APLIKASI CAPITAL ASSET PRICING MODEL SEBAGAI ALAT BANTU PEMBENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN (STUDI LQ45 DI BURSA EFEK INDONEISA PERIODE )
|
|
- Yandi Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Powered by TCPDF ( Tugas Akhir APLIKASI CAPITAL ASSET PRICING MODEL SEBAGAI ALAT BANTU PEMBENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN (STUDI LQ45 DI BURSA EFEK INDONEISA PERIODE ) Anita Siagian¹, Rizki Vidyamukti Se.², Me³ ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika),, Universitas Telkom ¹myname@example.com
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. LQ45 dibaca likuid 45. Saham-saham perusahaan yang masuk ke dalam kelompok ini dikenal dengan sebutan saham blue chip. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu Kriteria Pemilihan Saham LQ45 Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45 adalah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia minimal 3 bulan. 2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu masuk dalam 60 terbesar dari total nilai, volume dan frekuensi transaksi (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). 3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler. 4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 1
3 5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut diatas, akan dilihat juga keadaan keuangan, frekuensi dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. Hasil dari evaluasi tersebut akhirnya akan memunculkan 45 perusahaan yang membentuk LQ45 dan dijadikan sebagai dasar untuk perhitungan LQ45 selama 6 bulan kedepan Evaluasi dan Penggantian Saham Bursa efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja emiten-emiten yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi LQ45, maka saham tersebut akan dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Hal ini akan terus dilakukan, sehingga konsistensinya terpenuhi dan kriteria untuk masuk ke dalam LQ45 dapat terjaga. Hari dasar untuk penghitungan LQ45 yang pertama kali diluncurkan adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar dari bulan Juli 1993 sampai dengan bulan Juni 1994, hingga terpilih 45 emiten sesuai dengan kriteria diatas. Perusahaan-perusahaan yang masuk kedalam LQ45 secara agregat memiliki kapitalisasi sebesar 72% dari total kapitalisasi pasar dan memiliki nilai transaksi sebesar 72,5% dari total nilai transaksi di pasar regular. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan yang masuk kedalam LQ45 mencerminkan kisaran 70% dari keseluruhan perusahaan yang ada di pasar modal. Artinya, kontribusi perusahaan-perusahaan LQ45 hampir tiga perempat dari kekuatan bursa. Kondisi ini dapat mencerminkan 2
4 bahwa pengamatan terhadap 45 perusahaan yang masuk dalam LQ45 cukup menggambarkan kinerja pasar secara keseluruhan. 1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pembangunan ekonomi di Indonesia yang terjadi saat ini memberikan pengaruh dalam perkembangan pasar modal yang menjadi salah satu tempat alokasi dana yang diminati para investor. Hal ini dikarenakan investor yang memiliki kelebihan dana biasanya tidak akan membiarkan dana yang dimilikinya tidak membuahkan suatu hasil atau nilai tambah. Oleh karena itu para investor berusaha untuk menginvestasikan dananya dengan memperjualbelikan saham-saham yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang telah go public di Bursa Efek. Banyak orang tertarik untuk bermain dalam pasar modal karena lebih mudah dan pergerakan uang dalam pasar tersebut termasuk cepat jika dibandingkan dengan investasi pada real asset seperti membeli rumah, tanah, emas dan sebagainya. Dalam setiap keputusan investasi, investor akan melihat pada tingkat pengembalian invetasi. Investor akan melihat investasi yang menjanjikan dan mengharapkan tingkat keuntungan tertinggi. Risiko merupakan suatu kepastian dalam setiap investasi. Tidak ada investasi yang sama sekali tidak mengandung risiko, maka investor harus mempertimbangkan faktor risiko. Jadi, jika seorang investor menginginkan hasil yang tinggi maka ia harus siap menanggung risiko yang tinggi, tetapi bila investor mengharapkan risiko yang rendah maka hasil yang akan didapatkan tidak akan terlalu tinggi. Seorang investor yang akan menginvestasikan dananya pada saham perlu mempertimbangkan dan meneliti aspek-aspek yang terkait dalam saham yang hendak dibelinya, agar dapat diperkirakan kondisi saham 3
5 tersebut di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak dari segi risiko dan pengembaliannya (risk and return). Sesuai dengan premi dasar bahwa para investor menyukai pengembalian dan tidak menyukai risiko. Karenanya orang-orang akan berinvestasi pada aktiva yang berisiko hanya jika mereka mengharapkan akan mendapatkan pengembalian yang besar. Strategi yang sering digunakan dalam kondisi investasi yang berisiko adalah dengan membentuk portofolio. Maksud dari pembentukan portofolio adalah berusaha memberikan keuntungan yang maksimum sesuai dengan yang diharapkan atau adanya return yang diharapkan (expected return), menciptakan risiko yang minimum, dan menciptakan continuity dalam bisnis. Dalam pembentukan portfolio, investor selalu ingin memaksimalkan return harapan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu karakteristik ini disebut dengan portfolio yang efisien. Sedangkan portofolio optimal merupakan portfolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya, Tandelilin (2010:157). Dalam mengambil keputusan penyusunan portofolio yang optimal, investor dihadapkan pada berbagai pilihan investasi tergantung dari besarnya risiko yang berani ditanggung dan besarnya hasil yang diinginkan. Investor dalam melakukan investasi akan mepertimbangkan dua hal utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko 4
6 investasi. Pada umumnya investor akan bertindak rasional atau akan selalu mempertimbangkan tradeoff antara return yang mungkin diperoleh terhadap risiko yang dihadapi dalam investasinya. Return yang diperoleh seorang investor dalam investasinya berupa expected return, hal ini akan terjadi karena investor dihadapkan pada suatu ketidakpastian atau risiko yang harus dihadapi dalam investasinya. Investor yang rasional akan selalu berusaha untuk memperoleh informasi dan melakukan berbagai analisis untuk mengurangi ketidakpastian dalam investasinya atau mengurangi risiko yang ada. Hasil investasi akan sulit ditentukan sesuai dengan pengembalian yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu diperkirakan seberapa besar fluktuasi harga pasar yang berpola random tersebut berpengaruh terhadap perubahan harga saham secara individual. Berbagai model dibentuk untuk menjelaskan hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan yaitu: 1. Teori portofolio Markowitz Portofolio efisisen Markowitz melihat pada tingkat pengembalian yang paling tinggi yang mampu untuk dikembalikan. Jogiyanto (2009:58), model Markowitz tidak mempertimbangkan aktiva bebas risiko dan hanya mempertimbangkan return ekspektasi dan risiko saja, maka model ini disebut juga dengan mean-variance model. Terdapat kelemahan pada teori portofolio Markowitz yaitu tidak menjelaskan batas waktu, data yang diambil pada saat dianalisis dengan mempergunakan varians dan berbagai alat lainnya adalah menjadi sulit dipahami dan diprediksi. Penggunaan matriks kovarian dalam perhitungan varian portofolio sehingga teori ini kompleks dan sulit dianalisis bila jumlah saham dalam portfolio semakin banyak. 2. Single Index Model 5
7 Merupakan penyederhanaan dari teori Markowitz. Single Index Model didasarkan pada pengamatan bahwa harga sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar. Dalam Single Index Model, risiko disederhanakan ke dalam dua komponen, yaitu risiko pasar dan risiko keunikan perusahaan 3. Capital Asset Pricing Model Menurut Gitman (2009:249), Capital Asset Pricing Model (CAPM) is the basic theory that links risk and return for all asset. Sedangkan menurut Brigham & Houston (2006:238), Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah sebuah alat penting yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian. CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang dikembangkan oleh Sharpe, Lintner dan Mossin (1964, 1965) berdasarkan model normatif dari Markowitz Salah satu yang paling banyak mendapat perhatian dan digunakan oleh praktisi adalah model CAPM (Capital Asset Pricing Model). Kesimpulan utama dari CAPM adalah tingkat risiko dari suatu perusahaan secara relevan adalah kontribusi yang diberikannya kepada tingkat risiko dari portofolio yang terdiversifikasi secara baik. Dari berbagai macam teori portofolio yang telah dikembangkan, penulis memilih CAPM sebagai metode pembentukan portofolio karena teori ini menghubungkan return dengan risiko sistematis yang menjadi permasalahan bagi para investor karena tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan. Perhitungan dengan menggunakan CAPM tidak terlalu kompleks sehingga sorang individu dapat melakukan perhitungan sendiri. CAPM merupakan model yang secara parsimony (sederhana) bisa menggambarkan atau memprediksi realitas di pasar yang bersifat kompleks. Oleh karena itu, CAPM sebagai model keseimbangan bisa 6
8 membantu menyederhanakan gambaran realitas hubungan return dan risiko dalam dunia nyata yang terkadang sangat kompleks. Berdasarkan hubungan tingkat return dengan beta maka bisa disimpulkan bahwa return harapan dari sekuritas terdiri dari dua komponen utama penyusun tingkat return yang disyaratkan investor (required rate of return). Tingkat return yang disyaratkan adalah jumlah minimum return yang disyaratkan investor untuk berinvestasi pada sekuritas suatu tertentu. Sekuritas yang terletak diatas Security Market Line dinilai sebagai sekuritas yang ternilai rendah (undervalued) karena tingkat return harapan lebih besar dari return yang disyaratkan investor. Sedangkan sekuritas yang terletak dibawah garis Security Market line dikatakan ternilai lebih (overvalued), hal ini dikarenakan tingkat return harapan lebih kecil dari tingkat return yang disyaratkan oleh investor. Dari hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengimplementasikan model CAPM dalam rangka pemilihan sahamsaham yang akan membentuk suatu portofolio optimal dari saham-saham teraktif berdasarkan nilai transaksi periode di bursa Efek Indonesia. Untuk kepentingan tersebut maka penulis mencoba menerapkan model CAPM dalam skripsi ini dengan judul Aplikasi Model CAPM Sebagai Alat Bantu Pembentukan Portofolio Optimal (Studi LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode ). 7
9 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya, topik pembahasan permasalahan dalam penelitian skripsi ini dapat dirumuskan kedalam poin sebagai berikut: 1. Berapa tingkat pengembalian yang diperlukan (required rate of return) dari masing-masing saham teraktif? 2. Saham-saham teraktif apa saja yang termasuk dalam undervalued menurut penilaian model CAPM? 3. Bagaimana kombinasi dari saham-saham yang undervalued tersebut dalam pembentukan portofolio saham? 4. Berapa tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk) dari kombinasi portofolio saham yang terbentuk? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian disini merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan penelitian dan mengacu kepada permasalahan. Berdasarkan perumusan masalah diatas, dapat ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat pengembalian yang diperlukan (required rate of return) dari masing-masing saham teraktif. 2. Untuk mengetahui saham-saham teraktif apa saja yang termasuk dalam saham undervalued menurut penilaian model CAPM. 3. Untuk mengetahui kombinasi dari saham-saham yang undervalued tersebut dalam pembentukan portofolio saham. 4. Untuk mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk) dari kombinasi portofolio saham yang terbentuk. 8
10 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat berguna bagi: 1. Akademis Penelitian ini dapat menambah wawasan serta memperluas pandangan dalam bidang penelitian pasar modal, kelayakan investasi pada saham, khususnya dengan menggunakan konsep risk and return serta model CAPM, serta diharapkan menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 2. Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dasar dalam pengambilan keputusan investasi bagi investor yang ingin melakukan investasi saham dalam pasar modal di Indonesia. Dan metode diharapkan dapat diterapkan baik dalam pengestimasian maupun dalam penggunaan metode secara menyeluruh dalam salah satu maupun beberapa index yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Umum Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak yang berkepentingan. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah yang mendasari pentingnya diadakan penelitian, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian yang diharapkan, serta Sistematika Penulisan. 9
11 Powered by TCPDF ( Tugas Akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi Kajian Pustaka yang mendeskripsikan teori Capital Asset Pricing Model, Portfolio untuk mengurangi risiko sistematis. Pada bab ini juga dituangkan Kerangka Pemikiran. BABIII METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang desain penelitian yang digunakan, lokasi dan waktu penelitian, prosedur pengumpulan data serta teknik analisis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi pembahasan dari penelitian yang berupa analisa pengolahan data yang telah dilakukan dikaitkan dengan teori yang mendasarinya seperti yang telah diuraikan dalam BAB II dan asumsi yang telah ditetapkan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi rangkuman seluruh penulisan skripsi ini yang didapatkan dari pembahasan dan kemungkinan saran perbaikan ataupun pendapat yang dikemukakan terkait dengan hasil pengolahan data yang dikaitkan dengan teori-teori yang mendasarinya. 10
12 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian aplikasi model CAPM sebagai alat bantu pembentukan portofolio (studi LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode ) dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut: 1. Berdasarkan perhitungan diatas menggunakan Capital Asset pricing Model diperoleh tingkat pengembalian untuk masingmasing saham berbeda-beda yaitu AALI sebesar 0,006645, ANTM (0,006122), ASII (0,006455), BBCA (0,004527), BBRI (0,005328), BDMN (0,006528), BMRI (0,005849), INCO (0,004971), INDF (0,005434), ISAT (0,004675), MEDC (0,001664), PGAS (0,001693), PTBA (0,006705), TLKM (0,004083), dan UNTR (0,006736). 2. Berdasarkan perhitungan terdapat 11 saham yang merupakan saham undervalued, yaitu Astra Agro Lestari, Tbk (AALI), Astra Internasional, Tbk (ASII), Bank Central Asia, Tbk (BBCA), Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BBRI), Bank Mandiri, Tbk (BMRI), Internasional Nickel Indonesia, Tbk (INCO), Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF), Medco Energi International, Tbk (MEDC), Perusahan Gas Negara (Persero), Tbk (PGAS), Tambang Barubara Bukit Asam, Tbk (PTBA), United Tractors, Tbk (UNTR). 3. Terbentuk sepuluh portofolio (dari A sampai J), yaitu portofolio A yang terdiri dari saham perusahaan MEDC dan PTBA, portofolio B terdiri dari saham perusahaan MEDC, PTBA dan ASII, portofolio C terdiri dari MEDC, PTBA, ASII dan BBCA, portofolio D terdiri dari MEDC, PTBA, ASII, BBCA dan UNTR, portofolio E terdiri dari MEDC, PTBA, ASII, BBCA, UNTR dan INDF, portofolio 85
13 saham F terdiri dari MEDC, PTBA, ASII, BBCA, UNTR, INDF dan AALI, portofolio saham G terdiri dari MEDC, PTBA, ASII, BBCA, UNTR, INDF, AALI dan BBRI, portofolio saham H terdiri dari MEDC, PTBA, ASII, BBCA, UNTR, INDF, AALI, BBRI, dan BMRI, portofolio I terdiri dari MEDC, PTBA, ASII, BBCA, UNTR, INDF, AALI, BBRI, BMRI, dan INCO, portofolio saham J terdiri dari MEDC, PTBA, ASII, BBCA, UNTR, INDF, AALI, BBRI, BMRI, INCO dan PGAS. 4. Hasil perhitungan expected return dan risk setiap portofolio. Portofolio Saham E(Rp) Risiko A 0, , B 0, , C 0, , D 0, , E 0, , F 0, , G 0, , H 0, ,04728 I 0, , J 0, , Melalui tabel diatas dapat dilihat bahwa portofolio yang memiliki risiko paling tinggi yaitu portofolio I, sedangkan risiko yang paling rendah yaitu portofolio A. Untuk tingkat pengembalian yang paling tinggi didapat oleh portofolio saham J sedangkan tingkat pengembalian yang paling rendah didapat oleh portofolio C. Jika 86
14 Powered by TCPDF ( Tugas Akhir investor ingin memperoleh tingkat pengembalian dan bersedia menanggung risiko yang besar maka ia akan memilih saham J. tetapi bagi investor yang tidak memiliki keberanian untuk menanggung risiko besar maka ia bisa memilih saham A. 5.2 Saran Adapun saran-saran yang diberikan penulis dalam penggunaan analisis Capital Assets Pricing Model: 1. Bagi investor yang memiliki sifat risk seeker yaitu menyukai risiko karena tingkat pengmbaliannya yang tinggi sebaiknya ia memilih saham J. Tetapi bagi investor yang memiliki sifat risk averse yaitu menghindari risiko sebaiknya ia memilih saham A. 2. Bagi akademisi diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode lain untuk pengambilan keputusan dalam investasi. 3. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan dasar dalam pengambilan keputusan investasi bagi investor yang ingin melakukan investasi saham dalam pasar modal di Indonesia. 87
15 DAFTAR PUSTAKA Buku: Afriliana, Olivia (2003). Analisis Portofolio Saham LQ45 Sebagai Penentuan Komposisi Investasi yang Optimum Dengan Menggunakan Single Index Model di Bursa Efek Jakarta Periode Bandung: Sarjana Universitas Parahyangan Atmaja, Lukas Setia (2008). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan: Andi Bangun, Wilson (2006). Mengenal Instrumen Pasar Modal di Indonesia. Jurnal Ekonomi, Volume XVI, Nomor 3, Desember. Berk, Jonathan, et all (2010). Fundamental of Corporate Finance. International Financial Reporting Standards Edition Brigham & Houston (2009). Fundamental of Financial Management, 10 th Edition. Jakarta: Salemba Empat Fahmi, Irham (2010), Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta Galagedera, Don U. A (2011). A Review of Capital Asset Pricing Models. Finance Vol. 12 No. 4. Greece: University of the Aegean Gitman, Lawrence J (2009). Principles of Managerial Finance. San Diego State University. Pearson Prentice Hall. Gumanti, Tatang Ary (2011). Manajemen Investasi konsep, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media Gunawan, Arifin (2000). Penggunaan CAPM Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham Serta Evaluasi Risiko dan Tingkat Hasilnya Pada Periode 4 Januari Oktober Bandung: Sarjana Universitas Parahyangan Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi 4. Jakarta: UPP STIM YKPN 87
16 Jogiyanto (2009). Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi. Yogyakarta: Andi Lee, Seoki & Arun Upneja (2007). Is Capital Asset Pricing Model (CAPM) the Best Way to Estimate Cost-of-Equity for the Lodging Industry?. International Journal of Contemporary Hospitality Management Vol. 20 No. 2 Magni, Carlo Alberto (2008). CAPM Based Capital Budgeting and Nonadditivity. Journal of Property Investment & Finance vol. 26 No. 5 Italy: Universita di Modena e Reggio Emilia Mardiyanto, Handono (2009). Inti Sari Manajemen Keuangan Teori, Soal, dan Jawaban. Jakarta: PT. Gramedia Mashyuri, M. Zainuddin (2008). Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Yogyakarta: Refika Aditama Mikha (2000). Pembentukan Portofolio yang Efisien di Bursa Efek Jakarta dengan Menggunakan Markowitz Model. Bandung: Sarjana- Universitas Parahyangan Nazir, M, (2005). Metode Penelitian, Bogor, Ghalia Indonesia Setiawan, Andre (2002). Aplikasi Model CAPM Sebagai Alat Bantu Pembentukan Portofolio Optimal Saham Teraktif di bursa Efek Jakarta Periode 2 Januari Juni Bandung: Sarjana Universitas Parahyangan Setiawan, Lukman (2000). Pembentukan Portofolio Optimum Terhadap Sepuluh Saham dengan Nilai Transaksi Terbesar Selama Periode Perdagangan dengan Menggunakan Metode Single-Index Model. Bandung: Sarjana Universitas Parahyangan Sugiyono (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 88
17 Powered by TCPDF ( Tugas Akhir (2008). Statistika untuk Penelitian. Cetakan keempat. Bandung: CV Alfabeta Suryanto, Andrea Agung (2010). Analisis Capital Asset Pricing Model Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Pada Portofolio Saham Blue Chip di Bursa Efek Indonesia Tahun Bandung: Sarjana Universitas Parahyangan Tandelilin, Eduardus (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius Zubir, Zalmi (2011). Manajemen Portofolio Penerapannya Dalam Investasi Saham. Jakarta: Salemba Website:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIA N
BAB 3 METODE PENELITIA N 3.1 Desain Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian yang digunakan penulis: Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip utama yang ada dalam investasi adalah resiko yang tinggi, akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah suatu bentuk penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung. Investasi juga dapat dilakukan dalam jangka pendek atau jangka panjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran modal saat ini, untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana
Lebih terperinciIV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan
IV. PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Portofolio Dalam fenomena yang terjadi pada dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi. Meskipun demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini perusahaan sangat memerlukan tambahan modal agar kinerja perusahaan terus maju dan berkembang. Perusahaan di Indonesia sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan cukup signifikan. Hal itu ditunjukan dengan semakin banyak jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan kapitalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan/ kinerja perusahaan. Jika harga saham selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham
Lebih terperinciOptimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (13) 2337-35 (2301-928X Print) 1 Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming Ema Rahmawati dan Subchan. Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang atau long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal seperti
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45
BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45 2.1 Pasar Modal Pasar modal berperan dalam menunjang perekonomian suatu negara. Saat ini, indikator perekonomian suatu negara, selain diukur melalui pertumbuhan PDB juga dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data
Lebih terperinciANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 Esi Fitriani Komara, SE Manajemen, UNJANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi esifitriani91@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Saham-Saham Indeks Sri-Kehati Yang Listing Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang harus dilakukan
Lebih terperinciRikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2010 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL YANG DIBENTUK OLEH SINGLE INDEX MODEL DAN ROYS CRITERION (STUDI KASUS SAHAM- SAHAM LQ45 PERIODE FEBRUARI
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data dan Praproses Data yang digunakan berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2009. Sampai dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal menjadi alternatif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dengan harapan mendapatkan keuntungan dan menjadi fasilitas bagi emiten yang ingin memperoleh
Lebih terperinciANALISIS RESIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM TERHADAP PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM (Studi Kasus pada 8 saham dari LQ-45)
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 11 No. 2, Oktober 2011 : 17-21 ANALISIS RESIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM TERHADAP PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM (Studi Kasus pada 8 saham dari LQ-45) Oleh * Ratih Puspitasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin menurunnya tingkat suku bunga perbankan saat ini, tidak membuat banyak dana deposan yang disimpan di bank semakin hari semakin mengalami peningkatan. Dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Pemilik dana pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Berbagai Indeks Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis
Lebih terperinciOPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010
OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 Muninghar Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Investasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh return
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berinvetasi merupakan salah satu wujud dari perencanaan keuangan di masa yang akan datang. Investasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh return (tingkat pengembalian)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM YANG TERGOLONG JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK JAKARTA
70 Septy Indra Santoso ANALISIS PENGARUH DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM YANG TERGOLONG JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK JAKARTA Septy Indra Santoso Fakultas Ekonomi Universitas Khairun Ternate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor dalam melakukan investasi akan mempertimbangkan dua hal utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada umumnya investor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi sebagai alat ukur dalam menganalisa seberapa besar perkembangan perekonomian di suatu negara. Selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan dan perekonomian suatu negara. Di dalam pasar modal, kita dapat melakukan berbagai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam pasar modal saat ini kian menarik banyak investor untuk melakukan investasi. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan yang signifikan ditunjukkan dengan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp 5.071 triliun (Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah 12 perusahaan yang sahamnya termasuk ke dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sebelum penggabungan PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Hartono (2014) individu-individu yang berpengalaman di dalam dunia ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi berkomitmen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin memudahkan para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya terlebih bagi perusahaan yang telah go public. Dalam upaya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan bentuk penanaman modal atau suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan keuntungan kelak. Investasi pada saham
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Muhammad Fauzan Arif, 2014 Pengaruh Risiko Sistematis terhadap Return Ekspektasian Portofolio Saham
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, kegiatan ekonomi suatu negara dapat melampaui batas-batas negara secara fisik karena telah menandatangani kontrak kerja sama internasional.
Lebih terperinciAnalisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh
Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham Pada Jakarta Islamic Index (JII) Presented By : Slamet Hidayatulloh BAB I ( LATAR BELAKANG, RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH )
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa tahun terakhir ini tentu sangat membuat khawatir para investor yang ingin dan sedang berinvestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 adalah gabungan indeks saham dari 45 emiten yang tercatat di BEI yang telah memenuhi kriteria tertentu yang diterapkan Bursa. Indeks LQ45 ini memuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan suatu investasi sering kali kita menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang dihadapi investor. Investor yang rasional akan menginvestasikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v
i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Dea Oktariani Putri Titin Hartini Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Tujuan penelitian adalah
Lebih terperinciAnalisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (pada Bursa Efek Indonesia Tahun )
Larasati, Irwanto, Permanasari Analisis Strategi Optimalisasi 163 Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011) Dwi Larasati Departemen Manajemen, Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan sebuah organisasi
Lebih terperinciModel-model Keseimbangan
Materi 5 Model-model Keseimbangan Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MODEL-MODEL MODEL KESEIMBANGAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PORTOFOLIO PASAR GARIS PASAR MODAL (CAPITAL GARIS PASAR SEKURITAS
Lebih terperinciWildan Deny Saputra Suhadak Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) DALAM MENENTUKAN SAHAM EFISIEN (Studi pada Saham-Saham Perusahaan yang Terdaftar di Indeks Kompas100 Periode 2010-2013) Wildan Deny Saputra Suhadak Devi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap objek penelitian. Cooper dan Schindler dalam Salamah (2011) menyatakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian JII (Jakarta Islamic Indeks) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar pemenang persaingan sekaligus menjadi pemimpin pasar.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adanya berbagai jenis perusahaan yang berdiri atau menanamkan modalnya di Indonesia dapat membentuk suatu persaingan antara perusahaan-perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal
Lebih terperinci: Fanzi Nalar Prasetia NPM : Jurusan : Manajemen : Dr. Bambang Gunawan Hardianto
Analisis Pembentukan Portofolio Efisien Pada Sektor Industri Pertambangan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ45 Dengan Menggunakan Model Markowitz Di Bursa Efek Indonesia Nama : Fanzi Nalar Prasetia NPM : 15209431
Lebih terperinciArinda Sasmita Rahma Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM EFISIEN (Studi Pada Saham Saham Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ-45 Periode 2012 2015) Arinda Sasmita Rahma Raden
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap
45 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap kandungan informasi pengumuman dividen terhadap return saham yang diukur dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan tujuan investasi yang dinyatakan dalam risiko maupun return. Investor harus memahami bahwa ada
Lebih terperinciPENGGUNAAN ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK MENILAI SAHAM DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO (PER) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
PENGGUNAAN ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK MENILAI SAHAM DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO (PER) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ-45 Periode 2009-2011)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, keduanya sama-sama memerlukan
Lebih terperinciPORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL
Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk di
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL
Penggunaan Metode Capital (Herarum Sekarwati) 425 PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN BERINVESTASI SAHAM ( Studi Pada Saham Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Agus Sartono, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Penerbit BPFE
DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Penerbit BPFE Yogyakarta, 2008. Ahmad Rodonidan Herni Ali (2010). Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media, Jakarta. Ang, Robert, 2007,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi ke dalam surat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi ke dalam surat berharga di pasar modal para investor selalu dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan pasar modalnya. Pasar modal merupakan suatu wadah atau tempat untuk memperjualbelikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM) mula-mula adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Markowitz (1952). Secara sederhana,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL
PENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL (Studi Pada Saham-Saham LQ 45 yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012) Windy Martya Wibowo Sri Mangesti Rahayu
Lebih terperinciPERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM. Linda Ratna Sari
PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM Linda Ratna Sari ratnaslinda@gmail.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Some
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk investasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam banyak bentuk, dan diantaranya adalah investasi dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk
Lebih terperinciSAHAM SKRIPSII. Gelar. Disusun Oleh NIM
ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKANN MODEL INDEKS TUNGGAL (Studi Pada Perusahaan Go Publik yang termasuk dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSII Disusun
Lebih terperinciMATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN
MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PORTOFOLIO PASAR GARIS PASAR MODAL (CAPITAL MARKET LINE/CML) GARIS PASAR SEKURITAS (SECURITY MARKET LINE/SML) PENGUJIAN TERHADAP CAPM
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
BAB III METODELOGI PEELITIA 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitan yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu
Lebih terperinciPengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE
Lebih terperinci