UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH CARICA (Carica pubescens) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH CARICA (Carica pubescens) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi"

Transkripsi

1 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH CARICA (Carica pubescens) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Oleh: GALUH IMELIANA PUTRI J PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

2 HALAMAN PERSETUJUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH CARICA (Carica pubescens) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi PUBLIKASI ILMIAH Oleh: GALUH IMELIANA PUTRI J Telah diperiksa dan disetujui dan diuji oleh : Dosen Pembimbing Dr. Nurhayani, M.Sc. NIK. 998 i

3 HALAMAN PENGESAHAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH CARICA (Carica pubescens) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi OLEH : GALUH IMELIANA PUTRI J Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pada hari Senin, 15 Januari 2018 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan penguji Nama : Dr. Safari Wahyu Jatmiko, M.Si.Med. (...) NIK : 1362 (Ketua Penguji) Nama : Riandini Aisyah, S.Si, M.Sc. (...) NIK : 1011 (Anggota I Dewan Penguji) Nama : Dr. Nurhayani, M.Sc. (...) NIK : 998 (Anggota II Dewan Penguji) Dekan Prof. DR. Dr. E.M. Sutrisna, M.Kes NIK: 919 ii

4 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain kecuali dalam naskah ini disebutkan dalam pustaka. Surakarta, 15 Januari 2018 Penulis GALUH IMELIANA PUTRI J iii

5 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BUAH CARICA (Carica pubescens) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi ABSTRAK Latar Belakang : Kulit buah carica (Carica pubescens) mengandung senyawa aktif diantaranya flavonoid, alkaloid, dan fenol yang diduga mempuyai efek sebagai antibakteri yang mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) terhadap bakteri Salmonella typhi. Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan metode posttest only controlled group design. Bakteri yang digunakan adalah Salmonella typhi, sedangkan ekstraknya adalah kulit buah carica (Carica pubescens) dengan metode maserasi Hasil Penelitian : Ekstrak etanol 70% kulit buah menggunakan penyari etanol 70%. Metode yang digunakan adalah difusi dengan sumuran. Akuabides sebagai kontrol negatif, antibiotik kloramfenikol sebagai kontrol positif, dan ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) dengan konsentrasi 12,55, 25%, dan 50% diletakkan pada sumuran media Mueller Hilton. Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37 C, kemudian zona hambat diukur menggunakan jangka sorong.carica (Carica pubescens) dalam konsentrasi berapapun tidak menunjukkan adanya zona hambat pada biakan bakteri Salmonella typhi. Pada kontrol negatif hasilnya tidak berbeda, sedangkan pada kontrol positif menunjukkan zona hambat rata-rata 7,3 mm. Kesimpulan : Ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) pada konsentrasi 12,5%, 25%, dan 50% tidak mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi. Kata kunci : Salmonella typhi, Kulit buah carica, Carica pubescens ABSTRACT Background : Carica rind (Carica pubescens) contains active compounds such as flavonoids, alkaloids, and phenols that are thought to have an antibacterial effect which can kill bacteria or inhibit bacterial growth. Objective : To study the antibacterial effect of ethanolic extract 70% of carica rind (Carica pubescens) on Salmonella typhi bacteria. Methods : This research is an experimental laboratory with post test only controlled group design. The bacteria used was Salmonella typhi, while the extract was the rind of carica fruit (Carica pubescens) with maseration method using ethanol 70%. The method used was well diffusion. Aquabidest was the negative control group, chloramphenicol was the positive control group, and the treatment groups were 70% ethanolic extract of Carica pubescens with concentrations of 12.55, 25%, and 50% placed on Mueller Hilton broth, incubated for 24 hours at 37 C. The inhibitory zone was then measured using a caliper. Results : The 70% ethanolic extract of carica rind (Carica pubescens) did not show any inhibitory zone in bacterial cultures of Salmonella typhi in any concentration. The result 1

6 on the negative control group were not different, whereas the positive control group showed an average inhibitory zone of 7.3 mm. Conclusion : The 70% ethanolic extract of carica rind (Carica pubescens) at 12.5%, 25%, and 50% concentrations had no antibacterial effect on Salmonella typhi bacteria. Keywords : Salmonella typhi, Carica rind, Carica pubescens 1. PENDAHULUAN Salmonella typhi merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi akut usus halus, yaitu demam tifoid (selanjutnya disebut tifoid). Penyakit menular ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan jumlah kasus sebanyak 22 juta per tahun di dunia dan menyebabkan kematian (Purba, Wandra, Nugrahini, Nawawi, & Kandun, 2016). Infeksi di Indonesia merupakan penyumbang nomor satu angka morbiditas dan mortalitas karena Indonesia merupakan negara tropis. Penggunaan antibakteri merupakan hal dominan dalam pelayanan kesehatan (Priyanto, 2008). Masalah resistensi mikroorganisme terhadap antimikroba merupakan masalah global akibat berkurangnya penemuan-penemuan antimikroba baru, khususnya di rumah sakit negara-negara Asia-Pasifik (Rizal, 2009). Studi yang dilakukan pada tahun 2010 di lima negara di Asia (Cina, India, Indonesia, Pakistan, dan Vietnam) yang merupakan endemik demam tifoid melaporkan prevalensi multidrug-resistant typhoid fever mulai dari 7% hungga 65% (Zaki & Karande, 2011). Resistensi mikroorganisme terhadap antimikroba membuat masyarakat mulai menggunakan obat dari bahan alami dan melakukan pengobatan secara tradisional seperti yang dilakukan pada zaman dahulu, diantaranya dengan menggunakan kulit buah carica (Carica pubescens). Beberapa penelitian mengenai manfaat buah carica yang sering dijumpai masyarakat dalam kehidupan sehari-hari telah banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Dhiah Novalina (2013) mengenai Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Carica pubescens dari Dataran Tinggi Dieng terhadap Bakteri Penyebab Penyakit Diare. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa senyawa fitokimia dalam Carica pubescens memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri 2

7 penyebab diare dengan kandungan fitokimianya yaitu flavonoid, alkaloid, dan fenol. Allah Subhanahu Wa Taala telah menjelaskan di dalam Al Quran tentang tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sumber dari pembuat obat. Sebagaimana tertera di dalam Al Quran Surah An-Nahl ayat 11 yang artinya: Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir. Ekstrak dari daun, batang, kulit, dan biji buah carica (Carica pubescens) yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya menunjukkan adanya aktivitas terhadap bakteri penyebab diare, yaitu Shigella flexneri, Eschericia coli, Staphyllococcus aureus, dan Bacillus cereus. Aktivitas antibakteri karena adanya kandungan flavonoid, alkaloid, dan fenol yang terdapat di dalam daun, batang, kulit, dan biji buah carica (Carica pubescens) (Novalina, Sugiyarto, & Susilowati, 2013). Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ekstrak kulit buah carica (Carica pubescens) yang diekstraksi dengan pelarut etanol 70% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) sebagai antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi. 2. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental laboratorium dengan melakukan pemberian ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) pada biakan bakteri Salmonella typhi dengan metode post test only controlled group design. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini akan mulai dilaksanakan pada bulan Desember Pada penelitian ini sampel homogen beruba koloni bakteri Salmonella typhi yang 3

8 didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta dan memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi sehingga teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah non random sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 biakan. Masing-masing bakteri dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu ekstrak etanol 70% kulit buah carica dengan konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, kontrol positif, dan kontrol negatif. Uji antibakteri menggunakan metode difusi dengan sumuran 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 HASIL Tabel 1. Diameter zona hambat pertumbuhan Salmonella typhi (mm) Replikasi Kontrol Kontrol Ektrak Kulit Buah Carica Positif Negatif 12,5% 25% 50% Rata-rata 7, Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 3.2 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian mengenai efek antibakteri ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) pada biakan bakteri Salmonella typhi. Penelitian ini menggunakan metode sumuran. Metode ini digunakan karena relatif mudah, selain itu metode ini membuat ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescen) dapat berdifusi langsung dengan media pertumbuhannya bukan hanya pada permukaan media pertumbuhan saja. Penelitian uji aktivitas antibakteri ini dilihat dari zona hambat yang terbentuk dengan melihat ada atau tidak zona bening pada media pertumbuhan. Pada tabel 1, hasil penelitian dapat 4

9 dilihat ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) dalam berbagai konsentrasi tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri Salmonella typhi. Kontrol positif menggunakan kloramfenikol memberikan efek antibakteri dengan menghambat sintesis protein pada bakteri. Obat ini menghalangi perlekatan asam amino pada rantai peptida yang baru timbul pada unit 50S pada ribosom dengan mengganggu daya kerja enzim peptida transferase. Enzim ini berfungsi membentuk ikatan peptida antara asam amino terakhir yang sedang berkembang. Sintesis protein akibatnya akan terhenti (Pratiwi, 2008). Kontrol negatif menggunakan akuabides tidak memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi karena tidak terbentuknya zona hambat. Akuabides dalam penelitian ini digunakan sebagai kontrol negatif dan pelarut ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens). Salmonella typhi sebagai bakteri gram negatif memiliki komponen pada dinding sel yang lebih kompleks dan berlapis-lapis yaitu fosfolipid, protein, lipoprotein, dan lipopolisakarida. Lapisan tersebut bersifat hidrofobik sekaligus hidrofilik dan memiliki saluran yang mengandung molekul protein yang disebut porin. Saluran tersebut memudahkan difusi pasif senyawa hidrofilik dengan berat molekul rendah seperti asam amino (Jawetz, 2001). Senyawa besar seperti zat aktif yang terdapat dalam ekstrak etanol 70% kulit buah carica akan mengalami kesulitan bahkan gagal untuk menembus dinding bakteri Salmonella typhi. Senyawa yang terdapat dalam ekstrak etanol 70% kulit buah carica adalah flavonoid, alkaloid, dan fenol (Novalina, et al., 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Minarno (2015) dengan judul Skrining Fitokimia dan Kandungan Total Flavanoid pada Buah Carica Pubescens Lenne & K. Koch di Kawasan Bromo, Cangar, dan Dataran Tinggi Dieng menjelaskan skrining fitokimia buah carica, diantaranya cara mengklasifikasikan alkaloid, flavonoid, dan fenol. 5

10 (1) Alkaloid Cara mengklasifikasi alkaloid adalah didasarkan pada jenis cincin heterosiklik nitrogen yang terikat. Menurut klasifikasi ini alkaloid dibedakan menjadi ; pirolidin, piperidin, isoquinolin, quinolin dan indol. Alkaloid pada umumnya berbentuk kristal yang tidak berwarna, ada juga yang berbentuk cair seperti koniina dan nikotin. Alkaloid yang berwarna sangat jarang ditemukan misalnya berberina berwarna kuning. Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa ini mudah terdekomposisi terutama oleh panas, sinar dan oksigen membentuk N-oksida. Pada uji positif alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap. Hasil positif alkaloid pada uji Dragendorff juga ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda sampai kuning, yaitu kalium alkaloid. (2) Flavonoid Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa buah carica memiliki kandungan senyawa flavonoid. Dilakukan dua uji untuk mengidentifikasi senyawa flavanoid, yaitu uji Wilstatter dan uji Bate-Smite. Reaksi positif pada uji Wilstatter ditunjukkan dengan adanya warna jingga sedangkan reaksi positif pada uji Bate-Smite ditunjukkan dengan adanya warna merah. Warna merah pada uji flavonoid dikarenakan terbentuknya garam flavilium. (3) Fenol Berdasarkan hasil skrining fitokimia, diketahui bahwa sampel buah carica positif mengandung senyawa fenol. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi pada saat penambahan larutan FeCl3 1% yaitu warna hijau kehitaman. Pada penambahan larutan FeCl3 1% diperkirakan larutan ini bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa fenol. 6

11 Senyawa-senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) meskipun memiliki efek antibakteri, namun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efek antibakteri dari senyawa-senyawa tersebut. Efek antibakteri dalam ekstrak etanol 70% kulit buah carica dapat dipengaruhi oleh kualitas simplisia, kandungan bahan aktif dapat berkurang apabila simplisia mengalami kerusakan. Kualitas simplisia dipengaruhi oleh cuaca dan iklim, umur tumbuhan, lokasi tumbuh, sifat tanah, dan pencahayaan (Fatchurrozak, et al., 2013). Pengambilan sampel buah carica dilakukan di Desa Dieng Wetan RT 02 RW 01, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dengan ketinggian tempat 2080 meter di atas permukaan laut (m dpl). Dataran Tinggi Dieng memiliki ketinggian 1400 m dpl sampai dengan 2400 m dpl dengan kemiringan lebih dari antara % dan dibeberapa wilayah >40%. Bentuk tanah di Dataran Tinggi Dieng merupakan wilayah yang bergelombang, berbukit, dan bergunung. Topografi kecaatan kejajar yaitu 30% bentuk wilayahnya bergelombang sampai berbukit dan 70% berbukit sampai bergunung (Widiastuti, 2008). Karamoy (2009) berpendapat bahwa pengaruh ketinggian tempat terutama berkaitan dengan proses metabolisme tanaman, seperti proses biokimia dan sintesis senyawa metabolit sekunder. Muhdi dalam Nurnasari dan Djumali (2010) juga berpendapat bahwa daerah elevasi tinggi memiliki jumlah konsentrasi CO2 relatif lebih kecil bila dibandingkan pada daerah yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan laju fotosintesis menjadi lambat, karbohidrat dalam bentuk gula yang terbentuk menjadi berkurang. Menurut Badan Pusat Statistik dalam Kurnia, et al. (2016) mengatakan bahwa Curah hujan di Dataran Tinggi Dieng yang masuk wilayah Wonosobo adalah mm tahun. Curah hujan di Dataran Tinggi Dieng yang tinggi dapat mengakibatkan tanah mudah mengalami erosi. Kondisi ini akan mempercepat hilangnya tanah lapisan atas yang 7

12 subur. Tanah yang kurang subur akibatnya dapat mempengaruhi kandungan senyawa aktif dalam tanaman (Kurnia, et al., 2008). Kandungan kimia tanah yang relatif besar dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan metabolit sekunder diantaranya unsur hara nitrogen (N), oksigen (O), dan hidrogen (H). Kandungan nitrogen di dataran tinggi Dieng rendah yaitu 0,21% (Sipahutar, et al., 2013). Unsur hara N digunakan pada fase vegetatif. Rendahnya kandungan unsur hara N dalam tanah dapat menyebabkan terjadinya klorosis dan menghambat pertumbuhan tanaman (Permatasari, 2014). Rusaknya daun atau gagalnya pembentukan klorofil dapat berpengaruh terhadap proses fotosintesis yang kemudian akan mempengaruhi pula kualitas dari simplisia. Senyawa alkaloid membutuhkan unsur N sebagai salah satu bahan untuk pembentukan senyawa tersebut. Ketersediaan unsur N yang rendah menyebabkan rendahnya senyawa alkaloid yang dihasilkan (Putriantari & Santosa, 2014). Senyawa flavonoid dan fenol mengandung unsur O dan H sehingga apabila kebutuhannya tidak tercukupi maka pembentukan senyawa aktif tersebut dapat berkurang (Masito, et al., 2014). Menurut climate-data.org (2017) di Dataran Tinggi dieng terdapat curah hujan yang signifikan sepanjang tahun. Bulan terkering bahkan masih memiliki banyak curah hujan. Dalam setahun, curah hujan ratarata adalah 3572 mm. Iklim ini dianggap menjadi Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger. Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun yang sifatnya tetap, sedangkan cuaca adalah keadaan atmosfer pada waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah dari waktu ke waktu, (Kartasapoetra, 2006). Keberagaman iklim di antar wilayah dikendalikan oleh beberapa faktor alam, salah satunya adalah ketinggian tempat dari permukaan laut yang berakibat adanya perbedaan pada suhu, pencahayaan, dan kelembapan. Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap fotosintesis, respirasi, dan proses metabolisme lain. Pencahayaan yang optimum dan suhu yang rendah membuat hasil 8

13 fotosintesis yang tinggi, tetapi kondisi iklim di Dataran Tinggi Dieng yang intensitas dan kapasitas pencahayaannya rendah dengan kelembapan yang tinggi membuat hasil fotosintesis tidak tinggi (Fitrianingrum, et al., 2013). Umur merupakan aspek yang erat hubungannya dengan fase pertumbuhan tanaman yang dapat mencerminkan tingkat kematangan fisiologis tanaman dan mempunyai relevansi yang kuat dengan produksi dan kandungan yang ada dalam tanaman (Hariyani, et al., 2015). Fitrianingrum (2013) dalam penelitiannya mengenai kandungan karbohidrat pada berbagai tingkat kematangan buah carica menjelaskan bahwa karbohidrat dan gula reduksinya meningkat lalu menurun dari yang kurang matang menuju semakin matang Hasil fotosintesis berupa karbohidrat dalam bentuk gula yang tidak tinggi dan tingkat kematangan buah yang semakin matang kadar karbohidratnya menurun dapat berpengaruh terhadap jumlah produksi flavonoid karena karbohidrat yang berbentuk gula dibutuhkan dalam proses produksi flavonoid. Pada pembentukan flavonoid diperlukan gula sebagai fosfoenolpiruvat dan eritrosa-4-fosfat yang menyediakan beberapa atom karbon yang diperlukan bagi cincin B flavonoid serta sebagai unit asetat untuk cincin-a flavonoid (Minarno, 2015). Pencahayaan oleh sinar matahari adalah salah satu bentuk pemicu stres yang dapat meningkatkan biosintesis kandungan senyawa fenol pada jaringan tanaman (Reyes & Zevellos, 2003). Intensitas dan kapasitas pencahayaan di Dataran Tinggi Dieng rendah sehingga diduga kandungan senyawa fenol dalam kulit carica sedikit. Pada penelitian uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi peneliti memiliki keterbatasan, yaitu tidak dilakukan pengujian fitokimia sehingga tidak diketahui kandungan ekstrak yang didapatkan. 9

14 4. PENUTUP Hasil penelitian tentang efek antibakteri ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak etanol 70% kulit buah carica (Carica pubescens) pada konsentrasi 12,5%, 25%, dan 50% tidak memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi. PERSANTUNAN Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Dr. Nurhayani, M.Sc., Dr. Safari Wahyu Jatmiko, M.Si.Med, dan Bu Riandini Aisyah, S.Si, M.Sc. yang telah membimbing, memberikan saran dan nasihat kepada penulis dalam naskah publikasi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan maskah publikasi ini semoga dapat bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Bibliography Anonim. (2017). Climate-data.org. Retrieved January 18, 2018, from Fatchurrozak, Suranto, & Sugiyarto. (2013). Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Vitamin C Dan Zat Antioksidan Pada Buah Carica Pubescens Di Dataran Tinggi Dieng. EL-VIVO, 1(1), Fitrianingrum, R., Sugiarto, & Susilowati, A. (2013). Analisis kandungan karbohidrat pada berbagai tingkat kematangan buah karika (Carica pubescens) di Kejajar dan Sembungan, Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Bioteknologi, 10(1), Hariyani, Widaryanto, E., & Herlina, N. (2015). Pengaruh Umur Panen Terhadap Rendemen Dan Kualitas Minyak Atsiri Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.). JPT, 3(3), Jawetz, E. (2001). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Kartasapoetra, A. G. (2006). Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara. 10

15 Kurnia, U., Suganda, h., erfandi, d., & Kusnadi, H. (2008). Teknologi Konservasi Tanah pada Budidaya Sayuran Dataran Tinggi. Jakarta: Balittanah. Masito, G. A., Respatie, D. W., & Rogomulyo, R. (2014). PENGARUH LIMA MACAM PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN SENYAWA AKTIF DAUN SIRSAK (Annona muricata L.). Vegetalika, 3(3), Minarno, E. B. (2015). Skrining Fitokimia dan Kandungan Total Flavonoid pada Buah Carica Pubescens Lenne & K. Koch di Kawasan Bromo, Cangar, dan Dataran Tinggi dieng. El-Hayah, 5(2), Novalina, D., Sugiyarto, & Susilowati, A. (2013). AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN Carica pubescens DARI DATARAN TINGGI DIENG TERHADAP BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT DIARE. EL-VIVO, 1(1), Nurnasari, E., & Djumali. (2010). Pengaruh Kondisi Ketinggian Tempat Terhadap Produksi dan Mutu Tembakau Temanggung. Balittas, 2(2), Permatasari, A. (2014). Transplantasi Tanaman Carica (Carica pubescens) pada Berbagai Ketinggian di Lereng gunung Lawu dengan Perlakuan Naungan dan Jenis Pupuk Berbeda. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tesis. Pratiwi, S. U. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Priyanto. (2008). Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan dan Farmasi. Depok: Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi. Purba, I. E., Wandra, T., Nugrahini, N., Nawawi, S., & Kandun, N. (2016). Program Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia: tantangan dan peluang. Media Litbangkes, 26(2), Purwanto, S. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Daun Senggani (Melastoma malabathricum) terhadap Escherchis coli. JKS, 2(2). Putriantari, M., & Santosa, E. (2014). Pertumbuhan dan Kadar Alkaloid Tanaman Leunca (Solanum americanum Miller) pada Beberapa Dosis Nitrogen. J. Hort. Indonesia, 5(3), Reyes, L. F., & Zevellos, L. C. (2003). Wounding stress increases the phenolic content and antioxidant capacity of purpleflesh potatoes (Solanum tuberosum L.). Journal of Agricultural and Food Chemistry, 51, Rizal. (2009). Pola Kuman dan Kepekaannya di Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 36(5). Sipahutar, I., Widowati, L. R., & Agus, F. (2013). Dinamika Hara N, P, K Pada Pola Tanam Sayuran Di Dataran Tinggi Dieng. Jakarta: Balittanah. 11

16 Widiastuti, I. (2008). Diversifikasi Tanaman Budidaya Carica Papaya di Dataran Tinggi Dieng untuk Konservasi Lahan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Zaki, S. A., & Karande, S. (2011). Multidrug-Resistant Thyphoid Fever: A Review. J Infect Dev Ctries, 5(5),

PENGARUH EKSTRAK METANOL DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA TYPHI SECARA IN VITRO. Putu Nanda Pramadya P.

PENGARUH EKSTRAK METANOL DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA TYPHI SECARA IN VITRO. Putu Nanda Pramadya P. PENGARUH EKSTRAK METANOL DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA TYPHI SECARA IN VITRO Putu Nanda Pramadya P. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Salmonella

Lebih terperinci

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO INTISARI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO Ria Hervina Sari 1 ; Muhammad Arsyad 2 ; Erna Prihandiwati

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil Asetat Ekstrak Ampas Teh Hijau Metode Difusi Agar Hasil pengujian aktivitas antibakteri ampas teh hijau (kadar air 78,65 %

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO ABSTRAK EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO Maysella Suhartono Tjeng, 2011 Pembimbing: Yenni Limyati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid termasuk salah satu penyakit infeksi bakteri yang banyak ditemukan di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit infeksi yang ditularkan melalui

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK INHIBISI EKSTRAK ETANOL BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Typhi SECARA In Vitro

ABSTRAK. EFEK INHIBISI EKSTRAK ETANOL BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Typhi SECARA In Vitro ABSTRAK EFEK INHIBISI EKSTRAK ETANOL BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Typhi SECARA In Vitro Lili Oktavia. S, 2014. Pembimbing I : Johan Lucianus, dr., M.Si.

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Uji Identifikasi Fitokimia Uji identifikasi fitokimia hasil ekstraksi lidah buaya dengan berbagai metode yang berbeda dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif kandungan senyawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya, bakteri juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti mycobacterium, staphylococcus,

BAB I PENDAHULUAN. pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti mycobacterium, staphylococcus, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antibiotik merupakan obat antimikroba yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti mycobacterium, staphylococcus, streptococcus, enterococcus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran pencernaan disebabkan karena tertelannya mikroorganisme patogen yang dapat menimbulkan infeksi dan intoksikasi pada manusia dan menimbulkan penyakit

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro.

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro. ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan penyakit penyakit infeksi. Streptococcus mutans merupakan salah satu penyebab utama infeksi di dalam rongga mulut. Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air Pemilihan Eluen Terbaik Pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah pelat aluminium jenis silika gel G 60 F 4. Ekstrak pekat ditotolkan pada pelat KLT. Setelah kering, langsung dielusi dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA ESKTRAK ETANOL CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP Salmonella typhi

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA ESKTRAK ETANOL CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP Salmonella typhi ABSTRAK EFEK ANTIMIKROBA ESKTRAK ETANOL CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP Salmonella typhi Priscilla Febriany Budiarti, 2014; Pembimbing : dr. Rita Tjokropranoto, M.Sc Salmonella typhi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tumbuhan sebagai salah satu sumber kekayaan yang luar biasa. Banyak tanaman yang tumbuh subur dan penuh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016; ABSTRAK Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Miana (Coleus atropurpureus Benth.) Terhadap Staphylococcus aureus Dan Streptococcus pyogenes Secara In Vitro Selly Saiya, 2016; Pembimbing I : Widura, dr.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh daya antibakteri ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis secara in vitro dengan

Lebih terperinci

APPLICATION OF STAR ANISE

APPLICATION OF STAR ANISE ABSTRACT Angelica (03420070104) APPLICATION OF STAR ANISE (Illicium verum Hook. F) EXTRACT AS A NATURAL PRESERVATIVE FOR BEEF MEATBALL (xii + 58 pages : 8 tables, 13 pictures, 21 appendices) Star anise

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Lienny Meriyuki Mulyono Fakultas Farmasi liengodblessme@gmail.com Abstrak -

Lebih terperinci

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L. Less) TERHADAP ZONA HAMBAT BAKTERI Escherichia coli patogen SECARA IN VITRO Oleh: Ilma Bayu Septiana 1), Euis Erlin 2), Taupik Sopyan 3) 1) Alumni Prodi.Pend.Biologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BATANG DAN DAUN EVODIA

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BATANG DAN DAUN EVODIA AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BATANG DAN DAUN EVODIA (Evodia ridleyi Horch.) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans, Shigella dysenteriae DAN Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI FEBRIANITA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi 24 Rancangan ini digunakan pada penentuan nilai KHTM. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf α 0.05, dan menggunakan uji Tukey sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian, kesehatan, dan industri. Umumnya pengetahuan masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO ABSTRAK EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO Vanny Setiawan, 2014; dr. Penny Setyawati Martioso, SpPK., M.Kes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat merupakan pengobatan yang dimanfaatkan dan diakui masyarakat dunia, hal ini menandai kesadaran untuk

Lebih terperinci

Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Penentuan Bakteriostatik Uji flavonoid dan senyawa fenolik. Penentuan Bakterisidal

Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Penentuan Bakteriostatik Uji flavonoid dan senyawa fenolik. Penentuan Bakterisidal 6 dari 1 maka volume bakteri yang diinokulasikan sebanyak 50 µl. Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Sebanyak 0.1 gram serbuk hasil ekstraksi flaonoid dilarutkan dengan 3 ml kloroform dan

Lebih terperinci

PENGUJIAN EKSTRAK n-heksana DAN ETANOL TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) DARI DUA VARIETAS

PENGUJIAN EKSTRAK n-heksana DAN ETANOL TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) DARI DUA VARIETAS PENGUJIAN EKSTRAK n-heksana DAN ETANOL TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) DARI DUA VARIETAS SKRIPSI OLEH: OVALINA SYLVIA BR. GINTING NIM 091501092 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) Diketahui ciri-ciri dari tanaman manggis (Garcinia mangostana yaitu, Buah berwarna merah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sawo (Manilkara zapota) adalah tanaman buah yang termasuk dalam famili Sapotaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko (Puspaningtyas, 2013). Tanaman sawo

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagaian

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PIRDOT (Saurauia vulcani Korth) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SKRIPSI OLEH: CLARA NATALIA MARPAUNG NIM 101501157 PROGRAM STUDI SARJANA

Lebih terperinci

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Kasma Rusdi (G11113006) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014 Abstrak Warna hijau pada daun merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terkenal akan kekayaan alamnya dengan berbagai macam flora yang dapat ditemui dan tentunya memiliki beberapa manfaat, salah

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC 11229 SECARA IN VITRO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGHAMBATAN EKSTRAK BUBUK TEH HIJAU TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI YOGURT DAN BAKTERI PATOGEN SKRIPSI

PENGHAMBATAN EKSTRAK BUBUK TEH HIJAU TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI YOGURT DAN BAKTERI PATOGEN SKRIPSI PENGHAMBATAN EKSTRAK BUBUK TEH HIJAU TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI YOGURT DAN BAKTERI PATOGEN SKRIPSI OLEH: MIRAH 6103007062 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan bahan alam yang berasal dari tumbuhan sebagai obat tradisional telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menangani berbagai masalah kesehatan.

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK Carica pubescens DARI DATARAN TINGGI DIENG TERHADAP BAKTERI PENYEBAB DIARE TESIS

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK Carica pubescens DARI DATARAN TINGGI DIENG TERHADAP BAKTERI PENYEBAB DIARE TESIS AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK Carica pubescens DARI DATARAN TINGGI DIENG TERHADAP BAKTERI PENYEBAB DIARE TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Magister Program Studi

Lebih terperinci

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO Caroline Suryadi, 1010148. Pembimbing I: dr. Djaja Rusmana, M.Si. Pembimbing II:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit, mikroorganisme

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman obat adalah tanaman yang dapat digunakan sebagai obat untuk mengobati berbagai penyakit. Sejak dahulu, tanaman obat telah digunakan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial dengan keanekaragaman hayati yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial dengan keanekaragaman hayati yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Keanekaragaman hayati Indonesia menempati

Lebih terperinci

PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TERHADAP KANDUNGAN VITAMIN C DAN ZAT ANTIOKSIDAN PADA BUAH Carica pubescens DI DATARAN TINGGI DIENG

PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TERHADAP KANDUNGAN VITAMIN C DAN ZAT ANTIOKSIDAN PADA BUAH Carica pubescens DI DATARAN TINGGI DIENG PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TERHADAP KANDUNGAN VITAMIN C DAN ZAT ANTIOKSIDAN PADA BUAH Carica pubescens DI DATARAN TINGGI DIENG Fatchurrozak 1, Suranto 2, dan Sugiyarto 3 1 Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstraksi terhadap 3 jenis sampel daun pidada menghasilkan ekstrak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstraksi terhadap 3 jenis sampel daun pidada menghasilkan ekstrak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Ekstraksi Senyawa Aktif Ekstraksi terhadap 3 jenis sampel daun pidada menghasilkan ekstrak metanol, etil asetat, dan heksana dengan bobot yang berbeda. Hasil

Lebih terperinci

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL BIJI DAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH ANGGUR HITAM

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL BIJI DAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH ANGGUR HITAM SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL BIJI DAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH ANGGUR HITAM (Vitis vinifera L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acne Skripsi I GUSTI AYU AGUNG RATIH CARDIANI PUTRI

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT PADA KELINCI

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT PADA KELINCI UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT PADA KELINCI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md) Oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Setelah diadaptasi selama tujuh hari mencit kelompok 1, 2 dan 3 diinfeksi dengan bakteri Shigella dysenteriae 0,5 ml secara oral pada hari kedelapan dan hari kedua

Lebih terperinci

DAYA HAMBAT EKSTRAK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN

DAYA HAMBAT EKSTRAK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN DAYA HAMBAT EKSTRAK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS DARI INFEKSI LUKA PASCA OPERASI SECARA IN VITRO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-heksana DAN ETILASETAT SERTA ETANOL ALGA MERAH (Galaxaura oblongata)

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-heksana DAN ETILASETAT SERTA ETANOL ALGA MERAH (Galaxaura oblongata) SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-heksana DAN ETILASETAT SERTA ETANOL ALGA MERAH (Galaxaura oblongata) SKRIPSI OLEH: NOMITA SARI SAGALA NIM 081501061 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi merupakan salah satu permasalahan kesehatan di masyarakat yang tidak pernah dapat diatasi secara tuntas yang menjadi penyebab utama penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagian tubuh manusia seperti kulit, mukosa mulut, saluran pencernaan, saluran ekskresi dan organ reproduksi dapat ditemukan populasi mikroorganisme, terutama bakteri.

Lebih terperinci

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia. Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli secara In. Vitro. Oleh: MICHAEL

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia. Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli secara In. Vitro. Oleh: MICHAEL Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis) yang Diperoleh dengan Metode Soxhletasi terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli secara In Vitro Oleh: MICHAEL 090100080

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu dari tujuh negara yang memiliki keanekaragaman hayatinya terbesar kedua setelah Brazil. Kondisi tersebut tentu sangat potensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki efek herbal adalah daun, biji, dan daging buahnya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki efek herbal adalah daun, biji, dan daging buahnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman avokad ( Persea americana Mill.) atau biasa disebut avokad merupakan tanaman yang sangat populer di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika tengah, yaitu

Lebih terperinci

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kersen. (Muntingia calabura L.) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumoniae TUGAS AKHIR

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kersen. (Muntingia calabura L.) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumoniae TUGAS AKHIR Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumoniae TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah S. typhi merupakan salah satu penyebab infeksi tersering di daerah tropis, terutama di tempat-tempat yang memiliki sanitasi yang buruk (Brooks, 2007). Penularan

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum americanum) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum americanum) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum americanum) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO Gittha Ullytha 0410129, 2007 Pembimbing I : Kartika Dewi.,dr.,M.Kes

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya 1 BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 6.1. Subjek Penelitian Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya hambat Streptococcus mutans secara in vitro maka dilakukan penelitian pada plate

Lebih terperinci

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06 6 HASIL Kadar Air dan Rendemen Hasil pengukuran kadar air dari simplisia kulit petai dan nilai rendemen ekstrak dengan metode maserasi dan ultrasonikasi dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Hasil perhitungan

Lebih terperinci

ABSTRAK. AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH DAN PARUTAN LIDAH BUAYA TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

ABSTRAK. AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH DAN PARUTAN LIDAH BUAYA TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO ABSTRAK AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH DAN PARUTAN LIDAH BUAYA TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO Veronica Ervina Sugijanto, 2007; Pembimbing I : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes

Lebih terperinci

STUDI FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI KAYU MANIS (CINNAMOMUM SP.) DENGAN METODE PERKOLASI YOANITA EUSTAKIA NAWU

STUDI FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI KAYU MANIS (CINNAMOMUM SP.) DENGAN METODE PERKOLASI YOANITA EUSTAKIA NAWU STUDI FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI KAYU MANIS (CINNAMOMUM SP.) DENGAN METODE PERKOLASI YOANITA EUSTAKIA NAWU 2443012090 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri ekstrak etanol daun ciplukan (Physalis angulata L.) dalam bentuk sediaan obat kumur terhadap bakteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Flora mulut pada manusia terdapat berbagai mikroorganisme seperti jamur, virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam rongga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013). BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Lebih dari 2000 jenis tumbuhan obat tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun, 1000 jenis saja yang sudah didata dan sekitar 300 jenis yang sudah dimanfaatkn untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daun pohpohan merupakan bagian tanaman yang digunakan sebagai lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki aktivitas antioksidan yang besar,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di saluran akar gigi. Bakteri ini bersifat opportunistik yang nantinya bisa menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. di saluran akar gigi. Bakteri ini bersifat opportunistik yang nantinya bisa menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Enterococcus faecalis merupakan mikroorganisme normal yang bisa ditemukan di saluran akar gigi. Bakteri ini bersifat opportunistik yang nantinya bisa menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Biji labu kuning (C. moschata) diperoleh dari kota Salatiga Jawa Tengah. Biji C.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Biji labu kuning (C. moschata) diperoleh dari kota Salatiga Jawa Tengah. Biji C. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Biji labu kuning (C. moschata) diperoleh dari kota Salatiga Jawa Tengah. Biji C. moschata yang digunakan dari buah yang sudah tua, berwarna kuning kecoklatan,

Lebih terperinci

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI JUNITA MAYARISTA SIMANULLANG 080822036 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti*

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti* PENAPISAN FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL HERBA PULUTAN (Urena lobata Linn.) Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti* Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya dinegara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ini telah dilaksanakan pada percobaan uji mikrobiologi dengan menggunakan ekstrak etanol daun sirih merah. Sebanyak 2,75 Kg daun sirih merah dipetik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beragam tanaman yang dapat digunakan sebagai obat. Seiring dengan kemajuan ilmu teknologi, para ilmuwan terus melakukan penelitian tentang khasiat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, protozoa

Lebih terperinci

EFEK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L) DENGAN AMOKSISILIN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

EFEK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L) DENGAN AMOKSISILIN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus EFEK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L) DENGAN AMOKSISILIN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus SKRIPSI OLEH: REMON GORTAP SIAHAAN NIM 121524135 PROGRAM

Lebih terperinci

UJI EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAN KLOROFORM MENIRAN

UJI EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAN KLOROFORM MENIRAN UJI EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAN KLOROFORM MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC 11229 SECARA in vitro SKRIPSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN II. METODE PENELITIAN I. PENDAHULUAN Bambu merupakan tanaman serbaguna. Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah batang. Pemanfaatan bagian daun belum maksimal, hanya sebagai pembungkus makana tradisional. Di Cina (1998), daun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Temulawak termasuk salah satu jenis tumbuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Temulawak sudah lama dimanfaatkan oleh mereka untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia karena temperatur yang tropis, dan kelembaban

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Daging ayam merupakan salah satu bahan pangan yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang berkualitas tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta penduduk setiap tahun, penyebab utamanaya adalah Vibrio cholera 01,

BAB I PENDAHULUAN. juta penduduk setiap tahun, penyebab utamanaya adalah Vibrio cholera 01, 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kehidupan manusia tidak akan pernah terlepas dari sebuah penyakit, salah satunya yaitu penyakit infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri patogen, salah satu penyakit

Lebih terperinci

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK KARYA TULIS ILMIAH DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Aggregatibacter actinomycetemcomitans Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Langsat (Lansium domestcum Var. langsat) adalah salah satu tanaman Indonesia yang kulitnya buahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara mega biodiversity dengan jumlah tanaman obat sekitar 40.000 jenis, namun baru sekitar 2,5% yang telah dieksplorasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mikroorganisme banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada udara, tanah, air dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari mikroorganisme itu bisa merugikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan dan kematian di seluruh dunia, terutama pada anak-anak di berbagai negara. Menurut Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sudah sejak jaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 hingga Juli 2012. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel yang dilakukan di persawahan daerah Cilegon,

Lebih terperinci

IV. HasildanPembahasan

IV. HasildanPembahasan IV. HasildanPembahasan A. Kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis Hasil penelitian tentang kelimpahan di stasiun satu berkisar 34-40 individu/m 2. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia penyakit infeksi masih merupakan penyebab kematian tertinggi. Selain itu, penggunaan antibakteri atau antiinfeksi masih dominan dalam pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan yang harus dilestarikan dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai banyak keanekaragaman hayati, terutama tumbuh-tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai bahan makanan dan obat-obatan.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: YOGYAKARTA

SKRIPSI. Disusun oleh: YOGYAKARTA SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia W.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus. Disusun oleh: Abdulloh Khudry NPM: 100801163 UNIVERSITASS ATMA JAYA YOGYAKARTAA

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L) SEBAGAI ANTIBAKTERI Salmonella typhi

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L) SEBAGAI ANTIBAKTERI Salmonella typhi UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L) SEBAGAI ANTIBAKTERI Salmonella typhi Oom Komala 1), Bina Lohita Sari 2), Nina Sakinah 3) 1) Program Studi Biologi FMIPA UNPAK - Bogor 2,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Sayuran sawi ditaneim dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan S perlakuan dan 3 kali pengulangan. Perlakuan tersebut adalah : (1) ETT MS = Bokashi + ETT daun mimba

Lebih terperinci

KONSENTRASI HAMBAT MINIMUM (KHM) EKSTRAK ETANOL BUAH SAWO (Achras zapota L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli

KONSENTRASI HAMBAT MINIMUM (KHM) EKSTRAK ETANOL BUAH SAWO (Achras zapota L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli KONSENTRASI HAMBAT MINIMUM (KHM) EKSTRAK ETANOL BUAH SAWO (Achras zapota L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli, Ayu Rizki Annisa Universitas Lambung Mangkurat Email : muhammadarsyad@unlam.ac.id

Lebih terperinci