ARTIKEL ILMIAH. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL ILMIAH. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer"

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR TIK DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES KELAS X SMA NEGERI 1 SURUH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL ILMIAH Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh : Gayuh Dwi Harianja Pratrisna Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

2

3

4

5

6

7 1. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah menetapkan sebuah peraturan tentang masalah pendidikan di Indonesia, yang termuat dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa:pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab [ 1 ] Namun seperti diketahui, bahwa salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah mengenai rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, perbaikan sarana dan prasarana, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat alat pelajaran serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator kualitas pendidikan belum menunjukkan peningkatan kualitas sesuai dengan harapan. Kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan salah satunya dapat dilihat melalui prestasi belajar yang dicapai siswa karena prestasi tersebut menunjukkan sejauh mana tingkat penguasan siswa terhadap mata pelajaran yang telah ditempuh. [ 2 ] Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik. Model-model pembelajaran sosial merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di kelas dengan melibatkan peserta didik secara penuh (student center) sehingga peserta didik memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan, peserta dapat melatih kemandirian, peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya. [ 3 ]Untuk membantu Strategi pembelajaran yang aktif, guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran dan model pembelajaran yang relevan. Salah satu model yang diterapkan dalam pembelajaran yang relevan adalah model pembelajaran Examples Non Examples. Model pembelajaran Examples Non Examples membelajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada di sekitar melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar/foto/kasus yang bermuatan masalah. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut.metode pembelajaran ini dapat menggeser penerapan strategi klasikal (metode cermah) menjadi suatu metode baru yang dapat mengupayakan siswa lebih aktif dan kritis dalam berfikir, sehingga siswa tidak diposisikan sebagai penerima materi yang pasif. [ 4] Berdasarkan latar belakang masalah di atas, hasil observasi, dan interview yang telah dilakukan mengenai keaktifan belajar TIK siswa, serta sepengetahuan peneliti belum pernah ada penelitian mengenai model Pembelajaran Examples Non Examples di SMA N 1 SURUH, maka peneliti ingin mengetahui pengaruh model Pembelajaran Examples Non Examples terhadap keaktifan belajar TIK siswa di sekolah tersebut. Dengan demikian maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar TIK dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples 1

8 Non Examples Kelas X SMA N 1 SURUH Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mendesain pembelajaran TIK pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Suruh kabupaten Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples. 2) Untuk mengetahui tingkat perubahan keaktifan yang terjadi pada siswa dalam partisipasi dengan diterapkannya pembelajaran strategi Model pembelajaran Examples non Examplespada pembelajaran TIK siswa kelas X SMA Negeri 1 Suruh kabupaten Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2016/ KAJIAN PUSTAKA Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. [ 5 ] Indikator Keaktifan observasi di sekolah dalam pelajaran TIK Sebagai berikut : 1) Siswa mendengarkan materi yang disampaikan. 2) Kerjasama siswa dalam kelompok 3) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 4) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok 5) Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok 6) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat 7) Memberi gagasan yang cemerlang 8) Memanfaatkan potensi anggota kelompok 9) Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain 10) Saling membantu dan menyelesaikan masalah 11) Melaporkan hasil diskusi kelompok. Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi dan komputer (TIK). [ 6 ] Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengancepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan 2

9 Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang. [ 7 ] Dalam pemanfaatan TIK di kelas, kita harus mengakui bahwa ketersediaan perangkat TIK di dalam kelas seringkali jumlahnya masih sangat terbatas, selain juga harus mengakui bahwa akses guru ke teknologi (TIK) kadang juga masih sangat terbatas. Oleh karena itu, dalam tahap awal perencanaan implementasi, para guru perlu lebih fokus pada model kegiatan pembelajaran menggunakan TIK. Bukan pada penggunaan perangkat TIK itu sendiri.[8 ]Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menigkatkan keaktifan siswa adalah dengan menerapkan model-model pembelajaran pembelajaran yang inovatif, karena peran guru sebagai agen pembelajaran yang harus mampu membangkitkan minat belajar peserta didik. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya oleh guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran membutuhkan suatu strategi,pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu alternatif karena banyak pendapat yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampumeningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran kooperatif dapat mengubah peran guru, dari yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompokkelompok kecil.[9 ] Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. [ 10 ]Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Guru harus berani berinovasi dan beradaptasi dengan pendekatan pembelajaran PAIKEM sehingga tidak terpaku pada metode ceramah saja.salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran example non example.[ 11 ] Model pembelajaran example non example adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahanpermasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Media gambar yang digunakan dalam pembelajaran example-non example disusun dan dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai pesan dari gambar yang ditayangkan. Cara ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yaitu example dan non example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, 3

10 sedangkan non example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.[ 12 ] Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples Komalasari (2010:61-62) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran examples non examples sebagai berikut: 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar tentang permasalahan yang sesuai dengan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar di Lembar Kerja Siswa (LKS). 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis permasalahan yang ada di gambar. 4. Melalui diskusi kelompok, siswa mendiskusikan permasalahan yang ada pada gambar. Hasil diskusi dari analisis permasalahan dalam gambar dicatat pada kertas. 5. Tiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya. 6. Mulai dari komentar/hasil diskusi dari siswa guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 7. Menarik kesimpulan Menurut (Agus Suprijono, 2009 : 125) Langkah langkah model pembelajaran examples non examples diantaranya : Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaranmodifikasi model pembelajaran Examples Non Examples : 1) Guru menulis topik pembelajaran 2) Guru menulis tujuan pembelajaran 3) Guru membagi peserta didik dalam kelompok (masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 orang) 4) Guru menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkannya melalui LCD atau OHP 5) Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat rangkuman tentang macam-macam gambar yang ditunjukkan oleh guru melalui LCD 6) Guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil rangkumannya, sementara kelompok lain sebagai penyangga dan penanya. 7) Peserta didik melakukan diskusi 8) Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi. Kebaikan : a. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya d. Konsep hasil belajar Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Examples Non ExamplesMenurut Buehl (1996) keuntungan dari metode examplenonexample antara lain: a. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memper- luas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek 4

11 b. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example c. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example. Sedangkan kekurangannya model Examples Non Examples, yaitu: a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. b. Memakan waktu yang banyak. Tinjauan Penelitian yang Relevan Penelitian ini diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Tri Murhanjati Sholihah (2015) dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasaboga 3 SMK N 6 Yogyakarta melalui Penerapan Metode Pembelajaran Examples Non Examples pada Mata Pelajaran Pengetahuan Bahan Makanan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Examples Non Examples mampu meningkatkan keaktifan siswa dengan metode pembelajaran Examples Non Examples dari siklus I sebesar 60% dan siklus II sebanyak 84,5% dengan peningkatan keaktifan sebanyak 24,5% Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan, bahwa penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran pengetahuan bahan makanan di kelas X Jasa Boga 3 SMK N 6 Yogyakarta. Selain itu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putra (2012) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Examples Non Examplespada Mata Pelajaran Pekerjaan Mekanika Dasar Kelistrikan Kelas X di SMK Negeri 2 Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Examples Non Examplesdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, yaitu ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas positif siswa siklus I ke siklus II, yaitu 12,50% dan menurunnya aktivitas negatif siswa siklus I ke siklus II, yaitu 6,67%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Examples Non Examplesdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X dalam pembelajaran Pekerjaan Mekanik Dasar Kelistrikan di SMK Negeri 2 Yogyakarta. Serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Yeny Surya Dewi (2012) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Examples Non Examples untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 2 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2012/ 2013 Dari penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar IPA melalui strategi examples non examples yang dilihat dari aspek : 1) kemampuan bertanya sebelum tindakan 3 siswa (21,43%) diakhir tindakan 12 siswa (87,71%), 2) Kemampuan menjawab pertanyaan sebelum tindakan 4 siswa (28,57%) dan diakhir tindakan 13 siswa (92,86%), 3) Aktivitas maju kedepan sebelum tindakan 2 siswa (14,29%) dan diakhir tindakan 11 siswa (78,57%). Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examplesdiduga dapat meningkatkan keaktifan belajar TIK pada siswa kelas X.A dan X.D SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2016/

12 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X.A dan X.D SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan, subyek penelitian yang sesuai dengan tujuan dan sasaran peneliti. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.A dengan jumlah siswa 27 anak, laki-laki 10 anak dan perempuan 17 anak, dan kelas X.D dengan jumlah 27 anak, laki-laki 10 anak dan perempuan 17 anak SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang. Variabel penelitian ini adalah Penggunaan metode Examples Non Examples dan Keaktifan belajar TIK dalam pembelajaran Examples Non Examples, Dalam Penelitian ini variabel terikat yang diteliti yaitu keaktifan belajar siswa. Dalam penelitian ini keaktifan belajar diambil dari observasi. Keaktifan belajar yang diambil yaitu keaktifan belajar TIK kelas X.A dan X.D. Desain penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen One-shot Case Study. Pada desain ini, siswa diberikan perlakuan dan dilakukan observasi selama proses pembelajaran.untuk Jenis data yang akan diambil adalah data keaktifan belajar dan data dari lembar observasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples pada mata pelajaran TIK siswa kelas X.A dan X.D SMA Negeri 1 Suruh semester I tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi yang dilakukan pada akhir eksperimen, data tentang proses pembelajaran diambil pada saat dilaksanakannya tindakan dengan menggunakan lembar observasi, yang meliputi implementasi penggunaan model Examples Non Examples dalam pembelajaran dan proses belajar siswa sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples. Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan keaktifan belajar TIK dengan penggunaan pembelajaran kooperatif model pembelajaran Examples Non Examples maka dipergunakan Pada proses pembelajaran dinilai dari jumlah keseluruhan kegiatan penggunaan pembelajaran kooperatif model pembelajaran Examples Non Examples, sebagai strategi pembelajaran telah diterapkan oleh peneliti minimal kualitas keaktifan belajar dengan kategori cukup yaitu dengan rata-rata 3 dari skor nilai 1 5 dan Peningkatan keaktifan belajar siswa mata pelajaran TIK, peneliti memberi target rata-rata 65% keatas dari persentase maksimal 100%. Dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan kuantitatif berupa lembar observasi aktivitas siswa dan analisis data kualitatif berupa keaktifan siswa selama pembelajaran. Menurut Smith and Ragan, (1993) Desain Pembelajaran merupakan prinsipprinsip penerjemahan dari pembelajaran dan intruksi kedalam rencana-rencana untuk bahan-bahan dan aktivitas-aktivitas instruksional. Desain Pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu sistem yang berisi banyak komponen yang saling berinteraksi. Komponenkomponen tersebut harus dikembangkan dan diimplementasikan untuk kelengkapan instruksional. Langkah-Langkah Pembelajaran Sebelum diterapkan model pembelajaran Examples Non Examples 6

13 Kegiatan Pendahuluan Inti Penutup Deskripsi Kegiatan 1. Mengucap Salam 2. Mengajak semua siswa berdo a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran) 3. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 4. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, 5. Apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan. 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari (eksplorasi) 2. Penjelasan guru tentang pembagian kelompok dan cara belajar. (eksplorasi) 3. Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan permasalahan yang diajukan guru. Guru berkeliling untuk memantau suasana diskusi (elaborasi) 4. Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian dan alasan atas jawaban permasalahan yang diajukan guru (elaborasi) 5. Siswa dalam kelompok menyelesaikan lembar kerja (LKS) yang diajukan guru. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerja sama (elaborasi) 6. Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas (elaborasi) 7. Dengan mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa membahas cara penyelesaian masalah yang tepat (konfirmasi) 8. Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran (konfirmasi) 1. Guru dan siswa membuat kesimpulan cara menyelesaikan topic bahasan 2. Siswa mengerjakan lembar tugas (LKS), 3. Siswa menukarkan lembar tugas satu dengan yang lain, kemudian, guru bersama siswa membahas penyelesaian lembar tugas dan sekaligus dapat memberi nilai pada lembar tugas sesuai kesepakatan yang telah diambil (ini dilakukan apabila waktu masih tersedia) 4. Mengajak semua siswa berdo a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk menutup kegiatan pembelajaran. 7

14 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan menggunakan metode Examples Non Examples Kegiatan Pendahuluan Inti Penutup Deskripsi Kegiatan 1. Mengucap Salam 2. Mengajak semua siswa berdo a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran) 3. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa. 5. Apersepsi untuk mengingatkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa. 1. Guru menyampaikan secara singkat garis-garis besar materi yang akan dipelajari (eksplorasi) 2. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akandigunakan, yaituexamples non examples. 3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara acak, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. 4. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing masing. 5. Guru menayangkan gambar-gambar di proyektor, gambar tersebut berupa macam-macam perangkat hardware. 6. Siswa diarahkan untuk menganalisa gambar, kemudian mengelompokkan gambar tersebut apakah termasuk ke dalam kelompok Input Device, Output Device dan Input Output Device(elaborasi). 7. Siswa mendiskusikan masalah, bertukar pendapat, dan membahas gambar-gambar yang ditampilkan. (elaborasi) 8. Siswa di dalam kelompok diminta untuk mencatat masing-masing jawaban pada kertas yang disediakan sesuai pengamatan terhadap gambar yang telah ditayangkan guru (eksplorasi). 9. Guru memantau suasana diskusi, dan mengingatkan cara diskusi yang baik agar semua anggota diskusi dapat berperan secara aktif. 10. Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya. (elaborasi) 11. Guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai (elaborasi) 12. Guru memberikan umpan balik positif dan memberikan penguatan secara lisan (konfirmasi), menghargai karya dan prestasi orang lain. 13. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. (Konfirmasi) 1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari. 2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi) 3. Melakukan penilaian hasil belajar 8

15 4. Mengajak semua siswa berdo a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk menutup kegiatan pembelajaran) 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana peserta didik membentuk kelompok diskusi, kegiatan diskusi ini diharapkan dapat membuat peserta didik menjadi aktif. Model Pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non Examples ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Secara keseluruhan penelitian metode eksperimen yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples berjalan sesuai perencanaan yang telah dibuat sehingga model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Gambar 1 merupakan grafik keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran TIK dimulai dari kondisi awal sebelum diterapkannya model pembelajaran Examples Non Examples dan waktu diterapkannya pembelajaran tipe Examples Non Examples. 100% 80% 60% 72.83% 70.11% 58.02% 57.28% Kondisi Awal 40% 20% 0% Kelas X.A Kelas X.D Waktu menggunakan metode Example Non Example Gambar 1. Grafik keaktifan proses pembelajaran Penelitian keaktifan pembelajaran TIK dengan menggunakan metode examples non examples ini dilakukan pada Siswa kelas X.A dan Siswa kelas X.D di SMANegeri 1 Suruh, Kab Semarang. Dilihat dari Gambar 1 secara keseluruhan proses pembelajaran TIK dengan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples Siswa dikelas X.A meningkat dari kondisi awal sampai setelah diadakannya eksperimen dengan persentase rata-rata 58,02% menjadi 72,83% dan dikelas X.D juga mengalami peningkatan dari kondisi awalsampai setelah diadakannya eksperimen dengan persentase rata-rata 57,28% menjadi 70,11%. Aktivitas belajar siswa Grafik aktivitas siswa kelas X.A dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: 9

16 100% 80% 60% 40% 20% 0% 82.22% 65.42% 71.10% 66.66% 71.60% 70.37% 46.91% 54.31% 54.31% 48.14% a b c d e Kondisi Awal Metode Example Non Example Gambar 2. Grafik aktivitas belajar siswa X.A a :Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa b : Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) c : Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya d : Siswa berpikir reflektif e :Timbul Motivasi Pada kondisi awal (kelas kontrol) dan setelah dilakukannya eksperimen dapat diketahui bahwa amatan keaktifan peserta didik pada pembelajaran TIK pada kondisi awal yaitu: Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswamengalami peningkatan dari 46,91% menjadi 65,42%, Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) meningkat dari 54,31% menjadi 66,66%, Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya meningkat dari 71,10% menjadi 82,22%, Siswa berpikir reflektif meningkat dari 54,31% menjadi 71,60% dan Timbul Motivasi meningkat dari 48,14% menjadi 70,37%. Grafik aktivitas siswa kelas X.D dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: 100% 80% 60% 40% 20% 0% 78.51% 71.84% 67.89% 64.19% 65.42% 66.66% 53.08% 53.08% 46.91% 40.74% a b c d e Kondisi Awal Metode Example Non Example Gambar 3. Grafik aktivitas belajar siswa X.D 10

17 a :Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa b : Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) c : Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya d : Siswa berpikir reflektif e :Timbul Motivasi Pada kelas berbeda juga mengalami peningkatan saat kondisi awal dan setelah dilakukannya eksperimen dapat diketahui bahwa keaktifan peserta didik pada pembelajaran TIK pada kondisi awal yaitu: Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswamengalami peningkatan dari 53,08% menjadi 67,89%, Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) meningkat dari 53,08% menjadi 64,19%, Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya meningkat dari 71,84% menjadi 78,51%, Siswa berpikir reflektif meningkat dari 46,91% menjadi 65,42% dan Timbul Motivasi meningkat dari 40,74% menjadi 66,66%. Maka dapat dipaparkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran cukup signifikan. Melihat data diatas membuktikan bahwa mengalami peningkatan dari kondisi awal dan setelah dilakukannya eksperimendengan menggunakan strategi Examplesnon Examples. Metode pembelajaran examples non examples menuntut pro aktif siswa dalam memahami konsep materi pelajaran melaluiserangkaian kegiatan mengamati hal-hal tertentu yang menjadi fokus materipelajaran dan kemudian coba dideskripsikan oleh siswa melalui pemberiancontoh-contoh yang relevan dan membandingkannya dengan yang bukancontoh dari materi pelajaran. Maka dengandigunakannya metode pembelajaran examples non examples pada pembelajarantik Siswa kelas X.A dan X.D SMA Negeri 1 Suruh keaktifan belajar siswa dapat ditingkatkan,karena pembelajaran ditekankan pada aspek proses, dan guru tidak lagimemonopoli proses pembelajaran, tetapi ada keterlibatan aktif dari siswa itusendiri. Strategi examples non examples merupakan strategi yang sangatmenyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikansebelumnya. Aktivitas belajar merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukanoleh siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Tidak ada belajarjika tidak ada aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkinberlangsung dengan baik. Mengaktifkan siswa pada dasarnya adalah caraatau usaha untuk mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam prosespembelajaran. Setelah diterapkannya model pembelajaran Examples Non Examples, kualitas keaktifan pembelajaran TIK juga mengalami peningkatan yang signifikan. Kualitas pembelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dapat disimak melalui perbandingan rekapitulasi hasil pengamatan sebelum penelitian dan sesudah penelitian sebagai berikut : 11

18 Berdasarkan data kualitas keaktifan penelitian yang terpapar pada tabel di atas nampak bahwa kualitas pembelajaran TIK dengan menggunakan model Examples Non Examples meningkat. Sebelum peneliti mengadakan penelitian diketahui bahwa kualitas keaktifan belajar TIK kelas X.A sebelum menggunakan model Examples Non Examples kategori cukup dengan persentase kualitas pembelajaran 3,2 dan kelas X.D Kurang dengan persentase 2,8. Namun setelah penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples persentase kualitas pembelajaran Kelas X.A bertambah menjadi 4 (baik), Sedangkan kelas X.D 3,5 (cukup). Rata-rata peningkatan kualitas pembelajaran kelas X.A sebesar 0,8 dan kelas X.D 0,7. Ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Examples Non Examplesjugadapat meningkatkan kualitas keaktifan belajar TIK. Pembahasan Sebelum merancang pembelajaran guru harus menganalisis pembelajaran dan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik siswa agar guru dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh siswa. Langkah-langkah pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari: 1) Analisis kebutuhan pembelajaran, 2) Menentukan Tujuan Pembelajaran, 3) Memilih dan mengembangkan bahan ajar, 4) Memilih media dan sumber belajar yang relevan dan 5) Memilih dan merencanakan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang efektif. Analisis pembelajaran dilakukan dengan menganalisis tuntutan dan kebutuhan belajar siswa yang sangat beragam. Keberagaman itu perlu diakomodasi dalam pembelajaran, sebab tindakan penyeragaman terhadap siswa yang realitasnya beragam, bukanlah tindakan yang bijak dan proporsional. Tujuan pembelajaran ini agar setelah proses pembelajaran siswa dapat lebih mengenal perangkat keras komputer. Strategi pembelajaran menggunakan metode Examples Non Examples yaitu suatu model pembelajaran yang memanfaatkan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Bahan ajar pembelajaran TIK dengan multimedia interaktifmenggunakan aplikasi power point. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang pada siswa kelas X.A dengan jumlah siswa 27 anak dan kelas X.D dengan jumlah siswa 27 anak. Pada kondisi awal atau kelas kontrol, dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer 12

19 dapat diketahui bahwa ada beberapa siswa yang tidak mau bekerjasama dengan kelompoknya dan beberapa siswa sibuk sendiri. Selain itu guru kurang menjelaskan lebih jelas langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Untuk itu dilakukan tindakan kelas eksperimen, dengan peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas (observer) tentang hal-hal yang perlu diperbaiki. Dari kekurangan-kekurangan pembelajaran dalam kondisi awal dan diperbaiki dikelas eksperimen terjadi peningkatan keeaktifan belajar. Pada kondisi awal atau kelas kontrol, siswa kelas X.A keaktifan belajarnya sebesar 58,02%. Setelah dilakukan eksperimen keaktifan belajar siswa menjadi 72,83%. Begitu juga dengan kelas X.D pada kondisi awal atau kelas kontrol, siswa kelas X.D keaktifan belajarnya sebesar 57,28%. Setelah dilakukan eksperimen keaktifan belajar siswa menjadi 70,11% Dari hasil tersebut dapat disimpulkan terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa kelas X.A dan X.D dari kelas kontrol ke kelas eksperimen. Hasil penelitian eksperimen ini, menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dikarenakan dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dapat membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok, melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya, dan memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples dapat meningkatkan keaktifan aktivitas peserta didik pada pembelajaran Teknologi informasi dan Komputer. Pada kelas X.A kondisi awal dan setelah digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples dapat diketahui bahwa amatan keaktifan peserta didik pada pembelajaran Teknologi informasi dan komputer pada kondisi awal yaitu: Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswamengalami peningkatan dari 46,91% menjadi 65,42%, Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) meningkat dari 54,31% menjadi 66,66%, Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya meningkat dari 71,10% menjadi 82,22%, Siswa berpikir reflektif meningkat dari 54,31% menjadi 71,60% dan Timbul Motivasi meningkat dari 48,14% menjadi 70,37%. Sedangkan pada kelas kelas X.D juga mengalami peningkatan saat kondisi awal dan setelah digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples dapat diketahui bahwa amatan keaktifan peserta didik pada pembelajaran Teknologi informasi dan komputer pada kondisi awal yaitu: Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswamengalami peningkatan dari 53,08% menjadi 67,89%, Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) meningkat dari 53,08% menjadi 64,19%, Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya meningkat dari 71,84% menjadi 78,51%, Siswa berpikir reflektif meningkat dari 46,91% menjadi 65,42% dan Timbul Motivasi meningkat dari 40,74% menjadi 66,66%. Dapat disimpulkan bahwa salahsatu cara untuk meningkatkan keaktifan aktivitas belajar siswa adalah dengan memanfaatkan model pembelajaran tipe Examples Non Examples,karena dengan menggunakan model pembelajaran tipe Examples Non Examples dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa menjadi tidak bosan dengan pembelajaran model ceramah dan dapat memperjelas materi dengan menggunakan media gambar. 13

20 5. DISKUSI Peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan metode Examples Non Examples pada mata pelajaran TIK kelas X A dan D di SMA N 1 Suruh telah berjalan sesuai dengan rencana. Dari hasil yang diketahui terdapat peningkatan yang signifikan dari hasil pengamatan tersebut karena penggunaan metode Examples Non Examples. Examples Non Examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran, Gambar sendiri mempunyai peran yang penting dalam proses belajar mengajar karena dapat mempermudah dan membantu siswa untuk membangkitkan imajinasinya dalam belajar, ini terbukti dari kemampuan gambar yang dapat berbicara banyak dari seribu kata sebab gambar memiliki suatu ilustrasi yang memberikan pengertian yang sangat lengkap dan jelas dibandingkan hanya dengan membaca dan memberikan suatu kejelasan yang bersifat konkrit (nyata).penggunaan Bahan ajar pembelajaran TIK dengan multimedia interaktif menggunakan aplikasi power point salahsatu alternative untuk bahan ajar penerapan metode Examples Non Examples karenaselama proses pembelajaran berlangsung penyampaian materi lebih menarik dan interaktif dengan begitu suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Penggunaan Multimedia interaktif pada mata pelajaran TIK khususnya pada materi Hardwaresangat mempermudah siswa dalam mengenal berbagai macam perangkat keras komputer (hardware).dengan media berupa gambar siswa menjadi tidak kesulitan dalam membedakan golongan hardware yang termasuk input device, output device maupun input-output device. Metode Examples Non Examples dapat digunakan tanpa adanya batasan ruang dan waktu, sehingga dapat membantu mendorong siswa lebih melatih diri mengembangkan pola pikirnya. menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non-contoh akan membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (Suratno, 2009:1) telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang menggunakan metode Example Non example, sebagai berikut: a. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non-contoh yang menjelas- kan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari konsep baru. Menya- jikan itu dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiap Examples dan non-examples tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar itu berbeda. b. Menyiapkan Examples dan non Examples tambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru. c. Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan konsep Examples dan non-examples mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik. d. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari Examples dan Non-Examples. Berdasarkan hal di atas maka, Penggunaan metode Examples Non Examples pada prinsipnya adalah upaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa 14

21 untuk menemukan konsep pelajarannya sendiri melalui kegiatan mendeskripsikan pemberian contoh dan bukan contoh terhadap materi yang sedang dipelajari. Penerapan metode Examples Non Examples ini dilakukan mulai pada Kondisi Awal atau kelas kontrol sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples hingga setelah diterapkan kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples. Keaktifan peserta didik tergolong baik, yaitu 72,83% dikelas X.A dan 70,11% dikelas X.D sehingga model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Pembelajaran secara berkelompok membuat siswa lebih mandiri dalam menemukan konsep dan pemecahan dari permasalahan yang diberikan sehingga pembelajaran akan lebih bermakna yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Saran 1) Guru disarankan untuk menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples ini dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran teori. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples dapat memotivasi peserta didik untuk aktif dan bertanggung jawab selama proses pembelajaran yang akhirnya akan berpengaruh juga pada hasil belajarnya. 2) Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru lebih kreatif dalam menggunakan model pembelajaran sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. 3) Dalam proses pembelajaran, sebaiknya guru lebih berinteraksi dengan peserta didik sehingga peserta didik dapat berkomunikasi dengan baik dan tidak segan untuk menanyakan kepada guru akan materi yang belum dipahaminya. 15

22 DAFTAR PUSTAKA [ 1 ] Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka : 1990 h. 17, ( diakses tanggal 15 Desember 2011) [ 2 ] Aprilia Widyastuti. (2008). Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru, Penggunaan Media Pembelajaran dan Partisipasi Siswa di Kelas terhadap PrestasiBelajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Yogyakarta: FISE UNY [ 3]Setia Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production. [ 4 ] Hatimah, I. (2003). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung : Andira. Knowles, M. (1975). Self Directed Learning. Chicago : Follet Publishing Company. [ 5 ] Soewarso Pendidikan IPS. Salatiga: Widya Sari Press [ 6] Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas [ 7 ] Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran [ 8 ] Al. Krismanto. (2001). Belajar Secara Kooperatif Sebagai Salah Satu Pembelajaran Aktif. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika. [ 9] Ibrahim Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Surabaya University Press. [ 10 ] Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran [ 11 ] Agus Suprijono.(2009).Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar [ 12 ] Hamdani.(2011).Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia 16

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH-TOKOH PERGERAKAN NASIONAL KELAS V SDN 70 BANDA ACEH Syarifah Habibah (Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, berakhlak

Lebih terperinci

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON 40 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III A SEMESTER II SD MUHAMMADIYAH SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS KELOMPOK EXAMPLE NON EXAMPLE. Mata Kuliah: METODE PEMBELAJARAN. Dosen Pengampu: Ahmad Nasir Aribowo, M.Pd.

MAKALAH TUGAS KELOMPOK EXAMPLE NON EXAMPLE. Mata Kuliah: METODE PEMBELAJARAN. Dosen Pengampu: Ahmad Nasir Aribowo, M.Pd. MAKALAH TUGAS KELOMPOK EXAMPLE NON EXAMPLE Mata Kuliah: METODE PEMBELAJARAN Dosen Pengampu: Ahmad Nasir Aribowo, M.Pd. Disusun oleh: Rizma Alifatin (14144600176) Arif Rahman (14144600180) Tutut Widyanti

Lebih terperinci

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi manusia untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Seperti yang diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010 PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan merupakan tujuan utama pembangunan pendidikan pada saat ini dan pada waktu yang akan datang. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu negara. Negara dikatakan maju dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD / MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi untuk satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian keseluruhan dalam pembangunan. Perkembangan dan meningkatnya kemampuan siswa selalu muncul bersamaan dengan situasi dan kondisi lingkungan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered), menjadi berpusat pada siswa (student centered),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jumlah siswa kelas 5 pada SDN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia JPII 3 (2) (2014) 123-127 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii PEMBELAJARAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES BERBANTUAN POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO 176 PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO Oleh : Sopiyah IKIP Widya Darma Surabaya Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat. Globalisasi ini juga meliputi dalam perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Yunita Damayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: wisnie59@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas yang biasa disingkat dengan PTK adalah action research yang dilakukan di kelas (Classroom Action

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah

Lebih terperinci

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan sekarang ini sangat pesat. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat ilmu pengetahuan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi manusia. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat dihasilkan generasi-generasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini semakin berkembang. Pendidikan disebut sebagai kunci dari kemajuan Negara. Pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seseorang.

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI MTs AL IMAN BABADAN PONOROGOTAHUN PELAJARAN 2013/2014 Choyul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan seyogyanya menyiapkan generasi yang berkualitas

Lebih terperinci

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES PENERAPAN FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 BUDONG-BUDONG Muhammad Ali P 1, Fatimah 2, Wiwik Rudjatiningsih 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga, dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu meningkatkan kualitas bangsa baik pada bidang ekonomi, politik, sosial budaya, maupun

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Examples Non Examples Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat kemajuan pendidikannya. Apa yang dapat dihasilkan dari sebuah pendidikan itulah yang akan memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai tahap pertama pendidikan, seyogyanya dapat memberikan landasan yang kuat untuk tingkat selanjutnya. Dengan demikian sekolah dasar harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, tercantum tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi zaman globalisasi saat ini dengan persaingan yang semakin ketat, penguasaan sains dan teknologi adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Untuk maksud

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLE

IMPLEMENTASI STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLE IMPLEMENTASI STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLE BERBASIS KARTUN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Oleh : Yulia Maftuhah Hidayati, Astri Herawati, dan Siti Naimmatul Rofiah ABSTRAKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Oleh : Dina Wardiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan yang telah menjadi kebutuhan primer bagi bangsa suatu negara. Proses terselenggaranya pendidikan di sekolah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan atau yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk manusia dengan tujuan tertentu dan merupakan upaya manusia secara sadar untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 104 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa.dimana dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa: bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan produktif. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi saat ini, karena dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses interaksi antara siswa dengan guru sangat berperan penting dalam pembelajaran. Guru memiliki peranan untuk memfasilitasi siswa melalui usaha usaha terencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

Lebih terperinci

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh suatu negara. Pendidikan tidak hanya mencetak generasi yang memiliki ilmu, tetapi juga menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci