BAB I PENDAHULUAN. Industri tekstil dan produk tekstil yang salah satunya adalah produk

Transkripsi

1 Berat Bersih (Ton) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil dan produk tekstil yang salah satunya adalah produk garmen merupakan salah satu komoditi yang sangat potensial untuk dikembangkan di pasar global. Berdasarkan Badan Pusat Statistika, total eksport pakaian jadi Indonesia ke berbagai negara di dunia tiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.1. Tabel 1.1 Eksport Pakaian Jadi dari Indonesia ke Mancanegara ( ) Tahun Tahun ke- Total Eksport , , , , , , , , , , , ,3 Sumber: Badan Pusat Statistik y = -1071,7x x Tahun ke- R² = 0,9044 Gambar 1.1 Eksport Pakaian Jadi dari Indonesia ke Mancanegara 1

2 Gambar 1.1 merupakan proyeksi dari Tabel 1.1, di mana dapat diketahui bahwa pertumbuhan eksport pakaian jadi semakin tahun akan semakin meningkat. Jika grafik tersebut ditarik garis polynomial orde-2, didapat y = ,7x x Dengan rumus tersebut, maka dapat diketahui estimasi permintaan eksport untuk tahun-tahun berikutnya. Indicator's Description Tabel 1.2 Trade Performance Index Indonesia Tahun 2016 Fresh Wood Textiles Electronic Clothing food products components Minerals Rank Sumber: International Trade Center Industri tekstil merupakan salah satu industri manufaktur terbesar baik di Indonesia maupun di dunia. Terlihat pada Tabel 1.2, Trade Performance Index Indonesia tahun 2016 untuk tekstil dan pakaian jadi (clothing) berada pada ranking ke-61 dan ke-67 di mana unggul pada posisi pertama dan kedua di antara sektor eksport lainnya. China hingga saat ini masih menguasi sektor industri tekstil di dunia dengan penjualan hingga ke seluruh penjuru dunia. Di ASEAN, Indonesia juga masih kalah di sektor industri tekstil ini dengan negara tetangganya, Vietnam. Hasil import negara Vietnam ke mancanegara, khususnya Amerika, mencapai 17 miliar USD pada Tahun Sedangkan Indonesia masih tertinggal di belakangnya pada kisaran miliar dollar USD. Pada tahun 2000, hasil eksport negara Vietnam ke Amerika berada di urutan ke-82, tetapi pada tahun 2012 nilai eksport negara Vietnam ke negara Amerika naik menjadi 17 milliar USD menjadikan Vietnam sebagai negara eksport terbesar ke-2 di Amerika. 2

3 Kondisi industri tekstil di Indonesia cukup baik mengingat adanya kerjasama dengan negara China, yang dengan serius memantau kondisi tekstil di Indonesia dan terus menanamkan investasinya di negara Indonesia untuk bidang tersebut. Dari Tabel 1.3 diketahui bahwa pada tahun 2015, produk industri pakaian jadi (clothing) menempati pada posisi kedua dalam produk yang paling unggul setelah produk mineral dan produk-produk dari kayu. Peringkat Trade Performance Index industri pakaian jadi di Indonesia berada pada posisi ke-14 dunia, hampir unggul dari semua negara ASEAN kecuali Vietnam yang berada di peringkat ke-6 dan Kamboja yang berada pada peringkat ke-5 dunia. Sedangkan untuk tahun 2016, Indonesia berada pada posisi ke-6 untuk produk pakaian jadi (lihat Tabel 1.4). Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor industri pakaian jadi merupakan sektor yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Namun yang menjadi masalah saat ini adalah pemenuhan kualitas yang menjadi persaingan dengan negara-negara lain di ASEAN. Tabel 1.3 Trade Performance Index Indonesia Di ASEAN Tahun 2015 Negara Clothing Minerals Wood Fresh Electronic Product Food Comp. Rank of Current Index (Indonesia) Brunai Darussalam Malaysia Thailand Filipina Singapura Vietnam Myanmar Laos Kamboja Indonesia unggul atas Negara ASEAN Sumber: International Trade Center, Trade Competitiveness Map 3

4 Indicator's Description Tabel 1.4 Trade Performance Index Clothing Tahun 2016 Value of exports (in thousand US$) Rank Posisi di Negara ASEAN Viet Nam 25,449, Myanmar 1,575, Cambodia 6,651, Brunei Darussalam 9, Singapore 1,438, Indonesia 7,564, Malaysia 4,670, Thailand 3,753, Philippines 1,077, Sumber: International Trade Center Perusahaan apparel atau garment manufacturing memandang bahwa kualitas sebagai faktor kunci yang membawa keberhasilan. Untuk itulah pengendalian kualitas merupakan jaminan produk perusahaan dengan tujuan produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi atau standar mutu yang telah ditetapkan oleh buyer maupun perusahaan. Melalui inspeksi secara periodik selama proses produksi berlangsung dan melakukan tindakan korektif pada hasil produksi, maka hal itu dapat menekan jumlah produk yang rusak dan menjaga agar produk akhir sesuai dengan standar kulitas yang diinginkan buyer maupun perusahaan. Pengendalian kualitas juga dapat menghindari produk yang rusak ke tangan konsumen sehingga akan membuat nama baik perusahaan tetap terjaga. Dan dalam memenuhi keinginan buyer terhadap produk yang diinginkan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan karena kualitas produk merupakan faktor dasar keputusan buyer dalam memilih dan menilai suatu produk. Kualitas suatu produk bukan suatu yang serba kebetulan (occur by accident) (Suyadi Prawirosentono, 2007). Kualitas yang baik akan dihasilkan dari proses yang baik dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan 4

5 berdasarkan kebutuhan pasar. Menurut Nasution (2005), standar kualitas adalah bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Oleh karenanya, kegiatan pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan mulai dari bahan baku, selama proses produksi berlangsung sampai pada produk akhir dan disesuaikan dengan standar yang ditetapkan. Menurut Hanggana (2006) Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu dengan barang jadi. Dalam sebuah perusahaan bahan baku dan bahan penolong memiliki arti yang sangat penting karena menjadi modal terjadinya proses produksi sampai hasil produksi. Pengendalian bahan diprioritaskan pada bahan yang nilainya relatif tinggi yaitu bahan baku. Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metode yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengelola, mengatur, mengkoordinasi, dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja) ke dalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin. Pengendalian produk selesai ini juga meliputi proses suatu produk dikemas, disimpan dan ditangani dengan baik untuk mencegah kerusakan atau penyusutan atas kualitas produk. Pengendalian terhadap produk selesai dilakukan dengan cara mengadakan pemeriksaan terhadap produk selesai sebelum produk tersebut dijual kepada konsumen. Dengan adanya pengendalian kualitas pada bahan baku, proses produksi dan produk jadi maka akan meminilmal terjadinya produk cacat atau kerusakan produk. Selain itu, Indriyono Gitosudarmo (2000) menyatakan bahwa dengan adanya pengawasan kualitas yang efektif akan 5

6 dapat menekan jumlah produk yang rusak dan apabila jumlah kerusakan dapat ditekan maka biaya kualitas dapat ditekan seefisien mungkin. PT Textile Republic sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang industri garmen dengan hasil produk berupa jaket, celana dan baju yang memiliki pasar eksport ke negara Prancis, Jepang, Jerman dan Amerika. Perusahaan ini awalnya bergerak pada sektor buying agency. Namun pada tahun 2014 memutuskan untuk mendirikan pabrik untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat. Dalam menjalankan kegiatan produksi, PT Textile Republic masih belum sepenuhnya menerapkan sistem pengendalian kualitas dalam supply chain sehingga pada saat tahap pengecekan akhir yang dilakukan oleh perwakilan quality control buyer sering tidak lolos dan harus dilakukan pengecekan ulang oleh pihak produksi sehingga mengeluarkan tambahan waktu dan biaya dan secara tidak langsung dapat menurukan tingkat kepuasan konsumen. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dikarenakan tingginya masalah kualitas yang ditemukan pada produk/barang pada saat pengecekan akhir sebelum barang di shipment yang mengakibatkan adanya tambahan waktu, biaya dan menurunkan produktivitas dikarenakan harus melakukan recheck barang, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu penyebab utama permasalahan kualitas dan menanggulangi permasalahan tersebut agar menjadi lebih baik. 6

7 1.2 Rumusan Masalah Sejauh ini dalam menjalankan kegiatan produksi sistem pengendalian kualitas yang diterapkan sangatlah rendah, mulai dari pengendalian kualitas material, pengendalian kualitas proses potong (cutting), pengendalian kualitas proses jahit (sewing) serta pengendalian kualitas di finishing. Pengendalian kualitas material di gudang hanya melakukan inspeksi defect kain, sementara untuk testing konstruksi kain yang berupa kelunturan kain, gradasi warna, susut dan melar kain dan pengelompokan lot kain tidak dilakukan yang berpotensial menjadi masalah pada saat proses produksi maupun setelah selesai proses produksi. Selain itu, juga pengendalian kualitas material pendukung, seperti: benang, kancing, zipper, label, hang tag, tidak dilengkapi dengan sample material card yang sudah disetujui oleh buyer. Sementara pada proses potong hanya dilakukan pengecekan gelaran yang disesuaikan dengan marker atau pattern, namun kurang kontrol terhadap kualitas hasil setelah kain dipotong, pemakaian tanda yang yang dijadikan sebagai acuan proses produksi, serta pengecekan cacat kain yang hanya dilakukan secara acak. Pengendalian proses jahit di produksi hanya dilakukan secara opportunis, yaitu hanya fokus pada beberapa proses setengah jadi sampai barang jadi, sehingga memungkinkan proses-proses yang lain tidak dilakukan penyaringan. Hal ini yang menjadi penyebab masih banyak masalah yang tidak terdeteksi dan terlewat ke proses selanjutnya yang pada akhirnya menjadi masalah saat pengecekan akhir oleh perwakilan QC buyer saat barang akan dikirim. Dalam penanganan permasalahan kualitas juga cara yang digunakan sangat konvensional yang hanya melihat dan menitikberatkan dari 7

8 aspek tindakan penyelesaian pada saat itu juga tanpa mengetahui penyebab dominan permasalahan untuk mencari tahu akar masalah. Akibatnya, masalah yang sama sering terjadi secara berulang. Data bongkaran (pengecekan ulang) PT Textile Republic Tahun 2015 adalah 53 artikel dari total 151 artikel, sementara pada tahun 2016 adalah 74 artikel dari total 177 artikel. Masalah tambahan yang terjadi juga keterlambatan pengiriman dikarenakan harus melakukan cek ulang, biaya untuk rework, klaim taranportasi pengiriman yang terlambat serta produk yang reject yang tidak bisa dikirim. 1.3 Pertanyaan Penelitian Dalam penelitian ini, ada dua hal yang menjadi pertanyaan yaitu: 1. Mengapa sering terjadi masalah kualitas di PT Textile Republic? 2. Apa masalah kualitas yang paling sering terjadi di PT Textile Republic? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui penyebab masalah kualitas di PT Textile Republic yang mengakibatkan sering terjadi proses cek ulang pada saat produk akan dikirim; dan 2. Mengevaluasi sistem pengendalian kualitas yang saat ini diterapkan dengan mencari tahu masalah yang paling sering terjadi serta menerapkan sistem pengendalian kualitas yang terpadu untuk mengurangi masalah pada saat produk akan dikirim. 8

9 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk menerapkan sistem pengendalian kualitas yang terpadu mulai dari awal material hingga barang siap untuk dikrim sehingga dapat lebih terkontrol dengan baik dan tidak terjadi pengecekan ulang maupun klaim dari buyer terhadap produk tersebut pada saat barang akan dikirimatau sudah sampai di pelanggan; dan 2. Bagi penulis, memeberikan tambahan ilmu dan pemahaman yang lebih dalam mengenai sistem pengendalian kualitas pada industri garmen khusunya di PT Textile Republic. 1.6 Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Textile Republic, pabrik produk garmen di daerah Klaten, Jawa Tengah dengan batasan sebagai berikut: 1. Data yang diambil adalah data departemen QA/QC tahun 2015 dan 2016; dan 2. Metode yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil permasalahan kualitas dan menganalisisnya dengan metode pengendalian kualitas 7 tools. 9

10 1.7 Sistematika Penulisan Dalam memberikan gambaran singkat mengenai tesis ini maka akan diuraikan secara singkat bab demi bab isi dari tesis ini yang menerangkan topik pembahasan tesis dalam bentuk sitematika sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Landasan teori Dalam bab ini akan dibahas tinjauan pustaka yang relevan mengenai sitem pengendalian kualitas, kajian penelitian terdahulu dan kerangka penelitian yang menjadi dasar dasar dalm penulisan penelitian tesis ini. BAB III Metode Penelitian Di dalam bab ini menjelaskan menganai metode penelitian yang dilakukan meliputi desain penelitian, metoda pengumpulan data, instrument peneltian, metoda analisis data serta profil kasus yang akan digunakan dalam penelitian BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian disertai dengan deskripsi data serta pembahasan sesuai dengan data yang telah dianalisa untuk mendaptkan jawabab dari peneltian yang diuraikan pada bab I. 10

11 BAB V Simpulan dan Saran Bab ini merupakan hasil akhir dari penelitian ini, dimana hasil yang telah diuraikan pada bab V akan disimpulkan sesuai dengan tujuan peneltian yang diuraikan pada bab I, implikasi serta keterbatasan kemudian diberikan saran berdasarkan kesimpulan tersebut. 11