang mentafsir ukuran suatu benda 2.1 guru bertanya kepada siswa untuk mengajak siswa mencoba mentafsir ukuran suatu benda 2.2 guru menuliskan contoh mentafsir benda guna menjelaskan cara

84 67 mengerjakan latihan soal dalam bentuk tabel sebagai acuan siswa untuk mengerjakan latihan soal 2.3 guru memberi penjelasan tentang contoh soal yang guru berikan dengan berinteraksi terhadap siswa 3 Guru memberi latihan soal tentang mentafsir ukuran suatu benda 3.1 guru memberikan latihan soal tentang mentafsir ukuran suatu benda secara lisan 3.2 guru mengingatkan siswa kembali bagaimana cara mengukur suatu benda 3.3 guru mendampingi siswa dalam mengerjakan latihan soal 3.4 guru mengarahkan siswa dalam mengerjakan soal latihan 3.5 guru memberi soal tambahan dengan menuliskannya di papan tulis masih tentang materi yang sama namun dalam bentuk tabel 3.6 guru meminta siswa mengerjakan latihan tersebut 3.7 guru menjadikan soal latihan tersebut sebagai pekerjaan rumah karena waktunya sudah habis, dan guru menjelaskan kembali cara mengerjakan soal latihan tersebut 3.8 guru memberi penjelasan mengenai kesimpulan dari latihan soal 66 56, , , Tabel 4.18 Kategorisasi Data Pertemuan V tanggal 3 Agustus 2010 Guru I Kelas VII No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan apersepsi untuk mengingatkan siswa dalam mengerjakan soal latihan ulangan 1.1 guru bertanya beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengingatkan siswa materi yang berkaitan dengan soal latihan ulangan 1.2 guru bertanya dan mengingatkan siswa untuk selalu belajar setiap hari 2 Guru memberikan soal latihan ulangan tentang satuan baku yang digunakan, cara mengukur suatu benda, serta macam-macam alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu benda 2.1 guru membagikan lembar soal latihan ulangan 2.2 guru mengingatkan siswa untuk menuliskan nama mereka dan sedikit menjelaskan tentang soal latihan ulangan tersebut 2.3 guru berkeliling mengamati pekerjaan siswa dan mengarahkan siswa yang kurang paham tentang maksud soalnya 2.4 guru memberi kesempatan siswa yang sudah selesai mengerjakan untuk memeriksa kembali pekerjaannya sebelum dikumpulkan 2.5 guru mengkaji atau membahas bersama-sama pekerjaan siswa yang sudah dikumpul 2.6 guru memberi kesempatan siswa yang belum selesai mengerjakan untuk tetap menyelesaikannya meski siswa lain sudah menyelesaikannya Tabel 4.19 Kategorisasi Data Pertemuan VI tanggal 16 Agustus 2010 Guru I Kelas VII , 74 No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan apersepsi mengenai satuan baku dan alat-alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu benda dan konversi satuan 1.1 guru bertanya dan mengingatkan, serta menjelaskan kembali ke siswa tentang materi sebelumnya yaitu tentang satuan baku dan alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu benda serta menunjukkan gambar atau benda nyata macam-macam alat ukur , 86, 89

85 guru mengingatkan dan mengulang menjelaskan kembali tentang konversi satuan baku 1.3 guru menjelaskan perbedaan antara ulut ukur dan satuan baku yang digunakan dalam pengukuran 1.4 guru menjelaskan macam-macam alat ukur 1.5 guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan satuan baku dan alat ukur yang digunakan dalam pengukuran 1.6 guru bertanya jawab dengan siswa tentang konversi satuan baku 1.7 guru sedikit menyinggung tentang cara membaca lambang bilangan untuk bilangan ribuan dengan bertanya jawab dengan siswa 1.8 guru bertanya kepada siswa apakah mereka sudah memahami apa yang telah dijelaskan 1.9 guru menjelaskan ke siswa dengan pendekatan individual tentang konversi satuan 1.10 guru bertanya ke siswa dan menjelaskan yang sekiranya berkaitan dengan materi dan dapat sebagai mengetahui pemahaman siswa atau pengetahuan siswa 2 Guru menyajikan contoh soal dan sekaligus menjadi latihan siswa tentang konversi satuan, satuan baku, alat ukur, serta menulis lambang bilangan 2.1 guru meminta salah satu siswa untuk menuliskan salah satu satuan baku pengukuran 2.2 guru meminta salah satu siswa untuk menuliskan jawaban tentang konversi satuan yang telah dituliskan guru di papan tulis 2.3 guru memberi penjelasan kesimpulan akan materi yang telah dibahas pada pertemuan ini dan menutup pelajaran 78, 83, , , , 96 80, , 98 Tabel 4.20 Kategorisasi Data Pertemuan VII tanggal 23 Agustus 2010 Guru I Kelas VII No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan apersepsi untuk materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai satuan baku 1.1 guru mengingatkan dan menjelaskan kembali materi satuan baku yang telah dibahas pada beberapa pertemuan sebelumnya yang pada waktu itu ada siswa yang tidak masuk 2 Guru memberi latihan soal tentang satuan baku 2.1 guru menuliskan soal di papan tulis 2.2 guru meminta siswa mencatat soal latihan tersebut dan mengerjakannya di buku masing-masing 2.3 guru bertanya jawab dengan salah satu siswa yang saat materi ini dibahas tidak masuk tersebut tentang maksud dari soal latihan itu 2.4 guru bertanya kepada siswa apakah ada yang belum paham 2.5 guru berkeliling mengamati dan mengarahkan salah satu siswa yang masih kebingungan dalam mengerjakan soal latihan 2.6 guru mengamati dan mengarahkan secara individual pekerjaan salah satu siswa yang tidak masuk saat materi ini dibahas 2.7 guru berkeliling mengamati dan mengoreksi pekerjaan siswa yang sudah selesai dan guru juga mengoreksi pemahaman siswa tersebut dengan bertanya jawab tentang lambang bilangan 2.8 guru membahas latihan soal yang diberikan satu persatu bersamasama dengan siswa dan mengajak siswa untuk mempelajarinya dirumah karena pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan harian 99,

86 69 Tabel 4.21 Kategorisasi Data Pertemuan VIII tanggal 24 Agustus 2010 Guru I Kelas VII No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru memberikan soal ulangan harian 1.1 guru membagikan soal ulangan 1.2 guru meminta siswa mengerjakan soal ulangan dengan sebaik-baiknya 1.3 guru berkeliling mengamati dan mengarahkan siswa dalam mengerjakan soal supaya siswa tidak kebingungan dalam mengerjakannya 1.4 guru meminta siswa yang telah selesai mengerjakan untuk meneliti kembali pekerjaannya sebelum dikumpul 1.5 guru memberikan latihan soal tentang lambang bilangan untuk siswa yang telah selesai mengerjakan soal ulangan agar tidak menganggu siswa lainnya 1.6 guru mengoreksi dan membahas soal ulangan tersebut bersama-sama dengan siswa 1.7 guru menjelaskan materi baru yaitu tentang membaca dan menuliskan lambang bilangan khususnya bilangan ratusan dan ribuan , Tabel 4.22 Kategorisasi Data Pertemuan I tanggal 26 Juli 2010 Guru II Kelas VIII No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan apersepsi dan orientasi untuk materi yang akan dibahas yaitu penjumlahan dan pengurangan 1.1 guru membuka pelajaran dan mengajak siswa mengenal penjumlahan mata uang dengan menggunakan uang sesungguhnya yang dimiliki siswa dan guru sebagai media pembelajaran 1.2 guru memberi penjelasan tentang nominal mata uang dengan menggunakan uang sesungguhnya sebagai media pembelajaran 1.3 guru menjelaskan tentang pemecahan nominal mata uang dengan contoh 2 Guru menyajikan contoh soal tentang penjumlahan mata uang 2.1 guru menuliskan contoh latihan soal penjumlahan mata uang di papan tulis 2.2 guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang macam-macam nominal mata uang dan penjumlahan mata uang 2.3 guru memberi penjelasan dengan cara membahas contoh soal secara bersama-sama sembari menunjukkan media pembelajaran dan menuliskan jawabannya 3 Guru memberi latihan soal tentang penjumlahan mata uang 3.1 guru menuliskan soal latihan tentang penjumlahan mata uang di papan tulis 3.2 guru sesekali mengingatkan kembali siswa cara mengerjakan soal latihannya 3.3 guru meminta siswa untuk langsung mengerjakan soal latihan tersebut di papan tulis satu persatu dan guru mengamati pekerjaan setiap siswanya baik yang mengerjakan di papan tulis maupun di tempat duduknya masing-masing 3.4 guru menutup pelajaran , 5, 6 5 3, 5,6 7

87 70 Tabel 4.23 Kategorisasi Data Pertemuan II tanggal 2 Agustus 2010 Guru II Kelas VIII No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan apersepsi tentang pemecahan nominal mata uang 1.1 guru menjelaskan pemecahan nominal mata uang dengan mata uang sesungguhnya sebagai media pembelajaran 2 Guru menyajikan contoh soal tentang penjumlahan mata uang dan pemecahan nominal mata uang 2.1 guru menuliskan beberapa contoh latihan soal di papan tulis tentang penjumlahan mata uang dalam bentuk soal cerita 2.2 guru memberi penjelasan dengan cara membahas contoh soal dengan meminta beberapa siswa untuk maju mengerjakan di papan tulis 2.3 guru bertanya jawab dengan siswa berkaitan dengan contoh soal tersebut serta guru juga mengamati dan mengoreksi yang dikerjakan siswa 3 Guru memberi latihan soal penjumlahan dan pengurangan bersusun mata uang 3.1 guru menuliskan soal latihan penjumlahan dan pengurangan bersusun di papan tulis 3.2 guru mengajak siswa mengerjakan bersama-sama soal latihan tersebut 3.3 guru memberikan soal latihan lagi masih dengan materi yang sama 3.4 guru meminta siswa untuk langsung mengerjakan soal latihan di papan tulis satu persatu, dan guru mengamati serta mengoreksi pekerjaan siswa 3.5 guru memberitahu siswa tentang materi yang akan dibahas besok sebagai penutup pelajaran pertemuan kali ini Tabel 4.24 Kategorisasi Data Pertemuan III tanggal 16 Agustus 2010 Guru II Kelas VIII 9 8, 12 No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan apersepsi dan orientasi untuk materi baru yaitu perkalian 1.1 guru membuka pelajaran dengan bertanya kepada siswa apakah mereka sudah menghapal perkalian yang telah diperintahkan oleh guru pada pertemuan sebelumnya 1.2 guru mengingatkan siswa tentang perkalian bilangan 2 yang pernah diajarkan di kelas VII 1.3 guru memberi catatan perkalian ke siswa dengan cara meminta siswa untuk mengerjakan satu persatu di papan tulis 1.4 guru meminta siswa untuk menghafalkan perkalian yang telah dikerjakan siswa di papan tulis tadi agar siswa lebih memahami 1.5 guru menerangkan tentang perkalian 2 Guru menyajikan contoh soal menghitung perkalian bersusun 2.1 guru menuliskan contoh latihan soal menghitung perkalian bersusun di papan tulis 2.2 guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang contoh soal perkalian bersusun 3 Guru memberi latihan soal tentang perkalian bersusun 3.1 guru menuliskan soal latihan tentang perkalian bersusun di papan tulis 3.2 guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan tersebut di papan tulis satu persatu

88 guru mengamati pekerjaan siswa saat mengerjakan dan mengarahkan siswa jika kebingungan saat mengerjakan 18 Tabel 4.25 Kategorisasi Data Pertemuan IV tanggal 23 Agustus 2010 Guru II Kelas VIII No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru melakukan kegiatan apersepsi untuk materi yang akan dibahas yaitu penjumlahan dan pengurangan mata uang serta pertukaran atau pemecahan nominal mata uang 1.1 guru bertanya jawab dengan siswa tentang penjumlahan dan pengurangan nominal mata uang serta pertukaran nominal mata uang 1.2 guru menjelaskan tentang pertukaran atau pemecahan nominal mata uang serta penjumlahan dan pengurangan mata uang dengan contoh dan melibatkan siswa 2 Guru memberi latihan soal tentang penjumlahan dan penguragan mata uang serta pertukaran atau pemecahan nominal mata uang 3.1 guru menuliskan soal latihan tentang penjumlahan mata uang di papan tulis tentang penjumlahan dan pengurangan mata uang 3.2 guru sesekali mengingatkan siswa kembali untuk menuliskan caranya saat mengerjakan soal latihan yang berupa soal cerita 3.3 guru meminta siswa untuk langsung mengerjakan soal latihan di papan tulis satu persatu dan guru mengamati pekerjaan setiap siswanya baik yang mengerjakan di papan tulis maupun di tempat duduknya masing-masing 3.4 guru meminta siswa untuk mencatat hasil dari latihan soal yang telah dikerjakan 3.5 guru memberi soal latihan tentang pertukaran atau pemecahan nominal mata uang dan meminta siswa untuk mengerjakan di buku masing-masing lalu dikerjakan di papan tulis satu persatu Tabel 4.26 Kategorisasi Data Pertemuan V tanggal 30 Agustus 2010 Guru II Kelas VIII 23, 25 22, 26 No Kategori/sub kategori Topik Data 1 Guru menyajikan contoh soal tentang perkalian bersusun 1.1 guru menuliskan contoh latihan soal perkalian bersusun di papan tulis 1.2 guru menjelaskan contoh soal tersebut bersama-sama dengan siswa 2 Guru memberi beberapa latihan soal untuk mengingatkan kembali materi yang telah dibahas pada pertemuan-pertemuan sebelumnya 2.1 guru menuliskan beberapa soal latihan di papan tulis berkaitan dengan soal perkalian bersusun dan soal cerita, serta meminta siswa untuk mengerjakannya di buku dan guru mengamati 2.2 guru sesekali mengingatkan kembali siswa cara mengerjakan soal cerita perkalian dan perkalian bersusun 2.3 guru kembali memberi soal latihan, kali ini untuk dikerjakan bersamasama 2.4 guru memberi tambahan soal seperti yang diminta siswanya setelah guru mengoreksi pekerjaan siswa, soal tersebut untuk dikerjakan dirumah , , 33

89 72 E. ANALISIS SOAL HASIL BELAJAR SISWA Analisis soal hasil belajar siswa merupakan uraian singkat berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam soal evaluasi yang diberikan untuk mengetahui seberapakah pemahaman siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebagai pengaruh atau dampak dari metode pembelajaran yang diterapkan guru Berikut akan dipaparkan analisis soal hasil belajar siswa di tiap nomor soalnya dari keseluruhan soal yang diberikan untuk tiap siswa kelas VII dan VIII, analisis soal hasil belajar akan disajikan dalam bentuk poinpoin singkat, dan setiap siswa akan dianalisis secara sendiri-sendiri untuk tiap nomor soalnya. 1. Soal Evaluasi Matematika Kelas VII a. Gambar 4.1 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S3 kelas VII S3

90 73 1. Soal No. 1 Untuk soal No. 1 S3 dapat menjawab dengan benar, dengan demikian S3 memahami apa yang dimaksud dengan satuan baku. 2. Soal No. 2 Soal No. 2 dapat dikerjakan dengan baik oleh S3, maka dapat dikatakan bahwa S3 memahami apa yang dimaksud dengan satuan baku. 3. Soal No. 3 Dari ketiga poin soal yang ada pada soal No. 3 hanya satu poin saja yang salah jawabannya yaitu poin C, dengan demikian sebenarnya siswa sudah paham tentang konversi satuan centimeter ke meter, hanya saja S3 kurang paham saat konversi satuan yang sebaliknya yaitu meter ke centimeter. 4. Soal No. 4 Untuk soal No. 4 ini S3 sebenarnya sudah memahami maksud soalnya yaitu tentang macam-macam alat ukur, namun S3 kurang tepat dalam penulisan jawabannya, maksudnya sudah benar hanya kurang tepat yaitu untuk jawaban penggaris meter, maksudnya adalah penggaris hanya saja penulisan jawaban yang kurang tepat. 5. Soal No. 5 Soal No. 5 adalah soal terapan atau aktivitas, maksudnya adalah dalam soal ini siswa diminta untuk menerapkan apa yang dijelaskan oleh guru yaitu mengukur, dalam soal ini siswa diminta

91 74 untuk mengukur benda-benda baik yang ada disekitar siswa maupun yang sengaja disediakan, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam menggunakan alat ukur untuk mengukur suatu benda, dan S3 dapat mengerjakannya dengan baik meski hasil ukurannya masih ada yang kurang tepat. Berdasarkan analisis soal diatas, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa S3 sudah memahami materi yang diberikan dan dijelaskan oleh guru yaitu tentang satuan baku dan alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu benda, meskipun saat mengerjakan terkadang S3 perlu dipancing atau diarahkan, dan dapat dikatakan pula bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru dapat diterima dengan baik oleh S3 meski memakan waktu yang cukup banyak.

92 75 b. Gambar 4.2 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S1 kelas VII Nama : S1 1. S o 1. Soal No. 1 S1 dapat menjawab soal No. 1 dengan benar, dengan demikian S1 sudah memahami apa yang dimaksud dengan satuan baku yang

93 76 digunakan dalam pengukuran, (tulisan lebih jelas dapat dilihat pada lampiran). 2. Soal No. 2 Seperti soal No. 1, S1 dapat menjawab dengan baik, maka dapat dikatakan pula S1 sudah memahami apa yang dimaksud dengan satuan baku yang digunakan dalam pengukuran, (tulisan lebih jelas dapat dilihat pada lampiran). 3. Soal No. 3 Untuk soal No. 3 S1 juga tidak melakukan kesalahan, ketiga poin soal yang ada dalam soal No. 3 dapat dikerjakannya dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa S1 telah memahami tentang konversi satuan. 4. Soal No. 4 Tidak ada kesalahan pada soal No. 4, sehingga dapat dikatakan S1 dapat memahami apa yang disebut dengan alat ukur untuk mengukur suatu benda. 5. Soal No.5 Soal No. 5 pun dapat dikerjakan oleh S1 dengan baik meski ada satu yang hasil ukurannya kurang tepat setelah diperiksa oleh guru, hal tersebut menunjukkan bahwa S1 sudah memahami maksud dari soal tersebut dan dapat menggunakan alat ukur untuk mengukur suatu benda dengan baik.

94 77 Melihat dari jawaban yang dari S1, dapat disimpulkan bahwa S1 sangat memahami materi yang diberikan dan dijelaskan oleh guru, tidak banyak kesalahan pada jawaban yang ia kerjakan, dan metode pembelajaran yang digunakan guru pun dapat diterima dengan baik oleh S1. c. Gambar 4.3 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S2 kelas VII Nama : S2

95 78 1. Soal No. 1 S2 dapat menjawab soal No. 1 dengan benar, maka dapat dikatakan S2 sudah memahami apa yang dimaksud dengan satuan baku yang digunakan dalam pengukuran. 2. Soal No. 2 Soal No. 2 pun dapat dijawab dengan baik dan benar oleh S2, dengan demikian S2 sudah memahami apa yang dimaksud dengan satuan baku yang digunakan dalam pengukuran. 3. Soal No. 3 Untuk soal No. 3 sama sekali tidak ada kesalahan, ketiga poin soal yang ada dalam soal No. 3 dapat dikerjakannya dengan baik oleh S2. Hal ini menunjukkan bahwa S2 telah memahami tentang konversi satuan. 4. Soal No. 4 Sama seperti siswa lainya S2 dapat mengerjakan dengan baik soal No. 4, sehingga dapat dikatakan bahwa S2 dapat memahami apa yang disebut dengan alat ukur untuk mengukur suatu benda. 5. Soal No.5 Soal No. 5 pun dapat dikerjakan S2 dengan baik dan hasil ukurannya pun semuanya tepat setelah diperiksa dan dicocokkan oleh guru, hal tersebut menunjukkan bahwa S2 sudah memahami maksud dari soal tersebut dan dapat menggunakan alat ukur untuk mengukur suatu benda dengan baik.

96 79 Berdasarkan seluruh jawaban soal ulangan dari pekerjaan S2 yang sama sekali tidak ada kesalahan, dapat disimpulkan bahwa S2 sangat menerima dengan baik penjelasan guru tentang materi yang diberikan sehingga dapat dikatakan pula bahwa metode yang digunakan guru dapat ditangkap dengan baik oleh S2. d. Gambar 4.4 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S4 kelas VII Nama : S4 e. f. g.

97 80 1. Soal No. 1 Untuk S4, soal No. 1 dapat dikerjakan dengan baik meski memakan waktu yang lama dan diperlukan pengarahan atau perhatian yang khusus dari guru dibanding dengan siswa lainnya, sebab S4 adalah salah satu siswa yang daya pemahamannya kurang baik dibanding siswa lainnya. 2. Soal No. 2 Soal No. 2 pun dapat dijawab dengan baik dan benar oleh S2, meski demikian S4 belum tentu paham akan apa yang dimaksud dalam soal tersebut, sebab dia masih dibantu atau diarahkan oleh guru dalam mengerjakan soal ulangan tersebut. 3. Soal No. 3 Sama seperti soal-soal lainnya S4 masih dibantu dalam mengerjakan, selain kurang baik dalam konsentrasi atau memahami materi yang disampaikan guru, S4 juga kurang baik dalam hal menulis dan membaca sehingga guru harus mengarahkan dan membantunya, jika tidak S4 tidak akan segera selesai mengerjakan soal tersebut. 4. Soal No. 4 Soal No. 4 dapat dikerjakan dengan baik oleh S4 dengan bantuan guru, S4 sesungguhnya cukup memahami untuk soal ini, hanya saja dibutuhkan perhatian dari guru untuk mengarahkan jalan berpikirnya S4.

98 81 5. Soal No.5 Soal No. 5 pun dapat dikerjakan S4 dengan baik meski harus diingatkan terus menerus oleh guru, hasil ukurannya pun cukup tepat meski sedikit meleset namun demikian S4 dapat menggunakan alat ukur atau dapat mengukur suatu benda dengan baik, hanya saja penulisannya tidak tepat. S4 adalah salah satu siswa yang berbeda dengan yang lainnya, dia memiliki kekurangan dalam memahami materi yang disampaikan guru, dan kurang baik dalam membaca dan menulis dibanding dengan siswa lainya, mesti harus dituntun perlhan-lahan oleh guru. Dengan kata lain S4 juga salah satu siswa yang sangat sering atau intens diperhatikan oleh guru, baik saat mengerjakan soal-soal maupun saat dijelaskan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru harus menggunakan metode pembelajaran tersendiri untuk menjelaskan materi pada S4 agar S4 dapat memahami apa yang disampaikan guru.

99 82 2. Soal Evaluasi Matematika Kelas VIII a. Gambar 4.5 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S4 kelas VIII Nama : S4 b. S

100 83 1. Soal No. 1 S4 dapat menjawab soal No. 1 dengan baik dan benar, maka dapat dikatakan S4 sudah memahami tentang penjumlahan dan pengurangan ke samping bilangan bulat hingga 5000, meski pada poin (a) penulisannya kurang tepat, harusnya jawaban soal tersebut menggunakan Rp namun disana tidak dituliskan oleh S4. 2. Soal No. 2 Untuk soal No. 2 ada satu poin soal yang jawabannya salah, yaitu poin (c), S4 tidak menjawab dengan tepat, namun pada dasarnya S4 dapat dikatakan sudah memahami pengurangan bersusun bilangan bulat hingga 5000, hanya saja S4 kurang teliti. 3. Soal No. 3 Soal No. 3 dapat dikerjakan dengan baik oleh S4, meski S4 tidak menuliskan cara pengerjaannya dan hanya langsung menulis jawabannya, namun S4 dapat dikatakan sudah paham untuk mengerjakan soal cerita tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 4. Soal No. 4 Tidak terjadi kesalahan pada jawaban soal No. 4, artinya S4 dapat mengerjakan dengan baik dan memahami maksud dari soal cerita tersebut dan dapat menghitungnya dengan baik dan benar.

101 84 5. Soal No.5 Sebenarnya S4 sudah memahami maksud dari soal No. 5 hanya saja S4 kurang teliti dalam menghitung sehingga jawaban yang tertulis kurang tepat atau salah. 6. Soal No. 6 Untuk soal No. 6 jawaban S4 benar, meski dalam proses pengerjaannya S4 selalu bertanya dan akhirnya harus diarahkan terlebih dahulu berulang-ulang hingga siswa dapat memahami maksud dari soal tersebut. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya siswa sudah dapat memahami tentang materi yang disampaikan oleh guru yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bialangan bulat hingga 5000, dan metode pembelajaran yang dgunakan atau diterapkan guru dapat diterima dengan baik oleh S4. S4 tergolong siswa yang cukup pendiam dikelas, namun dia juga dapat dibilang siswa yang cukup aktif saat berinteraksi dengan guru dalam pembelajaran.

102 85 b. Gambar 4.6 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S1 kelas VIII Nama : S1 1. Soal No. 1 Secara keseluruhan S1 sebenarnya dapat mengerjakan soal No. 1 dengan baik, hanya saja pada poin soal (b) S1 kurang teliti dalam menghitung, sehingga jawaban pada soal poin (b) salah. Meski demikian S1 dapat dikatakan sudah memahami tentang

103 86 penjumlahan dan pengurangan ke samping bilangan bulat hingga Soal No. 2 Ada satu poin soal yang jawabannya salah, yaitu poin (c), S1 tidak menjawab dengan tepat, namun pada dasarnya S1 sudah memahami tentang pengurangan bersusun bilangan bulat hingga 5000, hanya saja S1 kurang teliti dalam menghitung. 3. Soal No. 3 Soal No. 3 sepertinya kurang dipahami oleh S1 karena dalam soal ini S1 menjawab salah, yang betul cara pengerjaan untuk soal ini adalah dengan menjumlahkan, namun S1 menjawab soal ini dengan mengurangkannya, sehingga jawabannya pun salah. Kurang teliti dalam memahami maksud dari soal No. 3 tersebut. 4. Soal No. 4 Tidak terjadi kesalahan pada jawaban soal No. 4, artinya S1 dapat mengerjakan dengan baik dan memahami maksud dari soal cerita tersebut dan dapat menghitungnya dengan baik dan benar. 5. Soal No.5 Sama seperti soal No. 3 S1 tidak teliti dalam memahami maksud dari soal cerita atau lupa bagaimana cara mengerjakan soal cerita tersebut, kesalahan dalam menjawab pun sama seperti soal No. 3, seharusnya untuk soal No. 5 ini jawabannya dikurang namun S1

104 87 menjawabnya dengan cara menjumlahkan, maka jawabannya pun salah. 6. Soal No. 6 Untuk soal No. 6 pun S1 menjawab salah, dan jelas bahwa S1 belum memahami maksud dari soal tersebut yaitu penjumlahan berulang dan pengurangan bilangan bulat hingga 5000 Melihat jawaban soal evaluasi yang dikerjakan S1 tersebut, sesungguhnya S1 dapat dikatakan sudah cukup memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat hingga 5000, hanya saja S1 masih kebingungan jika disajikan tentang soal cerita, dia masih tertukar cara mengerjakannya, kapan saat harus dijumlah dan kapan saat harus dikurangkan, S1 merupakan salah satu siswa yang aktif, oleh sebab itu dia dapat menerima metode pembelajaran yang diterapkan atau digunakan guru dengan cukup baik.

105 88 c. Gambar 4.7 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S2 kelas VIII Nama : S2 1. Soal No.1 Secara keseluruhan S2 sebenarnya dapat mengerjakan soal No. 1 dengan baik, meski temannya melakukan kesalahan saat mengoreksi pekerjaan S2, jawaban S2 seharusnya benar namun pada saat dikoreksi, temannya kurang teliti sehingga jawaban S2 disalahkan padahal jawaban S2 benar. Dengan demikian S2 dapat

106 89 dikatakan sudah memahami tentang penjumlahan dan pengurangan ke samping bilangan bulat hingga Soal No. 2 Untuk soal No. 2, dua dari tiga poin soal pada soal No. 2 jawabannya salah, ini berarti siswa kurang teliti dalam menghitung pengurangan bersusun bilangan bulat hingga Soal No. 3 Soal No. 3 pun sepertinya kurang dipahami oleh S2 karena dalam soal ini S2 menjawab salah, yang betul cara pengerjaan untuk soal ini adalah dengan menjumlahkan, namun S1 menjawab soal ini dengan mengurangkannya, sehingga jawabannya pun salah. Kurang teliti dalam memahami maksud dari soal No. 3 tersebut, sama seperti S1. 4. Soal No. 4 Tidak terjadi kesalahan pada jawaban soal No. 4, artinya S2 dapat mengerjakan dengan baik dan memahami maksud dari soal cerita tersebut dan dapat menghitungnya dengan baik dan benar. 5. Soal No.5 Untuk soal ini nampaknya siswa melihat pekerjaan S1 karena jawaban mereka sama persis dan juga salah, artinya S2 belum memahami atau lupa bagaimana cara mengerjakan soal cerita tersebut sama seperti S1.

107 90 6. Soal No. 6 Untuk soal No. 6 pun S2 juga menjawab salah, dan jelas bahwa S2 juga belum memahami maksud dari soal tersebut yaitu penjumlahan berulang dan pengurangan bilangan bulat hingga 5000, jawabannya pun bisa dibilang sama dengan jawaban yang ditulis oleh S1. Secara keseluruhan melihat dari jawaban soal yang S2 kerjakan nampak bahwa S2 masih belum dapat mengerjakan soal-soal dengan baik jika tanpa dijelaskan terlebih dahulu. S2 memang dikenal dengan siswa yang pendiam dikelasnya, dan nampak kurang bersemangat saat mengikuti pelajaran, tidak seperti teman-temannya yang lain, namun demikian sesungguhnya kemampuan S2 tidak berbeda jauh dengan teman-temannya, dia dapat mengikuti atau dapat menerima dengan cukup baik metode pembelajaran yang diterapkan guru, pada saat diminta mengerjakan soal-soal latihan di papan tulis pun S2 dapat mengerjakannya dengan baik, meski terkadang melakukan kesalahn dalam pengerjaannya yaitu kurang teliti.

108 91 d. Gambar 4.8 : Pekerjaan Soal Evaluasi Siswa S3 kelas VIII Nama : S3 e. f.

109 92 1. Soal No. 1 Sesungguhnya S3 dapat mengerjakan soal No. 1 dengan baik, hanya saja untuk poin soal (b) S3 tidak teliti mengerjakannya sehingga jawaban yang ditulisnya pun salah, tapi pada dasarnya S3 sudah memahami tentang penjumlahan dan pengurangan kesamping bilangan bulat hingga Soal No. 2 Untuk soal No. 2, hanya poin soal (c) yang salah sama seperti siswa lain, artinya siswa kurang teliti dan belum cukup memahami tentang pengurangan bersusun bilangan bulat hingga 5000 dengan cara meminjam. 3. Soal No. 3 Soal No. 3 dapat dikerjakan dengan baik, dan disertakan dengan cara pengerjaanny juga. Dengan demikian siswa sangat memahami bagaimana cara mengerjakan soal cerita tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat hingga Soal No. 4 Tidak terjadi kesalahan pada jawaban soal No. 4 dan S3 menyertakan cara pengerjaannya sesuai dengan yang diminta oleh peneliti, artinya S3 dapat mengerjakan dengan baik dan memahami maksud dari soal cerita tersebut dan dapat menghitungnya dengan baik dan benar.

110 93 5. Soal No.5 Untuk soal ini sebenarnya maksud siswa sudah benar hanya saja dia tidak teliti dalam membaca soalnya, shingga berakibat jawaban yang ditulisnya pun salah. Meski demikian siswa dapat dikatan sudah dapat memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dari soal cerita yang ditanyakan. 6. Soal No. 6 Untuk soal No. 6, S3 juga menjawab salah, dan jelas bahwa S3 juga belum memahami maksud dari soal tersebut yaitu penjumlahan berulang dan pengurangan bilangan bulat hingga 5000, dan pengoreksi juga kurang teliti dalam mengoreksi yaitu jawaban S3 salah namun oleh pengoreksi tidak diberi tanda bahwa jawaban itu salah, hanya didiamkan saja. Secara keseluruhan S3 sebenarnya sudah memahami tentang materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang dijelaskan oleh guru. S3 juga sudah dapat disimpulkan bahwa dia dapat menerima metode pembelajaran yang diterapkan atau digunakan oleh guru dengan baik. S3 merupakan siswa yang sangat aktif baik saat dijelaskan maupun saat diminta mengerjakan di papan tulis dibandingkan dengan siswa yang lainnya.

111 94 F. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian merupakan uraian singkat dari hasil analisis data dari penelitian metode pembelajaran matematika SLB untuk anak tuna grahita ringan dan pengaruh metode pembelajaran yang diterapkan guru terhadap prestasi belajar siswa tahun ajaran 2010/2011. Di dalam SLB pada umunya dan SLB YAPENAS pada khususnya sistem pembelajaran yang digunakan adalah sistem pembelajaran tematik, dimana guru berhak untuk menentukan tema apa yang akan digunakan, dan mengacu pada kurikulum yang telah ditentukan namun yang tertera dalam kurikulum tersebut tidak harus semuanya diberikan ke siswa, jadi guru berhak menyeleksi berdasarkan kemampuan siswa atau dengan mempertimbangkan ke cacatan siswanya. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rangkaian langkahlangkah atau teknik yang dilakukan guru secara teratur untuk mencapai tujuan pendidikan/belajar. Berikut akan dipaparkan uraian singkat metode pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan hasil penelitian yang berupa ulasan dari topik-topik data yang telah dibuat berdasarkan transkrip video penelitian.

112 95 1. Guru I kelas VII SLB-C a. Ulasan Topik Data Pertemuan I 20 Juli 2010 Dalam pertemuan ini Guru lebih banyak menggunakan metode ekspositori dan demonstrasi dengan pendekatan konvensional, karena ini merupakan pertemuan I dan siswa baru bagi guru dan guru baru bagi siswa, jadi guru menjelaskan dan memberi tahu terlebih dahulu materi apa yang akan disampaikan, guru juga tidak lupa menggunakan alat peraga untuk menunjang pembelajaran, dan siswa juga diajak untuk mencoba menggunakan alat peraga itu supaya mereka aktif dan tidak hanya mendengarkan saja. Contoh soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari pun ditunjukkan oleh guru agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan, begitu juga latihan soal baik yang dikerjakan secara bersama-sama maupun yang dikerjakan oleh siswa secara mandiri, hal ini dilakukan agar siswa juga lebih aktif dan lebih terbiasa dengan guru. Guru memperhatikan semua siswanya yang hanya berjumlah 4 orang dalam 1 kelas tersebut, satu persatu guru meminta siswa untuk aktif dalam pembelajaran salah satunya menggunakan alat peraga yaitu alat ukur seperti meteran, dan penggaris karena materi yang diajarkan adalah tentang satuan baku dan alat ukur serta cara menggunakan alat ukur tersebut. Guru membantu setiap siswa yang belum paham atau belum jelas, guru dapat mengetahui siswanya belum paham dengan mengoreksi pemaham siswa, jika siswa nampak bingung

113 96 maka dia belum paham. Hal ini tampak bahwa guru selalu berpusat pada siswa atau children center dan selalu mengemong setiap siswanya atau careying, sehingga setiap siswanya merasa diperhatikan dan akan semakin menerima gurunya serta supaya semua siswanya dapat menjadi paham dan tidak ada yang tertinggal. Guru juga mengingatkan siswa kembali materi yang di jelaskan, sebelum pelajaran matematika pertemuan I ini usai dan memberi PR untuk dikerjakan siswa sebagai latihan mandiri supaya siswa semakin paham denga materi yang di sampaikan. b. Ulasan Topik Data Pertemuan II 26 Juli 2010 Untuk pertemuan II, guru sudah memulai menggunakan pendekatan individual namun tetap menggunakan metode pembelajaran ekspositori konvensional. Hal itu tampak saat guru mendatangi meja siswa satu persatu untuk membantu siswa saat mereka mengalami kesulitan atau kurang paham dengan yang dijelaskan guru, contohnya adalah S3 dan S4 yang masih kesulitan untuk memahami penjelasan guru, maka guru membantu mereka satu persatu dan mengulangi penjelasan yang belum mereka pahami terutama S4 yang masih kesulitan dalam membaca dan menulis, maka guru memperhatikan dan membantu S4 secara khusus. Guru kali ini meminta semua siswanya untuk mengukur suatu benda yang telah ditentukan oleh guru, para

114 97 siswa pun lagsung aktif mengerjakan yang diminta guru meski ada yang masih kesulitan karena belum paham bagaimana cara mengukur itu sendiri, siswa tersebut adalah S3 dan S4. Mereka berdua adalah siswa yang tingkat pemahamannya dapat dikatakan kurang dibandingkan dengan kedua siswa lainnya sehingga guru harus ekstra memperhatikan mereka secara individu agar mereka tidak tertinggal oleh dua siswa yang lainnya. c. Ulasan Topik Data Pertemuan ke III 27 Juli 2010 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa namun sebelum mengerjakan siswa dijelaskan terlebih dahulu oleh guru mengenai maksud dari soal tersebut. PR yang diberikan guru kemarin tidak dibahas, masih sama guru masih menggunakan metode pembelajaran ekspositori namun divariasi dengan menggunakan sedikit metode demonstrasi salah satunya yaitu memperagakan ke siswa bagaimana cara mengukur benda dengan menggunakan bantuan tali. Guru juga melakukan pendekatan individual dengan berkeliling saat siswa mengerjakan, guru membantu dan mengarahkan siswa secara satu persatu jika siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan, hal ini selalu dilakukan guru agar siswa lebih memahami dan lebih mengerti tentang apa yang sedang mereka pelajari. Guru menunggu siswa jika dia belum selesai mengerjakan, namun jika waktunya terlalu lama maka guru

115 98 meninggalkannya sejenak untuk membahas pekerjaan siswa yang sudah selesai agar siswa yang sudah selesai tersebut tidak terlalu lama menunggu dan berbicara sendiri. Selama membahas guru juga sesekali memperhatikan siswa yang belum selesai dan setelah membahas baru guru kembali membantu dan mengarahkan siswa dalam mengerjakannya. Guru menunjukkan beberapa gambar atau benda yang sesungguhnya jika tersedia di sekolah sebagai media dalam pembelajaran untuk membuat siswa mengetahui apa alat ukur itu, bagaimana bentuknya dan menggunakannya serta kegunaannya. Pertemuan kali ini guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan apa yang telah dipelajari tadi guna untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa. Guru selalu mengulang kembali materi yang dijelaskan sebelum-sebelumnya. d. Ulasan Topik Data pertemuan IV 2 Agustus 2010 Pada pertemuan ini guru sedikit berkurang dalam penggunaan metode pembelajaran ekspositori konvensional, guru meminta siswanya untuk aktif dengan memberikan soal latihan yang harus mereka kerjakan. Selama mengerjakan soal itulah guru melakukan pendekatan individual, meski guru masih sesekali sembari menerangkan ke siswanya secara ekspositori konvensional, hal ini di pandang agar siswa diingatkan kembali tentang apa yang sudah dibahas atau diterangkan

116 99 oleh guru. Namun demikian guru lebih banyak ke pendekatan individual, satu persatu siswa didatangi dan diamati saat mengerjakan soal latihan mereka masing-masing, guru mengarahkan dan membantu siswa satu persatu saat siswa mengalami kebingungan atau kesulitan saat mengerjakan soal latihan tersebut dan semua siswa mendapatkan perhatian guru kecuali bagi siswa yang tidak masuk pada pertemuan ini, meski ada yang hanya sebentar karena siswa tersebut sudah cukup lancar, dan ada yang lama diperhatikan oleh guru karena dia mengalami kesulitan saat mengerjakan namun guru tetap memperhatikan atau mendampingi satu persatu semua siswanya yang hadir pada pembelajaran mtematika pertemuan ke-iv ini. e. Ulasan Topik Data Pertemuan V 3 Agustus 2010 Pertemuan ke -V ini guru meberikan soal latihan ulangan yang pada pertemuan sebelumnya guru tidak memberitahukan ke siswa guna mengetahui sampai seberapa jauh pemahaman siswa selama di terangkan atau dijelaskan oleh guru serta untuk mengetahui apakah siswa belajar di rumah atau tidak. Saat siswa mengerjakan soal latihan ulangan guru masih mengarahkan dan membantu siswa saat siswa kebingungan atau kesulitan saat mengerjakan, namun guru tidak memberitahu siswa jawaban dari soal tersebut. Hal ini berarti guru masih melakukan pendekatan individual dan jarang melakukan

117 100 pendekatan atau metode pembelajaran konvensional ekspositori. Sama dengan pertemuan sebelumnya satu persatu guru mengamati pekerjaan siswa dan mengarahkan siswa. Jika siswa sudah selesai mengerjakan, guru mengajak siswa untuk mengkaji atau membahas bersama-sama jawaban soal latihan ulangan tadi supaya siswa mengetahui mana jawaban yang benar dan mana jawaban yang kurang tepat atau salah. Guru tetap memberi kesempatan salah satu siswanya yang belum selesai mengerjakan meski teman-temannya sudah selesai mengerjakan dan sudah membahas bersama-sama dengan guru. Saat selesai membahas guru tetap kembali mengamati dan mengarahkan serta membantu salah satu siswanya yang belum selesai mengerjakan tersebut sampai dia selesai mengerjakannya. f. Ulasan Topik Data Pertemuan VI 16 Agustus 2010 Pada pertemuan ini guru kembali melakukan pendekatan konvensional dan menggunakan metode pembelajaran ekspositori, guru mengulang kembali menjelaskan materi yang guru berikan, kali ini guru menjelaskan lebih spesifik lagi terutama tentang perbedaan alat ukur dan satuan baku yang digunakan, sebab masih ad siswa yang belum memahami perbedaan alat ukur dan satuan baku saat kedua hal itu dikeluarkan dalam soal latihan ulangan atau soal latihan yang guru berikan. Tapi guru tidak hanya menggunakan pendekatan konvensional

118 101 saja melainkan juga menggunakan pendekatan individual, hal ini tampak ketika guru menjelaskan secara individu ke S3. S3 merupakan salah satu siswa yang pemahamannya kurang sehingga guru harus ekstra dalam menjelaskan ke S3 dan S3 pun butuh perhatian khusus dari gurunya agar dia tidak tertinggal. Menurut guru S3 adalah siswa yang kurang bisa konsentrasi pada satu hal, konsentrasinya selalu terpecah, kadang dia terlihat seperti orang ling-lung atau bingung. Dampak dari hal tersebut guru cukup memakan banyak waktu hanya untuk menjelaskan ke S3 sampai benar-benar paham atau paling tidak mengetahui apa maksud dari materi yang dijelaskan oleh guru, selain itu siswa lain juga agak terbengkalai namun untungnya guru tidak lupa dengan siswa yang lain, dia tetap memperhatikan atau tetap menjelaskan ke siswa lain sembari memperhatikan dan menjelaskan S3, sehingga siswa tidak ramai sendiri, namun tidak jarang ada juga salah satu siswa yaitu S1 yang cukup aktif untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang disampaikan sehingga siswa dapat melatih pemahamannya secara tidak langsung dan mandiri. g. Ulasan Topik Data Pertemuan VII 23 Agustus 2010 Dalam pertemuan ini guru kembali terfokus pada S3 yang masih nampak belum paham atau bingung dengan materi yang disampaikan guru selama tujuh pertemuan ini, secara individual guru menjelaskan ke

119 102 S3 mengenai soal latihan yang guru berikan dan berkaitan dengan meteri, sedangkan siswa lainnya juga ikut medengarkan secara langsung penjelasan guru kepada S3, masih seperti pada pertemuanpertemuan sebelumnya guru menggunakan metode pembelajaran ekspositori dan menggunakan pendekatan individual untuk pertemuan ini. Meski demikian guru juga tidak melupakan siswa lainnya, dia tetap memperhatikan dan mengamati pekerjaan siswa sembari megamati pekerjaan S3 dan mengarahkan S3 serta S4 yang sama seperti S3. Guru berusaha keras untuk membuat kedua siswa tersebut menjadi paham dan tahu dari materi yang disampaikan guru. Siswa yang lain juga dibantu dan diarahkan jika mereka nampak bingung atau kesulitan dalam mengerjakan soal latihannya serta dikoreksi pekerjaanya jika mereka sudah selesai mengerjakan dan membahasnya bersama-sama dengan siswa yang lainnya lagi. h. Ulasan Topik Data Pertemuan VIII 24 Agustus Pada pertemuan VIII guru mengadakan ulangan harian. Meski ulangan harian, guru tetap memberikan perhatian ke siswa atau ngemong, hal ini tampak saat siswa mengerjakan soal ulangan guru berkeliling dan menuntun atau mengarahkan satu persatu siswanya yang nampak kebingungan saat mengerjakan soal ulangan tersebut, guru hanya menuntun atau mengarahkan atau memancing siswa dan tidak

120 103 memberi tahu jawaban ulangannya ke siswa. Saat hampir semuanya siswanya selesai mengerjakan dan masih ada satu siswa yang belum selesai mengerjakan, guru tetap menunggu sampai siswa tersebut selesai mengerjakan atau di beri waktu tambahan, dan bagi siswa yang sudah selesai dan sudah mengumpulkan pekerjaanny setelah sebelumnya guru meminta mereka untuk meneliti pekerjaan mereka terlebih dahulu sebelum dikumpul, mereka diberi latihan untuk mengisi waktu kosong mereka, latihan soal berkaitan tentang pengantar untuk materi baru, sehingga pada saat masuk materi baru mereka tidak kaget, sebelum diberi latihan guru sebelumnya menjelaskan secara singkat terlebih dahulu, disini terjadi interaksi antara guru dan siswa. Setelah siswa yang tadi belum selesai mengerjakan sudah selesai mengerjakan guru mengoreksi pekerjaan siswa bersama-sama agar siswa mengetahui jawaban yang benar dan jika ada jawaban mereka yang salah mereka semakin mengetahui dan semakin paham. i. Kesimpulan Ulasan Topik Data Guru I Kelas VII SLB-C Melihat dari berbagai ulasan tiap pertemuannya dapat dikatakan bahwa guru selalu menggunakan metode ekspositori, meski guru selalu menerangkan materi di depan kelas namun guru tetap mengajak siswanya untuk aktif, baik menggunakan alat peraga maupun dengan mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru baik berupa soal latihan tertulis maupun latihan sebagai aktivitas siswa agar siswa aktif.

121 104 Guru juga melakukan pendekatan secara individu, dengan sabar guru mendatangi satu persatu siswanya untuk menerangkan materi jika siswanya masih ada yang kurang jelas dengan materi yang disampaikan, hal ini dapat dikatakan pula guru bersikap careying atau ngemong siswanya. Dua dari keempat siswanya memiliki daya berpikir yang masih lemah ketimbang dua teman lainnya, disinilah guru bersikap ngemong dengan mendampingi dua siswa tersebut secara indivdu, bergantian, dan sabar. Guru berusaha agar kedua siswanya tersebut menjadi paham dari sebelumnya supaya mereka tidak tertinggal dengan siswa yang lain dan dapat mengikuti setiap materi yang disampaikan guru. 2. Guru II kelas VIII SLB-C a. Ulasan Topik Data Pertemuan I 26 Juli 2010 Di peretmuan pertama ini guru menggunakan metode pembelajaran ekspositori dan tanya jawab serta latihan, namun guru menggunakan pendekatan individual, hal tersebut terlihat guru tidak memberikan penjelasan dengan selalu berdiri di depan kelas, melainkan guru mengajak siswanya satu persatu untuk berpartisipasi aktif dan guru menjelaskan langsung satu persatu terhadap siswanya saat itu juga atau saat siswa melakukan kegiatan peragaan bersama gurunya. Setelah melakukan kegiatan tersebut guru memberikan latihan soal secara

122 105 bertahap dan meminta siswa untuk langsung mengerjakan soal latihan yang dituliskan guru di papan tulis tersebut di depan kelas satu persatu dan guru mengamati, saat guru mengamati inilah guru juga melakukan pendekatan individual yaitu guru menuntun atau mengarahkan siswa yang nampak kebingungan saat mengerjakan soal latihan tersebut satu persatu. Guru hanya menerangkan secara konvensional sesekali saja yaitu saat memberikan contoh soal latihan, itupun guru juga melakukan pendekatan individual. Guru sering memberikan soal latihan di papan tulis dan meminta setiap siswanya satu persatu maju ke depan untuk mengerjakan soal latihan tersebut dan guru mengamati serta menuntu setiap siswa satu persatu yang nampak kebingungan saat mengerjakan soal latihan tersebut. Guru juga mengajak siswa untuk membahas bersama-sama pekerjaan siswa yang dikerjakan di papan tulis tadi agar siswa mengetahui jawaban yang benar dan semakin paham. b. Ulasan Topik Data Pertemuan II 2 Agustus 2010 Hampir sama dengan pertemuan sebelumnya guru masih melakukan metode pembelajaran ekspositori dan latihan dengan pendekatan individual, hanya sesekali guru melakukan pendekatan konvensional, terlihat guru selalu memberikan latihan soal dan masih sama dengan pertemuan sebelumnya pula guru meminta siswa mengerjakan di papan tulis, guru mengamati dan menuntun serta

123 106 mengarahkan siswa saat mengerjakan jika ada siswa yang kebingungan saat mengerjakan. Guru juga mengajak siswanya untuk berpartisipasi aktif dengan mengerjakan contoh soal latihan secara bersama-sama dengan guru, guru yang menuliskan jawabannya dan siswa yang berpikir dan mengatakan jawabannya ke guru, di sini terjadi interaksi antara guru dan siswa sehingga siswa tidak hanya mendengarkan dan guru hanya menerangkan melainkan siswanya menjadi aktif dan guru menjadi fasilitator. Disamping semua itu guru bersikap ngemong terhadap semua siswanya dengan memperhatikan siswanya satu persatu saat mengerjakan soal latihan ataupun saat menjelaskan ke siswa dengan pendekatan individual tersebut. c. Ulasan Topik Data Pertemuan III 16 Agustus 2010 Dalam pertemuan III guru membahas materi baru yaitu perkalian, sebelumnya salah satu siswa di beri tahu untuk membawa catatan perkalian karena hanya salah satu siswa itu yang punya, namun guru juga meminta siswa untuk menghafalkan beberapa perkalian. Masih seperti pertemuan sebelum-sebelumnya, guru menggunakan metode ekspositori, namun dalam pertemuan ini guru cenderung melakukan pendekatan konvensional berbeda pada pertemuan sebelumnya yang menggunakan pendekatan individual, meski demikian guru juga tetap melibatkan siswa dalam pembahsan materi yaitu meminta siswanya

124 107 untuk maju ke depan untuk melakukan yang diminta guru yaitu salah satunya adalah untuk mengisi atau mengerjakan catatan perkalian. Setelah itu seperti biasanya pula guru memberikan soal latihan di papan tulis dan meminta siswa mengerjakan di papan tulis dan di buku, guru juga tidak lupa untuk mengamti dan mengarahkan siswa satu persatu jika mereka kebingungan saat mengerjakan latihan soal tersebut, sebelum memberikan soal latihan tersebut guru juga menguji siswa satu persatu terlebih dahulu dengan menanyai siswa mengenai perkalian (materi yang sedang dibahas) dan seperti biasanya pula guru mengajak siswa untuk membahas latihan soal tersebut setelah siswa selesai mengerjakan latihan soal tersebut di papan tulis. d. Ulasan topik data Pertemuan IV 23 Agustus 2010 Di pertemuan IV ini guru masuk ke materi baru yaitu mengenai pertukaran nilai nominal mata uang, dan di dalam pertemuan ini guru menggunakan metode pembelajaran ekspositori dan pendekatan indiviual. Sebelum masuk ke materi baru guru memberikan latihan soal terlebih dahulu yang berkaitan dengan materi pertemuan kemarin, dan seperti biasanya guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di depan kelas, guru mengamati dan mengarahkan siswa saat mengerjakan. Ketika guru menerangkan materi baru, guru mengajak siswanya untuk aktif, siswa diberi alat peraga atau media dan siswa

125 108 diminta melakukan sesuai dengan perintah guru seperti menghitung nominal uang dari pecahan uang logam, selain itu guru juga menerangkan dengan menggunakan contoh soal yang dikerjakan bersama-sama agar siswa lebih mudah memahaminya serta dengan bercerita yang berkaitan dengan materi dalam keidupan sehari-hari. Satu persatu siswa didekati guru dan dijelaskan materi tersebut, guru tidak selalu menerangkan atau berdiri di depan kelas, guru justru mendekati setiap siswanya satu persatu. Guru juga memberikan soal latihan untuk dikerjakan siswa di buku tulisnya, setelah itu siswa diminta megerjakannya di papan tulis seperti biasanya. e. Ulasan Topik Data Pertemuan V 30 Agustus 2010 Di pertemuan ini guru hanya memberikan latihan-latihan soal seperti biasa dan siswa diminta mengerjakan soal tersebut di papan tulis seperti biasanya pula, soal yang diberikan berkaitan dengan materi yang pernah dibahas dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pertemuan ke V ini guru tidak terlalu sering menerangkan di depan kelas, guru hanya selalu memberikan soal-soal latihan dan dibahas bersama-sama dengan siswanya, agar siswanya banyak berlatih dan akif, jadi pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru.

126 109 f. Kesimpulan Ulasan Topik Data Guru II kelas VIII SLB-C Dengan melihat dari ulasan tiap pertemuannya guru menggunakan pendekatan individual dan metode yang digunakan adalah ekspositori, siswa diterangkan namun juga diajak untuk aktif dengan mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru serta menggunakan alat peraga sebagai latihan aktivitas siswa. Saat siswa mengerjakan soal latihannya guru mendampingi dan mengarahkan siswanya jika ada siswanya yang nampak kebingungan saat mengerjakan. Guru sering memberikan latihan-latihan soal guna membuat siswanya aktif dan pembelajaran juga tidak terpusat pada guru saja, selain latihan-latihan soal, contoh-contoh soal pun sering diberikan guru untuk menerangkan materi yang disampaikan agar lebih mudah dipahami siswanya. Satu persatu guru mendampingi siswanya saat mengerjakan dan menyampaikan materi, sehingga siswa merasa diperhatikan secara adil oleh guru, dengan demikian dapat dikatakan bahwa guru bersikap ngemong terhadap siswanya. G. PEMBAHASAN 1. Jenis Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang paling sering digunakan baik oleh guru I maupun guru II adalah metode ekspositori di mana guru sebagai pemberi informasi namun siswa tetap diajak untuk tetap aktif, namun guru juga memvariasikan dengan metode-metode yang lainnya, seperti misalnya

127 110 guru I, diawal pertemuan guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai satuan baku, alat-alat ukur dan cara penggunaan alat-alat ukur tersebut, guru I menjelaskan mengenai satuan baku ukuran panjang di depan kelas kemudian guru mengajukan pertanyaan ke siswa dan memberikan contohcontoh soal serta latihan soal untuk dikerjakan siswa sebagai bentuk agar siswa aktif dan tidak hanya mendengarkan penjelasan lisan guru di depan, untuk menjelaskan alat-alat ukur juga sama, guru menunjukkan gambar dan menjelaskan tentang macam-macam gambar alat ukur, jika ada benda nyatanya guru menunjukkan ke siswa benda yang nyata tersebut, hal itu berarti guru menerapkan teori belajar Bruner di mana guru melakukan tahap Enactive, guru menunjukkan ke siswa berupa gambar dan benda nyata sehingga siswa dapat memanipulasi obyek-obyek yang diberikan guru secara langsung, namun teori belajar Bruner ini tidak dapat menjadi acuan secara terus menerus, mungkin hanya beberapa waktu tertentu saja guru dapat menerapkan teori belajar ini, sebab peserta didiknya adalah anak-anak berkebutuhan khusus yaitu tuna grahita ringan yang tidak serta merta selalu berada pada perkembangan tahap enactive ini. Berikutnya untuk menjelaskan cara penggunaanya guru I mendemonstrasikan bagaimana cara mengukur suatu benda dengan menggunakan meteran yang benar, setelah guru mendemonstrasikan sembari menjelaskan secara lisan juga siswa diminta untuk mencoba atau latihan menggunakan meteran untuk mengukur suatu benda tertentu, jika ada yang belum paham guru mengulang penjelasannya sembari menuntun siswanya untuk

128 111 mengukur benda yang sedang diukur tersebut, hal ini berarti guru melakukan pendekatan individual, tidak hanya siswa normal pada umumnya saja yang memerlukan pendekatan individual, namun anak tuna grahita pun juga demikian bahkan mereka sangat-sangat membutuhkan itu karena mereka adalah siswa atau anak-anak yang membutuhkan perhatian atau pendekatan ekstra dari guru maupun dari orang-orang yang ada disekitar mereka agar mereka dapat terbantu dalam memahami apa yang sedang mereka pelajari. Jika tidak demikian siswa akan tidak berminat atau akan kesulitan untuk memahami apa yang sedang mereka pelajari, maka dari itu guru harus berperan ekstra untuk kondisi seperti ini misalnya dua orang siswa kelas VII ada yang sedikit berbeda dengan dua siswa yang lainnya, dua siswa ini mempunyai kemampuan berpikir atau tingkat pemahaman yang cukup kurang, mereka gampang lupa atau gampang teralih perhatiannya, dengan demikian guru harus melakukan pendekatan individual secara ekstra untuk kedua siswa ini sampai siswa benar-benar memahami materi yang sedang disampaikan agar mereka tidak tertinggal oleh kedua siswa yang lain. Sedang untuk guru II guru kelas VIII juga demikian, guru lebih banyak menggunakan metode ekspositori yang sesekali divariasikan dengan metode latihan dan tugas. Selama proses pembelajaran berlangsung guru selalu menjelaskan terlebih dahulu mengenai materi yang sedang dibahas, kemudian guru memberi contoh soal yang sesekali

129 112 guru mengajak siswa untuk ikut menjawab contoh soal yang diberikan, namun tak jarang juga guru yang menjelaskan ke siswa secara konvensional atau guru yang menjadi pusatnya, setelah contoh soal guru memberi latihan soal sebagai bentuk untuk keaktifan siswa agar siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru melainkan siswa juga aktif dan secara tidak langsung siswa juga akan lebih memahami materi yang disampaikan guru, secara berulang-ulang guru memberikan soal latihan ke siswa baik soal cerita maupun soal operasi hitung biasa, sangat baik apa yang dilakukan guru II tersebut sebab semakin sering siswa mengerjakan siswa akan semakin memahami materi, semakin mengasah kemampuan berpikirnya dan semakin dapat berlatih dalam menyelesaikan masalah dalam hal ini adalah soal latihan itu sendiri, selain itu juga siswa dilatih untuk percaya diri dengan diminta mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan di depan kelas dan dapat dikatakan juga untuk semakin membuat siswanya lebih aktif sebab tidak jarang tanpa diminta guru siswa mengajukan dirinya sendiri untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas. Namun di samping semua itu guru juga juga pernah menjelaskan materi yang disampaikan dengan metode demonstrasi dan menerapkan teori Bruner untuk tahap enactive, yaitu saat guru menjelaskan ke siswa mengenai pertukaran atau pemecahan nilai nominal mata uang di mana guru menunjukkan ke siswa mata uang yang sesungguhnya dan memperagakan ke siswa salah satu contoh nominal mata uang yang dapat dibentuk dengan mata uang yang tersedia itu, siswa pun diajak untuk aktif

130 113 dengan meminta siswanya memperagakan seperti yang di contohkan guru atau seperti yang diminta guru, dan siswa pun melakukannya dengan cukup baik meski terkadang mereka kebingungan namun setelah dituntun secara perlahan-lahan dan secara individual maka siswa dapat melakukan dengan cukup baik dan menjadi paham akan apa yang disampaikan guru tersebut, dengan demikian siswa dikatakan dapat memanipulasi obyek yang diberikan guru secara langsung dengan cukup baik. Melihat dari apa yang dilakukan baik guru I maupun guru II dalam proses belajar mengajar sudah baik bahkan sangat baik, sebab guru kedua guru tersebut dapat memilih metode pembelajaran dengan tepat dengan melihat kemampuan siswa mereka pastinya, pendekatan individual sangat berperan penting dalam prose pembelajaran anak-anak tuna grahita ini apalagi untuk pembelajaran matematika sebab siswa tidak dengan mudah dapat menerima apa yang disampaikan guru jika guru menyampaikan materinya hanya secara lisan dan kedudukannya selalu di depan kelas serta hanya memberikan latihan tanpa mereka mendampingi siswanya secara individual satu persatu setiap siswanya, sebab anak tuna grahita adalah anak-anak yang sangat membutuhkan perhatian dan penanganan secara khusus dan individu dari guru mereka. Namun di samping itu guru I hendaknya juga selalu memperhatikan siswa lainnya juga saat guru melakukan pendekatan individu kepada siswa tertentu, sebab mereka juga butuh perhatian dan pendekatan yang sama rata serta agar guru tidak memakan banyak waktu dengan berlarut-larut terlalu lama dengan

131 114 menangani salah satu siswa saja, maka guru I harus mempunyai strategi yang jitu agar waktu yang tersedia tidak terpakai hanya untuk menjelaskan satu siswa saja melainkan dapat menyeluruh dan pendekatan individualnya pun juga dapat diterima setiap siswanya masing-masing secara sama rata. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. Guru selalu melakukan kegiatan orientasi dan apersepsi, b. Dalam menyampaikan materi tidak selalu runtut atau melompat-lompat antara materi satu dengan yang lainnya, c. Guru selalu menyajikan contoh soal disertai latihan, d. Guru selalu melakukan pendekatan individual, e. Guru tidak selalu memberikan pekerjaan rumah di tiap pertemuan, dan f. Guru tidak selalu mengajak siswa menarik kesimpulan akan materi yang disampaikan. 2. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang dicapai siswa selama proses pembelajaran yang dialami siswa di sekolah sebagai tolok ukur keberhasilan atau sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah dalam hal ini di SLB untuk anak tuna grahita. Prestasi belajar ini biasanya diukur dengan melihat hasil evaluasi belajar siswa dalam bentuk ulangan

132 115 atau soal evaluasi yang dikerjakan siswa dalam waktu yang telah ditentukan. Anak tuna grahita memang membutuhkan perhatian dan pendekatan individual secara khusus oleh guru, baik saat diterangkan atau saat mengerjakan soal latihan maupun soal evaluasi atau soal ulangan sekalipun, sebab mereka terkadang masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan atau menyelesaikan soal-soal latihan semacam itu. Mereka masih harus diarahkan atau dituntun secara perlahan-lahan oleh guru agar mereka mengerti atau memahami maksud dari soal yang mereka kerjakan, hal demikian selalu dilakukan baim guru I maupun guru II, saat siswanya mengerjakan soal latihan mereka selalu berkeliling mengamati pekerjaan siswa dan mengarahkan siswa bila ada siswa yang mengalami kebingungan saat mengerjakan, baik jika siswa tersebut bertanya ataupun tidak bertanya, namun guru tidak memberitahukan jawabannya ke siswa jadi siswa tetap diminta berusaha untuk mencari atau menyelesaikan jawaban dari soal yang diberikan tersebut. Untuk prestasi belajar siswa kelas VII dan kelas VIII SLB untuk anak tuna grahita ringan dapat dikatakn cukup baik, hal itu terlihat dengan hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi yang diberikan, meski ada yang masih salah atau kurang teliti dalam menjawab, namun pada dasarnya mereka dapat mengerjakannya dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa sudah memahami tentang materi yang disampaikan guru selam proses pembelajaran berlangsung, meski

133 116 mereka terkadang masih perlu diarahkan untuk dapat memahami maksud dari soal evaluasi yang mereka kerjakan. Berdasarkan uraian di atas, secara singkat dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa yang terjadi adalah sebagai berikut : a. Siswa dapat menerima metode pembelajaran yang diterapkan guru dengan cukup baik. b. Siswa dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan dengan cukup baik meski dibantu dengan arahan dari guru. c. Kesalahan siswa dalam pengerjaan soal sebagian besar dikarenakan siswa kurang teliti dalam menghitung untuk kelas VIII dan kurang teliti dalam mengukur untuk kelas VII.

134 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Metode Pembelajaran Secara keseluruhan baik Guru I maupun Guru II, metode pembelajaran yang diterapkan keduanya dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Pada dasarnya Guru menggunakan metode Ekspositori dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan individual kepada setiap siswanya satu persatu. b. Guru tetap memperhatikan siswanya yang tertinggal dalam memahami materi. c. Guru sering memberikan latihan soal dan keaktifan agar siswanya tetap aktif. d. Guru selalu mendampingi atau mengamati dan mengarahkan siswa saat mengerjakan latihan agar siswa tidak kebingungan dalam mengerjakan. 2. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan dari analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa 117

135 118 pengaruh metode pembelajaran yang diterapkan guru terhadap prestasi atau hasil belajar siswa yaitu: siswa dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan cukup baik meski dibantu arahan dari guru namun demikian dapat dikatakan hal itu menunjukkan secara tidak langsung bahwa arahan dari guru dapat diterima dengan baik oleh siswa sehingga siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan baik pula, dengan demikian metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran matematika sangat berpengaruh karena jika semakin baik metode pembelajaran yang digunakan guru maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa karena siswa dapat menerima dengan baik metode yang digunakan atau diterapkan guru tersebut, begitu pula sebaliknya jika metode pembelajaran yang diterapkan atau digunakan tidak tepat atau tidak baik secara tidak langsung hasil belajar siswa pun juga akan menjadi tidak baik, sebab siswa kurang atau tidak bisa menerima pembelajaran yang diberikan guru dengan baik pula. 3. Pertimbangan Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Matematika di SLB Dalam pembelajaran matematika di Sekolah Luar Biasa khususnya tuna grahita ringan guru sangat berperan penting agar siswa-siswanya dapat menerima atau memahami dengan baik materi yang disampaikan guru, sebab anak tuna grahita sendiri memiliki 3 kategori yaitu: ringan, sedang dan berat, untuk kemampuan akademis anak tuna grahita ringan

136 119 masih mampu untuk mengikuti atau menjalaninya karena mereka adalah anak tuna grahita yang mampu didik, sedang tuna grahita sedang hanya mampu latih, dan tuna grahita berat hanya mampu rawat saja, oleh karena itu pelajaran atau materi yang diberikan harus disesuaikan atau dipertimbangkan berdasarkan tingkat kemampuan anak-anak tuna grahita itu sendiri agar mereka dapat menerima materi yang diberikan dengan cukup baik dan dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya nanti. Di sinilah guru yang mengetahui secara persis kemampuan siswasiswanya itu, maka dari itu guru harus dapat memilih materi atau bahan pembelajaran yang akan disampaikan dengan memperhatikan tingkat ketunaan atau ketunagrahitaan siswanya, sebab hal itu merupakan salah satu pertimbangan yang nantinya digunakan dalam pengelolaan pelajaran matematika yang diberikan di SLB khususnya SLB-C (untuk anak tuna grahita ringan) agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. B. SARAN 1. Bagi Guru I a. Alangkah baiknya siswa lebih sering diminta mengerjakan atau menjawab latihan soal di papan tulis satu persatu agar siswa dapat lebih aktif lagi. b. Diusahakan materi yang dibahas disampaikan secara runtut atau tidak melompat-lompat.

137 120 c. PR perlu sering diberikan dan di bahas pada pertemuan berikutnya dengan demikian akan membiasakan siswa untuk belajar di rumah. 2. Bagi Guru II a. Alangkah baiknya siswa sering diberikan PR untuk latihan dirumah dan pada pertemuan berikutnya PR itu dibahas bersama-sama, dengan begitu akan membiasakan siswa untuk belajar di rumah. b. Diusahakan materi yang dibahas disampaikan secara runtut atau tidak melompat-lompat.

138 DAFTAR PUSTAKA Dimas Gabriel Metode Pembelajaran Matematika Pada Topik Fungsi Kuadrat di Kelas X SMA 6 Yogyakarta. Yogyakarta : Skripsi USD. Herman Hudojo Teori Belajar Untuk Pengajaran Matematika. Penataran Lokakarya Tahap Kedua Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) Departemen P dan K maret 2010, pukul maret 2010, pukul maret 2010, pukul maret 2010, pukul Irwanto, Rostiawati Yustina, Widjaja Anny Beberapa Aspek Pengajaran Strategi, Metode, Media dan Umpan Balik. Jakarta : Pusat Penelitian Universitas Katolik Indonesia, Atma Jaya. Jusuf Djajadisastra Metode-metode Mengajar I. Bandung : Angkasa. Mangunsong Frieda, dkk Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI. Pardimin Metodologi Penelitian : FKIP UST. Setianingsih Sri Identifikasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soalsoal Matematika Pada Pokok Bahasan Logika Matematika Siswa Kelas X semester II SMU Negeri Se-Kecamatan Pekalongan Utara Tahun Ajaran 2005/2006. Yogyakarta : Skripsi UST. 121

139 122 Sudirman N, Rusyan A T, Arifin Zainal, Fathoni Toto Ilmu Pendidikan : Kurikulum, Program Pengajaran, Efek Instruksional dan Pengiring, CBSA, Metode Mengajar, Media Pendidikan, Pengelolaan Kelas, Evaluasi Hasil Belajar. Bandung : Remadja Karya. Suharsimi Arikunto Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi Revisi). Jakarta : PT Bumi Aksara. Sumanto Pembahasan Terpadu Statistik dan Metodologi Riset. Yogyakarta Andi Offset. 122

140 LAMPIRAN

141 123 TRANSKRIP VIDEO PEMBELAJARAN MATEMATIKA GURU I, KELAS VII G S S Lain S [ke-n] : G : S : SL : Sn = [1,2,3,.] Pertemuan I Guru I (kelas VII) 20 Juli G : Anak-anak kalau satuannya baku itu sama kalau disini [penggaris] 5 meter disana [di papan tulis] diukur lagi juga sama. Sekarang penggaris ini satuannyaa apa..? tak ulangi lagi tak bolan-baleni yaa..tak ulang-ulang supaya anak-anak tau betul, nantii nk nggak nyaut-nyaut ya bu G nggak tau udah paham atau belum, jadi nek udah tau dijawab ya mbak S1, saya ulangi sekali lagi, ukuran panjang dengan satuan baku centi meter dan meter nha ini bu G coba dengan alat bantu penggaris, nha dalam penggris ini ada angka-angka, kotak-kotak ada isinya angka-angka, nha angka-angka di sini yaang menunjukkan berapa panjang yaang kitua ukur, nah setelah kita ukur kitua harus mengetahui satuannyaa apa?, nha penggaris ini satuannya apa..? 2. S : 1 centimeter, centimeter. 3. G : CENTIMETER, nggak usah pakai 1 ya..karena nggak cuma 1 centimeter saja nanti yaang kita ukur..bisa 30 centi meter bisa 5 centi meter..jadi anak-anak harus ingat satuan baku untuk alat ukur penggaris adalah centimeter, berarti satuan baku untuk penggaris adalah centimeter. Jadi anak-anak sering menemukan kegiatan yang menggunakan pengukuran misalnya ibu mau membeli kain untuk membuat seragam sekolah mbak S1..ya..ngantuk mbak S1..ya malahan ya..nha mbak S1 bajunyaa agak kesempituan, sama ibunya mau dibelikan baju baru, tapi kalau ukurannyaa mbak S1 nggak ada jadi ibu membeli kain nha kain itu biasanya di.. 4. S2 : diukur 5. G : diukur pinter..lha..diukur dengan menggunakan apa..? 6. S2 : meter 7. G : meter..ya..kain biasanya diukur dengan meter..yang jawab satu tok lg..nha terus..kalau sekarang tidak usah anu tadi satuan bakunya apa kain tadi..? 8. S2 : meter 9. G : meter..yang lain belum nyaut juga, kemudian misalnya..mbak S3 mau membeli pita karena rambutnya mau diberi pita, nha kalau membeli pita itu panjang-panjang kok kepanjangan kalau meter nha misalnya hanya..berapa..ada yang..ee..misalnyaa ada yang 10, 10 apa..10 centi meter..nha misalnya contoh ya..contoh penggunaan satuan baku centimeter dalam kahidupan sehari-hari misalnya ya..untuk mbak S3 misalnya..mbak S3 mau mengikat rambut dengan pita, mbak S3 membeli 25 centi meter pita, nha mbak S3 membeli pita panjangnya 15 centi meter 10. [menulis dipapan tulis] Patmi membeli pita panjangnya 25 centi meter, satuan baku yang digunakan adalah Gbr. I G : nha coba kamu baca ini 12. SL : [salah satu S membaca] 13. G : Meteran, siapa yang setuju meteran, meteran juga dibaca sekali lagi..yang namanyaa satuan baku yang mana to coba, yang mana satuan bakunya?, ehehe [Guru menunjuk S2 krn S2 menjawab centimeter] setujukah centimeter? 15. S3 : setuju

142 G : setuju..tadi meter setuju, centi meter juga setuju, yang betul yang mana, satuan yang digunakan adalah? S3 membeli pita panjangnya 25 centi meter satuan yang digunakan adalah hmm..? centi meter mbak ya..ini lho yang dinamakan satuan baku tu ini, jadi satuan yang digunakan adalah..apa tadi..? lho kalau nggak ditunjuk namanya nggak jawab ini mbak S4 bangun belum ya..? satuan yang digunakan apa..? coba S3 membeli pita panjangnya 25 centi meter..satuan yang digunakan adalah apa mbak S4..? hm? paham belum? bu G dari awal tadi menjelaskan udah paham belum? Saya ulang lagi ini yang lainnya meskipun udah paham coba perhatikan ya..? udah paham pa belum..? ko ditanya dari tadi nggak jawab, mbak S1 belum ada..hanya S3 sama S2..ya..salah tidak apa-apa yaa..yaang penting anak-anak itu jawab..kalau jawab kalau salah kn bu G bisa membetulkan, terus kalau betul..oo berarti sudah paham, tapi kalau diam saja bu G mau membetulkan bagaimana, kalau tidak tau kalau nggak jawab..yaa..coba ini mbak S4, coba yaa mbak S4 yaa..ini namanya apa..? 17. [sambil menunjukkan penggaris], penggaris penggaris ini digunakan untuk apa..? 18. S4 : ngukur 19. G : ngukur apa..? nah dalam penggaris ini ada? terdapat apa ini mbak S4? 20. S4 : angka 21. G : angka nah angka-angka ini gunanyaa untuk apa mbak S4? he? he? 22. [S4 hanyaa diam], 23. G : angka-angka ini untuk mengetahui seberapa panjang yang akan kita ukur nanti..misalnya mbak S4..untuk mengukur eemm ap? 24. [S4 diam] 25. G : bukunya kemarin..kan menggunakan penggaris, kemarin sudah diajari cara..menggunakan penggaris, udah bisa yaa..? nha dalam penggaris ini menggunakan satuan bakunya apa..? he? 26. [S4 tetap diam], 27. G : ini kalau..mengukur yaa [G sambil memperagakan cara menggunakan penggaris dengan mengukur buku tulisnya S4, sambil menunjuk ke angka-angka di dalam penggaris tersebut] 29. G : ada 5 misalnya..nha..0 sampai..berapa ini mbak..? ha? 30. [S4 tetap terdiam dan malu-malu saat di dekati G.nyaa..] 31. G : 18, 18 apa ini..? 32. S4 : centimeter..[menjawab pelan] 33. G : nha berarti satuan bakunya apa..? 18 apa tadi..? 34. S4 : centi meter [menjawab pelan] 35. G : sekali lagi..cm..satuan bakunya..adalah..?centi meter 36. [Kemudian G meminta S untuk mengukur pensil dengan menggunakan penggaris..] 37. G : bagaimana mengukur dengan [G mendekati S2] berapa S2..? 38. S2 : satuan meter [menjawab dengan suara yaang agak tidak jelas] 39. G : nha 13..centimeter..satuan bakunya apa tadi? 40. S2 : centimeter [menjawab dengan suara pelan] 41. G : Centimeter..nah sekarang punyaanyaa mbak S4 urut nanti yaa [S4 sibuk mengukur salah satu alat tulisnya] 43. G : yang mana yaang mau diukur..diukur sendiri..terus disebutkan berapa..panjangnyaa [S4 sibuk mengukur] 45. [G memperhatikan yaang dilakukan S4 sembari berkeliling memperhatikan S3 yaang sedang mengukur dengan penggaris juga..] 46. G : perhatikan bagaimana cara mengukur yang betul..kemarin sudah diajari lho ya [S3 mengukur alat tulisnyaa] 48. G : Hayo garis paling tepi diluruskan dengan?garis diangka..? 49. [S3 tetap sibuk mengukur, S4 ikut memperhatikan yaang dilakukan S3 dan G memperhatikannyaa dengan seksama]. 50. G : Coba perhatikan dulu..sudah betulkah cara mengukurnya..? itu ketutupan tangannyaa mbak S3 yaang atas itu [dua SL melihat dari kejauhan apa yang dilakukan temannyaa],

143 G : sudah pas belum dengan garis diangka? [S3 tetap sibuk mengukur, S4 memperhatikannyaa] 53. G : nha..lupa lagi..ternyaata [G mengambil alih penggaris yang dipegang S3 dan membantu S3 mengukur] 54. G : kemarin cara mengukurnya bagaimana? dipaskan di [S3 ikut aktif, S4 memperhatikan] 55. G : mbak S4 udah bisa ya tadi ternyata..nha..paling ujung [mengajari S3], diluruskan dengan angka paling tepi..nol..[s3 mperhatikan, S4 juga ikut], 56. G : udah lupa ya..nha [S3 dan S4 tidak berbicara hanyaa tangan mereka yaang bergerak untuk mengukur, dan memperhatikan apa yaang dilakukan G] 58. G : sebentar..perhatikan dulu..nah..ini dihimpitukan disini kalau ngukur..[g menunjukkan angka di penggaris, itu untuk cara mengukur dengan penggaris] 59. terus? 60. [S3 kembali mencoba mengukur sendiri, S4 memprhatikan], 61. G : ada berapa centi mbak..? 62. S3 : G : 11 ap..? 64. S3 :centimeter [menjawab terbata-terbata dan pelan] 65. G : 11 centi meter..satuan bakunya apa jadinyaa..? 66. [S3 terdiam berpikir..s4 masih memperhatikan namun tadi ikut menjawab] 67. S3 : 11 centi meter [menjawab terbata-bata] 68. G : 11 centi meter panjangnyaa..satuan bakunyaa apa..? 69. S3 : centimeter[menjawab pelan] 70. G : Centi meter, diingat ya..nha..sekarang..coba mbak S1 ni [G berpindah ke S1, yang dari tadi hanya melihat dari tempat duduknya dan terkadang asik sendiri. Kemudian S1 memperagakan cara mengukur dengan penggaris, dan dia sudah sedikitu paham. Lalu G melanjutkan penjelasannya kali ini G memberi latihan soal salah satunya adalah pengetahuan mengenai konversi dari meter ke centi dan centi ke meter, serta mengajarkan bagaimana mengukur dengan menggunakan meteran, dan dengan soal itu G memperkenalkan meteran dan diperlihatkan ke anak-anak alat ukur meteran itu. G bertanya pada S3 karena dia masih belum paham maksud soal yang diberikan gurunya tersebut] 72. G : yang bilang ini 1 meter sama dengan [G sambil mendekati S3, sebelumnya G bertanyaa pada S dengan menunjuk angka dimeteran itu 1 kotak atau 1 ruas itu berapai] 74. S3 : 1 meter,[padahal sesungguhnyaa 1 centi, lalu G menjelaskan ke S3 dengan menyauruh S3 membaca contoh soal yaang telah diberikan G sebelumnyaa] 75. G : mana yaang tulisannyaa 1 meter..? coba ke bawah-bawah dibaca 76. [G meminta S3 membaca soalnya lagi, dan S1 perhatian S3 beralih ke buku catatannya..] 77. G : nha ketemu tidak..? 78. [S3 menemukan apa yaang dimaksud, ternyaata dia salah menangkap apa yaang diucapkan G, dengan yaang dituulis dibukunyaa] 79. G : berapa itu 1 meter sama dengan berapa.? 80. S3 : 100 centi meter [menjawab pelan] 81. G : nha..berarti 1 meter ini, 1 meter kain atau 1 meter panjang ya..itu sama dengan 100 centi meter, coba mbak S3 tunjukkan 100 centi itu seberapa? 82. [S3 pun mulai berusaha untuk menunjukkan yaang diperintahkan G] 83. G : tau tidak lambang bilangan 100..? 84. S3 : ini.. [menunjuk angka 100 dimeteran] 85. G : nha segitu itu yang panjangnyaa 1 meter..itu sekian..100 centi meter [menunjukkan meteran ke S3 seberapa 1 meter itu] 86. G : jadi dari nol..sampe dengan angka..? 87. S1 : 100 [menjawab pelan] 88. [G menoleh ke S1] 89. G : jadi 100 kotak-kotak ini ya nha..yang ada di meteran..kalau tadi di penggaris hanya sampai 30 centi meter..tetapi kalau menggunakan meteran..bs mengukur lebih dari 30

144 126 centi meter..nah..kalau anak-anak membeli kain..membeli kain 1 meter..anak-anak harus mengukur dari 0 smpai..? [sambil menujuk ke meteran] 90. SL : G : 100, nah baru itu 1 meter..ya..nah..coba sekarang..s1..[menuju ke meja S1 sambil menyodorkan meteran] 92. G : ukurlah dengan centi meter ini.. dengan meteran.. panjang meja.. panjang mejamu [S1 menanggapi dan segera mengukur mejanya..] 94. G : nha..bagaimana cara mengukur panjangnya [S1 sembari mengukur mejanya dengan meteran, SL ada yang mengamati ada yang tidak..g tetap mengamati] 95. G : berapa mbak? 96. S1 : G : 55 ap..? 98. S1 : centimeter 99. G : centimeter.. satuannya apa..?..kalau 55 centi meter ukuran apa..? ukuran bakunya apa..? satuannya apa..? satuan bakunya apa mbak? 100. S1 : timeter [menjawab dengan suara kurang jelas ] 101. G : ha? [S1 menengok ke S3] 102. G : 55 cm, jangan melihat temannya, wong ditanya ini ko..ya..berapa..? berapa..? [G menunjuk ke meteran, S1 diam hanya melihat-lihat ke meteran] iya berapa..? berapa..? berapa ini..? 103. S1 : G : 55..? 105. S1 : centi meter[menjawab pelan] 106. G : centi meter.. satuan bakunya apa..? he? Yang belakang tadi bunyinya apa..? 107. S1 : centi meter [menjawab pelan dan malu-malu] 108. G : iya..kok malu-malu.. satuan bakunya jadinya..? 109. S1 : centi meter [menjawab pelan] 110. G : centi meter..betul..gitu lho ya..humm..coba sekarang mbak S4..[menuju ke mbk S4 sambil membawa meteran] yo..ukurlah ini..meja yang panjang ini..[menuju ke meja disebelah S1, S4 mulai mengukur, G membantu] iya..sudah to..ditekan..terus ditekan disini..ditekan disini..[menunjuk meteran bagian tengah] terus mbak S4 kesini..[ketempat G bdengani, S4 menurut lalu mengamati meteran] ad berapa itu mbak S4 [S1 ikut mengamati, boleh yang lainnya boleh liat..iya yang lain lalu beranjak dari kursi lalu ikut mengamati] ni..jadi S4 : G : berapa..? 113. S4 : 120 centi meter 114. G : nah..pinter..jadi 220 centi meter 115. S4 : 120 centi meter 116. G : satuan bakunya apa..? 117. S4 : ummm G : 120 centi meter..satuan bakunya apa..?..[s4 terdiam, yang lain juga] yang diucapkan terakhir tadi ap..? 119. S : centi meter 120. G : centi meter.. coba sekarang ukur smpe 100 centimeter.. dari meja sana sampai 100 centi saja [sembari G menunjuk meja yang dimaksud untuk diukur, dan S1 pun langsung aktif mengukur dengan meteran, karena dia yang langsung mengambil meteran setelah S4 tadi mengukur, yang lain mengikuti S1 dan ikut mengamati] yang sana dari ujung sana [menunjuk ujung meja yaang dimksud] ha a sama seperti tadi,,sini dari sini saja..[anak-anak tampak sedikit bingung lalu G mengarahkan, S2 lalu melakukan] setelah sampai 100 ini..ni..tandai dengan penggaris ini ya..[mengambil penggaris yaang ad didekatnya] nah..sik..ni inilah yang dinamakan panjangnya..berapa..? 100 centi meter = [melihat ke S3, dan S3 hanya senyaum-senyum] hm..? sama dengan berapa..s S2 : meter, 122. G : 100 cm = S1 : 100 [menjawab pelan]

145 S2 : 1 meter 125. G : 1 meter..pinter..nha..kalau yang diukur hanya sampai 100 cm..brarti yang diukur hanya ada..1 meter..kalau 1 meter satuan bakunya apa..? [anak-anak diam] satuannya apa..1 meter..satuannya apa..? 1 meter..satuannya apa mbak S3 [S3 diam, yang lain juga] 126. G : satuannya apa [anak-anak diam] wah ini ko nggak ada perhatian semuanya ini, gimana ini..hayo..tadi ngukur ko nggak diliat itu piye..? ayo mbak S centimetr = berapa..? [S4 terdiam] 127. [tak lma] S : 1 meter 128. G : 1 meter..= centi meter 129. S : 100 centi meter 130. G : kalau 100 cm satuan bakunya apa..? 131. S1 : centi meter 132. G : centi meter.. bagus diingat-ingat ya.. kalau 100 cm =.. berapa..? 133. S1 : 1 centimeter [pelan dan tidak yakin] 134. [G menengok ke S2, S2 diam, tak lama] 135. SL : 1 centi meter 136. G : ha? 1 ap..? 100 cm = S3 : centi meter [menjawab pelan] 138. G : 100 cm = S3 : centi meter [menjawab pelan] 140. G : 100 cm ko = 1 centi meter setuju tidak ini..coba yang setuju ngacung kalau 100 centi meter = 1 centi meter, berarti 1 centi meter segini sama tidak dengan 100 centi meter..yang segini..? [sembari menunjuk ke meteran], kalau 1 centi meter kan segini ya..[menunjukkan ke anak-anak 1 cm dipenggaris], terus ini 100 centi meter..[menunjukkan 100 centi meter di meteran dan membandingkannya dengan 1 centi meter di penggaris tadi], lho sama tidak..? 141. S1 : tidak 142. G : nha..panjang yang mana..? ini malah perbandingan [S1 menunjuk ke meteran], nah..jadi..betul apa tidak kalau 1 centi meter.. sama dengan 100 centi meter..betul tidak..1 centi meter = 100 cm..yang betul 143. S : 1 meter G : 100 cm = 1 meter 145. S : 1 meter 146. G : kalau 1 meter satuannya ap..? 147. S2 : meter, 148. G : meter..yang nyaut cuma 1 lagi..1 meter..s4..? [melihat ke S4, S4 diam] paham tidak ap..? [G menengok ke S2], mas S2 lagi aja ya..1 meter..satuan bakunya..? 149. S2 : centi meter [lirih] 150. G : hm? haha keliru ya..nah..kalau 100 cm satuan bakunya..? 151. S1 : 1 meter [lirih] 152. G : oh sama dengan..? 1 meter..tetapi kalau 100 cm..satuan bakunya..? [anak-anak diam], 100 centi meter..satuan bakunya..? centimeter S : centimeter 154. G : kalau 1 meter..baku..satuan bakunya..? [ank-anak diam], 1 meter..satuannya..? 155. S2 : meter [lirih] 156. G : meter SL : meter, 158. G : 5 centi meter satuannya..? [anak-anak diam], 159. G : hadduh..kok nggak nyambung-nyambung ya..[sembari ketawa kecil], kalau centi meter ya.. [menunjuk catatan di papan tulis] satuannya centi meter, kalau yang digunakan meter ya..satuannya meter..[anak-anak terdiam], ya sudah..coba liat contohnya aja lagi..[g beranjak ke papan tulis, anak-anak kembali ketempat duduk masing-masing, G menjelaskan contoh di papan tulis lagi dan coba bertanya ke S1, namun S1 diam bingung], bingung..karena tidak memperhatikan, pikirannya tidak ksini soalnya yo mbak S1 sekali lagi..s3 membeli pita panjangnya..25 centi meter atau disingkat cm ya..tapi nantii njuk cm-cm terus ya..centi

146 128 meter..nah karena panjangnya 20 cen..25 centi meter.. satuan yang digunakan adalah centi meter S2 : centi meter 161. G : nah.. harus dilihat disini..dibelakangnya ini apa..? hanya memperhatikan yang dibelakangnya kok ya..[sambil menggaris bawahi centi meter yaang dimaksud] kalau 25 centi meter satuan yaang digunakan apa..? centi meter 162. S2 : centi meter 163. G : terus misalnya..ibu membeli ya.. [menulis di papan tulis] Ibu membeli kain panjangnya 3 meter Satuan yang digunakan adalah Gbr. I G : kain..panjangnya 3 meter..satuan yang digunakan apa jadinya..? satuan yang digunakan.. apa..? nah kalau tadi S3 membeli pita panjangnya 25 centi meter, satuan yang digunakan adalah 165. S : centi meter 166. G : centi meter, kemudian ibu membeli kain panjangnya 3 meter,3 meter, satuan yang digunakan adalah 167. S1 : meter 168. G : meter..pinter kan kalau memperhatikan..bisa kan..nha yang lainnya bagaimna? setuju tidak? Kalau satuannya meter? hm? Yang keras.. ibu membeli kain panjangnya 3 meter satuan bakunya adalah.. meter 169. S : meter 170. G : nah itulah satuan baku untuk ukuran panjang ingat centi meter dan meter,..kira-kira ada yang belum paham? [S2 diam] sudah paham semua? 171. S2+SL : sudah 172. G : betul..? kalau sudah paham..nanti latihan ya..coba, itu mau ditulis apa tidak? ditulis dulu aja buat belajar di rumah ya.. segera.. terus nanti coba latihan, kalau sudah tidak ada yang belum paham nanti latihan [S mencatat] 174. G : sudah..? kalau sudah sekarang latihan 175. [G mencatat soal dipapan tulis] 176. G : mbak S4 keliatan? keliatan ya.. mbak S1, mbak S3? 177. S : keliatan bu 178. G : kliatan ya..nha..kalau tulisannya kekecilan bilang ya [G sembari menulis soal latihan di papan tulis] 1. Panjang papan tulis itu 2 meter Satuan bakunya adalah.. Gbr I G : nah..kamu ngisi titik-titiknya ya..ini latihannya aja..lalu apa ya..?[g menggumam dan sembari menulis soal latihan di papan tulis, dan S mencatat soal-soal tersebut]. 2. Panjang buku tulis ada 15 centi meter Satuan bakunya adalah.. Dst.. Gbr I-4

147 [Tak lama kemudian setelah S2 mencatat soalnya, G meminta S2 untuk mengerjakan soal tersebut] 182. G : Coba sekarang mbak S1 no. 2 [S1 membacakan soal no.2], nah itu kamu pikir..pikir apa ya..satuan bakunya..tadi? kalau tadi..sudah..katanya sudah paham semua to..sudah jelas..tentunya anak-anak bisa kalau mas S2 no. 3 [S2 membacakan soal no.3 dengan lirih dan terbata-bata], keliatan ya tulisannya..ya..? [G mengecek soal yang sudah ditulis semua belum, karena G akan menambahkan beberapa soal lagi karena tadi belum selesai menuliskan soal sebab papan tulisnya penuh]. G berkeliling ke meja S masing-masing sambil memantau pekerjaan S satu-satu, dan S2 tetap mengerjakan soalnya [G kembali ke meja S3 dan memeriksa pekerjaanya, S3 nampak kebingungan belum paham, G dengan sabar menuntun S3 mengerjakan soal-soal latihannya], dah istirahat dulu..nanti dilanjutkan lagi setelah istirahat..berarti mbak S3 belum paham ya...bisanya bisa..tapi belum paham..yang ditanyakan hanya..apanya? [bertanya pda S3] 183. S3 : meteran 184. G : satuannya ko meterannya..? kalau meterannya itu yang buat ngukur itu.. satuan yang digunakan [S3 diam], satuannya..satuan disitu apa..? yang diperkenalkan bu G tadi satuanya apa dan apa..? [S3 tetap diam], satuannya..apa dan apa..? judul yang diatas tadi..[lalu menunjuk ke bukunya S3], satuan baku..[menunjuk buku tulisan S3],nah..ukuran panjang dengan.wa ini ya ko tok catut ini lho le nyatet, ukuran panjang dengan satuan baku centi meter dan..[menunjukan ke S3] 185. S3 : meter 186. G : meter..ini yang diperkenalkan, ini yang dinamakan satuan..satuannya centimeter apa meter..itu yang ditanyaakan.. jadi.. kalau disini..papan tulis itu ada 2 meter..satuan yg digunakan adalah..? 187. [S3 diam sambil membaca tulisannya] 188. S3 : centi meter [menjawab lirih] 189. G : ho..tulisannya itu ap..? [G menunjukkan ke S3 tulisan soal no. 1], panjang papan tulis itu 2 meter, satuan yang digunakan adalah..? [S3 diam dan binggung dan masih belum paham], apa..? satuan yang digunakan apa..? 5 centimeter satuannya centimeter, 7 meter satuannya meter..kalau ituu..papan tulis 2 meter satuannya..? [S3 diam], coba dengarkan ibu, perhatikan dan dengarkan, tadi ibu membeli kain panjangnya..2 meter satuan yang digunakan adalah..? [S3 tetap diam bingung], meter..satuan yang digunakan adalah..? 190. S3 : meter [menjawab lirih] 191. G : meter..sekarang panjang papan tulis itu 2 meter [sambil menunjuk ke tulisan buku S3] satuan yang digunakan adalah..? 192. S3 : meter 193. G : lha iya..meter..[sembari menunjukkan ketulisan yang dimaksud lagi], nha panjang buku tulis ada..[beralih k esoal berikutnya] 15 centi meter, satuan yang digunakan adalah..? [G membacakan soal yang telah ditulis dibuku S3, S3 hanya diam lagi] tulisannya disitu apa mbak S3..? [S3 diam] lagi..papan tulis 2 meter, satuan yaang digunakan adalah meter, panjang buku tulis ada 15 centi meter, satuan panjang yang digunakan adalah..? [S3 diam lg] hehe..ya.istirahat dulu dilanjutkan nanti setelah istirahat lagi..[istirahat selesai G melanjutkan membahas latihan soal yang di papan tulis]. Kalau pensil S1 17 cm satuan yang digunakan adalah S1 : centimeter 195. G : iya..ini mbak S3..coba..yang belum paham mbak S3.. [seblum S3 menjawab G mampir berjalan ke arah S4 dan memeriksa pekerjaannya] ini mbak S4 coba diisi langsung bu G ingin tau.. [menunjuk ke tulisan S4] panjang papn tulis itu..berapa ini mbak? [membaca tulisan S4] berapa? [S4 diam dan ikut membaca], dua..? [S4 masih diam] dua? [S4 diam] coba dua apa ini..? 196. S4 : meter [menjawab lirih] 197. G : dua meter..satuan yang digunakan adalah? 198. [S4 menggumam, G menunggu ajwban dan tetap memperhatikan S4] 199. G : satuannya apa ini..? humm? dua meter satuannya? [S4 tetap diam] kalau 5 centimeter satuannya adalah? [S4 diam] 5 centimeter satuannya adalah?

148 S1 : centimeter [menyaut pelan] 201. G : centimeter..kalau 2 meter satuannya adalah? [G tertuju ke S3] 202. S3 : meter [lirih] he..paham to..? hanya menirukan, dua meter satuannya adalah? [S3 diam pdahal dia baru saja menjawab dengan ebnar, pertanyaan G pun masih tertuju pada S3] dua meter satuanya adalah..? 203. S3 : meter [lirih sambil senyum-senyum] 204. G : meter..pinter..5 centimeter satuannya adalah..? [masih ke S3, dan S3 kembali diam] 5 centimeter..[g berkata perlahan-lahan dan S3 menirukan bebarengan] satuannya adalah..? [S3 diam..tak lama G beranjak dari meja S4 menuju ke meja G] yaa nek kanggo bacaan panjang..ora..belum paham..coba kesini..mbak S3 liat ksini..bingung ya [G menulis dipapan tulis, S3 dan yang lainnya memperhtikan] 5 centi meter Gbr I G : misalnya dsini hanya tertulis 5 centi meter..[g sambil menulis] satuannya.adalah [G menulis dipapan tulis] Satuannya adalah Gbr I G : satuannya apa..? hm..?abis jajan..? jajan apa tadi..? [S3 senyum-senyum] 5 centimeter satuannya adalah..? apa mbak..? hm..? [S3 diam memperhatikan] 208. S3 : meter [bergumam] 209. G : ho o satuannya adalah..? 210. S3 : meter [pelan] 211. G : kok bisa mengatakan meter itu ambil yang mana, ambil dari mana? [S3 menggumam tidak jelas] hum? Padahal di situ tulisannya 5 centi meter..adakah dsitu..? [S3 menggeleng] nha..berarti satuannya berapa disitu..mbak..? 5 centi meter satuannya berapa disitu..senti..aa satuannya apa..?g paham..tak tunjukkan ya..? nantii kalau udah tak tunjukkan bu G dipahami..[s3 memperhatikan] kalau di sini ada tulisannya centi meter.. 5 centi meter..[sambil menunjuk yang dimaksud dipapan tulis]berarti ini satuannya adalah centi meter [tulisan centi meter digaris bawahi] Centi meter Gbr I G : jadi 5 centi meter..satuannya adalah..? [sambil menunjuk tulisan itu di papan tulis, S3 diam G menunggu respon S3] opo mau mung mbaleni lho..? 213. S3 : centimeter [lirih] 214. G : nah centimeter.. [sambil menuliskan dipapan tulis] Centi meter Gbr I G : nah apa..ini mbak [menunjuk tulisan centimeter yang ditulis tadi] kalau yang digunakan disini centi meter berrati satuan yang digunakan adalah? [S3 ragu-ragu mau menjawab sambil senyum-senyum] ko jadi ragu-ragu..centi meter..nha..terus..misalnya..disini ada tulisan 3 meter..[g menulis yang dimaksud dipapan tulis]

149 131 3 meter Gbr I G : satuannya apa disitu.. [S3 diam dan yang lain jg tidak ada yang menyaut] satuan yang digunakan adalah..? [S3 diam seolah berpikir] adalah opo mbak? [seolah membaca tulisan dibukunya] S3..3 meter disini satuannya ap itu..? keliatan nggak itu tulisannya..? 217. S3 : keliatan bu 218. G : nha apa itu bunyinya..? 3 meter satuannya apa..? [S3 tetap diam melihat papan tulis juga G] bunyinya apa tulisannya disitu [S3 masih diam dan hanya senyum-senyum] 219. S3 : centi meter [lirih] 220. G : kok bisa centi meter..? ha? 221. S3 : meter 222. G : nah..berapa..aa ap..? kok berapa..? apa satuannya? [S3 diam lg] 3 meter..satuannya adalah..? 223. S3 : tiga [menggumam] yang ditanyakan satuannya saja..3 meter satuanya adalah..? [S3 tetp diam bingung] 5 centi meter..oo ini lho centi meter.. [G menujukkan tulisan 5centi meter di papan tulis tadi..] satuannya adalah centi meter [G menunjuk jawban dengan soalnya] ini sama tidak..? 224. S3 : sama.. [pelan] 225. G : sama..nah..kalau sekarang 3 meter satuannya apa..? [S3 diam lagi padahal sebelumnya dengan pertanyaaan sama dia bisa menjawab] sekali lagi..perhatikan disini jangan perhatikan mana-mana, tapi perhatikan ini..tadi kan 5 centi meter..satuannya adalah? 226. S3 : centi meter [lirih] 227. G : nah kalau disini centi meter berarti satuan yang digunakan adalah centi meter..paham..? 228. S3 : paham [lirih] 229. G : sekarang kalau disini..3 meter..satuan yang digunakan adalah..[s3 diam] apa..? itu lho..sekarang siapa yang tau..siapa yang bisa menolong..mbak..s3? 230. S1 : meter 231. G : nah..betul? 232. S : betul 233. G : betul.. tinggal membaca ini lho mbak sing belakang ini oo.. ini centi meter yang belakang.. [sambil menunjuk yang dimaksud] berarti satuannya centi meter..soalnya mbak S3 keliatan itu nggak konsentrasi, g tau kemana itu wong yang dituanyakan disini kok liatnya ada yang liat bu G aja..ada yang liat..nah itu..berarti kan tidak memperhatikan apa yang ditanyakan bu G disini hayo.. 3 meter satuannya apa tadi..sudah dibantu temennya S3 : meter [lirih] 235. G : meter.. karena disini tulisannya meter..bukan centi..nha dsini tulisannya apa mbak S4..? duduknya..papan tulisnya dimna..? [S4 membetulkan posisi duduknya..] nha..begitu kalau pengen bisa..disitu nggak ada papan tulisnya [menunjuk kearah dimana posisi duduk S4 mengarah tadi] hanya disini [menunjuk papan tulis] 3 meter satuannya adalah..apa mbak S S3 : meter [lirih] 237. G : ap..? 238. S3 : meter 239. G : umm.. meter.. yang manteb karena udah betul, nah sekarang dilihat apa yang tertulis dibelakangnya ini tinggal diikuti saja..[menunjuk papan tulis yang dimaksud], kalau disini tulisannya meter..oo berarti satuannya adalah SL : meter [pelan] 241. G : meter..gampang to..nha.. [sambil menulis meter dipapan tulis] paham belum S : paham [lirih] 243. G : kalau paham tak coba lagi disini.. [menulis dipapan tulis] yang lainnya sudah paham ya..? mbak S4 ini, mbak S4 juga perhatikan..ya..ini mbak S3 sama mbak S4 ya..yang belum begitu paham tapi yang meskipun paham juga perhatikan ya..soalnya nanti juga bisa lupa [sambil menulis di papan tulis]

150 132 7 meter Gbr I G : kalau disini ada 7 meter satuannya apa mbak S3..? satuannya adalah...? [menulis dipapan tulis] apa mbak..? 7 meter satuannya adalah..? [S3 diam] apa..? 245. S3 : meter.. [lirih] meter..dapatnya dari mna..? kok mbak S3 bisa mengatakan meter..? itu yang diliat apanya..? [S3 diam] haiyaa sudah paham ya..? jadi yang dilihat apanya ini..? sudah mngetahui..oo 7.. 1,2,3,4,5,6,7 sudah bisa menghitung 1 sampai 7 bisa? Tanggal yang ditanyakan satuannya..satuannya apa to ya..? ada tulisan belakangnya ini bunyinya apa to..? apa ini bunyinya..? meter..ya mbak S4..jadi yang ditanyaakan satuannya adalah..satuan baku yang menyertai angka ini.. [menunjuk tulisan meter di belakang angka 7 dari tulisan 7 meter] ini yang dinamakan satuan panjang, yang baku..nha..satuan bakunya apa tadi S1 : meter 247. G : haha meter.. pinter.. [sambil menulis meter di papan tulis] yang keras boleh..nah..ini..ada..[menulis dipapan tulis], 9 Centi meter Gbr I nah..sekarang mbak S3 sama mbak S4..[G masih menulis di papan tulis] di baca ayo..bersama..[s2 menanggapi, S4 diam mengamati, S3 juga..] yang dua kamu nanti mendengarkan dulu aja ya biar mbak S4 sama mbak S3 dulu..apa mbak S4..kok diem aja..angka berapa ini [menunjuk angka yang ditulis dipapan tulis, S4 bergumam kurang jelas] ini angka berapa..? [S4 bergumam lg..] sembilan, sembilan apa..? [S4 diam] sembilan apa mbak..? sembilan apa..? sembilan centi meter [S4 tetap diam] sembilan centi meter ya mbak S4 ya..9 centi meter satuannya adalah apa..? kalau sembilan centi meter satuannya adalah..? [S4, S3 yang ditanya hanya diam] 249. S3 : centi meter [lirih] 250. G : betul mbak S4 tidak memperhatikan.. nah.. uda belum ini..yang mana yang belum paham..sekarang.. [menulis dipapan tulis ] Centi meter Gbr I G : nha..coba perhatikan dulu mbak S3 dan mbak S4..jadi yang perlu diperhatikan anakanak itu ukuran yang menyertai angka itu yang menunjukkan satuan nah..itu satuan baku..satuannya apa..s S3 : 5 centi meter 253. G : 5 centi meter satuannya adalah S3 : centimeter 255. G : nah..terus yang ini.. [G menunjuk contoh soal, S3 bergumam lirih] perhatikan mbak S4..yang keras mbak S3..[S3 bergumam lirih, G mengamati] 6 meter..satuannya adalah..? [S3 membaca kurang jelas] udah ya..terus.. [S3 membaca tulisan papan tulis tapi tidak jelas] apa mbak..? meter..terus.. [G menunjuk di papan tulis, S3 membaca suara kurang jelas] nah..begitulah satuan meter dan centi meter..sampai di sini sudah paham betul apa belum..? 256. S : paham [lirih] 257. G : kalau sudah paham itu dikerjakan..udah ditulis to SL : udah 259. G : dikerjakan di rumah..nah sudah selesai jamnya sekarang ganti pelajaran.

151 133 Pertemuan II 26 Juli 1. [S1 diminta G untuk mengukur tinggi mejanya dengan menggunakan meteran, dan S1 melakukannya] 2. G : 69..disitu ada tulisan satuannya apa mbak..? 3. S1 : centi meter [pelan] 4. G :nha..panjang..eh tinggi ya..[g sembari menulis di papan tulis] Tinggi meja tulis mbak S1 ada 69 centi meter Gbr II-1 5. G : tinggi meja tulis mbak S1..ada berapa mbak? 6. S1 : G : 69 apa..satuannya kalau menggunakan meteran itu satuannya apa..? 8. S1 : centi meter [S1 masih dalam posisinya dia saat mengukur tadi] 9. G : centi meter, coba tulisannya gimana..coba ditulis satuannya di belakang.. [meminta S1 utk menuliskan satuannya tadi..dan S1 pun maju kedepan menuliskannya] key..coba..sl mengamati dan memperhatikan [tiba-tiba saat menulis S1 ketawa sendiri] 10. G : kenapa ketawa?.. naik-naik haha [menyanyi lagu naik-naik kepuncak gunung karena tulisan S1 di papan tulis semakin naik ke atas, SL tertawa] yo..nggak apa apa ya..nah..tinggi meja tulis S1 ad berapa disitu? [S2 diam] berapa..? kok nggak ada yang jawab? 11. S3 : 69 [diikuti SL] 12. G : 69..apa satuannya..? 13. S2 : 69 centi meter [bergumam dibarengi SL] 14. G : centi meter nha siapa sekarang yang berani mengukur eee..[g menawarkan salah satu S untuk mengukur suatu benda dengan meteran] 15. G : panjangnya..kalau tadi kan tingginya ya..nah sekarang panjang meja tulisnya..siapa yang berani..? [S4 angkat tangan] mbak S4 nah.. [S4 lalu maju dan melaksanakan namun dia malah mengukur tinggi meja seperti yang dilakukan S1 tadi] apa tadi yang di perintahkan bu G..? ha..? 16. S1 : meja 17. [S4 lalu duduk lagi] 18. G : tinggi meja, sekarang..panjang meja, panjangnya ya..kalau tadi yang diukur mbak S1 tingginya..mejanya [sambil menunjuk tulisan di papan tulis] Tinggi meja tulis S1 ada 69 centi meter Gbr II G : sekarang panjangnya tau nggak panjangnya..panjang meja [lalu S4 mulai mengerti yang dimaksud dan mulai mengukur panjang meja dengan meteran] 20. G : ok.. dilihat yang sana dulu..[g menunjukkan angka yang tertera di ujung meteran, sembari mengamati S4 mengukur] hu um terus..berapa mbak S4..? 21. S4 : G : 62 apa..? [S4 diam] coba ditulis di papan tulis.. [S4 pun maju] ya..62..apa..satuannya? 23. [S4 masih menulis] 24. S4 : centi meter [lirih] 25. G : centi meter, bagaimana menuliskannya..? [S4 berusaha menuliskannya di papan tulis] centi meter.. [S4 masih menulis] centi meter..[s lain mengamati, tapi S1 tertawa melihat tulisan S4] sudah mbak S4..coba dibaca ini..

152 [G menuju papan tulis dan mengajak S4 membaca lagi tulisannya, karena tulisan S4 memang tidak terbaca dengan jelas, karena S4 mempunyai kekurangan belum bisa menulis secara lancar seperti teman-temannya yang lain] 27. G : seperti ini lambang bilangan berapa mbak S4..? [S4 hanya memandangi G] berapa..lambang bilangannya? [S4 bergumam kurang jelas] he? berapa..? [S4 memandangi] ini..berapa ini dulu..lambang bilangannya berapa..? [S4 tetap hanyaa memandangi dan diam] 28. S4 : 26 [lirih] 29. G : 26.. [G menunjukkan ke S4 seperti apa lambang bilangan 26 apakah sama dengan lambang bilangan yang tertulis di papan tulis yaitu 62, setelah dijelaskan S4 pun mengerti lambang bilangan yang tertulis di papan tulis itu adalah..62] 30. S4 : 62 [lirih] 31. G : mbok yang keras..salah nggak dimarahi kok.. [lalu G mengajak membaca tulisan yang ditulis S4 di papan tulis tadi..dan G membantu S4 untuk membenarkan tulisan S4 itu agar bisa terbaca dengan jelas, tak lama setelah itu..g kembali mengajak salah satu S lagi untuk mengukur suatu benda dengan menggunakan meteran, kali ini adalah S3 yang mendapat giliran, ia diminta mengukur meja G] bagaimana cara mengukur panjang meja bu G, bagaimana..? [S3 mengukur meja G dengan meteran, teman-temannya mengamati dari tempat duduknya] yang lainnya perhatikan sudah betulkah cara mengukurnya..ayo.. lainnya perhatikan ya.. [S2 memperhatikan] seperti itu..ayo lainnya berdiri boleh perhatikan sudah betulkah seperti itu..? [S2 berdiri, S1 langsung membantu S3] jangan dibetulkan tapi biarkan saja mbak..ha..[menegur S1] biar mbak S3 tau betul bagaimana cara mengukurnya..[s3 mengukur sendiri] 32. S3 : se..ra..tus..dua..puluh..centimeter [lirih] 33. G : 120 centimeter, tadi.. coba mbak S3 sendiri bagaimana cara meletakkannya, cara mengukurnya..sudah betulkah cara mengukurnya mulai dari mana..? [S3 mengulangi yang dia lakukan tadi..] 34. S1 : sudah benar 35. S3 : 120 centimeter 36. G : 100? 37. S3 : 20 centimeter 38. G : nah..selain mbak S3 memperhatikan disana [G menunjuk ke meteran..sepertinya ada yang salah dengan cara mengukurnya mbak S3] 39. G : mbak S3 masih segini..ini kan..? harusnya garis paling tepi gimana? [G menunjuk ke bagian ujung meteran] 40. G : ini haruse di paske gimana..? coba perhatikan.. [S3 mengulangi cara mengukurnya] 41. G : nah itu sudah..? terus.. [G mengamati S3] 42. G : nah..itu baru pas.. [setelah beberapa saat S3 mencoba apa yang dikatakan G] 43. G : jadi perhatikan..garis ini diluruskan dengan yang mau diukur..nha..karena ini 0.nya ada di pas garis lurus ini.. [S3 sambil mengikuti G sambil mengamati] nah ini dipaske hmm..tepi ini [menunjuk tepi 0 meteran] dipaske dengan yang mau diukur, ini yang diukur meja diluruskan baru ini..tekan kuat..nha..terus baru..nah..sampe sana baru dilihat angka yang [tangan S2 menekan ujung meteran yang satunya] ujung sebelah sana [S3 berjalan ke ujung meteran satunya sambil menekan meteran yang sedang digunakan untuk mengukur meja tersebut] 44. G : ya..terus..tak bantu ya..ha.. [G membantu menekan ujung 0 meteran] 45. G : berapa mbak? 46. S3 : 120 centimeter. [ternyata sama dengan awal S3 mengukur tadi, tidak ada yang salah, hanya G mengajari lebih lagi dalam bagaimana cara mengukur dengan meteran] 47. G : nha..jadi..mbak S3 sekali lagi ya..harus memperhatikan disini [menunjuk 0 meteran] mulai dari ini dulu.. [menunjuk 0 meteran] tekan kuat..jika sudah lurus baru ditarik..gitu ya.. [S2 mengamati] jadi meja bu G.. [menuju papan tulis menuliskan hasil pengukuran tadi, S memperhatikan] berapa tadi..? panjang.. meja G.. [sembari menulis di papan tulis] ada..bisa tulis dulu..ada berapa..tadi hasilnya? Maju ditulis [meminta S3 menuliskan di papan tulis, S3 pun maju menulis di papan tulis..s lain mengamati]

153 G : 120 apa tadi.. [S3 masih menulis] 120 centimeter, ya..[s3 kembali ketempat duduk] sekarang giliran mbak S1 mengukur panjang rak buku yang ada didalam kelas dulu [S1 maju mengukur rak buku] 51. G : mengukur panjang rak..panjang lho mbak S1.. [ternyata yang mau diukur S1 tinggi raknya, lalu dingatkan G] yo..nah..[s1 lalu segera mengerti yang diperintahkan G sehingga dia langsung mengukur panjang rak buku, S1 mengukur S lain mengamati dari tempat duduknya masing-masing, G juga mengamati] 52. S4 : sampe sini lho.. [S4 mengingatkan S1] 53. G : berapa mbak S1..? [S1 msih mengukur dan mengamati meterannya] 54. S1 : 72 centimeter 55. G :72 centimeter, ditulis no.4 disini [meminta S1 menuliskan hasil dari yang diukur tadi..di papan tulis] 56. G : ditulis sendiri..panjang rak buku.. [sambil mengarahkan S1 untuk menuliskannya di papan tulis dan S1 menuliskannya di papan tulis] panjang ya..nanti tak suruh lebar binggung..ya..panjang aja dulu..panjang..[s1 menuliskannya di papan tulis] 57. G : padahal kemarin, sudah belum, coba..? [G mengecek salah satu catatan siswanya yaitu S2] 58. G : selain untuk mengukur panjang..ukuran baku centi meter dan meter..bisa juga digunakan untuk mengukur lebar..sudah belum..? [G masih mengamati catatan salah satu S] belum ya..[s1 masih menulis di papan tulis, tak lama S1 selesai menuliskan di papan tulis dan kembali ke tempat duduk] 59. G : ya..tadi mengukur panjang ya ada lagi ya..satu lagi..lebar jadi tidak hanya mengukur panjangnya saja tetapi bisa untuk mengukur lebar lebar itu kalau boso jwane kuwi..? 60. S4 : ciut 61. G : ciut..nah..ngerti po ra..ngerti tidak..? panjang dan lebar..sing panjang karo sing cendak..ha..nek lebar itu yang pendek.. [sambil memperagakan meletakkan meteran ke lebar meja] kalau panjang itu yang..panjang..sing dowo..panjangnya itu yang.. [memperagakan lagi dengan meletakkan meteran pada panjang meja] sing dowo..boso jowone, kalau yang lebar itu yang pendek..nah.. [memperagakan lagi..dengan maksud membandingkan dan memberi tau mana yang lebar dan mana yang panjang] 62. G : nah..jadi..[melihat papan tulis] alat baku..eh alat ukur dengan satuan baku centimeter..selain untuk mengukur panjang..sekali lagi ya..bisa juga untuk mengukur..lebar..dan..? [G menunjukkan yang dimaksud dengan menggunakan meteran] 63. S1 : panjang [pelan] 64. S4 : tinggi [diikuti S2] 65. G : tinggi..nah..ditulis disini ya..[g menuju papan tulis] ini catatan tangan ya..ini ya.. [G menulis di papan tulis yang dia katakan tadi..s pun mencatatnya..kemudian tak lama siswa diminta untuk mengukur lingkar kepala temannya kali ini S2 yang menjadi yang diukur dan S4 yang mengukurnya] 66. G : mengukur lingkar kepala [S4 mengukur kepala S2, G mengamati, S lain mengamati dari tempat duduk] 67. G : berapa mbak..? lainnya perhatikan boleh maju kedepan..ayo..nanti nggak tau bagaimana hayo..kan kalau bisa melihat anak-anak bisa..oo kalau seperti itu salah..oo kalau seperti itu betul..nah..[s lainnya pun maju kedepan mengamati lebih dekat] 68. G : berapa mbak S4..? 69. S4 : G : ha.? 71. S4 : G : coba mas S2 kalau bu G yang ngukur.. [G mengukur kepala S2] 60..? betulkah 60.. [SL mengamati] benar g..? 60 ya..? 73. S4 : iya. [S4 jg ikut mengamati] 74. G : berapa disitu..? nah jadi..cara mengukur lingkar kepala..tadi belum kog ya..belum paham..ini..ini ya..ha..[g memperagakanya..] ini yang paling menonjol yang ditengah..ini diketemukan dengan ujung yang ini terus dipas..nha diukurnya dengan garis yang mana yang

154 136 pas dengan kepalanya..? [S1 menunjuk yang ditanyakan G] berapa itu lingkar kepalanya mas S2..? [S lain mengamati] 75. S1 : G : yang ini lho..? 77. S1 : 51 [diikuti SL] 78. G : nah..coba perhatikan cara mengukurnya..ini..ini ada diujung jari.. [G memperagakan ke S cara mengukur lingkar kepala, siswa memperhatikan] ditangkupkan diketemukan dengan garis yang pas mepet dengan kepalanya mas S2..berapa itu..? 79. S1 : G : nah.. 51 ya mbak S4 jadi.. coba sekarang gantian.. siapa.. kalau lingkar kepalnya mas S2 ada..51 apa tadi..? 81. S1 : 51 centimeter [lirih, yang lainnya diam] 82. G : 51 centimeter..coba sekarang..mbak S1 mau mengukur siapa..? 83. S3 : S4 84. S1 : ini.. [menunjuk ke S3] hehe.. coba.. [S1 mulai mengukur lingkar kepala S3, S4 mengamati] 85. G : bagaimana cara mengukurnya tadi..gimana cara mengukurnya yang betul..ayo..berarti tadi nggak memperhatikan..lho [S4 coba membantu] coba mbak S4 nanti dulu..tadi sudah to..biar mbak S3 yang mencoba.. [S3 masih mengukur] mbak S3 sudah paham belum..? bu G nggak tau e..tadi konsentrasi apa nggak..mbak S3..yang tiga sudah paham..ni..tinggal mbak S3..[G lalu menjelaskan kepada S3 bagaimana cara mengukurnya] 86. G : sudah paham belum tadi..? 87. S3 : belum 88. G : belum..lha tadi kemana ya perhatiannya S3 : nk keliling muternya 90. G : haiya betul nek keliling muternya..tapi ini tadi caranya kan sudah diajarkan.. makanya perhatikan.. dikalungkan..terus ini berhenti nempel disini.. [S3 memperhatikan] terus ini diketemukan seberapa.. nah.. ini yang paling mendekati disini [G menjelaskan cara mengukur lingkar kepala kepada S3] ini sudah mentok ini..jadi nggak ditarik kesini terus nanti kalau kesini terus sampai habis meterannya ini pakai tengahan ini ya..kepalanya..ini pepetke sini aja sampai pol [sambil memperagakan], jadi perhatikan ya mbak S3..ini [S3 memperhatikan] garise yang ini pol ini..diketemukan dengan garis yang paling mepet ini kan nek ditarik terus kan sudah nggak bisa..nah digatuke diketemukan..nah garis yang ketemu ini yang menentukan berapa lingkar kepalanya, berapa itu disitu 91. S3 : 55 centimeter 92. G : itu lho yang ketemu itu lho S3 : G : garisnya mana garisnya.? [S3 menunjuk] 95. G : nah terus..? ketemu dengan garis lurus itu berapa..? 96. S3 : G : 55 ya..nah ini kalau disini yang diitung yang ini..ini punyanya ini mbak..? berapa itu..? [G menunjuk yang dimaksud] 98. S3 : G : nah.. 54 opo..? 100. S3 : centimeter 101. G : centimeter..sudah bisakah mengukur sendiri S3 : hehe 103. G : coba.. jangan angkanya saja yang diliat tapi caranya juga diperhatikan [S3 kembali mencoba mengukur] mana tadi yang harus di..tekan.. [S3 mengukur] betulkan disitu..? angka nolnya mana mbak..? [S3 mengamati meteran sambil dibantu S1 menunjukkan dimana letak angka nol dimeteran, tak lama S3 mencoba lagi] nah..coba.. [S3 mengukur] susah ya..? [S3 mengukur S1 yang diukur mencoba membantu..] coba ya..tak carikan tali..pake bantuan tali..[g mencoba mencari tali di almari, ternyata G tidak menemukan tali..dan selain itu jg..s3 masih belum bisa mengukur lingkar kepala temannya dengan meteran lalu G menjelaskan lagi] ini angka nol itu disini..[menunjukkan ke meteran] nah ini yang nanti

155 137 ditekan [sambil memperagaknnya] coba ya tak kasih contoh lagi ya.. [G meminta tolong S2 untuk membantunya, yang lain belum bersiap mengamati] ini templeke dulu disini plek [memperagakan, S3 mengamati] terus muter..nah ini dipegang aja dulu..terus nah..ini..ko bedo ini mlahan..tadi 51 ko bedo malihnya..kepalmu mundak gedhe yo..hehe [G masih memperagakan] nah..ini..berapa ini mbak..? 104. S3 : 53 centimeter 105. G : nah..tapi yang harus kamu perhatikan ini lho..garis ini templeke.. [memperagakan dan menunjukkan ke S3 yang dimaksud] ini jangan sampai obah..terus ini yang ditarik kenceng nah berapa itu..? 106. S3 : G : nah garis yang diketemukan ini yang di gunakan untuk mengukurnya ya..tapi bukan ini yang diukur tapi garis ini.. [G menjelaskan lebih detail lagi..,dan S3 meperhatikan] jadi garis ini milik ini..kalau kamu tadi kan garisnya disini tapi kamu menyebutkan disini [menunjukkan yang dimaksud] nah ini belum..belum masuk..nah yang masuk itu ini..ini berapa ini..? 108. [S3 agak nglamun] 109. G : kok nggak melihat to kamu to S3 : G : nah garis njero iki mau..ketemu garis ini.. [menunjukkan yang dimaksud] ya to..? 112. S3 : iya G : nah berapa itu..? 114. S3 : G : coba sekarang sendiri [S3 mengukur sendiri] sudah paham belum.. [S1 membantu] piye to iki..sek-sek kamu nanti dulu..nggak perhatike kok tadi,,matanya nggak memperhatike kok tadi nggak tau kemana.. [S3 mengukur] yang ditekan mana..nah..terus.. [S3 mengukur] ya..berapa itu..? 116. S3 : G : 54..umm tangane ikut ganjel ya..tapi paham to cara mengukurnya..hehe.. [S3 mengangguk sambil tersenyum] coba sekarang mengukur lingkar kepala kerangka atau tengokrak manusia yang ada disitu.. [menunjuk ke model kerangka manusia yang sudah disiapkan didalam kelas, dan S3 yang kembali mencoba untuk mengukurnya, karena S3 yang tampak kesulitan memahami bagaimana cara mengukur lingkar kepala dengan menggunakan meteran, sedang SL mengamati S3, S1 yang tampak lebih antusias di banding teman-teman yang lainnya] yang paling menonjol yang diukur..nha.. [S3 melakukan seperti apa yang diarahkan G] bisa nggak mengukurnya..? [S3 masih mengukur] 118. S3 : G : empat puluh sembilan coba..? [G mengecek] coba berapa..? 120. S3 : G : hehe..coba kalau mas S2 sekarang..mbak S3 turun dulu.. [S3 turun dan S2 mulai untuk mengukur] mbak S4 nantii kalau tidak memperhatikan nantii tidak tau lho..hayo.. [S2 masih mengukur] berapa S2..? 122. S2 : G : 51 coba betul nggak..? oo..betul..iya..51 ya..mbak S1 ayo.. [gantian S1 yang diminta G untuk mengukur, S2 turun] kurang pas yang diukur, ya sudah gak apa-apa tapi bisa ya cara mengukurnya.. 52 apa tadi..? 124. S1 : centimeter 125. G : yang penting satuannya jangan dilupakan ya..karena yang penting satuannya..siapa tau nanti 52 meter..duwe kepala kok 52 meter.. [S mengamati] ya..nha..52 apa..?tadi..? 126. S1 : centimeter 127. G : nah centimeter..itu kepala manusia ya.. [tak lama kemudian bel istirahat berbunyi dan pelajaran pertemuan II telah usai]

156 138 Pertemuan III 27 juli [G memberi soal latihan ke S mengenai satuan baku di papan tulis] 2. G : nanti langsung diisi berapa terus satuannya gitu ya..sengaja bu G tadi nggak menulis satuannya coba nanti anak-anak paham tidak..di atas sudah dijelaskan.. Ukurlah dengan menggunakan alat meteran debgan satuan centi meter Gbr III-1 3. G : ukurlah dengan menggunakan alat meteran dengan satuan centimater, nah nanti anakanak mengukur perintahnya apa ini disini no.1..? [S diam] coba dibaca [meminta S2 membaca] Panjang mejamu ada Gbr III-2 4. S2 : panj..jang..me..ja..mu ada? [lirih] 5. G : nha..panjang mejamu ada berapa..? kemudian satuannya jangan lupa.. menggunakan satuan apa..? mbak S1 sama mbak S4..satuan yang digunakan apa..? 6. S4 : meteran [lirih] 7. G : meteran iya..alatnya satuannya apa..? 8. S1 : centimeter [pelan] 9. G : centimeter.. jadi nanti di sini ditulis satuannya ya mbak S4 ya.. [SL mengamati] nah.. no.1.. panjang mejamu ada..? kemudian.. [G melihat ke arah benda yang sudah disiapkan yaitu kaleng roti yang berbentuk lingkaran] ini.. disini bu G mengeluarkan kaleng, kaleng ini bentuknya apa..? 10. S1 : lingkaran [yang lain hanya diam dan mengamati] 11. G : lingkaran nah.. ukurlah lingkar.. kaleng.. [sembari berjalan ke arah papan tulis dan menuliskannya di papan tulis, S mencatat] key.. lingkar kaleng ada..? lingkaran kaleng roti ya.. [sembari menulis di papan tulis, disamping itu S1 mengambil meteran dan langsung mengukur mejanya] kemudian yang ketiga..tinggi [sembari menulis di papan tulis] Tinggi mejamu ada Gbr III G : tinggi meja.. tinggi mejamu masing-masing ya.. [S mencatat] apalagi ya..ini lebar papan tulis Lebar papan tulis ada Gbr III [selagi G menulis soal di papan tulis S1 mulai mengukur panjang mejanya, yang lain masih mencatat, setelah selesai mencatat soalnya.. S mulai mengerjakan latihannya dan G berkeliling mengamati, G mengamati pekerjaan S1..] 14. G : panjang mejamu ada..? kok sama..? [sama dengan ukuran lingkar kaleng, S1 kemudian bergegas untuk mengukur lingkar kaleng] lha kalau emang sama..nah.. [S1 masih mengukur lingkar kaleng, G mengamati] 15. S1 : lha..haha 16. G : berapa mbak S1? betul..caramu sudah betul..ada berapa itu..? 17. S1 : 60 [lirih] 18. G : nah..lupa ya yang mana yang diambilnya yang belakang ya.. [S1 membetulkan jawbannya, G beranjak dari meja S1, dan melihat ke S2 yang sepertinya masih mencatat soal]

157 139 ini belum mulai..? [S2 masih tetap mencatat] sekali lagi bu G ingatkan ya.. [menuju kepapan tulis] ini sengaja tidak diberi satuannya oleh bu G, tetapi diatas sudah di..beri penjelasan.. [menunjuk yang dimaksud di papan tulis, dan S memperhatikan] ukurlah dengan alat meteran dengan satuan centimeter.. jadi.. anak-anak nanti mengisinya harus ada..? [S diam] harus ada apanya..? [S diam sedang S1 sibuk mengukur-mengukur sesuai dengan soalnya] belakangnya..? 19. S2 : centimeter [lirih] 20. G : nha centimeter.. pinter ya.. yo..coba.. [S kembali mengerjakan, G mengamati, tak lama S1 sampai pada soal yang diminta untuk mengukur lebar papan tulis, dia pun maju untuk mengukurnya, namun dia tampak sedikit kebingungan mana yang dimaksud lebar papan tulisnya, yang dia ukur adalah panjangnya..lalu G mengingatkan] 21. G : ayo.. mana itu yang lebarnya..ada itu mana yang panjang.. mana yang lebar.. ada itu.. nah kalau lebarnya itu kemarin sudah dijelaskan.. juga sama bu G mengingatkan kemarin ya.. [S1 masih mencari-cari dan berusaha] lebar itu yang bagaimana..? panjang yang bagaimana..? [S1 masih bingung, tak lama ia mundur dan mengerjakan soal yang lainnya dulu, ia mengukur tinggi kursinya.. G mengamati, sambil mengamati S2 dan S4] ini yang dua belum mulai..? [S2, S4 masih tetap mencatat, tak lama S1 maju lagi untuk mengukur lebar papan tulis, tapi ia masih sedikit bingung] lebar lebar papan tulis yang mana..? kalau nggak ghedhuk boleh kok manjat pakai kursi boleh.. ya.. [S1 masih mengamati papan tulis sembari berpikir manakah lebar papan tulis yang dimaksud] mana itu lebar yang mana yang lebar..? [S1 masih mengamati] panjang yang mana..? lebar yang mana..? [S1 menunjuk yang ia maksud, ia mengambil kursi untuk mengukur lebar papan tulis tadi] kursi depan itu boleh..nanti disulaki.. [S1 bersiap2 untuk mengukur] yang panjang yang mana, yang lebar yang mana..? coba tunjukkan.. yang lebar.. lebarnya kemana to..? [S1 berpikir] jadi harus paham dulu yang mana yang panjang yang mana yang lebar..itu cuma mengulang aja lho bu G nek panjang-lebar itu.. kelas 3,4,5,6 ada itu.. mengukur panjang dan lebar.. panjang persegi.. panjang.. dan lebarnya berapa..nah.. [S1 masih bingung dan masih mengamati papan tulisnya, sembari mendengarkan ap yang dikatakan G, tak lama S1 mulai paham ia lalu segera mengukur lebar papan tulis yang dimaksud dalam soal tadi..] nah..biar paham kok..ya terus.. [S1 masih mengukur] besok kalau misalnya mbak S1 disuruh membuat papan tulis lebarnya.. berapa.. panjangnya berapa..? [sembari G mengamati yang dilakukan S1] lebarnya berapa mbak..? sudah pas belum itu..nah.. [S1 mengukur tampak sedikit kesulitan, G mengamati, SL juga ada yang mengamati S1 tapi ada yang sibuk mengerjakan, tak lama S1 mundur dan mendapatkan ukuran lebar papan tulis tadi [lalu tak lama G memeriksa pekerjaan S1 karena dia sudah selesai dan yang lain belum..] 23. G : selisih satu centi.. [ternyata jawban yang panjang meja kurang tepat, S1 mengamati] ini tadi begini.. [memperagakan yang dilakukan S1 tadi] coba diulangi lagi.. [S1 mengulangi mengukur panjang meja lagi, G mengamati] nah 24. S1 : oiyaa G : oiyaa.. nah harus yang.. teliti.. selisih satu centi meter nanti jonjing kalau ngukur ya.. ini 60.. yang sana 61.. nah.. ini.. [sembari mengoreksi tulisan S1..] tapi satuannya sudah betul.. cuman.. mengukurnya aja yang kurang pas ya.. [S1 mengamati] kemudian lingkar kaleng.. coba.. ya.. [beranjak mengambil kaleng roti untuk mencocokkan jawaban S1] perhatikan coba.. [kaleng roti baru saja diukur S2] sudah..? nah.. [mengambil kaleng roti itu untuk dicocokan ukurannya, G mengukur] benar tidak..kalau bu G yang ngukur ya..ini saya minta mbak S1 ini lho ya.. [sembari G mengukur S1 mengamati] yang diukur sininya ya.. benar nggak coba..? [G masih mengukur kaleng rotinya, S1 mengamati] ya..benar tidak itu S1..? [S1 mengecek] 26. S1 : iya G : nah.. yang kali ini betul.. sudah pas ya.. 60 centi meter.. [menuju ke meja S1 mengoreksi jawaban S1] ini betul..satuannya juga betul.. kemudian tinggi meja ada..? ngukurnya tadi dari..? 28. S1 : sini [ Menunjukkan yang dimaksud] 29. G : nah.. sini.. [G mengukur, S1 mengamati] betulkah nah.. [masih mengukur] aa betul tidak.. [sembari mengoreksi jawaban S1] 69 apa mbak..? satuannya apa..?

158 S1 : centimeter [lirih] 31. G : waa..pinter ini..kemudian lebar papan tulis.. [mengoreksi soal berikutnya] ho o..tadi udah betul kok ya..? 104 tadi ya.. sudah betul.. [G menuju ke papan tulis mencocokan lagi dengan yang ditulis S1, S1 mengamati] tak ulangi lagi.. ya.. [sejenak lalu] yang namanya lebar..? kalau yang ini.. [menunjuk yang dimaksud] panjangnya.. panjang tu yang kalau boso jowo yang dowo 32. S1 : dowo [membarengi] 33. [S2 maju ke depan sepertinya mau mngukur lebar papan tulis juga] 34. G : kalau yang lebar..itu yang..? [S1 dan SL diam] pendek.. [S2 juga ingin mengukur lebar papan tulis] hayo balapan duluan yang mana hayo.. [bersenda gurau dengan S2 karena ia juga ingin mengukur lebar papan tulis tersebut, G pun mengalah dan membiarkan S2 yang mengukurnya terlebih dahulu, S2 pun naik kekursi dan mengukurnya] silahkan ayo.. [S2 mengukur, S1 ikut mengamati, G juga mengamati, tak lama S2 selesai mengukur tepi ketika hendak menuliskan jawabannya G menegur S2] coba diulangi S2.. [S2 pun melaksanakannya, S2 mengukur, S1 dan bu G mengamati dari dekat, SL mengamati dari tempat dudukknya masing-masing] kok bedo..? [G lalu mengecek dan mencoba mengukurnya] coba.. [G mengukur, S1 dan S2 mengamati dari dekat] ho 104 e S1 : G : ko lain [G mengecek meteran S2 siapa tau ternyata meterannya yang berbeda] harusnya sama donk..oo sama persis kok.. S2nya aja yang kurang pas ya.. coba.. dipaske dulu.. [S2 mengukur, S1 dan G mengamati] diluruskan itunya..nah tu lho.. agak kepunjulen disitu to itu.. nah. [menunjukkan yang dimaksud] mbak S4 jangan hanya mendengarkan lho ya.. [S1 dan S2 kembali ketempat duduknya] di coba lho ya.. yuk.. boleh pakai ini dulu ya.. sudah.. nah.. [G memberikan meterannya ke S4 agar S4 mencobanya, dan S4 pun bersiap untuk mencoba mengukur untuk menjawab soal-soal latihannya karena hanya dia yang belum mulai mengerjakan dari tadi dia masih menulis soal dan hanya mendengarkan serta mengamati apa yang G, S1 dan S2 lakukan] nah.. belum sendiri ya.. coba ayo.. [S4 masih kembali duduk dikursinya, G mengoreksi jawaban S1] terus tinggi kursimu.. [mengecek jawban soal lainnya, S4 kembali bersiap, S4 mengukur tinggi meja, G mengamati, sekaligus membantu S4 cara mengukurnya dan G berada persis di depan meja S4] coba mbak S4 perhatikan..berapa itu..? [S4 mengamati meteran yang ditunjukkan G waktu mengukur, kemudian S4 menuliskan apa yang ia lihat di meteran] 37. S4 : centimeter [saat ditanya satuannya ia dapat menjawab lirih] 38. G : centimeter, jadi diperhatikan betul ya.. angka yang paling bawah yang menunjukkan ukurannya.. [angka paling bawah saat mengukur tinggi meja. S4 menuliskan jawabannya, G mengamati, S lain nampaknya sudah selesai mengerjakan latihannya..masing-masing] cen ti me ter.. [G mengajari S4 menulis centimeter] satuannya apa mbak S4..? [S4 diam] hm? satuannya apa mbak..? 39. S4 : 72 [lirih] 40. G : he? 72 apa..? 41. S4 : centimeter 42. G : centimeter tulisannya bagaimana? centimeter..dibaca apa itu..? 43. [G mengamati S4 menulis, S4 mencoba membaca tulisannya sendiri dengan terbata-terbata] 44. G : kebaca nggak..? [G dengan sabar mengajari S4 menulis, karena dia salah seorang S yang masih cukup kesulitan dalam menulis dan membaca, tak lama kemudian G beranjak dari depan meja S4 dan beralih ke mejanya.. berikutnya G mengajarkan cara mngukur dengan menggunakan tali, G menjelaskan didepan, S1 maju mendekat, S2 juga antusias yang lain hanya mengamati dari mejanya] kalau menggunakan tali, mengukur dengan bantuan tali.. misalnya mengukur kepala [G memperagakan mengukur kepala dengan tali, yang diukur adalah kepala S2, S1 memperhatikan dari dekat, SL mengamati dari tempat duduknya masing-masing] di samakan dulu.. terus di.. di beri tanda.. dipegangi kenceng gini.. liat mbak S1.. [G memperagakan] ini kan digatuke ini.. [menunjukkan yang dimaksud] diketemukan..ya..dilepas..tapi dipegangi terus.. [sembari mengambil meteran] humm.. ini disamakan [memperagakan yang dimaksud S1 dan S2 memperhatikan dengan seksama,

159 141 bahkan S1 sampai ikut serta memegangi] ada berapa itu lingkar kepalanya..? [sembari menunjukkan ke S dan S1 bergumam kurang jelas] ha..? S1 : centimeter [lirih] 46. G : centimeter [kemudian gantian kepala S1 yang diukur dan S2 mengamati] coba ya..mbak S1..S2 memperhatikan dulu.. [mengukur kepala S1] ini tadi kan nggak liat to mas S2.. [S2 lalu lebih antusias lagi mengamati, dengan penjelasan yang sama G menjelaskan ke S2] oo.. kepalanya besar sekali.. kalau tempat S2 berapa tadi..? 52.. kalau tempat mbak S1 berapa ini..? [S1 mengamati] 47. S1 : G : 55..ap..? 49. S1 : centimeter 50. G : centimeter.. berarti.. besar kepalanya siapa ini.. humm..? kalau 52 dengan 55 banyak yang mana 51. S2 : 55 [lirih] 52. G : iya.. berarti besar kepalanya siapa..? [S2, S1 diam] punya S2 52..? 53. S2 : centimeter [lirih] 54. G : centimeter..aa.. punyanya mbak S1..?55..? 55. S1 : centimter [lirih] 56. G : centimeter besar mana kepalanya..? he..? besar siapa..? 57. S2 : S1 [lirih] 58. G : S1.. mbak S1 kalau 52 dengan 55 banyak mana..? 59. S1 : banyaak aku.. [sebelum menjawab dia berpikir sejenak] 60. G : haha banyak aku..hehe.. 52 dengan 55 banyak mana..? [S1 diam] 2 dengan 5 banyak yang mana..? 61. S1 : G : banyak 5 lha kalau 52 dengan 55 besar mana..? 63. S1 : G : nah berarti kepalanya S2 dengan mbak S1 besar mana..? 65. S1 : besar aku G : baik.. berapa centi tadi..? 67. S1 : G : 55 centi meter.. punyanya S2..? 69. S2 : 52 [lirih] 70. G : 52 ap..? 71. S2 : centimeter [lirih] 72. G : centimeter..nah jadi..cara bantuan dengan tali seperti itu..misalnya kalau kaku ya ini.. [mengambil penggaris dan didekatkan ke kepala S2] kalau penggaris untuk ngukur kepala kaku ya.. [memperagakannya, dan S1 tertawa kecil] nah bisa menggunakan..tali..kemudian dipaskan..meteran..misalnya apa ya..nah ini..untuk mengukur lingkaran apa ini..tempat kacamata bu G.. [mengambil tempat kaca mata] untuk mengukur melingkar kalau penggaris kan susah ya.. [memperagakannya] piye ini..nah makanya dengan menggunakan tali ini.. [memperagakannya lagi, S1 ikut-ikut tapi dengan menggunakan meteran] kalau dengan meteran bisa ya..karena lemes..humm.. [S1 tetap mengukur dengan meterannya, G mengamati] berapa..? 73. S1 : G : coba kalau 19..sudah belum.. [S1 beranjak] nah..kalau dengan tali coba.. [G kembali memperagakan mengukur dengan bantuan tali, S1 dan S2 mengamati ternyata hasilnya berbeda dengan yang diukur S1 dengan menggunakan meteran tadi..lalu G meminta S1 untuk mengukurnya lagi dengan meteran untuk mencocokannya sekali lagi apakah betul ukurannya 19 atau bukan, ternyata masih berbeda selisih hampir 0,5 centi, lalu G meminta S2 untuk mencobanya] berapa..? 75. S2 : 17 [lirih] 76. G : 17 ya.. mungkin ininya molor.. coba kalau dengan tali.. [S2 mnecoba mengukur dengan tali] berapa..? 77. S2 : 18

160 G : hehe 18..mungkin itu ya 79. S2 : molor 80. G : molor ya.. talinya..nah coba nanti tak ulanginya.. jadi sudah paham ya.. bagaimana cara.. ee.. mengukur dengan bantuan tali.. ya.. terus disamakan dengan alat ukur bakunya.. ya.. sudah bisa ya.. nah coba kalau untuk mengukur.. [melihat S1 yaang dengan inisiatifnya..mencoba-coba mengukur buku raport] apa.. raport.. berapa panjang buku raportmu.. [tak lama kemudian G kembali membahas soal latihan tadi..dan kini giliran S4 yang mengukur lebar papan tulis, S4 maju ke depan dan siap mengukur lebar papan tulis seperti yang dilakukan S1 dan S2 sebelumnya] hati-hati nek mak bruk..le nulungi kabotan ya mbak S4 hehehe [S4 masih mengukur dan G mengamati serta membantu S4 memegangi meteran yang digunakan untuk mengukur] itu udah betul belum..? udah pas..? 81. [S4 mengamati ukurannya] 82. G : nah terus dilihat bawahnya..tadi belum pas to tadi..? [S4 melihat angka di meteran yang paling bawah yang menunjukkan ukurannya, S lain mengamati] berapa itu..? 83. [S4 bergumam kurang jelas] 84. G : ya..tadi belum pas to berarti..? seratus [S4 sembari kembali ketempat duduknya] empat ap..? 85. S4 : centimeter [lirih] 86. G : apa..? [S4 diam] yang keras ndak papa..nggak kedengaran e bu G ap..? [S4 diam..g menghampirinya] hm..? seratus empat..? [S4 seolah2 membaca-baca buku tulisnya] 87. S4 : empat puluh [lalu berkata lirih] 88. G : 140..? seratus berapa tadi..? [S4 masih melihat ke buku tulisnya] kalau ada bilangan seperti itu mbak S4 coba.. [G menunjuk ke buku tulis S4] kalau membaca lambang bilangan ini berapa..? 89. S4 : se..ra..tus..empat [membacanya dengan lirih] 90. G : nah..seratus empat apa..? 91. S4 : centimter 92. G : centimeter.. bukan 140 to..? tapi 104 centi..meter [S4 menuliskan yang dikatakan G] Lebar papan tulis ada 104 centimeter Gbr III G : ini kok centi tok..? harusnya centi apa mbak..? [ternyata yang ditulis S4 baru centi, S4 melihat bukunya] 94. S4 : meter [lalu berkata lirih] 95. G : ya..ini kok baru centi..centi.. [S4 melihat bukunya..dan S1 ikut mengamati] centi liter..? bisa kan juga ada itu..centi..me ter.. [S4 kesulitan menuliskannya] wah..ini belajar membaca dan menulis dulu ya..mengulang kelas berapa..ya..membaca menulis itu ya.. [G mengoreksi tulisan S4] berapa mbak..? me ter.. coba.. me [sembari G mencontohkan menulisnya] ter.nah [tak lama setelah itu tadi..s4 mengukur tinggi kursinya sesuai soal, SL mengamati, G juga mengamati, sembari menghampiri meja S4] panjang mejamu..72..coba ya mbak sama nggak ya..dengan bu G mengukur.. panjang meja.. ini ya dari sini.. [G mengecek pekerjaan S4 dengan mengukur lagi panjang meja S4, sekalian menjelaskan kembali] kalau mengukur mulainya..kalau mulainya salah nanti juga..salah.. [S4 memperhatikan] berapa sini..? berapa mbak..? 96. S4 : G : 69..ya..kalau kerjannya mbak S4 berapa disitu.. [sembari melihat kerjaan S4 di buku] 98. S4 : salah [lirih] 99. G : salah kenapa kok salah? kok 72 tadi ngukurnya..gimana..? [G menjelaskan cara mengukurnya lagi] kurang tepat..coba perhatikan lagi.. [S4 mengamati dan memperhatikan cara mengukur yang diperagakan G, setelah itu G juga mengoreksi jawaban S4 yang lain] tinggi mejamu..nha..kalau tinggi meja mbak S4 ngukurnya gimana coba.. diulang lagi..bu G pengen tau betul nggak cara mengukurnya mbak S4.. [S4 mengukur, G mengamati dan

161 143 membantu memegangi meterannya] di bantu bu G.. [S4 masih mengukur] berapa..mbak..? berapa itu..? 100. S4 : 71 [lirih] 101. G : hehe 71.. punyamu berapa..? 102. S4 : G : ha? 104. S4 : G : hehe 62.. kok kebalik-balik tadi ngukurnya..oo..mungkin kebalik aja ya.. [G mengoreksi pekerjaan S4, dan S4 membetulkannya] tingi kursi..tinggi kursi tadi ngukurnya darimana..? ini..? dari sini..? [G menanyakan sambil menunjuk yang dimaksud,lalu G mengukurnya..s4 dan S1 mengamati] ini.. terus berapa itu..? berapa..itu..? 106. S4 : 64 [pelan] 107. [G lalu mengoreksi jawaban S4 ternyata betul] 108. G : nah pinter ya nah..ini diingat aja untuk mbak S4 ya..dimulainya..harus.. [G menjelaskan yang dimaksud sembari memperagakan] ini..hm..ya..? paham ya.. terus sekarang..latihan lagi..ini..latihan terus..ya..umm..sekarang bu G memberi kesempatan dulu coba siapa yang sekiranya belum paham dulu.sampai cara mengukurnya ini..? ada yang belum paham..mbak S4 sudah paham tadi..? sudah apa ini..mulai cara mengukurnya tadi..? ha..? kalau nanti mengukur lagi sudah bisa..? [S4 senyum-senyum] benar ya..mulainya..s2 sudah bisa..? S2 kadang-kadang kalau mengukur tinggi ininya naik sendiri ya.. [menunjuk ujung meteran yang dimaksud] nah jadi diperhatikan lagi.. [G menjelaskan yang dimaksud] nah jadi nek kaya gini udah berpengaruh jadi hati-hati ini jangan sampai lepas kalau megang..[g menunjukkan yang dimaksud] nha ini..jadi gini.. [memperagakan yang dimaksud] ndak boleh berubah ini..sudah..sudah paham..ada yang mau bertanya tidak..? mana yang kurang paham.kalau bu G kecepeten bilang lho ya.. [S hanya diam] bu jangan cepetcepet gitu ya..sekarang bu G mau memberi latihan lagi..tapi latihannya lain..nah kemarin sepertinya sudah ya..hanya saja kemarin itu masih bingung..sebetulnya yang masih bingung mbak.s3..tapi mbak S3 malah nggak berangkat ya, jadi saya ulang lagi..untuk mengingat lagi anak-anak masih ingat apa tidak ya.. [G menuju papan tulis untuk menghapus] ini saya hapus ya..? mbak S4 tadi udah to..? ini.. [menunjuk yang dimaksud, sebelum G memberikan soal latihan G menjelaskan sekali lagi mengenai alat ukur meteran] alat ukur ini bisa digunakan untuk mengukur benda apa saja yang ada di lingkunganmu.. ya.. tapi khususnya untuk mengukur tadi itu.. untuk mengukur panjang.. mengukur apa lagi..? [S diam] untuk mengukur panjang.. untuk mengukur..? 109. S1 : tinggi [lirih] 110. G : tinggi..terus mengukur..lebar..terus..? [G menunjuk kaleng roti] 111. S4 : lingkaran 112. G : lingkaran.. itu ya.. selain itu benda apa yang bisa diukur dengan alat meteran dengan meteran.. tadi.. eh alat meteran dengan apa? penggaris tadi.. misalnya apa..? [S tetap diam mendengarkan] ha?misalnya untuk mengukur apa..? 113. S1 : kepala [kepala] 114. G : ha kepala..apa lagi..? [S diam] tadi yang diukur anak-anak tadi apa..? 115. S1 : meja [diikuti S4] 116. G : meja terus apalagi.? 117. S1 : kursi 118. G : kursi ha papan tulis.. nah kalau.. untuk mengukur.. almari bisa tidak..? [S diam] ha? Kira-kira untuk mengukur panjang almari.. tinggi almari.. lebar almari bisa tidak S1 : pakai tali 120. G : pakai tali boleh..dengan bantuan tali boleh..ini bisa tidak..untuk mengukur panjang almari.. lebar almari.. tinggi almari.. bisa tidak menggunakan ini? [G menunjukkan alat ukur meteran] 121. S2 : bisa [lirih] 122. G : hm? bisa yo ini.. bisa untuk mengukur panjang, lebar, tinggi.. jadi almari pun bisa diukur.. panjangnya lebarnya ya tingginya.. kalau.. untuk mengukur pintu bisa tidak..? 123. S2 : bisa [lirih]

162 G : bisa.. kalau untuk mengukur jendela..? kira bisa tidak..? 125. S4 : bisa 126. G : bisa.. nah selain itu..juga bisa untuk mengukur tinggi badanmu ha..bisa tidak untuk mengukur tinggi badan..? 127. S2 : bisa [lirih] 128. G : bisa..untuk mengukur panjang tangan bisa tidak..? ha? 129. S1 : bisa [pelan] 130. G : bisa.. nah.. seperti kalau kita mau.. menjahit baju badan kita tentunya diukur.. berapa.. panjang tangannya.. berapa lebar punggungnya.. nah itu fungsinya alat.. meteran ini untuk.. mengukur.. ya.. benda yang ada dilingkungan kita, kalau digunakan sehari-hari misalnya digunakan untuk membuat baju, badan kita yang diukur biar bajunya tidak kedodoran ya.. tingginya berapa.. atau tinggi badannya.. panjang lengannya berapa.. ini contohnya.. [menunjukkan yang dimaksud] bahkan untuk mengukur badan ini ya..untuk mengukur tangan..ya.. [menarik tangan S2 untuk dijadikan contoh] tangannya mas S2 itu panjangnya berapa..ya..menggunakan satuannya ap..? 131. S4 : meter 132. G : he? Satuannya apa yang digunakan? 133. S4 : centi meter 134. G : centimeter..berapa to panjang tangannya dari ujung..pundak sini sampai ujung jari yang paling ujung..ya..yang diukur ini..piro dowone..wah dowo banget e tangane mas S2.. [S mengamati] ada..? liat mbak S1.. mbak S4..? liat ya.. bagaimana cara mengukur.. tangan ya.. panjang tangan.. ini.. ada..? berapa ini..? [S4 mengamati ukurannya] mbak S4 masih asik mengukur lingkar.. ya.. lingkar kaleng kue.. bisa tidak to..coba..boleh kok kalau emang belum bisa boleh dihitung lagi..nha.. [S4 lalu melanjutkan mengukur lingkar kaleng roti yang ada dimejanyaa] tapi nanti terus tidak memperhatikan.. selanjutnya.. nah.. ya.. untuk mbak S4 nanti bisa diulang lagi.. nantii ya.. kalau mau mencoba.. ini sekarang cara mengukur badan ya.. cara mengukur badan dengan menggunakan meteran ya.. contohnya itu tadi mengukur.. panjang tangan.. nah.. berapa jadi tadi mas S2..? piro horo mau..? nah..coba diulangi yo mbak S1.. coba ingat nggak.. berapa panjangnya.. [G kembali mengukur panjang tangan S2] tangannya mas S2 ini panjangnya berapa tadi..? [S4 mendekat mengamati dari dekat, S1 juga ikut mendekat] berapa ini..? 135. S1 : oo G : nah 67 apa 67 apa..? 137. S1 : centimeter 138. G : centimeter..ya kemudian..kalau untuk mengukur..berdiri coba mas..hm.. [meminta S2 untuk berdiri] ne.. misalnya untuk mengukur.. tinggi.. punggung aja.. tinggi badan nanti ndak takut nggak pas ya..nah [G mengukur punggung S2] nah..punggungnya..ini kan ada bendolannya ya ini mbak S1 ya.. [menunjukkan yang dimaksud] mbak S1 penting ini untuk menjahit ya..kaitannya dengan untuk menjahit baju nantinya..jadi mana yang harus diukur..sini perhatikan dipegang ininya.. [menunjukkan mana yang diminta untuk dipegang] nah..terus..dimulai dari situ itu..ni.. [G memperagakannya] ni ini diletakkan atau ini pas baju.. jahitan baju ini bisa untuk.. [menunjukkan yang dimaksud] ne..terus diulur sampai..kebawah ini..mbak S1..sampai pinggang..kira-kira ya..ini disini [menunjuk yang dimaksud, S1 mengamati] kira-kira ya ini..dengan menggunakan kira-kira.. [G menunjukan yang dimaksud] berapa ini..? [S1 mengamati] humm? 139. S1 : G : 44 centimeter.. kemudian untuk mengukur lebar punggung..nah [G lalu menjelaskan yang dimaksud, S1 mengamati dari dekat, S4 mengamati dari tempat duduknya, caranya sama seperti waktu G menjelaskan mengukur tinggi punggung S2, S1 memperhatikan, S4 mengamati] 142. G : berapa centimeter? 143. S1 : G : 35 centimeter.. seperti itu.. jadi selain.. untuk mengukur benda-benda yang ada di lingkungan.. baik di lingkungan sekolah maupun di rumah boleh ya..bisa juga untuk

163 145 mengukur lingkar piring.. nah.. piring makan itu.. kalau mau bikin tiruannya ya.. menggunakan tanah liat dibikin lingkarannya menggunakan..? 145. S1 : tali [sembari G mengambil tali] 146. G : tali..ya.. lingkaran piring.. seperti kalau mengukur lingkar.. kaleng ini..misal ini.. anggap saja ini piring ya.. [mengambil kaleng roti untuk peraga bagaimana cara mengukur lingkar piring] nah.. pinggirnya tepi piring ini.. itu kita ukur saja dengan tali.. [G memperagakan dan menjelaskan cara mengukur lingkar piring di tali dengan menggunakan media pengganti piring yaitu kaleng roti yang berbentuk lingkaran, S mengamati dan memperhatikan] 59.. selisih 1 centimeter ya mbak S1 ya.. sudah mulai ndlosor lagi ya.. udah capek pa..? 147. S2 : ngantuk 148. G : oo ngantuk ya.. diterangkan malah ngantuk ya.. nah itu.. jadi.. tadi selain untuk mengukur benda-benda meja, kursi, almari, bisa juga apa..? mengukur apa..? 149. S1 : panjang 150. G : panjang ap..? hm..? [S diam] selain ini..kan ada almari tadi ya.. meja.. kursi.. bisa juga untuk mengukur alat-alat rumah..tangga S : tangga [membarengi G] 152. G : bisa pula untuk mengukur badan apa lagi yang diukur..? tangannya.. panjang tangannya.. apa lagi tadi..? lebar punggungnya.. tinggi..? [S diam] tinggi apanya..? tinggi punggungnya waduh.. nggak nyantel.. nggak nyambung ini ya..wis jan ya.. latihan lagi aja.. diterangke kok ndak..nyantel ki piye horo.. nanti nek ditanya.. apa ini..? ini..nanti ditanyakan meteran bisa untuk mengukur apa saja..? sebutkan 5 macam.. horo.. pye..? bisa ndak.. apa saja yang bisa diukur dengan alat meteran ini.. ya.. jadi tidak hanya untuk mengukur.. tapi digunakan untuk ngukur apa saja.. ya.. ditulis.. meteran bisa digunakan untuk mengukur kemarin sudah ditulis belum..? [S diam] udah ya.. panjang, lebar, tinggi.. terus benda apa yang bisa diukur dengan meteran ini..? benda apa saja yang bisa diukur..? [bu G memukul-mukul kecil mejanya] apa ini..? 153. S1 : meja 154. G : oo.. meja.. tak kirain nggak bisa bunyi e..nha meja, apa lagi..? 155. S1 : kursi 156. G : kursi ya S4 : papan tulis [lirih] 158. G : papan tulis ha..apa lagi..? ayo S1 :kaleng G : ha? 161. S1 : kaleng 162. G : kaleng apa lagi..? [S1 menunjuk kesuatu benda] apa..? 163. S1 : yang itu lho G : ha..? oo..yang atas..? pigura photo.. bisa.. yak.. selain benda-beda yang ada di lingkungan kita juga..bisa mengukur apa..? apa mbak..? lemari.. terus apa lagi..? 165. S1 : rak buku 166. G : rak buku.. nah itu ya.. dan satuan bakunya apa..? 167. S : centimeter [lirih] 168. G : centi meter.. nantii jangan-jangan lupa satuannya nggak ditulis ya.. satuannya centimeter..alat yang digunakan apa..? 169. S1 : meteran [lirih] 170. G : meteran selain meteran apa lagi..? 171. S1 : penggaris 172. G : penggaris.. [G sambil menunjukkan penggaris] nah ini bu G punya gambar tapi alatnya belum bawa ya.. ada macam-macam alat ukur panjang itu tidak hanya.. [sambil membukabuka buku yang ada gambar yang dimaksud] meteran dan.. penggaris tapi ada juga ini.. bentar.. [masih mencari-cari, tak lama kemudian G menunjukkan macam-macam gambar alat ukur, dan S mengamati] nah ini ya.. ini contoh gambar macam-macam alat ukur.. alat ukur panjang, lebar, dan tinggi dengan satuan? dengan satuan apa tadi..? centimeter.. contohnya adalah 1.yang kita liat disini [menunjukkan buku yang ada gambarnya tersebut] penggaris.. [sembari menunjukkan penggris] yang kedua meteran ini.. [menunjukkan

164 146 meteran] kemudian berikutnya meteran, pernah tidak melihat meteran yang seperti ini.. [menunjukkan gambar yang dimaksud, sambil memperagakan] yang ditarik.. terus dilepas bisa masuk sendiri S1 : pernah 174. G : ya..itu juga sama saja namanya meteran.. terus pernah melihat alat ukur yang digulung panjang.. sekali seperti ini.. [menunjukkan yang dimaksud] 175. S1 : ya..liat 176. G : ya.. liat.. ini juga dinamakan meteran, meteran yang besar..biasanya buat ngukur apa ini S2 : tanah [lirih] 178. S1 : lapangan 179. G : tanah.. lapangan.. pinter ya.. nah kalau untuk mengukur tanah, lapangan pakai ini.. [menunjuk ke gambar] pernah melihat ya S1 : ya 181. G : ya hu um.. ini.. menggunakan nah kalau ini.. [menunjukkan gambar meteran tukang] ini biasanya digunakan oleh pak tukang.. jadi anak-anak sudah tau semua ya.. kalau anak-anak di sekolah menggunakan..? 182. S1 : penggris 183. G : penggaris.. dan meteran.. jadi alat ini digunakan masing-masing ya.. kalau penggaris dan meteran rata-rata digunakan oleh.. anak sekolah.. meteran yang besar sekali sama meteran yang ini.. [menunjuk gambar yang dimaksud] digunakan untuk tukang ya.. mengukur apa kalau tukang bangunan 184. S1 : kayu 185. G : kayu.. ya.. terus kalau meteran besar.. meteran yang besar ini biasanya digunakan untuk mengukur 186. S1 : lapangan 187. G : lapangan terus S1 : tanah 189. G : tanah ya.. nah biasanya yang menggunakan itu orang yang pekerjaannya mengukur.. tanah ya.. ini alat-alat yang bisa digunakan untuk mengukur dengan satuan baku..? [S diam] apa..? satuan baku apa..? [S diam] 190. S1 : centimeter [pelan] 191. G : centimeter.. dan 192. S2 : meter [lirih] 193. G : meter.. ya centimeter dan meter ya mbak.. S4.. nah ko dudukya seperti itu lagi [S4 membenarkan tempat posisi duduknya] satuan bakunya apa alat ukur ini? 194. S4 : meteran 195. G : meteran..? meteran itu alatnya.. satuan bakunya..? centimeter 196. S1 : centimeter dan..? 197. S1 : meter 198. G : meter ya.. bukan meteran.. kalau meteran itu alatnya.. satuan bakunya..? [S diam] satuannya adalah.. centimeter dan.. meter.. kalau panjang-panjang seperti ini bisa digunakan sampai meter gitu ya kenapa.. 1 meter = berapa centimeter.. masih ingat tidak..? [S diam] 1 meter =..? 199. S1 : G : 100 apa..? 201. S1 : centimeter [lirih] 202. G : 100 centimeter ya mbak S centimeter = berapa mbak S4..? [S4 diam] 100 centimeter =.. [S4 hanya senyum-senyum] 100 centimeter =..ini.. [G menuju papan tulis dan siap menuliskan] 100 centimeter = [menulis di papan tulis] 203. G : berapa..? 100 centi meter = Gbr III-6

165 S1 : satu 205. G : ha? Satu ap..? 206. S1 : meter 207. G : satu meter.. nha itu ya coba ini..ini bisa mengukur 1 meter.. [mengambil meteran] 1 meter saya tunjukkan ya.. perbedaanya.. kalau 1 centimeter itu segini.. hanya segini ya..? [menujukkan yang dimaksud, S memperhatikan] yang tengah aja.. ini.. tulisannya 6.. tapi nilainya hanya.. 1 centimeter, 1 kotak ini nilainya 1 centimeter ya.. paham ndak ini mbak S4.. hayo coba tunjukkan 1 centimeter seberapa..? [menuju ke meja S4 dan meminta S4 untuk menunjukkan yang dimaksud G tadi] tadi gojek sendiri nggak ngerti nanti mbak S1 coba.. berdua.. 1 centimeter itu sak.. seberapa to..? [S4 dan S1 menunjukkan yang dimaksud] pakai penggaris coba.. piro coba.. [S1 dan S4 melakukan perintah G] beda 1 centimeter dan 1 meter itu sepiro coba.. 1 centimeter seberapa coba..? tengah juga boleh 1 centi seberapa..? 208. S1 : ini [Menunjukkan hasilnya] 209. G : nah kalau 1 meter.. nanti.. coba mbak S4 sepiro horo gojek sendiri kok tadi horo [S4 menunjukkan] nah itu 1 apa..? 210. S4 : centimeter 211. G : 1 centimeter, sekarang kalau 1.. meter.. seberapa panjangnya 1 meter [S4 berpikir] 1meter = berapa..? [S1 diam] 1 meter = berapa..? hm.. berapa..? 212. S1 : G : 100 ap..? 214. S1 : centimeter [lirih] 215. G : nah sekarang tunjukkan 100 centimeter tu seberapa.. [S1 menunjukkan] sampai mana..? 216. S1 : ini 217. G : nah..bisa to ya makanya perhatikan nanti ndak nggak donk ya.. yang namanya 1 meter = 100 centimeter.. itu panjangnya sekian ini.. [menunjukkan dengan meteran, S mengamati] ini 1 ap tadi..? 218. S1 : 1 meter.. [lirih] 219. G : 1 meter..= berapa..? 220. S1 : 100 centimeter [lirih] 221. G : 100 centimeter.. sedangkan 1 centimeter itu seberapa..? ini 1 meter.. kalau 1 centimeter seberapa..? [S1 menunjukkannya] nah itu yang 1 centimeter.. jadi.. segini ini. 1 centimeter dibandingkan dengan 100 centimeter.. segini.. [menunjukkan yaang dimaksud] lain ya 1 centimeter dengan 1 meter jauh berbeda ya.. kalau 1 centimeter panjangnya sak jari.. [menunjukkan jarinya] tapi kalau 100 centimeter panjangnya sak.. gini ya.. [menunjukkan yang dimaksud] = 100 centimeter = S1 : G : 1? 224. S1 : meter 225. G : meter nah.. ini bisa digunakan untuk mengukur satuan.. meter.. [menunjukkan meterannya] nah satuan meter.. sekarang kalau untuk mengukur ruangan ini.. ruangan kelas ini.. bisa bermeter-meter ya.. kalau menggunakan ini.. kalau ruang kelas.. biasanya menggunakan ini.. [menunjukkan gambar yang dimaksud] yang panjang ini ya.. berapa meter.. diukur dari sana [memperagakan atau menunjukkan yang dimaksud] sampai sana.. misalnya ada 300 centimeter centimeter = berapa meter..? [S diam] he? Kalau centimeter.. [menunjuk di papan tulis] duduk kembali mbak S1.. [meminta S1 kembali ketempat duduknya..dan S1 kembali ke tempat duduknya] 100 centimeter = 1meter.. kalau disini ruangan ini ada 300 centimeter ini = berapa meter..? 226. S1 : G : hm..?..kalau ini misalnya.. ini angka berapa..? [menuliskan di papan tulis, S diam sejenak, S4 sibuk mainan meteran] 228. G : ini dibacanya bagaimana..? 500 centi meter Gbr III-7

166 S1 : 500 centimeter 230. G : 500 centimeter = berapa meter..? 231. S1 : 5 meter 232. G : nah..ini ada.. 3 meter yang ini ada 5 meter.. jadi paham ya.. kalau 1 centimeter dengan 100 centimeter itu beda jauh ya.. jadi jangan sampai terbalik, 100 centimeter = 1 meter, kalau 400 centimeter = 233. S4 : 4 [lirih] 234. G : 4 apa..? 235. S1 : meter 236. G : 4 meter.. nah sekarang kalau bu G balik [menulis di papan tulis] 2 meter = Gbr III G : 2 meter..=..berapa centimeter..? berapa mbak S4 ini mbak S4 belum nyantel ini.. kelihatan.. berapa ini..? lha sekarang duduknya menghadap kesitu kok.. terus nggak memperhatikan bu G.. e.. asik sendiri e ya nah..coba berapa ini mbak S4..2 meter = berapa centimeter mbak S S4 : G : 200 centimeter.. [sembari menulis di papan tulis] 2 meter = 200 centimeter Gbr III G : waa pinter.. ya.. kemudian lagi.. kalau disini 4 meter.. = berapa centimeter..? 241. S4 : 400 centimeter 242. G : nah..bisa menulisnya? coba maju yo [S4 maju menuiskannya di papan tulis] nah ini bu G singkat ya.. satuannya biar gampang meter dan centimeter sudah paham..? nah.. sekarang latihan lagi penak to..? lota-latian ya.. coba.. bedakanlah antara meter dengan centimeter.. saya hapus ya.. sudah paham ini ya.. nah coba kalau paham.. [G menghapus tulisannya di papan tulis dan menuliskan soal latihan baru di papan tulis lagi..lalu S mengerjakan hingga bel tanda istirahat dan pelajaran metematika usai]. Pertemuan IV 2 Agustus [G menjelaskan materi tentang mentafsir panjang, lebar, atau tinggi suatu benda] 2. G : terus nanti kalau sudah bisa mengira-ira nanti terus diukur yang sebenarnya dengan penggaris, coba sekarang ya..kira-kira panjang penghapus ini berapa centimeter [menunjukkan penghapus papan tulis yang dimaksud] coba saya tunjukkan disini ya.. [menunjuk papan tulis] tentang apa..kira-kira apa saja yang diperkirakan panjangnya.. mengukur kira-kira panjang ya..dengan satuan yang sesuai ya..dengan me naksir ya..kirakira jadi mengira-ira, menaksir atau mengira-ira paham tidak mengira-ira itu? Paham tidak maksudnya, mengira-ira atau me..naksir..ditaksir itu kiro-kiro panjange piro to..nek semene ki? [melihat ke benda yang akan ditaksir yaitu penghapus papan tulis] nah..panjang penghapus ini kira-kira pirang centi ya..kira-kira berapa centi ya.. [memperlihatkan ke S yang dimaksud, dan S1 segera beranjak maju untuk mengukurnya, tapi G mengingatkan] ngukurnya nanti,,kan hanya diperkirakan dulu..ha [S1 lalu mundur ke tempat duduknya] jadi kira-kira..oo..panjang ini kira-kira 50 centimeter.. misalnya.. kalau ini kira-kira berapa coba..? [menunjukkan yaang dimaksud] 3. S2 : G : oo..15 coba..ha..mas S2 memperkirakan panjang ha ini.. [menulis di papan tulis]

167 149 Menaksir panjang benda dengan satuan baku centimeter Gbr IV-1 5. G : menaksir panjang benda..dengan satuan baku centimeter ya..misalnya no 1 ya..ha..ini S2 memperkirakan panjang penghapus ini berapa centi..15..ha.. [menulis di papan tulis] Panjang penghapus 15 centimeter Gbr IV-2 6. G : panjang penghapus 15.. nah untuk membuktikan ini coba diukur dengan penggaris..kirakiranya benar tidak.. [S2 lalu mengukur pengahpus itu dengan penggaris] setelah diukur kirakira kemudian diukur panjang yang sebenarnya.. coba.. bagaimna cara menggunakan penggaris untuk mengukur panjang benda.. dimulai dari.. yang ini coba perhatikan..ya.. [S2 masih mengukur] bagaimana.. samakah dengan hasil taksiranmu..? nha.. perhatikan..ha.. [membaca buku] ya..coba ini mbak S1 mbak S4..ha.. jangan menulis dulu perhatikan dulu disini..nulisnya nanti..ndak nanti nggak bisa..perhatikan dulu ya..jadi kalau mentaksir..ya..itu mengira-ira itu kita menggunakan perkiraan saja nggak usah di..apa..membuktikannya nanti ya..ha..ini sudah paham belum dengan cara mengira-ira panjangya..ini..s2 memperkirakan panjang penghapus ini kira-kira tadi berapa..? 7. S2 : 15 [lirih] 8. G : 15 centimeter.. kemudian diukur yang sebenarnya berapa..? nah setelah kira-kira oo..ini tak perkirakan ini panjangnya 15 centimeter..gitu ya mbak S4, mbak S1, S2, kemudian kita ukur yang bendanya.. berapa tadi S2 mengukur yang sebebnarnya dengan menggunakan penggaris..? 9. S2 : 13 [lirh] 10. G : 13 centimater..coba ya.. [G mengecek ukurannya dengan penggaris] kok lebih ya..mendekati 14 ini.. 14 centimeter ya.. [lalu S2 juga ikut mengecek] ya..berapa..? [S2 masih mengukur2] 11. S2 : G : 14..nha ini..berarti perkiraannya S2 ini mendekati benar ya..ha..mendekati yang sebenarnya ya..jadi panjang pengapus yang sebenarnya.. [sembari menulis di papan tulis, S memperhatikan] ini setelah diukur dengan penggaris ternyata..panjang penghapus sebenarnya..adalah berapa..? berapa mas S2..? 13. S2 : 13 [lirih] 14. G : 13 po 14..? ha..? 15. S2 : 14 [lirih] 16. G : ha..ini berarti perkiraan S2 itu sudah..hampir sama ya..ha..mendekati tepat ya..karena hanya selisih 1 centimeter..ini hanya menggunakan kira-kira..ya..nah sekarang coba..mbak S1..panjang pensil mbak S1 kira-kira berapa centi jangan digunakan, jangan menggunakan penggaris dulu.. menaksir dulu.. ditaksir dulu..kira-kira.. [menuju ke meja S1 dan mengambil lalu memperlihatkannya ke S1] kalau menurut mbak S1..berapa..? karena kemarin sudah menggunakan meteran.. menggunakan penggaris.. oo.. kalau sekian ini 15 centi.. oo sekian.. kemarin 25.. nah sekarang menggunakan perkiraan kira-kira berapa..? [menunjukkan pensil, S1 mengamati] centimeter pensilnya mbak S1 ini..? [S1 berpikir sejenak ] 17. S1 : 16 [lirih] 18. G : hm..? berapa..? 16 centi.. coba ya.. [menuju papan tulis dan menulis di papan tulis] no. 2 panjang pensil mbak S1.. kira-kira.. kalau terlalu jauh selishnya.. [sembari menulis di papan tulis] Panjang pensil S1 kira-kira 16 centi meter Panjang sebenarnya setelah diukur dengan menggunakan penggaris Gbr IV-3

168 G : berarti perkirannya kurang tepat ya.. [S lain mengamati] nah..sekarang buktikan dengan menggunakan penggaris, panjang pensil sebenarnya..setelah diukur ini ya.. anak-anak yang ini tidak usah ditulis, tetapi panjang sebenarnya setelah diukur dengan menggunakan penggaris begitu ya. [sembari menulis di papan tulis (gbr IV-3)] berapa mbak..? coba sekarang dibuktikan dengan penggaris panjang pensil sebenarnya..berapa..? bisa tidak.. cara mengukurnya masih ingat tidak.. [S1 mengukur, G mengamatinya] berapa..? hm..? [S1 masih mengukur] berapa..? coba..? 20. S1 : oo G : coba.. [G mengecek ukurannya] ini berapa ini..? 22. S1 : G : nha 17 centimeter.. [menuju ke papan tulis untuk menuliskan jawabannya] Panjang pensil S1 kira-kira 16 centi meter Panjang sebenarnya setelah diukur dengan menggunakan penggaris 17 centimeter Gbr IV G : ha.. ini perkirannya sudah.. sudah mendekati.. betul.. mendekati tepat ya.. selisih 1 centimeter.. mendekati tepat.. coba sekarang mbak S4.. panjang tempat pensil mbak S4 berapa..? [menuju ke meja S4] kira-kira jangan menggunakan penggaris dulu.. kira-kira berapa.. kalau sekian.. ini.. berapa temannya boleh membantu.. kalau panjangnya ini kira-kira berapa ya..? berapa.. centimeter.. tempat pensilnya mbak S4? [menunjukkan yang dimaksud] berapa mbak S4 memperkirakan ini S4 : G : berapa..? 15..coba ya..ha..[g menuliskannya yang dimaksud] Panjang tempat pensil S4 kira-kira 15 centi meter Panjang sebenarnya setelah diukur dengan menggunakan penggaris Gbr IV G : sekarang dicoba diukur yang sebenarnya.. [G sembari menuliskan yang tadi] berapa..? sudah di catat coba.. bagamaina cara mengukur yang sebenarnya.. [menghampiri S4 di mejanya..s4 mengukur, G mengamati] berapa itu..? 28. S4 : 20 [G mengeceknya] 29. G : 20 centimeter.. nha.. coba perhatikan 20 centimeter.. ini yang sebenarnya.. selisihnya berapa itu dengan yang sebenarnya..ha..? mbak S1.. lha mbak S1.. kalau nggak dituungguin.. leyeh-leyeh.. gitu.. ha.. coba perhatikan..perkiraan mbak S4 15 centimeter sedangkan panjang yang sebenarnya berapa disitu..? berapa mbak S1..? hayo..panjang yang sebenarnya berapa..? 30. S1 : G : 20 centimeter selisihnya berapa itu..? 32. S4 : dikit [lirih] 33. G : dikit berapa selisihnya 20 dengan 15 selisihnya berapa..? [S diam] 15 dengan 20 ha..banyak yang mana? 34. S1 : G : banyak yang 20, selisihnya berapa..? [S diam] tau tidak selisihnya berapa..? [S diam] sudah tau banyak yang 20.. selisihnyaa berapa tadi S2..? 36. S2 : 5 [lirih] 37. G : 5 centimeter.. ini selisihnya terlalu banyaak ya.. [menunjukkan yang dimaksud] selisih panjang..ha..ini S4 : 19 bu.. [secara tiba-tiba] 39. G : hm? 19 apa S1 : G : ya.. 19 pun juga masih terlalu banyak ya.ee..apa selisihnya..kalau selisih perkiraan dengan yang sebenarnya banyak itu yang dinamakan kurang tepat perkiraannya.. tidak kurang tapi tidak tepat..nah ya..jadi kalau memperkirakan kalau hanya selisih 1 centimeter

169 151 mendekati tepat..tapi kalau selisihnya terlalu banyak sampai 5 centi ini.. tidak tepat.. ya mbak S4 ya.. ha.. nanti kalau mengira-ira nanti ruginya banyak kalau di ininya banyak ya.. nah..itu bagaimana cara kita memperkirakan atau mentafsirkan benda, panjang benda dengan satuan yang ee.. sebenarnya.. ya.. coba sekarang latihan ya.. coba kamu.. perkirakan.. ditulis disitu.. ini perlu ditulis tidak..ini contohnya..? [menunjukkan tulisan yang di papan tulis(gbr IV- 1,2,3)] ditulisnya nanti ya..sekarang latihan dulu no 1. Coba.. coba perkirakan panjang..panjang bukumu masing-masing ya..panjang buku saya kira-kira coba saya dikte bisa nggak.. [menuju ke meja S4 untuk mendiktenya] kemarin sudah diberitahu ya..panjang tu yang mana, lebar yang mana..sudah ya..panjang buku saya kira-kira..jangan diukur dulu lho ya.. dikira-kira dulu.. kalau kira-kira itu jangan diukur dulu..kira-kira berapa itu.. panjangnya yang mana hm..? harus diingat-ingat ya.. kalau panjang itu yang diukur yang mana..? masih ingat tidak.. hm..? 42. S2 : G : 20 apanya..? nah.. lebarnya apa panjangnya..nah ditulis yuk..panjang buku saya kirakira.. sudah belum mbak S4.. sudah belum ya..didikte ya..sudah belum mbak S1.. panjangnya kira-kira berapa..? jangan diukur dulu ya.. ngukurnya nanti setelah [G menghampiri meja S1 untuk mengecek dan mengoreksi atau memberitahu cara menuliskannya, yang lain juga masih mengerjakan] sudah.. kira-kira berapa panjangnya..? kira-kira ya.. panjang buku saya kira-kira.. [G sembari berkeliling, G ada dimeja S2 mengecek dan mengoreksi jika ada yang salah] hoho.. kira-kira berapa.. berapanya itu bu G yang tanya e..ko ditulis berapanya..[masih di meja S2, dan S2 mengerjakan dengan diamati G, dan diberitahu G bagaimana cara menuliskannyaa] kalau sebenarnya diukur dengan alat sebenarnya.. nha.. coba sekarang diukur dengan penggaris.. kalau mbak S4 sudah bisakah menulis.. [G menghampiri meja S4 dan membantunya dalam menuliskannya karena hanya dia yang kurang bisa menulis dengan baik, G menuntunnya pelan-pelan, S4 menulis] sudah mbak S1 panjang yang sebenarnya berapa..? 44. S1 : G : 21 perkiraanya berapa..? tadi..? 46. S1 : G : 20.. nah itu sudah mendekati ya.. 20 centimeter berarti sudah mendekati tepat.. kemudian coba.. sekarang yang no.2 [soal untuk S1] no. 2 apa ya.. [G mencari-cari, yang lain masih mengerjakan] ha.. S2 pensil ya.. tadi pensil sudah punyanya mbak S1.. pulpennya mbak S1 saja..kalau punyanya mbak S1.. panjang pulpen atau bolpoint kira-kira.. nha.. kalau punyanya mas S2 panjang pensil saya kira-kira..begitu no.2.. [G memberi soal untuk S2 juga.. S4 masih berusaha menulis dan mengerjakan soal yang no 1 tadi didampingi G berada didepan mejanya] bsk kalau istirahat belajar membaca dan menulis sama bu G..ya.. [sembari mengajari S4 G juga bertanya pada S1 tentang soal yang dikerjakannya sudah selesai apa belum, begitu juga dengan S2] S2..? [S2 belum mengukurnya] lho nggak usah ditunggu bu G kalau sudah tau harus dilakukan mengukur sebenarnya langsung diukur.. nha.. panjang pensil saya sebenarnya adalah gitu.. [S2 lalu mengukur seperti yang diperintahkan G tadi, S4 meminjam penggaris ke S1] ini mbak S4 tidak membawa penggaris sendiri? 48. S4 : ketinggalan [lirih] 49. G : ketinggalan di rumah nanti ora tak kasihke semua lho..nanti..tak tinggal disekolah semua nanti..nggak usah dibagikan ke mbak S4 ya..? udah dibagi semua lho satu-satu kok setiap hari masih pinjam terus ini nha.. kalau pinjam kan ndadak tunggu temennya to..? [S4 lalu mengukur yang ada disoalnya] bagaimana cara mengukur yang benar mbak S4 sudah pas.kah..sudah tepat belum..? jangan dilihat yang bawah dulu sebelum yang atas betul..sebelum yang diukur tepat jangan dilihat yang lainnya dulu..tapi..di..coba..lah di paskan dulu cara mengukurnya.. dari angka berapa dulu diluruskan yang benar mbak S4 sampingnya bagaimana cara mengukur yang sebenarnya..[s4 masih mengukur] lupa lagi ya..? sekarang dilihat angkanya dulu..lihat cara mengukur yang tepat dulu.. kalau sudah betul cara mengukur yang tepat baru dilihat hasilnya..berapa panjangnya yang sebenarnya.. [G masih mendampingi S4 di mejanya] nha.. kalau seperti ini tepat.. baru dilihat.. ini.. yang pertama kali diperhatikan ini ya [menunjukkan ke S4 yang dimaksud] ini baru..angka 0 ini

170 152 harus lurus dulu dengan..benda yang akan diukur.. setelah ini tepat lurus baru dilihat hasilnya berapakah panjang sebenarnya disitu mbak S4..? 50. S4 : 25 [lirih] 51. G : berapa..? 52. S4 : 25 [lirih] 53. G : 25 nha..ditulis disini [meminta S4 untuk menuliskan hasilnya di papan tulis] panjang buku saya sebenarnyaa [G sembari mengajari S4 menulis,s4 menuliskan hasilnya di bukunya] sudah mbak S1 no. 3 ya.. [mengamati ke S1 lalu mendampingi S4 lagi..lalu tak lama G beralih ke S2 untuk soal yang no. 4] soal no.4 sama ya..dikira-kira dulu lalu diukur panjang yang sebenarnya..boleh cari yang lain kira-kira, tidak usah bu G yang menyebutkan coba.. coba S2 yang menyebutkan memperkirakan apa misalnya..? [S2 mengambil tempat pensil] boleh apa itu..? 54. S2 : tempat pensil [lirih] 55. G : tempat pensil tadi sudah kan panjangnya.. [G memperlihatkan tempat pensil S4 ke S2] nah iya.. tadi disitu [menunjuk ke papan tulis] nanti panjangnya sama S1 : hei.. [G menoleh ke S1, S1 menunjukkan selembar kain] 57. G : apa itu 58. S1 : kain 59. G : kain boleh.. kain.. kainnya mbak S1.. apa mas S2.. coba..cari yang lain.. yang ada disekitar S2.. apa misalnya [S2 menunjukkan ke G tempat kapur yang ada dimeja G] apa itu..? 60. S2 : tempat kapur [lirih] 61. G : tempat kapur.. mau diukur apanya..? [S2 menunjukkan yang akan diukur dari kotak kapur tersebut] apanya ituu..? 62. S2 : lebar [lirih] 63. G : lebarnya boleh.. pinter.. ya.. [S2 lalu mengerjakan, begitu juga dengan S1] no berapa sekarang..? 64. S2 : 4 [lirih] 65. G : 4.. nha.. yok.. [sembari beralih ke S4 lagi untuk mengajarinya menulis dan membaca yang berkaitan dengan soal yang ia kerjakan tadi. Lalu tak lama S2 selesai mengerjakan soalnya lalu G mengoreksinya dengan menanyai S2] lebar sebenarnya berapa? 66. S2 : 13 [lirih] 67. G : 13.. terus perkiraannya S2 berapa..? 68. S2 : 11 [pelan] 69. G : 11..? iya..? [S2 mengangguk] yo.. selisih 2 centi masih bisa ya.. [G beralih ke S4 lagi, masih sama mengajarinya menulis dan membaca dalam menuliskan jawaban soal yang S4 kerjakan tadi. Tak lama G menuju meja S1 untuk mengoreksi jawaban S1, dan mencocokkannya dengan mengajak S1 untuk mengukurnya bersama-sama, serta membenarkan jika ada jawaban yang salah, serta memuji S1 jika jawaban dia benar sebagai motivasi untuk S1] ini mbak S4 gimana..? sudah diukur belum? [S4 yang tadi ikut mengamati S1 sembari mengukur pensilnya lalu diingatkan G untuk mengerjakan soal latiannya] nha duh.. ngukur pensilnya gimana.. [S4 masih mengukurnya, G mengamati dan mengajarinya lagi] terus no. 5 mbak mencari sendiri [G sembari berjalan menuju ke meja S2 untuk mengoreksi pekerjaan S2] 71. G : soalnya sampai 5 ya.. [G sampai dimeja S2 lalu mengoreksi pekerjaan S2 serta melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya ke S1 tadi] ya..carilah 1 lagi untuk diukur.. benda apa yang dilingkunganmu yang kamu ukur dengan perkiraan boleh apa saja.. coba.. tadi tempat kapur sudah, tempat pensil sudah, pensil sudah, buku sudah, setip sudah.. coba apa lagi.. sekarang..? carilah disekitar kamu apa.. boleh ini tempat bukunya bu G [G mengambil map bukunya dan memperlihatkan ke S] boleh.. panjangnya kira-kira berapa ini.. atau lebarnya.. kalau kesulitan panjangnya ya.. karena panjangnya lebih dari 30 centimeter.. boleh lebar.. nha.. lebar tempat buku bu G boleh.. bagaimana mbak S4 sudah bisa mengukur pensilnya belum..? [S4 dari tadi masih sibuk mengukur pensilnya dan belum selesai2] 72. S4 : belum

171 G : oo.. belum.. diletakkan saja di meja.. kemudian kamu ukur.. [S4 lalu melakukan apa yang dikatakan G tadi, G mengamati] nah.. berapa itu..? 74. S4 : G : 8 yo.. tulis 8 ap..? 76. S4 : centimeter [pelan] 77. G : centimeter, sementara perkiraan mbak S4 berapa ini..? [S4 menuliskannya. S1 dan S2 masih mengerjakan soalnya mereka tadi] 5 centimeter 78. [tak lama kemudian G memberi soal latihan lagi ke S4, dan masih sama G masih selalu mengajari S4 menulis dan membaca untuk menuliskan soalnya dan jawabannya nanti, kemudian tak lama setelah itu G beralih ke meja S1, ia mencoba mengukur panjang jam tangannya, G menghampirinya serta mengamatinya dan ikut mengukurnya] 79. G : oo..yang ini.. lebar.. kalau itu apa..? ko panjang..? [melihat yang ditulis S1] nha S1 harus bisa membedakan panjang dan lebar, panjang yang mana lebarnya yang mana.. [S1 sembari mebetulkan tulisannya] kalau panjang otomatis yang mana kalau panjang ngukurnya..? [S1 sambil menunjuk ke jam tangannya] 80. S1 : ini 81. G : iya.. [mengamati yang ditulis S1, dan S1 masih menulis yang dikerjakannya tadi, S4 juga malah ikut mengamati S1. G juga mengingatkan lagi ke S1 tentang mana panjang, mana lebar dengan mengajak S1 berpartisipasi, lalu G juga mengoreksi pekerjaan S1, dan melakukan sama seperti yang G lakukan saat mengoreksi pekerjaan S1 tadi] ya.. sudah bisa ya.. jadi anak-anak untuk memperkirakan suatu panjang atau lebarnya.. sudah paham ya.. kecuali mbak S4 kurang pas ya.. masih jauh.. mbak S4 masih perlu belajar.. tapi caranya sudah bisa ya..? sudah bisa apa belum..? [S4 mengangguk] bener.. yang kurang paham yang mana..? [S4 melihat ke bukunya] mengira-ira, memperkirakan bahasa jawane ngiro-iro, ntar kalau nggak ada meteran ya.. misalnya nggak ada penggaris, nggak ada meteran.. nah.. terus mau mengukur sepatu misalnya.. iki kiro-kiro dawane sepiro yo sepatuku, ya.. kira-kira berapa ya panjangnya..? oo.. sekian ini kira-kira 7 centi misalnya.. nha.. lha terus nanti kalau pas ada penggaris sebenarnya diukur dengan penggaris atau meteran ini misalnya ya.. sudah betul atau belum perkiraannya gitu ya..ha.. [G melihat-lihat buku pegangannya] nah coba ditulis dulu ini.. [meminta S untuk menulis atau mencatat yang ada di papan tulis tadi] ya.. setelah itu nanti di ganti ya.. perlu ditulis dulu tidak..? kalau tidak perlu tidak apa-apa tidak perlu ditulis, karena anak-anak sudah menulis disitu [menunjuk ke buku S2] latihannya ya.. nah.. perlu ditulis tidak..? [S4 menggeleng] tidak.. kalau tidak dihapus dulu.. untuk nulis lagi.. [sembari G membaca buku pegangannya, sepertinya akan memberi soal latihan lagi atau penjelasan lagi] 82. G : anak-anak sekarang mencoba untuk mengukur benda apa saja ya, boleh anak-anak keluar dari kelas tetapi nanti kembali lagi ya.. boleh mengukur yang ada dilingkungan kelas misalnya boleh mengukur itu..apa itu namanya.. [G menunjuk suatu benda yang terletak didekat pintu kelas] alat bantu pembelajaran yang berbentuk kotak itu [menunjuk yang dimaksud] boleh diukur panjangnya, bisa diukur lebarnya ya.. misalnya mesin jahit.. lebarnya.. berapa.. boleh diukur boleh ya.. [sembari G menuju papan tulis] tapi ini.. bu G mau membuat tabel ya nomer coba.. anak-anak mengukur benda dengan menafsir [sembari menulis di papan tulis] bu G menggaris di papan tulis menggunakan apa ini..? 83. S1 : penggaris 84. G : penggaris ya.. hehe, penggaris yang panjang belum datang.e ya.. [S1 melihat penggaris panjang untuk papan tulis yang terletak didekat mesin jahit] 85. S1 : lha itu ada 86. G : ha? [G mencari yang dimaksud S1] oo iya.. [S1 mengambilkannya untuk bu G] siip pinter ya mbak S1 ya.. oo iya.. ada penggaris panjang kok nggak di gunakan, nah anak-anak ini juga ada contoh penggaris yang panjang ya.. nah ini ini ditulis hanya setiap 5 centimeter, kelipatan dari pada 5 centimeter di sini tertulisnya ya.. [menunjukkan penggaris tersebut ke S] dari 0 smpe 5, habis 5 kelipatan 5 berapa S2..? [S2 mencoba melihat tulisan angka yang ada di penggaris itu] kelipatannya 5 berapa..? 87. S2 : G : 10, kelipatan setelah 10 dari kelipatan 5 berapa..? ha? [S2 diam], kelipatan 5 lho..

172 S2 : G : , 10, 15 ya mbak S1, mbak S4, kemudian 20, ha ini namanyaa kelipatan 5, ukuran kelipatan 5, kalau ditulis dengan angka ini 0, bru ini 1, 2, 3, 4 disini letaknya ya.. [G menunjukkan yang dimaksud] 1 centi, 2 centi, 3 centi, 4 centi, 5 centi, 6 centi, 7 centi, 8 cnti, 9 centi..? 91. S2 : 10 [lirih] 92. G : ya mbak S1.. tidak memperhatikan nanti tidak tau lho berapa panjang penggarisnya ini.. [sembari G mengecek buku S4 yang halaman untuk menulisnya di lompat-lompat, begitu juga S1 diminta untuk mengeceknya dan jangan di lompat-lompat karena boros buku. Lalu G menuliskan atau membuat tabel untuk soal latihannya..dan S mengamati] 93. S4 : istirahat bu.. haduh mbak S4 selak..selak jajan opo kuwi [tetap melanjutkan menulis di papan tulis, S1 menulis-nulis dibukunya entah mencatat tabelnya tersebut atau hanya menulis-nulis yang lain, sedang S4 asik dengan dengan dirinya sendiri, dan S2 mengamati yang dibuat G tapi belum mencatatnya] tafsiran tadi sama dengan kira-kira tadi ya.. kirakiranya berapa..? terus ini hasil.. [menulis yang dimaksud] pengukuran dengan penggaris. Nah coba.. sambil belajar menggunakan penggaris membuat format.. tabel.. pengukuran panjang benda.. ini nomor [menunjuk yang dimaksud] no. 1 misalnya.. lebar mesin jahit.. [sembari menuliskannya di papan tulis] ini nomor 1 ya misalnya lebar mesin jahit. No. Benda yang diukur dan ditafsir panjangnya 1. Lebar mesin jahit Hasil Tafsiran Pengukuran dengan penggaris Gbr IV S1 : kira-kira nggak bu..? 95. G : ha..? ini contoh 1 dulu ya.. [sembari masih menulis di papan tulis] di perhatikan contohnya dulu abis itu boleh istirahat [melanjutkan menulis di papan tulis lagi] 96. S1 : boleh pakai meteran? 97. G : ha kenapa? [sembari tetap menulis di papan tulis] 98. S1 : boleh pakai meteran 99. G : boleh.. [tetap menulis di papan tulis] tapi kalau pakai meteran nanti di kembalikan di tempatnya.. [melanjutkan menulis lagi] kira-kira berapa misalnya? [mulai membahas contoh soal no.1 tadi] S2, mbak S1, mbak S4 coba dilihat dulu saja 100. S1 : bu aku boleh ngerjain di rumah? 101. G : lebar mesin jahit itu kira-kira berapa ya..? [S melihat ke arah mesin jahit yang ada dibelakang kelas mereka] nah kira-kiranya kamu kerjakan disini.. [menujukkan yaang dimaksud] nah misalnya itu mesin jahit itu lebarnya kira-kira berapa..? kamu tulis disini.. dengan satuan apa tadi..? 102. S1 : baku 103. G : hm..? dengan satuan..? 104. S1 : centimeter 105. G : centimeter.. nah setelah ditulis tafsirannya kemudian anak-anak mengukur yang sebenarnya... diukur lebarnya.. setelah diukur yang sebenarnya kemudian ditulis dibagian.. pengukuran dengan menggunakan penggaris atau meteran boleh nggih [S memperhatikan] nah sudah paham belum bagaimana caranya..? humm..? kamu mau mengukur apa mbak S1..? hm..? 106. S1 : mesin jahit 107. G : nggak harus mesin jahit boleh diukur apa saja, boleh memperkirakan benda-benda yang ada dilingkungan sekolah boleh..ya..nanti kalau pas turun..kamu liat apa..boleh di ukur, di perkirakan terus nanti diukur dengan ukuran yang sebenarnya.. ya.. jadi ini hanya contoh..

173 155 anak-anak disuruh apa..? untuk mencari benda untuk diukur baik dengan tafsiran maupun dengan alat bantu..apa mbak S1..? horo S1 : penggaris 109. G : didengarkan dulu perintahnya to ya.. nanti kalau istirahat boleh atau pas masuk boleh nanti turun ke bawah.. memperkirakan panjang benda.. ditulis disini apa yang kamu perkirakan tadi..ya.. [menunjukkan yang dimaksud] kemudian tafsirannya kamu tulis disini mbak S1 kemudian diukur panjang sebenarnya.. ya.. sudah.. donk.. ya..selak istirahat wes..ya..istirahat dulu [tak lama istirahat usai S masuk tapi S belum ada yang mengerjakan soal yang diperintahkan G tadi, mereka baru mulai mengerjakan saat berada di dalam kelas, S1 yang sudah mulai aktif, bertanya-tanya pada G, sembari mengerjakan latihannya..g mengamati dan mengoreksinya. Saat pekerjaan S1 dikoreksi S1 juga mengukur-ukur yang lainnya, S lain ada yang mengamati S1 dan ada yang sibuk mengerjakan kerjaannya sndiri, setelah pekerjaan S1 dikoreksi, ia lalu mencari-cari benda yang akan diukur lagi, ia berjalan-jalan di kelas mencari-cari suatu benda yang akan diukur tersebut, tapi akhirnya ia kembali ke tempat duduknya lagi dan menulis-nulis dibukunya, tak lama kemudian bel tanda istirahat kedua dan pelajaran usai pun berbunyi] 111. G : PR dikerjakan di rumah, kamu tulis dulu apa yang akan kamu ukur.. [S mendengarkan perintah G] tetapi sebelum kamu ukur kamu harus mengisi tafsirannya dulu.. ya..nanti tafsirannya kamu tulis, baru nanti setelah ditafsir baru kamu ukur yang sebenarnya..ya..paham betul belum..? sudah paham betul belum perintahnya bu G tadi.. suruh ap..? [bertanya pada S2, S2 diam] suruh apa mbak S4..? mbak S1..? 112. S1 : PR 113. G : PR di rumah..nha PRnya apa..? PRnya apa mbak..? 114. S4 : ngukur [pelan] 115. G : ukuran piye..? ngukur yang gimana mbak..? S2..? piye..? 116. S1 : ini.. [menunjuk tabel yang ditulis G di papan tulis] 117. G : di suruh mengukur benda-bemda yang ada di rumah dengan satuan centimeter, tetapi ditafsir dulu sebelum diukur yang sebenarnya ditafsir dulu kira-kira berapa..? seperti contoh tadi bu G oo.. ini sikat gigi ini kira-kira panjangnya.. misalnya 10 centi, tulis ini sikat gigi tafsiran 10 centimeter.. [menunjuk ke tabel yang ada dipapan tulis] baru diukur.. [S sibuk sendiri] oo lha nek nggak ada yang perhatikan sesuk nek salah aku wegah lho.. hmm.. hayoo.. disuruh apa hayoo..? 118. S1 : sabun boleh..? 119. G : hm..? 120. S1 : sabun 121. G : sabun boleh..apa lagi..? yang ada di rumah S1 : lemari G : hm..? 124. S1 : lemari 125. G : lemari boleh..apa lagi..? 126. S1 : kulkas 127. G : kulkas boleh tapi nanti ngeceknya disekolah susah ya, kemudian pisau boleh..ya S4 : piano bu..? 129. G : hm..? apa..? 130. S4 : piano [lirih] 131. G : piano..aduh disekolah nggak ada piano e, adanya keyboard nanti bu G ngukurnya keyboard, piano apa keyaboard? piano yang diinjak itu..? [memperagakannya]ho o..? keyaboard apa piano..? 132. S4 : keyaboard [lirh] 133. G : keyaboard..nah..boleh.. gitar boleh.. [sembari berjalan ke papan tulis, G menjelaskan perintah untuk PRnya sekali lagi..s memperhatikan] anak-anak tentunya punya penggaris ya di rumah ya..tidak pinjam..sudah dikasih beberapa kali dari sekolah..ya to..tapi punya S2..patah..patah 1 masih ada yang lainnya tidak..? [S2 diam] hm..? masih ada yang lain tidak..? punyanya adik ada..?

174 S2 : nggak punya adik G : kakak ada..? 136. S2 : ada [lirih] 137. G : nah..nanti pinjem punya kakak ya..nah..mbak S4 ini juga banyak penggarisnya.. hanya nggak pernah dibawa ya..hmm..jadi untuk PR itu..apa PRnya..? sekali lagi diminta apa sama bu G..? 138. S1 : mengukur 139. G : mengukur..dengan tafsiran dan mengukur yang sebenarnya dengan menggunakan penggaris..jangan lupa satuannya apa..? [S diam] satuannya apa..? 140. S1 : centimeter 141. G : centimeter.. ya.. sudah sekarang.. [G melihat jam] setengah 12 yo S1 : G mau rapat G : ho o mau rapat.. [karena G2 akan ada rapat maka S dipulangkan lebih awal, pelajaran matematika hari itu pun usai, dilanjutkan pada pertemuan berikutnya] Pertemuan V 3 Agustus G : Untuk kali ini bu G akan mencoba memberikan latihan ulangan pada anak-anak tentang alat ukur dan cara mengukur dengan satuan baku yaitu opo..? ukuran apa..? 2. S2 : centimeter [lirih] 3. G : centimeter untuk mengukur apa..? lebar..terus..? 4. S2 : tinggi [pelan] 5. G : tinggi, panjang ya..coba ni..ulangan yang pertama ya.. 6. S1 : ak bwa ini bu.. [S1 menunjukkan meteran] 7. G : boleh nanti yang nggak bawa meteran bisa pinjem sekolahan ya.. [G sembari menyaiapkan soal latihan ulangannya] siapa yang di rumah belajar tadi malam..? 8. S1 : aku [sambil mengangkat tangannya] 9. G : yang dua belajar tidak..? [S4 dan S3 yang dimaksud G] ha ini mbak S3 ini nanti ya.. tapi mudah-mudahan sudah bisa memahami soal ini ya.. [sembari masih menyiapkan soalnya] kalau anak-anak belajar tentunya bagaimana dan apa alat ukur itu [S menyiapkan alat tulisnya masing-masing, G membagikan soal latihan ulangannya dan memberi tahu di mana menuliskan nama mereka masing-masing] masih ingat to..? apa yang kemarin diajarkan bu G.. masih ingat tidak..? siapa yang kemarin tidak belajar..? [S sibuk membaca-baca soal latihan ulangannya dan menuliskan namanya disitu] tadi ada yang belajar.. to.. sekarang siapa yang tidak belajar..? mbak S4 belajar tidak..? 10. [S4 menggeleng] 11. G : kenapa tidak belajar..? 12. S4 : masak bu.. [lirih] 13. G : ha..? masa seharian semalam masak terus..? ya..nggak to ha sekarang terus alasannya masak.. besok kalau nggak mau belajar, belajar disekolahan sampai sore lho malahan lho ya.. sama bu G ya.. mw..? ha..? 14. [S4 hanyaa senyum-senyum] 15. G : ko setiap hari tidak pernah belajar terus nanti gimana.. bisanya, kalau nggak pernah belajar.. mbak S3 belajar tidak..? 16. S3 : belajar[lirih] 17. G : hm.. nama sudah ditulis.. terus dikerjakan jangan cuma dianu saja [S mengerjakan soalnya] isilah titik-titik dibawah ini dengan benar.. [membacakan soalnya] ini sama di buku.. alat ukur yang digunakan untuk panjang buku tulis disebut apa..? kalau kamu mengunakan eee mengukur oanjang buku apa yang kamu gunakan.. [S diam] yang untuk ngukur buku itu..? 18. S4 : penggaris 19. G : ha..?

175 S4 : penggaris 21. G : iya..ditulis kalau tau langsung ditulis.. jadi nggak usah menjawab tapi langsung ditulis ya.. bu G hanya membacakan saja.. [S masih mengerjakan soalnya] alatnya ya.. ini yang dikatakan alatnya.. [G mengamati, G berjalan ke arah meja S4 dan mengamati pekerjaan S4] nha.. S4 nggak mau belajar terus gimana bisa menulisnya..hayo.. [beralih ke meja S3] bijine separo.. bisa menyebutkan tapi nggak bisa menulisnya ya.. [mengamati pekerjaan S3, dan sedikit mengarahkan S3 dalam mengerjakan soalnya dan menuliskannya] waduh ini wis mblandang pinter ini.. [Beralih ke meja S1, mengamati pekerjaan S1, S1 mengerjakan, dalam soal tersebut ada soal yang meminta S untuk mengukur suatu benda dengan alat ukur, dan baru S1 yang selesai mengerjakan soalnya] 22. S1 : udah G : sudah selesai.. diteliti lagi dari awal dari no. 1 diteliti dulu sudah betulkah mengerjakannya atau mungkin masih salah memahaminya.. coba diulangi diteliti lagi dari awal sambil menunggu temannya ya [S1 pun meneliti pekerjaannya dan G mengamati pekerjaan S2, dan sedikit mengarahkan S2 dalam mengerjakannya] 25. G : alat untuk mengukur itu apa to mas alatnya..? harus bisa membedakan alat dan satuan kalau satuan itu yang bagaimana.. kalau alat itu yang bagaimana nha [mengarahkan S2 lagi] diteliti lagi pokoknya jangan tergesa-gesa ya dipahami ya.. di pahami kalimatnya.. supayaa tidak salah jawabannya [sembari beralih ke meja S1 dan mengamati pekerjaan S1 dan memeriksanya, dan sedikit mengarahkan dan mengingatkan apa yang dimaksud dalam soalnya, seperti tentang alat dan satuan tadi] alat dan satuan di pahami dulu.. mbak S1 jangan tergesa-gesa ya di pahami dulu maksudnya [tak lama G beranjak ke meja S4 dan duduk dihadapannya untuk mengamati S4 dan membantunya dalam menuliskan jawabannya, sembari mengamati S3 juga dari meja S4] yang ditanyakan hanya satuannya tidak disuruh mengukur.. itu kan tidak disuruh mengukur to..? isilah titik-titik di bawah ini dengan benar.. no.7 to..? [sembari membaca soalnya] coba dipahami dlu..? tinggi alamari itu 3 meter lho sudah diketahui disitu [membacakan soalnya] maka almari tingginya berapa..? 26. S3 : G : 3 meter.. satuan yang digunakan apa mbak..? [S3 diam] yang ditanyakan hanya satuannya.. tinggi almari itu 3 meter.. satuan yang digunakan adalah 28. S3 : centimeter[lirih] 29. G : aa tinggi alamari itu 3 meter..tirukan 30. S3 : 3 meter 31. G : satuannya apa itu..? 32. S3 : meter [diam sejenak] 33. G : hah.. iya [S3 diam nampak bingung] coba paham belum..? [S3 lalu menuliskan jawabannya itu tadi] tinggi almari, coba dengarkan dulu sebentar.. tinggi almari.. [S3 berhenti menulis] 3 meter.. satuan yang digunakan disitu..? 34. S3 : meter 35. G : nha meter opo centimeter..? 36. S3 : meter 37. G : centimeter opo meter..? 38. S3 : meter 39. G : yaa.. [SL masih mengerjakan dan S3 juga mulai mengerjakan lagi] di pahami ya.. jangan tergesa-gesa [kemudian tak lama G menuju ke meja S3 dan kembali mengamati S3 serta memberi pengarahan sedikit] meteran apa meter..? 40. S3 : meteran 41. G : meter apa.. meteran? 42. S3 : meter. meteran 43. G : nha.. tulisannya sudah betul..? harus bisa membedakan antara satuan dan alatnya.. kalau alatnya yang namanya bagaimana..? kalau satuannya.. yang..? hm.. [menuju ke meja S1 dan mengamati pekerjaan S1] nha.. hu um.. rata-rata belum bisa memahami kalimat.. belum bisa membedakan ternyata ya.. [menuju ke meja S2 dan mengamati pekerjaan S2] ha ini S2 hanya kurang teliti aja.. tapi sudah paham.. dibandingkan yang lainnya.. tapi nanti di teliti lagi ya S2

176 158 ya.. [S2 hendak mengerjakan soal berikutnya yaitu mengukur lebar papan tulis] no 1 apa itu..? ukurlah tinggi meja tulismu.. [S2 lalu membaca soalnya lagi] di baca dulu perintahnya.. ujug-ujug kog langsung yang dikerjakan nomor berapa dulu.. [G membaca soalnya] no.1 apa itu..? [S2 mengerjakan soal no 1] nha..tinggi meja tulis yang mana? [S2 mengukur] mbak S4 gimana..? [beralih ke meja S4] apa mbak S4 ini tadi? satuan baku yang digunakan pada penggaris adalah apa mbak..? 44. [S4 diam] 45. G : hm..? nha wong nggak belajar kog yo..kapan bisanya..nanti tak bilange sama ibu sama bapak kenapa mbak S4 nggak pernah belajar ya.. apa alasannya ko mbak S4 itu nggak pernah belajar nggak pernah mau belajar itu alasannya apa..? hm..? kalau masak kan tiap sore nggak seharian masak terus to..? ha.. boleh membantu ibu tapi belajarnya jangan lupa.. kalau membantu kan cuma sebentar tok.. to.. kenapa mbak S4 kalau sore nggak pernah belajar ya.. [kembali mengarahkan dan membantu S4 dalam mengerjakan soalnya tersebut] CM itu apa sayang.. C.nya itu apa..? 46. S4 : cam 47. G : cam? apa ada cam..? hehe..ini kan ada.. [menunjuk ke soal] panjang pensil S2 ada 17 centimeter, centi meter nah centimeter satuan yang digunakan 48. S4 : centimeter] 49. G : nha..tapi kalau diajari bu G kalau nggak dipelajari terus ya nggk bisa terus.. kalau belum paham ya.. dipelajari lagi di rumah.. kalau di sekolah ditanya sudah paham..? sudah tapi ternyata nggak bisa.. jadi di rumah dipelajari lagi.. [G masih duduk dihadapan S4 dan mengarahkan S4 dalam mengerjakan soalnya terutama dalam menuliskannya juga, sembari sedikit-sedikit mengamati S lain yang masih mengerjakan, tak lama kemudian G beralih ke meja S3 dan mengarahkan S3 dalam mengerjakan soalnya sama seperti mengarahkan S4 tadi, lalu kembali ke meja S4 lagi, tak lama] yang sudah boleh dikumpulkan, kalau sudah diteliti kembali, kalau sudah diteliti kembali.. silahkan biar nanti dapat 10 ya.. kalau dapat 10 berarti sudah paham.. sudah diteliti.. dipahami lagi..? yo..coba mbak S3 tadi..no.4, perhatikan dulu yang no.4 ya mbak.. [G membacakan soalnya, S3 juga membaca soalnya] panjang pensil S2 17 centimeter.. satuan yang digunakan apa..tadi..? satuannya saja 50. S3 : meter 51. G : dibaca to S3 : centimeter[membaca] 53. G : nha opo yang betul..? 54. [S3 diam] 55. G : satuannya apa itu..? 56. S3 : G : ha..? satuan kok 17..? 58. S3 : centimeter 59. G : ha berarti tidak pakai..? 60. S3 : G : ha..iya..yang ditanyakan hanya..? apanya..? 62. S3 : centimeter 63. G : nah..centimeter itu apa to..? [S3 diam] satuannya..satuannya apa tadi..? 64. S3 : centi 65. G : centi..? 66. S3 : meter 67. G : meter punyamu apa itu..? [S3 membetulkan jawabannya] hm.. dan sebagainya.. berarti semuanya tidak menggunakan..? [G mengarahkan S3 dalam mengerjakan soal lagi..karena dia tampak belum paham] ya kalau sudah boleh dikumpulkan sini.. terus kita bahas bersama.. yok.. kita kaji lagi.. ya.. coba kita bahas lagi.. mana to yang belum paham.. coba mbak S1 dikumpulkan.. sudah itu..? sudah mantap itu..? [S1 lalu mengumpulkan pekerjaanya, G mengamati pekerjaan S sejenak yang sudah dikumpulkan tinggal S4 yang belum mengumpulkan karena belum selesai mengerjakan. Tak lama G kemudian membahas pekerjaan S dan mengoreksinya bersama-sama, terutama pekerjaan S3 karena dia yang masih belum paham. Cara mengukur suatu benda juga dibahas dan dikoreksi bersama-sama

177 159 dan meminta salah seorang S yang sudah paham untuk membantu mengecek benar/salahnya ukuran benda yang diukur tadi.. yang diminta membantu dalam hal ini adalah S1, G juga ikut mengamati dan membantunya] ini kalau nggak ditungguin bu G kalau ada tugas tetep harus dikerjakan mbak S4.. jadi jangan njagake kalau nggak dibacakan bu G nggak ditungguin nggak mau kerjakan piye..? ternyata kalau di rumah juga begitu ya.. kalau nggak ada yang nungguin belajarnya nggak belajar 68. [G mengamati yang dilakukan S4 yaitu masih mengerjakan soal latihan ulangan yang tadi, S1 menemani S4 sambil iseng-iseng membaca-baca buku yang ada di rak buku yang terdapat di depan kelas dekat meja S4, cukup lama S4 mengerjakan soal latihan ulangan yang tadi tapi belum selesai, SL ada yang istirahat karena bel istirahat sudah berbunyi dan pelajaran telah usai, S4 masih mengerjakan didampingi G, cukup lama S4 menyelesaikan soal tersebut didampingi G, karena hanya tinggal S4 yang belum selesai karena dia yang masih sulit mengikuti pelajaran atau memahami pelajaran] Pertemuan VI 16 Agustus G : Masih ingat tidak..tentang ee alat yang digunakan untuk mengukur panjang satuan yang digunakan untuk mengukur panjang.. masih ingat tidak.. pelajaran sebelum kita libur puasa.. ingat tidak..? iya.. ap itu ukuran yang digunakan untuk mengukur panjang.. alatnya.. apa namanya? 2. S3 : meteran [lirih] 3. G : meteran.. terus..? 4. S2 : penggaris.. [lirih] 5. G : nah.. terus anak-anak pernah melihat pak tukang menggunakan meteran? untuk mengukur panjang tanah, lebar tanah, pernah belum..? 6. S2 : belum [sembari menggelengkan kepala] 7. G : oo belum.. pernah..mbak S3..? 8. S3 : pernah mengukurnya [agak kurang jelas] 9. G : oo.. mengukur apa mbak..? 10. S3 : mengukur lengennya 11. G : oo..lengennya..itu kalau penjahit.. penjahit mengukur lengan orang yang akan dibikinkan baju itu.. menggunakan apa mbak..? 12. S3 : penjahit 13. G : kalau..mengukurnya menggunakan apa..? 14. S3 : meteran 15. G : meteran ya.. kalau pak tukang itu biasanya menggunakan meteran tapi meteran yang besar ya.. yang ada lingkarannya terus ditarik gt ya [sambil memperagakannya] coba besok saya coba ya saya carikan ya nanti kalau belum pernah melihat, kalau yang gambar seperti ini pernah melihat tidak..? [menunjukkan gambar yang ada di buku] yang pakai dipencet.. ini di sekolah ada ini ya.. jadi pencet terus ditarik gitu.. yang seperti blek itu kalau nggak ada itu bisa kebeler itu.. pernah melihat seperti itu [S2 mengangguk] 17. G : pernah..ha..itu macam-macam alat yang digunakan untuk mengukur panjang..satuan baku ukurannya ap..? 18. S2 : centimeter 19. G : centimeter.. kalau ee 100 centimeter sama dengan..? 20. S3 : 1 meter [lirih] 21. G : berapa..? 22. S3 : centimeter [lirih] 23. G : 1..? 24. S2 : meter 25. G : meter.. ha.. 1 meter sama dengan berapa centimeter..?

178 S2 : 100 [lirih] 27. S3 : 100 centimeter 28. G : ha.. iya.. jadi masih ingat ya.. ha.. coba sekarang kalau masih ingat ya.. jadi kalau yang digunakan anak-anak setiap hari untuk.. mengukur panjang bukunya.. untuk me..nggambar di buku.. biasanya menggunakan apa alatnya..? hm..? 29. S2 : penggaris 30. G : nha.. penggaris itu ada angka-angka disitu ya..angka-angka bilangan, nha angka-angka itu menunjukkan.. menunjukkan nantinya angka yang akan diukur..ya..menunjukkan berapa panjang benda yang kita ukur ya.. mas ya.. berarti sudah ee.. masih ingat ya.. tapi kok kalau ulangan hasilnya jelek.. ketukar-tukar alat dan satuan baku ya.. berarti dari awal.. coba.. [menulis di papan tulis] macam-macam alat yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda Gbr VI G : ini ya.. macam-macam alat.. alat lain dengan satuan ya.. alat yang..digunakan untuk mengukur panjang suatu benda..satu apa mbak alat ukurnya..? [bertanya pada S3, S3 diam, G masih menulis] 1 apa..? hm..? 32. [S3 diam] opo S2..? bisa menuliskan..? [menawarkan pada S2] 33. S3 : meteran 34. G : meteran coba.. kalau nggak bisa nulis meteran nanti kalau bu G buat soal, apa alat yang digunakan untuk mengukur panjang.. [S3 sembari maju ke depan menulis di papan tulis yang diminta bu G, G mengamati] piye..? meter ran.. nah.. kalau alat yang digunakan untuk mengukur panjang namanya meteran.. pakai an.. ya itu alatnya.. kemudian no.2 coba lagi..? [S3 nampak kebingungan] kenapa..? bisa nggak menuliskan penggaris.. hayoo.. janganjangan juga nggak bisa menulis penggaris [S3 mencoba menuliskannya] coba dibaca [S3 membacanya] 36. G : ini bacanya apa..? [mengajari S3] ini opo..? 37. S3 : pe 38. G : pe..terus yang ini..? ini bunyinya apa mbak..? 39. S3 : pe G : peng..terus ini S3 : ga 42. G : mna ga..? 43. S3 :aris G : nah.. pengaris.. betul atau salah kalau nulis peng-aris.. kurang huruf apa itu..? 45. S3 : g 46. G : nah dimana kurangnya mbak S3..? 47. [S3 menunjuk] 48. G : nah [S3 membenarkan tulisannya] 50. G : dobel huruf S3 : G 52. G : g..tapi bu G nggak bisa gambar ya..nanti dicopy dulu besok dipotong terus ditempel di buku ya..contoh alat-alat yang digunakan untuk mengukur panjang..nah..itu baru..bunyinya S3 : penggaris 54. G : penggaris. meteran sendiri itu ada..3 macam ya ternyata..meteran sendiri itu ternyata ada 3 macam.. meteran yang biasa digunakan untuk penjahit itu namanya..meteran kain ya.. kemudian meteran besar.. itu digunakan untuk para.. tukang ya.. kemudian yang ini meteran yang kecil juga biasanya untuk mengukur kayu, kayu.., yang meteran besar ini biasanya untuk mengukur panjang tanah ya.. panjang ruangan kelas ini menggunakan meteran besar.. ya.. meteran ada 3 macam..ni ya.. kalau penggaris sendiri ada penggaris kecil ada penggaris besar ya.. [sembari menulis di papan tulis].

179 161 Meteran ada 3 macam : a. Meteran kain b. Meteran kecil c. Meteran besar Gbr VI G : meteran..ada..3 macam..nah..meteran kain..nah ini meteran kain meterannya digunakan oleh para..penjahit..apa S2.. meteran kain untuk apa..? biasanya, digunakan untuk para..? 56. S2 : penjahit 57. G : penjahit, ho o.. kemudian yang b itu meteran kecil nah ini biasanya untuk mengukur ruangan ya..meteran kecil..terus.. c ini meteran besar.. kalau meteran besar ini biasanya digunakan untuk mengukur.. lapangan, sawah.. itu menggunakan meteran besar.. kalau meteran kecil ini.. digunakan untuk mengukur kayu.. jadi digunakan untuk tukang kayu S3 : kayu yang mengukur bisa bikin kursi 59. G : kayu mengukur..? hehe..ora kebalik itu.. kayu itu, yang mengukur tukang kayu..bukan kayunya yang mengukur S3 : tukang kayu 61. G : nah tukang kayu mengukur kayu menggunakan meteran kecil ini untuk membuat misalnya membuat apa..? 62. S3 : membuat lemari 63. G : lemari S2 : meja 65. G : meja.. kursi..itu menggunakan meteran 66. S3 : kecil 67. G : biasanya dipakai tukang kayu.. meteran besar biasanya digunakan untuk mengukur..? apa tadi..? 68. S3 : sawah [lirih] 69. G : sawah S3 : tanah 71. G : tanah S3 : panen 73. G : ha.. tekan panen barang ya.. ya.. tanah.. terus lapangan, pekarangan, kalau hasil panen nanti ad alat ukurnya sendiri..ya..berupa apa itu kalau yang untuk mengukur hasil panennya..apa kalau tau..? timbangan.. ya.. itu lain lagi.. ya.. jadi kalau ini untuk mengukur lapangan, tanah, tanah pekarangan itu ya.. kemudian eee.. sawah.. nah itu menggunakan meteran besar kaya gambarnya itu ya.. saya tunjukkan gambarnya dulu.. [mengambil buku] ni.. ini yang digunakan untuk mengukur.. lapangan.. mengukur.. apa lagi..? 74. S2 : tanah 75. G : tanah.. pekarangan.. misalnya mau me.. seperti di halaman dulu kan..mengukurnya pakai alat seperti ini kalau anak-anak perhatikan pernah liat..? 76. [S2 mengangguk] 77. G : nah.. iya.. pada melihat semua kok waktu diukur tanah di depan itu kan menggunakan seperti ini.. to.. nah ini yang digunakan untuk ee.. mengukur tanah ya.. kemudian yang meteran kecil ini.. anak-anak yang sering digunakan kan meteran ini..[menunjukkan meteran kain] ini yang digunakan untuk mengukur..? apa ini yang ini..? 78. S3 : kain 79. G : kain..kemudian yang seperti ini..[menunjukkan gambar meteran kecil] meteran kecil lha ini yang biasanya digunakan oleh tukang kayu.. megukur kayu untuk dibuat meja.. kursi.. nah.. kemudian penggaris ya.. kalau tadi meteran sekarang penggaris.. [sembari menulis di papan tulis] Penggaris : a. Penggaris kecil b. Penggaris besar Gbr VI-3

180 G : penggaris, nah ini juga ada bermacam-macam ya penggaris ya.. [sembari menulis di papan tulis (gbr VI-3)] ada penggaris kecil.. penggaris seperti ini kan biasanya digunakan anak-anak untuk belajar dikelas ya.. [menunjukkan penggaris kecil] penggaris kecil.. penggaris besar.. pernah melihat penggaris besar..? pernah tidak.. pernah belum.. hm..? penggaris kecil, penggaris besar.. [menulis di papan tulis (gbr VI-3)] kalau belum pernah melihat ada di depan anak-anak itu penggaris besar [S2 mengambil penggaris besar yang ada didekatnya] 82. G : nha.. itu penggaris besar dan panjang itu juga menggunakan satuan.. centimeter.. kemudian c.. pernah melihat penggaris segitiga bentuknya segitga 83. S3 : pernah 84. G : pernah.. [lalu G mencoba mencari penggaris segitiga yang ada di lemari belakang kelas] coba.. di sini ada tidak ni.. penggaris segitiga.. lha ini tapi ko rada gompil ya..[menemukan penggaris untuk membuat pola pakaian yang hampir menyerupai bentuk penggaris segitiga] hampir seperti ini ya.. ni.. juga penggaris ini namanya ya.. dengan satuan centimeter juga.. [menunjukkan penggaris untuk menjahit atau membuat pola] nah kalau yang segitiga biasanya ini lurus ya.. nah ini penggaris segitiga.. [sembari menulis di papan tulis] PenggariS : a. Penggaris kecil b. Penggaris besar c. Penggaris segitiga Gbr VI G : pernah ada yang membawa, mbak S3 pernah membawa nggak..? 86. S3 : pernah 87. G : sekarang bawa tidak..? 88. S3 : bawa 89. G : nah coba sekarang dikeluarkan [S3 mengambil penggaris segituiga dari dalam tasnya, G masih menulis di papan tulis] 91. G : kalau warna penggaris bermacam-macam ya.. nah ini.. [meminjam penggaris segituiga milik S3] ini juga namanya penggaris anak-anak ni.. segituiga.. disini juga terdapat angkaangkanya nah ni.. yang garis kecil-kecil kemudian ada.. angka-angkanya.. ya.. angkaangkanya ini yang akan menunjukkan seberapa panjang yang akan kita ukur.. ya.. biasanya mengukur benda.. benda kan bermacam-macam to.. apa contoh benda? 92. [S diam] 93. G : tau tidak.. yaitu apa.. jangan-jangan tidak tau benda jadi yang kita ukur tidak tau..apa itu benda..? contohnya apa..? 94. S2 : meja [lirih] 95. G : meja.. itu juga benda ya mbak S3 ya.. ap lagi..? 96. S3 : kursi 97. G : kursi ha itu juga benda.. kita bisa mengukur kursi, bisa mengukur.. meja.. menggunakan..? apa..? 98. S2 : meteran 99. G : meteran kalau meja biasanya menggunakan meteran, bisa juga menggunakan penggaris meja ni ya.. menggunakan penggaris yang besar..[menujukkan penggaris besar] ya..yang panjangnya biasanya ? 100. S2 : centimeter 101. G : kalau penggaris pada umumnya panjangnya sampai..? berapa centimeter..? 102. S2 : 30 [lirih] 103. G : 30 centimeter ya.. jadi udah paham betul ya S2 ya.. kalau penggaris kecil panjangnya hanya sampai 30 centimeter tetapi kalau penggaris yang besar ini sampai..? berapa ini..? penggaris besar sampai..? S3 : centimeter

181 G : centimeter nah 100 centimeter tadi sama dengan berapa..? 106. S2 : 1 meter 107. G : nah 1 meter jadi anak-anak kalau tau ya.. 1 meter itu panjangnyaa seberapa..? ya segini ni.. [menunjukkan penggaris besar] 1 meter..ya.. ini panjangnya 1 meter.. 1 meter sama dengan..? 108. [S diam] 109. S2 : 100 [lirih] 110. G : 100 centimeter.. paham ya.. itu.. jadi alat, harus bisa membedakan alat.. ya.. alat yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda ada 2 macam yaituu.. meteran dan penggaris itu alatnya.. ya.. ini perlu digaris bawahi supaya anak-anak paham kalau itu adalah alat ya.. namanya meteran.. kalau nanti ditulis meter.. betul apa salah, alat kok meter..? betul apa salah..? 111. S3 : salah [lirih] 112. G : salah..yang betul apa..? 113. S2 : meteran 114. G : meteran ya.. alatnya meteran dan penggaris ya.. nah meteran ternyata ada 3 macam ya.. ni.. meteran kain, meteran kecil, meteran besar. Meteran kain ini khusus untuk mengukur 115. S3 : kain 116. G : kain.. ya digunakan oleh para..? 117. [S diam] 118. G : tukang jahit.. kalau meteran kecil biasnya digunakan oleh..? apa tadi..? tukang..? tukang kayu.. ya.. untuk mengukur kayu.. ya.. kemudian meteran besar biasanya digunakan oleh.? 119. [S diam] 120. G : ha..? oleh..? oleh tukang..[terdengar kurang jelas] bisa.. kemudian oleh ee.. petugas agraria ya.. petugas pertanahan ya.. untuk mengukur luas tanah ya, panjang tanah, lebar tanah ni.. kemudian penggaris, penggaris sendiri juga ada bermacam-macam, penggaris kecil, penggaris besar.. ya S2 ya.. kemudian penggaris.. segitiga.. kalau warnanya bermacammacam ya.. nah.. itu.. ya.. alatnya.. kemudian satuan yang digunakan nah.. satuan yang digunakan beda dengan.. alat ya.. kemarin pas latihan ulangan anak-anak rata-rata belum bisa membedakan antara alat dan satuan ukuran baku.. [sembari akan menulis di papan tulis], disini tentang alat disini.. tentang satuan baku yang digunakan dalam ukuran panjang ya.. [sembari menulis di papan tulis] Satuan baku yang digunakan dalam ukuran panjang Gbr VI G : satuan baku yaitu adalah.. apa ini..? 122. S3 : meter 123. G : meter S3 : centimeter [lirih] 125. G : dan centimeter.. nah.. itulah satuan bakunya meter dan centimeter, jadi apa..? met itu meter ya..? bisa ndak menulis meter.. [menanyai S3 apakah dia bisa menuliskan meter atau tidak] sudah tadi ya.. centimeter.. tak bantu nanti, mbak S3 bisa ndak..? menulis centimeter..? [S3 maju] coba sekarang kalau meter itu sama dengan apa.. ki kepanjangannya.. ya.. [menuliskan m di papan tulis] sekarang kalau centimeter ni coba.. mbak S3.. mbak S3 lagi.. [S3 menulis di papan tulis, G mengamati dan S2 juga] kepanjangannya adalah.. meter.. c.nya.. ya.. S2 bisa to..? paham belum..? [S3 masih menulis di papan tulis, G mengamati] diberi spasi.. diberi jarak antara centi dan meter.. itu gathuk e tu centinya.. ini.. maksude jarak.. bu G maksude ini lho.. [menunjuk yang dimaksud] ini dipotongkan, baru nulis lagi.. [mengajari S3 menulis centimeter] sini lho.. nah..centi..centi apa..? 126. S3 : centi meter 127. G : hm..? lha itu nulis apa lagi..? tadi sudah ditulis belum centinya.. sudah apa belum..

182 S3 : nah 129. G : nah.. tinggal apa..? 130. S3 : meter 131. G : nah.. meter.. dan..? 132. S3 : centimeter 133. G : centimeter.. nha jadi kalau menulis dari kata yang 1 dengan kata yang lain diberi jarak ya..? jadi itu.. centimeter dan meter.. itu satuan bakunya.. sekarang coba.. bandingkan.. ee.. mbak.. S3.. ini meter.. dengan ini meteran.. coba perhatikan [saat S3 diminta G untuk memahami beda antara meteran dan meter.. S3 belum bisa memahami] 135. G : ternyata belum bisa membedakan.. coba.. yang ini bacanya apa mbak S3..? [menunjuk tulisan meteran] 136. S3 : meter 137. G : hm..? ap..? 138. S3 : me-ter-ran 139. G : meteran ini apa..? 140. [S3 diam] 141. G : meteran ini merupakan apa..? 142. S3 : alat 143. G : nha.. meteran ini alat.. tulisannya meteran..terus kemudian dibandingkan dengan ini..[menunjuk tulisan meter] 144. S3 : meter [lirih] 145. G : nah.. bedanya apa ini mbak S3..? 146. S3 : yang itu..? 147. G : ho o bedanyaa dimana..? antara meteran dan meter.. beda tulisannya dimana..? 148. [S3 diam] 149. G : ha..? 150. S3 : meteran 151. G : meteran yang mana..? 152. [S3 berkata tapi kurang jelas] 153. G : ha..? ini lho.. tulisan ini dengan tulisan ini..[menunjuk tulisan meteran dan meter] coba bedanya.. dimana..? ini me-ter-an.. ini dengan tulisan ini.. perbedaanyaa dimana..? [S3 diam] beda tidak itu tulisannya sama atau beda..? 154. S3 : sama 155. G : sama..? menurut S2..? tulisannya sama atau tidak..? 156. [S2 menggeleng] 157. G : tidak.. nah.. dimana tidaknya.. bedanya dimana..? kalau tidak sama berarti beda to..? bedanya dimana S2.. kalau.. menurut mbak S3 sama e.. ini meteran.. ya.. meteran dengan meter.. menurut mbak S3 sama.. tulisannya sama tidak mbak..? 158. S3 : tidak [lirih] 159. G : tidak sama.. berarti beda to..? bedanya dimana..? ni coba S3 : tidak sama G : ha..? 162. S3 : tidak sama G : iya tidak sama.. bedanya dimana..? 164. [S3 diam] 165. G : menurut S2 bedanya dimana..? 166. S2 : tulisan 167. G : tulisannya yang gimana coba tunjukkan.. [meminta S2 maju ke depan menunjukkan dan S2 pun langsung maju] biar.. ha..bedanya dimana coba..? [S2 menunjukkan] ha.. itu to.. kalau disitu ada bunyi..? 168. S2 : meteran 169. G : ho o kalau yang di sini..? 170. S2 : meter 171. G : nah jadi beda di..? huruf apa dan apa itu..

183 S2 : an 173. G : an.. ya mbak S3 ha.. ini ya.. kalau alat..nya..itu tulisannya menggunakan an.. diakhir kata.. meteran.. nha.. ini bedanya disini ni mbak S3 ya.. ini ada nggak di sini.. an.nya..? 174. S3 : tidak ada 175. G : nah.. itu ya.. jadi besok kalau.. ada kata-kata atau soalnya mengatakan alat ukur untuk mengukur buku.. namanya apa.. nah.. itu ya.. terus kalau satuan bakunya apa..? nah itu harus paham ya.. kalau alat itu meteran.. tp kalau satuan baku namanya.. ini ya.. meter.. satuan baku untuk mengukur panjang benda dengan menggunakan penggaris dan meteran.. adalah.. meter dan..? 176. S3 : centimeter 177. G : centimeter ini adalah satuan baku.. satuan baku yang digunakan untuk mengukur panjang.. misalnya.. kemarin udah sampai mengukur panjang buku.. nah.. panjang bukunya berapa S2..? 178. S2 : G : 16..apa..? nah.. kalau ditanya 16 apa.. apa.nya itu satuan bakunya apa..? centimeter.. dengan menggunakan penggaris satuan bakunya..? centimeter S3 : centimeter [mengikuti yang dikatakan G] 181. G : iya.. kemudian kalau menggunakan meteran misalnya ya.. menggunakan meteran ini panjangnya.. sekian ini misalnyaa ha.. segini ini berapa S2..? tadi panjang.. ee.. penggaris besar ini panjangnya berapa..? 100 centimeter ya centimeter sama dengan..? 182. S3 : 1 meter 183. G : 1 meter.. kalau.. sekarang ya..saya coba.. [G menulis di papan tulis] 200 centi meter =.. Gbr VI G : kalau ee centimeter sama dengan..? berapa meter..? [S diam sejenak] 185. S3 : 2 meter 186. G : hehe 2 meter ya..sekarang kalau mbak S3 sendiri ya.. S2 coba.. S2 diam saja centimeter sama dengan.. berapa meter..? 100 centimeter sama dengan berapa meter mbak S3..? 187. S3 : 1 meter 188. G : 1 meter.. ya.. sekarang kalau dibalik.. 3 meter sama dengan berapa centimeter..? 189. S3 : 3 meter 190. G : 3 meter.. sama dengan berapa centimeter..? [S3 diam] berapa..? kalau 100 centimeter tadi sudah..sama dengan berapa mbak..? satu.. kalau 200 centimeter sama dengan berapa meter mbak S3..? 2..meter.. sekarang dibalik sama bu G.. 3 meter sama dengan berapa centimeter..? 191. S3 : 300 centimeter 192. G : woa..pinter gene ya..sudah paham ya..ha..kalau 5 meter sama dengan berapa centimeter..? 193. S3 : 500 [terbata-bata] 194. G : 500 centimeter.. gene pinter yo.. S.e bu G.. sekarang coba kalau ini bisa membaca.. lambang bilangan seperti ini membacanya bagaimana..? [S3 diam] berapa..? [menuliskan di papan tulis] S3 : G : betul apa salah S2..? Gbr VI-7

184 S2 : salah 198. G : salah.. kalau salah dibetulkan berapa lambang bilangannya ini..? 199. [S2 berkata lirih sekali dan G tidak mendengarnya] 200. G : hm..? kok bisik-bisik.. yang keras nggak apa apa biar mbak S3 dengar S2 : G : berapa mbak S3..? 203. S3 : G : 1500 jawabanya ha..? 205. S3 : G : 1500 berarti tadi kalau betul atau salah..? 207. [S3 menggeleng] 208. G : salah.. kalau berarti berapa itu..? [S diam] 100 sama S2 : G : tulisannya beda lagi.. ha.. berapa mbak S3..? angka bilangan seperti ini berapa..? [S3 diam dan hanya senyum-senyum] dibacanya berapa ini..? [S3 masih diam padahal yang ditanyakan G masih angka 1500 tadi] berapa tadi..? 211. S3 : [lirih] 212. G : sama dengan berapa nak..? 213. S3 : G : yang ditulis berapa S2..? 215. S2 : G : S3 : 1500 [mengikuti] 218. G : ya..kalau seperti itu berapa.. mas..ee.. mbak S3..? 219. S3 : G : ha.. [G mengecek, menuliskan bilangan dan S3 diminta membaca bilangan itu] 800 Gbr VI S3 : G : ha.. [G menulis bilangan 1000] 223. S3 : G : ha? coba sekarang kalau ini 100 kalau ini berapa..? [menuliskan angka 100] 225. S3 : 100 sama..? 226. S3 : sama 227. G : ini dengan ini sama..? 228. S3 : tidak 229. G : nha..yang 100 yang mana..? manut lho aku S3 : bawah 231. G : oo yang bawah.. 100, 0.nya berapa..? 232. S3 : dua 233. G : nah..kalau yang bawah ini 100, yang atas berapa..? [ menunjuk tulisan 1000, S3 diam sejenak] 234. S3 : 3, 0.nya G : nilainya berapa itu.. membaca lambang bilangannya berapa kalau melihat seperti ini berapa..? 236. S3 : seribu 237. G : seribu.lihat to..? yang atas berapa..? 238. S3 : G : 1000 yaang bawah..? 240. S3 : G : 100, bedanya apa..? 242. S3 : 1000, 100]

185 G : 1000, 100 bedanyaa bacanya ya.. tulisannya sekarang.. tulisannya beda apa sama..? [S3 diam sejenak] 244. S3 : beda..? 245. G : hm? beda.. kalau 100, 0.nya berapa..? 246. S3 : G : kalau 1000, 0.nya berapa..? 248. S3 : G : nha itu bedanya mbak S3..bedanya di..tulisan 0, kalau 1000 tulisannya 0.nya ada..? 250. S3 : 3 [lirih] 251. G : 3..kalau 100, 0.nya ada..? 252. S3 : G : sekarang kembali.. ini lambang bilangan ini dibacanya..? [S3 diam lagi] berapa..? 254. S3 : seribu lima ratus [terbata-bata] 255. G : ha centimeter..sama dengan berapa meter..? [S3 diam] ada berapa meter.. kalau 1500 centimeter itu..? [S diam] 256. S3 : 1000, 100, G : kalau centimeter sama dengan 1 meter, 500 centimeter sama dengan 5 meter.. kalau 1500 centimeter sama dengan berapa..? [S3 diam, S2 asik sendiri] S2..berapa S centimeter sama dengan berapa meter..? [S2 diam] 258. S2 : G : 150 meter.? panjang sekali donk.. coba.. kalau 500 sama dengan 5 meter, yang 1000 berapa meter..? [S2 diam, S3 juga] 1500 centimeter sama dengan berapa meter..? 260. S2 : G : 10 yang 1000, yang 500? yang 500 berapa meter..? [S2 diam seolah berpikir mencari jawabannya] 262. S2 : G : 5 meter, berarti kalau 1500 centimeter sama dengan? 264. S2 : G : nha 15.. meter.. begitu ya dowo banget no..ya.. keliru.. kurang bener..ya..salah kalau 150..meter..ya..nanti jadinya 100 centimeter tidak 1 meter ya centimeter sama dengan 15 meter.. coba buat.. 1 lg S3 : ah 267. G : lho ko ah.. lha S.e bu G 200 og yo.. [sembari menghapus papan tulis] 200 opo 2? 2 opo 200? Snya bu G ada berapa hari ini..? 268. S3 : G : oo 2..2 dengan 200 banyak mana..? 270. S3 : G : sekarang coba.. [G menulis soal lagi] 2000 centi meter =.. Gbr VI G : 2000 centimeter ini sama dengan berapa meter..? 273. S3 : 20 ha..? berapa..? 274. S3 : G : S3 : centimeter 277. G : ha gene pinter ha.. 20 apa tadi..? 278. S3 : centimeter 279. G : oo..tiwas di alem bu G pinter ya..ternyata kurang sedikit 2000 centimeter sama dengan berapa meter..? 280. S2 : 20 meter 281. S3 : meter [mengikuti] 282. G : nha...

186 S3 : 20 meter 284. G : mbak S3 kurang konsentrasi aja..kalau 2000 centimeter kok sama 20, sama dengan 20 centimeter kok sama berarti..ya keliru.. satuannya saja sudah S3 : beda 286. G : beda ya.. ni 2000 centimeter sama dengan berapa.. yang betul? 287. S3 : 20 meter 288. G : 20 meter.. nha pinter nek iki ya.. 20 meter.. sampai disini ada yang belum paham atau tidak..yang masih bingung yang mana mbak S3.. pertama.. kalau S2.. ada yang belum paham tidak..? hm..? 289. S2 : tidak 290. G : sudah tau.. sudah paham..? 291. [S2 mengangguk] 292. G : besok kalau suruh maju tau..bisa..? 293. [S2 mengangguk] 294. G : bisa tenan lho ya..nek salah diapakne..? dibikin 0 ya..ndak diapak-apakne tapi dibikin 0 ya.. [sambil tersenyum] lha salah.. ya..mbak S3 yang mana yang belum paham..? [S3 diam] 295. S3 : yang itu 296. G : itu mana..hm..? 297. S3 : yang 20 [lirih] 298. G : yang..? 299. S3 : G : 20..yang tidak donknya dimana..? ini lha ya udah kalau 200 sekarang.. kalau 200 centimeter sama dengan berapa meter mbak.. [S3 diam] kalau 200 centimeter sama dengan berapa..? [S3 tetap diam dan mendengarkan kata-kata G] kalau 2000 sama dengan 20 meter, nha sekarang kalau ganti 200 centimeter sama dengan berapa..? meter..? [S3 diam] 301. S3 : G : 2 meter.. sudah pinter gitu kok..yang mana yang belum donk..he..? yang mana yang awang-awang..? nha kalau sekarang 400 misalnya berapa centimeter..sama dengan berapa meter..? [S3 berpikir] 303. S3 : 4 meter 304. G : nha sudah pinter, udah betul kok..yang mana lagi yang belum donk..? yang kalau 1000, 1000 tadi ya misalnya..semaikn banyak ya centimeter = Gbr VI G : ini lambang bilangan ini dibaca berapa..? [menunjuk tulisan 2500 di papan tulis, S3 berkata kurang terdengar jelas] ulangi.. [S3 masih berkata kurang jelas dan kurang terdengar jelas juga] yang keras mbak S3 :20, G : 20, 50 sudah betul..? hm..? ayo coba sekali lagi yang keras, tadi awal-awal tadi mau betul lho sebenarnya S3 : G : 200 ini 200? [menunjuk lambang bilangan 200 yang ditulis dibagian atasnya, S3 tetap diam] di belakang angka ada berapa angka ini..? dibelakang 2 ada berapa angka..? [S3 diam] dibelakang angka 2 ini ada berapa angka yang berjejer disini..? [S3 diam] diitung yo..satu S3 : 2, G : kalau dibelakang angka 2 ini ada 3 angka sekali lagi..ini angka yang paling depan ini nilainya..? 312. S3 : G : ri..ri S3 : ri 315. G : ribuan..

187 S3 : ribuan.. [mengikuti] 317. G : lupa semua yo..ha..padahal ini kelas 3 itu lho.. satuan, puluhan, ribuan..ya..mengulang lagi..gakpapa yok..berarti nilainya berapa..? ini..? 318. S3 : G : 2000, 5.nya..? 320. S3 : G : dibelakang angka 5 ada berapa ini..? ada berapa angka? diitung..satu S3 : dua 323. G : berarti..? 324. S3 : ribuan 325. G : ko ribuan lagi..dibelakang angka 5..ini ada berapa angka yang berjejer ini..satu S3 : G : ya..berarti nilai yang angka 5 ini adalah..? berapa S2..? 328. S2 : G : woo..semuanya belum paham..kalau 5.nya ini nilainya berapa..? 330. S3 : G : 500 di baca dari depan S3 : G : iya..tadi 1500 kalau ini hanya diganti angka..2..dibacanya..? 334. S3 : G : he e meter sama dengan berapa centimeter hayoo ee..keliru sik..bentar..ini centimeter..sama dengan berapa meter..? mbak S oh 2500 centimeter.. [S3 diam] 2500 centimeter sama dengan S3 : G : centimeter sama dengan? 338. S3 : meter 339. G : berapa meter..? [S3 diam] berapa..? 340. S3 : 20,500 meter 341. G : sama dengan titik-titik..meter.. [S3 diam] yo.. berapa S2..? hayoo..nek nggak ditunjuk nggak memperhatikan.. ya..nanti juga ikut-ikutan nggak bisa lho ya centimeter sama dengan berapa meter..? [S2 diam] 342. S2 : 20 meter 343. G : berapa..? makanya perhatikan ya..kalau tidak dituunjuk ya tetap perhatikan..ha 25 ri..keliru to bu G melu keliru to lho centimeter itu sama dengan berapa meter..kalau tadi 1500 centimeter sama dengan..?15 meter..sekarang kalau 2500 centimeter sama dengan berapa meter..? 344. S2 : 25 [lirih] 345. G : nha..berapa..yok maju ditulis biar nggak ngantuk..humm.. [meminta S2 maju kedepan menuliskan jawabannya di papan tulis, S2 pun maju menuliskannya, G mengamati] mbak tetap memperhatikan ya..nha..arep ditambahi opo..hehe [tak lama S2 selesai menuliskannyaa dan kembali ke tempat duduknya] sudah itu mantep ini..? betul atau salah ni [S3 mengangguk] 347. G : lho..bisa membenarkan kok tadi menghitung sendiri nggak bisa pye..? ha..? paham belum..? sekarang ya centimeter sama dengan 25 meter.. [S3 menirukan kata-kata G] nha itu ya..kalau diukur 2500 centimeter nha terus disingkat hanya menjadi 25 meter nha..itu ya..ditulis dulu..yang ini berarti contoh..yang ini ya..[menunjuk tulisan yang di catat di papan tulis tadi, S mencatatnya] nanti ndak bingung.. [G menghapus sebagian tulisan di papan tulis yang sudah tidak digunakan untuk dicatat lagi, tak lama kemudian bel istirahat berbunyi sekaligus menjadi tanda bahwa pelajaran matematika pada pertemuan kali ini telah usai]

188 170 Pertemuan VII 23 Agustus [G mengulang lagi pelajaran yang pertemuan kemarin untuk mengingatkan S, karena kemarin ada S yang tidak masuk] 2. G : kalau..100 centimeter biasanya diganti dengan..? [S diam] dengan meteran..satuan bakunya bisa..? sama dengan..? [S diam] 1 meter.. jadi 100 centimeter.. dengan satuan baku centimeter.. kalau panjangnya 100 centimeter bisa diganti dengan.. satuan baku..? 3. S3 : centimeter 100 centimeter..bisa diganti dengan satuan baku menjadi..? 4. S1 : meter 5. G : sat..he e..? 6. S1 : 1 meter 7. G : 1 meter.. masih ingat ya kalau mengukur panjang meja kemarin satuan bakunya apz..? 8. S : centimeter 9. G : satuan bakunya? 10. S : centimeter, centimeter..alatnya..? meteran masih ingat ya..membedakan antara alat dengan satuan baku..alat yang digunakan untuk mengukur buku..? 11. S4 : penggaris 12. G : penggaris.. satuan bakunyaa..? 13. S3 : CM 14. G : CM apa itu CM..? 15. [S4 menggumam] 16. G : ha..? [S4 diam] ha..? 17. S : centimeter 18. G : centimeter ya..atau jangan-jangan cinta mati ya..ha.. [S1 ketawa] bukan centimeter..ya..kok CM..ya mbak S3 ya.. kalau alat untuk mengukur kain..? biasanya apa mbak..? 19. S1 : meteran 20. G : mbak S3? 21. S3 : centimeter 22. G : alat untuk mengukur.. alatnya..alat yang digunakan untuk mengukur panjang kain biasanya ap..mbak S3? 23. S3 : meteran [lirih] 24. G : apa..? 25. S3 : meteran 26. G : meteran..nah satuan bakunya biasanya apa..meteran..? 27. S3 : centimeter G : centimeter, kalau 100 centimeter, bisa diganti dengan satuan baku..? sama dengan berapa..? 29. S3 : meter 30. G : nha..ada berapa meter kalau 100 centimeter sama dengan? Berapa meter..? 31. S3 : 1 meter 32. G : 1 meter..ingat ya..nha..kalau sudah ingat coba sekarang dihapus dulu yang sebelah timur..sekarang coba latihan lagi.. yo..siapa yang mau membantu bu G menghapuskan papan tulis..nah yo..sebelah timur dulu ya..mbak S4 belum selesai ini [S2 menghapus papan tulis] 34. G : yang sebelah timur mas.. nha yuk mbak S4 ditunggu segera [S4 masih mencatat pelajaran lain yang sebelumnya tadi]. jadi anak-anak harus ingat ya harus bisa membedakan antara alat yang digunakan dan satuan baku panjang itu sendiri ya..kalau alat..itu..berupa barang..ya..barang yang digunakan untuk mengukur..alat yang digunakan untuk mengukur panjang kain, biasanya menggunakan..? 35. S : meteran G : meteran..satuan bakunya..? 37. S : centimeter..

189 G : centimeter..bisa juga diganti..kalau 100 centimeter menjadi? 39. S : meter 40. G : meter..nha itu alatnya..kalau satuan bakunya..meteran..kalau alat yang digunakan untuk mengukur buku biasanya..? 41. S : penggaris 42. G : nha itu alat ya..kemudian..satuan bakunya untuk penggaris..? 43. S : centimeter 44. G : centimeter..masih ingat ya..coba sekarang..dikerjakan di buku masing-masing dulu aja.. [G menulis soal latian di papan tulis, S menyiapkan bukunya masing-masing] kok latihan terus kapan ulangannya ya..besok ya..ulangan.. [G masih menulis soal latian di papan tulis, tak lama G menulis soal lalu G menjelaskannya] satuan yang digunakan adalah..nha jadi apa yang ditanyakan disitu..? [S diam] yang ditanyakan apa.nya..? he..? satuannya apa alatnya..? 45. S2 : satuan [lirih] 46. S1 : satuan 47. G : iya..yang jawab ming S2 ya.. nha..apa yang ditanyakan disitu..? 48. S1 : satuan [diikuti SL] 49. G : satuannya..tadi mbak S1 ya.. gentenan.. paham ya.. [G sembari menulis di papan tulis, S mencatatnya..] eh udah ini to..? 50. S4 : udah G : mbak S4 tolong duduknya jangan miring-miring..nanti badannya ikut miring lho.. [sembari menghapus di papan tulis] jangan lupa ini PR.nya dikerjakan di rumah..[pr pelajaran sebelumnya] ndak boleh alasan pergi jalan-jalan sama mama.. listrik mati..kan bisa dikerjakan tiap hari..ya to..mbak S4 ya.. [G melanjutkan menulis soal di papan tulis, SL mencatat] si mbak S3 pas nggak masuk, pas dijelaskan lagi masih ingat nggak ini..coba mbak S3..nomor 1 ya..yang lainnya kalau sudah tau..diam saja ya.. [G lalu membacakan soalnya] tinggi meja belajar itu 85 centimeter..satuan yang digunakan disitu apa mbak..? S3.. [S3 diam] bisa..? satuan yang digunakan..kalau alat untuk mengukur panjang kain dinamakan..? 52. S3 : meteran [lirih] 53. G : meteran..lha kalau itu tinggi meja itu 85 centimeter satuan yang digunakan apa..? [S3 diam] itu tinggal membaca satuanya apa itu yang digunakan disitu..? [S3 diam] apa mbak S3..mbak..? itu lho tinggal membaca kok..tinggi meja belajar itu..85 centimeter..satuan yang digunakan adalah..? 54. S3 : meter [lirih] 55. G : hm..? 56. S3 : centimeter 57. G : apa yang betul..? 58. S3 : meter 59. G : endi to..? yang dibaca tadi bu G, tadi yang mana nomor berapa..? 60. S3 : G : hm..? oo..dibaca sendiri wis nomot 1..[S3 membaca soal no.1] satuannya opo alat yang ditanyakan..? 62. S3 : alat 63. G : km membaca yang mana to mbak..coba..si S3 keliatan nggak konsentrasi e..yang di baca nomor berapa..masa yang dibaca disitu ngliatnya disini terus..disana, kesana..nha..coba konsentrasi yang dibaca nomor berapa..? 64. S3 : G : nha yang disuruh baca nomor 1 to..? coba..perhatikan kemudian dibaca pelan-pelan [S3 membaca soalnya pelan-pelan] nha ap..? 85..? 66. S3 : centimeter 67. G : yang keras S3 : centimeter 69. G : terus yang ditanyakan..? [S3 membaca soal lagi] nha apa itu yang ditanyakan disitu S3 : meteran [lirih] 71. G : hm..? 72. S3 : meteran [lirih]

190 G : ya sudah..nek kamu..meteran ya..kalau yang nomor 2.. [S3 lalu membaca soal no.2] 4 meter..yang digunakan..satuan yang digunakan apa itu..? [S3 diam] nha..s3 belum paham ya..kebetulan pas..pas diterangkan lagi sama bu G..pas mbak S3..nggak masuk..hari rabu.nya juga nggak masuk..jadi belum paham lagi ya..antara alat dan satuan baku..lho..lak keliatan nggak konsentrasi e..itu pikirannya ke mana..ya.. antara satuan dan alat..kalau alat yang digunakan apa mbak..untuk mengukur panjang..? 74. S3 : meteran [lirih] 75. G : nha alat itu barang atau benda yang digunakan untuk mengukur panjang, namanya apa..? meteran..apa lagi..? 76. S3 : penggaris 77. G : penggaris itu..namanya alat..nha..di dalam alat tadi ada angkanya disitu..ada garis kecilkecil..nggateke ora to..nha..dalam penggaris tadi..apa garis-garis kecil yang ada angka-angka itu..nha angka-angka itu nanti yang akan menunjukkan berapa yang kita ukur, dengan satuan baku..satuan bakunya apa kalau pada penggaris..? 78. S3 : penggaris 79. G : ho o..satuan bakunya apa..? 80. S3 : centimeter [lirih] 81. G : nha..gene ngerti, centimeter itu satuan bakunya yang ada pada..? penggaris..lha kalau cara mengukur panjang meja, e panjang buku saja..panjang buku 10 centimeter satuan bakunya ap tadi..? 82. S3 : centimeter 83. G : lha iya.. 84 centimeter satuan bakunya ap..? 84. S3 : centimeter [lirih] 85. G : nha centimeter to..sekarang coba..tinggi meja belajar itu 85 centimeter..satuan yang digunakan apa..? 86. S3 : centimeter 87. G : nha..sekarang paham belum..antara satuan baku dengan alat..? 88. S3 : paham [lirih] 89. G : nah berarti no.1 itu yang ditanyakan apa.nya..? [S3 diam] dibaca lagi..[s3 membaca soal nomor 1] nha 85 centimeter kemudian yang dibawah itu yang ditanyakan apa..? 90. S3 : satuan 91. G : nha gene tau..satuannya apa yang ditanyakan itu mbak..? tinggal membaca disitu.yang tertera disitu apa..? satuannya apa mbak S3..? 92. S3 : meteran [lirih] 93. G : itu apanya itu..meteran, penggaris itu apa.nya..? 94. S3 : pengukur 95. G : lha iya pengukur apa..? [S3 diam] dinamakan apa pengukur itu..? alat atau satuan..? 96. S3 : alat 97. G : nha gene tau alatnya yang digunakan penggaris, meteran, nah setelah itu disitu apa yang ditanyakan..kalau sudah tau penggaris itu alat, meteran itu alat..nha..di alat-alat itu..di penggaris, dan di meteran..itu tertera garis-garis kecil dan angka yang menunjukkan nanti panjang yang akan kita ukur..dengan satuan baku satuan bakunya pada penggris disebut? [S3 diam] satuan baku yang ada pada penggaris disebut..? 98. S3 : 1 meter 99. G : hm..? 100. S3 : 1 meter 101. G : 1 meter..? 1 meter sama dengan berapa..? [S3 diam] centimeter..? [S3 tetap diam] ha..sekarang meter itu apa tadi..? 1 meter gitu to.. ada penggaris 1 meter..nah meter itu disebut apa mbak? [S3 : diam] kok ono tulisan meter itu..apa to meter itu..meter itu apanya.. [S3 diam] 102. S3 : 1 centimeter 103. G : nah 1 centimeter coba..centimeter itu apa.nya..? [S3 diam] mbulet wae muter hehehe..lagi ya mbak..? ini khusus mbak S3 ini..kalau yang lainnya, ternyata masih bingung seperti itu semua ya..? 104. S1 : nggak

191 G : oo nggak..mbak S3 dewe sik bingung ya..hehehe.. [nampaknya S3 memang susah untuk menangkap yang dimaksudkan G. G pun kemudian membiarkannya sejenak dan beralih ke S lain untuk mengamati pekerjaan soal latihan Snya, salah satunya S4] 106. G : hm..? [S4 bergumam kurang terdengar jelas] 107. G : 85 apa..? 108. S4 : centimeter 109. G : centimeter..terus satuan yang digunakan adalah..? 110. S4 : centimeter 111. G : hm..? ya ditulis..nanti nek nggak ditulis nanti nggak disi..hayoo..sesuai nggak sama yang dibunyikan mbak S4, tadi apa mbak S4 bilangnya apa..? 112. S4 : centimeter 113. G : centimeter..sekarang ini di baca apa..? 114. S4 : centimeter 115. G : mana yang bunyi centimeter mana..? [S4 menunjukkan lalu meminta S4 untuk membacanya, dan nampaknya bunyi tulisan yang di tulis S4 tidak berbunyi centimeter] hu um..hm..? nha..betul apa salah dengan yang diucapkan mbak S4 tadi..? diucapkan betul, nanti nulisnya salah.. yang betul apa tadi..? 116. S4 : centimeter 117. G : centimeter.. [setelah menuntun S4 G beralih ke S3 lagi G menghampiri meja S3.. Berhubung batre kamera yang dipakai peneliti habis dayanya, maka peneliti hanya bisa merekam suara saat G menuntun S3] angka-angka yang nantinya menunjukkan berapa..ya..panjang yang akan kita ukur..nah di penggaris ini menggunakan satuan baku, satuan baku itu satuan pokok yang dimana saja kalau diukur itu akan sama panjangnya..kalau disini 2, disana nanti juga dua, misalnya pensil ini, disini 13 centi, nanti disana ada penggaris juga..diukur juga sama 13 centimeter..nah..penggaris ini menggunakan satuan baku centimeter S3 : centimeter [menirukan yaang dikatakan G] 119. G : itu satuan bakunya.. sing ning mburi embel-embel e kuwi lho..yang belakang..ya..tulisan centimeter..satuan baku itu yang menyertai angka yang menunjukkan panjang benda..misalnya 2 centimeter satuan bakunya..? 120. S3 : meter [lirih] 121. G : 2 centimeter.. yang belakang bunyinya apa to itu..? 122. S3 : centimeter 123. G : nah..2 centimeter, setelah 2 bunyinya apa..? 124. S3 : centimeter 125. G : nah itu yang dinamakan satuan baku..centimeter.. [S3 menirukan yang dikatakan G] nah..diingat-ingat apa satuan baku alat pengukur penggaris..? [S3 diam] satuan bakunya apa..? 126. S3 : centimeter 127. G : lagi S3 : centimeter 129. G : nah..jadi kalau ada tulisan.seperti..nah ini..ini tadi ya.. [menunjuk ke soal] 85 centimeter, satuan bakunya apa..ini..? 130. S3 : centimeter 131. G : nha itu yang dinamakan satuan baku ya..ya..jadi ini angkanya ini yang menentukan panjangnya..85, kemudian satuan bakunya apa..? lah itu yang dibelakang angkanya ini yang menunjukkan satuan baku..bukan angkanya..tetapi..tulisannya ini..tulisan yang menyertai angka tulisannya nah..kalau panjangnya itu 85 ini ya..satuan bakunya apa..? tulisan dibelakangnya, tulisan dibelakangnya apa..? 132. S3 : centimeter 133. G : nah..itu..yang ditulis disini..nantinya..coba udah tak kasih tau masih salah apa betul ya..lagi..satuan baku itu..tulisan yang menyertai angka di belakangnya..kalau angka ini..ini menunjukkan panjang yang kita ukur..donk..nha.lalu ini..ini..ada tulisan disini oo 20 disini berapa ini 20.. ini satuannya apa..? 134. S3 : centimeter [lirih]

192 G : 20 centimeter.. jadi.. 20 tadi panjangnya..satuan bakunya..centimeter..tulisan yang ada di belakang angka..kaya ini contohnya ini.. tinggi meja belajar 85, 85 itu panjangnya..kemudian satuan bakunya apa..85 meter, apa centimeter disini S3 : centi [lirih] 137. G : nha..disini centimeter, maka satuan yang digunakan adalah S3 : centimeter 139. G : ya..centimeter donk belum..? 140. S3 : donk 141. G : tenan..dicoba.. [lalu S3 mencoba mengerjakan soal lagi] mbak S4 bener tidak ini.. [tak lama setelah itu G menghampiri meja S1 untuk mengetes S1 apakah ia sudah mengenal bilangan atau belum, sedang S lain masih tetap mengerjakan soal dari papan tulis tadi..dan S1 tampak sedikit sudah mengenal lambang bilangan] nek yang ini sudah agak paham ya.. [S masih mengerjakan lalu] hayoo..mbak S4 sudah selesai belum..ko bengong ya.. [G sembari mengajak S4 bercengkrama, sembari memberi soal kepada S1, soal mengenai lambang bilangan dimana ia diminta menuliskan dalam bentuk ejaan lambang bilangan yang tertera] coba mbak S1 ini diisi.. pakai pensil dulu [S1 pun mengerjakannya dengan cukup baik] 143. G : masih ingat ini ya..dulu kelas 4 SD, yang ini kan tempat satuan kalau ada satuannya, terus yang ini apa..? [tak lama setelah itu G kembali ke soal di papan tulis, dan meminta S1 mengerjakannya] ya..sekarang no.5 berapa itu..? [G dengan suara lantang] nah satuan yang digunakan adalah meter..ini ya..di rumah itu dipelajari.. besok pagi itu ulangan..tentang ini..hanya seperti ini.. [menunjuk ke soal yang ada di papan tulis] kalau tidak dipelajari di rumah nanti dapat jelek lagi ya [tak lama setelah itu bel istirahat berbunyi, tanda pelajaran matematika pada pertemuan kali ini telah usai] Pertemuan VIII 24 Agustus [G membagikan soal ulangan ke S seperti yang dikatakan kemarin, dan meminta S jangan lupa menuliskan namanya] 2. G : gampang lho mingan seperti kemarin kok ya..gampang to..nha..ini jangan sampe kebalik-balik lho ya..dipahami dulu yang betul kalimatnya..ya..setiap nomor dipahami dulu kalimatnya..ya.. 3. [tak lama setelah itu S pun mulai mengerjakan soal ulangan tersebut dengan tenang, dan G berkeliling mengamati, hingga G sampe ke meja S4 G mendampingi S4] 4. G : ha..alat ukur yang biasa..digunakan untuk mengukur panjang buku tulis yaitu..? [S4 sembari mengerjakan soalnya, tak lama kemudian G melanjutkan berkeliling lagi mengamati pekerjaan S.nya, sembari sedikit mengecek atau mengoreksi jika ada pekerjaan S yang kurang tepat, tapi G tidak memberi tau jawabannya, G paling sering mengamati pekerjaan S4] 5. G : tono membeli tali sepanjang..8 meter..satuan yang digunakan apa mbak..? [S4 diam] tono membeli tali sepanjang 8 meter..satuan yaang digunakan adalah.. 6. [S4 masih mengerjakan, tak lama kemudian S2 dan S1 telah selesai mengerjakan soalnya] 7. G : sudah diteliti mbak S1..sudah mantap..nggak diganti.. [G mengumpulkan, dan mengamati serta mengoreksi pekerjaan S2 dan S1, tak lama kemudian G memberi soal kepada S2 dan S1 di papan tulis tentang lambang bilangan sembari menunggu S4 yang belum selesai mengerjakan soalnya..s3 tidak masuk] 8. G : dari mulai yang ini ya.. [G menuliskan soalnya di papan tulis] 1500 Gbr VIII-1

193 G : siapa yang tau lambang bilangan itu cara membacanya bagaimana S1 : 1200 [lirih] 11. G : berapa S2..? 12. S2 : 1200 [lirih] 13. G : keliatan ndak..? [G memperjelas tulisannya] seperti itu keliatan ndak..? 14. S2 : G : ha ya..terus mengurutkan sampe 1025, coba S2 maju sampe menulis lambang bilangan 1500, itu sudah ada 1500 terus diurutkan sampe [S2 pun melaksanakannya G mengamati, S1 juga, S4 yang belum selesai pun ikut mengamati] 17. G : sudah mbak S4? abis 1500 terus berapa mas..1500,1000? 18. S2 : 600 [lirih] 19. G : lho kok 1600 melompat itu, menghitung secara urut setelah 1500 terus..? 1000? [S2 masih mengerjakan dan menuliskan lambang bilangan 1501] ho o dibaca apa..? 20. S2 : 1501 [lirih] ya..terus..[s2 masih mngerjakan, G mengamati] 21. G : menulisnya kok kebalik, angka 8.nya dari bawah..nyeni ya mas ya.. [tak lama setelah S2 mengurutkan menuliskan lambang bilangan dengan baik, lalu giliran S1 yang diminta G untuk mengurutkan menulis lambang bilangan tadi, G mengamati, tak lama S1 selesai mengerjakan juga dengan baik, lalu G sesekali menghampiri meja S4 untuk mengamati pekerjaan S4, sedang S lain kecuali S4mencatat urutan lambang bilangan dari 1500 tadi] 22. G : mbak S4..? [menghampiri meja S4 yang dari tadi belum selesai mengerjakan soal ulangannya] alat yang bisa digunakan untuk mengukur kain disebut..? [S4 diam] nha alatnya..yang biasa digunakan untuk mengukur kain..? [menuju ke meja S1 mengamati yang dikerjakan S1, yaitu menuliskan secara urut lambang bilangan tadi] sudah selesai gitu ko udah pinter ya.. [tak lama kemudian S4 telah selesai mengerjakan] itu..? [S4 mengangguk, G sembari mengamati pekerjaan S4] centi..centi isinya centi-centi..dah..? ya.. sekarang kita bahas dulu tentang ini ya..di tempat mbak S4..mbak S1.. [menukar pekerjaan S untuk dikoreksi] coba yo..diteliti bersama..kita koreksi bersama nha..no.1 coba ya..jawabannya kita..coba kita..teliti bersama-sama..no.1 ya..perintahnya dulu berilah tanda silang pada a, b, atau c pada jawaban yang paling benar..jadi dicari yang paling benar sudah kamu..pelajari..ya..no.1 alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur panjang buku tulis disebut? a. meter, b. penggaris, c. meteran yang betul yang mana.. yang paling betul..? 23. S1 : penggaris 24. G : apa yang paling betul mbak..? 25. S1 : penggaris G : huruf apa yang diberi silang..? 27. S2 : b 28. G : b.. dilihat punyanya temennya itu kalau jawabannya yang tidak b.. salah.. nanti gini.. centang yang no.1 kalau salah.. betul atau salah punyanya mbak S1? 29. S4 : bener 30. G : bener punyanya..mbak S4 bener po salah S2..? 31. S2 : betul 32. G : punyanya mbak..s2 betul po salah..? 33. S1 : bener 34. G : no. 2.. [G membacakan soalnyaa] alat ukur..nha ini yang ditanyakan..alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur kain disebut..? 35. S1 : meteran [lirih] 36. G : meteran..jawabannya apa..a, b, atau c S2 : a [lirih] 38. G : a meteran..ada yang salah disituu..? jangan diganti lho mbak S1 jangan mengganti punyanya teman, biar saja seperti itu..nha mbak S4 tinggal melihat yang dipenk itu bener po salah punyanya temennya ya..apa yang betul tadi..? a..betul mbak S1 a.? [S1 mengangguk] punyanya S2..? 39. S2 : betul [lirih]

194 G : no.3 satuan baku yang digunakan pada penggaris adalah apa mbak..? a centimeter, b meter..c meteran 41. S1 : centimeter 42. G : ha.. punyanya mbak S4..yang salah dipenk..yo..di centang boleh..yang dua tempatnya mbak S4..? jawabannya yang betul adalah a..ya mbak S4..betul apa salah itu..? 43. S4 : bener 44. G : mbak S1..? 45. S1 : bener [sembari mengangguk] 46. G : panjang pensil S2 ada 17 centimeter..satuan yang digunakan adalah..a meter..b centicenti..c centimeter 47. S1 : centimeter 48. G : yang betul apa..? 49. S1 : centimeter 50. G : hurufnya apa..? a,b atau c..? 51. S1 : c 52. G : c..salah lagi..? dicentang kalau yang salah ya no..5, yang punya mbak S1 betul apa salah yang dipegang mbak S S1 : bener 54. G : nha..no.5, tono membeli tali sepanjang 8 meter, satuan yang digunakan adalah..a meteran, b.meter..c centimeter..? 55. S1 : meter 56. G : yang betul yang mana..? [S diam] ayo semuanya kok nggak jawab. tono membeli tali sepanjang 8 meter..satuan yang digunakan adalah..? apa..? 57. S4 : centimeter 58. G : ha S4 : centimeter 60. G : centimeter.. [menunjuk S4] coba S2..? 61. S2 : meter[lirih] 62. G : meter. mbak S1? 63. S1 : meter 64. G : meter..yaang betul disitu meter ya mbak S4.. 8 meter..kan ada tulisan meter berarti satuan yang digunakan adalah..meter..huruf apa..disitu meter..? 65. S : b 66. G : b..betul apa salah..mbak..? ko diorek-orek opo mbak..? 67. S1 : nggak kok G : jangan diorek-orek ya..kalau betul didemin aja kalau salah baru diberi centang. nomor..berapa..? 69. S2 : 6 [lirih] 70. G : nha..alat..ukur yang biasa digunakan penjahit adalah..? 71. S2 : a 72. G : betul a alat ukur tadi kain ya..ini yang biasa digunakan penjahit adalah a. meteran..b penggris, c. meter..apa yang betul..? 73. S2 : meteran [lirih] 74. G : meteran a, b, c..? 75. S1 : a [lirh] 76. G : a..betul po salah mbak..? 77. S4 : bener 78. G : bener..punya mbak S4 apa jawabannya..? 79. S2 : penggaris [lirih] 80. G : oo penggaris..yang biasa ya..penjahit biasa menggunakan meteran kalau untuk mengukur..no.7 tinggi almari itu 3 meter..dhuwur banget yo..satuan yang digunakan adalah..? siapa yang bisa langsung menjawab S4 : meter 82. G : meter..pinter mbak S4..jawabannya a, b, atau c S : b

195 G : b..meter..jawabnya betul kok itu ngisinya salah ya mbak S4 ya..? [G melihat lembar jawabnya S4 yang dikoreksi S2], 85. S2 : meteran [lirih] 86. G : oh meteran..meteran itu alat atau satuan baku..? 87. S4 : alat 88. G : tau kok..mbak ya..tapi jawabanya kok salah ya..nomor..? 89. S1 : G : 8..lebar papan tulis itu 67 centimeter, satuan yang digunakan adalah..? a meteran, b meter, c centimeter, apa yang betul..? a po b po c..? 91. S : b [menjawab secara bergantian] 92. G : b..betul mbak S4..? 93. S4 : bener 94. G : betul lagi..mbak S1..? 95. [S1 mengangguk] 96. G : no.9 ya..diliat ya mbak S4 ya..tinggi pohon itu 10 meter, satuan yang digunakan adalah..? siapa yang bisa langsung menjawab..? 97. S4 : meter 98. G : ha..? 99. S4 : meter 100. G : meter..jawabannya di a,b atau c..? 101. S : c 102. G : salah lagi mesti ha..? punyanya mbak S4 apa..? [melihat ke lembar jawabnya S4] centimeter oo nggak teliti ini ya..no.10 lingkar kepala S2 adalah 44 centimeter, satuan yang digunakan adalah..apa..? 103. S4 : centimeter [lirih] 104. G : apa mbak S4..? 105. S4 : bener 106. G : centimeter..jawaban disitu apa.? 107. S4 : b 108. G : b..pinter mbak S4, yaak.. b yaa..hmm..sudah abis ya yang untuk pilihan ganda kemudian rom II isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat dan benar..dah ya..nomor..? 109. S4 : G : berapa isinya mbak S4 kalau tau S4 : centimeter [lirih] 112. G : centimeter..panjang meja belajar itu ada 75 centimeter, satuan yang digunakan adalah S4 : centimeter 114. G : centimeter..betul mas..? 115. S2 : betul 116. G : ada yang salah..? 117. [S1 menggeleng] 118. G : ha..semua betul pinter..ya..lebar papan tulis..ini salah nulis ya ini..apa tulisannya 119. S1 : tilis 120. G : tilis ya..salah ketik ya..harusnya papan tulis..ini sambil ngantuk ni bu G ngetiknya ya..lebar papan tulis di kelasku kelasmu, kelasku..ya..64 centimeter satuan yang digunakan adalah..? 121. S : centimeter 122. G : centimeter..betul? 123. S : bener 124. G : pinter semua..ya..tinggi pohon pisang itu ada 2 meter satuan yang digunakan adalah..? 125. S4 : meter 126. G : meter..pinter lho mbak S4 ya..betul po salah punyanya mbak S4..? [S2 bergumam] apa jawbannya..? 127. S2 : meter satuan 128. G : hm..?

196 S2 : meter satuan 130. G : meter satuan..? satuannya nggak usah dipake itu ya..satuannya adalah..? meter..ini nyontek tulisan ini ya.. [sambil tersenyum] hehe..tapi paham maksudnya mbak S4 ya..tinggi pohon pisang itu 2 meter..satuannya apa mbak S4..? 131. S4 : meter 132. G : ho o..nggak usah di embel-embeli satuan..nomor..? 133. S1 : G : oo 4 yaa..lingkar kaleng roti itu adalah 46 centimeter..kaleng roti..pernah mengukur to kaleng roti S4 : pernah 136. G : nha pernah ya.dulu ya..ini ada..lingkar kaleng roti itu ada..46 centimeter..satuan yang digunakan adalah..? 137. S4 : centimeter 138. G : centimeter.. betul ndak punya mbak S4..? 139. S2 : betul 140. G : betul ya..no. 5 terakhir alat yang biasa digunakan untuk mengukur kain disebut..? 141. S1 : meteran 142. G : betul..? 143. S4 : betul 144. G : waa betul semua punya mbak S4 ya..untuk yang isian..? betul tidak..? [S2 mengangguk] betul ya..ha..salah berapa..? yang rom I ditulis di sini aja mas..s2 [menunjukkan letaknya] rom I disini, sini..salah benar..nanti gita ya..disini rom I [S lalu melakukan yang dimaksud G] salah berapa..? berapa tu lho diliat..tu, dua.. [S2 menghitung salahnya] 5..yang satu rom II itu..ya..bisa..salah 5, S = 5 [S2 menuliskannya] yang lainnya kalau betul semua ditulis S = 0, salahnya, yang betul semua..coba siapa yang betul semua..dibaca namanya..yang betul semua siapa..? 145. S4 : ini..[menunjukkan lembar jawabnya S1] 146. G : S1..? S1 betul semua..? 147. S4 : humm.. [sembari mengangguk] 148. G : ya..terus siapa lagi..? 149. S1 : ini.. [sembari menunjuk S2] 150. G : siapa namanya kok ini..? siapa..? 151. S1 : S G : S2..S4 masih perlu belajar membaca saja ya..membaca dan menulis..nha..sekarang dikumpulkan..nanti ya..ni..kumpulkan sini..[s mengumpulkan lembar-lembar jawaban tersebut] mbak S1..hehe..mbak S4 kok ditulisnya 06, salah 0 ya.. S3 ini..wah takut ulangan apa ya..kok nggak masuk ya..mbak S3..ya..nha sekarang ngulangi pelajaran yang baru ya..kemarin kita mengenal..ee..cara mengukur panjang, alat yang digunakan, dan menulis hasil pengukuran..kemarin sudah ya..sekarang mencobaa membaca lambang bilangan.. [G akan menjelaskan cara membaca lambang bilangan] ya mbak S4..coba mbak S4 kalau..seperti itu..[g lalu meminta S4 membaca lambang bilangan yang tadi dituliskan oleh S1 dan S2, S4 nampak kebingungan karena bilangannya bilangan ribuan, lalu G mengarahkan S4 untuk membacanya] ini angka berapa ini..? 153. S4 : G : 100.nya yang mana..ini angka 1 ini 100..? [S4 diam] yang mbak S1 sama S2 yang tadi dilanjutkan ya..ini tadi mbak S1 juga belum.. [menunjuk ke papan tulis, lalu G mendampingi S4 lagi] coba mbak S4..kalau lambang bilangan ini dibacanya berapa mbak nada..? 155. S4 : G : kalau seperti ini S4 : 101 [lirih] 158. G : kalau seperti ini S4 : 1000 tau ya G : ho o kalau se perti ini..berapa..? [G menuliskannya di papan tulis, S4 menjawab sangat pelan] 1005 Gbr VIII-2

197 G : ha..? mbok yang keras ndak dengar e..bu G nanti nek bener kok tak salahke nek nggak dengar bu G..yang keras S4 : G : 105..begini 105 ya.. [padahal lambang bilangan yang tertera adalah 1005] coba kalau yang ini..? 164. S4 : G : 105 lho kok sama..sama tidak ini..yang ini 0.nya berapa..? 166. S4 : G : yang ini 0.nya berapa..? 168. S4 : 1 [lirih] 169. G : kok membacanya sama ya..yang 105 yang betul yang mana..humm.. [S4 menunjuk yang 1005] ini..? [S4 mengangguk] ini 105..nha tadi katanya ini berapa..kalau 0.nya 3..[G menunjuk contoh lambang bilangan 1000] yaitu dibacanyaa..? 170. S4 : G : jadi kalau disini angka 1 dibelakngnya ini ada 3 angka yang menyertainya ini dibacanya 1000 ya mbak yo..ini 1 ini 1000, 1000? 172. [S4 bersuara sangat lirih] 173. G : lim..ha..? 1000? 174. S4 : 5 [lirih] 175. G : 5..hu um..kalau yang ini..1 angka 1 terus yaang menyertai angka di belakangnya hanya 2 angka nha ini kira-kira berapa tadi..? 176. S4 : G : 100..ini dibacanya.. [menunjuk ke 105, S4 diam] 105..yang ini..[s4 diam] jauh to..bedanyaa dengan 105, selisihnya banyak sekali nanti ya..nha..sekarang kalau..seperti ini.. [menuliskan angka 1001] 1001 Gbr VIII G : berapa mbak S4..? 179. S4 : 1001 [lirih] 180. G : 1001 kalau ini tadi berapa..? [menunjuk ke 101] 181. S4 : G : nha..sudah paham ya sekarang ya..kalau..3 angka dibelakang angka 1 itu nilainya..mesti S4 : 1000 [lirih] 184. G : ho o 1000 kok rindik mbok yang keras..kalau..2 angka di belakang angka 1 nilainya..ratusan ini ya..masih ingatkah dulu ya..ini satuan.. [menulis angka satuan di lambang bilangan yang dituliskan di papan tulis tadi], kalau seperti ini..puluhan ya..[menulis angka puluhan di lambang bilangan yang dituliskan di papan tulis tadi], terus yang ini..? ha opo..? 185. S2 : ratusan [lirih] 186. G : ratusan..nek ini..? 187. S : ribuan 188. G : ribuan nha..ribuan kan, bisa membedakan kalau satuan kan disini tidak ada..nha..tidak ada yang menyertai angka berikutnya tidak ada..kemudian kalau yang puluhan itu di belakangnya ada..atau ada yang menyertainya..terus ini..juga..ini nilainya juga berbeda..ini 0.nya hanya 1 yang ini 0.nya..? berapa..? 189. S1 : G : 2.kalau 0.nya 2 nilainya..[s4 hendak menjawab tapi terus langsung diam lagi] ho o betul S4 : G : 1 apa..? 1..? [S diam] hum..? 0.nya 2 dibacanya berapa itu..?

198 S : G : 100 jadi nilainya..? [S diam] ho o 1 seratus..seratus ya..kemudian yang no S : G : ribuan..ya ho o..itu ya udah bel po belum to..? ini ya..jadi anak-anak harus..ee..melihat berapa nilai yang ada di belakang paling depan tadi ya..kalau contohnya seperti ini..oo ini berapa angka ini..terdiri dari berapa angka ini..? coba dihitung ini.. [S diam mengamati] ini lambang bilangan ini berjajar 4 angka nha ini berarti nilainya berapa ini..? 197. S1 : 1000 [lirih] 198. G : ribuan..terus berikutnya nilainya S2 : G : ratusan..berikutnya lagi..humm..? puluhan..baru yang paling belakang ini S : satuan 202. G : satuan ya..mbacanya dibalik ya dari..yang paling kecil..yang paling belakang ini disebut..? satuan.. terus.. naik.. puluhan..terus naik lagi S1 : ratusan 204. G : ratusan..ini S.e ko ming 1 le jawab..naik lagi S4 : ribuan 206. G : ribuan S : ribuan [berbarengan dengan G] 208. G : ya..ha coba mbak S4 sekarang kalau sudah paham..ini..dibacanya..[g menujukkan tulisan di papan tulis yang menunjukkn bilangan ratusan, S4 diam] dibacanya..? 209. S4 : ratusan [lirih] 210. G : ratusan, mbak S1..coba lambang bilangan ini membacanya bagaimana..? 211. S1 : 1444 [lirih] 212. G : ya..ini yang paling depan ini ribuan berapa angkannya oo 1 berarti 1 ribu..terus berikutnya posisinya ditempat ratusan angkanya berapa..? 4..di bacanya..4..ratus..berikutnya 4 lagi..tapi letaknya di..puluhan..ha..membacanya 4..puluh..kemudian 4 yang paling..be..paling akhir..satuan membacanya cukup 4, nha..mbak S4 coba menulis 100 bisa tidak ya..menulis pake..latinnya..100 [G meminta S4 maju ke depan, S4 pun maju kedepan] coba 100..pake tangan kanan bisa nggak mbak..coba..jadi nanti kanan kiri ok..ya..ditulis latinnya ni..sama dengan ini ditulis latinnya terus cara membacanya..misal kalau ini..oo ini..berapa ni 213. S4 : G : 1 ditulisnya..sa..tu..[menulis kata satu] nha..kalau seperti itu berapa itu nilainyaa..100 ditulis..tangan kanan..ya.. [S4 menuliskannya, G mengamati] se.. [S4 menulis di papan tulis, G mengamati] se..ra..tus..bisa ndak menulis se..ra..tus..se..se bagaimana mbak..? coba ditulis dulu 100..ra..tus..tuu.ho o..terus tus..apa yang tus itu..? 215. S4 : s 216. G : nha..tulis.. [S4 menuliskannya dan selesai] nha 100 tapi yang sebelah sana itu dibaca apa ini..yang ini apa ini.. [G menunjuk yang dimaksud] hm..? [S4 coba membacanya] bacanya apa ini..? 217. S4 : se 218. G : hm..? mana se..sata itu lho sata..ko..seratus..itu tadi pake satanya ini.. bacanya..yang ini bunyinya se..tidak eter..tera..ter..tidak tapi yang ini dibaca..se..yang ini..? 219. S4 : ra 220. G : ra.. yang ini..? tus..itu ya..sekarang istirahat dulu [bel istirahat telah berbunyi..tanda pelajaran MTK pertemuan kali ini usai] 31 Agustus 2010 [S mengerjakan soal ulangan, yang sekaligus soal tes dari peneliti dan telah diberi tahu oleh G sebelumnya, soal tes atau ulangan itu yang menandakan bahwa materi I telah selesai]

199 181 TRANSKRIP VIDEO PEMBELAJARAN MATEMATIKA GURU II, KELAS VIII G : G S : S S Lain : SL S [ke-n] : Sn = [1,2,3,.] Guru II (kelas VIII) Pertemuan I 26 Juli [G membuka pelajaran, lalu G menanyai salah satu S bawa uang saku atau tidak] 2. G : S1 bawa nggak..? 3. S1 : bawa 4. G : ayo coba dikeluarkan mana bawa berapa..? [G berjalan ke arah S1, S1 mengeluarkan uang saku] 5. S1 : G : berapa? 7. S1 : G : whoo banyak banget e..sangunya..dipakai untuk apa..? [SL mengamati] yang puluhan mana? [S1 memamerkan uangnya dan memisah-misahkan seperti yang ditanyakan G], puluhan ribunya mana? Sepuluh ribunya mana..? [S1 mengambil uang , lalu S1 menyusun uangnya jadi satu lagi] aa..jadi ada berapa itu? 9. S1 : jadi ada..? 10. G : S1 : 16 [lirih dan bebarengan dengan G] 12. G : kalau S2 bawa, berapa mbak? [bertanya ke S2 yang duduk di sebelah S1 dan dari tadi meletakkan tubuhnya di meja, S2 menggeleng] nggak pernah bawa..? kan biasanya bawa hayo..he? mana dikeluarkan coba dikeluarkan.. [S2 mengeluarkan uang dari saku kanan bajunya, yang lain mengamati] woo..mbak S2 uangnya..5..? 5000 [S2 menunjukkan uangnya, dan G beranjak dari meja S2 ke mejanya] ya..s3 nggak ada..uang sakunya S3 : nggak bawa bu G : uang ini setiap hari anak-anak gunakan untuk apa uang itu..? [sambil mengambil kapur] 15. S3 : membeli [menyaut] 16. G : untuk transaksi jual beli di..?di koperasi kalau disini ya..? di koperasi [G menulis di papan tulis] Penjumlahan Gbr I G : penjumlahan..uang itu bisa dijumlah nggak..?[s sibuk mengeluarkan buku tulisnya sembari mendengarkan G] bisa ya..uang itu bisa dijumlah..bisa dihi..? 18. S3 : hitung 19. G` : bisa dihitung..kalau punya ribuan 1, 2, 3, 4.. [G menunjukkan uang ribuan ke S] ini kalau dijumlah berapa? 20. S1 : G : 4000 kalau tambah 1? 22. S : G : 5.000, nah..sekarang kalau ini..? [G menunjukkan uang 5000an] 24. S3 : ee S1 : , 26. S3 : [mengikuti S1] 27. G : ini kalau yang ini berapa ini..? [G menunjukkan 5.000an]

200 S1 : S : G : iy..kalau ini..dengan ini..nilainya sama y.. [membandingkan sembari menunjukkan ke S uang ribuan 5 dan 5000an 1] ini 5 [menunjukkan uang ribuan 5] ini satu.. [menunjukkan uang 5000an 1] nilainya 5000, jadi senilai.. [menuju papan tulis dan menulis di papan tulis] = Gbr I G : berapa ini..? [S memperhatikan, S3 sembari sibuk mencari-cari sesuatu] sama dengan berapa ini..? 32. S1 : 2000 [pelan] 33. G : dua ri S1 : G : 2000 sama yo..sama kaya ini sama [menunjukkan uang ribuan tadi dan mengambilnya 2 buah] sama yo..ini 1000 ini 1000 sma.. [membandingkan uang ribuan 2 dengan yang ditulis tadi dengan mendekatkan uang ribuan 2 tersebut ke papan tulis] hanya ditulis..y..berapa..? 36. S1 : 2000 [diikiuti SL] 37. G : 2000 [G sembari menuliskan 2000 di papan tulis, lalu G juga menunjukkan uang ribuan 2 dengan uang dua ribuan 1] = 2000 Gbr I G : ini juga sama ya..seribuan 2 sama ini 1 lembar..ini nilainya sama dengan..ini ya.. [menunjukkan seribuan 2] berarti sama..nilainya sama..nominalnya sama rupiah..yang ini 1 lembar..yang ini dua lembar..[menunjukkan uang yang tadi] tapi nilainya sama sekarang bu G mau buat ini..ini berapa..? dua ribu.. jaman bu G kecil ini belum ada lho ya kaya gini ini, ini baru ya..[menunjukkan uang 2000an 1] bu G kecil dulu nggak ada uang jajan kaya gini nggak ada..[menulis dipapan tulis] Gbr I G : rupiah berapa..? 40. S1 : G : 3000 tok..anak-anak sudah pinter kok, lho satunya..ada 5000 kok terus satunya..? nah..[g mengambil lembaran uang lagi] 2000an ini 2..[menunjukkan uang 2000an 2] kemudian ribuan 1 [mengambil uang seribuan] berapa jumlahnya..? 42. S : G : sama dengan ini..satu lembar..[menunjukkan uang 5000an 1] nilainya sama..nah [menulis di papan tulis] 44. G : nah sama dengan..? 45. S1 : G : hayo..berapa..? 47. S3 : G : 5000 [sambil menulis di papan tulis] Rp Rp 1000 = = Gbr I-5

201 = 5000 Gbr I G : sudah..jelas..? 50. S : jelas 51. G : siapa yang tanya..? 52. S3 : nggak ada 53. G : ayo S2 tanya nggak..? 54. [S2 menggeleng] 55. G : bu G itu gimana bu..kok bisa 2000 tanya nggak S2..? [S2 diam] siapa yang tanya..? nggak ada..? 56. S3 : nggak ada G : kalau nggak ada bu G hapus nanti bu G buat latihan.. [tak lama G menghapus tulisan di papan tulis lalu menuliskan latihan soal penjumlahan kesamping di papan tulis, kemudian anak-anak diminta mengerjakan langsung di papan tulis, S2 diminta bu G mengerjakan soal no. 1 di papan tulis, tak lama S3 58. SL : betulll [sembari tepuk tangan] 59. [S2 mundur menuju tempat duduknya] 60. G : coba sekarang siapa lagi yang maju..[s3 langsung tunjuk jari] ya..boleh milih yang mana..? [S3 maju, tak lama menuliskan jawabannya di papan tulis] 61. SL : ye [sembari tepuk tangan, G juga tepuk tangan, S3 kegirangan] 62. G : coba sekarang siapa lagi..? cb S1.. [S1 langsung maju..] lihat dulu..[s1 mengerjakan di papan tulis] coba sekarang perhatikan itu..angka apa ini..? [menunjuk angka 2000 yang disoal] 63. S1 : G : terus.kemudian tambah 65. S1 : 1000 [lirih] 66. G : berapa..[menunjuk ke soal] 67. S1 : G : 3000 terus.. [menunjuk ke soal tak lama S1 menjawab dan langsung menuliskan jawbannya] lha 69. S3 : kok keliru ki piye to..? 70. G : ngga..apa namanya baru belajar yo.. [S1 mundur kembali ke tempat duduknya..] ayo..s4..? [S4 maju] 71. S3 : ayo G : coba sini.. [S4 mengerjakan] iya terus bawah sendiri dihitung sekalian SL : ayoo S3 : bonus G : yo..yang terakhir bonus.. [S4 masih mengerjakan di papan tulis. Selesai mengerjakan di papan tulis G kembali menerangkan, G meminta S4 untuk menghitung jumlah uang pecah 500an untuk 5000]. 76. S4 : 5000 [pelan] 77. G : Nah ya..? 5000 itu 500an berapa keping..? [G bertanya ke S4], 78. S3 : 5 [menyaut] 79. G : eh..ew S3 : G : 5000 itu..kalau 500an ini tadi berapa keping ini tadi kalau dihitung berapa keping..? [S4 dan S3 menghitung jumlah uang pecah 500an untuk 5000] ada berapa keping [S4 menggumam kurang jelas] eh..ini kan satu keping..ini satu.. [G menunjukkan menghitung uang tersebut] dua, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. [G menghitung S3 mengikuti juga menghitung] jadi ada berapa..? 82. S3 : 10 [S4 diam memperhatikan]

202 G : 10 keping 500an itu 5000, sekarang kalau cuman 5..ini..5.. [G meletakkan uang 500an 5 di meja S4. S4, S3 memperhatikan, S2 dan S1 juga tapi dari tempat duduknya tidak ikut maju ke tempat duduk S4] ayo berapa..? 84. S3 : G : S3 : ak ud tau [sembari pelan] 87. G : y.. sekarang kalau 6 [G menambahkan 1 keping 500an lagi] 88. S3 : ehm [S4 diam] 90. G : 6 berapa..? [S3 coba menghitung, S4 diam] S3 : 3000 [mengikuti yang dikatakn G] 92. S4 : 3000 [S4 juga mengikuti tapi dengan suara lirih] 93. [kemudian G beranjak dari meja S4 menuju ke meja S2 dan S1] 94. G : ini mbak S1..ini dihitung ada berapa keping..? ini 5000 diitung ada berapa..? [sembari menunjukkan genggamannya yang berisi uang pecah atau koin 500an, S1 pun mulai menghitung, S2, S4 dan S3 mengamati] 95. S1 : G : ada 5000 itu berapa keping..? sepu..? 97. S1 : sepuluh 98. G : sepuluh keping 500an itu 5000 ya..coba sekarang ibu ambilkan 3500 [meminta S1 untuk mengambil uang koin 500an sebanyak 3500, S1 pun menanggapi] 3500 [S1 menghitung uang sejumlah 3500 sesuai yang diminta G dengan uang koin 500an, tak lama S1 memberikan uang 500an yang ia hitung sebanyak yang diminta, S lain mengamati,g memeriksa] benar iya..sekarang S2 [G meminta S2 menghitung, S2 pun mulai melaksanakan yang diminta G. tak lama kemudian G memberi soal latihan di papan tulis lagi] 99. G : penjumlahan bersusun tapi nggak pake rupiah.. [sambil menulis soal latihan di papan tulis, S mencatat] ini kerjakan pake menyimpan ya..menabung..ditabung..[s mencatat soal yang ditulis G di papan tulis] coba kerjakan sendiri dulu kan masih ingat [sebelumnya G mengingatkan waktu mereka kelas VII mereka sudah pernah menghitung penjumlahan bersusun dengan model menyimpan] 100. G : nnti terus maju satu-satu [sembari G juga bercengkrama atau bercanda kecil-kecil dengan S yang sedang mencatat soalnya, tak lama G berkeliling memeriksa pekerjaan S, salah satunya S2, sembari S2 mengerjakan G mengamati, kemudian S di minta mengerjakan di papan tulis dan mereka melaksanakannya, mereka maju satu-satu ke depan dan megerjakan soal latihannya di papan tulis, S4, S2, dan S3 menyusul maju ke depan mengerjakan di papan tulis, setelah semuanya mengerjakan di depan G memeriksa pekerjaan mereka bersama-sama dengan S, lalu G juga membahas ulang materi yang berkaitan dengan soal latihan tadi] 101. [G menulis di papan tulis, yang akan dibahas, S mencatat dan mengamati, kemudian G mengajak S berpartisipasi] 102. S : nol nol 103. G : berapa..? 104. S : G : yang ditulis berapa..? 106. S : nol G : nol..nyimpan 108. S : satu.. [sembari G menuliskan di papan tulis apa yang dikatakan S] 109. G : nyimpan satu 110. S : nyimpan satu jadi dua, dua ribu [bebarengan dengan yang dikatakan G] 111. G : betul S3 : G : betul.. [kemudian G memberi contoh lagi] ini berapaa..? [menunjukkan tulisan contoh soal penjumlahan bersusun di papan tulis yang dimksud] 114. S : nol..nol G : nyimpen berapa..?

203 S : nyimpen satu 117. G : jadi..? 118. S3 : 1,2,3,4,5 [di susul SL] 119. [G menuliskan di papan tulis apa yang dikatakan anak-anak, G memberikan contoh di papan tulis lagi, dan seperti biasa G mengajak S berpartisipasi lagi] 120. G : berapa ? 121. [S berpikir sejenak] 122. S3 : S1 : 12 [yang lainnya juga menyusul menjawab] 124. G : 12..[G sembari menulis dipapan tulis] 125. S : satu.. taruh sana satu] 126. G : terus..? 127. S : 3.. [G menuliskan yang dikatakan S di papan tulis] 128. G : udah ya jelas ya..? [kemudian G memberi soal latihan lagi, dan menuliskannya di papan tulis] tadi yang atas di catet ya..? 129. S : o iya bu G : tadi yang atas kan contoh..nha yang bawah dikerjakan [tulisan soal di papan tulis, S pun juga mencatat atau menulis seperti yang diperintahkan G.. tak lama seperti biasa S diminta mengerjakan satu-satu di papan tulis, secara bergantian mereka maju satu persatu mengerjakan di papan tulis, selagi ada yang mengerjakan G juga berkeliling memeriksa pekerjaan S yang tidak maju] 131. G : ayo..nyimpennya di tulis lho S4..nyimpennya..jangan dibuang..nyimpennya.. yo..nggak apa apa..coba maju lagi.. [meminta S3 maju lagi] 132. S3 : ee no..no..no.. [berkata kepada S4] 133. G : nggak apa apa..kan masih ada satu soal lagi itu.. [selagi S mengerjakan di papan tulis G juga mengamati dan ternyata pekerjaan S4 ada yang salah dan S4 baru tau setelah diberi tau S1 lalu S4 membetulkannya lagi] nggak apa ya..nanti dikerjakan bersama-sama nggak apa apa..[g mengamati lagi..tak lama G membahas pekerjaan S di papan tulis bersama-sama] sekarang kita bahas bersama-sama yo..sekarang dilihat bersama-sama itunya berapa..? 134. S3 : nol [G sembari menuliskan yang dikatakan S] 135. G : 6 + 7? 136. S3 : G : 13..nyimpen 1 y..? nyimpen 1 [sembari menuliskannya di papan tulis] terus ini berapa..? [menunjukkan yang dimaksud di papan tulis, 138. S3 : G : tu dua tiga.. [masih menunjukkan, lalu menuliskannya] nha.. [beralih ke soal berikutnya] ini..? ini + ini berapa? [menunjukkan ke S tulisan di soal yang ad di papan tulis yang dimaksud] 140. S3 : nol 141. G : nol, ini..? 142. S3 : nol [diikuti S4] 143. G : 5 + 8? 144. S4 : S3 : G : 13..nyimpen 1 ya S3 : G : 3300 bener..[s lain memperhatikan] sekarang ini berapa..? 149. S4 : nol [diikuti SL] 150. G : ini..? [menunjuk yang di maksud di papan tulis] 151. S3 : [dibarengi oleh temannya] 152. [G menunjuk lagi] 153. G : 7+3 berapa? 154. S3 : 7,8, S1 : [menyaut]

204 G : 10..nyimpen S1 : 2,3,4..4. [G menunjuk soal yang dimaksud] 158. G : ini tulisannya, benar po salah..? [sambil tersenyum] 159. S : salah..salah G : salah to..kurang teliti..[sembari G membetulkan jawban, dan S mencatat] Cuma nyimpennya tadi dibuang kelobang ya..[g bercanda, S tertawa] 161. S3 : bu itu..tu ada yang [bertanya dengan suara yang agak kurang jelas] ya..? 162. G : ya..sekarang ini.. [beralih ke soal berikutnya..dan dengan cara yang sama, G dan S berinteraksi memeriksa jawbannya dan membetulkan jawban yang salah..hanya karena kurang teliti dalam menghitung atau kebingungan menghitung] 163. G : nanti menghapusnya nanti membenarkannya nanti..coba perhatikan dulu 164. [S4 merebahkan dirinya ke meja atau dalam bahasa jawa ndlosor, yang lain memperhatikan G] 165. G : oo..seperti itu..baru nanti dihapus ya..jangan G nerangkan anak-anak menghapus nanti ndak tau berapa..? 166. S3 : S1 : nol.. [G menuliskan yang dikatakan S] 168. G : 0..nyimpen satu taruh atasnya..satu.. [diikuti S1] S : G : S : 5. [G menuliskannya] 172. G : ya S3 : aku bener bu G : ya..kalau bu G menerangkan jangan disambi menulis, kalau disambi menulis njuk tadi ibu menerangkan apa ya..bingung..ya.. [ketika G berbicara S3 mengeja yang ditulisnya sehingga ada kata-kata G tidak terdengar cukup jelas] nha sekarang boleh..yang salah boleh dihapus [S menulis, S4 sambil tiduran di meja juga sambil menulis, tak lama bel berbunyi tanda jam istirahat dan ganti pelajaran] 02 Agustus 2010 Pertemuan II 1. [G memberi soal latihan di papan tulis berupa soal cerita, dan meminta S untuk mengerjakannya lalu S juga diminta mengerjakan soal-soal tersebut di papan tulis] 2. G : ini coba sekarang latihan soal cerita sedikit [S mengamati soal yang ditulis G di papan tulis sebelum mencatatnya] coba di baca..[g meminta S membaca soal yang dituliskan G di papan tulis, dan S membacanya] 3. S : ibu mempunyai uang 2000, diminta adik 500 berapa sisa uang ibu..? 4. G : cara menjawabnya.. jadi.. sisa uang ibu.. ya.. ini.. [sembari menulis di papan tulis] jadi.. sisa oh ini kok penjumlahan [judul yang dimaksud] ini pengurangan.. [G segera membetulkannya] 5. S3 : oo..ibu salah berarti. [Lalu G mengulangi membacakan soal yang ditulisnya tadi] jadi sisa uang ibu [sembari melanjutkan tulisannya tadi] sama dengan.coba S S3 : G : maju coba.. [S3 pun maju menuliskan jawabannya] tidak boleh dijujug ya..ada caranya.. 8. S3 : G : nah..pake Rp [S3 menuliskan jawaban di papan tulis, G mengamati sambil mengoreksi dan mengarahkan S3, S lain mengamati] kok nulisnya gitu..satuan di bawah satuan..puluhan di bawah puluhan, ratusan di bawah ratusan..[s3 menulis di papan tulis yang dimaksud, dan menghitung jawaban yang dia tulis, G mengamati sambil mengoreksi] nha kalau tulisannya mbengkong-mbengkong nanti ngitungnya juga mbengkong kalau jawabannya mbengkong berarti..? salah nha.. [S3 masih menulis dan menghitung, S lain mengamati dan G juga sembari mengoreksi jawaban yang dituliskan S3 di papan tulis, tak lama S3 selesai

205 187 menuliskan jawabannya] gitu ya..cara mengerjakan, tapi ini jangan dituliskan disini ya..ini sebagai apa..orek-orekan [menunjukkan tulisan yang dimaksud yaitu tulisan penjumlahan bersusun untuk menghitung jawabannya yang ditulis S3 tadi.] 10. G : kalau butuh orek-orekan kalian boleh ambil kertas di kantor sekretariat itu yang tidak dipake, buat orek-orekan seperti ini ya..tapi menuliskannya seperti ini..jumlah uangnya berapa..kemudian yang diminta berapa..ini..kesamping bukan kebawah ya S3 : kesamping nanti terus itu..] 12. G : ho..itu..nek ini buat orek-orekan yang susun kebawah ini buat orek-orekan [G menuliskan soal lagi, tak lama G selesai menuliskan soal] diapakan ditambah apa dikurangi..? 13. S3 : ditambah 14. G : ditambah..karena yang ditanyakan adalah..jumlah uang semuanya.. [lalu G membacakan soalnya yang di tulis di papan tulis tadi] tika mempunyai uang 1500, rubi mempunyai uang 1500 berapa jumlah uang semuanya?. Sekarang..siapa yang mau mengerjakan di depan S3 : mbak S4 bu G : ya.. S4 kerjakan di depan..ayo S4.. [S4 maju ke depan mengerjakan di papan tulis] pernah to waktu diajar bu siti mengerjakan soal cerita ya..[s4 mengerjakan di papan tulis, G mengamati sembari mengoreksi] orek-orekannya boleh disini. [menunjukkan bagian papan tulis yang bisa digunakan untuk orek-orekan] pake apa..rp.nya jangan lupa..karena yang ditanyakan adalah..jumlah uang semuanya S3 : bu G minta orek-orekan 18. G : boleh minta orek-orekan nanti kalau istirahat minta bu yekti..bu yekti saya minta kertas yang tidak dipake buatt orek-orekan..matematika..[s4 masih mengerjakan di papan tulis, SL mengamati, G juga mengamati sembari berbincang-bincang dengan S3, tak lama S4 melihat ke G tanda dia sudah selesai menghitungnya] ya..benar..sekarang orek-orekannya dimasukkan ke jawaban..rupiahnya jangan lupa karena yang ditanyakan adalah jumlah uang.. [G mengamati sekaligus mengoreksi yang dikerjakan S4 di papan tulis, tak lama kemudian S4 selesai mengerjakan di papan tulis lalu S mencatat jawaban tersebut] sudah ya S3 : belum-belum bu. 20. [G sembari berkeliling kelas, mengamati S, tak lama G menuliskan soal latihan lagi di papan tulis, latihan soal cerita lagi] 21. G : ya..mbak S1 nyoba ini.. bu G mempunyai uang 3000 untuk membeli bakwan 2500 berapa sisa uang bu G [G membacakan soalnya. G meminta S1 untuk mengerjakan soal tersebut di depan, S1 pun langsung maju ke depan mengerjakan, G mengamati sembari mengoreksi dan SL juga ikut mengamati sembari mencatat, S1 mengerjakan, tak lama S1 bertanya pada G untuk mengecek hitungannya] ho o bener..sekarang tak tanya kalau bu G..punya uang untuk jajan tempatnya mbak S1 uangnya bu G bertambah atau berkurang..? 22. S3 : berkurang 23. G : iya..berkurang ya..[s1 mengerjakan lagi. Tak lama S1 memanggil G untuk bertanya] coba sebentar..ini.. [G membantu S1 menghitung jawabannya] 0 0 berapa? , 5 kan nggak bisa..pinjem sini.. [menunjuk yag dimaksud pada pekerjaan S1 dan S1 sembari menuliskan jawabannya] pinjem sini jadi berapa sini..? [menunjuk yang dimaksud] ini jadi 10.. [G menuliskan yang dimaksud] ini..? ini udah diambil sini jadi berapa ini..? [menunjuk yg dimaksud] 24. S1 : [G menuliskan yang dimaksud lalu S1 yang kembali menulisknnya dibantu G dalam menghitungnya] 26. G : ini ditulis disini.. [G menunjuk yang dimaksud, tak lama kemudian S1 selesai mengerjakan di depan lalu G mengajak untuk mengoreksi bersama-sama di depan dan S1 ikut maju ke depan, dan membetulkan yang salah] 27. G : nah..yo..jalannya jangan sampe lupa yo..jangn langsung njujug..soal cerita itu tidak boleh njujug..dari mana ini dapatnya..ya..[s mencatat jawaban soal tadi] oo [S masih mencatat] kalau bakwannya 500, bu G beli 5 jadi.nya bayarnya berapa itu..[s diam dan sibuk mencatat] 28. S1 : 2500 [lirih]

206 G : 2500 bener ya..kalau bu G punya uang 5000 beli bakwan..dapat berapa bakwannya..? [S diam sibuk mencatat] berapa..? bu G punya 5000 mbak S1 sana beli bakwan..harganya 500 dapat bakwan berapa..? kalau beli ? [S3 merespon, tapi bingung, G lalu menjelaskan lagi] kalau bu G punya uang 5000 mau beli bakwan harganya 500..dapat berapa bakwannya..? [S3 diam sejenak] 30. S3 : G : 7 x 500 berapa..? [S3 diam] 500.e..ditambahi sampe 7..piro..? [S3 diam, G mencari-cari sesuatu dalam tas-nya] 5000 buatt beli bakwan semuanya.. [ternyata G mengeluarkan uang untuk alat peraga] ni..bu G punya uang 5000 buat beli bakwan.. [S masih asik mencatat] ni.. ini bu G punya uang 5000 ini.. [menunjukkan ke S dalam bentuk uang pecahan 500] y..kalau mbak S1 beli bakwan..1.nya kan 500..dapat berapa biji? [S3 diam berpikir] 5000 ini..ini kan 500an.. [menunjukkan uangnya] kalau 500 kan dapat 1, nha kalau 5000 itu berapa keping uang 500an? 32. S3 : G : nha S3 : G : betul ya..ada 10 keping uang 500an..berarti bakwannya dapatnya juga 10..sama dengan banyaknya keping uang 500an, sekarang kalau beli tahu..telur itu kan tempat mbak S1..kalau 5000 dapat berapa..? [S diam] yo bi..? 36. S4 : 5 [lirih] 37. G : lha gene..pinter.. [S melanjutkan mencatat lagi] itu kan 1000 kalau 10 ya kalau 6 ya 6000, kalau 7 ya S3 : kalau 8, G : nha [tak lama kemudian G menulis soal latian lagi kali ini latihan penjumlahan atau pengurangan bersusun dengan metode menyimpan, di papan tulis] coba masih ingat nggak..dikerjakan bersama-sam.. [lalu G dan S mengerjakan bersama-sama, G yang menuliskan jawaban berdasarkan jawaban dari S, S dapat menjawab soal-soal dengan baik, terutama S3 yang menghitung cukup cepat sedangkan S4 dan S1 terpontal-pontal atau ketinggalan] y temennya kepontal-pontal ya..wong temennya tu kaya siput..pelanpelan..hehe ya nggak apa apa..kalau sekarang ini diisi sendiri-sendiri maju ya..jadi nggak ada cepet-cepetan.. [G menulis soal di papan tulis, dan meminta S untuk mengerjakan di depan] 40. S4 : kok nggak di buku aja bu..? 41. G : jangan di buku nek di buku bu G nggak tau nek misale salah [kemudian S maju mengerjakan soal bagiannya masing-masing, G mengamati sembari mengoreksi, tak lama S dapat selesai mengerjakan soal dengan baik] ya..sekarang mengingat kembali yo..pengurangan yang pake menyimpan.. [G lalu menuliskan soal pengurangan bersusun di papan tulis lagi] ya dikerjakan sendiri apa bareng bu G S3 : sendiri 43. G : kalau sendiri berarti maju S3 : aku dulu ya..[berkata pad teman-tamnnya] 45. [lalu S3 maju mengerjakan di papan tulis] 46. G : kalau tidak bisa diitung pinjem tetangga sebelahnya..[s3 ternyata kesulitan lalu dia menanyakan ke G untuk menghitung pakai menggambar batang-batang lidi untuk media menghitungnya] oo..pake gini nggak bisa..? [pakai tangan yang dimaksud, S3 menggeleng] oo ya sudah..boleh..[s3 mengerjakan SL mengamati, tak lama S4 pun maju..tapi dia mengajak S1 untuk maju ke depan mengerjakan bersama] wong sendiri aja nggak papa..boleh milih..yang gampang yang dikerjakan.. [di sisi lain ternyata S3 salah menghitung] 15 diambil 6 berapa..? [S3 menghitung lagi] 47. S3 : 9 bu G : nha..15 diambil 6 itu 9. [S4 dan S1 mengerjakan di depan, G mengamati sambil mengoreksi, selain itu G juga membantu S dalam menghitungnya] 0 diambil 3 kan nggak bisa nah bu G suruh pinjem tetangganya..tetangganya mana tadi..? [S1 memahami maksud guru] pinjem ngendi kuwi mau..tetangganya di pinjem 1 tinggal berapa..? nha.. [S1 lalu menghitungnya lagi, S4 dan S1 masih mengerjakan, S3 ikut membantu S4 dan S1 dari tempat

207 189 duduknya] kerjakan lebih dari 1 boleh [lalu S1 dan S4 mengerjakan soal yang lainnya setelah soal yang tadi selesai dikerjakan] S3 mau mengerjakan lagi nggak..? 49. S3 : iya. 50. G : yo keno [S3 lalu maju, S mengerjakan soalnya masing-masing, G mengamati sembari mengoreksi jika ada pekerjaan S yang kurang tepat dan membantu membenarkan jawabannya, stelah beberapa menit mengerjakan di depan S pun selesai mengerjakan soal-soal tersebut, lalu G mengoreksinya sekali lagi, lalu G beralih memberi contoh soal cerita yang telah dituliskan di papan tulis] 52. G : sekarang, ayah mempunyai uang 5000 untuk membeli rokok, berapa sisa uangnya..diapakan itu..? 53. S : dikurangi 54. G : ya..dikurangkan..kalau untuk membeli..itu pasti ber S : kurang G : berkurang..uangnya..ya..kalau untuk membeli itu pasti berkurang..ceneh kalau ngko untuk membeli uangnya bertambah ngko medeni..yo.. dua ya soal ceritanya ya.. [G menawarkan banyaknya soal latihan yang akan diberikan ke S] 57. S : satu bu.. [salah satu S] 58. G : yo..tapi pake jalan ya..ngerjakannya yo.. [tapi S masih mencatat soal-soal latihan yang telah dikerjakan di papan tulis tadi, dikala S mencatat G tidak berkeliling mengecek melainkan bermain handphone didalam kelas namun tidak cukup lama, selain itu G memberitahu ke S bahwa pertemuan berikutnya akan membahas perkalian lalu S diminta untuk menghafal perkalian dan membawa tabel atau perkalian ke sekolah jika punya] 59. G : bi punya catatan perkalian? 60. [S4 mengangguk] 61. G : besok catatan perkaliane digowo, dibawa ya ben yang lainnya nyatet..s4 itu lho kalau perkalian juga harus menghafal ya..nek ngorek-ngorek nggo kuwi [menunjuk gambar lidi-lidi yang digunakan S dalam menghitung tadi] koyo ngopo..? ngorek-ngorek, ngene-ngene ki..walah suwine koyo ngopo..lama ya S4 ya sama S1..kalau pake orek-orekan.. dihafalkan..kemarin pake orek-orekan gitu..2x7..diorek2 gt S4 : iya 63. G : lama kalau pake gitu..sehari menghafal 5 sambil duduk-duduk melihat daun [karena di daerah S1 banyak daun] itu menghafal 5..kalau mbak S1 melihat-lihat daun to..kalau S4 sambil duduk-duduk lihat orang lewat.. [karena di daerah S4 tidak banyak daun] hafal 5..sehari 5..yo..jangan pake orek-orekan sing kaya gini..[menunjuk yang dimaksud] lama nanti..smp kelas 8.e..pake orek-orekan.. [S1, S4 mendengarkan perintah G sembari mencatat, S3 keluar kelas ke kamar mandi] besok senin datang terus bu G tes 5, besok senin datang terus bu G tes perkalian..sehari tak tanya sudah hafal berapa..? sampe 100 to itu kemarin S4 : nggak tau G : ya iya..catatannya sampe seratus kemarin perkalian itu. Itu hafal..kemudian begitu datang dihafalkan lalu di ucapkan..2x4, 8, 2x5, 10 gitu..s3 nanti dikasih tau juga..pembagian sama perkalian itu sama ya..anggere iso..nha..asalkan anak-anak hafal perkalian..anak-anak juga hafal pembagian ya..ping-poro-lan-sudho.. [tak lama kemudian bel istirahat berbunyi tanda pelajaran matematika pertemuan kali telah usai] 16 Agustus 2010 Pertemuan III 1. [Pertemuan kali ini membahas tentang perkalian] 2. G : coba sekarang saya tak tanya..perkalian ysng hapal itu berapa kali berapa..? [bertanya pada S4, S4 diam] kemarin sudah diajarkan belum sama bu siti perkalian.. [S2 dan S1 hanya senyum-senyum] sudah belum S2.. [menghampiri meja S2, dan S2 hanya diam] 3. S1 : lupa bu

208 G : ha.. lupa.. he..? lupa ya..? coba sekarang diingat-ingat lagi.. [sembari berjalan ke meja S4] S4..? catatannya..? catatan perkalian.. kan kemarin ada tugas, S4 punya nggak perkalian sampe 100? 5. S4 : nggak ada.. 6. G : nggak ada hilang.. [beranjak ke kelas sebelah yang masih 1 ruangan tapi beda tingkatan] oo kemarin ini anak cantik ini punya.e.. [bertanya pada S tuna rungu di ruangan sebelah, G ke kelas sebelah mencari-cari dan menanyakan yang dimaksud, S menunggu, taoi G tidak menemukan yang dicari] kalau ngeprintkan ya..perkalian sampe 100 itu..anak-anak itu dihapalkan dirumah 7. G : [kemudian G meminta S untuk mengganti tulisan tanggal yang ada di papan tulis lalu S1 lah yang bersedia mengganti tulisannya itu.. disisi lain S2 tampak lemas lalu G menghampiri dan bertanya pada S2 apakah dia sakit atau tidak, karena pada saat itu mereka sedang menjalani ibadah puasa, tak lama kemudian G masuk ke materi] 8. G : perkalian..masih ingat tidak..? [sembari menulis di papan tulis, S mengobrol satu dengan yang lainnya] 2 x 2, berapa 2x2..? [sembari menulis di papan tulis, S diam] S2..? 2 x 2 berapa S2..? [S2 diam sembari tengkurap di mejanya, tak lama lalu bangun tapi tetap tidak menjawab] kalau 2 x 2 itu..kalau di panjangkan diuraikan ya.. [sembari menuju ke papan tulis untuk menuliskannya] 2.nya..ya..nanti mengeluarkan bukunya ya.. [S baru mengeluarkan bukunya dan kurang memperhatikan G] 2x2 itu kalau duraikan disini ya..2.ny 2 berarti berarti..? 9. S1 : G : 4 ya.. nah sekarang bukunya dikeluarkan boleh..ya.. [S mengeluarkan bukunya, G menuliskan perkalian di papan tulis] sekarang 2 x 3.. [G menuliskan di papan tulis], 11. S : 6 [salah satu S] 12. G : ya..2.ny..s4 coba..[meminta S4 maju ke depan mengerjakan di papan tulis] kerjakan.. [S4 pun maju ke depan mengerjakan] sekarang 2x4.. [meminta S4 menuliskannya dan juga mengerjakannya] 2x4.. [S4 pun melaksanaknnya] 2.nya berapa..? [S4 diam] 2x3 2.nya 3, sekarang 2x4.. [S4 mengerjakannya, tapi dia tampak kebingungan] 2.nya 4 berapa.. mbak S1..? S2..? 13. S1 : G : 8 ho..itu angka 8 ya..ini S4 medit le nulis hah [G menuliskan angka 8 yang lebih besar tulisannya] coba sekarang ini S1.. 2x5.. [menuliskannya di papan tulis] 15. S1 : [G menuliskannya di papan tulis dan sembari merapikan tulisan S4] sekarang 2x5 itu 2.nya berapa..? 17. S : 5 [salah satu] 18. G : 2.nya 5 coba mbak S1.. [S1 pun maju ke depan mengerjakan, sebelumnya G juga menuliskan soal 2x6, selama S1 mengerjakan G mengamati dan SL juga mengamati] 19. S1 : sudah bu [lirih] 20. G : ha dah sekarang kalau bawahnya..? [S1 lalu mengerjakan soal yang berikutnya yaitu 2x6, dan G mengamati S yang lain juga mengamati, nampaknya S1 kesulitan menghitungnya, lalu G membantunya menghitung] susah ini tadi kan 2x lha sekarang kalau 2x6 tinggal nambah berapa..? [S1 diam dan berpikir] 21. S1 : tambah G : nha tambah 2.. [S1 melanjutkan mengerjakan di papan tulis] sekarang S2.. 2x7.. 2x8 [sembari menuliskan di papan tulis] 2x9, 2x10, S2 sini S2 [S2 maju ke depan] sini..nha..2x7.. ini 2.nya berapa..? [S2 diam] 2.nya ada berapa..? 23. S2 : G : 2.nya ada 7..kalau 2x6 12..berarti 2x7 ditambah 2 lagi ini di sini dan seterusnya [sambil menunjuk ke papan tulis] nah..coba.. [S2 pun mulai mengerjakan dan G mengamati, SL juga mengamati, tak lama S2 selesai mengerjakan] ya [G mengoreksinya] betul.. [lalu G menunjuk ke soal berikutnya menawarkan ke S2 untuk mengerjakanya, dan S2 pun bersedia] ya..[s2 pun mengerjakan soal berikutnya] pinter kok S2 [S2 mengerjakan G mengamati, SL juga..tapi ada pula S yang tidak mengamati melainkan asik sendiri, tak lama S2 pun selesai mengerjakannya dan dia menawarkan diri untuk mengerjakan soal berikutnya

209 191 lagi] ya bawahnya boleh.. [S2 pun mengerjakan soal tersebut dan G mengamati, SL juga mengamati, tak lama kemudian S2 selesai mengerjakan dan kembali ke tempat duduknya] kok isinya sama..? S2 sama kaya atasnya ya..kan ditambah 2 tadi.. [menunjukkan yang dimaksud yaitu hasil 2x10 sama dengan hasil dari 2x9 itu yang dikerjakan S2, dan G mengoreksinya] 1,2,3,4,5,6,7,8,9 oo ya bener..wong 9 ko..ha..ini harusnya kan tambah 1 lagi.. [G membenarkan jawaban S2 yaitu tambah 2 satu lagi] hah..jadi 20.. [sembari menuliskannya di papan tulis, dan S memperhatikan] nah..ya..kurang 1 2.nya ya..coba ini kan sudah bener semuanya perkalian yo..2x2, 2x3, itu udah bener senua ya.. coba sekarang dihapalkan ini sama jawabannya ini ya [G melingkari jawaban perkalian yg dimaksud] 26. G : coba sekarang diliat sebentar ini..diliat ini..separo dulu.. [G mnunjukkan mana saja yang harus dilihat S terlebih dulu] terus dihapal [sembari menandai perkalian yang ditulis di papan tulis] coba di hapal ini giliran menghapalkan sekarang.. [G sembari berkeliling kelas] nanti di [suara G kurang jelas berkata apa] sama bu G, 2x2 berapa, 2x3 berapa, 2x4 berapa, 2x5 berapa, 2x6 berapa..? [S pun menghapalkannya, tk lama G menanyai S satu persatu tentang perkalian yang dihapalkan tadi, yang pertama adalah S1] 2x5 berapa..? [suara kurang terdengar jelas karena tertutup suara G yang mengajar S tuna rungu yang terletak dalam satu ruangan yang hanya disekat oleh papan, berikutnya giliran S2 yang ditanya G] S2 sini S2.. [S2 melihat ke G] 2x3 berapa S2..? 27. [S2 diam] 28. G : 2x 3 berapa..? 29. [S2 tetap diam] 30. G : harus hapal lho ini ya..5 perkalian itu ya..belum hapal..belum hapal ya S2, S4 sekarang [giliran S4] 2x3..? 31. [S4 sedikit melirik ke papan tulis] 32. G : nggak usah liat hayoo S4 : G : 6.. 2x2..? 35. S4 : G : 4..2x5..? 37. S4 : G : 10..2x2..? [sembari menuju ke papan tulis, selain itu S4 yang tadinya melihat ke buku karena langsung ditanya 2x2 dia spontan langsung melihat ke papan tulis] 39. S4 : G : 4.. [siap-siap menghapus tulisan di papan tulis] coba S2 2x5 berapa S2..? [S2 hanya diam] 2x2 berapa S2..? [S2 tetap diam, G menghampiri ke meja S2] berapa 2x2..? 2x2 berapa nduk..? 41. S2 : 4 [lirih] 42. G : oo 4..pinter..2x3..? 43. S2 : 6 [lirih sembari meletakkan kepalanya di meja, dan nampak lemas] 44. G : 6..nha..ya ini harus hapal ini ya..[menuju papan tulis, dan menghapus sebagian tulisan di papan tulis untuk mengecek hapal tidaknya S dengan perkalian itu..?] 2x5 berapa..? [setelah tulisan di papan tulis terhapus] 45. S : 10 [lirih] 46. G : 2x4..? 47. S1 : 8 [diikuti S lain] 48. G : 2x2? 49. S : 4 [G sembari menulis di papan tulis] 50. G : 2x3? 51. S : G : 6..2x6? 53. S : 12 [salah satu] 54. G : 12 ya..[sembari menuliskannya di papan tulis] harus hapal ini..dah hapal..? 2x2 berapa S2..? [menuju ke meja S2] sekarang tulisannya diganti coba dicermati.. kemudian

210 192 dimasukkan ke..sini..ke..sini..[menunjuk dahi S2 yang artinya dimasukkan dalam ingatan di kepala] supaya..[suara G kuarang jelas] 2x S1 : 4 [lirih] 56. G : terus 2x3 57. S1 : 6 [lirih] 58. G : terus 2x S1 : 8 [lirih] 60. G : 2x S1 : 12 [lirih] 62. G : 12..sekarang kalau 2x5..? [melihat ke S2, dan S2 hanya diam, G pun hanya bisa tersenyum] 2x5 berapa..? 63. S2 : 10 [lirih] 64. G : 10.. [menuju ke papan tuis] dah sekarang ini coba ini 5 ini..[menandai tulisan perkalian yang ada di papan tulis, dan meminta S menghapalnya] dihapal..[s pun menghapalnya] udah belum..? [G sembari berkeliling kelas, lalu G menanyai S1 lagi] 2x 8..berapa..? 65. S1 : 16 [lirih] 66. G : 2x S1 : 20 [lirih] 68. G : 2x S1 : 18 [lirih] 70. G : 18..2x6..? [S1 diam] ke atas ya..2x6..? 71. S1 : 12 [lirih] 72. G : 12..[G menuju ke papan tulis dan menghapus sebagian tulisan di papan tulis seperti yang dilakukan sebelumnya tadi] 2x7 berapa..? 73. S : 14 [G menuliskan jawabannya di papan tulis] 74. G : 2x6? 2x8? 75. S : 16 [G menuliskanny di papan tulis] 76. G : 2x9? 77. S : 18 [G menuliskannya di papan tulis] 78. G : 2x 10? 79. S : G : perkalian sampe dengan 20 ini berguna untuk mengerjakan perkalian bersusun..ya..susun ke bawah..ya..[g lalu menulis soal latihan perkalian bersusun di papan tulis untuk dikerjakan S] kalau sudah hapal ini..perkalian ini..untuk mengerjakan ini ya..mengerjakannya dari bilangan satuan dulu, empat puluh tiga ini terdiri dari puluhan sama apa satuan ya..puluhan satuan yang dikerjakan adalah satuan dulu ini..ya..satuan dulu.. [G mencontohkan 1 soal terlebih dahulu sebelum S diminta mengerjakan di papan tulis] Gbr III G : 3x2 berapa..? 82. S : 6 [G menuliskannya di papan tulis] 83. S1 : 8 [G menuliskannya] 84. G : ini..? [beralih ke soal berikutnya] 85. S1 : 4 [G menuliskannya, lalu menunjuk angka yang untuk dikalikan berikutnya, S diam lalu G mengulangi menunjuk lagi] 86. S : G : nah..10 [G lalu menulis soal lagi di papan tulis untuk dikerjakan, S memperhatikan] dah siapa yang maju..? [S4 angkat tangan, lalu S4 pun maju mengerjakan di depan, G mengamati S lain juga] kalau hafal perkalian itu sampe 20..perkalian ke bawah itu..[sembari menghampiri S4 yang nampak sudah selesai mengrjakannya] perkalian bersusun itu harus

211 193 bisa..hafal ini.. [menunjuk catatan tentang perkalian yang ditulis di papan tulis tadi] berarti bisa mengerjakan yang ini ya..[menunjuk ke soal] yoh..[mengiyakan pekerjaan S4 yang sudah selesai lalu mengoreksinya] benar apa tidak..? benar itu..? [S1 mengangguk] ya sekarang kerjakan yang ini.. [meminta S1 mengerjakan soal selanjutnya, lalu S1 pun maju mengerjakan soal tersebut di papan tulis, G mengamati SL juga, tak lama kemudian S1 selesai mengerjakan soalnya dan kembali ke tempat duduknya] kuncinya..kuncinya harus hapal ini ya..ini harus hapal.. [menunjuk catatan perkalian di papan tulis] tidak usah menghitung lagi kalau hapal ininya..sekarang S2 yo [S2 pun maju mengerjakan, G mengamati SL juga mengamati] 89. G : kuncinya hapal sebelahnya..[catatan perkalian yang dimaksud] kalau sebelahnya hapal perkalian sampe 20 hapal itu..bisa mengerjakan [tak lama kemudian S2 selesai mengerjakan dan kembali ke tempat duduknya] 9x2 berapa S2..? hapal to tadi..? liat sampingnya itu lho.. [menunjuk ke papan tulis] nha yo..silahkan [S1 maju ke depan mengerjakan lagi..sembari S1 mengerjakan di depan G menghampiri S2 dan memberitahu S2] 2x9 udah ada itu..[menunjukkan ke S2 tulisan yang ada di papan tulis] berapa itu..? udah ada to itu..2x9..9x2 sama itu yo..2x9, 9x2 itu sama.. [S1 masih mengerjakan, G mengamati] ya udah bener dah sekarang contohnya ini boleh kuncinya ya ini..kuncinya [menunjukan tulisan catatan perkalian di papan tulis] hapal ini bisa mengerjakan ini..[menunjuk ke soal, S mencatatnya, tak lama dengan metode yang sama G lalu memberi soal latian perkalian lagi dan meminta S mengerjakan buku lalu satu persatu S menuliskan jawabannya di papan tulis, lalu mengoreksinya secara bersama2] 90. S1 : salah 91. G : nha nha makana di cek ya..dicek bersama-sama..4 ya..nha..[membetulkan jawabannya] 5x S1 : G : nha..4x2..? 94. S1 : G : 8 dah sama yo..sekarang..4x2..? 96. S1 : G : 5x2? 98. S1 : G : 2x3? 100. S1 : G : 6x2..? x2..? 102. S : 8 [lirih] 103. G : 7x2..? 104. S : G : yo..3x2..? 106. S : G : 8x2..? 108. S : G : 16..4x2..? 110. S : G : 8..9x S : G : 18 bener..3x S : G : 6..9x2..? 116. S : G : 18..4x2 8..[lalu menunjuk yang lain] bener yo..salah 1..mau nggone S4..sini ibu koreksi..[lalu G mengoreksi pekerjaan S4] wis dibenerke? humm..[g mengoreksinya, tempat S2 juga dikoreksi G, tempat S1 pun juga dikoreksi lalu dinilai, lalu S mencatat hasil yang benar yang dicocokkan bersama-sam tadi, selanjutnya G masuk ke perkalian 3] sekarang perkalian 3 ya..[sembari menulis di papan tulis] dari 1 ya..nek tadi dari 2, 1x3..[sambil menulis di papan tulis] berapa 1x3..?

212 S : 3 [pelan] [G melanjutkan menulis di papan tulis lagi tentang perkalian 3, S mengamati] coba sekarang siapa yang bisa mengerjakan, siapa yang sudah..? S4 sudah ada to tadi..? 119. S4 : nggak ada G : nggak ada..1x3.. [sembari siap menuliskannya di papan tulis] 3.nya cuma 1 yo..? 3.nya Cuma 1..sekarang kalau S : G : 1.nya 3..[G mengganti yang 1x3 tadi, S mengamati] ya..3x1..sudah ya jelas ya..kalau 3x1 bisa ya..sekarang kalau 3x3 berapa..? 123. S : G : 6.. 3x3 kok S : 9 [G lalu menuliskannya] 126. G : 3x4..? [S diam] 3x4..gampang ya ngitungnya ya..ini tambah 3..6 [menujukkan perkalian yang diatasnya yaitu 3x1, begitu dan seterusnya] ini tambah ? [S diam sejenak menghitung] 127. S : G : hayoo..salah nggak..12 ya..[sembari menuliskannya] ya S4..[meminta S4 untuk mengerjakannya] S4 yang meneruskan..yok..cara menghitngnya tambah tambah 3 lagi..9..tambah 3 lagi..terus..tambah 3 lagi..tambah 3 lagi..[s4 mengerjakannya di papan tulis G mengamati dan SL juga] ya pinter..ho o..[s4 masih mengerjakan G masih mengamati dan SL juga] ya..bawahnya..? [S4 melanjutkan mengerjakan] ya ho o..[s4 masih mengerjakan] ya..sekarang S2 genti po S1 yo..s1..nek S2 ki selalu keri kok mintanya..[s1 maju ke depan dan mengerjakannya di papan tulis, G mengamati] 18 tmbah 3, 18 terus..[s1 menghitung..18] berapa..? 18..nha..[S1 selesai mengerjakan hendak kembali ke tempat duduknya] 129. S4 : 1 lagi.. [lalu S1 melenjutkan mengerjakan soal 1 lagi] 130. G : urut ya mbak S1..kalau urut itu..kebawah terus tambah 3 tambah 3..tambah 3 terus..[s1 masih mengerjakan dan G mengamati SL juga mengamati] berapa mbak S ditambah 3..berapa..? habis 21..? berapa S1 21 tmbah 3 abis 21..? 131. S1 : G : terus..? 133. S1 : G : terus..? 135. S1 : G : nha..nanti bawahnya tambah 3 lagi... yo S2 sekarang.. ya.. ayoo.. mbak cantik..maju ke depan..yo 1,2,3..ayo.. ayo.. [G menarik S2 secara halus untuk maju ke depan mengerjakan di papan tulis, S2 pun lalu mengerjakannya di papan tulis,s lain mengamati, dan G juga mengamati] dah [S2 lalu melanjutkan soal yang berikutnya, G mengamati, sembari mengobrol dengan G yang ada disebelah] 24.. tambah berapa..? [S2 tetap mengerjakan] dah sekarang bawahnya..[s2 mengerjakannya didampingi G, tak lama kemudian S2 selesai mengerjkannya lalu kembali ke tempat duduknya] dah..sana [kemudian S istirahat karena bel istirahat telah berbunyi dan pelajaran matematika pertemuan kali ini pun usai] 23 Agustus 2010 Pertemuan IV 1. [G mulai pelajaran dengan memberikan latihan soal di papan tulis seperti biasa, G menulis soal latihan tersebut di papan tulis dan S mengamati terlebih dahulu, soal yang ditulis adalah soal cerita, berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan, G lalu membacakan soalnya] 2. G : 2000, kemudian untuk membeli minum, nek nggak pake minum kan seret ya..untuk beli minum 1000, sisa uang ibu ada..? 3. S3 : G : nha..caranya sekarang..kemudian nanti bawahnya.. 5. S3 : dikurangi

213 G : bisa..ya..rubiyati mempunyai uang 4000 rupiah [S1 memperhatikan] dan S3 mempunyai uang 1000 rupiah, jadi jumlah uang semua ada titik-titik..dah ya..coba ditulis dikerjakan di depan dulu nanti tak ganti soalnya kalau sudah bisa..yo.. 7. S3 : aku dulu bu.. 8. G : ya..s3 dlu.. [S3 pun maju mengerjakan soal di papan tulis dan G mengamati serta membantu S3 jika dia kesulitan mengerjakan] 9. S3 : caranya gimana. [G pun membantunya] 10. G : jumlah pembelian dulu ya..[sembari menuliskannya di papan tulis] jumlah pembelian [S3 mengamati, S1 juga] jadi berapa..? di jumlah to..? kemudian..[sembari menulis di papan tulis] sisa uang ibu, nha kerjakan..[s3 mengerjakan] 11. S3 : berarti bu G, bu..itu kan susun kebawah..? 12. G : nggak, kesamping..[s3 masih mengerjakan G mengamati] 13. S3 : kalau nggak cukup bisa di bawahnya..? 14. G : di bawahnya ndak papa, kurang pembelian apa yang dibeli itu..? jumlahnya berapa..[s3 mencari-cari yang dimaksud] yang dibeli apa aja itu 15. S3 : kue 16. G : ho o S3 : minuman 18. G : ho o..sekarang jumlah, di bawahnya nggak apa apa S3 : G : 5000? Hayo jumlah pembelian, pembeliannya mana pembelianya..[s3 menunjukkan ke G] nha..ya udah [S3 berkata terdengar kurang jelas] 22. G : nggak usah itu, rupiahkan saja..kuenya berapa minumnya berapa [S3 masih mengerjakan SL yaitu S1 mengamati, G juga mengamati] hmm hmm [G mengamati] dikurang apa ditambah jumlah pembelian itu S3 : ditambah, 24. [G mengangguk, S3 lanjut mengerjakannya] 25. G : hu um 26. S3 : menurun? 27. [G mengangguk] 28. G : berapa..? 29. S3 : G : sama dengan..ya sama dengan..ini kan..[sembari maju, tapi S3 sudah tau yang dimaksud G] nha 31. S3 : 3000, e pake rupiah 32. G : kecil aja rupiahnya jangan gedhe-gedhe 33. S3 : nggak cukup bu..? 34. G : ya tulis sampingnya nggak apa apa..ra popo kuwi soale belajar S3 : sini? 36. G : nha..mau bagimana nulisnya..? [S3 tampak bingung] heh ini lho..berapa..? [sembari memnulis di papan tulis, 37. S3 : G : nha..cukup kok..trs S3 : G : bawahnya berapa..? sisa uang ibu, kalau sisa berapa..? uang ibu ada berapa..? [S3 tampak kebingungan] ditulis dulu uang ibu..uang ibu..[s3 menulis di papan tulis] ada berapa..? 41. S3 : G : nha..pke rupiah jangan lupa..diapakan? dikurangi atau ditambah..kalau sudah untuk membeli..? 43. S3 : kurangi 44. G : nha..dikurangi..? 45. S3 : umm G : kurangi berapa itu jumlah pembelian?

214 S3 : G : nha [S3 masih mengerjakan di papan tulis, G dan S1 mengamati] sama dengan Rp..berapa..? 49. S3 : G : ya [S3 menuliskannya] 52. G : ayo mbak S1 saiki..[s3 selesai mengerjakannya lalu kembali ke tempat duduknya..lalu giliran S1 yang maju dan S1 pun maju mengerjakan soal berikutnya di depan, G mengamati, S3 juga] 53. S3 : bu ditulis dibuku..? 54. G : ditulis..ho o jangan lupa ditulis tanggal 55. S3 : udah 56. G : ya S1 : bu kaya mana bu..? 58. G : terus sama dengan di bawah nggak apa apa..[s1 mengerjakan lagi] nha sama dengan berapa..[s1 mencari2 yang dimaksud] ada berapa rupiah..? jadi jumlah uang semua ada [S1 menuliskannya di papan tulis] 59. S1 : G : ya [S1 menuliskannya] 62. G : dah..[s1 kembali ketempat duduknya] nanti istirahat anak-anak punya tugas ya..nengok S4 ya S : ya G : kok nggak masuk kenapa..? [S sembari mencatat di bukunya soal dan jawabannya yang ada di kerjakan di papan tulis tadi] besok ditulis caranya..nha..kok 2000, 2000 tu dari mana..jangan-jangan cuma ngarang aja 2000 itu..nha [S masih mencatat] jumlah uang semua ada rupiah, 5000 itu dapat dari mana ngitung gimana tadi..ndak tau..makanya harus ditulis jadi tau dapatnya dari mana 5000 itu 2000 itu dari mana..? 65. S3 : bu tak tulis dibawahnya ya 66. G : hu um 67. S3 : bu..bu jadi ini kan gitu G : hu um itu jawabnya..[s masih mencatat] 69. S3 : bu jadinya begini, ibu mempunyai uang 5000, untuk membeli kue 2000 dan untuk membeli minum Rp 1000, sisa uang ibu ada..2000, dikurangi..? 70. G : dijumlah S3 : jadinya 3000 dah bener [S3 lalu melanjutkan mencatat lagi, S1 juga masih mencatat, tak lama S1 diminta G menghapus papan tulis karena akan digunakan untuk menjelaskan materi lagi] 72. S3 : bu G G : ya S3 : sampun 75. G : ya tar dulu [terjadi obrolan kecil antara G dengan G yang ada di sebelah kelasnya dan dengan S3 membicarakan tentang mantan S di sekolah SLB tersebut yang menikah] 76. S3 : bu kalau aku nikah piye? 77. G : belum..belum tau uang kok mau nikah..besok kalau sudah tau uang buat belanja kembalinya berapa..nggo beli baju..ya S3 : apa lagi? 79. G : lha ya ini matematika ini S3 : oo G : sekarang ini uang tapi ditukar ya S3 : ya, 83. [G sembari hendak menulis di papan tulis] 84. G : ditukar dengan apa itu..[sembari menulis di papan tulis, S3 mengamati] lembar ini..lembar..[sembari menulis di papan tulis tentang apa yang akan G terangkan] 85. S3 : aku tau bu..uang berarti 5000nya..

215 G : berapa..? 87. S3 : , G : 5000an lho..? 89. S3 : 5000an, G : berapa..? 91. S3 : 5000an dua 92. G : ya..[g masih menulis di papan tulis] msh inget ndak..ini kalau uang ditukar 5000an 93. S3 : G : sama..ndak ini sama ribuan, 5000an sama ribuan 95. S3 : oo..1000annya, G : nha..5 ya..ini berapa ini? [menunjuk di papan tulis tulisan lambang bilangan 1000] 97. S3 & S1 : G : 1000 [G menulis di papan tulis] ini berapa..? 99. S1 : G : 5000anny berapa..? 101. S3 : 5000anny 5? 5000annya berapa kalau ditukar 5000 sama 1000an S3 : berarti 5000any 1 to G : nha S3 : 1000annya, G : nha..[g melanjutkan menulisnya di papan tulis] pinter..ini 1 ini 5..[menuliskan jawabannya di papan tulis] 106. S : oo..begitu G : ho o.ini kan sama yo S3 : sama 109. G : nilainya kan sama ini ini juga 5000 tapi ditukar ya..ditukar..dan ini ya S3 : ya [G sembari menulis lagi di papan tulis] 112. G : uang 2000an ada ndak..? 113. S : ada 114. G : ada ya..[g melanjutkan menulis di papan tulis, S mengamati] 115. S3 : berarti..bu..sini 4 sana 1 gitu..kan 116. G : 2000an S3 : 2000annya kan G : ini kan S3 : ho o, 2000anny kn 4, [G diam] 120. G : berapa mbak S1..? kalau 5000 ditukar 2000an sama 1000an..2000annya berapa..? 1000annya berapa..? 121. S3 : 2000annya 4, 1000anny G : kalau 4, 2000annya 4 berapa jumlahnya..? [S diam] mbak S1 punya uang 2000, 4 lembar berapa jumlahnya..? [S1 diam] 123. S3 : 2000, G : 4, lembar berapa..? kata S1 itu ada 4 lembar lha sekarang ibu tak tanya..kalau 4 lembar..4 lembar ini 2000an [G mengambil uang 2000an dari dalam dompetnya sebagai alat peraga, S mengamati] 125. S3 : oo..tau G : tau piye.? 127. S3 : 2000, G : he? Kalau 2000an 5 berapa..? [S diam] 129. S3 : itu..itu sama 4 yo bu?, 130. [G masih mencari-cari uang 2000an, S menunggu G] 131. G : nah..sekarang ada 2000an ya..kata S3 itu kalau 5000 ditukar dengan uang 2000an 2000an e..li 4 tadi..nah..sekarang yang ditanyakan cuma 5000, ini ya..itu..[melihat ke papan tulis] 5000, sekarang kalau 4 ini..?ada berapa ini..? [G meminta S3

216 198 menunjukkan kalau uang 2000an 4 jumlahnya berapa..s3 pun menghitung uang tersebut] coba S3 : S1 : S3 : 3000, S1 : 5000, S3 : 5000, S1 : 7000, S3 : 7000, G : yang ditanyakan disitu berapa..? [menunjuk ke papan tulis, S3 melihat soalnya di papan tulis] 140. S3 : G : nha..kalau annya berapa..lembar..? [S3 berpikir] coba..[sambil menyerahkan uang 1000an untuk dihitung juga, S3 pun berpikir] 142. G : ambil 5000 [S3 mengambil pecahan 2000an dan 1000an] ya..mana 5000nya..mana..? mana ? 143. S3 : nggak ada 144. G : ha? ya pake uang itu..kok nggak ada..pake uang ini mana..? [S3 bingung] nominalnya, jumlahnya 5000 mana..? [S3 mengambil uang 2000an dan 1000an lagi] cuma 5000 lho..ambil 5000 lho..[s3 nampak bingung] sini S1..S1 berdiri..s1 ambil 5000 [S1 melakukannya di meja S3, lalu S1 mengambil 2000an 2, dan 1000an 1] 145. G : nha S3 : oo..gitu..to.. [S1 lalu kembali ke kursinya] 147. G : jadi berapa lembar..? [S3 diam] 2000 berapa lembar..? 148. S3 : G : anny..? 150. S3 : G : 1000annya S3 : oo gitu G : oo..gitu ya..[g menuliskanny di papan tulis] 154. S3 : ditulis nggak G : oo..nanti dulu..perhatikan dulu baru nulis..[g menulis contoh soal lagi di papan tulis, S mengamati] ini sering terjadi..ya..didalam keseharian anak-anak nanti, yo..kalau nnti punya keluarga punya anak..mau anaknya mau minta uang saku 2000an nha pake itu..tau gunanya yo..oo..ini oo..ini 8000, oo..ini harus tau..[g melanjutkan menulis di papan tulis, S mengamati] uang 500 ada ndak S1 : ada 157. G : ada ya..uang 500..[sembari menulis di papan tulis, S masih mengamati, tak lama kemudian soal selesai ditulis dan G membacakannya sebagai contoh] uang 4000 ditukar dengan 2000an ada berapa lembar..? 158. S3 : G : 2..benar ya..ha ini kerjakan sendiri ditukar dengan.. lembar 1000an sama.. 500an.. keping ini ya.. keping [membetulkan tulisan soalnya] 4, rupiah ditukar dengan S3 : 2000an, G : ini ribuan lho iki yo..bukan 2000an yo..ditukar dengan 1000an, 162. S3 : 1000.ny G : ho o S3 : 500 kepingnya G : ya..betul..sekarang kalau 5000 ditukar dengan 1000an..ada berapa lembar..? 166. S3 : 4000nnya 167. G : 5000 ditukar dengan 1000an..wis..berapa S1..? 1000annya berapa..? [S1 diam] ono biar banyak ditukar..1000an..ada berapa lembar..? 168. S1 : 5

217 G : 5..ho..dapat 5 lembar ya..sekarang ini S1 punya uang 3000 sama dijumlah ada berapa..? 170. S3 : tau G : nha..kalau punya uang 3000 kemudian dikasih lagi sma ibu sini to bu..aku minta lagi..tadi kan sudah ada orang yang beli tahu..yo..nah..oo..ya ini tak kasih 1.500, kasih lagi sama ibunya 1500, jadi jumlah uang S1 ad..? 172. S3 : 4000 [lirih] 173. G : 4000? 174. S1 : G : nah..s3 ini.. S3 badha hari raya ya..sama mbahe dikasih 4500 terus minta lagi..dikasih 500 nah..berapa jumlahnya..? 176. S3 : G : 5000, S3 hari raya punya uang lagi.ada bulek..ya..ada budhe S3 : budhe 179. G : ya..ngasih..ada ada ada 2000 lagi..ha S3 : ak tau G : berapa jumlahnya..? 182. S3 : G : y..sekarang dikerjakan S3 : yes.. [lalu S pun mengerjakan soal tersebut, G mengamati] 185. G : S3 S3 harus banyak belajar..mengenai uang..[s masih mengerjakan] mbak S1 wis iso..karena sering njuali itu ya..anak beli ya..[s1 mengangguk] 186. S3 : bu G..bu G 187. G : apa..? [S3 dan G bercengkrama tapi suaranya kurang terdengar jelas, S sembari mencatat, dan G juga masih mengamati dari tempat duduk yang ada di sebelah meja S dekat mejanya, tak lama S3 bertanya pada G] S3 itu ingetnya selalu 1000an terus..kalau 2000 nggak ingat sehingga 4000 taunya hanya 4, 2000an 4..ha to..? yang ditanyakan apa itu..? [melihat soal di papan tulis] 188. S3 : 1000an [lirih] 189. G : 1000an..?oo..ho o 1000an S3 : benar to bu G : hu um.. [G mengangguk] 192. S3 : bu G ini.nya 4 to..? [lirih] 193. G : ho o S3 : ini.nya 1.. [pelan] 195. G : ho..[s melanjutkan mengerjakannya] bi mau diajari ngitung duit ya..[s masih mengerjakan, tak lama sembari masih mencatat S3 bertanya pada G berkaitan dengan soal tapi suaranya terdengar kurang jelas] bukan 3000, 3 lembar ribuan S3 : ini lho bu.. [lirih sambil menunjuk ke soal yang di papan tulis] 197. G : mana..? oo..iya..[s masih mencatat, G menunggu, selama S mencatat G dan S3 kadang sesekali mereka bercengkrama dengan suara lirih, sedang S1 juga tetap mencatat] coba sekarang ini dihitung ini..duit-duit ini.. [G meminta S3 menghitung uang yang untuk peragaan G tadi, S3 pun menghitungnya] 198. S3 : 1, 2, G : masa 2000 sama 1000an sama 1,2,3..? hayoo..kalau ngitung uang itu 5000an sendiri..2000an sendiri 1000an sendiri S3 : 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000, , 11000, 12, [masih menghitung uang 2000an dan 1000an] 201. G : coba.. mbak S1 ini ada berapa mbak S1 bener nggak S3..? [S1 lalu menghitungnya] nha.. kaya S1 tadi t lho.. ribuannya sendiri annya dihitung sendiri jadi nggak campur aduk.. [S1 menghitung] berapa..? 202. S1 : [lirih] 203. G : S3 ngitungnya S1..? 204. S1 :

218 G : coba benar yang mana..? [G menghitungnya guna mengecek betul tidaknya] ini 2000an ada S3 : G : ya to..? kalau 5 berapa itu nilainya..2000an 5 hayoo..[s diam] 2000annya 5 [S3 mencba menghitungnya lg] 208. S3 : 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000, G : to..? ini masih ada 1000an..1000annya berapa..? [menunjukkan uang 1000an 3 dan 2000an 5 yg sudah dihitung td] 210. S3 : G : nha S3 : bener aku G : makanya kalau ngitung itu disendiri-sendirikan..menurut..opo..nilainya dikelompokkan, 1000, 1000 dikelompokkan 214. S3 : bener kan bu aku G : makanya kan dicoba dicoba sama bu G mana yang benar..ya..ada S3 : bener aku G : harus tau uang..anak-anak itu harus tau uang..karena apa..setiap hari..orang itu..kebutuhan hidup itu pake uang..beli garam pake uang..yo..beli salam aja pake uang to..kalau nggak nanem tu..harganya 500, ada bumbu dapur..beli bumbu dapur buat masak lodeh itu harganya 500 rupiah..mau beli brambang 1000 ya..nanti kalau uangnya 2000 mau masak lodeh beli brambang, bawang, kemudian apa..? cabe..ini untuk nyayur lodeh..oo..beli tempe lauknya belum..lauknya 2000 ni yo..buat beli tempe tempatnya sawit itu harganya 200 rupiah dapat berapa kalau [S diam] 219. S1 : 10 [lirih] 220. G : 2000 ini dapat tempe berapa..kalau 1.nya 200 [S diam] tempe itu harganya kan cuma 200 ya..beli tempe 2000 harganya 200 rupiah dapat berapa tempenya..? kalau bu G 5, tadi bu G beli 5 tempe harganya kan 200..bu G harus bayar berapa..? [S diam] 221. S3 : G : 5 lho harganya 1 itu 200..bu G beli 5..dapat berapa..? [S diam] berapa mbak S1..? 1.nya 200 bu G tak beli 5 tadi..kan bu G tanya..kalau nya kan 200 nha..bu G dapat uang..dapat tempe berapa..? [S diam] kalau nggak bisa bu G turunkan lagi..bu G mau beli tempe 5 wae, 5 itu aa.. 1.nya 200 rupiah bu G dapat berapa..? [S diam] 200, 200, 200, 200, S3 : 5000 [lirih] 224. G : ee..200 rupiah kok S3 : 200, 200, 200, 200, 200, brrti 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, [menirukan G tadi] nha..bu G harus bayar 1000 kalau 5..lha sedangkan ini bu G uangnya harus bayar lha sekarang kalau dapat tempe berapa..? ini 5..itu uangnya 1000 kalau gini jadi berapa ini..? [menunjukkan 10 jari.nya] 226. S : G : 10..uangnya berapa..? ini 1000 ini S3 : G : nah..ya..200, 200, to..800, 1000 ini uang 1000 [menunjukkan uang 2000an] ini dapat S3 : G : 10 biji..ki wis nggo sak keluarga iki bisa untuk bapak ibu..anknya 2 ho to S1..ha udah cukup ini..bisa dua-dua lho malah S1..digoreng..nah ini tadi..ini nggo nyayur, ini nggo tempe.. [menunjukkan uang yang untuk alat peraga tadi] minyak.juga belum, udah ada ini masih lagi beli beras yo..anak-anak..nha..anak-anak itu masih memikirkan beras ya..ini baru beli tempe sama sayur lodeh bumbune tadi yo..sayurnya methik, soale nggone mbak S1 kan ada kates tinggal methik aja..di depan itu..ya..1..terus bumbunya 2000, berasnya masih ada ya tinggal nggoreng tempe, minyaknya masih buat goreng bakwan 232. S3 : bu beli tempenya kan 10, tambah 10 lagi, 20 misalnya 233. G : 20 biji kebanyaken yo..

219 S3 : nek misalnya G : sekarang kalau bakwannya berapa mbak S1 bakwan harganya..? [S1 menggumam tidak jelas suaranya] sekarang kalau 2000 dapat berapa..? [menunjukkan uang 2000an] 236. S3 : G : nha..bakwan..ini kalau buat beli bakwan harganya kan 200 5, e 500 yo..bukan 250 kelingan tempe ya dapat 1 gorengan entah it tahu..entah it tempe yo..jadi kalau bu G punya 2000 dapat 4 gorengan, kalau beli 10 berapa mbak S1..? [S1 diam] tadnya 1 itu kan 500 ya..bu G beli 10 biji..kono mbak S1 ini bu G beli..uangnya berapa..nanti bu G ambil 10, tahu 5, tempenya 5.. [S1 diam] hmm..? berapa..?..s S3 : hm G : bu G beli tempe 5, tahu 5, jadi..10..? 10 biji..1.nya kan 500 nha bu G harus bayar berapa..? [S3 diam berpikir] bu G harus bayar berapa..kalau tahu itu harganya 500 bu G beli 10 biji..bu G bayar berapa..? 240. S3 : ha..? G : 1.nya kan 500, 500 kalau 10 itu berapa..? [S diam] kalau 1000 dapat berapa..? 242. S3 : G : 2 to..kalau 5000 itu 1000anny ada berapa..? 244. S3 : G : 5 to..ini dapat 2, dapat 2..[G menunjukkan jari tangannya] dapat 2, dapat 2, dapat 2, jadi ibu tadi bayar berapa..? 246. S3 : G : nha jadi bayar setiap 1000.nya kan dapat 2 S1, 2,2,2,2,2 jadi bayar ini sudah..? [menunjuk ke papan tulis] ha..coba sekarang diisi bukunya dibawa.. [G meminta S3 mengisi soal tersebut, S3 pun maju] 248. S3 : yang nomor berapa bu..? 249. G : yang no.3 ke bawah S3 : yang 4,5,6..ini [menujuk tulisan soal di papan tulis] 251. G : iya..separo-separo..ho o..3..3, S1, 3, S3, 3.. [S3 mengerjakan soalnya, G mengamati] 252. S3 : aku..4 ya bu..? 253. G : yo..kalau bisa yang no.3 dulu, 3 terus 4, terus 5 [S3 mulai mengerjakan, G mengamati] persis..persis punyaanmu kerjaannya..[s3 masih mengerjakan] nha S3 : udah kan bu G : yang no.5 [S3 mengerjakan no.5] 256. S3 : udah G : ya..sekarang S S3 : yes betul, [S3 sembari kembali ke tempat duduknya, dan S1 maju ke depan mengerjakan, G mengamati, tapi S1 belum jadi mengerjakan mundur lagi] 259. G : kenapa..? 260. S1 : belum selesai [lirih] 261. G : oo..belum selesai..oalah S3 : aku udah kok bu G 263. G : ya..diselesaikan dulu.. [S1 melanjutkan pekerjaannya] 6, 6, 7, S3 : aku sudah bu..sampe 10..bu..[lirih] 265. [G hanya tersenyum kecil, S1 masih mengerjakan, selagi mengerjakan ada G lain masuk kelas dan berkata istirahat] 266. G : rung rampung kok..nanggung..[s1 masih mengerjakan, tak lama setelah itu S maju ke depan mengerjakan, tapi S3 dan salah seorang murid kelas VII ikut mengamati karena waktu itu jam istirahat jadi ada S yang sudah istirahat dan masuk ke kelas VIII tapi tak lama S1 selesai mengerjakan, G mengamati pekerjaan S1 tadi] 267. G : iya..dah..dah betul S3 : betul 269. [lalu setelah itu S pun istirahat dan pelajaran Matematika pada pertemuan kali ini pun usai]

220 Agustus 2010 Pertemuan V 1. G : Mengulang kembali..[g menuliskan soal latihan di papan tulis seperti biasa, soal yang diberikan berkaitan dengan materi yang sebelumnya yaitu perkalian bersusun, sembari G menuliskan soal. S mengamati] ini nanti, dulu masih inget ndak..dua-dua [G sembari menulis soal] 2. S4 : masih ingat bu 3. G : hum..? masih ingat..? [G masih menulis di papan tulis] masih ya masih ingat ya..[g sembari menulis di papan tulis lagi] 4. S3 `: masih inget kok bu.. 5. G : masih ya..nha ini yang soal cerita yang bawah..[g menulis soal di papan tulis, S mengamati dan sembari mencatat soalnya] jawabnya gini..ibu..harus..membayar..titik dua [G sembari menuliskannya di papan tulis] 6. S3 : ibu harus membayar, kan 1.nya 2000 to bu..berarti kalau 2, G : nha.,.diapakan.. 8. S3 : dikurangi [lirih] 9. G : di kali, kan beli 2 bungkus..1 bungkusnya 2000 berarti dikali 2, 2 bungkus..kali..berapa..? [G melanjutkan menulis soal di papan tulis lagi..dan S mencatatnya] lina mempunyai uang 5000 untuk membeli kue, unutk membeli itu diapakan..? [G membacakan soal latihan berikutnya] 10. S : berapa..? 5x2 berapa..? 11. S3 : G : 10.. [menunjuk ke pekerjaannya S3] udah ini..nggak usah disimpen terakhir to ini kalau ini masih ada bilangannya baru disimpan kalau sudah abis ya udah langsung ditulis disini S3 : oo..gt G : nha..[terjadi perbincangan antara G dan S3 mengenai pekerjaan soal latian S3, namun suara mereka terdengar kurang jelas] ini salah semua ini hmm S3 : oo 16. [lalu S3 kembali ke tempat duduknya untuk memperbaiki pekerjaannya] 17. G : kalau nyimpen itu kan kalau masih ada bilanganya lagi..dikalikan lagi..lha kalau sudah habis..[s masih mengerjakan, G mengamati] titik-titik x titik sama denan ho o to sama dengan sekian..[s sembari mengerjakan pekerjaan mereka di papan tulis, dan G masih mengamati sembari bercengkrama baik dengan S maupun dengan G yang mengajar di bagian ruangan sebelah, tak lama S3 selesai mengerjakan dan G mengoreksinya] 2 x S3 : 2 x 2000, G : S3 : sek. [suara kurang terdengar jelas] 21. [G masih mengoreksinya] 22. G : ini bener ini bawahnya pake Rp gini..[lalu G memberikan pekerjaannya S3 untuk S3 betulkan lagi yang masih kurang benar, tak lama S3 kembali menunjukkan pekerjaannya untuk dikoreksi G] 2 x.ni berapa ini..? 23. S3 : oiy.. [S3 membetulkan jawabannya lagi, G mengamati, S4 masih mengerjakan, lalu] 24. G : ha iki ho o podo..[mengoreksi pekerjaan S4] 2 x 2000 rupiah, pake Rp..tadi ya pake Rp ini rupiah 3000 rupiah..dibenerke sik..[meminta S4 membetulkan jawabannya, S4 pun melaksanakannya, lalu giliran S3 yang meminta pekerjaanya dikoreksi, G pun mengoreksinya, S4 pun juga ikut dikoreksi pekerjaannya dan keduanya sudah benar mengerjakannya, dan buku pekerjaan mereka dikembalikan masing-masing] dah dihapus sik..[tak lama G lalu memberikan soal latihan lagi dan menuliskannya di papan tulis, serta memberi contoh soal dulu seperti biasanya. S memperhatikan] sekarang kalau ini menyimpan seperti S3 tadi ya..5 x 3 berapa..? 25. S3 : G : ya..nyimpen 1 dulu, terus ini 4x3..[S diam] hm..? 4x3..? 27. S3 : du..a belas..

221 G : 12..tadi masih nyimpen 1 jadinya 13..[sambil menuliskannya di papan tulis] nah simpenannya tadi udah habis..udah di pake..[lalu G menuliskan soal lagi] 29. S3 : bu ditulis soalnya..? 30. G : ya nanti to yo..diperhatikan dulu..sekarang 6 x 2 berapa..? [S nampak menghitung] 31. S3 : G : 11..? nggak ada..perkalian ganjil..2 perkalian ganjil tu nggak ada, nggak tekan..ibu nggak pernah ngajarkan perkalian 2 ganjil S3 : G : nha..12..[sembari menuliskannya di papan tulis] 12 nyimpen berapa..? 35. S3 : nyimpen G : terus..? 37. S3 : 4 x G : trs..? 39. S3 : G : nha S3 : 9 [G sembari menuliskannya di papan tulis, lalu G menulis soal berikutnya] 42. S3 : 3 bu.. [G masih menulis di papan tulis, tak lama selesai menuliskan soalnya, G melihat ke arah S3 sebagai isyarat agar dia menghitungnya..s3 pun lalu menghitungnya] 43. S3 : G : 14..nulis berapa..? 45. S3 : 4, [G menuliskannya di papan tulis] 46. G : nyimpen 1..ini..? 47. S3 : S4 : 11 [G menuliskannya] 49. G : bisa ya..[s mengangguk, lalu G menuliskan soal latihan yang untuk dikerjakan] maju lagi S3 : ra langsung 51. G : ha..? wis ra maju langsung S3 : langsung 53. G : ya..[g menghapus soal yang tadi, dan membuat soal yang baru di papan tulis, S memperhatikan] ini..[g masih menulis soal di papan tulis, S sembari mencatat soalnya] dah 5 dulu..[s mencatat soalnya dan mengerjakannya, G mengamati] di cocoke neh sik..ngko ndak, nghapus, nghopas, hapus..entek wektune..4x3 berapa..? 54. S3 : G : 12 nyimpen S : 1 [G menuliskannya di papan tulis] 57. G : ini berapa..? 58. S3 : G : ha..? 7 x 3 berapa..? [S diam] ini udah hapal belum..? 60. S : belum 61. G : S3 : 22 [G menuliskannya di papn tulis] 63. G : simpenane ora di..pakai..? simpenannya dipakai jangan lupa ini ya..2 x 3..? [beralih ke soal berikutnya] ayo..[g berkata sesuatu tapi terdengar kurang jelas] 64. S3 : 6 [G menuliskannya] 65. G : 7 x 3 lagi..sama..berapa..? 66. S3 : 21 [G menuliskannya] 67. G : 8 x 2 berapa..? [beralih ke soal berikutnya] 68. S3 : benar bu punyaku G : 8 x 2 berapa..? [S diam] x 2..4 x 2..berapa S : G : tambah 1? [G menuliskan 9, S sembari membetulkan jawabannya] S3 salah piro..? diitung sing betul 72. S3 : salah bu 1 x 73. G : yo..yang salah dibenerin..[s3 menujukkan bukunya ke G] ra popo dibenerin

222 S3 : tambahan bu..lama nggak tambahan 75. G : yo..[g menuliskan soal latihan lagi di papan tulis] 76. S3 : itu kali apa tambah to bu G : kali..tambahe nanti besok lagi..[g menunjukkan yang ditanyakan ke S3 tadi, lalu melanjutkan menuliskan soal latihan lagi, S mengamati sembari mencatat soalnya] 78. S3 : sampe 7 dulu bu G : ya wis..sampe 8..nanti tak tambah lagi 80. [S masih mencatat, lalu mengerjakannya, tak lama kemudian bel istirahat berbunyi..tanda pelajaran MTK pertemuan kali ini usai] 31 Agustus 2010 [S mengerjakan soal ulangan yg sekaligus soal tes dr peneliti dan sudah diberi tahu sebelumnya, soal tes tersebut menjadi tanda bahwa materi I telah usai]

223 205 Transkrip Wawancara dengan Guru I, guru kelas VII P (Peneliti). G (guru II). S1, S2, S3, dan S4 (siswa kelas VIII). P : Yang pertama kapan Ibu mulai mengajar? G : Sejak tahun 1985 P : Itu sudah di SLB atau..? G : Langsung di SLB.. P : Disini..? G : Di Yapenas langsung yak.. P : Ee..mengapa ibu tertarik untuk memilih mengajar di SLB tidak di sekolah umum? G : Ee..karena penasaran aja dulunya ya..penasaran kok..ee..dulu masih langka ya mas ya..untuk orang apa..terjun di dunia anak berkebutuhan khusus itu..saya penasaran untuk mendalami anak berkebutuhan khusus itu bagaimana..terus kalau masih ada potensi apa yang harus kita lakukan itu..sehingga penasaran aja.. P : Kemudian, pengalaman yang ibu dapatkan dari mengajar di SLB apa bu..? G : berbagai macam pengalaman ya mas ya..dari saya masih..muda..masih ee..remaja dulu ya..menghadapi anak-anak seperti ini..dulu kan hanya teori ya..untuk prakteknya itu kan berbeda jauh.. jadi untuk menghadapi anak-anak pubertas..itu awal-awal dulu.. ee.. karena dirinya masih remaja ya..belum anu.. jadi belum begitu mendalami anak ee..masa pubertas..anak-anak berkebutuhan khusus, meskipun dulu sudah pernah dapat teori, tapi ternyata waktu praktek kurang peka untuk menghadapi anak-anak yag berkebutuhan khusus pas dia mengalami pubertas jadi agak-agak gimana ya..belum belum..begitu anu..tapi awal penglaman awal saya mengajar ya.. waktu itu tahun.. 86, jadi baru 1 tahun mengajar, kemudian ada peristiwa itu jadi anu ee..saya ya..kurang peka untuk..ee..ee..itu yang pertama, terus pengalamannya juga ini, unik setiap hari itu menemukan ee..metode yang berbeda gitu lho.. jadi menemukan cara mengatasi problem yang berbeda.. jadi..meskipun problem-problemnya sama.. itu untuk diatasi dengan cara yang sama belum tentu..bisa.. P : Contohnya apa bu..? G : Contohnya misalnya ya..untuk anak yang mengalami apa ya..untuk mengajar aja nggih..untuk mengajar aja misalnya untuk hari ini dengan..ada anak yang..misalnya kok ngambeg ya..mislanya..ngambeg tidak mau ikut pelajaran ini..kemudian saya coba untuk merayu ya..otomatis ya..dengan cara misalny diberi..ee..apa..alat bantu peraga misalnya.. yang blm pernah dia ee..melihat..untuk hari ini mungkin dia tertarik nggih.ee..bisa..dan kemudian bisa mengikuti, kemudian untuk hari berikutnya misalnya dia ngambeg lagi untuk diberikan metode seperti yang kemarin saya berikan kemungkinan sudah tidak berjalan lagi..jadi kita harus..ee..mencari cara lain..nha jadi disitu itu..uniknya..jadi belum tentu untuk cara yang sekarang kita berlakukan, belum tentu besok berlaku.. jadi selalu menemukan ya..sambil menemukan sambil apa ya mas ya..mencoba..sambil menemukan sambil mencoba metode yang pas untuk anak..ya.. P : Kalau untuk mengajarkan matematika sendiri, metodenya seperti apa bu..? seperti itu tadi atau..? yang..? G : Sama..kalau dengan matematika.. kita ee.. selama ini dengan cara sering latihan.. misalnya..kalau matematika kan pasti ya mas ya..jadi mungkin..langkah-langkahnya juga seperti itu-itu saja nggih.. jadi kami hanya.. eee bervariasinya menggunakan alat.. bantu.. alat bantu.. peraga misalnya dengan benda yang sebenarnya, atau di ajak keluar, atau dengan..misalnya..kalau menghitung..untuk kelas-kelas kalau kelas-kelas yang

224 206 P G P G P G P G P G P G P sudah.. kelas.. kelas.. ini.. sudah kelas SMP ya.. jadi untuk menghitung lebih dari ya.. untuk.. memperkenalkan bilangan.. lebih dari 100 nggih.. mengenalkan bilangan.. terus memahami bilangan.. kemudian.. kalau memahami kan tau ya mas ya.. kalau 100 itu jumlah barangnya ada 100 itu memang kita agak-agak anu nggih..kalau yang masih kecil aja dengan alat peraga yang ada di dalam kelas bisa nggih.. tapi kita apa.. ee.. mengajarkannya keluar biasanya nggih.. nha.. kalau saya misalnya lebih dari 100 itu biasanya pakai.. keluar pakai itu.. krikil apa daun.. saya suruh.. coba menghitung sampai 100 saya hanya untuk pengen tau seberapa dia paham tentang bilangan.. biasanya saya ajak keluar anak-anak.. : Kalau untuk yang.. materi yang sekarang ibu ajarkan metodenya itu..ee.. : Metodenya ya..? : Iya : Mencoba dan anu mengulang-ulang sampai betul-betul dia paham.. ya mungkin..ee.. metodenya apa ya mas ya.. ee.. pokoknya mencoba sampai berhasil, ketika gagal..kita coba lagi.. : Jadi cuma mengulang-ulang? : Iya mengulang-ulang sampai betul-betul paham.. : Ee..kendala yang dialami mungkin saat mengajar, ada yang..kendalanya apa..anak sering lupa atau..? : Lha ya itu..hehe..kalau kendalanya ya..anak itu..masih ini..untuk ini..kelas yang saya pegang ya..rata-rata anak itu masih.. pasif ya..belum ada timbal balik kalau misalnya saya..beri umpan pertanyaan kalau ndak saya tunjuk namanya..nah itu kan jarang ya.. untuk spontan langsung menjawab, mungkin..masih baru ya..dengan guru baru jadi belum terbiasa.. : Nha itu kok saya lihat di kelasnya bu Guru II kan anaknya sedikit lebih aktif, kalau di sini kan sedikit lebih anteng..nha it ap..? : Rata-rata mungkin karena..anknya rata-rata pendiam atau bagaimana saya juga belum begitu..ya..karena saya kan juga megangnya baru ya mas ya..jadi saya juga baru.. ee.. istilahnya observasi juga untuk anak-anak yangg saya ajar baru ini..kalau yang dulu yang pas saya mengajar kelas VI itu saya betul-betul sudah.. anu nggih sudah memahami karakter anak satu dengan yang lainnya nggih kalau pas itu.. kalau ini.. saya baru ee.. observasi juga tentang sifat-sifat anak..terus ee.. metode apa yang harus saya lakukan atau apa yang harus saya lakukan itu saya masih mencoba-coba juga..hmm..dan masih ratarata masih pasif.. masih malu-mali atau masih.. pasiflah pokoknya..belum..belum..belum bisa..mudeng ya..hanya satu yang bisa yang S2 ini..aja..itu aja kan suaranya pelan.. gitu.. nggak bisa.. : Itu apa ada dari faktor guru sebelumnya nggak bu..? guru sebelumnya di kelas VI itu mengajarkannya.. ya mungkin kurang mengajak siswanya aktif atau memang sudah dari sejak masuk mereka sudah kurang aktif atau..ada faktor lain..? : Ya.. mungkin juga ada faktor dari guru sebelumnya.. kan.. kalau.. guru itu kan.. berbeda-beda ya mas ya.. cara mengajarnya.. ada yang pasif ada juga yang aktif.. ya.. mungkin juga ada sedikit pengaruhnya..tapi mungkin.. atau mungkin juga siswanya, saya juga kurang tau..tapi..ee..kalau saya lihat memang sepertinya dulu mungkin nggih.. anak.. setelah kita pancing itu ya..muncul juga.. meskipun lamban ya..saya menganggap ini lamban anak-anak untuk memberi reaksi.. : Lalu untuk mengatasinya kendala-kendala itu untuk.. atau punya kiat-kiat sendiri untuk mengatasinya atau meminimalisir..itu..?

225 207 G P G P G P G P G P G P G : Ya..untuk saat ini..saya..ee..memotivasi si anak agar dia mau bersuara.. ee.. jadi.. ee.. setiap dia..mau bersuara..sepertinya harus ada..ee.. apa itu.. sanjungan atau apa ya istilahnya ya..memberi motivasi pada anak agar anak tidak takut atau tidak malu untuk bersuara.. saat ini yang saya lakukan.. : Kemudian kalau anak tidak masuk itu.. jadi kendala juga nggak bu..? : Iya..kendalanya besar itu kalau anak tidak masuk itu.. sehinngga sudah tidak masuk sehari saja sudah terlambat.. anu nggih mas ya..apalagi untuk berulang kali.. untuk sehari tidak masuk saja hambatannya masih ada..apalagi dia tidak datang.. : Itu mengatasinya untuk anak yang bolos itu. Atau mungkin anak-anak nggak masuk karena ada faktor dari keluarganya, atau dari teman-teman atau sekolah atau orang tuanya yang kurang memotivasi atau gimana..? : Nha itu saya harus mencari tau penyebabnya dulu mengapa anak ini kok sering tidak masuk.. nah selain anaknya yang saya tanya.. nha.. saya juga akan menanyakan dari pihak keluarga, apa penyebabnya anak ini sering tidak masuk..hanya itu..ya..kemudian saya selalu menginformasikan pada orang tua agar..memberikan dorongan anak tetap berangkat sekolah..itu..selama ini yang saya lakukan selama ini.. : Jadi ketika siswa tidak masuk itu, ibu sudah tau belum kenapa, kok nggak masuk itu.. apakah..ee.. : Iya..iya..jadi selalu saya tanya.. rata-rata ini anaknya yang malas.. anaknya.. bangun kesiangan.. kemudian orang tuanya tidak berusaha untuk memaksa anak..untuk bangun nggih.. terus ada yang 1 ini.. keluarganya..ee..kurang memberi motivasi, sebetulnya anaknya sudah siap mau berangkat..tetapi ee..alat transportasinya yang.. mungkin.. kemarin seringnya gini..dia naik sepeda.. sepeda itu ditaruh digarasinya di depan.. kemudian dibelakangnya itu ada motornya mas.e itu ya..nha setiap kali dia mau berangkat ini motor ini blm dikeluarke sama mas.e itu lho..ini mas.e ini yang kurang peduli bahwa adeknya itu sudah siap berangkat kendalanya dia tidak bisa..mengeluarkan motornya.. itu sering terjadi juga seperti itu.. ha itu terus kemudian saya menginformasikan kepada.. orang tua untuk mau..setiap anak sudah mau berangkat.. sudah inisiatif disiplin ya.. tapi kalau keluarga tidak mendukung bisa jadi kendala.. : Itu nanti menjadi pertimbangan untuk nilai raport nggak..? biasanya kan ada..bolos berapa..sakit berapa..gitu nggak..? : Kalau di SLB..belum bagitu ya mas ya..untuk disiplinnya.. karena rata seperti itu..ratarata masuk.. 1 bulan kadang-kadang nanti 1 minggu nggak masuk.. ee.. disini.. termasuk.. rata-rata paling disiplin untuk masuk sebetulnya hanya 1-2 aja yang anu..ee..tidak disiplin.. kebetulan kelas saya kok ada 2 yang sering nggak masuk, kalau yang saya pegang dulu itu rajin-rajin semua, bahkan hampir tidak pernah tidak masuk..itu.. : Itu saya mikir..kok.. ya awalny sih.. ini kok anknya.. hadir terus ada..pas saya masuk mereka nggak masuk..ha itu tak pikir.. apa takut sama saya..apa malu.. atau..? : Oo..tidak hehe.. setelah saya anu..ee.. selidiki juga waktu dipegang guru yang dulu ternyata anak ini sering nggak masuk juga.. iya.. saya juga mikir.. jangan-jangan takut dengan saya..saya terlalu disiplin atau.. terlalu galak atau gimana ya..ternyata nggak.. ternyata memang dari dulu anak ini sering bolos.. saya tanya gurunya dulu..juga katanya sering bolos.. : Eemm.. melihat kendala-kendala yang terjadi, mungkin ibu punya solusinya atau.. masukan untuk sekolahn untuk bisa..ee.. seperti apa..atau mungkin disiplinnya ini kalau bolos nanti dikenai point atau apa..biar untuk kemajuan anak..atau gimana..? : Hehe..oo gitu ya..ee..selama ini belum ya..karena untuk anak SLB itu untuk.. berbeda ya..dengan anak-anak yang lain..jadi dia..tidak ada rasa kecewa kalau tidak dikasih itu..

226 208 P G P G P G P G P G P G P G P tidak ada anu.. tidak ada..tidak ada rasa kecewa atau gimana.. kalau dapat ya nggak apa apa gitu.. hehehe : Soalnya juga untuk memberi motivasi orang tua..oo..iki nek anakku nggak masuk nanti dapat point, terus nilainya gimana..gitu..tapi ya..karena itu tadi.. : He e.. belum selama ini belum.. dilakukan seperti itu..hanya untuk pertemuan wali murid.. itu kami.. selalu memberi informasi aja pada orang tua untuk memberi motivasi kepada anak bagaimanapun caranya.. untuk ikut.. agar anak displin masuk.. setiap pertemuan..umm.. 3 bulan sekali diadakan pertemuan wali murid.. kalau pertemuan wali murid sebetulnya disini orang tuanya harusnya datang semua..nanti untuk memotivasi masing-masing anak itu kok sepertinya kurang.. contohnya ada disini..ya..setiap saya memberikan PR itu kok sering-sering tidak dikerjakan dan orang tua tidak tau..nha ini kan berarti dari pihak keluarga tidak ada perhatian.. : Ya, itu dari segi siswanya bolos, tidak masuk..lha kalau dari segi apa ya..materi atau kurikulum, sistem pembelajarannya ada kendala nggak bu.. misalnya kurikulumnya tematik itu mungkin terlalu susah gitu..? : Hu um-hu um..ya itu kendalanya itu di tematik hanya saja.. kalau di SLB kan tidak ditarget ya mas jadi sampai kapanpun materi itu diberikan..tidak..tidak ada target.. jadi misalnya sampai ee.. 1 bulan hanya 1 tema atau 2 bulan hanya 1 tema.. ndak.. ndak masalah.. yang penting anak betul-betul memahami.. : Kalau..ee..dengan sistem tematik itu seperti apa bu..lebih rumit atau..? : Kalau menurut saya ya..ee..karena waktunya SMP ini kan hanya 10 jam per minggu itu kok malah kurang ini e mas.. kurang.. efektif ya.. jadi kan hanya sepotong-potong kalau kita menyampaikan secara tematik itu.. kurang leluasa malah.. kalau menurut saya ya..tapi nggak tau kalau yang.. lain..ya mungkin misalnya kan..ya mungkin kalau bahasa indonesia ya..mungkin bisa mencakup keseluruhan bisa nggih, tapi kalau matematika kalau secara tematik itu hanya.. sepenggal-penggal gitu lho.. makanya ini campur aduk saya tu..ya tematik ya bidang studi akhirnya..hehe.. : Oke.. penentuan temanya tu sudah ditentukan di kurikulum atau guru yang menentukkan sendiri..? : kalau sistem tematik ini guru yang menentukkan, hanya saja kita mengacunya kurikulum jadi ee.. kurikulum itu ada itu ya..standar..kompetisi.. : Kompetensi dasar : He e kompetensi dasar.. standar kompetensinya itu ada dari kurikulum.. kemudian kita pilih..yang sekiranya nanti pas diberikan untuk anak : Nha untuk materi yang diberikan di SLB itu.. melihat atau mempertimbangkan kecacatan mereka nggak..bu..misalanya..yang SLB SMP itu materinya seperti ini, seperti ini.. seperti dengan tema juga : Iya..iya..he e jelas kita mempertimbangkan itu dan mempertimbangkan kemampuan siswa, misalnya seperti yang saya pegang ini SMP kelas 1..gitu to..kalau melihat materi di kurikulum..terlalu tinggi ya kita meng..menurunkan sendiri gitu..ya tidak harus yang di kurikulum itu kita berikan semua..dan kita harus menyeleksi yang sekiranya sesuai dengan kemampuan..bisa diserap siswa gitu.. : Berarti kurikulum itu bukan istilahnya jadi hal yang saklek? : Oo..tidak..bukan jadi hal yang mutlak yang saklek tidak..hanya menjadi rambu-rambu saja.. ee.. terus kita yang menyeleksi ini.. sekiranya mampu nggak diserap anak itu.. jadi tidak mutlak.. : Ee..terus kalau ee..misal itu pas tes..dan juga saat ulangan ada perbaikan nggak bu kalau nilainya jelek?

227 209 G P G P G P G P G P G P G : Perbaikan dan pengayaan nggih..kalau sekiranya yang belum tuntas kita beri perbaikan, ada waktu-waktu untuk perbaikan 1 minggu kalau memang sudah mampu kita beri pegayaan juga, kita beri materi yang sedikit diatasnya..nggih..akhirnya nanti juga bisa gitu lho karena materinya kan hanya itu-itu saja, berulang kali-berulang kali akhirnya bisa : Jadi, berarti ada standard ketuntasannya, bu..? : Ada..ee..untuk yang matematika atau untuk yang..? : Untuk semua mata pelajaran : Untuk semua mata pelajaran, 6,5 KKMnya ya.. : Umm terus ini kan kaya mbak S4 dan S2, kan ada yang kurang bisa, nha itu bagaimana bu..? : Sendirian? nha itu juga nantinya kami memberikan berebeda lagi..jadi kalau dipaksakan pun juga tidak bisa ya..jadi ee..guru ini harus, saya ya dalam hal ini harus memberikan materi yang berbeda sesuai dengan kemampuan siswa iya..jadi kalau disamakan dengan yang 3 ini kok tetep kemarin mas bayu bisa melihat sendiri ya..terlalu jauh perbedaanya, kemampuannya, sehingga nantinya saya harus memberikan materi yang berbeda, ternyata kemarin kan dia yang bab ini baru bisa membeca dan menulis iya to..permulaan to itu..? nha itu saya harus mengajarkan yang itu dulu malahan, untuk pemahaman kan nanti dia bisa mengikuti, kalau dia sudah bisa membaca dan menulis : Ya itu tadi kan mbak S4 kan belum bisa membaca nha itu kok bisa naik ke kelas selanjutnya nha itu pertimbangannya apa..atau nilainya, gimana bu..? : Ee kemarin itu ee : Atau ada apa, keputusan..atau apa..? : Kalau di SLB itu sebetulnya tidak ada istilah tinggal kelas sebetulnya, jadi kita hanya menonjolkan dari kemampuan siswa jadi ini terus terang aja nggih..ee..kami tidak memberi istilahnya tinggal kelas nggih karena mengingat usianya juga..anak SMP kelas 1, sama dengan anak yang 3 SMA jadi mengingat usia tidak ada istilah tinggal kelas hanya nanti setelah ee..lulus SMA itu langsung kita arahkan ke keterampilan yang nantinya bisa mengarah ke untuk kemandirian, jadi..untuk apa ya ee..makanya standar ketuntasannya kan hanya 6,5 nggih..kemudian kan materi yang kita berikan kan sudah disesuaikan dengan sekiranya anak itu mampu, jadi anak itu dapat mengikuti ee..materi yang diberikan nanti.. : Lalu untuk ee..sebelumnya kan, sebelum penelitian saya sempat observasi waktu itu observasi di kelasnya bu S, waktu yang di kelas itu saya melihat ada beberpa yang ada dikelas VIII sekarang, lalu yang di sebelahnya itu kelas VI itu ada juga beberapa siswa yang saya liat ada di kleas VII sekarang..nha itu mereka yang tidak ada di kelas sekarang ini tetap di kelas 6 atau.. di pindahkan kemana..? : Nggak..tetap di kelas itu juga..sebenarnya untuk kelas itu sendiri karena gurunya kurang jadi mengampu..jadi guru kelas ini mengampu siswa yang berbeda, jadi semua guru mengampu, contohnya sekarang yang dipegang bu S itu kelas VI-C ya..tetapi kan ada anak 1 yang VI-C itu tadi..itu kemampuannya sangat jauh berbeda, nha karena gurunya kurang jadi diampu..oleh 1 guru. materi yang disampaikan juga berbeda, meskipun sama ya mas ya,..sama-sama kelas VI tapi materi yang disampaikan berbeda..jadi tingkat kesulitannya berbeda, jadi disatu sisi kita menangani anak yang mampu berkembang, disisi lain anak ini juga perlu penanganan, itu juga salah satu kendala kita mas, kita tidak bisa begitu fokus hanya salah satunya nggih..sebab kalau fokus yang ini, ini juga perlu, tapi padahal untuk anak yang satu inipun perlu alat peraga

228 210 P G P G P G P G P G yang khusus, materi yang khusus pula..nha disitu kadang-kadan guru mengalami kendala ya mas ya..selain membuat programnya juga menanganinya, kadang-kadang ada..kadangkadang ada 1 yang terkalahkan ya..karena mengejar ini, anak yang bisa dikembangkan sementara yang ini agak-agak kita abaikan, sebetulnya juga ndak pas juga..tapi kan bagaimana ya karena gurunya terbatas jadi..kadang-kadang istirahat pun kita meluangkan waktu memberikan privat juga..untuk anak ini.. : Kemudian untuk fasilitas pendukungnya apakah sudah memadai dengan fasilitas yang terbatas ini..? : Iya..itu juga kendala ya..sebetulnya jadi, kendalanya alat peraga sama gurunya yang terbatas..itu juga termasuk kendala : Nha itu untuk mengatasi itu misalnya ee.. pemenuhan fasilitas.. : Bukan hanya memanfaatkan fasilitas yang ada..jadi ee..apa yang ada di..lingkungan sekolah ini kita manfaatkan se..sebisa mungkin,..karena adanya seperti ini..nah..ada kalau ada apa ya mas ya..ini..ini sudah ada bantuan sedikit-sedikit..ada yang memberikan bantuan alat peraga..ini mending..jadi kita manfaatkan betul-betul alat peraga..ada yang dari..banyak mahasiswa itu.. : Terus juga apakah alat peraganya ini berbeda-beda atau : Iya.. berbeda-beda dan bervariasi.. sebenarnya untuk anak-anak seperti ini membutuhkan ee benda-benda yang sebenarnya, tapi untuk benda-benda yang sebenarnya kan mahal ya mas ya..ee..mungkin membutuhkan biaya yang banyak ee misal untuk jual-beli ke pasar kita berbondong-bondong ke pasar..nha..ini sementara ada koperasi kita manfaatkan koperasi itu untuk sarana pembelajaran ini apa, tentang belanja. Kita manfaatkan semaksimal mungkin, alat-alat yang ada di sekolahan, karena kaitannya dengan biaya tadi..misalnya untuk memperkenalkan bank, kita harus berbondongbondong ke bank nha itu kan juga butuh biaya, biaya transportasinya terus dan yang lainnya, terus misalnya lagi untuk mengenalkan bermacam-macam binatang kita ke gembira loka nha itu kan memakan biaya ya.. : Tapi itu pernah bu..seperti itu..? : Pernah juga iya.. : Tapi nggak setiap tahun..nggak rutin..? : Tidak..tidak tergantung tema..kemudian transportasi itu juga..kita pernah juga mengenalkan transportasi yang baru ini pakai trans jogja itu..kita naik satu bis, mengenalkan anak cara naiknya bis trans jogja itu awalnya gimana, terus beli karcisnya di shelternya itu pernah..itu kan temanya transportasi..nha itu..dari depan Rumah Sakit itu JIH itu..nha itu sampai Prambanan, sampai sana ya sudah kembali lagi..hanya memperkenalkan bagaimana cara naik trans jogja.. itu sudah mahal to mas hehe..ya untungnya ada BOS jadi agak-agak terbantu untuk memperkenalkan anak dengan hal-hal yang sebenarnya, ke museum..nha kita ke monumen jogja kembali..itu temanya yang peninggalan sejarah..gitu kan..itu..

229 211 Transkrip Wawancara dengan Guru II, guru kelas VIII P (Peneliti). G (guru II). S1, S2, S3, dan S4 (siswa kelas VIII). P G P G P G P G P G P G P G P G P G P G P G P G P G : Kapan Ibu mengajar di SLB? : Di SLB..? apa di sini..? : Ya di sini sama di SLB yang lain mungkin : Di SLB saya ngajar tahun 84, tersu saya pindah di sini 98, Oktober 98 saya pindah disini.. Saya di sana 84, Desember it lho.. Desember 84 nha..kemudian di sini..98..di sini Oktober 98 : Kenapa bu kok memilih mengajar di SLB? : karena ingin menolong sesama ya mas ya.. gitu : Umm..terus bu, selama ini kan ada siswa yang nggak masuk kan bu..? nha itu gimana bu..ibu mengatasi itu..? : Saya SMS atau orang tuanya saya minta ke sini..mamany S2..terus saya tanya apa kendalanya kok sering sekali anak tadi masuk.. terus orang tuanya jawab.. karena jenuh sama temennya katanya..ingin punya temen yang tidak bisa ngomong.. gak ngomong kan B..? : Umm itu orang tuanya diajak..? : Iya..kemarin ndak gitu.. kan orang tuanya ke sini.. Gimana ya..saya juga bingung to..? kok masuk sehari..nanti 3 hari nggak masuk..apa ibunya apa hehehe.. : Hehe itu sebagian besar karena jenuh sama temenya begitu..? : hu um.. : Terus..melihat kendala-kendala siswa nggak masuk yang disebutkan tadi..kaya jenuh sama temennya tadi.. it ee sistemnya apa.. ada yang perlu diperbaiki atau dirubah atau gimana kaya kurikulumnya..atau.. : Kalau kurikulumnya nggak dirubah mas.. kalau kurikulum kan nanti saya bisa menyesuaikan kemampuan anak.. kan tidak semua harus disampaikan ini..anak sampai seberapa kita yang menyesuaikan kemampuan anak..jadi tidak mesti kurikulum itu habis bisa dirubah.. : Tapi kalau kaya sistem pembelajarannya atau sistemnya di sekolah sendiri..? : Sistem pembelajarannya" : Itu seperti apa..? : Itu tekhnik ya... : Sistem pembelajaran : Kurikulumnya atau pembeljarannya..? : Pembelajarannya : Y itu tadi.. sebenarnya saya nggak mau menyampaikan semua tapi kan ada yang nggak ngerti ya..besok lagi diulang lagi gitu.. jad untuk mengulang pelajaran yang kemarin.. : Jadi sistem pembelajaran yang diulang-ulang gitu..? : Hu um karena memang anak SLB kalau nggak diulang-ulang juga lupa.. Kemudian untuk materi pembelajarannya sendiri kaya mempertimbangkan kekurangan atau kecacatan mereka kaya misalnya tuna grahita itu materinya ini..ini..ini..itu gimana.. atau sudah ditentukan dari sana atau sekolah menentukan sendiri atau..? : Biasanya mengikuti kurikulum, kurikulum yang ada dari pemerintah itu kemudian saya turunkan sedikit..nha..kaya gini to mas..[sambil menunjukkan silabus] tapi kalau nanti materinya ya mungkin.. ini.. ini tetep.. ini tetep..terus nanti menerangkannya oo.. silabus.. humm.. kaya ini dari pemerintah to ini.. ini dari pemerintah.. kegiatan pembelajaran nanti

230 212 P G P G P G P G P G P G P G P G P G P G P saya.. mungkin ini sampai 500 saya cuma.. sampai 100 saja nggak apa apa..sampai 50 nggak apa apa.. seandainya.. kalau pemerintah ini sampe 5000 ya.. saya kurang dari ini nggak apa apa..sesuai kemampuan siswa.. : Jadi dengan mempertimbangkan kecacatan atau kemampuan anak : Hu um kemampuan anak tadi harus plek..ini sekarang udah mending ini..ramburambunya, pemerintah it rambu-rambu sekian tapi nggak dipakai nggak apa apa, buat sendiri.. : Kemudian kalau sekolah itu kan pakainya tematik kan, kalau di sekolah lain pakai tematik juga atau berbeda? : Kalau pemerintah menganjurkan tematik tapi..tapi ternyata kaya lain-lain kan otonomi ya mas ya..diatur oleh sekolahnya sendiri-sendiri : Itu kenapa bu kok dianjurkan pakai tematik ada alasan dari pemerintah untuk apa..gitu..kenapa kok di SLB tu harus pakai itu..? : ho o sebenarnya pakai tematik, pemerintah menganjurkannya..tapi kan kadang-kadang memang..sekolahan..kalau SLB tu..ya semua sekolah itu kan otonomi ya..bisa ngatur sendiri..lha nanti mungkin..kurikulumnya saja bisa buat sendiri kok ini..seandainya nggak pakai pemerinah..buat sendiri..seperti mas.e mungkin..survey di Pakem itu..ininya buat sendiri..nggak..nggak pakai ini..karena sana prestasinya kan berat mungkin cuma keseharian saja disana.. mungkin..teks-board.. terus apa itu.. ee.. mengurus diri sendirilah.. mungkin contohnya seperti itu.. karena jamnya nek saya seperti itu..soalnya kan kalau SMP, SMA itu kan banyak keterampilan : Berdasarkan itu mungkin ceritanya saling kait mengkait : Hu um saling kait mengkait : Itu bisa lebih dipahami siswa atau..? : Nha makany kan ada tema itu to..tema kalau saya kan lingkungan..nanti misalnya..itu apa alat pernapasan..nha kan temanya saling kait mengkait ya.. : Itu..terjadi kendala juga nggak bu..kalau seperti soal karena tadi kan..misalnya harus..misalnya temanya kan lingkungan.. yang dikaitkan dengan lingkungan, terus misalnya temanya diri sendiri dikaitkan dengan diri sendiri tu..jadi kendala nggak bu..? : Selama ini nggak..tapi saya ya ngajarnya seperti itu..sampai tuntas baru ganti.. : Ya..mungkin nggak..saya di depan..ee..ya saya mungkin juga bingung,ee..kalau sewaktu diajar bu Guru II kan..siswanya aktif gita..aktif maju ke depan mengerjakan gitu,,tapi kalau pas evaluasi kok mereka sedikit kebingungan..nha itu.. : Ho o..lupa..hehe : He e jadi bukan karena oo..gurunya baru atau..karena..aap gitu..? : Ya lupa itu.,nek saya kan langsung to itu..kalau saya tidak pakai menerangkan, jadi menerangkan sambil mengerjakan, kalau saya menerangkan saja anak mendengarkan..itu lupa..tapi saya mengajak.. menerangkan sambil mengerjakan.. nanti kalau saya cuma.. ee.. menerangkan terus gini gini.. ini..nnti kalau anak saya suruh maju lupa..hehe. : Jadi kalau ulangan harian atau ulangan umum itu.. : Ya banyak lupanya..hu um itu.. : Bukan karena ada saya terus malu..gitu..? : Ndak..ndak..memang karena daya..daya simpannya itu kan pendek..sehingga kalau saya menerangkan langsung.. sambil mengerjakan.. raketan 2.. anak-anak sudah ingat..langsung..suruh maju itu ingat..tapi nnti kalau menerangkan banyak suruh maju nggak bisa.. : Terus nanti kalau ulangan harian atau ulangan umum anak sering lupa gitu..solusinya biar anak-anak nanti kalau ulangan nggak lupa, nggak harus remidi itu nanti gimana..?

231 213 G P G P G P G P G P G P G P G P G : Ya sambil mengajar saya muter juga..karena nanti kalau saya menerangkan terus tu lupa.. : Tapi kalau.. apa..penilaian..apa ya,, misalnya murid itu..ini naik kelas..ini bisa melanjutkan ke tingkat selanjutnya, ke jenjang selanjutnya itu..kriterianya apakah..kalau sekolah umum itu kan ada itu..ada standard kelulusan, atau apa.. standard ketuntasan..itu.. : Oo..kaya..umm.. : ya itu..itu apakah ada.. : Itu kan sendiri-sendiri untuk anak SMP, SMA.. kalau saya sendiri 7, nek ini kemarin saya 7, murid saya memang yo sregep-sregep yo kemarin yo tapi nek ini ya nggak tau ini nek 7 mampu nggak.. : Umm..kalau nggak tuntas berarti nggak naik kelas atau..? : nggak naik kelas to nek nggak tuntas sekarang makanya harus tuntas..nek besok ini mungkin nggak tau apa 6,5 atau..kayanya nk 7 nggak mampu.. : Tapi kok kalau saya liat kok..ya..suruh maju aja aktif mereka tapi kok pas ulangan ko..tiba-tiba.. : Ya..makanya saya kalau menerangkan itu juga langsung to..tak terangke..it terus langsung saya buat soal..biasanya say nerangkan..tak tulis dulu..tak terangke lagi, tak bacake lagi gitu..lha nanti saya buat soal UTS ya..besok lagi..diulangi dah lupa..ya memang..hehe.. : Jadi kalau pelajaran, mengajar matematika ya seperti itu..terus itu nggak..ada kesulitan bu, misalnya kaya ya.. daya menyimpannya. Mungkin anak bingung itu dijelasin terus.. tanya..terus..kita jelasin ternyata masih bingung terus gimana bu..apa..ya cuman ya udah nanti pelajari..bisa individu atau ya nanti tanya temen atau seperti apa..? : Ya kalau ada yang bingung biasanya anak-anak tak tanyain dulu mana yang masih bingung nanti diulang lagi itu siapa.. abis itu tak dekati individu : Soalnya kemarin juga ada yang tanya pas selesai tu, kak ini gimana? ya mungkin karena saya belum biasa ngajar anak SLB ya saya nerangin, dia tu kaya masih bingung, misalnya kaya yang beli 4 permen, 4 permen harganya 250, lha itu anak bingung kalau 4 permen berapa..kalau 500..harga 100 mereka bisa..tapi nggak tau..kalau dapatnya tu berapa..itu jadi kendala juga nggak bu..? : Kalau kemarin kan saya soal cerita sendiri..gitu kan mas..pada waktu menerangkan saya cerita, anak pemahaman dulu..gitu..nanti..bisa..nek ini kan langsung sehingga anak kan memahami dulu..hehe kalau memang kendalanya seperti itu..dah paham anak-anak dibaca..ya..itu ditambah, dikurang..kan gitu anak-anak, jawabnya baru mengerjakan..ini kan..anak-anak langsung mengamati..mungkin baca gini..sudah susah ya..padahal ya nggak..ada yang diterangkan saya ini.. : Makanya kemarin waktu diajarkan bu Guru II mereka paham, tapi kok tadi bingung : Lancar tapi ya sedikit-sedikit..tapi kalau habis itu..tak suruh ngerjakan di buku ya bisa ki..? : Ya makanya..hehe : Paling ada yang salah 1, 2..nek S3 itu bener semua, nek ini..s4 ini..kadang salah.. S1 ini juga salah.. padahal biasanya bener semua, nanti setelah diterangkan lak..10..itu bener semua itu Nggak boleh pakai buku lho sekarang..kalau yang bener..tapi di sini ya ada pas jaman saya dulu..tapi yang bener nggak ada..pembelajaran itu lho..kan ada..yang guru menerangkan buku to mas..itu nggak boleh..yang aktif itu muridnya.. kalau sekarang pembelajaran, nek dulu kan guru tu menerangkan..tulis itu..sekarang siswanya yang aktif..

232 214 P G P G : Ya masalahnya memang bukan gurunya yang aktif, tapi siswanya yang aktif.. : Hu um.. sekarang nggak boleh siswanya yang pasif itu nggak boleh..memang bener.. kalau cuma mendengarkan terus nanti dikasih soal udah lupa..tapi kalau..sama-sama.. : Paham ya : Hu um..sama-sama mengerjakan gitu lho..

233 215 Instrumen Pengamatan Pembelajaran Guru Di Kelas Sekolah : Kelas : Nama Guru : Mata pelajaran : Hari tanggal : Tabel pengamatan Aktifitas pembelajaran guru di kelas PETUNJUK : 1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan pembelajaran atau interaksi belajar-mengajar! 2. Beri tanda ( ) pada kolom enaktif atau ikonik! 3. Beri keterangan kolom pertemuan ke-! Target minimal satu bulan 4 x pertemuan. Perte muan ke- Tang gal Teori Belajar Brunner Enactive Ikonic Audio Visual Gerak Audio Visual Gerak Ekspositori (ceramah) Pemberian Tugas

234 216 INSTRUMEN PENGAMATAN GURU DI KELAS Sekolah : Kelas : Nama Guru : Mata pelajaran : Hari, tanggal : PETUNJUK : 1. Amatilah kegiatan guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajarmengajar! 2. Tuliskan tanda ( ) pada skor yang sesuai dengan keadaan yang diamati! NO I II ASPEK YANG DIAMATI SKOR KEGIATAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBUKA Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan meteri sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Mengakomodasikan adanya keragaman budaya Nusantara Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar

235 III Menunjukkan ketrampilan dalam penggunaan media Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang membangun partisipasi aktif siswa dan keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Merespon positif partisipasi siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa Menunjukkan sikap terbuka terhadap siswa Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif Menunjukkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Kemampuan khusus dalam pembelajaran Menunjukkan sikap ekonomis Menunjukkan sikap produktif Penilaian proses dan hasil belajar Melakukan penilaan awal Memantau kemajuan belajar Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi Melakuakan penialaian akhir sesuai dengan kompetensi Penggunaan bahasa Penggunaan bahasa lisan yang mudah dipahami siswa Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai dan dipahami siswa PENUTUP Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan Skor Total Diadaptasi dari buku pedoman Program Pengalaman PPL

236 218 Sekolah : Kelas : Jam ke : Mata pelajaran : Hari, tanggal : PETUNJUK : INSTRUMEN OBSERVASI SISWA DI KELAS 1. Amatilah aktivitas siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajarmengajar! 2. Tuliskan tanda ( ) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang diamati! NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran 4 Siswa mencatat hal-hal penting 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik Diadaptasi dari buku pedoman Program Pengalaman PPL

237 219 Kisi-Kisi Instrumen (butir soal tes) kelas VII semester I Kompetensi Dasar Mengukur keliling lingkaran dengan benang dalam satuan ukuran baku m, cm Indikator 1. Mengenal satuan ukuran baku m, cm 2. Mengukur keliling lingkaran dengan benang dalam satuan ukuran m, cm Jenjang Kemampuan dan Kesukaran Soal Pengetahuan Pemahaman Banyak Soal 2 soal 3 soal 5 2 soal 3 soal 5 % Jumlah 100% Kisi-Kisi Instrumen (butir soal tes) kelas VIII semester I Kompetensi Dasar Melakukan penjumlahan sampai 5000 Melakukan pengurangan 4 angka dengan 3 angka Indikator 1. Siswa dapat mengerjakan penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan mata uang sampai Mengerjakan soal penjumlahan susun mendatar secara berurutan sampai Mengerjakan soal penjumlahan susun kebawah sampai Memahami soal dan mengerjakan soal penjumlahan bilangan bulat dengan soal ceritera sampai Siswa dapat mengerjakan soal pengurangan kesamping 4 angka dengan 3 angka Jenjang Kemampuan dan Kesukaran Soal Pengetahuan Pemahaman Banyak Soal 1 soal 1 1 soal 1 1 soal 1 2 soal 2 1 soal 1 %

238 Mengerjakan soal pengurangan 4 angka dengan 3 angka dengan cara susun kebawah 7. Siswa dapat mengerjakan soal cerita pengurangan paling banyak yang dikurangi soal 2 2 soal 2 Jumlah 100%

239 221 Gambar Kegiatan Pembelajaran Oleh Guru I kelas VII Guru sedang menjelaskan materi penggaris Guru memperagakan penggunaan Guru melakukan pendekatan individual Guru mengamati pekerjaan siswa Guru mengamati pekerjaan siswa meteran Guru memperagakan penggunaan

240 222 Guru mendampingi siswa Guru menjelaskan materi di depan kelas Guru mendampingi salah satu siswa Guru mengamati pekerjaan siswa Guru mengarahkan siswa Guru mengarahkan siswa

241 223 Salah satu siswa mengukur lingkar kepala tulis Salah satu siswa mengukur lebar papan Guru berkeliling mengamati pekerjaan siswa Guru mendampingi siswa

242 224 Gambar Kegiatan Pembelajaran Oleh Guru II kelas VIII Guru menjelaskan materi secara individual individual Guru menjelaskan materi secara Guru mendampingi siswa tulis Salah satu siswa mengerjakan di papan Guru mengamati siswa mengerjakan latihan tulis Guru mengamati pekerjaan siswa di papan Guru mendampingi siswa megerjakan latihan Guru menjelaskan materi di depan kelas

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252 Soal evaluasi matematika kelas VII SLB-C 1. Panjang tempat tidur Banu adalah 180 centi meter. Satuan baku yang digunakan adalah 2. Panjang lapangan sepak bola adalah 100 meter. Satuan baku yang digunakan adalah 3. Isilah titik-titik dibawah ini! a. 200 centi meter = meter. b centi meter = meter. c. 5 meter = centi meter. 4. Sebutkan macam-macam alat untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi yang kamu ketahui! Jawab : 5. Ukurlah benda-benda disekitar kamu berikut ini! a. Lebar kursi. b. Keliling jam dinding di kelas. c. Keliling bola. d. Keliling lingkar perut kamu. Ooo000ooo selamat mengerjakan ooo000ooo

253 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Matematika kelas VII SLB-C 1. Panjang tempat tidur Banu adalah 180 centi meter. Satuan baku yang digunakan adalah Centi meter 2. Panjang lapangan sepak bola adalah 100 meter. Satuan baku yang digunakan adalah Meter 3. Isilah titik-titik dibawah ini! a. 200 centi meter = 2 meter. b centi meter = 15 meter. c. 5 meter = 500 centi meter. 4. Sebutkan macam-macam alat untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi yang kamu ketahui! Jawab : Meteran dan Penggaris (kedua alat ukur tersebut adalah alat ukur yang diketahui siswa) 5. Ukurlah benda-benda disekitar kamu berikut ini! a. Lebar kursi = 37 Centi meter. b. Keliling jam dinding di kelas 96 Centi meter. c. Keliling bola 32 Centi meter. d. Keliling lingkar perut kamu 63 Centi meter. Jawaban tersebut telah di cek atau dikoreksi oleh guru dan peneliti

254 Soal evaluasi matematika kelas VIII SLB-C (Penjumlahan dan pengurangan) 1. Hitunglah! a. Rp 2.750,- + Rp 1.250,- =. b =. c =. 2. Hitunglah! a. b.... c. 3. Nina membeli 1 kilogram beras dengan harga Rp 3.500,-. Kemudian Nina juga membeli 1 kilogram gula pasir harganya Rp 2.700,-. Berapakah Nina harus membayar beras dan gula pasir tersebut? 4. Tono dberi uang saku oleh ayahnya sebanyak Rp 1.250,-. Ibu juga memberi Tono uang saku sebanyak Rp 1.750,-. Jadi berapakah uang saku Tono sekarang? 5. Ani mempunyai uang Rp 5.000,- untuk membeli jajanan yang harganya Rp 3.250,-. Berapakah uang kembalian yang Ani terima dari membeli jajanan tersebut? 6. Banu mempunyai uang Rp 4.500,-. Dengan uang itu Banu ingin membeli permen yang harganya Rp 250,-. Banu membeli permen itu 4 buah permen. Jadi berapakah uang kembalian Banu dari membeli 4 permen tersebut? Ooo000ooo selamat mengerjakan ooo000ooo

255 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Matematika kelas VIII SLB-C (Penjumlahan dan pengurangan). 1. Hitunglah! a. Rp 2.750,- + Rp 1.250,- = Rp 4000,- b = 5000 c = Hitunglah! a b c Nina membeli 1 kilogram beras dengan harga Rp 3.500,-. Kemudian Nina juga membeli 1 kilogram gula pasir harganya Rp 2.700,-. Berapakah Nina harus membayar beras dan gula pasir tersebut? Jawab : Jumlah Pembelian = Rp 3.500,- + Rp 2.700,- = Rp ,- 4. Tono dberi uang saku oleh ayahnya sebanyak Rp 1.250,-. Ibu juga memberi Tono uang saku sebanyak Rp 1.750,-. Jadi berapakah uang saku Tono sekarang? Jawab : Jumlah uang saku Tono Rp 1.250,- + Rp 1.750,- = Rp 3.000,- 5. Ani mempunyai uang Rp 5.000,- untuk membeli jajanan yang harganya Rp 3.250,-. Berapakah uang kembalian yang Ani terima dari membeli jajanan tersebut? Jawab : Uang Ani = Rp 5.000,- Pembelian = Rp 3.250,- Uang kembalian Ani = Rp 5.000,- Rp 3.250,- = Rp 1.750,-

256 6. Banu mempunyai uang Rp 4.500,-. Dengan uang itu Banu ingin membeli permen yang harganya Rp 250,-. Banu membeli permen itu 4 buah permen. Jadi berapakah uang kembalian Banu dari membeli 4 permen tersebut? Jawab : Harga 1 Permen = Rp 250,- Harga 4 buah permen = Rp 250,- + Rp 250,- + Rp 250,- + Rp 250,- = Rp Uang Banu = Rp 4.500,- Uang kembalian Banu = Rp 4.500,- Rp 1.000,- = Rp 3.500,-

257 S3

258 Nama : S1

259 Nama : S2

260 Nama : S4

261 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK Nama TERPUJI : S4

262 Nama : S1

263 Nama : S2

264 Nama : S3

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

Tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Subaverage),

Tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Subaverage), TUNA GRAHITA Tunagrahita Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation). Tuna = Merugi. Grahita = Pikiran. Retardasi Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded) = terbelakang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: AYU PRATIWI HANDAYANI K

SKRIPSI. Oleh: AYU PRATIWI HANDAYANI K PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOCK DIENES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB-C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar, hanya saja masalah tersebut ada yang ringan dan ada juga yang masalah pembelajarannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting bagi setiap manusia dalam rangka mengembangkan segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS UU No.20 Thn.2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 Ayat (2) : Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh

Lebih terperinci

Bagaimana? Apa? Mengapa?

Bagaimana? Apa? Mengapa? ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ( A B K ) Bagaimana? Apa? Mengapa? PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ( A B K ) Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS LANDASAN YURIDIS UU No.20 Thn.2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 Ayat (2) : Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam berbagai strategi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-ABC PUTRA MANUNGGAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara. Pendidikan di Indonesia telah memasuki tahap pembaruan dimana pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013.

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013. PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEMPOA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN KELAS IV TUNAGRAHITA SEDANG DI SDLB DAWE KUDUS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh DALIMIN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MEMBILANG BENDA 1-10 MELALUI MEDIA GRAFIS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DASAR II SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

Oleh: Eni Musrifah SLB Setya Darma Surakarta ABSTRAK

Oleh: Eni Musrifah SLB Setya Darma Surakarta ABSTRAK JRR Tahun 24, Nomor 2, Desember 2015, hal 113-120 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR METEMATIKA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN BAGI SISWA TUNAGRAHITAKELAS IX DI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda perkembangan fisik, mental, atau sosial dari perkembangan

Lebih terperinci

GALIH PRIAMBADA NIM K

GALIH PRIAMBADA NIM K PENGARUH PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PANCA INDERA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YPSLB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun oleh : GALIH PRIAMBADA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fauzan K8412052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Suatu Observasi Lapangan di SDLB Desa Labui, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh) Oleh: Qathrinnida, S.Pd Suatu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA. Oleh Mardhiyah, Siti Dawiyah, dan Jasminto 1

IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA. Oleh Mardhiyah, Siti Dawiyah, dan Jasminto 1 IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA Oleh Mardhiyah, Siti Dawiyah, dan Jasminto 1 Abstract: Artikel ini dimaksudkan untuk membantu para guru dalam mengidentifikasi anak berkebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak Berkebutuhan Khusus (Children with special needs) atau yang sering disingkat ABK adalah anak yang memiliki perbedaan dalam keadaan dimensi penting dari

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa dalam upaya memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SKRIPSI Oleh: SRI MEKARWATI K2309074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MENGENAL BENTUK BANGUN DATAR ANAK AUTIS SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MENGENAL BENTUK BANGUN DATAR ANAK AUTIS SKRIPSI PENGGUNAAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MENGENAL BENTUK BANGUN DATAR ANAK AUTIS SKRIPSI Disusun oleh: NOVIA LINAWATI K5110044 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AULIA DIAN PERTIWI K

SKRIPSI. Oleh : AULIA DIAN PERTIWI K PENGARUH PENGGUNAAN PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENULIS KATA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IX SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI Oleh : AULIA

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB BINA PUTRA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : Atut Yuliarni NIM : X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2015

SKRIPSI. Disusun Oleh : Atut Yuliarni NIM : X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2015 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KOSA KATA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DAN KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SEMESTER II TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI BANJARNEGARA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : JUMAKIR NIM : X

SKRIPSI. Oleh : JUMAKIR NIM : X PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA FLASH CARD BAGI SISWA KELAS V C 1 SDLB KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Oleh : JUMAKIR

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS

PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS HERRY WIDYASTONO Kepala Bidang Kurikulum Pendidikan Khusus PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 6/9/2010 Herry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : M A R Y U N I NIM: X.5107549 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN CONGKLAK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KELAS III SDLB

PENGARUH PERMAINAN CONGKLAK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KELAS III SDLB PENGARUH PERMAINAN CONGKLAK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KELAS III SDLB Septina Tria Pratiwi 1 Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS. DRS. MUHDAR MAHMUD.M.Pd

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS. DRS. MUHDAR MAHMUD.M.Pd PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS DRS. MUHDAR MAHMUD.M.Pd BEBERAPA ISTILAH ABK ANAK LUAR BIASA ANAK CACAT ANAK TUNA ANAK ABNORMAL ANAK LEMAH INGATAN ANAK IDIOT ANAK BERKELAINAN ANAK BERKEBUTUHAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan proses-proses sosial di dalam masyarakat (Bungin 2006: 48). Dalam lembaga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan proses-proses sosial di dalam masyarakat (Bungin 2006: 48). Dalam lembaga BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lembaga Sosial Lembaga sosial adalah sekumpulan tata aturan yang mengatur interaksi dan proses-proses sosial di dalam masyarakat (Bungin 2006: 48). Dalam lembaga sosial ini ada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA SISWA LAMBAN BELAJAR KELAS IV SD PURBA ADHI SUTA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rata-rata dengan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan

BAB I PENDAHULUAN. rata-rata dengan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tunagrahita adalah kondisi anak yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata dengan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam berinteraksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : May Shofiana Amalia K2308101 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara fisik. Anak Berkebutuhan Khusus dibagi ke dalam dua kelompok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. secara fisik. Anak Berkebutuhan Khusus dibagi ke dalam dua kelompok yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan secara fisik. Anak Berkebutuhan Khusus dibagi ke dalam dua kelompok yaitu anak yang bermasalah

Lebih terperinci

Disusun Oleh: ENDANG HARIYANTI X

Disusun Oleh: ENDANG HARIYANTI X UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB SARTIKA NGAWEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN Oleh: Widhi Astuti, Rusdiana Indianto PLB FKIP UNS ABSTRACT The purpose is this

Lebih terperinci

PENGARUH METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB - C YPSLB GEMOLONG TAHUN AJARAN

PENGARUH METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB - C YPSLB GEMOLONG TAHUN AJARAN ii PENGARUH METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB - C YPSLB GEMOLONG TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH : MERANI WIDIYASTUTI K5113052 Skripsi diajukan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS DUA BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS VI SLB ABC GIRI WIYATA DARMA WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang normal saja, tetapi juga untuk anak yang berkebutuhan khusus. Oleh karena itu pemerintah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Theresia Widyastuti

SKRIPSI. Oleh : Theresia Widyastuti PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEKNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH PADA SISWA TUNA GRAHITA KELAS III SLB-C YPALB KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Oleh : Theresia Widyastuti

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Prezi Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kognitif Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1 Cawas Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015 SKRIPSI Oleh: Rian Ari

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDN SEMPU ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDN SEMPU ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDN SEMPU ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Nur Hidayati, Sukarno, Lies Lestari PGSD, FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi

Lebih terperinci

Adaptif. Adaptif dapat diartikan sebagai, penyesuaian, modifikasi, khusus, terbatas, korektif, dan remedial.

Adaptif. Adaptif dapat diartikan sebagai, penyesuaian, modifikasi, khusus, terbatas, korektif, dan remedial. Adaptif Adaptif dapat diartikan sebagai, penyesuaian, modifikasi, khusus, terbatas, korektif, dan remedial. Pelatihan Adaptif Program latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan perorangan yang dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran seorang anak di dunia ini adalah kebanggaan tersendiri bagi keluarga, manusia tidak dapat meminta anaknya berwajah cantik atau tampan sesuai dengan

Lebih terperinci

HIMAWAN SEMARANG PADA SEMESTER 2 TAHUN

HIMAWAN SEMARANG PADA SEMESTER 2 TAHUN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MODEL BANGUN DATAR DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDLB C Hj. SOEMIYATI HIMAWAN SEMARANG

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: APRIANA SRI HARTANTI K

SKRIPSI. Oleh: APRIANA SRI HARTANTI K PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TIMBANGAN BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III C SLB NEGERI KARANGANYAR TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 OLEH EKO BUDIONO K4308085 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Memuliakan Anak Berkebutuhan Khusus MelaluiPendidikan Jasmani Adaptif (Arif Rohman Hakim. M.Pd)

Memuliakan Anak Berkebutuhan Khusus MelaluiPendidikan Jasmani Adaptif (Arif Rohman Hakim. M.Pd) MEMULIAKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF Arif Rohman Hakim. M.Pd Universitas Tunas Pembangunan Surakarta ABSTRAK Program pendidikan jasmani dan olahraga adaptif bagi individu

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Jurusan IPS SMA N 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh : Puji Wahono K7408252 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS I SLB ABCD YPALB CEPOGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS I SLB ABCD YPALB CEPOGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS I SLB ABCD YPALB CEPOGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh : Etik Masfufah NIM: X.5107526 FAKULTAS

Lebih terperinci

APRIANA SRI HARTANTI K

APRIANA SRI HARTANTI K PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TIMBANGAN BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III C SLB NEGERI KARANGANYAR TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SENSOMOTORIK MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA KESEHATAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS III SEMESTER I SLB/C YPCM BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 S K R I P S I Oleh:

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan Bab I Pendahuluan 1.1. Latar belakang 1.1.1 Judul Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan Karakteristik Pengguna 1.1.2 Definisi dan Pemahaman Judul Perancangan : Berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy, tingkatan intelektual manusia terbagi dalam tiga jenis 1. Pertama, individu dengan tingkat intelektual

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI SIMULASI PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SEMESTER I SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUNARYO NIM

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: MURGIYANTO X5211207 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II SD Negeri Carangan NO. 22 Surakarta tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara yang telah ditunjuk untuk menyelenggarakan Sekolah Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. : K Jurusan / Program Studi : Ilmu Pendidikan / Pendidikan Luar Biasa

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. : K Jurusan / Program Studi : Ilmu Pendidikan / Pendidikan Luar Biasa PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Nova Ariani NIM : K5109036 Jurusan / Program Studi : Ilmu Pendidikan / Pendidikan Luar Biasa menyatakan bahwa skripsi saya berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan

Lebih terperinci

PERSIAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SISWA SDLB NEGERI 40 KABUPATEN SOLOK

PERSIAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SISWA SDLB NEGERI 40 KABUPATEN SOLOK Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 20-26 20 PERSIAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SISWA SDLB NEGERI 40 KABUPATEN SOLOK Oleh Nia Purnama Sari Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUDILAH NIM :X5108529 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SEPTIKA PUJI ASTUTI K

SEPTIKA PUJI ASTUTI K PENGARUH INTERVENSI PEMBELAJARAN DENGAN PUZZLE GAME DALAM MEMINIMALISASI PERILAKU HIPERAKTIF DAN MENINGKATKAN KONSENTRASI PADA ANAK AUTIS KELAS VI SEMESTER II DI SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

RATIH DEWI PUSPITASARI K

RATIH DEWI PUSPITASARI K HUBUNGAN ANTARA IQ, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RATIH DEWI PUSPITASARI K4308021

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : DYAH KUSUMA

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI PADA ANAK AUTIS DI SLB A-C DHARMAWANITA SIDOARJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI PADA ANAK AUTIS DI SLB A-C DHARMAWANITA SIDOARJO PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI PADA ANAK AUTIS DI SLB A-C DHARMAWANITA SIDOARJO Oleh : TOMY YUSUF K5109050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

: TRI ANGGA WAHYU NATALIA K

: TRI ANGGA WAHYU NATALIA K PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA DOMINO BERTEMA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA MATERI TATA SURYA SISWA KELAS VI SLB E BHINA PUTERA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : TRI ANGGA WAHYU NATALIA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh : TRI RETNO HASTUTI NIM : X5212229 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMA NEGERI 6 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: LIA MAWARNI K8412040 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE FLOOR TIME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK AUTIS KELAS IV SD ALFIRDAUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH PENGGUNAAN METODE FLOOR TIME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK AUTIS KELAS IV SD ALFIRDAUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH PENGGUNAAN METODE FLOOR TIME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK AUTIS KELAS IV SD ALFIRDAUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : FAUZI NAHWAH MUJAHID K5112029 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki kewajiban pada warga negaranya untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada warga negara lainnya tanpa terkecuali termasuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh ERIS NURMAWATI K5110019 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PEMANFAATAN TULISAN SINGKAT BRAILLE BAGI SISWA TUNANETRA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PEMANFAATAN TULISAN SINGKAT BRAILLE BAGI SISWA TUNANETRA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PEMANFAATAN TULISAN SINGKAT BRAILLE BAGI SISWA TUNANETRA Tumirah. SLB Negeri 1 Pemalang. Tumirah@yahoo.com. 085642269893 ABSTRACT The aim of the study is improving

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) PADA MATERI HIDROLISIS KELAS XI MIA 1 SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE INVENTORI MEMBACA INFORMAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II PADA SEMESTER 1 SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUMINAH X5211211 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu sejak lahir yang meliputi pertumbuhan dan perkembangan. Perubahan yang cukup mencolok terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan penelitian dan pengembangan serta akan diuraikan juga mengenai

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan penelitian dan pengembangan serta akan diuraikan juga mengenai BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti akan menguraikan tentang latar belakang masalah yang akan diteliti dan dikembangkan, tujuan penelitian dan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya

Lebih terperinci

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS V SLB C IMMANUEL TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : TRI ESTU HAYUNINGTYAS

Lebih terperinci

NADIA DEVINA ARYA PUTRI K

NADIA DEVINA ARYA PUTRI K EFEKTIVITAS METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PEMBAGIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: NADIA

Lebih terperinci

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN APLIKASI SMARTFIELD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PEMAHAMAN BANGUN DATAR SEDERHANA ANAK TUNARUNGU KELAS II B DI SLB B YAKUTPURWOKERTO TAHUN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : PRELANO ARISENDO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh : PRELANO ARISENDO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA(LANGUAGE EXPERIENCE APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS VII C SMPLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 o l e h: MIKE DEVY PERMATASARI K8409039

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL TALKING BOOK TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA TUNANETRA DI SLB-A YAAT KLATEN TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Oleh : AYU DEWI CAHYANI

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Menjadi guru bagi siswa dengan tuna grahita harus mampu mengajar dengan penuh kesabaran, dikarenakan harus menangani siswa dengan kemampuan intelegensi rendah dan menimbulkan keterbatasan dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUHARDIYANA NIM : X5108532 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA Skripsi Oleh : Anantyas Kusuma D K2311006 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik, mental, dan sosial. Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap anak tidak selalu sama satu dengan

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PKn DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MTs N DI KABUPATEN KUDUS TESIS Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

: Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa

: Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa Judul : Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa Nama Penulis : Widad Nabilah Yusuf (209000274) Pendahuluan Soemantri (2006) mengatakan tunagrahita memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1991 TENTANG PENDIDIKAN LUAR BIASA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1991 TENTANG PENDIDIKAN LUAR BIASA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1991 TENTANG PENDIDIKAN LUAR BIASA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci