KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015"

Transkripsi

1 Targe t Tar get

2 KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat rahmat dan karunia-nya, kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia (Sekretariat KKI) Tahun LAKIP ini berisi informasi tentang capaian kinerja dan pertanggungjawaban atas keberhasilan/kegagalan kegiatan Sekretariat KKI dalam memfasilitasi penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta wewenang Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) termasuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) selama tahun 2015 untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mempunyai tugas melakukan registrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan, dan melakukan pembinaan dalam rangka penjaminan mutu dan perlindungan pada masyarakat sebagai penerima pelayanan kedokteran/kedokteran gigi. Amanah undang-undang tersebut di atas diterjemahkan ke dalam RENSTRA KKI , yang dijabarkan dalam program jangka pendek, jangka panjang dalam bidang pendidikan, registrasi, pembinaan dan kesekretariatan. Strategi Utama KKI adalah menerapkan sistem registrasi dan monitoring dokter dan dokter gigi secara online di seluruh Indonesia, menegakkan profesionalisme dokter dan dokter gigi dalam praktik kedokteran, dan memastikan penerapan standar nasional pendidikan profesi dokter dan dokter gigi, serta meningkatkan kemitraan dengan orgasnisasi profesi, instansi pemerintah dan non pemerintah untuk menerapkan praktik kedokteran yang melindungi masyarakat. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 i

3 Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2015 ini berpedoman kepada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2416/MENKES/PER/XI/2011 tanggal 01 Desember 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan. Pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang KKI yang diuraikan dalam LAKIP Sekretariat KKI ini merupakan hasil kerja keras seluruh unsur pimpinan dan anggota Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Majelis Kehormatan Displin Kedokteran Indonesia (MKDKI) dan seluruh pegawai/karyawan Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, serta kontribusi seluruh stakeholders yang telah bersama-sama berupaya meningkatakan kualitas mutu pelayanan kesehatan. Akhir kata, dalam kesempatan ini kami patut menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggi kepada semua pihak. Semoga LAKIP Sekretariat KKI ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja. Jakarta, Januari 2015 Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia drg. ASTRID, MH.Kes NIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 ii

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii RINGKASAN EKSEKUTIF... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Tugas Pokok dan Fungsi... 3 D. Sistematika... 4 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 5 A. Perencanaan Kinerja Visi dan Misi Peta Strategis Konsil Kedokteran Indonesia Tujuan dan Sasaran Rencana Strategi Indikator Kegaitan Pengelolaan KKI Program tahun B. Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN A. Pengukuran Kinerja dan Analisis Pencapaian Kinerja Pengukuran Kinerja Analisis Pencapaian Kinerja B. Kegiatan lain Target dan Hasil Pencapaiannya Analisis dan capaian kegiatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 iii

5 C. Sumber Daya Sumber Daya Manusia Sumber Daya Anggaran Sumber Daya Sarana dan Prasarana BAB IV KESIMPULAN LAMPIRAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 iv

6 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akutabilitas Sekretariat KKI tahun 2015 ini secara garis besar berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama satu tahun. Rencana Kinerja (Perfomance Plan) 2015 dan Penetapan Kinerja 2015 merupakan program kerja yang ingin dicapai semalam tahun 2015 yang sepenuhnya mengancu pada Rencana Strategis Konsil Kedokteran Indonesia. Sementara itu, capaian hasil realisasi seluruh Secara keseluruhan hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia memenuhi sasaran strategis yang ditargetkan kegiatan selama tahun 2015 yang memang diarahkan bagi pemenuhan target yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) Tahun Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia memenuhi Sasaran Strategis yang ditargetkan. Pengukuran keberhasilan kinerja dilakukan dengan membandingkan target yang ingin capai dengan target tahun lalu. Adapun target pencapaian sasaran kinerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia yang dituangkan dalam RKP Sekretariat KKI tahun 2015 sebagai berikut : No Kegiatan Sasaran Indikator Target Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia Meningkatnya pelayanan registrasi dan penyelenggaraan standarisasi pendidikan profesi, pembinaan serta penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi 1. Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan 2. Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 v

7 Di dalam mencapai sasaran Renstra KKI dan juga indikator kinerja Sekretraiat KKI dalam Renstra Kementerian kesehatan maka program utama Sekretariat KKI adalah Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya yang dituangkan dalam Kegiatan Dukungan Manajemen Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2015 yang dijabarkan dalam 9 (sembilan) output kegiatan sebagai berikut : No Output Kegiatan Penanganan Kasus Pengaduan Pelanggaran Disiplin Dokter dan 1 Dokter Gigi Laporan Layanan Surat Tanda Regstrasi (STR) Dokter dan Dokter 2 Gigi (PNBP) 3 Pengembangan Media Informasi KKI 4 Kebijakan dan Ketentuan KKI Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Program pembinaan dan 5 Evaluasi 6 Layanan Perkantoran 7 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 8 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 9 Gedung/Bangunan Hasil pencapaian idikator kinerja utama Set KKI yaitu penangannan kasus pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi dan jumlah STR dokter dan dokter gigi, dimana untuk indikator pertama tidak bisa memenuhi target dikarenakan adanya penyesuaian dalam penanganan pengaduan dugaan pelanggaran displin dalam menerapkan Perkonsil 32 Tahun 2014 tentang tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi, sedangkan untuk indikator utama yang kedua melebihi target dikarenakan jumlah lulusan baru tidak dapat diprediksi secara akurat. Sedangkan untuk indikator pedukung hasilnya mencapai target yang ditetapkan. Tabel pencapaian pelaksanaan kegiatan tahun 2015 dapat disampaikan sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 vi

8 Tabel Capaian Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2015 Kegiatan Sasaran Indikator kinerja utama Target 2015 Capaian % Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia Meningkatnya pelayanan registrasi dan penyelenggaraan standarisasi pendidikan profesi, pembinaan serta penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi 1. Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang terselesaikan 2. Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) dokter dan dokter gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu , ,23 Indikator kinerja lain (pendukung) Target 2015 Capaian % 3. Jumlah Produk/Kebijakan KKI ,57 4. Dukungan Administrasi KKI 100% (12 bln) ,00 Walaupun pencapaian kinerja sudah cukup baik, namun masih ada permasalahan yang menghadang, yaitu antara lain : Belum optimalnya penanganan kasus di daerah, dimana kurangnya dukungan dari aparat kesehatan di daerah (Dinkes Prop/Kab/Kota, Rumah Sakit, serta Organisasi Profesi tingkat wilayah/cabang) dalam hal pelaksanaan keputusan penegakkan disiplin, adanya penyesuaian dalam penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin baik dalam menerapkan Perkonsil 32 tahun 2014 tentang tata cara Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi. Pemecahannya adalah dengan koordinasi dan advokasi dengan Organisasi Profesi, Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan penegakkan disiplin, melalui rapat koordinasi wilayah, bimbingan teknis, rapat Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 vii

9 kerja, dan lain-lain. Sehingga aparat kesehatan terkait dapat melaksanakan hasil keputusan penegakkan disiplin sesuai dengan tugas dan perannya sebagaimana tercantum dalam Undang Undang nomor 29 tahun Anggaran yang dialokasikan pada tahun 2015 untuk Sekretrariat KKI adalah sebesar Rp. 32,998,882,000,- (tiga puluh dua miyar sembilan ratus sembilan puluh delapan juta delapan ratus delapan puluh dua ribu rupiah). Sedangkan realisasi anggaran untuk kegiatan-kegiatan diatas pada tahun 2015 sejumlah Rp. 22,996,184,555,- (dua puluh dua milyar sembilan ratus sembilan puluh enam juta seratus delapan puluh empat ribu lima ratus lima puluh lima rupiah), prosentase penyerapan anggaran KKI sejumlah 69,69%, hal yang tidak dapat terealisasikan adalah anggaran untuk peningkatan besaran honorarium anggota KKI dan anggota MDKI sebesar Rp ,- yang harus dilengkapi dengan data dukung berupa Peraturan Presiden sebagai landasan hukum pemberian besaran honorarium tersebut. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015 viii

10 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN alah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya pelayanan profesional oleh dokter dan dokter gigi yang kompeten yang bekerja untuk melindungi masyarakat dengan memberikan pelayanan medik yang aman. Atas dasar hal tersebut maka diterbitkan Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang mengatur praktik dokter dan dokter gigi agar berkualitas baik dan terpelihara mulai dari pendidikan, registrasi dan pembinaannya. Untuk mewujudkan tujuan di atas, maka UU No. 29/2004 mengamanahkan membentuk sebuah lembaga negara yaitu Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). KKI merupakan suatu badan otonom dan mandiri yang bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia yang mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis. Asas praktik kedokteran adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan serta perlindungan dan keselamatan pasien. Nilai ilmiah yang dimaksud bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta etika profesi yang diperoleh baik pendidikan formal maupun non formal secara berkeseimbangan serta pengalaman praktik di lapangan. Penyelenggaraan Praktik Kedokteran harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Praktik kedokteran harus mampu memberikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

11 pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya yang terjangkau dan pelayanan yang bermutu. Kewenangan KKI dalam peningkatan mutu pelayanan medis antara lain dengan menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi; menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi; mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi; melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi; mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi; melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi; dan melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi. Dalam menjalankan seluruh kewenangannya tersebut dijabarkan dalam peran KKI sebagai regulator, asesor, dan inisiator sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan penegakan disiplin kedokteran, sesuai dengan UU No. 29/2004 dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dengan tugas : (1). Menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus pelangaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan; dan (2). Menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter atau dokter gigi. Untuk mendukung pelaksanaan administrasi, sebagaiman UU No. 29/2004 pasal 20, KKI dibantu oleh sekretariat dengan dipimpin oleh seorang sekretaris yang diangkat oleh Menteri Kesehatan. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.1442/Menkes/Per/X/2005 tanggal 11 Oktober 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai fungsi : (1) pelaksanaan fasilitasi standardisasi pendidikan profesi; (2) pelaksanaan fasilitasi registrasi; (3) pelaksanaan fasilitasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

12 pembinaan dan pelayanan hukum; dan (3). Pelaksanaan administrasi umum dan hubungan masyarakat. B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dimaksudkan sebagai pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat KKI dalam rangka memfasilitasi penyelenggaraan tugas, fungsi dan wewenang KKI dan MKDKI, Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini adalah merupakan laporan kinerja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya selama periode Januari sampai dengan 31 Desember 2015 dan merupakan laporan kinerja selama periode 5 (lima) tahun yaitu tahun Renstra Konsil Kedokteran Indonesia serta laporan kinerja pada Renstra Kementerian Kesehatan tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat KKI tahun 2015 ini disampaikan kepada : (1). Ketua KKI untuk laporan pelaksanaan program KKI secara menyeluruh sebagai bahan evaluasi program; (2). Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat KKI; dan (3). Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal sebagai bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Kesehatan Tahun C. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat KKI Sebagaimana pasal 2 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1442/Menkes/Per/X/2005 tanggal 11 Oktober 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat KKI, tugas Sekretariat KKI adalah memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada semua unsur di KKI, termasuk MKDKI. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

13 Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat KKI menyelenggaraan fungsi sebagai berikut : 1. Pelaksanaan fasilitas standarisasi pendidikan profesi; 2. Pelaksanaan fasilitasi registrasi; 3. Pelaksanaan fasilitas pembinaan dan pelayanan hukum; 4. Pelaksanaan administrasi umum dan hubungan masyarakat. Sekretariat KKI sebagai unsur pembantu pelaksana tugas KKI berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Ketua KKI, dan sebagai penangggung jawab serta pelaksana administrasi dan manajemen KKI Sekretariat KKI juga bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan. Maka dalam melaksanakan tugas memberikan dukungan teknis dan administrasi untuk kelancaran pelaksanaan program kegiatan KKI mengacu kepada sasaran dan strategi RENSTRA KKI dan RENSTRA Kemenkes RI. D. Sistimatika Penulisan Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat KKI Tahun 2015 sebagai berikut : Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan tentang Latar Belakang Penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Sekretariat KKI serta sistematika penulisan laporan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

14 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Menggambarkan Rencana Strategis (RENSTRA) KKI dan keterkaitan dengan Renstra Kementerian Kesehatan. Diuraikan juga mengenai visi dan misi, tujuan, stratejik termasuk Peta Strategis Konsil Kedokteran Indonesia sasaran tahun , kebijakan dan program kerja Tahun serta penetapan kinerja tahun BAB III ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014 Menjelaskan mengenai pengukuran kinerja, realisasi pencapaian sasaran tahun , evaluasi dan analisis kinerja serta realisasi akuntabilitas keuangan. BAB IV SIMPULAN LAMPIRAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

15 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Kinerja 1. VISI dan MISI isi dan misi, nilai dan tujuan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) merupakan landasan ideal KKI dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya. Adapun sasaran dan strategi yang tertuang dalam RENSTRA KKI adalah merupakan acuan bagi Sekretariat KKI dalam melaksanakan tugasnya memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada semua unsur di KKI dalam rangka terwujudnya visi dan misi yang telah ditetapkan. Visi Konsil Kedokteran Indonesia sebagai organisasi mandiri mempunyai Visi MENJADI REGULATOR PRAKTIK KEDOKTERAN UNTUK TERWUJUDNYA PROFESIONALISME DOKTER DAN DOKKTER GIGI YANG MELINDUNGI MASYARAKAT. Misi Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai Misi : a. Menjamin penerapan standar tertinggi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi; b. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran melalui upaya pemeliharaan registrasi, pembinaan, dan penegakan disiplin profesi dalam rangka melindungi masyarakat; c. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas manajemen dalam mendukung penyelenggaraan program KKI. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

16 2. Peta Strategis Konsil Kedokteran Indonesia Diagram 1. Peta Strategis 3. Tujuan dan Sasaran Guna mencapai sebagaimana tergambar dalam peta strategis di atas dan mewujudkan harapan akhir tahun Renstra KKI yaitu akan terjadi perubahan yang berarti baik dalam sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi, sistem registrasi dokter dan dokter gigi, dan pembinaan praktik dokter dan dokter gigi di Indonesia serta penanganan kasus pelanggaran disiplin praktik kedokteran, maupun sistem administrasi dan keuangan Sekretariat KKI sebagai faktor pendukung maka diperlukan sasaran program, dan kegiatan sebagai berikut. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

17 Sasaran yang ingin dicapai lima tahun kedepan adalah: a. terciptanya kepastian hukum tentang pembukaan program studi (prodi) pendidikan kedokteran / kedokteran gigi dan terselenggaranya asesmen kebutuhan dokter / dokter gigi serta asesmen prodi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi yang mengacu pada pedoman yang rinci dan berjenjang; b. seluruh program pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia menerapkan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi pada setiap disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi; c. terselenggaranya peningkatan dan penjagaan mutu pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi secara berkala dan berkesinambungan; d. tersedianya regulasi bagi dokter dan dokter gigi dalam memperoleh kewenangan tambahan atau kewenangan lain; e. tersedianya sistem registrasi dokter dan dokter gigi yang terpadu dan sinkron baik secara manual maupun online (E-Registration); f. tersedianya sistem pembinaan penyelenggaraan praktik kedokteran dan terselenggaranya penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin kedokteran dan kedokteran gigi yang efisien dan efektif oleh MKDKI dan MKDKP dengan kualitas keputusan yang tepat; g. terselenggaranya praktik kedokteran yang baik; h. meningkatnya penerapan good governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Rencana Strategi Untuk mencapai 8 (delapan) sasaran tersebut, KKI menetapkan strategi bagi masing-masing sasaran, yaitu sebagai berikut Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

18 SASARAN 1 Terciptanya kepastian hukum tentang pembukaan program studi (prodi) pendidikan kedokteran / kedokteran gigi dan terselenggaranya asesmen kebutuhan dokter / dokter gigi serta asesmen prodi pendidikan kedokteran/ kedokteran gigi yang mengacu pada pedoman yang rinci dan berjenjang. STRATEGI Mengembangkan sistem analisis pendidikan dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis berdasarkan kebutuhan nasional. Program: 1.1.a. Pengkajian tentang pendidikan dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis berdasarkan kebutuhan nasional. 1.1.b. Pengembangan regulasi tentang kebutuhan dan kelayakan prodi serta regulasi tentang pendidikan dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis sesuai kebutuhan nasional Mengembangkan kebijakan pemberian rekomendasi pembukaan, pembinaan, dan penutupan prodi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. Program: 1.2.a Pengembangan regulasi pemberian rekomendasi pembukaan pembinaan, dan penutupan prodi baru pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. 1.2.b. Penyusunan pedoman-pedoman pemberian rekomendasi pembukaan prodi baru pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. 1.2.c. Pengembangan sistem penilaian kelayakan prodi baru pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

19 1.2.d. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi regulasi dan pedomanpedoman pembukaan prodi baru pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. SASARAN 2 Seluruh program pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia menerapkan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi pada setiap disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi. STRATEGI Menyempurnakan standar pendidikan dan standar kompetensi dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis. Program: 2.1.a. Penyempurnaan standar pendidikan dan standar kompetensi dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis. 2.1.b. Pengembangan sistem e-learning dalam pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. 2.1.c. Penyelesaian masalah tumpang tindih dan pencabangan ilmu kedokteran dan kedokteran gigi. 2.1.d. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi standar pendidikan dan standar kompetensi Memastikan penerapan standar pendidikan dan standar kompetensi oleh seluruh institusi pendidikan kedokteran /kedokteran gigi. Program: 2.2.a. Penyelenggaraan koordinasi dengan pemangku kepentingan dalam rangka memastikan penerapan standar pendidikan dan standar kompetensi. 2.2.b. Penyelenggaraan bimbingan teknis penerapan standar pendidikan dan standar kompetensi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

20 SASARAN 3 Terselenggaranya penjaminan mutu pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi secara berkala dan berkesinambungan. STRATEGI Mengembangkan rumusan jenjang pendidikan profesi kedokteran. Program: 3.1.a. Pengkajian sistem (termasuk jenjang) pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. 3.1.b. Pengembangan rumusan jenjang pendidikan profesi kedokteran berikut gelarnya Merumuskan pengembangan sistem akreditasi pendidikan dokter dan dokter gigi termasuk didalamnya rumah sakit pendidikan bersama pemangku kepentingan. Program: 3.2.a. Pembentukan komite akreditasi mandiri bersama BAN PT. 3.2.b. Penyelenggaraan akreditasi program studi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi Melakukan evaluasi dokter/dokter gigi lulusan luar negeri. Program: 3.3.a Penyempurnaan sistem evaluasi dokter/dokter gigi lulusan luar negeri termasuk di dalamnya program adaptasi di institusi pendidikan. 3.3.b. Penyelenggaraan evaluasi dokter/dokter gigi lulusan luar negeri bersama pemangku kepentingan Merumuskan kebijakan reschooling dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang terkena sanksi pelanggaran disiplin. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

21 Program: 3.4.a Pengembangan sistem reschooling untuk dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang terkena sanksi pelanggaran disiplin. 3.4.b. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi sistem reschooling Mengembangkan sistem penapisan teknologi kedokteran untuk melindungi keselamatan pasien. Program: 3.5.a. Pengkajian technology assessment di bidang kedokteran dan kedokteran gigi bersama pemangku kepentingan terkait. 3.5.b. Pengembangan sistem penapisan teknologi kedokteran dan kedokteran gigi bersama pemangku kepentingan terkait Mengembangkan sistem penjaminan mutu lulusan dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis. Program: 3.6.a. Pengembangan sistem penjaminan mutu lulusan dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis Mengembangkan koordinasi sistem penjaminan mutu pelaksanaan CPD. Program: 3.7.a. Pengembangan koordinasi sistem penjaminan mutu pelaksanaan CPD Meningkatkan kemampuan leadership & manajemen untuk institusi pendidikan kedokteran (IPK) & institusi pendidikan kedokteran gigi (IPKG). Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

22 Program: 3.8.a. Pengembangan pedoman kemampuan leadership dan manajemen untuk IPK & IPKG. 3.8.b. Penyelenggaraan pelatihan kemampuan leadership dan manajemen untuk IPK & IPKG. SASARAN 4 Tersedianya regulasi bagi dokter dan dokter gigi dalam memperoleh kewenangan tambahan atau kewenangan lain. STRATEGI 4 a. Mengembangkan sistem analisis kebutuhan kewenangan tambahan atau kewenangan lain bagi dokter dan dokter gigi. Program: 4.1.a. Pengkajian tentang kebutuhan kewenangan tambahan atau kewenangan lain di daerah-daerah. 4.1.b. Pengembangan regulasi tentang pemberian kewenangan tambahan atau kewenangan lain Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan kewenangan tambahan. Program: 4.2.a. Penyelenggaraan monev pelaksanaan pendidikan dan/atau pelatihan kewenangan tambahan. 4.2.b. Penyelenggaraan monev pemberian dan penerapan kewenangan tambahan. 4.2.c. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi regulasi kewenangan tambahan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

23 SASARAN 5 Tersedianya sistem registrasi dokter dan dokter gigi yang terpadu baik secara manual maupun online (E-Registration). STRATEGI Menyempurnakan regulasi registrasi WNI dan WNA. Program: 5.1.a. Penyempurnaan regulasi registrasi WNI dan WNA serta penyusunan instrumen dan penyusunan key performance indicator (KPI). 5.1.b. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi regulasi registrasi Meningkatan kualitas pelayanan registrasi secara manual, offline, dan online. Program: 5.2.a Peningkatan kualitas pelayanan registrasi WNI dan WNA 5.2.b. Peningkatan koordinasi implementasi sistem registrasi WNI dan WNA secara manual, offline, dan online dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) 5.2.c. Peningkatan manajemen keadministrasian registrasi dan kualitas SDM 5.3. Mengembangkan sistem manajemen data dan informasi registrasi. Program: 5.3.a. Pengembangan sistem manajemen data dan informasi registrasi SASARAN 6 Tersedianya sistem pembinaan penyelenggaraan praktik kedokteran dan terselenggaranya penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

24 kedokteran dan kedokteran gigi yang efisien dan efektif oleh MKDKI dan MKDKP dengan kualitas keputusan yang tepat. STRATEGI Mengembangkan sistem pembinaan dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis, dan masyarakat penerima jasa pelayanan kedokteran dan kedokteran gigi. Program: 6.1.a. Pengembangan sistem pembinaan dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis, dan masyarakat penerima jasa pelayanan kedokteran dan kedokteran gigi. 6.1.b. Penyusunan dan penetapan pedoman komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) bagi masyarakat Mengembangkan sistem kerja sama lintas sektor. Program: 6.2.a Pengembangan kerja sama lintas sektor. 6.2.b. Pengembangan kerja sama dengan lembaga mediasi sengketa medik. 6.2.c. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi penyelesaian sengketa medik melalui mediasi Mengembangkan sistem penegakan disiplin dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis. Program: 6.3.a. Pengembangan regulasi tentang disiplin dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis serta penegakannya. 6.3.b. Penyempurnaan tata cara penegakan disiplin kedokteran dan kedokteran gigi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

25 6.3.c. Pengembangan sistem manajemen data dan informasi dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang melakukan pelanggaran norma etik, disiplin, dan hukum. 6.3.d. Penyelenggaraan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait penegakan disiplin kedokteran dan kedokteran gigi. 6.3.e. Pengembangan sistem/mekanisme pembinaan dan pengawasan terhadap dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang dikenakan sanksi disiplin. 6.3.f. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi regulasi tentang disiplin dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis serta penegakannya Meningkatkan pemahaman tentang profesionalisme dokter dan dokter gigi. Program: 6.4.a. Pengembangan berbagai standar dan pedoman praktik kedokteran yang terkait profesionalisme dokter dan dokter gigi. 6.4.b. Peningkatan pemahaman profesionalisme dokter dan dokter gigi Mengembangkan jaringan kerja MKDKI pada tingkat regional. Program: 6.5.a. Pengembangan regulasi pembentukan MKDKP. 6.5.b. Pembentukan MKDKP Meningkatkan efektivitas penegakan disiplin kedokteran. Program: 6.6.a. Penatalaksanaan penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin kedokteran dan kedokteran gigi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

26 6.6.b. Peningkatan kemampuan SDM dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas MKDKI dan MKDKP. SASARAN 7 Terselenggaranya praktik kedokteran yang baik. STRATEGI Mengembangkan sistem monev penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik di Indonesia. Program: 7.1.a. Pengembangan sistem monev penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik. 7.1.b. Pengembangan konsep publikasi tentang praktik kedokteran yang baik. 7.1.c. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik. 7.1.d. Penyelenggaraan advokasi penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik Mengembangkan sistem analisis (kajian kajian) praktik kedokteran dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan nasional dan internasional. Program: 7.2.a. Penelitian penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik. 7.2.b. Pengembangan sistem analisis (kajian kajian) praktik kedokteran dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan nasional dan internasional. 7.2.c. Pengembangan kerja sama internasional. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

27 7.3. Meningkatkan pembentukan dan reviu peraturan perundangundangan. Program: 7.3.a Peningkatan pembentukan dan reviu peraturan perundangundangan. SASARAN 8 Meningkatkan penerapan good governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. STRATEGI Meningkatkan kualitas SDM. Program: 8.1.a. Peningkatan dan pengembangan SDM Mengembangkan konsep tupoksi Sekretariat KKI. Program: 8.2.a Pengembangan konsep tupoksi Sekretariat KKI. 8.2.b. Perencanaan program dan anggaran tupoksi KKI Meningkatkan pelayanan administrasi dan perkantoran. Program: 8.3.a. Peningkatan pelayanan administrasi dan perkantoran. 8.3.b. Pembangunan gedung kantor. 8.3.c. Pengembangan infrastruktur informasi dan teknologi (IT) KKI. 5. Indikator Kegiatan Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia. Keberadaan KKI walaupun merupakan lembaga independen secara administrasi dan substansi tidak terlepas dari peran Kementerian Kesehatan. Strategi dalam renstra KKI mendorong program kerja dari rencana strategis Kementerian Kesehatan. Dalam renstra Kementerian Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

28 Kesehatan kegiatan Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia merupakan bagian dari program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Indikator yang ditetapkan dalam renstra Kementerian Kesehatan untuk kegiatan Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia adalah sebagai berikut: a. Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan sebanyak 37 kasus b. Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu sebanyak STR. Berikut adalah indikator luaran dari Kegiatan Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia, target per tahun dan serta definisi operasionalnya Kegiatan : Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia Sasaran : Terselenggaranya registrasi, pendidikan, profesi, pembinaan serta penanganan kasus dugaan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi Tabel 1. Matrik Kinerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia No Indikator Definisi Operasional Target Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan Pengaduan dari masyarakat tentang adanya pelanggaran disiplin profesi kedokteran yang ditangani secara progresif dalam tahapan penyelesaiannya Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu Penerbitan STR sebagai bukti tertulis pengakuan Negara terhadap kewenangan dan kompetensi dr/drg yang akan menajalankan praktik kedokteran di Indonesia yang dapat diselesaikan 20,000 72,000 35,000 20,000 20,000 Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

29 6. Program dan Kegiatan Tahun 2015 Untuk mencapai tujuan dan sasaran lima tahun ke depan KKI, maka secara bertahap ditetapkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dengan program utama Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya yang diimplemtasikan dalam output kegiatan Sekretariat Konsil Kedokteran. Untuk tahun 2015 Kegiatan Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia merupakan kegiatan yang secara spesifik diadakan untuk mencapai target dan disertai dengan kegiatan-kegiatan pendukung pencapaian target. Kegiatan Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2015 yaitu sebagai berikut : Tabel 2. Kegiatan Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2015 Kegiatan Sasaran Output Kegiatan Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia Meningkatnya pelayanan registrasi dan penyelenggaraan standarisasi pendidikan profesi, pembinaan serta penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi 1. Penanganan Kasus Pengaduan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi 2. Laporan Layanan Surat Tanda Regstrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi (PNBP) 3. Pengembangan Media Informasi KKI 4. Kebijakan dan Ketentuan KKI 5. Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Program Pembinaan dan Evaluasi 6. Layanan Perkantoran 7. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 8. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 9. Gedung/Bangunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

30 B. Perjanjian Kinerja Penjabaran dari Sasaran dan Program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategi dilaksanakan oleh Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia termasuk ke dalam kegiatan secara tahunan. Perencanaan kinerja tahun 2015 didokumentasikan dalam Rencana Kinerja Tahunan (Annual Performance Plan). Di dalam Rencana Kinerja Tahunan ditetapkan target kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Target kinerja ini akan menjadi komitmen bagi Konsil Kedokteran Indonesia untuk dicapai dalam tahun Untuk mencapai tujuan dan sasaran lima tahun ke depan sebagaimana tersebut diatas, maka telah ditetapkan sasaran, indikator kinerja dan alokasi anggaran Sekretariat KKI tahun 2015, sebagai berikut : Tabel 3. indikator kinerja dan alokasi anggaran Sekretariat KKI tahun 2015 Kegiatan Sasaran Indikator kinerja utama Target 2015 Alokasi Anggaran 2015 Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia Meningkatnya pelayanan registrasi dan penyelenggaraan standarisasi pendidikan profesi, pembinaan serta penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi 1. Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan 2. Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu 37 Rp Rp Indikator kinerja lain (pendukung) Target 2015 Alokasi Anggaran 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

31 Kegiatan Sasaran Indikator kinerja utama Target 2015 Alokasi Anggaran Jumlah Produk/Kebijakan KKI 7 Rp Dukungan Administrasi KKI 100% (12 bln) Rp TOTAL Rp Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

32 BAB III AKUNTABILIAS KINERJA TAHUN 2015 A. Pengukuran Kinerja dan Analisis Pencapaian Kinerja 1. Pengukuran Kinerja engukuran keberhasilan kinerja Sekretariat KKI didasarkan dengan membandingkan capaian kinerja tahun berjalan dengan target serta dengan pencapaian selama 4 (empat) tahun sebelumnya melalui pembandingan jumlah Surat Tanda Registrasi dokter dan dokter gigi yang diterbitkan dan jumlah penanganan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi. Pencapaian kinerja dari dua indikator tersebut pada tahun 2015, digambarkan dengan tabel di bawah ini. Tabel 4. Pencapaian Kinerja Sasaran Indikator Target Tahun 2015 Capaian Meningkatnya pelayanan registrasi dan penyelenggaraan standarisasi pendidikan profesi, pembinaan serta penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu Terlihat dalam tabel bahwa pada tahun 2015, pencapaian indikator untuk jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin mengalami penurunan yaitu hanya mencapai 31 kasus yang terselesaikan dari 37 kasus yang ditargetkan, sedangkan jumlah STR melampaui yang ditargetkan, dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

33 target STR telah terselesaikan STR, yang kelebihannya didominasi oleh dokter/dokter gigi yang melakukan registrasi ulang. 2. Analisis Pencapaian Kinerja a. Penanganan kasus pelanggaran disiplin profesi dokter dan dokter gigi Target indikator Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan berdasarkan Renstra Kemenkes Tahun merupakan target kumulatif, target penyelesaian kasus yang ditetapkan adalah sebanyak 160 kasus dan telah terealisasi sebanyak 211 kasus atau sebesar 131%. Sedangkan berdasarkan renstra Kemenkes Tahun , telah ditetapkan target sebanyak 37 kasus pertahun, yang mana ditahun 2015 hanya mampu menyelesaikan 31 kasus. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pergantian Perkonsil mengenai Tata Cara Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin DOkter/Dokter Gigi dari Perkonsil No 20 tahun 2014 menjadi Perkonsil 32 tahun 2015, yang mengakibatkan perlunya penyesuaian dalam pelaksanaan penanganan pengaduan. Grafik 2. Capaian indikator Penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang terselesaikan tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 secara komulatif Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

34 Target Realisasi Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mendorong pencapaian kinerja indikator dari tahun , adalah sebagai berikut : 1) Perbaikan regulasi penanganan kasus termasuk regulasi pelaksanaan keputusan 2) Pembagian kinerja MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia) yang efektif. 3) Sosialisasi fungsi dan peran MKDKI, sehingga berdampak pada peningkatan pengaduan Sebagai upaya meningkatkan kinerja penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi, maka pada tahun 2015, telah dilakukan penyusunan penyempurnaan SOP dan kode etik MKDKI. Namun demikian, masih diperlukan waktu untuk internalisasi sehingga dapat diimplementasikan di dalam MKDKI. Permasalahan : Dalam menangani pengaduan dugaan pelanggaran disiplin dokter/dokter gigi, masih terdapat beberapa permasalahan / kendala yang terjadi yaitu: Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

35 1) Belum optimalnya penanganan kasus di daerah, dimana kurangnya dukungan dari aparat kesehatan di daerah (Dinkes Prop/Kab/Kota, Rumah Sakit, serta Organisasi Profesi tingkat wilayah/cabang) dalam hal pelaksanaan keputusan penegakkan disiplin. 2) Pengamanan dalam penanganan pengaduan khususnya pada tahapan sidang yang harus dilakukan di daerah masih belum ada, sehingga menjadi rawan khususnya jika kasus yang ditangani berasal dari daerah konflik atau jika kasus tersebut terkait dengan karakter yang keras pihak-pihak tertentu atau penuh dengan desakan pihak-pihak tertentu yang ingin mempengaruhi MKDKI dalam mengambil keputusan. 3) Pengaduan jumlah dugaan kasus dari daerah yang semakin meningkat belum diantisipasi dengan kecukupan alokasi anggaran yang memadai dan sistem penanganan kasus daerah yang belum terbentuk. Ditambah lagi bahwa pembentukan MKDKI Propinsi sulit direalisasikan, karena kurangnya dukungan dari daerah untuk organisasi dan personel seperti yang terjadi pada MKDKI-P Jawa Tengah pada ) Adanya penyesuaian dalam penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin baik dalam menerapkan Perkonsil 32 tahun 2014 tentang tata cara Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi. 5) Ditiadakannya Honor Sidang untuk anggota majelis, sementara pada mejelis belum dilakukan penyesuaian honor bulanan. Upaya pemecahan masalah: 1) Upaya pertama yang dilakukan adalah terus menerus melakukan koordinasi dan advokasi dengan Organisasi Profesi, Dinas Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

36 Kesehatan dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan penegakkan disiplin, melalui rapat koordinasi wilayah, bimbingan teknis, rapat kerja, dll. Sehingga aparat kesehatan terkait dapat melaksanakan hasil keputusan penegakkan disiplin sesuai dengan tugas dan perannya sebagaimana tercantum dalam UU nomor 29/2004 2) Meningkatkan independensi majelis dalam pengambilan keputusan sehingga terbebas dari tekanan atau desakan atau pun benturan kepentingan dari pihak manapun, walaupun dengan konsekuensi mengancam keamanan masing-masing personal baik majelis maupun petugas khusus yang ikut menangani penanganan pengaduan tersebut 3) Untuk antisipasi pendanaan penanganan kasus di daerah, dilakukan penambahan anggaran penanganan kasus. Untuk penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi di daerah selanjutnya. KKI dan MKDKI perlu dipikirkan kembali pembentukan MKDKI Propinsi, dimana perlu dilakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah 4) Dilakukan penyamaan persepsi dalam memahami dan mengimplementasikan Perkonsil 32 tahun 2015, yang selanjutnya akan dituangkan kembali dalam penyempurnaan SOP yang pada tahun 2015 belum selesai seutuhnya. 5) Mempercepat pengajuan peningkatan honor bulanan bagi anggota MKDKI sekaligus anggota KKI. b. Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi Target indikator Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu merupakan target pertahun di tahun 2015, target yang ditetapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

37 adalah sebanyak STR dan telah terealisasi sebanyak STR atau sebesar %. Penambahan jumlah STR pertahun diterbitkan untuk dokter/dokter gigi lulusan baru, atau untuk dokter/dokter gigi asing yang mendapat STR Sementara (untuk praktik kedokteran dan fellowship), STR Bersyarat untuk dokter yang sedang melaksanakan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), STR dokter/dokter gigi yang melakukan Registrasi Ulang dan STR dokter/dokter gigi yang melakukan peningkatan kompetensi. Selain itu, pencapaian kinerja indikator juga didukung dengan semakin banyaknya jumlah lulusan baru per tahun dan memang diketahui bahwa jumlah FK dan FKG yang meluluskan dokter dan dokter gigi meningkat pada tahun-tahun belakangan. Disamping itu kesadaran penegakkan aturan dan kesadaran terhadap pentingnya perlindungan hukum dalam praktik kedokteran, sehingga STR menjadi hal yang menjadi perhatian penting bagi dokter dan dokter gigi yang tidak dapat diabaikan. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun tahun sebelumnya maka target selalu terlampaui, seperti target tahun 2010 yaitu dapat terealisasi sebanyak dokter dan dokter gigi, sementara pada tahun 2011 dari target sebanyak dapat direalisasikan sebanyak dokter dan dokter gigi yang teregistrasi, tahun 2012 dari target terealisasi sebanyak dokter dan dokter gigi yang teregistrasi, pada tahun 2013 dari target terealisasi dokter dan dokter gigi yang teregistrasi dan pada tahun 2014 dari target terrealisasi sebanyak dokter dan dokter gigi yang terregistrasi. Dan bila dilihat dari pergerakan kenaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

38 jumlah STR cenderung stabil, hal ini memang sesuai dengan prediksi kenaikan jumlah dokter-dokter gigi baru. Hal lain yang mendukung keberhasilan pencapaian target yaitu kecepatan penyelesaian penerbitan STR untuk dokter dan dokter gigi lulusan baru mulai dari FK dan FKG, Kolegium, Organisasi Profesi sampai dengan KKI semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari penyempurnaan sistem, penyiapan regulasi, dan koordinasi dari semua pemangku kepentingan, termasuk KKI. KKI di tahun 2013 telah mendapatkan ISO 9001:2008 untuk pelayanan registrasi yang terakhir resertifikasi tahun 2015, kemudian meluncurkan web KKI yang didalamnya terdapat situs/pelayanan registrasi online, serta mendapatkan ISO 9001:2008 untuk Penerimaan dan Pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak yang telah diresertifikasi di tahun Grafik 1 Capaian indikator Jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi Tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan Target Realisasi Permasalahan : Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

39 Penerbitan STR di tahun 2015 tidak ada masalah yang berarti, dilihat dari capaian realisasi registrasi dokter dan dokter gigi sudah melampaui target. Dari tahun 2010 sebetulnya capaian penerbitan STR selalu melampaui target, sebagaimana terlihat pada grafik di atas. Angka realisasi merupakan tersebut adalah angka kumulatif. Dimana penambahan jumlah / angka dokter /dokter gigi teregistrasi berdasarkan oleh pendaftaran baru. Untuk dokter dan dokter gigi yang melakukan registrasi ulang tidak kembali terakumulasi di jumlah tersebut, namun dicatat tersendiri. Dari data yang seharusnya melakukan registrasi ulang di tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan masih ada yang tersisa ditahun Sampai dengan 31 Desember 2015 tercatat jumlah dokter dan dokter gigi yang belum melakukan registrasi ulang adalah dokter/dokter gigi. Namun demikian hal tersebut tidak dapat dikatakan bahwa ada penurunan capaian. Banyak dokter / dokter gigi yang belum melakukan registrasi ulang disebabkan karena peningkatan kompetensi ke spesialis (akan diregistrasi sebagai spesialis dengan nomor registrasi yang sama), dokter dan dokter gigi yang bekerja di Birokrasi sehingga tidak lagi memerlukan STR, dan dokter dokter gigi yang sudah meninggal atau tidak mampu lagi melakukan praktik kedokteran karena usia atau sebab lain. Masalah yang perlu menjadi perhatian dalam hal registrasi baru dan ulang bagi dokter dan dokter gigi yang berpraktik di Indonesia antara lain: 1) Masih adanya perbedaan persepsi tentang penerbitan STR kewenangan internship bagi dokter terkait dengan pelaksanaan internship. 2) Masalah perlindungan hukum Peserta Didik Dokter Spesialis (PPDS) dan Peserta Didik Dokter Gigi Spesialis (PPDGS). Hampir semua dari mereka tidak melakukan registrasi ulang sebagai dokter / dokter gigi umum karena menunggu lulus dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

40 pendidikannya (spesialis), namun demikian masa berlaku STR dokter / dokter gigi umum telah habis pada saat mereka pendidikan, sehingga pada saat masa itu mereka tidak terlindung secara hukum. 3) Belum adanya kesepakatan yang solid tentang domestik regulation baik di tingkat nasional maupun regional untuk dokter dan dokter gigi WNA yang akan berpraktik di Indonesia 4) Benturan kebijakan antar institusi / organisasi yang terkait dengan uji kompetensi profesi dokter/dokter gigi dan penerbitan sertifikat kompetensi, sehingga mempengaruhi proses pengurusan Surat Tanda Registrasi di KKI. 5) Hal lain yang masih belum optimal dari proses registrasi dokter dan dokter gigi adalah, penggunaan registrasi online masih sedikit. Masih banyak dokter/dokter gigi yang belum tahu pendaftaran registrasi secara online. Upaya pemecahan masalah : Upaya-upaya yang dilakukan oleh Konsil kedokteran Indonesia untuk mengatasi beberapa permasalahan / kendala dalam bidang regitrasi dokter / dokter gigi sebagaimana yang disebutkan di atas adalah: 1) Sosialisasi penggunaan registrasi online dalam berbagai rapat dengan stakeholders, melalui web KKI, melalui Buletin KKI, dan lainnya. Sehingga sampai dengan akhir tahun 2014 terjadi peningkatan penggunaan pendaftaran melalui registrasi online yang cukup signifikan khususnya bagi dokter dan dokter gigi baru tercatat pada tahun 2013 registrasi online baru dipergunakan oleh 5 dokter/dokter gigi, sementara di tahun 2014 registrasi online dipergunakan oleh dokter/dokter gigi. 2) Melakukan koordinasi dan pertemuan lintas sektor dengan stakeholders khususnya Institusi Pendidikan untuk penyamaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

41 persepsi tentang pemberlakuan internship bagi lulusan dokter. Yang hasilnya diterbitkannya Perkonsil 19 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Perkonsil No. 1/KKI/KEP/X/2010 tentang Registrasi Dokter Program Internship tanggal 27 Pebruari ) Diterbitkannya Perkonsil 21 Tahun 2014 tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi PPDS dan PPDGS untuk melindungi legalitas para peserta didik. 4) Melakukan pertemuan dengan berbagai pihak terkait tentang harmonisasi regulasi dan sistem domestic untuk TKWNA, dan juga secara aktif mengikuti negosiasi-negosiasi terkait dokter/dokter gigi WNA di forum Asean Join Coordinating Committee for Medical Practitioners dan Asean Join Coordinating Committee for Dental Practitioners 5) Melakukan konsolidasi dengan para institusi yang berbenturan kebijakannnya, sehingga tercapai kesepakatan tentang sistem / alur registrasi dokter dan dokter gigi. B. Kegiatan Lain 1. Target dan Hasil Pencapaiannya Pada Sekretariat KKI yang memfasilitasi tupoksi KKI, maka selain 2 indikator di atas, dilaksanakan pula program atau kegiatan lain sesuai dengan tupoksi KKI sebagaimana yang diamanahkan dalam UU No tahun Kegiatan lain yang dilakukan di tahun 2015 dan target pencapaiannya pada Sekretariat KKI adalah sebagai berikut: Tabel 5. Target dan Capaian Set. KKI Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

42 NO 1 KEGIATAN Pengembangan Media Informasi KKI 2015 Target REALISASI % 3 laporan 3 laporan 100% 2 Kebijakan dan Ketentuan KKI 7 Regulasi 9 Regulasi 128,57% 3 Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Program Pembinaan dan Evaluasi 10 Dokumen 10 Dokumen 100% 4 Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 Bulan 100% 5 6 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 31 Unit 31 Unit 100% 5 Unit 5 Unit 100% 7 Gedung/Bangunan M M 2 100% 2. Analisis Capaian Kegiatan Berikut adalah hal penting tentang pencapaian kinerja kegiatan lain pada Sekretariat KKI a. Pengembangan Media Informasi KKI / Penyelenggaraan Humas dan Protokol. Dari target 3 (tiga) laporan/output, dihasilkan pula 3 (tiga) laporan/output dengan beberapa catatan yaitu : 1) Terselenggaranya talkshow di media TV (TV One) dan radio (Elshinta) yang bersifat nasional. 2) Terbitnya 5 (lima) edisi newsletter KKI dan 8 (delapan) jenis Banner tentang regulasi/kebijakan KKI. 3) Terselenggaranya 3 (tiga) kali pameran yaitu pada Rakerkesnas Wilayah Indonesia Timur, Hospital Expo dan Hari Kesehatan Nasional ke-51. b. Kebijakan dan Ketentuan KKI Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

43 Dalam kegiatan Kebijakan dan Ketentuan KKI dari 7 yang ditargetkan tercapai 9 regulasi yaitu sebagai berikut: 1) Peraturan KKI No. 32 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi. 2) Peraturan KKI No. 33 Tahun 2015 tentang Sertifikat Kelaikan Praktik Kedokteran (Certificate Of Good Standing). 3) Peraturan KKI No. 34 Tahun 2015 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia. 4) Peraturan KKI No. 35 Tahun 2015 tentang Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia. 5) Peraturan KKI No. 36 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia. 6) Peraturan KKI No. 37 Tahun 2015 tentang Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi Dan Terapi Intensif. 7) Peraturan KKI No. 38 Tahun 2015 tentang Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif. 8) Peraturan KKI No. 39 Tahun 2015 tentang Registrasi Ulang Dokter dan Dokter Gigi. 9) Peraturan KKI No. 40 Tahun 2015 Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia. c. Dokumen Perencanaan Program, Penganggaran, Program Pembinaan dan Evaluasi Dalam kegiatan ini output yang ditargetkan tahun 2014 adalah 10 dokumen, dan hasil yang dicapai adalah juga 10 dokumen meliputi : 1) Dokumen Perencanaan 2) Dokumen Kepegawaian 3) Dokumen Laporan SIMAK BMN 4) Dokumen Laporan Keuangan (RM dan PNBP) 5) Dokumen e-monev (triwulan) Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

44 6) Dokumen Laporan Tahunan ) Dokumen Laporan Laporan Akuntabilitas ) Juknis Pengelolaan Keuangan Sekretariat KKI ) Dokumen Standar Operasional Prosedur Pencatatan dan Pelaporan Penerimaan PNBP, Bendahara Pengeluaran, Barang Persediaan, dan Evaluasi Kinerja. Dalam kegiatan perencanaan program, penganggaran, pembinaan dan evaluasi jumlah dokumen yang dihasilkan sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 10 dokumen. d. Layanan Perkantoran Hasil yang dicapai dalam layanan perkantoran adalah terlaksananya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran selama 12 bulan layanan. e. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Pada tahun 2015 Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia mengadakan sejumlah perangkat pengolah data dan komunikasi dengan realisasi pengadaan sebanyak 31 unit. f. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Hasil yang dicapai dalam hal pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran adalah terlaksananya penyediaan fasilitas perkantoran sebanyak 5 unit. g. Tahun 2015 Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia telah menyelesaikan pembangunan penambahan atap gedung guna mengantisipasi kebocoran pada dak lantai atas Gedung Layanan Konsil Kedokteran Indonesia. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

45 Dalam peningkatan dan menunjang program pemerintah sesuai dengan Inpres Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 tahun 2014 tetang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan serta mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih di lingkungan Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, maka dipertengahan tahun 2015 Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia telah dilakukan pembimbingan, reviu dan penilaian dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk dijadikan Satuan Kerja dalam Wilayah Bebas Korupsi sejak pertengahan tahun 2015 dan telah mendapat predikat Satuan Kerja dalam Wilayah Bebas Korupsi dengan didapatnya piagam penghargaan dari Menteri Kesehatan. Gambar : Penerimaan Piagam WBK dari Ibu Menteri C. Sumber Daya 1. Sumber Daya Manusia Pelaksanaan kegiatan dan program KKI 2015 tidak terlepas dari upayaupaya seluruh personel di KKI. Terdapat 3 (tiga) unsur dalam organisasi KKI yaitu anggota Konsil Kedokteran Indonesia, anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, dan staf Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia Berikut sumber daya manusia yang ada di KKI tahun 2015: Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

46 a. Sumber Daya Manusia Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Tabel 6.Susunan Anggota KKI Periode ke-3 Tahun NO NAMA JABATAN 1 Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp.A (K) Ketua KKI 2 Dr. drg. Laksmi Dwiati, MHA Wakil Ketua I 3 Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro Wakil Ketua I I 4 Prof. Dr. dr. Herkutanto, Sp.F (K), SH, LLM, FACLM Ketua Konsil Kedokteran 5 Prof. drg. Armasastra Bahar, Ph.D 6 Dr. dr. Meliana Zailani, MARS 7 Dra. Sri Haruti Indah Suksmaningsih, MPM 8 Dr. drg. Zaura Anggraeni, MDS 9 Dr. Leila Mona Ganiem, S.Pd, M.Si 10 Prof. dr. Wiwien Heru Wiyono, Ph.D, Sp.P (K) 11 Prof. Dr. I. Oetama Marsis, Sp.OG 12 Prof. drg. Heriandi Sutadi, Sp.KGA (K), Ph.D 13 drg. Astuty, MARS 14 Dr. dr. Sukman Tulus Putra, Sp.A (K), FACC, FESC 15 Prof. Dr. dr. Nancy Margarita Rehatta, Sp.An, KIC, KNA 16 drg. Grace Virginia Gumuruh, MM, Sp.KG 17 Prof. Dr. drg. Eky Soeria Soemantri, Sp.Ort (K) Ketua Konsil Kedokteran Gigi Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Anggota Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Gigi Anggota Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Gigi Ketua Divisi Registrasi Konsil Kedokteran Anggota Divisi Registrasi Konsil Kedokteran Ketua Divisi Registrasi Konsil Kedokteran Gigi Anggota Divisi Registrasi Konsil Kedokteran Gigi Ketua Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Anggota Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Ketua Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Gigi Anggota Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Gigi Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

47 b. Sumber Daya Manusia Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MDKI) Tabel 7. Susunan Anggota MKDKI Periode 2 Tahun NO NAMA JABATAN 1 Prof. dr. Med. Ali Baziad, Sp.OG(K) Ketua 2 Dr. Sabir Alwy, SH, MH Wakil Ketua 3 Bambang Kusnandir, drg, Sp.Pros, PhD Sekretaris 4 Akhiar Salmi, SH, MH Anggota 5 Dyah Silviaty, dr, Sp.A, MHKes Anggota 6 Rullyanto Wirahardja, dr, MPH, DFM, SH, MHKes Anggota 7 Edi Sumarwanto, drg, MM, MHKes Anggota 8 Dr. Hargianti Dini Iswandari, drg, MM Anggota 9 Dr. Grita Sudjana, drg, MHA Anggota 10 Prof. Umar Fahmi Achmadi, MD, MPH, PHD Anggota c. Sumber Daya Manusia Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia. Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1442/Menkes/ Per/X/2005 tanggal 11 Oktober 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat KKI setingkat Eselon II dengan struktur organisasi sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

48 Diagram 2. Organisasi dan Tata Kelola Set. KKI Sumber daya manusia Sekretariat KKI selama tahun 2015 sebanyak 110 (seratus sepuluh) orang seperti tabel berikut : Tabel 8. SDM Set. KKI NO TENAGA JUMLAH I Menurut Jabatan A. Struktural Eselon I Eselon II 1 Eselon III 4 Eselon IV 12 B. Fungsional 1 C. Staf 47 D. Tenaga Kontrak 24 Jumlah 89 Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

49 NO TENAGA JUMLAH II Menurut Golongan Golongan IV 10 Golongan III 45 Golongan II 10 Golongan I - III Menurut Pendidikan S3 2 S2 18 S1 25 Sarjana Muda/D3 7 SLTA Sumber Daya Anggaran a. Alokasi dana Untuk mencapai sasaran dan target indikator tersebut didukung oleh anggaran yang tersedia dalam DIPA tahun 2015 yang telah direvisi. Ada dua sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan Sekretariat KKI Tahun 2015, yaitu sebagai berikut : Tabel 9. Sumber Daya Anggaran NO SUMBER DANA JUMLAH PAGU 1 Rupiah Murni 28,057,582,000 2 PNBP 4,941,300,000 TOTAL 32,998,882,000 b. Perbandingan Pencapaian Target Kinerja dengan Serapan/penggunaan anggaran Dari total dana di atas, kemudian dialokasikan ke dalam program dan kegiatan yang ditetapkan di Ada 9 (sembilan) pokok kegiatan yang ditetapkan di Berikut alokasi pagu kegiatan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

50 perbandingan pencapaian target kinerja di tahun 2015 beserta serapannya : Tabel 10. perbandingan pencapaian target kinerja di tahun 2015 beserta serapannya N O KEGIATAN Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi Laporan Layanan Surat Tanda Registrasi Dokter dan Dokter gigi Pengembangan Media Informasi Capaian 2015 Anggaran 2015 Target Capaian % Pagu Realisasi % 37 Kasus 31 Kasus 83,78% 1,250,000,000 1,037,621, % STR STR 126,23% 4,941,300,000 4,094,234, % 3 Dokumen 3 Dokumen 100% 1,020,420, ,766, % 4 5 Kebijakan dan Ketentuan KKI Dokumen Perencanaan Penganggaran, Program Pembinaan dan Evaluasi 7 Regulasi 9 Regulasi 128% 5,470,117,000 3,662,760, % 10 Dokumen 10 Dokumen 100% 4,229,863,000 3,144,028, % 6 Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 Bulan 100% 14,149,182,000 8,417,178, % 7 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 31 Unit 31 Unit 100% 710,000, ,046, % 8 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 5 Unit 5 Unit 100% 92,000,000 89,809, % 9 Perbaikan Sarana Fasilitas Gedung 4430 M M 2 100% 1,136,000, ,739, % Total Pagu Sekretariat KKI 32,998,882,000 22,996,184, % Dari Tabel di atas, terlihat untuk program penanganan kasus sebagaimana disampaikan, hanya mampu menyelesaikan 31 Kasus dari 37 target penanganan kasus. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2014, terdapat peningkatan capaian dari 33 target penanganan Kasus, hanya 28 kasus Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

51 yang terselesaikan. Hal ini memang dikarenakan sangat sulit mengukur target kasus yang harus ditangani dalam 1 (satu) tahun. Pada Renstra Kemenkes ( ), KKI menetapkan target STR yang diselesaikan ditahun 2015 sebanyak STR, namun realisasinya mencapai STR dikarenakan banyaknya dokter/dokter gigi yang melakukan Registrasi ulang sehingga melebihi target yang ditetapkan. Hal ini sulit diprediksi, karena sampai saat ini masih banyak dokter/dokter gigi yang belum melakukan registrasi ulang. Untuk beberapa program lainnya cukup efektif dalam hal pencapaian hasil kinerja walaupun terdapat beberapa output kegiatan yang penyerapan anggarannya rendah. Seperti program kebijakan dan ketentuan KKI dapat menyelesaikan 100% dari target dan anggaran hanya digunakan 66,96% dari Pagu, hal ini disebabkan banyaknya kegiatan pertemuan diluar kantor yang dirubah menjadi kegiatan yang dilaksanakan didalam kantor. Namun demikian kualitas dari pencapaian kinerja juga perlu dilakukan evaluasi di tahun-tahun berikutnya apakah dapat bermanfaat dan tepat sasaran. Selain itu realisasi anggaran output kegiatan layanan perkantoran juga sangat rendah, hanya mencapai 59,49%. Hal ini dikarenakan terdapat alokasi penambahan honor Anggota KKI dan MKDKI yang belum dapat dibayarkan karena masih menunggu diterbitkannya Perpres baru terkait Honorarium Anggota KKI dan MKDKI. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

52 3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Aset Barang Milik Negara yang menjadi Aset Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia berdasarkan Neraca per 31 Desember 2015 sebagai berikut : Tabel 11. Barang Milik Negara yang menjadi Aset Sekretariat Konsil Kedokteran KODE AKUN NERACA URAIAN JUMLAH Barang Konsumsi Bahan untuk Pemeliharaan Barang Persediaan Laiinya untuk dijual/diserahkan ke masyarakat Bahan Baku Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Peralatan dan ( ) Mesin Akumulasi Penyusutan Gedung dan ( ) Bangunan Akumulasi Penyusutan Jaringan Software Aset Tak Berwujud Lainnya Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yangtidak digunakan dalam operasi ( ) JUMLAH Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

53 BAB IV KESIMPULAN aporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat KKI Tahun 2015 disusun sesuai perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan KKI selama tahun 2015, untuk disampaikan kepada Ketua KKI dan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan untuk menjadi informasi dan mendapatkan tanggapan. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat KKI tahun 2015 dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai realisasi pencapaian sasaran pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Sekretariat KKI dalam rangka memfasilitasi penyelenggaraan tugas, fungsi dan wewenang KKI. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari dua indikator kinerja Sekretariat KKI di tahun 2015, ada yang melebihi capaian dan ada juga yang tidak mencapai target dari yang telah ditetapkan. Yaitu Jumlah penanganan kasus pelanggaran disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang terselesaikan dari 37 kasus yang di tergetkan hanya terrealisasi 31 Kasus yang terselesaikan yang dikarenakan penyesuaian perubahan Perkonsil No. 20 Tahun 2014 Menjadi Perkonsil No 32 Tahun 2015 berdampak pada proses penanganan kasus dan ditahun 2015 banyak kasus yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi sehingga tidak dapat diputuskan ditahun berjalan. Untuk jumlah Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dan Dokter Gigi yang teregistrasi dan terselesaikan tepat waktu dari STR yang ditergetkan mampu terrealisasi hingga STR, dikarenakan dokter/dokter gigi yang melakukan registrasi ulang ditahun 2015 melebihi angka dari yang diperkirakan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI

LAKIP Sekretariat KKI

LAKIP Sekretariat KKI LAKIP 2013 i LAKIP 2013 Kata Pengantar P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat rahmat dan karunia-nya, kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang S alah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya pelayanan profesional oleh dokter dan dokter gigi yang kompeten yang bekerja untuk

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 34 Undang- Undang

Lebih terperinci

RANGKUMAN KELOMPOK 3 KOORDINASI SISTEM PEMBINAAN.

RANGKUMAN KELOMPOK 3 KOORDINASI SISTEM PEMBINAAN. RANGKUMAN KELOMPOK 3 KOORDINASI SISTEM PEMBINAAN www.kki.go.id Ranah: Preventif pelaksanaan kuratif Hulu Hilir Dokter sebagai subyek dalam keadaaan normal dan abnormal Perhatikan aspek input proses output

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan perkembangan Pemerintahan, peraturan perundang-undangan serta adanya Amar Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 82

2017, No c. bahwa berdasarkan perkembangan Pemerintahan, peraturan perundang-undangan serta adanya Amar Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 82 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.457, 2017 KKI. RENSTRA. Tahun 2015-2019. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TAHUN 2015 2019

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.353, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. Majelis Kehormatan Disiplin. Kedokteran PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi?

1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi? Bagian Registrasi 1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi? J: Sangat bermanfaat 2 P: Registrasi dr/drg Konsil Kedokteran Indonesia dilakukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.352, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Tata Cara. Penanganan. Kasus. Pelanggaran Disiplin. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.351, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. Fungsi. Tugas. Wewenang. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.617, 2015 KKI. Pelanggaran Disiplin. Dokter dan Dokter Gigi. Dugaan. Penanganan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.298, 2014 KKI. Registrasi. Sementara. Bersyarat. Dokter. Dokter Gigi. WNA. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI SEMENTARA DAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. RANGKUMAN PEMIKIRAN Rapat Koordinasi Nasional Sinergitas Konsil Kedokteran indonesia dengan Pemangku Kepentingan dalam Pengawalan Profesionalisme Dokter dan dokter Gigi Menghadapi Tantangan Global Makasar,

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1787, 2017 KKI. Dokter dan Dokter Gigi. Penanganan Pengaduan Disiplin. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN, PEMBINAAN, DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.451, 2012 KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Kewenangan Tambahan. Dokter. Dokter Gigi. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 48/KKI/PER/XII/2010 TENTANG KEWENANGAN TAMBAHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1304, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Pendidikan. Dokter Spesialis. Program. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM PENDIDlKAN DOKTER

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Undang Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Undang Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Ung Ung No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran mengemban misi untuk mewujudkan good clinical governance yang banyak melibatkan pemangku kepentingan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.954, 2013 KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Surat Keterangan. Sehat Fisik. Mental. Penanganan. Laporan. Gangguan Kesehatan Serius. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

2014, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lemb

2014, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lemb No.297, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN. Dokter. Doter Gigi. WNA. Adaptasi. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ADAPTASI DOKTER DAN DOKTER GIGI WARGA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.856, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKI. Dokter. Dokter Gigi. Kompetensi Yang Sama. Pengesahan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN KOMPETENSI YANG SAMA

Lebih terperinci

Peran Kolegium dan Masalah Perijinan Praktik untuk pelatihan dalam rangka. Pelaksanaan Sanksi Disiplin Profesi Kedokteran

Peran Kolegium dan Masalah Perijinan Praktik untuk pelatihan dalam rangka. Pelaksanaan Sanksi Disiplin Profesi Kedokteran Peran Kolegium dan Masalah Perijinan Praktik untuk pelatihan dalam rangka Pelaksanaan Sanksi Disiplin Profesi Kedokteran Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Indonesia KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA MELINDUNGI

Lebih terperinci

MEKANISME PELAKSANAAN DALAM MENGHADAPI PELUNCURAN SISTIM INTEROPERABILITAS TERKAIT PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI OLEH MKKGI

MEKANISME PELAKSANAAN DALAM MENGHADAPI PELUNCURAN SISTIM INTEROPERABILITAS TERKAIT PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI OLEH MKKGI MEKANISME PELAKSANAAN DALAM MENGHADAPI PELUNCURAN SISTIM INTEROPERABILITAS TERKAIT PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI OLEH MKKGI Ketua MKKGI. Prof.Dr.Latief Mooduto,drg.,SpKG(K)., MS Jakarta, 27-29 Nop 2016

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS ALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN SUDUT PANDANG DARI RANAH KEGIATAN TANGGUNG-JAWAB KKI

PENJELASAN ATAS ALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN SUDUT PANDANG DARI RANAH KEGIATAN TANGGUNG-JAWAB KKI Konsil Kedokteran Indonesia PENJELASAN ATAS ALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN SUDUT PANDANG DARI RANAH KEGIATAN TANGGUNG-JAWAB KKI dr. Daryo Soemitro Sp.BS Ketua Divisi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem No.671, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Izin. Pelaksanaan. Praktik Kedokteran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA LAPORAN TAHUNAN

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA LAPORAN TAHUNAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA LAPORAN TAHUNAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TAHUN 2013 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI.. i DAFTAR LAMPIRAN ii RINGKASAN UTAMA.... 1 BAB I. PENDAHULUAN.... 3 A. LATAR BELAKANG. 3 B.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI REGISTRASI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER MANDIRI Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA DAN MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RENCANASTRATEGIS TAHUN KONSILKEDOKTERANINDONESIA. Jl.TeukuCikDitiroNo.6 Gondangdia,Menteng JakartaPusat10350

RENCANASTRATEGIS TAHUN KONSILKEDOKTERANINDONESIA. Jl.TeukuCikDitiroNo.6 Gondangdia,Menteng JakartaPusat10350 KONSILKEDOKTERANINDONESIA RENCANASTRATEGIS KONSILKEDOKTERANINDONESIA TAHUN2015-2019 KONSILKEDOKTERANINDONESIA Jl.TeukuCikDitiroNo.6 Gondangdia,Menteng JakartaPusat10350 KATA PENGANTAR Pemerintah telah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Integrasi Kelembangan KFN Menjadi Bagian KTKI

Integrasi Kelembangan KFN Menjadi Bagian KTKI Integrasi Kelembangan KFN Menjadi Bagian KTKI Disampaikan oleh : Drs. Purwadi, Apt., MM., ME Ketua Komite Farmasi Nasional Disampaikan pada : Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kefarmasian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM ADAPTASI DOKTER DAN DOKTER GIGI WARGA NEGARA INDONESIA LULUSAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang bahwa sebagai pelaksana ketentuan Pasal 34 Undang-undang

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73 C. Pengelolaan Keuangan... 67 BAB IV PENUTUP... 73 Kesimpulan... 73 LAMPIRAN : - Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) 1 RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) Renja Bagian Pertanahan Tahun 2015 (Review) Page 1 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Rencana Kerja Bagian Pertanahan Sekretariat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Kabupaten Berau Inspektur, Drs. H. Suriansyah, MM Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Inspektorat Kabupaten Berau Inspektur, Drs. H. Suriansyah, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Berpedoman pada peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

TATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN TATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN Dr. drg. Zaura Anggraeni, MDS Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Gigi Bekasi, 23 Mei 2016 Kesehatan = Hak Manusia UUPK penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lain yang diperlukan. orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lain yang diperlukan. orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tahunan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tahunan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokumen rencana strategis yang pada subtansinya diarahkan untuk mendukung terwujudnya tujuan dan sasaran renstra Kabupaten Bandung, yaitu tujuan sasaran capaian kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Kata Pengantar

SEKRETARIAT KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Kata Pengantar Kata Pengantar P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat rahmat dan karunia-nya, kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG 1 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN MILIK PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

HERIANDI SUTADI DIVISI REGISTRASI

HERIANDI SUTADI DIVISI REGISTRASI HERIANDI SUTADI DIVISI REGISTRASI KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) adalah suatu badan otonom, mandiri, non struktural dan bersifat independen yang terdiri atas konsil Kedokteran

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN. No.261, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5958) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS 2013 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang : a. bahwa terhadap

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan tahun 2014 Page 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya manusia

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.343, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Kualifikasi Nasional. Pendidikan Kedokteran. Penerapan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Politeknik Kesehatan Surakarta selama menjalankan tugas-tugas kedinasan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa guna

Lebih terperinci

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.61, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA IPTEK. Keinsinyuran. Profesi. Penyelenggaraan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN Konsil Kedokteran Indonesia. Konsil Kedokteran Indonesia

LAPORAN TAHUNAN Konsil Kedokteran Indonesia. Konsil Kedokteran Indonesia LAPORAN TAHUNAN 2015 Konsil Kedokteran Indonesia Konsil Kedokteran Indonesia i ii Laporan Tahunan 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... iv RINGKASAN... 1 BAB I PENDAHULUAN... 5 A. LATAR

Lebih terperinci

Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 51 tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dokter dan dokter gigi terpadu

Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 51 tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dokter dan dokter gigi terpadu Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 51 tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dokter dan dokter gigi terpadu DR.Dr. Meliana Zailani,MARS Ketua Konsil Kedoktran DR. Dr. Meliana Zailani, MARS Lulus

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

Lebih terperinci