RINGKASAN PENDAHULUAN
|
|
- Erlin Shinta Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEKNIK UJI HEMAGLUTINATION INHIBITION UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEKEBALAN TERHADAP NEWCASTLE DISEASE DAN EGG DROP SYNDROME, 76 KUSMAEDI Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30 Bogor, RINGKASAN Salah satu cara untuk mengukur tingkat kekebalan (serologi) yang digunakan di Virologi, Balai Penelitian Veteriner dalam mendukung unit diagnostik dan, penelitian ialah dengan metode HI (Hemaglutination Inhibition) terhadap sera Newcastle Disease (ND) dan Egg Drop Syndrome'76 (EDS). Sampel berupa darah yang sudah membeku atau serum yang dikirim oleh petani petemak atau penelitian, diproses, dipindahkan kedalam plat-mikro 50 pl/sampel/satu uji. Pengerjaan uji HI membutuhkan waktu (dapat diselesaikan) ± 3 jam untuk pengerjaan 100 sampel. Prinsip dan cara kerja uji HI untuk ND dan EDS dijabarkan dalam tulisan ini. Kata kunci : Hemaglutination Inhibition (HI), Newcastle Disease (ND), Egg Drop Syndrome (EDS) PENDAHULUAN Penyakit Tetelo atau Newcastle Disease (ND) yang disebabkan oleh virus Newcastle Disease (NDV) pertamakali ditemukan oleh Doyle pada tahun 1927 di Newcastle, Inggris (DOYLE, 1927). Di Indonesia, virus ND ditemukan oleh Kraneveld pada bulan maret 1926 (KRANEVELD, 1926). Penyakit ND adalah penyakit akut yang menyerang ayam serta unggas lainnya, ada 3 patotype ND yaitu type syaraf (otak), pernapasan dan pencernaan. Virus yang ada di Indonesia yaitu type pencernaan yang ganas, merupakan virus yang paling ganas di dunia dengan angka morbiditas serta mortalitas bisa mencapai 100% (KALIANNAN et al., 1975 ; MANTONE et al., 1976). Untuk menanggulangi hal tersebut diatas, vaksinasi merupakan program yang sangat tepat dilakukan oleh petani petemak (BENEDEK DAN TOTH, 1950). Selain penyakit ND pada unggas, penyakit EDS (Egg Drop Syndrome'76) yang disebabkan oleh virus grup I Adeno (BOUGH at al, 1982 ) merupakan penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomi, karena pencrunan produksi pada ayam petelur. Pencegahan terhadap penyakit EDS dilakukan dengan vaksinasi, terutama pada ayam dara (pullet) menjelang produksi. Ada beberapa cara untuk mengetahui tingkat kekebalan atau titer Ab terhadap penyakit ND dan EDS. Salah satu cara untuk 224
2 mengukur tingkat kekebalan secara serologi dan juga keberhasilan dari pemakaian dan evaluasi program vaksinasi, dikerjakan secara uji Hemaglutination Inhibition (HI). Pada prinsipnya metode HI ini merupakan reaksi ikatan Ab yang terkandung dalam serum yang diperiksa dengan jumlah antigen ND yang digunakan sebanyak 4 HAU (hemaglutination unit). Reaksi kandungan Ab yang terkecil diencerkan (log 2) dan mampu menghambat aglutinasi Butir Darah Merah ayam (BDM) 0.5% sesudah beberapa waktu inkubasi dinyatakan sebagai titer kandungan Ab pada sampel yang diperiksa. Uji HI dapat dikedakan dengan cara konvensional atau dengan menggunakan mesin otomatis, seperti Calcano autotitre MK IV atau Titertek machines (BREADS DAN WILKES, 1973). Penggunaan alat otomatis, banyak memberikan manfaat, dikarenakan sampel yang dikerjakan akan lebih banyak dan hasil lebih baik, serta menghindari kesalahan, dikarenakan tenaga yang mengerjakan mengalami kelelahan. Pengedaan uji HI di Virologi Balitvet membutuhkan waktu (dapat diselesaikan) ± 3 jam untuk pengerjaan 100 sampel termasuk pemakaaan hasil. Prinsip dan cara kerja uji HI untuk ND dan EDS dijabarkan dalam tulisan ini. TEKNIK PENGUJIAN Materi Serum Serum berasal dari petani peternak yang masuk ke Unit Diagnostik Balitvet dari berbagai lokasi atau serum-serum penelitian di Balai Penelitian Veteriner. Pada daerah pembuluh darah ayam yang akan diambil darahnya, terlebih dahulu harus diusap kapas beralkohol 70% untuk menghindari kontaminasi dan membasahi bulu-bulu yang menghalangi area vena. Pada ayam dewasa darah biasanya diambil dari vena sayap (axylaris) atau vena leher (jugularis), dengan menggunakan spuit 3 cc, ukuran jarum 23G. Dan untuk ayam kecil umur 1 hari atau DOC (kutuk) diambil dari intra cardial menggunakan spuit l cc dengan ukuran jarum 27G. Dalam pengambilan darah tersebut harus disisakan ruang kosong pada spuit, untuk memungkinkan serum terpisah dari darah. Setelah darah tersebut beku, lalu disimpan disuhu ruangan atau di kulkas 4 C semalam, setelah serum keluar kemudian dipisahkan dan disimpan di 100[1, selanjutnya diinaktivasi pada suhu 56 C selama 30 menit. Disamping itu disisakan juga serum standar positip yang telah diketahui titernya dan serum standar negatip yang tidak mengdunng Ab terhadap ND dan EDS. Butir Darah Merah Ayam (BDM) 0,5% BDM diambil dari ayam yang tidak mengandung Ab terhadap ND maupun virus lain. Untuk mencegah penggumpalan darah, maka perlu penambahan antikoagulan (anti pembeku darah) larutan Alsever. Biasanya 225
3 darah diambil dari vena axylaris (lihat gambar 1) atau jugularis dengan perbandingan darah yang akan diambil sama banyak dengan larutan Alsever di dalam spuit tersebut yaitu 1 :1, setelah didapat lalu digoyang perlahan-lahan agar darah tersebut tidak beku. Darah bercampur larutan Alsever tersebut dipindahkan kedalam tabung sentrifuse dan diputar dengan kecepatan 1500 rotasi per menit (rpm) selama 10 menit, setelah itu supernatan dan butir-butir darah putih dibuang, lalu endapan ditambahkan PBS (bebas Ca + Mg, ph 7,2) sebanyak 10 kali volume BDM dan diaduk secara perlahan sampai merata, lalu disentrifuge lagi 1500 rpm selamal0 menit. Pencucian ini dilarukan paling sedikit 3 kali dan pada pemutaran yang terakhir supernatan dan butir-butir darah putih dibuang. Endapan BDM dilarutkan dengan PBS steril, schingga diperoleh konsentrasi kira-kira 20%. BDM yang disimpan sebagai stock dengan konsentrasi 10%, dihitung kadar Packed Cell Volume (PCV), dengan cars larutan BDM tadi dimasukkan kedalam pipa hematokrit, lalu disentrifus, dan akan terbaca kandungan BDM sebenarnya untuk menentukan pengenceran suspensi tersebut menjadi BDM 10%. Gambar 1. Pengambilan darah dari vena axylaris PBS - Ca+Mg Free (Phosphate Buffer Saline bebas Ca+Mg) _ larutan penyanggah PBS Bahan yang dibutuhkan NaCI 8,0 gram, KHZPO4 0,2 gram, Na2HP0 4 1,15 gram, KCl 0,2 gram, dilarutkan dengan air deionisasi sampai dengan
4 ml dan diukur ph 7,2 kemudian simpan di dalam botol tahan 250 cc/botol dan disteril secara autoclave basah pada suhu 121 C selama 15 menit. Larutan Alsever (antikoagulan) Bahan yang dibutuhkan Dektrose (C6HI206) 20,5 gram, Sodium citrat (C6H5 Na307-2H20) 8,0 gram, Citrit acid (C6Hg07-H20) 0,55 gram, Natrium Chlorida (NaCI) 4,20 gram, dilarutkan dengan air deionisasi sampai dengan 1000 ml dan diukur ph 6,1, kemudian disimpan didalam botol tahan 5 ml/botol dan di steril secara autoclave basah pada suhu 115 C selama 15 menit. Antigen ND atau EDS 4 HAU Stok Antigen (Ag) diperbanyak dengan cara virus disuntikkan pada telur tertunas Specific Pathogen Free (SPF) atau telur bebas penyakit patogen umur 9 sampai 11 hari melalui ruang allantois. Setelah disuntikkan, telur tersebut diinkubasi pada suhu 37 C dan harus diamati selama 4 hari, apabila kematian embrio telur kurang dari 24 jam, kemungkinan terjadi kontaminasi atau trauma telur tersebut dibuang. Dan bila kematian telur lebih dari 24 jam cairan allantois yang akan dipanen, harus di Rapid Test (Uji aglutinasi cepat) terlebih dahulu untuk mengetahui apakah allantois tersebut mengdanung virus ND/EDS. Virus ND atau EDS kemudian dipanen dari allantois telur yang positip di uji aglutinasi cepat dengan cara meneteskan virus ND atau EDS'76 50 ~tl pada porselin putih, tambahkan BDM 50% sebanyak 50 lt,l kemudian diaduk dan digoyang perlahan-lahan. Apabila terjadi penggumpalan, maka cairan allantois tersebut dinyatakan positip mengandung virus ND atau EDS. A D C D E F G H Keterangan : lajur A dan B = 27 HAU laiur C dan D = 2 2 HAU lajur E dan G = = 2 1 HAU lajur H = kontrol negatip " = BDM mengendap Gambar 2. Contoh penghitungan jumlah pelarut untuk membuat Ag 4 HAU Stok Ag virus ND/EDS 4 HAU disiapkan dengan prosedur uji HA, caranya sebagai berikut : pada semua lubang mikroplat dasar V, diisi dengan larutan penyanggah PBS bebas ion Ca+Mg sebanyak 25 Etl. Pada lubang pertama, tambahkan virus ND atau EDS stok sebanyak 25 pl, kemudian 227
5 Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 200/ diencerkan dengan menggunakan mikropipet, dengan cara menghisap dan menekannya secara perlahan, lalu dipindahkan kelubang selanjutnya sampai pada lubang 12 (pengenceran berdasarkan kelipatan 2). Ditambahkan PBS pada semua lubang yang berisi Ag yang telah diencerkan, tambahkan BDM 0,5% sebanyak lubang, selanjutnya digoyang dengan alat penggoyang plate (mikroshaker) selama 1 menit, lalu didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar sampai terlihat hasil. Hasil bisa dibaca apabila pada kontrol negatif (lubang tanpa Ag virus) BDM telah terikat mengendap dan pada kontrol positif (lubang berisi Ag virus) telah menunjukkan aglutinasi yang sempurna. Titer HA Ag ND dan EDS dinyatakan dalam log2. Misalnya aglutinasi yang sempurna pada lubang ke 7 (27) berarti titer Ag stok 128 HA, sedangkan standar Ag yang dipakai 4 HAU (lihat gambar 2), maka cara penghitungan yaitu 128 : 4 = 32 (atau 27 : 22 = 25), sehingga untuk membuat Ag 4 HAU yaitu 1 ml Ag stok ditambah 31 ml PBS steril sebagai pelarut atau pengencer. Alat Spuit 3 cc, spuit 10 cc, tabung sentrifus, sentrifus dengan kecepatan sampai dengan 3000 rpm, waterbath, mikrotip p.l, single mikropipet pl, multichannel pipet pd, mikroplat 96 lubang dasar V, trops, mikroshaker, kulkas 4 C, tabung kapiler hematokrit, karet penghisap (Bulb) pipet, pipet 10 ml, ember untuk penampungan barang yang sudah dipakai, semua peralatan sebaiknya di steril terlebih dahulu. Cara kerja metode HI Pada prinsipnya serum yang akan diuji diencerkan dengan menggunakan kelipatan 2(dua) yaitu 2, 4, 8, 16, 32, 64 sampai pengenceran 2048, kemudian serum yang sudah diencerkan tersebut diberi larutan Ag 4 HAU dan setelah didiamkan beberapa saat diberi BDM 0,5%, kemudian didiamkan lagi beberapa saat sampai terjadi adanya aglutinasi (pengendapan). Pada serum ayam yang mengandung kekebalan, akan terjadi aglutinasi dan sebaliknya bila tidak terjadi aglutinasi dinyatakan tidak mengandung kekebalan atau Ab. Isi semua lubang mikroplat dengan larutan penyanggah PBS bebas Ca+Mg 25pl, masukkan serum yang sudah diinaktifasi (serum yang akan diuji) pada lubang di baris ke 1A-F sebanyak 25 p.l, dan lubang 1G untuk kontrol serum negatif Ab dan 1H untuk kontrol serum positip Ab. Kemudian diaduk memakai mikropipet, dengan cara menghisap dan menekannya secara perlahan. Kemudian dipindahkan pada lubang ke 2 dan diaduk seperti diatas, demikian seterusnya sampai pada lubang terakhir baris ke 11. Sehingga diperoleh pengenceran serum kelipatan 2 (1092). Pada setiap lubang pengenceran ditambahkan 25 VI Ag ND atau EDS'76 4 HAU, selanjutnya digoyang selama 1 menit, lalu diamkan selama 30 menit pada suhu ruangan. Kemudian ditambahkan 50 VI BDM ayam 0,5% pada semua lubang, digoyang selama 1 menit, dan diamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Pembacaan dilakukan setelah lubang kontrol positip (menggunakan standar serum positip yang telah 228
6 Temu Teknis FungsionalNon Peneliti 2001 diketahui titernya) atau lubang kontrol negatip yang berisi PBS dan BDM ayam, telah mengendap lihat Gambar 3). A B C - D E F G H ~ - Keterangan : lajur A lajur B lajur C lajur D lajur E lajur F lajur G lajur H 2 s 2' 2 iu 2 1() 2 w 2 i kontrol serum positip Ab ND = 2' kontrol serum negatip Ab ND Gambar 3. Contoh cara penentuan nilai HI HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengerjaan uji HI yang dilakukan di Virologi, Balitvet disajikan pada Tabel 1 dan 2. Hasil ini ditabulasi dari sampel yang diperiksa mulai Januari sampai dengan Mei Hasil ini menunjukkan bahwa uji HI masih sangat dibutuhkan oleh peternak untuk mengevaluasi program vaksinasi mereka maupun hanya untuk melihat titer kekebalan terhadap ND dan EDS'76. Asal serum yang diperiksa dari berbagai lokasi peternakan di Jawa Barat (lihat Tabel 1 dan 2), tetapi kebanyakan poultry farm/distributor vaksin yang mengirimkan serum yang diperiksa sebagai service atau kompensasi puma jual vaksin. Jumlah serum yang dikirim oleh peternak ke Virologi, terkadang tidak semua dapat diperiksa, dikarenakan serum tersebut hemolisis. Menurut ALLAN (1978), pembacaan hasil secara garis besar bisa sebagai berikut : pada uji tantang ND, ayam yang mengandung Ab <22 mengakibatkan kematian 100%. Titer Ab antara 22-2 angka kematian mencapai 10%, titer Ab angka kematian 0%. Titer Ab angka kematian 0%, tetapi pada ayam petelur menyebabkan penurunan produksi. Titer Ab 2 9-2" angka kematian 0%, produksi telur tidak turun dan angka kesembuhan mencapai titer Ab Titer Ab ayam akan bebas dari wabah ND dan tidak akan ada penurunan produksi telur lebih dari 6 bulan. Ada beberapa cara lain yang dipakai pada uji serologi misalnya Agar Gel Presipitasi (AGP), Enzime linked Immuno Absorbent Assay (ELISA), maupun Serum Netralisasi Test (SNT) seringkah dipakai sebagai pembdaning 229
7 dengan uji HI. Uji HI digunakan hanya pada virus-virus yang mempunyai sisi Ag yang dapat berikatan dengan BDM yaitu ND, EDS'76 dan 113. Oleh sebab itu cara uji HI dimodifikasi terlebih dahulu misalnya sisi Ag atau Ab dimodifikasi terlebih dahulu sehingga dapat terjadi reaksi aglutinasi, misalnya pada virus Infectious Bronchitis (IB). Pada prinsipnya metode HI ini merupakan reaksi ikatan Ab yang terkdanung dalam serum yang diperiksa dengan jumlah Ag ND atau EDS'76 yang digunakan sebanyak 4 HAU. Reaksi kandungan Ab yang terkecil diencerkan (log z ) dan mampu menghambat aglutinasi BDM ayam 0,5 sesudah beberapa waktu inkubasi, dinyatakan sebagai titer Ab pada sampel yang diperiksa. Pemakaian Ag yang tidak dimurnikan masih dipakai oleh banyak laboratorium, namun penggunaan Ag yang sudah dikonsentrasi dengan polyethylenglycol (PEG), mutu Ag lebih baik dan relatif stabil (BEARD et al.1975). Adanya virus ND dapat dideteksi dengan uji Hemaglutinasi dan Hemaglutinasi Inhibisi (ALLAN et al., 1978). Pengebalan terhadap penyakit ND tidak cukup hanya dilakukan satu kali dan kemudian dilupakan, karena titer kekebalan akan menurun bila ayam tidak di-booster (vaksin ulang) (RONOHARJO, 1995). Tabel 1. Jumlah sampel sera yang diuji HI terhadap ND dan EDS'76 (Januari Mei 2001) Bulan Pengirim ND EDS Januari Pebruari Maret April Mei Total Tabel2. Contoh hasil serologi sampel lapangan yang diperiksa terhadap ND dan EDS Petemakm Jabar Jmis ayam Umur Status vaksinai E Titer (log 2). Botabek Broiler I hr Bolabek Broiler 19 hr 2 X Bota e Broier 2I"r 2X I I 3 I T I 2-- T l- I. I Bol' e Brut er III M00000MMM 000 Botabek Layer ~~ ~000 Bota e Layer Bot e Layer 40mg SX ,8 230
8 Temu Teknis Fungsional Non Penelid 2001 KESIMPULAN Uji Haemaglutination Inhibition (HI) merupakan uji deteksi Ab yang diperlukan oleh petani peternak, karena memiliki beberapa keunggulan yaitu biaya relatif murah, waktu pengerjaan uji lebih cepat (± 3 jam untuk 100 sampel), dengan peralatan lebih sederhana, dapat menggambarkan titer kekebalan flok ayam, dibandingkan dengan uji serologi lainnya seperti : Elisa, AGP dan SN Test yang memerlukan biaya lebih mahal dan waktu lebih lama. Pelaksanaan hasil pengamatan program vaksinasi dilapangan harus dilakukan karena akan sangat membantu petani peternak untuk mengantisipasi wabah penyakit ND dan EDS'76 pada ayam petelur. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Drh. Lies P., MSc. PhD., atas bantuan dan saran dalam penulisan makalah ini. DAFTAR BACAAN ALLAN. W.H., J.H. LANCASTER AND B. TOTH Newcastle Disease Vaccines. Their Production DAN Use. FAO of the United Nations, Rome. BENEDEK, L. AND B. TOTH Control of Newcastle disease with compulsory vaccination. Mag. Allator. Lapja.,5 : BOUGHT, R.E. ; M.S. COLLINS, AND D. SPACKMAN Isolahon hemaglutinating adeno virus from commercial ducks. Vet. Rec 110 ; DOYLE, T.M A hitherto unrecorded disease of fowls due to a filterpassing virus. J. comp. Path.,40: KALIANNAN, K., SEAWRIGHT, G.L. AND DERBYSHIRE, J.B Adequacy of comercial Lentogenic vaccines against Canadian strains of viscerotrofic Newcastle disease virus Canad. J. comp. Med., 39(2): KRANEVELD, F.C A Poultry disease in the Dutch East Indies.Ned. Ind. B1. Diergeneesk.,38 : MARTONE, F., P. P. BONADUCE, E. BIONDI AND P. STRIGLIONI. Imunological reseach into Newcastle disease. 2. Resistence of fowls immunized with attenuated La Sota vaccine to newly isolated strains. Clinica Veterinaria, 99(10):
9 Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 200/ RONOHARDJO, P Pengendalian Newcastle Disease pada ayam buras (Makalah dipresentasikan pada pertemuan teknis PPS se DKI Jakarta, 4 Januari 1995).
METODELOGI PENELITIAN
17 METODELOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH IPB, kandang hewan percobaan
Lebih terperinciMATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang
11 MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Penelitian dilakukan di kandang FKH-IPB. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciPERBANDINGAN UJI HI DAN ELISA UNTUK MENGUKUR MATERNAL ANTIBODI ND PADA ANAK AYAM
PERBANDINGAN UJI HI DAN ELISA UNTUK MENGUKUR MATERNAL ANTIBODI ND PADA ANAK AYAM COMPARISON OF HI TEST AND ELISA FOR DETECTING ANTIBODY MATERNAL ND ON DAY OLD CHICK Oleh : Rahaju Ernawati* ABSTRACT This
Lebih terperinciMATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya
10 MATERI DAN METODA Waktu Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu FKH-IPB, Departemen Ilmu Penyakit Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian
Lebih terperinciTEKNIK PENGUJIAN DAYA HIDUP VIRUS VAKSIN ND (NEWCASTLE DISEASE) YANG TELAH DIENCERKAN DALAM WAKTU PENYIMPANAN YANG BERBEDA RINGKASAN
Temu Teknis Fungsional Non Penelid 2001 TEKNIK PENGUJIAN DAYA HIDUP VIRUS VAKSIN ND (NEWCASTLE DISEASE) YANG TELAH DIENCERKAN DALAM WAKTU PENYIMPANAN YANG BERBEDA NANA SURYANA Balai Penelitian Veteriner,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode Penelitian
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai Maret 2010 sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Terpadu Bagian Mikrobiologi Medik dan laboratorium Bakteriologi
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat Penelitian
18 METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2013 sampai dengan April 2014. Sampel diambil dari itik dan ayam dari tempat penampungan unggas, pasar unggas dan peternakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian
14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan
Lebih terperinciTemu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 MATERI DAN METODA Vaksin ND ( Newcastle Diseases ) Vaksin ND yang dipergunakan terdiri dari a Ga
Tenui Teknis Nasional Tenaga Fnngsional Pertanian 2006 PENGAMATAN DAYA PROTEKSI AYAM POST VAKSINASI NEWCASTLE DISEASE DENGAN UJI TANTANG NANA SURYANA Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl RE Martadinata
Lebih terperinciSERODETEKSI PENYAKIT TETELO PADA AYAM DI TIMOR LESTE Muhammad Ulqiya Syukron 1, I Nyoman Suartha 2, Nyoman Sadra Dharmawan 3.
SERODETEKSI PENYAKIT TETELO PADA AYAM DI TIMOR LESTE Muhammad Ulqiya Syukron 1, I Nyoman Suartha 2, Nyoman Sadra Dharmawan 3. 1 Mahasiswa FKH Unud, 2 Lab Penyakit Dalam Veteriner, 3 Lab Patologi Klinik
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat
21 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, mulai Maret sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Mikrobiologi Medis, laboratorium Terpadu unit pelayanan mikrobiologi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September-Oktober 2013.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September-Oktober 2013. Pemeliharaan ayam penelitian, aplikasi ekstrak temulawak dan vaksinasi AI dilakukan di kandang
Lebih terperinciumum digunakan untuk brucellosis yang di Indonesia umumnya menggunakan teknik Rose Bengal Plate Test (RBPT), Serum Agglutination Test (SAT), dan Compl
DIAGNOSA PENYAKIT BRUCELLOSIS PADA SAP] DENGAN TEKNIK UJI PENGIKATAN KOMPLEMEN Yusuf Mukmin Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor 11614 PENDAHULUAN Brucellosis adalah penyakit bakterial
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan yang digunakan adalah daun tapak liman (E. scaber) diperoleh dari lapangan Dukuhwaluh, Purwokerto; untuk uji aktivitas anti virus digunakan telur
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilakukan di kandang pemeliharaan hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI...
Lebih terperinciBAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
8 BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai Juli sampai dengan Agustus 2010. Pemeliharaan ayam broiler dimulai dari Day Old Chick (DOC)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di Laboratorium Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung dan juga di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam subfamily Paramyxovirinae, family Paramyxoviridae (OIE, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Newcastle Disease (ND) atau penyakit tetelo disebabkan oleh strain virulen avian Paramyxovirus serotipe tipe 1 (AMPV-1) dari genus Avulavirus yang termasuk dalam subfamily
Lebih terperinciKomposisi per liter: Pancreatic digest of casein Enzymatic digest of soya bean Sodium chloride
59 Lampiran 1 Media triptone soya agar (TSA) Komposisi per liter: Pancreatic digest of casein Enzymatic digest of soya bean Sodium chloride Agar Contains papain 15,0 g 5.0 g 5,0 g 15,0 g Sebanyak 20 gr
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI VIRUS Avian influenza ASAL BEBEK
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI VIRUS Avian influenza ASAL BEBEK (Isolation and Identification of Avian Influenza Virus from Ducks) HARIMURTI NURADJI, L. PAREDE dan R.M.A. ADJID Balai Besar Penelitian Veteriner,
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian telah dilaksanakan di laboratorium BKP Kelas II Cilegon untuk metode pengujian RBT. Metode pengujian CFT dilaksanakan di laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Materi Penelitian
30 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai bulan Maret 2009 di kandang blok B (unggas) Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, analisa bahan
Lebih terperinciTITER ANTIBODI PROTEKTIF TERHADAP NEWCASTLE DISEASE PADA BURUNG UNTA (STRUTHIO CAMELUS)
TITER ANTIBODI PROTEKTIF TERHADAP NEWCASTLE DISEASE PADA BURUNG UNTA (STRUTHIO CAMELUS) DARMINTO, S. BAHRI, dan N. SURYANA Balai Penelitian Veteriner Jalan R.E. Martadinata 30, P.O. Box 151, Bogor16114,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tetelo yang merupakan salah satu penyakit penting pada unggas. Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Newcastle Disease (ND) disebut juga dengan penyakit Tetelo yang merupakan salah satu penyakit penting pada unggas. Penyakit ini ditemukan hampir diseluruh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang percobaan PT. Rama Jaya Lampung yang berada di Desa Fajar Baru II, Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan hasil pemeriksaan asam urat metode test strip dengan metode enzymatic colorimetric. B.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Loboratorium Klinik Fikkes Unimus Jalan
Lebih terperinciNEWCASTLE DISEASE VIRUS,,,, Penyebab Newcastle Disease. tahukan Anda???? Margareta Sisca Ganwarin ( )
Pendahuluan : NEWCASTLE DISEASE VIRUS,,,, Penyebab Newcastle Disease tahukan Anda???? Margareta Sisca Ganwarin (078114032) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Newcastle Disease (ND) juga di kenal
Lebih terperinciUJI BANDING ANTAR LABORATORIUM TERHADAP TITER ANTIBODI AYAM PASCA VAKSINASI CORYZA DENGAN METODE HI (Haemaglutination Inhibition)
UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM TERHADAP TITER ANTIBODI AYAM PASCA VAKSINASI CORYZA DENGAN METODE HI (Haemaglutination Inhibition) SYAEFURROSAD, NENENG A, DAN NM ISRIYANTHI Balai Besar Pengujian Mutu dan
Lebih terperinciVAKSINASI NEWCASTLE DISEASE SECARA LATERAL PADA AYAM PEDAGING : PENGARUH RASIO DAN DENSITAS
VAKSINASI NEWCASTLE DISEASE SECARA LATERAL PADA AYAM PEDAGING : PENGARUH RASIO DAN DENSITAS DARMINTO Balai Penelitian Veteriner Jalan R.E. Martadinata 30, P.O.Box 52, Bogor 16114, Indonesia (Diterima dewan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN D. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan adalah rendang iradiasi yang memiliki waktu penyinaran yang berbeda-beda (11 November 2006, DIPA 14 Juni 2007, dan no label 14 Juni
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
15 3. METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Dalam pengambilan sampel, bahan dan alat yang diperlukan yaitu media transport berupa Brain Heart Infusion (BHI) dalam tabung berukuran 2 ml, sampel usap steril,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian analitik Jenis Penelitian yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Titrasi Virus Isolat Uji Berdasarkan hasil titrasi virus dengan uji Hemaglutinasi (HA) tampak bahwa virus AI kol FKH IPB tahun 3 6 memiliki titer yang cukup tinggi (Tabel ). Uji HA
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
18 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan September November 2011 yang bertempat di Laboratorium Bioteknologi Lantai 3 Program Studi Budidaya Perairan Universitas Lampung,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012 di
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012 di Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor selama 3 bulan, terhitung
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012 di
21 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012 di Laboratorium Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Lebih terperinciLampiran 1. Road-map Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Road-map Penelitian Persiapan Penelitian Persiapan wadah dan ikan uji (15-30 Agustus 2013) Bak ukuran 45x30x35cm sebanyak 4 buah dicuci, didesinfeksi, dan dikeringkan Diletakkan secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan yang digunakan adalah daun kenikir (C. caudatus ); untuk uji aktivitas antivirus digunakan telur ayam berembrio yang berumur 9 11 hari, virus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan makanan yang memiliki nilai gizi baik akan meningkat.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciDeskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING
1 I Gst Ayu Agung Suartini(38) FKH - Universitas Udayana E-mail: gaa.suartini@gmail.com Tlf : 081282797188 Deskripsi IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah penelitian analitik diskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metodologi
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada periode waktu Juni 007 sampai dengan Juni 008 di Instalasi Karantina Hewan (IKH) Balai Besar Karantina Hewan Soekarno Hatta dan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Avian Influenza-zoonosis Research
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang
Lebih terperinciTabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).
LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02
Lebih terperinciPRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR
PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR Tujuan: i) Mengerti metode umum mengisolasi DNA ii) Mengisolasi DNA dari buah dan sel-sel epithelial mulut iii) Mengerti dan mempraktek teknik PCR dengan sempel DNA
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012 di
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012 di Laboratorium Budidaya Perikanan dan Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 1234567Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Banyumas II,tempat
Lebih terperinciIII. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba
17 III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2010. Penelitian dilakukan di kandang Mitra Maju yang beralamat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari
Lebih terperinciII. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,
II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciMedia Sintetik BAHAN DAN CARA KERJA Untuk menumbuhkan dan memperbanyak kuman M.bovis galur standar AN 5 sebagai pokok kuman digunakan media sintetik D
TEKNIK PEMBUATAN DAN PENGUJIAN TUBERKULIN PPD (PURIFIED PROTEIN DERIVATIVE) BOVIN BUATAN BALITVET AGUS EFENDI DAN SUTARMA Balai Penelitian VeterinerX. R.E. Martadinata 30, Bogor 16114 RINGKASAN Tuberkulosis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung Jaya Farm, Desa Varia Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciLampiran 1. Road-map Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Road-map Penelitian Persiapan Penelitian Persiapan wadah dan ikan uji Bak ukuran 40x30x30cm sebanyak 4 buah dicuci, didesinfeksi, dan dikeringkan Diletakkan secara acak dan diberi
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung tepatnya di Laboratorium Pembenihan Kuda
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN STANDARISASI ANTIGEN AI H5N1 KOMERSIAL UNTUK MONITORING TITER ANTIBODI HASIL VAKSINASI AI DI INDUSTRI PETERNAKAN AYAM
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2012, hlm. 41-47 ISSN 0853 4217 Vol. 17 No.1 PEMBUATAN DAN STANDARISASI ANTIGEN AI H5N1 KOMERSIAL UNTUK MONITORING TITER ANTIBODI HASIL VAKSINASI AI DI INDUSTRI PETERNAKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus terhadap kualitas yoghurt susu kambing
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP DAYA TAHAN ANTIGEN VIRUS NEWCASTLE DISEASE PRODUKSI BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER
PENGARUH WAKTU DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP DAYA TAHAN ANTIGEN VIRUS NEWCASTLE DISEASE PRODUKSI BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER (The Effect of Duration and Temperature of Storage on Survival of Newcastle
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciLampiran 1 Lay out penelitian I
LAMPIRAN 65 Lampiran 1 Lay out penelitian I 66 Lampiran 2 B. humidicola tanpa N (A), B. humidicola dengann (B), P. notatum tanpa N (C), P. notatum dengan N (D), A. compressus tanpa N (E), A.compressus
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian Persiapan dan Pemeliharaan Kelinci sebagai Hewan Coba
3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Immunologi, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kandang Terpadu, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan
Lebih terperinciDeteksi Respon Antibodi dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi dan Titer Proteksi terhadap Virus Avian Influenza Subtipe H5N1
INDRIANI et al.: Deteksi respon antibodi dengan uji hemaglutinasi inhibisi dan titer proteksi terhadap virus avian influenza subtipe H5N1 Deteksi Respon Antibodi dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi dan Titer
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2010 sampai April 2011 bertempat di Kandang Hewan Laboratorium dan Laboratorium Histopatologi, Departemen Klinik, Reproduksi,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN A.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Uji serologi ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian serta pembacaan nilai absorban
Lebih terperinciMATERI DAN METODE di kandang Penelitian Ternak Unggas, UIN Agriculture Research and
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2014 di kandang Penelitian Ternak Unggas, UIN Agriculture Research and Development Station
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA
LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : Ayu Elvana (127008013) & Rika Nailuvar Sinaga ( Tanggal praktikum : 4 Oktober 2012 Kelompok : Siang (12.00-15.00) Tujuan : 1. Mampu menggunakan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
19 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian laboratoris. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental 4.2. Tempat Penelitian 1. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Biologi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. Lokasi pengambilan sampel rumput laut merah (Eucheuma cottonii) bertempat di Perairan Simpenan,
Lebih terperinciCANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM
Hal. 1 dari 5 Dokumen nomor : 0301501 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf
Lebih terperinciPROSEDUR TETAP UJI PENGAMATAN PROLIFERASI SEL (DOUBLING TIME)
Halaman 1 dari 5 FARMASI UGM Dokumen nomor : CCRC0201500 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf CCRC Staf CCRC Supervisor CCRC Pimpinan CCRC
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. dapat disebabkan oleh kausa infeksius, non-infeksius dan nutrisional (Ali dkk.,
PENDAHULUAN Latar Belakang Tortikolis adalah gejala yang umum terlihat di berbagai jenis unggas yang dapat disebabkan oleh kausa infeksius, non-infeksius dan nutrisional (Ali dkk., 2014). Menurut Capua
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Penggunaan tepung buah pare dan rumput laut dalam ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3
Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii RIWAYAT HIDUP... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi UCAPAN TERIMAKASIH... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Eksperimen murni dengan menggunakan rancangan One Group Pretest Posttest. Pada rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokkan
Lebih terperinciCANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FARMASI UGM
Halaman 1 dari 7 FARMASI UGM Dokumen nomor : 0201400 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Aditya Fitriasari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat variabel yang diteliti akan dibandingkan antara kelompok pasien yang diperiksa menggunakan
Lebih terperinciPROFIL TITER ANTIBODI Newcastle Disease (ND) dan Avian Influenza (AI) PADA ITIK PETELUR FASE STARTER DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU
PROFIL TITER ANTIBODI Newcastle Disease (ND) dan Avian Influenza (AI) PADA ITIK PETELUR FASE STARTER DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU Profile of Antibody Titre Against Newcastle Disease (ND)
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel
I. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel darah merah dilakukan pada bulan Juli 2012 di Laboratorium Perikanan Jurusan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA
LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : Meutia Atika Faradilla (147008014) Sri Wulandari (147008005) Tanggal Praktikum : 10 Maret 2015 Tujuan Praktikum : 1. Memahami prinsip dasar
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak
II. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit, kapasitas serap
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
12 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret sampai dengan bulan November 2012 di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor. Analisis hormon testosteron
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang percobaan PT. Rama Jaya Lampung yang berada di Desa Fajar Baru II, Kecamatan
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III. (HCl), 40 gram NaOH, asam fosfat, 1M NH 4 OH, 5% asam asetat (CH 3 COOH),
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu penelitian akan dilakukan selama 6 (enam) bulan. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Pusat Bioamterial dan Bank Jaringan Rumah Sakit Umum
Lebih terperinciRespons Antibodi Sekunder Terhadap Penyakit Tetelo pada Ayam Petelur Pascavaksinasi Ulangan dengan Vaksin Tetelo Aktif
Jurnal Veteriner September 2016 Vol. 17 No. 3 : 331-336 pissn: 1411-8327; eissn: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2016.17.3.331 Terakreditasi Nasional SK. No. 15/XI/Dirjen Dikti/2011 online pada http://ojs.unud.ac.id/php.index/jvet
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA
LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : Muhammad Yunus dan Yuni Rahmayanti Tanggal praktikum : 17 Oktober 2013 Kelompok : Siang (12.00-15.00) Tujuan : 1. Mampu menggunakan alat ukur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Transfusi darah Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang
Lebih terperinciA. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Kerja Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.), Pengambilan Sampel Darah, Penetapan Profil Urea Darah (DAM) dan Penentuan Profil Asam Urat Darah (Follin-Wu)
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Sumber Data Sampel dalam penelitian ini adalah usapan (swab) dari lesi mukosa mulut subyek
Lebih terperincimesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit
Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2
Lebih terperinciBAB HI. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Ikan Fakultas
12 BAB HI. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Fisiologi, dan Imunologi
Lebih terperinciLampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005)
36 LAMPIRAN 37 Lampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005) Nilai toksisitas Non-Manusia : Rat LD50 oral 5,3 g / kg; Mouse LD50 oral 2 g / kg; Ip Mouse LD50 0,9-1,3 g / kg; LD50
Lebih terperinci