PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016

2 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Lumajang tahun Profil Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2016 merupakan salah satu media publikasi data dan informasi yang berisi situasi dan kondisi kesehatan yang cukup komprehensif, serta memberikan gambaran dari hasil berbagai program kesehatan yang dilaksanakan di Lumajang tahun Profil Kesehatan Kabupaten Lumajang disusun berdasarkan ketersediaan data, informasi, dan indikator kesehatan yang bersumber dari unit teknis di lingkungan Dinas Kesehatan (Puskesmas). Berbagai data dan informasi yang dimuat dalam buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan monitoring maupun evaluasi dari program - program yang sedang berjalan dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai komponen yang penting dalam penyusunan program kesehatan yang lebih efisien, efektif serta mampu memberikan sumbangsih yang positif dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih optimal. Guna meningkatkan mutu penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Lumajang, kami sangat mengharapkan saran, tanggapan dan peran serta dari semua pihak, utamanya para pengelola program kesehatan dan instansi yang terkait di Kabupaten Lumajang. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran serta tenaga hingga terbitnya Buku Profil Kesehatan Lumajang Tahun 2016 ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus. Lumajang, April 2017 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG dr. TRIWORO SETYOWATI Pembina Utama Muda NIP Page i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 BAB 2 GAMBARAN UMUM 2.1 Kondisi Geografis Wilayah Administratif Kependudukan... 5 a. Pertumbuhan Penduduk... 5 b. Kepadatan Penduduk Dinas Kesehatan a. Tugas Pokok dan Fungsi... 6 b. Rencana Strategis... 9 BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1 Mortalitas Angka Kematian Bayi Angka Kematian Balita Angka Kematian Ibu Morbiditas Penyakit Menular Langsung Penyakit Menular Bersumber Binatang Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Penyakit Tidak Menular Data Sepuluh Penyakit Terbanyak Tahun Status Gizi BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1 Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Ibu Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan KB Page ii

4 4.1.4 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Sekolah dan Remaja Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Perbaikan Gizi Masyarakat Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil Pemberian Kapsul Vitamin A Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Cakupan Penimbangan Balita Cakupan Balita Berat Badan Di Bawah Garis Merah (BGM) Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah sakit Pelayanan Kesehatan Pengobatan Cakupan Pelayanan Rawat Jalan di Pelayanan Kesehatan Umum Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Perilaku Hidup Masyarakat Rumah Tangga Sehat Ber PHBS Cakupan Posyandu Purnama dan Mandiri Keadaan Lingkungan Rumah Sehat Institusi yang Memenuhi Syarat Kesehatan Sarana Air Bersih Sarana Sanitasi Dasar Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Pelayanan Kesehatan dan Olah Raga Program Pelayanan Laboratorium di Labkesda Kabupaten Lumajang Program Pelayanan Kefarmasian di Instalasi Perbekalan Farmasi Kabupaten Lumajang BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan a. Puskesmas dan Jaringannya Page iii

5 b. Rumah Sakit c. Sarana Kesehatan Lainnya d. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Tenaga Kesehatan a. Tenaga Medis b. Tenaga Keperawatan c. Tenaga Farmasi d. Tenaga Kesehatan Masyarakat e. Tenaga Keteknisian Fisik f. Tenaga Teterapian Medik g. Tenaga Non Kesehatan Pembiayaan Kesehatan BAB 6 PENUTUP LAMPIRAN Page iv

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Lumajang Gambar 2.2 Piramida Penduduk Menurut Golongan Umur Gambar 2.3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Gambar 3.1 Grafik Trend Kematian Bayi di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 3.2 Proporsi Penyebab Kematian Neonatal di Kabupaten Lumajang tahun 2016 Gambar 3.3 Grafik Jumlah Kematian Balita Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Gambar 3.4 Grafik Trend Angka Kematian Ibu di Kabupatem Lumajang Tahun Gambar 3.5 Diagram Persentase Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Gambar 3.6 Grafik Trend Capaian Penemuan dan Penanganan Pasien Baru TB BTA Positif di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 3.7 Grafik Pola Persebaran HIV Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 3.8 Grafik Pola Persebaran AIDS Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 3.9 Trend Penemuan dan Penanganan Diare di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 3.10 Grafik Kasus Baru Kusta PB dan MB Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 3.11 Trend Incidence Rate (IR) DBD di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 3.12 Trend Annual Parasite Incidence (API) Malaria di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 3.13 Trend AFP Rate Non Polio di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 3.14 Trend Capaian Desa UCI di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 4.1 Diagram Persentase Metode Kontrasepsi Di Kabupaten Page v

7 Lumajang Tahun 2016 Gambar 4.2 Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Gambar 4.3 Trend Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tabler Fe1 dan Fe 3 di Kabupaten Lumajang Tahun Gambar 4.4 Grafik Persentase Bayi Mendapat ASI Eksklusif di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Gambar 4.5 Grafik Persentase Balita BGM di Kabupaten Lumajang Tahun 2015 Gambar 4.6 Diagram Persentase Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Gambar 5.1 Grafik Persentase Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Lumajang Tahun Page vi

8 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Data 10 Penyakit Terbanyak Tahun Tabel 4.1 Tabel Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun Tabel 4.2 Tabel Cakupan Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Tahun Tabel 4.3 Tabel Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Tahun Tabel 4.4 Tabel Cakupan Kunjungan Bayi Tahun Tabel 4.5 Tabel Jumlah Peserta KB Aktif Tahun Tabel 4.6 Tabel Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Tahun Tabel 4.7 Tabel Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS Tahun Tabel 4.8 Tabel Capaian Posyandu Puri Tahun Tabel 5.1 Tabel Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Tabel 5.2 Tabel Jumlah Tenaga Keperawatan di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Tabel 5.3 Tabel Jumlah Tenaga Kefarmasian di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Tabel 5.4 Tabel Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Tabel 5.5 Tabel Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Tabel 5.6 Tabel Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Page vii

9 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016 TIM PENYUSUN Penanggung Jawab Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dr. TRIWORO SETYOWATI Ketua Tim Sumarni, S.KM Editor Feny Indrihapsari, S.KM Kontributor 1. Kepala Bidang Yankes 2. Kepala Bidang PKM 3. Kepala Bidang Kesga 4. Kepala Bidang P2MPSD 5. Budi Purwanto, S.AP 6. Iswahyuni, A.Md.Keb 7. Mardiyanti, S.KM 8. Cahyo Prayitno, S.Kep.Ns. 9. Lufiana Indra P, A.Md.Keb 10. Sri Sedar Utami, SST 11. Novita Lisa Amaliyah 12. Putri Dwi Christanti, A.Md.Keb 13. Vreza Budi Setiawan, S.KM 14. Nurul Alfiah, A.Md.KL 15. Anang Lutfianto, A.Md.Kep. 16. Yoni Trisno Adianto, S.Kep.Ns. 17. Atiek Indah Kurniasih, S.KM 18. Dina Mei Wahyuningrum, S.KM 19. Endah Kusumawati, S.Si, Apt 20. Dra. Tri Musyarofah, Apt 21. Tri Cahyo Agung, S.KM 22. Teguh Sugiharto, Amd 23. Laras Fitria, S.KM Tema cover : Aksi Kesehatan Terima Kasih Kepada : 1. BPS Kabupaten Lumajang 2. RSUD. Dr. Haryoto 3. RS Islam Lumajang 4. RS Bhayangkara Lumajang 5. RS Wijaya Kusuma 6. RS Djatiroto

10

11 BAB 1 PENDAHULUAN Data dan informasi merupakan sumber daya yang sangat strategis bagi suatu organisasi yang melaksanakan prinsip-prinsip manajemen modern. Data digunakan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Kebutuhan akan data dan informasi yang evidence based sangat besar baik ditingkat Puskesmas sampai dengan kabupaten yang digunakan untuk operasionalisasi program yang akhirnya akan bermuara pada pencapaian Rencana Strategi Kabupaten. Profil Kesehatan merupakan salah satu media publikasi data dan informasi yang berisi situasi dan kondisi kesehatan yang cukup komprehensif. Profil Kesehatan Kabupaten adalah sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Lumajang. Selain itu, Profil Kesehatan juga dapat dijadikan sarana dalam mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan yang ada di KabupatenLumajang. Di dalam Profil Kesehatan pembaca dapat memperoleh data dan informasi mengenai Demografi, Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, Kesehatan Ibu dan Kesehatan Anak, serta Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Data dan informasi yang ditampilkan pada Profil Kesehatan dapat membantu dalam mengukur capaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Lumajang, serta sebagai dasar untuk perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya. Profil Kesehatan Kabupaten Lumajang ini diolah berdasarkan Puskesmas dan dianalisis oleh masing-masing bidang yang 1

12 bertanggung jawab dalam memonitoring dan mengevaluasi pencapaian program kerja termasuk di dalamnya adalah Standart Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan yang kemudian dibukukan di akhir tahun sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat terutama para pembuat kebijakan. Secara garis besar, Profil Kesehatan Kabupaten Lumajang disusun dalam dua bagian. Bagian pertama berisi narasi dan deskripsi dari pencapaian hasil pembangunan kesehatan dengan indikator utama. Bagian kedua berisi beberapa tabel angka pencapaian hasil pembangunan kesehatan dari semua indikator. Adapun sistematika penyusunan buku Profil Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2016 adalah sebagai berikut : BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB V Lampiran : Pendahuluan : Gambaran Umum : Gambaran Situasi Derajat Kesehatan : Gambaran Situasi Upaya Kesehatan : Gambaran Situasi Sumber Daya Kesehatan : Penutup 2

13

14 BAB 2 GAMBARAN UMUM 2.1 KONDISI GEOGRAFIS Kabupaten Lumajang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terletak diantara LS dan BT dengan luas wilayah 1.790,9 km 2 atau 3,74% dari luas Provinsi Jawa Timur. Secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Lumajang : Utara : Kabupaten Probolinggo Timur : Kabupaten Jember Selatan : Samudra Indonesia Barat : Kabupaten Malang Gambar 2.1 Peta Kabupaten Lumajang 3

15 Secara topografi Kabupaten Lumajang terbagi dalam 4 daerah yaitu daerah gunung, pegunungan, dataran fluvial dan dataran alluvial. Daerah yang termasuk kategori gunung dan pegunungan adalah Ranuyoso, Tempursari, sekitar Gunung Semeru, sekitar Gunung Tengger dan Gunung Lamongan. Kecamatan yang termasuk dalam kategori dataran fluvial adalah Lumajang, Sumbersuko dan Sukodono. Sedangkan kategori dataran alluvial yaitu Rowokangkung, Jatiroto, Yosowilangun dan sepanjang pantai mulai dari Yosowilangun sampai dengan Tempursari. Kabupaten Lumajang merupakan dataran yang subur karena dikelilingi oleh tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru (3.676 m), Gunung Bromo (3.292 m) dan Gunung Lemongan (1.668 m). Daerah Lumajang mempunyai tiga tipe iklim yaitu agak basah, sedang dan agak kering. Untuk tipe basah jumlah bulan kering ratarata 3 bulan dalam setahun yang mencakup daerah Gucialit, Senduro, sebagian Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, dan Gunung Semeru. Untuk daerah dengan tipe sedang mencakup Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Sukodono, Lumajang, Jatiroto dan Rowokangkung dengan rata-rata bulan kering 3-4 bulan pertahunnya. Sedangkan daerah dengan tipe agak kering meliputi Tekung, Kunir dan Yosowilangun. 2.2 WILAYAH ADMINISTRASI Unit pemerintahan di Kabupaten Lumajang terdiri dari 21 kecamatan, 205 desa/kelurahan terdiri dari 198 desa dan 7 kelurahan. Dilihat dari komposisi jumlah desa, Kecamatan Tempeh memiliki jumlah desa terbanyak, yaitu 13 desa sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah desa paling sedikit adalah 4

16 Kecamatan Jatiroto dan Pronojiwo, yaitu terdiri dari 6 desa. Sedangkan dilihat dari luas wilayahnya Kecamatan Senduro merupakan wilayah yang paling luas dibandingkan dengan kecamatan lainnya yaitu seluas km KEPENDUDUKAN Data mengenai kependudukan sangat penting dan mempunyai arti strategis dalam pembangunan khususnya di bidang kesehatan karena outputnya adalah meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Indikator kependudukan yang dimuat dalam pembuatan profil ini antara lain : a. Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan data proyeksi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lumajang jumlah penduduk di Kabupaten Lumajang pada tahun 2016 sebesar jiwa. b. Kepadatan Penduduk Luas Kabupaten Lumajang adalah 1.790,90 Km 2 dengan jumlah penduduk jiwa yang tersebar di 21 kecamatan dan 205 desa/kelurahan dengan kepadatan penduduk sebesar jiwa/km 2. Jumlah seluruh Kepala Keluarga (KK) yang tercatat sebanyak KK dengan rata-rata jiwa per rumah tangga adalah 4 jiwa (Tabel 1). Berdasarkan komposisi penduduk, kelompok umur produktif (usia tahun) yang mendominasi adalah jumlah penduduk terbanyak pada kelompok umur tahun. 5

17 Gambar 2.2 Piramida Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2016 Sumber data : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/117/2015 tentang Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan Tahun DINAS KESEHATAN Untuk melaksanakan pembangunan di sektor kesehatan telah dibuat Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang No. 34 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang. Dalam pasal 2 (dua) disebutkan bahwa Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Selanjutnya pada pasal 3 (tiga) dijelaskan bahwa Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.menurut 6

18 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 dan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang No. 34 Tahun 2007, susunan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang mempunyai 1 Sekretariat dan 4 Kepala Bidang. Dimana Sekretariat dan tiap Bidang mempunyai 3 Kepala Seksi atau Kepala Sub. Bagian. Struktur tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini : 7

19 STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NO. 34 TAHUN 2007 TANGGAL 9 NOPEMBER 2007 Gambar 2.3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan KEPALA DINAS KESEHATAN SEKRETARIAT SEKRETARIAT DINAS DINAS SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG KESEHATAN KELUARGA BIDANG PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN SANITASI DASAR BIDANG PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT SEKSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR SEKSI KESEHATAN IBU DAN BALITA SEKSI PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR SEKSI PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT SEKSI PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS DAN RUJUKAN SEKSI GIZI SEKSI PENYEHATAN SANITASI DASAR SEKSI PERAN SERTA MASYARAKAT SEKSI FARMASI, MAKANAN DAN MINUMAN SEKSI ANAK, REMAJA DAN USILA SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGAMATAN PENYAKIT SEKSI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA UPTD KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 8

20 a. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Untuk melaksanakan pembangunan bidang pemerintahan sektor kesehatan telah dibuat Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang No. 34. Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Lumajang. Kedudukan Dinas Kesehatan adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintahan Kabupaten di Bidang Kesehatan, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan Rumah Tangga Kabupaten dan tugas konsultatif serta koordinatif di Bidang Kesehatan. Di samping itu untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; 2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan; 3. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan; 4. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. b. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang Tahun telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 1 Tahun Untuk mendukung tugas pokok dan fungsi agar bisa terarah dan terukur dalam pelaksanaannya serta sebagai penjabaran RPJMD, Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang telah menyusun Renstra tahun 2015 s/d 2019 yang dijabarkan sebagai berikut: 9

21 1) Visi : Gambaran keadaan masyarakat Kabupaten Lumajang dimasa depan yang akan dicapai melalui pembangunan kesehatan untuk menjabarkan Visi Pemerintah Kabupaten Lumajang mewujudkan masyarakat Lumajang yang sejahtera dan bermartabat yang akan dicapai melalui pembangunan kesehatan diselaraskan tugas pokok yang diemban oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, melalui Visi: "Terwujudnya Masyarakat Lumajang Yang Sehat dan Mandiri 2) Misi : Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang menetapkan Misi sebagai berikut : 1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; 2) Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan; 3) Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Kesehatan. 3) Tujuan : Untuk mencapai Visi dan Misi pada rencana strategis tahun 2015 s/d 2019, Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang telah menetapkan tujuan yaitu: Dalam rangka mencapai Misi pertama yaitu : Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, ditetapkan Tujuan : a. Menurunkan angka mortalitas, dengan indikator kinerja : Menurunnya Angka Kematian Bayi 10

22 Menurunnya Angka Kematian Balita Menurunnya Angka Kematian Ibu Dalam rangka mencapai Misi kedua yaitu : Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan, ditetapkan tujuan : b. Menurunkan angka morbiditas dengan indikator kinerja : Menurunnya angka Kesakitan DBD Meningkatnya angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia balita Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare Meningkatnya AFP rate per penduduk <15 tahun Tertanggulangi KLB < 24 jam Meningkatnya angka kesembuhan penderita kusta Cakupan penemuan dan penanganan penderita HIV Cakupan akses jamban sehat Cakupan Desa/ Kelurahan Siaga Aktif c. Meningkatkan status gizi masyarakat, dengan indikator kinerja : Menurunnya Persentase Balita Gizi Buruk Meningkatnya Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Dalam rangka mencapai Misi ketiga yaitu : Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Kesehatan, ditetapkan Tujuan : d. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Kesehatan yang Memadai, dengan indikator kinerja : Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 11

23 Pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas (contact rate) Cakupan kunjungan Rawat Inap di Puskesmas 4) Sasaran : Dalam rangka mencapai Tujuan Pertama Menurunkan angka mortalitas ditetapkan sasaran : a. Meningkatkan cakupan pelayanan ibu, dengan indikator kinerja : Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan pelayanan ibu nifas Cakupan peserta KB Aktif b. Meningkatkan cakupan pelayanan bayi, dengan indikator kinerja : Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi c. Meningkatkan cakupan pelayanan balita, dengan indikator kinerja : Cakupan pelayanan anak Balita. Dalam rangka mencapai Tujuan Kedua: a. Menurunnya angka morbiditas ditetapkan sasaran : 1. Melindungi masyarakat dari ancaman penyakit menular, dengan indikator kinerja : Cakupan Penemuan dan penanganan DBD yang ditangani 12

24 Cakupan Penemuan dan penanganan Pasien Baru TB BTA Positif Cakupan Penemuan dan penanganan Pneumonia Balita Cakupan Penemuan Penderita dan Penanganan kasus diare AFP rate per penduduk < 15 tahun 2. Meningkatnya penemuan penderita dan penanganan kasus HIV Cakupan penemuan penderita dan penanganan kasus HIV 3. Meningkatnya penemuan penderita kusta Cakupan penemuan penderita dan penanganan kasus kusta 4. Desa / kelurahan Universal Child Imunisation (UCI), dengan indikator kinerja: Capaian Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 5. Desa/kelurahan mengalami KLB, dengan indikator kinerja : Cakupan desa / kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam. Tertanggulanginya KLB < 24 jam 6. Cakupan akses jamban sehat Rumah tangga yang mempunyai akses terhadap sanitasi dasar 7. Meningkatnya Cakupan Desa/Kelurahan Siaga Aktif Meningkatnya Cakupan Posyandu Purnama Mandiri Tercapainya Desa Siaga Aktif Tercapainya penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 13

25 b. Meningkatnya Status Gizi Masyarakat 1. Mencegah dan Menanggulangi Gizi Buruk Prevalensi Balita Gizi Buruk Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 2. Mencegah dan Menanggulangi Kurang Gizi Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari Gakin Dalam rangka mencapai Tujuan Ketiga Meningkatnya Sarana dan Prasarana Kesehatan yang Memadai ditetapkan sasaran Meningkatnya Mutu Pelayanan yang Standart dengan indikator : Tercapainya pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Tercapainya pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Tercapainya kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas (contact rate) Tercapainya kunjungan Rawat Inap di Puskesmas Akreditasi Puskesmas Terwujudnya pilot project BLUD puskesmas Cakupan Puskesmas standar 14

26

27 BAB 3 SITUASI DERAJAD KESEHATAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia sekaligus investasi dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Oleh karena itu diperlukan suatu kemampuan dalam menyelenggarakan pembangunan dibidang kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud suatu derajad kesehatan masyarakat yang baik dan berkualitas. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,dan menggambarkan situasi derajad kesehatan diperlukan beberapa indikator dalam pembangunan kesehatan yang tercermin dalam misi Dinas Kesehatan yang tertuang dalam renstra Dinas Kesehatan dengan tujuan antara lain indikator menurunkan angka mortalitas, menurunkan angka morbiditas serta meningkatkan status gizi masyarakat MORTALITAS Mortalitas atau angka kematian menggambarkan proporsi kejadian kematian di masyarakat pada kelompok umur atau kelompok resiko tertentu. Angka kematian juga menggambarkan mutu pelayanan kesehatan di suatu wilayah. Angka kematian umumnya diperoleh melalui suatu survei, namun demikian angka kematian dalam profil ini diperoleh melalui pencatatan dan pelaporan rutin bulanan UPT Puskesmas dan Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lumajang. 15

28 Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) menggambarkan jumlah bayi (umur < 1 tahun) yang meninggal di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun diantara jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2016 tercatat 171 kematian bayi dari kelahiran hidup diantaranya 105 bayi laki-laki dan 66 bayi perempuan yang dilaporkan meninggal (Lampiran tabel 5). Trend kematian bayi dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Target indikator Renstra tahun 2016 terkait angka kematian bayi adalah 16,40, sedangkan angka kematian bayi tahun ini yakni 11,24 kematian. Gambar 3.1 Grafik Trend Kematian Bayi di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun Kecamatan Ranuyoso dan Kunir adalah wilayah dengan kematian bayi tertinggi yakni 15 kematian. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebesar 16

29 31% dan Asfiksia sebesar 24%, dimana kecamatan Ranuyoso adalah wilayah dengan kasus BBLR terbanyak yakni 8,4% dari seluruh kasus (Lampiran tabel 37). Gambar 3.2 Proporsi Penyebab Kematian Neonatal di Kabupaten Lumajang tahun 2016 Sumber: Laporan KIA 2016 Pada bayi dengan BBLR banyak sekali terjadi permasalahan pada sistem tubuh oleh karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Prognosis akan lebih buruk bila berat badan semakin rendah. Kematian sering juga disebabkan karena komplikasi neonatal seperti Asfiksia, Aspirasi, Pneumonia, Perdarahan Intra Cranial, Hipoglikemia. Asfiksia adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur segera setelah lahir, karena bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan karbondioksida dari tubuhnya dan menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut yaitu meninggalnya bayi. Beberapa upaya yang telah dilakukan Dinas Kesehatan dan jaringannya dalam menurunkan kematian bayi dengan proporsi 17

30 jumlah tenaga medis dan paramedis yang memadai baik secara luas wilayah, letak geografis maupun jumlah penduduk, tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang memadai (Puskesmas PONED dan Puskesmas Plus yang mendatangkan dokter spesialis kandungan dalam rangka pengawalan pada bidan terkait kasus-kasus terutama yang dihadapi bidan di lapangan), mengaktifkan posyandu dan polindes serta melaksanakan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dari pemerintah dalam meningkatkan akses terhadap pelayanan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan persalinan Angka Kematian Balita (AKBAL) Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun. Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi). Angka kematian balita di Kabupaten Lumajang tahun 2016 sebesar 12,49 per kelahiran hidup dengan 190 kasus kematian balita diantaranya 171 kematian bayi dan 19 kematian anak balita. Berdasarkan target indikator kinerja tujuan Renstra Dinas Kesehatan angka tersebut masih jauh dibawah ambang batas target Kabupaten Lumajang tahun 2016 untuk angka kematian balita sebesar 16,70 kematian per kelahiran hidup. Indikator kemaian anak terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan tempat tinggal anak-anak termasuk pemeliharaan kesehatannya seperti gizi, penyakit infeksi, dan kecelakaan. Semakin kecil angka 18

31 kematian balita maka hal tersebut menunjukkan semakin baik kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. (Lampiran tabel 5) Gambar 3.3 Grafik Jumlah Kematian Balita berdasakan Wilayah Kerja Puskesmas di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian ibu menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera (Pusdatin Kemenkes, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI) seperti halnya AKB dan AKBAL juga menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan. Trend kematian ibu sejak tahun 2012 sampai tahun 2016 cenderung fluktuatif (naik-turun). AKI Kabupaten Lumajang pada tahun 2016 tercatat 18 kasus atau sebesar 118,28 per kelahiran hidup, angka ini melebihi ambang batas target indikator 19

32 kinerja tujuan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang sebesar 114 per kelahiran hidup pada tahun 2016, dengan kejadian kematian ibu pada waktu kehamilan sebanyak 33,3%, dan masa nifas sebanyak 66,6%. (Lampiran tabel 6) Gambar 3.4 Grafik Trend Angka Kematian Ibu di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun Proporsi kematian ibu berdasarkan kelompok umur yaitu 77,8% kematian terjadi pada usia tahun, dan 22,2% pada usia >35 tahun. Faktor penyebab kematian ibu dapat dilihat pada diagram dibawah ini : 20

33 Gambar 3.5 Diagram Persentase Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Sumber: Laporan KIA 2016 Penyebab kematian ibu paling banyak yakni karena preeklampsia (PE) dan penyakit penyerta lain yang telah diderita oleh ibu sebelum masa kehamilan sehingga memiliki dampak terhadap kehamilan. Penyakit tersebut dapat berupa penyakit metabolic, kardiovaskular, hematoogik, penyakit saluran napas, gastrointestinal, serta penyakit ginjal dan saluran kemih. Kecamatan Randuagung, Senduro, dan Ranuyoso adalah tiga wilayah dimana jumlah kasus kematian ibu tertinggi yakni 3 kematian. Kecamatan Ranuyoso adalah wilayah dengan cakupan K4 paling rendah (68,6%). Adapun penyebab lain yang juga diindikasi dengan meningkatnya kasus komplikasi diantaranya disebabkan deteksi awal kasus komplikasi yang terlambat, pengawalan kasus komplikasi yang belum maksimal serta ANC terpadu yang belum optimal sehingga 21

34 memacu meningkatnya kasus komplikasi yang berdampak pada meningkatnya kasus kematian ibu. Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan jaringannya untuk menekan AKI yakni terus melakukan upaya penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat terutama ibu hamil, peningkatan manajemen KIA, pemantauan ibu hamil dan ibu nifas resiko tinggi serta pemberdayaan masyarakat dalam upaya Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) menuju persalinan yang aman dan selamat, termasuk di dalamnya pengadaan Ambulans Desa yang berfungsi dalam merujuk ibu untuk cepat mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Upaya penurunan AKI, AKB dan AKABA dalam hal kesetaraan gender, dapat ditunjukkan dalam bentuk partisipasi suami terhadap kesehatan ibu, bayi dan anak. Pendampingan satu kader untuk satu ibu hamil, pengawalan kasus komplikasi oleh teknis medis dan masyarakat, audit maternal perinatal (AMP) medis dan non medis. Di samping itu perlu peningkatan kualitas pelayanan asuhan antenatal yang baik dan bermutu sehingga ibu hamil, melahirkan, dan nifas tidak sampai mengalami komplikasi obstetric yang berakibat kematian ibu serta perlunya pembuatan pemetaan ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi. 22

35 3.2. MORBIDITAS Penyakit Menular Langsung a. Tuberculosis Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian (Infodatin Kemenkes, 2016). Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tanpa terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja yang penularannya melalui percikan dahak. Capaian penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif berdasarkan Indikator kinerja SPM (Standar Pelayanan Minimal) tahun 2016 sebesar 68,99% (743 kasus) dari target/sasaran setahun orang. Capaian ini berada dibawah target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang tahun 2016 sebesar 70%. Gambar 3.6 menunjukkan trend capaian penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif berdasarkan indicator kinerja SPM. 23

36 Gambar 3.6 Grafik Trend Capaian Penemuan dan Penanganan Pasien Baru TB BTA Positif Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) merupakan persentase pasien baru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan baik sembuh maupun yang menjalani pengobatan lengkap diantara pasien baru BTA positif yang tercatat, tahun ini mencapai 94,38%. Salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB adalah dengan menggunakan indikator angka kesembuhan dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate). Tingginya angka kesembuhan tidak lepas dari tingginya angka keberhasilan pengobatan. Pada tahun 2016 angka kesembuhan TB BTA positif yaitu 92,08%, angka ini sudah mencapai target indicator kinerja tujuan Renstra sebesar 86%. 24

37 b. Pneumoni Pneumonia adalah infeksi jaringan paru-paru (alveoli) yang bersifat akut. Penyebabnya adalah bakteri, virus, jamur, pajanan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru maupun pengaruh tidak langsung dari penyakit lain. Bakteri yang biasa menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan pneumonia adalah adenovirus, rhinovirus, influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV) dan parainfluenza virus. Cakupan pneumonia menunjukkan jumlah penderita yang ditemukan dan ditangani dibandingkan dengan 10% jumlah perkiraan penderita pada balita. Pada tahun 2016 mengalami pergeseran perkiraan sasaran program yang semula 10% dari jumlah balita menjadi 4,45% dari jumlah balita berdasarkan hasil riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun Cakupan penemuan dan penanganan pneumonia pada balita di Kabupaten Lumajang pada tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 81.18% dari total penderita yang ditemukan dan ditangani kasus, baik yang ditemukan di puskesmas, sarana pelayanan kesehatan swasta maupun rumah sakit (Lampiran Tabel 10). Bila dibandingkan dengan target renstra Dinas Kesehatan tahun 2016 sebesar 32%, maka capaian Kabupaten tersebut jauh di atas target. c. HIV/AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul 25

38 karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV (Pusdatin Kemenkes, 2014). Gambar 3.7 Grafik Pola Persebaran HIV Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Pola penularan HIV berdasarkan kelompok umur dalam tiga tahun terakhir tidak banyak berubah. Infeksi HIV paling banyak terjadi pada kelompok usia produktif tahun. Pola penularan HIV berdasarkan jenis kelamin selama tiga tahun terakhir masih sama yakni didominasi oleh Laki-Laki (Lampiran tabel 11). 26

39 Gambar 3.8 Grafik Pola Persebaran AIDS Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun Begitu juga dengan AIDS selama kurun waktu tiga tahun memiliki pola yang jelas dengan kasus terbanyak pada kelompok umur tahun dengan kasus terbanyak pada jenis kelamin Laki- Laki. HIV/AIDS merupakan penyakit yang sangat perlu diwaspadai karena mempunyai fenomena gunung es. Tahun 2016 kasus baru HIV/AIDS sebanyak 190 penderita yang terdiri dari penderita baru HIV sebanyak 140 kasus dan penderita baru yang sudah terindikasi AIDS sebanyak 50 orang (Lampiran Tabel 11). Penemuan kasus HIV/AIDS ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya namun demikian jumlah penderita yang ditemukan pada tahun 2016 ini belum bisa menggambarkan semua penderita HIV-AIDS karena 27

40 penderita HIV-AIDS tidak terlepas dari gambaran fenomena gunung es. Upaya yang sudah dilakukan oleh dinas kesehatan adalah dengan Pengembangan layanan testing HIV yang semula hanya ada di rumah sakit kini dikembangkan sampai ke puskesmas dengan inisiasi testing sesuai standar di 9 puskesmas karena puskesmas tersebut memiliki sarana dan prasarana pendukung terstandar minimal untuk melaksanakan testing HIV. Seluruh puskesmas tetap melakukan testing HIV dengan kebijikan tetap melakukan rujukan jika menemukan kasus reaktif pada hasil pemeriksaan RDT (Rapid Diagnostic Test). Upaya lain juga dilakukan khususnya pada puskesmas dengan wilayah HOTSPOT lebih ditekankan pada program antenatal care ibu hamil, pembentukan kelompok masyarakat peduli HIV/AIDS, pengorganisasian kembali Komisi Penanggulangan AIDS di Kabupaten dan Penggiatan sosialisasi HIV tingkat desa dan pada pelajar (kelompok usia sekolah lanjutan tingkat menengah). d. Diare Penyakit diare saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Pola penularan penyakit yang sangat mudah yaitu melalui fecal-oral menyebabkan jumlah kasus diare selalui tinggi. Gambar 3.9 menggambarkan trend penemuan dan penanganan diare. 28

41 Gambar 3.9 Trend Penemuan dan Penanganan Diare di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun Jumlah kasus diare selama kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi (naik turun). Pada tahun 2016 cakupan penemuan dan penanganan penyakit diare mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar 62,98% dari jumlah penderita Capaian tersebut masih berada dibawah indikator renstra sebesar 97%. Beberapa faktor yang diperlukan untuk menekan penyebaran dan peningkatan kasus diare diantaranya akses air bersih, akses jamban sehat, dan PHBS. Guna meningkatkan capaian program yang akan datang Dinas Kesehatan dan jaringannya akan berupaya terus meningkatkan sistem surveilans agar semua penderita diare mendapatkan penanganan sesuai standar. 29

42 e. Kusta Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae yang menyerang berbagai bagian tubuh diantaranya saraf dan kulit. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak dan mata. Kusta menular melalui kontak langsung dengan penderita dan melalui pernapasan (Pusdatin Kemenkes, 2015). Kusta tidak hanya menimbulkan masalah kesehatan, melainkan juga masalah ekonomi dan sosial bagi penderitanya terutama di negaranegara berkembang seperti Indonesia. jh Penyakit kusta diklasifikasikan menjadi 2 yakni kusta tipe PB (Pausi Baciller) atau tipe kering dan MB (Multi Baciller) atau tipe basah. Tipe PB mempunyai gejala macula/ kelainan kulit antara 1-5 buah, kerusakan syaraf tepi 1 buah, pemeriksaan BTA negatif, tidak menular, dan membutuhkan pengobatan tepat waktu 6 dosis dalam waktu 6-9 bulan. Sedangkan tipe MB mempunyai gejala macula/ kelainan kulit >5 bercak, kerusakan syaraf tepi >1 gejala, pemeriksaan BTA positif, menular, dan membutuhkan pengobatan tepat waktu 12 dosis dalam waktu bulan. Setiap tahunnya penemuan kasus baru kusta cenderung mengalami penurunan selama lima tahun terakhir meskipun sempat mengalami kenaikan di tahun Tahun ini kasus baru kusta menurun menjadi 169 kasus atau 16 orang per penduduk dengan penderita kusta tipe MB paling banyak dan proporsi terbanyak pada laki-laki. 30

43 Gambar 3.10 Grafik Kasus Baru Kusta PB dan MB Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun Pada tahun 2016 persentase penderita kusta yang menyelesaikan pengobatan atau RFT (Release From Treatment) pada penderita kusta kering tipe PB (Pausi Baciller) sebesar 96,2%, sedangkan pada penderita kusta basah tipe MB (Multi Baciller) sebesar 93% (Lampiran tabel 17) Penyakit Menular bersumber Binatang a. Demam Berdarah Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan. Bisa muncul sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan kematian. Pada umumnya kasus ini mulai meningkat saat musim hujan, yang perlu menjadi perhatian karena musim hujan sudah tidak bisa 31

44 diprediksi karena perubahan musim yang tidak menentu sehingga membutuhkan kewaspadaan dan kesadaran dari masyarakat dalam menggalakkan kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) DBD. Angka kesakitan DBD tahun ini mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan Indikator Kinerja Renstra Tahun 2016 angka kesakitan DBD adalah 48 per penduduk, namun meskipun masih berada dibawah target Renstra angka kesakitan DBD tahun ini tergolong sangat tinggi dan perlu adanya pengendalian kasus yang lebih tepat. Gambar 3.11 Trend Incidence Rate (IR) DBD di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun Berbagai upaya dalam rangka menurunkan angka kesakitan DBD Dinas Kesehatan dan jaringannya terus melakukan upaya penyuluhan yang lebih intensif dalam rangka meningkatkan 32

45 partisipasi masyarakat dengan Gerakan PSN DBD dan mengoptimalkan PSN Melalui Siskamling DBD. b. Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit Plasmodium yang menyerang sel darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Kabupaten Lumajang termasuk salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang memiliki daerah rawan malaria meskipun Kabupaten Lumajang sudah mendapat sertifikat bebas malaria. Pada tahun 2016 ditemukan 15 suspek yang positif malaria dan merupakan penderita import bukan indogenus. Angka kesakitan malaria (API) cenderung menurun pada tahun Gambar 3.12 Menggambarkan trend angka kesakitan malaria tahun per penduduk berisiko. Gambar 3.12 Trend Annual Parasite Incidence (API) Malaria di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun

46 b. Filariasis Penyakit filariasis adalah penyakit menular kronis yang disebabkan cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak sistem limfe. Penyakit ini menyebabkan pembengkakan tangan, kaki, granula mammae dan scrotum. Sepanjang tahun 2016 di Kabupaten Lumajang tidak ditemukan kasus baru Filariasis, tetapi masih ada 3 kasus lama (Lampiran Tabel 23) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) PD3I adalah Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Penyakit yang dimaksud antara lain, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejam), Measles (campak), Polio dan Tuberculosis. Di Kabupaten Lumajang sepanjang tahun 2016 ditemukan kasus PD3I diantaranya difteri sebanyak 2 kasus, Tetanus (Non Neonatorum) sebanyak 1 kasus di Labruk Kidul, Tetanus Neonatorum sebanyak 1 kasus di wilayah Tempeh, dan Campak sebanyak 13 kasus yang tersebar di wilayah Randuagung, Pasrujambe, Gucialit, Klakah. a. Difteri, Pertusis, Tetanus, dan Tetanus Neonatorum Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik (bahan eksudat dari lesi di kulit) dan pernafasan. Daya penularan penyakit ini sangat tinggi. Kasus difteri tahun 2016 ditemukan di wilayah Puskesmas Jatiroto dan Labruk Kidul. b. AFP non polio Polio adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang saraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit ini pada 34

47 umumnya menyerang anak usia 0-15 tahun yang ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Indonesia sudah mendapatkan sertifikat bebas polio dari WHO pada tahun Gambar 3.13 Trend AFP Rate Non Polio di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun AFP (Lumpuh Layu Akut) merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Penemuan kasus AFP di Kabupaten Lumajang tahun 2016 sebanyak 5 kasus atau sebesar 2,61 per penduduk usia <15 tahun yang tersebar di wilayah Candipuro, Tempeh, Kunir, Jatiroto, dan Senduro. Berdasarkan Target Renstra tahun 2016 penemuan penderita AFP ditetapkan sebesar >2, sedangkan capaian tahun ini melebihi target Renstra. 35

48 c. Hepatitis B Tahun 2016 di Kabupaten Lumajang tidak ditemukan Kasus hepatitis B yang terekam dalam rekapitulasi laporan bulanan penyakit di Puskesmas (LB1) oleh Dinas Kesehatan (Lampiran Tabel 20). d. Campak Campak merupakan penyakit infeksi yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus, pada umumnya menyerang anak-anak serta merupakan penyakit endemis di banyak belahan dunia. Penularan penyakit campak adalah dari orang ke orang melalui droplet respiration atau terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak sewaktu bersin atau batuk. Menurut WHO apabila ditemukan 1 (satu) kasus pada satu wilayah, maka kemungkinan ada kasus di lapangan pada jumlah penduduk rentan yang tinggi. Kasus campak mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 13 kasus dengan kasus terbanyak pada wilayah Randuagung. e. Pelayanan Imunisasi Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah angka Universal Child Immunization (UCI). Cakupan desa/kelurahan UCI adalah Desa/Kelurahan dimana 90% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan. UCI (Universal Child Immunization) adalah tercapainya imunisasi dasar lengkap pada bayi (0-11 bulan). 36

49 Gambar 3.14 Trend Capaian Desa UCI di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun Gambar 3.15 menggambarkan trend capaian desa UCI tahun 2012 sampai Desa UCI selama dua tahun terakhir mengalami penurunan yakni sebesar 72,2%, meskipun masih diatas target renstra tahun 2016 hal ini dikarenakan beberapa hal diantaranya : 1) Perubahan konsep UCI dari persentase cakupan per antigen menjadi capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) 2) Perbedaan data dasar sasaran antara proyeksi dengan data riil 3) Kendala dukungan pemerintahan desa dan kendala pada aspek sosial masyarakat akibat isu efek samping dan halal haram vaksin (persentase kecil) 4) Belum optimalnya petugas dalam melakukan sweeping sasaran 37

50 5) Kurang efektif dan efisiennya manajemen pencatatan dan pelaporan sasaran imunisasi berbasis kohort bayi dan balita Adapun upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam rangka meningkatakan cakupan UCI adalah dengan peningkatan cakupan dengan melakukan sweeping imunisasi dan melaksanakan monitoring dan evaluasi program imunisasi secara berkelanjutan PENYAKIT TIDAK MENULAR Penyakit Tidak Menular (PTM) atau yang juga disebut dengan penyakit degeneratif adalah istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk. Penyebab PTM sangat banyak (multifactor). Indonesia pada saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). Prevalensi beberapa PTM utama meningkat, sementara penyakit menular masih tinggi, lebih diperparah lagi oleh munculnya penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali. Penyakit kardiovaskular selalu menduduki peringkat atas penyebab kematian terbanyak a. Hipertensi Salah satu penyakit kardiovaskular adalah hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg. Berdasarkan laporan bulanan PTM (Penyakit Tidak Menular) didapatkan capaian penderita hipertensi di Kabupaten Lumajang tahun 2016 sebanyak penderita atau 9.55% dari

51 pasien yang dilakukan pemerikasaan hipertensi dan berkunjung ke puskesmas serta jaringannya. b. Obesitas Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal. Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya. Penderita obesitas di Kabupaten Lumajang tahun 2016 berdasarkan laporan bulanan PTM yakni sebanyak atau sebesar 7.03% dari orang yang diperiksa obesitasnya. Jumlah penderita obesitas terbanyak adalah pada perempuan. Tingginya angka obesitas pada perempuan disebabkan oleh factor hormonal. Pada wanita terutama yang telah mengalami menopause, fungsi hormone tiroid didalam tubuhnya akan menurun. Oleh karena itu kemampuan untuk menggunakan energi akan berkurang. Terlebih lagi pada usia ini juga terjadi penurunan metabolisme basal tubuh, sehingga mempunyai kecenderungan untuk meningkat berat badannya. Obesitas juga memicu munculnya penyakit degeneratif terutama penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu perlu adanya upaya preventif untuk menekan angka obesitas. c. Kanker Serviks dan Payudara Kanker merupakan penyakit dengan karakteristik adanya gangguan atau kegagalan mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler sehingga terjadi perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol. Perubahan tersebut disebabkan adanya perubahan atau transformasi genetik, terutama pada gen-gen yang mengatur pertumbuhan, yaitu protoonkogen dan gen penekan tumor. Sel-sel 39

52 yang mengalami transformasi terus-menerus berproliferasi dan menekan pertumbuhan sel normal. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi terutama kanker serviks dan payudara. Pada tahun 2016 jumlah perempuan yang terdapat benjolan pada payudara sebanyak 63 orang dan penderita kanker serviks (IVA positif) sebanyak 19 orang dari perempuan usia tahun yang diperiksa. Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam menurunkan jumlah penderita PTM salah satunya adalah melalui kegiatan Posbindu DATA 10 PENYAKIT TERBANYAK TAHUN 2016 Data angka kesakitan penduduk berasal dari sarana pelayanan kesehatan (puskesmas) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Gambaran 10 (sepuluh) penyakit terbanyak tahun 2016 disajikan pada Tabel berikut. Tabel 3.1 Data 10 Penyakit Terbanyak Tahun No Nama Penyakit Jumlah 1 ISPA Gangguan pada otot Nasofaring Hipertensi Gastritis Diare Infeksi kulit Penyakit kulit Asma Demam Sumber : LB 1 Puskesmas 40

53 Sepuluh penyakit terbanyak tahun ini di dominasi oleh penyakit menular. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menduduki peringkat pertama sebagai penyakit dengan jumlah penderita paling banyak di tahun Faktor geografis seperti pencemaran lingkungan dan perubahan iklim merupakan ancaman kesehatan terutama pada penyakit ISPA. 3.3 STATUS GIZI Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saa tlahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Persentase BBLR di Kabupaten Lumajang sebesar 4,9% atau sebesar 749 kasus BBLR dari bayi jumlah bayi baru lahir yang ditimbang (Lampiran Tabel 37). Persentase BBLR terbesar berada di wilayah Puskesmas Ranuyoso (8,5%). BBLR merupakan penyumbang terbesar penyebab kematian bayi dan Ranuyoso sebagai wilayah dengan kasus BBLR tertinggi Balita dengan Gizi Buruk Status gizi balita dapat diukur berdasarkan indeks berat badan/umur, tinggi badan/umur dan berat badan/tinggi badan. Indikator BB/U memberikan indikasi masalah kesehatan secara umum tetapi indikator ini tidak selalu menunjukkan masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Sedangkan indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang lama misalnya kemiskinan, perilaku hidup kurang sehat dan pola asuh/pemberian 41

54 makanan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan. Indikator BB/TB memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang pendek. Jumlah balita gizi buruk berdasarkan indikator antropometri BB/U di Kabupaten Lumajang sepanjang tahun 2016 sebesar 0,65% sedangkan ambang yang telah ditetapkan dalam RPJMD sebesar 0,63%. Faktor yang menyebabkan masih ditemukannya balita gizi buruk diantaranya karena pola asuh yang salah, kemiskinan, BBLR dan penyakit. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka menurunkan prosentase balita gizi buruk adalah dengan : 1. Pemberian PMT Ibu hamil KEK 2. Pemberian Tablet Tambah darah bagi bumil 3. Peningkatan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan 4. Pemberian PMT balita gizi buruk 5. Penanganan penyakit 6. Pengentasan kemiskinan secara lintas sektor 7. Focus Group Discussion /FGD pada Desa Rawan Gizi 8. Penanganan ibu hamil Anemi 9. Penanganan balita 2T melalui GERBEKK2T (Gerakan Bersama Kawal dan Kurangi 2T) 10. Penguatan kelembagaan kewaspadaan pangan dan gizi : Surat Keputusan Bupati Nomor : /256/427.12/2013 Tentang Kelompok Kerja Kewaspadaan Pangan Dan Gizi Di Kabupaten Lumajang 42

55

56 BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K 4 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah kunjungan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Jumlah kunjungan ibu hamil K4 sepanjang tahun 2016 di Kabupaten Lumajang sebanyak dari ibu hamil atau sebesar 88,44%, capian tersebut masih belum mencapai target renstra Kabupaten Lumajang sebesar 95%. Beberapa syarat untuk menentukan cakupan K4 adalah pelayanan kepada ibu hamil sesuai standar oleh petugas kesehatan dengan distribusi pelayanan minimal 1 (satu) kali pada trimester I, 1 (satu) kali pada trimester I, dan 2 (dua) kali pada trimester III. Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan antara lain dengan : Intensifikasi pencarian ibu hamill baru dengan melibatkan kader dan bidan Sweeping ibu hamil yang hilang karena tidak datang di pelayanan kesehatan pada tribulan berikutnya Sweeping ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan K1 murni Pemantapan materi tentang antenatal care paripurna di kelas ibu hamil Pelibatan lintas sektor dan lintas program untuk mendukung pencapaian K4 43

57 Mengusulkan insentif bagi kader dalam pencarian ibu hamil Berikut adalah cakupan K4 sejak 2012 sampai dengan 2016 adalah : Tabel 4.1 Tabel Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun KETERANGAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Jumlah Kunjungan Ibu Hamil K bumil bumil bumil bumil bumil Jumlah Sasaran Ibu hamil bumil bumil bumil bumil bumil Persentase 91.41% 89.32% 87.45% 89,0% 88,44% Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan b. Persentase Pertolongan Persalinan oleh Nakes Jumlah pertolongan persalinan oleh Nakes di Kabupaten Lumajang sebanyak dari persalinan atau sebesar 98,81%, cakupan ini belum mencapai target renstra tahun 2016 sebesar 99%. Upaya yang dilakukan dinas kesehatan adalah dengan mengoptimalkan pelayanan persalinan di Puskesmas dan jaringannya serta kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk memotivasi masyarakat terutama ibu hamil untuk melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Berikut adalah cakupan linakes sejak 2012 sampai dengan Tabel 4.2 Tabel Cakupan Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Tahun KETERANGAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Jumlah Linakes bulin bulin bulin bulin bulin Jumlah Sasaran Bulin bulin bulin bulin bulin bulin Persentase % 98.98% 95.30% 98.70% 98.81% Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan

58 c. Cakupan Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Cakupan pelayanan nifas adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sebanyak 3 kali yaitu pada masa 6 jam- 3 hari, 8-14 hari dan hari pasca persalinan sesuai standar. Pada tahun 2016 terdapat ibu nifas yang mendapatkan pelayanan atau sebesar 90,65% dari jumlah sasaran program sebanyak Angka tersebut belum memenuhi target renstra Kab. Lumajang tahun 2016 sebesar 97%. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran ibu dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan saat nifas sehingga ibu nifas tidak datang berkunjung ke fasilitas kesehatan sesuai jadwal kontrol. Selain itu masih belum optimalnya kunjungan rumah yang dilakukan oleh kader dan bidan atau nakes lainnya untuk memberikan pelayanan kunjungan neonatus maupun kunjungan nifas. Berikut adalah cakupan pelayanan ibu nifas sejak 2012 sampai dengan 2016 adalah : Tabel 4.3 Tabel Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Tahun KETERANGAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Jumlah bumil ibu nifas bufas bufas bufas bufas bufas jumlah sasaran ibu nifas bufas bufas bufas bufas bufas Persentase 96.04% 94.18% 90.42% 92,6% 90,65% Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan

59 Pelayanan Kesehatan Bayi a. Cakupan Kunjungan Neonatus Kunjungan neonatus adalah bayi usia 0-28 hari yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari. Data menunjukkan jumlah kunjungan neonatus (KN lengkap) sepanjang tahun 2016 di Kabupaten Lumajang sebesar dari bayi yang ada atau sebesar 100,1%. Besarnya cakupan kunjungan neonatus ini menunjukkan peningkatan kinerja petugas dilapangan dalam memberikan pelayanan terhadap bayi baru lahir (neonatus). b. Cakupan Kunjungan Bayi Kunjungan Bayi adalah kunjungan bayi (umur 1-12 bulan) termasuk neonatus (umur 1-28 hari) untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (bayi), 3 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah kunjungan bayi di Kabupaten Lumajang sebesar dari bayi yang ada atau sebesar 96,8%. Capaian tersebut sudah memenuhi target renstra Kabupaten Lumajang tahun 2016 yakni sebesar 90%. Berikut adalah Cakupan Kunjungan bayi sejak 2012 sampai dengan 2016 adalah : 46

60 Tabel 4.4 Tabel Cakupan Kunjungan Bayi Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun KETERANGAN Jumlah bayi yg bayi bayi dikunjungi bayi bayi bayi jumlah sasaran bayi bayi bayi bayi bayi bayi Persentase 104,18% 99,91% 92,94% 98,8% 96,8% Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan Pelayanan KB Peserta Keluarga Berencana terbagi menjadi peserta KB baru dan peserta KB aktif. Cakupan Peserta KB baru di Kabupaten Lumajang pada tahun 2016 sebanyak dari jumlah pasangan usia subur (PUS) atau sebesar 12,84%. Sedangkan cakupan peserta KB aktif sebanyak peserta KB aktif dari jumlah PUS yang ada atau sebesar 84,91%. Capaian KB aktif Kabupaten Lumajang sudah mencapai target renstra Dinas Kesehatan maupun SPM untuk peserta KB aktif sebesar 70%. Berdasarkan jenis kelamin, metode kontrasepsi pada peserta KB aktif yang digunakan oleh peserta KB laki-laki adalah MOP (Metode Operasi Pria) sebanyak 0,3% dan kondom sebanyak 1,6% dari total peserta KB aktif. Sedangkan metode kontrasepsi yang digunakan perempuan adalah suntik, pil, IUD, implan dan MOW. Berdasarkan data yang ada meskipun jumlah peserta KB aktif lakilaki sedikit tetapi data tersebut sudah menunjukkan peran serta laki-laki dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. Di bawah ini persentase peserta KB aktif berdasarkan jenis alat kontrasepsi. 47

61 Gambar 4.1 Diagram Persentase Metode Kontrasepsi di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan 2016 Berikut adalah cakupan peserta KB aktif sejak 2012 sampai dengan 2016 adalah : Tabel 4.5 Tabel Jumlah Peserta KB Aktif Tahun KETERANGAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Jumlah peserta KB aktif peserta peserta peserta peserta peserta jumlah Pasangan Usia Subur PUS PUS PUS PUS PUS Persentase 80.32% 74.39% 75.16% 72,75% 84,91% Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan

62 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Sekolah dan Remaja a. Anak Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun. Pelayanan kesehatan bagi anak balita pada tahun 2016 sebesar 85,41% dan masih dibawah target renstra Dinas Kesehatan sebesar 90%. Beberapa sebab yang membuat capaian pelayanan kesehatan bagi anak balita tidak mencapai target adalah karena salah satu point utama untuk mencapai pelayanan anak balita paripurna diperlukan petugas yang sudah terlatih MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sehat) dan SDIDTK (Stimulasi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) sedangkan petugas pemberi pelayanan anak balita di Dinas Kesehatan sebagian besar belum terlatih MTBS dan SDIDTK. Selain itu banyaknya anak balita yang sudah masuk sekolah PAUD dan Tempat Penitipan Anak (TPA) sehingga akses ke posyandu terkendala pada waktu pelayanan yang sama dengan jam sekolah. Selain itu masih adanya masyarakat yang belum menyadari pentingnya posyandu hingga usia balita, sehingga mereka hanya mengunjungi posyandu apabila anaknya sakit, seharusnya kunjungan ke posyandu untuk mengetahui perkembangan tumbuh kembang anak balita tersebut. Dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan dalam renstra dan dalam peningkatan kualitas pelayanan terutama anak balita dengan upaya : Melakukan kala karya MTBS dan SDIDTK Tenaga kesehatan dan kader melaksanakan kegiatan posyandu dengan mendatangi tempat sekolah PAUD dan TPA 49

63 Pendampingan oleh kader posyandu untuk anak balita yang drop out atau tidak datang pada posyandu Pelatihan Capacity building bagi kader posyandu dalam meningkatkan skill membangun karakter dan bina suasana di posyandu Gambar 4.2 Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan 2016 Berikut adalah Cakupan pelayanan balita sejak 2012 sampai dengan 2016 adalah : 50

64 Tabel 4.6 Tabel Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Tahun KETERANGAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Jumlah anak balita yg dilayani balita balita balita balita balita jumlah seluruh anak balita balita balita balita balita balita Persentase 83.07% 82.85% 84.58% 85,6% 85,41% Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan b. Sekolah dan Remaja Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/MI kelas 1 di Kabupaten Lumajang pada tahun 2016 sebanyak dari siswa SD/MI kelas 1 yang terdaftar (100%). Apabila dibandingkan dengan target SPM Propinsi Jawa Timur yang sebesar 100%, cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI pada tahun 2016 di Kabupaten Lumajang ini sudah memenuhi target yang ditetapkan (Lampiran Tabel 49) Pelayanan Kesehatan Usila Jumlah usila di Kabupaten Lumajang sepanjang tahun 2016 yang mendapat pelayanan kesehatan dari sasaran jumlah penduduk usila atau sebesar 56,73%. Pelayanan yang di dapatkan usila perempuan lebih banyak daripada usila laki-laki. Hal ini jika dianalisis menunjukkan bahwa usila perempuan lebih aktif untuk memeriksakan kesehatannya daripada usila laki-laki. Selain itu dapat disebabkan juga karena usila perempuan lebih cenderung banyak bersosialisasi dengan teman seusianya sehingga banyak informasi yang didaptkan dibandangkan dengan usila lakilaki. 51

65 Upaya yang bisa dilakukan Dinas Kesehatan dan jaringannya dalam meningkatkan kualitas hidup lansia antara lain dengan melakukan kegiatan Posyandu lansia dan mensosialisasikan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (posbindu) yang pelayanan kesehatannya lebih kearah pelayanan penyakit tidak menular termasuk didalamnya senam lansia yang mempunyai pengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan dan efektif untuk menurunkan hipertensi pada lansia. Selain itu salah satu solusi yang dilakukan tenaga kesehatan dengan cara melakukan promosi kesehatan terutama dalam mengorganisasi dan memberikan asuhan keperawatan bagi lansia PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Pemberian Tablet Besi (Fe) pada ibu hamil Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah gizi terutama anemia gizi. Penanggulangan masalah anemia gizi besi ini dapat dilakukan melalui pemberian tablet Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama hamil yang biasanya diberikan pada saat pelayanan antenatal. Jumlah ibu hamil yang mendapat Fe3 di Kabupaten Lumajang meningkat dari tahun sebelumnya menjadi dari Bumil yang ada atau sebesar 89,80%. 52

66 Gambar 4.3 Trend Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe1 dan Fe3 di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan Pemberian Kapsul Vitamin A Vitamin A diberikan pada balita dimaksudkan untuk menjaga kesehatan mata agar terhindar dari kebutaan. Karena vitamin A tidak diproduksi oleh tubuh, maka pemberian pada balita sangat penting. WHO telah memberikan aturan kadar pemberian dosis vitamin A berdasarkan usia. Untuk bayi usia 6-11 bulan, dosisnya IU yang diberikan dalam bentuk kapsul vitamin A yang berwarna biru. Sedangkan untuk anak usia 1-5 tahun dosisnya IU berupa kapsul berwarna merah diberikan 2x dalam setahun. Pemberian vitamin A dilakukan setiap 6 bulan sekali di puskesmas atau posyandu atau di pelayanan kesehatan lainnya. Pada tahun 2016 di Kabupaten Lumajang jumlah bayi yang dapat Vitamin A sebanyak dari bayi atau sebesar 107,83%. Cakupan anak balita yang mendapat Vitamin A 2x sebanyak dari atau sebesar 94,44%. Salah satu upaya 53

67 untuk meningkatkan cakupan program di tahun berikutnya maka Dinas Kesehatan dan jaringannya akan terus berupaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui posyandu dan kelurahan siaga aktif dalam pelaksanaan program perbaikan gizi Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Kabupaten Lumajang sebanyak dari bayi yang diperiksa atau sebesar 82,9% (Lampiran Tabel 39). Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dan jaringanya dalam menggalakkan ASI Ekslusif ke masyarakat dengan meningkatkan jumlah konselor menyusui, penyediaan ruang laktasi di setiap instansi, mencetak motivator ASI, pembentukan kelompok pendukung ASI (KP-ASI), kegiatan kelas ASI, promosi ASI. Sedangkan pendekatan ke tenaga kesehatan dengan dilakukan pendampingan ke bidan dalam melaksanakan Inisiasi Menyususi Dini (IMD) dan pendekatan ke rumah sakit dalam pemberian asi ekslusif dan IMD. Sedangkan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan harus melakukan IMD setiap menolong persalinan baik di bidan praktek swasta, puskesmas dan jaringannya serta rumah sakit. 54

68 Gambar 4.4 Grafik Persentase Bayi Mendapat ASI Eksklusif di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan Cakupan Penimbangan Balita Cakupan penimbangan balita (D/S) di posyandu merupakan indikator yang menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat. D/S merupakan persentase balita yang ditimbang di posyandu dibanding seluruh balita yang ada di wilayah kerja (posyandu). Pada tahun 2016 tingkat partisipasi masyarakat sebesar 86,2% meningkat disbanding tahun lalu yang mencapai 83,6% Cakupan Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Jumlah Balita yang dibawah garis merah (BGM) di Kabupaten Lumajang pada tahun 2016 sebanyak 406 dari balita yang ditimbang atau sebesar 0,6% (Lampiran Tabel 47). Di bawah ini persentase kunjungan balita yang ditimbang dengan balita BGM menurut wilayah kerja puskesmas. 55

69 Gambar 4.5 Garfik Persentase Balita BGM di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Rumah sakit merupakan salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan yang berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan dari Puskesmas dan jaringannya. Oleh karena itu rumah sakit harus memperhatikan kualitas pelayanan kesehatannya. Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit dapat dilihat dari tingkat pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length of Stay/LOS), ratarata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR), 56

70 dan persentase pasien keluar yang meninggal >48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR). LOS adalah rata-rata lama rawat (hari) seorang pasien. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi dan mutu pelayanan yang diberikan suatu rumah sakit. Secara umum nilai ideal LOS adalah 3 12 hari (indicator Barber Johnson). Data LOS di Kabupaten Lumajang sepanjang tahun 2016 yaitu 3,70 hari. Data ini menunjukkan bahwa rata-rata LOS di rumah sakit berkisar 4 hari dan sudah mencapai angka ideal. Hal ini banyak dipengaruhi oleh kondisi pasien pada saat masuk dan di rawat di Rumah sakit, pemberian terapi dan perawatan ataupun karena kejadian pulang paksa. Sedangkan TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah digunakan sampai tidak digunakan kembali (rata-rata tempat tidur kosong antar pasien satu dengan pasien berikutnya). Idealnya TOI berkisar antara 1 3 hari. Pada tahun 2016 angka TOI di Kabupaten Lumajang sebesar 0,82 hari. Jadi rata-rata tempat tidur kosong di rumah sakit selang antara 1 hari. Indikator pelayanan rumah sakit yang lain adalah GDR dan NDR. GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar dari rumah sakit. Pada GDR, tidak melihat berapa lama pasien berada di rumah sakit dari masuk sampai meninggal. Nilai ideal GDR adalah <45 per 1000 pasien keluar. Angka GDR di Kabupaten Lumajang sepanjang tahun 2016 sebesar 43,1 per 1000 pasien keluar dari rumah sakit, angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan meningkatkannya GDR ini menunjukkan jumlah kematian di rumah sakit semakin meningkat. Sedangkan NDR adalah angka kematian pasien setelah 57

71 dirawat >48 jam per 1000 pasien keluar. Dengan asumsi jika pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa perawatan maka dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang menjadi penyebab utamanya. Angka NDR di Kabupaten Lumajang sepanjang tahun 2016 sebesar 14,4 per 1000 pasien keluar dari rumah sakit. Angka GDR dan NDR mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Kedepannya diharapkan rumah sakit untuk tetap berusaha berbenah diri dalam memberikan pelayanan kepada pasien dengan tujuan pasien atau masyarakat Lumajang puas. 4.4 PELAYANAN KESEHATAN PENGOBATAN Cakupan Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Pelayanan Kesehatan Umum Jumlah kunjungan rawat jalan di Kabupaten Lumajang yang bersumber dari capaian puskesmas dan rumah sakit pada tahun 2016 sebanyak dari jiwa penduduk atau sebesar 75.9%. Sedangkan kunjungan rawat inap Kabupaten Lumajang tahun 2015 sebanyak dari jiwa penduduk atau sebesar 79,7%. Cakupan kunjungan rawat jalan (contact rate) di Puskesmas sebesar 28,88% dan kunjungan rawat inap di Puskesmas sebesar 3,0%. Cakupan ini sudah mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra Kabupaten Lumajang tahun 2016 yaitu sebesar >15% untuk rawat jalan dan 1,5% untuk rawat inap (Lampiran tabel 54). 58

72 4.4.2 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan yang bersifat nasional agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Kepesertaan JKN meliputi Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN dan PBI APBD. Tahun 2016 Peserta JKN di Kabupaten Lumajang sebesar 45,05% dengan Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN sebesar 43,97% dan PBI APBD sebesar 1,09%. 4.5 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT Rumah Tangga Sehat Ber PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Rumah Tangga Sehat merupakan suatu aset dan modal utama pembangunan PHBS di masa depan yang perlu dijaga dan ditingkatkan. Penilaian PHBS dinilai melalui 10 alat ukur (indikator). Penerapan PHBS di Rumah Tangga menjadi upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Dalam mendukung pencapaian rumah tangga ber-phbs tidak hanya difokuskan pada salah satu anggota keluarga tetapi semua anggota keluarga tanpa 59

73 membedakan kedudukan, fungsi dan peranan masing-masing anggota keluarga dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Berikut adalah Capaian Rumah Tanggga Sehat sejak 2012 sampai dengan 2016 adalah : Tabel 4.7 Tabel Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS Tahun KETERANGAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Jumlah rumah tangga yang disurvey Jumlah rumah tangga sehat yang disurvey Persentase 40.52% 38.36% 41.87% 38.9% 34,8% Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan Cakupan Posyandu Purnama dan Mandiri Salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dibentuk dari dan untuk masyarakat itu sendiri. Posyandu merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat dengan dukungan teknis petugas Puskesmas. Pada perkembangannya posyandu dibagi menjadi 4 strata yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. Pembagian keempat strata posyandu tersebut berdasarkan pada pencapaian nilai telaah kemandirian posyandu. Di Kabupaten Lumajang terdapat posyandu yang terdiri dari 100 posyandu pratama (7,74%), 536 posyandu madya (41,49%), 609 posyandu purnama (47,14%), dan 47 posyandu mandiri (3,64%). Jumlah dan persentase posyandu berdasarkan stratanya seperti tampak pada gambar di bawah ini. 60

74 Gambar 4.6 Diagram Persentase Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan 2016 Pada tahun 2016 capaian posyandu PURI mengalami penurunan menjadi 50,77%. Capaian ini belum memenuhi target renstra dinas kesehatan tahun 2016 sebesar 68%. Beberapa hal yang menyebabkan tidak tercapainya target renstra tersebut adalah tidak adanya penyajian data balok SKDN di posyandu, program tambahan kurang dari 3 macam, tidak ada dana swadaya masyarakat di posyandu, rata-rata N/D kurang dari 60%, dan tidak adanya kegiatan penyuluhan kelompok di luar posyandu. Posyandu memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Berikut adalah Capaian Posyandu Puri sejak 2012 sampai dengan 2016 adalah : 61

75 Tabel 4.8 Tabel Capaian Posyandu Puri Tahun KETERANGAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Jumlah posyandu puri 811 posyandu 787 posyandu 810 posyandu 742 posyandu 656 posyandu Jumlah seluruh posyandu 1285 poyandu 1285 poyandu 1286 poyandu 1289 poyandu 1292 poyandu Persentase 63.11% 61.25% 62.99% 57.56% 50.77% 4.6 KEADAAN LINGKUNGAN Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki jamban sehat, tempat pembuangan sampah, sarana air bersih, sarana pembuangan air limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Depkes RI 2003). Pembinaan rumah sehat dilakukan melalui pemeriksaan (inspeksi sanitasi) yaitu pemeriksaan sanitasi dasar dan memberikan pembinaan terhadap penghuninya. Adapun rumah sehat yang dimaksud yakni bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat diantaranya memiliki jamban, penampungan sampah, sarana air bersih, sarana pembuangan limbah, ventilasi, kepadatan penghuni dan lantai tidak terbuat dari lantai. Berdasarkan hasil laporan puskesmas tahun 2016 menunjukkan jumlah rumah dibina yang memenuhi syarat sebanyak (72,08%) rumah dari rumah yang dibina (Lampiran Tabel 58). Total jumlah rumah yang memenuhi syarat (rumah sehat) sebanyak (81,67%) Institusi yang memenuhi syarat Kesehatan Institusi yang memenuhi syarat kesehatan meliputi sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, saranan ibadah, 62

76 perkantoran, dan sarana lain. Pembinaan institusi dan tempattempat umum bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) yaitu dengan mengisi format monitoring, kunjungan lapangan dan memberikan masukan kepada pengelolanya. Tujuan monitoring dan pembinaan adalah mengurangi resiko terhadap pengguna, penghuni, dan lingkungan dari dampak tertular dan munculnya penyakit. Institusi/tempat-tempat umum yang memenuhi syarat/dibina di Kabupaten Lumajang sepanjang tahun 2016 sebanyak 798 (76,29%) dari institusi/ttu yang ada (Lampiran Tabel 63) Sarana Air Bersih Air bersih meliputi air dalam kemasan Depot Air Minum (DAM) dan dari akses air bersih di masyarakat. Akses air di masyarakat menjadi bagian dari monitoring dan pembinaan di rumah sehat (inspeksi sanitasi rumah) dari jumlah Depot Air Minum (DAM). Persentase penduduk dengan akses terhadap air bersih yang layak berarti jumlah penduduk yang memiliki akses terhadap air bersih di bandingkan jumlah penduduk yang ada pada kurun waktu yang sama. Hasil pencatatan laporan sanitasi tedapat penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak atau sebesar 45,09% dari jumlah penduduk kabupaten (Lampiran Tabel 59) Sarana Sanitasi Dasar Upaya pemanfaatan kualitas air bersih akan berdampak positif jika diikuti dengan penyediaan sanitasi yang baik meliputi kepemilikan jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Dalam hal ini kaum perempuan memiliki peran utama dalam mengumpulkan, mengangkut, menggunakan dan mengelola air dan 63

77 memajukan praktek- praktek saniter namun hampir tidak pernah dilibatkan dalam pembuatan keputusan dalam sektor ini. Fokus pada peran gender memberi manfaat yang lebih besar dari sekedar kemampuan proyek untuk menyediakan air dan sanitasi yang baik, yang tercermin dalam beberapa aspek seperti proses penyediaan yang lebih baik, pengoperasian dan pemeliharaan yang lebih baik, pengembalian biaya, dan kesadaran terhadap higiene. Pada tahun 2016 di Kabupaten Lumajang berdasarkan data STBM jumlah penduduk yang dapat mengakses sanitasi layak (jamban sehat) sebanyak atau sebesar 59,4% dari jumlah penduduk kabupaten (Lampiran Tabel 61). Jumlah desa yang sudah melaksanakan Stop BAB sembarang sebanyak 86 (41,95%) dari 205 desa dan 15 desa dengan STBM atau sebesar 7,32% Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Tempat penglolaan makanan adalah tempat pengelolaan makanan meliputi jasa boga, rumah makan/restoran, depot air minum, makanan jajanan. Jumlah TPM pada tahun 2016 adalah TPM. Jumlah TPM yang memenuhi syarat hygiene sanitasi sebanyak 214 TPM dan 115 TPM tidak memenuhi syarat hygiene sanitasi. Beberapa TPM yang memenuhi syarat yakni sebanyak 26 TPM ditindaklanjuti dengan uji petik, sedangkan TPM yang tidak memenuhi syarat (48 TPM) ditindaklanjuti dengan pembinaan yang merupakan upaya perbaikan. 64

78 4.7 PROGRAM KESEHATAN OLAH RAGA DI BKOR-PIPPM BKOR-PIPPM (Balai Kesehatan Olah Raga dan Pusat Pencegahan Penyakit Metabolik) sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang merupakan penyelenggara upaya kesehatan olahraga yang berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan olahraga. Dalam kegiatannya BKOR-PIPPM juga sebagai rujukan pengetahuan dan teknis kesehatan olahraga serta pengembangan teknologi tepat guna pelayanan kesehatan olahraga. 1. Pelayanan Kebugaran Jasmani a) Senam Aerobik (Anak Sekolah, Aerobic Step, Gym Ball, Yoga) b) Senam Lansia c) Senam Ibu Hamil dan Klas Ibu d) Fitness Center e) Pengukuran Indeks Kebugaran Jasmani ( Umum & Atlit ) 2. Pelayanan Konsultasi Gizi a) Konsultasi Diit Penurunan & Kenaikan BB b) Konsultasi Gizi Penyakit Metabolik c) Konsultasi Gizi Remaja d) Konsultasi Gizi Atlit 3. Pelayanan Akupunktur a) Penyakit Metabolik b) Pelangsingan 4. Pelayanan Konsultasi Medis a) Konsultasi kesehatan bagi member b) Pemeriksaan pra partisipasi 65

79 4.8 PROGRAM PELAYANAN LABORATORIUM DI LABKESDA KABUPATEN LUMAJANG Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Lumajang merupakan instutisi Pemerintah Kabupaten Lumajang yang mengemban tugas melakukan pelayanan Laboratorium Klinis dan Laboratorium Kesehatan Lingkungan yang didirikan sejak tahun 2003, dengan tujuan untuk mendekatkan kepada masyarakat akan kebutuhan pelayanan laboratorium, baik dalam upaya menunjang penegakkan diganosa klinis, upaya deteksi dini pada kelompok resiko penyakit tertentu, maupun pemeriksaan aspek-aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat. 1. Hematologi Darah lengkap, hemoglobin, leukosit, hitung jenis, LED, thrombosit, hematokrit, eritrosit, eosinofil, retikulosit, waktu perdarahan (BT), waktu pembekuan (CT), PPT, KPTT, hapusan darah, golongan darah ABO, golongan darah Rhesus, malaria, microfilaria, viskositas darah, viskositas plasma, widal, rheumatoid arthritis 2. Urine Urine lengkap, protein, glukosa/reduksi, urobilin, bilirubin, sedimen, PH urine, berat jenis, urobilinogen, keton bodies/aseton, nitrit. 3. Tes Kehamilan 4. Jantung ECG (Elektro Cardiografi) 66

80 5. Faeces Faeces Lengkap 6. Faal Hati Albumin, globulin, bilirubin total direct, SGOT (AST), SGPT (ALT), gamma GT, Fosfatase Alkali, protein total, Cholinesterase 7. Lemak Cholesterol total, trigliserida, HDL cholesterol, LDL cholesterol, lipid total 8. Faal Ginjal Urea nitrogen (BUN), creatinin, urid acid/ asam urat, creatinin clearance, ureum 9. Gula Darah Gula darah puasa, gula darah 2 jam PP, gula darah sewaktu, tes toleransi glukosa 10. Mikrobiologi Prep. GO, Prep. Difteria, Prep. BTA, Prep.Tricomonas, Prep.Candida Albicans, Prep.Jamur/Spora 11. Lain-Lain Analisa sperma, tes narkoba (5 parameter), HIV/AIDS kualitatif, anti HCV, HBs Aq kualitatif, HBs Ab kualitatif, Pemeriksa Pap Smear 12. Lingkungan Mikrobiologi air, mikrobiologi makmin, kimia terbatas, kimia lengkap air bersih, kimia lengkap air minum, pemeriksaan limbah cair, kandungan borax, kandungan formalin, kandungan rodhamin. 67

81 4.9 PROGRAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI INSTALASI PERBEKALAN FARMASI KABUPATEN LUMAJANG IPFK adalah merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab Lumajang yang bertugas untuk mengelola obat publik dan perbekalan kesehatan guna memenuhi kepentingan masyarakat yang berobat ke Unit Pelayanan Kesehatan Dasar (Puskesmas) dan unit yang lain. Adapun tugas pokok IPFK adalah mulai dari perencanaan, penerimaan, penyimpanan dan pendistrbusian. Tugas pokok perencanaan dilakukan dengan metode konsumsi dan metode morbiditas berdasarkan pemakaian obat dari puskesmas serta kroscek dari usulan puskesmas. Untuk pekerjaan penerimaan obat diterima setelah pelaksanaan pengadaan obat oleh dinas kesehatan dan batuan hibah yang berupa obat obatan dari Dinas Kesehatan Propinsi yang diadministrasikan mulai dari pengecekan jumlah barang dan kwalitasnya kemudian dimasukkan dalam kartu stok obat dan stok opname tiap bulan. Tugas pokok penyimpanan yaitu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat- obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat tersebut. Tugas pokok pendistribusian obat yaitu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran obat obatan yang bermutu dengan cara permintaan dari puskesmas kemudiaan oleh IPFK diisi dan dilayani setiap 3 bulan sekali atau 2 bulan sekali. Dengan pendistribusian obat menggunakan sistem FEFO dan FIFO. 68

82

83 BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1 SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan salah satunya bisa dilihat dari pemenuhan akan sarana dan prasarana yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam bab ini akan diuraikan sarana dan prasarana kesehatan meliputi Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit, sarana kesehatan lain, serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). a. Puskesmas dan Jaringannya Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang yang melaksanakan tugas tugas operasional di wilayah kecamatan. Jumlah Puskesmas di Lingkungan Kabupaten Lumajang 25 Puskesmas Perawatan (Puskesmas dengan tempat tidur). Dalam memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas Induk dikembangkan Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan jumlah 51 buah dengan rasio Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Induk adalah 2,04 : 1 artinya setiap 1 Puskesmas didukung dengan 2-3 Puskesmas Pembantu. Tetapi masih terdapat 2 Puskesmas yang belum mempunyai pustu karena wilayah kerja puskesmas sedikit dengan luas wilayah desa yang tidak terlalu jauh. Disamping itu masih terdapat sarana penunjang lainnya yaitu 51 Puskesmas Keliling (Pusling) yang dapat membantu memberikan pelayanan kesehatan di luar gedung dan mempermudah akses masyarakat baik dalam mendapatkan informasi tentang kesehatan maupun pelayanan kesehatan dasar. 69

84 b. Rumah Sakit Adapun Rumah Sakit yang ada di wilayah Kabupaten Lumajang seluruhnya ada enam buah terdiri dari satu buah Rumah Sakit milik pemerintah antara lain RSUD dr. Haryoto, satu buah Rumah Sakit milik POLRI yaitu RS Bhayangkara, serta tiga buah RS swasta antara lain RS Wijaya Kusuma, RS Djatiroto dan RS Islam Lumajang. c. Sarana Kesehatan Lainnya Selain Puskesmas dan Rumah Sakit, keberadaan sarana penunjang kesehatan yang lain juga sangat membantu terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Adapun sarana kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 meliputi: a. Praktik Dokter umum sebanyak 133 buah b. Praktik Dokter Gigi sebanyak 51 buah c. Praktik Bidan sebanyak 528 buah d. Apotik sebanyak 34 buah e. Toko Obat sebanyak 2 buah f. Klinik rawat inap 4 buah g. Klinik rawat jalan 11 buah h. Gudang Farmasi Obat sebanyak 1 buah d. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan segala bentuk kegiatan kesehatan yang bersifat dari, oleh, dan untuk masyarakat. Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat 70

85 (UKBM) diantaranya adalah Posyandu Balita (Pos Pelayanan Terpadu), Posyandu Lansia, Poskesdes (Pos Kesehatan Desa), Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren), Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular), Polindes (Pondok Bersalin Desa), SBH (Saka Bhakti Husada), dan UKK (Upaya Kesehatan Kerja). Jumlah UKBM yang ada di Kabupaten Lumajang pada tahun 2016 diuraikan sebagai berikut: 1) Posyandu Balita (Pos Pelayanan Terpadu Balita) Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu merupakan wahana kegiatan keterpaduan KB-kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi dan penanggulangan diare. Penyelenggaraan dilakukan dengan pola lima meja antara lain meja 1 untuk pendaftaran, meja 2 untuk penimbangan bayi dan anak balita, meja 3 untuk pengisian KMS (kartu menuju sehat), meja 4 untuk peyuluhan perorangan - Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin A dosis tinggi. Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi, dan meja 5 untuk pelayanan tenaga propesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Pengembangan posyandu dikelompokkan dalam empat strata yaitu pratama, madya, purnama dan mandiri. Jumlah posyandu di Kabupaten Lumajang sebanyak

86 Gambar 5.1 Grafik Persentase Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Lumajang Tahun Sumber: Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun ) Polindes (Pondok Bersalin desa) Polindes adalah tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah dan dikelolah oleh bidan di bawah pengawasan dokter puskesmas dan memberikan pelayanan KIA-KB sesuai dengan kewenangan bidan kasus normal dan resiko sedang dengan tujuan memperluas jangkauan peningkatan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA-KB. Jumlah polindes di Kabupaten Lumajang pada tahun 2016 yaitu 148 yang terdiri dari 21 polindes dan 127 pengembangan polindes menjadi ponkesdes dimana tenaga kesehatan di ponkesdes terdiri dari bidan dan perawat. Dan terdapat 45 posbindu yang tersebar di 25 Puskesmas. 72

87 3) Desa Siaga dan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Suatu desa dikatakan sebagai desa siaga aktif jika desa tersebut minimal memiliki poskesdes yang buka setiap hari. Jumlah desa siaga yang terbentuk di Kabupaten Lumajang sebanyak 205 buah dari 205 desa/kelurahan yang ada dan seluruhnya (100%) tergolong desa siaga aktif. Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa dan merupakan salah satu kriteria untuk pembentukan desa siaga. Jumlah poskesdes yang ada di Kabupaten Lumajang sebanyak 205 buah dari 205 desa/kelurahan yang ada. 5.2 TENAGA KESEHATAN Keberadaan tenaga kesehatan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan. Tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga dari segi kualitas. Tenaga kesehatan (teknis) tidak hanya mencakup tenaga dokter, perawat, ataupun bidan tetapi juga tenaga kesehatan lainnya seperti ahli gizi, apoteker, sanitarian, laborat, dan ahli kesehatan masyarakat lainnya. Disamping itu guna mengoptimalkan hasil pembangunan kesehatan diperlukan juga tenaga non teknis kesehatan. Keberadaan 73

88 tenaga non teknis kesehatan ini berfungsi untuk mendukung tenaga teknis dalam hal pekerjaan yang tidak berhubungan dengan teknis kesehatan. Sehingga tenaga teknis akan lebih fokus pada kegiatan teknis kesehatan dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat. Beberapa jenis kegiatan non teknis misalnya pekarya kesehatan, sopir, administrasi dan tata usaha, keuangan, teknisi komputer, serta tenaga kebersihan. a. Tenaga Medis Tenaga medis terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi spesialis, dan dokter gigi. Tabel berikut ini adalah persebaran tenaga medis berdasarkan unit pelayanan: Tabel 5.1 Tabel Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 No TENAGA PUSK RS 1 Dokter Spesialis SAR- KES KLINIK DI DINKES DIKNAKES /DIKLAT JUMLAH Dokter Umum Dokter Spesialis Gigi Dokter Gigi Jumlah Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun 2016 Ratio tenaga dokter umum per penduduk tahun 2016 sebesar 6,38. Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 dan standart dari WHO sebesar 40 per penduduk. 74

89 Sedangkan ratio dokter gigi per penduduk tahun 2016 sebesar 2,81. Ratio tersebut juga masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 11 per penduduk. b. Tenaga Keperawatan Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan tenaga bidan. Tabel berikut ini adalah persebaran tenaga keperawatan berdasarkan unit pelayanan: Tabel 5.2 Tabel Jumlah Tenaga Keperawatan di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 No TENAGA PUSK RS SARKES KLINIK DI DINKES DIKNAKES /DIKLAT JUMLAH 1 Perawat Perawat Gigi Bidan Jumlah Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun 2016 Ratio tenaga perawat per penduduk tahun 2016 sebesar 81,07. Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 dan standart dari WHO sebesar 117,5 per penduduk. Sedangkan ratio bidan per penduduk sebesar 36,66 yang juga masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 100 per penduduk. 75

90 c. Tenaga Farmasi Tenaga farmasi terdiri dari tenaga apoteker dan asisten apoteker. Tabel berikut ini adalah persebaran tenaga farmasi berdasarkan unit pelayanan: Tabel 5.3 Tabel Jumlah Tenaga Kefarmasian di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 No TENAGA PUSK RS SARKES KLINIK DI DINKES DIKNAKES/ DIKLAT JUMLAH 1 Apoteker Asisten Apoteker Jumlah Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun 2016 Ratio tenaga farmasi per penduduk tahun 2016 sebesar 9,77 orang. d. Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga kesehatan masyarakat terdiri dari ahli kesehatan masyarakat, sanitarian, dan ahli gizi. Tabel berikut ini adalah persebaran tenaga kesehatan masyarakat berdasarkan unit pelayanan: 76

91 Tabel 5.4 Tabel Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, dan Gizi di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 No TENAGA PUSK RS SARKES KLINIK DI DINKES DIKNAKES / DIKLAT JUMLAH 1 Ahli Kesmas Sanitarian Gizi Jumlah Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun 2016 Ratio tenaga kesehatan masyarakat per penduduk tahun 2016 sebesar 3,19. Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 10 per penduduk. Ratio tenaga sanitarian tahun 2016 sebesar 2.42 per penduduk. Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per penduduk. Sedangkan ratio tenaga gizi per penduduk tahun 2016 sebesar 3,48. Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 22 per penduduk. e. Tenaga Keterapian Fisik Tenaga keterapian fisik terdiri dari fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, dan akupunturis. Tabel berikut ini adalah persebaran tenaga keterapian fisik berdasarkan unit pelayanan: 77

92 Tabel 5.5 Tabel Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 No TENAGA PUSK RS SAR- KES KLINIK DI DINKES DIKNAKES /DIKLAT JUMLAH 1 Fisioterapi Terapi Okupasi Terapi Wicara Akupunturis Jumlah Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun 2016 Rasio tenaga keterapian fisik per penduduk tahun 2016 sebesar 0,48. f. Tenaga Keteknisian Medik Tenaga keteknisian medis terdiri dari radiographer, radioterapis, teknisi elektromedis, teknisi gigi, analis kesehatan, refraksionis optisien, ortotik prostetik, rekam medis, teknisi transfusi darah, dan ahli madya kardiovaskuler. Namun di Kabupaten Lumajang sendiri pada tahun 2016 hanya tersedia beberapa teknisi medis sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini: 78

93 Tabel 5.6 Tabel Jumlah Tenaga Keteknisian Medik di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 No TENAGA PUSK RS SAR- KES KLINIK DI DINKES DIKNAKES /DIKLAT JUM- LAH 1 Radiografer Radioterapis Teknisi Elektromedis Teknik Gigi Analis Kesehatan Refraksionis Rekam Medis Jumlah Sumber : Lampiran Tabel Profil Kesehatan Tahun 2016 Ratio tenaga keteknisian medis per penduduk tahun 2016 sebesar 7,84. g. Tenaga Non Kesehatan Tenaga non kesehatan di pelayanan kesehatan Kabupaten Lumajang terdiri dari pekarya, tata usaha, sopir, keuangan dan tenaga non kesehatan lainnya yang berjumlah 754 orang dan didistribusikan antara lain di Dinas Kesehatan, Puskesmas, Sarana Kesehatan (Laboratorium Kesehatan, Instalasi Perbekalan Farmasi Kesehatan, dan Balai Kesehatan Olah Raga), Institusi Diknakes/ Diklat dan Rumah Sakit. 79

94 5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN Pelaksanaan pembangunan kesehatan diwujudkan dengan adanya program-program sektor kesehatan dan program bantuan pembangunan kesehatan. Jumlah anggaran kesehatan di Dinas Kesehatan tahun 2016 sebesar Rp atau sebesar 11.25% dari total anggaran kabupaten. Anggaran kesehatan tersebut bersumber dari APBD (Rumah sakit dan Dinas Kesehatan) sebesar 86.78% dari total anggaran kesehatan Kabupaten, dan APBN (Dana dekon, TP, BOK) sebesar 13.22% dari total anggaran kesehatan Kabupaten. 80

95

96 BAB 6 PENUTUP Profil Kesehatan merupakan sumber data resmi kesehatan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang. Dengan tersedianya Profil Kesehatan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data yang diperlukan baik oleh dinas kesehatan maupun oleh instansi lain. Dengan demikian diharapkan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat dapat berjalan secara sinergis dan berkesinambungan. Dinas Kesehatan sebagai pelaksana telah berupaya melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang dijabarkan dalam renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dimana tahun 2015 merupakan awal perjalanan lima tahun dalam menyelenggarakan pemerintahan. Dan dalam pelaksanaannya telah mulai menunjukkan keberhasilan untuk mewujudkan masayarakat Lumajang yang sehat dan bermartabat meskipun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kendala yang dihadapi sehingga kedepannya dapat meningkatkan pelayanan. Capaian indicator Sasaran dalam Renstra Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut : 81

97 Indikator Kinerja Sasaran Renstra Target Tahun 2016 Capaian Tahun 2016 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani 100% 113,49% Cakupan Linakes 99% 98,81% Cakupan K 4 95% 88,44% Cakupan ibu nifas 97% 93,88% Cakupan peserta KB aktif 70% 84,91% Cakupan Neonatus dengan 100% 72,04% komplikasi yang ditangani Cakupan Kunjungan bayi 90% 96,8% Cakupan pelyanan anak balita 90% 85,41% Cakupan penemuan dan penanganan DBD yang ditangani Cakupan penemuan dan penanganan pasien baru TB Paru BTA (+) yang ditangani < 100% 100% 70% 68,98% Cakupan penemuan dan penanganan pneumonia balita 32% 81,18% Cakupan penemuan dan penanganan kasus diare 97% 62,98% AFP rate per penduduk < 15 th > 2 2,16 Cakupan penemuan penderita dan penanganan kasus HIV 100% 100% Cakupan penemuan penderita dan penanganan kasus kusta 100% 100% Cakupan desa/kelurahan UCI 70,0% 72,20% Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam 100% 100% Tertanggulanginya KLB < 24 jam 100% 100% Rumah tangga yang mempunyai akses terhadap sanitasi dasar 87% 59,4% Cakupan desa/kelurahan siaga aktif 71% 100% Meningkatnya cakupan posyandu purnama mandiri 68% 50,77% Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% 100% Prevalensi balita gizi buruk 0,62% 0,6% Cakupan gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 82

98 cakupan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) bagi bayi dan anak usia 6-24 bln dari Gakin Cakupan kunjungan rawat jalan puskesmas (contact rate) Cakupan kunjungan rawat inap puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien maskin Cakupan pelayanan kesehatan dasar maskin 100% 26,97% > 15% 28,88% 1,5% 3,0% < 15% 0,43% < 25% 48,22% Kedepannya diharapkan profil kesehatan ini dapat menyajikan data yang mempunyai kreadibilatas dan keakurasian sehingga dapat dijadikan patokan dalam menentukan kebijakan. 83

99

100 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah #REF! Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan #REF! Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 504, ,016 1,033,698 Jiwa Tabel 2 4 Rata-rata jiwa/rumah tangga #REF! Jiwa Tabel 1 5 Kepadatan Penduduk /Km 2 #REF! Jiwa/Km 2 Tabel 1 6 Rasio Beban Tanggungan 43.6 per 100 penduduk produktif Tabel 2 7 Rasio Jenis Kelamin 95.4 Tabel 2 8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf % Tabel 3 9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs 50, , , % Tabel 3 b. SMA/ SMK/ MA 50, , , % Tabel 3 c. Sekolah menengah kejuruan 7, , , % Tabel 3 d. Diploma I/Diploma II , , % Tabel 3 e. Akademi/Diploma III , , % Tabel 3 f. Universitas/Diploma IV 12, , , % Tabel 3 g. S2/S3 (Master/Doktor) 2, , % Tabel 3 B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 7,906 7,312 15,218 Tabel 4 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) per Kelahiran Hidup Tabel 4 12 Jumlah Kematian Neonatal neonatal Tabel 5 13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) per Kelahiran Hidup Tabel 5 14 Jumlah Bayi Mati bayi Tabel 5 15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) per Kelahiran Hidup Tabel 5 16 Jumlah Balita Mati Balita Tabel 5 17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) per Kelahiran Hidup Tabel 5 18 Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu 18 Ibu Tabel 6 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 118 per Kelahiran Hidup Tabel 6

101 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA Kasus Tabel 7 Proporsi kasus baru TB BTA % Tabel 7 CNR kasus baru BTA per penduduk Tabel 7 Jumlah seluruh kasus TB ,146 Kasus Tabel 7 CNR seluruh kasus TB per penduduk Tabel 7 Kasus TB anak 0-14 tahun 6.81 % Tabel 7 Persentase BTA+ terhadap suspek % Tabel 8 Angka kesembuhan BTA % Tabel 9 Angka pengobatan lengkap BTA % Tabel 9 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA % Tabel 9 Angka kematian selama pengobatan per penduduk Tabel 9 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani % Tabel Jumlah Kasus HIV Kasus Tabel Jumlah Kasus AIDS Kasus Tabel Jumlah Kematian karena AIDS Jiwa Tabel Jumlah Kasus Syphilis Kasus Tabel Donor darah diskrining positif HIV % Tabel Persentase Diare ditemukan dan ditangani % Tabel Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Kasus Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) per penduduk Tabel 14 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 6.51 % Tabel 15 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 5.92 % Tabel 15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #REF! per penduduk Tabel 15 Angka Prevalensi Kusta per Penduduk Tabel 16 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) % Tabel 17 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) % Tabel Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th 2.16 per penduduk <15 tahun Tabel 18 Jumlah Kasus Difteri Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Pertusis Kasus Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19

102 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran Jumlah Kasus Campak Kasus Tabel 20 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20 Jumlah Kasus Polio Kasus Tabel 20 Jumlah Kasus Hepatitis B Kasus Tabel Incidence Rate DBD per penduduk Tabel Case Fatality Rate DBD % Tabel Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) per penduduk berisiko Tabel Case Fatality Rate Malaria % Tabel Angka Kesakitan Filariasis per penduduk Tabel Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi % Tabel Persentase obesitas % Tabel Persentase IVA positif pada perempuan usia tahun 0.42 % Tabel % tumor/benjolan payudara pada perempuan tahun 1.39 % Tabel Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam % Tabel 28 C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 104 % Tabel Kunjungan Ibu Hamil (K4) % Tabel Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan % Tabel Pelayanan Ibu Nifas % Tabel Ibu Nifas Mendapat Vitamin A % Tabel Ibu hamil dengan imunisasi TT % Tabel Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe % Tabel Penanganan komplikasi kebidanan % Tabel Penanganan komplikasi Neonatal % Tabel Peserta KB Baru % Tabel Peserta KB Aktif % Tabel Bayi baru lahir ditimbang % Tabel Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) % Tabel Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) % Tabel Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) % Tabel Bayi yang diberi ASI Eksklusif % Tabel Pelayanan kesehatan bayi % Tabel Desa/Kelurahan UCI % Tabel Cakupan Imunisasi Campak Bayi % Tabel Imunisasi dasar lengkap pada bayi % Tabel Bayi Mendapat Vitamin A % Tabel 44

103 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 60 Anak Balita Mendapat Vitamin A % Tabel Baduta ditimbang % Tabel Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) % Tabel Pelayanan kesehatan anak balita % Tabel Balita ditimbang (D/S) % Tabel Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) % Tabel Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan % Tabel Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat % Tabel Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1.14 Tabel SD/MI yang melakukan sikat gigi massal sekolah Tabel SD/MI yang mendapat pelayanan gigi sekolah Tabel Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) % Tabel Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) % Tabel Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut % Tabel Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) % Tabel 52 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan % Tabel Cakupan Kunjungan Rawat Jalan % Tabel Cakupan Kunjungan Rawat Inap % Tabel Angka kematian kasar/gross Death Rate (GDR) di RS per pasien keluar Tabel Angka kematian murni/nett Death Rate (NDR) di RS per pasien keluar Tabel Bed Occupation Rate (BOR) di RS % Tabel Bed Turn Over (BTO) di RS Kali Tabel Turn of Interval (TOI) di RS 1.24 Hari Tabel Average Length of Stay (ALOS) di RS 3.19 Hari Tabel 56 C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-phbs % Tabel 57

104 ANGKA/NILAI NO INDIKATOR No. Lampiran L P L + P Satuan C.4 Keadaan Lingkungan 88 Persentase rumah sehat % Tabel Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak #REF! % Tabel Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan % Tabel Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) #REF! % Tabel Desa STBM 7.32 % Tabel Tempat-tempat umum memenuhi syarat % Tabel 63 TPM memenuhi syarat higiene sanitasi % Tabel 64 TPM tidak memenuhi syarat dibina % Tabel 65 TPM memenuhi syarat diuji petik % Tabel 65 D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan 94 Jumlah Rumah Sakit Umum 5.00 RS Tabel Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel Jumlah Puskesmas Rawat Inap Tabel Jumlah Puskesmas non-rawat Inap - Tabel 67 Jumlah Puskesmas Keliling Tabel 67 Jumlah Puskesmas pembantu Tabel Jumlah Apotek Tabel RS dengan kemampuan pelayanan gadar level % Tabel Jumlah Posyandu 1, Posyandu Tabel Posyandu Aktif % Tabel Rasio posyandu per 100 balita 1.77 per 100 balita Tabel UKBM Poskesdes Poskesdes Tabel 70 Polindes Polindes Tabel 70 Posbindu Posbindu Tabel Jumlah Desa Siaga Desa Tabel Persentase Desa Siaga % Tabel 71 D.2 Tenaga Kesehatan 106 Jumlah Dokter Spesialis Orang Tabel Jumlah Dokter Umum Orang Tabel Rasio Dokter (spesialis+umum) 8.90 per penduduk Tabel Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis Orang Tabel 72

105 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 2.81 per penduduk 111 Jumlah Bidan Orang Tabel Rasio Bidan per penduduk per penduduk Tabel Jumlah Perawat Orang Tabel Rasio Perawat per penduduk per penduduk Tabel Jumlah Perawat Gigi Orang Tabel Jumlah Tenaga Kefarmasian Orang Tabel Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan Orang Tabel Jumlah Tenaga Sanitasi Orang Tabel Jumlah Tenaga Gizi Orang Tabel 77 D.3 Pembiayaan Kesehatan 120 Total Anggaran Kesehatan 271,845,148,147 Rp Tabel APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota % Tabel Anggaran Kesehatan Perkapita 262, Rp Tabel 81

106 TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK (km 2 DESA KELURAHAN PENDUDUK ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km Tempursari ,273 8, Pronojiwo ,596 9, Candipuro ,910 18, Pasirian ,948 23, Tempeh ,939 22, , Lumajang ,868 22, , Sumbersuko ,831 9, , Tekung ,447 9, , Kunir ,077 14, Yosowilangun ,076 16, Rowokangkung ,073 9, Jatiroto ,471 11, Randuagung ,500 17, Sukodono ,303 14, , Padang ,552 10, Pasrujambe ,861 10, Senduro ,053 13, Gucialit ,070 6, Kedungjajang ,676 12, Klakah ,501 14, Ranuyoso ,673 11, JUMLAH (KAB/KOTA) 1, ,033, , Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Lumajang - PMK nomor HK.02.02/MENKES/ 117/2015 yang diolah Dinkes Kab. Lumajang

107 TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2016 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN ,294 35,867 73, ,269 38,383 78, ,857 39,140 79, ,074 36,911 75, ,457 37,358 73, ,076 36,331 70, ,935 38,017 72, ,984 40,709 77, ,426 41,255 78, ,369 41,811 80, ,530 38,796 74, ,569 33,523 65, ,505 25,046 50, ,397 18,052 34, ,214 12,632 22, ,726 15,185 24, JUMLAH 504, ,016 1,033, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 44 Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota - Umur Tunggal Pusdatin

108 TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2016 NO VARIABEL LAKI-LAKI JUMLAH PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 426, , ,417 PERSENTASE 2 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: 390, , , a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 119, , , b. SD/MI 183, , , c. SMP/ MTs 50,290 59, , d. SMA/ MA 50,065 42,159 92, e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 7,189 9,064 16, f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 883 2,374 3, g. AKADEMI/DIPLOMA III 625 1,655 2, h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 12,384 14,333 26, i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 2, , Sumber: BPS Kab. Lumajang

109 TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2016 NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS HIDUP LAKI-LAKI MATI HIDUP + MATI JUMLAH KELAHIRAN PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI Tempursari Tempursari Pronojiwo Pronojiwo Candipuro Candipuro Penanggal Pasirian Pasirian Bades Tempeh Tempeh Gesang Lumajang Rogotrunan , , Sumbersuko Labruk Kidul Tekung Tekung Kunir Kunir Yosowilangun Yosowilangun Rowokangkung Sumbersari Jatiroto Jatiroto Randuagung Randuagung Tunjung Sukodono Sukodono Padang Padang Pasrujambe Pasrujambe Senduro Senduro Gucialit Gucialit Kedungjajang Kedungjajang Klakah Klakah Ranuyoso Ranuyoso JUMLAH (KAB/KOTA) 7, ,974 7, ,360 15, ,334 ANGKA LAHIR MATI PER KELAHIRAN (DILAPORKAN) Sumber: Laporan data kematian Kab. Lumajang Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

110 TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TAHUN 2016 NO KECAMATAN PUSKESMAS Tempursari Tempursari Pronojiwo Pronojiwo Candipuro Candipuro Penanggal Pasirian Pasirian Bades Tempeh Tempeh Gesang Lumajang Rogotrunan Sumbersuko Labruk Kidul Tekung Tekung Kunir Kunir Yosowilangun Yosowilangun Rowokangkung Sumbersari Jatiroto Jatiroto Randuagung Randuagung Tunjung Sukodono Sukodono Padang Padang Pasrujambe Pasrujambe Senduro Senduro Gucialit Gucialit Kedungjajang Kedungjajang Klakah Klakah Ranuyoso Ranuyoso JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) Sumber: Lb3 anak NEONATAL JUMLAH KEMATIAN LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN ANAK BAYI BALITA NEONATAL BALITA a ANAK BAYI a BALITA NEONATAL BAYI BALITA a ANAK BALITA Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi - a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal BALITA

111 TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TAHUN 2016 KEMATIAN IBU NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH LAHIR HIDUP JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU < 20 tahun tahun 35 tahun JUMLAH < 20 tahun tahun 35 tahun JUMLAH < 20 tahun tahun 35 tahun JUMLAH < 20 tahun tahun 35 tahun JUMLAH Tempursari Tempursari Pronojiwo Pronojiwo Candipuro Candipuro Penanggal Pasirian Pasirian Bades Tempeh Tempeh Gesang Lumajang Rogotrunan 1, Sumbersuko Labruk Kidul Tekung Tekung Kunir Kunir Yosowilangun Yosowilangun Rowokangkung Sumbersari Jatiroto Jatiroto Randuagung Randuagung Tunjung Sukodono Sukodono Padang Padang Pasrujambe Pasrujambe Senduro Senduro Gucialit Gucialit Kedungjajang Kedungjajang Klakah Klakah Ranuyoso Ranuyoso JUMLAH (KAB/KOTA) 15, ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber: Laporan data kematian Kab. Lumajang Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

112 TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TAHUN 2016 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SELURUH JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK JUMLAH PENDUDUK KASUS TB 0-14 TAHUN L P L P L+P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Tempursari Tempursari 14,561 14,712 29, Pronojiwo Pronojiwo 16,185 16,411 32, Candipuro Candipuro 18,433 18,869 37, Penanggal 12,953 13,655 26, Pasirian Pasirian 25,335 26,602 51, Bades 16,712 17,299 34, Tempeh Tempeh 25,004 26,596 51, Gesang 14,456 14,883 29, Lumajang Rogotrunan 40,360 42,508 82, Sumbersuko Labruk Kidul 16,877 17,954 34, Tekung Tekung 16,403 17,044 33, Kunir Kunir 25,747 27,330 53, Yosowilangun Yosowilangun 28,161 29,915 58, Rowokangkung Sumbersari 17,138 17,935 35, Jatiroto Jatiroto 22,896 23,575 46, Randuagung Randuagung 19,316 20,271 39, Tunjung 11,277 11,636 22, Sukodono Sukodono 25,331 25,972 51, Padang Padang 17,293 18,259 35, Pasrujambe Pasrujambe 17,490 18,371 35, Senduro Senduro 21,731 22,322 44, Gucialit Gucialit 11,655 12,415 24, Kedungjajang Kedungjajang 21,410 23,266 44, Klakah Klakah 25,433 27,068 52, Ranuyoso Ranuyoso 22,525 24,148 46, RSUD dr. Haryoto JUMLAH (KAB/KOTA) 504, ,016 1,033, , CNR KASUS BARU TB BTA+ PER PENDUDUK CNR SELURUH KASUS TB PER PENDUDUK Sumber: Laporan tribulan TB Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: #REF!

113 TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TAHUN 2016 TB PARU NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK % BTA (+) BTA (+) TERHADAP SUSPEK L P L + P L P L + P L P L + P Tempursari Tempursari Pronojiwo Pronojiwo Candipuro Candipuro Penanggal Pasirian Pasirian Bades Tempeh Tempeh Gesang Lumajang Rogotrunan , Sumbersuko Labruk Kidul Tekung Tekung Kunir Kunir Yosowilangun Yosowilangun Rowokangkung Sumbersari Jatiroto Jatiroto Randuagung Randuagung Tunjung Sukodono Sukodono Padang Padang Pasrujambe Pasrujambe Senduro Senduro Gucialit Gucialit Kedungjajang Kedungjajang Klakah Klakah Ranuyoso Ranuyoso RSUD dr. Haryoto JUMLAH (KAB/KOTA) 3,857 3,585 7, Sumber: Laporan tribulan TB Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

114 TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TAHUN 2016 NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+) DIOBATI* ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) L P L + P L ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE) P L + P ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR) JUMLAH KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P Tempursari Tempursari Pronojiwo Pronojiwo Candipuro Candipuro Penanggal Pasirian Pasirian Bades Tempeh Tempeh Gesang Lumajang Rogotrunan Sumbersuko Labruk Kidul Tekung Tekung Kunir Kunir Yosowilangun Yosowilangun Rowokangkung Sumbersari Jatiroto Jatiroto Randuagung Randuagung Tunjung Sukodono Sukodono Padang Padang Pasrujambe Pasrujambe Senduro Senduro Gucialit Gucialit Kedungjajang Kedungjajang Klakah Klakah Ranuyoso Ranuyoso RSUD dr. Haryoto RS RTP Jatiroto 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER PENDUDUK Sumber: Laporan tribulan TB Keterangan: * kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

115 TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TAHUN 2016 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L + P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Tempursari Tempursari 1, , Pronojiwo Pronojiwo 1,196 1,112 2, Candipuro Candipuro 1,362 1,279 2, Penanggal , Pasirian Pasirian 1,871 1,803 3, Bades 1,236 1,171 2, Tempeh Tempeh 1,847 1,804 3, Gesang 1,070 1,010 2, Lumajang Rogotrunan 2,983 2,885 5, Sumbersuko Labruk Kidul 1,246 1,217 2, Tekung Tekung 1,212 1,156 2, Kunir Kunir 1,903 1,852 3, Yosowilangun Yosowilangun 2,080 2,027 4, Rowokangkung Sumbersari 1,266 1,216 2, Jatiroto Jatiroto 1,693 1,597 3, Randuagung Randuagung 1,427 1,375 2, Tunjung , Sukodono Sukodono 1,871 1,760 3, Padang Padang 1,278 1,239 2, Pasrujambe Pasrujambe 1,293 1,245 2, Senduro Senduro 1,606 1,514 3, Gucialit Gucialit , Kedungjajang Kedungjajang 1,583 1,578 3, Klakah Klakah 1,879 1,836 3, Ranuyoso Ranuyoso 1,665 1,639 3, rumah sakit rawat jalan 24 rumah sakit rawat inap 277 JUMLAH (KAB/KOTA) 37,294 35,867 73,161 1,660 1,596 3,256 1, , , PERSENTASE PERKIRAAN KASUS 4.45% Sumber: Laporan bulanan pneumonia Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Persentase perkiraan kasus pneumonia pada balita berbeda untuk setiap provinsi, sesuai hasil riskesdas 2013 PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013 Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Jl. S. Parman No. 13 Lumajang PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013 TIM

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2012 TIM PENYUSUN Penanggung Jawab Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Dr. Buntaran Suprianto, M.Kes Ketua

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) 222061 SUKABUMI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 440/ 053 /DINKES/2016 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lumajang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG. dr. TRIWORO SETYOWATI Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Lumajang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG. dr. TRIWORO SETYOWATI Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Lumajang tahun 2014 ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan gambaran dari hasil berbagai program kesehatan yang dilaksanakan di Lumajang tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KESEHATAN Jl. Pangeran Moehamad Amin Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Telp. 0733-4540076 Fax 0733-4540077 MUARA BELITI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN Jalan Simpang L.A. Sucipto No. 45 Telp. (0341) 406878 M A L A N G KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG NOMOR : 188.47/ 95 / 35.73.306/ 2015 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN N O SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET (%) PENGERTIAN FORMULA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN ESELON II POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN ESELON III ESELON IV VISI MISI SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS NAMA PROGRAM SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SASARAN

Lebih terperinci

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan 2. URUSAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci