BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Undang Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
|
|
- Surya Ivan Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Ung Ung No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran mengemban misi untuk mewujudkan good clinical governance yang banyak melibatkan pemangku kepentingan. Berdasarkan hasil pembahasan hasil penelititian Secara umum respons dokter pada Ung Ung Praktik Kedokteran telah direspons pada kategori baik, kecuali pada pencantuman sanksi hukum pia praktik kedokteran peran yang dilakukan oleh penegak hukum lembaga swadaya masyarakat sebagai faktor lingkungan direspons pada kategori cukup baik Dokter dokter gigi yang berpraktik di Kota Me memiliki itikad baik untuk menerima mengimplementasikan Ung Ung Praktik Kedokteran Hasil uji statistik regresi berganda menunjukkan bahwa respons dokter pada Ung-Ung No. 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran peran yang dilakukan oleh penegak hukum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan dokter dalam mengimplementasikannya di Kota Me (Adj. R. Square 0,5173). Hasil uji statistik regresi berganda, secara parsial menunjukkan bahwa respons dokter pada sanksi hukum praktik kedokteran memiliki pengaruh terbesar (β = 0,68) terhadap kepatuhan dokter dalam implementasi Ung Ung No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran di Kota Me dengan syarat variabel lain dianggap konstan Tantangan paling pelik dalam implementasi ung-ung praktek kedokteran ini terletak pada masih aya perbedaan kerangka penegak 247
2 hukum untuk menegakkan spirit good clinical governance. Dalam hal inilah respons dokter berbeda dengan yang diharapkan oleh para penyusun ung-ung. Dalam batas tertentu terdapat resistensi dari komunitas dokter yang telah terbiasa dengan kaidah self-governing dalam menegakkan clinical governane, sehingga tidak mudah menerima dihakimi profesionalitasnya oleh orang luar. 7.2 Berdasarkan hasil pembahasan tentang pelaksanaan fungsi, tugas, wewenang pemangku kepentingan dalam implementasi Ung Ung No. 29 Tahun 2004 dapat disimpulkan, Kementerian Kesehatan setelah disahkannya Ung-Ung No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran sebagian dari fungsi, tugas kewenangan lama yang diembannya telah dilimpahkan kepada Konsil Kedokteran Indonesia, Majelis Kehormatan Dispilin Kedokteran Indonesia (MKDKI), Dinas Kesehatan, organisasi profesi kedokteran. Kementerian Kesehatan sebagai regulator eksternal praktik kedokteran telah menunjukkan kesiapannya sebagai lembaga yang bertanggung jawab menyusun regulasi eksternal praktik kedokteran. Sungguhpun demikian, peran untuk melakukan sosialisasi berbagai regulasi eksternal praktik kedokteran belum terlaksana secara intens terprogram kepada dokter dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran. Dalam konteks inilah dokter dokter gigi menilai pemerintah belum cukup serius dalam mengimplementasikan ung-ung kebijakan praktik kedokteran di Kota Me Konsil Kedokteran Indonesia secara administratif telah berperan dengan baik. Lembaga ini berperan sebagai berikut: (a) menyetujui menolak permohonan registrasi dokter dokter gigi, (b) 248
3 menerbitkan mencabut STR, (c) mengesahkan standar kompetensi dokter dokter gigi, (d) telah melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dokter gigi, (e) mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran kedokteran gigi, (f) melakukan pencatatan terhadap dokter dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi, (g) melakukan pencatatan terhadap dokter dokter gigi yang dikenakan sanksi disiplin kedokteran yang telah diputuskan oleh KKI berdasarkan rekomendasi MKDKI. Sungguhpun demikian, sosialisasi berbagai regulasi internal praktik kedokteran sebagai bentuk pembinaan pengawasan terhadap dokter yang menjalankan praktik kedokteran belum terlaksana secara intens terprogram. Regulasi yang dihasilkan lembaga tersebut juga direspons menambah beban administrasi dalam menjalankan praktik Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) selaku lembaga yang bertanggung berjawab terhadap disiplin kedokteran Indonesia berdasarkan sejumlah pengaduan masyarakat terkait dengan kepentingan masyarakat dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran telah dilaksanakan sesuai peraturan perung-ungan telah melaksanakan tugasnya menyusun regulasi tentang Pedoman Penegkan Disiplin Profesi Dokter melalui Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 17/KKI/KEP/VIII/2006. Walaupun beberapa keberhasilan yang telah dicapai oleh MKDKI, namun masih ada meninggalkan beberapa permasalahan diantaranya: a) Belum terbentuknya MKDKI di tingkat provinsi sehingga peran MKDKI sebagai lembaga penegak disipilin praktik kedokteran belum 249
4 bisa berperan secara optimal mengingat begitu luasnya letak geografis Indonesia dengan jumlah sumber daya manusia waktu yang dimiliki oleh MKDKI. b) Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran (MKDKI) belum berperan secara proaktif sebagai lembaga penegak disiplin dokter dokter gigi MKDKI tidak berperan sebagai lembaga yang melakukan pendistribusian kasus pelanggaran yang didasarkan pada hasil yang dilakukan majelis pemeriksaan awal yang ditunjukkan oleh MKDKI. Hal ini terjadi karena peran MKDKI hanya dibatasi berdasarkan pengaduan masyarakat Peran Dinas Kesehatan Kota Me sebagai lembaga regulator di tingkat daerah hanya terfokus kepada berperan sebagai lembaga yang menerbitkan surat ijin praktik dokter, mencatat seluruh surat ijin praktik (SIP) dokter untuk kepentingan pemetaan praktik kedokteran di wilayahnya. Namun Dinas Kesehatan Kota Me belum menunjukkan kesiapan keseriusannya sebagai lembaga regulator praktik kedokteran. Ketidaksiapan tersebut dikarenakan selama 10 tahun diberlakukannya UU No. 29 Tahun 2004, Kota Me belum memiliki Peraturan daerah (Perda) tentang Praktik Kedokteran sebagaimana diamanahkan oleh Ung Ung Praktik Kedokteran. Hal ini berdampak kepada tidak aya anggaran khusus untuk melakukan program pembinaan pengawasan secara terprogran kontinyu terhadap dokter dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran Selama perjalanan proses implementasi Ung Ung Praktik Kedokteran, organisasi profesi kedokteran (IDI/PDGI) telah pro-aktif melakukan pembinaan, pengawasan kepada anggotanya terutama 250
5 disebabkan aya sanksi hukum pia praktik kedokteran bagi anggotanya yang menjalankan praktik tidak sesuai dengan standar pelayanan kedokteran (SPK) standar prosedur operasinal (SPO), menerbitkan surat rekomendasi untuk pengurusan SIP, berperan sebagai saksi ahli bila terjadi kasus dugaan malpraktik yang diadukan oleh masyarakat kepada lembaga penegak hukum berperan melakukan pembelaan terhadap anggotanya jika terjadi kasus sengketa medis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kota Me sebagai lembaga pengawal hukum praktik kedokteran yang ada belum secara optimal berperan dalam implementasi Ung Ung Praktik Kedokteran karena sebagian besar LSM tersebut tidak memiliki core kegiatannya terkait dengan implementasi Ung Ung Praktik Kedokteran kecuali Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) Me sebagai lembaga yang berperan memberikan perlindungan kepada pasien melalui kegiatan advokasi secara nonligitasi kepada pasien yang dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran. Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) dalam implementasinya belum menjadi pilihan masyarakat untuk mengadukan bila kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran Pengembangan clinical governance yang mengacu pada premis selfgovernance praktik kedokteran. Ada dua level self-governance praktik kedokteran. Pertama, level mikro: Self-governance pada level mikro terkait dengan self-regulation profesi kedokteran sebagai kewenangan yang telah diberikan pemerintah kepada profesi dokter 251
6 sebagai hak otonominya dalam menjalankan praktik kedokteran yang dilandasi pada kompetensi, kode etik kedokteran atau kode etik kedokteran gigi Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK), Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan kedokteran. Konsekuensi penggunan self-regulation profesi kedokteran jika tidak dapat dipertangungjawabkan atas segala tindakan pelayanan medis yang telah diberikan kepada pasiennya harus bersedia diperkarakan dalam ranah hukum pia kedokteran. Instrumen yang dapat digunakan untuk mempertanggungjawabkan atas segala tindakan medis yang telah diberikan dapat dilakukan melalui aktivitas audit klinis yang dilakukan oleh organisasi profesi integrasi yang lebih pada agenda audit klinis sebagai kebutuhan dari komunitas dokter kemajuan dari praktik kedokteran. Kedua, di level makro: Self-governance pada level makro terkait dengan selfgovernance praktik kedokteran bagi komunitas dokter di Kota Me Nasional didasarkan pada berbagai regulasi eksternal regulasi internal praktik kedokteran yang telah disusun oleh pemerintah sebagai pedoman dalam menjalankan praktik kedokteran. 7.2 Saran Perlunya meningkatkan respons dokter dokter gigi kepada Ung Ung No. 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran melalui, Peningkatan kegiatan sosialisasi secara terprogram tentang berbagai regulasi praktik kedokteran Peningkatan peran pembinaan pengawasan oleh lembaga regulator terutama lembaga regulator di daerah tehadap penyelenggaraan praktik kedokteran dalam implementasi Ung Ung Praktik Kedokteran 252
7 Mempersamakan persepsi diantara pemangku kepentingan tentang kerangka penegakan hukum pia praktik Kepentingan Dalam kedokteran praktik kedokteran Perlu peningkatan kesiapan Pemangku Implementasi Ung Ung No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran melalui, Keseriusan pemerintah melaksanakan perannya sebagai lembaga regulator praktik kedokteran yang bertanggung jawab terhadap regulasi internal praktik kedokteran, melakukan pembinaan pengawasan kepada dokter/dokter gigi yang menjalankan praktik di kota Me secara terprogram dengan melibatkan pemangku kepentingan pembagian tugas yang jelas rinci Peningkatan keseriusan KKI sebagai lembaga regulator internal praktik kedokteran yang bertanggung jawab terhadap regulasi internal praktik kedokteran sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi kedokteran perubahan lingkungan, melakukan pembinaan pengawasan kepada dokter/dokter gigi yang menjalankan praktik di kota Me secara terprogram dengan melibatkan pemangku kepentingan pembagian tugas yang jelas rinci Melakukan revisi terhadap Ung Ung No. 29 tahun 2004 dengan memasukkan beberapa hal: a) Untuk mengefektifkan peran MKDKI di daerah sebagai lembaga penegakan disiplin dokter dokter gigi perlu dilakukan revisi pasal 57 ayat (2) dengan perobahan sebagai berikut Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran di tingkat 253
8 Provinsi harus dibentuk oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) atas usul Majelis Kehormatanan Disipilin Kedokteran Indonesia. b) Perubahan status Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) menjadi bagian atau kamar dari Peradilan Umum, sebagai salah satu pilar dalam sistem peradilan di Indonesia c) Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) berperan sebagai lembaga yang melakukan pendistribusian kasus pelanggaran praktik kedokteran berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Majelis Pemeriksaan Awal yang ditunjukkan oleh MKDKI. Misalnya, (a) Apabila dalam Pemeriksaan kedokteran, pemeriksaan Awal maka awal ditemukan Majelis Kedokteran Indonesia pengaduan masyarakat oleh pelanggaran Kehormatanan (MKDKI) tersebut Majelis pia Disiplin menindaklanjuti kepada lembaga berwenang sebagai lembaga penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan atau Pengadilan. (b) Apabila dalam pemeriksaan awal yang dilakukan oleh Majelis Pemeriksaan Awal ditemukan pelanggaran disiplin kedokteran, maka ketua Majelis Kehormatan Disipilin Kedokteran Indonesia membentuk Majelis Pemeriksaan Disiplin. (c) Apabila dalam Pemeriksaan kedokteran, pemeriksaan Awal maka awal ditemukan Majelis oleh Majelis pelanggaran Kehormatanan etik Disiplin 254
9 Kedokteran Indonesia (MKDKI) meneruskan pengaduan masyarakat tersebut kepada organisasi profesi kedokteran atau organisasi profesi kedokteran gigi Penguatan peran Dinas Kesehatan Kota Me sebagai lembaga regulator di daerah melalui : Program pembinaan pengawasan terhadap praktik dokter/praktik dokter gigi yang dilakukan secara terprogram yang di dukung oleh angggaran APBD Mengesahkan segera mungkin Ranperda Tentang Praktik Kedookteran yang telah dibuat oleh Dinas Kesehatan Kota Me Dibentuknya unit pembinaan pengawasan praktik kedokteran di dalam struktur organisasi Dinas Kesehatan Melakukan penguatan kerja sama antara Dinas kesehatan kota Me dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Organisasi profesi (IDI/PDGI) PERSI untuk mengatasi permasalahan pendistribusian dokter spesialis di sarana pelayanan rumah sakit memotivasi pihak rumah sakit untuk membuat pelayanan unggulan dari setiap rumah sakit yang ada di kota Me Penguatan peran organisasi profesi untuk mengawasi mengontrol sebagai penggunaan hak otonomi self-regulating dokter dalam profesi kedokteran menjalankan praktik kedokteran melalui kegiatan audit klinik secara terprogran kontinyu kepada anggotanya yang menjalankan praktik terutama bagi dokter yang berpraktik di sarana pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit ataupun di puskesmas, klinik. 255
10 7.2.6 Penguatan peran Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai lembaga pengawal hukum melalui program kerja yang secara khusus dirancang secara periodik untuk melakukan pengawalan proses implementasi Ung Ung Praktik Kedokteran Perlu penelitian lebih lanjut tentang clinical governance pada level messo dalam implementasi Ung Ung Praktik Kedokteran yaitu penelitian tentang implementasi Peraturan Menteri Kesehatan No. 755 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah sakit. Di dalam Permenkes tersebut disebutkan bahwa Komite Medik di rumah sakit memliki tiga sub-komite medik yaitu sub-komite kredensial, sub-komite mutu profesi, sub-komite etik disiplik kedokteran. 256
BAB I PENDAHULUAN. Praktik kedokteran memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Praktik kedokteran memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pengobatan yang dilakukan oleh para dokter.
Lebih terperinciRANGKUMAN KELOMPOK 3 KOORDINASI SISTEM PEMBINAAN.
RANGKUMAN KELOMPOK 3 KOORDINASI SISTEM PEMBINAAN www.kki.go.id Ranah: Preventif pelaksanaan kuratif Hulu Hilir Dokter sebagai subyek dalam keadaaan normal dan abnormal Perhatikan aspek input proses output
Lebih terperinciTATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN
TATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN Dr. drg. Zaura Anggraeni, MDS Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Gigi Bekasi, 23 Mei 2016 Kesehatan = Hak Manusia UUPK penyelenggaraan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.954, 2013 KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Surat Keterangan. Sehat Fisik. Mental. Penanganan. Laporan. Gangguan Kesehatan Serius. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.353, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. Majelis Kehormatan Disiplin. Kedokteran PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciIntegrasi Kelembangan KFN Menjadi Bagian KTKI
Integrasi Kelembangan KFN Menjadi Bagian KTKI Disampaikan oleh : Drs. Purwadi, Apt., MM., ME Ketua Komite Farmasi Nasional Disampaikan pada : Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kefarmasian
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER MANDIRI Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.451, 2012 KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Kewenangan Tambahan. Dokter. Dokter Gigi. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 48/KKI/PER/XII/2010 TENTANG KEWENANGAN TAMBAHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciTujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
RANGKUMAN PEMIKIRAN Rapat Koordinasi Nasional Sinergitas Konsil Kedokteran indonesia dengan Pemangku Kepentingan dalam Pengawalan Profesionalisme Dokter dan dokter Gigi Menghadapi Tantangan Global Makasar,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem
No.671, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Izin. Pelaksanaan. Praktik Kedokteran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.351, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. Fungsi. Tugas. Wewenang. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.617, 2015 KKI. Pelanggaran Disiplin. Dokter dan Dokter Gigi. Dugaan. Penanganan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciStrategi Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Praktik Kedokteran dalam Rangka Pembinaan Profesi Dokter/Dokter Gigi pada Era MEA #
Strategi Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Praktik Kedokteran dalam Rangka Pembinaan Profesi Dokter/Dokter Gigi pada Era MEA # Dody Firmanda Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)
Lebih terperinciPeran Kolegium dan Masalah Perijinan Praktik untuk pelatihan dalam rangka. Pelaksanaan Sanksi Disiplin Profesi Kedokteran
Peran Kolegium dan Masalah Perijinan Praktik untuk pelatihan dalam rangka Pelaksanaan Sanksi Disiplin Profesi Kedokteran Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Indonesia KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA MELINDUNGI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. UU Nomor 29 Tahun 2004 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan pemerintah Tanggal 6 Oktober Tahun 2004. Undang-undang ini menyebutkan bahwa penyelenggaraan
Lebih terperinciSURVEI HUBUNGAN DOKTER DENGAN PASIEN
SURVEI HUBUNGAN DOKTER DENGAN PASIEN Disampaikan untuk Laporan Pelaksanaan Proyek Bersama Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) November 2015 PT MARTABAT PRIMA KONSULTINDO (MARTABAT) Konsultan Jaminan Sosial
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1787, 2017 KKI. Dokter dan Dokter Gigi. Penanganan Pengaduan Disiplin. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS ALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN SUDUT PANDANG DARI RANAH KEGIATAN TANGGUNG-JAWAB KKI
Konsil Kedokteran Indonesia PENJELASAN ATAS ALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN SUDUT PANDANG DARI RANAH KEGIATAN TANGGUNG-JAWAB KKI dr. Daryo Soemitro Sp.BS Ketua Divisi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.915, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Data. Informasi Kesehatan. Rahasia Kedokteran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA DAN MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.319, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Registrasi. Berbasis Elektronik. Sistem Informasi. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI REGISTRASI
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang : a. bahwa terhadap
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KEDOKTERAN DI RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.856, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKI. Dokter. Dokter Gigi. Kompetensi Yang Sama. Pengesahan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN KOMPETENSI YANG SAMA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.352, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Tata Cara. Penanganan. Kasus. Pelanggaran Disiplin. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011
Lebih terperinciHubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Pelayanan Kesehatan Memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau merupakan hak dasar
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinci2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang
No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR
1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa guna
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan sesuai dengan tujuan pembentukan Negara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam
Lebih terperinci2014, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lemb
No.297, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN. Dokter. Doter Gigi. WNA. Adaptasi. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ADAPTASI DOKTER DAN DOKTER GIGI WARGA
Lebih terperinciMasalah Penegakan Disiplin Praktik Kedokteran
Masalah Penegakan Disiplin Praktik Kedokteran Dody Firmanda Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) 70 60 50 Jumlah Pengaduan 2013-2017 64 57 2017 (12 Mei 2017) Kasus Baru : 19 1.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.298, 2014 KKI. Registrasi. Sementara. Bersyarat. Dokter. Dokter Gigi. WNA. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI SEMENTARA DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciApa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018
Apa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018 Pendahuluan Saat ini ada beberapa kasus hukum yang melibatkan dokter maupun tenaga
Lebih terperinciORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciSinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH
Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH PEMBANGUNAN KEPERAWATAN DI INDONESIA Periode 2015-2020 Apa Yg Hendak Dituju 2 Tujuan Utama Profesi
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG
1 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN MILIK PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKEWENANGAN KLINIS: STANDAR KOMPETENSI DAN PERKONSIL NO 9 TAHUN 2012
KEWENANGAN KLINIS: STANDAR KOMPETENSI DAN PERKONSIL NO 9 TAHUN 2012 Dr.dr. Meliana Zailani, MARS Ketua Divisi Pembinaan KKI INDONESIA MEDICAL COUNCIL Konsil Kedokteran Indonesia dibentuk untuk Pasal 4
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Set.KKI 2015
200000 150000 100000 108000 115155 142000 146048 128000 135739 118000 125465 172000 182639 152000 157393 50000 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Targe t 300 250 200 150 100 50 0 52 77 78 121 97 183 127 242
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciMajelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dalam Dugaan Pelanggaran Disiplin Kedokteran
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dalam Dugaan Pelanggaran Disiplin Kedokteran Dody Firmanda Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) Ketua KSM Kesehatan Anak, RSUP
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1304, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Pendidikan. Dokter Spesialis. Program. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM PENDIDlKAN DOKTER
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM JL. BUDI KEMULIAAN NO. 1 SERAYA - BATAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1053, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rumah Sakit. Komite Keperawatan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciPEMBATALAN SANKSI DISIPLIN PROFESI KEDOKTERAN OLEH PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBATALAN SANKSI DISIPLIN PROFESI KEDOKTERAN OLEH PENGADILAN TATA USAHA NEGARA Andryawan 1 1 Fakultas Hukum, Universitas Tarumanagara Jakarta Email: andryawan@fh.untar.ac.id ABSTRAK Dokter merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lain yang diperlukan. orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya
Lebih terperinciPEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI
1. PENDAHULUAN PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Lebih terperinciKONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT KETERANGAN SEHAT FISIK DAN MENTAL TERKAIT PERSYARATAN REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI SERTA
Lebih terperinciPanduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksud denga Puskesmas adalah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran. Keanggotaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran. Keanggotaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/MENKES/PER/I/2011 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 34 Undang- Undang
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan
Lebih terperincidr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes
dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes Peraturan yg menjadi acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit. Definisi Komite Medik Perangkat
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BY LAWS) RSUD
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BY LAWS) RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciI. Ketua Komite Keperawatan
I. Ketua Komite Keperawatan Tugas pokok Memimpin seluruh kegiatan dari komite keperawatan meliputi kredensialing, penjagaan dan peningkatan mutu profesi, serta penjagaan serta pembinaan disiplin dan etika
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XIII/2015 Pengaturan Terkait Tenaga Medis (Dokter dan Dokter Gigi)
RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XIII/2015 Pengaturan Terkait Tenaga Medis (Dokter dan Dokter Gigi) I. PEMOHON 1. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) diwakili oleh Dr. Zaenal Abidin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi, terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE NAKES RS. JANTUNG BINAWALUYA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki
Lebih terperinciGAMBARAN KEPATUHAN DOKTER PRAKTEK SWASTA (DPS) TERHADAP SPO (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL) DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013
GAMBARAN KEPATUHAN DOKTER PRAKTEK SWASTA (DPS) TERHADAP SPO (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL) DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 J. Nugrahaningtyas W. Utami Intisari Latar Belakang : Menurut Kementrian
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk
Lebih terperinciPeraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 51 tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dokter dan dokter gigi terpadu
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 51 tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dokter dan dokter gigi terpadu DR.Dr. Meliana Zailani,MARS Ketua Konsil Kedoktran DR. Dr. Meliana Zailani, MARS Lulus
Lebih terperinciHOSPITAL BYLAWS PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT M.C.Inge Hartini 2009
HOSPITAL BYLAWS PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT M.C.Inge Hartini 2009 POKOK BAHASAN PENGERTIAN FUNGSI HBL TUJUAN PENYUSUNAN HBL MANFAAT HBL BAGI RS, PENGELOLA RS,PEMERINTAH, PEMILIK RS TINGKAT dan JENIS
Lebih terperinci1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi?
Bagian Registrasi 1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi? J: Sangat bermanfaat 2 P: Registrasi dr/drg Konsil Kedokteran Indonesia dilakukan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014 Pemetaan Tenaga Kesehatan Mutu Tenaga Kesehatan Untuk Memenuhi: 1.Hak dan Kebutuhan Kesehatan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15/KKI/PER/VIII/2006
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15/KKI/PER/VIII/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA DAN MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. kewenangan bidan praktik mandiri merupakan peran imperatif. Peran. imperatif yakni peran yang wajib dilaksanakan sesuai ketentuan.
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Peran IBI dalam pengawasan terhadap pelaksanaan kewenangan bidan praktik mandiri merupakan peran imperatif. Peran imperatif yakni peran yang wajib dilaksanakan sesuai ketentuan.
Lebih terperinci2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN
PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN Jl. Madya Kebantenan No.4, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi
Lebih terperinci2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciDAFTAR INFORMASI PUBLIK RSKIA KOTA BANDUNG
DAFTAR INFORMASI PUBLIK RSKIA KOTA BANDUNG A. Pengelompokan informasi yang bersifat publik (label hijau) 1. Informasi publik yang wajib tersedia saat ini di RSKIA Kota Bandung meliputi: a. Daftar seluruh
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menyatakan pengaturan praktik kedokteran bertujuan memberikan perlindungan kepada pasien, mempertahankan dan meningkatkan
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negar
No.979, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Praktek Elektromedis. Penyelenggaraan. Izin. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/ PP.IAI/1418/IX/2016. Tentang
SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/ PP.IAI/1418/IX/2016 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEMBINAAN PRAKTIK KEFARMASIAN DI FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN IKATAN
Lebih terperinciOleh : Dr. Hj.AHYANI RAKSANAGARA, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung) 29 Agustus 2014
Oleh : Dr. Hj.AHYANI RAKSANAGARA, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung) 29 Agustus 2014 SISTEMATIKA I. DASAR HUKUM II. ANALISA SITUASI III. PELAKSANAAN IZIN PRAKTEK DOKTER IV. BENTUK PENGAWASAN V.
Lebih terperinci