LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
|
|
- Benny Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 75 LAMPIRAN
2 76 Lampiran 1. Data Analisis Vegetasi Mangrove Stasiun I Pohon No. Nama Spesies ind (ind/ha) Plot Kerapatan 1. A. alba A. floridum A. marina A. officinalis B. cylindrica B. gymnorhyza C. decandra C. tagal N. fruticans R. apiculata R. mucronata R. stylosa S. alba X. granatum X. moluccensis Jumlah Stasiun II Pohon No. Nama ind (ind/ha) Plot Kerapatan 1. A. anata B. gymnorhyza C. decandra C. tagal N. fruticans R. apiculata R. mucronata R. Stylosa S. alba S. Caseolaris X. granatum Jumlah
3 77 Lampiran 1. Lanjutan Stasiun III Pohon No. Nama Jlh ind (ind/ha) Plot Kerapatan 1. A. floridum A. lanata A. marina B. cylindrica C. decandra C. tagal L. littorea N. fruticans R. apiculata R. mucronata R. Stylosa S. ovata X. granatum Jumlah
4 78 Lampiran 2. Kepmen LH No. 201 Tahun 2004 Lampiran I Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 201 Tahun 2004 Tanggal: 13 Oktober 2004 KRITERIA BAKU KERUSAKAN MANGROVE Kriteria Penutupan (%) Kerapatan (pohon/ha) Baik Sangat Padat Sedang 50 < < 1500 Rusak Jarang < 50 < 1000 Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, ttd Hoetomo, MPA.
5 79 Lampiran 3. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) Sampel Air 1 ml MnSO 4 1 ml KOH-KI Dikocok Didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 SO 4 Dikocok Didiamkan Diambil sebanyak 100 ml Dititrasi Na 2 S 2 O 3 0,0125 N Ditambahkan 5 tetes amilum Larutan Sampel Berwarna Coklat Sampel Berwarna Kuning Pucat Sampel Berwarna Biru Dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N Sampel Bening Dihitung volume Na 2 S 2 O 3 0,0125 N yang terpakai (= nilai DO akhir) Hasil
6 80 Lampiran 4. Data Mentah Kualitas Air Stasiun I Ulangan Parameter U1 U2 U3 U4 U5 Suhu ( C) DO () 1,4 1,9 2,4 2,5 3 Salinitas ( ) ph 6,8 7,1 7,8 6,5 6,3 Arus (m/s) 0,076 0,075 0,2 0,06 0,15 Stasiun II Ulangan Parameter U1 U2 U3 U4 U5 Suhu ( C) DO () 2 2 2,5 2,5 2,5 Salinitas ( ) ph 6,6 6,7 7,3 6 6,4 Arus (m/s) 0,03 0,05 0,07 0,1 0,15 Stasiun III Ulangan Parameter U1 U2 U3 U4 U5 Suhu ( C) DO () 2 2,2 2,2 2,5 2,5 Salinitas ( ) ph 7,6 6,9 7,5 6,1 6,3 Arus (m/s) 0,06 0,02 0,1 0,15 0,1
7 81 Lampiran 5. Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK BIOTA LAUT No Parameter Satuan Baku Mutu FISIKA Kecerahan a Kebauan Kekeruhan a Padatan tersuspensi total b Sampah Suhu C Lapisan minyak 5 m - NTU - ºC - coral: >5 mangrove: - lamun: >3 alami 3 <5 coral: 20 mangrove: 80 lamun: 20 nihil 1(4) 3( c) alami coral: ( c) mangrove:28-32 ( c) lamun: ( c) nihil 1(5) KIMIA ph d Salinitas e Oksigen terlarut (DO) BOD5 Ammonia total (NH 3 -N) Fosfat (PO 4 -P) Nitrat (NO 3 -N) Sianida (CN - ) Sulfida (H 2 S) PAH (Poliaromatik hidrokarbon) Senyawa Fenol total PCB total (poliklor bifenil) Surfaktan (deterjen) Minyak & lemak Pestisida f TBT (tributil tin) 7 - %o µg/l MBAS µg/l µg/l 7-8,5 ( d) 3( e) alami coral: ( e) mangrove: s/d 34 ( e) lamun: ( e) >5 20 0,3 0,015 0,008 0,5 0,01 0,003 0,002 0, ,01 0,01
8 82 No Parameter Satuan Baku Mutu Logam terlarut Raksa (Hg) Kromium heksavalen (Cr(VI)) Arsen (As) Kadmium (Cd) Tembaga (Cu) Timbal (Pb) Seng (Zn) Nikel (Ni) 0,001 0,005 0,012 0,001 0,008 0,008 0,05 0, BIOLOGI Coliform (total) g Patogen Plankton MPN/100 ml sel/100 ml sel/100 ml 1000 ( g) nihil 1 tidak bloom 6 RADIO NUKLIDA 1. Komposisi yang tidak diketahui Bq/l 4 Catatan: 1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metode yang digunakan) 2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah ada, baik internasional maupun nasional. 3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan musim). 4. Pengamatan oleh manusia (visual ). 5. Pengamatan oleh manusia (visual ). Lapisan minyak yang diacu adalah lapisan tipis (thin layer ) dengan ketebalan 0,01mm 6. Tidak bloom adalah tidak terjadi pertumbuhan yang berlebihan yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Pertumbuhan plankton yang berlebihan dipengaruhi oleh nutrien, cahaya, suhu, kecepatan arus, dan kestabilan plankton itu sendiri. 7. TBT adalah zat antifouling yang biasanya terdapat pada cat kapal a. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman euphotic b. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata2 musiman c. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2oC dari suhu alami
9 83 d. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan ph e. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas rata-rata musiman f. Berbagai jenis pestisida seperti: DDT, Endrin, Endosulfan dan Heptachlor g. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata musiman] Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, ttd Hoetomo, MPA.
10 84 Lampiran 6. Data Analisis Moluska Minggu I Stasiun I Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata , , , , Cerithidea obtusa 5 5 0, Nassarius dorsatus 3 3 0, Nerita balteata , Chicoreus capucinus , Telescopium telescopium 3 3 0, Littorina melanostoma 3 3 0, Jumlah , Stasiun II Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata , , , , Cerithidea obtusa 4 4 0, Nerita balteata , Chicoreus capucinus , Telescopium telescopium 3 3 0, Littorina melanostoma 3 3 0, Jumlah ,
11 85 Lampiran 6. Lanjutan Stasiun III Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata , , , , Nassarius dorsatus 2 2 0, Nerita balteata , Chicoreus capucinus ,04 Telescopium telescopium 2 2 0, Littorina melanostoma 1 5 0, Jumlah , Minggu II Stasiun I Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata 9 9 1, , , , Cerithidea obtusa 2 2 0, Nassarius dorsatus 3 3 0, Nerita balteata , Chicoreus capucinus , Telescopium telescopium 2 2 0, Littorina melanostoma 2 2 0, Jumlah ,
12 86 Lampiran 6. Lanjutan Stasiun II Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata 5 5 1, , , , Nassarius dorsatus 1 1 0, Nerita balteata , Chicoreus capucinus , Telescopium telescopium 1 1 0, Littorina melanostoma 3 3 0, Jumlah , Stasiun III Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata 7 7 1, , , , Nerita balteata , Chicoreus capucinus ,1225 Littorina melanostoma 4 4 0,01 Jumlah ,
13 87 Minggu III Stasiun I Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata 1 1 1, , , , Nerita balteata , Chicoreus capucinus , Littorina scabra 5 5 0, Telescopium telescopium 3 3 0, Littorina melanostoma , Jumlah , Stasiun II Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata 2 2 1, , , , Cerithidea obtusa 2 2 0, Nerita balteata 4 4 0, Chicoreus capucinus 2 2 0, Littorina scabra 2 2 0, Jumlah ,
14 88 Lampiran 6. Lanjutan Stasiun III Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea obtusa 1 1 1, , ,0016 2,79588 Nerita balteata 3 3 0,0144 Chicoreus capucinus ,3136 Littorina melanostoma 7 7 0,0784 Jumlah ,408 Minggu IV Stasiun I Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata 3 3 1, , , , Nassarius dorsatus 1 1 0, Nerita balteata , Chicoreus capucinus , Littorina scabra 4 4 0, Telescopium telescopium 4 4 0, Littorina melanostoma 2 2 0, Jumlah ,
15 89 Lampiran 6. Lanjutan Stasiun II Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata , , , , Nerita balteata 3 3 0, Chicoreus capucinus 7 7 0, Jumlah , Stasiun III Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata 6 6 1, , ,25 2, Littorina scabra 1 1 0, Nerita balteata 2 2 0, Chicoreus capucinus 2 2 0, Pugilina cochlidium 1 1 0, Jumlah ,
16 90 Lampiran 6. Lanjutan Minggu IV Stasiun I Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata 2 2 1, , , , Cerithidea obtusa 1 1 0, Littorina scabra , Nerita balteata ,25 Chicoreus capucinus 4 4 0, Littorina melanostoma 1 1 0, Jumlah , Stasiun II Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata , , , ,0103 Cerithidea obtusa 3 3 0, Nerita balteata 1 1 0, Chicoreus capucinus 2 2 0, Littorina melanostoma 1 1 0, Jumlah ,625 84
17 91 Lampiran 6. Lanjutan Stasiun III Nama Spesies ind K (ind/m) Indeks Keanekaragaman (H') Indeks Keseragaman Indeks Dominansi H maks Cerithidea cingulata 4 4 1, , , , Littorina scabra 1 1 0, Chicoreus capucinus 3 3 0, Pugilina cochlidium 1 1 0, Jumlah 9 9 0,
18 86 62 Lampiran 7. Alat dan Bahan Penelitian Alat GPS (Global Positioning System) Kamera ph meter Refraktometer Pipet tetes Suntik
19 63 87 Lampiran 7. Lanjutan Toolbox Botol winkler Erlenmeyer Meteran Meteran Termometer
20 64 88 Lampiran 7. Lanjutan Bahan Parang Tali plastik Tisu Alat tulis Label nama
21 6589 Lampiran 7. Lanjutan Aquades Plastik Lakban Buku panduan mangrove Karet gelang Alkohol 70%
22 90 66 Lampiran 7. Lanjutan Buku panduan identifikasi Moluska Reagen
23 62 Lampiran 8. Data ANOVA hubungan Kerapatan Mangrove terhadap Kepadatan Moluska Minggu I Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups ,67 540, ,02595E-05 7, Within Groups , ,16667 Total Minggu II Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups ,17 548, ,97309E-05 7, Within Groups , ,16667 Total
24 62 Lampiran 8. Lanjutan Minggu III Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups ,67 549, ,96425E-05 7, Within Groups , ,16667 Total Minggu IV Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups ,17 549, ,96395E-05 7, Within Groups , ,16667 Total
25 63 Lampiran 8. Lanjutan Minggu V Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups ,17 550, ,95376E-05 7, Within Groups , ,16667 Total Pengamatan setiap Minggu Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups ,73 548, ,97162E-05 7, Within Groups , ,68667 Total
26 64 Lampiran 9. Data ANOVA hubungan Kandungan C-organik Substrat terhadap Kepadatan Moluska Minggu I Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 6501, , , ,65197E-05 7, Within Groups 64, ,17167 Total 6565,728 5 Minggu II Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 2035, , , , , Within Groups 60, ,17167 Total 2095,
27 65 Lampiran 9. Lanjutan Minggu III Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 950, ,0417 5, , , Within Groups 704, ,1717 Total 1654,728 5 Minggu IV Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 1080, ,042 8, , , Within Groups 528, ,1717 Total 1608,
28 66 Lampiran 9. Lanjutan Minggu V Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 737, ,0417 6, , , Within Groups 424, ,1717 Total 1161,728 5 Pengamatan setiap Minggu Anova: Single Factor ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 1876, ,202 61, , , Within Groups 122, ,69167 Total 1998,
29 Lampiran 10. Gambar Spesies Moluska yang ditemukan Klasifikasi Nerita balteata Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Neogastropoda Famili : Nassaridae Genus : Nerita Spesies : N. balteata (Reeve, 1855) Nama umum : Nerita lineata Nama lokal : Siput hijau Klasifikasi Chicoreus capucinus Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Neogastropoda Famili : Muricidae Genus : Chicoreus Spesies : C. Capucinus (Lamarck, 1822) Nama umum : Mangrove murex Nama lokal : Siput laut
30 68 98 Lampiran 10. Lanjutan Klasifikasi Nassarius dorsatus Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Neogastropoda Famili : Nassaridae Genus : Nassarius Spesies : N. dorsatus (Roding, 1978) Nama umum : Channeled nassa Nama lokal : Siput laut Klasifikasi Littorina scabra Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Mesogastropoda Famili : Littorinidae Genus : Littorina Spesies : L. Scabra (Linnaeus, 1758) Nama umum : Helix scabra Nama lokal : Siput laut
31 69 99 Lampiran 10. Lanjutan Klasifikasi Cerithidea cingulata Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Caenogastropoda Famili : Potamididae Genus : Cerithidea Spesies : C. Cingulata (Gmelin, 1791) Nama umum : Murex cingulatus Nama lokal : Siput tanduk Klasifikasi Pugilina cochlidium Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Neogastropoda Famili : Melongenidae Genus : Pugilina Spesies : P. Cochlidium (Linnaeus, 1758) Nama umum : Spiral melongena Nama lokal : Siput laut
32 Lampiran 10. Lanjutan Klasifikasi Cerithidea obtusa Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Caenogastropoda Famili : Potamididae Genus : Cerithidea Spesies : C. Obtusa (Lamarck, 1822) Nama umum : Chut-chut Nama lokal : Siput nenek Klasifikasi Littorina melanostoma Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Mesogastropoda Famili : Littorinidae Genus : Littorina Spesies : L. Melanostoma (Gray, 1839) Nama umum : Kuchiguro Nama lokal : Siput laut
33 Lampiran 10. Lanjutan Klasifikasi Telescopium telescopium Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Mesogastropoda Famili : Potamididae Genus : Telescopium Spesies : T. telescopium (Linnaeus, 1758) Nama umum : Horn snail Nama Lokal : Blencong (Kepulauan Seribu)
34 Lampiran 11. Dokumentasi Kegiatan Penelitian Transek pohon mangrove Pengukuran DO air Pengambilan sampel Moluska Pengukuran ph air Pengukuran Salinitas Pengukuran suhu air
35 Lampiran 11. Lanjutan Pengambilan sampel substrat Pengukuran arus
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan sampel di lapangan Pengeringan Udara Sampel Lampiran 1. Lanjutan Sampel sebelum di oven Sampel setelah menjadi arang Lampiran 1. Lanjutan. Tanur (Alat yang
Lebih terperinciph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15
69 Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :06 tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN YANG MELAKUKAN LEBIH DARI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan laut
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Lembar Pengamatan yang digunakan (Mckenzie & Yoshida 2009)
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Lembar Pengamatan yang digunakan (Mckenzie & Yoshida 2009) 59 Lampiran 2. Gambar pedoman penentuan penutupan lamun dan algae (McKenzie & Yoshida 2009) 60 61 Lampiran 3. Data
Lebih terperinciLampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata Dekstruksi Basah Lampiran 1. Lanjutan Penyaringan Sampel Air Sampel Setelah Diarangkan (Dekstruksi Kering) Lampiran 1. Lanjutan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Nama Ind plot. Lampiran 1. Data Analisis Vegetasi Mangrove. Stasiun I. Semai. Universitas Sumatera Utara
1 LAMPIRAN Nama Ind plot K (Ind/h) KR (%) F FR(%) INP Avicenia alba 34 2 85000 38,636 0,66666 33,33333 71,9696969 Avicenia lanata 44 2 110000 50 0,66666 33,33333 83,3333333 Ceriops 10 2 25000 11,36363
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan. Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5
75 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan Genus Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5 Total Ind/l Rata-rata Nauplius 3 2 2 3 1 11 2,2 Cylopoid 3 3 2 2 1 11 2,2
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian DO Meter ph Meter Termometer Refraktometer Kertas Label Botol Sampel Lampiran 1. Lanjutan Pisau Cutter Plastik Sampel Pipa Paralon Lampiran 2. Pengukuran
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 200 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciLampiran 5. Baku Mutu Air laut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Tahun 2004
Lampiran 5. Baku Mutu Air laut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Tahun 2004 no parameter satuan baku mutu Fisika 1 kecerahan m coral: >5 mangrove 80 lamun >3 2 Kebauan alami 3 Kekeruhan
Lebih terperinciDO = ml sampel. ml titran x Normalitas thiosulfat x 8 x (ml botol BOD ml reagen terpakai ) ml botol BOD
57 58 Lampiran 1. Prosedur kerja pengukuran kualitas air a. Pengukuran DO 1. Pindahkan air sampel ke dalam botol BOD sampai meluap, tutup kembali dan jangan sampai terbentuk gelembung 2. Tambahkan 0,5
Lebih terperinciLampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya
LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya Pengukuran konsentrasi logam berat dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrofotometry) menurut Siaka (2008) dapat dihitung menggunakan
Lebih terperinciLampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) 1 ml MnSO 4 1 ml KOH KI dikocok didiamkan
Lampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) Sampel Air Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat Larutan Sampel Berwarna Coklat 1 ml MnSO 4 1 ml KOH KI dikocok didiamkan 1 ml
Lebih terperinciLampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Diambil daging. Ditambah 25 ml aquades. Ditambah 10 ml HNO 3
Lampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Kerang Diambil daging Ditambah 25 ml aquades Ditambah 10 ml HNO 3 Dipanaskan dengan suhu 120 0 C selama 30 menit Didinginkan
Lebih terperinciLampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut
LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut No. Parameter Satuan Baku Mutu FISIKA 1 Kecerahan a m Coral: >5 Mangrove : - Lamun : >3 2 Kebauan - Alami
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Lokasi Penelitian Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Lampiran 2. Alat dan Bahan Eckman Grab Refrakto meter GPS (Global Positioning System) Thermometer Coolbox Ember ph meter Botol sampel
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G BAKU MUTU AIR LAUT DI PERAIRAN KOTA CILEGON Menimbang : a. bahwa air laut merupakan salah satu
Lebih terperinciLampiran 1. Data hasil tangkapan
LAMPIRAN Lampiran 1. Data hasil tangkapan fno FAMILI SCIENTIFIC NAME Local name SAMPLING 1 SAMPLING 2 SAMPLING 3 SAMPLING 4 Sh KSh Ms Sh KSh Ms Sh KSh Ms Sh KSh Ms S M S M S M S M S M S M S M S M S M S
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) Ikan kerapu bernilai ekonomis tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri sehingga penangkapan dan budidayanya bisa berkembang.
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel ikan adalah Purpossive Random Sampling dengan menentukan tiga stasiun pengamatan.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA
LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA o C Temperatur mg/l Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Residu Terlarut mg/l
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2
Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air 1 ml MnSO 4 1 ml KOH-KI Dikocok Didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 SO 4 Dikocok Didiamkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi secara purposive sampling (penempatan titik sampel dengan tujuan
Lebih terperinciNURUL ANDRIFA NASUTION
69 HUBUNGAN KERAPATAN MANGROVE TERHADAP KEPADATAN MOLUSKA DI DUSUN II DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA NURUL ANDRIFA NASUTION 120302052 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciLampiran 4. Tabel Hasil Analisa Pengambilan Sampel Air Laut Kota Surabaya Tahun 2012
Lampiran 4. Tabel Hasil Analisa Pengambilan Sampel Air Laut Kota Surabaya Tahun 2012 NO 1 Uji Sampling Air Laut di Wisata Bahari Melampaui baku mutu pada : Lokasi : Kenjeran Pulau Pasir Fisika : [02 April
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan dengan purposive sampling (penempatan titik sampel dengan
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG BAKU MUTU AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,
SALINAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG BAKU MUTU AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT, Menimbang : a. bahwa pencemaran lingkungan hidup disebabkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM I. PARAMETER WAJIB No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan 1. Parameter
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
34 LAMPIRAN 35 Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) Sampel Air 1 ml MnSO 4 1 ml KOH-KI Dikocok Didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 SO 4 Dikocok
Lebih terperinciLampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.
Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan. No Parameter Fisik, Kimia, Biologi Satuan Alat 1 Temperatur air 0 C Termometer Air Raksa 2 DO (Oksigen Terlarut)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Otiola Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo
Lebih terperinciLampiran A. Peta Lokasi Penelitian. Gambar 23. Peta Lokasi
Lampiran A. Peta Lokasi Penelitian Gambar 23. Peta Lokasi Keterangan: Stasiun I mangrove (kontrol) Stasiun II pertambakan Stasiun III pemukiman penduduk Lampiran B. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret- 20 Juli 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan
Lebih terperinciL A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH
L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH 323 BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI KECAP PARAMETER BEBAN PENCEMARAN Dengan Cuci Botol (kg/ton) Tanpa Cuci Botol 1. BOD 5 100 1,0 0,8 2. COD 175 1,75 1,4 3. TSS
Lebih terperinciBAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM
L A M P I R A N 268 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/ton) TSS 20 0,40 Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Krom Total (Cr) 0,5
Lebih terperinciLampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur
LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur Hari/ Tgl Menara Fahutan No Jam Meteran terbaca Volume Ketinggian Air Di Air Menara Terpakai Keterangan (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) 1 6:00
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2010 di Danau Lut Tawar Kecamatan Lut Tawar Kota Takengon Kabupaten Aceh Tengah, dan Laboratorium Pengelolaan
Lebih terperinciPENENTUAN STATUS MUTU AIR
PENENTUAN STATUS MUTU AIR I. METODE STORET I.. URAIAN METODE STORET Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat 107 o 14 15-107 o 22 03 LS dan 06 o 41 30-06 o 48 07 BT. Lokasi pengambilan sampel
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
63 LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Alat dan Bahan a. Refraktometer b. Sechi disk c. Termometer d. Ph meter e. Botol Sampel Air f. Es Batu 49 Lampiran 1. Lanjutan g. Bola Duga h. Kantong Plastik i. Botol Sampel
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit
Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Konsentrasi zat di titik sampling masuk dan keluar Hari/ mingg u WT H (jam) Masu k Seeding
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan
Lebih terperinciLAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER
LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
54 LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuisioner penelitian untuk wisatawan daerah tujuan wisata Ajibata Kabupaten Toba Samosir Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No. : Waktu : Hari/Tanggal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Pulau Panggang Kepulauan Seribu DKI Jakarta pada bulan Maret 2013. Identifikasi makrozoobentos dan pengukuran
Lebih terperinciMetode Pengumpulan Data Komponen Lingkungan Metode Analisis Dampak Lingkungan Metode dan Teknik Indentifikasi, Prediksi, Evaluasi dan Interpretasi
Metode Pengumpulan Data Komponen Lingkungan Metode Analisis Dampak Lingkungan Metode dan Teknik Indentifikasi, Prediksi, Evaluasi dan Interpretasi Dampak Mengetahui komponen dan parameter lingkungan
Lebih terperinci3. Pengambilan sedimen. Sedimen
3. Pengambilan sedimen Sedimen Ambil sampel sedimen dengan menggunakan bottom grab. Masukkan sampel sediman ± 0.2kg ke dalam kantong plastik berlebel masing masing stasiun. Masukan ke dalam oven dengan
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
Lampiran Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air A. Daftar Kriteria Kualitas Air Golonagan A (Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
Lebih terperinciKelimpahan, Keanekaragaman dan Kemerataan Gastropoda di Ekosistem Mangrove Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara
Kelimpahan, Keanekaragaman dan Kemerataan Gastropoda di Ekosistem Mangrove Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara 1,2 Riskawati Nento, 2 Femy Sahami dan 2 Sitti Nursinar 1 riskawati.nento@ymail.com
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
21 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Situ IPB yang terletak di dalam Kampus IPB Dramaga, Bogor. Situ IPB secara geografis terletak pada koordinat 106 0 34-106 0 44 BT dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2005 - Agustus 2006 dengan lokasi penelitian di Pelabuhan Sunda Kelapa, DKI Jakarta. Pengambilan contoh air dan
Lebih terperinciTARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA
TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. M.T. Haryono / Banggeris
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012. B.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif analitik. Pengambilan sampel dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk melestarikan lingkungan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU
85 LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990 TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No Parameter Satuan A. FISIKA Bau Jumlah
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perairan lokasi budidaya kerang hijau (Perna viridis) Perairan Pantai Cilincing, Jakarta Utara. Sampel plankton diambil
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
61 LAMPIRAN 62 Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung Pantai Paris Tigaras PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No. Waktu Hari/Tangga A. Data Pribadi
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 50 TAHUN 2015
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH KE TANAH UNTUK
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2016 di Muara Sungai Nipah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Pelaksanaan Penelitian 1. Pengukuran DO 2. Pengukuran suhu 3. Pengukuran ph 4. Pengambilan substrat 5. Pengambilan makrozoobentos 6. Penanganan makrozoobentos Lampiran 1. Sambungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2012. Penelitian ini dilakukan di Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek,
Lebih terperinciSTRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI KAWASAN MANGROVE DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN TRI WULANDARI
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI KAWASAN MANGROVE DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN TRI WULANDARI 120302013 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DOMESTIK
Lampiran II Tentang : Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DOMESTIK NO. PARAMETER SATUAN KADAR PALING TINGGI FISIKA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D
LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No. 27 2000 Seri D PERATURAN DAERAH JAWA BARAT NOMOR : 39 TAHUN 2000 TENTANG PERUNTUKAN AIR DAN BAKU MUTU AIR PADA SUNGAI CITARUM DAN ANAK-ANAK SUNGAINYA DI JAWA BARAT
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2010 pada 3 (tiga) lokasi di Kawasan Perairan Pulau Kampai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan angka-angka, pengolahan
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODE
BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009- Juli 2010 di Danau Lut Tawar. Metode yang digunakan dalam penentuan stasiun adalah dengan metode Purposive
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai September 2011,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai September 2011, berlokasi di mata air Kuluhan dan Jabung serta sungai alirannya di Desa Jabung,
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Gambar Stasiun 1 : Cyba Island
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. Gambar Stasiun Penelitian Gambar Stasiun 1 : Cyba Island Gambar Stasiun 2 : Simpang III Gambar Stasiun 3 : Titi II Gambar Stasiun 4 : Lingkungan XX Lampiran B. Peta Lokasi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BB III BHN DN METODE PENELITIN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Tempat penelitian di Desa Brondong, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di perairan Pulau Biawak Kabupaten Indramayu dan Laboratorium Manajemen Sumberdaya dan Lingkungan Perairan Fakultas Perikanan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Situ Gede. Situ Gede terletak di sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor-Darmaga, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat,
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG
STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG Oleh: Muhammad Firly Talib C64104065 PROGRAM STUDI ILMU DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung, serta menentukan
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel plankton, formalin 40%, MnSO4, KOH-KI,
Lebih terperinciAir mineral SNI 3553:2015
Standar Nasional Indonesia ICS 67.160.20 Air mineral Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini
Lebih terperinciLAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet
LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna Benda uji Tabung reaksi berisi laktosa broth Di Pipet Diinkubasi pada suhu 35 ± 0,5ºC selama 24 jam Tahap Pendugaan Gas + dalam 24 jam Gas dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi
18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di kawasan pesisir Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta
Lebih terperinciKeanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda Ekosistem Mangrove Desa Lamu Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo
1 Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda Ekosistem Mangrove Desa Lamu Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo Yunita Lihawa 1, Femy M. Sahami 2, Citra Panigoro 3 Email : lihawa_y@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan dan pengawetan sampel plankton dilakukan di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu Magetan Jawa Timur pada bulan Agustus 2011 dengan denah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan Saptosari dan desa Karangasem kecamatan Paliyan, kabupaten Gunungkidul. B. Waktu Penelitian
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
17 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008-Mei 2009 di Lokasi Rehabilitasi Lamun PKSPL-IPB Pulau Pramuka dan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai Juni 2013. Lokasi Penelitian adalah Teluk Banten, Banten.Teluk Banten terletak sekitar 175
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN di pesisir Desa Jaring Halus Kabupaten Langkat Sumatera Utara. penelitian dalam dilihat pada Gambar 3.
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2016 sampai Januari 2017 di pesisir Desa Jaring Halus Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pengidentifikasian mangrove dan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN GASTROPODA PADA EKOSISTEM MANGROVE KAMPUNG GISI DESA TEMBELING KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN
KEANEKARAGAMAN GASTROPODA PADA EKOSISTEM MANGROVE KAMPUNG GISI DESA TEMBELING KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN Daliful Irfandi, Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan
Lebih terperinciLampiran F - Kumpulan Data
Lampiran F - Kumpulan Data TABEL 1.1.d. PEMANTAUAN KUALITAS AIR Jenis Perairan : Sungai Code Tahun Data : Desember 2006 Air Klas III Titik 1 Titik 2 1 1 Residu terlarut *** mg/l 1000 245 280 2 Residu tersuspensi
Lebih terperinciPANTAI BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, metode ini digunakan oleh peneliti karena merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kampus IPB Dramaga dan dilakukan dari bulan Juni hingga bulan Oktober 2010. 3. 2 Alat dan Bahan 3.2.
Lebih terperinciSEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA
SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA Oleh: Yuri Hertanto C64101046 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten
16 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura (Gambar 6). Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian diawali dengan survei pendahuluan pada bulan Agustus 2012. Penelitian utama ini telah dilaksanakan pada Januari 2013 - Februari
Lebih terperinciSRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI DUSUN II DESAPULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSUKABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA
SRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI DUSUN II DESAPULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSUKABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA (The Structure Of Macrozoobenthos Communityin thevillage of Pulau Sembilan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian berlokasi di perairan pantai Pulau Tujuh Seram Utara Barat Kabupaten Maluku Tengah dengan tiga stasiun sampling yang ditempatkan sejajar
Lebih terperinci